Upload
indra-west
View
274
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Strategi pemilihan lokasi fasilitas Indsutri
Citation preview
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 1
STRATEGI PEMILIHAN
LOKASI FASILITAS INDUSTRI
Oleh :
Indra Masrul (1253 0128)
Semester IV
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya
2014
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang
Strategi Pemilihan Lokasi Fasilitas Industri mata kuliah Manajemen
Operasional.
Makalah ini berisi beberapa informasi penjelasan tentang cara
menentukan lokasi industri yang kami harapkan dapat memberikan informasi
kepada para pembaca tentang pemilihan lokasi industri yang baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIE
Swadaya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 3
DAFTAR ISI
COVER.. ............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.. ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I PEMBAHASAN
1.1 Pendahuluan .................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan....................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5 Materi Penetuan Lokasi Fasilitas Industri ..................................... 6
BAB II PENDAPAT PENULIS
2.1 Pendapat Terhadap Materi Yang Disajikan ................................... 17
2.2 Perbandingan Dengan Tempat Bekerja ......................................... 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 21
3.2 Saran .............................................................................................. 21
3.3 Pendapat Tentang Mata Kuliah Manajemen Operasional ............. 21
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 4
BAB 1
PEMBAHASAN
1.1 PENDAHULUAN
Proses industrialisasi secara teknis mutlak harus memiliki tiga dimensi,
yaitu bahan mentah, pabrik dengan segala perangkatnya, dan pangsa pasar.
Dengan berorientasi ketiga dimensi tersebut maka dibutuhkan lokasi industri
untuk mengkorelasikan ketiganya. Suatu perindustrian berhasil apabila dapat
menyeimbangkan ketiga dimensi tersebut dengan lokasi indutri. Itulah sebabnya
mengapa para pakar memikirkan/membuat teori lokasi industri.
Adanya persaingan dalam dunia industri mengakibatkan faktor-faktor
lokasi dapat mejadi hal yang penting. Pemilihan lokasi berarti menghindari
sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan
paling banyak faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan
beban biaya (investasi dan operasional) jangka pendekmaupun jangka panjang,
dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Dewasa ini, dibutuhkan suatu kejelian dalam menentukan lokasi industri
supaya dapat meminimalkan ketimpangan teknis selanjutnya. Tidak jarang terjadi
adanya perusahaan membuat kesalahan-kesalahan dalam pemilihan lokasi dan
tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Sebagai contohnya yang pertama, suatu
perusahaan memilih lokasi dimana tenaga kerja sulit didapat. Enam bulan setelah
ditempati perusahaan menghadapi masalah tenaga kerja. Kedua, perusahaan lain
membeli tanah untuk lokasi pabriknya sangat murah, tetapi kemudian disadari
kondisi tanahnya sangat jelek sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya
yang sangat besar untuk membangun pondasinya. Ketiga, perusahaan memilih
belokasi dikawasan industri jauh diluar kota, padahal produk perusahaan harus
cepat sampai ketangan konsumen, maka perusahaan harus cepat sampai ketangan
konsumen, maka perusahaan harus harus membayar biaya distribusi yang sangat
besar. Keempat, lokasi suatu perusahaan tidak memungkinkan pembuangan
limbahnya, masyarakat menuntut perusahaan pinah dan sebagainya.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 5
Tanpa perencenaan lokasi yang tepat, perusahaan dapat tergelincir
kedalam perangkap-perangkap tersebut. Akibatnya perusahaan akan beroperasi
dengan tidak efisien dan efektif. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan perlu
lebih berhati-hati dan melakukan analisa-analisa lebih baik, agar kesalahan-
kesalahan yang mungkin dibuat dapat diperkecil atau bahkan dihilangakan sama
sekali.
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
masing-masing perusahaan adalah berbeda-beda. Alasan utama terjadinya
perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-
masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu persoalan individual. Hal ini
sering disebut pendekatan situasional atau contigency utuk pembuatan keputusan
bila dinyatakan secara sederhana, semuanya begantung.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah, diantaranya :
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan lokasi usaha
2. Bagaimana mengembangkan model pemilihan lokasi usaha untuk kegiatan
usaha sehingga lokasi yang dipilih optimal dan secara ekonomi
menguntungkan.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Makalah ini dibentuk untuk memberikan gambaran kepada pembaca
tentang dunia usaha dan tahap-tahap dalam menentukan sebuah lokasi pabrik.
