127
- 17 - BAB III PROFIL DAERAH KABUPATEN JAYAPURA 3.1. DATA UMUM 3.1.1. GOEGRAFI 3.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Jayapura dengan luas wilayah 17.516.6 Km² yang terbagi dalam 19 Distrik 139 Kampung dan 5 Kelurahan terletak diantara 139 0 -140 0 Bujur Timur dan 2 0 - 3 0 Lintang Utara. Distrik Kaureh dengan luas Wilayah 4.537,9 Km 2 merupakan Distrik terluas di Kabupaten Jayapura atau sekitar 24,88 % dari keseluruhan luas Kabupaten Jayapura dan Distrik Sentani Barat merupakan Distrik yang luasnya terkecil dengan luas wilayah 129,2 Km 2 atau sekitar 0,74 % dari luas Wilayah Kabupaten Jayapura. Gambar 3.1. Luas Wilayah Kabupaten Jayapura Menurut Distrik Sumber: Pemerintah Kabupaten Jayapura Letak Geografis Kabupaten Jayapura yaitu Bagian Barat terletak pada 139°, 15’ Bujur Barat , Bagian timur terletak pada 140°, 45’ Bujur Timur, Bagian utara terletak pada 2°,15’ Lintang Utara dan bagian Selatan terletak pada 3°, 45’ Lintang Selatan dengan batas - batas wilayah :

Profil daerah kabupaten jayapura

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Profil daerah kabupaten jayapura

- 17 -

BAB III

PROFIL DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

3.1. DATA UMUM

3.1.1. GOEGRAFI

3.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis

Kabupaten Jayapura dengan luas wilayah 17.516.6 Km² yang terbagi dalam 19 Distrik 139 Kampung dan 5 Kelurahan terletak diantara 1390-1400 Bujur Timur dan 20 - 30 Lintang Utara. Distrik Kaureh dengan luas Wilayah 4.537,9 Km2 merupakan Distrik terluas di Kabupaten Jayapura atau sekitar 24,88 % dari keseluruhan luas Kabupaten Jayapura dan Distrik Sentani Barat merupakan Distrik yang luasnya terkecil dengan luas wilayah 129,2 Km2 atau sekitar 0,74 % dari luas Wilayah Kabupaten Jayapura. Gambar 3.1. Luas Wilayah Kabupaten Jayapura Menurut Distrik

Sumber: Pemerintah Kabupaten Jayapura

Letak Geografis Kabupaten Jayapura yaitu Bagian Barat terletak pada 139°, 15’ Bujur Barat , Bagian timur terletak pada 140°, 45’ Bujur Timur, Bagian utara terletak pada 2°,15’ Lintang Utara dan bagian Selatan terletak pada 3°, 45’ Lintang Selatan dengan batas - batas wilayah :

Page 2: Profil daerah kabupaten jayapura

- 18 -

Sebelah Utara Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi. Sebelah Selatan Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo

dan Kabupaten Tolikara. Sebelah Timur dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom. Sebelah Barat dengan Kabupaten Sarmi.

Jarak dari ibu kota Kabupaten ke ibu kota Distrik yang biasa

disinggahi kapal laut sebagai berikut: Demta : 45 Mil Laut Depapre : 35 Mil Laut

Sedangkan jarak terjauh dari Barat ke Timur 336 Km dan jarak

terjauh dari Utara ke Selatan 140 Km. Luas masing-masing Wilayah Distrik sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Luas Wilayah Tiap Distrik di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK IBUKOTA LUAS WILAYAH

(Km²) PRESENTASE

(%) 1. Kaureh Lapua 4.357,9 24,88 2. Kemtuk Sama 258,3 1,47 3. Kemtuk Gresi Klaisu 182,4 1,04 4. Nimboran Tabri 710,2 4,05 5. Nimbokrang Nimbokrang 774,8 4,42 6. Unurum Guay Garusa 3.131,3 17,88 7. Demta Demta 497,5 2,84 8. Depapre Waiya 404,3 2,31 9. Sentani Barat Dosay 129,2 0,74 10. Sentani Hinekombe 225,9 1,29 11. Sentani Timur Nolokla 484,3 2,76 12. Waibu Doyo Lama 258,3 1,47 13. Ebuungfauw Ebuungfauw 387,4 2,21 14. Namblong Karya Bumi 193,7 1,11 15. Yapsi Bumi Sahaja 1.291,3 7,37 16. Airu Hulu Atas 3.099 17,69 17. Yokari Meukisi 519,5 2,97 18. Ravenirara Necheibe 467,4 2,67 19. Gresi Selatan Bangai 143,9 0,82

Jumlah 17.516,6 100

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura

Karakteristik yang dimiliki ini merupakan tantangan yang besar dalam pengembangan Kabupatan Jayapura di masa yang akan datang, bukan hanya sejajar, tetapi juga mampu melebihi kemajuan daerah lain. Sisi lain, posisi geografis tersebut dengan keragaman yang dimiliki harus tetap mendapat perhatian khusus dan menuntut kecermatan dalam perencanaan, pengelolaan kegiatan pembangunan dan masalah kemasyarakatan lainnya.

Page 3: Profil daerah kabupaten jayapura

- 19 -

Sumber air di wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air tanah. Sungai besar yang melintas di wilayah Kabupaten Jayapura sebanyak 4 buah, sebagian besar muara menuju ke pantai utara (Samudera Pasifik) dan pada umumnya sangat tergantung pada fluktuasi air hujan.

Gambar 3.2. Peta Administratif Kabupaten Jayapura

Sumber: Perda Nomor 21 Tahun 2009 Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2008-2028 Kabupaten Jayapura

3.1.1.2. Topografi

Kabupaten Jayapura memiliki keadaan topografi dari dataran rendah, dataran tinggi, daerah perbukitan serta pegunungan dan lereng umumnya relatif terjal dengan kemiringan 5%-30% serta mempunyai ketinggian aktual 0,5 m dpl - 1500 m dpl. Daerah pesisir pantai utara berupa dataran rendah yang bergelombang dengan kemiringan 0%-10% yang ditutupi dengan endapan alluvial. Secara fisik, selain daratan juga terdiri dari rawa (13.700 Ha). Sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura (72,09%) berada pada kemiringan diatas 41%, sedangkan yang mempunyai kemiringan 0-15% berkisar 23,74%.

Page 4: Profil daerah kabupaten jayapura

20

Tabel 3.2. Luas Masing-Masing Kelas Kemiringan Lahan Pada Distrik Di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK

LUAS KELAS KEMIRINGAN

DATAR BERGELOMBANG CURAM SANGAT CURAM

o% 2% 2-8% 8-15 % 16 - 25 % 26 - 40% 41 - 65% >65%

1 Sentani Timur 38.40 - 19.19 - - - 54.37 18,67

2 Sentani 10.09 - 57.15 - - - 8.36 38,88

3 Ebungfau 17.55 - 5.04 - - - 153.21 75,27

4 Waibu 22.57 - 30.02 - - - 25.20 57,82

5 Sentani Barat - - 20.40 - - - 2.54 30,16

6 Depapre - 21.34 1.94 - - - - 84,71

7 Demta 0.01 18.25 - - - 4.26 179,78 -

8 Ravenirara - - - - - - 11,54 104,03

9 Yokari 0.02 5.82 2.83 - - - 173.22 18,18

10 Kemtuk 0.06 - 66.68 - - - 100.67 21,88

11 Kemtuk Gresi 0.01 - 57.85 - - - 121.14 20,43

12 Namblong - 7.99 26.87 - - - 35,90 41.14

13 Nimbokrang - 49.04 61.63 - - 4.37 106.03 -

14 Nimboran - 6.21 50.77 - - - 79.77 60,28

15 Gresi Selatan - 28.51 - - - - 78,67 184,79

16 Unrum Guay 0.03 337.49 33.16 16.42 - 90.15 888.46 1.608,41

17 Yapsi - 199.30 - 9.61 38, 76 - 32,30 831.18

18 Kaureh 0.01 1,772.30 69.32 64,10 228.06 - 655.13 2,795.35

19 Airu 0.15 98.90 142.05 86.99 82.92 - 673.84 784.91

Jumlah 88.99 2,545.15 645.62 177 349.74 98.73 3,354.13 6.896,09

Sumber : BPN Kabupaten Jayapura

Page 5: Profil daerah kabupaten jayapura

- 21 -

Ketinggian

Ketinggian tempat sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura di bawah 500 m dpl ( + 606.400 ha atau 61,01 %) ketinggian 500 – 1000 m dpl dan ketinggian 1000 – 2000 m dpl (+ 149.900 ha atau 15.08 %).

Pegunungan di wilayah Kabupaten Jayapura antara lain pegunungan

Cycloop yang terbentang antara Distrik Sentani, Sentani Barat, Sentani Timur dan Depapre di sebelah Utara, selain itu disebelah Selatan terdapat pegunungan Kramor di Distrik Kaureh.

Tabel 3.3. Luas Masing-Masing Ketinggian Pada Distrik Di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK LUAS KELAS MASING - MASING KETINGGIAN

< 100 100 - 1500 < 500 - 1000 1000-2000

1 Demta 44.40 93.26 - -

2 Depapre 41.75 26.64 34.30 -

3 Kaureh 1,548.99 2.44,63 1,476.36 -

4 Kemtuk 103.95 82.56 - -

5 Kemtuk Gresi 102.29 97.14 - -

6 Nimbokrang 138.95 80.48 - 1.64

7 Nimboran 86.81 104.13 6.09 -

8 Sentani 55.74 26.76 14.48 17.50

9 Sentani Barat 29.37 47.36 - 0.36

10 Sentani Timur 150.42 40.39 31.87 28.67

11 Unrum Guay 1,202.76 1,656.02 93.02 22.32

12 Waibu 77.54 45.80 7.49 4.78

13 Ebungfau 167.55 83.45 - -

14 Namblong 37.64 67.24 7.02 -

15 Yapsi 126.46 937.50 47.19 -

16 Airu 701.39 887.14 281.23 -

17 Yokari 60.88 90.11 - 49.08

18 Ravenirara 19.02 24.73 58.39 13.43

19 Gresi Selatan 8.70 243.77 39.50 -

Jumlah 4,704.61 4,634.48 2,096.94 137.78

Sumber : BPN Kabupaten Jayapura, 2009

Page 6: Profil daerah kabupaten jayapura

- 22 -

Jenis Tanah

Lima faktor pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Faktor-faktor ini akan membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda sifatnya.

Secara garis besar jenis tanah di Kabupaten Jayapura dapat digolongkan menjadi lima yaitu : Podsolik Merah Kuning, Meditran, Organosal/Aluvial, Latosol dan Podsolik Coklat Kelabu. Luas masing-masing tanah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4. Luas Jenis Tanah Di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK LUAS MASING-MASING JENIS TANAH

PCK PMK MD OG LT Total

1. Kaureh 125.7 672.6 0.0 21.6 0.0 819.9

2. Airu 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

3. Yapsi 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4. Kemtuk 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

5. Kemtuk Gresi 12.0 6.0 16.4 8.0 0.0 42.4

6. Gresi Selatan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

7. Nimboran 19.2 14.8 6.4 75.9 0.0 116.3

8. Namblong 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

9. Nimbokrang 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

10. Unurumguay 208.7 154.8 0.0 0.0 0.0 363.5

11. Demta 0.0 3.2 46.8 0.0 0.0 50.0

12. Yokari 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

13. Depapre 0.0 11.0 0.0 0.0 8.8 19.8

14. Ravenirara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

15. Sentani Barat 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16. Waibu 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

17. Sentani 10.0 34.8 0.0 6.2 0.0 51.0

18. Ebungfau 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

19. Sentani Timur 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total 375.6 897.2 69.6 111.7 8.8 1,462.9

Presentase (%) 26 61 5 8 1 100 Sumber: BPN dan BPS Kabupaten Jayapura, 2009 Ket: PCK = Podsolik Coklat Kelabu OG = Organosol PMK = Podsolik Merah Kuning LT = Latosol MD = Mediteran

Page 7: Profil daerah kabupaten jayapura

- 23 -

(a) Podsolik Coklat Kelabu

Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan diatas 1500 mm/thn, tanpa bulan kering, terletak pada topografi datar, bergelombang, landai dan bukit pada elevasi 10 – 2000 m dpl, kehitaman, coklat tua hingga kekuningan. Reaksi tanah masam hingga netral (pH 5,0 7,0) luasnya mencapai 1.343 ha atau 26 % tersebar di 19 Distrik. Yang terbesar Distrik Urunum Guay 208.700 Ha dan yang terkecil di Distrik Sentani 10.000 Ha.

(b) Podsolik Merah Kuning

Jenis tanah ini terbentuk pada type iklim basah dengan curah hujan 2500 – 3500 m tanpa bulan kering, terletak pada topografi bergelombang sampai berbukit pada elevasi 20 – 100 m dpl, solumnya agak tebal (1 – 2 m) dengan warna merah hingga kuning. Reaksi tanah sangat macam hingga macam (pH3,4 – 5,0) dan sangat peka terhadap erosi serta mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini penyebarannya paling luas yaitu mencapai 897,20 ha, dan hampir setiap distrik mempunyai jenis tanah ini. Paling luas terdapat di Distrik Kaureh seluas 627,60 ha dan yang paling kecil di Distrik Demta seluas 3,20 Ha. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, perladangan dan perkebunan Karet, Kopi dan Kelapa Sawit dengan perlakuan tambahan.

(c) Mediteran

Tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800 – 2500 mm/thn tersebar pada elevasi 0 – 400 m dpl. Solumnya agak tebal (1 – 2 m), reaksi tanah agak masam sampai netral (pH 6.0 – 7,5), kepekaan terhadap erosi sedang hinga besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, perumputan, tegalan dan buah-buahan. Di Kabupaten Jayapura terletak di Distrik Demta seluas 46.800 ha, Distrik Kemtuk Gresi seluas 16.400 ha dan Distrik Nimboran seluas 6.400 Ha.

