BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembuatan Proposal
Saat ini bepergian (travelling) dengan menggunakan pesawat
terbang merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting
dalam sebagian aktivitasnya. Bepergian (travelling) ke kawasan
domestik maupun internasional pada umumnya mempunyai tujuan
untuk kepentingan pekerjaan (work), kegiatan belajar (studying),
wisata atau kepentingan lainnya.
Dari waktu ke waktu bepergian dengan menggunakan pesawat
terbang mengalami peningkatan, hal ini didukung oleh semakin
banyaknya maskapai-maskapai penerbangan yang baru yang
menciptakan persaingan yang ketat antara lain persaingan di tingkat
harga, dimana kita lihat harga tiket pesawat terbang semakin murah
walaupun tidak serta merta diikuti oleh peningkatan pelayanan.
Selain masalah pelayanan yang belum memuaskan ada juga
permasalahan yang sangat krusial yaitu masalah infrastuktur yang
kurang memadai. Seperti kita ketahui bahwa tidak banyak di
Indonesia ini bandara (aiport) yang bisa menampung banyak pesawat
terbang (airplane) ataupun bandara (airport) kelas internasional yang
dikelola secara baik dari sisi manajemen dan juga dari sisi teknologi.
Bepergian (travelling) dengan menggunakan pesawat terbang
saat ini sangat dibutuhkan oleh mayoritas masyarakat terutama bagi
mereka yang memiliki tujuan untuk pekerjaannya, untuk belajar di
luar pulau atau di luar negeri, ataupun untuk sekedar wisata. Apalagi
Indonesia termasuk negara dengan jumlah pulau terbanyak dimana
diantara pulau-pulau tersebut belum dieksplorasi dengan optimal
untuk tujuan wisata.
1
Bepergian dengan menggunakan pesawat terbang sangat
potensial, efisien dan ekonomis, hanya dengan waktu beberapa jam
kita dapat mengunjungi tempat lain yang ribuan atau puluhan ribu mil
jauhnya. Ini sangat penting bagi mereka yang hanya memiliki sedikit
waktu dalam kegiatan mereka (pekerjaan, belajar, dan lainnya) di
tempat lain.
Indonesia merupakan negara dengan banyak tempat (objek)
tujuan wisata khususnya untuk kawasan Asia Tenggara bersama
Thailand dan Malaysia. Jika diperbandingkan dengan negara lain
(seperti Thailand dan Malaysia), Indonesia lebih banyak memiliki
objek wisata yang lebih komplit. Ini karena Indonesia merupakan
negara kepulauan dimana diantara pulau-pulau (daerah-daerah)
tersebut banyak yang belum dieksplorasi secara optimal untuk tujuan
wisata seperti kebudayaannya, keindahannya, keunikan dan
keragaman lainnya yang dapat menarik minat wisatawan baik lokal
maupun luar negeri.
Di satu sisi saat ini di Indonesia di kalangan kelas menengah
telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yang
menyebabkan mobilitas mereka untuk bepergian dengan pesawat
terbang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Banyak
diantara mereka bepergian untuk keperluan bisnis, belajar, wisata
dan juga untuk keperluan ibadah seperti ibadah haji. Untuk ibadah
haji ini sendiri dari tahun ke tahun Indonesia mendapatkan kuota
yang semakin besar.
Dengan melihat dan dari pengalaman kami di bidang Tours and
Travel Business selama kurang lebih sepuluh tahun ini kami
mengajukan proposal ini kepada para investor yang tertarik untuk
membangun bisnis Travel dan Tour Domestik dan Internasional
bersama kami yang didukung oleh para profesional dan
berpengalaman di bidang ini. Kami mengajak para calon investor
2
untuk menghadapi masa depan yang cerah dan kesempatan yang
sangat baik di dalam bisnis ini.
B. Maksud dan Tujuan
Dalam penulisan proposal ini penulis mempunyai maksud dan
tujuan antara lain :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah
penganggaran perusahaan sebagai salah satu persyaratan
pemberian nilai
2. Selain sebagai melengkapi tugas juga untuk menjadi bahan
acuan bagi mereka yang sedang atau akan membuat proposal
tugas ataupun proposal pembuatan usaha.
