38
IMPETIGO PHILJEUWBENS ADITYA RAHANTOKNAM 07 016

Impetigo Bullosa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Impetigo Bullosa

IMPETIGOPHILJEUWBENS ADITYA RAHANTOKNAM

07 016

Page 2: Impetigo Bullosa

Impetigo adalah : pioderma superfisialis berbatas tegas

Impetigo Non Bulosa/kontagiosa/kr

ustosaImpetigo Bulosa

Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphilococcus Aureus, Streptococcus B

hemolyticus, atau kedua-duanya. Ada beberapa penyakit pioderma salah satunya:

Page 3: Impetigo Bullosa

Staphilococcus Aureus

Gram positif

Bentuk/morfologi seperti buah anggur

Aerob/anaerob fakultatis

Tidak berspora, tidak bergerak

Tumbuh optimal pada suhu 35º C

Menghasilkan pigmen kuning

Beberapa strain menghasilkan beta

laktamaseTes koagulase positif

Pada agar darah koloni S, hemolisis (+)

Peragi KH

Streptococcus Beta Hemolitikus Group A

Gram Positif

Morfologi seperti kalung mutiara

Anaerob fakultatif

Tidak bergerak, tidak berspora

Tumbuh optimal pada suhu 37˚C

Susunan dinding sel sangat komplek

Hemolisis (+)

Mempunyai fili

Mempunyai simpai

Koloni S. ukuran kecil

Page 4: Impetigo Bullosa

Kuman Staphiloccus areus, flora normal pada kulit

mc,saluran pernafasan dan saluran pencernaan

Daya tahan tubuh menurun, kuman menjadi invasif

Hemolisis, membentuk koagulasi, membentuk pigmen kuning, emas,

mencairkan gelatin dan meragi manitol

Berkembang biak dalam folikel rambut dan

menyebabkan nekrosis jaringan

Koagulai fibrin di sekitar lesi

Terbentuk dinding fibrin yang membatasi proses nekrosis disusul serbukan sel radang

Pencairan jaringan nekrotik

Bula

Pecah

Meninggalkan Jariangan Granulasi

PATOFIOLOGIStafilococcus

Areus

Page 5: Impetigo Bullosa

Lab Staphilococcus AureusGambar Kiri ke Kanan:Pewarnaan Gram, Biakan agar darah, Biakan EYA, Manitol (kuning)Hasil pengamatan•Bentuk: Coccus•Susunan: Anggur•Sifat Gram: +Courtesy : Lab Mikro FK UKI

Page 6: Impetigo Bullosa

Kuman Streptococcus B hemolitikus masuk melalui kulit

yang terluka

Daya tahan tubuh menurun, kuman menjadi invasif

Menginfeksi kulit yang sangat superficial , menghasilkan

toksin, hemolisis, fibrinolisis dan pembentukan pigmen

hijau

Pembentukan vesicapustulae di bawah

staratum korneum

Pecah

Muncul krusta yang berwarna kuning madu yang sangat

menular

Dibawah krusta terdapat daerah erosif yang

mengeluarkan sekret

Krusta menebal dan terlepas

secara berulang

PATOFIOLOGIStreptoco

ccus

Page 7: Impetigo Bullosa

Lab. Streptococcus B HemolitikusGambar Kiri ke Kanan:Pewarnaan gram, Tes Basitrasin, Biakan pada agar darahHasil pengamatan•Bentuk: Basil•Susunan: Berderet•Sifat Gram: +Courtesy : Lab Mikro FK UKI

Page 8: Impetigo Bullosa
Page 9: Impetigo Bullosa

Padat pendudukRawat RS

Trauma, luka bakar

berat

cuaca panas lembab

KemoterapiTerapi

radiasi, hemodialisis

Penyakit sistemik,

Imunodefesiensi, HIV,

DM

Kortikosteroid jangka panjang

Staphilococus Areus dan

Streptoccus B hemolitikus

invasif

Impetigo

Faktor – faktor resiko invasi kuman S. Areus dan Streptococcus B Hemolitikus

Varicella, Herpes

Simplex , dermafitosi

s

Riwayat Atopik

Gigitan Serangga, pediculosis

Kebersihan/ Higiene

Page 10: Impetigo Bullosa

DEFENISIImpetigo bullosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh

berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang,

terkadang tampak hipopion.

