Download docx - Proposal Dekax (Repaired)

Transcript

“Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Prezi Dalam

Meningkatkan Pemahaman Kosep IPA Fisika Materi Besaran dan Satuan

Pada Siswa Kelas VII SMP XAVERIUS Passo”

PROPOSAL

OLEH :

MARTINUS MARANTIKA2011-43-040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2015

2

i

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian................................................................................. 7

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis ............................................................................... 9

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ................................................ 9

a. Pengertian Belajar..................................................................... 9

b. Pengertian Pembelajaran .......................................................... 11

2. Pemahaman Konsep ..................................................................... 12

a. Definisi Pemahaman ................................................................. 12

b. Definsi Konsep ......................................................................... 13

c. Definsi Pemahaman Konsep Fisika .......................................... 14

3. Media Pembelajaran ..................................................................... 15

a. Pengertian Media Pembelajaran................................................ 15

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran................................. 16

ii

c. Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Prezi............................ 19

4. Ruang Lingkup Materi.................................................................. 40

a. Peta Konsep Besaran dan Satuan.............................................. 40

b. Materi Konsep Besaran dan Satuan.......................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ...................................................................................... 55

B. Prosedur Penelitian ............................................................................... 56

C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 57

D. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 57

E. Variabel Penelitian ................................................................................ 58

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 58

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 59

H. Teknik Analisa Data.............................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai pengembang sumber daya manusia (SDM), seharusnya

peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang, dalam hal

ini pada bidang teknologi. Dunia pendidikan di Indonesia perlu berupaya

meningkatkan kualitasnya, baik dalam hal kinerja guru, model pembelajaran yang

digunakan disekolah, termasuk media pembelajaran, sehingga dapat diharapkan

mampu menciptakan SDM yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

memadai memilih dan mengelola informasi untuk bertahan menghadapi keadaan

yang selalu berubah (Melida, 2014: 113).

Sehubungan dengan hal itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia, pemerintah selalu berusaha memperbaiki kurikulum pendidikan, baik

pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Dengan upaya tersebut

diharapkan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas dan berguna bagi pembangunan masa kini maupun masa akan datang

dapat tercapai.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas

proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dapat

dilakukan melalui peningkatan potensi guru sebagai salah satu unsur dalam proses

pembelajaran (Artianningsih, 2013: 40). Untuk itu guru dituntut untuk dapat

berimprovisasi dan berinovasi dengan variasi metode dan media pembelajaran, agar

dapat menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan guru

di sekolah SMP Xaverius Passo, diketahui bahwa fisika adalah mata pelajaran yang

cukup sulit untuk dimengerti siswa, dikarenakan adanya perhitungan-perhitungan

rumus yang menurut siswa sulit untuk dimengerti. Salah satu materi yang dianggap

siswa sulit dimengerti pada mata pelajaran IPA Fisika kelas VII SMP Xaverius Passo

yaitu pada materi besaran dan satuan. Hal ini diketahui berdasarkan wawancara

dengan seorang guru fisika di sekolah tersebut yang juga mengajar di kelas VII,

beliau mengatakan bahwa siswa masih lemah dalam perhitungan, apalagi dalam

mengkonvesrsi satuan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang juga dilakukan di SMP Xaverius Passo,

diperoleh informasi bahwa pada tahun ajaran 2014/2015 semester 2, sekolah tersebut

sudah kembali dari menggunakan kurikulum 2013 pada semester 1 tahun ajaran

2014/2015 ke menggunakan kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan).

KTSP mengharapkan pembelajaran fisika mencakup interaksi dan komunikasi

yang lebih baik antara guru dan siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik. Proses pembelajaran Fisika yang efektif dan efisien bisa terealisasi

dengan baik jika guru juga menggunakan media yang tepat. Dengan demikian hasil

belajar yang dicapai siswa dapat maksimal (Melida dkk., 2014: 114).

10

Namun pada kenyataannya rata-rata nilai Fisika siswa untuk kelas VII SMP

Xaveruis Passo masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu

63, hal ini juga diketahui berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di sekolah

tersebut.

Rendahnya hasil belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor diantarnya dalam

proses belajar mengajar guru masih menggunakan media konvensional, dalam hal ini

papan tulis digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga pembelajaran terlihat

monoton dan kurang inovatif. Hal itulah yang membuat siswa kurang tertarik dan

termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya siswa tidak

memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Untuk itu Pemilihan media pembelajaran yang tepat harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran agar fungsi media sebagai alat

yang dapat merangsang atau menstimulus alat indera siswa tidak menyimpang dari

kebutuhan pembelajaran sehingga siswa dapat menerima pesan yang disampaikan

oleh guru dengan baik dan optimal (Melida, 2014: 113).

Menurut Utari (2014: 45) Media pembelajaran yang menarik akan membuat

siswa lebih terangsang untuk memperhatikan materi yang disampaikan sehingga

tujuan dari materi akan lebih mudah terinternalisasi ke dalam diri peserta didik dan

dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Penggunaan

media pembelajaran dalam proses pembelajaran juga akan memberi kontribusi

terhadap pengoptimalan pencapaian tujuan pembelajaran.

11

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, media pembelajaran dapat menjadi

solusi alternatif yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Untuk itu guru dapat memanfaatkan aplikasi Prezi sebagai media pembelajaran.

Media berbasis aplikasi prezi ini dapat membuat presentasi dalam bentuk linear

maupun non linear pada satu kanvas virtual dengan berbagai macam template-

template yang menarik, sehingga materi yang ditampilakan di dalam aplikasi prezi

tersebut terlihat terstruktur dan juga dapat menarik perhatian siswa.

Media pembelajaran zooming presentation, dalam hal ini adalah aplikasi prezi

yang dapat fokus pada satu bidang slide yang disebut kanvas virtual, sehingga dapat

menampilkan konsep yang akan dijelaskan secara keseluruhan kepada siswa.

Kemudian media pembelajaran zooming presentation juga dapat mengeksplorasi

bagian-bagian kanvas tersebut hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang

ingin disampaikan terlihat jelas. Alur tampilan pada media pembelajaran zooming

presentation juga dapat diatur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media

pembelajaran zooming presentation membuat presentasi terlihat menjadi lebih

dinamis, karena kanvas dapat lebih mudah diperkecil dan diperbesar, bahkan diputar

360 derajat. Selain itu, media ini berbasis adobe air, sehingga video maupun animasi

flash bisa dijalankan dengan lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran zooming presentation dapat digunakan untuk menarik minat belajar

siswa (Jannah, 2014: 3).

12

Hal ini membuat penulis tertarik untuk menggunakan aplikasi prezi sebagai

media pembelajaran, dengan melakukan penelitian berjudul “Efektivitas

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Prezi Dalam

Meningkatkan Pemahan Konsep IPA Fisika Materi Besaran dan Satuan Pada

Siswa Kelas VII SMP XAVERIUS Passo”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, adapun

pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Materi IPA fisika yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi Besaran dan

Satuan.

2. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis

aplikasi prezi versi 4.7.3.

3. Hasil belajar siswa yang diukur pada materi Besaran dan Satuan dalam penelitian

ini hanya mengukur hasil tes kognitif siswa pada tingkatan (C2) memahami.

13

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini dapat dirumuskan, Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis

aplikasi Prezi efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep IPA Fisika materi

besaran dan satuan pada siswa kelas VII SMP Xaverius Passo ?

Untuk menjawab permasalahan di atas, dirumuskan pertanyaan-pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan awal siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada materi

besaran dan satuan sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran berbasis

aplikasi prezi ?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada materi besaran

dan satuan selama proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran

berbasis aplikasi prezi ?

3. Bagaimana kemampuan akhir siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada materi

besaran dan satuan setelah diajarkan menggunakan media pembelajaran berbasis

aplikasi prezi ?

14

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis

aplikasi Prezi dalam meningkatkan pemahaman konsep IPA Fisika materi besaran

dan satuan pada siswa kelas VII SMP Xaverius Passo.

