47
1 PENENTUAN KADAR AIR CARA PENGERINGAN Pertemuan : I ( Satu ) Hari/tanggal : Senin , 4 Maret 2014 Tujuan : Menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya metode pengeringan. Dasar teori : Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan jalan pemanasan kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Bahan : Minyak curah Alat : 1. Cawan porselin/petridish 2. Neraca analitik 4 desimal 3. Dry heat oven 4. Desikator 5. Gelas ukur Reagensia : Bahan makanan yang akan dianalisis Prosedur Kerja : 1. Timbang cawan porselin kosong pengulangan 3 5 kali.

Penentuan kadar air cara pengeringan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penentuan kadar air cara pengeringan

1

PENENTUAN KADAR AIR CARA PENGERINGAN

Pertemuan : I ( Satu )

Hari/tanggal : Senin , 4 Maret 2014

Tujuan : Menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan

dengan berbagai cara, diantaranya metode pengeringan.

Dasar teori : Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan

jalan pemanasan kemudian menimbang bahan sampai berat

konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.

Bahan : Minyak curah

Alat :

1. Cawan porselin/petridish

2. Neraca analitik 4 desimal

3. Dry heat oven

4. Desikator

5. Gelas ukur

Reagensia : Bahan makanan yang akan dianalisis

Prosedur Kerja :

1. Timbang cawan porselin kosong pengulangan 3 – 5 kali.

Page 2: Penentuan kadar air cara pengeringan

2

2. Isi cawan porselin dengan minyak goring, sebanyak 25

mL, ditimbang 3 – 5 kali

3. Data penimbangan baik kosong dan yang sudah diisi

bahan, ambil rata – rata penimbangan

4. Panaskan, di dry heat oven selama 1 jam pada suhu

105oc

5. Dinginkan dalam desikator, seelah dingin baru timbang

kembali 3 – 5 kali.

Hasil :

Penimbangan

Ke -

Berat

cawan

porselin

kosong

(gr)

Berat cawan

dan minyak

sebelum

dipanaskan

(gr)

Berat cawan

dan minyak

sesudah

dipanaskan

(gr)

1 106.0917 127.6813 127.6640

2 106.0918 127.6810 127.6625

3 106.0914 127.6817 127.6643

× 106.0916 127.6813 127.6636

Perhitungan :

1. Berat minyak = Berat minyak panas dan cawan porselin –

berat cawan kosong

127.6636 – 106.0916 = 21.5 gr

Page 3: Penentuan kadar air cara pengeringan

3

2. Berat air = Berat cawan dan minyak sebelum dipanaskan –

berat cawan dan minyak sesudah dipanaskan

127.6813 – 127.6636 = 0,0177

3. Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 100%

=0.0177

21 .5 𝑥 100%

= 0,08 %

Pembahasan : Hasil perhitungan kadar air :

NO Hasil Hasil - mean ( Hasil - mean)2

1 0.069 0.0593 0.00351649

2 0.097 0.0873 0.00762129

3 0.088 0.0783 0.00613089

4 0.086 0.0763 0.00582169

5 0.125 0.1153 0.01329409

6 0.09 0.0803 0.00644809

7 0.08 0.0703 0.00494209

8 0.08 0.0703 0.00494209

9 0.08 0.0703 0.00494209

10 0.097 0.0873 0.00762129

X 0.0097 ∑ 0.0652801

Sd = √𝛴(𝑥−𝑥)2

𝑛−1

Page 4: Penentuan kadar air cara pengeringan

4

Sd = √0.0652

10 −1

Sd = √0.0652

9

Sd = √0.0072

Sd = 0.08

Pembahasan : Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kadar minyak

yaitu 0.08% dengan distribusi penyebaran data yang

dikumpulkan yaitu 0.08 , dengan acuan dari SNI. 022 – M dan

permenkes N0. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b

maksimal 0.30 maka kadar air yang didapat pada sampel B

dalam kadar yang normal dan mutu yang baik untuk

digunakan.

Kesimpulan : Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada

sampel B mengandung air yang sedikit dilihat dari kadar air

berdasarkan SNI. 022 – M dan permenkes N0.

722/Menkes/Per/IX/88 dengan satuan % b/b maksimal 0.30.

Page 5: Penentuan kadar air cara pengeringan

5

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA

METODE KALORIMETRI

Pertemuan : II ( Dua )

Hari/tanggal : Selasa , 12 Maret 2014

Tujuan : Menentukkan kada glukosa dalam bahan makanan

mengandung gula pereduksi.

