Transcript
Page 1: SAP Terapi Bermain Ruangan II

Pre Planing

Terapi Aktivitas Bermain Anak Di Rumah Sakit

“menonton video”

Oleh kelompok S

Ariela Loviogra

Desmi Nurfianti

Rahmah Elfitri

Rahfima Welly

Sri Ulfanora

Yaumil Fajri

Ayu Mariana

Desyani Bakri

Nadrah Roza

Nusa Elfitri

Maya Amanda

Weni Mailita

Program profesi nersFakultas keperawatan Universitas Andalas

Padang2014

Pre-Planning

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK

DI RUMAH SAKIT

Page 2: SAP Terapi Bermain Ruangan II

1.       PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman

traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress

hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang

tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri.

Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,

memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi

pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan

yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain

merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan

merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain

merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar

berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami

akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi)

pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu

metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu,

tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-

lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan

perkembangan emosinya.

2.       TUJUAN

A.    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60 menit, anak

diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa

tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak

bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang

anak yang normal atau sehat.

B.     TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Page 3: SAP Terapi Bermain Ruangan II

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1.      Bisa merasa tenang selama dirawat.

2.      Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3.      Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4.      Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah

6.      Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat diruang

yang sama

7.      Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.

8.      Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan

9.      Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.

10.   Melatih sosial emosi anak.

3.       MANFAAT TERAPI BERMAIN

1.    Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

2.    Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3.    Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

4.    Memberi peralihan dan relaksasi.

5.    Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

6.   Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan.

7.   Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif

terhadap orang lain.

8.     Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

9.     Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

4.       RENCANA KEGIATAN TERAPI

1.      Jenis Program Bermain

a.    Menonton video

2.      Karakteristik Bermain

a.       Melatih motorik kasar

3.      Karaketristik Peserta

a.       Usia 3-5 tahun

b.      Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua

c.       Keadaan umum mulai membaik

Page 4: SAP Terapi Bermain Ruangan II

d.      Klien dapat duduk

e.       Peserta kooperatif

4.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Rabu, 19 November 2014

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang ibu dan anak (ruang 2) RS.Reksodiwiryo Padang

5.      Metode

Menonton video, demonstrasi ekspresi

6.      Alat-alat yang digunakan (Media)

-          Laptop

-          Infokus

7.      Orientasi dan Uraian Tugas

1) Struktur organisasi

a. Leader : Ariela Loviogra

b. Co. Leader : Rahmah Elfitri

c. Fasilitator :

- Desmi Nurfianti

- Rahfima Welly

- Sri Ulfanora

-

d. Observer : Yaumil Fajri

2) Uraian Tugas

(a) Leader

Menjelaskan tujuan bermain

Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

Menjelaskan aturan bermain pada anak

Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

(b) Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

(c) Fasilitator

Page 5: SAP Terapi Bermain Ruangan II

Menyiapkan alat-alat permainan

Memberi motivasi kepada anak untuk mengikuti kegiatan

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.

(d) Observer

Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.

Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,

Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

6.       STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan (Pra interaksi)

a.       Menyiapkan ruangan

b.      Menyiapkan alat-alat

c.       Menyiapkan anak dan keluarga

5 menit Ruangan, alat-alat,

anak dan keluarga

sudah siap

2 Pembukaan (Orientasi)

a.       Mengucapkan salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Anak yang akan bermain saling

berkenalan

d.      Menjelaskan kepada anak dan

keluarga maksud dan tujuan terapi

bermain

5 menit Anak dan keluarga

menjawab salam,

anak saling

berkenalan, anak

dan keluarga

memperhatikan

terapis

3 Kegiatan (Kerja)

a.       Menjelaskan kepada anak dan

keluarga tujuan, manfaat bermain

selama perawatan, dan cara

permainan yang akan dilakukan

b.      Mengajak anak untuk mengikuti

kegiatan bermain

45 menit Anak dan keluarga

memperhatikan

penjelasan terapis,

anak melakukan

kegiatan yang

diberikan oleh

terapis, anak dan

keluarga

Page 6: SAP Terapi Bermain Ruangan II

memberikan

respon yang baik

4 Penutup (Terminasi)

a.       Memberikan reward pada anak atas

kemamuan mengikuti kegiatan

bermain sampai selesai, serta

memberikan reward pada anak yang

aktif dalam mengungkapkan perasaan

dan pelajaran yang dapat diambil dari

video yang ditonton.

b.      Mengucapkan terimakasih

c.       Mengucapkan salam

15 menit Anak dan keluarga

tampak senang,

menjawab salam

7.       EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1)      Evaluasi Struktur

a.    Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien

untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b.   Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

c.    Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan

d.   Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e.    Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

2)      Evaluasi Proses

a.    Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b.   Leader mampu memimpin acara.

c.    Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d.   Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e.    Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam

antisipasi masalah.

f.    Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang

berfungsi sebagai evaluator kelompok

g.   Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3)      Evaluasi Hasil

Page 7: SAP Terapi Bermain Ruangan II

a.    Diharapkan anak dan mampu  menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah

diajarkan.

b.   Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan

c.    Anak menyatakan rasa senangnya

Mengetahui,

Pembimbing Praktek, Ketua Kelompok S

(………………………….) (…….…………………..)

