Transcript
Page 1: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

1

Page 2: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

2

Sastra Program Keterangan

S-1 P-12 Program Litbang KLHK mendukung semua Sastra KLHK

S-2 P-12

S-3 P-12

Mendukung 3 Sastra (HAL: 37-38)

Page 3: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

3

Wilayah Kerja Badan Litbang

PENILAIAN KEBUTUHAN RISET

• Penyusunan program litbang sejalan dengan kebijakan prioritas nasional dan Sektor

• Review pencapaian output dan outcome Litbang sesuai Renstra dan Roadmap

• Pertemuan bilateral dengan Eselon I Teknis dan mitra (Swasta, Akademisi, Civil Society)

• Penjaringan kebutuhan penelitian melalui ekspose, seminar dan forum multipihak

• Penelaahan terhadap output program kerjasama baik dalam maupun luar negeri

• Diskusi susbtansi program litbang oleh Dewan Riset

• Rekomendasi riset oleh mitra bestari

• Sinergi litbang dengan Agenda Riset Nasional (Kemristek, LIPI, BAPPENAS, Sektor)

Page 4: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

4

Tersedianya Iptek bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian LHK

1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK pengelolaan hutan, peningkatan nilai tambah hasil hutan, kualitas lingkungan, sosial ekonomi kebijakan, dan perubahan iklim meningkat setiap tahun (15 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% termanfaatkan)

2. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (7 Pilot Iptek di KPH dan 4 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem)

3. Jumlah Pengelolaan Laboratorium Lingkungan (1 unit Laboratorium Rujukan dan 15 Laboratorium Lingkungan di Daerah)

4. Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 34 KHDTK

(Trilateral Meeting 2015)

• Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 4 KHDTK (S3.P8.K1.1.IKK.a)

• Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Konservasi Keanekaragaman Hayati; Konservasi Sumber Daya Air; Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; Sumber Energi; Obat-obatan Tanaman Hutan (6 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K1.1.IKK.b)

• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (5 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) (S3.P8.K1.2.IKK.a)

Indikator Kinerja Kegiatan (1)

Kegiatan Litbang Pengelolaan Hutan

Page 5: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

5

• Jumlah capaian IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan; pengolahan hasil hutan; dan keteknikan hutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K2.1.IKK.a)

• Jumlah capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) (S2.P8.K2.2.IKK.a)

Indikator Kinerja Kegiatan (2)

Kegiatan Litbang Peningkatan Nilai Tambah

Hasil Hutan

• Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S1.P8.K3.1.IKK.a)

• Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) (S1.P8.K3.2.IKK.a)

• Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi (S1.P8.K3.2.IKK.B)

• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan Iptek) (S1.P8.K3.3.IKK.a)

Indikator Kinerja Kegiatan (3)

Kegiatan Litbang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan

Lab Lingkungan

Page 6: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

6

• Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK Sosekjak dan Perubahan Iklim: Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan; Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK; Politik dan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S1.P8.K4.1.IKK.a)

• Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang LHK ( 5 Paket Rekomendasi) (S1.P8.K4.2.IKK.a)

• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH, 1 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) (S1.P8.K5.1.IKK.b)

Indikator Kinerja Kegiatan (4)

Kegiatan Litbang Sosekjak dan Perubahan Iklim

• Jumlah bahan sintesa Hasil Penelitian Terintegrasi di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (75 paket) (S3.P8.K5.IKK.a)

• Persen capaian IPTEK Litbang Unggulan Daerah di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (15 IPTEK) (S3.P8.K5.IKK.b)

• Jumlah Pengelolaan KHDTK di masing-masing unit Litbang LHK di Daerah (30 KHDTK) (S3.P8.K5.IKK.c)

Indikator Kinerja Kegiatan

Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang

Daerah

Kegiatan Dukungan Manajemen

• Nilai capaian tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun 2019 (S3.P8.K6.IKK.a)

Page 7: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

7

Puslitbang Hutan

Puslitbang Hasil Hutan

Puslitbang Kualitas & Lab

Lingkungan

Puslitbang Sosekjak PI

1. Konservasi Keanekaragaman Hayati 2. Konservasi Sumber Daya Air 3. Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu &

HHBK); 4. Sumber Pangan Alternatif dari Hutan 5. Sumber Energi 6. Obat-obatan Tanaman Hutan

7. Revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan

8. Pengolahan hasil hutan; 9. Keteknikan hutan

10. Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH

11. Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan

12. Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan

13. Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan

14. Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK

15. Politik dan hukum LHK

Informasi

Iptek Terapan

Iptek Dasar

Rekomendasi Kebijakan

Pilot IPTEK

Penelitian

Pengembangan

Inovasi

Prakondisi IKK Eselon 1 2020-2024 4

1 Menjawab Kebutuhan Parapihak

(Pusat dan Daerah) 2

Menjawab IKK Eselon I 2015-2019 1 1

Penelitian Dasar untuk Pengembangan Ilmu

Pengetahuan 3

Page 8: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

8

No Program/Kegiatan Alokasi Aggaran per tahun (Milyar rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 I. LITBANG LHK a. Penelitian Pengelolaan Hutan 49,6 54,1 66,0 78,0 90,0 b. Penelitian Peningkatan Nilai

Tambah Hasil Hutan 28,9

31,5 44,0 56,0 68,0

c. Penelitian Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan

30,1

32,8 45,0 57,0 69,0

d. Penelitian Sosekjak serta Pengembangan Hasil Penelitian

29,6

28,2 40,0 52,0 64,0

e. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker)

213,6

278,8 319,0 359,0 399,0

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

38,1 39,0 42,0 45,0 48,0

Jumlah 389,8 464,5 556,0 647,0 738,0

Proyeksi Kebutuhan Anggaran 2015-2019

Page 9: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

9

ALOKASI ANGGARAN PER SUMBER DANA DAN PER JENIS BELANJA

PAGU LITBANG INOVASI: Rp. 318.259.500.000,-

PAGU ANGGARAN PER SUMBER DANA PAGU ANGGARAN PER BELANJA

No Kegiatan Sumber Dana Jumlah

RM PNBP HLN (X Rp. 1.000,-)

1 Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan

35,819,000 2,310,000 38,129,000

2 Penelitian dan pengembangan Peningkatan

Nilai Tambah Hasil Hutan

24,909,784 1,810,000 26,719,784

3 Penelitian dan Pengembangan kualitas

lingkungan dan pengelolaan laboratorium

lingkungan

25,655,373 1,100,000 26,755,373

4 Penelitian dan pengembangan Sosekjak

dan Perubahan Iklim

19,084,129 2,140,000 21,224,129

5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya

22,463,049 1,905,000 24,368,049

6 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik

Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker

Daerah)

169,328,165 11,735,000 181,063,165

TOTAL 297,259,500 21,000,000 318,259,500

ALOKASI ANGGARAN PER KEGIATAN

Page 10: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

10

Strategi Keterjangkauan

Sebagai upaya pencapaian target outcome Badan Litbang

sebesar 70% hasil litbang dimanfaatkan pengguna, maka

dilakukan

1. Diversifikasi bentuk outreach yang disesuaikan dengan

target user (pilot, paten, jurnal, pedoman, juknis, policy

brief, leaflet, DA, dan lainnya)

2. Mendekati user melalui penyelenggaraan alih teknologi,

pertemuan bilateral dengan Eselon 1 teknis, UPT KLHK,

kerjasama penyuluh & widyaiswara (PWP), dan kolaborasi

dengan swasta, Pemda, NGO dan kelompok masyarakat

19

20

Strategi Pencapaian Kinerja

• Penguatan jejaring kerjasama dalam negeri (Sektor, PEMDA, UPT, NGO, Swasta, PT, Masyarakat) dan luar negeri untuk menyikapi keterbasan dana riset

• Pemanfaatan KHDTK dan KPH Model sebagai lokasi penelitian dan jendela informasi lapangan

• Peningkatan kuantitas publikasi dan jurnal penelitian ditingkat nasional dan internasional

• Penguatan outreach strategy untuk peningkatan kemanfaatan hasil litbang kepada pengguna

• Mengelola Database berbasis web (situs forda, join web REDD plus)

• Peningkatan profesionalise SDM Litbang Kehutanan (Scholarship dan Postdoctoral program)

Page 11: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

11

ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN

• Kebijakan One Map Policy

• Pengelolaan dan Operasional KPH

• Perubahan Iklim dan Implementasi REDD plus

• Pemberdayaan Masyarakat terkait pengentasan kemiskinan

• Pengembangan kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan

• Sinergitas Fokus Kegiatan dan Lokusnya (KPH, Kawasan Konservasi, KHDTK, IUPHHK, HTR, Areal Bekas Tambang, areal Gambut)