Dasar teori : Reaksi reduksi dari glukosa dengan larutan CuSo4 yang bila

dipanaskan akan terbentuk endapan merah coklat, selanjutnya

dengan penambahan Na.sitart dan tartarat membentuk

senyawa kompleks bewarna biru, yang dapat diukur dengan

spectoftometri λ 630

Bahan : Sampel makanan

Alat :

1. Labu ukur 10 mL

2. Beker gelas 100 mL

3. Penangas listrik

4. Spectofotometer

Reagensia :

1. Asam tartarat10 %

2. Na – Carbonat 10%

Page 6: Penentuan kadar air cara pengeringan

6

3. Ammonium molibdat

4. Asam sulfat pekat

5. Cupri sulfat pentahydrat

6. Na. Sitrat

7. Na.arsenit

Nelson A terdiri dari 12.5 gr Na carbonat

1. 12.5 gram garam Rochelle/K.Na Tartarat

2. 10 gram Na. Bicarbonat

3. 100 gram Na. Sulfat anhydrat dalam 350 mL

auadest

4. Campuan ini diaddkan dalam labu 500mL

Reagen Nelson B

1. 5.5 gram CuSO4.H2O, dalam 50 mL aquadest

tambah 1 mL tetes h2SO4/ auadest dipanaskan

dulu.

2. 25 ammnium molibdat dalam 450 mL aquadest

tambahkan 25 h2SO4 pekat, pada tempat lain 3

gram NaHAsO4.7H2O dalam 25 mL aquadest

kedua larutan ini dicampur, dinkubasi pada suhu

37oC selama 24 jam. Pereaksi baru daoat

digunakan setelah inkubasidan bewarna kuning.

Page 7: Penentuan kadar air cara pengeringan

7

3. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi

ammonium molibdat, kocok hingga semua

endapan Cu2O larut , add dengan aquadest

sampai batas.

4. Baca absorbansi dengan spectofotometer 540 nm.

Prosedur Kerja :

1. Larutan standar glukosa

1. 1 mg Glukosa dalam 10 mL aquadest (kons 1mg / 10

mL) dari larutan ini dibuat 5 seri larutan kerja

2. 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; dan 1.0 mg/ 10 mL aquadest, 1

tabung untuk blanko diisi dengan 1 mL aquadest

3. Kedalam masing masing labu ukur tambahkan 1 mL

pereaksi nelson panaskan diatas penangan air selama

20 menit

4. Angkat semua labu uku dari penangas air dinginkan

hingga suhu kamar

5. Tambahkan masing – masing 1 mL pereaksi

ammonium molibdat kocok hingga semua endapan

Cu2O larut add dengan aquadest sampai batas

6. Baca absorbansi dengan spectofotometer panjang

gelombang 540 nm

7. Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi

8. Perlakuan sampel

Page 8: Penentuan kadar air cara pengeringan

8

1. Larutan sampel glukosa sebelum ditambahkan

larutan Pb. Asetat saring diambil filtratnya

2. Pada filtrate yang jernih tambahkan 1 mL

pereaksi Nelson panaskan diatas penangas air

selama 20 menit.

3. Setelah dingin tambahkan 1 mL larutan

ammonium molibdat.

4. Baca absorbansi pada panjang gelombang 630 nm

5. Baca konsentrasi sampel pada kurva kalibrasi

Hasil :

UJI Hasil Uji

O.2 mL 1.681

0.4 mL 2.422

0.6 mL 3.913

Sampel 0.811

Perhitungan :

X . Kons Y. (abs) X . y X2 Y2

Page 9: Penentuan kadar air cara pengeringan

9

0.2 1.691 0.3382 0.04 2.85

0.4 2.422 0.9688 0.16 5.86

0.6 3.913 2.3478 0.36 15.31

∑ = 1.2 8.02 3.63 0.56 24.02

R = 𝑛(∈𝑥𝑦)−(∈𝑥.∈𝑦)

√[𝑚∈𝑥2−(∈𝑥)2][𝑚∈𝑦2−(∈𝑦)2]

= 3(3.63)−(1.2 .8.02)

√[3 .0.56−(1.2)2][3 (8.02)−(8.02)2]

=10.89−9.62

√[1.68−1.44][24.06−64.82]

=1.27

√[0.24][−40.26]

= 1.27

√−9,6624

= 1.27

3.10

= 0.4

b =3.363−1.2 .8.02

3 .0.56− (1.2)2

Page 10: Penentuan kadar air cara pengeringan

10

= 10.89−9,624

31.68−1.44

= 1.268

0.24

= 5. 275

A = ӯ – b . x

= 2.67 – 5.27 . 6.4

= 2.67 – 2.10

= 0.57

Pembahasan : Gula pereduksi contohnya dalah glukosa, manosa, fruktosa,

laktosa, maltosa, dan lain- lain . Metode yang dapat

diugunakan selain dalam percobaan ini adalah metod

benedict .

Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa grafik

atau kurva kalibrasi konsentrasi dan standar menunjukkan

bahwa kurva berbanding lurus , yang kemungkinan nilainya

selalu konstan . Sedangkan nilai koefisien korelasi yang

Page 11: Penentuan kadar air cara pengeringan

11

diperoleh adalah 0.4 yang menunjukkan bahwa korelasi

tidak linear.

Page 12: Penentuan kadar air cara pengeringan

12

PENENTUAN KADAR GLUKOSA

METODE BENEDICT

Pertemuan : III ( Tiga )

Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014

Tujuan : Menguji kuantitip glukosa dan semi kuantitatip glukosa.

Dasar teori : Gula reduksi dibuat dengan larutan benedict ( campuran

garam cuprisulfat, natrium sulfat , natrium karbonat) akan

terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan

bewarna merah cupro oksida.

Bahan : Glukosa

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Penjepit tabung

4. Penangas air

Reagensia :

1. Larutan standar glukosa

Timbang 100. 200, 300, 400, 500, 1000, 1500, 2000,

3000 dan 3500 dengan seksama emudian masing –

masing dilarutkan dalam 100 mL aquadest.

Page 13: Penentuan kadar air cara pengeringan

13

2. Larutan pereaksi benedict

1. CuSO4.5aq 173 gram

2. Na2CO3.)aq 100 gram

3. Na citrate 173 gram

4. Aquadest add 1000 mL

Prosedur Kerja :

1. Masukkan 5 ml reagen benedict kedlam tabung reaksi

kemudian tambahkan 8 tetes larutan standar

2. Panaskan diatas lampu Bunsen dengan menggunakan

penjepit tabung reaksi atau masukkan dalam air

mendidih/ penangas air.

3. Menilai hasil :

1. Negatip ( - ) tetap jerniha atau sedikit kehijau –

hijauan dan agak keruh.

2. Positif ( + ) atau 1 + = hijau kekuning – kuningan dan

keruh (konsentrasi) = 0.5 – 1 % glukosa

3. Positif (++) atau 2+ = Kuning keruh , konsentrasi = (

1 – 15 % glukosa )

4. Positif ( +++) atau 3+ = Jingga atau warna lumpur

keruh, konsentrasi = ( 2 – 3 %)

Page 14: Penentuan kadar air cara pengeringan

14

5. Positif ( +++++ ) atau 4+ = warna keruh , konsentrasi

= lebih dari 3.5 %

Hasil :

No Konsentrasi dalam 100 mL

aquadest

Hasil

1 100 Negative

2 200 Negative

3 300 Negative

4 400 Negatif

5 500 Negatif

6 1000 1+

7 1500 3+

8 2000 2+

9 3500 3+

Perhitungan : -

Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain

benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan

uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson

samoghy

Page 15: Penentuan kadar air cara pengeringan

15

Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi konsentrasi glukosa yang terkandung pada

suatu zat semakin jelas kandungan positif yang terlihat

Page 16: Penentuan kadar air cara pengeringan

16

UJI XANTOPROTEIN

( UJI KUALITATIF )

Pertemuan : IV ( Empat )

Hari/tanggal : Selasa , 15 April 2014

Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau

fenilalanine yang terdapat dalam protein.

Dasar teori : Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada titrasi inti

benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein

yang mengandung cincicn benzene ( tirosin, triptofan dan

fenilalanine) ditambahakan asam nitrat pekat, maka akan

terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning

sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yan terbentuk dalam

suasan basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi

jingga.

Bahan :

1. Albumin 2%

2. Gelatin 2%

3. Kasein 0.5%

4. Tirosin 2%

Alat :

1. Alat pemanas

Page 17: Penentuan kadar air cara pengeringan

17

2. Rak tabung

3. Penjepit tabung

4. Pipet tetes

Reagensia : -

Prosedur Kerja :

1. Sediakan 4 tabung yang bersih dan masing – masing, isilah

dengan larutan albumin, gelatin, kaaein dan tirosin

sebanyak 2 mL

2. Pada setiap tabung tambahkan 1 mL HNO3 pekat, dilemari

asam . perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk

3. Kemudian panaskan selama 2 menit dan amati terbentuknya

warna kuning

4. Selanjutnya dinginkan dibawah kran air lalu tamahkan NaOH

10% setets demi stetes melalui dinding tabung hingga

terbentuk lapisan

5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi

6. Reaksi positif bila pada bidang perbatasan antara protein dan

NaOH terbentuk warna jingga.

