26
LAPORAN TETAP PRATIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK Pengenalan Alat dan Sterilisasi Oleh : Dina Mauliya 05121005024 Kelompok 5 Program Studi Budidaya Perairan Dan Teknologi Hasil Ikan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya

Penggunaan Alat dan Strilisasi

  • Upload
    dinmaul

  • View
    9.559

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Alat dan Strilisasi

LAPORAN TETAP PRATIKUMDASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

Pengenalan Alat dan Sterilisasi

Oleh :

Dina Mauliya

05121005024

Kelompok 5

Program Studi Budidaya Perairan

Dan Teknologi Hasil Ikan

Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya

Indralaya

2013

Page 2: Penggunaan Alat dan Strilisasi

I.PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Pada umumnya mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu organisme

hidup yang berukuran sangat kecil dan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita

mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik (mikrobe atau protista).

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan organisme lain, antara lain ada yang

bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan. Banyak diantaranya menjadi

penghuni manusia. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari

(Dwidjoseputro, 2003).

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan

mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1

mm.

Dalam kegiatan di laboratorium mikrobiologi, para praktikan yang melakukan

praktikum harus menaati semua peraturan yang telah diberikan, contohnya di dalam

laboratorium kita dilarang makan, minum, merokok dan mengobrol. Selain itu juga jas lab

harus dipakai sebelum memasuki laboratorium, sedangkan masker dan sarung tangan harus

dipakai sesuai dengan kebutuhan. Hal ini perlu diperhatikan agar terhindar dari kontaminasi

antara pribadi dengan lingkungan sekitar yang ada di labioratorium (Sandjaja, 2002).

Berbagai peralatan yang ada di laboratorium banyak yang bersifat mudah pecah

sehingga kita perlu sangat hati – hati dalam menggunakannya. Biasanya para praktikan sering

kali kurang hati – hati dalam menggunakan peralatan sehingga banyak peralatan – peralatan

yang digunakan pecah saat melakukan praktikum.

Kegiatan di laboratorium mikrobiologi dilakukan dengan memperlihatkan aspek

sterilisasi dengan perlatan tertentu antara lain jarum ose, mikroskop, sterilisator (oven dan

autoclave). Keamanan kerja perlu diperhatikan sehingga dapat dihindari kontaminasi pribadi,

pekerja dan lingkungan kerja. Pemeriksaan mikrobiologis merupakan penunjang diagnostic

Page 3: Penggunaan Alat dan Strilisasi

klinik untuk menguatkan diagnosis definitive suatu penyakit infeksi mirobial.

Mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir dapat dijumpai pada lingkungan di sekitar

kita. Misalnya di udara, tanah, air, tubuh serta benda-benda yang ada di sekitar kita.

Bentuknya yang mikroskopis tidak memungkinkan kita untuk melihatnya dengan mata

langsung tanpa bantuan mikroskop

(Herdiana,2004).

Sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang diteliti dari semua

organisme hidup. Hal ini dapat dicapai dengan memberi bahan mematikan secara fisis atau

kimiawi atau dengan penyaringan untuk larutan khusus. Bahan ataupun peralatan yang

digunakan dalam laboratoium mikrobiologi, harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan

atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik

yang akan mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikeringkan (Suriawiria, 2005).

Teknis aseptis merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk mensterilkan

alat dan bahan dari zat-zat kontaminan. Steril merupakan suatu keadaan yang bebas dari

segala macam bentuk kehidupan mikrobia. Di dalam laboratorium sering terjadi kesalahan,

mulai dari saat bahan pemeriksaan diterima sampai dengan hasil pemeriksaan. Pemerikasaan

kesalahan itu berasal dari peralatan, maupun reagensia dan medai yang dipakai, tetapi

kesalahan yang sering terjadi berasal dari manusia pada pelaksana pekerja laboratorium itu

sendiri. Masalah yang sering dijumpai pada laboratorium mikrobakteria adalah kualitas

bahan, kegagalan pembuatan media dan reagensia (Sandjaja, 2002).

B. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alat-alat di laboratorium

beserta fungsinya dan bagaimana cara-cara sterilisasi

Page 4: Penggunaan Alat dan Strilisasi

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Pembahasan Pengenalan Alat

Salah satu tempat yang sangat penting yang selalu diperlukan oleh para mahasiswa

adalah laboratorium. Di laboratorium kita dapat meneliti berbagai hal dengan menggunakan

peralatan – peralatan yang tersedia, sehingga laboratorium dianggap sebagai suatu tempat

dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti melakukan percobaan (Suratni, 2008).

Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alat–alat dalam bentuk

gelas yang bersifat mudah pecah. Sering sekali para praktikan kurang hati-hati dalam

menggunakan peralatan-peralatan yang bersifat mudah pecah tersebut di laboratorium. Hal

itulah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, akan tetapi bila dilakukan

dengan cara yang benar dan hati-hati maka kecelakaan–kecelakaan seperti itu dapat

diminimalisir. kecelakaan itu juga dapat terjadi karena kelalaian para prktikan, ini dapat

membuat orang tersebut cidera, dan bahkan juga bagi orang–orang yang berada di sekitarnya

(Suratni,2003).

Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan khususnya

oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di laboratorium. Hal ini biasanya

terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli akan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan

kerja (Suratni,2003).

Biasanya, alat–alat yang selalu dijumpai bila kita masuk ke dalam suatu laboratorium

adalah peralatan–peralatan berbentuk gelas. Yang termasuk ke dalam bahan – bahan gelas ini

antara lain adalah gelas beker, gelas ukur, Erlenmeyer, pipet tetes, tabung reaksi dan lain

sebagainya. Penggunaan alat – alat ini harus sangat hati–hati. Karena alat –alat ini sangat

mudah pecah.

Selain banyak peralatan yang berbentuk gelas, di dalam laboratorium juga banyak

sekali terdapat barang–barang yang mahal. Yang termasuk alat–alat ini seperti mikroskop,

autoklaf, freezer, incubator dan lain sebagainya.

Page 5: Penggunaan Alat dan Strilisasi

B. Pembahasan Sterilisasi

a. Pengertian Sterilisasi

Bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan

kehadirannya, baik yang akan mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikeringkan.

sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang diteliti dari semua organisme

hidup. Hal ini dapat dicapai dengan memberi bahan mematikan secara fisis atau kimiawi atau

dengan penyaringan untuk larutan khusus. Bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam

laboratoium mikrobiologi, harus dalam keadaan steril (Suriawiria, 2004).

b. Sterilisasi Dengan Pemanasan

Menutut Lay (2007) sterilisasi dengan cara pemanasan ini termasuk pada sterilisasi

secara fisik. Sterilisasi dengan pemanasan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu sebagai berikut :

Uap panas dan tekanan

Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan suhu atau panas tinggi disertai

tekanan. Dengan mengunakan alat yang dinamakan autoklaf, yang mana autoklaf ini

bekerja pada suhu 121oC dengan menggunakan tekanan 15 lb/in.

Tyndalisasi

Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tidak tahan suhu tinggi. Dipanaskan

pada suhu 100oC, dalam waktu 30 menit, hal ini diulang selama 3 hari secara berturut-

turut. Sementara tidak dipanaskan disimpan pad suhu kamar.

Udara panas kering atau basah

Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang mempunyai kemampuan tahan terhadap

panas, bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 170 oC selama 1 jam.

Api langsung atau nyala bunsen

Dipakai untuk mensterilkan jarum ose atau jarum isolisai, mulut tabung atau permukaan

saja.

Pasteriusasi

Page 6: Penggunaan Alat dan Strilisasi

Untuk bahan makanan yang akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada suhu

tinggi. Alat atau bahan dipanaskan pada suhu 60 – 80oC selama 1 jam dalam waktu 3 hari

berturut-turut.

c. Sterilisasi Dengan Kimiawi

Etilene okside, cairan yang mendidih pada 10,7oC. zat ini dapat ditambahkan pada

larutan dalam bentuk cairan (konsentrasi akhir kira-kira 0,5-1,0 %) menurut Stanier (1982).

Adapun syarat utama sebagai bahan untuk sterisasi adalah bahwa zat kimia itu harus mudah

menguap dan bersifat racun, sehingga dapat segera dihilangkan dari benda yang akan

disterilisasi setelah perlakuan.