IMPETIGO BULOSA

Page 11: Impetigo Bullosa

Penyebab

Terutama disebabkan oleh

Stafilokokus Aureus.

Umur Anak – anak dan dewasa

Jenis kelamin

Frekuensinya sama pada pria

dan wanita

Etiologi Dan Epidemiologi

Page 12: Impetigo Bullosa

DaerahLebih banyak pada

daerah tropis dengan udara panas

Musim Musim panas dengan banyak debu

GiziLebih sering dan berat

pada keadaan kurang gizi dan anemia

Lingkungan

Yang kotor dan berdebu akan sering

dan lebih hebat

Faktor – FaktorYang

Mempengaruhi

Page 13: Impetigo Bullosa

DIAGNOSISTimbulnya lesi, Demam, Diare, Pruritus, Riwayat atopik, Riwayat penyakit lain,

Penggunaan kortikosteroid, Lingkungan, Higiene dll

Melihat ruam/efloresensi; Ruam Primer dan Sekunder, yang sesuai, Sifat efloresensi: Ukuran, Susunan, Bentuk, dan Lokalisasi , alat bantu kaca pembesar atau sinar wood

Bahan pemeriksaan Usapan/swab permukaan lesi, Nanah/pus

•Sediaan langsung dengan pewarnaan Gram•Biakan/kultur pada agar darah, dilanjutkan dengan tes biokimia, Tes koagulasa dan tes resistensi

Anamnesis

Pemeriksaan

JasmaniPemeriksa

anLaboratori

um

Page 14: Impetigo Bullosa

2. Bervariasi mulai miliar hingga lentikular

4. Berdinding tebal dan ada hipopion

1. Lepuh timbul mendadak pada

kulit

3. Dapat bertahan 2 – 3 hari

5. Jika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar dan tipis

Gejala singkat penyakit

Page 15: Impetigo Bullosa

Ketiak, dada,

punggung dan

ekstremitas atas dan bawah

Lokalisasi

Efloresensi/sifat-

sifatnya

Tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga lentikular, kulit disekitarnya tak menunjukan

peradangan kadang-kadang tampak hipopion.

Page 16: Impetigo Bullosa

Pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel – sel radang yaitu leukosit.

Gambaran Histopatologis

Pada dermis tampak serbukan sel – sel radang ringan dan pelebaran ujung – ujung pembuluh darah.

Page 17: Impetigo Bullosa

DEFENISIBentuk pioderma yang

paling sederhana. Menyerang epidermis,

gambaran yang dominan ialah krusta

khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu

yang berlapis – lapis.

IMPETIGO NON BULOSA

Page 18: Impetigo Bullosa

Penyebab

Staphylolococcus aureus koagulase positif dan streptococcus beta

hemolyticus

Umur Terutama pada anak – anak

Jenis kelamin

Frekuensinya sama pada pria

dan wanita

Etiologi Dan Epidemiologi

Page 19: Impetigo Bullosa

Bangsa Semua bangsa

Daerah Lebih Sering pada daerah Tropis

MusimMusim panas atau cuaca panas dan

lembabKebersihan/

Higienekebersihan yang kurang dan higiene yang buruk

(anemia malnutrisi)

Faktor – FaktorYang

Mempemgaruhi

Page 20: Impetigo Bullosa

DIAGNOSISTimbulnya lesi, Demam, Pruritus, diare, Riwayat atopik, Riwayat penyakit lain, Penggunaan kortikosteroid, riwayat di

rawat, Lingkungan, Higiene dll

Melihat ruam/efloresensi; Ruam Primer dan Sekunder, yang sesuai, Sifat efloresensi: Ukuran, Susunan, Bentuk, dan Lokalisasi , alat bantu kaca pembesar atau sinar wood

