27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya (BPLHD Jabar, 2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama adalah memacu kemakmuran ekonominegara. Sisi yang lainnya adalah sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial yang memerlukan tenaga, pikiran, dan biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Sebagai sumber kemakmuran, sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka (open pit mining) dapat merubah total iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Sedangkan untuk pertambangan bawah (underground mining) kerusakan lingkungan umumnya diakibatkan karena adanya limbah (tailing) yang dihasilkan pada proses pemurnian bijih. Baik tambang dalam maupun tambang terbuka menghasilkan air buangan bersifat asam yang disebut sebagai acid mine drainage/acid rock drainage (AMD/ARD). Menurut Wilkipedia AMD merujuk kepada air yang terdapat Page | 1

Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada

dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya (BPLHD

Jabar, 2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama

adalah memacu kemakmuran ekonominegara. Sisi yang lainnya adalah sekaligus

perusak lingkungan yang sangat potensial yang memerlukan tenaga, pikiran, dan

biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Sebagai sumber

kemakmuran, sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan

negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan

terbuka (open pit mining) dapat merubah total iklim dan tanah akibat seluruh

lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Sedangkan untuk

pertambangan bawah (underground mining) kerusakan lingkungan umumnya

diakibatkan karena adanya limbah (tailing) yang dihasilkan pada proses

pemurnian bijih. Baik tambang dalam maupun tambang terbuka menghasilkan air

buangan bersifat asam yang disebut sebagai acid mine drainage/acid rock

drainage (AMD/ARD). Menurut Wilkipedia AMD merujuk kepada air yang

terdapat di kawasan pertambangan atau yang mengalir dari kawasan tersebut yang

bersifat sangat masam (pH < 3).

Air asam tambang adalah salah satu permasalahan lingkungan yang dihasilkan

oleh industri pertambangan. Air asam tambang merupakan hasil dari oksidasi

batuan yang mengandung pirit (FeS2) dan mineral sulfida dari sisa batuan yang

terpapar oleh oksigen yang berada dalam air (Elberling.et.al, 2008). Permasalahan

air asam tambang adalah salah satu dampak potensial yang dihadapi industri

pertambangan. Air asam tambang juga mengandung logam berat seperti besi (Fe),

alumunium (Al), mangan (Mn).

Potensi air asam tambang harus diketahui dan dihitung agar langkah – langkah

preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus

Page | 1

Page 2: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan – batuan penutup dan batuan

– batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu

tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.

Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan

selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan

berakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan

menurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke

sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran

sungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan.

1.2 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu Air Asam Tambang

2. Untuk mengetahui sumber utama yang berpotensi sebagai pencemar

Pada AAT

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya kembali air

asamtambang

4. Untuk mengetahui metode atau alat apa yang digunakan dalam

pengendalian air

asam tambang.

1.3 MANFAAT PENULISAN

1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

penyusun mengenai AAT secara khusus dan pembaca pada

umumnya

2. Sebagai Literatur yang dapat digunakan untuk mengenal lebih jauh

mengenai Air Asam Tambang,Proses pembentukannya,dampak yang

ditimbulkan serta cara mengatasinya.

Page | 2

Page 3: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

1.4 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Air Asam Tambang ?

2. Bagaimana Proses terjadinya AAT ?

3. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh AAT terhadap lingkungan ?

4. Bagaimana cara pencegahan AAT agar tidak terbentuk di lokasi

tambang ?

5. Bagaimana cara penanganan AAT yang sudah terbentuk ?

Page | 3

Page 4: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Asam Tambang(AAT)

Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage (AMD)terjadi

sebagai akibat proses fisika dan kimia yang cukup kompleks yang melibatkan

beberapa faktor dalam kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan ini dapat

berupa tambang terbuka maupun tambang dalam (bawah tanah). Umumnya

keadaan ini terjadi karena sulfur yang terjadi dalam batuan teroksidasi secara

alamiah (pada proses pembukaan tambang). Selanjutnya dengan kondisi

kelembaban lingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur

tersebut berubah menjadi asam.

AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul

akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul

oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan,

pembuatan tambak, dan sebagainya.