Makalah ini juga bertujuan memberi wawasan dan pengetahuan yang lebih
tentang tahap-tahap menentukan lokasi pabrik baru yang ingin dijalankan.
Aplikasi model penentuan lokasi pabrik dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan penentuan lokasi sehingga secara ekonomi
menguntungkan dan layak diimplementasikan.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 6
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Konsep pemilihan lokasi diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kemudahan kepada para investor dan manajer dalam membuat keputusan terkait
dengan kebijakan pemilihan lokasi untuk kegiatan suatu usaha. Mencegah
terjadinya berbagai masalah terkait dengan pemilihan lokasi sehingga kegagalan
investasi yang disebabkan karena permasalah lokasi dapat dihindari. Membantu
mengetahui potensi dan kelemahan suatu lokasi untuk kegiatan usaha untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu usaha.
1.5 MATERI PENENTUAN LOKASI FASILITAS INDUSTRI
Menurut Ir. Agung Wahyudi B., MM (Universitas Mercu Buana) :
PENENTUAN LOKASI FASILITAS-FASILITAS PRODUKSI
Organisasi-organisasi (perusahaan) secara terus menerus membangun
berbagai fasilitas baru dan memperluas yang sudah ada.
Kegiatan : libatkan sejumlah investasi dalam konstruksi dan peralatan atau mesin
dengan biaya yang sangat besar.
Penempatan fasilitas-fasilitas yang baik akan membantu organisasi untuk
meminimumkan biaya-biaya.
Pemilihan lokasi hindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif
dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.
Lokasi yang tepat minimumkan “beban” biaya (investasi dan
operasional) jangka pendek maupun jangka panjang,
ini akan meningkatkan “daya saing” perusahaan.
BERBAGAI PERANGKAP DALAM PEMILIHAN LOKASI
1. Perusahaan memilih lokasi dimana tenaga kerja sulit didapat, 6
bulan setelah pindah akan hadapi masalah tenaga kerja.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 7
2. Membeli tanah untuk pabriknya dengan harga sangat murah, tapi
kondisi tanahnya sangat jelek sehingga perusahaan harus keluar
biaya yang sangat besar untuk membangun fondasinya.
3. Perusahaan pilih lokasi dikawasan industri jauh diluar kota, padahal
produk harus cepat sampai ke tangan konsumen maka
perusahaan harus membayar biaya distribusi yang sangat besar.
4. Lokasi suatu perusahaan tidak memungkinkan pembuangan limbahnya
masyarakat menuntut perusahaan pindah.
FAKTOR-FAKTOR PENGARUH DALAM PEMILIHAN LOKASI
Alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya
kebutuhan masing-masing perusahaan.
1. Lingkungan Masyarakat. kesediaan masyarakat suatu daerah
menerima segala konsekuensi, konsekuensi positif maupun negatif
didirikannya suatu pabrik syarat penting. Perlu perhatikan nilai-
nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan berlokasi, karena
pabrik-pabrik sering memproduksi limbah.
2. Kedekatan dengan pasar. Dekat dengan pasar akan membuat
perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para
pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi.
3. Tenaga kerja. Dimanapun lokasi harus punya tenaga kerja, karena
itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar.
Penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku,
serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja
yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier. Bila bahan mentah
berat dan susut cukup besar dalam proses produksi lebih baik
berlokasi dekat bahan mentah, misal pabrik semen, kayu, kertas dan
baja. Kemudian Bila bahan mentah lekas rusak (Perusahaan pertanian) ,
seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat bahan
mentah. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 8
(supplier) pelayanan supplier yang lebih baik & menghemat biaya
pengadaan bahan.
5. Fasilitas dan biaya transportasi. Trasportasi baik lewat darat, udara
dan air lancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran
produk perusahaan. Perusahaan computer yang biaya tranportasinya
hanya 1 atau 2% dari total biaya, tidak menjadi masalah dimanapun
lokasi perusahaan berada dibanding bagi perusahaan semen. Biaya
transportasi tidak dapat dihilangkan dimanapun perusahaan berlokasi,
karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah
ke pemakai bahan akhir.
6. Sumber daya-sumberdaya (alam) lainnya. Pabrik kertas, baja, karet,
kulit, gula, tenun, pemrosesan makanan, alumunium dan sebagainya
butuh : air dalam jumlah yang besar. perlu diperhatikan tersedianya
sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi.
Perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi :
a. harga tanah,
b. dominasi masyarakat,
c. peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi,
d. kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan
maupun pesaing,
e. tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi,
f. cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan
tentang lingkungan hidup.
Lokasi Pinggiran Kota dan Kota Kecil
Dikota kecil sedikit lebih murah dibanding dalam kota. Hubungan
dengan karyawan sering lebih baik dikota-kota kecil, karena kurang dipengaruhi
masalah-masalah tenaga kerja perusahaan-perusahaan lain.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 9
PEMBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF LOKASI
Metoda sederhana yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pemilihan diantara alternatif-alternatif lokasi adalah dengan membentuk sebuah
“tim” para pembuat keputusan yang bertugas mengevaluasi setiap lokasi atas
dasar sejumlah faktor keinginan relatif.
Contoh, anggap berbagai lokasi sedang dipertimbangkan atas dasar lima
faktor, alternatif lokasi (nilai 1 sampai dengan 10). Berapa nilai ini kemudian
dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan. Tabel 3-1 menunjukkan
penilaian gabungan sebuah perusahaan untuk lokasi Yogyakarta, Jakarta dan
Surabaya.
Tabel 3-1
Alternatif
lokasi
Pasar
potensial
Biaya
Tenaga
Kerja
Tersedianya
air
Biaya
Bahan
Mentah
Pajak
Yogyakarta 2 3 5 4 3
Jakarta 5 3 1 4 2
Surabaya 3 4 4 2 5
Ket : Nilai 1 – 10
Kenyataannya, dalam analisa ini perusahaan memutuskan untuk mempergunakan
bobot, :
pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan
mentah 10%, dan pajak 10%. Kemudian penilaian dalam tabel 3-1 dikalikan
dengan bobot, menghasilkan angka-angka dalam tabel 3-2.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 10
Tabel 3-2
Alternatif
lokasi
Pasar
potensial
Biaya
Tenaga
Kerja
Tersedianya
air
Biaya
Bahan
Mentah
Pajak Total
Yogyakarta 60 60 150 40 30 340
Jakarta 150 60 30 40 20 300
Surabaya 90 80 120 20 50 360
Pendekatan ini sering disebut metoda “Delphi”.
Tabel 3-3
Jenis biaya
(dalam ribuan rupiah) A B C D
Tenaga kerja (per unit) Rp 0,75 Rp 1.10 Rp 0,80 Rp 0,90
Biaya konstruksi pabrik 4.600.000 3.900.000 4.000.000 4.800.000
Material dan Peralatan *
(per unit) 0,43 0,60 0,40 0,55
Listrik (per tahun) 30.000 26.000 30.000 28.000
Air (pertahun) 7.000 6.000 7.000 7.000
Transportasi (per unit) 0,02 0,10 0,10 0,05
Pajak (pertahun) 33.000 28.000 63.000 35.000
* Biaya ini termasuk biaya depresiasi, tapi tidak termasuk biaya bunga.
Penyelesaian :
Langkah pertama adalah menghitung biaya tetap total selama satu tahun
untuk keempat lokasi alternatif (lihat tabel 3-4)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 11
Tabel 3-4
Biaya-biaya tetap
(dalam ribuan rupiah) A B C D
10% investasi Rp 460.000 Rp 390.000 Rp 400.000 Rp 480.000
Listrik Rp 30.000 Rp 26.000 Rp 30.000 Rp 28.000
Air Rp 7.000 Rp 6.000 Rp 7.000 Rp 7.000
Pajak Rp 33.000 Rp 28.000 Rp 63.000 Rp 35.000
Total Rp 530.000 Rp 450.000 Rp 500.000 Rp 550.00
Sedangkan biaya variabel per unit untuk masing-masing keempat lokasi
alternatif, seperti terlihat dalam tabel 3-5.
