Upload
nanda-reda
View
102
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
“SEJARAH BUMI DAN TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN”
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kebumian
Program Study Pendidikan IPA
Disusun oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota :
1. Paryuni (4001414018)2. Nur Amaliya (4001414020)3. Lu’lu Quratul ‘Aini (4001414029)4. Lakhaula S. A (4001414000)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan dengan baik makalah
tentang SEJARAH BUMI DAN TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu
saya dalam mengerjakan makalah ini.
Sebagaimana hasil karya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan,
kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 13 Desember 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Penulisan....................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................1
D. Pembatasan Masalah..................................................................................2
E. Manfaat......................................................................................................2
F. Metode.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bumi...........................................................................................................3
1. Pengertian Bumi...................................................................................3
2. Sejarah Pembentukan Bumi.................................................................3
B. Pegunungan...............................................................................................12
1. Pengertian Pegunungan.......................................................................12
2. Proses Terbentuknya Pegunungan......................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................20B. Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk
dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan
selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan bumi?
2. Bagaimana sejarah tebentuknya bumi?
3. Apa yang dimaksud dengan pegunungan?
4. Proses terbentuknya pegunungan?
C. Batasan Masalah
1. Pengertian bumi
2. Sejarah terbentuknya bumi
3. Pengertian pegunungan
4. Proses terbentuknya pegunungan
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bumi
2. Untukmengetahuisejarahterbentuknyabumi
1
3. Untukmengetahui pengertian pegunungan
4. Untukmengetahui proses terbentuknya pegunungan
E. Manfaat
1) Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang sejarah terbentuknya bumi dan
pegunungan.
2) Sebagai pengetahuan dan sumberi nformasi yang penting tentang bumi sejarah
terbentuk nya bumi dan pegunungan.
3) Sebagai dasar untuk mempelajari sejarah terbentuknya bumi dan pegunungan
F. Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2. Diskusi
Yaitu metode yang digunakan adalah berdiskusi dengan teman teman satu
kelompok mengenai materi dalam makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. BUMI
1. PENGERTIAN BUMI
Bumi merupakan salah satu planet dalam system tatasurya yang diyakini
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tatasurya itu sendiri,yaitu sekitar 5.000
juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih
dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu,
dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan,
debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena
pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola
besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya
mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun
dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut
kerakatau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat
ini masih dalam keadaan panas dan berpijar. Bumit erbentuk ketika tata suraya ini
juga terbentuk.
2. SEJARAH TERBENTUKNYA BUMI
Menurut beberapa teori
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,
bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung
3
di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam system tatasurya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat system
tatasurya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tatasurya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan
dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang
berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang
umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak
berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-
gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah
memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya
adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori
Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas
yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray
Moulton, seorang ahli astronomi
4
Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan
teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas
dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada
yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut.
Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan
sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari.
Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari
menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di
sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik
bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.
Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang
tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan
ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang
tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans
dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
5
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60
kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama
besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari
dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-
planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi
matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika
meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan
penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet,
sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-
planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada
prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet,
seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses
terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat
6
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa
itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi
6. Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.
7. Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka
unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih
berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain
7
yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet,
termasuk bumi.
8. Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada
mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah
protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu
hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat
panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan
malia menggumpal menjadi planet – planet.
9. Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang
berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan
terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan
kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan
kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah Teori Big Bang dan
banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat beberapa
perbedaan.
2. SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI BERDASARKAN ZAMAN
A. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean)
merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang
menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang
lazim disebut kraton/perisai benua. Coba perhatikan, masa ini adalah masa
pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian
tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang
menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu
tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.Batuan tertua tercatat
berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya
Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera 8
berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan
adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000
tahun.
B. Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan
awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai
berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan
prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya
akan menjadi binatang. Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis
invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di
laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa
Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-
Kambrium.
C. Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris
sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan
invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan
berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai
pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga,
Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda
(Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal
bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan.
Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil
yang terpisah.
D. Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama
kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut),
Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk karang,
dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
9
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra
dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-
benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
E. Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan
paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut.
Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai
tulang sebagai pelindung.
Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia,
Skotlandia dan Pantai Amerika Utara
F. Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan
tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di
dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan
Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum
dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara,
benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
G. Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di
rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi
menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan
lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis
menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan
sebagai batubara.
H. Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan
Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm
10
diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan
menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan,
Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika,
membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi
gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
I. Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama
zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont
mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak
jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada
mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara
dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai
terbentuk di Pangea.
J. Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan
dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang
luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya
berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola
melimpah pada waktu ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan
Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. zaman ini
merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic
Park.
K. Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia
berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus,
Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan
berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang
11
mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman
akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
L. Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta,
sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan
fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar,
tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan
saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
M. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai
sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian
diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada
jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi
es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan
Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi
lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru
muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat
mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.
B. PEGUNUNGAN
1. PENGERTIAN
PEGUNUNGAN
12
Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang
menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang
ada sekelilingnya. Beberapa dari kenampakan itu merupakan suatu massa tunggal
yang terisolasi, sedang beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan
yang sangat panjang. Beberapa dari rangkaian tersebut merupakan rangkaian
pegunungan yang masih sangat muda, seperti Pegunungan Himalaya, yang masih
tumbuh sampai sekarang. Sedang lainnya merupakan rangkaian pegunungan yang
sudah tua dan sudah mengalami proses penurunan (perataan) permukaannya.
2. PROSES TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN
A. Orogenesis pada zona subduksi.
Pada tahap awal dari perkembangan suatu sistem kompleks pegunungan,
bagian tepi kontinental masih stabil (pasif). Bagian ini bukan merupakan batas
dari lempeng benua, tetapi merupakan bagian yang sama yang bergabung dengan
kerak samudera. Contoh yang bagus untuk keadaan tepi kontinen yang pasif
sekarang ini adalah pantai timur Amerika serikat. Disini seperti tepi kontinen
lainnya yang mengelilingi Samudera Atlantik, proses pengendapan sedimen
menghasilkan suatu endapan yang tebal dari batupasir, batugamping dan serpih.
Pada suatu saat, tepi benua menjadi aktif, sehingga terbentuklah zona subduksi
dan proses deformasi mulai terjadi. Tempat baik untuk mengetahui suatu tepi
kontinen yang aktif adalah pantai barat Amerika Selatan. Di tempat ini lempeng
Nazca menunjam di bawah lempeng benua amerika Selatan sepanajng palung Peru
– Chili. Zona penunjaman ini kemungkinan terbentuk bersamaan dengan 13
pemekaran benua Pangaea. Pada saat lempeng amerika selatan berpisah dengan
lempeng afrika dan perlahan bergerak ke arah barat, kerak samudera yang
berbatasan dengan Amerika Selatan tertekuk dan terlipat di bawah kerak
kontinental. Perubahan pada kerak samudera ini akan memberikan efek pada kerak
kontinen yang ada diatasnya. Pada kasu ini batuan sedimen yang menyusun
lempeng Nazca yang merupakan lereng tepi benua mengalami deformasi dan
menghasilkan suatu kompleks pegunungan yang dikenal dengan nama
Pegunungan Andes bagian Timur.
Penunjaman dan pencairan sebagian dari lempeng Nazca mengakibatklan
perkembangan dari busur vulkanik. Pada beberapa sistem busur aktivitas vulkanik
merupakan gejala yang sangat mudah dikenali, tetapi sebagian besar dari magma
mengalami perpindahan tempat jauh di bawah permukaan bumi dan membentuk
tubuh batuan beku batolit. Hal tersebut mengakibatkan proses penebalan dari
kerak kontinental. Selanjutnya aktivitas tersebut dilanjutkan dengan proses
pengangkatan. Akibat dari proses penebalan kerak kontinen ini, pegunungan andes
terangkat sampai beberapa kilometer di atas palung laut.
Selama perkembangan busur vulkanik, batuan sedimen yang berasal
daratan akan mengalami perombakan dan terkonsolidasikan kembali pada sisi
yang berlawanan dengan jalur palung laut. Penumpukan batuan metamorf yang
terbentuk dari batuan yang berasal dari kerak samudera membentuk kompleks
melange. Batuan metamorf yang terdapat pada komplek mel;ange terbentuk pada
kondisi tekanan yang tinggi dari proses tumbukan lempeng tektonik, tetapi pada
kondisi temperatur yang agak rendah. Akibatnya batuan tersebut dapat dibedakan
dengan batuan metamorf yang terbentuk pada temperatur tinggi yang berasosiasi
dengan tubuh batuan beku intrusif. Apabila komplrks melange dijumpai pada
bagian dalam dari kerak kontinen, hal tersebut menunjukkan daerah tersebut
merupakan zona subduksi. Keadaan demikian sangat baik dan merupakan suatu
petunjuk untuk menceritakan sejarah geologi kawasan tersebut.