Hasil :

No Konsentrasi dalam 100 mL Hasil

Page 18: Penentuan kadar air cara pengeringan

18

aquadest

1 Albumin Positif

2 Gelatin Positif

3 Kasein Positif

4 Tirosin Positif

Perhitungan : -

Pembahasan : Uji kualitatif yang dipakai untuk uji gula pereduksi selain

benedict adalah uji molisch , uji iodium, barfoed. Sedangkan

uji kuantitatif yang digunakan adalah metode nelson

samoghy

Kesimpulan : Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa

sampel mengadung asam amino albumin, gelatin, kaein dan

tirosin.

Page 19: Penentuan kadar air cara pengeringan

19

Penentuan Sifat-Sifat Lemak Dan Minyak

(Bobot Jenis Minyak )

Pertemuan : V

Hari/tanggal : Selasa / 20 Mei 2014

Tujuan : Untuk menganalisa salah satu kelompok golongan lipida, yang daya

larutnya dalam pelarut organic(misalnya eter, benzene, kloroform),

atau ketidak larutan dalam pelarut air

Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak (bobot jenis ) ini dapat

dianalisa secara fisika dan kimia. Secara fisika kita dapat melakukan

pemeriksaan terhadap titik cair, bobot jenis dan indeks bias. Bobot

jenis merupakan perbandingan berat dari volume minyak atau lemak

pada suhu 25 oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.

Peralatan :

1. Timbangan analitik

2. Picnometer

3. Water bath

Reagensia : Aquadest dan minyak yang akan dianalisa

Cara kerja :

1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti picnometer 2

buah, water bath dan neraca alanitik

Page 20: Penentuan kadar air cara pengeringan

20

2.Timbang berat picnometer kosong yang pertama, secara seksama,

paling sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong.

3.Timbang berat picnometer kosong yang kedua, secara seksama, paling

sedikit dua kali. Catat berat picnometer kosong

4.Masukkan contoh minyak atau lemak dalam picnometer pertama

sebanyak 5 ml. Pada picnometer kedua, isi picnometer dengan

air sebanyak 5 ml.

5.Kedua tabung picnometer tersebut kemudian ditutup dan rendam

dalam water bath yang telah diisi air dan disetel pada suhu 25 o C

selama 30 menit

6.Kedua tabung tersebut keluarkan dan keringkan bagian luarnya

7.Timbang kedua picnometer kembali dalam keadaan dingin secara

bergantian, catat hasil timbang dan lakukan perhitungan.

Rumus perhitungan :

Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏

𝑐−𝑏

a = bobot picnometer dan minyak

b = bobot picnometer kosong

c = bobot picnometer dan air

Hasil :

1. Minyak

No Piknometer kosong Piknometer + minyak

Page 21: Penentuan kadar air cara pengeringan

21

1 22,0827 26,4181

2 22,0824 26,4179

3 22,0825 26,4185

4 22,0827 26,4183

5 22,0826 26,4182

�̅� 22,0825 26,4182

2. Air

No Piknometer kosong Piknometer + air

1 21,3926 26,2164

2 21,3933 26,2165

3 21,3930 26,2165

4 21,3931 26,2166

5 21,3931 26,2165

�̅� 21,3930 26,2165

Perhitungan : Berat jenis minyak = 𝑎−𝑏

𝑐−𝑏

= 26,4182−22,0825

26,2165−21,3930

Page 22: Penentuan kadar air cara pengeringan

22

= 4,3357

4,8235

= 0,8988

Kesimpulan : Setelah dilakukan pengujian praktikum pengujian berat jenis

terhadap sampel secara fisika bahwa pada sampel minyak didapatkan

berat jenis minyak sebesar 0,8988.

Page 23: Penentuan kadar air cara pengeringan

23

Penentuan Kualitas Minyak

(Angka Asam )

Pertemuan : VI

Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014

Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam

terhadap minyak tersebut.

Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara

fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya

volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas

dalam 10 gram minyak atau lemak.

Peralatan :

1. Buret 25/50 mL

2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL

3. Pipet volume 5/10 mL

Reagensia :

1. KOH 0,I N

2. Alkohol 95%

3. Indicator phenolptalein

Cara kerja :

1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.

Page 24: Penentuan kadar air cara pengeringan

24

2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.

3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10

menit.

4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.

5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna

merah jambu.