3. Dan terakhir jika memang memungkinkan penulis mempunyai
tujuan agar proposal ini dapat menjadi acuan yang nyata bagi
calon-calon investor yang berminat untuk terjun di bisnis travel
dan tour ini
C. Metode Penelitian (Landasan Teori)
Di dalam penulisan proposal ini penulis juga memasukkan unsur-
unsur teoritis yang berkaitan dengan landasan dan juga pembahasan
proposal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.Selintas Tentang Pariwisata
Bisnis travel dan tour ini merupakan satu kesatuan dengan dunia
pariwisata. Wisata saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan
hidup manusia selain kebutuhan pokok lainnya seperti sandang,
pangan dan papan. Bepergian merupakan salah satu kegiatan
pariwisata untuk mengunjungi objek-objek wisata.
Produk pariwisata juga dapat diartikan sebagai gabungan /
campuran dari fasilitas dan pelayanan, seperti yang diungkapkan
oleh Manuel Baud Bouvy & Fred Lawson, Tourism & Recreation
Handbook of Planing and Design (Architectural Press, 1998)
“Tourism products are an amalgam of resources, facilities and
services”
Objek dan daya tarik Wisata (ODTW) yang merupakan bentukan
nyata dari produk pariwisata tersebut dapat dikategorikan ke
dalam 3 kelompok, antara lain:
1. ODTW berbasis alam
2. ODTW berbasis pada sejarah dan budaya,
3. serta ODTW yang berorientasi kepada minat khusus (special
interest)
“The product may defined as a bundle or package of tangible and intangible component, based on activity at destination. The package is perceived by the tourist as an experience available at price” (Middleton, 1988: 79).
Jadi produk pariwisata dijelaskan sangat terkait dengan aktivitas di
daerah tujuan wisata (destinasi wisata), sehingga kegiatan
4
pariwisata akan lebih dapat berkembang / dikembangkan apabila di
suatu daerah tersebut mempunyai objek dan daya tarik wisata
"Destination is at one a single entity but it comprises every kind of tourism organization and operation in its geographical area”(Sumber : A.V Seaton & M.M Bennett, 1996, p.350)
Dari definisi di atas maka destinasi merupakan suatu area geografi,
dapat berupa daerah administrasi atau bentukan geografi yang
dikembangkan untuk memuaskan wisatawan.
Di dalam sebuah destinasi terdapat berbagai faktor yang saling mendukung satu
dengan yang lainnya. Hal itu merupakan bentuk dari konsep destination mix yang
dijelaskan di bawah ini :
“The destination mix is another unique, relational concept with five components: attractions and events, facilities, infrastructure, transportation, and hospitality resources”. (Sumber : Alastair M. Morrison,2001,p.186)
Di dalam memasarkan destinasi terdapat beberapa tujuan yang harus dicapai oleh
pemasar, di antaranya adalah :
1. Meningkatkan citra dari suatu daerah dengan harapan dapat mendorong para
investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut.
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas dari fasilitas dan infrastruktur di daerah
tersebut yang tidak hanya berguna bagi keleluasaan para wisatawan namun juga
berguna bagi masyarakat lokal di mana destinasi tersebut berada.
3. Memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat lokal terhadap daerahnya
karena banyak wisatawan yang ingin datang dan melihat daerahnya tersebut.
4. Memberikan sebuah pemikiran baru dan pemasukan keuangan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas di lingkungan lokal suatu destinasi.
5. Mencoba untuk membuat destinasi agar dapat lebih diterima oleh wisatawan dengan membaca ekspektasi dari wisatawan dan juga melihat pada kebijakan dari pemerintah
(Sumber : Susan Homer and John Swarbroke, 1996)
5
Destinasi juga terdiri dari berbagai elemen-elemen. Di dalam membuat strategi terhadap
sebuah destinasi terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis terlebih dahulu di dalam
pasar. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. What are the natural resources of the destination area?
Yang termasuk kedalam sumber daya alam di suatu destinasi antara lain adalah
iklim, tanah, vegetasi, kehidupan binatang, air, pantai, ketersediaan air minum,
sumber daya energi, dan keindahan alam sekitar destinasi.
2. What is the existing infrastructure?
Infrastruktur yang masuk ke dalamnya antara lain water supply, sistem
pembuangan, listrik dan gas, sistem komunikasi, jalan, bandar udara, terminal,
stasiun kereta api, tempat parkir, dan transportasi publik.
3. What is the current development phase of the suprastructure?
Sarana suprastruktur terdiri dari fasilitas-fasilitas seperti hotel/motel, restoran/bar,
toko-toko, tempat-tempat hiburan, dan sektor bisnis lainnya yang menyediakan
barang dan jasa kepada konsumen.
4. What forms of transportation are currently avaible to potential travel consumers
who may choose to visit the destination?
Dalam hal transportasi yang terkait di dalamnya mobil, pesawat udara, kereta api,
bus dan kapal laut.