Page 8: Profil daerah kabupaten jayapura

- 24 -

(d) Organosul/Alufial. Pembentukan jenis tanah ini tidak dipengaruhi iklim, terletak pada topografi datar bergelombang didaerah rendah. Warna tanah kelabu tua atau hitam. Reaksi tanah sangat masam (pH 3,5 – 5 ). Cocok untuk persawahan ladang, palawija, tambak dan kebun kelapa. Jenis tanah ini paling banyak di jumpai di Distrik Nimboran yaitu seluas 75.900 ha dan yang terkecil di Distrik Sentani seluas 6.200 Ha.

(e) Latosal

Tanah ini terbentuk pada iklim basah dengan curah hujan 2000 – 7000 mm/tahun, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan, terletak pada topografi bergelombang, berbukit dan bergunung pada elevasi 10 – 13 m dpl. Solumnya dalam (1,5 – 10 m) dengan warna coklat hingga kuning. Reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 4,5 – 6,5 ) dan kepekaan terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kebun karet, lada dan tegalan. Luasnya 8.800 ha terdapat di Distrik Depapre.

Kemampuan Tanah

Faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah adalah kelerengan, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, drainase, erosi dan faktor pembatas. Lereng merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fisik tanah dan setiap kelas lereng, membutuhkan pengolahan dengan teknik tertentu. Semakin curam kemiringan suatu lokasi semakin besar tingkat erosi yang akan terjadi apabila tutup permukaannya terbuka. Tingkat

kemiringan atau lereng di kelompokkan dalam 7 kelas lereng yaitu < 2 %, 2 – 8 %, 9 – 15 %, 16 – 25 %, 26 – 40 %, 41 – 65 % dan > 65 %, dengan luas masing-masing kelas kelerengan berbeda.

Page 9: Profil daerah kabupaten jayapura

- 25 -

3.1.1.4. Penggunaan Lahan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Jayapura, pola penggunaan lahan di Kabupaten Jayapura antara lain luas Hutan di Kabupaten Jayapura 1.279.314,92 Ha (terdiri dari Hutan Lindung 544.771,1 Ha, Hutan Produksi 562.545,58 Ha, Suaka atau Cagar Alam 15.068 Ha dan Areal Penggunaan Lain 31.499,04 Ha) , Luas Potensi lahan pertambangan rakyat 255.000 hektar (Distrik Nimboran, Kemtuk Gresi, Nimbokrang, Sentani, Unurum Guay, Kaureh), Luas lahan Perumahan 1.589,63 hektar, Luas lahan Pertanian 14.796 hektar, Luas lahan sagu 6.132 hektar, Luas lahan Perkebunan 18.470,5 hektar (Potensi sebesar 421.714,20 hektar), Areal Kolam dan Tambak 45,2 hektar (potensi kurang lebih 69.994 hektar).

Panjang garis pantai Kabupaten Jayapura 243 mil laut terbentang

di sepanjang Teluk Tanah Merah yaitu : di Kawasan Distrik Demta, Distrik Raveni Rara dan Distrik Depapre merupakan suatu potensi untuk pembangunan suatu Pelabuhan Laut. Menurut tata ruang Kabupaten Jayapura, bahwa data penggunaan lahan sebagai berikut :

Tabel 3.5. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Jayapura

NO PENGGUNAAN

LAHAN LUAS (Km²)

1. Belukar 175.34

2. Hutan lahan kering primer 14.481.63

3. Hutan lahan kering sekunder 1.441.57

4. Hutan Mangrove primer 2.60

5. Hutan Rawa primer 535.69

6. Hutan Rawa sekunder 4.05

7. Kebun Campuran 176.69

8. Ladang 21.32

9. Perkebunan 233.17

10. Permukiman 75.97

11. Tanah terbuka alami 136.54

12. Tegalan 88.70

13. Tubuh air 140.70 Sumber : RTRW Kabupaten Jayapura 2008 - 2028

Page 10: Profil daerah kabupaten jayapura

- 26 -

3.1.1.3. Hidrologi dan Klimatologi

Hidrologi

Sumber air di Wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau,rawa dan air tanah. Sungai besar yang melintas di wilayah Kabupaten Jayapura yaitu sungai Grime, sungai Nawa, sungai Mamberamo, sungai Sermowai dan sungai Wira sebagian besar menuju ke Pantai Utara atau Samudera Pasifik dan pada umumnya sangat tergantung pada fluktuasi air hujan. Selain itu juga terdapat sungai-sungai kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air seperti sungai yang terdapat di Distrik Sentani yaitu sungai Kemiri, sungai Jabawi, sungai Plavou, kali Doyo, kali Dosay, kali Polomo, sungai Sabron Sari serta masih banyak sumber air permukaan yang terdapat di Distrik-Distrik lain di wilayah Kabupaten Jayapura. Danau yang berada di wilayah Kabupaten Jayapura adalah Danau Sentani ± 9.630 Ha Ha terdapat di 5 (lima) Distrik yaitu Distrik Sentani Timur, Distrik Sentani Barat dan Distrik Sentani, Distrik Waibu dan Distrik Ebungfauw. Sumber mata air tanah yang dapat dimanfaatkan secara baik misalnya air sumur baik secara bor maupun digali. Luas rawa yang ada di Kabupaten Jayapura adalah: Distrik Kaureh seluas ± 7.500 Ha dan Distrik Nimboran ± 625 Ha. Tabel 3.6. Nama – Nama Sungai Di Kabupaten Jayapura

DISTRIK NAMA SUNGAI KETERANGAN Unurum Guay

S. Wiru,

S.Sifo,

S. Berian,

S.Busoof,

S. Dju,

S. Nano,

S.Pewo,

S. Nawa.

Bercabangan dengan S. Sifo

Bercabangan dengan S.Busoof dan S. Berian.

Menuju daerah Bonggo

Sebelah selatan Beneik

Sebelah utara Santosa

Sebelah barat S. Nano, sebelah selatan Guryad menuju daerah Bonggo.

Melewati daerah Kaureh dan U.Guay (Sebelah selatan Santosa)

Kaureh S. Wanda

S. Idenburg

S. Waruta

Berasal dari daerah Senggi

Bersambungan dengan sungai Mamberamo (daerah hulu atas) dan bercabangan dengan sungai Waruta di Aurina

Melewati Unurum Guay dan Daerah Keerom.

Kemtuk/ Kemtuk Gresi

S. Pale

S. Tenak

Daerah Sama, Mamda, Soaib, dan sabeyab, dan bercabangan dengan S. Grime

Melewati Sekori menuju Donday (Danau Sentani)

Sentani Timur

S. Kujanu Sebelah utara D. Sentani

Demta S. Humbei

S. Sermo

Daerah Muaif, bersebelahan dengan aliran S.Grime dan bermuara di Lautan Pasifik.(dekat Tanjung Kamdera ).

Sebelah barat Muaif (daerah Bonggo)

Sumber : Diolah dari Peta Bakosurtanal

Page 11: Profil daerah kabupaten jayapura

- 27 -

Klimatologi

Iklim Kabupaten Jayapura menurut Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika Jayapura pada umumnya beriklim tropis, dengan suhu minimum 20,9° C dan maksimum 35,5° C. dan rata-rata suhu 27,0°C , sedangkan kelembaban rata-rata munimum 81,0 persen dan maksimum 81,0 persen. Kecepatan angin rata-rata mínimum 2,0 knots (2,16 km/s) dan maximum 3,0 knots (3,24km/s) dengan curah hujan ±185,5 mm/tahun.

Kondisi iklim di Kabupaten Jayapura tergolong dalam iklim

Basah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Letak geografis Jayapura yang terletak didaerah katulistiwa menyebabkan daerah ini beriklim Tropis dimana juga letak Kabupaten Jayapura berada diantara dua Benua yaitu Asia dan Australia maka iklimnya dipengaruhi oleh angin Muson Tenggara yang bertiup secara bergantian 6 bulan sekali.

Angin Muson Tenggara yang bertiup antara bulan Mei hingga

bulan November berasal dari Benua Australia yang pada bulan-bulan tersebut matahari berada di utara katulistiwa sehingga daerah ini merupakan daerah yang rendah tekanan udaranya. Angin ini mempunyai sifat tidak banyak mengandung uap air, karena daratan Australia sebagian besar daerah savana yang tandus. Karena sifatnya demikian maka di Jayapura dan sekitarnya terjadi musim panas.

Angin Muson Barat Laut yang bertiup antara bulan Desember

hingga April mempunyai sifat sebaliknya dengan angin Muson Tenggara. Angin ini berasal dari Daratan Asia yang pada saat itu matahari berada di atas Australia (Selatan Katulistiwa) sehingga menyebabkan daerah di sini rendah tekanan udaranya.

Angin Muson Barat Laut banyak mengandung uap air karena daerah

yang dilaluinya cukup panjang dan hampir sebagian besar melewati laut dan samudera, karena sifatnya demikian banyak mendatangkan hujan di Jayapura dan sekitarnya.

Page 12: Profil daerah kabupaten jayapura

- 28 -

3.1.2. PEMERINTAHAN

3.1.2.1. Administrasi Pemerintahan

Sistem Pemerintahan Kabupaten Jayapura menganut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk Undang-Undang yang mengatur perubahannya. Hirarki pemerintahan Kabupaten Jayapura secara administratif terbagi dalam 19 Distrik, yang terbagi ke dalam 139 Kampung dan 5 kelurahan, kemudian dikelompokkan lagi dalam 348 RW dan 789 RT. Data selengkapnya mengenai administrasi pemerintah Kabupaten Jayapura adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7. Jumlah Distrik, Kode Wilayah, Kampung, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT) Dan Kelurahan Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO. DISTRIK KODE

WILAYAH

WILAYAH PEMERINTAHAN RT RW KAMPUNG KELURAHAN

1 SENTANI 91.03.01 181 55 7 3

2 SENTANI TIMUR 91.03.02 36 19 7 -

3 DEPAPRE 91.03.03 26 16 8 -

4 SENTANI BARAT 91.03.04 40 17 5 -

5 KEMTUK 91.03.05 32 14 12 -

6 KEMTUK GRESI 91.03.06 46 23 11 1

7 NIMBORAN 91.03.07 37 18 13 1

8 NIMBOKRANG 91.03.08 68 26 9 -

9 UNURUM GUAY 91.03.09 19 7 6 -

10 DEMTA 91.03.10 26 13 7 -

11 KAUREH 91.03.11 21 12 5 -

12 EBUNGFAUW 91.03.12 21 9 5 -

13 WAIBU 91.03.13 63 30 7 -

14 NAMBLONG 91.03.14 44 19 9 -

15 YAPSI 91.03.15 73 34 9 -

16 AIRU 91.03.16 9 11 6 -

17 RAVENIRARA 91.03.17 18 11 4 -

18 GRESI SELATAN 91.03.18 11 5 4 -

19 YOKARI 91.03.19 18 9 5 -

J U M L A H 789 348 139 5 Sumber: Dinas Dukcapil,2014

Page 13: Profil daerah kabupaten jayapura

- 29 -

3.1.2.2. Aparatur Pemerintahan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur pemerintah yang bertugas sebagai abdi masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Keberadaan PNS sebagai sumber daya manusia dalam pemerintahan menjadi pilar pelaksanaan pembangunan. Oleh sebab itu PNS yang berdedikasi serta berkualitas sangat dibutuhkan agar pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Jumlah PNS di Pemerintahan Kabupaten Jayapura pada tahun 2013

sebanyak 4463 orang terdiri dari laki-laki 2335 orang (52.32%) dan perempuan 2128 orang (47.68%). Apabila dibandingkan dengan jumlah pegawai pada tahun 2012 ternyata mengalami penurunan umlah pegawai, hal ini dikarenakan pension dan mutasi pindah.

PNS di Kabupaten Jayapura terdiri dari berbagai latar belakang

tingkat pendidikan. Dengan keberagaman tingkat pendidikan tersebut, terutama banyaknya pegawai dengan latar belakang yang berpendidikan perguruan tinggi, Kabupaten Jayapura telah memiliki sumber daya manusia yang cukup dan dapat diandalkan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Namun, hal tersebut juga membutuhkan manajemen yang baik dari level pimpinan dalam memberdayakan dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki PNS di Kabupaten Jayapura.

Apabila dilihat dari segi kepangkatan/golonngan, maka Pegawai

Negeri Sipil yang ada pada pemerintah Kabupaten Jayapura sebagian besar pada Golongan III yaitu sebanyak 2376 orang kemudian diikuti oleh Golongan II sebanyak 1434 orang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 14: Profil daerah kabupaten jayapura

- 30 -

Tabel 3.8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis Kelamin, Pangkat/Golongan dan Tingkat Pendidikan Kabupaten Jayapura Tahun 2013

URAIAN TAHUN 2013

a. Jumlah PNS ( menurut jenis kelamin) 1. Laki-laki 2. Perempuan

JUMLAH

2243 2220 4463

b. Jumlah PNS (menurut Pangkat/Golongan) 1. Golongan I

a. Laki-laki b. Perempuan

2. Golongan II

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Golongan III

a. Laki-laki b. Perempuan

4. Golongan IV

a. Laki-laki b. Perempuan

86 78 8

1434 681 753

2376 1125 1251

473 257 216

c.Jumlah PNS (menurut pendidikan) 1. Lulusan SD a. Laki-laki b. Perempuan

2. Lulusan SLTP a. Laki-laki b. Perempuan

3. Lulusan SLTA a. Laki-laki b. Perempuan

4. Diploma (D I, D II, D III) a. Laki-laki b. Perempuan

5. S 1/ D IV a. Laki-laki b. Perempuan

6. S2 a. Laki-laki b. Perempuan

7. S3 c. Laki-laki d. Perempuan

48 43 5

65 54 11

1534 924 610

1055 404 651

1610 836 774

101 68 33 7 5 2

d.Jumlah Pejabat Struktural 1. Eselon I 2. Eselon II 3. Eselon III 4. Eselon IV

- 34 187 572

5. Jumlah Pegawai Tidak Tetap (Kontrak)

-

Sumber: BKD Kabupaten Jayapura, 2014

Page 15: Profil daerah kabupaten jayapura

- 31 -

3.1.2.3. Organisasi Pemerintahan

Pada tahun 2007, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, maka sejak tahun 2008 Pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jayapura terdiri dari 10 Badan, 1 Inspektorat, 16 Dinas, 3 Sekretariat (termasuk sekretariat Korpri), 4 Kantor, 1 RSUD, 19 Distrik dan 144 UPTD, 139 Kampung serta 5 Kelurahan.

