Upload
masadib
View
2.770
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ANALISIS PERKREDITAN
Citation preview
ANALISIS PERKREDITAN
A. Pengertian Kredit
Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti
“kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti “kepercayaan” karena itu
dasar kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian seseorang memperoleh kredit pada
dasarnya adalah memperoleh kepercayaan. dalam pengertian sehari-hari pengertian ini
selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara lain: (Muljono,1993)
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan
pada suatu jangka waktu yang disepakati.
2. Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia,
yaitu menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1998 dalam pasal 1;
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dalam arti yang lebih luas Pengertian Kredit adalah :
Kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman
dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang
disepakati.
Menurut :
UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang
mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan
B. Maksud dan Tujuan Kredit
Pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah,
dunia usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup scope yang
luas,ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah: (Sinungan,1995)
a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan
yang diteguk dari pemungutan bunga.
b. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-
benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara karena pada
dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai
dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti di negara-negara liberal di mana dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank hanya boleh
meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit apabila
nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang
telah diterimanya itu. Dari factor kemauan dan kemampuan tersebut, maka tersimpul
suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan dari suatu kredit.
Penilaian kredit, atau disebut juga analisis kredit, dilakukan oleh suatu tim atau bagian
dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang diajukan dengan tujuan
untuk menilai kondisi calon debitur. Analisa kredit ini dimaksudkan agar pemberian
kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil, dan aman.
Dengan adanya analisis kredit tersebut diharapkan resiko default yang disebabkan
ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai yang disepakati sebagaimana
tertuang dalam perjanjian kredit dapat diperkecil. Analisis kredit yang kurang akurat akan
menyebabkan terjadinya kredit yang bermasalah dan selanjutnya akan mempengaruhi
kualitas portofolio kredit bank.
Pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree og risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi,maka
permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank teknis yang
terkenal dengan 5 C yaitu sebagai berikut:
1) Character
Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa
petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah:
a. Mengenal dari dekat
b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan
c. Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya. pegawai dan
saingannya mengenai reputasi,kebiasaan pribadi,pergaulan social dan lain-lain.
2) Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan
dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus
memperhatikan:
a. Angka-angka hasil produksi
b. Angka-angka penjualan dan pembelian
c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya.
d. Data-data financial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan
keuangan perusahaan sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon
penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang
dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.
3) Capital
Ini menunjukkan posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan
oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. Bank
harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal
sendiri. Untuk itu bank harus:
a. Menganalisis neraca selama sedikitnya dua tahu terakhir
b. Mengadakan analisis rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas
dari calon peminjam kredit.
4) Collateral
Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan
sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus:
a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut
b. Mengukur stabilitas daripada nilainya
c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat
tanpa terlalu mengurangi nilainya
d. Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank,
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5) Conditions of Economy
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sector usaha si
peminta kredit. Untuk itu bank harus memperhatikan:
a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon
peminjam
b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di
daerah dan lokasi lingkungannya.
c. Keadaaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam
d. Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari
bank
e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industry di mana
perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.
C. Macam-Macam Kredit
Menurut :
1. Jenis-jenis kredit yang secara umum dapatdiberikan oleh bank
2. Menurut Jenis Kredit Yang Dibiayai
3. Menurut Resiko Pembiayaan
4. Macam-macam kredit menurut sifat penggunaan
5. Macam – macam kredit menurut keperluannya
6. Macam-Macam Kredit Menurut Jangka Waktu
1. Jenis-jenis kredit yang secara umum dapatdiberikan oleh bank antara lain ;
1. Pinjaman Rekening koran (PRK)
Adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan
mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. Tujuan PRK
adalah untuk membiayai modal kerja.
Perhitungan bunga dilakukan secaha harian berdasarkan saldo akhir bulan, total bunga
selama satu bulan akan dibayar pada akhir bulan.
Rumus Bunga = saldo x rate
360
keterangan :
bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
saldo : saldo debet (o/s) tanggal yang bersangkutan
rate : suku bunga per tahun
2. Pinjaman Aksep
Pinjaman Aksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang
penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank.
Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja.
Setiap akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep (surat
pengakuan hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh plafond limit yang
diberkan.
Perhitungan bunga dilakukan sesuai dengan lamanya pemakaian dana oleh debitur.
Rumus :
Bunga = saldo x rate x hari
360
keterangan :
Bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
Saldo : saldo debet (o/s) tanggal yang bersangkuta
Rate ; suku bunga per tahun
Hari : jumlah hari pemakaian dana
3. Anjak Piutang
Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo) dijual
kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen.
Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat :
Factor : yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang.
Client : yaitu pihak yang menjual piutang
Debtor ; ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan
merupakan objek transaksi anjak piutang.
4. Pinjaman sindikasi
Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau
pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman
investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoan
dan lain-lain) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang bertugas sebagai :
Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam sindikasi
tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola kegiatan sindikasi tersebut
baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap peserta sindikasi lainnya.
Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas hanya
menyediakan dana saja.,
5. Term Loan
Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi aktiva
tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya
dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang ditarik. Pembayaran
kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace perio, pembayaran hanya
mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace period
berakhir.
2. Menurut Jenis Kredit Yang Dibiayai
a. Kredit modal kerja
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi modal
kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle
usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan berupa uang kas/ bank
ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang
jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku. Apabila dibicarakan modal
kerja bersih maka perlu dikurangi lagi dengan current liabilitiesnya.
b. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal yaitu
tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan
kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang
setelah melalui beberapa kali perputaran. (Mulyono, 1993).
Misalnya seorang debitur mendapatkan kredit untuk mendirikan pabrik, atau barang modal
lainnya. Uang kas yang dikeluarkan untuk membeli barang-barang modal tersebut akan
baru dapat terhimpun kembali setelah melalui proses depresiasi/ deplesi/ amortisasinya
sesuai jangka waktu ekonomisnya (economical useful life) yamg mana dana depresiasi
yang berupa out of pocket cost tersebut dikumpulkan. Jadi ada 2 ciri pokok dari kredit
investasi yaitu: barang yang akan dibeli merupakan barang-barang modal dan jangka
waktunya cukup lama.
c. Kredit Konsumsi (Personal Loan)
Bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan ini bukan dalam rangka untuk
mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi.
3. Menurut Resiko Pembiayaan
a) Kredit dari dana bank yang bersangkutan
Dasar dari kredit ini diberikan atas dasar kemampuan dari bank yang bersangkutan
didalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang menjadi nasabahnya baik berupa
giro, deposito maupun modal sendiri dan pinjaman-pinjaman lainnya.
b) Kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia
Sesuai dengan fungsinya bank sebagai agent of development khususnya pada bank-bank
pemerintah, maka dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian tertentu bank
sentral telah memberikan berbagai fasilitas penyediaan “Dana Likuiditas”.
c) Kredit Kelolaan
Kredit ini diperoleh Pemerintah Indonesia dari Luar Negri untuk membantu berbagai
pembiayaan pembangunan proyek-proyek swasta/ pemerintah yang diwujudkan dalam
bentuk bantuan kredit yang disalurkan melalui sistem perbankan.
Menurut Sektor Ekonomi
Untuk kepentingan perencanaan pengembangan kegiatan perekonomian maka pembagian
sektor-sektor ekonomi mempunyai arti yang sangat penting. Penguasa moneter dan bank
sentral mempunyai kepentingan utama dalam pembagian kredit menurut sektoral, sebagai
alat perencanaan dan penegendalian kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambilnya. Secara
garis besar pembagian kredit menurut sektor ekonomi:
a) Sektor pertanian, perkebunan, dan sarana pertanian
b) Sektor pertambangan
c) Sektor perindustrian
d) Sektor listrik, gas, dan air
e) Sektor kontruksi
f) Sektor perdagangan, restoran, dan hotel
g) Sektor pengangkatan, pergudangan, dan komunikasi
h) Sektor jasa-jasa dunia usaha
i) Sektor jasa-jasa social atau masyarakat
Berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi
bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam, yaitu berdasarkan: sifat
penggunaan, keperluan, jangka waktu, cara pemakaian, dan jaminan atas kredit-kredit
yang diberikan bank.
4. Macam-macam kredit menurut sifat penggunaan, ada 2 macam, antara lain :
1. Kredit konsumtif
yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi. Artinya uang
kredit akan habis digunakan untuk semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Kredit ini tidak bernilai bila ditinjau dari segi utility uang.
2. Kredit produktif,
yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit
produktif ini suatu utility uang dan barang dapat terlihat dengan nyata. Tegasnya kredit
ini digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi. Kredit produktif yang disediakan dalam rangka menunjang program
pembangunan antara lain : Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
Kredit Bimas / Inmas, Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Kecil (KUK).
