PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 1 LAPORAN AKHIR
Perencanaan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
ini didasarkan pada rencana yang lebih tinggi. Salah satu dokumen
rencana yang akan dijadikan acuan atau dasar tersebut adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2001 – 2015.
Dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2001 – 2015
memiliki 7 (tujuh) isu strategis. Salah satu isu strategisnya adalah
masalah pendidikan dan kesehatan (point 1), dimana isu ini
merupakan isu utama dalam RPJMD tersebut. Isu inilah yang akan
melatar belakangi perlunya pembangunan bidang kesehatan dan
pendidikan. Berikut ini diuraikan kebijakan Bidang Kesehatan yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015.
Berdasarkan analisa data dan informasi di Kabupaten
Banyuwangi, dirumuskan isu-isu strategis yang sebagai permasalahan-
permasalahan utama yang sedang dan akan dihadapi pada lima tahun
mendatang, yaitu 1) Pendidikan dan Kesehatan, 2) Kemiskinan dan
pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor Pertanian, Pariwisata dan UMKM,
4) Lingkungan, 5) Perlindungan Sosial, 6) Infrastruktur, dan 7) Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 2 LAPORAN AKHIR
2.1. Isu Strategis Bidang Kesehatan
Pendidikan dan kesehatan adalah dua isu yang paling dominan di
dalam memberi sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia
(SDM). Apabila kualitas pendidikan dan kesehatan bagus, maka kualitas
SDM juga akan bagus. Oleh karena itu, dua hal ini menjadi bagian penting
dalam MDGs sebagaimana diprogramkan oleh PBB. Sehingga, beberapa
negara juga menaruh perhatian yang serius terhadap dua isu ini.
Kualitas SDM di Kabupaten Banyuwangi masih menjadi
permasalahan yang cukup serius. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Banyuwangi masih berada di bawah rata-rata IPM Provinsi
Jawa Timur. SDM merupakan faktor utama dalam pembangunan. Negara-
negara yang memiliki pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, serta tingkat
kesejahteraan yang lebih baik biasanya adalah negara-negara yang
memiliki SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, kualitas SDM merupakan
salah satu faktor penentu bagi kemampuan suatu negara atau daerah
untuk menjadi negara atau daerah yang memiliki daya saing tinggi.
Jepang dan sejumlah negara lainnya merupakan negara yang tidak
memiliki sumber daya alam yang memadai, namun negara-negara
tersebut memiliki SDM yang berkualitas sehingga mereka mampu menjadi
negara yang maju. Kualitas SDM yang bagus menjadikan negara maju
mampu menjadi negara yang lebih kompetitif (competitive state) apabila
dibandingkan dengan negara-negara lain. Negara-negara kompetitif yang
terdapat di Asia diantaranya adalah Jepang dan Singapura.
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM maka masalah-masalah
yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan harus diatasi. Salah
satu contoh di Kabupaten Banyuwangi adalah angka buta huruf yang
masih lebih tinggi daripada angka buta huruf Provinsi Jawa Timur.
Kesehatan merupakan salah satu isu penting di Kabupaten Banyuwangi.
Umur Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Banyuwangi masih di bawah
rata-rata Provinsi Jawa Timur. Keadaan ini diperparah oleh rendahnya
pola pangan harapan yaitu pola kecukupan asupan pangan dan gizi
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 3 LAPORAN AKHIR
termasuk akses terhadap air bersih. Di samping, angka kematian bayi
dan ibu-ibu yang melahirkan masih cukup tinggi. Keadaan demikian
menjadi tantangan di dalam meningkatkan kualitas kesehatan di
Kabupaten Banyuwangi.
2.2. Indikator Kinerja Bidang Kesehatan
Untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja RPJMD
sekaligus sebagai acuan penyusunan Renstra dan Renja SKPD, indikator
dan target kinerja dinyatakan dengan jelas pada RPJMD ini. Indikator
kinerja RPJMD ditampilkan dengan menggambarkan kondisi awal dan
target tahunan selama periode 2010 sampai 2015. Sebagai referensi
maka digunakan data time series lima tahun sebelumnya sebagai
pembanding.