5. Does the destination area have the necessary people (the host community) who
are willing and able to service the travel consumer?
Maksud dari hal di atas apakah masyarakat lokal mempunyai keinginan di dalam
memberikan jasanya kepada wisatawan yang datang ke daerah mereka. Keinginan
tersebut tidak hanya meliputi keinginan di dalam pelayanan namun juga
masyarakat lokal juga harus dapat menerima budaya dan motivasi yang dibawa
oleh wisatawan ke daerah mereka. Intinya adalah penyesuaian antara budaya
masyarakat lokal dengan budaya pendatang yang berasal dari wisatawan.
6. What cultural/historical resources does a particular destination have that sets it
a part from other destinations?
Dengan kata lain adalah apakah destinasi yang akan dipasarkan tersebut
6
mempunyai pesaing lain yang potensi produk sejarah dan budayanya sama dengan
yang dipasarkan destinasi tersebut kepada konsumen.
7. What types of travel consumers currently visit the destinations? Why do they
choose to visit that destinations instead of the many other possible destinations?
Menentukan jenis wisatawan yang datang ke suatu destinasi yang dapat
memberikan nilai wawasan yang nantinya akan masuk ke dalam daur hidup
produk. Apakah wisatawan yang datang menyukai jenis wisata petualangan atau
jenis lainnya.
8. What is the government attitude toward, and treatment of, tourism?
Hal ini menjelaskan keterlibatan pemerintah terhadap pariwisata yang
berkembang pada suatu destinasi. Keterlibatan tersebut bisa dalam bentuk
tindakan langsung dari pemerintah pada perkembangan pariwisata atau
pemerintah yang ada di destinasi tersebut hanya sebagai fasilitator dan pemberi
kebijakan saja. Keterlibatan lain yang dapat dilakukan pemerintah di dalam
pengembangan pariwisata di suatu destinasi dapat dilakukan dengan melakukan
promosi pariwisata yang pastinya akan meningkatkan jumlah kunjungan ke suatu
destinasi.
(Sumber : Robert C. Lewwis and Richard E Chambers, 1990)
Di dalam BAB VI, Pasal 14 Undang-Undang No.10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa tentang beberapa
macam Usaha Pariwisata antara lain salah satunya adalah Usaha
Jasa Transportasi Wisata dan Usaha Perjalanan Wisata. Dari sekian
jenis dan macam Usaha Pariwisata tersebut kami mengkhususkan
diri pada bidang Jasa Transportasi dan Perjalanan Wisata.
Ada beberapa macam pokok-pokok yang berkaitan dengan usaha
Jasa Transportasi dan Perjalanan Wisata, antara lain :
a. Objek Pariwisata
Objek pariwisata merupakan objek/tempat dimana seorang turis
ingin mengunjungi. Dapat berupa adventure atau tempat
7
bersejarah, tempat dengan pemandangan yang indah dan unik
atau tempat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
dengan tempat lain. Untuk hal ini kami akan melakukan
kerjasama dengan beberapa objek wisata yang ada di Indonesia,
untuk periode awal kami akan melakukan kerjasama dengan
beberpa objek wisata yang sudah familiar bagi turis.
b. Transportasi
Pelayanan transportasi sangat diperlukan untuk menyukseskan
bisnis travel dan tur ini. Pelayanan yang cepat tapi nyaman
merupakan moto yang harus dipertahankan agar para
wisatawan tidak merasa lelah di dalam perjalanan, nyaman dan
merasa bahagia dapat menikmati perjalanannya. Transportasi
disini dapat berupa :
Airplane (pesawat terbang)
Train (kereta api)
Bus
Mobil
Sepeda Motor
c. Hotel / Akomodasi
Di sekeliling objek wisata diharuskan ada tempat
penginapan/hotel bagi para wisatawan. Ini persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pihak pengelola agar para wisatawan dapat
dengan nyaman menikmati objek wisata dalam waktu berhari-
hari. Untuk memperlancar bisnis kami akan melakukan
kerjasama dengan beberapa hotel yang berdekatan dengan
objek wisata baik itu hotel bintang lima ataupun hotel dibawah
tingkatan itu tetapi tetap dengan pelayanan yang memuaskan.
d. Restoran8
Biasanya di sekitar objek wisata diharuskan ada fasilitas rumah
makan/restoran. Restoran ini bisa termasuk di dalam satu
kesatuan bentuk pelayanan di dalam hotel itu sendiri ataupun
berdiri sendiri di luar pengelolaan hotel. Untuk hal ini kami juga
akan mengadakan kerjasama dengan beberapa restoran di
sekitar objek wisata yang memiliki menu, ataupun
pemandangan dan pelayanan yang baik dalam memuaskan
kebutuhan wisatawan.
e. Souvenir
Souvenir menjadi sebuah cindera mata yang dapat memberikan
kesan yang unik tentang daerah objek wisata itu sendiri. Dengan
adanya souvenir ini juga dapat membantu dan mengembangkan
industri kerajinan masyarakat setempat yang tentunya memiliki
kekhasan dan keunikan yang berbeda dengan daerah/objek
wisata lain.
