35
oleh: 1. Nur Salma Y. 2. Sabrina Andina M 3. Wiladhianty Y 4. Yemima Claudia XI IPA 1 Budaya Makassar

Suku Makassar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menjelaskan mengenai kebudayaan, kesenian, keseharian, adat istiadat dari Suku Makasar

Citation preview

Page 1: Suku Makassar

oleh:

1. Nur Salma Y.

2. Sabrina Andina M

3. Wiladhianty Y

4. Yemima Claudia

XI IPA 1

Budaya Makassar

Page 2: Suku Makassar

Asal-usul

Page 3: Suku Makassar

Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang

mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya

Mangkassara' berarti Mereka yang Bersifat Terbuka. Etnis Makassar ini

adalah etnis yang berjiwa penakluk namun demokratis dalam

memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Pada dasarnya

masyarakat masyarakat asli makassar ada pada kabupaten gowa dimana

dahulu kala gowa adalah sebua kerajaan besar yang mencakup banyak

kekuasaan bahkan kekuasaanya mencapai afrika selatan dan brunai

darusalam itu adalah masa kejayaan kerajaan gowa pada masa

pemerintahan sutltan hasanuddin yang sering di gelar ayam jantan dari

timur.

Page 4: Suku Makassar

Namun pada masa perlawanan melawan penjajah kerajaan gowa mengalami kekalahan perang melawan belanda dan kerajaan bone pada masa itu sehingga hal itu membuat banyak kekacauan dan kerugian besar bagi masyarakat gowa.

Sejak saat itulah banyak orang orang makassar yang mayoritas berbahasa asli  makassar yang berpindah ke daerah pegunungan selain untuk membuat strategi perang juga melakukan perang secara gerilya di hutan hutan gunung lompo battang, banyak sekali orang makassar membentuk kelompok-kelompok kecil dan membuat latihan perang mereka, kepergian mereka dari kerajaan gowa bukanlah tanpa alasan, karna pada masa pemerintahan anak sultan hasanuddin saat itu orang gowa harus menerima sebuah perjanjian yang amat merugikan masyarakat gowa maka dari itulah banyak orang gowa yang pergi meninggalkan ibukota kerajaan dan beralih memasuki hutan gunung lompobattang dan sejak saat itulah mereka mulai menetap di sana dan pada masa kemerdekaan mereka mulai membangun pedesaan pedesaan yang mereka huni sampai sekarang.

Page 5: Suku Makassar

Kepercayaan

Page 6: Suku Makassar

 Penduduk Sulawesi Selatan telah percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Dewata SeuwaE (dewa yang tunggal). Terkadang pula disebut oleh orang Bugis dengan istilah PatotoE (dewa yang menentukan nasib). Orang Makassar sering menyebutnya dengan Turei A’rana (kehendak yang tinggi). Orang Mandar Puang Mase (yang maha kedendak) dan orang Toraja menyebutnya Puang Matua (Tuhan yang maha mulia).

Mereka pula mempercayai adanya dewa yang bertahta di tempat-tempat tertentu. Seperti kepercayaan mereka tentang dewa yang berdiam di Gunung Latimojong. Dewa tersebut mereka sebut dengan nama Dewata Mattanrue. Dihikayatkan bahwa dewa tersebut kawin dengan Enyi’li’timo’ kemudian melahirkan PatotoE.

Page 7: Suku Makassar

Dewa PatotoE kemudian kawin dengan Palingo dan melahirkan Batara Guru. Batara Guru dipercaya oleh sebagian masyarakat Sulawesi Selatan sebagai dewa penjajah. Ia telah menjelajahi seluruh kawasan Asia dan bermarkas di puncak Himalaya. Kira-kira satu abad sebelum Masehi Batara Guru menuju ke Cerekang Malili dan membawa empat kasta. Keempat kasta tersebut adalah kasta Puang, kastaPampawa Opu, kasta Attana Lang, dan kasta orang kebanyakan.

Page 8: Suku Makassar

Kesenian Makassar

Page 9: Suku Makassar

#KecapiKecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang

pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya ditampilkan pada acara penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun.

alat-alat music tradisional

Page 10: Suku Makassar

Seperti biola# Sinrili

#GendangMusik perkusi yang mempunyai dua bentuk

dasar, yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana.

