Upload
zulfa-khalida
View
351
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
share it for the goodness
Citation preview
MAKALAH EKSPLORASI PANAS BUMI
KUIS I EKSPLORASI PANAS BUMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi
Dosen Pengampu
Sukir Maryanto, Ph.D
PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Disusun Oleh :
Zulfa Khalida (115090701111006)
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Tugas makalah ini merupakan tugas terstruktur mata
kuliah Eksplorasi Panas Bumi yang diampu oleh dosen Sukir Maryanto, Ph.D.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada bapak Sukir
Maryanto, Ph.D. selaku dosen mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi yang telah
membimbing penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik.
Penulis menyadari ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kepentingan kualitas dan kuantitas di masa yang akan datang.
Semoga proposal makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang
menggunakannya.
Malang, 25 Maret 2014
Penulis
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2.Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
2.1. Geothermal di Indonesia............................................................................... 2
2.2. Geothermal di Jawa Timur serta Potensinya ................................................ 4
2.3. Pemanfaatan Geothermal.............................................................................. 5
2.4. Metode Geofisika yang Digunakan .............................................................. 7
BAB III PENUTUP ...............................................................................................16
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Panas bumi merupakan sumber daya energi baru terbarukan yang ramah
lingkungan (clean and renewable energy) dan merupakan salah satu solusi
terbaik untuk mengatasi keterbatasan energi. Hal inilah yang membuat energi
panas bumi begitu disukai oleh banyak negara sehingga telah digunakan
sebagai sumber energi, khususnya sebagai pembangkit listrik tenaga panas-
bumi. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber energi
panas-bumi, karena berada pada daerah terdepan di zona tektonik aktif. Di
daerah Jawa Timur, memiliki 11 lokasi yang berpotensi sebagai wilayah
pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pemanfaatan energi
panas bumi di wilayah Jawa Timur masih kurang optimal. Sehingga
diperlukan survei pendahuluan panas bumi untuk mendukung peningkatan
kegiatan eksplorasi panas bumi di wilayah Jawa Timur.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang potensi dari panas bumi d Jawa
Timur khususnya untuk studi kasus Gunung Ijen. Selain itu dijelaskan metode
pendahuluan dalam mencari geothermal yang berpotensi sampai teknik atau
sistem untuk mengkonversi uap dari panas bumi menjadi listrik (pada kriteria
panas bumi tertentu). untuk penjelasan beberapa topik tersebut dijelaskan
secara detail di pembahasan makalah ini.
.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan
potensi geothermal di Jawa Timur serta prospek untuk mendirikan PLTP di
kawasan geothermal tersebut.
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan dari makalah ini meliputi:
a. Pentingnya geothermal di Jawa Timur
b. Potensi energi geothermal di Jawa Timur
c. Pemanfaatan geothermal yang cocok di Jawa Timur
d. Metode geofisika yang digunakan
2.1. Geothermal di Indonesia
Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : vulkanik,
vulkano – tektonik dan Non-vulkanik. Sistem panas bumi vulkanik adalah
sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang
umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari
Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi
Utara.Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan
vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki
karakteristik reservoir 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (250-
370°C).
Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif
muda dengan kondisi temperatur yang tinggi dan kandungan gas magmatik
besar. Ruang antar batuan (permeabilitas) relatif kecil karena faktor
aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan dalam membentuk celah-
celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik
yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami
aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas batuan
melalui rekahan dan celah yang intensif.
Pada kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur menengah - tinggi
dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit. Sistem vulkanik dapat
dikelompokkan lagi menjadi beberapa sistem, misal : sistem tubuh gunung
api strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 3
gunung api jika terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah
terbentuk kaldera dan sebagainya.
Sistem panas bumi vulkano – tektonik, sistem yang berasosisasi
antara graben dan kerucut vulkanik, umumnya ditemukan di daerah
Sumatera pada jalur sistem sesar sumatera (Sesar Semangko). Sistem panas
bumi Non vulkanik adalah sistem panas bumi yang tidak berkaitan langsung
dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar jalur vulkanik Kuarter.
Lingkungan non-vulkanik di Indonesia bagian barat pada umumnya tersebar
di bagian timur sundaland (paparan sunda) karena pada daerah tersebut
didominasi oleh batuan yang merupakan penyusun kerak benua Asia seperti
batuan metamorf dan sedimen (Anonimous. www. psdg.bgl.esdm.go.id).
