98
i KARYA TULIS ILMIAH GURU ONLINE 2010 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MELAKSANAKAN PEKERJAAN FINISHING KAYU PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI I GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 OLEH: Drs. ICHSAN, M.M.Pd. NIP 19670709 200501 1 005 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI SMK NEGERI 1 GENENG TAHUN 2010

KTI -METHODE JIGSAW

  • Upload
    ichsan

  • View
    5.790

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KTI -METHODE JIGSAW

i

KARYA TULIS ILMIAH GURU ONLINE 2010

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MELAKSANAKAN

PEKERJAAN FINISHING KAYU PADA PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI I GENENG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

OLEH:

Drs. ICHSAN, M.M.Pd.

NIP 19670709 200501 1 005

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI

SMK NEGERI 1 GENENG

TAHUN 2010

Page 2: KTI -METHODE JIGSAW

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Bidang Kajian :1. Judul Penelitian

2. Ketua Penelitia. Nama Lengkapb. Jenis Kelaminc. Pangkat/Gol dan NIPd. Mata Pelajaran (Kelas)e. Sekolah

3. Jumlah Anggota P4. Lama Penelitian

Dari5. Biaya Penelitian

Pembimbing

Dr. Musa Sukardi, M.Pd.NIP.196304141987011001

Mengetahui,

ii

HALAMAN PENGESAHANLAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif ModelJigsaw Untuk Meningkatkan KompetensiMelaksanakan Pekerjaan FinishingProgram Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMKNegeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011.

Nama Lengkap : Drs. Ichsan, M.M.Pd: Laki-Laki

Pangkat/Gol dan NIP : Guru Madya TK.1/IIIb. NIP.19670709200501005a Pelajaran (Kelas) : Kompetensi Kejuruan Kelas XII

: SMK Negeri 1 Geneng, Kebupaten NgawiJumlah Anggota Peneliti : 1 Orang

: 6 Bulan: Bulan Juli sampai bulan Desember: Rp 1.000.000,00

Ketua Peneliti Peneliti

Dr. Musa Sukardi, M.Pd. Drs. Ichsan, M.M.Pd.196304141987011001 NIP. 19670709 200501 1 005

Mengetahui,Kepala SMKN 1 Geneng

Drs. Isbullah, M.M.Pd.NIP 19520724 198103 1 009

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif ModelUntuk Meningkatkan Kompetensi

Finishing Kayu Padastruksi Kayu SMK

Negeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011.

. NIP.19670709200501005

: SMK Negeri 1 Geneng, Kebupaten Ngawi

: Bulan Juli sampai bulan Desember

Ketua Peneliti Peneliti

Drs. Ichsan, M.M.Pd.19670709 200501 1 005

Mengetahui,Kepala SMKN 1 Geneng

Isbullah, M.M.Pd.NIP 19520724 198103 1 009

Page 3: KTI -METHODE JIGSAW

iii

ABSTRAK

ICHSAN. KTI 2010 PPPPTK TK dan PLB Bandung 2010. Penerapan MetodePembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk MeningkatkanKompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada ProgramKeahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri I Geneng.

Kata kunci: metode pembelajaran kooperatif Jigsaw, kompetensi melaksanakanpekerjaan finishing kayu

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sejauhmana penerapanMetode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam meningkatkan KompetensiMelaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian TeknikKonstruksi Kayu di SMK Negeri I Geneng. Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan tes, selanjutnya diujivaliditasnya dengan metode triangulasi, sedangkan teknik analisis data dalampenelitian ini menggunakan analisis kritis komparatif, yaitu mendeskripsikantemuan-temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerjayang sudah ditentukan.

Kesimpulan hasil penelitian tindakan ini adalah: Metode pembelajarankooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan Kompetensi MelaksanakanPekerjaan Finishing Kayu dengan indikasi sebagai berikut: (1) Angka ketuntasanmengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan, meningkat menjadi 75% padasiklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2) Ketidaktuntasanmengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan menurun menjadi 25%pada siklus I dan menurun menjadi 0% pada siklus II. (3) Nilai tertinggi padapratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan pada siklus II meningkatmenjadi 95.(4) Nilai terendah mengalami kenaikan dari 35 pada pratindakan,meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5)Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan yakni, dari 63 pada pratindakan,meningkat menjadi 71,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II.

Guru perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam kompetensimelaksanakan pekerjaan finishing kayu, agar siswa lebih termotivasi dalambelajarnya, tidak bosan, tertarik dengan kompetensi melaksanakan pekerjaanfinishing kayu. Untuk itu guru perlu memvariasikan metode pembelajaran, sertamelibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu guru diharapkanmelakukan penilaian, baik penilaian unjuk kerja maupun penilaian proses.

Page 4: KTI -METHODE JIGSAW

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah, rahmah

dan bimbingannya dapat terselesaikan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini untuk

memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat guru yang harus memenuhi

angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah.

Kendala dan hambatan sering penulis jumpai dalam kaitannya penyusunan

karya tulis ilmiah ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan dapat teratasi. Dengan selesainya penyusunan KTI ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis

dalam menyusun KTI dari awal sampai akhir penulisan. Ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Dra. Hj. Teriska R.,M.Ed. Selaku Ketua PPPPTK dan PLB Bandung yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian

ini.

2. Rudy Budiman, dkk., Selaku Admin PPPPTK dan PLB Bandung yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

3. Dr. Musa Sukardi, M.Pd., Sebagai Pembimbing , yang telah memberikan

kesempatan untuk mengadakan penelitian dan dengan sabar telah

membimbing dari awal sampai dengan penyelesaian KTI ini.

5. Drs. Isbullah, M.M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Geneng yang telah

memberikan izin penelitian kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu hingga selesainya penyusunan tesis ini.

Semoga kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Akhir kata penulis berharap KTI yang sederhana ini dapat

memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan.

Ngawi, 2010

Penulis

Page 5: KTI -METHODE JIGSAW

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------------- ii

ABSTRAK---------------------------------------------------------------------------------- iii

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------- iv

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------- v

LAMPIRAN-LAMPIRAN --------------------------------------------------------------- viii

BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang Masalah ------------------------------------------------------- 1

B. Identifikasi Masalah ------------------------------------------------------------ 5

C. Pembatasan Masalah------------------------------------------------------------ 5

D. Rumusan Masalah--------------------------------------------------------------- 6

E. Pemecahan Masalah------------------------------------------------------------- 6

F. Definisi istilah-------------------------------------------------------------------- 7

G. Tujuan Penelitian---------------------------------------------------------------- 8

H. Manfaat Hasil Penelitian ------------------------------------------------------- 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

TINDAKAN------------------------------------------------------------------------- 11

A. Kajian Pustaka------------------------------------------------------------------- 11

1. Metode Kooperatif Model Jigsaw ----------------------------------------- 11

2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu 22

B. Kerangka Berpikir--------------------------------------------------------------- 23

C. Hipotesis Tindakan-------------------------------------------------------------- 26

Page 6: KTI -METHODE JIGSAW

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN---------------------------------------------- 27

A. Desain Penelitian---------------------------------------------------------------- 27

B. Subjek Penelitian ---------------------------------------------------------------- 28

C. Waktu dan Tempat Penelitian ------------------------------------------------ 29

D. Prosedur Penelitian------------------------------------------------------------- 29

1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)--------------------------- 29

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)------------------------------------------ 30

3. Pengamatan Tindakan (Observasi)-------------------------------------- 37

4. Refleksi Tindakan (Refleksing) ------------------------------------------ 38

E. Data dan Sumber Data--------------------------------------------------------- 39

F. Teknik Pengumpulan Data---------------------------------------------------- 39

G. Validasi Data-------------------------------------------------------------------- 40

H. Teknik Analisis Data ---------------------------------------------------------- 41

I. Indikator Kinerja --------------------------------------------------------------- 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN---------------------------- 43

A. Hasil Penelitian Siklus I------------------------------------------------------- 43

1. Pratindakan (Temuan Masalah) ----------------------------------------- 43

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ------------------------------------------ 45

3. Observasi Tindakan 1 ----------------------------------------------------- 50

4. Refleksi---------------------------------------------------------------------- 52

B. Hasil Penelitian Siklus II------------------------------------------------------ 53

1. Hasil Refelksi siklus I----------------------------------------------------- 53

2. Pelaksanaan Siklus II------------------------------------------------------ 54

Page 7: KTI -METHODE JIGSAW

vii

3. Observasi Tindakan II----------------------------------------------------- 57

4. Refleksi---------------------------------------------------------------------- 59

C. Pembahasan --------------------------------------------------------------------- 60

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN---------------------------------- 63

A. Simpulan -------------------------------------------------------------------------- 63

B. Implikasi --------------------------------------------------------------------------- 65

C. Saran -------------------------------------------------------------------------------- 65

DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------- 67

LAMPIRAN -LAMPIRAN -------------------------------------------------------------- 68

Page 8: KTI -METHODE JIGSAW

viii

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Halaman

Gambar 1: Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw-------- 20

Gambar 2: Kerangka Berpikir ---------------------------------------------------- 25

Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas -------------------------- 27

Page 9: KTI -METHODE JIGSAW

ix

DAFTAR TABEL

Keterangan Halaman

Tabel 3.1: Pedoman Konversi Nilai Absolute Skala -------------------------- 42

Tabel 4.1: Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan ----------------------------- 43

Tabel 4.2: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan -------------------- 43

Tabel 4.3: Prestasi Belajar Siswa Siklus I--------------------------------------- 50

Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I ------------------------------ 51

Tabel 4.5: Prestasi Belajar Siswa Siklus II-------------------------------------- 57

Tabel 4.6: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II ----------------------------- 58

Tabel 4.7: Rekap Perkembangan Prestasi Belajar ----------------------------- 60

Page 10: KTI -METHODE JIGSAW

x

DAFTAR GRAFIK

Keterangan Halaman

Grafik 4.1: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan ------------------- 45

Grafik 4.2: Prestasi Belajar Siswa Siklus I-------------------------------------- 51

Grafik 4.3: Perkembangan Prestasi Belajar Siswa ----------------------------- 61

Page 11: KTI -METHODE JIGSAW

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi kejuruan merupakan mata pelajaran yang ada di SMK. Pada

mata pelajaran ini peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai

berbagai kompetensi sesuai dengan program masing-masing jurusan.

Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik di masing-masing program

diharapkan siswa mampu menghadapi perkembangan teknologi yang

berkembang pesat. Mereka harus siap dan mampu menghadapi tantangan di

dunia kerja yang perubahannya sangat cepat.

Selama ini kegiatan pembelajaran di kelas masih dilaksanakan secara

konvensional, terlebih jika di sekolah belum tersedianya sarana prasarana

pendukung untuk pembelajaran kompetensi kejuruan. Kalaupun di sekolah

sudah memiliki sarana pembelajaran kompetensi kejuruan seperti alat-alat

praktek tetapi kegiatan pembelajaran masih monoton, hal ini terlihat dari

kegiatan pembelajaran yang hanya tergantung pada intruksi atau perintah

guru.

Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali

merasa kewalahan karena siswa banyak memberikan pertanyaan, terlebih jika

materi pelajaran dirasa cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini terjadi

karena dalam melaksanakan pembelajaran konvensional guru merupakan

sumber utama ilmu pengetahuan, dan dilakukan dengan metode ceramah.

Page 12: KTI -METHODE JIGSAW

2

Dalam mengajarkan kompetensi kejuruan, sebaiknya diusahakan agar

siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih

berminat untuk mempelajarinya. Media atau alat peraga serta metode

pengajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami konsep mata

pelajaran kompetensi kejuruan, maka seyogyanya guru menyiapkan media

serta metode sesuai dengan materi yang diajarkan. Media dan metode yang

tepat dalam proses pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami

suatu materi, siswa dapat mempelajarinya karena konkret jadi tidak hanya

dihadapkan pada situasi yang abstrak.

Dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan di kelas, guru

seringkali mengasumsikan bahwa semua siswa memiliki kemampuan yang

sama. Dalam paradigma yang baru siswa memang dapat belajar apa saja

namun waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetisi tertentu berbeda satu

dengan lainnya. Akibatnya banyak anak yang memiliki nilai tidak seimbang.

Pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan merupakan bagian

yang berkaitan dengan upaya membangun interaksi bermakna antara guru

dengan siswa lewat materi ajar dalam rangka penguasan konsep. Peningkatan

kualitas pembelajaran berhubungan dengan upaya membangun komunikasi

timbal balik antara guru dengan siswa yang melibatkan baik aspek kognitif,

afektif maupun psikomotor. Ketiga hal tersebut perlu dikembangkan secara

berkelanjutan dengan berpedoman pada kompetensi dasar siswa dan indikator

keberhasilannya.

Page 13: KTI -METHODE JIGSAW

3

Kegiatan penilaian pembelajaran merupakan salah satu bentuk upaya

guru dalam rangka memperoleh informasi sebagai balikan tentang

pelaksanaan pembelajaran untuk dimanfaatkan sebagai bahan penilaian sejauh

mana keberhasilan pembelajaran baik dari segi proses maupun produknya. Hal

ini berarti bahwa pada penilaian yang perlu mendapatkan perhatian adalah

proses penyediaan data yang benar dan terandal sehingga dapat diambil

keputusan yang tepat. Oleh karena itu, dalam penilaian pembelajaran

kompetensi kejuruan di SMK yang perlu mendapatkan penekanan adalah

bagaimana guru mampu menyediakan informasi dalam pembelajaran tersebut

dalam rangka mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Secara realitas pembelajaran kompetensi kejuruan di SMK Negeri I

Geneng sering menghadapi masalah, utamanya dalam tingkat penguasaan

materi. Perbedaan sikap dan karakter siswa yang memiliki latar belakang

sosial yang berbeda berdampak pada munculnya perbedaan nilai pada siswa.

Perbedaan nilai yang terjadi pada siswa yang menempuh kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu sangat terlihat dengan jelas. Ada

kelompok anak yang memiliki nilai yang tinggi sementara kelompok yang lain

memiliki nilai yang sangat rendah hal ini diakibatkan dari metode

pembelajaran yang konvensional, hasil belajar siswa menjadi kelompok yang

bernilai tinggi dan kelompok siswa yang bernilai rendah. Hal yang demikian

jika dibiarkan akan membuat masalah tersendiri bagi sekolah.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut maka sebagai seorang guru

kompetensi kejuruan diharapkan bisa mencari alternatif metode pembelajaran

Page 14: KTI -METHODE JIGSAW

4

yang tepat. Dalam arti mampu mengembangkan kemampuan siswa yang

diasumsikan kelompok tinggi dan sekaligus meningkatkan kemampuan siswa

dalam kategori bernilai rendah. Melihat kesenjangan perolehan nilai tersebut

maka salah satu alternatif yang tepat adalah mengoptimalkan kemampuan

siswa yang memiliki prestasi tinggi namun bisa mengangkat anak-anak yang

memiliki nilai rendah, teknik yang kita gunakan adalah adalah teknik

pembelajaran kooperatif model-jigsaw. Dalam pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara hiterogen dalam

kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi

sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak

ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi

tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, expert dari kelompok

berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain

sampai mereka menjadi expert pada konsep yang ia pelajari. Kemudian

kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai

kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain

pada semua topik yang diberikan.

Dengan teknik kooperatif tipe jigsaw ini maka siswa yang memiliki

kemampuan lebih dibanding dengan teman yang lain akan dijadikan ahli

(expert) pada suatu aspek tertentu dari materi. Dengan penempatan siswa yang

memiliki kemampuan lebih sebagai expert maka kemampuan mereka akan

tetap berkembang sementara siswa yang memiliki kemampuan kurang akan

terbantu oleh teman expert.

Page 15: KTI -METHODE JIGSAW

5

Untuk itulah dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan

mengambil sebuah judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model

Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing

Kayu pada program keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng

Tahun pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali

monoton sehingga anak jenuh dan materi tidak diserap oleh siswa

secara maksimal.

2. Media atau alat peraga serta metode pengajaran yang kurang tepat

mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep mata

pelajaran kompetensi kejuruan.

3. Rendahnya prestasi siswa dalam kompetensi Melaksanakan

Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik

Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

2010/2011.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas

XII Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu mata pelajaran kompetensi

kejuruan, kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu, pada

Page 16: KTI -METHODE JIGSAW

6

subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di SMK Negeri

1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini akan selesai jika

siswa telah telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80%

secara klasikal, dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

model jigsaw.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di depan maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing

Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK

Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011?

E. Pemecahan Masalah

Rendahnya kemampuan siswa dalam kemampuan kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik

Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

2010/2011, disebabkan guru masih menerapkan metode pembelajaran yang

konvensional. Peserta didik kurang terlibat langsung dalam pembelajaran.

Akibat yang paling tampak adalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam

penguasaan materi pembelajaran.

Page 17: KTI -METHODE JIGSAW

7

Untuk mengatasi masalah tersebut maka upaya yang dilakukan adalah

menerapkan salah satu metode mengajar yang dapat mengajak siswa untuk

terlibat langsung dalam pembelajaran, metode tersebut adalah pembelajaran

kooperatif model jigsaw. Dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa

dapat terlibat langsung sehingga dapat meningkatkan nilai dalam

pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada

pada Program Keahlian teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1

Geneng tahun pelajaran 2010/2011.

F. Definisi Istilah

1. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Metode Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah metode

pembelajaran yang menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang

kemudian kelompok tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya

pada setiap anggota kelompok.

2. Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah

kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan

dalam melaksanakan pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh

siswa.

3. Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu

Program Keahlian Teknik Kontruksi Kayu adalah salah satu

program keahlian di SMK dari jurusan bangunan gedung.

Page 18: KTI -METHODE JIGSAW

8

4. SMK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan

pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau

bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui

sama/setara SMP/MTs.

G. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian

tindakan kelas ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada

kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program

Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi Melaksanakan

Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode pembelajaran

kooperatif model jigsaw pada Program Keahlian Teknik Konstruksi

Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011.

H. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat teoretis maupun praktis yang bisa dipetik dari penelitian

tindakan kelas ini antara lain:

Page 19: KTI -METHODE JIGSAW

9

1. Manfaat Teoretis:

Memperkaya khazanah teori/keilmuan yang terkait dengan kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode

pembelajaran kooperatif model jigsaw.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi siswa

1) Dapat memberikan motivasi kepada siswa agar kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu meningkat atau lebih baik.

2) Dapat merefleksi potensinya diri yang harus dikembangkan lewat

kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

b. Bagi Guru

1) Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan

Finishing Kayu yang benar-benar efektif dengan jalan metode

pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga hasilnya akan lebih

baik,

2) Dapat mengembangkan profesinya secara lebih mendalam, yakni

memahami siswa dan profesinya secara menyeluruh baik dari segi

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini memiliki konsekuensi

bahwa guru mampu melihat siswa sebagai individu yang memiliki

potensi yang harus dikembangkan.

3) Menambah pengalaman guru untuk melaksanakan PTK.

Page 20: KTI -METHODE JIGSAW

10

c. Bagi sekolah

1) Dapat memberikan temuan yang akurat tentang kompetensi guru

dalam mengajar dan kompetensi siswa dalam Melaksanakan

Pekerjaan Finishing Kayu, sehingga prestasi siswa dan hasil

pembelajaran Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dapat

ditingkatkan.

2) Dapat memberikan sumbangan dalam menetapkan alternatif

pengolahan sekolah yang memperhatikan berbagai keragaman.

Pemahaman mengenai keragaman ini berguna dalam

mengembangkan manajemen sekolah yang berbasis mutu.

Page 21: KTI -METHODE JIGSAW

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Metode Kooperatif Model Jigsaw

a. Pengertian

Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau

memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam

jenis metode pembelajaran kooperatif. Jigsaw dikembangkan pertama kali

oleh Elliot Aronson dan koleganya di Universitas Texas, Roy Killen

(1996:86) menyatakan bahwa:

Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswadikelompokkan oleh secara hiterogen dalam kemampuan. Siswadiberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnyauntuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acakditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu darimateri tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli”dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yangsama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsepyang ia pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untukmengajarkan topik yang mereka kuasai kepada temansekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain padasemua topik yang diberikan. langkah-langkah pembelajaran denganjigsaw.

Pembelajaran jigsaw dapat dideskripsikan sebagai strategi

pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok

yang disebut “kelompok asal”. Kemudian siswa juga menyusun

“kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok asal” untuk

Page 22: KTI -METHODE JIGSAW

12

belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah “kelompok

ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali

ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di

“kelompok ahli” tadi.

Metode jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara

kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah,

memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas

tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar di mana siswa secara aktif

melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Secara umum tahap-tahap pembelajaran kooperatif model jigsaw

yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)

Tahap pendahuluan, (2) Tahap penyajian informasi/materi, (3) Tahap

pembentukan kelompok, (4) Tahap kerja dan belajar kelompok, (5) Tahap

evaluasi, (6) Tahap penghargaan.

Kooperatif model jigsaw diilustrasikan sebagai berikut: Siswa

berkumpul di kelompok asal dan masing-masing mendapatkan tugas yang

berbeda. Setiap siswa dengan bagian tugas yang sama berkumpul dalam

kelompok ahli, untuk membahas materi yang diberikan. Siswa kembali ke

kelompok asal untuk mengajarkan bagian materi sesuai tugasnya masing-

masing kepada seluruh anggota kelompok asal. Diskusi kelas

antarkelompok yang dipimpin oleh guru.

Page 23: KTI -METHODE JIGSAW

13

Dari pendapat para ahli di depan dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran model jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang kemudian kelompok

tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya pada setiap anggota

kelompok. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw siswa

dituntut menjadi ahli dalam materi tertentu dan mampu mempresentasikan

keahliannya dalam kelompok.

a. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar

kooperatif, siswa dibentuk dalam bentuk kelompok-kelompok secara

hiterogen untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan

guru. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Maksud

kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis

kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan

khusus agar dapat bekerja sama didalam kelompoknya. Seperti menjadi

pendengar yang baik siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan selama kerja kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pembelajaran akan

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, karena metode

pembelajaran akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.