Tabel 3.9. Jumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten

Jayapura Tahun 2011-2013

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH JUMLAH (TAHUN)

2011 2012 2013

Badan 10 10 10

Dinas 16 16 16

Kantor 4 4 4

Bagian pada Setda 3 3 3

Distrik 19 19 19

UPT 144 144 144

Inspektorat 1 1 1

Rumah Sakit 1 1 1

Jumlah 198 198 198

Sumber: Ortal Kabupaten Jayapura

3.2. SOSIAL BUDAYA

3.2.1. DEMOGRAFI

Jumlah penduduk di Kabupaten Jayapura dari tahun ke tahun terus meningkat. Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jayapura sampai dengan per 31 Desember 2013 data jumlah penduduk di Kabupaten Jayapura telah mencapai 196.788 jiwa yang terdiri dari laki-laki 106.475 jiwa (54.11%) dan perempuan 90.313 jiwa (45.89%). Dengan membandingkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, maka diketahui bahwa sex ratio penduduk Kabupaten Jayapura per 31 Desember 2013 sebesar 1178,96 per 1000. Dalam lima tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk paling tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu 21,13% dari jumlah penduduk tahun 2012. Data penduduk Kabupaten Jayapura selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 16: Profil daerah kabupaten jayapura

32

Tabel 3.10. Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura Dirinci Menurut Distrik, Kepala Keluarga dan Jenis

Kelamin Tahun 2012 – 2013

NO. DISTRIK TAHUN 2012 TAHUN 2013

KK L P JML KK L P JML

1 Sentani 16.467 35.511 29.488 64.999 24.585 51.498 42.222 93.720 2 Sentani Timur 1.954 4.589 4.264 8.853 2.538 5.523 5.348 10.871 3 Depapre 920 2.462 2.265 4.727 1.081 2.698 2.511 5.209 4 Sentani Barat 1.070 2.495 2.240 4.735 1.290 2.921 2.602 5.523 5 Kemtuk 620 1.504 1.429 2.933 720 1.814 1.768 3.582 6 Kemtuk Gresi 895 2.150 2.113 4.263 1.071 2.499 2.446 4.945 7 Nimboran 1.246 2.825 2.655 5.480 1.385 2.954 2.825 5.779 8 Nimbokrang 2.282 4.383 4.000 8.383 2.486 4.627 4.280 8.907 9 Unurum Guay 699 1.466 1.237 2.703 779 1.591 1.330 2.921 10 Demta 747 1.890 1.600 3.490 853 2.054 1.747 3.801 11 Kaureh 3.280 7.740 5.223 12.963 3.941 8.922 6.253 15.175 12 Ebungfauw 617 1.512 1.385 2.897 747 1.687 1.614 3.301 13 Waibu 2.762 6.026 5.313 11.339 3.772 7.884 6.817 14.701 14 Namblong 1.042 2.040 1.918 3.958 1.118 2.150 2.037 4.187 15 Yapsi 2.101 4.208 3.506 7.714 2.180 4.304 3.568 7.872 16 Airu 291 709 581 1.290 345 518 420 938 17 Ravenirara 263 641 579 1.220 373 798 740 1.538 18 Gresi Selatan 302 705 641 1.346 315 710 664 1.374 19 Yokari 361 1.034 870 1.904 502 1.323 1.121 2.444

Jumlah Total 37.919 83.890 71.307 155.197 50.081 106.475 90.313 196.788

Sumber: Dinas Dukcapil,2014

Page 17: Profil daerah kabupaten jayapura

33

Tabel 3.11. Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura Dirinci Menurut Distrik dan Suku Tahun 2013

NO DISTRIK

P A P U A NON PAPUA

JUMLAH JAYAPURA LUAR JAYAPURA

L P L P L P

1 SENTANI 20,319 17,250 10,346 7,292 20,833 17,680 93,720 2 SENTANI TIMUR 3,086 2,844 1,011 1,129 1,426 1,375 10,871 3 DEPAPRE 2,246 2,075 269 273 183 163 5,209 4 SENTANI BARAT 1,466 1,509 394 342 1,061 751 5,523 5 KEMTUK 1,363 1,202 251 212 293 261 3,582 6 KEMTUK GRESI 2,082 2,046 319 312 98 88 4,945 7 NIMBORAN 1,635 1,626 750 678 569 521 5,779 8 NIMBOKRANG 1,277 1,135 473 379 2,877 2,766 8,907 9 UNURUM GUAY 1,169 1,001 181 153 241 176 2,921 10 DEMTA 1,579 1,394 149 116 326 237 3,801 11 KAUREH 2,189 1,105 3,313 2,251 3,420 2,897 15,175 12 EBUNGFAUW 1,640 1,574 36 30 11 10 3,301 13 WAIBU 3,952 3,635 1,553 1,059 2,379 2,123 14,701 14 NAMBLONG 637 610 501 491 1,012 936 4,187 15 YAPSI 1,307 1,114 191 156 2,806 2,298 7,872 16 AIRU 448 361 61 53 9 6 938 17 RAVENIRARA 723 677 36 30 39 33 1,538 18 GRESI SELATAN 439 435 202 158 69 71 1,374 19 YOKARI 1,279 1,089 24 15 20 17 2,444

JUMLAH 48,836 42,682 20,060 15,129 37,672 32,409 196,788 JUMLAH TOTAL 91,518 35,189 70,081 196,788

Sumber: Dinas Dukcapil,2014

Page 18: Profil daerah kabupaten jayapura

- 34 -

Tabel 3.12. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Jayapura Tahun 2009 - 2013

NO TAHUN

JUMLAH JUMLAH PENDUDUK

KEL/KPG RW RT KK L P JUMLAH

1 2009 144 319 753 29,812

73,093

61,511

134,604

2 2010 144 326 753 29,948

73,428

61,791

135,219

3 2011 144 326 753 40,837

77,670

67,833

145,503

4 2012 144 348 789 37,919

83,890

71,307

155,197

5 2013 144 348 789 50,121

106,475

90,313

196,788

Sumber: Dinas Dukcapil,2014

Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Jayapura tahun 2013 berdasarkan hasil proyeksi penduduk oleh BPS dengan metode komponen terbaru (Rural Urban Projection) sebanyak 118.789 jiwa, yang terdiri dari 62.788 laki-laki dan 56.001 perempuan dan perbandingan antara jumlah laki-laki dengan perempuan dapat dilihat lebih lanjut dengan rasio jenis kelamin (sex ratio), dimana sex ratio penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah 112.12 yang berarti bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 112 penduduk laki-laki.

Gambar 3.3. Penduduk Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura,2014

62,788 (53%)

56,001 (47%)

Laki-laki Perempuan

Page 19: Profil daerah kabupaten jayapura

- 35 -

Pada gambar 3.3 menunjukkan piramida penduduk Kabupaten Jayapura yang bertipe ekspansif dimana sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Dapat terlihat bahwa sebaran penduduk paling banyak terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun sebanyak 13.359 jiwa, diikuti kelompok umur 5-9 tahun sebanyak 12.857 jiwa dan kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 12.870 jiwa.

Pada prinsipnya seseorang akan tinggal di suatu tempat yang

dapat memberikannya suatu kehidupan yang layak termasuk kemudahan mendapatkan sandang pangan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk paling banyak terkonsentrasi di Distrik Sentani, yaitu berjumlah 47,514 jiwa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Distrik Sentani merupakan ibukota kabupaten, sehingga secara otomatis memiliki fasilitas yang sudah cukup lengkap. Sementara itu, jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Distrik Gresi Selatan, yaitu hanya terdapat 940 jiwa.

Gambar 3.4 Piramida Penduduk Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura,2014

7,000 5,000 3,000 1,000 1,000 3,000 5,000 7,000

0-45-9

10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-74

75+

Perempuan Laki-laki

Page 20: Profil daerah kabupaten jayapura

- 36 -

3.2.2. KELUARGA BERENCANA (KB)

Tujuan umum program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya program ini diharapkan dapat memberikan dampak penurunan angka kematian ibu dan anak; penaggulangan masalah kesehatan reproduksi; peningkatan kesejahteraan keluarga, peningkatan derajat kesehatan; serta peningkatan mutu dan layanan KB.

Berdasarkan hasil penelitian, usia subur seorang wanita

biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran , wanita / pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB. Pelaporan Pelayanan peserta KB aktif dilaksanakan kembali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, pada tahun 2013 KB Aktif mencapai 85.72 % . Semua Puskesmas pencapaiannya diatas 75 %. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Gambar 3.5. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Distrik

di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, 2013

HARAPAN

SENTANI

EBUNGFAU

DOSAI

DEPAPRE

RAVENIRARA

KANDA

KEMTUK

SAWOI

NAMBLONG

GENYEM

NIMBOKRANG

DEMTA

YOKARI

GUAY

YAPSI

LEREH

AIRU

89.43 76.44

94.29 84.26

92.00 100.00 100.00 100.00

90.57 84.38

79.55 92.45

85.91 100.00 100.00

92.73 100.00 100.00

Page 21: Profil daerah kabupaten jayapura

- 37 -

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kabupaten Jayapura pada tahun 2013, pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Jayapura telah mampu membina penduduk usia subur sebanyak 28205 orang dengan jumlah peserta KB sebanyak 23135 orang. Tingkat pasangan subur yang menjadi peserta KB secara umum trennya meningkat, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.13. Jumlah Penduduk Menurut Distrik yang Mengikuti Program KB dan Peserta KB Menurut Metode Kontrasepsi di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO DISTRIK PUS KONTRASEPSI

JMLH IUD MOP MOU IMP STK PIL KDM

1 Sentani 11617 130 3 166 562 5270 1123 487 7741

2 Sentani Timur 1481 6 0 27 170 614 278 32 1127

3 Sentani Barat 920 1 0 13 62 583 172 17 848

4 Depapre 798 1 0 5 9 404 161 6 586

5 Demta 749 4 0 3 81 213 82 196 579

6 Kemtuk 712 0 0 0 2 48 25 0 75

7 Kemtuk Gresi 800 0 0 5 26 493 153 15 692

8 Nimboran 1025 5 0 4 138 607 49 2 805

9 Nimbokrang 1330 38 34 8 221 857 117 13 1288

10 Unurum Guay 410 0 0 0 28 116 21 1 166

11 Kaureh 2902 7 0 14 56 2409 1593 9 4088

12 Waibu 1200 31 0 193 153 1052 532 428 2389

13 Ebungfauw 688 0 0 1 18 211 57 2 289

14 Namblong 625 5 0 3 78 283 51 21 441

15 Yapsi 1911 14 3 9 124 436 1279 26 1891

16 Airu 160 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Ravenirara 260 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Yokari 315 0 0 0 0 64 1 1 66

19 Gresi Selatan 302 0 0 0 0 43 13 8 64

Jumlah 28205 242 40 451 1728 13703 5707 1264 23135

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan, 2013

Perkembangan metode dan alat kontrasepsi yang digunakan pun

trennya sangat beragam sesuai dengan minat dan kecocokan para pemakai, melalui konsultas dan diagnosa yang tepat, yang dilakukan oleh para penyuluh KB maupun dokter yang menangani. Adapun alat kontrasepsi yang biasa digunakan adalah berupa pil,suntikan, susuk KB/Implant, MOW, MOP,IUD dan Kondom.

Page 22: Profil daerah kabupaten jayapura

- 38 -

Pemakaian alat/cara KB sangat berperan dalam menurunkan angka fertilitas. Alat kontrasepsi dikategorikan sebagai alat kontrasepsi mantap (alat kontap) dan alat kontrasepsi tidak mantap. Alat kontrasepsi yang efektif selama hidup seperti vasektomi dan tubektomi dikategorikan sebagai alat kontrasepsi mantap (alat kontap). Sementara itu, alat kontrasepsi mantap lainnya yang efektif beberapa tahun adalah spiral/IUD dan susuk KB/norplant. Alat kontrasepsi ini mempunyai resiko kegagalan relatif kecil dibandingkan alat yang lain.

Sedang berdasarkan data dari BPS tahun 2013, 28.51 % wanita

usia subur (15-49 tahun) dan berstatus kawin sedang menggunakan alat KB. Sementara itu, 17.81 % wanita usia subur dan berstatus kawin pernah menggunakan alat KB. Sedangkan sisanya, yatu sebesar 53.68 % tidak pernah menggunakan alat KB. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar waninta berumur 15-49 tahun ke atas yang pernah kawin tidak pernah menggunakan alat KB baik modern maupun cara tradisional. Apabila dibiarkan seperti ini dapat memunculkan masalah kependudukan di masa yang akan datang. Oleh karena itu peran pemerintah terkait isu KB ini sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan meledaknya jumlah penduduk dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang enggan menggunakan alat kontrasepsi.

Gambar 3.6. Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun Ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Penggunaan KB di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura,2014

28.51% 17.81%

53.68%

Sedang menggunakan Tidak menggunakan lagi Tidak pernah menggunakan

Page 23: Profil daerah kabupaten jayapura

- 39 -

Dari data Susenas tahun 2013, mayoritas pengguna alat KB di Kabupaten Jayapura diantaranya menggunakan KB suntik yaitu sebesar 55.54 %, kemudian diikuti pil KB sebesar 20.84 %. Selain itu penggunaan KB dengan cara tradisional di Kabupaten Jayapura juga masih banyak digunakan yaitu sebesar 8.19 %. Untuk selengkapnya dapat dilihat di gambar 3.7.