BP : pus, swab lesi, eksudat di bawah krustaJenis pemeriksaan :1. Sediaan langsung Gram2. Kultur pada media agar darah; koloni S,

kecil, hemolisis (+)3. Tes basitrasin (+)4. Tes serologi bila diperlukan

Anamnesis

Pemeriksaan

JasmaniPemeriksa

anLaboratori

um

Page 21: Impetigo Bullosa

2. Berubah menjadi bula dan vesikel yang berdinding

tipis

4. Mengering dan membentuk krusta yang

berlapis – lapis, dan mudah terlepas

1. Makula eritematosa

berukuran 1 – 2 mm

3. Pecah dan mengeluarkan cairan

seropurulen atau kuning kecoklatan

5. Dibawah krusta terdapat daerah erosif yang

mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali

menebal.

Gejala singkat penyakit

Page 22: Impetigo Bullosa

Daerah yang terpajan

terutama wajah (sekitar hidung

dan mulut), tangan, leher,

dan ekstremitas.

Lokalisasi

Efloresensi/sifat-sifatnya

makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar; vesikel dan bula lentikular difus; pustula miliar

sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis – lapis, mudah

diangkat.

Page 23: Impetigo Bullosa

Gambaran Histopatologis

Berupa peradangan superficial folikel pilobasea bagian atas

Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN

Terbentuk bula atau vesikopustulosa sub kornea yang berisi kokus serta debris berupa lekosit dan sel epidermis

Page 24: Impetigo Bullosa

Diagnosis Banding

Impetigo Non Bulosa

Kandidasis Kutaneus

Kerion

Dermafitosis inflamasiInfeksi

dermatopikLupus

ErytematosaDermatosis Akut

Diagnosis Banding Impetigo Bulosa

Dermatosis Bullosa

Reaksi Pemfigoid BulosaLupus

Eritematosus Bulosa

Skabies Bulosa

Dermatitis Herpetiform

Bulosa karena reaksi obat

Diagnosis Banding Umum

Dermatitis Atopik

Luka Bakar atau Kimia

Kandidosis Berat

Dermatitits Kontak

Infeksi herpes simpleks

Kudis

Varisela Zooster

Pemyakit Krusta akibat

staphilococcus

DIAGNOSIS BANDING

Page 25: Impetigo Bullosa

Epidemiologi: US StatistikImpetigo menyumbang 10 % masalah kulit

di ASUntuk penyakit kulit pada anak menempati

urutan ke 3Lebih sering terjadi di amerika tenggara

daripada amerika utaraInsiden puncak pada musim panas dan

gugurTetapi untuk wilayah yang hangat dan

lembab sepanjang tahun kejadian penyakit tetap ada

Page 26: Impetigo Bullosa

Epidemiologi Impetigo: World StatistikImpetigo terjadi lebih sering di negara beriklim tropis

dan di dataran rendah, mudahnya infeksi diperburuk dengan gigitan serangga.

Padatnya penduduk dan kurangnya kebersihan juga meningkatkan insiden impetigo

Statistik di inggris tahun 1995: 2,8 % pada anak usia ≤ 4 tahun dan 1,69% pada anak usia 5 – 15 tahun per tahun.

Di belanda impetigo menempati urutan ke 3 penyakit kulit pada anak. Kejadian rata – rata 10,8 – 22,2 kasus/1000anak/tahun, tergantung wilayah geografis

Penelitian di belanda: anak usia 18: 1,65% pada tahun 1987 menjadi 2,06% pada tahun 2001.

Di australia : di diagnosis 22 dari 60 pasien (37%) pada usia 19 tahun dan 38% pada pasien laki - laki

Page 27: Impetigo Bullosa

Prognosis Impetigo Komplikasi impetigo

Bahkan tanpa pengobatan, impetigo biasanya sembuh dalam waktu 2-3 minggu .