NaCl (9%), KCl (11%) dan KNO3 (10%) adalah larutan yang dapat digunakan untuk

membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya, Larutan alkohol dengan kadar antara 50-

70% banyak juga digunakan sebagai desinfektan karena cepat menyebabkan koagulasi

protein mikroba, sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat pula digunakan karena bersifat

menghidrolisis inti sel mikroba, serta larutan formalin merupakan senyawa yang mudah larut

dalam air. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain CuSo4,

AgNo3, HgCl2, ZnO, serta larutan alkohol dan campurannya (Suriawiria, 2006).

d. Sterilisasi Secara Mekanik

Pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi bahan akan mengakibatkan atau mengalami

perubahan ataupun penguraian, sterilisasinya harus dilakukan secara mekanik, misalnya

dengan saringan. Penyaringan yang banyak digunakan dalam mikroba adalah dengan

penggunaan filter khusus, misal dengan filter Berkefeld, Chamberland dan filter Seitz. Filter

Seitz dimana penyaringannya berupa membran yang terbuat dara kaca berlubang-lubang

dengan diameter 0,45 m, dimana membran tersebut yang dapat menahan berkembangnya

bakteri (Suriawiria, 2005).

Page 7: Penggunaan Alat dan Strilisasi

III. METODOLOGI

A.Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 13 Maret 2013, pada pukul 14.30 WIB

sampai selesai. Yang bertempat di laboratorium bersama Program Studi Budidaya Perairan

dan Teknologi Hasil Ikan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini antara lain cawan petri, erlenmeyer,

autoclave, luminary air flow, parafil, bunsen dan beberapa alat yang ada pada laboratorium.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquadest dan alkohol 70%.

C. Cara Kerja

Dalam hal ini cara yang dilaksanakan untuk melakukan praktikum Pengenalan Alat

adalah dengan mengamati satu persatu alat-alat dari dalam laboratorium mikrobiologi, dan

kemudian menggambar alat-alat tersebut serta membedakan fungsi dari masing-masing alat.

Sedangkan pada praktikum Sterilisasi adalah membersihkan peralatan yang akan di sterilkan,

dimana peralatan tersebut adalah cawan petri dan tabung reaksi dengan cara menyemprotkan

kedua peralatan tersebut menggunakan alkohol dan kemudian di bersihkan atau dikeringkan

dengan menggunakan tisu. Kemudian kedua peralatan tersebut dipanaskan di atas api. Pada

saat proses sterilisasi berlangsung kurangi aktivitas berbicara agar mencegah bakteri keluar

dari mulut. Terakhir kedua peralatan tersebut masing-masing di bungkus menggunakan koran

bekas yang masih dalam keadaan bersih. Pada pembungkusan kedua peralatan tersebut harus

rapi dan benar-benar dalam keadaan tertutup.

Page 8: Penggunaan Alat dan Strilisasi

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Adapun hasil dari pratikum pengenalan alat dan sterilisasi adalah

No Nama Fungsi Gambar

1 Autoklaf Digunakan  sebagai alat saat

sterilisasi basa dengan suhu

121 derajat celcius

2 inchase Digunakan untuk

menginkubasi media pada

suhu kamar atau suhu ruang

(25-27 derajat Celsius)  

3 Kompor gas Digunakan sebagai sumber

panas

 

4 Water bath Digunakan untuk

menginkubasi media cair

dengan suhu yang bias

ditentukan 

Page 9: Penggunaan Alat dan Strilisasi

5 Coloni counter Digunakan untuk menghitung

jumlah koloni bakteri

 

6 Inkubator Digunakan untuk

menginkubasi media pada 

suhu yang dapat diatur

 

7 Triangel Digunakan untuk melakukan

atau meratakan pada saat

penanaman dengan metode

tebar  

8 Lemari es Digunakan untuk menyimpan

media dan isolasi pada suhu

rendah lebih kurang 7 derajat

Celsius

 

9 Cooling

inkubator

Digunakan untuk

menginkubasi media dan

isolasi pada suhu rendah lebih

kurang 20 derajat celsius

 

Page 10: Penggunaan Alat dan Strilisasi

10 oven Digunakan untuk sterilisasi

kering dengan suhu 160-170

derajat Celsius selama 2 jam

 

11 Crusable tang Digunakan untuk mengangkat

alat dalam kondisi panas

 