Potensi energi panas bumi di Indonesia yang mencapai 27 GWe sangat
erat kaitannya dengan posisi Indonesia dalam kerangka tektonik dunia.
Ditinjau dari munculnya panas bumi di permukaan per satuan luas, Indonesia
menempati urutan keempat dunia, bahkan dari segi temperatur yang tinggi,
merupakan kedua terbesar. Sebagian besar energi panas bumi yang telah
dimanfaatkan di seluruh dunia merupakan energi yang diekstrak dari sistem
hidrotermal, karena pemanfaatan dari hot-igneous system dan conduction-
dominated system memerlukan teknologi ekstraksi yang tinggi (Rina
Wahyuningsih, 2005).
Sistem hidrotermal erat kaitannya dengan sistem vulkanisme dan
pembentukan gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana
terdapat aliran panas (heat flow) yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan
tiga lempeng aktif yang memungkinkan panas bumi dari kedalaman ditransfer
ke permukaan melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini menempatkankan
Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi sistem
hidrotermal yang tersebar di sepanjang busur vulkanik. Sehingga sebagian
besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong mempunyai entalphi tinggi.
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 4
Gambar 1 Peta distribusi lokasi dan wilayah kerja pertambangan panas Bumi (Rina Wahyuningsih,
2005)
Pada gambar 1 terdapat peta distribusi geothermal di Indonesia dimana
sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan sistem
vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa
Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7
lokasi). Sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di
Sulawesi (43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan
Papua (2 lokasi) (Rina Wahyuningsih, 2005).
2.2. Geothermal di Jawa Timur serta Potensinya
Jawa timur memiliki beberapa titik yang diprediksi memiliki potensi
Panas Bumi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkannya suatu Power
Plant Tenaga Panas Bumi (PLTP). Menurut pengamat ESDM di Jawa Timur
seperti area Kawah Ijen yang diprediksi memiliki potensi daya sebesar 270
MW sehingga diperlukan pengembangan suatu pembangkit tenaga panas
bumi untuk memenuhi supply energi nasional dan mengurangi
ketergantungan bahan bakar fosil.
Daerah Jawa Timur memiliki Potensi panas bumi pada beberapa titik
yaitu di Kawah Gunung Ijen, Ngebel, daerah Kabupaten Probolinggo
Lumajang dan Pegunungan Argopuro. Manifestasi yang tampak berupa
sumber air panas yang terdapat di daerah Tiris, dimana daerahnya berupa
lembah yang diapit oleh kaki Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 5
Terdapat 11 titik yang berpotensi panas bumi tetapi untuk beberapa lokasi
masih tahap survey Dinas ESDM Jatim.
Salah satu daerah yang diprediksi terdapat potensi geothermal adalah
Blawan, Bodowoso yang terletak di Kompleks Gunung Ijen, Jawa Timur.
Keberadaan pansbumi di lokasi ini ditandai oleh keberadaan mata air panas
yang tersebar di bagian utara. Gunungapi Ijen merupakan salah satu
gunungapi Kuarter yang memiliki aktivitas sedang sampai tinggi dan banyak
solfatara dengan suhu mencapai 200oC. Gunungapi ini dikenal, karena
pembentukan endapan belerang yang tebal di bibir kawahnya. Dalam sejarah
letusannya Gunung Ijen pernah mengalami letusan sangat besar, sehingga
terbentuk kaldera dengan diameter hampir 5 km. Di bagian utara Gunung Ijen
(Blawan) terdapat batuan tua seperti breksi (breccia), lava dan basaltik-tuf.
Bagian dalam kaldera didominasi oleh batuan muda akibat aktivitas gunung
Ijen yaitu tuf, breksi (breccia) dan lava.