Terkadang sebuah aktivitas di dunia ini membuat orang-orang
tertarik untuk segera melihat, menyaksikan dan berperan dalam
aktivitas tersebut, misal : Aktivtas ibadah Haji, bagi umat muslim
ibadah haji ini merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan
dan mayoritas penduduk Indonesia adalah umat muslim. Dan
aktivitas lainnya misal aktivitas/kegiatan olahraga, seperti Piala
Dunia Sepakbola, Tenis, dan juga bisa dari aktivitas/kegiatan
musik, seperti konser musisi terkenal yang semuanya ini dapat
memberikan daya tarik bagi orang-orang untuk mengunjungi
ataupun ikut berperan di dalam kegiatan tersebut.
Kenaikan dan penurunan tingkat kunjungan wisatawan sangat
mempengaruhi tingkat devisa suatu negara, bahkan ada suatu
negara yang pendapatan terbesarnya berasal dari sektor
pariwisata. Ini menjadi tanggung jawab semua stakeholder di
bidang pariwisata terutama pemerintah dan juga termasuk
9
pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan kepariwisataan
seperti usaha/bisnis yang akan kami rintis ini.
2. Pariwisata Di Indonesia
Seperti kita ketahui pada umumnya bahwa Indonesia adalah
negara kepulauan dengan jumlah objek wisata yang banyak dan
berpotensi untuk memajukan kepariwisataan di Indonesia.
Indonesia sejak terjadinya peristiwa bom bali berusaha keras untuk
membangkitkan sektor wisata kembali dan saat ini sudah
mengalami peningkatan yang signifikan.
Dan terakhir kita sedang memperjuangkan Pulau Komodo
untuk menjadi salah satu dari Situs Keajaiban Dunia yang pada
akhirnya bertujuan untuk lebih memajukan dan meningkatkan lagi
sektor pariwisatan di Indonesia. Jika ini berhasil bukan tidak
mungkin dapat diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia yang
memang banyak memiliki keunikan tersendiri yang dapat menarik
minat wisatawan.
Dan Indonesia selalu berusaha untuk sekarang dan masa
depan untuk menjadikan tidak hanya BALI sebagai satu-satunya
objek wisata yang mendunia, masih banyak lagi objek/daerah
wisata yang memiliki potensi tersembunyi yang masih harus
dieksplorasi dan dioptimalkan, seperti :
Pemandangan di Lombok
Pulau Komodo
Papua
Sumatera
Sulawesi
10
Dan masih banyak daerah lainnya yang benar-benar perlu
perhatian dan pembenahan dari para stakeholder di bidang
pariwisata terutama pemerintah.
3. Perencanaan dan Proyeksi Bisnis Tour dan Travel
Dalam merencanakan usaha/bisnis ini kami harus menetapkan
beberapa tahapan seperti dibawah ini :
A. Rencana Investasi
1. Legalitas
Dalam hal ini kami harus memperoleh legalitas usaha
sebagai berikut :
Akta Notaris
Legalisasi Akta Notaris ke DEPKUMHAM
SIUP dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Undang-Undang Gangguan dari MUSPIKA setempat
NPWP
Registrasi di Departemen Pariwisata
Registrasi di Departemen Agama sebagai penyedia jasa
transportasi Umroh dan Haji Plus. Dan juga Registrasi di
Asosias Muslim Penyelenggara Umroh dan Haji (AMPUH).
2. Keanggotaan di Asosiasi Pariwisata dan Agensi Maskapai
Penerbangan
Keanggotaan di IATA (International Association Of Travel
Agency)
11
Keanggotaan di ASITA (Association Of Indonesian Travel
Agency)
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Garuda
Indonesa Airways
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Merpati Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Mandala Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Batavia Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Lion Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Adam Air
Menjadi Agen bagi Maskapai Penerbangan Kartika Air
3. Pembiayaan Fixed Assets
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu,
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal.