Gambar 3.7. Persentase Waninta Berumur 15-49 Tahun Ke Atas dan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan KB Menurut Metode KB yang Digunakan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura,2014

3.2.3. KETENAGAKERJAAN

Salah satu kunci untuk mencapai kesejahteraan penduduk adalah dengan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia tersebut memerlukan solusi yang berbeda-beda sesuai dengan keberagaman usia penduduk yang menempati daerah tersebut. Setiap kelompok umur penduduk mempunyai permasalahan yang berbeda dengan kelompok umur penduduk lainnya. Penduduk pada usia balita (0-4 tahun) memerlukan perhatian dan penanganan lebih pada masalah kesehatan. Penduduk yang berada pada kisaran usia sekolah memerlukan penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Sedangkan penduduk pada usia kerja perlu penyediaan lapangan kerja baru untuk menekan angka pengangguran.

3.16%

1.46%

1.30% 55.54%

9.51% 20.84%

8.19%

MOW/tubektomi MOP/vasektomi AKDR/IUD/spiral Suntikan KB Susuk KB Pil KB Cara tradisional

Page 24: Profil daerah kabupaten jayapura

- 40 -

Gambar 3.8. Penduduk Kabupaten Jayapura Menurut Distrik Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura,2014

Pada tahun 2013, 65.37 persen dari total penduduk Kabupaten Jayapura atau 77,653 jiwa adalah kelompok usia produktif (15 – 64 tahun), sedangkan sisanya 34.63 persen atau sekitar 41,136 jiwa adalah kelompok usia tidak produktif (0-14 dan 65 tahun keatas). Dari angka tersebut dapat memberikan gambaran bahwa angka ketergantungan (age dependency ratio) di Kabupaten Jayapura sebesar 52.97 persen. Ini berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 53 penduduk usia tidak produktif. Semakin tinggi angka beban ketergantungan, maka pelaksanaan pembangunan akan semakin terhambat. Oleh karena itu, kenaikan angka beban ketergantungan harus diikuti dengan upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk usia produktif.

SENTANI

SENTANI TIMUR

WAIBU

NIMBOKRANG

KAUREH

YAPSI

SENTANI BARAT

KEMTUK GRESI

NIMBORAN

DEPAPRE

KEMTUK

DEMTA

NAMBLONG

EBUNGFAU

UNURUMGUAY

YOKARI

RAVENIRARA

AIRU

GRESI SELATAN

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000

47,514 7,730

7,401

6,710

6,538 6,057

4,402

4,283

4,250

4,016

3,742

3,317

3,137

2,593

2,046

1,991

1,171

951

940

Page 25: Profil daerah kabupaten jayapura

- 41 -

Tabel 3.14. Angka Beban Ketergantungan Penduduk di Kabupaten Jayapura Menurut Kelompok Umur Tahun 2013

KELOMPOK UMUR PENDUDUK

RATIO KETERGANTUNGAN

ANAK LANJUT USIA TOTAL

(0 – 14) (65 +)

0 -14 39,032 - - -

15 -64 77,653 50.26 2.71 52.97

65 + 2,104 - - -

Jumlah 118,789 - - -

Sumber: Proyeksi Penduduk BPS, 2014

Ketersediaan lapangan pekerjaan di suatu daerah merupakan hal

yang penting (urgent) bagi keberlangsungan penghidupan masyarakat. Pada umumnya setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikannyaakan berusaha untuk mencari nafkah denganmencaipekerjaan pada orang lain. Minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini di Kabupaten Jayapura, membuat jumlah pencari kerja senantiasa menjadi tren untuk naik dari tahun ke tahun.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sesuai dengan definisi dari BPS dan Depnaker, dalam publikasi ini digunakan konsep penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas.

Tabel 3.15. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Penduduk Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah

Bekerja Mencari Kerja

Sekolah Mengu-rus RT

Lainnya

Laki-laki 39.12 2.31 9.07 1.22 2.06 53.77

Perempuan 18.45 1.65 7.25 18.17 0.71 46.23

Total 57.56 3.96 16.33 19.39 2.76 100.00 Sumber : Sakernas Agustus 2013

Page 26: Profil daerah kabupaten jayapura

- 42 -

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2013, persentase terbesar penduduk usia kerja di Kabupaten Jayapura adalah penduduk bekerja (57.56 %). Dari sisi produktifitas tenaga kerja hal ini cukup bagus karena dengan banyaknya tenaga kerja tentunya produktifitas juga tinggi. Hanya saja, produktifitas juga harus dikaitkan dengan tingkat pendidikan tenaga kerja di Jayapura. Karena meskipun jumlah tenaga kerja besar kalau tidak diimbangi dengan skill atau keterampilan yang memadai tidak akan menghasilkan produktifitas yang diinginkan.

Sekitar 62 % dari penduduk usia kerja di Kabupaten Jayapura

merupakan penduduk yang aktif secara ekonomi (penduduk yang termasuk angkatan kerja), hal ini ditunjukkan dari tingginya angka TPAK yaitu sebesar 61.52 %. Sisanya (38.48 %) tidak aktif secara ekonomi, yaitu penduduk dengan kegiatan utama sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya.

Gambar 3.9. TPAK di Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 dan 2013

Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Dilihat dari sisi gender, TPAK laki-laki jauh lebih tinggi dibanding dengan TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 77.04 % dan 43.47 %. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa secara umum kesempatan penduduk laki-laki dalam kegiatan ekonomi masih lebih besar dibanding perempuan. Hal ini terkait dengan budaya/tradisi masyarakat kita yang umumnya menempatkan laki-laki (suami sekaligus kepala rumah tangga) sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.

Laki-laki Perempuan Total

83.49

43.45

64.84

77.04

43.47

61.52

2012 2013

Page 27: Profil daerah kabupaten jayapura

- 43 -

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TPAK laki-laki mengalami penurunan sebesar 6.45 persen, sedangkan TPAK perempuan mengalami peningkatan yang sangat kecil sebesar 0.02 persen. Apabila diihat secara keseluruhan TPAK tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 3.32 persen dibanding tahun 2012.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan kerja adalah mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut timbul kebutuhan tenaga kerja.

Mengingat data kesempatan kerja sulit diperoleh, maka untuk

keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa kesempatan kerja didefinisikan dengan banyaknya lapangan kerja yang terisi, yang tercermin dari persentase penduduk yang bekerja dari total seluruh angkatan kerja yang tersedia.

Dalam hal ini seseorang dikategorikan bekerja apabila dia

melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 (satu) jam berturut-turut dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yaitu porsi penduduk yang termasuk angkatan kerja yang terserap dalam pasar kerja.

Adapun TKK di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada gambar

3.10. Secara keseluruhan (total laki-laki dan perempuan), sekitar 93.57 % dari seluruh angkatan kerja di Kabupaten Jayapura terserap dalam berbagai lapangan pekerjaan. Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa TKK laki-laki lebih besar dibanding TKK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 94.42 % dan 91.80 %. Hal ini menegaskan bahwa dalam hal ketenagakerjaan partisipasi laki-laki sedikit lebih tinggi dibanding dengan perempuan.

Page 28: Profil daerah kabupaten jayapura

- 44 -

Gambar 3.10. TKK di Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 dan 2013

Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TKK laki-laki mengalami peningkatan sebesar 2.63 % dan TKK perempuan juga mengalami peningkatan sebesar 0.21 %. Apabila diihat secara keseluruhan TKK tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1.84 % dibanding tahun 2012.

Penduduk Bekerja

Penduduk Kabupaten Jayapura yang bekerja sebagian besar tamatan SLTA/SMK, dimana jumlahnya mencapai 35.34 %. Kemudian terbesar kedua adalah penduduk yang bekerja tamatan SLTP/MTs yaitu sebesar 21.80 %. Masih tingginya jumlah penduduk bekerja yang berpendidikan rendah (SLTP kebawah) yang sebesar 51.85 % mengindikasikan masih tradisionalnya metode kerja yang digunakan, dimana untuk menghasilkan produktifitas yang besar digunakan jumlah tenaga kerja yang banyak.

Tabel 3.16. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN Lk+Pr

Belum sekolah dan tidak tamat SD 6.74 19.41 10.80

SD 17.00 24.02 19.25

SLTP/MTs 26.29 12.28 21.80

SLTA/SMK 41.84 21.55 35.34

Diploma/Sarjana 8.13 22.74 12.82

Jumlah 100.00 100.00 100.00 Sumber : Sakernas Agustus 2013

Laki-lakiPerempuan

Total

91.79 91.59

91.73

94.42

91.80

93.57

2012 2013

Page 29: Profil daerah kabupaten jayapura

- 45 -

Penduduk bekerja yang minimal tamat pendidikan tinggi (SLTA ke atas) jumlahnya sebesar 48.15 %, terdiri dari tamatan SLTA sebanyak 35.34 % dan tamatan Perguruan Tinggi sebanyak 12.82 %. Keadaan ini harus menjadi perhatian, mengingat kualitas tenaga kerja di Kabupaten Jayapura sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk di daerah tersebut.

Tabel 3.17. Persentase Penduduk Yang Bekerja di Kabupaten Jayapura Menurut Kelompok Sektor Ekonomi Tahun 2013

NO. KELOMPOK SEKTOR LAKI-LAKI PEREMPUAN Lk+Pr

1 Primer 53.23 39.26 48.75

Pertanian 48.75 39.26 45.71

Pertambangan & penggalian 4.48 0.00 3.05

2 Sekunder 7.92 1.60 5.90

Industri 3.06 1.60 2.59

Listrik & air bersih 0.54 0.00 0.37

Konstruksi 4.32 0.00 2.94

3 Tersier 38.85 59.13 45.35

Perdagangan, hotel & restoran

8.39 33.98 16.59

Transportasi & telekomunikasi

9.72 0.90 6.89

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

2.66 0.99 2.13

Jasa-jasa 18.08 23.26 19.74

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber : Sakernas Agustus 2013

Dilihat dari kelompok sektor ekonomi, sektor primer merupakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja paling banyak dimana tenaga kerja yang diserap sektor ini mencapai 48.75 %. Diikuti oleh sektor tersier yaitu sebanyak 45.35 %. Penyerapan tenaga kerja di kelompok sektor sekunder masih sedikit, yaitu sebesar 5.90 %. Jika dilihat menurut tingkat pendidikan, tenaga kerja di sektor pertanian umumnya berpendidikan rendah (tidak/belum sekolah, tidak/belum tamat SD, dan tamat SD).

Tingginya penduduk yang bekerja di sektor pertanian

mengharuskan pemerintah untuk memberi perhatian lebih pada sektor tersebut, sehingga pertanian yang ada di Kabupaten Jayapura dapat berkembang dan menghasilkan nilai tambah yang lebih besar terhadap perekonomian di kabupaten tersebut. Penyuluhan pertanian bisa menjadi pilihan yang bagus mengingat sistem pertanian yang digunakan sebagian besar petani di Kabupaten Jayapura masih sangat

Page 30: Profil daerah kabupaten jayapura

- 46 -

tradisional dan tingkat pendidikan pekerja masih sangat rendah. Akses pemasaran hasil pertanian juga perlu dipikirkan pemerintah karena kesejahteraan petani tidak hanya bergantung pada peningkatan produksi, tetapi juga pemasaran hasil pertanian.

Gambar 3.11. Persentase Penduduk Yang Bekerja di Kabupaten Jayapura Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2012 dan 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Pada gambar 3.11 dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan dibanding tahun lalu, yaitu turun sebesar 2.46 %. Begitu juga dengan sektor industri, konstruksi dan sektor transportasi dan komunikasi yang mengalami sedikit penurunan yaitu masing-masing 1.58 %, 1.22 % dan 1.80 %. Sedangkan peningkatan tertinggi terdapat di sektor jasa-jasa yaitu sebesar 4.39 %. Begitu juga dengan tiga sektor lainnya yang belum tersebut diatas, mengalami sedikit peningkatan jumlah pekerja. Lain halnya dengan sektor perdagangan yang masih tidak banyak berubah dari tahun yang lalu.

Angka Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka (open unemployment) didefinisikan sebagai penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sementara tidak bekerja, terdiri dari :

a. Mereka yang mencari pekerjaan. b. Mereka yang mempersiapkan usaha. c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan. d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

(lihat pada “An ILO Manual on Concepts and Methods”)

2012

2013

Page 31: Profil daerah kabupaten jayapura

- 47 -

Pengertian pengangguran tidak dapat disamakan dengan pencari kerja, karena sering kali terjadi diantara pencari kerja terdapat mereka yang tergolong bekerja namun karena berbagai alasan masih mencari perkerjaan lain, untuk kasus tersebut dia akan tergolong sebagai bekerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat pengangguran terbuka diartikan sebagai persentase dari penduduk yang mencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. TPT Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah 6.43 % yang artinya dari 100 orang yang penduduk angkatan kerja 6 orang diantaranya menganggur, dimana TPT perempuan lebih besar dibanding TPT laki-laki, yaitu masing-masing sebesar 5.58 % dan 8.20 %.

Gambar 3.12. TPT di Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012 dan 2013

Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Apabila dibanding tahun 2012, TPT tahun 2012 mengalami penurunan yaitu turun sebesar 1.84 %. TPT laki-laki yang mengalami penurunan yaitu turun sebesar 2.63 %, sedangkan TPT perempuan juga sedikit menurun yaitu menurun sebesar 0.21 %. TPT di Kabupaten Jayapura bisa dibilang sudah dalam kondisi yang baik, dikarenakan berada di kondisi ideal, dimana TPT normal terletak dikisaran 6-7 %. Untuk bisa menurunkan kembali angka TPT, Pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat, sehingga dapat mendorong penciptaan lapangan kerja baru agar pengangguran yang terjadi tidak menjadi beban pembangunan.

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

Laki-lakiPerempuan

Total

8.21 8.41 8.27

5.58

8.20

6.43

2012 2013

Page 32: Profil daerah kabupaten jayapura

- 48 -

Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)

Yang dimaksud dengan tingkat setengah pengangguran adalah persentase mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) terhadap angkatan kerja yang bekerja. Setengah Pengangguran terdiri dari: Setengah Pengangguran Terpaksa adalah mereka yang bekerja di

bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan.

