20
MAKALAH EKSPLORASI PANAS BUMI KUIS I EKSPLORASI PANAS BUMI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi Dosen Pengampu Sukir Maryanto, Ph.D PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Disusun Oleh : Zulfa Khalida (115090701111006)

Tugas epb geotherm fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

share it for the goodness

Citation preview

Page 1: Tugas epb geotherm fix

MAKALAH EKSPLORASI PANAS BUMI

KUIS I EKSPLORASI PANAS BUMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi

Dosen Pengampu

Sukir Maryanto, Ph.D

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Disusun Oleh :

Zulfa Khalida (115090701111006)

Page 2: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page i

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah

ini tepat pada waktunya. Tugas makalah ini merupakan tugas terstruktur mata

kuliah Eksplorasi Panas Bumi yang diampu oleh dosen Sukir Maryanto, Ph.D.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada bapak Sukir

Maryanto, Ph.D. selaku dosen mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi yang telah

membimbing penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah

ini dengan baik.

Penulis menyadari ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi kepentingan kualitas dan kuantitas di masa yang akan datang.

Semoga proposal makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang

menggunakannya.

Malang, 25 Maret 2014

Penulis

Page 3: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2.Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2

2.1. Geothermal di Indonesia............................................................................... 2

2.2. Geothermal di Jawa Timur serta Potensinya ................................................ 4

2.3. Pemanfaatan Geothermal.............................................................................. 5

2.4. Metode Geofisika yang Digunakan .............................................................. 7

BAB III PENUTUP ...............................................................................................16

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

Page 4: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Panas bumi merupakan sumber daya energi baru terbarukan yang ramah

lingkungan (clean and renewable energy) dan merupakan salah satu solusi

terbaik untuk mengatasi keterbatasan energi. Hal inilah yang membuat energi

panas bumi begitu disukai oleh banyak negara sehingga telah digunakan

sebagai sumber energi, khususnya sebagai pembangkit listrik tenaga panas-

bumi. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber energi

panas-bumi, karena berada pada daerah terdepan di zona tektonik aktif. Di

daerah Jawa Timur, memiliki 11 lokasi yang berpotensi sebagai wilayah

pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pemanfaatan energi

panas bumi di wilayah Jawa Timur masih kurang optimal. Sehingga

diperlukan survei pendahuluan panas bumi untuk mendukung peningkatan

kegiatan eksplorasi panas bumi di wilayah Jawa Timur.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang potensi dari panas bumi d Jawa

Timur khususnya untuk studi kasus Gunung Ijen. Selain itu dijelaskan metode

pendahuluan dalam mencari geothermal yang berpotensi sampai teknik atau

sistem untuk mengkonversi uap dari panas bumi menjadi listrik (pada kriteria

panas bumi tertentu). untuk penjelasan beberapa topik tersebut dijelaskan

secara detail di pembahasan makalah ini.

.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan

potensi geothermal di Jawa Timur serta prospek untuk mendirikan PLTP di

kawasan geothermal tersebut.

Page 5: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 2

BAB II

PEMBAHASAN

Pembahasan dari makalah ini meliputi:

a. Pentingnya geothermal di Jawa Timur

b. Potensi energi geothermal di Jawa Timur

c. Pemanfaatan geothermal yang cocok di Jawa Timur

d. Metode geofisika yang digunakan

2.1. Geothermal di Indonesia

Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di

Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : vulkanik,

vulkano – tektonik dan Non-vulkanik. Sistem panas bumi vulkanik adalah

sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang

umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari

Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi

Utara.Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan

vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki

karakteristik reservoir 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (250-

370°C).

Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif

muda dengan kondisi temperatur yang tinggi dan kandungan gas magmatik

besar. Ruang antar batuan (permeabilitas) relatif kecil karena faktor

aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan dalam membentuk celah-

celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik

yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami

aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas batuan

melalui rekahan dan celah yang intensif.

Pada kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur menengah - tinggi

dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit. Sistem vulkanik dapat

dikelompokkan lagi menjadi beberapa sistem, misal : sistem tubuh gunung

api strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek

Page 6: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 3

gunung api jika terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah

terbentuk kaldera dan sebagainya.

Sistem panas bumi vulkano – tektonik, sistem yang berasosisasi

antara graben dan kerucut vulkanik, umumnya ditemukan di daerah

Sumatera pada jalur sistem sesar sumatera (Sesar Semangko). Sistem panas

bumi Non vulkanik adalah sistem panas bumi yang tidak berkaitan langsung

dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar jalur vulkanik Kuarter.