Pengertian aktiva tetap menurut PSAK 16 (2004 : 16.1)
menyatakan bahwa ;
“Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang berwujud yang
diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang
digunakan dalam operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebihdari satu
tahun.”
12
Sedangkan menurut IAI melalui PSAK No.16 (2004:16.2)
mengemukakan
pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
“aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai
dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”
Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih
bahasakan oleh
Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika,
mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
“Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki
tiga karakteristik:
memiliki bentuk fisik, digunakan dalam kegiatan operasional,
dan tidak untuk
dijual ke konsumen.”
Sedangkan menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang
di alih bahasakan
oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan,
mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
“aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang
atau aktiva yang
relative permanen.”
13
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang
digunakan dalam operasi
perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut S. Munawir (2007:17) jenis-jenis aktiva tetap adalah
sebagai berikut:
“1.Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan
operasi,
misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parker dan
lain sebagainya
2.Bangunan, baik bangunan kantor, took maupun bangunan
untuk pabrik
3.Mesin
4.Inventaris
5.Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.”
Menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang di alih
bahasakan oleh Aria
farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, jenis-jenis
aktiva tetap terdiri dari:
“1. Peralatan
2,Bangunan
3.Tanah.”
14
Beberapa Fixed Assets yang kami butuhkan untuk
perusahaan baru terdiri dari:
a. Kendaraan (vehicle) : sebanyak 1 unit mobil dan 2 unit
sepeda motor untuk operasional transportasi.
b. Peralatan dan Perlengkapan Kantor :
Komputer
Printer
Hand Phone
PABX System
Telephone
Facsimile
Server
Filling Cabinet
Server
Stationery (Perlengkapan Kantor/ATK)
c. Furniture & Fixture :
Kursi dan Meja untuk Direktur
Meja dan Kursi untuk Manajer
Meja dan Kursi untuk Staf
Meja dan Kursi untuk Sales Counter
Sofa untuk Tamu
Mark Board
4. Biaya-Biaya (Pengeluaran-Pengeluaran) Operasional
15
Untuk Operasional perusahaan selama tiga bulan ke depan
kami perkirakan akan mengeluarkan biaya-biaya operasional
antara lain :
a. Gaji (Salaries)
b. Sewa Kantor
c. Biaya Telepon
d. Biaya Listrik
e. Stationery
f. Pemeliharaan kendaraan dan kantor
g. Brosur
h. Entertainment
5. Dana-Dana Standby
Kami membutuhkan dana-dana standby untuk pembiayaan
daftar-daftar (rencana) tours selama 4 kali dalam satu tahun.
Tours/Perjalanan yang kami rencanakan adalah :
Domestic Tour
International Tour
Adventure Tour
Biasanya kami akan melakukan program tour pada bulan-
bulan : Mei, Juni, November dan Desember.
Mengenai Proyeksi Investasi kami berikan lampiran yaitu di
LAMPIRAN D
16
B. Organisasi
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan dan mau terikat dengan peraturan yang ada yang
telah disepakati. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat
untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama. (1).
Pengertian organisasi menurut para ahli :
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama (2).
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama (2).
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih(2).
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah
kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Teori organisasi merupakan studi dimana kita memandang suatu
organisasi baik dari segi fungsi dan struktur , dengan meninjau
pendapat atau pendekatan untuk mencari pemecahan masalah
dalam suatu organisasi dimana para pelaku organisasi
berinteraksi satu dengan yang lain nya, yang membentuk suatu
system yang saling mempengaruhi sesama pelakunya agar
mencapai tujuan yang lebih baik
17
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan
bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan
bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif
terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan,
proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-
tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketiak akan
mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :
1. Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri
2. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan secara bersama-sama
3. Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang
dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang
bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang
melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk
berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang
manajer secara efisien dan efektif
18
5. Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
6. Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi
dilakukan.
7. Rentang kendali adalah
19
Desain organisasi
1. Struktur Sederhana (simple structure)
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana
manajer dan pemilik adalah sama.
Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat,
fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini
karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban
(overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat
karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.
