Transcript
Page 1: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI PEMANFAATAN AIR DI DAERAH

IRIGASI MELIK, KABUPATEN JOMBANG DENGAN

MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR

Fauriza Patirajawane1, Rini Wahyu Sayekti2, Endang Purwati2

1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

email : [email protected]

ABSTRAK

Pemanfaatan sisa imbangan air dapat digunakan untuk memaksimalkan produktivitas dan

keuntungan pertanian.Hal tersebut dapat diatasi salah satunya dengan teknik

optimasi.Optimasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan ketersediaan air irigasi sehingga

menghasilkan keuntungan maksimum serta distribusi pemanfaatan irigasi yang lebih

efektif dan efisien.Studi ini menggunakan dua alternatif dalam model optimasinya, yaitu

menentukan enam alternatif pola tanam berdasarkan luas tanam eksisting sebesar 1833 Ha

dan luas tanam baru sebesar 2152 Ha.Program komputer POM-QM for Windows 3

digunakan untuk membantu penentuan variabel keputusan yaitu luas tanam dan

keuntungan maksimal. Dari hasil optimasi dengan program POM-QM for Windows 3,

maka untuk luas total eksisting (1833 Ha) dipilih pola tanam eksisting yaitu

Padi,Palawija,Tebu – Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman

selama satu tahun sebesar 300% dan keuntungan sebesar Rp. 136.419.700.000. Sedangkan

untuk luas total setelah pengembangan (2152 Ha) dipilih pola tanam eksisting yaitu

Padi,Palawija,Tebu – Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman

selama satu tahun sebesar 300% dan keuntungan sebesar Rp. 147.018.500.000.

Kata Kunci :irigasi, neraca air, optimasi, luas lahan, keuntungan pertanian

ABSTRACT

Utilization of residual water balance can be used to maximize the productivity and

profitability of farming. This can be overcome by optimization techniques.Optimization is

meant to optimize the availability of irrigation water to producemaximum profits and the

distribution of the utilization of irrigation is more effectiveand efficient. This study is using

two of alternative in its optimization model, first is setting six of alternative of cropping

layouts that based on existing land area in amount of 1833 Ha and second is using new

land area in amount of 2152 Ha. Software of POM-QM for Windows 3 is used to help in

the determination of conclusion variabel which are cropping land area and maximum

profit. From the optimization with program POM-QM for Windows 3, the existing crop

layout was chosen for existing land area (1833 Ha) namely Rice,Palawija,Cane –

Rice,Palawija,Cane – Palawija,Cane, with cropped intensity for a year in amount 300%

and profit in amount Rp. 136.419.700.000. Meanwhile, the existing crop layout was chosen

for new land area (2152 Ha) namely Rice,Palawija,Cane – Rice,Palawija,Cane –

Palawija,Cane, with cropped intensity for a year in amount 300% and profit in amount Rp.

147.018.500.000.

Keywords : irrigation, water balance, optimization, cropping land, agriculture profit

Page 2: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketersediaan air dapat mengalami

kondisi kelebihan (surplus) atau

kekurangan (defisit) akibat pengaturan

pola tata tanam yang diterapkan maupun

ketersediaan lahan pertanian.Untuk

mengetahui ketersediaan air diperlukan

analisa neraca air.

Pemanfaatan sisa imbangan air yang

ada dapat digunakan untuk

memaksimalkan produktivitas dan

keuntungan tanaman pertanian.Hal ini

dapat diatasi salah satunya dengan teknik

optimasi.Optimasi dimaksudkan untuk

mengoptimalkan ketersediaan air irigasi

sehingga menghasilkan produksi

pertanian dan keuntungan maksimum

serta distribusi pemanfaatan irigasi dapat

lebih efisien dan efektif.

1.2. Identifikasi Masalah

Daerah Irigasi Melik merupakan

daerah irigasi yang mempunyai luas baku

sawah kondisi eksisting seluas 1833 Ha

dengan kebutuhan air irigasi sebesar

1,956 m3/detik dan ketersediaan air yang

berasal dari Saluran Sekunder Melik.

