MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM
Studi kasus diajukan sebagai tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Nama Dosen :
Novita Mandasari Hutagaol, S.Pd, M.Hum
Disusun oleh :
Ririn Febriyanti 14.06.0.047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
KOTA BATAM
2015-2016
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan Salam selalu tercurah
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan serta Rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi,
namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan dosen, sehingga kendala-
kendala yang penyusun hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Cara Menyesuaikan
Diri Anak yang Pendiam” Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah
ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau Kepulauan.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan
kritik serta saran bagi para pembaca.
Batam, 18 MEI 2015
. Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................-
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI...........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1.......................................................................................Latar Belakang
........................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS............................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................... 5
3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri..................................... 5
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah
Bersosialisasi....................................................................... 5
3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri
Dengan Baik........................................................................ 7
BAB IV PENUTUP............................................................................ 14
4.1 Kesimpulan.................................................................. 14
4.2 Saran .......................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................-
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seorang
ahli bernama Schneiders mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu
proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri
sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri dan dapat diterima oleh
lingkungannya.
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejumlah hal
yang telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang didapat di sekolah dan diluar sekolah, ia memiliki sejumlah
pengetahuan, kecakapan, minat-minat dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-
pengalaman itu, secara berkesinambungan terbentuklah seorang pribadi seperti apa yang
dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu dimasa mendatang.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau
tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses
penyesuaian yang baik atau yang salah.
Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organism yang aktif. Ia aktif
dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang
kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah
suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah
memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
Permasalaha-permasalahan penyesuaian diri pada remaja kebanyakan dipicu
oleh sikap orang tua. Misalnya saja ada sikap orang yang sering melakukan tindakan
penolakan terhadap anaknya, apa yang dilakukan anaknya merupakan hal yang salah,
mungkin saja orang tua semacam ini tidak menginginkan kehadiran anak tersebut
(Zakiah Darajat : 1983). Ada pula orang tua yang terlalu mengisolir anaknya untuk
bergaul dengan orang lain, hubungan orang tua yang retak, mengikuti tempat tinggal
orang tua yang berpindah-pindah, penerapan disiplin yang berlebihan, kurangnya
perhatian yang lebih, pergaulan bebas, frustasi dalam menghadapi konflik yang berat
dan masih banyak lagi permasalah-permasalahan lainnya sehingga membuat anak itu
terkadang mengambil proses penyesuaian diri ke arah yang positif maupun ke arah yang
negatif (salah).
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah:
1.21 faktor-faktor yang menyebabkan anak pendiam susah besosialisasi?
1.22 permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?
1.23 upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa menyesuaikan diri dengan
baik?
1.3 Manfaat
Manfaat dari peulisan ini adalah:
1.31 untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak susah besosialisasi?
1.32 untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam
bersosialisasi?
1.23 untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa
menyesuaikan diri dengan baik?
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang dihadapi individu dalam mengenal
lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri
merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan
untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.Menurut Callhoun dan
Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi
individu yang kontinue dengan diri individu sendiri, orang lain dan dunia individu.
Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan
mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu
secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu:
1. Penyesuaian sebagai adaptasi
Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha
mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis,
sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang
terabaikan.
2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup
konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu
seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri
dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut
sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri
individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma
yang berlaku.
3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan
mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,
kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan
sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan
emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah
proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
yang mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-
kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu.
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri
Tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal
itu disebabkan adanya rintangan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak
mampu melakukan peyesuaian diri secara optimal. Dalam hubungan dengan intangan-
rintangan tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri
secara positif, tetapi ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara tidak tepat.
1. Penyesuaian Diri yang Positif
Individu yang tergolong mampu untuk melakukan penyesuaian diri secara
positif ditandai hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
b. Tidk menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah.
c. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi.
d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengerahan diri.
e. Mampu belajar dari pengalaman.
f. Bersikap realistik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk
berikut ini:
a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala
cara akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuaia dengan masalah yang
dihadapinya.
b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk menghadapi dan
memecahkan masalah-masalahnya.
c. Penyesuaian diri dengan trial dan error
Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.
d. Penyesuaian dengan subtitusi ( mencari pengganti)
Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia dapat
memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
e. Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, indiidu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya.
f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh kemampuan memilih
tindakan yang tepat serta pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini,
individu akan berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan
tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi.
g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang
diambil berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil
setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, seperti untung dan ruginya.
2. Penyesuaian Diri yang Salah
Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah,
tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya. Ada
tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi
menyerang, dan reaksi melarikan diri.
a. Reaksi bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia
tidak sedang menghadapi kegagalan. Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu
sebagai berikut.
1) Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk
membenarkan tindakan yang salah.
2) Represi, yaitu menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam
tidak sadar.