12 Cover glass Digunakan untuk menutup

objek glass saat diamati

dibawah mikroskop 

13 Bunsen Digunakan untuk

pengkondisian aseptis

 

14 Objek glass Digunakan untuk meletakan

sampel saat diamati dibawah

mikroskop

 

15 Gelas ukur 250 Digunakan untuk mengukur

larutan sebanyak 250 ml

 

Page 11: Penggunaan Alat dan Strilisasi

16 Gelas ukur 100

ml

Digunakan untuk mengukur

larutan sebanyak 100 ml

 

17 Gelas ukur 50 ml Digunakan untuk mengukur

larutan sebanyak 50 ml

 

18 Washing bottle Digunakan sebagai wadah

aquades

 

19 Sparayer Digunakan sebagai wadah

alcohol 70%

 

20 Beaker glass 250

ml

Digunakan sebagai tempat

untuk menghomogenkan

larutan sebanyak 250 ml

 

21 Mortar dan alu Digunakan untuk

menghaluskan sampel

 

Page 12: Penggunaan Alat dan Strilisasi

22 Beaker glass

1000 ml

Digunakan sebagai tempat

untuk menghomogenkan

larutan sampai 1000 ml

 

23 Erlenmeyer Digunakan untuk

menhomogenkan larutan

dengan cara digoyang-goyang

dan sebagai tempat NA dan

PDA 

24 Cawan petri Sebagai tempat untuk

melakukan penanaman

 

25 Tabung reaksi Digunakan untuk melakukan

pengenceran bertingkat

 

26 Rak tabung

reaksi

Digunakan untuk meletakan

tabung reaksi

 

27 Pipet tetes Digunakan untuk mengambil

larutan dalam jumlah sedikit

 

28 Pipet ball Digunakan untuk mengambil

larutan

 

Page 13: Penggunaan Alat dan Strilisasi

29 Pipet volume Digunakan untuk mengambil

larutan dalam volume tertentu

 

30 Spatula Digunakan untuk

menghomogenkan larutan

secara manual 

31 Jarum loop Digunakan untuk

menginokulasi dari media

padat kemedia cair 

32 Jarum ose Digunakan untuk

menginokulasi dari media

padat kemedia cair  

33 Panci Digunakan untuk merebus

media

 

34 Timbangan

digital

Untuk menimbang bahan

dengan ketelitian 0,01 gram

 

35 Mikroskop Digunakan untuk mengamati

mikroorganisme yang tidak

dapat dilihat dengan mata

telanjang  

Page 14: Penggunaan Alat dan Strilisasi

36 vortex Digunakan untuk

menghomogenkan sampel

 

37 nampan Digunakan untuk meletakan

alat dan bahan

 

Page 15: Penggunaan Alat dan Strilisasi

B.Pembahasan

Praktikum kali ini mempunyai tujuan untuk memperkenalkan alat-alat yang digunakan

dalam laboratorium mikrobiologi serta fungsi-fungsinya. Alat-alat di laboratorium terdiri dari

cawan petri, pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, bunsen, jarum ose, gelas beker, tabung

reaksi. Alat-alat sterilisasi terdiri dari oven, autoclave dan water bath.

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang

terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk

inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Colony counter berguna untuk

mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena

adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat

berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan

Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Autoclave adalah alat untuk

mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi

menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau

sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama

sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.

Dalam praktikum ini kita harus mengenal dahulu alat-alat dan kita harus tahu fungsi dan

cara kerja dari masing-masing alat tersebut. Kebanyakan para praktikan tidak tahu mengenai

fungsi dari alat yang dia pakai sendiri sehingga sering terjadi salah dalam penggunaan alat.

Jadi, sebelum melakukan praktikum kita harus terlebih dahulu mengenal fungsi dan

cara kerja dari masing – masing alat yang ada di laboratorium. Dengan begitu kita akan lebih

Page 16: Penggunaan Alat dan Strilisasi

aman dalam melakukan percobaan dan hasil percobaan yang kita lakukan akan sangat

memuaskan.

Pada praktikum ini kita masih menggunakan alat-alat yang belum steril dari bakteri.

Keadaan alat seperti itu sangat mempengaruhi dalam berlangsungnya suatu percobaan.

