Transcript

TUGAS MAKALAHTopik: Green City DevelopmentSub Topik: Green TransportationM.K: Teori PerencanaanDOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Ir Tommy Eissenring

Pengembangan Green Transportation di Kota Makassar

Oleh : Ary Kenan ParanoanProgram Pasca SarjanaProdi Perencanaan Wilayah dan KotaUniversitas Bosowa 45, Makassar

I.Pendahuluan Makassar sebagai kota metropolitan saat ini mengalami banyak permasalahan transportasi seiring pesatnya perkembangan kota. Kemacetan, polusi, kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering kita jumpai, ketiga hal tersebut hanyalah sedikit dari banyak nya masalah transportasi yang ada di Makassar. Salah satu penyebab timbulnya permasalahan transportasi di kota-kota besar di Indonesia adalah tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai 8-12% /tahun. Jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2011 di Indonesia mencapai lebih dari 20 juta unit, dimana 60% berupa motor dengan tingkat pertumbuhan ;lebih dari 4%/thn dan tingkat pertumbuhan unit mobil sekitar 3-4%/thn(Kementrian Perhubungan,2011). Tinggi nya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor salah satu nya di picu oleh berkembangnya wilayah-wilayah pemukiman baru secara sporadis tanpa di ikuti peningkatan sarana transportasi publik.Kemacetan di kota-kota besar di Indonesia secara garis besar tidak semata-mata di sebabkan oleh kurang panjangnya ruas jalan yang ada akan tetapi lebih di picu oleh tingginya jumlah kendaraan/per panjang jalan yang ada (> 100 kendaraan/ panjang jalan), pada grafik dibawah dapat dilihat bahwa kota Makassar ada pada peringkat ke dua (untuk kota-kota diluar Jakarta) dalam angka rasio kendaraan /panjang jalan tertinggi. Terkait isu pemanasan global Widiantono (2009) menjelaskan bahwa sektor transportasi ikut menyumbang 23% dari pelepasan CO ke udara dan merupakan angka tertinggi di bandingkan sektor lain. Berbagai dampak lingkungan yang muncul akibat transportasi mendorong berkembangnya system transportasi kearah yang lebih ramah lingkungan yang lebih dikenal dengan konsep green transportation.

Diagram rasio kendaraan/panjang jalan di kota-kota besar di Indonesia; Sumber : Widiantono(2009)

II. Kajian LiteraturII.1. Green Transportation/Sustainable TransportationGreen Transportation merupakan sebuah paradigma baru dalam system lingkungan, dimana system lingkungan dapat memberikan pengaruh pada system-system lain yang ada dalam cakupan System Transportasi . Konsep Green Transportation dimaksudkan agar moda transportasi bisa lebih ramah lingkungan, hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan perangkat transportasi yang berwawasan lingkungan (Putra, 2011). Transportasi hijau merupakan pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang sedikit(reduce transportation) atau tidak menghasilkan gas rumah kaca(zero transportation). Gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab global warming selama ini, dan gas rumah kaca yang berasal dari transportasi berada pada kisaran 15 25 %.Menurut Williams (2012), beberapa indikatorGreen Transportation adalah tingkat kepemilikan mobil pribadi, tingkat penggunaan bahan bakar minyak, waktu dan jarak perjalanan, tingkat penggunaan angkutan umum, transportasi massal, fasilitas untuk bersepeda dan berjalan, dan smart transportation management systems. Dalam rangka untuk mencapai sistem transportasi rendah karbon, lebih banyak penelitian dan praktek yang dibutuhkan untuk menggabungkan indikator-indikator ini.

SISTIM TRANSPORTASI

Sistim Jaringan

Sistim Kegiatan

Sistim Kelembagaan

Sistem Pergerakan

SISTIM LINGKUNGAN INTERNAL/EKSTERNALGreen/Sustainable Transportation concept

Terminologi Green Transportation di Indonesia di kenal secara luas sebagai bagian dari delapan atribut Green City yang ditetapkan oleh Kementrian PU. Secara global konsep Green Transportation lebih dikenal dengan istilah Sustainable Transportation (Transportasi Berkelanjutan) yang berarti transportasi berkelanjutan/lestari dalam aspek sosial, lingkungan, perubahan iklim serta ketersediaan energi. Transportasi berkelanjutan sering kali hanya di identikkan dengan fokus upaya pengurangan tingkat emisi carbon seperti yang di sepakati dalam berbagai pertemuan internasional (Protokol Kyoto, Copenhagen,dll). akan tetapi sesungguhnya kata berkelanjutan disini memiliki banyak aspek yang harus di perhatikan dalam upaya mewujudkannya.