Hasil :

Hasil titrasi dengan KOH 0,7 mL

Perhitungan :

Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH

bobot contoh(gram)

= 0,7 x 0,1 x 56

5

= 0,784

Kadar asam lemak bebas%(FFA)= mL.KOH x N.KOH x BM x 100%

bobot contoh(gram)x 1000

= mL.KOH x N.KOH x BM

bobot contoh(gram) x 10

= 0,7 x 0,1 x 256

5 x 10

= 17,92

50

Page 25: Penentuan kadar air cara pengeringan

25

= 0,3584 %

Angka asam = BM KOH

BM asam bebas /10 x %FFA

= 56

256/10 x 0,3584

= 0,784

Angka asam = Faktor konversi x %FFA

Faktor untuk Oleat : 1,99

Faktor untuk Palmitat : 2,19

Faktor untuk Laurat : 2,80

Faktor untuk Linoleat : 2,01

= 2,19 x 0,3584

= 0,7848

Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel

bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,7848.

Page 26: Penentuan kadar air cara pengeringan

26

Penentuan Sifat-Sifat Minyak dan Lemak

(Angka Penyabunan )

Pertemuan : VII

Hari/tanggal : Selasa / 3 Juni 2014

Tujuan : Untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak. Minyak yang

mempunyai berat molekul kecil, mempunyai angka penyabunan

yang besar. Sebaliknya minyak yang mempunyai berat molekul

besar mempunyai angka penyabunan yang kecil.

Dasar teori : Angka penyabunan atau bilangan penyabunan adalah banyaknya

miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan lemak secara

sempurna dari 1 gram lemak atau minyak.

Peralatan :

1. Buret 25/50 mL

2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL

3. Pipet volume 5/10 mL

Reagensia :

1. KOH 0,I N

2. HCL 0,5 N

3. Alkohol 95%

4. Indicator phenolptalein

Page 27: Penentuan kadar air cara pengeringan

27

5. Minyak sebagai sampel

Cara kerja :

1. Timbang seksama minyak 5 gram, masukkan dalam erlenmeyer.

2. Tambah 50 mL KOH 0,5N alkoholik.

3. Tutup dengan pendingin, selanjutnya dididihkan sampai minyak

tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butir-

butir lemak atau minyak dalam larutan.

4. Setelah didinginkan, kemudian dititrasi dengan HCL 0,5N

menggunakan indikator phenolptalein.

5. Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat hilangnya warna merah.

6. Misalnya titrasi memerlukan (ts) mL.

7. Buat perlakuan blanko seperti perlakuan pada sampel.

8. Titrasi blanko ini menunjukkan KOH mula-mula yang digunakan

dalam reaksi penyabunan.

9. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam

lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa

sehingga terbentuk sabun.

Hasil titrasi :

Titrasi Hasil (mL)

Blanko 6

Page 28: Penentuan kadar air cara pengeringan

28

Sampel 16,5

Perhitungan :

Angka penyabunan = (tb−ts)x N.HCL x BM KOH

bobot contoh(gram)

Tb : titrasi blanko

Ts : titrasi sampel

Angka penyabunan = (6−16,5)x 0,5 x 56

5

= − 294

5

= -58,8

Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka penyabunan terhadap

sampel bahwa pada sampel minyak didapatkan angka penyabunan

sebesar -58,8.

Page 29: Penentuan kadar air cara pengeringan

29

Penentuan Kadar Minyak/Lemak

Dalam Kemiri

Pertemuan : VIII

Hari/tanggal : Selasa / 10 Juni 2014

Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak/minyak yang ada dalam buah kemiri.

Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, dengan menggunakan alat

soxlet dan kertas saring dan kapas bebas lemak.

Peralatan :

1. Alat soxlet 1 set

2. Timbangan analitik

3. Dry heat oven

4. Kertas saring pembungkus(thimble)

5. Kertas saring biasa

Reagensia :

1. Petroleum eter

2. Dietil eter

Cara kerja :

1. Timbang 15 gram kemiri, giling sampai halus.

Page 30: Penentuan kadar air cara pengeringan

30

2. Masukkan dalam cawan porselin, keringkan dalam oven 15

menit pada suhu 100oC.

3. Selanjutnya dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, ujung

atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas lemak.

4. Kemudian masukkan dalam soxlet, masukkan pelarut petroleum

eter sebanyak 60% dari volume labu didih soxlet dan lakukan

extraksi selama 1,5 jam. Perlakuan yang sama pada pelarut dietil

eter.

5. Proses ekstraksi selesai apabila pelarut/petroleum eter sudah

jernih.

6. Ekstraksi yang diperoleh ditambah dengan NaSulfat Anhydrat,

lalu saring.