Namun, pengobatan menghasilkan angka

kesembuhan yang lebih tinggi dan mengurangi penyebaran infeksi ke bagian lain dari tubuh

(melalui inokulasi) atau untuk orang lain

Dengan pengobatan yang tepat, lesi ini biasanya hilang setelah 7-10 hari

Scarlet demamErisipelas

Guttate psoriasisPneumonia

OsteomielitisSeptic arthritis

bakteri endokarditisGlomeronefritis post

coccal

Page 28: Impetigo Bullosa

Pengobatan Umum Untuk Impetigo

Membersihkan dengan lembut krusta dengan lap atau sabun antibiotik.

Antibiotik topikal, antibiotik sistemik, atau kombinasi dari keduanya adalah terapi yang efektif untuk impetigo.

Empiris cakupan bakteri bertujuan untuk memberantas Staphylococcus aureus dan kelompok A beta-hemolitik streptokokus (GABHS, juga dikenal sebagai Streptococcus pyogenes).

Antihistamin dapat diresepkan untuk mengurangi gejala-gejala pada pasien dengan pruritus.

Resusitasi cairan intravena dan rawat inap diperlukan untuk kegawatdaruratan semisal impetgo dengan lesi seluruh tubuh dan sepsis pada bayi.

Page 29: Impetigo Bullosa

Pengobatan TopicalKeuntungan dari antibiotik topikal terdiri dari:

Kelemahan dari antibiotik topikal terdiri dari:

Rendahnya risiko efek samping sistemik

Potensi produksi iritan dan dermatitis kontak alergi

Tinggi konsentrasi antibiotik bila diterapkan pada daerah yang terkena

Penurunan penetrasi di daerah yang terkena

jumlah kecil obat yang digunakan

Reaksi yang cepat potensi resistensi bakteri

Kurangnya efek pada flora usus Potensial gangguan flora kulit

Biaya rendah Potensi penyerapan sistemik dan konsekuensi efek racun

Mudah dipakaikan ke anak

Page 30: Impetigo Bullosa

Selain Antibiotik topikal di atas, ada beberapa antibiotik topikal lain yang dipertimbangkan bagi pengobatan impetigo antara lain klindamisin, gentamisin, hidrogen peroksida, tetrasiklin, sulfanilamide, dan nitrofurazone perak

Obat DosisMupirosin Oles 2% di kulit yang infeksi, jikaa tidak ada

respon perbaikan 3 – 5 hari, evealuasi lagiRetapamulin Oles di kulit yang infeksi, 3 – 5 hari tidak

ada perbaikan evaluasi

Obat FungsiMupirosin Antibiotik alami, Diproduki Pseudomanas

Fluorescens . Menghambat sintesis bakteri.Retapamulin Antibiotik baru, (karena S. Areus resisten

terhadap Mupirocin meningkat). Menghambat sintesis protein bakteri.

Topical antimikroba

Page 31: Impetigo Bullosa

Antibiotik SistemikPengobatan antibiotik sistemik diindikasikan utk pioderma spektrum luas atau rumit.Obat Fungsi

Amoksisilin dan klavulanat

Amoksilin menghanbat sintesis dinding sel bakteri, klavunat menghambat produksi B laktamase bakteri

Dicloxacillin Menghambat sintesis dinding sel bakteri Staphilococcus Penisilinase

Eritromisin Menghambat pertumbuhan bakteri untuk infeksi staphilococcal dan streptococcus digunakan untuk pasien resistensi penisilin.

Klindamisin Menghambat pertumbuhan bakteri, digunakan untuk pasien resisten penisilin, untuk Staphilococcal dan Streptococcal aerob dan anaerob

Kloksasilin Digunakan untuk staphilococcal penisilinase (resisten penisilin)

Trimetoprim-sulfametoksazol

Menghambat sintesis bakteri

Levofloksasin Efek bakterisidal, untuk Staphilococcus Areus Meticilin Resisten

Ciprofloxacin Efek bakterisidal, untuk Staphilococcus Areus Meticilin Resisten

Linezolid Mengganggu sintesis protein bakteri, untuk Staphilococcus Areus Meticilin resisten

Page 32: Impetigo Bullosa

Antibiotik SistemikObat Dosis Obat

Amoksisilin dan klavulanat

Dewasa dan anak – anak dengan BB > 20 kg 250 - 500 mg /8 jam, anak – anak < 20 kg: 20 – 40 mg/kg/BB/hari dosis bagi tiap 8 jam.