22

Sinergi Kegiatan Litbang

• Kegiatan Litbang yang dapat disinergikan adalah pelaksanaan kerjasama kegiatan litbang bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan sektor swasta, PEMDA, dan Masyarakat serta Akademisi di Papua dan Papua Barat

• Kegiatan bidang lingkungan yang disinergikan di Region Papua adalah Pembinaan Laboratorium Lingkungan BLH Provinsi yang meliputi SDM, Peralatan, Metode dan Sarpras. Tim Peneliti dan Manajemen Pusat Litbang Kualitas dan Lab Lingkungan Serpong (sebagai Lab Rujukan Nasional) akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas Lab Lingkungan di Provinsi

Page 12: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

12

Wilayah kerja:

• Papua Barat

• Papua

Luas: 41 juta ha

Bidang Penelitian

• Konservasi dan

Rehabilitasi

• Produktivitas

hutan

• Teknologi HH

• Perubahan iklim

Page 13: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

13

Eksplorasi Flora dan Fauna Ekosistem Australasia di Papua dan Papua Barat

• Tingkat Taxa dan

Endemisme Tinggi

• Plot monitoring flora

Papua (50 ha di TWA

Gunung Meja)

• Pengguna:

BBKSDA Papua dan

Papua Barat

Akadesmisi, Pemda

Data CI (1999)

• Tumbuhan berkayu :

20.000 – 30.000 sp

• Reptilia/Ampibia :

330 sp

• Burung : 650 sp

• Mamalia : 164 sp

• Kupu-Kupu : 750 sp

Populasi Labi-labi Moncong Babi di

Papua

Telur Labi-labi dalam

satu sarang di

S ungai Vriendschap

Kabupaten Asmat

Populasi Labi-labi Moncong Babi di Papua sudah langka dan terancam punah Pengguna: • BBKSDA Papua • Pemda Kab Asmat • Pemda Kab Merauke • Swasta

Habitat Labi-labi

S Vriendschap Kab Asmat

Page 14: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

14

Tumbuhan Invasif di Rawa-rawa Taman Nasional Wasur Merauke

(Invasive Plant Species on the Swamps of Wasur National Park Merauke)

Latar Belakang • Taman Nasional Wasur memiliki beragam tipe lahan basah

yang berperan penting sebagai habitat mamalia dan burung

migran dan penyedia air bersih.

• Saat ini, fungsi dan manfaat penting tersebut menghadapi

banyak permasalahan, terutama berkaitan dengan adanya

invasi tumbuhan dalam kawasan.

• Invasi tumbuhan merupakan rangkaian dari proses migrasi,

eksistensi dan kompetisi jenis-jenis tumbuhan tertentu yang

pada akhirnya menyebar secara cepat dan menguasai habitat

atau ekosistem yang baru.

• Pentingnya fungsi dan manfaat TN Wasur tersebut dan

besarnya ancaman invasi tumbuhan terhadap kestabilan TN

Wasur itu menyebabkan perlunya penelitian menyangkut

tumbuhan invasif dalam TN Wasur terutama pada lahannya

yang berupa rawa-rawa.

Tujuan Penelitian • Memperoleh daftar jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa

TN Wasur untuk keperluan pengelolaan selanjutnya.

Hasil Penelitian (I) • Jumlah jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa TN Wasur

mencapai 50 jenis dari berbagai famili & habitus.

• Famili rumput-rumputan (Poaceae) memiliki anggota

terbanyak, diikuti famili teki-tekian (Cyperaceae) & famili

polong-polongan (Fabaceae).

• Jenis-jenis invasif utama rawa yang perlu mendapat perhatian

lebih lanjut adalah Carex sp., Hanguana malayana,

Thoracostachium sumatranum, Elaeocharis indica, Ludwigia

oktovalvis, dan Stachytarpeta jamaicensis.

• Jenis lainnya yang perlu diwaspadai adalah Mimosa pigra

yang dapat menjadi ancaman terhadap keberadaan lahan-

lahan basah dan sabana dalam kawasan.

• Proses invasi jenis-jenis tersebut diperkirakan merupakan

perpaduan beberapa karakter seperti akibat tiadanya musuh

alami, toleransi jenis invasif yang luas dan kemampuan jenis

tersebut untuk memanfaatkan sumberdaya, selain didukung

dengan kondisi lahan basah dalam kawasan yang secara

alami menjadi penampung segala material yang masuk di

dalamnya.