Gambar 1.Grafik Neraca Air Eksisting

Daerah Irigasi Melik Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan

(2014)

Gambar 1. menunjukkan bahwa 1

bulan masih terdapat defisit pada bulan

Juni dan 5 bulansurplus pada bulan

Januari – Mei serta 6 bulan surplus pada

bulan Juli – Desember. Salah satu upaya

untuk meningkatkan hasil pertanian

adalah dengan menggunakan pengaturan

pemberian air irigasi yang baik dan pola

tata tanam yang lebih optimal. Hal ini

bisa dipresentasikan salah satunya ialah

dengan studi optimasi distribusi

pemanfaatan air dengan menggunakan

alternatif pola tata tanam selama satu

tahun dan luas lahan pertanian yang

tersedia.

Penyelesaian analisa ini digunakan

program linear dengan program bantu

POM-QM for Windows 3.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari studi ini adalah untuk

mengoptimalkan debit yang berlebih pada

Daerah Irigasi Melik sehingga terdapat

keseimbangan pada neraca air.

Manfaat diadakan studi ini yaitu

meningkatkan keuntungan hasil produksi

pertanian dari pengembangan luas lahan

pertanian yang optimal.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Debit Andalan

Studi ini menggunakan metode tahun

dasar penentu (basic year) untuk

perhitungan debit andalan dengan

probabilitas sebesar 80%. Persamaan

Weibull digunakan untuk menghitung

debit dengan kemungkinan tidak

terpenuhi 20%.

2.2.AnalisaKebutuhan Air Untuk

Irigasi

2.2.1. Curah Hujan

Jumlah stasiun penakar hujan

tersebar merata sehingga dipilih Metode

Rerata Aritmatik (Aljabar).

2.2.1.1. Uji Konsistensi Data Curah

Hujan

Pemeriksaan konsistensi data curah

hujan menggunakan Metode Kurva

Massa Ganda.

2.2.1.2. Curah Hujan Andalan

Perhitungan curah hujan andalan

menggunakan metode Basic Year dengan

probabilitas andalan sebesar 80%.

Page 3: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

2.2.1.3. Curah Hujan Efektif

1. Curah Hujan Efektif untuk Padi

Menurut Standar Perencanaan Irigasi

KP-01 (1986:106), besarnya curah hujan

efektif untuk padi ditentukan berdasarkan

pada 70% dari hujan andalan 80% dengan

peluang kegagalan sebesar 20%.

2. Curah Hujan Efektif untuk

Palawija

Menurut Standar Perencanaan Irigasi

KP-01 (1986:41), besarnya curah hujan

efektif untuk palawija ditentukan

berdasarkan pada 50% dari hujan andalan

80% dikaitkan dengan tabel USDA-SCS

pada Metode USDA.

3. Curah Hujan Efektif untuk Tebu

Menurut Standar Perencanaan Irigasi

KP-01 (1986:43), besarnya curah hujan

efektif untuk tebu ditentukan berdasarkan

pada 60% dari hujan andalan 80% dengan

peluang kegagalan sebesar 20%.

2.2.2. Evapotranspirasi

Menurut Soewarno (2000),

evapotranspirasi dijelaskan sebagai

peristiwa penguapan air bebas (evaporasi)

ditambah dengan penguapan air melalui

tanaman (transpirasi).

2.2.2.1. Evaporasi

Menurut Achmad (2011), evaporasi

diartikan sebagai proses dimana air dalam

bentuk cair dikonversi menjadi uap air

dan dipindahkan dari permukaan

penguapan.

2.2.2.2. Transpirasi

Triatmodjo (2013) mengartikan

transpirasi saat air tanah diserap oleh akar

tanaman yang kemudian dialirkan melalui

batang sampai ke permukaan daun dan

menguap menuju atmosfer.

2.2.2.3. Evapotranspirasi Potensial

Besarnya evapotranspirasi potensial

dihitung menggunakan metode Penman.

2.2.3.Kebutuhan Air Untuk

Penggunaan Konsumtif Tanaman

Kebutuhan air tanaman diartikan

sebagai kebutuhan air konsumtif dengan

memasukkan faktor koefisien tanaman

(kc).

2.2.4. Perkolasi

Soemarto (1987) menjelaskan

perkolasi sebagai pergerakan air ke

bawah dari zona tidak jenuh ke dalam

daerah jenuh.

2.2.5. Penggantian Lapisan Air (Water

Layer Requirment)

Menurut Bardan (2014) penggantian

lapisan air diberikan setelah masa

pemupukan selesai, diusahakan untuk

menjadwalkan dan mengganti lapisan air

menurut atau sesuai kebutuhan.