Setengah Pengangguran Sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

Setengah pengangguran terpaksa mewakili kelompok yang tidak

puas dengan pekerjaan yang telah dimilikinya sekarang. Sedangkan setengah pengangguran sukarela mewakili kelompok yang tidak merasa perlu untuk mencari pekerjaan lain meskipun pekerjaan yang sekarang bukanlah pekerjaan dengan jam kerja penuh (normal).

TSP di Kabupaten Jayapura tahun 2013 sebesar 25.76 % yang

berarti dari 100 orang penduduk angkatan kerja 26 orang diantaranya setengah menganggur. Jika dilihat menurut jenis kelamin TSP perempuan lebih tinggi dibanding TSP laki-laki yaitu 38.79 % berbanding dengan 19.62 %. Hal ini menunjukkan kewajaran sesuai dengan budaya yang ada, bahwa dalam memenuhi kebutuhan ekonomi biasanya lebih bergantung kepada laki-laki, perempuan hanya sekedar membantu suami/keluarga.

Gambar 3.13. TSP di Kabupaten Jayapura Menurut Klasifikasidan Jenis Kelamin Tahun 2013

Sumber ; BPS Kabupaten Jayapura, 2014

TSP TerpaksaTSP Sukarela

TSP

8.05 11.57

19.62

6.55

32.24 38.79

7.57

18.19

25.76

Laki-laki Perempuan Total

Page 33: Profil daerah kabupaten jayapura

- 49 -

Apabila dilihat menurut klasifikasinya nilai TSP Sukarela lebih tinggi dibandingkan dengan TSP Terpaksa baik untuk laki-laki maupun perempuan, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.13. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan setengah pengangguran di Kabupaten Jayapura merasa tidak perlu untuk mencari pekerjaan lain meskipun pekerjaan yang sekarang bukanlah pekerjaan dengan jam kerja penuh (normal). Tingginya TPT penduduk Kabupaten Jayapura dikarenakan kebanyakan penduduknya bekerja di sektor pertanian. Selama menunggu musim panen, kebanyakan penduduk tidak mencari pekerjaan lain atau menciptakan lapangan pekerjaan baru karena kurangnya skill dan tingkat pendidikan yang rendah.

Struktur Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan

Analisis ketenagakerjaan akan lebih menarik apabila struktur tenaga kerja dikaji menurut status pekerjaan. Status pekerjaan merupakan kedudukan seseorang di dalam pekerjaan yang dilakukan orang tersebut. Informasi mengenai status pekerjaan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi besarnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor formal dan informal.

Konsep yang digunakan BPS tentang pekerja formal adalah pekerja

yang berstatus buruh dan berusaha sendiri dibantu buruh tetap. Sedangkan pekerja informal adalah mereka yang statusnya berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tdk dibayar, pekerja keluarga/tak dibayar dan pekerja bebas. Menurut persepsi masyarakat awam, kelompok pertama umumnya adalah mereka yang bekerja di perkantoran. Sementara itu, kelompok pekerja informal umumnya adalah mereka yang bekerja tidak menentu, gaji yang diperoleh kecil dan jangka waktu penerimaan tidak tentu, lingkungan dan kondisi kerja jelek, di pinggiran kota, atau kalau ada di pusat kota mereka bekerja sebagai pedagang kaki lima yang rawan penggusuran.

Dari tabel 3.18, pada tahun 2013 persentase tenaga kerja formal

sekitar 27.80 %. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase tenaga kerja informal sebesar 72.20 %. Di Kabupaten Jayapura, pekerja informal kebanyakan bekerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu, kegiatan pada sektor informal harus mendapatkan perhatian dari semua pihak agar terus dapat berkembang, sehingga secara perlahan dan pasti dapat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Page 34: Profil daerah kabupaten jayapura

- 50 -

Tabel 3.18 Persentase Pekerja di Kabupaten Jayapura Menurut Status

Dalam Pekerjaan Utama Tahun 2013

STATUS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN Lk+Pr

Berusaha sendiri 49.24 43.92 47.54

Berusaha dibantu buruh tdk tetap/buruh tdk dibayar 11.18 8.96 10.47

Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 1.41 1.70 1.50

Buruh/karyawan/pegawai 25.98 26.97 26.30

Pekerja keluarga/tak dibayar 6.13 18.45 10.08

Pekerja bebas (lainnya) 6.07 0.00 4.12

Jumlah 100.00 100.00 100.00 Sumber : Sakernas Agustus 2013

Secara keseluruhan, persentase terbesar penduduk yang bekerja di Kabupaten Jayapura adalah berusaha sendiri (47.54 %) dan diikuti oleh buruh/karyawan/pegawai (26.30 %). Besarnya jumlah buruh di Kabupaten Jayapura perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah karena antara buruh dan pengusaha seringakali tidak ada kesepakatan dalam hal perlindungan buruh maupun upah yang sesuai dengan UMR, meskipun mekanisme tersebut sudah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan. Pekerja tak dibayar kebanyakan adalah perempuan, kemungkinan hal ini terjadi karena perempuan bekerja hanya sebagai kegiatan sambilan atau sekedar membantu suami/keluarga.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)

Kabupaten Jayapura mencatat bahwa pencari kerja di Kabupaten Jayapura berjumlah 3.142 orang terdiri dari pencari kerja berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.670 orang dan perempuan sebanyak 1.476 orang. Dan sebagian besar pencari kerja di Kabupaten Jayapura berasal dari Distrik Sentani, untuk lebih rincinya lagi terlihat pada tabel sebagai berikut:

Page 35: Profil daerah kabupaten jayapura

- 51 -

Tabel 3.19. Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO DISTRIK

JUMLAH PENCARI KERJA BERDASARKAN PENDIDIKAN JUMLAH

SD SLTP SLTA D3 S.1 S.2

L P L P L P L P L P L P L P

1. SENTANI TIMUR 125 61 2 3 16 50 1 1 144 115

2. SENTANI 480 479 20 157 526 165 3 3 1029 804

3. EBUNGFAU 27 20 1 2 10 3 38 25

4. WAIBU 1 21 35 24 5 28 10 2 2 75 52

5. SENTANI BARAT 35 72 1 20 24 22 60 114

6. DEMTA 1 19 24 3 5 10 7 32 37

7. YOKARI 2 18 1 1 1 1 4 20

8. DEPAPRE 1 2 29 30 6 6 9 7 1 47 44

9. RAVENIRARA 2 30 2 3 6 7 36

10. KEMTUK 1 29 3 2 5 6 13 37 22

11. KEMTUK GRESI 20 22 5 3 4 3 29 28

12. GRESI SELATAN 1 11 15 5 2 16 18

13. NAMBLONG 1 15 35 9 4 6 9 1 31 49

14. NIMBORAN 30 4 6 4 4 27 1 41 35

15. NIMBOKRANG 3 29 8 2 20 1 1 31 33

16. KAUREH 5 5 2 3 7 8

17. YAPSI 3 9 3 5 10 9 16 23

18. UNURUM GUAY 2 1 15 6 2 3 4 2 23 12

19. AIRU 2 1 1 3 1

JUMLAH 1 5 5 873 897 95 226 689 340 7 8 1670 1476

Sumber: Dinsos,Naker & Trans Kabupaten Jayapura per 31 Desember 2013

Page 36: Profil daerah kabupaten jayapura

- 52 -

3.2.4. KESEHATAN

Kontribusi bidang kesehatan terhadap peningkatan IPM sangat dipengaruhi oleh Usia Harapan Hidup (UHH), yang sangat erat kaitannya dengan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

Kecenderungan harapan penduduk berumur panjang dan sehat diukur dengan Usia Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Oleh karena itu, angka harapan hidup waktu lahir (e˳) memiliki korelasi yang sangat erat dengan angka kematian bayi atau infan mortality rate (AKB/IMR). Kemudian angka kematian bayi dipengaruhi pula oleh pemeriksaan dan perawatan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan neonates dan status gizi bayi (0-11 bulan).

(1) Usia Harapan Hidup

Berdasarkan pengolahan dari data Susenas 2012, AHH Kabupaten Jayapura adalah 67.74 tahun. Artinya, rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh penduduk Kabupaten Jayapura dari lahir sampai meninggal dunia adalah 67.74 tahun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa kemampuan penduduk Kabupaten Jayapura untuk hidup lebih lama dan hidup sehat termasuk kategori sedang, dimana standar harapan hidup paling tinggi adalah 85 tahun. Kondisi di Kabupaten Jayapura untuk angka harapan hidup dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.14. Pencapaian Aktual Angka Harapan Hidup Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura

Papua

Jayapura

Ideal

69.13

67.74

85

15.87

17.26

Angka Harapan Hidup

Page 37: Profil daerah kabupaten jayapura

- 53 -

Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Jayapura mengalami stagnasi dari tahun sebelumnya, dimana AHH tahun 2013 juga sebesar 67.74 tahun. Selain terjadi stagnasi, AHH Kabupaten Jayapura masih lebih rendah dibanding AHH Provinsi Papua yang mencapai 69.13 tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi masih rendahnya AHH di Kabupaten Jayapura adalah belum meningkatnya kesadaran penduduk terhadap kesehatan yang terlihat dari sedikitnya pemanfaatan tenaga medis dalam persalinan dan melakukan pengobatan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, program pembangunan dibidang kesehatan antara lain dengan meningkatkan penyediaan tenaga dan fasilitas kesehatan, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, meminimalkan angka kematian ibu dan anak, melaksanakan imunisasi, melakukan pemberantasan penyakit menular, menyediakan air bersih, memperbaiki sanitasi, serta meningkatkan pelayanan kesehatan sangat diperlukan agar status pembangunan manusia di Kabupaten Jayapura dapat terus ditingkatkan.

(2) Angka Kematian

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah social, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun local dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kematian orang dewasa pada umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degenerative, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit system pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di suatu daerah.

Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Tingginya kematian ibu merupakan cerminann dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmenn untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di

Page 38: Profil daerah kabupaten jayapura

- 54 -

tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000 kelahiran.

Untuk mencapai tujuan ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai instansi terkait, mulai dari pemerintah baik pusat maupun daerah, LSM dan masyarakat pada umumnya.

Mortalitas yang menjadi indikator derajat kesehatan masyarakat sebagaimana diuraikan diatas dapat diperoleh melalui data survey/penelitian, namun untuk Kabupaten Jayapura khususnya Dinas Kesehatan belum pernah melakukan survey/penelitian tersebut sehingga data riil yang tersedia berdasarkan laporan rutin kematian yang dilaporkan oleh puskesmas setiap bulan dan tentunya data tersebut belum dapat mewakili gambaran yang sesungguhnya tentang angka kematian diwilayah Kabupaten Jayapura. Namun setidaknya secara kasar kita dapat memperkirakan penyebab kematian tertinggi di Kabupaten Jayapura guna kepentingan perencanaan program kesehatan.

a. Jumlah Kasus Kematian Kasar

Kasus kematian secara umum yang tercatat oleh Puskesmas tahun 2013 jumlahnya mencapai 125 kasus hal ini terjadi penurunan sebanyak 21 kasus kematian dibanding tahun 2012 yang terdiri dari 146 Kasus. Dari hasil laporan kematian ini diperoleh gambaran bahwa terdapat 10 Besar kasus Kematian di Kabupaten Jayapura dengan urutan sebagai berikut:

Penyebab kematian tertinggi adalah kasus AIDS dengan 24 kasus

( 19.2 %) Kecelakaan ruda paksa dengan 12 kasus (9.6 %), Stroke urutan ke tiga dengan 10 kasus (8.0 %), urutan ke empat adalah kasus DM, dengan 7 kasus (5.6 %), urutan ke lima adalah kasus Asma dengan 7 kasus (5.6 %),urutan ke enam adalah kasus Gagal Jantung dengan 7 kasus (5.6 %), urutan tujuh adalah TBC dengan 6 Kasus (4.8 %) urutan ke delapan adalah kasus Malaria dengan 5 kasus (4.0 %), urutan ke sembilan adalah kasus Kanker dengan 4 kasus (4.0 %), urutan ke sepuluh adalah kasus Kejang Demam dengan 4 kasus (3.2 %), dan penyakit lain yang tercatat adalah sejumlah 38 kasus (30.4 %).

b. Jumlah Kasus Kematian Bayi

Kasus kematian bayi Kabupaten Jayapura berdasarkan laporan rutin kematian Puskesmas Tahun 2013 tercatat 5 kasus (1.9 %) dan kematian balita 1 kasus ( 0.39 %), hal ini mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun 2012 tercatat 4 kasus.