Page 24: KTI -METHODE JIGSAW

14

Hal ini sesuai dengan pendapat Djahiri (1992:28) yang menyatakan bahwa,

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan

potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus

dimiliki seorang guru.

Agar pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat

secara maksimal maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar

pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari (1) menejemen

pembelajaran kooperatif, (2) Struktur tugas kelompok, (3) tanggungjawab

pribadi dan kelompok, (4) peran guru dan siswa, (5) proses kelompok

Falsafah yang mendasari cooperative learning (gotong royong)

dalam pembelajaran adalah falsafah homo homoni socius. Falsafah ini

menekankan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Kerja sama

merupakan kebutuhan penting untuk kelangsungan kehidupan. Tanpa kerja

sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah. Tanpa

kerja sama kehidupan sudah punah (Lie, 2002:28).

Coorporative Learning memiliki dasar pemikiran “getting better

together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang

lebih luas dengan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh

dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan sosial

yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan siswa untuk

berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lain dalam suasana gotong

royong yang harmonis dan kondusif. Suasana positif yang timbul dari

Page 25: KTI -METHODE JIGSAW

15

metode ini, yaitu bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencintai pelajaran dan sekolah. Dalam kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan ini, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan

berpikir (Lie, 2002:90).

Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:30) mengatakan bahwa tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif untuk

mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur metode pembelajaran gotong

royong harus diterapkan. Kelima unsur tersebut adalah : a) Saling

ketergantungan positif, b) Tanggung jawab perseorangan, c) Tatap muka,

d) Komunikasi antaranggota, e) Evaluasi proses kelompok.

Dari pendapat tersebut jelas bahwa ada prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam penerapan metode kooperatif. Untuk lebih jelasnya,

prinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Manajemen Pembelajaran Kooperatif

Sebaiknya, siswa tidak dibiarkan mencari kelompoknya sendiri, karena

dapat menyebabkan terjadinya keterasingan beberapa siswa. Dalam

proses pembelajaran kooperatif, guru memiliki peran diantaranya

menentukan pembagian kelompok dan memfasilitasi kekompakan

kelompok.

2) Struktur Tugas

Dalam kelompok pembelajaran kooperatif, guru menyusun tugas

melalui pembagian kerja, sarana dan keahlian. Penyusunan tugas ini

akan menciptakan saling ketergantungan yang positif antara anggota

Page 26: KTI -METHODE JIGSAW

16

kelompok. Siswa akan merasa kontribusinya sangat berarti bagi

kelompok dan pada saat yang bersamaan merasa bergantung pada

kontribusi anggota yang lain.

3) Tanggung Jawab Pribadi dan Kelompok

Jika penilaian hasil kerja siswa tidak didasarkan pada kontribusi

individual, kemungkinan akan ada siswa yang bersikap seperti benalu,

atau siswa lain yang bekerja terlalu keras untuk teman-temannya.

Tanggung jawab pribadi dapat dibentuk melalui beberapa cara,

bergantung pada isi dan metode cooperative yang dipakai. Siswa bisa

didorong untuk bertanggung jawab sendiri dengan dinilai secara

mandiri untuk bagian tugasnya dalam kerja kelompok. Selain itu,

siswa juga perlu bertanggung jawab atas kegiatan kolektif

kelompoknya, misalnya dengan hasil karya bersama, presentasi kelas,

dan laporan kelompok.

4) Peran Guru dan Siswa

Kelompok pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar secara aktif

dan mandiri, namun guru tetap berperan penting dalam proses

pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, tidak berarti guru bisa

mengabaikan dan meninggalkan pekerjaannya, sebab guru berperan

sebagai fasilitator dan mendorong siswa untuk saling tergantung

dengan siswa lain. Guru harus tetap memonitor, mengamati proses

pembelajaran, dan turun tangan jika diperlukan.

Page 27: KTI -METHODE JIGSAW

17

5) Proses Kelompok

Untuk memantapkan keberhasilan yang berkelanjutan, guru perlu

menanam usaha untuk proses kelompok. Artinya anggota kelompok

perlu diberi kesempatan untuk merefleksikan tindakan baik yang

positif dan negatif, serta membuat tindakan-tindakan yang harus

dilanjutkan dan diubah. Tujuan proses kelompok adalah meningkatkan

keberhasilan masing-masing anggota dalam memberikan kontribusi

mereka terhadap pencapaian tujuan kelompok.

Sedangkan konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin

(2001:20) adalah sebagai berikut.

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompokmencapai kriteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnyakelompok tergantung pada belajar individual semua anggotakelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untukmembantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompoktelah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswatelah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajarmereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswaberkemampuan tinggi, sedang dan rendah sama-samatertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusisemua anggota kelompok sangat bernilai.

Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada cara siswa belajar secara

bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama

lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa

dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah

terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku.

Page 28: KTI -METHODE JIGSAW

18

b. Penerapan Model Jigsaw

Dari beberapa teori yang ada maka peneliti dapat menuliskan

langkah-langkah pembelajaran dengan metode kooperatif model jigsaw,

diantaranya sebagai berikut:

1) Orientasi

Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan.

Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw

dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri,

kritis, kooperatif dalam model belajaran ini. Peserta didik diminta

belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran

keseluran dari konsep. (Bisa juga pemahaman konsep ini menjadi

tugas yang sebelumya harus sudah dibaca di rumah).

2) Pengelompokan

Misalkan dalam kelas ada 20 Siswa, yang kita tahu kemampuannya

dan sudah dirangking (siswa tidak perlu tahu), kita bagi dalam bagi

25% (Rangking 1- 5) kelompok sangat baik, 25% (rangking 6-10)

kelompok baik, 25% selanjutnya (rangking 11-15) kelompok sedang,

25% (rangking 15-20) rendah.

Selanjutnya kita akan membaginya menjadi 5 group (A – E) yang isi

tiap-tiap groupnya hiterogen dalam kemampuannya, berilah indek 1

untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indek 2 untuk kelompok,

baik indek 3 untuk kelompok sedang dan indek 4 untuk kelompok

Page 29: KTI -METHODE JIGSAW

19

rendah. Misalkan (A1 berarti group A dari kelompok sangat baik, ....

A4 group A dari kelompok rendah). Tiap group akan berisi

Group A {A1, A2, A3, A4}

Group B {B1, B2, B3, B4}

Group C {C1, C2, C3, C4}

Group D {D1, D2, D3, D4}

Group E {E1, E2, E3, E4}

3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya group itu dipecah menjadi kelompok yang akan

mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi expert,

berdasarkan indeknya.

Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1}

Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2 ,E2}

Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3 ,E3}

Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4 ,E4}

Tiap kelompok ini di beri konsep (transformasi) sesuai dengan

kemampuannya. Kelompok 1 yang terdiri dari siswa yang sangat baik

kemapuannya diberi materi yang lebih komplek dan seterusnya.

Setiap kelompok diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan

sebaik-baiknya sebelum ia kembali kedalam group sebagai tim ahli

“expert”, tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini. Untuk

lebih jelasnya di bawah ini akan dipaparkan bentuk diagaram diskusi

Kelompok Expert.

Page 30: KTI -METHODE JIGSAW

20

Siswa berkumpul di kelompok asaldan masing-masing mendapatkantugas yang berbeda

Setiap siswa dengan bagian tugasyang sama berkumpul dalamkelompok ahli, untuk membahasmateri yang diberikan

Siswa kembali ke kelompok asaluntuk menyampaikan bagianmateri sesuai tugasnya masing-masing kepada seluruh anggotakelompok asal

Diskusi kelas antarkelompok yangdipimpin oleh guru kelas

Melaksanakan tes individu TES

Pemberian penghargaan Individu dan Kel.Terbaik

Gambar 1 : Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw

4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group

Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing masing

kembali dalam group semula. Pada fase ini ke-lima group (1-5)

memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu (1-4). Selanjutnya

pendidik mempersilahkan anggota group untuk mempresentasikan

Page 31: KTI -METHODE JIGSAW

21

keahliannya kepada groupnya masing-masing, satu persatu. Proses ini

diharapakan akan terjadi shearing pengetahuan di antara mereka.

Aturan dalam fase ini adalah:

- Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap

anggota tim mempelajari materi yang diberikan.

- Memperolah pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama,

jadi belajar sampai setiap anggota menguasai konsep.

- Tanyakan pada anggota group sebelum tanya pada pendidik

- Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu group

lain.

- Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh

kepuasan.

5) Test (Penilaian).

Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa

yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa

tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika mungkin tempat

duduknya agak dijauhkan.

6) Pengakuan Kelompok

Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor

peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh

siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-

rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin

maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa

Page 32: KTI -METHODE JIGSAW

22

memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis

mereka melampaui skor dasar mereka.

Selanjutnya berikan penghargaan kepada group yang memiliki

penambahan nilai paling tinggi. Berikan juga penghargaan individu

yang paling tinggi penambahan nilainya, juga pada tim yang paling

kooperatif dan dinamis selama berdiskusi. Jika mungkin tambahkan

jenis-jenis penghargaan yang bisa merata pada semua group.

2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

a. Pengertian

Menurut Purwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia,

kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu hal. Kompetensi yang ada dalam Bahasa Inggris

adalah competency atau competence merupakan kata benda, menurut

William D. Powell dalam aplikasi Linguist Version 1.0 (1997) diartikan:

1) kecakapan, kemampuan, kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari

competence adalah competent yang berarti cakap, mampu, dan tangkas

Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang

meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dimiliki

dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi

dan tanggung jawab pekerjaan dan jabatan yang disandangnya.

(http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/pengertian-kompetensi/)

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah kemampuan yang

Page 33: KTI -METHODE JIGSAW

23

meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam melaksanakan

pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh siswa pada program

keahlian teknik perkayuan.

b. Ruang Lingkup

Standar Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

merupakan seperangkat kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing

Kayu yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil

belajarnya dalam mata pelajaran kompetensi kejuruan. Standar ini dirinci

dalam komponen kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar,

untuk setiap aspeknya.

Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut

didasarkan menurut urutanan-urutan pembelajaran yang hendak dicapai.

Ruang lingkup materi pada standar kompetensi Melaksanakan Pekerjaan

Finishing Kayu dibagi dalam subkompetensi-subkompetensi yaitu: 1)

Menjelaskan Prosedur Dan Teknik Finishing Pekerjaan Kayu, 2)

Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu, 3) Melaksanakan Pekerjaan

Pengecatan, 4) Melaksanakan Pekerjaan Politur, 5) Melaksanakan

Pekerjaan Melamin, dan 6) Melaksanakan Pekerjaan Vernis.

