8
SUPANDI, ST, MT [email protected] SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA. March 2014 03_GENESA BATUBARA BATUBARA - COAL

Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SUPANDI, ST, [email protected]

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

March 2014

03_GENESA BATUBARA

BATUBARA - COAL

Page 2: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA Mar-2011

Slide 2

GENESA BATUBARA

Pembentukan Batubara

Ada dua hal penting yang harus diketahui untuk memahami prosespembentukan endapan batubara yaitu:

1. Lingkungan pengendapan yang memungkinkan proses pembentukanbatubara

2. Tahapan dan proses yang berlangsung dan menyertai prosespembentukan batubara yang dimulai penguraian tanaman hinggamenjadi endapan batubara.

Bumi merupakan suatu lapisan padat yaitu kerak atau lempeng bumi yang menyelimuti sebuah benda cair panas. Suatu massa panas yang selalu

bergejolak, dan adanya rotasi bumi menghasilkan energi yang luar biasa. Pengaruh energi ini dirasakan sampai ke kerak bumi bagian atas. Hal ini

ditandai dengan munculnya pergerakan, pergeseran, tumbukan danpemekaran kerak (lempeng) samudra

Page 3: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 2-Feb-2009

Slide 3

GENESA BATUBARA

Page 4: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 2-Feb-2009

Slide 4

GENESA BATUBARA

Page 5: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 2-Feb-2009

Slide 5

GENESA BATUBARA

Page 6: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 2-Feb-2009

Slide 6

GENESA BATUBARA

Page 7: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA Mar-2011

Slide 7

Batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan. Berikut ini penjelasan tentang syarat pembentukan dan tahapan terjadinya batubara.Syarat minimal terbentuknya endapan batubara adalah sebagai berikut :1. Ketersediaan tumbuhan yang melimpah2. Morfologi tempat pengendapan yang sesuai yaitu: kondisi rawa yang ideal

untuk perkembangan organisme anaerob, muka air tanah dangkal, iklim yang sesuai.

3. Penurunan dasar cekungan/rawa pada saat pengendapan :• Terjadi keseimbangan biotektonik, yaitu keseimbangan kecepatan

sedimentasi bahan-bahan pembentuk humin atau gambut dengan penurunan dasar rawa.

• Terjadi fase biokimia (proses-proses kimiawi dengan bantuan mikro organisme dalam lingkungan bebas oksigen).

4. Penurunan cekungan/dasar rawa sesudah pengendapan (postsedimenter):• Proses-proses geotektonik.• Terjadi fase biokimia, yaitu proses-proses kimiawi bahan/material oleh

proses-proses alam yang terjadi di dalam bumi

GENESA BATUBARA

Page 8: Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_ Coal sttnas supandi_2014_03_genesa batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA Mar-2011

Slide 8

Pengetahuan Dasar BatubaraSedangkan tahapan dan proses pembentukan batubara dapat digolongkan menjadi dua kejadian yaitu ;Tahap DIAGNESA yaitu proses perusakan dan penguraian oleh organisme (Proses BIOKIMIA).Tahap METOMORFOSA, yaitu perubahan dari gambut menjadi batubara (Proses GEOKIMIA).

Proses terjadinya endapan batubara secara detil dapat dijelaskan sebagai berikut :Tahap Diagenesa (Biokimia)Ekosistem rawa berbeda bila dibandingkan dengan ekosistem sungai dan danau, sehingga berbeda pula kondisiair dan tanahnya. Sirkulasi air pada lingkungan rawa sangat minimum bahkan sering tidak ada sirkulasi air samasekali. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen di lingkungan rawa. Dalam lingkungan tersebut,tanaman dan sisa-sisa tanaman rawa yang mati tidak bisa membusuk secara wajar, karena untuk prosespembusukan diperlukan oksigen, bakteri-bakteri aerob (suka oksigen). Pada akhirnya yang dominan adalahbakteri-bakteri jenis anaerob.Bakteri anaerob mengurai tanaman yang mati tidak menjadi kompos (busuk), tetapi menjadi bahan lain yang

disebut dengan gel atau jelly. Penguraian ini terjadi di lingkungan yang bebas atau sedikit oksigen. Lingkunganrawa yang selalu basah (berair) atau muka air tanah yang sangat dangkal dan tanpa sirkulasi air yang baik,menghasilkan lingkungan yang cocok untuk bakteri anaerob sehingga dapat berkembang biak dan aktif menguraitanaman menjadi gel.Tahap selanjutnya gel atau jelly semakin lama semakin tebal, membentuk sedimen, mampat dan memadat.Pemadatan biasanya diikuti dengan penurunan kandungan air, hingga akhirnya membentuk endapan/sedimen yangkaya bahan-bahan organik (humin) yang dikenal sebagai gambut (peat).

Fase Metamorfosa (Geokimia)Pada fase ini terjadi perubahan yang mendasar terhadap sifat-sifat fisik dan kimiawi dari bahan gambut menjadibatubara. Perubahan mendasar ini ditandai dengan semakin menurunnya kandungan air, hidrogen, oksigen,karbon dioksida dan bahan-bahan lain yang mudah terbakar (volatile matter). Pada tahap ini bakteri tidak lagiberperan, namun yang berperan adalah perubahan-perubahan dan aktifitas-aktifitas yang terjadi di dalam bumi,seperti adanya perubahan tekanan dan temperatur, struktur, intrusi dan lain sebagainya.Cekungan atau dasar rawa tempat terdapatnya lapisan gambut, yang terus menurun, ditandai dengan timbunansedimen dengan ketebalan hingga ribuan meter. Hal ini mengakibatkan bertambahnya tekanan (P) dan suhu (T)yang cukup tinggi hingga sebagian senyawa dan unsur (H2O, O2, CO2, H2, CH4, dll) akan berkurang dan hilang.Akibat berkurangnya kandungan zat-zat tersebut akan menambah kandungan C dalam batubara, sehingga tahappembatubaraan (coalifikasi) menjadi semakin baik, yang ditandai dengan kenaikan kelas (rank) batubara.Berdasarkan unsur C inilah nilai kalori batubara dihitung. Semakin tinggi prosentase unsur C dalam batubara,maka nilai kalori menjadi semakin tinggi.

user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight
user
Highlight