2.2.6. Kebutuhan Air untuk Penyiapan

Lahan

Menurut Standar Perencanaan Irigasi

KP-01 Bagian Lampiran II (1986:31),

kebutuhan air selama penyiapan lahan

dapat dihitung menggunakan metode

yang dikembangkan oleh Van de Goor

dan Zijlstra.

2.2.7. Efisiensi Irigasi

Mengacu pada Bagian Penunjang

untuk Standar Perencanaan Irigasi, Dep.

P.U. besarnya efisiensi irigasi secara

keseluruhan adalah sebesar 65% (Bardan,

2014:71).

2.2.8. Kebutuhan Air Irigasi

Besarnya kebutuhan air irigasi

dinyatakan sebagai berikut (Bardan,

2014:57):

1. Kebutuhan bersih air di sawah untuk

padi

2. Kebutuhan bersih air di sawah untuk

palawija

3. Kebutuhan bersih air di sawah untuk

tebu

4. Kebutuhan air irigasi

Page 4: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

2.3. Neraca Air

Neraca air dibuat untuk mengetahui

kondisi defisit maupun surplus pada

daerah yang ditinjau.

2.4. Formulasi Program Linear

Prosedur umum penyelesaian

mathematical programing diawali dengan

mendefinisikan komponen persoalan

berikut:

a. Variabel Keputusan

b. Koefisien Fungsi Tujuan

c. Fungsi Tujuan

d. Koefisien Fungsi Kendala

e. Fungsi Kendala

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Studi

Daerah studi yang akan dikaji adalah

Daerah Irigasi Melik yang terletak di

Kecamatan Kesamben, Kabupaten

Jombang, dengan luas baku sawah pada

kondisi eksisting seluas 1833 Ha. Peta

lokasi sebagaimana pada Gambar

2.berikut ini :

Gambar 2.Peta Lokasi Daerah Studi

3.2. Langkah Pengolahan Data

Pengolahan data-data yang diperoleh

meliputi :

a. Perhitungan Q80.

b. Perhitungan nilai evapotranspirasi

potensial.

c. Perhitungan curah hujan daerah.

d. Uji konsistensi data curah hujan.

e. Perhitungan R80.

f. Perhitungan kebutuhan air irigasi.

g. Perumusan model matematika.

h. Perhitungan neraca air.

i. Perhitungan optimasi dengan POM-

QM for Windows 3.

j. Peningkatan luas lahan optimal dan

keuntungan produksi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Debit Andalan

Perhitungan debit andalan

menggunakan probabilitas sebesar 80%.

Nilai debit andalan tertinggi diperoleh

pada bulan Februari yaitu sebesar 2,648

m3/dt. Sementara untuk debit andalan

terendah diperoleh pada bulan Oktober

yaitu sebesar 0,715 m3/dt.

4.2.Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Untuk menghitung kebutuhan air

irigasi perlu diketahui pola tata tanam

yang digunakan dan disajikan pada Tabel

1.

4.3. Volume Kebutuhan Air Irigasi

Hasil rekapitulasi dari kebutuhan air

irigasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Kebutuhan Air Irigasi

Sumber : Hasil Perhitungan

Pola Tanam Musim

Daerah Irigasi Melik Tanam Padi Palawija Tebu

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361

Kemarau II 0,000 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361

Kemarau II 7311,712 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 3239,105 4747,361

Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 0,000 3239,105 4747,361

Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361

Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387

Hujan 0,000 2684,100 2320,685

Kemarau I 7062,572 3239,105 4747,361

Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361

Kemarau II 10227,856 0,000 6292,387

NoKebutuhan Air Irigasi (m

3/Ha)

1 PTT Eksisting

2 PTT Alternatif 1

6 PTT Alternatif 5

7 PTT Alternatif 6

3 PTT Alternatif 2

4 PTT Alternatif 3

5 PTT Alternatif 4

Page 5: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

Tabel 1.Pola Tanam Eksisting dan Alternatif

November

1 2 3

Desember

1 2 3

Januari

1 2 3

Februari

1 2 3Maret

1 2 3

April

1 2 3

Mei

1 2 3Juni

1 2 3Juli

1 2 3

Agustus

1 2 3

September

1 2 3Oktober1 2 3

Musim Hujan Musim Kemarau I Musim Kemarau II

Bulan

Pola TanamNo.

Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Palawija (Jagung),Tebu

PADI PADI

PALAWIJA (JAGUNG)

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)

PALAWIJA (JAGUNG)

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)

PADI PADI

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)

PADI

Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu

Padi,Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu

PADI PADI PADI

1

Alternatif 12

Alternatif 23

PADI

PALAWIJA (JAGUNG)

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)

PADI

PADI PADI

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG)

PADI

PADI

PALAWIJA (JAGUNG)

TEBU

PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)

PADI

PADI PADI

TEBU

PADI

Padi,Palawija (Jagung),Tebu Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu

Padi,Tebu Padi,Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu

Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu

Padi,Tebu Padi,Tebu Padi,Tebu

Alternatif 34

Alternatif 45

Alternatif 56

Alternatif 67

: Tanaman Padi

: Tanaman Palawija

: Tanaman Tebu

: Masa Penyiapan Lahan (PL)

: Bero/KosongKeterangan :

Eksisting

Page 6: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

4.4. Volume Kebutuhan Air Irigasi

Tiap-tiap pola tata tanam kemudian

dianalisa kebutuhan air irigasinya. Hasil

rekapitulasi dari kebutuhan air irigasi

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Kebutuhan Air Irigasi

Sumber : Hasil Perhitungan

4.5. Volume Andalan

Volume andalan merupakan nilai

ketersediaan air untuk irigasi yang akan

digunakan sebagai fungsi

kendala/pembatas dalam studi ini.

Tabel 4.Volume Andalan

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6. Model Matematika Optimasi

Studi ini menggunakan optimasi

dengan dua alternatif yaitu sebagai

berikut :

1. Menentukan pola tata tanam

alternatif berdasarkan luas lahan

eksisting.

2. Mengkombinasikan pola tata

tanam alternatif dengan

penambahan luas lahan tidak

produktif, dalam hal ini berupa

lahan tegalan menjadi lahan

produktif pertanian.

Skenario optimasi yang digunakan

sebagai berikut :

1. Fungsi Tujuan dan Kendala

a. Tujuan

Persamaan untuk fungsi tujuan

adalah sebagai berikut :

Z =A.X1a + B.X1b + C.X1c + A.X2a

+ B.X2b + C.X2c+ A.X3a + B.X3b

+ C.X3c

Keterangan :

Z = Nilai tujuan berupa

keuntungan

maksimum (Rp)

A,B,C = Pendapatan produksi

masing-masing

untuk padi, palawija

dan tebu (Rp/Ha)

X1a,X2a,X3a = Luasan tanaman padi

pada tiap musim

(Ha)

X1b,X2b,X3b = Luasan tanaman

palawija pada tiap

musim (Ha)

X1c,X2c,X3c = Luasan tanaman padi

pada tiap musim

(Ha)

b. Kendala (Constrain)

i. Luas Tanam Total :

X1a + X1b + X1c ≤ Xt1

X2a + X2b + X2c ≤ Xt2

X3a + X3b + X3c ≤ Xt3

Keterangan:

Xtn = Luas total D.I. Melik pada

musim tanam ke-n

ii. Volume Andalan

Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c ≤ Vs1

Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c ≤ Vs2

Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c ≤ Vs3

Keterangan :

Pola Tanam Musim

Daerah Irigasi Melik Tanam Padi Palawija Tebu

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361

Kemarau II 0,000 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361

Kemarau II 7311,712 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 3239,105 4747,361

Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 2684,100 2320,685

Kemarau I 0,000 3239,105 4747,361

Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361

Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387

Hujan 0,000 2684,100 2320,685

Kemarau I 7062,572 3239,105 4747,361

Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387

Hujan 5354,522 0,000 2320,685

Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361

Kemarau II 10227,856 0,000 6292,387

NoKebutuhan Air Irigasi (m

3/Ha)

1 PTT Eksisting

2 PTT Alternatif 1

6 PTT Alternatif 5

7 PTT Alternatif 6

3 PTT Alternatif 2

4 PTT Alternatif 3

5 PTT Alternatif 4

No. Musim Volume Andalan

(m3)

1 Hujan 19.192.896

2 Kemarau I 18.882.720

3 Kemarau II 12.561.696

Page 7: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

Vpi = Kebutuhan air padi tiap musim

(m3/Ha)

Vji = Kebutuhan air palawija tiap

musim (m3/Ha)

Vti = Kebutuhan air tebu

tiap musim (m3/Ha)

Vs1,Vs2,Vs3 = Volume andalan

ketersediaan air

pada musim tanam

I, II dan III (m3)

iii. Tanaman Tebu

X1c ≤ Xte1

X2c ≤ Xte2

X3c ≤ Xte3

Dengan ketentuan nilai X1c= X2c =

X3c,sehingga persamaannya menjadi:

X1c- X2c = 0

X2c - X3c= 0

Keterangan :

Xten =Luas total maksimum

tanaman tebu pada tiap

musim tanam ke-n

4.7. Rekapitulasi Nilai Optimum

1. Neraca Air

Nilai neraca air diperoleh dari hasil

perbandingan antara debit andalan dan

debit ketersediaan irigasi.