Dari tujuan umum di atas, dapat dijabarkan beberapa tujuan khusus sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui kemampuan awal siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada

materi besaran dan satuan sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran

berbasis aplikasi prezi.

2. Dapat mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada materi

besaran dan satuan selama proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran

berbasis aplikasi prezi.

3. Dapat mengetahui kemampuan akhir siswa kelas VII SMP Xaverius Passo pada

materi besaran dan satuan setelah diajarkan menggunakan media pembelajaran

berbasis aplikasi prezi.

15

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai beikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi pengalaman yang baik

dalam mengembangkan wawasan keilmuan dalam rangka kajian pembelajaran yang

lebih inovatif.

2. Bagi Peserta didik

Sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang diharapkan dapat

merangsang motivasi belajar siswa, sehingga pada akhirnya dapat memberikan

pemahaman konsep agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

3. Bagi guru

Sebagai masukan tentang pentingnya penggunaan media pembelajaran yang

sesuai, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

4. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik,

sehingga proses pembelajaran berhasil sesuai target yang telah ditetapkan.

16

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Menurut (Dahar, 2011: 2) “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Pernyataan

tersebut juga sejalan dengan apa yang dikemukakan Syah (2010: 68) yang

mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.

Arsyad (2005: 1) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar dapat

terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan

oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Sedangkan Sardiman (2009: 20) menyimpulkan belajar sebagai perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Penyataan ini

juga sejalan dengan apa yang dikemukakan Rusman dkk (2011: 7) yang menyatakan

17

bahwa belajar merupakan suartu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis

maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis, yaitu aktivitas yang

merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami, minyimpulkan,

menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis

dan sebagainya. Sedangakn aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang

merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau

percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan

sebagainya.

Menurut Sadiman dkk (2007: 2) belajar adalah suatu proses kompleks yang

terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga

ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut

baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses dimana seseorang berubah perilakunya dikarenakan

pengalaman-pengalaman yang dialaminya berupa membaca, menganalisis, menyimak

dan sebagainya menggunakan kelima indra yang ada, sehingga merubah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap individu tersebut.

18

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen

yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan,

materi, metode dan evaluasi. Pembelajaran pada hakikatnya juga merupakan proses

interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan

tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai

media pembelajaran (Rusman, 2012: 93).

Sedangkan menurut Susilana & Riyana (2009: 1) pembelajaran merupakan

suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk

belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan

guru sebagai fasilitator.

Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa demi

memperoleh tujuan dari belajar itu sendiri berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

19

2. Pemahaman Konsep

a. Definisi Pemahaman

Pemahaman adalah salah satu tingkatan dalam aspek kognitif yang menunjukan

kemampuan menjelaskan seuatu sesuai dengan apa yang sudah dipelajari seseorang

dengan kemampuannya sendiri. Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang

dikemukakan Uno & Koni (2012: 61) yang mengartikan pemahaman sebagai

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterimanya.

Sedangkan menurut Winkel & Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) pemahaman

(comprehension) yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu yang deketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna

dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok

dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke

bentuk yang lain. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa

yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkannya dengan hal-hal

yang lain. Kemampuan ini dapat dijabarkan kedalam tiga bentuk, yaitu

menerjemahkan, (translation), menginterprestasi (interpretation), dan

mengekstrapolasi (extrapolation).

20

Dari beberapa pengertian pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk memaknai sesuatu yang

dipelajarinya.

b. Definisi Konsep

Konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi

proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk

memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan

dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa suatu konsep merupakan suatu abstraksi mental yang

mewakili satu kelas stimulus (Dahar, 2006: 62, 64).

Dahar (2006: 66) juga menyatakan bahwa pendekatan kognitif tentang belajar

memusatkan pada proses perolehan konsep dalam sifat konsep dan bagaimana konsep

itu disajikan dalam struktur kognitif. Studi kognitif tentang perolehan konsep telah

memperlihatkan beberapa penemuan sebagaimana yang telah dikemukakan di bawah

ini:

1. Konsep knjungtif lebih mudah dipelajari daripada konsep disjungtif atau konsep

relasional. Banyak studi memperlihatkan bahwa sutu konsep yang menghendaki

adanya dua atau lebih atribut lebih mudah dipelajari daripada suatu konsep yang

menghendaki salah satu atribut dari dua atau lebih atribut.

21

2. Belajar konsep lebih mudah dengan menggunakan paradigma selektif daripada

paredigma reseptif. Penyajian bersamaan contoh dan noncontoh mengurangi

tuntutan pada memori. Bila paradigm reseptif digunakan, pada subjek

diperlihatkan suatu contoh konsep, contoh dihilangkan, lalu stimulus yang lain

disajikan. Subjek harus mengingat atribut-atribut contoh untuk dapat memberikan

respons pada stimulus yang baru.

Dengan demikian konsep dapat diartikan sebagai suatu ide yang

mengkombinasikan beberapa teori, fakta, peristiwa, dan pengalaman sehingga

membentuk suatu makna konsep itu sendiri.

c. Definisi Pemahaman Konsep Fisika

“Pemahaman konsep adalah kemampuan mengungkapkan makna suatu konsep

yang meliputi kemampuan membedakan, menjelaskan, menguraikan lebih lanjut, dan

mengubah konsep” (Restiono, 2013: 22).

Menurut Yuliati (Tri Kusyanti, 2013: 21), pemahaman konsep Fisika dapat

ditunjukkan dengan berbagai cara. Dalam pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivistik, pemahaman konsep dapat ditunjukkan dengan kemampuan siswa

mengungkapkan pikirannya dalam bentuk bahasa. Siswa yang dapat menjawab

pertanyaan mengenai apa yang tidak dipahaminya menunjukkan pemahaman konsep

yang lebih baik. Hal ini dapat berarti bahwa untuk mengetahui tingkat pemahaman

konsep siswa perlu dilihat bagaimana siswa menjelaskan pada setiap jawaban

pertanyaan.

22

3. Media pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat

digunakan untuk keperluan pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana fisk

untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi

perangkat keras (Rusman dkk., 2011: 170). Kata media berasal dari bahasa latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan (Sadiman dkk., 2007: 6).

Susilana & Riyana (2009: 7) menyimpulakn bahwa (a) media pembelajaran

merupakan wadah, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c)

tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaraan. Media pembelajarn selalu

terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware)

dan unsur pesan yang dibawanya (message/software).

Menurut Sanjaya (2010: 205) Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar

pesan seperti Over Head Projector, radio, televise, dan sebagainya. Sedangkan

software isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada

transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung

dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lin

sebagainya.

23

Kemudian Gagne & Briggs (Arsyad, 2005: 4) secara implicit mengatakan

bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer. Di lain pihak, National Education Association

memberikan defenisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

audio-visual dan peralatannya; denagn demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar, atau dibaca.

Sedangkan Daryanto (2009: 419) berpendapat bahwa media merupakan sarana

atau alat terjadinya proses belajar mengajar. Media instruksional yaitu segala sesuatu

yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar

mengajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional.

Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, dapat disimpulkan bahwa

media adalah suatu sarana dalam bentuk visual, audio, maupun audio-visual yang

digunakan untuk menyampaian pesan berupa materi ajar dari guru ke siswa sehingga

dapat merangsang motivasi dan minat siswa untuk belajar.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Pemanfaatan media harus terencana dan sistematik sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Kehadiran media sangat membantu siswa untuk memahami suatu

konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan demikian

pemanfaatan media sangat tergatung pada karakteristik media dan kemampuan

24

pengajar maupun siswa memahami cara kerja media tersebut, sehingga pada akhirnya

media dapat dipergunakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang diharapkan (Rusman dkk, 2011: 171).

Berikut beberapa kegunaan atau fungsi media dalam pembelajaran, yaitu:

1. Sadiman dkk (2007: 17) mengemukakan salah satu kegunaan media adalah untuk

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperi misalnya:

a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,

film, atau model;

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau

gambar;

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse

atau high-speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan

model, diagram, dan lain-lain.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)

dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

2. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar

yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru (Arsyad, 2005: 15).