Sedangkan Struktur Organisasi yang dipergunakan oleh kami untuk bisnis
travel dan tour ini adalah struktur organisasi garis dengan bagman sebagai
berikut:
20
Strktur organisasi yang diterapkan oleh perusahaan ini dengan
kebutuhan personil sebagai berikut :
Diredtor : 1 orang
General Manager : 1 orang
Ticketing Manager : 1 orang
Marketing Manager : 1 orang
Finance Manager : 1 orang
Tour Manger : 1 orang
21
DIREKTUR
General Manajer
Ticketing Manager
Marketing Manager
Finance Manager
Tour Manager
Domestic
Ticketing
International
Ticketing
Hotel
Reservation
Sales
Product
Courier &
Collector
Accounting
Administration
Domestic &
Adventure
Tour
International
Tour
Travel
Document
Domestic Ticketing staff : 1 orang
International Ticketing Staff : 1 orang
Hotel Reservation Staff : 1 orang
Product Staff : 1 orang
Sales Staff : 1 orang
Accounting Staff : 1 orang
Administration Staff : 1 orang
Courier & Collector : 1 orang
Domestic & Adventure Staff : 1 orang
International Tour Staff : 1 orang
Travel Document Staff : 1 orang
C. PRODUK
Perusahaan kami menawarkan tujuh macam kategori jasa yang
ditawarkan :
1. Penerbangan Domestik
Dalam jasa penyediaan tiket penerbangan domestik ini kami
telah melakukan kerjasama dalam bentuk menjadi agen
beberapa maskapai penerbangan milik domestik, antara lain :
Garuda Indonesia Airways
Merpati Airlines
Mandala Airlines
Batavia Air
22
Lion Air
Sriwijaya Air
Kartika Air
Air Asia
Others
2. Tiket Penerbangan Internasional (International Tickets)
Dalam Jasa Penyediaan Tiket untuk internasional kami
melakukan kerjasama dengan maskapai-maskapai
penerbangan yang sudah memiliki jadwal penerbangan
internasional, antara lain :
Garuda Indonesia Airways
Singapore Airlines
Cathay Pasific
China Airlines
Maskapai Penerbangan Internasional lainnya
3. Travel Document
Kami juga menyediakan jasa pengiriman dokument
internasional ke sebagian besar negara di Eropa, Timur
Tengah dan Asia.
4. Domestic Tour (Perjalanan/Wisata Domestik)
Kami juga menyediakan jasa perjalanan (wisata atau untuk
keperluan lainnya). Untuk menunjang jasa ini kami
melakukan kerjasama dengan beberapa tempat wisata
ataupun stakeholder yang terlibat di wilayah wisata seperti
perusahaan-perusahaan tour lainnya di daerah lain. Untuk
23
tujuan perjalanan itu sendiri kami juga melakukan kerjasama
dengan tempat-tempat wisata, antara lain :
Wilayah Jawa Barat, antara lain tempat-tempat wisata di
sekitar Bogor, Bandung, seperti Kebun Raya Bogor, Puncak,
Kawah Putih Ciwidey, dll.
Wilayah Jawa Tengah Seperti : Batu Raden, Semarang dan
Ambarawa
Yogyakarta
Wilayah Jawa Timur : Bromo, Sarangan, Batu Malang
Wilayah Sumatera : Danau Toba, Danau Maninjau, dan
lainnya
5. Perjalanan Wisata Internasional (International Tour)
Dalam memenuhi jasa di bidang ini kami melakukan
kerjasama dengan beberapa perusahaan tour di negara lain,
antara lain :
Asia : - Malaysia (Langkawi Island)
- Thailand (Phuket Beach)
Eropa : - England (Birmingham Palace)
- France (Paris, Monte Carlo)
- Netherland
- Germany
- Swiss
- Italia
Australia : - (Gold Coast and Sydney)
24
- New Zealand
America : - United State Of America
- Canada
6. Adventure Tour
Disini kami memiliki dua macam adventure tour, yakni :
Domestic Tour (diving, surfing, tribe of Badui, Tribe Of
Tengger and Ujung Kulon Forest Conservation, dan lain-
lain)
International Tour (Surfing, climbing, ski dan lain-lain0
7. Umroh / Haji
Karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim
maka jasa pelayanan untuk Umroh / Haji merupakan salah
satu usaha yang cukup menjanjikan di Indonesia ini. Ibadah
Umroh dapat dilakkukan di luar rutinitas ibadah haji artinya
dari satu tahun kalendar ibadah haji dilakukan selama kurang
lebih dua bulan dan selama kurang lebih 10 bulan dapat
melakukan ibadah umroh.
Dan selain Umroh/Haji tersebut kami juga dapat melakukan
penjualan tiket kepada para calon tenaga kerja Indonesia
yang melakukan perjalanan ke atau luar Indonesia. Untuk hal
ini kami akan melakukan kerjasama dengan Asosiasi
Penyedia Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI).