2.3. Pemanfaatan Geothermal
Sumber daya energi panas bumi dapat digunakan secara langsung
maupun tidak langsung. Energi yang digunakan merupakan hasil konversi
dalam bentuk uap dan panas. Energi panas bumi yang digunakan secara
langsung disebut direct use sedangkan energi panas bumi yang berupa
konversi dalam bentuk listrik merupakan hasil konversi uap. Direct use
memanfaatkan panas secara efisien dan pembiayaannya jauh lebih kecil
dibandingkan pembangkit listrik
Pemanfaatan panas bumi telah dilakukan sejak 1904 di Italy dimana
dimasa itu uap panas bumi dapat menyalakan lima buah lampu. Di Indonesia
pembangkit listrik tenaga panas bumi baru terlaksana pada tahun 1983 di
Kamojang dengan potensi sebesar 30 MW. Selanjutnya mulai didirikan PLTP
lainnya seperti di G.Salak, Sibayak, Darajat, Dieng, Wayang Windu dan
Lahendong. Hingga saat ini baru 1189 Mw listrik yang telah diproduksi dari
tujuh lapangan. Ketujuh lapangan panas bumi tersebut adalah Sibayak (12
MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW),
Wayang Windu (227 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (60 MW)
(Anonimous. http://psdg.bgl.esdm.go.id)
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 6
Pemanfaatan energi panas bumi secara direct use dilakukan tanpa
adanya konversi energi ke dalam bentuk lain. Karena sifatnya yang mudah
maka pemanfaatannya bisa dilakukan dalam berbagai cara. Untuk
mengefektifkan penggunaannya pemanfaatan direct use dilakukan sesuai
dengan kebutuhan temperaturnya. Dibeberapa lokasi di Indonesia masyarakat
setempat telah melakukan pemanfaatan secara langsung seperti untuk sarana
pariwisata, pemanasan hasil kebun dan pembibitan jamur, pembuatan pupuk
dan budidaya ikan. Namun secara umum pemanfaatan langsung bagi
kepentingan bahan bakar industri pertanian belum berkembang.
Pemanfaatan Geothermal Di Jawa Timur
Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena
ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi.
Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang
lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan
dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.
Energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena
emisi gas CO2yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil,
disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan
karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan
perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan, kemudian energi
ini pasokannya jangka panjang dalam arti tidak akan habis terbukti
kehandalan pasokan (security of supply) tenaga listrik panas bumi terbukti
dapat dipertahankan dalam jangka panjang (bisa lebih dari 30 tahun).
Energi panas bumi juga memiliki kelebihan, yaitu pada
umumnya capacity factor pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ada bisa
mencapai 90 persen per tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai beban dasar
dalam sistem ketenagalistrikan. Lalu kelebihan lain, pengangkutan sumber
daya panas bumi tidak terpengaruh oleh risiko transportasi karena tidak
menggunakan mobile transportation tetapi hanya menggunakan jaringan pipa
dalam jangkauan yang pendek, kemudian produktivitas sumber daya panas
bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan iklim tahunan sebagaimana
yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh pembangkit listrik
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 7
tenaga air (PLTA), tidak memerlukan lahan yang luas (no foot print) dan
selain untuk pembangkit listrik, panas bumi dapat dimanfaatkan secara
langsung.
Dari beberapa alasan di atas peluang terbesar geothermal di Jawa Timur
dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dikarenakan cadangan
batubara yang selama ini menjadi produk andalan untuk pembangkit listrik
semakin menipis dan tidak ramah lingkungan. Selain itu untuk beberapa
kasus biasanya energi geothermal digunakan untuk pabrik tertentu yang
membutuhkan daya listrik yang besar. Untuk kasus di Ijen terdapat pabrik
kopi yang menggunakan mikrohidro sedangkan di daerah tersebut terdapat
potensi geothermal yang belum termanfaatkan sehingga dapat dijadikan
solusi cadangan dari mikrohidro.
2.4. Metode Geofisika yang Digunakan
Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan metode
Geofisika langkah awal adalah mengkaji manisfestasi yang muncul di
permukaan di daerah yang berpotensi geothermal. Interpretasi struktur
geologi dilakukan dengan analisis kelurusan pada peta topografi (gambar 2 )
serta mengambil data rekahan dan sesar di lapangan. Dari hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa manifestasi dipengaruhi oleh struktur geologi sehingga
bisa mencapai permukaan (ESDM, 2010).