3. Kemudian Daryanto (2009: 419) mengemukakan bahwa media dapat:

25

a. Menghindari terjadinya verbalisme

b. Membangkitkan minat/motivasi

c. Menarik perhatian peserta

d. Mengatasi keterbatasan, ruang, waktu, dan ukuran

e. Mengaktifkan peserta dalam kegiatan belajar

f. Mengefektifkan pemberian rangsanagn untuk belajar

g. Menambah pengertian nyata untuk informasi

4. Selain itu, Susilana & Riyana (2009: 9) juga menjelaskan bahwa media

pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

a. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan

masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa

dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

b. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam

lingkunag belajar.

c. Menampilakn objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan

menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar,

candi, dsb. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri,

virus, semut, atau hewan/benda kecil lainnya.

26

d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan

teknik gerak lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan

tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu

ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat, seperti

pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dan lain-lain.

c. Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Prezi

Media pembelajaran berbasis aplikasi prezi adalah media pembelajaran yang

dibuat dengan berbantuan perangkat lunak yaitu prezi. Aplikasi prezi itu sendiri

adalah salah satu aplikasi presentasi yang presentasinya menggunakan animasi

zooming, prezi juga dapat membuat presentasi dalam bentuk linear maupun non linear

di atas kanvas virtual dengan berbagai macam template- template yang menarik,

sehingga materi yang ditampilkan di dalam aplikasi prezi tersebut terlihat terstruktur

dan dapat menari perhatian siswa.

“Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama Adam

Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur” (Artianningsih, 2013: 43).

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam (httpid.wikipedia.orgwikiPrezi)

dijelaskan bahwa Adam Somlai-Fischer adalah seorang arsitek dan seniman yang

telah berkutat dengan presentasi yang dapat diperbesar dan diperkecil sejak tahun

2001. Adam menemukan bahwa en:Zooming User Interface (ZUI) memungkinkan ia

untuk mengeksplorasi gambaran besar dari sebuah denah lantai atau instalasi dan

kemudian memperbesar detil-detil dari denah lantai tersebut. Karena pada saat itu

27

belum tersedia editor presentasi ZUI yang tersedia secara komersial, setiap presentasi

ZUI yang ia kembangkan harus ia buat secara manual. Pada tahun 2007, Peter

Halascy, seorang profesor dari Universitas Teknologi Budapest berhasil meyakinkan

Adam untuk mengembangkan editor ZUI agar dapat digunakan oleh umum. Setelah

membuat prototipe dari ZUI editor tersebut, mereka merekrut wirausahawan ketiga,

yaitu Peter Arvai, untuk bergabung sebagai CEO — untuk membantu dalam

meluncurkan produk dan perusahaannya. Prezi kemudian diluncurkan pada bulan

April tahun 2009 di Budapest. Peluncuran tersebut mengundang investasi dari TED

Conferences and Sunstone Capital. Kantor San Fransisco kemudian didirikan pada

November 2009. Prezi merekrut Kepala Pemasaran Drew Banks, dan CFO Joel

Onodera pada tahun 2011.

Prezi adalah salah satu software presentasi selain powerpoint yang bisa

digunakan untuk membuat presentasi secara online dan offline yang lebih menarik.

Sehingga ide-ide yang kita miliki bisa disampaikan dengan lebih mudah. Aplikasi

presentasi prezi sampai saat ini telah memiliki jutaan pengguna diseluruh dunia.

Bahkan pendiri powerpoint Rob Campbell mengakuinya. Ia mengatakan bahwa

”Software presentasi prezi adalah pendekatan yang luar biasa untuk visualisasi

informasi” (Binham: 2013).

Sedangkan Strasser (2014: 95) mengemukakan bahwa prezi is an online

presentation program that offers storage of your presentation in the cloud. It is very

different from PowerPoint in that its approach is non-linear. You are faced with a

canvas instead of slides for creating your presentation. This means that you see the

28

entire presentation at once. Pernyataan tersebut berarti bahwa prezi adalah program

presentasi online yang menawarkan penyimpanan presentasi kita di internet. Hal ini

sangat berbeda dari PowerPoint dalam pendekatan non-linear. kita dihadapkan

dengan kanvas bukan slide untuk membuat presentasi. Ini berarti bahwa kita dapat

melihat seluruh presentasi sekaligus.

Kemudian menurut Zira (2012) Prezi adalah suatu software canggih sebagai

alat presentasi dan publikasi berbasis internet (SaaS). Misi yang dinyatakan oleh

Prezi adalah untuk “membuat berbagai ide menjadi lebih menarik”, dan Prezi sengaja

dibuat menjadi alat untuk mengembangkan dan berbagi ide dalam bentuk visual yang

bersifat naratif. Prezi dinilai unggul dalam mengeksplorasi dan berbagi ide diatas

kanvas virtual karena menggunakan Zooming User Interface (ZUI). Selain itu Prezi

juga mampu membuat presentasi dan publikasi berbentuk linier yang terstruktur

maupun non linier yang berbentuk peta pikiran (mind map).

Van Groenendaal (2014: 1) menyatakan bahwa Prezi is an innovative, web-

based presentation tool based on an infinite canvas. This canvas and its zooming

features are the powers of Prezi. Zooming out provides an overview and, zooming in

provides details. You can look at a Prezi presentation as a large mind map. Put text,

images, and videos on the canvas and structure your content by frames. Make the

important points big and make the details smaller in size. A path in the prezi sets the

storyline of the presentation. Pernyataan tersebut berarti bahwa Prezi yang inovatif,

didasarkan pada alat presentasi berbasis web dengan kanvas yang tak terbatas.

Kanvas ini dan fitur-fiturnya zooming adalah keunggulan Prezi. Dari Zoom out

29

(memperkecil tampila/objek) dapat memberikan selintas gambaran dan, zoom in

(memperbesar tampilan/objek) memberikan rincian. Kita dapat melihat presentasi

Prezi sebagai peta pikiran besar. Memasukan teks, gambar, dan video di kanvas dan

struktur konten kita dengan frame. Membuat poin penting yang besar dan membuat

rincian dalam ukuran yang lebih kecil. Sebuah jalan di Prezi menetapkan alur cerita

presentasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, Melida (2014: 115) menyatakan bahwa prezi

menjadi lebih unggul dari media presentasi lain karena program ini menggunakan

Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna prezi bisa untuk

memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka dengan kolaborasi

dan warna-warna yang menarik melalui slide yang disediakan.

Settle et al (2011: 105) juga menyatakan bahwa Prezi allows the creation of

linear and nonlinear presentations. Designers have the option of creating a path that

creates a linear presentation or can click on different objects in the presentation for a

nonlinear presentation. By changing the sizes and positions of objects, designers can

visually illustrate the relationship between concepts in the presentation to aid in

student understanding of the pieces as well as the whole. Peryantaan tersebut berarti

bahwa Prezi memungkinkan penciptaan presentasi linear dan nonlinear. Desainer

memiliki pilihan untuk menciptakan jalur yang menciptakan presentasi linear atau

bisa klik pada objek yang berbeda dalam presentasi untuk presentasi nonlinear.

Dengan mengubah ukuran dan posisi objek, desainer visual dapat menggambarkan

30

hubungan antara konsep-konsep dalam presentasi untuk membantu dalam

pemahaman siswa dari potongan-potongan serta keseluruhan.

Sehubungan dengan hal di atas, White (2011: 2) menyatakan bahwa Prezi

provides a distinct presentation experience that presents information in a non-linear

fashion. This allows the presenter more flexibility and creates a way to show

relationships among different items in the presentation. In doing so, the audience

may get a better idea of the big picture. At the same time the zooming feature in Prezi

could potentially capture and hold an audience’s attention. Pernyataan ini berarti

bahwa prezi memberikan pengalaman presentasi yang berbeda yang menyajikan

informasi secara non linear. Hal ini memungkinkan fleksibilitas presenter yang dalam

hal ini adalah guru agar lebih bebas dan menciptakan suatu cara untuk menunjukan

hubungan keterkaitan antara hal-hal yang berbeda di dalam presentasi. Dengan

demikian, penonton yang dalam hal ini adalah peserta didik bisa mendapatka ide

yang lebih baik dari suatu gambaran luas. Pada saat yang sama, fitur zooming dalam

prezi berpotensi menangkap dan mempertahankan perhatian penonton.