Transportasi berkelanjutan adalah sebuah konsep yang dikembangkan sebagai suatu antithesis terhadapkegagalan kebijakan, praktek dan kinerja sistem transportasi yang dikembangkan selama kurang lebih 50tahun terakhir (Widiantono, 2009). Secara khusus transportasi berkelanjutan diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan mobilitas transportasi generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya.Organization for Economic Co- Operation & Development (1994) juga mengeluarkan definisi yang sedikit berbeda yaitu: Transportasi berkelanjutan merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang ada secara konsisten dengan beberapa hal sebagai berikut:(a) penggunaan sumberdaya energi yang terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya; dan (b) penggunaansumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat pengembangan sumberdaya alternatif yang terbarukan(Widiantono, 2009).Dengan demikian, secara umum konsep transportasi berkelanjutan merupakan gerakan yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam upaya memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat(Widiantono, 2009). Dalam konteksperencanaan kota, konsep ini diterjemahkan sebagai upaya peningkatan fasilitas bagi komunitas bersepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, maupun penyediaan transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan seperti KA listrik maupun angkutan umum lainnya yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.Di beberapa negara maju seperti misalnya Jepang, Perancis, Swedia, Inggris maupun Jerman telah menerapkan sistem angkutan massal sebagai alat transportasi utama di perkotaan, sehingga dapat menjaga lingkungan dari polusi udara. Hal ini menunjukkan bahwa masalah lingkungan telah mendapatkan perhatian cukup serius dan telah didudukkan sebagai prioritas dalam pembangunan transportasi perkotaan yang berkelanjutan (Substainable Urban Transport Development).

Standarisasi Sustainable (berkelanjutan) dalam dunia transportasi belum dapat di definisikan secara jelas. Tujuan dari sustainable transportation adalah memastikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan menjadi faktor dalam pengambilan keputusan terkait dengan aktifitas transportasi. (MOST,1999) Pemikiran mengenai transportasi berkelanjutan saat ini hanya fokus pada pengambilan keputusan yang berorientasi hasil dan dampak tanpa bisa di ukur dalam proses keberlangsungannya. Sebagai contoh : Konsep green transportation dikota Makassar saat ini dilakukan dengan penyediaan jalur sepeda, bus way, penanaman median jalan, tetapi apakah hal tersebut sudah cukup untuk memenuhi standar sustainable transport?, sementara di sisi lain laju pertumbuhan kendaraan pribadi, tingkat polusi, konsumsi bahan bakar fosil yang makin tinggi setiap tahunnya.

II.2 Isu-isu Sustainabilty dan Green Transportation

Ekonomi-Productivity-Aktivitas bisnis-Kepegawaian-Pajak-PerdaganganSosial-Kesehatan masy-Community-Culture- Partisipasi masyarakatLingkungan-Polusi-Perubahan Iklim-Keanekaragaman Hayati- Pelestarian Ekosistem-EstetikaIsu-Isu Sustainability mencakup ekonomi, sosial dan lingkungan (Committee for Study on Transportation and a Sustainable Environment,1997) seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini

Gambar.3. Cakupan Isu SustainabilityFasilitas dan aktifitas transportasi terkait dengan isu-isu Sustainability diatas yang juga merupakan isu-isu green transportation.Isu Ekonomi antara lain: Kemacetan Keterbatasan akses transportasi dari satu daerah ke daerah lain Kerugian ekonomi dari kecelakaan lalulintas Tingginya biaya yang diperlukan untuk membuat fasilitas green transportation Harga BBM yang semakin tinggi dan ketersediaannya yang semakin berkurang di masa depan.Isu Sosial antara lain: Interaksi antar komunitas yang terhambat oleh kualitas transportasi yang rendah Kurang meratanya kualitas transportasi di berbagai wilayah yang meningkatkan tingginya penggunaan kendaraan pribadi Kesehatan masyarakat baik secara fisik maupun psikis.Isu Lingkungan antara lain: Polusi udara Rusaknya ekosistem karena perkembangan wilayah Dampak Hidrologi (banjir) Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber energi.Dapat dilihat bahwa seringkali walaupun terbagi ke dalam 3 kategori, isu-isu diatas seringkali terkait satu sama lain contoh :polusi udara merupakan masalah lingkungan yang juga berdampak pada kesehatan masyarakat, sebaliknya tingginya penggunaan kendaraan pribadi memicu polusi yang semakin tinggi, Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan Green Transportation harus dilakukan dengan analisa yang terintegrasi.