Indikator Kinerja Daerah khusus terkait permasalahan kesehatan di
Kabupaten Banyuwangi disajikan pada tabel berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 4 LAPORAN AKHIR
Tabel 2.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 – 2015 ASPEK, FOKUS DAN INDIKATOR KINERJA MENURUT BIDANG URUSAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BANYUWANGI
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja akhir
periode RPJMD
SKPD Penanggung
jawab 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan & Pemerataan Ekonomi
1. Indikator Makro Lintas SKPD
1.7. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
66,8 67,24 67,80 68,24 68,80 69,24 69,80 70,24 70,80 71,24 71,24 Lintas SKPD
Fokus Kesejahteraan Sosial
2. Kesehatan
2.1. Angka kelangsungan hidup bayi (kematian bayi per 1000 kelahiran)
44,90 43,90 40,79 40,60 37,00 35,54 30,00 25,00 20,00 15,00 15,00 Dinas Kesehatan
2.2. Angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 kelahiran hidup)
- 65,00 103,00 97,00 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 Dinas Kesehatan
2.3. Angka usia harapan hidup 65,95 65,94 66,78 66,89 67,00 66,9-67.20 67,0-67.50 67,1-67.90 67,2-68.20 67,3-68.50 67,3-68.50 Dinas Kesehatan
2.4. Persentase balita gizi buruk
0,35 0,36 0,39 0,31 0,46 ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% Dinas Kesehatan
ASPEK PELAYANAN UMUM
Fokus Layanan Urusan Wajib
2. Kesehatan
2.1. Rasio posyandu per satuan balita
1,69 1,70 1,81 1,78 1,96 1,95 1,95 1,94 1,94 1,94 1,94 Dinas Kesehatan
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 5 LAPORAN AKHIR
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja akhir
periode RPJMD
SKPD Penanggung
jawab 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 30.000 penduduk
155,44 158 154,64 161 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 142,18 Dinas Kesehatan
2.3. Rasio Rumah Sakit per 10.000 penduduk
1:14,31 1:14,33 1:14,36 1:14,68 1:14,64 1:14,49 1:14,53 1:14,56 1:14,59 1:14,63 1:14,63 Dinas Kesehatan
2.4. Rasio dokter per satuan penduduk
7,17 7,11 7,59 6,99 6,89 7,27 7,45 7,55 7,66 7,89 7,89 Dinas Kesehatan
2.5. Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk
0,89 0,95 1,14 1,05 0,99 2,19 2,19 2,31 7,66 1,55 1,55 Dinas Kesehatan
2.6. Rasio tenaga ahli gizi per 100.000 penduduk
1,21 1,40 1,65 1,42 1,30 2,19 2,31 2,50 2,68 2,80 2,80 Dinas Kesehatan
2.7. Jml Rumah Sakit 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 Dinas Kesehatan
2.8. Jml Puskemas, Pustu, Pusling
199 216 216 203 201 216 216 216 216 216 216 Dinas Kesehatan
2.9. Jml Tenaga Medis 194 201 208 196 230 240 250 260 270 280 280 Dinas Kesehatan
2.10. Keperawatan (perawat dan bidan)
1207 1313 1399 1263 1234 1240 1250 1260 1270 1280 1280 Dinas Kesehatan
2.11. Kefarmasian (apoteker dan ahli farmasi)
27 24 29 26 30 35 37 40 43 45 45 Dinas Kesehatan
2.12. Tenaga kesehatan 13 21 23 19 36 50 60 70 80 90 90 Dinas Kesehatan
2.13. Sanitarian 34 31 33 22 26 28 31 34 37 45 45 Dinas Kesehatan
2.14. Ahli gizi 19 22 26 23 21 35 37 40 43 45 45 Dinas Kesehatan
2.15. Rasio tenaga medis per 1000 penduduk
12,32 12,75 13,16 12,13 14,28 15,05 15,64 16,23 16,82 17,40 17,40 Dinas Kesehatan
2.16. Rasio tenaga keperawatan per 100.000 penduduk
49,78 54,24 53,53 45,24 43,14 43,83 44,05 44,26 44,53 44,73 44,73 Dinas Kesehatan