Selisih nilai neraca air terkecil untuk

luas eksisting 1833 Ha terdapat pada pola

tanam eksisting yaitu sebesar 0,488

m3/dt. Sedangkan untuk luas

pengembangan 2152 Ha, selisih nilai

terkecil juga terdapat pada pola tanam

eksisting yaitu sebesar 0,288 m3/dt.

2. Intensitas Tanaman

Nilai intensitas tanaman dinyatakan

dalam prosentase untuk setiap musim

tanam selama satu tahun.

Hasil intensitas tanaman untuk luas

eksisting 1833 Ha adalah sebesar 300%

untuk pola tanam eksisting dan pola

tanam alternatif 2 hingga alternatif 6.

Sementara untuk pola tanam alternatif 1

adalah sebesar 299%.

Untuk luas pengembangan 2152 Ha,

hasil intensitas tanaman pada pola tanam

eksisting dan alternatif 6 adalah sebesar

300%. Sementara untuk pola tanam

alternatif 2 hingga alternatif 5 adalah

sebesar 298% dan untuk alternatif 1

sebesar 285%.

3. Keuntungan Hasil Pertanian

Nilai keuntungan hasil pertanian

dinyatakan dalam rupiah selama satu

tahun. Nilai yang maksimum untuk luas

eksisting 1833 Ha terdapat pada pola

tanam eksisting dengan keuntungan

sebesar Rp. 136.419.700.000. Sementara

untuk luas pengembangan 2152 Ha,

keuntungan maksimum diperolah pada

pola tanam eksisting yaitu sebesar Rp.

147.018.500.000.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat

diambil dari perhitungan dan analisa dari

bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Dari perhitungan debit andalan 80%,

didapatkan nilai debit terendah

sebesar 0,671 m3/dt padaBulan

Oktober Periode 3. Sedangkan nilai

debit tertinggi sebesar 3,193 m3/dt

pada Bulan Februari Periode 3. Pada

kondisi pola tanam eksisting dengan

luas tanam 1833 Ha, didapatkan

neraca air dengan hasil yaitu 86%

kebutuhan irigasi terpenuhi dan 14%

kebutuhan irigasi tidak terpenuhi.

Hal ini menunjukkan bahwa

terjadinya ketidakseimbangan neraca

air akibat kondisi surplus.

2. Dalam studi ini direncanakan 6

alternatif pola tata tanam dengan dua

kondisi yaitu luas total eksisting

(1833 Ha) dan luas total setelah

pengembangan (2152 Ha). Dari hasil

optimasi dengan program POM-QM

for Windows 3, maka untuk luas total

eksisting (1833 Ha) dipilih pola

tanam eksisting yaitu

Padi,Palawija,Tebu -

Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu,

dengan intensitas tanaman selama

satu tahun sebesar 300% dan

keuntungan sebesar Rp.

136.419.700.000. Sedangkan untuk

Page 8: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

luas total setelah pengembangan

(2152 Ha) dipilih pola tanam

eksisting yaitu Padi,Palawija,Tebu -

Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu,

dengan intensitas tanaman selama

satu tahun sebesar 300% dan

keuntungan sebesar Rp.

147.018.500.000.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan

berdasarkan hasil perhitungan dan analisa

dalam pengerjaan tugas akhir ini antara

lain sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi kelebihan air maka

perlu dilakukan variasi kombinasi

pola tanam.

2. Perlu dilakukan survei lebih lanjut

dan menyeluruh mengenai potensi

pengembangan luas lahan yang ada

di daerah studi.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Mukhlas. Fauzi, Manyuk. dan

Saputra, Efendi. 2014. Optimasi

Pola Tanam Daerah Irigasi Kaiti

Samo Kabupaten Rokan Hulu

Menggunakan Program

Linear.Jurnal Teknik Sipil Vol.1

No.2. Riau: Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Riau.