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan siswa dalam kompetensi Merencanakan Kebutuhan

Finishing Kayu sangat rendah/kurang. Hal itu terlihat dari sikap siswa dalam

Page 34: KTI -METHODE JIGSAW

24

mengikuti pelajaran. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh metode

yang dipergunakan oleh guru yang kurang tepat. Yaitu guru hanya

memberikan teori bagaimana Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang

baik tanpa diterapkan contoh langsung. Hal ini menyebabkan siswa hanya

mereka-reka sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw,

guru tidak membelenggu pengalaman anak, artinya guru tetap memberi

kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan secara maksimal sesuai

dengan kemampuan anak. Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif

model jigsaw diharapkan siswa dapat tertarik mengikuti pembelajaran,

keaktifan dalam pembelajaran Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu

meningkat, serta kompetensi merencanakannya lebih baik. Adapun tindakan

dalam penelitian ini akan dilaksanakan 2 siklus atau sampai indikator yang

dituju tercapai.

Page 35: KTI -METHODE JIGSAW

25

Lebih jelasnya alur kerangka berpikir dapat dilihat dari gambar berikut ini:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Gambar 2: Kerangka Berpikir

SEBELUM TINDAKAN1. Guru mengajar secara konvensional2. Peran siswa hanya sebagai objek3. Guru kurang maksimal dalam memberi contoh4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran5. Hasil kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa

PELAKSANAAN

PERENCANAAN

Penerapan Kooperatif Model Jigsaw

PENGAMATANREFLEKSI

SETELAH TINDAKAN1. KBM berlangsung hidup2. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran3. Keaktifan dalam pembelajaran meningkat4. Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu

meningkat/lebih baik

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

Penerapan Kooperatif Model Jigsaw

PELAKSANAAN

REFLEKSIPENGAMATAN

Page 36: KTI -METHODE JIGSAW

26

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Penerapan metode

pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan finishing kayu pada

Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng

tahun pelajaran 2010/2011.

Page 37: KTI -METHODE JIGSAW

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research yang

disingkat CAR atau penelitian Tindakan Kelas (PTK). CAR atau PTK

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan supardi, 2006: 3). Sedangkan

menurut Rochiati Wiriaatmadja (2005: 66) penelitian tindakan kelas adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Penelitian

Tindakan Kelas ini diterapkan di kelas karena menawarkan cara dan prosedur

baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses

belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

Siklus action research dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

divisualisasikan sebagai berikut :

Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas

planning

reflecting acting

observing

planning

reflecting acting

observing

Page 38: KTI -METHODE JIGSAW

28

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah merancang perangkat

pembelajaran yang berupa rencana pembelajaran yang didasarkan pada

penerapan metode kooperatif tipe jigsaw. Tahap kedua, merupakan tahap

implementasi yakni memberitahukan kepada siswa yang menjadi subjek

penelitian tentang kegiatan yang akan dilaksanakan yakni metode

pembelajaran kooperatif model jigsaw. Melalui model kegiatan yang simultan

dengan mengembangkan siklus pertama pada penelitian tindakan kelas. Hasil

implementasi ini diobservasi dan direkam menggunakan instrumen

pangumpul data yang berupa pengalaman kinerjanya. Data yang dikumpulkan

berupa data kualitatif dan kuantitatif, untuk seterusnya diadakan refleksi. Hasil

refleksi digunakan untuk perbaikan pada perencanaan siklus kedua. Dengan

mendasarkan pada kegagalan siklus sebelumnya ditetapkanlah upaya

perbaikan. Langkah semacam ini dilakukan pada siklus ke 2 dan seterusnya,

hingga tercapainya tujuan penelitian.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Program Keahlian Teknik Konstruksi

Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang sedang mempelajari

subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Adapun jumlah

subjek penelitian ini adalah 22 siswa.

Page 39: KTI -METHODE JIGSAW

29

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Desember 2010.

Secara rinci kegiatan ini disusun dalam jadwal kegiatan di bawah ini:

No Kegiatan

Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1Penyusunan Proposal x x x x x x x x

2Pelaks.Penelitian x x x x x x x x x x x x

3

PenysHasilPenelitian x x x x x x x x

4 Evaluasi x x x

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Geneng,

Kabupaten Ngawi.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus

atau sampai indikator yang diharapkan tercapai. Kegiatan dari masing-masing

siklus terdiri dari empat tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan antara

lain menyiapkan perangkat pembelajaran dan alat ukur untuk mengetahui

atau mengevaluasi tindakan penelitian ini tanpa mengesampingkan

kendala-kendala dalam pelaksanaan tindakan.

Page 40: KTI -METHODE JIGSAW

30

Kegiatan yang dilakukan:

a. Menyusun rencana pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang

berlaku sesuai dengan silabus mata pelajaran kompetensi kejuruan

yang mengacu pada metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Menyusun format pengamatan, aktivitas siswa dalam kegiatan,

ketrampilan kooperatif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah pelaksanaan yang

merupakan penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas.

Semua rencana yang telah disiapkan di lapangan harus sesuai dengan

rumusan yang telah ditetapkan dalam rancangan, keterkaitan antara

pelaksanaan dengan perencanaan harus sinkron, harus berlaku wajar dan

tidak dibuat-buat.

Kegiatan Inti Siklus I

a. Pendahuluan

Fase 1

Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan

ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.

Page 41: KTI -METHODE JIGSAW

31

Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas

permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.

Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas

permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu,

yang ditampilkan oleh guru.

b. Inti

Fase 2

Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi

pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing

kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara

menghitung luas permukaan sebuah bidang.

Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat

dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali

pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan

sebuah bidang.

Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang

cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan

bidang sebuah meja yang akan difinishing.

Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas

permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja

yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang

Page 42: KTI -METHODE JIGSAW

32

sebuah meja yang akan difinishing tidak jauh beda dengan

menghitung luas permukaan bidang.

Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan

upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Fase 3

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.

Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 4

Membaca, menelaah, menginterpetasi

Guru membagi materi/ modul

Siswa menerima materi/modul dari guru

Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

cat.

Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

politur.

Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

melamin.

Page 43: KTI -METHODE JIGSAW

33

Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

vernis.

Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli

Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

masing-masing.

Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

sesuai keahlian masing-masing.

Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

masing.

Diskusi kelompok asal

Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

asalnya masing-masing.

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

masing.

Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

tugasnya kepada teman kelompok asal.

Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok asal.

Page 44: KTI -METHODE JIGSAW

34

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

Guru memimpin diskusi kelas.

Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

pendapat.

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru memberikan tugas akhir.

Siswa menerima tugas

Kegiatan Inti Siklus II

a. Pendahuluan

Fase 1

Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub-

Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.

Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub-

Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.

Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang

terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.

Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

b. Inti

Fase 2

Page 45: KTI -METHODE JIGSAW

35

Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi

siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.

Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 3

Membaca, menelaah, menginterpetasi

Guru membagi materi/ modul

Siswa menerima materi/modul dari guru

Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

cat.

Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

politur.

Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

melamin.

Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

vernis.

Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

Page 46: KTI -METHODE JIGSAW

36

Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli

Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

masing-masing.

Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

sesuai keahlian masing-masing.

Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

masing.

Diskusi kelompok asal

Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

asalnya masing-masing.

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

masing.

Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

tugasnya kepada teman kelompok asal.

Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

Guru memimpin diskusi kelas.

Page 47: KTI -METHODE JIGSAW

37

Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

pendapat.

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua

kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk

mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen

genap untuk keluar terlebih dahulu

Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian

3. Pengamatan Tindakan (Observasi)

Dalam pelaksanaan pemberian tindakan kelas seorang guru atau

peneliti mengamati dan pencatatan dengan berpedoman pada instrumen

yang telah disiapkan.

Sumber pengumpulan data penelitian ada 2 macam, yaitu: tes dan

nontes. Tes meliputi tes hasil belajar, sedangkan non tes meliputi pedoman

lembar angket untuk siswa. Kedua jenis instrumen tersebut digunakan

untuk penelitian. Instrumen tes adalah instrumen yang digunakan oleh

peneliti untuk menjaring data yang bersifat kuantitatif yang diarahkan pada

hasil belajar siswa. Instrumen nontes adalah instrumen yang digunakan

oleh peneliti untuk menjaring data yang bersifat kualitatif, misalnya

Page 48: KTI -METHODE JIGSAW

38

permasalahan yang timbul pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung, keoptimalan siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa,

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan kooperatif

siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Data yang terkumpul pada setiap siklus bersifat kualitatif dan

kuantitatif yaitu : 1) dokumen hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal-

soal ulangan harian, 2) hasil observasi peneliti pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung, 3) hasil wawancara siswa setelah kegiatan belajar

mengajar.

4. Refleksi Tindakan (Refleksing)

Refleksi tindakan merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan. Dengan kegiatan refleksi ini akan

diketahui kelebihan dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian tindakan

tersebut. Data hasil dari pengamatan tindakan dicari akar

permasalahannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat

diketahui apa yang harus ditingkatkan atau yang harus diperbaiki serta

dipertahankan. Kegiatan ini sebagai acuan untuk merencanakan kegiatan-

kegiatan pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dihentikan jika

ketuntasan belajar siswa telah mencapai 70 secara individu dan 80%

secara klasikal.

Page 49: KTI -METHODE JIGSAW

39

E. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah peristiwa dan

informasi tentang kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan

Kebutuhan Finishing Kayu yang berupa penilaian tes unjuk kerja /

performance dan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berkaitan

dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah diterapkan

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Peristiwa atau kegiatan, yaitu proses pembelajaran subkompetensi

Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dalam kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.

b. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum,

silabus pembelajaran, rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua

cara, yaitu : 1) pengamatan dan 2) tes.

1. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan terhadap kegiatan

pembelajaran subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu,

sebelum diberi tindakan dan selama diberi tindakan dalam bentuk siklus-siklus.

Peneliti mengamati siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Pengamatan ini dilakukan dengan cara membuat catatan-catatan terhadap

Page 50: KTI -METHODE JIGSAW

40

proses, hasil, dan kondisi penerapan metode pembelajaran kooperatif model

jigsaw.

2. Tes

Kemampuan Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa diukur

melalui tes unjuk kerja/ perfomance. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui

perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan yaitu kemampuan siswa

dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Tes pada

awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasikan kekurangan atau

kelemahan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing

Kayu dan tes di setiap akhir siklus bertujuan untuk mengetahui peningkatan

prestasi hasil kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan

Kebutuhan Finishing Kayu.

G. Validasi Data

Sebelum informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut perlu

diuji validitasnya sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk

mengambil kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah triangulasi.

Triangulasi adalah teknik uji validitas data dengan memanfaatkan

sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap

data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan

triangulasi metode pengumpulan data.

Page 51: KTI -METHODE JIGSAW

41

Triangulasi berfungsi untuk membandingkan dan mengecek kembali

derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda. Misalnya data tentang kesulitan guru dalam pembelajaran

subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di kelas dan faktor-

faktor penyebabnya. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: memberikan

tes unjuk kerja dan selanjutnya menganalisis kekurangan siswa pada saat

merencanakan kebutuhan finishing kayu.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kritis

komparatif, dengan mendeskripsikan temuan-temuan data dan

membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan.

Teknik analisis kritis yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup kegiatan

mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam proses belajar

mengajar berdasarkan kriteria. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam

penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus

yang ada. Berkaitan dengan kemampuan subkompetensi Merencanakan

Kebutuhan Finishing Kayu, analisis mencakup hasil pengamatan yang

dilakukan saat prasurve. Hal ini untuk mengetahui kondisi awal dalam

subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Data yang telah

dikumpulkan harus dianalisis. Hasil analisis kuantitatif, selanjutnya

dikonsultasikan pada pedoman konversi. Pedoman konversi yang digunakan

adalah nilai absolut skala lima. Pedoman konversinya adalah sebagai berikut.