Penggunaan prezi dalam pembelajaran dikemukakan Diamond (2010: 221)

bahwa “Using Prezi, students can capture ideas and rearrange them to create new

paradigms. This also facilitates the growth of discussion and new ideas”. Pernyataan

tersebut berarti dengan menggunakan prezi, siswa dapat menangkap ide-ide dan

mengatur ulang mereka untuk menciptakan paradigma baru. Ini juga memfasilitasi

pertumbuhan diskusi dan ide-ide baru.

31

Berikut dibawah ini dapat dilihat tabel yang menunjukan kelebihan dan

kekurangan media pembelajaran berbasis aplikasi prezi (Jannah, 2014: 16).

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Prezi

No. KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Menggunakan fasilitas Zooming User Interface (ZUI) yang memudahkan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan

Merupakan software online yangproses pembuatanya harus dalamkeadaan online dengan konektivitascepat

2. Tampilan yang menarik, dinamis, dan Interaktif

Jika menggunakan prezi desktopsecara offline maka pilihan font, danwarnanya terbatas

3. Dapat memasukkan berbagai gambar, animasi, video maupun audio

Presentasi tidak bisa diprint

4. Dapat melakukan transisi objek secara zoom in/out dan perputaran secara lebihMudah

Karenan menggunakan zoomablecanvas, mungkin saja membuatpusing audience

5. Dapat membuka file presentasi dari mana saja dengan format penyimpanan berupa file executable (EXE) yangdikompres dalam bentuk ZIP

6. Dapat mengedit secara bersamaandengan teman lainnya secara online

Dari beberapa kekurangan dan kelebihan Prezi yang dikemukakan Jannah di

atas, terdapat juga beberapa kelebihan lainnya dari Prezi, diantaranya prezi dapat

menyisipkan simbol dan diagram, prezi juga dapat memilih template yang menarik

dari beberapa template yang tersedia dalam prezi, kemudian juga presentasi prezi

32

dapat dikonvert ke format file PDF barulah presentasi prezi bisa di print. Selain itu

kita juga bisa mengedit presentasi prezi kapanpun dan dimanapun.

Dalam (httpid.wikipedia.orgwikiPrezi) dijelaskan bahwa Prezi.com dapat

diakses dari komputer yang terkoneksi dengan internet mana pun, asalkan sistem

komputer tersebut memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1) Terinstal Adobe Flash Player 10 atau lebih

2) Memori minimal 1 GB

3) Terdapat scroll mouse atau panel sentuh

Prezi Desktop adalah perangkat lunak berbasis Adobe AIR. Persyaratan sistem untuk

Prezi desktop rata-rata sama dengan Adobe AIR secara umumnya. Aplikasi Prezi

dapat digunakan secara offline apabila kita sudah memilki account prezi.

1) Mendaftar Account Prezi

1) Langkah pertama adalah masuk ke halaman web www.prezi.com.

2) Klik Get Started seperti pada Gambar 2.1 berikut ini:

33

Gambar 2.1 Halaman Awal Masuk www.prezi.com

3) Pilih lisensi yang akan digunakan.

Gambar 2.2 Lisensi Prezi

Sebelum membuat akun Prezi, pengguna harus menentukan lisensi apa yang

akan ia gunakan. Berikut adalah beberapa lisensi yang disediakan Prezi untuk

penggunaanya yang masing-masing memiliki harga dan fitur yang berbeda

(httpid.wikipedia.orgwikiPrezi):

a) Publik

Lisensi ini adalah lisensi bebas biaya (Gratis). Apabila pengguna memilih untuk

menggunakan lisensi ini, pengguna tetap bisa menikmati fitur-fitur utama yang

disediakan oleh Prezi dan juga memiliki ruang penyimpanan. Tetapi, setiap prezi

yang dibuat oleh pengguna harus dipublikasikan di situs web Prezi agar bisa diakses

oleh publik.

34

b) Enjoy

Untuk menggunakan lisensi ini, pengguna harus membayar $59 per tahunnya.

Akan tetapi, seorang pengguna dapat menggunakan lisensi ini selama 30 hari pertama

tanpa harus membayar. Dengan membeli lisensi Enjoy, pengguna dapat:

1) menggunakan fitur-fitur utama

2) memiliki ruang penyimpanan prezi

3) membuat prezi yang ia buat bersifat privat untuk melindungi konten di

dalamnya

4) menggunakan logonya sendiri, bukan logo Prezi

5) memperoleh dukungan premium dalam kurung waktu kurang dari 24 jam

c) Pro

Untuk menggunakan lisensi ini, pengguna harus membayar $159 per tahunnya.

Akan tetapi, seorang pengguna dapat menggunakan lisensi ini selama 30 hari pertama

tanpa harus membayar. Dengan membeli lisensi Pro, pengguna dapat:

1) menggunakan fitur-fitur utama

2) memiliki ruang penyimpanan prezi

3) membuat prezi yang ia buat bersifat privat untuk melindungi konten di

dalamnya

4) menggunakan logonya sendiri, bukan logo Prezi

35

5) memperoleh dukungan premium dalam kurung waktu kurang dari 24 jam

6) menggunakan produk “Prezi Desktop” untuk mengedit Prezi secara offline

d) Edukasi

Prezi juga menyediakan lisensi khusus untuk pelajar dan pengajar yang memiliki

surel khusus edukasi dengan spesifikasi sebagai berikut:

1) Edu Enjoy

Lisensi Edu Enjoy ini memungkinkan para pengajar dan pelajar yang memiliki surel

khusus edukasi untuk menikmati lisensi Enjoy tanpa harus membayar per tahunnya.

2) Edu Pro

Spesifikasi dari lisensi tipe ini adalah sama dengan spesifikasi lisensi Pro biasa,

tetapi pelajar dan pengajar yang ingin menggunakan lisensi tipe ini hanya perlu

membayar $59 per tahun dan dapat menikmati kegunaan lisensi ini secara gratis pada

30 hari pertama.

36

4) Kemudian mendaftar masuk menggunakan lisensi Public seperti pada Gambar 2.3

berikut ini:

Gambar 2.3 Tampilan Mendaftar Akun Prezi

Setelah itu kita diminta mengisi informasi kita seperti nama, email, dan kata kunci

(password).

5) Setelah berhasil membuat akun prezi, barulah prezi dapat diinstal menggunakan

koneksi internet, kemudian prezi dapat digunakan secara offline.

37

2) Panduan Membuat Presentasi Menggunakan Aplikasi Prezi

(http://www.flinders.edu.au/staff-files/computer/Prezi%20Introduction.pdf)

a. Mulai Dari Templae

Bila kita membuat presentasi baru, kita dapat memilih dari sejumlah template

yang dapat digunakan kembali atau kanvas kosong (terletak di sudut kanan bawah).

Ketika kita memutuskan untuk menggunakan template, kita dapat mengedit segala

sesuatu yang dilihat pada kanvas.

Gambra 2.4 Pilihan Template Prezi

38

b. Aspek Rasio

Ketika menyajikan, tidak diragukan lagi kita akan perlu untuk mengetahui apa

presentasi akan terlihat seperti pada layar. Sayangnya, beberapa proyektor dan layar

memiliki rasio 4:3 dan beberapa rasio 16:9 (widescreen), yang akan mengubah

tampilannya.

kita dapat mengatasi ini dengan menetapkan panduan untuk kanvas yang

menunjukkan dimensi yang tepat untuk bekerja untuk umum setiap aspek rasio.

1. Sewaktu dalam modus Edit, klik pada ikon pilihan di

sudut kanan atas layar.