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 8
Gambar 2 Peta Topografi untuk interpretasi struktur geologi (Wahyudi, 2005)
Semakin tinggi daerah tertentu, maka suhu permukaan daratnya akan
semakin menurun. Hal ini karena terjadinya penurunan suhu dengan adanya
kenaikan altitude, dengan adanya penambahan jarak dari radiasi panas bumi
(vertical thermal structure of the atmosphere). Salah satu prospek dari
manifestasi panas bumi adalah terdapat suatu anomali dari hasil pengolahan
suhu permukaan dibandingkan dengan daerah disekitarnya (Wahyudi,
2005).
Setelah dilakukan pengamatan manifestasi permukaan maka langkah
selanjutnya adalah pengambilan data geofisika untuk mengetahui strutur
bawah permukaan daerah geothermal tersebut. Metoda geofisika yang sudah
biasa digunakan dalam penyelidikan panas bumi adalah metode gayaberat,
geolistrik dan magnetik.
Metode gravity adalah suatu metode penyelidikan geofisika yang
berdasarkan pada perbedaan medan gravity akibat perbedaan rapat massa
batuan penyusun bawah permukaan bumi. Besaran fisis yang diukur dalam
metode gravity adalah percepatan gravitasi bumi. Data percepatan gravity
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 9
yang didapat selama pengukuran diolah menjadi anomali percepatan
gravitasi bumi. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui
perbedaan rapat massa batuan, sehingga data tersebut dapat digunakan
untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan yang mengandung
potensi energi geothermal di daerah penelitian. Metode ini memiliki suatu
kelebihan untuk survei awal yang dapat memberikan informasi yang cukup
detail tentang struktur geologi dan kontras densitas batuan. Pada kasus
geothermal perbedaan densitas batuan merupakan acuan dalam penyelidikan
metode gravitasi. Dimana, daerah sumber panas di bawah permukaan bumi
dapat menyebabkan perbedaan densitas dengan massa batuan disekitarnya.
Karena suhu yang tinggi dan porositas tinggi, batuan reservoir panas
bumi diinterpretasikan dari masa dengan densitas rendah. Penggunaan
metode gravity dalam menganalisa densitas batuan dianggap tepat karena
metode gravity memiliki respon yang sangat baik terhadap perbedaan
densitas batuan di bawah permukaan. Dengan mengolah dan
menginterpretasikan data kontras anomali Bouger maka dapat digunakan
untuk memperkirakan struktur anomali densitas bawah permukaan yang
diharapkan dapat memberi gambaran mengenai struktur bawah permukaan
dan kondisi potensi geothermal (Raehanayati. 2013).
Selain itu dapat n digunakan metode magnetik karena dapat digunakan
untuk menentukan struktur geologi besar bawah permukaan seperti sesar,
lipatan, intrusi batuan beku atau kubah garam dan reservoir geothermal.
Menurut burger dkk (1992), metode magnetik dapat digunakan untuk
mengetahui kedalaman dan struktur permukaan, pengukuran dapat diperoleh
dengan mudah untuk studi lokal dan regional. Metoda magnet ini dilakukan
dengan cara mengukur intensitas medan magnet yang terjadi pada batuan-
batuan yang ada di sekitarnya akibat adanya proses induksi medan magnet
bumi yang sudah ada secara alami di bumi ini. Dari pengukuran magnetik
ini diharapkan memperoleh informasi struktur bawah permukan disekitar
daerah manifestasi panas-bumi (Anonimous. digilib.its.ac.id).
Setelah dilakukan pengambilan data untuk mengetahui struktur bawah
permukaan daerah yang berpotensi geothermal langkah selanjutnya yaitu
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 10
menganalisa sistem yang akan digunakan dalam mengkonversi dari uap ke
listrik (power plants). Power plants menggunakan uap untuk memproduksi
dari reservoir geothermal ke pembangkit listrik. Ada tiga teknologi power
plants geothermal yang digunakan untuk mengkonversi fluida hydrothermal
ke listrik yaitu dry steam, flash steam, dan binary steam.
Dry Steam Power Plants
Power plants jenis ini menggunakan fluida hidrothermal khusunya uap.
Uap berpindah secara langsung ke turbin yang digerakkan oleh generator
yang menghasilkan listrik (seperti pada gambar 3). Pembangkit dengan
sistem uap kering merupakan rancangan paling tua dan sederhana. Dalam
sistem ini uap panas bumi bersuhu 150°C atau lebih langsung digunakan
untuk memutar turbin.