Mengenai keakuratan hasil pengamatan bisa ditentukan oleh alat-alat yang digunakan dalam

proses berlangsungnya praktikum, karena sterelisasi pada peralatan praktikum juga sangat

berpengaruh pada hasil percobaan atau hasil penelitian.

Alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan yang steril, dimana alat-alat yang

digunakan untuk disterilsasikan dalam praktikum ini adalah seperti cawan petri, erlenmeyer,

tabung reaksi, pipet tetes, jarum ose, pipet serologis dan masih banyak lagi. . Kegiatan

sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara fisik atau kimiawi untuk mendapatkan

suatu keadaan yang bebas dari mikrobiologi yang tidak diinginkan di dalam peralatan kerja,

seperti jarum ose, tabung reaksi, erlenmeyer dan gelas ukur. Adapun alat yang digunakan

untuk sterilsasi dinamakan sterilisator, yaitu dengan menggunakan autoclave pada suhu 121

oC, 1 atm dan dengan menggunakan oven pada suhu 27-33 oC selama 30 menit.

Cara yang umum dilakukan untuk menjaga alat-alat kerja di laboratorium tetap steril

ialah dengan sterilisasi secara fisik yang dilakukan dengan pemanasan, radiasi dan filtrasi.

Sedangkan sterilisasi secara kimiawi dilakukan dengan memakai bahan-bahan kimia seperti

fenol, alkohol.

Di dalam sterilisasi dalam melakukan kegiatan di laboratorium mikrobiologi kita harus

memperlihatkan aspek sterilisasi. Sterilisasi secara fisik maupun secara kimia berguna untuk

membunuh pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan yang terdapat pada alat

kerja. Selain itu, sterilisasi juga berlaku bagi praktikan, mengingat bahwa manusia sumber

bakteri. Oleh karena itu, selain alat kerja dan prasarana yang digunakan dalam laboratorium,

Page 17: Penggunaan Alat dan Strilisasi

praktikan juga harus steril dari mikroorganisme dalam bentuk apapun dengan cara mencuci

tangan dengan alkohol.

Page 18: Penggunaan Alat dan Strilisasi

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat, maka kita dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan praktikum kita harus mengenal terlebih dahulu fungsi dan cara kerja

masing–masing alat yang akan kita amati agar dalam penggunaanya tidak salah

2. Peralatan yang biasa digunakan dalam laboratorium berbentuk gelas dimana bersifat

mudah pecah

3. Alat yang biasa dipakai dalam laboratorium mikrobiologi diantaranya adalah oven,

autoklaf, mikroskop, alat gelas (tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer , pipet tetes,

beaker glass, jarum ose dan bunsen)

4. Dengan mengenal dan mengetahui terlebih dahulu peralatan laboratorium maka akan

mengurangi terjadinya kecelakaan dan kesalahan pada saat praktikum

5. Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora

bakteri yang sangat resisten

6. Biasanya peralatan sterilisasi yang digunakan adalah oven dan autoclave

7. Terdapat empat sterilisasi yaitu sterilisasi fisik, sterilisasi kimia, sterilisasi radiasi dan

sterilisasi filtren

8. Umumnya sterilisasi dilakukan secara fisik dan secara kimia

Alat praktikum yang tidak steril dapat mempengaruhi hasil akhir suatu praktikum

B. Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan dengan serius agar apa yang kita

pelajari pada praktikum dapat menambah ilmu pengetahuan /wawasan kita dan ada baiknya

setiap pratikan diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan alat dan pratikan beserta

asisten diharapkan saat pratikum bisa lebih komunikatif.

Page 19: Penggunaan Alat dan Strilisasi

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Ferdiaz, I. 1992. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Alumni. Bandung.

Fuad, Arief. 1995. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Akademi Kimia Analisis : Bogor.

Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat. EGC : Jakarta.

Hadioetomo, R. T. 1993. Mikrobiologi Dalam Praktek. Laboratorium Mikrobiologi: Bandung.

Lay, W. 1992. Biologi untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.

Pelczar, Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 1. Universitas Indonesia. Press: Jakarta.

Pelczar, Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 2. Universitas Indonesia. Press: Jakarta.

Sandjaja. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga : Jakarta.

Suriawiria, U. 1985. Mikrobiologi Umum. Angkasa : Bandung.

Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Erlangga: Jakarta.