Tabel 3-5
Biaya-biaya variabel
(dalam ribuan rupiah) A B C D
Tenaga kerja Rp 0,75 Rp 1,10 Rp 0,80 Rp 0,90
Material dan peralatan 0,42 0,60 0,40 0,55
Transportasi 0,02 0,10 0,10 0.05
Total Rp 1,20 Rp 1,80 Rp 1,30 Rp 1,50
Data biaya tetap dan variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk
persamaan biaya total setiap lokasi alternatif sebagai berikut :
A = Rp 530.000.000,- + (RP 1.200,-) X
B = Rp 450.000.000,- + (Rp 1.800,-) X
C = Rp 500.000.000,- + (RP 1.300,-) X
D = Rp 550.000.000,- + (Rp 1.500,-) X
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 12
Gambar 3-1. Analisis biaya dalam penentuan lokasi
Dari grafik, dapat disimpulkan bahwa bila kapasitas atau volume produksi
dibawah 100.000 unit, sebaiknya pabrik didirikan di lokasi B. Sedangkan bila
volume produksi di atas 100.000 unit, pabrik sebaiknya didirikan di lokasi C.
Pada volume produksi sama dengan 100.000 unit, lokasi C dan B mempunyai
biaya total yang sama.
ANALISA DAN METODE PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI (PABRIK)
Fasilitas produksi sesuatu yang dibangun, diadakan atau diinvestasikan
guna, melaksanakan aktivitas produksi.
Proses perancangan pabrik (plant design) dg alasan : sbb :
Fasilitas produksi butuh sejumlah besar modal/ capital harus
diinvestasikan dalam jangka panjang serta kondisi yang penuh resiko.
Fasilitas produksi memberi batasan dan kerangka kerja dari sistem
produksi.
Pada saat beroperasi dalam yang sangat sulit dan mahal, lokasi pabrik
harus dirubah atau dipindahkan bilalokasi yang ditetapkan dianggap
tidak cocok/layak.
Lokasi pabrik akan memiliki unsur strategi memperkuat posisi
bersaing terutama didalam rangka penguasaan wilayah pemasaran.
Dasar-Dasar Pemilihan Lokasi Pabrik
Ikut mengambil peranan didalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu :
a. Lokasi dikota besar (city location)
1. Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar.
2. Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang
umumnya hanya terdapat dikota besar seperti listrik, gas,, dan lain-
lain.
3. Kontak dengan pemasok dekat dan cepat.
4. Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 13
b. Lokasi dipinggir kota (sub-urban location)
1. Semi-skilled atau female labour mudah diperoleh.
2. Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak dikota
besar.
3. Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik.
4. Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak
timbul.
c. Lokasi jauh diluar kota (country location)
1. Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang
maupun rencana ekspansi yang akan datang.
2. Pajak terendah lebih dikehendaki.
3. Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki.
4. Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan.
5. Baik untuk proses manufacturing produk-produk yang berbahaya.
Pemilihan Alternatif Lokasi Pabrik dengan Metoda Analisa Transportasi
Programa Linier (The Least Cost Assignment)
Aplikasi metoda transportasi programa linier pada dasarnya bisa juga
ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan/penentuan alternatif
lokasi pabrik. Disini formulasi transportasi programa linier dipergunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke wilayah pemasaran
(atau lokasi suplai material) tertentu. Selanjutnya total cost bisa dihitung,
berbagai alternatif lokasi dicoba dan dievaluasi. Keputusan diambil untuk lokasi
yang memberikan total cost yang terkecil. Ada berbagai metoda didalam
penyelesaian masalah transportasi yang mana untuk sementara ini akan
diperkenalkan metoda heuritics atau the least cost assignment routine method.
Metoda-metoda yang lain akan dibahas didalam permasalahan programa linier
(operation research) secara khusus didalam permasalahan programa linier
(operation research) secara khusus.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 14
Metoda heuristic seperti halnya dengan metoda transportasi lainnya
bertujuan untuk meminimumkan total cost untuk alokasi/distribusi sulpai produk
pada setiap lokasi tujuan. Dengan memperhatikan struktur biaya
transportasi/distribusi (dalam hal tertentu bisa juga biaya produksi digabungkan)
yang ada, maka alokasi suplai dari masing-masing sumber untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing lokasi tujuan diprioritaskan berturut-turut sesuai
dengan struktur biaya yang terkecil sehingga diharapkan pada akhirnya akan
diperoleh total biaya transportasi yang terkecil. Metoda heuristics ini meskipun
sederhana, cepat/mudah dan selalu dimulai dengan biaya terkecil tetapi tidaklah
memberi jaminan bahwa hasil akhirnya akan optimal. Untuk itu masih perlu
diikuti dengan langkah optimalisasi lebih lanjut. Berikut contoh persoalan
pemakaian metoda transportasi (heuristic) guna memilih alternatif lokasi yang
paling feasible.