3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak
ketiga untk mencari alasan yang dapat diterima.
4) “Saur grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau
kenyataan.
b. Reaksi menyerang (aggresive reaction)
Individu yang salah peyesuaian dirinya akan menunjukkan sikap dan
perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan
atau kegagalannya. Reaksi-reaksinya antara lain:
1) Selalu membenarkan diri sendiri
2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi
3) Merasa senang bila mengganggu orang lain
4) Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan
5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka
6) Bersikap menyerang dan merusak
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya
8) Suka bersikap balas dendam
9) Memerkosa hak orang lain
c. Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situsi yang
menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:
1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan
bentuk angan-angan seolah-olah sudah tercapai
2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu
narkoba
3 Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan. Misalnya, orang
dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti anak kecil.
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi
Secara umum, penyebab seorang anak itu menjadi pendiam disebabkan oleh dua
faktor, yaitu:
1. Gen (sifat turunan dari orang tua)
Faktor gen ini sangat berpengaruh, misalnya ayahnya adalah tipe yang tidak
banyak bicara lalu sifat tersebut diwariskan pada anaknya.
2. Lingkungan
Lingkungan secara langsung mengubah mood seseorang, misalnya si A selalu
dalam posisi tertekan, diliputi rasa takut karena orang-orang disekitarnya selalu
mendiktenya.
Menurut F.G. Robbins, faktor penyebab yang mempengaruhi kepribadian seseorang
itu ada lima, yaitu:
1. Sifat Dasar(Sifat Biologis)
Sifat biologis yang merupakan salah satu hal yang diwariskan dari orang tua
kepada anaknya.
2. Lingkungan`prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode
ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu,
kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya
tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis. Banyak peristiwa yang sudah
ada membuktikan bahwa seorang ibu yang pada waktu mengandung mengalami
tekanan psikis yang begitu hebatnya, biasanya pada saat proses kelahiran bayi
ada gangguan atau dapat dikatakan tidak lancar.
3. Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses
sosialisasi sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang
unik, berbeda dengan individu lainnya, dan bersikap selektif terhadap pengaruh
dari lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang
memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan
berpengaruh pada kepribadiannya.
5. Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar
individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan
sesuatu. Dorongandorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu
sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini akan dipaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyesuaian diri
a. Faktor Fisiologis
Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan
tubuh.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi prime bagi tingkah laku, dapat
diperkirakan bahwa system syaraf,kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting
bagi proses penyesuaian diri, kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya
proses penyesuaian diri yang baik pula.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri
sendiri seperti pengalaman, hasil belajar,kebutuhanpkebutuhan, aktualisasi diri,
frustasi, depresi dan sebagainya.
1) Faktor pengalaman
Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama penyesuaian
yang menyenangkan atau pengalaman yang traumatik (menyusahkan).
Pengalaman yang menyenangkan seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan
cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya,
pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru
atau salah usai.
2) Faktor belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fudamental dalamproses penyesuaian
diri. Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respons yang membentuk
kepribadian yang berkembang. Sebagian besar respons dan ciri-ciri kepribadian
lebih banyak diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan.
3) Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri
karena berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri.
Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh
kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun
sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya.
4) Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri.
Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan
kegiatan an penyesuaian dirinya. Ada orang yang mengatasi konfliknya dengan
cara meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang mengunungkan
bersama secara sosial. Akan tetapi, adapula yang memecahkan konflik dengan
cara melarikan diri, sehingga menimulkan gejala-gejala neurotis.
c. Faktor Perkembangan Dan Kematangan
Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons yang bersifat
instinktif menjadi respons yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan
bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respons, tidak hanya diperoleh
melalui proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan
respons an ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi-kondisi perkembangan
dan kematangan memengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional,
sosial, moral, keagamaan dan intelektual. Dalam fase tertentu, salah satu aspek
mungkin lebih penting dari aspek lainnya.
d. Faktor Lingkungan
Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan
agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri seseorang.
1) Pengaruh lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena
keluarga merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan
interaksi sosial yang pertama dan utama dijalani individu dilingkungan
keluarganya. Hasil sosialisasi tersebut kemudian dikembangkan dilingkungan
sekolah dan masyarakat umum.
2) Pengaruh Hubungan dengan Orang Tua
Pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif
terhadap proses penyesuaian diri. Beberapapola hubungan yang dapat
memengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
Menerima (acceptance)
Orang tua menerima kehadiran anak-anaknya dengan cara-cara yang baik.
Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan anak dengan orang tua bersifat keras. Disiplin yang terlalu
berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan
bagi anak.
Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan
tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah usai
lainnya.
Penolakan
Orang tua menolak kehadiran anaknya. Beberapa penelitian menunjukan
bahwa penolakan orang tua terhadap pada anaknya dapat menimbulkan
hambatan dalam penyesuaian diri.