B. Tumbukan kontinental
14
Sampai pada bagian ini telah diuraikan proses pembentukan jalur
orogenesis yang terbentuk akibat tumbukan antara kerak kontinental dengan kerak
samudera. Tumbukan antara dua lempeng tektonik kadang-kadang terjadi juga
antara kerak benua dan kerak benua. Karena batuan penyusun kerak benua relatif
mengambang, maka kemungkinan terjadinya tumbukan antara fragmen kerak
benua sangat besar. Contoh dari peristiwa ini terjadi sekitar 45 juta tahun yang lalu
ketika India bertumbukan dengan asia. India yang pada awalnya bersatu dengan
antartika, telah berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum terjadinya tumbukan
tersebut. Akibat dari proses tumbukan tersebut, terbentuk Pegunungan Himalaya
dan Daratan Tinggi Tibet. Meskipun sebagian besar kerak samudera memisahkan
massa daratan tersebut sebelum terjadinya tumbukan, tetapi sebagian lainnya telah
dihubungkan oleh endapan sedimen laut dalam yang juga mengalami peremasan
dan sekarang dijumpai pada tempat yang sangat tinggi dari permukaan laut.
Setelah adanya proses tumbukan, bagian kerak samudera yang menunjam pada
kerak kontinental akan terus bergerak jauh ke dalam.
Rangkaian pegunungan lainnya yang menunjukkan kejadian tumbukan
kerak benua adalah Pegunungan alpen, Ural dan Appalachian. Pegunungan
Appalachian diperkirakan merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan
Afrika Utara. Meskipun ketiganya sekarang telah terpisahkan, ketiganya
menunjukkan bagian dari superkontinen Pangaea tidak lebih dari 20 juta tahun
lalu. Orogenesis dari suatu rangkaian kompleks pegunungan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Setelah pengahncuran dari kerak kontinental, endapan sedimen yang tebal
terbentuk di sepanjang tepi kontinental yang stabil (pasif). Hal ini akan
menyebabkan bertambah luasnya kerak kontinental.
2. Dengan suatu sebab yang belum dimengerti, cekungan lut semakin mendekat
dan konvergensi dengan kerak kontinen mulai terjadi.
3. Hasil konvergensi kerak tersebut terjadilah penunjaman kerak oseanik ke
bawah kerak kontinental dan aktivitas magma mulai terjadi. Aktivitas magma
15
ini menghasilkan pembentukan busur vulkanik yang letaknya hanya beberapa
ratus kilometer ke arah laut dari pantai purba.
4. Rombakan hasil erosi dari busur vulkanik dan daratan ditambah rombakan
sedimen yang berasal dari kerak yang menunjam, akan menambah sedimen
sepanjang tepi kontinental.
5. Konvergensi selanjutnya menyebabkan laut dangkal di belakang busur
vulkanik akan semakin menyempit. Proses orogenesis ini akan mengakibatkan
terjadinya deformasi dan metamorfisme sedimen belakang busur vulkanik dan
berasosiasi dengan rombakan batuan vulkanik seperti pada busur vulkaniknya
sendiri.
6. Pada saat kerak kontinental bertumbukan, asosiasi aktivitas magma, proses
deformasi dan metmorfisme sedimen yang terjebak, akan menghasilkan
batuan kristalin sebagai inti dari rangkaian pegunungan yang baru. Bersamaan
dengan deformasi dataran oseanik ini menganjak ke arah daratan. Endapan
laut dangkal yang membentuk paparan benua akan terlipatkan dan tersesarkan
membentuk sesar naik dengan sudut relatif kecil.
7. Akhirnya perubahan pada batas lempeng berakhir dan rangkaian pegunungan
berkembang hanya erosi selanjutnya yang akan merubah bentuk bentang alam
tersebut.
Urutan proses tersebut telah terjadi berulang kali selama waktu geologi di
masa lalu. Hanya tingkat deformasi, tatanan geologi dan iklim yang berbeda-
beda untuk setiap proses. Jadi setiap kejadian pembentukan suatu rangkaian
pegunungan merupakan event yang unik.
Macam –macam pegunungan
1. Pegunungan Lipatan
Pegunungan Lipatan adalah pegunungan yang berbentuk gelombang disebabkan
tenaga endogen yang arah dan tekanannya mendatar atau horizontal. Akibat tekanan
mendatar tersebut, maka terjadilah pelengkungan lipatan pada lapisan kulit bumi.
Semula tekanan tersebut membentuk lipatan tegak lurus atau simetris, yaitu lipatan
yang bidang sumbunya mempunyai jarak yang sama dengan kedua sayapnya.