Achmad, Mahmud. 2011. Buku Ajar

Mahasiswa Hidrologi Teknik.

Makassar: Universitas Hasanudin.

Anonim.2013, Irigasi dan

Drainase.Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Anonim.1986, Kriteria Perencanaan

Irigasi Bagian Jaringan Irigasi (KP-

01). Bandung: CV. Galang Persada.

Anonim. 1986. -. Dirjen Pengairan

Departemen PU.

Bardan, Mochammad. 2014. Irigasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chahayati, Choliful. dan Sutrisno. 2014.

Pengaruh Debit Air Terhadap Pola

Tata Tanam Pada Baku Sawah Di

Daerah Irigasi Kebonagung

Kabupaten Sumenep.Jurnal MITSU

Media Informasi Teknik Sipil

UNIJA Vol. 2 No.2 ISSN 2339-

0719. Madura: Fakultas Teknik,

Universitas Wiraraja.

Fauzi, Manyuk. Siswanto. Dan Tria,

Lukis. 2014. Optimasi Pola Tanam

Daerah Irigasi Uwai Pangoan

Kabupaten Kampar. Jurnal Teknik

Sipil Vol.1 No.2. Riau: Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Riau.

Goentono, 1985.Studi Optimasi Lahan

Untuk Peningkatan Produksi

Pertanian Di Daerah Irigasi I.S.

Molek Seksi Pengairan Brantas

Kepanjen. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang: Jurusan

Teknik Pengairan, Fakultas Teknik,

Universitas Brawijaya.

Hirijanto. Azis, Subandiyah. Hargono,

Edi. Hidayat, Ibnu. 2013. Kajian

Daerah Irigasi Kabupaten

Malang.Jurnal Konferensi Nasional

Teknik Sipil 7. Surakarta: Jurusan

Teknik Sipil, Universitas Sebelas

Maret.

Miftahurrahman, 2006.Studi Optimasi

Distribusi Air Pada Daerah Irigasi

Rejoagung II Kabupaten Jombang

Dengan Program Linier.Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang: Jurusan

Teknik Pengairan, Fakultas Teknik,

Universitas Brawijaya.

Mochammad, Taufan. Nadjaji, Anwar.

dan Edijanto. 2013. Studi Pola

Tanam Pada Daerah Irigasi Konto

Surabaya Dengan Menggunakan

Program Linear.Jurnal Teknik

POMITS Vol.2 No.1 ISSN 2337-

3539. Surabaya: Jurusan Teknik

Page 9: studi optimasi distribusi pemanfaatan air di daerah irigasi melik

Sipil dan Perencanaan, Fakultas

Teknik, Institut Teknologi Sepuluh

November.

Prafitri, Syane. 2007. Studi Optimasi

Pola Tanam Di Saluran Primer

Utara Daerah Irigasi Bedadung

Dengan Metode Linear

Programming.Skripsi

dipublikasikan. Jember: Jurusan

Teknik Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas

Jember.

Riniwati, Harsuko. 2015. Buku Praktikum

Operation Research. Malang:

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan

dan Kelautan, Universitas

Brawijaya.

Sosrodarsono, Suyono. 1993. Hidrologi

Untuk Pengairan. Jakarta: PT.

Pradnya Paramitha.

Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.

Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.

Soewarno. 1995. Hidrologi Untuk Teknik.

Bandung: Penerbit Nova.

Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk

Perencanaan Bangunan Air.

Bandung: Idea Dharma

Suhardjono, 1994.Kebutuhan Air

Tanaman. Malang: ITN Malang

Press.

Teguh, Rizani. Dan Sudiadi. 2014. Diktat

Kuliah Teknik Riset Operasional.

Palembang: Program Studi Sistem

Informasi, Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika GI MDP.

Triatmodjo, Bambang. 2013. Hidrologi

Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

Yulianri, Ricky. 2014. Optimalisasi

Alokasi Air Untuk Irigasi Dengan

Menggunakan Program Linear

(Studi Kasus Daerah Irigasi Air

Manjunto Kiri Kabupaten

Mukumoko). Skripsi dipublikasikan.

Bengkulu: Program Studi Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Bengkulu.

Zulfikarijah, Fien, 2004. Operation

Research. Malang: PT. Bayumedia

Publishing.


Recommended