Page 11: Suku Makassar

#Suling

Suling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu:• Suling panjang (suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah punah.• Suling calabai (Suling ponco),sering dipadukan dengan piola (biola) kecapi dan dimainkan bersama penyanyi

Page 12: Suku Makassar

- Tari PelangiTarian pabbakkanna lajina atau biasa

disebut tari meminta hujan.

- Tari Paduppa BosaraTarian yang mengambarkan bahwa

orang Bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.

Tarian Tradisional

Page 14: Suku Makassar

- Tari PattennungTarian adat yang menggambarkan

perempuan-perempuan yang sedang menenun benang menjadi kain. Melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-perempuan Bugis.

- Tari Pajoge’ dan Tari Anak MasariTarian ini dilakukan oleh calabari (waria),

namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan dikategorikan telah punah.Jenis tarian yang lain adalah tari Pangayo, tari Passassa’, tari Pa’galung, dan tari Pabbatte.

Page 15: Suku Makassar

Bahasa

Page 16: Suku Makassar

Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Makassar dan Sekitarnya.

Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Bahasa Tae' Luwu adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo sampai ke Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara.

Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.

Bahasa yang digunakan adalah:

Page 17: Suku Makassar

Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Bahasa Duri adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di Sulawesi Selatan yang masuk dalam kelompok dialek Massenrempulu. Di antara kelompok Bahasa Massenremplu, Bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae' Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang, Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja.

Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.

Page 18: Suku Makassar

Kekerabatan & Organisasi Sosial

Page 19: Suku Makassar

Keluarga ini merupakan yang terkecil. Dalam bahasa Bugis keluarga ini dikenal dengan istilah Sianang, di Mandar Saruang Moyang, di Makassar Sipa’anakang/sianakang, sedangkan orang Toraja menyebutnya Sangrurangan. Keluarga ini biasanya terdiri atas bapak, ibu, anak, saudara laki-laki bapak atau ibu yang belum kawin.

a. Keluarga inti atau keluarga batih

Page 20: Suku Makassar

Kekerabatan ini terjadi karena hubungan darah. Hubungan darah tersebut dilihat dari keturunan pihak ibu dan pihak bapak. Bagi orang Makassar mengistilkannya dengan Sipamanakang. Kekerabatan tersebut biasanya terdiri atas dua macam, yaitu sepupu dekat dan sepupu jauh. Yang tergolong sepupu dekat adalah sepupu satu kali sampai dengan sepupu tiga kali, sedangkan yang termasuk sepupu jauh adalah sepupu empat kali sampai lima kali.

b. Sepupu

Page 21: Suku Makassar

Kekerabatan yang terjadi berdasarkan garis keturunan baik dari garis ayah maupun garis ibu. Mereka itu biasanya menempati satu kampung. Terkadang pula terdapat keluarga yang bertempat tinggal di daerah lain. Hal ini bisanya disebabkan oleh karena mereka telah menjalin hubungan ikatan perkawinan dengan seseorang yang bermukim di daerah tersebut. Bagi masyarakat Bugis, kekerabatan ini disebut dengan Siwija orang Mandar Siwija, Makassar menyebutnya dengan istilah Sibali dan Toraja Sangrara Buku.

c. Keturunan

Page 22: Suku Makassar

Kekerabatan ini muncul setelah adanya hubungan kawin antara rumpun keluarga yang satu dengan yang lain. Kedua rumpun keluarga tersebut biasanya tidak memiliki pertalian keluarga sebelumnya. Keluraga kedua pihak tersebut sudah saling menganggap keluarga sendiri. Orang-orang Bugis mengistilakan kekerabatan ini dengan Siteppang-teppang, Makassar Sikalu-kaluki, Mandar Sisambung sangana dan Toraja Sirampe-rampeang.

d. Pertalian sepupu/persambungan keluarga.