Gambar 3 Dry Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)
Flash Steam Power Plants
Pembangkit dengan sistem flash steam (seperti pada gambar
4) mengambil air panas bertekanan tinggi dari kedalaman bumi masuk ke
tangki bertekanan rendah lalu menggunakan uap yang dihasilkan untuk
memutar turbin. Sistem ini membutuhkan fluida bersuhu sekurang-
kurangnya 180°C, biasanya lebih. Ini adalah jenis yang paling umum
dioperasikan saat ini (Anonimous. www1. eere.energy. gov)
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 11
Gambar 4 Flash Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)
Binary Steam Power Plants
Pembangkit dengan sistem siklus biner ((seperti pada gambar 5))adalah
pengembangan terbaru dan memungkinkan suhu terendah fluida hingga
57°C. Air panas bumi yang tidak terlalu panas tersebut dialirkan melewati
fluida sekunder yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal
ini menyebabkan fluida sekunder menguap yang lalu digunakan untuk
memutar turbin. Ini adalah jenis dan efisiensi thermalnya sekitar 10 – 13%.
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 12
Gambar 5 Binary Steam Power Plants (http://www1.eere.energy.gov/)
Gambar 6 Studi Kelayakan PLTP (Kastiman Sitorus, 2014).
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 13
Sebelum dilakukan pengembangan geothermal atau tahap lanjut
diperlukan rancangan atau studi kelayakan (seperti pada gambar 6) dari
geothermal tersebut dimana terdapat tiga tahapan yaitu tahap pertama, kedua
dan ketiga dimana untuk tahap pertama terdapat hasil kegiatan eksplorasi,
tahap kedua merupakan hasil pemboran eksploitasi tahap pertama dan untuk
tahap ketiga terdapat hasil pemboran eksploitasi tahap kedua. Sedangkan
untuk ruang lingkup studi kelayakan terdapat beberapa cabang untuk
menunjang seluruh kegiatan seperti geoscience, pemboran, uji sumur, fasilitas
konstruksi, manajemen amdal dan data sekunder. Sedangkan untuk ruang
lingkup studi kelayakan mencakup evaluasi data geologi, geokimia dan
geofisika serta sumur eksplorasi, update model sistem panas bumi, estimasi
besar cadangan (recoverable reserve) panas bumi serta potensi listrik yang
dapat dihasilkan, evaluasi potensi sumur dan kinerja, analisis karakteristik
fluida, kandungan NCG dan kemungkinan scoling serta sifat korosifitasnya
dll.
Kesimpulan Paparan Geothermal di Jawa Timur (Studi Kasus Gunung
Ijen)
Kawah ijen merupakan daerah yang memiliki potensi daya yang besar
yaitu 270 MW (dari data pengamatan ESDM) dan juga wilayah pegunungan
Ijen bukan termasuk daerah konservasi hutan sehingga lebih mudah dalam
pengembangan PLTP tanpa ada permasalahan perizinan dengan dinas
perhutanan. Dengan potensi gunung Ijen yang sebesar 270 MW sangat
mungkin direalisasikan untuk PLTP jenis Flash Steam karena sistem ini
cocok digunakan untuk daerah dengan reservoir yang didominasi air (satu
fasa air) sistem ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air
dengan temperatur lebih besar dari 1820 C. Dan air panas tersebut dialirkan
ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanan tertentu, dikarenakan
mengalir ke atas maka tekanannya menurun sehingga menjadi uap dan uap
ini dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar turbin dan untu sisa air
dan uap yang terkondensasi kemudian diinjeksikan kembali melalui sumur
injeksi e dalam reservoir yang memungkinkan energi ini berkesinambungan
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 14
dan terbaharui. Ini adalah gambaran metode flash steam seperti pada
gambar 7 dengan analisa Eksergi dan Hukum Thermodinamika untuk
memperoleh produksi energi listrik yang optimal.
Gambar 7 Flash Steam (ormatfunding.com)
Sedangkan implementasi dari PLTP dengan metode flash steam sudah
diterapkan di beberapa daerah yang memiliki energi potensi panas bumi
yang cukup tinggi terutama memiliki reservoir yang didominasi oleh air,
contohnya adalah PT Pertamina Geothermal Energi Area Kamojang, Jawa
Barat dengan daya sekitar 60 MW untuk menyuplai energi listrik Jawa-Bali.