PT. MOHON ORDER adalah sebuah perusahaan PMDN yang bergerak
dalam industri makanan ternak dan sekarang ini telah memiliki dua buah lokasi
pabrik yang berada dikota P1 dan P2. Pabrik-pabrik tersebut didirikan guna
mensuplai 5 (lima) wilayah pemasaran yang berada di kota M1,M2,M3,M4 dan
M5. Data yang berkaitan dengan kapasitas produksi (tons/minggu), biaya
produksi serta distribusi/transportasi (Rp.per kg), dan ramalan kebutuhan
(demand) untuk masing-masing wilayah pemasaran (tons/minggu) bisa dilihat
dalam tabel berikut:
Ke
Dari M1 M2 M3 M4 M5
Kapasitas
(tons/minggu)
Biaya
(Rp/Kg)
P1 5,- 3,- 2,- 3,- 2,- 7.000 75
P2 6,5 5,- 3,5 1,5 0,2 5.500 70
Ramalan
Demans
(tons/minggu)
5.000 6.000 4.000 7.000 3.000
12.500
25.000
Untuk menutupi kekurangan suplai (12.500 tons/minggu) dikarenakan
demand sebesar 25.000 tons/minggu yang masih belum bisa dipenuhi, maka
manajemen memutuskan untuk membangun sebuah pabrik baru dengan kapasitas
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 15
sebesar 12.500 tons/minggu. Disini alternatif lokasi yang bisa diusulkan adalah
NPx atau Npy, dimana data biaya produksi (Rp/kg) dan distribusi (Rp/kg) sebagai
berikut.
Ke
Dari M1 M2 M3 M4 M5
Kapasitas
(tons/minggu)
Biaya
(Rp/Kg)
NPx 1,5 0,5 1,8 6,5 5,- 12.500 70,-
NPy 3,8 5,- 8,- 7,5 8,- 12.500 67,-
Berdasarkan data tersebut di atsa maka pertama kali yang harus dilakukan
adalah menggabungkan elemen biaya berproduksi (Rp/kg) dan biaya transportasi
atau distribusi (Rp/kg) untuk masing-masing lokasi pabrik dan ke tujuan wilayah
pemasarannya. Dengan melaksanakan analisa secara terpisah yaitu untuk
alternatif lokasi NPx dan lokasi Npy maka kita akan bisa mengalokasikan
distribusi ke setiap wilayah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas masing-
masing pabrik yang ada. Analisa dilaksanakan dengan mengalokasikan
semaksimal mungkin demand pada unit biaya produksi dan distribusi yang
terendah secara berurutan Berikut solusi problem transportasi untuk alternatif
lokasi NPx:
Ke
Dari M1 M2 M3 M4 M5
Kapasitas
(tons/minggu)
P1
80,- 78,- 77,-
(6)
2.500
78,-
(7)
4.500
77,-
7.000
P2
76,5 75,0 73,5 71,5
(4)
2.500
70,2
(1)
3.000
5.500
NPx
71,5
(3)
5.000
70,5
(2)
6.000
71,8
(5)
1.500
76,5 75,-
12.500
Ramalan
Demans
(tons/minggu)
5.000
6.000
4.000
7.000
3.000
25.000
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 16
Total biaya dari penyelesaian masalah ini (bilamana alternatif lokasi
pabrik baru dipilih NPx) adalah:
[3.000 (70,2) + 6.000 (70,5) + 5.000 (71,5) + 2.500 (71,5) + 1.500 (7,8) + 2.500
(77,-) + 4.500 (78,-)] x 1.000 = Rp. 1.821.050.000,-
Dengan cara yang sama kemudian kita lakukan analisa untuk alternatif
lokasi Npy, sebagai berikut:
Ke
Dari M1 M2 M3 M4 M5
Kapasitas
(tons/minggu)
P1
80,- 78,- 77,-
(6)
4.000
78,-
(7)
3.000
77,-
7.000
P2
76,5 75,0 73,5 71,5
(3)
2.500
70,2
(1)
3.000
5.500
NPx
70,8
(2)
5.000
72,-
(4)
6.000
75,-
74,5
(5)
1.500
75,-
12.500
Ramalan
Demans
(tons/minggu)
5.000
6.000
4.000
7.000
3.000 25.000
Total biaya untuk alternatif lokasi Npy (yang dalam hal ini juga masih
belum tentu optimal) adalah:
[3.000 (70,2) + 5.000 (70,8) + 2.500 (71,5) + 6.000 (72,-) + 1.500 (74,5) + 4.000
(77,-) + 3.000 (78,-)] x 1.000 = Rp. 1.829.100.000,-
Dengan membandingkan total biaya tersebut diatas maka tampak bahwa
total biaya NPx lebih kecil dari total biaya Npy. Kesimpulan yang bisa diambil
disini adalah lebih baik kita memilih lokasi untuk pabrik baru di NPx karena akan
memberikan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasiNPy.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 17
BAB 2
PENDAPAT PENULIS
2.1 PENDAPAT TERHADAP MATERI YANG DISAJIKAN
Materi yang disampaikan dalam makalah ini sudah bisa dijadikan acuan
atau dasar untuk menentukan lokasi usaha yang tepat sesuai dengan bidang
usahanya.
