19
ATTENTION-DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) By DINA HAYA SUFYA SITI MUKHAROMAH EMMY AYNI ISWAHYUDI

Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

ATTENTION-DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

ByDINA HAYA SUFYA

SITI MUKHAROMAHEMMY AYNIISWAHYUDI

Page 2: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Definisi ADHDADHD merupakan kependekan dari attention deficit hiperactivity disorderAttention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, Disorder = gangguan

Page 3: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Etiologi ADHD

• Faktor genetik• Berubahnya fungsi dan anatomi

otak• Ibu yang merokok, penggunaan

obat-obatan dan zat beracun lainnya• Anak-anak yang terkena racun

lingkungan

Page 4: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Manifestasi KlinisUntuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif

Page 5: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Manifestasi Klinis• Inatensi atau pemusatan perhatian yang

kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu

• Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam

• Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon

Page 6: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Identifikasi ADHD

A I . Kurang Perhatian

A2. Hiperaktivitas Impulsifitas

B. Beberapa gejala hiperaktivitas

impulsifitas atau kurang perhatian

yang menyebabkan gangguan muncul

sebelum anak berusia 7 tahun.

C. Ada suatu gangguan di dua

atau lebih seting/situasi.

D. Harus ada gangguan yang

secara klinis, signifikan di dalam

fungsi sosial, akademik, atau

pekerjaan.

E. Gejala-gejala tidak terjadi selama

berlakunya PDD, skizofrenia, atau

gangguan psikotik lainnya, dan tidak dijelaskan dengan

lebih baik oleh gangguan mental

lainnya.

Page 7: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Prosedur IdentifikasiPerspektif orang tua•wawancara yang teliti•lembar cek perilaku anak (Conner’s Rating Scale)•pertanyaan situasi rumah•formulir riwayat perkembangan•survei penyesuaian perkawinan menggunakan instrumen

temuan dari Locke-Wallace

Perspetif anak•Wawancara•Pemeriksaan IQ•Tes prestasi•Kajian tentang keadaan sekolah•Observasi interaksi orang tua dan anak

Perspektif sekolah•diskusi dengan orang tua•observasi ruang kelas•formulir penilaian guru atau Conner’s Rating Scale•Rating Scale perilaku dengan instrumen Kendall-Wilcox

Page 8: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

PENDEKATAN 1. Teori conditioning. Menurut teori ini proses belajar

merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan terjadi melalui hubungan rangsang jawaban menurut prinsip-prinsip mekanistik

2. Teori belajar kognitif. Menurut teori ini belajar merupakan proses pencapaian atas perubahan pemahaman, pandangan, harapan atau pola pikir

3. Teori Social Learning. Menurut teori ini anak dapat belajar melalui pengamatan atau melalui orang lain

Page 9: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

DIAGNOSA ADHDBila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tanda hiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukan evaluasi awal kemungkinan. Untuk mendiagnosis ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3 gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.

Page 10: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

KASUS ADHD• Ilustrasi : Kasus Bona

Bona adalah anak laki-laki berusia 5 tahun dan bersekolah di sebuah TK ternama di Yogya. Penampilan fisiknya gemuk dan tinggi, jauh lebih besar dibandingkan teman-teman seusianya. Ayah ibunya bekerja sebagai karyawan swasta yang bekerja sepanjang hari sehingga Bona lebih banyak diasuh pembantunya. Bona dibawa ke sebuah biro konsultasi psikologi oleh ibunya karena adanya keluhan yang disampaikan pembantu, para tetangga, dan terutama guru-guru di sekolahnya. Pembantu rumah tangga di keluarga tersebut sering sekali berganti karena kebanyakan dari mereka tidak tahan dengan perilaku Bona yang selalu berlarian tanpa henti, membuat berantakan seluruh mainan tanpa menggunakannya untuk bermain (hanya dilempar-lempar kemana saja), sering memukul dan menendang tanpa alasan bahkan terkadang saat memegang benda juga digunakan untuk melempar atau memukul, makan sambil berlarian dan berantakan seluruh makanannya, tidak memperhatikan jika diberitahu sesuatu, suka berteriak-teriak kasar, dan membanting benda-benda terutama jika permintaannya tidak segera dipenuhi.