Page 52: KTI -METHODE JIGSAW

42

Tabel 3.1: Pedoman Konvensi Nilai Absolute Skala

No Interval Kriteria

1

2

3

4

5

00.00 % - 39.99 %

40.00 % - 59.99 %

60.00 % - 79,99 %

80.00 % - 89.99 %

90.00% - 100%

Sangat kurang

Prestasi Kurang

Cukup berprestasi

Prestasi tinggi

Prestasi tinggi sekali

I. Indikator Kinerja

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dikatakan berhasil apabila

sekurang-kurangnya mencapai indikator sebagai berikut: meningkatnya prestasi

siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw, telah mencapai nilai 70

individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal pada Program Keahlian

Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

2010/2011 .

Page 53: KTI -METHODE JIGSAW

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I

1. Pratindakan (Temuan Masalah)

Untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas, sebagaimana di

uraikan pada latar belakang masalah di atas, selain adanya tingkat

kemampuan yang berbeda dan setelah dilakukan test awal maka dapat

diketahui bahwa kemampuan siswa di dalam memahami materi

Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu masih banyak yang memiliki

kemampuan di bawah SKM. Hasil selengkapnya mengenai kemampuan

siswa sebagaimana dalam tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan

No Subjek NilaiKetuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

165

X

285

X

340

X

460

X

535

X

670

X

790

X

845

X

960

X

Page 54: KTI -METHODE JIGSAW

44

1045

X

1170

X

1260

X

1365

X

1460

X

1580

X

1660

X

1785

X

1880

X

1965

X

2040

X

JML 1260 7 13

MEAN 63

Tabel 4.2 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan

No. AspekNilai

Pratindakan

1 Ketuntasan 7 siswa atau 35%

2 Ketidaktuntasan 13 siswa atau 65%

3 Nilai tertinggi 90

4 Nilai Terendah 35

5 Nilai Rata-Rata 63

Page 55: KTI -METHODE JIGSAW

Grafik 4.1 Rekap Prestasi Siswa

Dari tabel 4.2

siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 anak atau 35% sedangkan yang

belum tuntas sebanyak 13 atau 65%. Nil

sedang rata-rata secara klasikal 63

penelitian siklus I ini dilaksanakan

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan yang diterapkan pada siklus I ini, peneliti menerapkan

pembelajaran dengan metode kooperatif tipe

SMK Negeri 1 Geneng pada materi sub

Kebutuhan Finishing

Adapun langkah yang ditempuh dalam menyusun kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ketuntasan Pratindakan

Grafik 4.1 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan

2 di atas tampak bahwa berdasarkan pratindakan

siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 anak atau 35% sedangkan yang

belum tuntas sebanyak 13 atau 65%. Nilai terendah 35 nilai tertinggi

rata secara klasikal 63. Dan dari hasil pratindakan

penelitian siklus I ini dilaksanakan

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan yang diterapkan pada siklus I ini, peneliti menerapkan

pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XII

SMK Negeri 1 Geneng pada materi sub-kopetensi Merencanakan

Finishing Kayu .

Adapun langkah yang ditempuh dalam menyusun kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Ketuntasan Pratindakan Nilai Pratindakan

45

pratindakan, dari 20

siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 anak atau 35% sedangkan yang

nilai tertinggi 90

pratindakan inilah maka

Tindakan yang diterapkan pada siklus I ini, peneliti menerapkan

pada siswa kelas XII

petensi Merencanakan

Adapun langkah yang ditempuh dalam menyusun kegiatan pembelajaran

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

terendah

Page 56: KTI -METHODE JIGSAW

46

d. Pendahuluan

Fase 1

Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan

ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.

Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas

permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.

Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas

permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu,

yang ditampilkan oleh guru.

e. Inti

Fase 2

Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi

pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing

kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara

menghitung luas permukaan sebuah bidang.

Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat

dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali

Page 57: KTI -METHODE JIGSAW

47

pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan

sebuah bidang.

Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang

cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan

bidang sebuah meja yang akan difinishing.

Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas

permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja

yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang

sebuah meja yang akan difinishing tidak jauh beda dengan

menghitung luas permukaan bidang.

Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan

upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Fase 3

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.

Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 4

Membaca, menelaah, menginterpetasi

Guru membagi materi/ modul

Siswa menerima materi/modul dari guru

Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

Page 58: KTI -METHODE JIGSAW

48

Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

cat.

Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

politur.

Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

melamin.

Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

vernis.

Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli

Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

masing-masing.

Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

sesuai keahlian masing-masing.

Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

masing.

Page 59: KTI -METHODE JIGSAW

49

Diskusi kelompok asal

Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

asalnya masing-masing.

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

masing.

Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

tugasnya kepada teman kelompok asal.

Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

Guru memimpin diskusi kelas.

Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

pendapat.

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

f. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru memberikan tugas akhir.

Siswa menerima tugas .

Page 60: KTI -METHODE JIGSAW

50

3. Observasi Tindakan 1

Setelah dilakukan tindakan sebagaimana siklus 1 yang dalam

pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil

prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng dapat dipaparkan

sebagaimana table 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No Subjek NilaiKetuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

170

X

275

X

380

X

470

X

560

X

670

X

790

X

850

X

975

X

1075

X

1175

X

1260

X

1375

X

1460

X

Page 61: KTI -METHODE JIGSAW

51

1575

X

1670

X

1785

X

1875

X

1975

X

2060

X

JML 1425 15 5

MEAN 71.25

Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No. AspekNilai

Siklus I

1 Ketuntasan 15 siswa atau 75%

2 Ketidaktuntasan 5 siswa atau 25%

3 Nilai tertinggi 90

4 Nilai Terendah 50

5 Nilai Rata-Rata 71,25

Page 62: KTI -METHODE JIGSAW

Grafik4.2

Dari tabel 4.4

20 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 anak atau 75% sedangkan

yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi

90 sedang rata

4. Refleksi

Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub

kopetensi Merencanakan Kebutuhan

Dilihat dari prestasi belajar ditunjukkan dengan 15 anak atau 75%

sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai

tertinggi 90 sedang rata

memang sudah ada pening

dengan target yang ditetapkan yakni telah mencapai

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ketuntasan Siklus I

Prestasi Belajar Siswa Siklus I

4 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus I, dari

20 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 anak atau 75% sedangkan

yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi

90 sedang rata-rata secara klasikal 71,25.

Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub

kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik.

Dilihat dari prestasi belajar ditunjukkan dengan 15 anak atau 75%

sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai

tertinggi 90 sedang rata-rata secara klasikal 71,25%. Dengan hasil itu

memang sudah ada peningkatan prestasi belajar akan tetapi belum sesuai

dengan target yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu

Ketuntasan Siklus I Nilai ISiklus

52

di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus I, dari

20 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 anak atau 75% sedangkan

yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi

Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub-

Kayu yang cukup baik.

Dilihat dari prestasi belajar ditunjukkan dengan 15 anak atau 75%

sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai

. Dengan hasil itu

katan prestasi belajar akan tetapi belum sesuai

nilai 70 individu dan

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

terendah

Page 63: KTI -METHODE JIGSAW

53

mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Sehingga dengan hasil ini

direkomendasikan untuk melakukan tindakan atau melanjutkan pada siklus

II. Namun demikian untuk memenuhi target yang ditetapkan hendaknya

dilakukan perubahan tindakan di antaranya:

1. Guru tidak banyak memberikan penjelasan namun langsung

membentuk kelompok

2. Materi pembelajaran hendaknya dirubah artinya jika dalam siklus I

kelompok 1 menghitung luas bidang pekerjaan maka, pada siklus II

ini diganti menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis

dan seterusnya

3. Guru diminta untuk mendampingi siswa dalam menentukan

kesimpulan

4. Dalam melakukan ulangan harian siswa hendaknya dibagi dua

kelompok sehingga prestasi siswa murni dari siswa yang

bersangkutan

B. Hasil Penelitian Siklus II

1. Hasil Refelksi siklus I

Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran

sub-kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik,

dilihat dari prestasi belajar menunjukkan bahwa dari 20 anak , 15 anak

atau 75% mencapai ketuntasan sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5

atau 25%. Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 sedang rata-rata secara

Page 64: KTI -METHODE JIGSAW

54

klasikal 71,25%. Dengan hasil itu memang sudah ada peningkatan dari

prestasi belajar akan tetapi belum sesuai dengan target yang ditetapkan

yakni ketuntasan secara klasikal sebesar 80%. Dan oleh karena itu siklus

ini dilaksanakan dengan rekomendasi siklus I di atas.

2. Pelaksanaan Siklus II

Tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan sebagaimana

rekomendasi siklus I titik tekan pada siklus II ini adalah telah tercapainya

nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Adapun

langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Fase 1

Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub-

Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.

Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub-

Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.

Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang

terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.

Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

b. Inti

Fase 2

Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi

siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.

Page 65: KTI -METHODE JIGSAW

55

Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 3

Membaca, menelaah, menginterpetasi

Guru membagi materi/ modul

Siswa menerima materi/modul dari guru

Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

cat.

Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

politur.

Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

melamin.

Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

vernis.

Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Page 66: KTI -METHODE JIGSAW

56

Diskusi kelompok ahli

Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

masing-masing.

Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

sesuai keahlian masing-masing.

Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

masing.

Diskusi kelompok asal

Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

asalnya masing-masing.

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

masing.

Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

tugasnya kepada teman kelompok asal.

Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

Guru memimpin diskusi kelas.

Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

pendapat.

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

Page 67: KTI -METHODE JIGSAW

57

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua

kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk

mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen

genap untuk keluar terlebih dahulu

Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian

3. Observasi Tindakan II

Setelah dilakukan tindakan sebagaimana siklus II yang dalam

pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil

prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang dapat

dipaparkan sebagaimana table 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No Subjek NilaiKetuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

190

X

280

X

390

X

480

X

575

X

680

X

Page 68: KTI -METHODE JIGSAW

58

795

X

870

X

985

X

1080

X

1170

X

1275

X

1380

X

1480

X

1585

X

1675

X

1790

X

1880

X

1990

X

2070

X

JML 1620 20 0

MEAN 81

Tabel 4.6 Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No. AspekNilai

Siklus II

1 Ketuntasan 20 siswa atau 100%

2 Ketidaktuntasan 0 siswa atau 0%

Page 69: KTI -METHODE JIGSAW

3 Nilai tertinggi

4 Nilai Terendah

5 Nilai Rata

Grafik4.3

Dari tabel 4.6

20 siswa semua tuntas

rata secara klasikal

4. Refleksi

Dalam

berjalan dengan baik

kegiatan pembelajaran,

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ketuntasan Siklus II

Nilai tertinggi 95

Nilai Terendah 70

Nilai Rata-Rata 81

Prestasi Belajar Siswa Siklus II

6 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus

semua tuntas. Nilai terendah 70 nilai tertinggi 9

rata secara klasikal 81%.

penerapan siklus II tampak kegiatan pembelaja

berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari 20 siswa

kegiatan pembelajaran, semua telah mencapai nilai batas minimum

Ketuntasan Siklus II Nilai Siklus II

59

di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus II, dari

nilai tertinggi 95 sedang rata-

penerapan siklus II tampak kegiatan pembelajaran sudah

dari 20 siswa yang mengikuti

telah mencapai nilai batas minimum

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

terendah

Page 70: KTI -METHODE JIGSAW

60

ketuntasan. Nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 sedang rata-rata secara

klasikal 81%.

Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

peningkatan yang signifikan. Dengan kata lain, prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa yang mengikuti pembelajaran telah sesuai dengan target

yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai

ketuntasan 80% secara klasikal. Mengingat target penelitian sudah tercapai

maka direkomendasikan untuk tidak melanjutkan pembelajaran pada siklus

III.

C. Pembahasan

Dari hasil observasi siklus I dan siklus II telah mampu mengubah

paradigna baru dalam pembelajaran. Sebelum penerapan tindakan,

pembelajaran Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu bersifat

searah dimana guru lebih aktif sementara siswa hanya pasif. Situasi belajar

sangat tegang, namun setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw ini pembelajaran tampak lebih aktif. Partisipasi siswa mulai tumbuh.

Keberanian siswa dalam berpendapat juga mulai tampak.

Dari hasil penerapan tindakan dapat dikatakan bahwa telah terjadi

peningkatan prestasi belajar, dengan penerapan tindakan yakni penerapan

teknik jigsaw maka prestasi belajar dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 4.7 di bawah ini.

Page 71: KTI -METHODE JIGSAW

Tabel 4.

No. Aspek

1 Ketuntasan

2 Ketidaktuntasan

3 Nilai tertinggi

4 Nilai Terendah

5 Nilai Rata

Grafik4.4

0102030405060708090

100

Tabel 4.7 Rekap Perkembangan Prestasi Belajar

AspekNilai

Pratindakan Siklus I

Ketuntasan 35% 75%

Ketidaktuntasan 65% 25%

Nilai tertinggi 90 90

Nilai Terendah 35 50

Nilai Rata-Rata 63 71,25

Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

61

Prestasi Belajar

Siklus II

100%

0%

95

70

81

Tuntas

Tidak Tuntas

Tertinggi

terendah

Page 72: KTI -METHODE JIGSAW

62

Peningkatan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka

ketuntasan mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat

menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II.

(2) Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada

pratindakan menurun menjadi 25% pada siklus I dan menurun menjadi 0%

pada siklus II. (3) Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari 90 pada

pratindakan meningkat menjadi 90 pada siklus I dan meningkat menjadi

95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan yakni dari 35

pada pratindakan meningkat menjadi 50 pada siklus I dan meningkat

menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan

yakni dari 63 pada pratindakan meningkat menjadi 71,25 pada siklus I dan

meningkat menjadi 81 pada siklus II.

Dengan hasil ini maka hipotesis tindakan yang berbunyi Penerapan

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan

finishing kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII

SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011 dapat diterima

Page 73: KTI -METHODE JIGSAW

63

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang Penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada program keahlian teknik

konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng Tahun pelajaran 2010/2011 dapat

dikemukakan simpulan sebagai berikut: Penerapan jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka ketuntasan

mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat menjadi 75%

pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2)

Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan,

menurun menjadi 25% pada siklus I, dan menurun menjadi 0% pada siklus II.

(3) Nilai tertinggi pada pratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan

meningkat menjadi 95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan

yakni dari 35 pada pratindakan, meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan

meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami

kenaikan yakni dari 63 pada pratindakan, meningkat menjadi 71,25 pada

siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II.

B. Implikasi

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi

Page 74: KTI -METHODE JIGSAW

64

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada program keahlian teknik

konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng Tahun pelajaran 2010/2011” yang

dilakukan sebanyak dua siklus dapat meningkatkan kompetensi melaksanakan

pekerjaan finishing kayu.

Berdasarkan pada simpulan di atas, maka diharapkan penerapan jigsaw

dapat diterapkan di dalam pembelajaran, khususnya kompetensi

melaksanakan pekerjaan finishing kayu. Dengan penerapan metode jigsaw

terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam subkompetensi

merencanakan kebutuhan finishing kayu pada Program Keahlian Teknik

Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

2010/2011.

Kemampuan siswa, khususnya dalam kompetensi melaksanakan

pekerjaan finishing kayu hendaknya senantiasa dilatih terus menerus.

Pelatihan yang rutin, akan dapat membangkitkan siswa dalam pelajaran

khususnya kompetensi melaksanakan pekerjaan finishing kayu. Guru harus

dapat menjadi mediator untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa

tersebut. Oleh karena itu, guru harus dapat mengupayakan hal-hal yang dapat

digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa. Salah satu upaya guru

yaitu menggunakan metode yang sesuai dengan karakter siswa dan pelajaran.

Dalam penelitian ini diberikan suatu gambaran bahwa keberhasilan

suatu pembelajaran bergantung dari beberapa faktor. Faktor yang paling

menentukan adalah berasal dari guru. Rendahnya kemampuan siswa, akibat

dari kurangnya guru dalam memvariasikan metode yang dipakai dalam

Page 75: KTI -METHODE JIGSAW

65

pembelajaran. Guru cenderung konvensional, kurang melibatkan siswa.

Seharusnya guru dapat menggunakan teknik atau metode untuk

mengembangkan materi ajar. Salah satunya adalah dengan menerapkan

metode jigsaw.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran

adalah dari siswa. Semakin siswa dilibatkan secara aktif maka keberhasilan

lebih optimal daripada jika siswa hanya mendengarkan atau pasif.

Dua faktor di atas, tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain karena

keduanya saling mendukung. Oleh karena itu, harus diupayakan secara

maksimal agar semua faktor dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dengan demikian, kegiatan belajar

mengajar lebih hidup dan berjalan dengan lancar dan dalam suasana yang

menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat mengajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Guru

a. Guru perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam kompetensi

melaksanakan pekerjaan finishing kayu. Agar anak lebih termotivasi

dalam belajarnya, tidak bosan, tertarik dengan kompetensi melaksanakan

pekerjaan finishing kayu, maka guru hendaknya lebih memvariasikan

metode pembelajaran.

Page 76: KTI -METHODE JIGSAW

66

b. Guru hendaknya senantiasa melakukan penilaian, baik penilaian unjuk

kerja maupun penilaian proses. Penilaian itu tidak boleh dipilih-pilih

apakah nantinya materi itu dikeluarkan di UN atau tidak. Karena

berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) siswa

dituntut untuk tuntas dalam setiap kompetensi dasar. Untuk mengetahui

ketuntasan siswa, maka dengan melalui penilaian.

c. Dalam setiap pembelajaran hendaknya guru lebih sering melibatkan

siswa. Kedudukan siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai subjek

dan bukan sebagai objek. Salah satu cara untuk dapat melibatkan siswa

dengan cara diskusi kelompok.

d. Guru hendaknya dapat menumbuhkembangkan rasa percaya diri terhadap

siswa. Sehingga siswa lebih berani khususnya yang berkaitan dengan

penugasan unjuk kerja. Bagaimana akan membangun kepercayaan diri

siswa, kalau gurunya sendiri tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat.

2. Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pembelajaran khususnya yang

terkait dengan kompetensi melaksanakan pekerjaan finishing kayu.

3. Dinas pendidikan

a. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan model-model pembelajaran

untuk peningkatan profesionalisme guru, khususnya pelatihan kompetensi

melaksanakan pekerjaan finishing kayu.

Page 77: KTI -METHODE JIGSAW

67

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. Pengertian Kompetensi. http://dahlanforum.wordpress .com/2008/04/17/pengertian-kompetensi. Diunduh

Djahiri, A. (1992). Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Bandung: Lab. PPMPIKIP andung.

Ibrahim, M dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa UniversityPress.

Killen, Roy, 1996, Effective Teaching Strategies, Lesson from Research andPractice, Scial Science Press, New South Wales.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Slavin, S.E. 1995. Cooperative Learning, second edition. Massachusets: Allyn &Bacon.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Bumi Aksara.

Wikipedia. Sekolah Menengah Kejuruan. http://id.wikipedia.org/wiki/SMK.diunduh Selasa, 13juli 2010 ,pukul 7.30 WIB.

Page 78: KTI -METHODE JIGSAW

68

LAMPIRAN: 1

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 GenengMata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Konstruksi KayuKelas/Semester : XII / 05Kompetensi : Melaksanakan pekerjaan finishing pekerjaan kayuKode Kompetensi : KK.20Alokasi Waktu : 90 X 45 Menit

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

1. Menjelaskanprosedur dan teknikfinishing pekerjaankayu

Prosedur finishingpekerjaan kayu

Macam-macamfinishing kayu

Teknik finishingpekerjaan kayu

Langkah-langkahfinishing kayu

Memahami pengertian danfungsi finishing kayu .

Mengidentifikasi jenis-jenisbahan finishing dan spesifikasitekniknya

Mengidentifikasi peralatanuntuk melaksanakanpekerjaan finishing kayu

Memahami syarat-syarat hasilpekerjaan finishing yang baik

Mengetahui macam-macamfinishing kayu

Mengetahui teknikpengerjaan finishingpermukaan kayu

Memahami langkah-langkahkerja pengerjaan finishingkayu

Prosedur finishingpekerjaan kayudipahami

Macam-macamfinishing kayudiketahui

Teknik finishingpekerjaan kayudipahami

Langkah-langkahfinishing kayudipahami

Testertulis

10 BSE.TeknikPerkayuan I

Modul

2. Merencanakankebutuhan finishingkayu

Cara menghitungluas permukaansebuah bidang.

Cara-caramenghitung bahandan upah pekerjaanfinishing cat, politer,

Memahami cara menghitungluas bidang pekerjaan.

Memahami cara menghitungkeperluan bahan finishingcat.

Memahami cara menghitungkeperluan bahan finishing

Mampu menghitungluas bidangpekerjaan.

Mampu menghitungkeperluan bahanfinishing cat.

Mampu menghitung

Testertulis

10 BSE.TeknikPerkayuan I

Modul

Page 79: KTI -METHODE JIGSAW

69

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

melamin maupunvernis.

politur. Memahami cara menghitung

keperluan bahan finishingmelamin.

Memahami cara menghitungkeperluan bahan finishingvernis.

keperluan bahanfinishing politur.

Mampu menghitungkeperluan bahanfinishing melamin.

Mampu menghitungkeperluan bahanfinishing vernis.

3. Melaksanakanpekerjaanpengecatan

Perencanaan teknikpengerjaanpengecatan kayu.

Mempersiapkankondisi permukaankayu sebelum dicat

Pemeriksaankekentalan adonancat

Pengecatan kayu Pemeriksaan hasil Pengecatan,

Perapihan danpembersihan

Memahami pengertian fungsidan tujuan pengecatan kayu.

Mengidentifikasi bahandempul, plamur, dan catkayu.

Mengetahui teknik / prosedurpelaksanaan pengecatankayu.