2. Kemudian pilih rasio yang ingin ditampilkan pada presentasi Anda.

Gambar 2.5 Pilihan Rasio

c. Menavigasi Kanvas

Fitur kunci dari Prezi adalah kemampuan untuk bergerak di sekitar presentasi

Anda dengan mudah. Ini dapat dilakukan dengan cara pindah ke lokasi yang berbeda

pada presentasi. Trik ini adalah untuk membuatnya mengikuti aliran dengan minimal

Memperbesar dan memperkecil Tampilan

PathsDalam mode edit normal, kita dapat klik pada gambar untuk pergi langsung keframe. Dalam modus jalurmengedit, kitadapat mengeditmenghapus danmengubah urutanframe.

Menu ControlsBantuan dan Pengaturan Layar Rasio

Berbagi presentasi dengan orang lain

Pengunci Canvas

save

(Tombol Home)Memperlihatkan seluruh kanvas

Ikhtisar PresentasiMemberikan kita kemampuan untuk menavigasi ke lokasi dengan mengklik di bagian jendela

Pojok Aktif Setiap sudut objek atau frame akan menampilkan control untuk mengubah ukuran atau memutar objek

Alat Tranformasi Ini adalah alat control utama di Prezi. Hal ini memungkinkan kita untuk mengubah ukuran dan sudut dari sebuah objek. Ada menu sekunder yang bisa kita akses dengan mengklik kanan pada objek. Menu ini berbeda dengan gambar dan teks.

39

gerakan atau gerakan lambat.

Untuk membuat presentasi besar adalah langkah pertama untuk menguasai cara

untuk memanipulasi dan mengedit objek di kanvas. Prezi mengikuti pendekatan visual

sangat freestyle mengedit, jadi daripada memilih drop-down perintah, mengedit

mengharuskan kita untuk mengatur dan memindahkan elemen secara manual dengan

mouse.

Gambar 2.6 Navigasi Kanvas

Drag untukmemindahakan objek atau bingkai

Pilihan Bingkai

Ubah Jenis Bingkai

Bingkai

Memberbesar dan

memperkecil objek

Menghapus Bingkai

Drag untuk memutar bingkai

40

d. Mengenali Transformation Tool

Di Prezi, Transformation Tool adalah teman terbaik Kita. Setelah

menambahkan sesuatu ke kanvas, klik sekali untuk membuka Transformation Tool.

Sekarang Kita dapat memindahkan, ukuran, dan memutar konten sesuka kita. Jika

ingin menambahkan bingkai ke Prezi, Kita dapat mengklik sekali untuk membuka

Transformation Tool dan bergerak, skala, atau memutar segala sesuatu di dalam.

Gambar 2.7 Transformation Tool

41

e. Menyesuaikan warna dan font: Theme Wizard

Klik pada Themes untuk menyesuaikan warna presentasi dan untuk mengatur

pilihan font dari font library. Kita juga dapat membuat tema kustom dengan

menetapkan warna yang kita inginkan dan menambahkan logo dengan mengklik

Customize Current Theme.

Gambar 2.8 Pilihan Warna Temaf. Tombol Home

Untuk mengambil langkah mundur dan mendapatkan gambaran tentang segala

sesuatu yang telah kita tambahkan sejauh ini (baik di Edit dan mode presentasi), kita

dapat menggunakan tombol Home di sisi kanan layar (gerakan kursor ke sisi kanan

kanvas dan akan muncul). Mengklik Home Button sebelum mulai membuat Prezi

juga akan memastikan bahwa kita mulai dari tempat yang tepat.

g. Membingkai konten

Bingkai adalah bagian penting dari Prezi dan cara yang bagus untuk mengelola

konten. Bingkai bekerja seperti slide dan dapat digunakan untuk mengelompokkan

ide-ide kita. Gunakan frame untuk membuat sebuah placeholder dalam Prezi dan

42

kemudian menambahkan kontennya. Frame tersedia dalam berbagai bentuk dan

ukuran, dan Kita dapat mengubah warnanya serta ukuran dan posisi mereka.

Pilih 'Frame & Arrows' dari menu di bawah.

Gambar 2.9 Pilihan Frame & Arrows

Kemudian pilih apakah kita ingin lingkaran, persegi panjang, braket, atau

bingkai terlihat. Klik pada kanvas dan tarik kursor ke ukuran yang kita inginkan

untuk memulai. Frame yang digunakan untuk menambahkan animasi (bergerak dari

satu daerah ke daerah lain).

43

h. Inserting

Dengan Prezi kita dapat memasukkan Gambar, Symbols & Bentuk, Diagram,

Video YouTube, Musik dan Microsoft PowerPoint. Pilih 'Insert' dari menu

disamping, kemudian klik pilihan yang diinginkan. Sebuah bar di tepi akanterbuka di

sebelah kanan atau jendela pop-up tergantung pada Opsi yang dipilih.

Gambar 2.10 Menu Inserting

i. Gambar

Prezi saat ini mendukung Format gambar JPG, PNG, GIF, dan SWF. Ukuran

maksimum untuk setiap gambar adalah 2880 x 2880 piksel. Kita mungkin berhasil

mengunggah JPG lebih besar dari ini, tapi ini kemungkinan akan menyebabkan

berbagai masalah saat mengedit dan penyajian. Jika kita meng-upload gambar dengan

format JPG lebih besar dari spesifikasi tersebut, Prezi akan meminta untuk mengubah

ukuran image. Klik 'Resize image' untuk mengurangi ukuran gambar agar dapat

44

digunakan. Untuk format file gamabar selain JPG, kita akan perlu menggunakan

perangkat lunak pihak ketiga untuk mengurangi ukuran file gambar.

1) Video

Kita dapat memasukkan format file video berikut ke Prezi:

FLV, MOV, WMV, F4V, MPG, MPEG, MP4, M4V, 3GP

Catatan: Format AVI kadang-kadang dapat menyebabkan kesulitan ketika

digunakan. Mungkin ada yang menemukan bahwa Format ini bekerja kadang-kadang,

tapi tidak disarankan menggunakan format video AVI pada Prezi.

j. Menyisipkan Diagram

Prezi telah menciptakan gambar tata letak, diagram, dan grafik yang dapat

membantu agar lebih baik mengkomunikasikan ide kita untuk audiens.

Gambar 2.11 Pilihan Insert Diagram

45

Kita dapat dengan cepat menambahkan konten ke diagram, dan menduplikasi

mereka (menggunakan menu klik kanan) untuk mulai mengisi Prezi dengan konten

yang inspiratif.

Gambar 2.12 Pilihan Diagram

k. Menambahkan Symbols and shapes

Klik 'Insert' dan kemudian pilih 'Symbols and shapes' ikon di bagian atas layar

untuk menambahkan bentuk, garis, panah, dan lainnya ke Prezi. Maspukkan persegi

panjang, lingkaran, dan segitiga untuk membingkai konten. Atau, tambahkan simbol

dari library atau tujuan gambar yang dirancang untuk lebih meningkatkan Prezi.

Gambar 2.13 Symbols and shapes

Path

46

l. Menavigasi dan mengatur ulang dengan Path Sidebar

Ketika menyajikan ide-ide kita, dengan Sidebar kiri, kita dapat membuat

perjalanan dari satu ide ke ide yang berikutnya. Untuk mengatur path, klik ikon pensil

di sisi kiri layar. Kemudian klik pada objek dalam kanvas Prezi dalam urutan yang

diingin untuk ditampilkan.