2.17. Rasio tenaga Kesehatan per 1000 penduduk
0,83 1,33 1,46 1,18 2,23 3,14 3,75 4,37 4,98 5,59 5,59 Dinas Kesehatan
2.18. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
84 88 41 49 44 80 81 81 80 80 80 Dinas Kesehatan
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 6 LAPORAN AKHIR
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
Kondisi Kinerja Periode Sebelumnya Target Capaian Tahun RPJMD Kondisi Kinerja akhir
periode RPJMD
SKPD Penanggung
jawab 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2.19. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
87,90 86,14 95,61 92,05 95,98 94,6 95,4 96,1 96,7 97,2 98,2 Dinas Kesehatan
2.20. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
34 51 62 78 92 85 90 95 100 100 100 Dinas Kesehatan
2.21. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
2.23. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
2.24. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
77 85 100 27 140 15 15 15 15 15 15 Dinas Kesehatan
2.25. Cakupan kunjungan bayi 58,34 48,47 94,88 98,69 89,58 84 86 88 90 90 90 Dinas Kesehatan
2.26. Cakupan puskesmas 187,5 187,5 187,5 187,5 187,5 100 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
2.27. Cakupan pembantu puskesmas
48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 48,39 Dinas Kesehatan
2.28. BOR (Bed Occupancy rate )
42,61% 45,61% 50,52% 64,16% 67,03% 60% 60% 65% 65% 70% 70% Rumah sakit pemerintah
2.29. AVLOS ( Average Length of Stay)
6 hari 4 hari 4 hari 4 hari 3,62 hari 9 hari 9 hari 8 hari 8 hari 7 hari 7 hari Rumah sakit pemerintah
2.30. BTO (Bed Turn Over) 27 kali 45 kali 45 kali 49,99 kali 51,83 kali 50 kali 50 kali 45 kali 45 kali 40 kali 40 hari Rumah sakit pemerintah
2.31. TOI ( Turn Over Interval) 7 hari 5 hari 4 hari 3 hari 2,19 hari 4 hari 4 hari 3 hari 3 hari 2 hari 2 hari Rumah sakit pemerintah
2.32. Angka Kematian > 48 jam (GDR)
62,86% 68,48% 65,30% 64,40% 36% 50% 45% 40% 30% 24% 24% Rumah sakit pemerintah
2.33. Angka Kematian < 48 jam (NDR)
25,31% 41,58% 29,20% 26,60% 67,80% 80% 70% 60% 50% 50% 50% Rumah sakit pemerintah
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 7 LAPORAN AKHIR
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 B. PPKB
12.2. Rasio akseptor KB 0,78 0,75 0,74 0,74 0,74 0,73 0,72 0,73 0,73 0,74 0,74 B. PPKB
- Jumlah Akseptor KB 256213 246750 242979 247582 251810 B. PPKB
12.3. Cakupan peserta KB aktif
78,73
75,47
73,58
73,6
74,01
72,5
72,8
73
73,5
74
74 B. PPKB
12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
27,02 42,43 42,51 42,57 41,68 41,66 41,6 41,5 41,25 41 41 B. PPKB
Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 – 2015, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2010
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 8 LAPORAN AKHIR
2.3. Strategi Dan Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan
Sebagaimana terlihat dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati pada
bab sebelumnya, tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten
Banyuwangi adalah untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan
masyarakat Banyuwangi. Tidak hanya sejahtera, melainkan juga mandiri
dan berakhlak. Semua itu dilakukan melalui dua pilar pokok yaitu
peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia.