Lingkungan non-vulkanik di Indonesia bagian barat pada umumnya tersebar

di bagian timur sundaland (paparan sunda) karena pada daerah tersebut

didominasi oleh batuan yang merupakan penyusun kerak benua Asia seperti

batuan metamorf dan sedimen (Anonimous. www. psdg.bgl.esdm.go.id).

Potensi energi panas bumi di Indonesia yang mencapai 27 GWe sangat

erat kaitannya dengan posisi Indonesia dalam kerangka tektonik dunia.

Ditinjau dari munculnya panas bumi di permukaan per satuan luas, Indonesia

menempati urutan keempat dunia, bahkan dari segi temperatur yang tinggi,

merupakan kedua terbesar. Sebagian besar energi panas bumi yang telah

dimanfaatkan di seluruh dunia merupakan energi yang diekstrak dari sistem

hidrotermal, karena pemanfaatan dari hot-igneous system dan conduction-

dominated system memerlukan teknologi ekstraksi yang tinggi (Rina

Wahyuningsih, 2005).

Sistem hidrotermal erat kaitannya dengan sistem vulkanisme dan

pembentukan gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana

terdapat aliran panas (heat flow) yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan

tiga lempeng aktif yang memungkinkan panas bumi dari kedalaman ditransfer

ke permukaan melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini menempatkankan

Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi sistem

hidrotermal yang tersebar di sepanjang busur vulkanik. Sehingga sebagian

besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong mempunyai entalphi tinggi.

Page 7: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 4

Gambar 1 Peta distribusi lokasi dan wilayah kerja pertambangan panas Bumi (Rina Wahyuningsih,

2005)

Pada gambar 1 terdapat peta distribusi geothermal di Indonesia dimana

sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan sistem

vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa

Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7

lokasi). Sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di

Sulawesi (43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan

Papua (2 lokasi) (Rina Wahyuningsih, 2005).

2.2. Geothermal di Jawa Timur serta Potensinya

Jawa timur memiliki beberapa titik yang diprediksi memiliki potensi

Panas Bumi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkannya suatu Power

Plant Tenaga Panas Bumi (PLTP). Menurut pengamat ESDM di Jawa Timur

seperti area Kawah Ijen yang diprediksi memiliki potensi daya sebesar 270

MW sehingga diperlukan pengembangan suatu pembangkit tenaga panas

bumi untuk memenuhi supply energi nasional dan mengurangi

ketergantungan bahan bakar fosil.

Daerah Jawa Timur memiliki Potensi panas bumi pada beberapa titik

yaitu di Kawah Gunung Ijen, Ngebel, daerah Kabupaten Probolinggo

Lumajang dan Pegunungan Argopuro. Manifestasi yang tampak berupa

sumber air panas yang terdapat di daerah Tiris, dimana daerahnya berupa

lembah yang diapit oleh kaki Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro

Page 8: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 5

Terdapat 11 titik yang berpotensi panas bumi tetapi untuk beberapa lokasi

masih tahap survey Dinas ESDM Jatim.

Salah satu daerah yang diprediksi terdapat potensi geothermal adalah

Blawan, Bodowoso yang terletak di Kompleks Gunung Ijen, Jawa Timur.

Keberadaan pansbumi di lokasi ini ditandai oleh keberadaan mata air panas

yang tersebar di bagian utara. Gunungapi Ijen merupakan salah satu

gunungapi Kuarter yang memiliki aktivitas sedang sampai tinggi dan banyak

solfatara dengan suhu mencapai 200oC. Gunungapi ini dikenal, karena

pembentukan endapan belerang yang tebal di bibir kawahnya. Dalam sejarah

letusannya Gunung Ijen pernah mengalami letusan sangat besar, sehingga

terbentuk kaldera dengan diameter hampir 5 km. Di bagian utara Gunung Ijen

(Blawan) terdapat batuan tua seperti breksi (breccia), lava dan basaltik-tuf.

Bagian dalam kaldera didominasi oleh batuan muda akibat aktivitas gunung

Ijen yaitu tuf, breksi (breccia) dan lava.