Terbentuknya AAT ditandai oleh pH yang rendah (1,5-4) konsentrasi logam

terlarut yang tinggi, nilai acidity yang tinggi, nilai sulfat yang tinggi and

konsentrasi O2 yang rendah. Sebagian besar permasalahan AAT berhubungan

dengan penambangan batubara dan bijih primer, karena pada kedua sumber alam

ini terkadang banyak mineral sulfida yang terkandung didalamnya terutama

mineral pirit (FeS2), baik pada badan bijih maupun batuan sampingnya.

Page | 4

Page 5: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulphida yang umum ditemukan

adalah:

FeS2: pyrite

Cu2S: chalcocite

CuS: cuvellite

CuFeS2: chalcopyrite

MoS2: molybdenite

NiS: millerite

PbS: galena

ZnS: sphalerite

FeAsS: arsenopyrite

Pyrite merupakan mineral sulphida yang umum ditemukan pada kegiatan

penambangan, terutama batubara.

Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui proses pembentukan air asam

tambang adalah sebagai berikut:

Persamaan 1 :     FeS2 +   7/2 O2   +  H2O  «  Fe+2   +  2 SO4-2  +  2 H+

Page | 5

Page 6: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

(Besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam.)

Persamaan 2 :     Fe+2  +   1/4 O2  +   H+   «  Fe+3  +  1/2 H2O

(Besi ferro akan teroksidasi menjadi besi ferri.)

Persamaan 3 :     Fe+3  +   3 H2O  «  Fe(OH)  +  3H+

(Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida dan asam.)

Persamaan 4 :     FeS2  +  14 Fe+3  +8 H2O «  15 Fe+2  + 2 SO4-2  + 16 H+

(Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagai katalis yang

menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.)

Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan

masuk ke sistem lingkungan umum (diluar tambang), maka beberapa faktor

lingkungan dapat terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai

bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, sebagai sumber air untuk

tanaman, dsb); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora dan fauna

darat), dsb.

2.2  Sumber – Sumber Air Asam Tambang

Sumber – sumber air asam tambang antara lain berasal dari kegiatan – kegiatan

berikut :

1.   Air dari tambang terbuka

Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan

penutup,  sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam batuan sulfida akan mudah

teroksidasi dan bila bereaksi air dan oksigen akan membentuk air asam tambang.

2.   Air dari unit pengolahan batuan buangan

Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan adalah batuan

buangan(waste rock).Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkat dengan

bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buangan yang

banyak mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara terbuka

Page | 6

Page 7: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

membentuk senyawa sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan

membentuk air asam tambang.

3.   Air dari lokasi penimbunan batuan

Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asam

tambang karena adanya kontak langsung dengan udara yang selanjutnya terjadi

pelarutan akibat adanya air.

4.   Air dari unit pengolahan limbah tailing

Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai potensi dalam

membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond ini biasanya cukup tinggi

karena adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifat

asam yang dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam tailing pond yang

bersifat asam tersebut diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila

merembes keluar dari tailing pond. 

2.3 Proses Terjadinya Air Asam Tambang

Prinsip terjadinya air asam tambang adalah adanya reaksi pembentukan H+ yang

merupakan ion pembentuk asam akibat oksidasi mineral-mineral sulfida dan

bereaksi dengan air (H2O). Kemudian oksidasi dari Fe2+, hidrolisis Fe3+ dan

pengendapan logam hidroksida. Prinsip tersebut bila dilihat secara kimia,

Page | 7

Page 8: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya bakteri-bakteri

tertentu yang sanggup untuk mempercepat proses (katalisator) dari oksida

mineral-mineral sulfida dan oksidasi-oksidasi besi.           

Tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan AMD adalah tanah yang tertinggal

(di bawah deposit bahan galian), overburden pill (tumpukan lapisan batuan di atas

deposit bahan galian), stock pill(tumpukan bahan galian), fasilitas pemurnian,

tempat pencucian, limbah batubara, lumpur tailling.