Dicloxacillin Untuk anak <40 kg: 12,5-25 mg/kg/hari/6 jam per oral, Infeksi berat: 50-100 mg/kg/hari setiap 6 jam per oral, BB: 40 kg atau lebih: untuk dewasa; 125-500 mg /6 jam diminum saat perut kosong.

Eritromisin Dewasa per oral 400 mg /6 jam dapat ditinggkatkan menjadi 4 g/hari tergantung berat infeksi

Klindamisin Per oral 150 - 450 mg 6-8 jam; tidak melebihi 1,8 g / hari 1,2-2,7 g /hari IV/IM tiap 6-12 jam; tidak melebihi 4,8 g / hari

Kloksasilin Dewasa dan anak dengan BB >20 kg: 250-500 mg per oral tiap 6 jam, anak > 1 bulan BB <20 kg 50 – 100/ hari setiap 6 jam 1 atau 2 jam sebelum makan.

Page 33: Impetigo Bullosa

Antibiotik SistemikObat Dosis Obat

Trimetoprim-sulfametoksazol

Dewasa: Injeksi: (16mg/80mg)/mL, Sirup: (40mg/200mg)/5mL, Tablet: 80mg/400mg ,160mg/800mg

Levofloksasin Dewasa dan anak: injeksi 500mg/20mL, 750mg/30mL. Sirup: 25mg/mL, Tablet: 250mg,500mg,750mg

Ciprofloxacin Dewasa dan Anak: Solusio: 200mg/100mL, 200mg/20mL, 400mg/40mL, 400mg/200mL. Sirup: 250mg/5mL, 500mg/5mL. Tablet: 250mg, 500mg, 750mg.

Linezolid Dewasa dan anak: Injeksi: 2mg/mL (100mL infusion bag), 2mg/mL (200mL infusion bag), 2mg/mL (300mL infusion bag)Sirup: 100mg/5mL, Tablet: 600mg

Page 34: Impetigo Bullosa

Anti Histamin, Generasi 2Jika pruritus signifikan, antihistamin dapat diresepkan untuk membantu meminimalkan kemungkinan menggaruk. Menghindari trauma pada kulit dapat mencegah atau membatasi penyebaran impetigo oleh autoinokulasi. Agen ini selektif menghambat kerja histamin perifer dengan memblok H1 reseptor untuk histamin.Obat

Desloratadine Cetirizine Loratadine

Page 35: Impetigo Bullosa

Anti Histamin, Generasi Pertama

Agen ini selektif menghambat reseptor H1 histamin perifer untuk histamin.

ObatHidroksizin

Page 36: Impetigo Bullosa

Menghindari kontak langsung dengan penderita impetigo misalnya di sekolah dan tempat – tempat umum lainnya

Mengevaluasi pekerja RS, Anggota keluarga, dan populasi yang terkena impetigo agar segera di obati untuk menghambat penularan lebih lanjut

Segera mengobati penyakit kulit

Menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan, potong kuku dll.

Penggunaan anti histamin dapat mencegah lesi semakin parah.

Edukasi pasien RS carang perwatan dan pembersihan luka serta terapi antibiotik topikal untuk trauma kulit minor.

PENCEGAHAN IMPETIGO

Page 37: Impetigo Bullosa

Referensihttp//:www.medscape.com/impetigoIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima.

Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Hal 57 - 59

Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Hal 45 - 49

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta; Binarupa Aksara, 1994. Hal 103 - 122

Page 38: Impetigo Bullosa

THANK

YOU