Page 39: Profil daerah kabupaten jayapura

- 55 -

c. Jumlah Kasus Kematian Ibu Maternal

Kasus kematian ibu maternal adalah kasus kematian pada ibu yang disebabkan oleh karena kondisi pada masa kehamilan atau persalinan dan atau pada masa nifas. Kondisi ini menggambarkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat khususnya kaum ibu yang diharapkan dapat melahirkan generasi penerus sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

Dari laporan rutin data kematian per puskesmas diperoleh data

kematian ibu maternal sebanyak 4 kasus dari 2.573 kelahiran hidup (KLH) atau 1,55/1000 KLH, 4 kematian ini terdapat pada ibu bersalin 4 kasus (1 kasus Perdarahan, 3 infeksi) . Jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2013 ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 4 kasus sehingga masih berada dibawah angka standar nasional 2,26/1000 KLH. Namun harus kita waspadai karena ada kemungkinan masih ada kasus kematian ibu maternal yang tidak terlaporkan oleh Puskesmas mengingat kemampuan Puskesmas yang terbatas dalam mendata kasus kematian di wilayahnya. Berikut data kasus kematian diwilayah kerja Puskesmas tahun 2013 :

Tabel 3.20. Jumlah Bayi Lahir, Bayi Lahir Hidup dan Bayi Lahir Mati di Kabupaten

Jayapura Tahun 2013

NO DISTRIK J U M L A H

BAYI LAHIR BAYI LAHIR

HIDUP BAYI LAHIR

MATI

1 Kaureh 301 301 -

2 Airu 22 22 -

3 Yapsi 134 134 -

4 Kemtuk 87 85 2

5 Kemtuk Gresi 103 102 1

6 Gresi Selatan 27 26 1

7 Nimboran 100 100 -

8 Namblong 70 70 -

9 Nimbokrang 139 139 -

10 Unurum Guay 46 46 -

11 Demta 80 80 -

12 Yokari 58 58 -

13 Depapre 82 81 1

14 Raveni Rara 40 40 -

15 Sentani Barat 100 99 1

16 Waibu 170 170 -

17 Sentani 927 914 13

18 Ebungfau 71 71 -

19 Sentani Timur 199 199 -

Jumlah 2.756 2.737 19 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura,2013

Page 40: Profil daerah kabupaten jayapura

- 56 -

Masalah kesehatan adalah gangguan kesehatan yang dinyatakan dalam ukuran kesakitan (Mordibitas) dan kematian (Mortalitas). Keseatan merupakan unsur penting dalam kesejahteraan hidup, baik perorangan, kelompok dan masyarakat. Perubahan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat pada umumnya digambarkan dengan perubahan “Pola Penyakit dan Jumlah Kasus Penyakit” yang dicatat dan diamati di fasilitas-fasilitas kesehatan dalam bentuk angka dan data, sehingga cukup baik untuk dijadikan bahan analisis tolak ukur derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

Sebagai gambaran umum angka kesakitan di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 dapat melalui data sepuluh besar penyakit berdasarkan total kunungan pasien yang datang ke Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang ada di Kabupaten Jayapura. Dari sumber data sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas dapat diketahui bahwa sepuluh besar penyakit yang ada di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.21. Jumlah Kasus Kesakitan atau Penyakit di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO PENYAKIT JUMLAH %

1 SPBA 43.471 33.64 2 MALARIA 28.119 21,76 3 PENYAKIT PADA SIS OTOT DAN

JARINGAN 14.143 10.94

4 PENYAKIT KULIT 10.881 8.42 5 GASTRITIS 5.929 4.58 6 DIARE 3.932 3.04 7 KECELAKAAN 2.958 2.28 8 HIPERTENSI 1.853 1.43 9 INFEKSI USUS 1.111 0.83 10 PENYAKIT GIGI & RONGGA MULUT 943 0.72 11 PENYAKIT LAINNYA 18.989 14.68

TOTAL 132.329 100.00 Sumber : Laporan Bulanan Penyakit Puskesmas,Dinas Kesehatan 2013

Pemerintah Kabupaten Jayapura selalu berusaha untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dibidang kesehatan. Hal tersebut diupayakan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai termasuk obat-obatannya. Selain itu, memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan terus dilakukan, agar pelayanan pada masyarakat menjadi lebih baik.

Page 41: Profil daerah kabupaten jayapura

- 57 -

Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Jayapura yaitu satu unit Rumah Umum Daerah. Sementara sarana kesehatan tingkat pertama yang bersifat pokok seperti Puskesmas, Pustu, bidan di desa wajib memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau adil dan merata di wilayahnya. Kabupaten Jayapura dengan 19 Puskesmas, 53 Pustu, dan 26 Polindes sebagai fasilitas kesehatan pemerintah dan ditunjang dengan Fasilitas kesehatan swasta lainnya seperti klinik kesehatan, praktek dokter, praktek bidan, praktek pengobatan tradisonal dan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan selama tahun 2013 memberikan kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Jayapura.

Disisi lain pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana

kesehatan tetap terus dilakukan guna meningkatkan akses pelayanan. Dari 19 Distrik semua sudah tersedia sarana Puskesmas, 6 diantaranya adalah puskesmas dengan fasilitas perawatan, 52 Puskesmas Pembantu (Pustu), 14 Polindes (Pondok bersalin desa) 17 unit puskesmas keliling (pusling) roda 4, 3 unit pusling air serta disetiap puskesmas di sediakan juga pusling roda 2.

Pelayanan rawat inap dilakukan oleh enam Puskesmas antara lain

Puskesmas Sentani,Genyem, Lereh, Unurum Guay, Demta, Yapsi dan Rumah Sakit Yowari. Jumlah tenaga pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura pada tahun 2012 adalah sebanyak 427 orang , terdiri tenaga medis 24 orang, , perawat 155 , bidan 96 orang, Farmasi 18 orang, Gizi 29 orang, Teknis medis/analis 21 orang, Sanitasi 27 orang, Kesehatan Masyarakat 28 orang, Lain-lain 27 orang sehingga dari jumlah tenaga kesehatan tersebut yang bekerja di Institusi fungsional (Puskesmas) 362 orang (84,8%) , Di Institusi Struktural sebanyak 65 orang (15,2%).

Page 42: Profil daerah kabupaten jayapura

- 58 -

Tabel 3.22. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Menurut Distrik di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO DISTRIK KAMPUNG PUSKESMAS PUSTU POLINDES

1 SENTANI TIMUR 7 1 2 1

2 SENTANI 10 1 4 1

3 EBUNGFAU 5 1 2 0

4 SENTANI BARAT 5 1 1 3

5 WAIBU 7 1 1 0

6 DEPAPRE 8 1 1 5

7 KEMTUK 12 1 5 2

8 KEMTUK GRESI 12 1 4 5

9 NAMBLONG 9 1 1 0

10 NIMBORAN 14 1 2 0

11 NIMBOKRANG 9 1 1 2

12 DEMTA 7 1 2 5

13 UNURUM GUAY 6 1 4 1

14 KAUREH 5 1 2 1

15 YAPSI 9 1 7 0

16 GRESI SELATAN 4 1 2 0

17 YOKARI 5 1 3 0

18 AIRU 6 1 6 0

19 RAVENIRARA 4 1 3 0

JUMLAH 144 19 53 26 Sumber :Dinas Kesehatan (Data Dasar Puskemas) Kabupaten Jayapura, 2013

(3) Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsitem SDM kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Jumlah tenaga pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura pada

tahun 2013 adalah sebanyak 450 orang , terdiri tenaga medis (dokter/dokter Gigi) 10 orang, perawat (Termasuk perawat gigi ) 174 , bidan 94 orang, Farmasi 20 orang, Gizi 35 orang, Teknis medis/analis 27 orang, Sanitasi 24 orang, Kesehatan Masyarakat 35 orang, lain - lain 31 orang sehingga dari jumlah tenaga kesehatan tersebut yang bekerja di Institusi fungsional (Puskesmas) 385 orang (85,5%) , Di Institusi Struktural sebanyak 65 orang (14,5%). Adapun Rasio terhadap penduduk dari masing-masing tenaga per seratus ribu penduduk adalah sebagai berikut :

Page 43: Profil daerah kabupaten jayapura

- 59 -

Tabel 3.23. Rasio Tenaga Kesehatan per Jumlah Penduduk di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO TENAGA RASIO PER 1.000.000

PENDUDUK INDIKATOR

1 DOKTER SPESIALIS 0 6

2 DOKTER UMUM 22,83 40

3 DOKTER GIGI 4,03 11

4 APOTEKER 5,37 10

5 PERAWAT 225,63 117,5

6 BIDAN 106,10 100

7 AHLI GIZI 59,09 22

8 TENAGA SANITASI 38,95 40

Sumber : Bidang sumberdaya manusia kesehatan, Dinas Kesehatan 2013

Kalau kita lihat tabel diatas maka rata-rata tenaga per 100.000 jumlah penduduk dibandingkan dengan Indikator Indonesia sehat tahun 2010 maka Kabupaten Jayapura masih banyak kekurangan tenaga, terlebih lagi bila dibandingkan dengan luas wilayah dan kesulitan geografis.

3.2.5. PENDIDIKAN

Pendidikan menjadi perhatian pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan bangsa yang maju dan berdaya saing dengan bangsa lain di dunia. Terkait dengan hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Jayapura terus berupaya untuk meningkatkan pendidikan masyrakat. Persolana yang masih ditemui adalah terutama minimnya sarana prasarana pendidikan yang layak serta kurangnya mutu dan jumlah tenaga pendidik. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, maka di Kabupaten Jayapura telah dilakukan berupa pembangunan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan, serta program peningkatan mutu pendidik seperti pelaksanaan diklat maupun bintek baik untuk guru, kepala sekolah maupun pengawas sekolah.

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka partisipasi sekolah dapat menggambarkan berapa banyak penduduk usia pendidikan yang sedang bersekolah, sehingga terkait dengan pengentasan program wajib belajar. Indikator inilah yang digunakan sebagai petunjuk berhasil tidaknya program tersebut. Sebagai standar program wajib belajar dikatakan berhasil jika nilai APS SD (umur 7-12) sekitar 95 % dan APS SMP (umur 13-15 tahun) lebih dari 70 %.

Page 44: Profil daerah kabupaten jayapura

- 60 -

Berdasarkan data Susenas tahun 2013, APS penduduk 7–12 tahun mencapai 96.67 %, ini berarti masih terdapat 3.33 % penduduk 7-12 tahun yang belum sekolah atau tidak sekolah lagi. Dari 96.67 persen penduduk umur 7-12 tahun yang bersekolah ada yang masih sekolah di SD, ada pula yang sudah duduk di bangku SMP. Sedangkan APS penduduk umur 13-15 tahun sebesar 93.63 %, artinya 93.63 % penduduk berumur 13-15 tahun masih aktif bersekolah pada tingkat SD, SLTP atau sudah di bangku SLTA, sedangkan 6.37 % masih belum sekolah atau tidak sekolah lagi. Untuk APS penduduk 16-18 tahun sebesar 78.36 %, artinya 78.36 % penduduk berumur 16-18 tahun masih aktif bersekolah pada tingkat SLTP, SLTA atau bangku kuliah, sedangkan 21.64 % masih belum sekolah atau tidak sekolah lagi.

Tabel 3.24. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Sekolah di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

USIA SEKOLAH JAYAPURA

PAPUA LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

7-12 93.94 99.54 96.67 75.51

13-15 96.63 89.77 93.63 73.27

16-18 75.26 81.47 78.36 53.28 Sumber : Susenas Kor 2013

Bila dibandingkan dengan APS Provinsi Papua, daya serap pendidikan untuk anak usia sekolah pada tiap jenjang di Kabupaten Jayapura lebih besar dari Provinisi Papua secara keseluruhan.

Pada tahun 2013, APS usia 16-18 tahun lebih rendah dibanding

tahun sebelumnya yang berarti adanya penurunan. Hal tersebut dikarenakan masih adanya adanya penduduk yang belum bersekolah atau tidak sekolah lagi. Oleh karena itu diperlukan dukungan pemerintah agar semua penduduk tidak hanya dapat menjalankan wajib belajar 9 tahun, namun juga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tingg. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan kualitas SDM Kabupaten Jayapura di masa datang dan pada akhirnya berimbas pada penurunan IPM, sehingga hal ini perlu diwaspadai dan dicari akar permasalahan dan solusinya. Sedangkan untuk APS usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun lebih besar dibanding tahun sebelumnya.

Page 45: Profil daerah kabupaten jayapura

- 61 -

Gambar 3.15. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Jayapura Menurut Kelompok Umur Tahun 2012-2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Keberadaan penduduk yang dikategorikan dalam usia pendidikan namun tidak bersekolah baik karena belum pernah sekolah maupun karena drop out merupakan permasalahan yang harus dipecahkan karena mereka adalah kunci utama penggerak roda pembangunan nantinya. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan, misalnya kemudahan akses, menambah tenaga pengajar, meningkatkan kesadaran penduduk, dan melaksanakan Program beasiswa pendidikan kepada siswa tidak mampu/berprestasi yang tepat sasaran untuk mengurangi angka putus sekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang sedang/telah menerima pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan data Susenas tahun 2013, nilai APK pada jenjang SD sebesar 101.52 persen. Hal ini menunjukkan jumlah murid yang sedang sekolah di jenjang SD lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk berumur 7-12 tahun.

7-1213-15

16-18

94.97

85.97 83.82

96.67 93.63

78.36

2012 2013

Page 46: Profil daerah kabupaten jayapura

- 62 -

Tabel 3.25 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

TINGKAT PENDIDIKAN

KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

SD 100.30 102.80 101.52 96.97

SMP 120.46 85.57 105.21 95.53

SMA 82.93 95.42 89.16 77.22

Sumber : Susenas Kor 2013

Sama halnya dengan APK pada jenjang SD, APK untuk jenjang sekolah SMP nilainya di atas seratus (105.21 persen). Hal ini menunjukkan jumlah murid yang sedang sekolah di jenjang SMP lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk berusia 13-15 tahun yang pada jenjang tersebut. Sedangkan APK pada jenjang SMU juga berada di bawah seratus (89.16 persen). Hal ini mengindikasikan bahwa hanya sebagian dari anak sedang bersekolah dan kemungkinan sisanya sedang sekolah pada jenjang pendidikan di bawahnya/di atasnya atau bahkan mereka tidak sekolah lagi. Oleh karena itu, untuk memperjelas lagi arti APK diperlukan indikator APM. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, pada tahun 2013 baik APK SD, SMP dan SMA mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Gambar 3.16. Angka Partisipasi Kasar Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Jayapura Tahun 2012-2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura, 2014

SDSMP

SMA

101.06 97.85

82.36

101.52 105.21

89.16

2012 2013

Page 47: Profil daerah kabupaten jayapura

- 63 -

Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) dapat menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah tepat pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. Menurut definisi, besarnya APM akan selalu lebih kecil daripada APK. Nilai APM yang lebih kecil daripada nilai APK-nya dapat menunjukkan komposisi umur penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan.