D. Marketing (Pemasaran)
Menurut Kotler dalam Bukunya Strategi Pemasaran “Jasa adalah
bentuk kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak 25
mengakibatkan kepemilikan apapun”. Menurutnya karakteristik
jasa dikategorikan empat macam, yaitu :
1. Tidak Berwujud (intangibility)
Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar atau dicium
sebelum jasa itu dibeli.
2. Tidak terpisahkan (inseparability)
Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara
bersama. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan
dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual
dan baru dikonsumsi. Jika seorang memberikan pelayanan
maka penyedianya merupakan bagian dari jasa tersebut.
Karena pembeli juga hadir pada saat jasa itu dilakukan,
interaksi penyedia-pembelian merupakan ciri khusus
pemasaran jasa, baik penyedia maupun pembeli
mempengaruhi hasil jasa.
3. Bervariasi (variability)
Jasa bergantung pada siapa yang menyediakan, kapan dan
dimana jasa tersebut diberikan. Jasa sangat bervariasi. Pada
umumnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa dapat
menggunakan tiga langkah guna pengendalian mutu dan
kualitas dari jasa. Hal ini diterapkan dalam bentuk melakukan
suatu investasi yang baik guna menciptakan prosedur yang
berkualitas. Pemilihan suatu karyawan harus dilakukan
dengan menciptakan standar dan kualitas dari sumber daya
manusia dan diberikan pelatihan yang baik guna
menciptakan kualitas dan mutu service yang diberikan.
Bentuk yang lain yang perlu dilakukan dengan cara
menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh
organisasi. Melakukan survei untuk mengetahui kepuasan
konsumen akan jasa yang diberikan melalui saran dan kritik.26
4. Tidak dapat disimpan (perishability)
Jika tidak dapat disimpan setelah jasa itu dipergunakan, jasa
akan hilang dengan mudah meskipun permintaan tetap.
Menurut Philip Kotler Strategi Pemasaran adalah pemikiran
tindakan logis pemasaran dimana unit-unit bisnis bisa berharap
untuk memanfaatkannya dalam rangka memenuhi tujuan
perusahaan. Strategi pemasaran itu sendiri terdiri atas
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran, bauran
pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan
keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.
Strategi pemasaran ini menurut Kotler dikategorikan dalam
beberapa tahap yaitu dimulai dari segmentasi pasar kemudian
dilanjutkan dengan target pasar dan diarahkan pada strategi
penentuan pasar.
Di perusahaan kami ini sendiri kami menerapkan promosi
dengan cara personal selling dan direct selling dan membangun
jaringan pemasaran dengan melalui relasi-relasi yang kompeten
dan potensial yang dilakukan oleh orang-orang profesional yang
memang sudah memiliki pengalaman lebih dari sepuluh tahun di
bisnis ini. Berdasarkan produk jasa yang kami tawarkan maka
kami berikan beberpa segmentasi pasar yang ingin kami
terapkan dalam proses pemasarannya yaitu :
27
Person
Maksudnya adalah segmen pasar yang berasal dari penduduk
Indonesia yang biasa bepergian/melakukan perjalanan baik di
dalam negeri maupun ke luar negeri.
Group
Banyak Group/Community yang berada di Indonesia.
Group/Community di Indonesia ini bisa berdasarkan
jenis/kegemaran yang sama, bidang kerja yang sama baik di
dunia olahraga, musik dan lainnya. Biasanya mereka sering
melakukan perjalanan-perjalanan baik domestik maupun ke
luar negeri sekedar berwisata ataupun memang memiliki
jaringan dengan group/community yang sama di negara lain.
Institusi Negara
Institusi disini maksudnya adalah institusi-institusi negara yang
sering membutuhkan tiket-tiket penerbangan (tiket
perjalanan) untuk keperluan mengunjungi kantor-kantor
cabangnya di daerah/kota lain atau untuk acara-acara resmi
yang dilakukan oleh institusi tersebut. Institusi negara yang
dimaksud seperti Departemen-Departemen Pemerintah,
Parlemen dan lainnya.
Perusahaan (company)
Perusahaan yang dimaksud disini seperti : SANYO, PANASONIC,
Bank-bank asing, perusahaan kelas menengah dan kelas atas
lainnya.