5. Macam – macam kredit menurut keperluannya, dibedakan menjadi :
1. Kredit Produksi / Eksploitasi,
yaitu kredit yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan
kuantitatif maupun peningkatan kualitatif, Kredit ini disebut kredit Eksploitasi karena
bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan
secara luas.
2. Kredit Perdagangan,
yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya yang berarti
peningkatan dari suatu barang. Kredit perdagangan ini dapat terbagi dua yaitu Kredit
Perdagangan Dalam Negeri dan Kredit Perdagangan Luar Negeri atau lebih dikenl dengan
Kredit Ekspor dan Impor.
3. Kredit Investasi,
yaitu kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan
rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan usaha proyek baru. Ciri dari kredit ini
adalah diperlukan untuk penanaman modal, mempunyai perencanaan yang terarah dan
matang, dan waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang.
6. Macam-Macam Kredit Menurut Jangka Waktu
Pembedaan menurut jangka waktu di Indonesia, disesuaikan dengan pengertian menurut
pengaturan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit untuk jangka waktu kurang dari pada 1 tahun.
2. Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 2–4 tahun.
3. Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit untuk waktu 5 tahun atau lebih.
D. Kebijakan Perkreditan di Indonesia
Menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat 3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan :
(Mulyono, 1993)
a. Asas Likuiditas
Suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya,
karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya
kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.
b. Asas Solvabilitas
Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan
dalam bentuk kredit.
c. Asas Rentabilitas
Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan akan
memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
untuk mengembangkan dirinya.
Pertimbangan dan Penilaian Dalam Pemberian Kredit
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 pasal 8 menjelaskan bahwa dalam memberikan
kredit, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur
untuk melunasi hutangnya sesuai dangan yang diperjanjikan.
Maksud dari pasal tersebut bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko,
sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.
Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai bank. Untuk
memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan
penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha
debitur. (Suyatno, dkk, 1995)
Jaminan Dan Kelayakan Kredit
Jaminan kredit menurut bank, merupakan sumber kedua pembayaran kembali kredit dan
bunga yang tertunggak. Sumber pertama pembayaran kembali kredit adalah dana intern
perusahaan terutama keuntungan dan dana penyusutan. Bila debitur gagal memenuhi
kewajiban keuangannya kepada bank dari sumber pembayaran pertama, maka harta mereka
yang dijamin akan dipergunakan sebagai gantinya. (Sutojo, 2000)
Bank akan meluluskan permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur tergantung dari
hasil pertimbangan berikut ini : (Sutojo, 1995)
1. Faktor Intern Bank
Sebelum mengambil keputusan untuk meluluskan permintaan kredit (terutama dalam
jumlah besar) terlebih dahulu bank akan mameriksa kondisi intern operasi dan keuangan
dewasa ini, dua tiga tahun terakhir, serta prospek masa depan.
2. Kredibilitas
Bank akan lebih bersemangat dalam bekerja sama dengan investor, apabila mitra usaha
mereka dapat menunjukan kemampuan mengelola proyek yang akan dibangun dengan
bank.
3. Prospek Masa Depan Proyek
Masa depan sebuah proyek dapat diharapkan akan cerah, bila proyek tersebut dapat
memenuhi kriteria berikut ini :
a. Dikelola oleh manajemen yang profesional.
b. Didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menjalankan operasi proyek dengan
baik.
c. Dapat memproduksi barang atau jasa yang kompetitif.
4. Dapat memasarkan hasil produksi tersebut secara menguntungkan.
5. Dapat menghasilkan keuntungan yang layak.
Sistem Informasi Prosedur Memperoleh Kredit
E. Struktur Kredit
Untuk kredit yang bersifat produktif (untuk modal usaha) :
Apabila kebutuhannya untuk modal kerja, dimana uang yang dipergunakan akan berputar
terus dengan siklus tertentu (diistilahkan sebagai Trade Cycle), maka bentuk kredit yang
cocok adalah pinjaman rekening koran. Struktur pinjaman semacam ini biasa disalurkan oleh
bank dalam rangka memenuhi kebutuhan kredit modal kerja (KMK/Working Capital Loan)
yang sifatnya short term (satu tahun), khususnya untuk skala kecil, menengah dan komersial.
Karena setiap usaha memiliki karakteristik tersendiri dalam perputaran usaha. Yang
dimaksud dengan perputaran usaha adalah waktu yang diperlukan oleh pengusaha untuk
mengkonversi modal yang dipergunakan untuk kembali menghasilkan uang.