Lokasi yang baik dapat menunjang efesiensi dan efektivitas suatu pabrik
atau perusahaan industri. Banyak sekali variable yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan lokasi suatu pabrik atau perusahaan dengan tujuan mendapat
keuntungan ekonomis sesuai dengan tujuan perusahaan.
Penentuan lokasi yang baik dapat berakibat dan menentukan pada
lancarnya proses produksi atau kegiatan usahan perusahaan tersebut.
Sangat penting sekali untuk seorang manajemen yang akan memulai usaha
untuk menentukan lokasi usahanya tersebut dengan cermat dan teliti. Karena,
proses penentuan lokasi ini sangat menentukan sekali untuk menunjang ekonomis
dan efisiensi usaha tersebut.
2.2 PERBANDINGAN DENGAN TEMPAT BEKERJA
Perbandingan yang dilakukan adalah dengan perusahaan tempat saya
bekerja. Saya bekerja di PT. Filemon Inti Machinery alamat Jl. Kaliandra I Blok
F6 No.1 E, Delta Techno Center II Lippo Cikarang Bekasi Jawa Barat – 17550.
Dengan bidang usaha Perdagangan Besar Mesin-Mesin, Suku Cadang dan
Perlengkapannya.
Mengapa perusahaan ini berlokasi di alamat tersebut? Berikut analisa yang akan
saya berikan terhadap penentuan lokasinya.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 18
Daftar Supplier PT. Filemon Inti Machinery :
1. Chin Yih Machinery Co.,Ltd (Taiwan)
2. Taiwan Combitech Co.,Ltd (Taiwan)
3. Litz Hitech Corp Co.,Ltd (Taiwan)
4. LNS Asia SDN BHD (Malaysia)
5. Doosan Infracore Co.,Ltd (Korea)
6. Kitagawa Iron Works Co.,Ltd (Japan)
7. PT. Fanuc Indonesia (Jakarta, Indonesia), etc.
Daftar Customer PT. Filemon Inti Machinery :
1. PT. Akebono Brake Astra Indonesia (Jakarta)
2. PT. CBC Indonesia (Jakarta)
3. PT. Astra Honda Motor (Cikarang – Jakarta)
4. PT. Asian Isuzu Casting (Karawang)
5. PT. Yamaha Motor Parts Mfg Indonesia (Karawang)
6. CV. Cipta Sarana Mandiri (Tangerang)
7. PT. Buana Merdeka Jaya (Tangerang)
8. PT. Exiron (Bandung)
9. PT. Goodrich Pindad Aeronautical System Indonesia (Bandung)
10. PT. Indah Jaya Perkasa (Surabaya)
11. PT. Paragon Spesial Metal (Surabaya)
12. CV. Karya Hidup Sentosa (Yogyakarta)
13. PT. Mega Andalan Kalasan (Yogyakarta)
14. PD. Metalindo (Cirebon)
15. PT. Nobelindo (Sidoarjo)
16. PT. Pakarti Riken Indonesia (Sidoarjo)
17. PT. Petrokopindo Cipta Selaras (Gresik)
18. PT. Sanjo Brake Industri (Medan), etc.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 19
Dari data beberapa Supplier dan Customer PT. Filemon Inti Machinery tersebut.
Maka dibuat beberapa alternatif lokasi yang dapat dijadikan acuan yang nantinya
akan dipilih satu lokasi terbaik dari beberapa alternatif yang disediakan.