II.3 Indikator Green Transportation

Sampai saat ini di Indonesia konsep Green Transportation belum memiliki standar yang jelas, hal ini tentunya menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh para stakeholder terkait, meskipun demikian ada beberapa indikator yang bisa menjadi acuan bagi pemerintah dalam merencanakan Green Transportation (Litman;Burwell, 2006), indikator-indikator tersebut disederhanakan sebagai berikut:A. Konsumsi bahan bakar fosil>> less is better.B. Emisi Gas Buang Kendaraan dan emisi CO2>> less is better.C. Kilometer perkapita kendaraan bermotor>> less is better.D. Variasi moda berorientasi transit>> higher is better.E. Tingkat kecelakaan lalulintas>> less is better.F. Penggunaan lahan untuk fasilitas transport>> less is better.G. Estetika dan Keindahan pada fasilitas-fasilitas transportasi.

III. Analisa Green Transportation di kota Makassar

Permasalahan transportasi di kota Makassar menjadi isu penting yang harus di prioritaskan, fenomena kemacetan di berbagai ruas jalan, penggunaan bahu jalan oleh pedagang kaki lima, penggunaan jalan sebagai tempat parkir masih dapat dilihat sehari-hari, perlu kerjasama setiap pihak terkait untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini. Green Transportation merupakan salah satu paradigma yang dapat di gunakan untuk menjadi dasar pemikiran dalam memberikan solusi-solusi permasalahan transportasi. Konsep Green Transportation di kota-kota Indonesia pada umumnya belum di laksanakan secara optimal hal ini juga terjadi di kota Makassar. Analisa mengenai Implementasi Green Transportation di sajikan dalam tabel1. Analisa di lakukan secara singkat dengan menggunakan isu isu mengenai permasalahan umum transportasi terkait dengan kategori Sustainability dan penyajian beberapa jenis solusinya untuk kemudian di amati mengenai implementasi solusi-solusi tersebut di wilayah kota Makassar. Penentuan skala prioritas pengembangan green transport di Makassar di amati dari berapa banyak indikator yang dapat di penuhi oleh satu solusi.

IV. Hasil Analisa

Hasil Analisa dari tabel.1 menunjukkan prioritas solusi yang harus dilaksanakan di Makassar untuk menuju kota dengan konsep green transportation adalah sebagai berikut.Prioritas 1 Pemanfaatan Jalur Sungai sebagai jalur transportasi alternatif.

Prioritas 2 Peningkatan Transportasi Massal berorientasi transit, baik bis maupun non-bis yang terkoneksi secara efisien. Peningkatan keamanan dan pengaturan lalu lintas yang baik. Pengaturan Land Use untuk fasilitas umum agar dapat di jangkau dengan mudah oleh masyarakat. ( Land mix). Optimalisasi Lahan sebagai sarana publik (pemanfaatan lahan non produktif menjadi fasilitas umum yang berguna bagi masyarakat). Penyediaan Jalur yang memadai untuk kendaraan berat yang bermuatan (Truk, Kontainer, Truk Tangki dll). Pengaturan Kendaraan berat bermuatan dengan membuat prioritas berdasarkan waktu untuk melewati jalur umum.

Prioritas 3 Pengembangan jalur untuk kendaraan non motor (sepeda, pejalan kaki, penyandang cacat. Penggunaan bahan bakar Alternatif (non-fosil). Penggunaan kendaraan bermotor rendah emisi (ramah lingkungan). Penegakan aturan mengenai emisi kendaraan. Penegakan aturan mengenai penggunaan jalan sebagai lahan usaha dan parkir liar. Optimalisasi dan efisiensi lahan parkir yang ada. Pembangunan dan Peningkatan Jalan agar sesuai dengan standar yang di tentukan, ramah lingkungan, serta disesuaikan dengan kebutuhan lalu lintas yang ada. Pengaturan landscape dan pengembangan RTH pada jaringan dan fasilitas transportasi.

V. Kesimpulan

Green Transportation/Sustainable Transportation adalah sebuah paradigma yang berorientasi pada keberlanjutan dengan memperhitungkan ekonomi, sosial serta lingkungan. Kedudukan Green Transportation dalam system transportasi adalah sebagai bagian dari System Lingkungan, dimana system ini dapat terkait dan dapat mempengaharui system yang lain (SJ, SK, SL, SP). Dari beberapa indikator green transportation kota Makassar masih perlu peningkatan yang signifikan, perlunya melaksanakan berbagai kegiatan yang memiliki prioritas lebih tinggi dari pada sekedar berfokus pada kegiatan yang kurang memiliki dampak dalam terwujudnya green transportation.