Tabel 3.26. Angka Partisipasi Murni Menurut Jenis Kelamin dan

Tingkat Pendidikan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

TINGKAT PENDIDIKAN

JAYAPURA PAPUA

LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

SD 88.37 91.66 89.98 72.90

SMP 81.01 50.05 67.47 45.88

SMA 42.14 60.10 51.10 36.53

Sumber : Susenas Kor 2013

APK pada jenjang SD/sederajat sebesar 101.52 persen, sedangkan APM SD/sederajat hanya sebesar 89.98 persen. Ini berarti bahwa murid SD/sederajat yang berumur 7-12 tahun sebanyak 89.98 persen, sedangkan selisih antara APK dan APM sebesar 11.54 persen memiliki arti bahwa diantara murid SD/sederajat 11.54 persennya berumur kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun.

Pada jenjang SMP/sederajat, APK-nya sebesar 105.21 persen dan

APM-nya sebesar 67.47 persen yang berarti bahwa hanya 67.47 persen penduduk usia 13-15 tahun yang terserap sebagai murid SMP/sederajat dan sisanya bisa terserap dijenjang pendidikan SD, SMU, atau bahkan tidak sekolah lagi. Selisih antara APK dan APM SMP/sederajat sebesar 37.73 persen berarti bahwa diantara murid SMP/sederajat 37.73 persennya berumur kurang dari 13 tahun atau lebih dari 15 tahun. Begitu pula untuk jenjang SMU/sederajat, nilai APK-nya juga lebih besar dari APM-nya.

Page 48: Profil daerah kabupaten jayapura

- 64 -

Gambar 3.17. APK dan APM Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura, 2014

3.2.6. KESEJAHTERAAN SOSIAL

a. Kemiskinan

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Papua dimana Kabupaten Jayapura Tahun 2013 persentase penduduk miskin sebesar 17.58 % berada dibawah Provinsi Papua 31.52 % dan di atas Kabuaten Merauke 12.33 % serta Kota Jayapura 16.19 %. Namun dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 17.08 % terlihat persentase penduduk miskin di Kabupaten Jayapura meningkat sebesar 0.50 %, hal ini perlu diseriusi dalam upaya menekan tingkat persentase penduduk miskin yang ada di Kabupaten Jayapura.

Tabel 3.27.x Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Jayapura Tahun 2009- 2013

TAHUN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (%)

2009 20.77

2010 18.64

2011 17.30

2012 17.08

2013 (September) 17.58 Sumber: BPS Provinsi Papua, Tahun 2013

SDSMP

SMA

101.52 105.21

89.16

89.98

67.47

51.10

APK APM

Page 49: Profil daerah kabupaten jayapura

- 65 -

b. Sumber Kesejahteraan Sosial

Tanggungjawab pemerintah untuk mengurus penduduk yang telantar dengan menyediakan tempat tinggal dan lainnya merupakan mutlak dilakukan. Selain itu pihak swasta seperti lembaga agama juga diharapkan ikut bertanggungjawab bersama dengan menyediakan kebutuhan penduduk yang terlantar.

Tabel 3.28. Jumlah Potensi Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO. JENIS PSKS JUMLAH

TOTAL L P

1. Pekerja Sosial Profesional 35 11 46

2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

334 0 334

3. Taruna Siaga Bencana (TAGANA)

38 6 44

4. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)

50 0 50

5. Karang Taruna (KT) 117 0 117

6. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3)

1 0 1

7. Keluarga Pioner 4 0 4

8. Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat (WKSKBM)

3 0 3

9. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS)

0 0 0

10. Penyuluh Sosial 16 0 16

11. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

16 0 16

12. Dunia Usaha 0 0 0 Sumber: Dinas Sosia Tenaga Kerja dan Transigrasil, 2014

c. Penduduk Rawan Sosial

Penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 masih perlu adanya perhatian dari pemerintah daerah dalam menangani masalah kesejahteraan sosial demikian peran serta masyarakat diperlukan guna mengurangi masalah sosial yang masih terjadi. Hal ini dapat terlihat pada table 3.26 sebagai berikut:

Page 50: Profil daerah kabupaten jayapura

- 66 -

Tabel 3.29. Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial di Kabupaten Jayapura Tahun 2014

NO. JENIS PMKS JUMLAH

TOTAL L P

1. Anak Balita Terlantar (ABT) 487 70 557

2. Anak Terlantar (AT) 763 264 1027

3. Anak yang Berhadapan dengan Hukum 275 3 278

4. Anak Jalanan 0 0 0

5. Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) 10 2 12

6.

Anak yang menjadi Korban Tindak Kekerasan atau diperlakukan salah 0 0 0

7. Anak yang memerlukan perlindungan khusus 0 0 0

8. Lanjut Usia Terlantar 231 706 937

9. Penyandang Disabilitas 581 297 878

10. Tuna Susila 0 511 511

11. Gelandangan 0 0 0

12. Pengemis 0 0 0

13. Pemulung 0 0 0

14. Kelompok Minoritas 0 0 0 15.

Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) 386 3 389

16. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) 531 735 1266

17. Korban Penyalahgunaan NAPZA 179 17 196

18. Korban Trafficking 0 0 0

19. Korban Tindak Kekerasan 0 34 34

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) 0 0 0

21. Korban Bencana Alam 4009 KK 0 4009 KK

22. Korban Bencana Sosial 2163 KK 0 2163 KK

23. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 0 379 379

24. Fakir Miskin 12762 KK 0 12762 KK

25. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 6 KK 0 6 KK

26. Komunitas Adat Terpencil (KAT) 3765 KK 0 3765 KK Sumber: Dinas Sosia Tenaga Kerja danTransigrasil, 2014

Page 51: Profil daerah kabupaten jayapura

- 67 -

3.2.7. AGAMA

Mayoritas penduduk Kabupaten Jayapura beragama Kristen yaitu sebesar 123.577 orang, sedangkan penduduk beragama Konghucu berjumlah 13 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.16, sebagai berikut:

Tabel 3.30. Jumlah Penduduk Berdasarkan Distrik dan Agama Yang Dianut di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO. DISTRIK

A G A M A

ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU JUMLAH

1 SENTANI

36,255

48,080

7,992

556

827

10

93,720

2 SENTANI TIMUR

1,533

8,941

383

12

2

-

10,871

3 DEPAPRE

207

4,941

61 - - -

5,209

4 SENTANI BARAT

1,303

4,043

162

6

9

-

5,523

5 KEMTUK

39

3,518

25 - - -

3,582

6 KEMTUK GRESI

42

4,882

21

- - -

4,945

7 NIMBORAN

463

5,251

58

3

4 -

5,779

8 NIMBOKRANG

5,721

2,994

71

66

52

3

8,907

9 UNURUM GUAY

247

2,617

37

-

20 -

2,921

10 DEMTA

226

3,543

32 - - -

3,801

11 KAUREH

1,310

11,428

2,419

9

9 -

15,175

12 EBUNGFAUW

4

3,296

1 - - -

3,301

13 WAIBU

5,166

8,754

726

27

28 -

14,701

14 NAMBLONG

1,610

2,465

112 - - -

4,187

15 YAPSI

4,591

2,536

719

12

14 -

7,872

16 AIRU -

937

1 - - -

938

17 RAVENIRARA -

1,538 - - - -

1,538

18 GRESI SELATAN

4

1,369

1

- - -

1,374

19 YOKARI -

2,444 - - - -

2,444

JUMLAH

58,721 123,577 12,821 691 965 13 196,788

Sumber: Dinas Dukcapil,2014

Page 52: Profil daerah kabupaten jayapura

- 68 -

Untuk kelancaran masyarakat dalam menunaikan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing maka fasilitas peribadatan dibangun di daerah-daerah agar masyarakat dapat memanfaatkannya guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Jumlah sarana/prasarana peribadatan yang ada di Kabupaten Jayapaura pada tahun 2013 meliputi:

Tabel 3.31. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Distrik di Kabupaten

Jayapura Tahun 2013

NO NAMA DISTRIK GEREJA

PROTESTAN GEREJA KATOLIK

MASJID VIHARA PURA

1 KAUREH 11 2 5 - -

2 AIRU 6 - - - -

3 YAPSI 9 4 6 - -

4 KEMTUK 16 - - - -

5 KEMTUK GRESI 18 - - - -

6 GRESI SELATAN 13 - - - -

7 NIMBORAN 22 2 1 - -

8 NAMBLONG 17 - 1 - -

9 NIMBOKRANG 18 1 4 1 2

10 UNURUM GUAY 7 - - - -

11 DEMTA 16 1 1 - -

12 YOKARI 10 - - - -

13 DEPAPRE 15 1 1 - -

14 RAVENIRARA 12 - - - -

15 SENTANI BARAT 20 1 5 - -

16 WAIBU 29 - 2 - 1

17 SENTANI 68 1 17 - -

18 EBUNGFAU 19 - - - -

19 SENTANI TIMUR 35 1 - - -

JUMLAH 361 14 43 1 3 Sumber: BPS, 2014

Page 53: Profil daerah kabupaten jayapura

- 69 -

3.3. SUMBERDAYA ALAM

Dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah sesuai dengan potensi unggulan daerah, maka berdasarkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Jayapura dibagi dalam empat Wilayah Pembangunan. Untuk dapat melihat dan mengetahui potensi wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Jayapura, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.32. Pembagian Potensi Wilayah Pembangunan di Kabupaten Jayapura

WILAYAH KAWASAN DISTRIK PRIORITAS PEMBANGUNAN

I Danau Sentani Sentani Timur Sentani Ebungfau Waibu

Perdagangan Industri Pariwisa Perikanan Darat

II Pesisir Ravenirara Depapre Yokari Demta Sentani Barat

Pariwisata Industri Perikanan Laut Pelabuhan laut

III Grime Kemtuk Kemtuk Gresi Gresi Selatan Nimboran Nimbokrang Namblong

Pertanian Peternakan Perkebunan Agropolitan

IV Nawa Unurum Guay Yapsi Kaureh Airu

Perkebunan Pertanian Peternakan Prasarana Trasportasi

Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Jayapura 2007 – 2027

Pola pengembangan wilayah adalah upaya untuk mengelola prioritas masing – masing wilayah sesuai dengan kondisi dan pontesi unggulan daerah, agar masing – masing wilayah dapat meningkatkan pembangunan sesuai dengan potensi wilayah tersebut.

Page 54: Profil daerah kabupaten jayapura

- 70 -

3.3.1. PERTANIAN, KEHUTANAN, PERKEBUNAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai lokasi budidaya atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia. Karakteristik tersebut merupakan potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya. Berdasarkan Kepmen Nomor 327 tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan RTRW, Kawasan Budidaya terbagi lagi menjadi kawasan budidaya kehutanan (KBK) dan kawasan budidaya non-kehutanan (KBNK). Budidaya kehutanan adalah termasuk kawasan hutan produksi, dengan jenis hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan yang dapat dikonversi dan hutan rakyat. Sedangkan Budidaya Non Kehutanan terdiri dari Budidaya Pertanian dan Non Pertanian.

Kegiatan sektor primer, yaitu kegiatan perekonomian yang

langsung mengandalkan nilai ekonomis dari potensi sumberdaya alam. Alokasi ruang untuk kegiatan primer ini masih termasuk yang terbesar, karena kegiatan masyarakat yang masih didominasi pada sumber-sumber daya alam yang tersedia, seperti bertani, berkebun, berternak, perikanan. Berikut beberapa kegiatan yang termasuk dalam rencana pengembangan kegiatan sektor primer, yaitu :

3.3.1.1. Pertanian

Lahan Tanaman Pangan

Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayapura, diperkirakan luas lahan tanaman pangan potensial yang ada adalah 60.982 ha, dan yang sudah tergarap adalah seluas 5.414 ha yang mana sawah beririgasi baik teknis maupun semi teknis seluas 1.264 ha, sehingga masih ada sekitar 56.396 ha lahan yang belum tergarap. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.33 tentang Komposisi Luas Lahan dan Pengembangan Tanaman Pangan di Kabupaten Jayapura (Ha).

Page 55: Profil daerah kabupaten jayapura

- 71 -

Tabel 3.33. Komposisi Luas Lahan dan Pengembangan Tanaman Pangan di Kabupaten Jayapura (Ha)

Sumber: Dinas Pertanian TPH Kab. Jayapura, 2009 (RTRW Kab.Jayapura)

Peruntukan lahan untuk pertanian tamanan pangan yang ada di

Kabupaten Jayapura dapat dioptimalkan dengan sistem perairan dengan menggunakan teknologi/pompa dan dari pengelolaan sungai-sungai oleh masyarakat. Prioritas pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dalam skala besar dan menengah dapat direncanakan pada kawasan sentra produksi pertanian dan perkebunan di Kawasan Agropolitan Grime (Distrik Kemtuk, Kemtuk Gresi, Gresi Selatan, Namblong, Nimboran dan Nimbokrang) dan dalam skala kecil dan rumah tangga (small and household farming) pada Distrik Depapre, Ebungfauw, Ravanirara, Sentani Barat, Sentani Timur, Waibu, dan Yapsi.

NO DISTRIK LUAS POTENSI (Ha) LAHAN TERGARAP (Ha)

1 Airu 5.700 92

2 Demta 100 53

3 Depapre 112 60

4 Ebungfauw 110 50

5 Gresi Selatan 310 104

6 Kaureh 7.630 130

7 Kemtuk 600 200

8 Kemtuk Gresi 245 125

9 Namblong 5.370 1.250

10 Nimboran 2.290 190

11 Nimbokrang 8.470 1.632

12 Raveni Rara 153 73

13 Sentani 105 85

14 Sentani Barat 340 130

15 Sentani Timur 222 112

16 Unurum Guay 17.360 60

17 Waibu 216 46

18 Yapsi 11.549 1.079

19 Yokari 100 51

Jumlah 60.982 5.414

Page 56: Profil daerah kabupaten jayapura

- 72 -

Tabel 3.34. Komposisi Luas Lahan Irigasi dan Pengembangan Irigasi di Kabupaten Jayapura (Ha)

NO DISTRIK LUAS POTENSI (Ha) LAHAN TERGARAP (Ha)

1 Airu 5.6 0

2 Demta 0 0

3 Depapre 0 0

4 Ebungfauw 800 0

5 Gresi Selatan 100 0

6 Kaureh 7.5 0

7 Kemtuk 400 0

8 Kemtuk Gresi 150 0

9 Namblong 4.12 450

10 Nimboran 2.1 0

11 Nimbokrang 6.838 712

12 Raveni Rara 0 0

13 Sentani 0 0

14 Sentani Barat 210 40

15 Sentani Timur 0 0

16 Unurum Guay 17.3 0

17 Waibu 170 0

18 Yapsi 10.47 62

19 Yokari 0 0

Jumlah 55.758 1.264

Lahan Hortikulktura

Pengembangan lahan hortikultura di Kabupaten Jayapura, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan. Dalam tahap awal pengembangannya, diarahkan pada tanaman yang mempunyai daya simpan cukup lama, karena masih terdapat kendala dalam hal pendistribusiannya.