Untuk mencapai kesejahteraan semacam itu, digunakan empat
strategi pembangunan secara umum yaitu strategi pro growth, pro job dan
pro poor, pro environtment.
1. Pro growth berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong
pertumbuhan. Strategi pertumbuhan tetap digunakan dengan tujuan
untuk memperbesar produk domestik. Namun demikian strategi
pertumbuhan dilaksanakan secara bersamaan dengan strategi
pemerataan pembangunan melalui strategi jalur ganda (dual track
strategi). Strategi pertumbuhan dapat dilihat dari meningkatnya PDRB
dan pendapatan per kapita penduduk, namun di sisi lain terjadi
ketimpangan antar wilayah dan antar penduduk. Ketimpangan ini
terjadi karena gagalnya asumsi trickle down effect sebagai mekanisme
pemerataan dalam strategi pertumbuhan ekonomi. Strategi pro growth
dilaksanakan dengan tidak mengabaikan aspek keadilan dan
pemenuhan hak-hak dasar rakyat baik dalam bidang soial ekonomi
dan politik sehingga dicapai kesejahteraan yang berkeadilan.
Upaya yang dilakukan melalui sejumlah instrumen yaitu peningkatan
investasi, penciptaan iklim usaha yang kondusif, pembangunan
infrastruktur, dan pemberdayaan koperasi dan UMKM.
2. Pro job berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong terbukanya
peluang kerja bagi angkatan kerja, khususnya tenaga terdidik (bagi
lulusan sekolah setingkat SLTA dan Perguruan Tinggi) dan tenaga
terlatih. Strategi yang dilakukan meliputi tiga langkah : 1) Perluasan
kesempatan kerja berarti mendorong berkembangnya sektor riil di
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 9 LAPORAN AKHIR
Kabupaten Banyuwangi terutama sektor pertanian, perdagangan dan
jasa, industri berbasis pertanian dan pariwisata; 2) Peningkatan
kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang dapat dilakukan
melalui pendidikan, pelatihan, standarisasi dan sertifikasi; 3) Menjaga
iklim ketenagakerjaan melalui penataan hubungan industrial dan
perlindungan tenaga kerja.
3. Pro poor berarti pembangunan yang memiliki dimensi keberpihakan
kepada kelompok-kelompok masyarakat yang tidak beruntung atau
termarjinalkan. Strategi yang dilakukan meliputi tiga klaster sesuai
dengan tingkat kemiskinannya, yaitu : 1) Mengurangi beban
pengeluaran keluarga miskin, yang diarahkan pada rumah tangga
sangat miskin, miskin, dan hampir miskin; 2) Meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup kelompok masyarakat melalui usaha dan
bekerja bersama untuk mencapai keberdayaan dan kemandiriannya; 3)
Membuka akses permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
4. Pro environtment, diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam
yang mengikuti prisip pengelolaan yang lestari terhadap lingkungan,
sehingga tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah, air, dan
udara yang pada gilirannya mengalami degradasi yang berakibat pada
timbulnya bencana.
Namun demikian, strategi yang diharapkan dalam RPJM ini
adalah strategi yang digunakan untuk menjawab tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi pemerintah kabupaten
Banyuwangi. Strategi tersebut diperoleh dari hasil analisis SWOT diatas
dengan menyesuaikan tujuan dan sasaran RPJMD yang telah dibahas
pada bab sebelumnya. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
dapat dilihat dalam matrik berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 10 LAPORAN AKHIR
Tabel 2.2. Matrik Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Bidang Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2011 – 2015
Visi : Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang Mandiri, Sejahtera dan
Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Perekonomian dan Kualitas
Sumber Daya Manusia
MISI II : Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan,
kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatkan
pelayanan
publik yang
berkualitas,
merata dan
terjangkau
bagi seluruh
masyarakat
1. Meningkatnya usia
harapan hidup;
Meningkatan
Akses Pelayanan
dan Kualitas
Kesehatan
1. Peningkatan upaya
kesehatan melalui :
Peningkatan
kesehatan ibu dan
anak; Peningkatan
status gizi bagi balita;
Pengendalian
penyakit menular
termasuk HIV/AIDS
dan tidak menular;
Peningkatan sarana
dan prasarana
kesehatan;
Peningkatan
pelayanan primer,
sekunder dan dan
upaya pelayanan
kesehatan rujukan;
Pengawasan
penyehatan makanan
dan minuman;
Peningkatan cakupan
dan kualitas
imunisasi;
Peningkatan
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 11 LAPORAN AKHIR
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pengetahuan ibu;
Peningkatan
Pengetahuan remaja
dan Ibu; Peningkatan
akses dan mutu
pelayanan KB
2. Peningkatan
Pembiayaan
Kesehatan melalui :
Peningkatan
program-program
pembiayaan
kesehatan yang
berpihak pada
keluarga miskin &
hampir miskin yg
tidak mampu
membiayai
pengobatan.