2.3. Pemanfaatan Geothermal

Sumber daya energi panas bumi dapat digunakan secara langsung

maupun tidak langsung. Energi yang digunakan merupakan hasil konversi

dalam bentuk uap dan panas. Energi panas bumi yang digunakan secara

langsung disebut direct use sedangkan energi panas bumi yang berupa

konversi dalam bentuk listrik merupakan hasil konversi uap. Direct use

memanfaatkan panas secara efisien dan pembiayaannya jauh lebih kecil

dibandingkan pembangkit listrik

Pemanfaatan panas bumi telah dilakukan sejak 1904 di Italy dimana

dimasa itu uap panas bumi dapat menyalakan lima buah lampu. Di Indonesia

pembangkit listrik tenaga panas bumi baru terlaksana pada tahun 1983 di

Kamojang dengan potensi sebesar 30 MW. Selanjutnya mulai didirikan PLTP

lainnya seperti di G.Salak, Sibayak, Darajat, Dieng, Wayang Windu dan

Lahendong. Hingga saat ini baru 1189 Mw listrik yang telah diproduksi dari

tujuh lapangan. Ketujuh lapangan panas bumi tersebut adalah Sibayak (12

MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW),

Wayang Windu (227 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (60 MW)

(Anonimous. http://psdg.bgl.esdm.go.id)

Page 9: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 6

Pemanfaatan energi panas bumi secara direct use dilakukan tanpa

adanya konversi energi ke dalam bentuk lain. Karena sifatnya yang mudah

maka pemanfaatannya bisa dilakukan dalam berbagai cara. Untuk

mengefektifkan penggunaannya pemanfaatan direct use dilakukan sesuai

dengan kebutuhan temperaturnya. Dibeberapa lokasi di Indonesia masyarakat

setempat telah melakukan pemanfaatan secara langsung seperti untuk sarana

pariwisata, pemanasan hasil kebun dan pembibitan jamur, pembuatan pupuk

dan budidaya ikan. Namun secara umum pemanfaatan langsung bagi

kepentingan bahan bakar industri pertanian belum berkembang.

Pemanfaatan Geothermal Di Jawa Timur

Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena

ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi.

Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang

lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan

dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

Energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena

emisi gas CO2yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil,

disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan

karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan

perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan, kemudian energi

ini pasokannya jangka panjang dalam arti tidak akan habis terbukti

kehandalan pasokan (security of supply) tenaga listrik panas bumi terbukti

dapat dipertahankan dalam jangka panjang (bisa lebih dari 30 tahun).

Energi panas bumi juga memiliki kelebihan, yaitu pada

umumnya capacity factor pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ada bisa

mencapai 90 persen per tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai beban dasar

dalam sistem ketenagalistrikan. Lalu kelebihan lain, pengangkutan sumber

daya panas bumi tidak terpengaruh oleh risiko transportasi karena tidak

menggunakan mobile transportation tetapi hanya menggunakan jaringan pipa

dalam jangkauan yang pendek, kemudian produktivitas sumber daya panas

bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan iklim tahunan sebagaimana

yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh pembangkit listrik

Page 10: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 7

tenaga air (PLTA), tidak memerlukan lahan yang luas (no foot print) dan

selain untuk pembangkit listrik, panas bumi dapat dimanfaatkan secara

langsung.

Dari beberapa alasan di atas peluang terbesar geothermal di Jawa Timur

dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dikarenakan cadangan

batubara yang selama ini menjadi produk andalan untuk pembangkit listrik

semakin menipis dan tidak ramah lingkungan. Selain itu untuk beberapa

kasus biasanya energi geothermal digunakan untuk pabrik tertentu yang

membutuhkan daya listrik yang besar. Untuk kasus di Ijen terdapat pabrik

kopi yang menggunakan mikrohidro sedangkan di daerah tersebut terdapat

potensi geothermal yang belum termanfaatkan sehingga dapat dijadikan

solusi cadangan dari mikrohidro.

2.4. Metode Geofisika yang Digunakan

Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan metode

Geofisika langkah awal adalah mengkaji manisfestasi yang muncul di

permukaan di daerah yang berpotensi geothermal. Interpretasi struktur

geologi dilakukan dengan analisis kelurusan pada peta topografi (gambar 2 )

serta mengambil data rekahan dan sesar di lapangan. Dari hal ini dapat ditarik

kesimpulan bahwa manifestasi dipengaruhi oleh struktur geologi sehingga

bisa mencapai permukaan (ESDM, 2010).