Perusahaan Negara
Perusahaan yang dimiliki oleh negara (BUMN) seperti :
PT. PERTAMINA
28
PT. Pengerukan Indonesia (Persero)
PT. Krakatau Steel
Bank Mandiri, Tbk
Bank BNI, Tbk
Bank BRI, Tbk
Dan lainnya
Ekspatriat
Di jaman globalisasi ini semakin banyak ekspatriat yang
bekerja sebagai profesional di banyak perusahaan di dalam
negeri baik itu perusahaan swasta nasional maupun
perusahaan MNC (Multinational Company) yang memiliki
cabang atau perwakilan disini. Sudah pasti memerlukan tiket
penerbangan baik untuk keperluan pulang pergi ke negara
tempat asal perusahaan ataupun untuk sekedar wisata.
E. REVENUE (PENDAPATAN)
Pendapatan (revenue) diperoleh dari :
1. Pendapatan Operasional (Operating Revenue)
Pendapatan operasional diperoleh dari fee tiket (ticket fee),
margin keuntungan dari TOURS dan fee dari UMROH dan
HAJI.
Perkiraan/proyeksi dari fee tersebut adalah :
a. Tiket Domestik (Domestic Ticket) sekitar 5 %
b. Tiket Internasional (International Ticket) sekitar 6 %
c. Pendapatan Operasi (operating revenue) dari TOURS
sebesar 15 % dari penjualan
29
d. Pendapatan Operasi (operating revenue) dari fee UMROH
dan HAJI sebesar kurang lebih US$ 200 (sekitar Rp. 200
juta) per orang.
2. Pendapatan Bukan Operasional (Non Operating Revenue)
Pendapatan Bukan Operasional (Non Operating Revenue)
didapat dari interest/bunga dari Dana Stand By (Stand By
Funds) dan juga dari Laba Ditahan (Retained Earning)
F. PROFITABILITY (OWN CAPITAL RENTABILITY)
Profitabilitas kami proyeksikan meningkat dari tahun pertama
sampai tahun kelima. Dengan perkiraan Modal Sendiri sebesar
Rp. 250.000.000,- kami memproyeksikan profitabilitas
(Rentabilitas Modal Sendiri) sebagai berikut :
Tahun Pertama : 8,76 %
Tahun Kedua : 28,42 %
Tahun Ketiga : 38,88 %
Tahun Keempat : 37,28 %
Tahun Kelima : 39,59 %
Profitabilitas (Rentabilitas Atas Modal Sendiri) disini kami hitung
dari Profit/Laba Bersih Setelah Pajak (Earning After Tax) dibagi
dengan jumlah Modal Sendiri.
Di dalam Buku Dasar-Dasar Pembelanjaan halaman 35 - 36
dengan penulis Prof. Dr. Bambang Riyanto dituliskan bahwa
yang dinamakan Rentabilitas itu menunjukkan perbandingan
antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu, dan umumnya dirumuskan :
30
(L/M) x 100 %
Di mana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode
tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai rentabilitas
suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung
pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan
diperbandingkan satu dengan lainnya. Apakah yang akan
diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau laba
usaha (laba sebelum pajak) atau laba neto sesudah pajak
dengan aktiva operasi, atau laba neto sesudah pajak
diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva tangible ataukah
yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan
jumlah modal sendiri.
Secara umum ada dua macam penilaian rentabilitas, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomi
Ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing (keseluruhan modal yang bekerja) yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase. Modal yang diperhitungkan
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan
(operating capital/assets), tidak termasuk modal yang
ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang
ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan
kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas
ekonomi.
Demikian pula dengan laba yang diperhitungkan untuk
menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal
dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha
(laba bersih sebelum pajak) atau laba bersih setelah pajak,
dan yang diperoleh dari dari usaha-usaha di luar perusahaan
31
atau dari efek (misalnya deviden, kupon, dan lain-lain) tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Dalam literatur Anglosax pada umumnya digunakan istilah
“earning power” untuk pengertian rentabilitas ekonomi
meskipun cara perhitungannya sedikit berbeda. Dalam
hubungan ini Howard & Upton dalam bukunya “Introduction
to Business Finance” menyatakan “Earning Power as the
ability of a given investment to earn to return from it use”.
R.W. Johnson dalam bukunya “Finacial Management”
menyatakan “Earning Power, the relation of net operating
income to the net operating assets”, hubungan tersebut
digambarkan sebagai berikut :
Profit Margin x Operating Assets Turnover =
Earning Power
Net Operating Income Net Sales Net Operating Income
Net Sales Net Operating Assets Net Operating Assets
Analisa Rentabilitas Ekonomi ini juga sering disebut analisa
Rate Of ROI (Rate Of Return On Investment)
32
X =
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik
modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri
yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan
kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri
adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri
yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan
bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax,
EAT (Earning After Tax). Sedangkan modal yang
diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di
dalam perusahaan.
33