Jamkesmas dan
jamkesda bagi
keluarga miskin;
Pembiayaan program
kesehatan inovasi
lokal (JPKMB,
Puskesmas berhati
MP3, puskesmas
PLUS, Harga PAS,
Gemmass, dll);
Peningkatan
anggaran kesehatan
secara proporsional
(sesuai UU 36 tahun
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 12 LAPORAN AKHIR
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
2009 ttg kesehatan);
Peningkatan
keterlibatan sektor
swasta dan
masyarakat dalam
pembiayaan
kesehatan
2. Menurunnya
angka kematian
bayi;
3. Menurunnya
jumlah kematian
maternal;
4. Menurunnya
angka kematian
ibu melahirkan;
5. Menurunnya
anak balita di
bawah garis
merah;
6. Menurunnya
prevalensi gizi
kurang pada
balita;
7. Meningkatnya
cakupan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan;
8. Meningkatnya
peserta KB aktif;
9. Tersedianya Pemenuhan
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 13 LAPORAN AKHIR
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
obat dan
perbekalan
kesehatan yang
aman, bermutu
dan bermanfaat
serta terjangkau
oleh masyarakat;
ketersediaan,
keterjangakauan dan
pemerataan farmasi
melalui peningkatan
jumlah dan jenis
perbekalan kesehatan
dan farmasi; peningkatan
ketersediaan obat jenerik;
peningkatan pengawasan
keamanan penggunaan
obat/farmasi di
masyarakat; peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan dan
pemerataan obat;
peningkatan pemakaian
obatan-obatan tradisional
10. Tersedianya
berbagai
kebijakan,
pedoman dan
akses Sistem
Informasi
Kesehatan (SIK)
daerah di
seluruh institusi
pelayanan
kesehatan;
Penyempurnaan
manajemen kesehatan
dan informasi kesehatan
melalui peningkatan
pengelolaan manajemen
kesehatan;
Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
(SIK); Penelitian dan
pengembangan
kesehatan
11. Tersedianya
tenaga
kesehatan yang
cukup,
berkualitas dan
Peningkatan sumber
daya kesehatan melalui
pemerataan penyebaran
tenaga medis dan para
medis di daerah-daerah;
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 14 LAPORAN AKHIR
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
profesional; Peningkatan jumlah dan
jenis tenaga kesehatan;
Peningkatan kompetensi
dan profesionalisme
tenaga kesehatan;
Peningkatan persebaran
tenaga kesehatan
12. Terberdayakan-
nya masyarakat
melalui
keterlibatan di
dalam pelayanan
kesehatan, seperti
terlibat dalam
Posyandu,
Polindes, dan
Pos-siaga serta
Poskestren
Pemberdayaan
masyarakat dalam
kesehatan melalui
peningkatan Upaya
Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat
(UKBM), seperti
Posyandu, Polindes,
Desa Siaga, Pos UKK
(Upaya Kesehatan
Kerja), Toga (taman obat
keluarga); Peningkatan
peran serta organisasi-
organisasi masyarakat,
seperti pesantren dan
LSM dalam upaya
perbaikan kesehatan
masyarakat; Peningkatan
perilaku hidup sehat dan
bersih
Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 – 2015, Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi, 2010
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 15 LAPORAN AKHIR
Tabel 2.3. Matrik Tujuan, Permasalahan dan Sasaran Kebijakan Bidang Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2011 – 2015
Tujuan Permasalahan Sasaran Kebijakan
Meningkatkan
pelayanan
publik yang
berkualitas,
merata dan
terjangkau
bagi seluruh
masyarakat
1. Upaya Kesehatan meliputi :
Masih tingginya angka
kematian ibu dan bayi; Masih
tingginya angka kesakitan,
penyakit menular termasuk
HIV/AIDS maupun tidak
menular; Kualitas dan
kelengkapan sarana dan
prasarana kesehatan yang
masih belum memenuhi
standar; Usia harapan hidup
yang masih rendah; Akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan masih terbatas;
Masih adanya persalinan yang
memakai jasa dukun bayi;
Masih adanya bayi dan balita
dengan status gizi kurang.