Page 11: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 8

Gambar 2 Peta Topografi untuk interpretasi struktur geologi (Wahyudi, 2005)

Semakin tinggi daerah tertentu, maka suhu permukaan daratnya akan

semakin menurun. Hal ini karena terjadinya penurunan suhu dengan adanya

kenaikan altitude, dengan adanya penambahan jarak dari radiasi panas bumi

(vertical thermal structure of the atmosphere). Salah satu prospek dari

manifestasi panas bumi adalah terdapat suatu anomali dari hasil pengolahan

suhu permukaan dibandingkan dengan daerah disekitarnya (Wahyudi,

2005).

Setelah dilakukan pengamatan manifestasi permukaan maka langkah

selanjutnya adalah pengambilan data geofisika untuk mengetahui strutur

bawah permukaan daerah geothermal tersebut. Metoda geofisika yang sudah

biasa digunakan dalam penyelidikan panas bumi adalah metode gayaberat,

geolistrik dan magnetik.

Metode gravity adalah suatu metode penyelidikan geofisika yang

berdasarkan pada perbedaan medan gravity akibat perbedaan rapat massa

batuan penyusun bawah permukaan bumi. Besaran fisis yang diukur dalam

metode gravity adalah percepatan gravitasi bumi. Data percepatan gravity

Page 12: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 9

yang didapat selama pengukuran diolah menjadi anomali percepatan

gravitasi bumi. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui

perbedaan rapat massa batuan, sehingga data tersebut dapat digunakan

untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan yang mengandung

potensi energi geothermal di daerah penelitian. Metode ini memiliki suatu

kelebihan untuk survei awal yang dapat memberikan informasi yang cukup

detail tentang struktur geologi dan kontras densitas batuan. Pada kasus

geothermal perbedaan densitas batuan merupakan acuan dalam penyelidikan

metode gravitasi. Dimana, daerah sumber panas di bawah permukaan bumi

dapat menyebabkan perbedaan densitas dengan massa batuan disekitarnya.

Karena suhu yang tinggi dan porositas tinggi, batuan reservoir panas

bumi diinterpretasikan dari masa dengan densitas rendah. Penggunaan

metode gravity dalam menganalisa densitas batuan dianggap tepat karena

metode gravity memiliki respon yang sangat baik terhadap perbedaan

densitas batuan di bawah permukaan. Dengan mengolah dan

menginterpretasikan data kontras anomali Bouger maka dapat digunakan

untuk memperkirakan struktur anomali densitas bawah permukaan yang

diharapkan dapat memberi gambaran mengenai struktur bawah permukaan

dan kondisi potensi geothermal (Raehanayati. 2013).

Selain itu dapat n digunakan metode magnetik karena dapat digunakan

untuk menentukan struktur geologi besar bawah permukaan seperti sesar,

lipatan, intrusi batuan beku atau kubah garam dan reservoir geothermal.

Menurut burger dkk (1992), metode magnetik dapat digunakan untuk

mengetahui kedalaman dan struktur permukaan, pengukuran dapat diperoleh

dengan mudah untuk studi lokal dan regional. Metoda magnet ini dilakukan

dengan cara mengukur intensitas medan magnet yang terjadi pada batuan-

batuan yang ada di sekitarnya akibat adanya proses induksi medan magnet

bumi yang sudah ada secara alami di bumi ini. Dari pengukuran magnetik

ini diharapkan memperoleh informasi struktur bawah permukan disekitar

daerah manifestasi panas-bumi (Anonimous. digilib.its.ac.id).

Setelah dilakukan pengambilan data untuk mengetahui struktur bawah

permukaan daerah yang berpotensi geothermal langkah selanjutnya yaitu

Page 13: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 10

menganalisa sistem yang akan digunakan dalam mengkonversi dari uap ke

listrik (power plants). Power plants menggunakan uap untuk memproduksi

dari reservoir geothermal ke pembangkit listrik. Ada tiga teknologi power

plants geothermal yang digunakan untuk mengkonversi fluida hydrothermal

ke listrik yaitu dry steam, flash steam, dan binary steam.

Dry Steam Power Plants

Power plants jenis ini menggunakan fluida hidrothermal khusunya uap.

Uap berpindah secara langsung ke turbin yang digerakkan oleh generator

yang menghasilkan listrik (seperti pada gambar 3). Pembangkit dengan

sistem uap kering merupakan rancangan paling tua dan sederhana. Dalam

sistem ini uap panas bumi bersuhu 150°C atau lebih langsung digunakan

untuk memutar turbin.