Metode Penelitian • Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan,

analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2

m di lapangan dan tinjauan dari sumber-sumber pustaka

terkait. Selama kegiatan penelitian, dibuat 40-50 petak

pengamatan pada tiap rawa.

Hasil Penelitian (I)

• Jumlah jenis invasif di Rawa Biru mencapai 25 jenis,

terbanyak dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Habitus

terbanyak berupa teki-tekian, liana & rumput. Jenis-jenis

invasif dominan adalah Thoracostachium sumatranum, Carex

sp. & Ischaemum timorense.

• Jumlah jenis invasif di Rawa Donggamit mencapai 6 jenis,

terbanyak dari famili Cyperaceae & Poaceae. Habitus jenis

umumnya berupa rumput &semak. Jenis-jenis invasif

dominan adalah Eleocharis indica, Eragrostis tenuifolia &

Ischaemum timorense.

• Jumlah jenis invasif di Rawa & sabana Ukra mencapai 29

jenis, terbanyak dari famili Fabaceae, Poaceae &

Cyperaceae. Umumnya berupa semak, rumput & liana.

Ucapan Terima Kasih

Kepada Kepala Balai TN Wasur, staf SPTN

Wasur Wilayah II (Wasur) & SPTN Wasur

Wilayah III (Ndalir), terutama Bpk Glen

Kangiras, Rafik K., Mesakh Iwanggin, Ayub

Awarawi, La Hisa, Bpk Marwan Maywa –

Kepala Kampung Rawa Biru & Bpk Nataniel

Ndimar –Kepala Kampung Tomerau, Merauke

atas seluruh dukungan, bantuan &

fasilitasinya di lapangan.

15 3 8 5 7 7 3 1

0 10 20

Semak

Paku-…

Herba

Ju

Pati sagu unggul sebagai bahan baku bioetanol

• Produktivitas pati lebih tinggi dibandingkan penghasil pati lainnya • Merupakan sumber pati paling murni sehingga menghasilkan produksi etanol yang lebih. • Etanol sagu memiliki oktan lebih tinggi 117 dibandingkan dengan premium dan

pertamax. • Molekul etanol yang dihasilkan mengandung oksigen dengan pembakaran mesin lebih

sempurna sehingga mengurangi emisi gas buang.

Sagu (Metroxylon spp) Sumber Energi Bioetanol Potensial

Page 15: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

15

• Kegiatan penelitian etnobotany sagu

• Sagu sebagai sumber pangan di Papua

• Pembedayaan masyarakat adat dalam pengelolaan HHBK

Pengelolaan HHBK Sagu

sebagai sumber pangan

Page 16: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

16

Mendukung Operasional KPH Model Sorong

• Membuat Plot

Monitoring ASDG dan

Kebun Benih Endemik

Papua (Kayu Besi dan

Matoa) (2014)

• Kajian Kelembagaan

KPH Sorong

Pengguna

• Pemda Sorong

• KPH Sorong

• Akademisi

Pembuatan Persemaian

Penaburan benih

Penyapihan bibit

Supervisi, monev

Pengolahan bibit

Alih teknologi

Tata niaga , dan

Kelembagaan

Tujuan Penguasaan dan implementasi teknologi oleh pengelola dan

masyarakat

PENGELOLAAN HHBK UNGGULAN

KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR

Page 17: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

17

KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN

HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR

KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN

HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR

Page 18: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

18

Kegiatan tahun 2015 telah berjalan sesuai perencanaan

• Kegiatan Pemeliharaan bibit di persemaian masih

berlangsung. Kegiatan meliputi : penyiraman rutin,

pemupukan, pendangiran dan pemangkasan daun

selama di persemaian untuk membentuk bibit kayuputih

yang kokoh (capaian kegiatan sementara 40%).

Kegiatan tahun 2016 adalah

• Alih teknologi dan tata niaga

• Penguatan Kelembagaan kayu putih

• Kegiatan peningkatan produktivitas tanaman dan

• Pengadaan teknologi (peralatan)

KEMAJUAN KEGIATAN PENGELOLAAN

HHBK UNGGULAN KAYU PUTIH DI KPH BIAK NUMFOR

Page 19: PowerPoint Presentation•Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan …p3epapua.menlhk.go.id/files/Raker

12/2/2015

19

T e r i m a K a s i h

Tidak ada Keberhasilan yang dicapai dengan mudah,

masing-masing pihak harus saling bersinergi