Alternatif lokasinya :
- Jakarta
- Cikarang
- Bandung
- Surabaya
- Medan
- Yogyakarta
Dengan kriteria bobot nilai yang digunakan mulai dari 1 hingga 10. Masing-
masing lokasi sudah diteliti dan memiliki bobot nilai sebagai berikut.
Lihat tabel 4-1 di bawah ini.
Tabel 4-1
Alternatif
Lokasi
Lokasi
Pensuplai
Barang
Pasar
Potensial
Biaya
Tenaga
Kerja
Pajak
Luas
Area
Tersedia
Trans
portasi
Jakarta 9 8 3 4 3 9
Cikarang 8 9 3 4 6 8
Bandung 6 6 7 7 8 6
Surabaya 3 5 8 8 9 3
Medan 1 3 9 8 9 2
Yogyakarta 4 3 8 8 8 4
Ket : Bobot Nilai 1 – 10
Kenyataannya, dalam analisa ini perusahaan memutuskan untuk mempergunakan
bobot :
- Lokasi Pensuplai Barang = 20%
- Pasar Potensial = 40%
- Biaya Tenaga Kerja = 5%
- Pajak = 5%
- Luas Area Tersedia = 10%
- Transportasi = 20%
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 20
Kemudian penilaian dalam Tabel 4-1 dikalikan dengan bobot, menghasilkan
angka-angka dalam Tabel 4-2.
Tabel 4-2
Alternatif
Lokasi
Lokasi
Pensuplai
Barang
Pasar
Poten
sial
Biaya
Tenaga
Kerja
Pajak
Luas
Area
Tersedia
Transp
ortasi Jumlah
Bobot 20% 40% 5% 5% 10% 20% 100%
Jakarta 1,8 3,2 0,15 0,2 0,3 1,8 7,45
Cikarang 1,6 3,6 0,15 0,2 0,6 1,6 7,75
Bandung 1,2 2,4 0,35 0,35 0,8 1,2 6,3
Surabaya 0,6 2 0,4 0,4 0,9 0,6 4,9
Medan 0,2 1,2 0,45 0,4 0,9 0,4 3,55
Yogyakarta 0,8 1,2 0,4 0,4 0,8 0,8 4,4
Kesimpulan :
Berdasarkan data dan perhitungan diatas, perusahaan sudah tepat dengan memilih
lokasi usaha di Cikarang. Karena, jumlah nilai yang paling besar memang
menunjukan Cikarang sebagai pilihan utama untuk pemilihan lokasi perusahaan
ini dengan jumlah nilai 7,75.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 21
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini, diantaranya :
- Lokasi yang baik dapat menunjang efesiensi dan efektivitas suatu pabrik
atau perusahaan. Banyak sekali variable yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi suatu pabrik dengan tujuan mendapat keuntungan
ekonomis sesuai dengan tujuan perusahaan.
- Penentuan lokasi pabrik atau perusahaan yang baik dapat berakibat pada
lancarnya proses produksi atau usaha perusahaan tersebut.
- Penting sekali bagi seorang manajemen untuk memperhatikan setiap
langkah yang dilakukan untuk menentukan lokasi perusahaan yang tepat.
3.2 SARAN
Agar proses produksi atau usaha berjalan lancar dan keuntungan ekonomis dapat
tercapai sesuai dengan tujuan ada baiknya memperhatikan aspek-aspek
pendukung agar dapat menentukan lokasi untuk mendirikan sebuah pabrik atau
perusahaan dengan tepat.
3.3 PENDAPAT MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL
Mata kuliah manajemen operasional menurut saya mata kuliah yang sangat
menarik karena banyak sekali ilmu yang di dapat dari mata kuliah ini, beberapa
hal yang saya dapat diantaranya :
1. Dapat mempelajari bagaimana orang mengorganisasikan diri untuk
membentuk suatu perusahaan yang produktif.
2. Dapat mempelajari bagaimana barang dan jasa diproduksi secara efektif.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA Indra Masrul KAMPUS CIKARANG
MANAJEMEN OPERASIONAL 22
3. Sebagai modal pengetahuan tentang apa saja yang harus dikerjakan oleh
seorang manajer operasi.
4. Bagian manajemen merupakan salah satu bagian yang paling banyak
mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi oleh karena itu manajemen
operasi perlu dipelajari dengan seksama untuk menekan biaya semaksimal
mungkin.