1. 1 Latar belakang 2 Perjuangan diplomasi 3 Konfrontasi
politik Konfrontasi ekonomi 4 Tri Komando Rakyat 5 Perjanjian new
york pepera Peta Konsep
2. Perjuangan Indonesia Diplomasi Perjanjian New York
konfrontasi militer PEPERA Irian Barat menjadi bagian dari
NKRI
3. 1. Latar belakang perjuangan merebut irian barat
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi pemerintah
Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah
penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah
ditepati oleh Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia
berjuang dengan segala cara untuk merebut kembali Irian Barat dari
tangan Belanda. Kembali
4. 2. Perjuangan Diplomasi a. Pembatalan Uni Indonesia-Belanda
Pada tanggal 4 desember 1950 diadakan konferensi uni indonesia
belanda. Indonesia mengusulkan agar belanda menyerahkan irian barat
kepada indonesia secara de jure. Namun ditolak oleh Belanda. b.
Perundingan Bilateral Indonesia Belanda pada bulan desember 1951
diadakan perundingan bilateral antara indonesia dan belanda yang
membahas pembatalan Uni dan pengembalian irian barat ke tangan
NKRI, namun gagal. c. Pengiriman nota politik pada bulan september
1952 indonesia mengirim nota politik tentang perundingan indonesia
belanda mengenai irian barat, namun gagal. d. Perjuangan diplomasi
internasional 1) Dalam konferensi colombo bulan april 1954
indonesia mengajukan masalah irian barat. Indonesia berhasil
mendapat dukungan. 2) Pada tahun 1954 indonesia mengajukan masalah
irian barat ke PBB, namun gagal, karena tidak mendapat dukungan
yang kuat. 3) Dalam KAA tahun 1955 indonesia berhasil mendapat
dukungan mengenai masalah irian barat. Hingga tahun 1956
perundingan indonesia belanda belum menemui jalan terang, karena
tidak ada itikad baik dari belanda untuk menyelesaikan masalah
irian barat.
5. Perjuangan Dengan Konfrontasi Ekonomi 1) Nasionalisasi de
javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951. 2) Pemerintah
Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM) melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia. 3) Pemerintah
Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda. 4)
Pemogokan buruh secara total pada perusahan perusahaan Belanda di
Indonesia yang memuncak pada tanggal 2 Desember 1957. 5) Semua
perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5
Desember 1957. Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan
atau nasionalisasi secara sepihak terhadap perusahaan- perusahaan
Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain
Netherlandsche Handel Maatscappij (NHM) menjadi Bank Dagang Negara,
Bank Escompto, dan percetakan de Unie.
6. TRI KOMANDO RAKYAT Kami Presiden Panglima Tertinggi Angkatan
Perang Republik Indonesia dalam rangka politik konfrontasi dengan
Belanda untuk membebaskan Irian Barat, telah memberikan instruksi
kepada Angkatan Bersenjata untuk pada setiap waktu yang kami akan
tetapkan menjalankan tugas kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah
Air Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda. Dan kini, oleh
karena Belanda masih tetap mau melanjutkan kolonialisme di tanah
air kita Irian Barat, dengan memecah belah Bangsa dan Tanah Air
Indonesia, maka kami perintahkan rakyat Indonesia, juga yang berada
di daerah Irian Barat, untuk melaksanakan Tri Komando sebagai
berikut. 1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda
kolonial. 2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia. 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberkati perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta,
19 Desember 1961 Presiden/Pangti APRI/PBR/Panglima Besar KOTI
Pembebasan Irian Barat Soekarno.
7. Perjanjian New York 1. Penghentian permusuhan. 2. Setelah
persetujuan disahkan, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA menerima
Irian Barat dari Belanda. Sejak saat itu, bendera Belanda
diturunkan dan diganti dengan bendera PBB. 3. Pasukan Indonesia
tetap tinggal di Irian Barat yang berstatus di bawah UNTEA. 4.
Angkatan Perang Belanda dan pegawai sipilnya berangsur-angsur
dipulangkan dan harus selesai paling lambat 11 Mei 1963. 5. Bendera
Indonesia mulai berkibar 31 Desember 1962 di samping bendera PBB.
6. Pemerintah RI menerima pemerintahan di Irian Barat pada tanggal
1 Mei 1963. 7. Pada tahun 1969 diadakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera)
8. Pelaksanaan Pepera 1. Tahap I (24 maret 1969) konsultasi
dengan dewan-dewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara
penyelenggaraan pepera. 2. Tahap II (maret-juni 1969) pemilihan
anggota Pepera dengan tepilihnya 1026 anggota dari 8 propinsi yang
terdiri atas 983 pria dan 43 wanita. 3. Tahap III (14 juli 1969-4
agustus 1969) pelaksanaan pepera di setiap kabupaten di Irian Barat
yang hasilnya menunjukkan bahwa rakyat Irian Barat ingin tetap
bersatu dengan Republik Indonesia. Hasil ini membuka jalan
pesahabatan Indonesia-Belanda . lebih-lebih setelah tahun 1969
hubungan RI-Belanda sangat akrab dan banyak sekali bantuan dari
belanda kepada Indonesia. Akhirnya sidang umum PBB menyetujui hasil
Pepera ini sehingga Irian Barat Tetap menjadi bagian dari RI.
9. Thanks to: Allah S.W.T Orang Tua Kita Bu Eny Inayati selaku
pembimbing kita teman-teman kita di IX-I dan semua yang sudah
mengapresiasi presentasi kita yang sangat jauh dari kesan bagus
ini