LAMPIRAN MATERI

A.      DEFINISI

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun tidak

pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain,

anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos

Page 8: SAP Terapi Bermain Ruangan II

(Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di

masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).

Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain berguna

untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah

pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin

mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,

melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri,

dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan

bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan

berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat

dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan

yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang

dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,

menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan

kesejahteraan mental serta sosial anak.”

B.       FUNGSI BERMAIN

1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan

pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan

alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual

melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut

dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka

anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat

mengenal sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi

dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari

anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat

pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa

anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu

Page 9: SAP Terapi Bermain Ruangan II

membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan

berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada

model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia

bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada

teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan

sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain

peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi

seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah

mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan

sosialisasi dengan teman dan orang

4. Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai

belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang

akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan

ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh

dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang

saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku

orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres

dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap

dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat

dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan

ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki

aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

Page 10: SAP Terapi Bermain Ruangan II

C.       MANFAAT BERMAIN

Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1.    Membuang ekstra energi.

2.    Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan

organ-organ.

3.    Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4.    Anak belajar mengontrol diri.

5.    Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6.    Meningkatnya daya kreativitas.

7.    Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

8.    Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9.    Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10.     Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11.     Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D.      MACAM - MACAM BERMAIN

1.    Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari

apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a.    Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan

tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,

meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b.    Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-

rumahan.

c.    Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan

teman-temannya.

d.    Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2.    Bermain pasif

Page 11: SAP Terapi Bermain Ruangan II

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan 

mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan

membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat

gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,

yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a.    Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk

aktif bermain.

b.    Tidak ada variasi dari alat permainan.

c.    Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d.   Tidak mempunyai teman bermain.

E.       ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta

berguna untuk :

1.         Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau

merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat

bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.

Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2.         Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang

benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,

dll.

3.         Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.

Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,

pensil warna, radio, dll.

4.         Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan

anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat

dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F.        HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1.    Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2.    Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

Page 12: SAP Terapi Bermain Ruangan II

3.    Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada

keterampilan yang lebih majemuk.

4.    Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.

5.    Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-SEKOLAH)

1.  Dari aspek fisik

Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan motorik

anak, baik kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat kematangan. Untuk motorik kasar,

anak sudah bisa berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan satu kaki, bahkan memanjat.

Sedangkan untuk motorik halus, anak sudah bisa menjimpit benda-benda kecil, semisal

koin. Mulai usia 5 tahun ke atas seharusnya anak sudah mampu memegang pensil dengan

benar seperti yang dilakukan orang dewasa pada umumnya. Namun ingat, kemampuan

memegang pensil dengan benar ini bukan berarti anak juga wajib bisa menulis

2. Dari aspek sosial

Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya.

Peran peer group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di rentang usia ini masih soliter

alias asyik dengan dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun ke atas, berarti dia

mengalami keterhambatan dalam perkembangan sosial

3.  Dari aspek kognisi

Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional. Dalam bahasa

awamnya, anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang hanya dari

deskripsi, nama atau suaranya.

4. Dari aspek bahasa

Page 13: SAP Terapi Bermain Ruangan II

3-4 tahun

Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata bahasanya pun

meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa mengatakan, "Aku mau makan

pisang manis."

4-6 tahun

Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya, ketika menjawab

pertanyaan guru atau orang dewasa, ia sudah bisa memilih kata yang lebih

santun.

5. Dari aspek kepribadian

Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi sebanyak dan

sejauh mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh aturan-aturan tertentu yang

membatasi eksplorasinya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)

1)      Cross motor and fine motors

2)      Dapat melompat,bermain dan bersepeda.

3)      Sangat energik dan imaginative

4)      Mulai terbentuk perkembangan moral

5)      Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok

6)      Assosiative play

7)      Dramatic play

8)      Skill play

9)      Laki-laki aktif bermain di luar

10)  Perempuan didalam rumah

Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:

1.      Peralatan rumah tangga

2.      Sepeda roda Tiga

3.      Papan tulis/kapur

4.      Lilin,boneka,kertas

5.      Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

J.     TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI

Tujuan kegiatan :

a.         Memberi informasi.

Page 14: SAP Terapi Bermain Ruangan II

b.        Memicu normalisasi.

c.         Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d.        Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

a.         Mendesain tanda selamat datang.

b.        Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c.         Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d.        Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e.         Proaktif melakukan permainan.

K.  PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1)       Kelompok umur yang sama

2)      Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang sama

agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat

perkembangan anak.

3)      Pertimbangan keamanan dan infeksi silang

4)      Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang dapat

dihindari

5)      Tidak banyak energi serta permainan singkat

6)      Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain sehingga

permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak menguras tenaga

energi yang besar

7)      Waktu bermain perlu melibatkan orang tua

8)      Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua

dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat segera

diketahui secara dini.

L.   DAFTAR REFERENSI

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada

Tanggal 16 November 2014. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Page 15: SAP Terapi Bermain Ruangan II