16
Setelah lipatan tegak terbentuk, ternyata tekanan tersebut terus bekerja,
sehingga lipatan tegak menjadi lipatan miring. Jika tekanan tersebut terus mendesak
pada lipatan miring, maka akan terbentuk lipatan menggantug. Pada lipatan gantung
tekanan horizontal masih terus maka akan terbentuk lipatan isoklinal, jika tekanan terus
saja akan terbentuk lipatan rebah, dan akhirnya akan terbentuk lipatan sesar sungkup.
Berikut ini disajikan gambar proses terbentuknya lipatan :
Pegunungan lipatan terdeiri atas bagian yang disebut dengan sinklinal dan antiklinal.
Sinklinal adalah bagian pegunungan lipatan yang berupa lembah. Sedangkan antiklinal
adalah bagian pegunungan lipatan yang berupa punggung atau puncak. Kumpulan
antiklinal antiklinal dalam sebuah lipatan disebut antiklinorium, sedangkan kumpulan
sinklinal sinklinal disebut sinklinorium. Jenis pegunungan lipatan yang tersebar di seluruh
dunia membentuk pola atau jalur tertentu. Ada tiga jalus pegunungan lipatan di dunia, yaitu
:
A. Pegunungan Sirkum Pasifik
Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik adalah rangkaian atau jalur pegunungan lipatan yang
mengelilingi Samudra pasifik. Rangkaian jalur pegunungan Sirkum Pasifik ini dimulai
dari:
o Pegunungan Andes di Amerika Selatan Menuju utara ke
o Pegunungan Sieera Nevada di Mexico, terus ke utara menuju
o Pegunungan Rocky di Amerika Utara, terus ke arah utara menuju
17
o Pegunungan Alaska di negara bagian Alaska, selanjutnya ke barat dan selatan
menuju
o Pegunungan di Kep. Aleutian dan Kep. Jepang, Taiwan, Menuju
o Filipina terus ke Indonesia dan berakhir di Laut Banda
B. Pegunungan Sirkum Mediteran
Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran adalah pegunungan lipatan yang melingkari bagian
tengah benua Eropa dan Asia. Jalur pegunungan Sirkum Mediteran ini secara urut dari
arah barat ke timur, dimulai dari:
o Pegunungan Atlas di Afrika Utara menuju ke
o pegunungan Alpen di eropa selatan, terus menuju ke
o Pegunungan Kaukasus di Jazirah Balkan, terus menuju ke
o Pegunungan Elburizan di Asia kemudian ke
o Pegunungan Himalaya, Pegunungan Arakan Yoma, Zamaika, Andaman, dan
Nicobar sterusnya masuk ke Indonesia dan berakhir di Laut Banda.
C. Pegunungan Sirkum Australia
Jalur pegunungan lipatan Australia ini rangkaiannya dimulai dari pegunungan Alpen di
Australia menuju ke Selandia Baru, California, dan masuk irian Timur wilayah Papua
Nugini. Rangakian terus menyambung ke arah barat menuju Irian Barat Wilayah
Indonesia sampai ke wilayah kepala Burng bahkan ada yang sampai ke pulau Halmahera.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah Indonesia
merupakan tempat pertemuan tiga jalur pegunungan muda dunia. Akibat dari keadaan
tersebut wilayah Indonesia menjadi labil dan rawan bencana. Keadaan labil disebabnya
banyaknya gempa bumi, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik. Rawan bencana di
Indoensia juga disebabkan karena Indonesia merupakan pertemuan bebebrapa lempeng
benua dan samudra.
2. Pegunungan Patahan
Pegunungan patahan adalah pegunungan yang terbentuk karena tenaga endogen
yang menekan lapisan kulit bumi secara vertikal sehingga lapisan terangkat dan patah.
tenaga endogen yang menekan lapisan kulit bumi baik secara vertikal maupun secara
18
horizontal bisa menyebabkan lapisan kulit bumi tersebut menjadi retak dan patah.
Bidang atau bagian kulit bumi yang retak atau patah disebut bidang patahan. Bidang
patahan yang sudah mengalami pergeseran atau gerakan disebut fault atau sesar.