Page 23: Suku Makassar

Sistem kekerabatan yang terbangun karena bermukim dalam satu kampung, sekalipun dalam kelompok ini terdapat orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungan darahnya/keluarga. Perasaan akrab dan saling menganggap saudara/ keluarga muncul karena mereka sama-sama bermukim dalam satu kampung. Biasanya jika mereka berada itu kebetulan berada di perantauan, mereka saling topang-menopang, bantu-membantu dalam segala hal karena mereka saling menganggap saudara senasib dan sepenaggungan. Orang Bugis menyebut jenis kekerabatan ini daengan Sikampong, Makassar Sambori, suku Mandar mengistilakan Sikkampung dan Toraja menyebutkan Sangbanua.

e. Sambori

Page 24: Suku Makassar

Adat Istiadat

Page 25: Suku Makassar

1. Accini' Rorong (Penjajakan)

Pada tahap ini pihak laki-laki melakukan penjajakan dengan penuh rahasia sehingga pihak perempuan belum mengetahui maksud kedatangan tamunya. Salah satu cara untuk mengungkapkan maksudnya ialah dengan menggunakan paruntu' kana atau peribahasa bisa juga berarti ungkapan yang tersembunyi dalam kata

Page 26: Suku Makassar

Pada jaman dahulu appanai' leko' ada dua prosesi. ada istilah appanai' leko caddi dan adapula appanai' leko' lompo. tetapi pada masa sekarang ini hanya satu prosesi saja yang dilakukan merangkum kedua prosesi appanai' leko' caddi dan appanai' leko' lompo. dalam prosesi ini sekaligus dibawa uang untuk bahan belanja pihak perempuan, mahar daun dan buah pinang serta embel-embel yang lain berupa : umba-umba (makanan tradisional khas makassar berupa kue-kue kecil berbentuk bulat dengan isi gula merah kemudian ditaburi parutan kelapa), buah-buahan, pisang, tebu dan lain-lain. kesemuanya itu disimpan dalam satu wadah yang bernama "Panca" (wadah dari anyaman batang bambu), kesemua barang bawaan ini berupa panganan-panganan atau buah-buahan yang manis dengan maksud agar pernikahan yang akan dilangsungkan akan berbuah manis pula dikemudian hari.

5. Appanai' Leko/angngerang-erang (Membawa barang antaran)

Page 27: Suku Makassar

Appabattu Kana (melamar) merupakan lanjutan dari Accini Rorong (penjajakan). Appabattu Kana ini tidak boleh dilakukan oleh orang tua calon pengantin pria melainkan dilakukan keluarga atau kerabat dekat sang calon pengantin pria.

2. Appabattu Kana (Melamar).

Page 28: Suku Makassar

Appakkuling adalah mempertegas kembali apa yang sudah dipertanyakan sebelumnya dengan maksud untuk mengetahui apakah lamarannya diterima atau ditolak. Adapun contoh ungkapan yang digunakan dalam tahapan appakkuling ini adalah sebagai berikut. 

3. Appakkuling (Mengulangi untuk mempertegas)

Page 29: Suku Makassar

Peralatan & Perlengkapan Hidup

Page 30: Suku Makassar

Tungku masak yang digunakan kebanyakan masih menggunakan tiga batu yang diatur di atas lantai yang sudah diberi pasir atau tanah.Dalam satu dapur bisa berderet dua sampai tiga buah tungku.

Bangunan khusus untuk dapur ini disebut Jongke atau Bola dapureng.Jongke ini merupakan tempat pelaksanaan kegiatan penyediaan makanan dan minuman keluarga atau tamu, serta tempat untuk menyimpan makanan dan peralatan masak

1. Tungku

Page 31: Suku Makassar

Badik merupakan simbol Harga diri bagi Masyarakat Makassar, sekaligus sebagai simbol kedewasaan bagi pembawanya. Bagi kaum laki-laki suku makassar, badik adalah sahabat setia yang akan selalu menemani pemiliknya kemanapun melangkah, hal ini merupakan Adat dalam Tradisi Makassar, sehingga ada ungkapan Klasik yang mengatakan : "TEAI MANGKASARAK PUNNA TENA NA AMBALLAKI BADIK" (bukan makassar kalau tidak memiliki badik).

2. Badik

Page 32: Suku Makassar

Terbuat dari tanah liat: dapo/pallu (anglo), Oring tana/Uring buta (periuk), bempa/gumbang (tempayan), dll.