Gambar 2.14 Tampilan Untuk Mengatur Path

BesaranturunanBesaranTurunan

47

4. Ruang Lingup Materi

a. Peta Konsep Besaran dan Satuan

Gambar 2.15 Peta Konsep Besaran dan Satuan

b. Materi Konsep Besaran dan Satuan

1) Besaran

“Besaran adalah sesuatu yang dapat dinyatakan dengan angka atau nilai dan

memiliki satuan” (Suryatna & Bahrudin, 2009: 2). Menurut Nurachmandani &

Samsulhadi (2010: 3) berdasarkan satuannya, besaran dikelompokan menjadi 2, yaitu

besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran dan Satuan

Besaran Satuan

SatuanBaku

Satuan tidak Baku

Sistem Satuan Internasinal

SatuanPokok

SatuanTurunan

Konversi Satuan

BesaranPokok

48

a) Besaran Pokok

Puspita & Rohima (2009: 5) menyatakan bahwa besaran pokok adalah besaran

yang menjadi dasar atau pangkal untuk menyusun besaran lain. Oleh sebab itu,

besaran pokok hanya memuat satu satuan. Conference Generate des Poids el

Measure (CGPM) pada tahun 1960 memutuskan tujuh besaran pokok seperti

tercantum pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Besaran Pokok

No. Besaran Lambang1. Panjang L2. Massa M3. Waktu T4. Kuat Arus Listrik I5. Suhu T6. Intensitas Cahaya I7. Jumlah Zat N

b) Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran

pokok. Diturunkan artinya dijabarkan atau diperoleh dari penggabungan dengan cara

perkalian dan atau pembagian (Nurachmandani & Samsulhadi, 2010: 3).

49

Tabel 2.3 Beberapa Besaran Tururnan

No.

Besaran Turunan Penjabaran dari Besaran Pokok

1. Luas Panjang x Lebar2. Volume Panjang x Lebar x Tinggi3. Massa Jenis Massa : Volume4. Kecepatan Perpindahan : Waktu5. Percepatan Kecepatan : Waktu6. Gaya Massa : Percepatan7. Usaha Gaya : perpindahan8. Daya Usaha : Waktu9. Tekanan Gaya :Luas10. Momentum Massa : Kecepatan

2) Satuan

a) Satuan Baku dan Tidak Baku

Sugiyarto & Ismawati (2008: 4) menyatakan bahwa pembanding dalam suatu

pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan

satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama

untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

Tabel 2.4 Satuan Baku dan Tidak Baku

No.

Pengukuran Besaran Nilai Satuan

1. Panjang meja 1 meter Panjang 1 Meter2. Massa beras 1,5 kilogram Massa 1,5 Kilogram3. Waktu tempuh dari rumah ke

sekolah 10 menit Waktu 10 Menit

4. Panjang papan tulis 15 pensil Panjang 15 Pensil

50

Tabel di atas menunjukan bahwa panjang, massa dan waktu disebut besaran,

sedangkan untuk satuan meter, kilogram, dan menit disebut satuan baku. Untuk

pensil disebut satuan tidak baku.

b) Sistem Satuan Internasional

Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu

bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat.

Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di

Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan

pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik

besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau

disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second) (Winarsih

dkk, 2008: 4).

51

c) Satuan Pokok dan Satuan Turunan

“Satuan terdiri dari satuan pokok dan satuan turunan. Satuan pokok merupakan

satuan dari besaran pokok, sedangkan satuan turunan merupakan satuan dari besaran

turunan” (Suryatna & Bahrudin, 2009: 3).

Suryatna & Bahrudin (2009: 3) menyatakan bahwa satuan pokok memiliki

syarat standar agar berlaku secara internasional, di antaranya:

1) 1 meter = panjang lintasan cahaya pada ruang vakum selama selang waktu

1

2,99792458× 10 sekon

2) 1 kg = 1 liter air murni pada suhu 4°C

3) 1 detik = waktu yang diperlukan atom Cesium untuk bergetar sebanyak

9.192.631.770 kali.

Dari penjelasan di atas, berikut adalah Besaran pokok dan besaran turunan beserta

dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini (Winarsih dkk, 2008: 4).

Tabel 2.5 Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik

No. Besaran Satuan SI/MKS Singkatan Satuan Sistem

CGS Singkatan

1. Panjang meter m Centimeter Cm2. Massa kilogram kg Gram G3. Waktu detik s Detik S4. Kuat Arus Listrik kelvin K Kelvin K5. Suhu ampere A stat ampere statA 6. Intensitas Cahaya candela Cd candela Cd7. Jumlah Zat kilo mol kmol Mol Mol

52

Tabel 2.6 Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

No. Besaran Turunan

Penjabaran dari Besaran Pokok

Satuan Sistem MKS

1. Luas Panjang x Lebar m2

2. Volume Panjang x Lebar x Tinggi

m3

3. Massa Jenis Massa : Volume kg/m3

4. Kecepatan Perpindahan : Waktu m/s5. Percepatan Kecepatan : Waktu m/s2

6. Gaya Massa : Percepatan Newton (N) = kg.m/s2

7. Usaha Gaya : perpindahan Joule (J) = kg.m2/s2

8. Daya Usaha : Waktu Wtatt (W) = kg.m2/s3

9. Tekanan Gaya :Luas Pascal (Pa) = N/m2

10. Momentum Massa : Kecepatan kg.m/s

3) Konversi Satuan

Nurachmandani & Samsulhadi (2010: 7) menyatakan bahwa salah satu

kemudahan adanya Satuan Internasional (SI) adalah hanya ada satu satuan pokok

untuk setiap besaran. Satuan-satuan yang lebih besar atau lebih kecil dihubungkan ke

satuan pokok dengan memberi nama awalan.misalnya satuan pokok besaran panjang

adalah meter. Untuk satuan-satuan yang lebih besar berturut-turut adalah dekameter,

kilometer, megameter. Sedangakn satuan-satuan yang lebih kecil adalah desimeter,

sentimeter, millimeter, mikrometer. Perhatikan tabel dibawah ini. Penggunaan satuan

pokok akan memudahkan dalam mengubah suatu sistem satuan ke sistem satuan lain.

Pengubahan ini disebut konversi satuan.

53

Tabel 2.7 Bentuk-bentuk kelipatan dalam satuan

Angka Bentuk Baku atau Notasi Ilmiah Sebutan Lambang

1 000 000 000 000 000 000 1018 Eksa E1 000 000 000 000 000 1015 Peta P1 000 000 000 000 1012 Tara T1 000 000 000 109 Giga G1 000 000 106 Mega M1 000 103 Kilo k100 102 Hekto h10 101 Deka da0,1 10-1 Desi d0,01 10-2 Senti c0,001 10-3 Mili m0,000 001 10-6 Mikro μ0,000 000 001 10-9 Nano n0,000 000 000 001 10-12 Piko p0,000 000 000 000 001 10-15 Femto F0,000 000 000 000 000 001 10-18 Alto a

a) Konversi Satuan Pokok

1) Konversi Satuan Panjang

Suryatna & Bahrudin (2009: 4,5) menyatakan bahwa mengonversi satuan

panjang, berarti mengubah satuan-satuan panjang ke satuan panjang lainnya. Urutan

satuan panjang mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek dapat dilihat dari

keterangan di samping.

Perhatikan konversi satuan panjang di bawah ini:

1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm

=100.000 cm= 1.000.000 mm

54

1 hm = 10 dam = 100 m = 1.000 dm = 10.000 cm

= 100.000 mm = 0,1 km

1 dam = 10 m = 100 dm = 1.000 cm = 10.000 mm

= 0,1 hm = 0,01 km

1 m = 10 dm = 100 cm = 1.000 mm = 0,1 dam = 0,01 hm

= 0,001 km

1 dm = 10 cm = 100 mm = 0,1 m = 0,01 dam

= 0,001 hm = 0,0001 km

1 cm = 10 mm = 0,1 dm = 0,01 m = 0,001 dam

= 0,0001 hm = 0,00001 km

1 mm = 0,1 cm = 0,01 dm = 0,001 m = 0,0001 dam = 0,00001

hm = 0,000001 km

sedangkan menurut Nurachmandani & Samsulhadi (2010: 7-8) untuk

mengubah satuan pokok meter ke satuan-satuan yang lebih besar atau lebih kecil, kita

dapat menggunakan bantuan tanggan konversi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.16 Tangga Konversi Panjang

55

Berikut langkah-langkah konversi satuan dengan bantuan tangga konversi yang

dikemukakan Nurachmandani & Samsulhadi:

a. Menentukan letak satuan yang akan dikonversikan pada tngga konversi.

b. Menentukan letak satuan yang akan dituju.

c. Menghitung banyaknya tngga yang harus dilalui dari satuan asal ke satuan

baru yang dituju.

d. Hasil perhitungan langkah c menentukan banyaknya angka nol dibelakang

atau di depan angka 1. Jika tangganya turun artinya dikalikan dan jika

tangganya naik artinya dibagi.