Gambar 3 Dry Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)

Flash Steam Power Plants

Pembangkit dengan sistem flash steam (seperti pada gambar

4) mengambil air panas bertekanan tinggi dari kedalaman bumi masuk ke

tangki bertekanan rendah lalu menggunakan uap yang dihasilkan untuk

memutar turbin. Sistem ini membutuhkan fluida bersuhu sekurang-

kurangnya 180°C, biasanya lebih. Ini adalah jenis yang paling umum

dioperasikan saat ini (Anonimous. www1. eere.energy. gov)

Page 14: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 11

Gambar 4 Flash Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)

Binary Steam Power Plants

Pembangkit dengan sistem siklus biner ((seperti pada gambar 5))adalah

pengembangan terbaru dan memungkinkan suhu terendah fluida hingga

57°C. Air panas bumi yang tidak terlalu panas tersebut dialirkan melewati

fluida sekunder yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal

ini menyebabkan fluida sekunder menguap yang lalu digunakan untuk

memutar turbin. Ini adalah jenis dan efisiensi thermalnya sekitar 10 – 13%.

Page 15: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 12

Gambar 5 Binary Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)

Gambar 6 Studi Kelayakan PLTP (Kastiman Sitorus, 2014).

Page 16: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 13

Sebelum dilakukan pengembangan geothermal atau tahap lanjut

diperlukan rancangan atau studi kelayakan (seperti pada gambar 6) dari

geothermal tersebut dimana terdapat tiga tahapan yaitu tahap pertama, kedua

dan ketiga dimana untuk tahap pertama terdapat hasil kegiatan eksplorasi,

tahap kedua merupakan hasil pemboran eksploitasi tahap pertama dan untuk

tahap ketiga terdapat hasil pemboran eksploitasi tahap kedua. Sedangkan

untuk ruang lingkup studi kelayakan terdapat beberapa cabang untuk

menunjang seluruh kegiatan seperti geoscience, pemboran, uji sumur, fasilitas

konstruksi, manajemen amdal dan data sekunder. Sedangkan untuk ruang

lingkup studi kelayakan mencakup evaluasi data geologi, geokimia dan

geofisika serta sumur eksplorasi, update model sistem panas bumi, estimasi

besar cadangan (recoverable reserve) panas bumi serta potensi listrik yang

dapat dihasilkan, evaluasi potensi sumur dan kinerja, analisis karakteristik

fluida, kandungan NCG dan kemungkinan scoling serta sifat korosifitasnya

dll.

Kesimpulan Paparan Geothermal di Jawa Timur (Studi Kasus Gunung

Ijen)

Kawah ijen merupakan daerah yang memiliki potensi daya yang besar

yaitu 270 MW (dari data pengamatan ESDM) dan juga wilayah pegunungan

Ijen bukan termasuk daerah konservasi hutan sehingga lebih mudah dalam

pengembangan PLTP tanpa ada permasalahan perizinan dengan dinas

perhutanan. Dengan potensi gunung Ijen yang sebesar 270 MW sangat

mungkin direalisasikan untuk PLTP jenis Flash Steam karena sistem ini

cocok digunakan untuk daerah dengan reservoir yang didominasi air (satu

fasa air) sistem ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air

dengan temperatur lebih besar dari 1820 C. Dan air panas tersebut dialirkan

ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanan tertentu, dikarenakan

mengalir ke atas maka tekanannya menurun sehingga menjadi uap dan uap

ini dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar turbin dan untu sisa air

dan uap yang terkondensasi kemudian diinjeksikan kembali melalui sumur

injeksi e dalam reservoir yang memungkinkan energi ini berkesinambungan

Page 17: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 14

dan terbaharui. Ini adalah gambaran metode flash steam seperti pada

gambar 7 dengan analisa Eksergi dan Hukum Thermodinamika untuk

memperoleh produksi energi listrik yang optimal.

Gambar 7 Flash Steam (ormatfunding.com)

Sedangkan implementasi dari PLTP dengan metode flash steam sudah

diterapkan di beberapa daerah yang memiliki energi potensi panas bumi

yang cukup tinggi terutama memiliki reservoir yang didominasi oleh air,

contohnya adalah PT Pertamina Geothermal Energi Area Kamojang, Jawa

Barat dengan daya sekitar 60 MW untuk menyuplai energi listrik Jawa-Bali.