Terbuat dari logam yaitu: oring beddi/uring bassi (periuk), panci, ceret, pammutu bessi/pamja besi (wajan) piso/ lading (pisau), bangkung/ berang parang), baki.

Terbuat dari bambu: pabberang api (peniup api), paccipi (penjepit), pattapi (niru), rakki (tempat mengeringkan bahan makanan), jamba (tempat nasi dari anyaman bambu).

Terbuat dari kayu: dulang (tempat nasi), piring kayu Terbuat dari tempurung kelapa: kaddaro innungeng/inungang

(gelas tempurung), sinru kaddaro/si’ru kaddaro (sendok tempurung), piring kaddaro.

Terbuat dari anyaman: assokkoreng (kukusan), baku-baku (bakul nasi), appanatireng santang (tapisan santan), paberesse/pa’berassang (tempat beras)

Terbuat dari batu: pakungeng batu (lesu batu), accobereng/accebekang (cobek)

Pada umumnya peralatan dapur tradisional orang Makasar dapat diklasifikasikan menurut jenis materialnya:

Page 33: Suku Makassar

a. Tempat untuk kegiatan penyediaan dan pengolahan makanan dan minuman untuk keluarga dan tamu. Di sini perempuan memegang otoritas penuh atas ruang dan waktu.

b. Tempat menyimpan peralatan dan persediaan makanan dan minuman.

c.Tempat cuci dan pembuangan d.Tempat untuk sosialisasi awal bagi anak perempuan

memasuki dunia perempuan serta mempererat hubungan kekerabatan dengan anggota keluarga lain atau tetangga

e.Tempat usaha: membuat kue, makanan dan minnuman.  

Dapur merupakan rahasia keluarga/kehidupan rumah tangga, sehingga ruang dapur dibatasi hanya untuk kerabat dekat saja.

Fungsi dapur sekarang dapat disebutkan sebagai berikut :

Page 34: Suku Makassar

Tidak boleh menginjak dapur (tungku), barang siapa menginjak tungku dia akan bersifat seperti kucing (dalam masalah seksual), artinya, orang yang suka menginjak dapur akan suka melanggar norma/nilai di bidang seks.

Anak gadis tidak boleh menyanyi di depan dapur. Jika dilanggar dia akan bersuamikan orang tua atau mempunyai anak tiri.

Pada saat seorang nelayan turun ke laut, api dapur tidak boleh padam. Hal ini dimaksudkan agar nelayan/suami tersebut selamat pergi dan pulang dari melaut.

Pada musim pengolahan tanah, istri petani tidak boleh memberi api dapurnya kepada dapur tetangganya. Hal ini dilarang karena akan mengakibatkan padinya habis dimakan ulat/tikus.

Laki-laki tidak boleh bekerja di dapur karena menurunkan derajat laki-laki.

Laki-laki (suami) tidak boleh memegang alat-alat masak. Hal ini menandakan suami tidak percaya kepada istrinya.

Tidak boleh memukul anak-anak dengan alat-alat masak seperti sendok dan sebagainya, hal ini menyebabkan anak tersebut menjadi bodoh.

Ada beberapa perilaku yang tidak boleh dilanggar karena dapat membawa bencana bagi siapa saja yang melanggarnya:

Page 35: Suku Makassar

Thiffa (10) : kenapa orang makassar terkenal sebagai perantau?karena, suku makasar sendiri bukanlah suku asli dari daerah sulawesi, mereka merupakan perantau yg berasal dari deutro melayu

Annisa (6) : maksud dari sepupu 1 kali, empat kali itu apa? Faris (2) : Apa arti dari Bosara?Bosara adalah piring asli atau khas dari suku Makasar. Dian (9) : apa keistimewaan dari soto makassar?Coto makasar menggunakan busaran. Raka (5) : perbedaan yg terlihat dari suku bugis dan makassar? Wulan (1) : Bagian melamar yang pengulangan, contohnya kayak

gimana? Nina (8) : Asal usul dari hukum-hukum masyarakat masakkar? Ari (3) : Di Afrika ada kampung makassar, ada hubungannya dengan

suku makassar? Andre (4) : Apa yang dimaksud dengan Appanai leko Lompo?

Pertanyaan