7. Kemudian pelarut diuapkan dengan evaporator berputar sampai

semua pelarut habis.

8. Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus.

Hasil :

Penimbangan labu

No Sebelum ekstraksi Setelah ekstraksi

1 133,1319 200,9227

2 133,1315 200,9171

Page 31: Penentuan kadar air cara pengeringan

31

3 133,1313 200,9171

4 133,1313 200,9065

5 133,1310 200,9024

�̅� 133,1314 200,9131

Perhitungan :

Kadar Lemak = w1 −w2

w x 100%

w : bobot cuplikan dalam gram

w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram

w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram

Kadar Lemak = w1 −w2

w x 100%

= 200,9131−133,1314

15 x 100%

= 4,5187 x 100%

= 451,87%

Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada kemiri, hasil yang

didapat adalah sebesar 451,87%

Page 32: Penentuan kadar air cara pengeringan

32

Penentuan Kadar Lemak

(Metode hidrolisis Weibull )

Pertemuan : IX

Hari/tanggal : Selasa / Juni 2014

Tujuan : Untuk memeriksa kadar lemak dalam susu bubuk secara extraksi

soxlet.

Dasar teori : Extraksi lemak dengan pelarut nonpolar, setelah contoh di hidrolisis

dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.

Peralatan :

1. Alat soxlet 1 set

2. Timbangan analitik

3. Dry heat oven

4. Kertas saring pembungkus(thimble)

5. Kertas saring biasa

Reagensia :

1. HCl 25%

2. Kertas lakmus

3. N.heksan atau pelarut lainnya

Cara kerja :

Page 33: Penentuan kadar air cara pengeringan

33

1. Timbang seksama 1-2 gram contoh kedalam gelas piala/labu

erlenmeyer.

2. Tambah 30 mL HCl 25% dan 20 mL aquades, tambah beberapa

batu didih.

3. Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan 15 menit.

4. Saring dalam keadaan pana dan cuci dengan air panas hingga

tidak bereaksi asam lagi.

5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100-105oC.

6. Masukkan kedalam kertas saring pembungkus(paper thimble)

dan extrak dengan n.hexan atau pelarut lemak lainnya 2-3 jam

pada suhu lebih kurang 80oC.

7. Sulingkan larutan hexan atau pelarut lemak lainnya dan

keringkan ekstrak lemak pada suhu 100-105 oC.

8. Dinginkan dan timbang.

9. Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.

Hasil :

Penimbangan labu A

Sebelum ekstraksi

(kosong)

Setelah ekstraksi

125,9675 126,4719

Page 34: Penentuan kadar air cara pengeringan

34

125,9673 126,4719

125,9671 126,4722

125,9672 126,4719

125,9669 126,4722

X =: 125,9672 X = 126,4720

Penimbangan labu B

Sebelum ekstraksi

(kosong)

Setelah ekstraksi

133,1285 133,4815

133,1285 133,4811

133,1281 133,4811

133,1280 133,4812

133,1279 133,4811

X = 133,1282 X = 133,4812

Perhitungan :

Kadar Lemak = w1 −w2

w x 100%

w : bobot cuplikan dalam gram

Page 35: Penentuan kadar air cara pengeringan

35

w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram

w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram

Kadar lemak A : 126 ,4720 −125 ,9672

2 100%

: 25,24 %

Kadar lemak B : 133 ,4812 −133 ,1282

2 100%

: 17,9 %

Kesimpulan : Setelah dilakukan pemeriksaan kadar lemak pada sampel susu, maka

kadar lemak dalam susu pada labu A sebesar 25,24% dan pada labu

B 17,9%.

Page 36: Penentuan kadar air cara pengeringan

36

Pemeriksaan Pewarna Makanan

Pertemuan : X

Hari/tanggal : Selasa, 17 juni 2014

Tujuan : Untuk mengidentifikasi pewarna sintetis yang ada dalam makanan

dan minuman dan menginterpretasikan kedalam peraturan

PerMenKes.

Dasar teori : Pewarna sinteitis yang ada dalam makanan dan minuman ditarik

oleh oleh benang wool bebas lemak, dalam suasana asam. Kemudian

dilunturkan dengan amoniak, lalu dipekatkan baru kemudian

dikerjakan secara kromatografi kertas.

Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Peralatan :

1. Spreying

2. Bejana kromatografi (20 x 20 cm)

3. Kertas whatman no ( 20 x 10 cm )

4. Penggaris

5. Pipa kapiler

6. Oven pengering

Page 37: Penentuan kadar air cara pengeringan

37

7. Hair dryer

Reagensia :

1. Asam asetat glacial

2. Larutan asam asetat 10%

3. Ammonia(NH4OH) BJ 0,88

4. Larutan standar zat warna makanan

5. Larutan elusi

1. Encerkan 5 mL ammonia pekat BJ 0,88 dengan air

hingga 100 mL, tambahkan 2 gram Trinatrium

sitrat kedalam larutan Ammonia tersebut.

2. Campuran perbandingan volume etil metal keton :

piridin : air = 11 : 5 : 4

3. Campuran perbandingan volume etil metal keton :

aseton : air : ammonia pekat = 3,5 : 1,5

Cara kerja :

1. Penarikan warna dengan benang wool

1. Minuman tak beralkohol(minuman ringan)

Minuman tak beralkohol umumnya sudah bereaksi asam,

hingga dapat langsung dilakukan penarikan zat warna

dengan benang wool. Jika reaksinya tidak asam, harus

diasamkan sedikit dengan penambahan asam asetat atau

Page 38: Penentuan kadar air cara pengeringan

38

kalium hydrogen sulfat(KHSO4). Contoh yang diperiksa 30-

50 mL.

2. Minuman beralkohol(anggur)

Didihkan dahulu untuk menghilangkan alkoholnya, lalu

diperiksa keasamannya. Jika perlu asamkan dengan asam

asetat atau kalium hidogen sulfat dahulu, sebelum zat

warnanya ditarik dengan benang wool. Contoh yang

diperiksa 30-50 mL.

3. Makanan yang larut(selai, kembang gula, gula

serbuk)

Larutkana dalam air, lalu periksa keasamannya. Jika perlu

asamkan dengan asam asetat atau kalium hidogen sulfat

dahulu. Contoh yang diperiksa 30-50 gram.

4. Makanan dengan komponen utama

pati(roti,biscuit, kue)

Geruslah 10 gram contoh hingga rata dengan penambahan

50 mL ammonia 2% didalam etanol 70%. Biarkan untuk

beberapa lama, putar dengan sentrifuge. Pindahkan cairan

kedalam cawan poerselin dan uapkan diatas penangas air.

Larutkan residu dalam air yang telah ditambahkan sedikit

asam asetat. Tarik zat warna dengan benang wool. Contoh

yang diperiksa 20 gram.

5. Manisan buah-buahan

Lakukan seperti petunjuk untuk makanan dengan komponen

utama pati.

Page 39: Penentuan kadar air cara pengeringan

39

6. Makanan yang mengandung banyak lemak(sosis, terasi)

1. Sosis

Campurkan baik-baik 20 gram contoh yang telah dihaluskan

dengan 14 mL air, 25 mL etanol dan 1 mL ammonia BJ 0,88

Biarkan selama 30 menit, saring lalu pekatkan cairannya.

2. Terasi ikan

Campurkan baik-baik 20 gram contoh dengan 6 mL air, 20 mL

aseton dan 1 tetes ammonia BJ 0,88. Kemudian sentrifuge dan

uapkan asetonnya diatas penangas air. Hilangkan lemak

dengan petroleum benzene.

3. Masukkan benang wool secukupnya kedalam contoh yang

sudah dipersiapkan. Panaskan diatas api sambil diaduk-aduk

selama 10 menit. Ambil benang wool, cuci berulang-ulang

dengan air bersih.

4. Masukkan benang wool kedalam gelas gelas piala 100 mL.

tambahkan larutan ammonia encer. Panaskan diatas penangas

air hingga zat warna pada benang wool luntur. Ambil benag

wool, saring larutan tersebut dan pekatkan diatas penangas air.

5. Totolkan pekatan pada kertas kromatografi, juga totolkan zat

warna pembanding(rhodamin B, metanil yellow) dengan uap

elusi.

6. Bandingkan rf bercak contoh dengan bercak standar.

7. Buat larutan pembanding dengan menimbang 10 mg/10 mL

alkohol.

Page 40: Penentuan kadar air cara pengeringan

40

Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Hasil : Tidak ada noda yang tampak

Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan pewarna makanan

menggunakan metode kromatografi kertas noda tidak terlihat pada

kertas whatman. Maka dalam sampel yang diperiksa tidak

mengandung pewarna.

Page 41: Penentuan kadar air cara pengeringan

41

Penentuan Kualitas Minyak

(Angka Asam )

Pertemuan : XI

Hari/tanggal : Selasa / 24 Juni 2014

Tujuan : Untuk menentukan kualitas minyak, dengan ditetapkan angka asam

terhadap minyak tersebut.