Berikut reaksi pembentukan air asam tambang secara kimia dan secara biologi :

1. Secara Kimia

Oksidasi mineral-mineral sulfida (dalam bentuk pyrit) yang menyebabkan

keasaman dari air asam tambang dapat digambarkan dengan tiga reaksi :

a.  FeS2 + 7/2 O2 + H2O à Fe2+ + 2 SO42- + 2 H+

b.  Fe2+ + ¼ O2 + H+ à Fe3+ + ½ H2O

c.  Fe3+ + 3 H2O à Fe(OH)3 ¯ + 3 H+                       +

d. FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O à 2 H2SO4 + Fe(OH)3 ¯

Persamaan a. menunjukkan oksidasi dari kristal pyrit oleh oksigen,

persamaan b. menunjukkan oksidasi dari ferrous iron (Fe2+) menjadi Ferric iron

dan

persamaan c. menunjukkan hidrolisis ferric iron dan pengendapannya menjadi

besi hidroksida [Fe(OH)3].

Bila ketiga persamaan tersebut dijumlahakan memberikan hubungan stokiometri

secara menyeluruh

Page | 8

Page 9: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

2. Secara Biologi

Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hidrogen selama oksidasi dapat pula

disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh bakteri-bakteri. Bakteri tersebut

mampu untuk mempercepat proses oksidasi dari mineral-mineral sulfida dan

oksidasi besi serta mendapat energi hasil pelepasan energi dari proses oksidasi.

Bakteri ini termasuk dalam subgroup strick aerobes, genus trobhasillus, species

thiobasillus, ferroxidans (kadang-kadang dijumpai Ferrobacillus ferroxidans).

Persamaan reaksi terbentuknya air asam tambang berdasarkan aktivitas biologi

sebagai berikut : FeS2 + H2O + 7/2 O2 à Fe2+ + 2 SO42- Fe2+ + ¼ O2 + 5/2

H2O

T.Ferroxidans à Fe(OH)3 + 2 H+      + FeS2 + 7/2 H2O + 15/4 O2 à Fe(OH)3 ¯ +

2 H2SO4 

Dari reaksi kimia dan biologi di atas dapat dilihat bagaimana terbentuk asam

sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat, dengan adanya kadar asam sulfat ini

menyebabkan air yang mengalir pada daerah yang terjadi proses kimia dan biologi

tersebut akan bersifat asam, inilah yang disebut air asam tambang. Air asam

tambang ini dapat dikenal dari warna jingga atau merah dari endapan besi

hidroksida di dasar aliran atau bau belerang, tetapi ini tidak selalu terjadi karena

ada air asam tambang yang warnanya agak jernih.

Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air sbb.:

nilai pH yang rendah (1.5 – 4)

konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium,

mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury

nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3)

nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L

nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)

konsentrasi oksigen terlarut yang rendah

Page | 9

Page 10: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

2.4 Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang (AAT)

2.4.1  Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang adalah terjadinya

pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan air di daerah yang

terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat mengurangi kesuburan

tanah, mengganggu kesehatan masyarakat sekitarnya, dan dapat mengakibatkan

korosi pada peralatan tambang. Derajat keasaman tanah yang telah tercemar

akibat air asam tambang ini akan semakin meningkat, sehingga tanaman tidak

dapat tumbuh karena derajat keasaman tanahnya terlalu tinggi. Apabila air asam

tersebut mencemari air tanah maupun aliran air sungai dimana masyarakat

memanfaatkan air tersebut maka dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar,

Page | 10

Page 11: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

diantaranya dapat menimbulkan penyakit diare maupun penyakit lainnya yang

berhubungan dengan pencernaan.

Akibat dari kegiatan pemboran, pengolahan batuan penutup dan kegiatan

penambangan yang lainnya serta pengolahan batubara yang dapat menyebabkan

senyawa pyrit yang ada dalam mineral terbentuk dengan oksigen dan bereaksi

dengan air tanah atau air hujan. Air asam tambang ini dicirikan dengan rendahnya

pH dan tingginya senyawa logam tertentu seperti besi, alumunium, mangan. Bila

air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/kapur akan melarutkan

senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang

larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa

digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan

memboroskan sabun,karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan

Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan

korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan

dapat memusnahkan kehidupan akuatik.

Beberapa dampak dari air asam tambang, yaitu :

1.Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajat keasaman

pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi peningkatan Fe dan

total metal.