Pergeseran bidang patahan tersebut bisa terjadi secara vertikal maupun secara
horizontal. Berdasarkan arah gerakan atau pergeseranya, ada beberapa jenis sesar atau
fault, yaitu :
1. Sesar Naik
Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke
atas (vertikal). Sesar ini juga disebut dengan istilah reverse fault atau thrust. Sesar
naik yang jarak pergeserannya sampai beberapa KM dan bagian yang satu menutup
bagian yang lain disebut sesar sungkup. Sesar naik dibedakan menjadi dua, yaitu sesar
naik yang sebenarnya dan sesar naik biasa. Beberapa contoh pegunungan patahan
yang merupakan hasil dari proses alam sesar naik, yaitu:
o Pegunungan Bukit barisan, memanjang dari Sumatra Utara sampai Teluk
Semangko di Sumatra Selatan yang disebut dengan Zone patahan Semangko.
o Pegunungan patahan Matano, di sulawesi memanjang mulai Teluk tolo melalui
Danau Matana memotong Pegunungan Tineba dan Pegunungan Takolekaju
sampai selat Makasar.
o Pegunungan Patahan Palu-Karo, membujur dari utara melalui Palu menuju
Teluk Bone, dan lain sebagainya.
2. Sesar Turun
Sesar Turun adalah gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak
turun terhadap alas sesarnya. Sesar turun dikelompokkan menjadi dua, yaitu sesar
turun yang sebenarnya dan sesar turun biasa.
3. Sesar Mendatar
Sesar mendatar adalah sesar yang arah erakanya atau pergeseran horizontal meskipun
masih ada sedikit gerak vertikal. Sesar mendatar ini biasanya dijumpai pada daerah
daerah yang mengalami lipatan dan pergeseran lapisan kulit bumi naik.
19
4. Horst
Apa yang dimaksud dengan Horst ? Horst adalah bagian dari patahan yang meninggi
atau muncul lebih tinggi dari daerah skitarnya, berbentuk memanjang seperti
pematang. Horst ini juga disebut dengan istilah pematang atau lurah sesar ataupun
sembul. Contoh dari horst adalah Horst Vogesen dan Horst Schwarzwald di Eropa
Barat, Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania di Jordania.
5. Graben
Graben adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang kanan kirinya
yang lebih tinggi, bidang sesarnya sempit, hampir sejajar, dan memanjang. Graben
juga disebut dengan istilah slenk atau terban. Contoh graben yaitu:
o Lembah Rheine di Eropa Barat
o Lembah Jordan dan Laut mati di Eropa TImur.
o Graben Afrika Timur terletak di Benua Afrika bagian timur.
6. Step Faulting
Step faulting adalah seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama.
Step faulting ini merupakan sesar yang bentuknya seperti tangga, maka disebut sesar
bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang banyak patahan secara step faulting disebut
denan pegunungan patahan.
20
Proses diatropisme yang mengakibatkan terjadi pegunungan lipatan dan pegunungan
patahan, ternyata juga membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang
ditimbulkan akibat adanya proses diatropisme, yaitu :
Terbentuknya pegunungan yang membawa manfaat bagi kehidupan, antara lain
mendatangkan hujan, dan menghasilkan berbagai mineral.
Bahan mineral dari dalam lapisan kulit bumi terangkat ke atas, sehingga banyak galian
tambang.
Sedangkan dampak negatifnya akibat adanya proses diatropisme, yaitu:
Daerah pegunungan reliefnya kasar sehingga tidak bisa dijadikan sarana untuk
pemukiman.
Daerah pegunungan lipatan atau patahan rawan terjadi adanya gempa bumi, baik gempa
tektonik maupun gempa vulkanik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi
Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang
terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan
memadat sehingga terbentuklah bumi.
21
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu
inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
3. Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang sangat spektakuler, yang
menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang
ada sekelilingnya.
4. Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja dalam bumi yang
disebut dengan orogenesis dan epeirogenesis.
5. Macam-macam pegunungan
Pegunungan Lipatan
Pegunungan Patahan
B. SARAN
1. Sebaiknya saat kuliah berlangsung para mahasiswa aktif berdiskusi mengenai materi
yang disampaikan.
2. Dosen sebaiknya memberikan sidikit materi kepada mahasiswa dan meluruskan
apabila ada perbedaan pendapat saat diskusi berlangsung.
3. Saat pembuatan materi presentasi sebaiknya mahasiswa mengetahui dan menguasai
materinya, karena masih ada beberapa mahasiswa yang saat menyiapkan materi
presentasi hanya menitipkan nama saja.
DAFTAR PUSTAKA
Sapiee, Benjamin dkk. Catatan Kuliah Geologi Fisik. Bandung: ITB.
22
Bowler, Sue.2002. Bumi Yang Gelisah.Jakarta: Erlangga.
Endarto, Danang. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press.
Wirdiyatmoko,k, dan bintarto., (2006). GEOGRAFI sma , Jakarta:Penerbit Erlangga
23