Modal usaha nantinya akan tertanam ke dalam inventory (stock barang), dan piutang/tagihan
(bagi pengusaha yang menerapkan sistem kredit dalam penjualannya).
Karena sifat modal usaha ini terus berputar, maka rekening koran adalah bentuk yang paling
tepat, karena pengusaha dapat mengatur sendiri penarikan pinjaman sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi usahanya (dalam dunia perbankan diistilahkan sebagai revolving), dan di sisi lain
dalam pembayaran kewajiban bulanan hanya minimal perlu membayar bunga saja.
Pokok pinjaman bisa dilunasi saat jangka waktu kredit sudah selesai, dan si debitur tidak
berniat memperpanjangnya. Untuk kebutuhan investasi, dimana pengusaha memerlukan
modal untuk membangun pabrik/kantor/toko baru, menambah/rekondisi mesin produksi, dll,
maka yang cocok diberikan adalah kredit investasi yang strukturnya penarikannya dan
pembayarannya terjadwal (Non Revolving).
Struktur kredit yang lain sebagai berikut:
Cash Loan merupakan pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada nasabahnya. Dalam
pemberian cash loan ini bank telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan
oleh nasabah berdasarkan ketentuan tertentu yang ada dalam perjanjian kreditnya.
Non-Cash Loan merupakan fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas
fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas ini bank nbaru
menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain
pihak ketiga.
F. Analisis Kredit Kuantitatif dan Kualitatif
Analisis Kredit Kuantitatif
Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon debitur
adalah :
Liquidity ratio (rasio likuiditas), digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan,
antara lain:
Current Ratio : aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan
kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar (rata-rata 2,50 kali)
Cash Ratio : kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera
dipenuhi dengan kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali)
Leverage ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari
hutang:
Debt Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh kebutuhan dana
yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding dengan hutang
(rata-rata 33%)
Debt to Equity : total hutang dibanding dengan equity. Setiap modal sendiri yang
menjamin seluruh hutang.
Times Interest Earned : profit before taxes + interest charges disbanding dengan
interest charges.Rasio ini memberikan gambaran besarnya keuantungan untuk
menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00 kali)
Activity ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam
mengelola sumber-sumber keuangan:
ITO (inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui
dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode tertentu
(rata-rata 9 kali)
A.C.P : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk
mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk
mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi
Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja
dalam 1 tahun.
Profitability ratio adalah rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen
dari setiap kebijakan dan keputusannya:
Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat
menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen
(rata-rata 5%).
Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang
menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk
menghasilkan keuntungan (rata-rata 10%).
Return on Equity : Net Profit After Taxes dibanding Equity. Rasio yang dapat
menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata
15%)
Dengan mengadakan analisis rasio akan diketahui posisi keuangan perusahaan, lebih-
lebih jika rasio dari beberapa tahun, maka akan dapat diketahui perkembangan atau
kecenderungan posisi keuangan perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa hasil analisis
rasio tersebut bukanlah merupakan suatu alat yang dapat memberikan jawaban yang pasti
untuk keputusan akhir pemberian kredit. Bidang-bidang lain juga harus diteliti dengan
saksama dan analisis rasio haruslah hanya dianggap sebagai langkah permulaan dari
proses pengambilan keputusan untuk memberikan kredit.
Analisis Kredit Kualitatif
Pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi,maka
permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank teknis yang
terkenal dengan 5 C yaitu sebagai berikut:
1) Character
Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa
petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah:
a. Mengenal dari dekat
b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan
c. Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya. pegawai dan
saingannya mengenai reputasi,kebiasaan pribadi,pergaulan social dan lain-lain.
2) Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan
dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus
memperhatikan:
a. Angka-angka hasil produksi
b. Angka-angka penjualan dan pembelian
c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya.
d. Data-data financial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan
keuangan perusahaan sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon
penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang
dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.
3) Capital
Ini menunjukkan posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan
oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. Bank
harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal
sendiri. Untuk itu bank harus:
a. Menganalisis neraca selama sedikitnya dua tahu terakhir
b. Mengadakan analisis rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas
dari calon peminjam kredit.
4) Collateral
Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan
sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus:
a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut
b. Mengukur stabilitas daripada nilainya
c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat
tanpa terlalu mengurangi nilainya
d. Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank,
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5) Conditions of Economy
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sector usaha si
peminta kredit. Untuk itu bank harus memperhatikan:
a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon
peminjam
b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di
daerah dan lokasi lingkungannya.
c. Keadaaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam
d. Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari
bank
e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industry di mana
perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.