2) Konversi Satuan Massa

Massa berbeda dengan berat. Dalam keseharian massa sering digunakan dengan

berat. Massa dibawa ke manapun akan tetap nilainya. Sedangkan berat akan berbeda,

karena dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Mengkonversi satuan massa, berarti

mengubah satuan-satuan massa ke satuan massa lainnya (Suryatna & Bahrudin, 2009:

5).

Sugiyarto & Ismawati (2008: 9) menyatakan bahwa satuan massa dapat

diturunkan dari satu kilogram standar yang telah ditentukan sebagai berikut :

a. 1 ton = 1.000 kg = 103 kg

b. 1 kuintal = 100 kg = 102 kg

c. 1 hektogram (hg) = 1 ons = 0,1 kg = 10-1 kg

d. 1 dekagram (dag) = 0,01 kg = 10-2 kg

e. 1 gram (g) = 0,001 kg = 10-3 kg

56

f. 1 miligram (mg) = 0,000001 kg = 10-6 kg

g. 1 mikrogram (mg) = 0,000000001kg = 10-9 kg

Agar memudahkan dalam melakukan konversi satu satuan SI besaran massa ke satuan

SI lainnya dapat kita gunakan tangga satuan besaran massa di bawah ini!

Gambar 2.17 Tangga Konversi massa

3) Konversi Satuan Waktu

Mengonversi satuan waktu, berarti mengubah satuan-satuan waktu ke satuan

waktu lainnya. Urutan satuan waktu mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil

dapat dilihat dari keterangan di bawah (Suryatna & Bahrudin, 2009: 6).

1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit

1 menit = 60 sekon 1 sekon = 160

menit

1 menit = 1

60jam 1 jam = 3.600 sekon

57

b) Konversi Satuan Turunan

Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaran-besaran

pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali

dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena

penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat

ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg (Winarsih dkk, 2008: 11).

1) Satuan Luas

Satuan luas sering diakhiri dengan kata persegi, seperti kilometer persegi dan

meter persegi. Kata persegi dapat ditulis dengan angka pangkat dua, seperti meter

persegi dapat ditulis dengan m2. Untuk lebih jelasnya perhatikan konversi satuan luas

di bawah (Suryatna & Bahrudin, 2009: 6).

Gambar 2.18 Tangga Konversi Satuan Luas

58

2) Satuan Volume

Satuan volume sering diakhiri dengan kata kubik, seperti kilometer kubik dan

meter kubik. Kata kubik dapat ditulis dengan angka pangkat tiga, seperti meter kubik

dapat ditulis dengan m3. Untuk lebih jelasnya perhatikan konversi satuan volume di

samping. Begitu juga perhatikan satuan lainnya seperti di bawah ini (Suryatna &

Bahrudin, 2009: 7).

Gambar 2.19 Tangga Konversi Satuan Volume

Gambar di atas menunjukkan tangga konversi untuk besaran turunan volume. Setiap

naik satu langkah, bilangan asal dibagi 1000 dan setiap turun satu langkah setiap

bilangan asal dikali 1000. Misalnya, ketika kita mengubah dari satuan m3 ke satuan

dm3, maka bilangan pada satuan m3 harus dikali 1000 karena dari m3 ke dm3 turun 1

langkah. Jadi, 5 m3 = 5 × 1000 dm3 = 5000 dm3.

59

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan media pembelajaran berbasis

aplikasi prezi, antara lain:

1. Penelitian White dalam Tesisnya yang berjudul “Prezi vs Power Point: Finding

the right tool for the job” menyatakan bahwa prezi merupakan desain visual

presentasi yang menyenangkan. Penggunaan prezi sebagai media presentasi

membuat tampilan presentasi menjadi sangat menakjubkan. Sehingga audience

tertarik dan fokus dalam menyimak presentasi.

2. Penelitian Strasser (2014) yang berjudul “Using Prezi In Higher Education”.

Menyatakan bahwa menggunakan prezi di perguruan tinggi sangat bermanfaat

bagi pengalaman pendidikan. Menggunakan prezi dalam perkuliahan, dapat

menjaga minat siswa yang tnggi dan memfasilitasi pemahaman tentang keterkaitan

topik. Prezi adalah cara terbaik untuk memvariasikan pengiriman bahan-bahan

kuliah untuk mengurangi kebosanan dan memfasilitasi pemahaman. Siswa dapat

membuat presentasi lebih kolaboratif dan kreatif dengan menggunakan prezi. Prezi

adalah salah satu alat yang digunakan untuk menjaga kelas tempat yang menarik

dan interaktif.

3. Penelitian oleh Melida dkk (2014), dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

Media Prezi The Zooming Presentations Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas XI SMA N 12 Padang”. Menyatakan bahwa penerapan media Prezi The

Zooming Presentations pada mata pelajaran fisika memberikan pengaruh yang

60

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan

psikomotor.

4. Penelitian Rodhi dan Wasis (2014) dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Prezi untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis pada materi kalor” Menyatakan bahwa telah dihasilkan

media pembelajaran berbasis prezi pada materi kalor yang memenuhi kriteria

kelayakan baik dari segi materi maupun dari segi format tampilan media, dengan

kategori sangat layak. Pembelajaran dengan menggunakan media prezi pada

materi kalor di kelas VII B SMP N 1 Babat dapat terlaksana dengan sangat

baik.dengan peningkatan keterampilan berpikir kritis sedang, yaitu sebesar 0,32.

5. Penelitian Artianningsih dkk (2013), dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan

Minp Mapping dengan Media Prezi untuk Meningkatkan Prestasi dan Partisipasi

Belajar Akutansi”. Menyatakan bahwa melalui penerapan Minp Mapping dengan

media presentasi Prezi mampu meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa.

6. Penelitian Pertiwi (2014), dalam ringkasan skripsinya yang berjudul “Keefektifan

Penggunaan Multimedia Prezi dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Bahasa Jerman Peserta didik Kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan Magelang”.

Menyatakan bahwa penggunaan multimedia Prezi dalam pembelajarn

keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan Magelang

lebih efektif daripada media konvensional.

61

7. Penelitian Jannah (2014), dalam Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Media

Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada

Konsep Suhu dan Kalor”. Menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa di

kelas X yang berjumlah 33 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media

pembelajaran zooming presentation bernilai 77,57 lebih tinggi dibandingkan rata-

rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media pembelajaran zooming

presentation yang bernilai 68. Dengan selisih kenaikan nilai rata-rata kelas

ekperimen dan kontrol sebesar 9,57. Hasil angket juga menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan media pembelajaran zooming presentation bernilai

76% berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah media pembelajaran zooming presentation

berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.

8. Penelitian Harris (2011) denagn judul “presentation software: Pedagogical

constraints and potentials” yang berisi tentang diskusi kritis perangkat lunak

presentasi, awalnya difokuskan pada Powerpoint. Namun muncul potensi dan

implikasi pedagogik baru, seperti Microsoft Producer, Prezi dan Xerte sebagai

petimbang.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif denga jenis penelitian

eksperimen atau lebih tepatnya quasi experiment.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok atau dua kelas, yaitu kelompok kelas

eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelompok diuji dalam segi

kognitifnya untuk mengetahui pemehaman konsep belajarnya dan hanya berbeda

dalam pemberian media pembelajarannya saja. Pada kelompok eksperimen, media

utama yang digunakan dalam proses belajar adalah media pembelajaran dengan

menggunakan aplikasi prezi. Untuk kelompok kontrol menggunakan media

pembelajaran konvensional (papan tulis).