Mengidentifikasi peralatankerja untuk pengecatan kayu

Memahami syarat-syarat hasilpengecatan kayu yang baik.

Memahami pengaruhkelembaban udara sekitarterhadap hasil pengecatan.

Memahami cara melakukanpemeriksaan kondisi udarasekitarnya (temperatur,kelembaban dsb.) pada saatakan mengerjakanpengecatan.

Gambar kerja danspesifikasi teknikdibaca dan dipahami

Pengerjaanpengecatandirencanakan sesuaispesifikasi teknik.

Bahan cat, dempul,plamur, dan peralatanyang diperlukandisiapkan.

Sarat-sarat permukaankayu yang akan dicatharus kering, bersih,dan dicat meni, pori-pori /rongga ditutupdempul serta diplamurhingga rapi dan ratakemudian digosokamplas no. 180-240dengan bantuan balokkayu dipahami dandilaksanakan.

Pengecatan dasardilakukan, setelahkering dilakukanpengecatan akhir

Testertulis

Teskreteriakinerja

2(16)

BSE.TeknikPerkayuan I

Modul Joobshe

et

Page 80: KTI -METHODE JIGSAW

70

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

hingga didapatkanwarna yang merataatau sesuai spesifikasiteknik yangditentukan.

Kekentalan adonan catdiperiksa

Hasil pengecatandiperiksa

Setelah selesaipengecatan dirapikandan dibersihkan

4. Melaksanakanpekerjaan politur

Politur naturalbening

Politur warnatrasparan

Politur kedap warna

Mengenal jenis ampelas. Memahami pengertian dan

manfaat politur. Memahami bahan dan cara

membuat politur. Mengenal bahan pewarna

politur dan penggunaannya. Mengidentifikasi peralatan

kerja memolitur. Memahami cara memolitur

natural bening. Memahami cara memolitur

warna transparan. Memahami cara memolitur

kedap warna Mengidentifikasi dan

memahami permasalahanpada politur dan caraperbaikannya.

Mengerjakan politur mebelkayu dengan politur naturalbening.

Mengerjakan politur mebelkayu dengan politur warna

Gambar kerja danspesifikasi teknikdibaca dan dipahami

Bahan politur,peralatan danperlengkapanpendukung lainnyayang diperlukandisiapkan.

Permukaan kayu yangakan dipolitur digosokdengan amplas no. 80-180 searah serat kayu,lalu dibersihkan darikotoran.

Pori-pori kayu diisidengan bubur fillerdengan cara dikuasatau dioleskanmenggunakankape/sekerap, setelahkering digosok dengankertas amplas no. 150-180 hingga permukaan

Testertulis

Teskreteriakinerja

(10) (20) BSE.

TeknikBangunan I

Modul Joobshe

et

Page 81: KTI -METHODE JIGSAW

71

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

trasparan. Mengerjakan politur mebel

kayu dengan politur kedapwarna.

Memeriksa hasil pekerjaanpolitur dan memperbaikikekurangannya.

kayu rata. Larutan pewarna

disiapkan dandikuaskan padapermukaan kayuhingga warna meratasama ( jika diwarna ).

Pelapisan politurdasaran dilakukan,setelah kering digosokdengan amplasno.240-400 dengandibasahi, setelahkering dibersihkandengan lap.

Pelapisan politur akhirdioleskan meratahingga mengkilap

5. Melaksanakanpekerjaan melamin

Melamin naturaltransparan

Melamin denganpewarnaantransparan

Melamin denganpewarnaan enamel

Memahami pengertianfinishing dengan melamin.

Memahami bahan-bahanuntuk finishing denganmelamin.

Mengidentifikasi peralatankerja finishing denganmelamin..

Memahami cara finishingdengan melamin naturaltransparan.

Memahami cara finishingdengan melamin pewarnaantransparan.

Memahami cara finishingdengan mela-min warnaenamel.

Memahami teknik pewarnaan

Gambar kerja danspesifikasi teknikdibaca dan dipahami

Bahan-bahan,peralatan danperlengkapanpendukung yangdiperlukan disiapkan.

Permukaan kayu yangakan dimelamindigosok denganamplas no. 80-180searah serat kayu, laludibersihkan darikotoran.

Pori-pori kayu diisidengan wood fillermeng-gunakan kape/

Testertulis

Teskreteriakinerja

(16) (28) BSE.

TeknikBangunan I

Modul Joobshe

et

Page 82: KTI -METHODE JIGSAW

72

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

langsung dan tak langsungpada finishing denganmelamin.

Mengidentifikasi danmemahami permasalahanpada pengerjaan finishingdengan melamin dan caraperbaikannya.

Memahami keselamatan kerjapada pengerjaan melamin.

Mengerjakan finishingmelamin mebel kayu denganmelamin natural transparan.

Mengerjakan finishingmelamin mebel kayu denganmelamin pewarnaantransparan.

Mengerjakan finishingmelamin mebel kayu denganmelamin natural pewarnaanenamel.

Memeriksa hasil pekerjaanfinishing melamin danmemperbaiki kekurangannya

sekerap, setelah keringdigosok dengan kertasamplas no. 150-180hing ga permukaankayu rata.

Larutan pewarna(wood stain) dikuaskanpada permukaan kayuhingga warna meratasama (jika diwarnai).

Pelapisan antar media(Melamine SandingSealer) dilakukandengan pistol semprot,setelah kering digosokdengan amplasno.240-320

Pelapisan akhir(Melamine Clear)dilakukan denganpistol semprot hinggarata mengkilap.

6. Melaksanakanpekerjaan vernis

Menyiapkanpermukaan kayuyang akan divernis.

Pengerjaan vernispermukaan kayu.

Memahami pengertian danmanfaat pelapisan vernis.

Memahami bahan dan carapembuatan vernis.

Mengidentifikasi peralatankerja untuk pelapisan vernispermukaan kayu.

Memahami cara mengerjakanpelapisan permukaan kayudengan vernis.

Memahami keselamatan kerjapada pekerjaan vernis.

Gambar kerja danspesifikasi teknikdibaca dan dipahami

Bahan vernis,peralatan danperlengkapanpendukung lainnyayang diperlukandisiapkan.

Permukaan kayu yangakan divernis digosokdengan amplas no. 80-

Testertulis

Teskreteriakinerja

(16) (32) BSE.

TeknikBangunan I

Modul Joobshe

et

Page 83: KTI -METHODE JIGSAW

73

KOMPETENSIDASAR

MATERIPEMBELAJARAN

KEGIATANPEMBELAJARAN

INDIKATOR PENILAIANALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJARTM PS PI

Menyiapkan permukaan kayuyang akan divernis denganprosedur yang benar dan hasilsesuai ketentuan.

Mengerjakan pelapisan vernispermukaan kayu denganprosedur yang benar dan hasilsesuai ketentuan spesifikasiteknik.

Memeriksa hasil pekerjaanvernis dan memperbaikikekurangannya denganprosedur yang benar danhasil sesuai ketentuan.

180 searah serat kayu,dan dibersihkan darikotoran.

Pori-pori kayu diisidengan bubur fillerdengan cara dikuasatau dioleskanmenggunakankape/sekerap, setelahkering digosok dengankertas amplas no. 240hingga permukaankayu bersih,rata,danhalus.

Pelapisan vernisdasaran dilakukansearah serat,melintang serat,, dankembali searah seratsetelah kering (2-3jam) digosok denganamplas no.320 carabasah, setelah keringdibersih-kan denganlap.

Pelapisan vernis akhirdioleskan ataudisemprotkan meratahingga mengkilap

Page 84: KTI -METHODE JIGSAW

74

LAMPIRAN : 2

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 GenengBidang Studi keahlian : Teknologi dan RekayasaProgram Studi keahlian : Teknik BangunanKompetensi Keahlian : Teknik Konstruksi KayuMata Pelajaran : Kompetensi KejuruanKelas / Semester : XII / 1Pertemuan : 1-2Jumlah Jam : 4 X 45 menitStandar Kompetensi : Melaksanakan pekerjaan finishing pekerjaan kayuKompetensi Dasar : Merencanakan kebutuhan finishing kayu

I. Indikator :1.2.3.4.5.

M Mampu menghitung luas bidang pekerjaan.Mampu menghitung keperluan bahan finishing cat.Mampu menghitung keperluan bahan finishing politur.Mampu menghitung keperluan bahan finishing melamin.Mampu menghitung keperluan bahan finishing vernis.

II. Tujuan pembelajaran :1.

2.

3.

4.

5.

Siswa dapat menghitung luas bidang pekerjaan.

Siswa dapat menghitung keperluan bahan pekerjaanfinishing cat.

Siswa dapat menghitung keperluan bahan pekerjaan

finishing politur.

Siswa dapat menghitung keperluan bahan pekerjaan

finishing melamin.

Siswa dapat menghitung keperluan bahan pekerjaan

finishing vernis

III. Materi Pembelajaran :

Merencanakan Kebutuhan Bahan Finishing Kayu

Agar pengeluaran biaya lebih efisien, kita perlu menghitung secara teliti: luas bidang

pekerjaan , banyaknya bahan -bahan yang diperlukan, dan upah. Dengan demikian, jumlah

Page 85: KTI -METHODE JIGSAW

75

anggaran biaya keseluruhan dapat diketahui. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan baga imana

menghitung luas bidang dan keperluan bahan suatu pekerjaan

A. Menghitung Luas Bidang Pekerjaan

Sebelum mengerjakan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang optimal, terlebih dahulu

perlu dihitung luas permukaan perabot rumah atau bagian konstruksi yang akan dikerjakan.

Selain itu, kita harus mengetahui secara persis berdasarkan perhitungan bahan -bahan

finishing yang harus disiapkan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan, serta alat -alat yang

harus disiapkan untuk melaksanakan peke rjaan finishing. Untuk lebih kongkritnya diambil

contoh suatu meja kecil sederhana yang akan difinishing . Ukuran dan bentuk meja kecil

seperti gambar 1, sedangkan luas bidang selimut dihitung seperti pada tabel berikut.

Luas Bidang Tiap Bagian

No. Luas tiap bidang selimut (cm2) Luas (cm2)1 70 x 45 31502 2 x 2 x 45 1803 2 x 2 x 70 2804 2 x 8 x 37 5925 2 x 8 x 62 9926 16 x 2 x 4 1287 2 x2 x29 1168 2 x 2 x 54 216

9 16(ଷାସ

ଶx20 ) 1120

Jumlah total 6774 cm2

Jumlah luas bidang yang akan 0,6774 m2

Page 86: KTI -METHODE JIGSAW

76

difinishing

B. Menghitung Keperluan Bahan Pekerjaan Finishing

1. Keperluan bahan pekerjaan finishing catKeperluan bahan pekerjaan cat untuk tiap I m2 dengan tiga kalipengecatan serta menggosok dan mendempul sebagai berikut:

a. Bahan

0,425 Kg cat kayu merek EMCO 0,057 L minyak cat 0,080 Kg dempul merek Altex 0,040 Kg plamur 0,25 Lbr ampelas

b. Upah:

0,340 HOK tukang cat 0,034 HOK kepala tukang cat 0,2 HOK pekerja 0,01 HOK mandor

2. Keperluan bahan pekerjaan finishing politur

Keperluan bahan pekerjaan politur dihitung untuk tiap 1 m2 permukaan bidang

perabot rumah, atau bagian dari konstruksi kayu yang akan dipolitur dengan

satu kali politur sebagai berikut:

a. Bahan

0,0166 Kg sirlak 0,33 L liter spiritus

0,20 Kg plamur

0,22 Lbr ampelas

b. Upah

0,50 HOK tukang politur

Dengan catatan:

a. Koefisien di atas untuk satu kali tahap merata.

b. Untuk dua kali tahapan, koefisien dikalikan dua.c. Untuk tiga kali dan kualitas bagus, koefisien dikalikan tiga.