3) Hubungan Saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik.
4) Lingkungan Masyarakat
Hasil penelitian menunjukkna bahwa gejala tingkah laku salah suai atau perilaku
menyimpang bersumber dari pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya.
Pergaulan yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat memengaruhi
polapola penyesuaian dirinya.
5) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu memengaruhi
kehidupan intelektual,sosial, dan moral anak-anak. Pendidikan yang diterima
anak di sekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di
lingkunan masyarakatnya.
e. Faktor Budaya Dan Agama
Lingkungan kultural tempat inividu berada dan berinteraksi akan menentukan
pola-pola penyesuaian dirinya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu
dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga
memberikan suasana damai dan tenang bagi anak. Ajaran agama ini merupakan
sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan
memeberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak.
Sembahyang dan berdoa merupakan media menuju arah kehidupan yang lebih
nyaman, tenang dan berarti bagi manusia. Oleh karena itu, agama memegang peran
penting dalam proses penyesuaian diri seseorang.
3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik
Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:
1. Memberikan Perhatian
Dengan memberikan perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di
lingkungannya berada.Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan
kelas agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan kelas dan di sana
dia kemudian terpancing untuk mencoba kembali tampildi depan.
2. Memberikan Motivasi
Dengan memberikan motivasi maka kita akan memberikan suatu acuan atau
dorongan agar diaterpacu untuk tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu
percontohan yang baik untukmelakukan suatu kegiatan dan tugas
3. Memberikan Pujian
Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil melakukan suatu
pekerjaan atau tugasyang dia kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu
dapat memberikan suatu rasakepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan
karena itu dapat membuat si anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan
akhirnya lupa akan posisi sebenarnya
Berikut beberapa faktor lingkunganyang dianggap dapat mencipatakan
penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut.
a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis yang
didalamnya terdapat cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman dan kehangatan,
seorang anak akan melakukan penyesuaian diri secara sehat dan baik. Sikap ini
sering ditanggapi negatif oleh remaja dengan merasa bahwa dirinya kurang
diperhatikan, tidak disayangi, diremehkan atau dibenci. Jika hal tersebut terjadi
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (terutama pada masa kanak-
kanak),kemampuannya dalam menyesuaikan diri pun akan terhambat. Dorongan
semangat dan persaingan antaranggota yang dilakukan secara sehat memiliki
pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan anak. Di dalam lingkungan
keluarga, seorang anak mempelajari dasar-dasar dari cara-cara bergaul dengan orang
lain. Biasanya yang menjadi acuan atau contoh adalah figur orang tua, tokoh,
pemimpin, atau seseorang yang menjadi idolanya.Oleh karena itu, orang tua atau
orang dewasa dituntut untuk meneladani atau menunjukkan sikap-sikap atau
tindakan-tindakan yang baik.
Selain itu, dalam keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses
pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada
orang lain atau diri sendiri,pengendalian rasa ketakutan, sikap toleransi, kerja sama,
kehangatan dan rasa aman yang semua hal itu sangat berguna bagi penyesuaian diri
di masa depannya.
b. Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan teman sebaya sngatlah
penting pada masa remaja. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab
secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita dan kesulitan-kesulitan
hidupnya.
Pengertian dan saran dari teman-temannya akan membantu dirinya dalam menerima
keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang menjadikan dirinya berbeda dari
orang lain dan keluarga orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya, semakin
meningkat keadaannya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan
kelemahannya. Ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan
potensi yang dimilikinya itu.
c. Lingkungan Sekolah
Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan
penyesuaian diri murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan
merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang
diharuskan oleh linkungan menurut kepentingan perkembangan individu.
Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang
digunakan oleh guru dalam proses penyesuaian tersebut.
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan
perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi,
konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan
dari luar diri individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, sebagai berikut:
a. Faktor Fisiologis
b. Faktor psikologis
c. Faktor perkembangan dan kematangan
d. Faktor lingkungan
e. Faktor budaya dan agama
Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:
a. Memberikan perhatian
b. Memberikan motivasi
c. Mebeikan pujian
4.2 Saran
Menurut saya ketidakmampuan menyesuaikan diri pada remaja disebabkan
oleh faktor internal dan eksternal dan lebih mengacu pada ketidakmampuan orang
tua dalam membimbing remaja menuju penyesuaian diri yang menyebabkan kondisi
fisik, mental dan emosional remaja menjadi labil.
Selain itu lingkungan yang tidak mendukung penyesuaian diri remaja menyebabkan
semakin sulitnya remaja dalam melakukan penyesuaian diri dan seharusnya orang
tua memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan
anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus
peduli dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka SetiaBandung.
Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap
kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi
tidak diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun