28
HUJAN

Hidrologi 3. hujan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hidrologi 3. hujan

HUJAN

Page 2: Hidrologi 3. hujan

PENGERTIAN

Presipitasi adalah merupakan uap air yang terkondensasi dan jatuh dari atmosfer ke bumi dg segala bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi

Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan (rainfall) dan jika berupa padat disebut salju (snow).

Page 3: Hidrologi 3. hujan

SYARAT HUJAN

Tersedia udara lembab

Tersedia sarana sehingga terjadi kondensasi

Page 4: Hidrologi 3. hujan

HUJAN KONVEKTIF

Pemanasan setempat

Intensitas tinggi

Umumnya terjadi pada sore hari, dengan waktu yang singkat

Page 5: Hidrologi 3. hujan

HUJAN SIKLON

Gerakan udara panas di atas lapisan udara yang lebih rapat/dingin

Intensitas sedang

Daerah hujan luas

Durasi hujan lama

Page 6: Hidrologi 3. hujan

HUJAN OROGRAFIK

Gerakan udara ke atas karena terhalang gunung

Page 7: Hidrologi 3. hujan

DURASI & INTENSITAS HUJAN

Durasi hujan, adalah lama kejadian hujan (menitan, jam-jaman, harian) diperoleh terutama dari hasil pencatatan alat pengukur hujan otomatis.

Intensitas, Jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu.

Page 8: Hidrologi 3. hujan

PENGUKURAN HUJAN

Alat ukur manual, data yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan alat ini adalah data hujan harian (diukur periode tertentu)

120 cm

200 cm2

Page 9: Hidrologi 3. hujan

HASIL PENGKURAN

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES1 8 33 - 25 - - 16 - 0 - - -

2 7 24 - - - 2 29 - - 10 5 -

3 82 18 - 5 - - 24 0 - - 7 -

4 - 8 - 5 - 5 17 - - - 6 -

5 10 4 47 3 15 - - - - 5 - -

6 14 12 - 40 2 - - - - - 11 2

7 5 9 - 5 7 - 5 - - 25 5 -

8 - 14 - - 11 25 - 2 - - 3 -

9 - - - 3 4 - - 4 - - 15 3

10 8 - - - - - 7 40 23 - - -

11 17 - - - 85 - - - - - 5 13

12 18 - - - 32 - - - - - - 4

13 0 7 0 25 - - - - - - 23 7

14 47 - 4 - - 5 - - - 10 10 -

15 28 - - - - 5 10 - - - 15 5

16 - 41 - 5 - - 22 - - - 7 9

17 38 - - 10 - 25 - - 13 5 5 4

18 - - - 3 20 10 - - 6 - - -

19 8 - - - - 30 138 - - - - 7

20 24 5 0 - - 5 19 - - - 3 12

21 3 - 0 40 - - - - 0 12 8 -

22 - - 3 5 25 - - - - - 2 5

23 - 31 - - - 5 - - - - - -

24 - 4 33 - - 30 - - 32 5 10 -

25 - - - - - - - - - 8 5 14

26 7 - 27 - - - - - - - - 5

27 37 - 35 20 35 - 16 - 2 2 7 3

28 11 - 67 - - - 30 - - - - 11

29 4 - - 3 - 10 - - 10 25 12 -

30 9 82 10 - 35 1 - - 2 - -

31 - - 5 - - - 4

CH 385 210 298 207 241 192 334 46 86 109 164 108HH 21 13 11 16 11 13 13 4 8 11 20 16

RATA2 18.3333 16.1538 27.0909 12.9375 21.9091 14.7692 25.6923 11.5 10.75 9.90909 8.2 6.75MAX 82 41 82 40 85 35 138 40 32 25 23 14

TANGGALBULAN

Page 10: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Alat ukur otomatis, data yang diperoleh berupa data pencatatan secara menerus pada kertas pencatat yang dipasang pada alat ukur.

Page 11: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Page 12: Hidrologi 3. hujan

INSTALASI ALAT PENAKAR HUJAN

Memilih lokasi sehingga pengaruh kecepatan angin sekecil mungkin dan aliran udara yang melewati corong menjadi datar

Penempatan stasiun hujan hendaknya berjarak paling dekat 4 kali tinggi rintangan terdekat

Lokasi di lereng yang miring diusakan dihindari

Di sekitar alat pengukur hujan sebaiknya ditanami rumput atau kerikil

Page 13: Hidrologi 3. hujan

CURAH HUJAN RATA-RATA

Curah hujan yang digunakan untuk analisis perancangan adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang ditinjau, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Cara perhitungan hujan rata-rata (hujan wilayah) adalah sebagai berikut :

Rata-rata aljabar

Poligon Thiessen

Garis isohyet

Page 14: Hidrologi 3. hujan

RATA-RATA ALJABAR

Kurang teliti

Cocok untuk DAS dengan variasi hujan tahunan kecil (DAS homogen)

nr RRRn

R ....1

21

Page 15: Hidrologi 3. hujan

POLIGON THIESSEN

Paling sering digunakan

Pengaruh luas diperhitungkan

n

nnr AAA

RARARAR

....

....

21

2211

Page 16: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Cara poligon Thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti daripada cara rata-rata aljabar. Akan tetapi, penentuan titik-titik stasiun hujan akan mempengaruhi ketelitian hasil yang didapat

1

2

3

Page 17: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Page 18: Hidrologi 3. hujan

GARIS ISOHYET

Peta isohyet digambar pada peta topografi berdasarkan data curah hujan pada titik-titik stasiun hujan di dalam dan di sekitar daerah yg ditinjau.

Luas bagian daerah antara dua garis isohyet yang berdekatan diukur dengan planimeter. Demikian pula nilai rata-rata dari garis-garis isohyet yg berdekatan yg termasuk bagian-bagian daerah tsb dapat dihitung

Page 19: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Curah hujan rata-rata suatu daerah dapat dihitung menggunakan metode garsi isohyet sbb

𝑅𝑟=1𝐴∑

𝑖=1

𝑛

𝐴𝑖

𝑃 𝑖+𝑃 𝑖+1

2

Page 20: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Page 21: Hidrologi 3. hujan

PEMILIHAN METODE

Pemilihan metode mana yang cocok dipakai pada suatu DAS dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga faktor berikut:

1. Jaring-jaring stasiun hujan dalam DAS

2. Luas DAS

3. Topografi DAS

Page 22: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

1. Jaring-jaring stasiun hujan

Kondisi Jaring-Jaring Stasiun Hujan Metode yg Cocok

Jumlah stasiun hujan cukup Metode isohyet, Thiessen atau rata-rata aljabar dapat dipakai

Jumlah stasiun hujan terbatas Metode rata-rata aljabar atau Thiessen

Stasiun hujan tunggal Metode hujan titik

Page 23: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

2. Luas DAS

Luas DAS Metode yg Cocok

DAS besar (> 5.000 km2) Metode isohyet

DAS sedang (500 s/d 5.000 km2) Metode Thiessen

DAS kecil (< 500 km2) Metode rata-rata aljabar

Page 24: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

3. Topografi DAS

Topografi DAS Metode yg Cocok

Pegunungan Metode rata-rata aljabar

Datararan Metode Thiessen

Berbukit dan tidak beraturan Metode isohyet

Page 25: Hidrologi 3. hujan

CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM

Perhitungan data hujan maksimum harian rata-rata DAS harus dilakukan secara benar, misalnya untuk analisis frekuensi

Dalam praktek sering kita jumpai perhitungan yang kurang pas, yaitu dengan cara mencari hujan maksimum harian setiap pos hujan dalam satu tahun, kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan hujan DAS. Cara ini tidak logis karena rata-rata hujan dilakukan atas hujan dari masing-masing stasiun hujan yang terjadi pada hari yang berlainan. Hasilnya akan jauh menyimpang dari yang seharusnya

Page 26: Hidrologi 3. hujan

LANGKAH-LANGKAH

Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu di stasiun hujan 1

Cari besarnya curah hujan pada tanggal-bulan-tahun yang sama untuk stasiun hujan lainnya

Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yg terpilih (rata-rata aljabar, poligon Thiessen, garis isohyet, dsb)

Tentukan hujan maksimum harian (seperti langkah 1) pada tahun yang sama untuk stasiun hujan yg lain.

Page 27: Hidrologi 3. hujan

LANJUTAN

Ulangi langkah 2 dan 3 untuk setiap tahun

Dari hasil rata-rata yang diperoleh (sesuai dengan jumlah stasiun hujan) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang terpilih setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS untuk tahun yang bersangkutan

Page 28: Hidrologi 3. hujan

CONTOH

Tahun Bulan Tanggal Sta 1 Sta 2 Sta 3 Hujan harian rata2

Hujan harian rata2 maksimum

2009 312

281616

150212

115120

7

8638

126

123.5054.9534.50

123.50