2. Pembiayaan Kesehatan
meliputi : Masyarakat belum
mampu memenuhi
pembiayaan pelayanan
kesehatan, karena masih
rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat; Anggaran untuk
pembiayaan kesehatan dari
pemerintah masih terbatas.
3. Sumber Daya Manusia
meliputi : Masih terbatasnya
jumlah dan jenis tenaga
kesehatan tenaga medis;
1. Meningkatnya usia
harapan hidup;
2. Menurunnya angka
kematian bayi;
3. Menurunnya jumlah
kematian maternal;
4. Menurunnya angka
kematian ibu melahirkan;
5. Menurunnya anak balita
di bawah garis merah;
6. Menurunnya prevalensi
gizi kurang pada balita;
7. Meningkatnya cakupan
persalinan oleh tenaga
kesehatan;
8. Meningkatnya peserta
KB aktif;
9. Tersedianya obat dan
perbekalan kesehatan
yang aman, bermutu dan
bermanfaat serta
terjangkau oleh
masyarakat;
10. Tersedianya berbagai
kebijakan, pedoman dan
akses Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) daerah
di seluruh institusi
pelayanan kesehatan;
11. Tersedianya tenaga
kesehatan yang cukup,
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN KESEHATAN DAERAH II - 16 LAPORAN AKHIR
Tujuan Permasalahan Sasaran Kebijakan
Masih relatif rendahnya tingkat
kompetensi tenaga kesehatan;
Medis dan para medis; Tidak
meratanya distribusi tenaga
kesehatan.
4. Manajemen kesehatan dan
informasi kesehatan meliputi :
Belum optimalnya sistem
pencatatan dan pelaporan
kesehatan; Fungsi manajemen
kesehatan belum optimal;
Informasi kesehatan belum
bisa diakses secara mudah
oleh masyarakat.
berkualitas dan
profesional;
12. Terbangunnya jalinan,
komitmen dan peran
serta masyarakat dan
organisasi-organisasi
kemasyarakatan dalam
proses kesehatan;
13. Melibatkan pesantren di
dalam pelayanan
kesehatan, seperti
terlibat dalam Posyandu,
Polindes, dan Pos-siaga
serta Poskestren.
5. Ketersediaan, keterjangakauan
dan pemerataan farmasi
meliputi : Keterbatasan jumlah
dan jenis perbekalan
kesehatan dan farmasi; Masih
rendahnya keamanan
penggunaan obat/farmasi di
masyarakat.
6. Pemberdayaan masyarakat
meliputi : Belum dikelolanya
UKBM (Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat) secara
optimal; Belum dilibatkannya
secara optimal organisasi
kemasyarakatan/profesi
terhadap penanganan masalah
kesehatan; Masih rendahnya
tingkat pencapaian PHBS
(Perilaku Hidup Bersih & Sehat).
Sumber : RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011 – 2015, Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi, 2010