Daftar Pustaka

Widiantono,J. 2009. Green Transport: Upaya dalam mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan.Litman and Burwell.2006. Issues in Sustainable transportation,www.vtpi.orgMaggill, 2010. Urban Forestry People and Nature.Pratama,A; Alimah,I;Saputro. 2013. Kompatibilitas Green Transportation di Kota BogorPutra, R.2011. Permasalahan Transportasi Darat Indonesia dan Alternatif Penanganannya. Vol.2. Bandung

Implementasi Green Transportation Kota Makasaar

NoKategori SustainabilityProgramSolusiIndikator SasaranSkor PrioritasImplementasi di Kota Makassar

1Ekonomi - Penyediaan Layanan Transportasi yang bervariasi,memadai dan efisiena. Peningkatan transportasi massal berorientasi transitA,B,C,D,E (+)4a. bus trans makassar, perlu peningkatan

-Pengurangan tingkat kemacetanb.Pemanfaatan sungai sebagai jalur transportasi AlternatifA,B,C,D,E ,F(+)5b. masih berupa wacana

c.Pengembangan Jalur untuk kendaraan non-motor ( sepeda, pejalan kaki, penyandang cacat)A,B,C,(+)F (-)2c. masih minim perlu penambahan

- Manajemen Angkutan kargo dan kendaraan berata. Penyediaan jalur yang memadai untuk kendaraan kargo dan kendaraan berat (truk, trailer, peti kemas)A,B,C,E (+)F(-)3a. Belum terlaksana dengan baik

b.Mengatur prioritas muatan berdasarkan waktu untuk melintasi jalur - jalur umumA,C,E (+)3b. Sudah ada aturan tetapi belum bisa dilaksanakan dengan baik

2Sosial- Peningkatan mobilitas pada wilayah pemukiman/padat penduduka.Pengembangan Jalur untuk kendaraan non-motor ( sepeda, pejalan kaki, penyandang cacat) di wilayah lokal/lingkunganA,B,C (+)F(-)2a. perlu lebih di kembangkan di wilayah padat penduduk dan perumahan

b.Pengaturan Fasilitas umum agar dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat sekitarA,B,C,E,F (+)4b. perlu perencanaan yang lebih detail dalam RTRW

- Pengurangan tingkat kecelakaan lalulintasa. Membangun kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintasE (+)1a. kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan dan menjadi tanggung jawab bersama

b.Peningkatan keamanan, pengendalian kecepatan di jalan raya, pengaturan lalulintas yang baikA,B,C,E (+)4b. perlu ditingkatkan

- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi non motor (sepeda, berjalan)- Membentuk komunitas-komunitas (komunitas sepeda, komunitas share riding dll)A,B,C,E (+)4a. sudah ada beberapa dan perlu terus di kembangkan

NoKategori SustainabilityProgramSolusiIndikator SasaranSkor PrioritasImplementasi di Kota Makassar

3Lingkungan- Pengurangan Emisi terkait dengan perubahan iklima. Penggunaan BBM alternatifA,B (+)2a. belum di terapkan

-Pengurangan Polusib. Penggunaan kendaraan bermotor ramah lingkunganA,B (+)2b. belum diterapkan dan perlu standarisasi yang jelas

c. Penegakan aturan mengenai emisi kendaraanA,B (+)2c. sangat lemah

- Efisiensi Penggunaan Lahan a.Penegakan aturan penggunaan jalan untuk parkir dan usaha komersilC,E (+)2a. ada usaha dari pemerintah, belum optimal, harus didukung oleh semua stakeholder

b.Optimalisasi dan efisiensi lahan parkirC,E (+)2b. perlu di evaluasi dan direncanakan kembali

c.Pembangunan Jalan sesuai dengan ketentuan (bottle neck effect dll) serta ramah lingkunganC,E (+)F(-)1c.menjadi tanggung jawab pemerintah (PU, Pemprov,Pemkot)

d.Optimalisasi lahan untuk fasilitas umum (Land Recycling)A,B,C,E,F (+)4d. menjadi tanggung jawab pemerintah (PU, Pemprov,Pemkot)

-Estetikaa. Pengaturan landscape dan RTH pada jaringan dan fasilitas transportasiB,E,G (+)F (-)2a. sudah cukup baik,tapi perlu pengelolaan yang berkelanjutan

Skoring> 5 Prioritas 1

4,3 Priortas 2

2,1 Prioritas 3