Desain penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

E O1 TE O2K O1 TK O2

Keterangan:

E : kelompok eksperimen

K : kelompok kontrol sebagai pembanding

56

O1 : pre-test

O2 : post-test

TE : Perlakuan menggunakan media berbasis aplikasi Prezi

TK : Perlakuan tidak menggunakan media berbasis aplikasi Prezi

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pra eksperimen,

tahap pelaksanaan eksperimen dan tahap pasca eksperimen. Pra eksperimen

merupakan tahap persiapan sebelum melakukan eksperimen yang berupa observasi,

persiapan instrumen, RPP, persiapan materi serta bahan ajar, dan pembuatan media

Prezi (Pertiwi, 2014: 4). Tahap pelaksanaan eksperimen terbagi menjadi tiga jenis

kegiatan, yaitu pre-test, eksperimen, dan post-test. Pre-test merupakan tes awal yang

dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar IPA Fisika peserta didik terhadap materi

ajar Besaran dan Satuan pada kedua kelas tersebut. Eksperimen merupakan tahap

pemberian perlakuan, yang berupa pembelajaran IPA Fisika dengan materi gerak

lurus menggunakan media Prezi pada kelas eksperimen dan media konvensional

pada kelas kontrol. Sedangkan Post-test merupakan tes akhir yang diberikan setelah

pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tahap terakhir yaitu

tahap pasca eksperimen yang merupakan tahap penyelesaian dari penelitian. Data

yang diperoleh dari pelaksanaan eksperimen untuk selanjutnya dianalisis.

57

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius Passo yang beralamatkan di Jl.

Karel Satsuitubun.

2. Penelitian ini dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Xaverius Passo

dengan jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah

masing-masing kelas, yaitu kelas VII1 dengan jumlah siswa 20 orang dan kelas

VII2 dengan jumlah siswa 17 orang.

2. Sampel

Berdasarkan populasi yang berjumlah 37 orang yang hanya terdiri dari

dua kelas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian inipun sama dengan

jumlah populasi yaitu 37 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan cara simple random sampling melalui undian secara acak

yakni proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih. Adapun hasil dari pengundian tersebut

diperoleh dari kelas VII1 dengan jumlah siswa 20 orang sebagai kelas

eksperimen dan kelas VII2 dengan jumlah siswa 17 orang sebagai kelas kontrol.

materi berdasarkan pada kurikulum yang sama dan tidak ada kelas unggulan.

58

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah penggunaan media berbasis aplikasi Prezi. Sedangkan variabel

terikatnya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep IPA

Fisika pada materi Besaran dan Satuan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data ini

adalah dengan menggunakan tes. Tes objektif dilakukan untuk menghasilkan data

kuantitatif berupa skor- skor yang mengukur hasil belajar siswa aspek kognif pada

tingkat pemahaman (C2). Bentuk tes Pemahaman konsep ini berupa soal berbentuk

essay. Item-item tes yang digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep

ini diambil dari materi IPA Fisika Kelas VII yaitu Besaran dan Satuan. Tes objektif

ini adalah dalam bentuk pretest dan posttest yang masing – masing dari pretest dan

posttest tersebut terdiri dari 5 soal essay . Tes atau ujian diadakan pada saat pretest

dan posttes. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal dari kelompok penelitian, sementara posttest atau tes akhir

diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan pemahaman konsep siswa.

59

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan

tes pemahaman konsep berupa bentuk tes objektif berbentuk essay, karena tes

objektif dapat mengungkap tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

dipelajari. Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep

siswa. Penyusunan soal tes disesuaikan dengan kisi-kisi instrumen, Adapun langkah–

langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan materi pelajaran IPA Fisika yang akan digunakan dalam

penelitian.

2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

mata pelajaran IPA Fisika kelas VII SMP sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang

telah ditetapkan pada mata pelajaran IPA Fisika kelas VII SMP sesuai

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

4. Menyusun kisi–kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

5. Menggunakan soal yang valid kepada sampel penelitian, yaitu kelompok

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

60

H. Teknik analisa data

Hasil perolehan data dianalisis dengan menggunakan uji t. menurut Sarwono

(2006: 154) Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan

data yang berskala interval.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

pemahaman konsep IPA Fisika Siswa Kelas VII SMP Xaverius Passo antara

kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan media berbasis aplikasi

Prezi dan kelompok kontrol yang diajar menggunakan media konvensional.

Berikut rumus Uji t (Melida, 2014: 117):

t=X1−X2

S√ 1n1

+ 1n2

………… (3.1)

Dengan:

X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen

X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol

S = Satandar deviasi gabungan

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

61

Kriteria pengujian diterima apabila hipotesis thitung ¿ ttabel, dengan derajat

kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = n1+n2−¿2¿ dengan peluang (1-∝).

Setelah didapat nilai thitung dibandingkan dengan nilai t yang terdapat dalam tabel

distribusi t (Melida, 2014: 117).

62

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arsyad, A. (2005). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 6.

Dahar, R. A. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: AV Publiser.

Diamond, S. (2010). Prezi for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing.

Nurachmandani, S., & Samsulhadi, S. (2010). llmu Pengetahuan Alam (Terpadu)Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Puspita, D., & Rohima, L. (2009). Alam Sekitar IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Rusman., dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, A. S., dkk. (2007). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2010). Prencanaan Dan Desain Sitem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (2009). interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ed. 1, Cet. 1.

63

Sugiyarto, T., & Ismawati, E. (2008). llmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Suryatna, A., & Bahrudin, E.T.R. (2009). llmu Pengetahuan Alam Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Syah, M. (2010). Psikolog Belajar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, Cet. 10.

Uno, H. B., & Koni, S. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ed. 1, Cet. 2.

Van Groenendaal, H. (2014). Prezi Hotshot. Mumbai: Birminham.

Winarsih, A., dkk. (2008). IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Jurnal/skripsi/tesis

Artianningsih. (2013). Penerapan Mind Mapping dengan Media Prezi untuk Meningkatkan Prestasi dan Partisipasi Belajar Akutansi. JUPE UNS, 2(1), 39-48

Harris, D. (2011). Presentation software: Pedagogical constraints and potentials. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education, 10(1), 72-84.

Jannah, P. Z. (2014). Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor. Skripsi: Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN.

Melida, D. (2014). Pengaruh Media Prezi The Zooming Presentations Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA N 12 Padang. Pillar Of Physics Education, Vol. 2., 113-120

64

Pertiwi, S.R. (2014). Keefektifan Penggunaan Miltimedia Prezi dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta didik Kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan Magelang. Ringkasan Skripsi : Yogyakarta Fakultas Bahasa dan Seni UNY.

Restiono, A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Mengembangkan Aktivitas Berkarakter Dan Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI. Skripsi: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Rodhi, M.Y., & Wasis. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Prezi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Kalor. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 3(2), 137-142

Settle, Q., et al. (2011). Using Prezi in the classroom. NACTA Journal, 55(4), 105-106.

Strasser, N. (2014). Using Prez In Higher Education. The Clute Institute International Academic Conference, Breckenridge, Colorado USA, 11(2), 95-98

Tri Kusyanti, R.N. (2013). Pemahaman Konsep Siswa Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Animasi Fisika Yang Tidak Sesuai Fisika. Berkala Fisika Indonesia, 5(1), 20-24

Utari, Y.P., dkk. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Online Prezi dalam Pokok Bahasan Alat Optik Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi, 5(2), 45-49

White, Nicole L. (2011). Prezi v. Powerpoint: Finding the right tool for the job. New York: State University of New York Institute of Technology.

65

Internet

(online). httpid.wikipedia.orgwikiPrezi

(http://www.flinders.edu.au/staff-files/computer/Prezi%20Introduction.pdf)

Binham, R. (2013). Cara Membuat Presentasi Prezi Yang Menarik. (online). Tersedia: http://www.presentasi.net/cara-membuat-presentasi-prezi/

Zira, R. (2012). Pelatihan Presentasi dan Publikasi Interaktif untuk Pemerintahan Daerah. (online). Tersedia: http://training.comlabs.itb.ac.id/mainsite/berita/59.