Page 11: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

KASUS ADHDOrang tua Bona sering merasa tidak nyaman dan serba salah dengan tetangga karena hampir setiap hari ada saja tetangga yang mengadu tentang perilaku Bona kepada anak-anak mereka. Perilaku Bona yang merebut mainan temannya hingga rusak, Bona yang memukul temannya hingga benjol, Bona yang melempar-lempar batu mengenai kaca tetangga, sampai Bona yang memanjat pagar tetangga dan merusakkan tanaman hias mereka, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Page 12: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Sementara itu guru di sekolah juga sering sekali menyampaikan keluhan tentang perilaku Bona di sekolah, bahkan Bona beberapa kali diantarkan pulang guru sebelum waktunya. Di sekolah, Bona terlihat kesulitan mengikuti proses belajar karena dia selalu saja berlari dan sulit sekali diminta duduk di kursinya. Guru dan teman-teman lain merasa terganggu karena setiap kali Bona diminta duduk, beberapa detik kemudian sudah berlari-lari lagi keliling ruang kelas sambil mengganggu temannya atau sampai keluar kelas. Ketika teman-temannya belajar mewarnai atau menggambar maka Bona akan meninggalkan kertas gambarnya dalam keadaan kosong atau dengan sedikit coretan yang terlihat asal-asalan.

Page 13: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Bona juga sulit sekali diminta melakukan sesuatu oleh gurunya karena setiap kali gurunya berbicara, Bona tidak tahan mendengarkannya sampai selesai. Juga ketika guru mengajukan pertanyaan, terkadang Bona berteriak menjawab meski pertanyaan belum selesai, dan akhirnya jawabannya pun tidak tepat. Beberapa waktu terakhir bahkan gurunya secara implisit menyatakan bahwa Bona sebaiknya di pindah ke sekolah lain yang dapat menanganinya dengan lebih baik karena guru-guru di sekolahnya yang sekarang sudah kewalahan. Orang tuanya bingung sekali dengan kondisi ini sehingga merasa perlu minta bantuan tenaga terapis anak untuk membantu. Mengingat bahwa Bona adalah anak tunggal dan efek dari perilakunya sudah dipandang meresahkan maka ibunya berniat cuti selama beberapa bulan dari pekerjaannya untuk mengatasi masalah anaknya ini.

Page 14: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Proses Tata Laksana Perilaku Bagi Bona

Target Perilaku1. Mampu membereskan mainan dan barang-

barang milik Bona sendiri.2. Mendengarkan orang lain bicara sampai

selesai.3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.

Page 15: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Rencana Waktu

Waktu yang direncanakan adalah 6 bulan, mengingat bahwa selama waktu itu ibunya akan cuti dari kantor dan dapat secara penuh terlibat dalam program ini untuk terus berada di samping Bona. Waktu 6 bulan ini akan dibagi dalam beberapa tahap untuk memudahkan proses monitoring dan evaluasi.

Page 16: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Pelaksana Program

• Program ini dilaksanakan oleh Ibu Bona sebagai manajer program dibantu oleh seluruh anggota keluarga dengan didampingi terapis anak sebagai pemandu program dan nara sumber proses

Page 17: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Program yang Direncanakan

1. Membereskan mainan dan barang milik Bona sendiri.

2. Mendengarkan orang lain bicara sampai selesai.

3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.

Page 18: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

Evaluasi ProgramProgram bagi Bona ini akan selalu dievaluasi dan dimonitor menggunakan lembar evaluasi dan lembar monitoring yang dibuat saat perencanaan program (contoh lembar evaluasi dan lembar monitoring terlampir). Evaluasi dan monitoring dilakukan ibu Bona sebagai manajer program dan secara berkala akan didiskusikan bersama terapis untuk melihat efektivitas dan kemajuan program

Page 19: Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)

TERAPI “BACK IN CONTROL (BIC)”• Program terapi “Back in Control” dikembangkan oleh Gregory

Bodenhamer. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk patuh.Dalam program ini, tugas orang tua adalah:1. Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita perjelas apa yang kita mau, tidak kurang tidak lebih). Kita buat aturan sejelas mungkin sehingga pengasuh pun dapat mendukung pelaksanaannya tanpa banyak penyimpangan.2. Jalankan aturan tersebut dengan ketat.3. Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan. Jalankan saja.4. Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan. Gunakan kata-kata kunci yang tidak akan diperdebatkan, misalnya “kamu harus….meskipun…..”