Dasar teori : Penentuan sifat – sifat lemak dan minyak ini dapat dianalisa secara

fisika dan kimia. Dalam penentuan angka asam, banyaknya

volume(mL) KOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan asam bebas

dalam 10 gram minyak atau lemak.

Peralatan :

1. Buret 25/50 mL

2. Labu Erlenmeyer 200/250 mL

3. Pipet volume 5/10 mL

Reagensia :

1. KOH 0,I N

2. Alkohol 95%

3. Indicator phenolptalein

Cara kerja :

1. Timbang seksama minyak atau lemak lebih kurang 5 gram.

Page 42: Penentuan kadar air cara pengeringan

42

2. Tambah 50 mL alkohol 95%, tutup dengan pendingin balik.

3. Larutan dipanaskan dalam penagas air, sambil diaduk selama 10

menit.

4. Setelah dingin, tambah indikator phenolptalein 2 tetes.

5. Titrasi dengan KOH 0,1 N yang sudah dibakukan sampai warna

merah jambu.

Hasil : Hasil titrasi dengan KOH 0,4 mL

Perhitungan :

Angka asam = mL KOH x N.KOH x BM.KOH

bobot contoh(gram)

= 0,4 x 0,1 x 56

5

= 0,448

Kadar asam lemak bebas%(FFA)

mL.KOH x N.KOH x BM x 100%

bobot contoh(gram) x 1000

= mL.KOH x N.KOH x BM

bobot contoh(gram)x 10

= 0,4 x 0,1 x 256

5 x 10

= 0,2048%

Page 43: Penentuan kadar air cara pengeringan

43

Angka asam = BM KOH

BM asam bebas /10 x %FFA

= 56

256/10 x 0,2048

= 0,448

Angka asam = Faktor konversi x %FFA

Faktor untuk Oleat : 1,99

Faktor untuk Palmitat : 2,19

Faktor untuk Laurat : 2,80

Faktor untuk Linoleat : 2,01

= 2,19 x 0,2048

= 0,448

Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pengujian angka asam terhadap sampel

bahwa pada sampel minyak didapatkan angka asam sebesar 0,448.

Page 44: Penentuan kadar air cara pengeringan

44

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA MAKANAN

Pertemuan : XII ( Tiga )

Hari/tanggal : Senin , 19 Maret 2014

Tujuan : Mengidentifikasi kandungan formalin pada makanan.

Dasar teori : Percobaan hanya dilakukan pada makanan yang tidak

memiliki gugus perduksi seperti tahu. Senyawa kimia

frmaldehid bebentuk gas atau cair yang dikenal sebagai

formalin. Formalin dalam jangka pendek tidak dapat

menyebabkan keracunan, tetapi jika tertimbun diatas ambang

batas dapat mengganggu kesehatan.

Bahan : Tahu

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Penjepit tabung

4. Gelas beker

5. Pipet volume

6. Penangas air

Reagensia :

1. Reagensia Metode KIT Formalin

Page 45: Penentuan kadar air cara pengeringan

45

2. Larutan reagen Schiff

3. H2SO4

4. H3PO4

Prosedur Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan

2. METODE KIT

1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus

2. Tambahkan 50 mL air panas

3. Homogenkan kemudian centrifuge

4. Ambil filtrate sebanyak 10 mL

5. Tambahkan reagen daei KIT sebanyak 4 tetes

6. AAmati perubahan dalam 5 menit, catat hasil

7. METODE SCHIFF

1. Gerus tahu sebanyak 10 gram hingga halus

2. Tambahkan 50 mL aquadest

3. Kemudian tambahkan H3PO4 sebanyak 1 ml melalui

dinding tabung

4. Letakkan dalam tabung centrifuge, dan sentrifuge

5. Ambil 1 mL filtrate pindahkan ke tabung reaksi

6. Tambahkan 1 mL H2SO4

Page 46: Penentuan kadar air cara pengeringan

46

7. Amati perubahan yang terjadi

Catatan : (+) terbentuk warna ungu

Hasil :

Sampel 1 (+) terbentuk warna ungu

Sampel 2 Tidak terbentuk warna ungu

Kesimpulan : Setelah dilakukan praktikum pemeriksaan identifikasi kandungan

formalin pada bahan makanan menggunakan metode KIT dan Schiff

hasil dai 2 sampel yang diperiksa , 1 sampel positif dan satu sempel

negative.

Page 47: Penentuan kadar air cara pengeringan

47

Lembar Pengesahan

Palembang, 18 Juli 2014

Praktikan,

Lidya Anita Sianipar

40.01.11.0016

Pembimbing Praktikum,

Rosnita Sebayang, SK