Download pdf - RETENSIO PLASENTA

Transcript
Page 1: RETENSIO PLASENTA

RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTAKELOMPOK 4

Page 2: RETENSIO PLASENTA

Anggota kelompok :

Dita Nur Habibah G1A012008M. Andika Rianil E. R. G1A012025Nugraha Ramadhan G1A012037Hazar Arfita Audina G1A012044Fathul Barry G1A012058Gabriella Cereira A G1A012076Krisna Dwiantama G1A012094Dytha Fitriani G1A012104Deborah Oriona Vega G1A012116Ardhila Aida G1A012131Btari Farhana Indillah G1A012153Riza Revina G1A010012

Page 3: RETENSIO PLASENTA

EPIDEMIOLOGI

Dari angka tersebut, diperoleh etiologi antara lain: atonia uteri (50-60%)sisa plasenta (23-24%)retensio plasenta (16-17%)retensio plasenta (16-17%)laserasi jalan lahir (4-5%) kelainan darah (0,5-0,8%)

1000 kematian dari 100.000 kelahiran hidup25 % : perdarahan postpartum diperkirakan 100.000 kematian maternal /tahun

Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran pervaginam 15% ibu dengan riwayat retensio plasenta sebelumnya

Page 4: RETENSIO PLASENTA

KOMPLIKASI JIKA TIDAK KOMPLIKASI JIKA TIDAK DITANGANIDITANGANI

1.1. Perdarahan post partum Perdarahan post partum

2.2. Syok Syok Kematian Kematian

3.3. Puerpueral sepsisPuerpueral sepsis

4.4. Keganasan (koriokarsinoma)Keganasan (koriokarsinoma)

5.5. Rekurensi pada kehamilan selanjutnyaRekurensi pada kehamilan selanjutnya

6.6. Terjadi polip plasenta sebagai masa Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative yang mengalami infeksi sekunder proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis,dan nekrosis,

Page 5: RETENSIO PLASENTA

• Gejala yang selalu ada;– plasenta belum lahir dalam 30 menit, – perdarahan segera, – kontraksi uterus baik. – plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh

darah) tidak lengkap dan perdarahan segera.• Gejala yang kadang-kadang timbul ; – tali pusat putus akibat traksi berlebihan, – inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan, – uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak

berkurang.

MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS

Page 6: RETENSIO PLASENTA

• Anamnesis– Periode prenatal, – Episode perdarahan postpartum sebelumnya, – Paritas, – Riwayat multipel fetus ,– Polihidramion,– Plasenta tidak lepas secara spontan,– Timbul pendarahan secara aktif setelah bayi

dilahirkan.

PENEGAKKAN DIAGNOSISPENEGAKKAN DIAGNOSIS

Page 7: RETENSIO PLASENTA

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik Pada palpasi kavitas uteri yang kasar setelah

plasenta manual (mengindikasikan miometrium yang terkikis dan kemungkinan ada plasenta yang masih tertinggal),

adanya inversi uteri, Hematuria, Hemoragik yang masif setelah plasenta manual. Pada pemeriksaan pervaginam,

plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis teteapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.

Page 8: RETENSIO PLASENTA

Cont,

Plasenta yang tidak keluar dalam jangka waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan

Pemeriksaan Penunjang Beberapa pemeriksaan radiologis dapat

dilakukan seperti USG, Doppler Imaging dan MRI.

Page 9: RETENSIO PLASENTA

Pemeriksaan Penunjang

Complete blood count (CBC). Pemeriksaan koagulasi. Pemeriksaan elektrolit. BUN/kreatinin. USG. Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Page 10: RETENSIO PLASENTA

Plasenta tidak terlepas secara bersamaan/ plasenta masih melekat

pada tempat implantasinya

Gangguan retraksi dan kontraksi otot

uterus

Pembuluh darah pada lapisan endometrium tetap terbuka

Perdarahan hebat

Hilangnya faktor-faktor pembekuan

darah

Gangguan pembentukan thrombus dan pembekuan

darah

Perdarahan berkepanjangan

Patofisiologi

Page 11: RETENSIO PLASENTA

RencanaTerapi

Page 12: RETENSIO PLASENTA

Cont,Jenis dan Cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol

Dosis dan cara pemberian

IV : 20 IU dalam 1 L larutangaram fisiologis dengan tetesan cepatIM : 10 IU

IM atau IV (lambat) 0.2 mg

Oral atau rektal 400 µg dapat diulang sampai 1200 µg

Dosis lanjutan IV : 20 IU dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan 40 tetes per menit

Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit

400 µg 2-4 jam setelah dosis awal

Dosis maksimal perhari

Tidak lebih dari 3 L larutan engan oksitosin

Total 1 mg atau 5 dosis

Total 1200µg atau 3 dosis

Kontraindikasi Pemberian IV secara cepat atau bolus

Preeklampisa vitium cordis, hipertensi

Nyeri kontraksi, asma

Page 13: RETENSIO PLASENTA
Page 14: RETENSIO PLASENTA

Teori Baru

1. Uterotonika Kelebihan;

Dapat dilakukan pada pasien atonia uteri. Tidak invasif sehingga mengurangi risiko infeksi. Memiliki komplikasi paling rendah. Dapat dilakukan di rumah sakit, praktik dokter, maupun bidan.

Kekurangan; Hanya dapat dilakukan bila tidak ada perdarahan. Setelah 15 menit langsung lakukan 15 menit. Efek maternal pada pemakaian IV berupa hipotensi, mual,

muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uters, ruam kulit, dan anoreksia

Reaksi yang merugikan seperti serangan kejang, intoksikasi air, perdarahan intracranial, disritmia, asfiksia.

Page 15: RETENSIO PLASENTA

Cont,

2. Metode perasat crede Kelebihan;

Merupakan cara yang dapat dilakukan sebelum mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).

Baik dilakukan dengan keadaan uterus berkontraksi dan vesica urinaria kosong. Tidak invasif. Risiko infeksi kecil dibandingkan dengan terapi lain. Biaya murah. Teknik mudah dilakukan.

Kekurangan; Tidak dapat dilakukan pada orang gemuk. Sangat berbahaya dilakukan pada keadaan narkosis Bahaya infus tromboplastin dapat mengakibatkan koagulopati Tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi karena dapat

menimbulkan inversion uteri. Tidak dapat dilakukan pada golongan darah yang tak cocok pada imunisasi ibu

melalui transfusi fetomaternal

Page 16: RETENSIO PLASENTA

3. Manual Plasenta Kelebihan;

Dapat dilakukan dengan indikasi : Perdarahan mendadak sekitar 400-500 cc Riwayat hemoragik postpartum habitualis Post operasi (transvaginal dan transabdominal Penderita dalam keadaan narkosa atau anestensi umum

Murah Risiko perforasi dan infertilitas minimal.

Kekurangan; Dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut

Perforasi Meningkatnya kejadian infeksi asendens Kadang memerlukan anestesia. Tidak berhasil karena plasenta melekat erat, dapat menimbulkan perdarahan yang

sulit terhenti. Manual plasenta pada plasenta yang tanpa perdarahan harus dilakukan dengan

sangat hati hati Harus dilakukan di rumah sakit dengan tenaga medis ahli.

Page 17: RETENSIO PLASENTA

4. Kuretase Kelebihan;

Dilakukan pada perdarahan berlanjut Dapat mengeluarkan sisa jaringan yang ada dalam uterus

Kekurangan; Harus dilakukan di rumah sakit, tidak bisa di praktek

dokter. Dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam

nyawa. Risiko terbesar perforasi dibandingkan tatalaksana

lainnya.

Page 18: RETENSIO PLASENTA

5. Histerektomi Kelebihan;

Dapat dilakukan pada pasien dengan plasenta akreta Kehamilan selanjutnya tidak dikehendaki Pendarahan tidak terkendalikan Penanganan secara konservatif tidak berhasil Supurasi intrauteri Plasenta previa akreta Bahaya perforasi

Kekurangan; Risiko jangka panjang berupa tidak dapat hamil kembali. Risiko komplikasi pasca bedah seperti perdarahan, infeksi, sepsis, dll. Lebih mahal dibandingkan tatalaksana lain Harus dilakukan oleh spesialis di rumah sakit dan sarana prasarana yang

mendukung.

Page 19: RETENSIO PLASENTA

Komplikasi

Perdarahan, Puerperal sepsis, Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative

yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis, Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma, Syok yang disebabkan oleh kehilangan darah, Risiko terjadinya recurrence pada kehamilan

berikutnya.

Page 20: RETENSIO PLASENTA

Kesimpulan

Retensio plasenta adalah kondisi yang ditandai dengan tertahannya kelahiran plasenta ≥30 menit setelah janin lahir.

Penanganan retensio plasenta harus dilakukan berdasarkan indikasi yang ditetapkan dan oleh tenaga medis yang terlatih, karena banyak resiko yang dapat mengancam keselamatan pasien.