Transcript

ALVA PUTRI DESWANDARIDWI RACHMAWATI HARTONO

NIMFA CHRISTINA RAHMAWATI WIBOWOPRISCA PRISCILLA

RAJA AMELIA PUTRIANA

PNEUMOMEDIASTINUM

DEFINISI

Adanya udara atau gas bebas yang ditemukan

di mediastinum atau ruang di tengah dada

diantara kedua paru

ANATOMI

Mediastinum adalah rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.

Di bagian depan dibatasi oleh sternumBelakang dibatasi oleh vertebrae thoracalis,

meluas dari aperture thoracicus superior sampai aperture thoracicus inferior (diafragma)

Pada kedua sisinya, mediastinum dibatasi oleh pleura mediastinalis (pleura parietalis) dan ke arah bawah dibatasi oleh diafragma

ETIOLOGI

Cedera Penyakit

Paling sering terjadi kebocoran udara dari bagian paru-paru atau saluran pernafasan

ke mediastinum

1. Ruptur alveolus dengan diseksi udara ke dalam mediastinum.

2. Perforasi atau ruptur esophagus, trakea atau bronkus utama.

3. Diseksi udara dari leher atau abdomen ke dalam mediastinum

Penyebabnya

1. Batuk, menangis, berteriak, muntah, defekasi dan valsava yang dapat

meningkatkan tekanan alveolar

2. Penyakit pernafasan asma, bronkhiolitis, pasien dengan tindakan intubasi dan

ventilasi mekanik

3. Aktivitas yang dapat menimbulkan barotrauma menyelam

4. Sering melakukan pekerjaan yang menahan nafas (misalnya aktivitas atletik,

weight lifting)

5. Memainkan alat musik tiup

Faktor pencetus

PATOFISIOLOGI

Terjadi perubahan tekanan mediastinum yang menyebabkan penurunan cardiac output, baik oleh penekanan jantung secara langsung atau karena menurunnya venous return. Bila ada gas mediastinum atau subkutan yang sangat banyak, mungkin akan terjadi penekanan pada jalan nafas.

Proses ini dimulai dengan ruptura alveolar, setelah itu udara akan menjalar disepanjang bronkhovaskular dan lama kelamaan akan mencapai mediastinum ( Efek Macklin ).

GEJALA KLINIS

Nyeri Dada

Pada 50- 90% kasus pneumomediastinum mengeluhkan adanya

nyeri dada. Khasnya terdapat nyeri dada substernum yang berat

dengan atau tanpa penyebaran ke leher dan lengan, yang diperberat

dengan inspirasi.

menyerupai gejala Infark Miocard

Dyspnea atau sesak nafas.

Demam

Nyeri tenggorokan

Disfagia

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan

Fisik

Pemeriksaan

PenunjangRadiografi Dada

PEMERIKSAAN FISIK

Emfisema

Subkutis

Tanda Hamman

Precardial Sistolic

Krepitasi

Melemahnya bunyi jantung

DIAGNOSIS BANDING

Trauma Abdomen

Asidosis Metabolik

Acute Respiratory

Distress Syndrome

Gangguan Kecemasan

Umum

Sindrom Pneumonia

Afebris

Sindrom Aspirasi

Asma Bronkiolitis

Bronkitis Akut dan Kronik

Ketoasidosis

Diabetikum

Perikarditis Miokarditis

Infark Miokard

AkutPneumonia Pneumothor

ax

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiografi lateral Gambaran adanya gas pada ruang mediastinal

Garis tipis radiolusen menunjukkan adanya gas bebas terlihat vertikal sepanjang sisi kiri jantung,

retrosternal precardial atau mengelilingi trakea

Gambaran khas :

- “thymic sail sign” (pada bayi dengan pneumomediastinum, lobus thymic terangkat ke atas

membentuk

spinnaker yang penuh)

- Tanda cincin yang mengitari arteri (sebuah area radiolusen yang dapat terlihat mengelilingi arteri

pulmonalis kanan pada radiograf dada lateral),

- “tubular artery sign”

- “double bronchial sign”