Di samping formula “5 C” tersebut, di dalam pemberian kredit bank akan memperhatikan aspek-
aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit
bank.
Secara umum aspek-aspek pertimbangan kredit tersebut meliputi:
1. Aspek Umum; dalam hal ini harus diteliti masalah-masalah:
a. Bentuk,nama dan alamat perusahaan
b. Susunan manajemen
c. Bidang usaha
d. Keterangan tentang jumlah pagawai atau buruh
e. Kebangsaan
f. Bank langganan
g. Bagan organisasi
2. Aspek Ekonomi/Komersial; yang meliputi masalah:
a. Pemasaran dan keadaan harga
b. Persaingan
c. Jumlah penjualan dari tiap-tiap produk
d. Cara penjualan
e. Taksiran permintaan dan sebagainya
3. Aspek Teknik; yang harus diteliti adalah:
a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
b. Tanah dan tempat pabrik
c. Bangunan (milik, sewa, umur, harga)
d. Urut-urutan proses produksi
e. Perincian mesin dan peralatan
f. Jumlah produksi
g. Tersedianya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah)
h. Lain-lain, misal mengenai tenaga penggerak (diesel atau PLN), tersedia air (sumur
atau PAM)
4. Aspek Yuridis
Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk izin-izin yang diperlukan.
5. Aspek Kemanfaatan dan Kesempatan Kerja; hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian
setempat
b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
c. Termasuk sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah.
G. Rangkuman
Dari penilaian terhadap aspek financial ataupun nonfinansial kiranya sudah mencakup
tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan pemberian kredit, yaitu kita mengetahui
sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon kredit di dalam:
1. Melaksanakan operasinya pada masa yang akan datang
2. Menyediakan kebutuhan modal kerja
3. Memenuhi kewajiban finansialnya
4. Menciptakan atau memperoleh laba
Seberapa jauh luas analisis atau penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada
besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka
pihak bank dapat mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai
pada penilaian teknis misalnya proses teknologinya.
H. Soal Penugasan
KRISHNA MANUFACTURINGNeraca
31 Desember, Tahun 2009
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas 30.000
Efek 5.500
Piutang usaha 52.000
Persediaan 112.500
Total Aktiva Lancar 200.000
Aktiva Tetap 630.000
Akumulasi Penyusutan (130.000)
Total Aktiva 500.000
700.000
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar
Utang usaha 60.000
Wesel Bayar 50.000
Total Kewajiban Lancar 110.000
Kewajiban Jangka Panjang 150.000
Ekuitas
Modal Saham 250.000
Laba ditahan 190.000
Total Kewajiban dan Ekuitas 440.000
700.000
KRISHNA MANUFACTURING
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember Tahun 2009
(dalam satuan rupiah)
Penjualan Bersih 960.000
HPP (550.000)
Laba Kotor 410.000
Beban Penyusutan 30.000
Beban Penjualan dan Administrasi 160.000 (190.000)
Laba sebelum pajak 220.000
Pajak penghasilan (105.600)
Laba bersih 114.400
a. Hitunglah ukuran-ukuran likuiditas berikut:
1. Rasio Lancar
2. Rasio kas terhadap aktiva lancar
3. Perputaran piutang
4. Periode penagihan
5. Perputaran persediaan
6. Jumlah hari untuk menjual persediaan
7. Jumlah hari untuk membayar hutang
b. Berdasarkan analisis pada pertanyaan (a) buatlah laporan yang berisi likuiditas perusahaan
tersebut mengenai apakah pinjaman Krishna Manufacturing akan disetujui atau tidak???
TUGAS
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS PERKREDITAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan KeuanganDosen Pengampu: Ngadirin Setiawan, M.S.
Disusun oleh:
1. Umi Khasanah 08403244001
2. Witantri Dwi S. 08403244002
3. Istiningrum 08403244021
4. Een Ruhama 08403244036
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
DAFTAR PUSTAKA
Wild,John J. Subramanyam,K.R. Halsey,Robert F. Financial Statement
Analyis.2005.Jakarta:Salemba Empat
http://esutomo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11329/IX+Kredit+Perbankan.pdf
rac.uii.ac.id/server/document/Private/2008042203225602313086.pdf –
www.pdfqueen.com/pdf/ma/ macam - macam - kredit /
etd.eprints.ums.ac.id/4279/1/C100990294.pdf