Page 87: KTI -METHODE JIGSAW

77

3. Keperluan bahan pekerjaan finishing melamin

Keperluan bahan pekerjaan melamin dihitung untuk tiap 1 m2 permukaan

bidang perabot rumah, atau bagian dari konstruksi kayu yang akan dimelamin

dengan satu kali melamin sebagai berikut:

a. Bahan

0.150 Lt Melamin ML 131

0.017 Lt Hardiner MH 2

0.240 Lt Thiner MT 03

0.160 Lt Woodfiller

0.075 Lt Melamin Sending Sealer MSS

0.220 Lb Amplas

b. Upah

0,50 HOK tukang melamin

Dengan catatan:

- Koefisien di atas untuk satu kali tahap merata.- Untuk dua kali tahapan, koefisien dikalikan dua.- Untuk tiga kali dan kualitas bagus, koefisien dikalikan tiga

4. Keperluan bahan pekerjaan finishing vernis

Keperluan bahan pekerjaan vernis dihitung untuk tiap 1 m2 permukaan bidang

perabot rumah, atau bagian dari konstruksi kayu yang akan divernis dengan

satu kali vernis sebagai berikut:

a. Bahan

0.150 Lt Vernis

0.017 Lt Hardiner MH 2

0.240 Lt Thiner MT 03

0.160 Lt Woodfiller

0.075 Lt Vernis Sending Sealer MSS

0.220 Lb Amplas

b. Upah

0,50 HOK tukang vernis

Dengan catatan:

a. Koefisien di atas untuk satu kali tahap merata.

b. Untuk dua kali tahapan, koefisien dikalikan dua.

c. Untuk tiga kali dan kualitas bagus, koefisien dikalikan tiga

Page 88: KTI -METHODE JIGSAW

78

IV. Alokasi Waktu : 180 menit

V. Metode Pembelajaran : Kooperatif model jigsaw

VI. Kegiatan PembelajaranA. Pendahuluan ( 10’ )Fase 1 ( 10’ )

Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensiMerencanakan kebutuhan finishing kayu.

Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensiMerencanakan kebutuhan finishing kayu.

Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akanada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.

Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luaspermukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.

Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luaspermukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu,yang ditampilkan oleh guru.

B. Inti ( 150’ )Fase 2 ( 20’ )

Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materipelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishingkayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang caramenghitung luas permukaan sebuah bidang.

Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alatdan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembalipelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaansebuah bidang.

Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentangcara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaanbidang sebuah meja yang akan difinishing.

Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luaspermukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah mejayang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang sebuahmeja yang akan difinishing tidak jauh beda dengan menghitungluas permukaan bidang.

Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan danupah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Page 89: KTI -METHODE JIGSAW

79

Fase 3 ( 10’ )

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok. Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 4 ( 110’ )

a.

b.

c.

Membaca, menelaah, menginterpetasi ( 20’ )

Guru membagi materi/ modul Siswa menerima materi/modul dari guru

Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materitentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaituTopik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan.Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing cat.Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishingpolitur.Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishingmelamin.Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishingvernis.

Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing. Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada temankelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli ( 30’ )

Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahlimasing-masing.

Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli sesuaikeahlian masing-masing.

Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing.

Diskusi kelompok asal ( 40’ )

Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompokasalnya masing-masing.

Page 90: KTI -METHODE JIGSAW

d.

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjela

kepada teman kelompok asal. Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru ( 20’ ).

Guru memimpin diskusi kelas. Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiappendapat.

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

C. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru memberikan tugas akhir. Siswa menerima tugas

VII. PenilaianJenis Tes

Bentuk Tes

VIII. Sumber, Alat dan MediaA. Sumber

1.2.

Teknik konst. Kayu Direktorat PSMKModul

B. Alat/Media1.2.

Alat TulisAlat Peraga

Mengetahui:Kepala SMKN 1 GENENG

Drs. ISBULLAH, M.M.PdNip. 19520724 198103 1 009

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masingGuru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelakepada teman kelompok asal.Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada temankelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru ( 20’ ).

Guru memimpin diskusi kelas.Siswa mengikuti diskusi kelas

Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikanpendapat.Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

( 30’ )

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Guru memberikan tugas akhir.Siswa menerima tugas

: Tes tulis

: Uraian

Sumber, Alat dan Media :

Teknik konst. Kayu Direktorat PSMK

:Alat TulisAlat Peraga

Nip. 19520724 198103 1 009

Ngawi, Juli 2010Guru Mata Pelajaran

Drs. ICHSAN, M.M.PdNip. 19670709 200501 1 005

80

Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-masing.Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan tugasnya

Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

kelompok untuk memberikan

Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

Ngawi, Juli 2010Guru Mata Pelajaran

Drs. ICHSAN, M.M.PdNip. 19670709 200501 1 005

Page 91: KTI -METHODE JIGSAW

81

Instrumen penilaian :

a. Soal :1. Hitunglah luas bidang selimut sebuah meja seperti gambar di bawah ini !

2. Hitunglah keperluan bahan pekerjaan finishing cat untuk 1,25 m2

permukaan bidang perabot rumah dalam 2 x sapuan!

3. Hitunglah keperluan bahan pekerjaan finishing politur untuk 1,25 m2

permukaan bidang perabot rumah dalam 3 x sapuan!

4. Hitunglah keperluan bahan pekerjaan finishing melamin untuk 1.25 m2

permukaan bidang perabot rumah dalam 1 x sapuan!

5. Hitunglah keperluan bahan pekerjaan finishing vernis untuk 1,25 m2

permukaan bidang perabot rumah dalam 2 x sapuan!

Page 92: KTI -METHODE JIGSAW

82

b. Penskoran/Kriteria Penilain:

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor1.

2.

Bahan yangdigunakan

Hitungan yangdilakukan

Mendata bahan yangdigunakan dengan tepatMendata bahan yangdigunakan ada 1 kesalahanMendata bahan yangdigunakan ada 2 kesalahan.Mendata bahan yangdigunakan ada 3 kesalahan.

Menghitung dengan tepat

Menghitung ada kesalahansedikit

Menghitung banyaksalahnya

Menghitung semua jawabansalah

c. Kunci Jawaban:

1. Luas bidang pekerjaan

No. Luas tiap bidang selimut (cm2) Luas (cm2)1 60 x 100 60002 2 x 2 x 100 4003 2 x 1 x 60 1204 2 x 2 x 60 2405 4 x 2 x 71 5686 3 x 60 x 71 127807 53 x 52 2756

8 64 x 58 37129 64 x 58 371210 (68 x 6) + (54 x 10) 94811 (8 x 100) + (6 x 8) 84812 40 x 53 2120

Jumlah total 34204 cm2

Jumlah luas bidang yang akan difinishing 3,4204 m2

Page 93: KTI -METHODE JIGSAW

83

2. Keperluan bahan pekerjaan finishing cat untuk 1,25

m2 permukaan bidang perabot rumah dalam 2 x sapuan!

Bahan

No koefisien volume sapuan jumlah Jenis bahan1 0.425 1.25 m2 2 1.06 Kg cat kayu merek EMCO2 0.057 1.25 m2 2 0.14 L minyak cat3 0.080 1.25 m2 2 0.20 Kg dempul merek Altex4 0.040 1.25 m2 2 0.10 Kg plamur5 0.25 1.25 m2 2 0.63 Lbr ampelas

Upah:No koefisien volume sapuan jumlah Jenis upah1 0.34 1.25 m2 2 0.85 HOK tukang cat2 0.034 1.25 m2 2 0.09 HOK kepala tukang cat3 0.2 1.25 m2 2 0.50 HOK pekerja4 0.01 1.25 m2 2 0.03 HOK mandor

3. Keperluan bahan pekerjaan finishing politur untuk

1,25 m2 permukaan bidang perabot rumah dalam 3 x

sapuan!

Bahan

No koefisien volume sapuan jumlah Jenis bahan1 0.0166 1.25 m2 3 0.06 Kg sirlak2 0.33 1.25 m2 3 1.24 L liter spiritus

3 0.20 1.25 m2 3 0.75 Kg plamur

4 0.22 1.25 m2 3 0.83 Lbr ampelasUpah:

No koefisien volume sapuan jumlah Jenis upah1 0.5 1.25 m2 3 1.88 HOK tukang politur

4. Keperluan bahan pekerjaan finishing melamin untuk

1.25 m2 permukaan bidang perabot rumah dalam 1 x

sapuan!

Page 94: KTI -METHODE JIGSAW

84

Bahan

No koefisien volume sapuan jumlah Jenis bahan

1 0.150 1.25 m2 1 0.19 Ltr Melamin ML 131

2 0.017 1.25 m2 1 0.02 Ltr Hardiner MH 2

3 0.240 1.25 m2 1 0.30 Ltr Thiner MT 03

4 0.160 1.25 m2 1 0.20 Ltr Woodfiller

5 0.075 1.25 m2 1 0.09 Ltr Melamin Sending Sealer MSS

6 0.220 1.25 m2 1 0.275 Lbr Amplas

Upah:No koefisien volume sapuan jumlah Jenis upah1 0.5 1.25 m2 1 0.63 HOK Tukang melamin

5. Keperluan bahan pekerjaan finishing vernis untuk

1,25 m2 permukaan bidang perabot rumah dalam 2 x

sapuan!

Bahan

No koefisien volume sapuan jumlah Jenis bahan

1 0.150 1.25 m2 2 0.38 Ltr Vernis

2 0.017 1.25 m2 2 0.04 Ltr Hardiner MH 2

3 0.240 1.25 m2 2 0.60 Ltr Thiner MT 03

4 0.160 1.25 m2 2 0.40 Ltr Woodfiller

5 0.075 1.25 m2 2 0.19 Ltr Vernis Sending Sealer MSS

6 0.220 1.25 m2 2 0.55 Lbr Amplas

Upah:No koefisien volume sapuan jumlah Jenis upah1 0.5 1.25 m2 2 1.25 HOK Tukang vernis

Page 95: KTI -METHODE JIGSAW

85

LAMPIRAN: 3

PENDAHULUAN

MEMBAGI MATERI

Page 96: KTI -METHODE JIGSAW

86

DISKUSI AHLI

DISKUSI KELOMPOK

Page 97: KTI -METHODE JIGSAW

87

MEMPRESENTASIKAN

MENANGGAPI HASIL PRESENTASI

Page 98: KTI -METHODE JIGSAW

88

PENGHARGAANKELOMPOK TERBAIK

PENGHARGAANINDIVIDU TERBAIK