Kendala yang terjadi adalah karena kondisi karakteristik pada sumur terus
berubah dan berpengaruh pada kerja Power Plant (termasuk penurunan
temperature optimal dan tekanan optimal) sehingga perlu analisa untuk
menentukan tekanan Optimum separator, turbine, kondensor dan
instrumentasi lainnya untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum.
Penerapan PLTP pada area gunung Ijen memang memiliki potensi yang
bagus untuk direalisasikannya pda tahun 2015 medco energy berencana
melakukan exploitasi dan produksi energi panas bumi di kawasan gunung
Ijen.
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 15
Tidak seperti di wilayah Bali yang pengembangannya, potensi PLTP di
area Kawah Gunung Ijen sama sekali tidak ada permasalahan dengan dinas
kehutanan karena bukan are hutan konservasi sehingga memudahkan dalam
pengembangan PLTP di area kawah Gunung Ijen.
Kendala/Tantangan
1. Meskipun kawasan penambangan bukan daerah konservasi hutan,
pengetahuan masayarakat sekitar yang minim tentang PLTP menjadi
kendala tersendiri dalam pengembangan PLTP di daerah Gunung Ijen,
termasuk ijin bebas lahan yang akan dijadikan area penambangan dan
jaminan sumber penghasilan masyarakat sekitar kawah gunung Ijen
ketika digunakan sebagai lokasi penambangan.
2. Investasi untuk sebuah PLTP membutuhkan biaya yang besar, proyek
panas bumi Ijen paling tidak membutuhkan anggaran sekitar 58 juta
dollar AS (survey Medco Energy).
3. Terkait dengan masalah diatas proses peijinan pertambangan juga tidak
secepat yang diharapkan dan membutuhkan waktu yang lama.
4. Analysa Efisiensi Energy untuk power plant baik secara tinjauan
thermodinamika dan energi harus senantiasa dilakukan karena
karakteritik sumur panas bumi berbeda setiap saat yang akan
berpengaruh pada efisiensi pembangkit panas bumi (BEM ITS, 2010).
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jawa timur memiliki beberapa titik yang diprediksi memiliki potensi
Panas Bumi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkannya suatu Power
Plant Tenaga Panas Bumi (PLTP). Menurut pengamat ESDM di Jawa
Timur seperti area Kawah Ijen yang diprediksi memiliki potensi daya
sebesar 270 MW sehingga diperlukan pengembangan suatu pembangkit
tenaga panas bumi. Sumber daya energi panas bumi dapat digunakan secara
langsung maupun tidak langsung. Energi yang digunakan merupakan hasil
konversi dalam bentuk uap dan panas
Energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena
emisi gas CO2yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil,
disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan
karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan
perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan.
Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan metode
Geofisika langkah awal adalah mengkaji manisfestasi yang muncul di
permukaan di daerah yang berpotensi geothermal interpretasi struktur
geologi sedangkan metoda geofisika yang sudah biasa digunakan dalam
penyelidikan panas bumi adalah metode gayaberat, geolistrik dan magnetik.
Potensi gunung Ijen yang sebesar 270 MW sangat mungkin
direalisasikan untuk PLTP jenis Flash Steam karena sistem ini cocok
digunakan untuk daerah dengan reservoir yang didominasi air (satu fasa air)
sistem ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan
temperatur lebih besar dari 1820 C.
E k s p l o r a s i P a n a s B u m i
Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Geothermal Technologies Office. www1.eere.energy.gov.
Anonimous. 2013. Kelebihan dan Manfaat Panas Bumi. www.ebtke.esdm.go.id
Anonimous. Geothermal di Indonesia. http://psdg.bgl.esdm.go.id
Anonimous. 2010. Survey Geothermal.www.esdm.go.id
Anonimous. 2011. Solusi Untuk Negeri. BEM ITS
Raehanayati, Areief Rachmansyah dan Sukir Maryanto. 2013. Studi Potensi
Energi Geothermal Blawan Ijen, Jawa Timur Berdasarkan Metode
Gravity. Jurnal Neutrino Vol. 6 No 1.
Sitorus, Kastiman. 2014. Geothermal Development Experiences In Indonesia :
Reuni Akbar Geologi UNPAD. PT Sejahtera Alam Energy.