Kendala yang terjadi adalah karena kondisi karakteristik pada sumur terus

berubah dan berpengaruh pada kerja Power Plant (termasuk penurunan

temperature optimal dan tekanan optimal) sehingga perlu analisa untuk

menentukan tekanan Optimum separator, turbine, kondensor dan

instrumentasi lainnya untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum.

Penerapan PLTP pada area gunung Ijen memang memiliki potensi yang

bagus untuk direalisasikannya pda tahun 2015 medco energy berencana

melakukan exploitasi dan produksi energi panas bumi di kawasan gunung

Ijen.

Page 18: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 15

Tidak seperti di wilayah Bali yang pengembangannya, potensi PLTP di

area Kawah Gunung Ijen sama sekali tidak ada permasalahan dengan dinas

kehutanan karena bukan are hutan konservasi sehingga memudahkan dalam

pengembangan PLTP di area kawah Gunung Ijen.

Kendala/Tantangan

1. Meskipun kawasan penambangan bukan daerah konservasi hutan,

pengetahuan masayarakat sekitar yang minim tentang PLTP menjadi

kendala tersendiri dalam pengembangan PLTP di daerah Gunung Ijen,

termasuk ijin bebas lahan yang akan dijadikan area penambangan dan

jaminan sumber penghasilan masyarakat sekitar kawah gunung Ijen

ketika digunakan sebagai lokasi penambangan.

2. Investasi untuk sebuah PLTP membutuhkan biaya yang besar, proyek

panas bumi Ijen paling tidak membutuhkan anggaran sekitar 58 juta

dollar AS (survey Medco Energy).

3. Terkait dengan masalah diatas proses peijinan pertambangan juga tidak

secepat yang diharapkan dan membutuhkan waktu yang lama.

4. Analysa Efisiensi Energy untuk power plant baik secara tinjauan

thermodinamika dan energi harus senantiasa dilakukan karena

karakteritik sumur panas bumi berbeda setiap saat yang akan

berpengaruh pada efisiensi pembangkit panas bumi (BEM ITS, 2010).

Page 19: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 16

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jawa timur memiliki beberapa titik yang diprediksi memiliki potensi

Panas Bumi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkannya suatu Power

Plant Tenaga Panas Bumi (PLTP). Menurut pengamat ESDM di Jawa

Timur seperti area Kawah Ijen yang diprediksi memiliki potensi daya

sebesar 270 MW sehingga diperlukan pengembangan suatu pembangkit

tenaga panas bumi. Sumber daya energi panas bumi dapat digunakan secara

langsung maupun tidak langsung. Energi yang digunakan merupakan hasil

konversi dalam bentuk uap dan panas

Energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena

emisi gas CO2yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil,

disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan

karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan

perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan.

Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan metode

Geofisika langkah awal adalah mengkaji manisfestasi yang muncul di

permukaan di daerah yang berpotensi geothermal interpretasi struktur

geologi sedangkan metoda geofisika yang sudah biasa digunakan dalam

penyelidikan panas bumi adalah metode gayaberat, geolistrik dan magnetik.

Potensi gunung Ijen yang sebesar 270 MW sangat mungkin

direalisasikan untuk PLTP jenis Flash Steam karena sistem ini cocok

digunakan untuk daerah dengan reservoir yang didominasi air (satu fasa air)

sistem ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan

temperatur lebih besar dari 1820 C.

Page 20: Tugas epb geotherm fix

E k s p l o r a s i P a n a s B u m i

Page 17

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Geothermal Technologies Office. www1.eere.energy.gov.

Anonimous. 2013. Kelebihan dan Manfaat Panas Bumi. www.ebtke.esdm.go.id

Anonimous. Geothermal di Indonesia. http://psdg.bgl.esdm.go.id

Anonimous. 2010. Survey Geothermal.www.esdm.go.id

Anonimous. 2011. Solusi Untuk Negeri. BEM ITS

Raehanayati, Areief Rachmansyah dan Sukir Maryanto. 2013. Studi Potensi

Energi Geothermal Blawan Ijen, Jawa Timur Berdasarkan Metode

Gravity. Jurnal Neutrino Vol. 6 No 1.

Sitorus, Kastiman. 2014. Geothermal Development Experiences In Indonesia :

Reuni Akbar Geologi UNPAD. PT Sejahtera Alam Energy.