2.Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspended Solid) akibat tingginya air

limpasan yang membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahan tambang yang

dapat menganggu penetrasi matahari dalam sungai yang membawa dampak

lanjutan berupa gangguan proses fotosintetis biota perairan. Proses fotosintetis

oleh komunitas pytoplakton juga akan terganggu, akibat penetrasi cahaya

terhambat oleh partikel tersuspensi.

3.Akibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan sehingga

menggangu proses respirasi biota dasar.

Page | 11

Page 12: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

4.Penurunan kualitas air permukaan sekaligus penurunan kualitas sanitasi

lingkungan dimana tahap selanjutnya derajat kesehatan penduduk yang

memanfaatkan sumber daya air sungai akan terganggu.

5. Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan berpotensi terjadi penyakit perut

dan, juga akan menimbulkan persepsi yang buruk darimasyarakat terhadap proyek

tersebut.

2.4.2 Dampak terhadap air tanah

Mineral sulfida sering dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari

karakteristiknya mineral sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri

metalurgi maupun kimia, namun di alam potensial juga sebagai penghasil air asam

yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Air asam dapat terbentuk secara

alami, sebagai akibat teroksidasi dan terlarutkannya sulfida ke dalam sistem aliran

air permukaan dan air tanah menyebabkan turunnya pH air. Kegiatan

penambangan, dengan membongkar endapan sulfida, berpotensi memperbesar dan

mempercepat proses pembentukan air asam. Permasalahan mineral sulfida terjadi

apabila terpapar pada udara bebas akan teroksidasi, terlarutkan oleh air permukaan

atau air tanah membentuk air asam. Air asam akan melarutkan logam yang

terlewati sehingga menghasilkan bahan beracun berbahaya yang berpotensi

mencemari lingkungan, terutama air permukaan dan air tanah.

Page | 12

Page 13: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

2.4.3 Dampak Lainnya

Air asam tambang juga dapat mempercepat proses pengkaratan pada peralatan

tambang, sehingga perlu penanganan agar pengaruh yang ditimbulkan dari air

asam tersebut tidak merusak peralatan tambang

2.5 Pengendalian Air Asam Tambang

Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan sebelum maupun

setelah terbentuknya air asam tambang

Pengendalian air asam tambang secara umum dapat dilakukan dengan cara :

1. Pencegahan atau pengendalian proses pembentukan asam.

Page | 13

Page 14: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

Upaya mencegah dapat dilakukan dengan cara :

a. Mengisolasi mineral sulfida dengan memisahkan material yang

mengandungmineral sulfida dari air dan udara akan mencegah

terjadinya reaksi oksidasi.

b. Mengendalikan aliran air

1) Mencegah aliran air permukaan masuk ke material

2) Mencegah penyerapan air hujan pada material asam

3) Mencegah aliran air tanah masuk pada lokasi material asam

c. Menutup dan menimbun kembali dengan segera lokasi bekas

penambangan yang telah selesai diambil batubaranya agar jangan

sampai terjadi oksidasi mineral sulfida dengan air dan udara pada

batuan pirit yang terbuka akibat proses penambangan

d. melapisi material yang mengandung sulfida dengan tanah liat(Capsule).

2. Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk.

Hal ini dapat dilakukan dengan :

Secara umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu secara aktif dan pasif.

Sebagai contoh,salah satu parameter penting yaitu pH. Untuk menaikkan nilai pH

ke kondisi normal, maka dilakukan beberapa upaya diantaranya adalah dengan

penambahan bahan kimia seperti kapur (lime).

a. Secara aktif, kapur (berbentuk serbuk/tepung) dicampurkan secara

langsung dengan air asam di saluran air atau wadah khusus, atau di

kolam penampungan air.

Page | 14

Page 15: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

b. Secara pasif, air asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana

terdapat kapur (dalam bentuk batuan) sebagai “media penetral” air

asam yang melaluinya

c. Pembuatan saluran penirisan di sepanjang daerah sumber air asam

d. Pemasangan sistem pipa penirisan di bawah timbunan penghasil air

asam untuk selanjutnya dialirkan ke dalam kolam pengendapan

e. Menambahkan kapur (hydrated lime) ke dalam air. Hydrated lime

adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk

menetralkan air asam tambang. Hydrated lime dapat diperoleh dengan

menggunakan proses kalsinasi terhadap batu gamping. Batu gamping

Page | 15

Page 16: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

dipanaskan pada suhu 6000 C – 9000 C dengan tekanan 1 atm sehingga

menghasilkan CaO (kapur tohor).

3. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk.

Salah satu proses pengolahan terhadap air asam tambang ini adalah proses

netralisasi asam dengan senyawa alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang

tidak larut dan proses sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk

Fe3+. Air asam yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan yang berfungsi

sebagai sarana pemantauan kualitas air sekaligus tempat penetralan air asam

sebelum dilepaskan ke alam.

4.Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang

Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan menghilangkan atau

mengurangi satu atau lebih komponen – komponen pembentuk air asam tambang.

Pencegahan terbentuknya air asam tambang pada kolam bekas penambangan

adalah dengan cara pelapisan.

Pelapisan adalah cara pengendalian terbentuknya air asam tambang dengan

membatasi kontak oksigen dan air terhadap lapisan batubara yang mengandung

Page | 16

Page 17: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

mineral sulfida. Pelapisan ini dilakukan dengan cara menutupi lapisan batubara

yang berupa lantai batubara dengan material yang bersifat impermeable misalnya

mineral liat.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Hasil Penulisan Makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Sektor pertambangan masih dapat diandalkan sebagai tulang punggung

pembangunan di Indonesia untuk beberapa masa mendatang. Tantangan

yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana mewujudkan praktek

penambangan yang baik (good mining practices/GMP) yang

meminimalisir dampak lingkungan, sehingga seluruh rakyat Indonesia

dapat menikmati kemakmuran karena sektor pertambangan tanpa takut

kiamat dipercepat akibat keserakahan kita menguras perut bumi

2) Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan

yangmengalami pengisian/penambahan secara terus menerusoleh alam.

3) Air asam tambang (AAT) atau (ARD) didefinisikan sebagai air asam

tambang yang telahtercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-

mineral sulfidayang terdapat pada batuan sebagai akibat kegiatan

eksplorasi ataukegiatan eksploitasi bahan tambang sehingga menghasilkan

air dengan kondisi asam (Ph kurang dari 7).

4) Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas hidrotermal maupun

sebagai hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida sering dijumpai berupa

pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari karakteristiknya mineral sulfida

dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri metalurgi maupun kimia,

Page | 17

Page 18: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

namun di alam potensial juga sebagai penghasil air asam yang dapat

menurunkan kualitas lingkungan.

3.2 Saran

1) Perlunya Kerjasama dan kesiapan Pihak Pemerintah Daerah dan

Perusahaan untuk bersama-sama melakukan pencegahan sesuai prosedur

agar AAT tidak sempat terbentuk.

2) Air asam tambang yang  tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah

tambang, harus dinetralkan agar tidak berdampak buruk terhadap

lingkungan sekitarnya.

3) Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar pembentukan air

asam tambang dapat diantisipasi.

4) Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan menggunakan

batuan penutup dan top soil agar terbentuknya air asam tambang dapat

dicegah.

Page | 18

Page 19: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

DAFTAR PUSTAKA

http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/p/air-asam-tambang.html

file:///G:/tugas/pling/Catatan%20Anak%20Tambang%20%20Dampak

%20%E2%80%93Dampak%20Air%20Asam%20Tambang.html

file:///G:/tugas/pling/Dampak%20Air%20Asam%20Tambang%20Terhadap

%20Kualitas%20Air%20Tanah%20Di%20Sekitar%20Area%20an.htm

file:///G:/tugas/pling/Kampung%20Miners%20%20%20AIR%20ASAM

%20TAMBANG%20%28AAT%29.html

file:///G:/tugas/pling/Mari%20Berbagi%20%20Air%20Asam%20Tambang.html

file:///G:/tugas/pling/WINDOWS%207%20%28%20Seven%20%29%20%20AIR

%20ASAM%20TAMBANG%20%28AAT%29.html

file:///G:/tugas/pling/dunia%20tambang%20%20Dampak%20Yang

%20Ditimbulkan%20Air%20Asam%20Tambang.html

Page | 19

Page 20: Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang

Page | 20