- Diafragma yang menyambung

- Tanda ekstrapleural

Pemeriksaan dengan pencitraan

1. RADIOGRAFI DADA

Panah hitam menunjukkan

pneumomediastinum

Panah putih menunjukkan

subbkutaneus emfisema

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Digunakan pada kasus suspek perforasi esofageal

Pemeriksaan dengan pencitraan

2. RADIOGRAFI KONTRAS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Harus diperiksa pada pasien dengan distress respirasi

Pemeriksaan Laboratorium

1. GAS DARAH ARTERI

2. ENZIM JANTUNG

Untuk menyingkirkan adanya infark miokard

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menyingkirkan infark miokardial, perikarditis dan miokarditis

Pemeriksaan Lainnya

1. ELEKTROKARDIOGRAF

2. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Secara umum tidak terindikasi secara spesifik

Pemasangan “chest tube” seyogyanya tidak dilakukan kecuali ada gejala pendukung

yang menyokong pneumothorax

Bronkoskopi pada suspek trakeobronkial yang kemungkinan disebabkan oleh

trauma dada

Esofagoskopi pada suspek perforasi esophageal

PENATALAKSANAAN

Prinsipnya menggunakan tekanan terendah atau volume tidal untuk

memperoleh pertukaran karbondioksida dan oksigen yang cukup

TERAPI MEDIK

1. Ventilasi

Mekanik

2. High-frequency oscillatory

ventilation

3. Asynchronous independent lung

ventilation

4. Nitrogen washout dengan inhalasi oksigen 100%

PENATALAKSANAAN

Intervensi bedah jarang dilaporkan pada kasus pneumomediastinum

Intervensi bedah disiapkan untuk penanganan kardiorespiratorik

TERAPI BEDAH

1

•Mediastinoscopy

2

•Precutaneus placement of mediastinal drainage tube

3

•Double mediastinotomy dilakukan dengan lokal anestesi

PENATALAKSANAAN

• Tidak ada terapi medis yang diindikasikan

• Kondisi-kondisi lain seperti asma, gastroesophageal reflux

disease harus mendapatkan pengobatan

TERAPI MEDIKAMENTOSA

PENATALAKSANAAN

PERAWATAN LANJUT

•Pasie

n

harus

dimo

nitori

ng

denga

n

ketat

untuk

meng

antisi

pasi

kompl

ikasi

lanjut

an

yang

lebih

serius

1

•Pasie

n

harus

meng

hinda

ri

aktivi

tas

fisik

yang

berat

yang

memb

utuhk

an

kekua

tan

respir

atorik

selalu

cek

fungsi

paru

2

•Obser

vasi

ketat

apabil

a ada

kecur

igaan

terjad

i

perfo

rasi

esofa

gus

dan

beresi

ko

tinggi

untuk

terjad

inya

media

stiniti

s

lanjut

3

1. Rawat Inap

PENATALAKSANAAN

PERAWATAN LANJUT•Pasi

en

haru

s

men

ghin

dari

fakto

r

resik

o

1

•Aktiv

itas

fisik

yang

berh

ubun

gan

deng

an

resik

o

pneu

mom

esdi

astin

um

haru

s

dimi

nima

lisasi

kan

2

•Kond

isi

medi

s

yang

berh

ubun

gan

deng

an

perk

emb

anga

n

pneu

mom

edia

stinu

m

haru

s

ditan

gani

deng

an

cepa

t3

2. Rawat Jalan

• Anak-anak dengan resiko pneumomediastinum atau dengan riwayat perkembangan

pneumomediastinum harus mendapatkan vaksinasi penuh, termasuk vaksinasi

influenza4

PENCEGAHAN

Menghindari aktivitas faktor resiko

EDUKASI PASIEN

Edukasi pasien untuk menghindari faktor

resiko atau pencetus yang dapat

menimbulkan pneumomediastinum.

Melakukan kontrol dan perawatan asma,

melakukan vaksinasi pertusis dan influenza.

KOMPLIKASI

•T

e

n

s

i

o

n

P

n

e

u

m

o

t

h

o

r

a

x

1

•M

e

d

i

a

s

ti

n

it

i

s

2

PROGNOSIS

Pneumomediastinum jarang menyebabkan kematian


Recommended