Budidaya pertanian tanaman pangan diarahkan pengembangannya

pada peningkatan nilai tambah hasil tani yang memerlukan pengolahan khusus sehingga komoditas yang dihasilkan memiliki harga jual lebih tinggi. Untuk mengimplementasikannya dibutuhkan pengetahuan dan pendidikan kepada para petani mengenai pengolahan hasil tani. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayapura, diperkirakan luas lahan hortikultura potensial yang ada adalah 208.055 ha, dan yang sudah tergarap adalah seluas 5.755 ha, sehingga masih ada sekitar 202.300 ha lahan yang belum tergarap.

No Distrik Luas Potensi (Ha)

Lahan Tergarap (Ha)

1 Airu 5.600 0

2 Demta 0 0

3 Depapre 0 0

4 Ebungfauw 800 0

5 Gresi Selatan 100 0

6 Kaureh 7.500 0

7 Kemtuk 400 0

8 Kemtuk Gresi 150 0

9 Namblong 4.120 450

10 Nimboran 2.100 0

11 Nimbokrang 6.838 712

12 Raveni Rara 0 0

13 Sentani 0 0

14 Sentani Barat 210 40

15 Sentani Timur 0 0

16 Unurum Guay 17.300 0

17 Waibu 170 0

18 Yapsi 10.470 62

19 Yokari 0 0

Jumlah 55.758 1.264

No Distrik Luas Potensi (Ha)

Lahan Tergarap (Ha)

1 Airu 5.600 0

2 Demta 0 0

Sumber: Dinas Pertanian TPH Kab. Jayapura, 2009 (RTRW Kab.Jayapura)

Page 57: Profil daerah kabupaten jayapura

- 73 -

Komoditas yang dapat diolah produksinya adalah bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran. Teknik intensifikasi dan diversifikasi perlu dikembangkanguna mengoptimalkan lahan yang memiliki potensi longsoran/runtuhan akibat proses panen, selan itu teknik pengolahan tanah atau revitalisasi fungsi tanah pertanian perlu dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman pangan yang saat ini mampu memenuhi kebutuhan lokal dan wilayah hinterland-nya. Oleh karena itu, alokasi ruang untuk lahan hortikultura juga direncanakan pada kawasan Grime Sekori, sebagian di

Tabel 3.35. Komposisi Luas Lahan dan Pengembangan Hortikultura di Kabupaten Jayapura (Ha)

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Jayapura, 2009 (RTRW Kab.Jayapura)

Kawasan pertanian juga dapat dikembangkan dengan konsep agrotourism, terutama wisata ke daerah pertanian yang memungkinkan wisatawan terlibat dalam proses kegiatannya. Di daerah pertanian yang disatukan dengan peternakan, wisatawan dapat ikut memberi makan ternak seperti sapi, babi, itik atau ayam. Di kawasan pertanian yang disatukan dengan kolam ikan, maka wisatawan dapat memancing ikan, membakarnya untuk dimakan di tempat. Namun apabila wisatawan ingin membawa hasil pancingan sebagai buah tangan, penduduk dapat membantu memasakkannya, atau membungkusnya untuk dibawa pulang dalam keadaan mentah. Untuk rencana pengembangan kawasan pertanian hingga tahun 2028 adalah sebagai berikut :

3 Depapre 0 0

4 Ebungfauw 800 0

5 Gresi Selatan 100 0

6 Kaureh 7.500 0

7 Kemtuk 400 0

8 Kemtuk Gresi 150 0

9 Namblong 4.120 450

10 Nimboran 2.100 0

11 Nimbokrang 6.838 712

12 Raveni Rara 0 0

13 Sentani 0 0

14 Sentani Barat 210 40

15 Sentani Timur 0 0

16 Unurum Guay 17.300 0

17 Waibu 170 0

18 Yapsi 10.470 62

19 Yokari 0 0

Jumlah 55.758 1.264

NO DISTRIK LUAS POTENSI (Ha) LAHAN TERGARAP (Ha)

1 Airu 19.300 190

2 Demta 6.900 156

3 Depapre 940 89

4 Ebungfauw 9.090 57

5 Gresi Selatan 2.800 110

6 Kaureh 46.370 230

7 Kemtuk 3.400 254

8 Kemtuk Gresi 7.225 250

9 Namblong 6.630 964

10 Nimboran 16.010 216

11 Nimbokrang 8.730 922

12 Raveni Rara 3.947 87

13 Sentani 1.895 405

14 Sentani Barat 1.660 198

15 Sentani Timur 3.383 413

16 Unurum Guay 44.640 182

17 Waibu 5.284 76

18 Yapsi 12.451 836

19 Yokari 7.400 120

Jumlah 208.055 5.755

Page 58: Profil daerah kabupaten jayapura

- 74 -

Tabel 3.36. Luas Lahan Rencana Kawasan Pertanian di Kabupaten Jayapura Tahun 2028 (Ha)

NO DISTRIK LUAS TERGARAP

(Ha) LUAS RENCANA (Ha)

1 Airu 282 16.30215

2 Demta 209 867,22

3 Depapre 149 242,81

4 Ebungfauw 107 993,20

5 Gresi Selatan 214 2.033,13

6 Kaureh 360 4.227,74

7 Kemtuk 454 1.042,46

8 Kemtuk Gresi 375 896,30

9 Namblong 2.664 892,65

10 Nimboran 406 1.059,76

11 Nimbokrang 3.266 4.346,35

12 Raveni Rara 160 62,89

13 Sentani 490 2.538,05

14 Sentani Barat 368 105,74

15 Sentani Timur 525 324,38

16 Unurum Guay 242 6.621

17 Waibu 122 4.381,01

18 Yapsi 1.977 3.736,42

19 Yokari 171 1.613,99

Jumlah 12.541 52.287,24

Sektor pertanian sebagai sektor unggulan masyarakat Kabupaten Jayapura merupakan modal dalam pembangunan dan pengembangan wilayah potensial khususnya wilayah pembangunan III yang meliputi Kawasan Grime terdapat 6 Distrik yakni, Distrik Kemtuk, Kemtuk Gresi, Gresi Selatan, Namblong, Nimboran dan Nimbokrang.

Hingga tahun 2013 data potensi sumber daya lahan, baik lahan

irigasi (sawah), kering atau tegalan yang tergarap maupun yang belum tergarap di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel 3.37 berikut terlihat bahwa dari potensi lahan seluas 269.037 Ha yang tersedia, ternyata baru tergarap seluas 15.447 Ha (6,02 %) sementara yang belum tergarap seluas 256.420 Ha (95.31 %).

Sumber: Dinas Pertanian Tan Pangan dan Hortikultura (RTRW Kab. Jayapura)

Page 59: Profil daerah kabupaten jayapura

- 75 -

Tabel 3.37. Data Potensi, Luas Lahan Tergarap dan Belum Tergarap di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO. DISTRIK POTENSI (HA)

TERGARAP (HA) BELUM TERGARAP (HA) SAWAH/ LADANG

KERING/ TEGALAN

JMH SAWAH/ LADANG

KERING/ TEGALAN

JMH

1. Airu 25.000 - 282 282 5,60 24.712 24.718 2. Demta 7.000 - 209 209 - 6.791 6.791 3. Depapre 1.052 - 149 149 - 903 903 4. Ebungfau 9.200 - 107 107 800 8.293 9.093 5. Gresi Selatan 3.110 5 214 219 100 2.791 2.891 6. Kaureh 54.000 - 360 360 2.000 51.640 53.640 7. Kemtuk 4.000 - 454 454 400 3.146 3.546 8. Kemtuk Gresi 7.470 15 375 390 150 6.930 7.080 9. Namblong 12.000 310 2.214 2,524 154.12 9.322 9.476 10. Nimboran 18.300 15 406 421 4.310 13.569 17.879 11. Nimbokrang 17.200 330 2.554 2.884 7.520 6.796 14.316 12. Rafeni Rara 4.100 - 160 160 - 3.940 3.940 13. Sentani 2.000 35 490 525 110 1.365 1,475 14. Sentani Barat 2.000 - 328 328 210 1.462 1.672 15. Sentani Timur 3.605 - 525 525 - 3.080 3,080 16. Unurum Guay 62.000 - 242 242 17,30 61.741 61,758 17. Waibu 5.500 - 122 122 170 5.208 5.378 18. Yapsi 24.000 630 1.915 2.545 1.300,47 20.155 21.455 19. Yokari 7.500 - 171 171 - 7.329 7.329

TOTAL 269.037 1.340 11.277 12.617 15.447 239.173 256.420 PROSENTASE (%) 100 0,49 4,19 4,69 6,02 88,90 95,31

Sumber : Bidang Sarana Pertanian Tahun 2013 dan RTRW Kab. Jayapura

Gambar 3.18. Peta Potensi Pertanian

Sumber: RTRW Kab.Jayapura

Page 60: Profil daerah kabupaten jayapura

- 76 -

Petani

Jumlah Petani di Kabupaten Jayapura Tahun 2013 sebanyak 14.147 jiwa. Untuk petani di Papua umumnya adalah petani heterokultura/tidak mengusahakan satu jenis komoditi pertanian mereka adalah petani yang mengusahakan beberapa macam komoditi baik tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan.

Berdasarkan luasan lahan garapan dapat diklarifikasikan bahwa

petani yang mengusahakan tanaman Pangan sebanyak 2.491 jiwa dan yang mengusahakan komoditi holtikultura sebanyak 1.446 jiwa, Peternakan 2.608 jiwa, dan Perkebunan sebanyak 8.602 jiwa. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa 4.90 % penduduk Kabupaten Jayapura adalah penduduk yang mengusahakan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan utama dalam memenuhi kesejahteraannya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.38. Jumlah Petani Berdasarkan Distrik Di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO DISTRIK TAN. PANGAN

HORTI- KULTURA

P’TERNAK P’KEBUN JUMLAH

1 Sentani 394 275 344 391 1,404

2 Sentani Timur 72 64 192 416 744

3 Depapre 33 264 154 360 811

4 Sentani Barat 197 359 489 500 1,545

5 Kemtuk - - 62 695 757

6 Kemtuk Gresi 52 25 61 456 594

7 Nimboran 71 25 182 283 561

8 Nimbokrang 612 77 253 535 1,477

9 Unurum Guay - - - 407 407

10 Demta 62 - 48 343 453

11 Kaureh - - - 200 200

12 Ebungfauw 221 - 93 221 535

13 Waibu 191 82 332 528 1,133

14 Namblong 195 - 160 481 836

15 Yapsi 307 91 - 1,042 1,440

16 Airu - - 133 158 291

17 Ravenirara - 184 - 94 278

18 Gresi Selatan 31 - - 286 317

19 Yokari 53 - 105 206 364

Jumlah 2,491 1,446 2,608 7,602 14,147

Sumber : BP4K Kabupaten Jayapura, 2013

Page 61: Profil daerah kabupaten jayapura

- 77 -

Kelompok Tani

Jumlah anggota kelompok tani di Kabupaten Jayapura sebanyak 3.650 yang terdiri dari 177 Kelompok Tani tersebar di 17 Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP). Untuk petani di Papua umumnya adalah petani heterokultur/tidak mengusahakan satu jenis komoditi pertanian mereka adalah petani yang mengusahakan beberapa macam komoditi baik tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan.

Pada tabel 3.38 berdasarkan luasan lahan garapan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut petani yang mengusahakan tanaman pangan sebanyak 12.273 jiwa dan yang mengusahakan komoditi hortikultura sebayak 5.274 jiwa.

Tabel 3.39. Jumlah Kelompok Tani di Kabupaten Jayapura Tahun 2010

NO. BPP/

DISTRIK JMLH WKPP

JMLH KELP

JML ANGG

JUMLAH KELAS KELOMPOK

PRA PEMULA

PEMULA LANJUT MADYA UTAMA

I TOWARE 01. Sentani 8 28 669 26 2 02. Ebungfauw 3 14 221 14 - - - - 03. Sentani Timur 3 9 116 9 - - - - 04. Sentani Barat 3 15 300 12 3 - - - 05. Waibu 5 12 282 8 4 - - - II DEMTA 06. Demta 2 3 62 3 - - - - 07. Yokari 2 6 120 6 - - - - III DEPAPRE 08. Depapre 3 13 265 13 - - - - 09. Ravenirara 2 14 159 14 - - - - IV HENAKLAY BESUM 10. Nimboran 2 4 61 - 4 - - - 11. Nimbokrang 4 33 925 6 6 7 14 - 12. Namblong 1 7 95 - - - 6 1 13. Kemtuk - - - - - - - - 14. Kemtuk Gresi 2 2 60 2 15. Unurum Guay - - - - - - - - 16. Gresi Selatan 1 2 31 2 - - - - V KAUREH 17. Kaureh - - - - - - - - 18. Yapsi 3 15 379 10 5 19. Airu - - - - - - - -

Total 46 177 3.650 123 26 7 20 1 Sumber : Dinas TPH Kabupaten Jayapura, 2011

Page 62: Profil daerah kabupaten jayapura

- 78 -

Luas Lahan dan Jumlah Produksi

Dalam pelaksanaan budidaya pertanian komoditi padi dan kedelai pencapaian luas tanam dan luas panen sama hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan budidaya komoditi ini petani penggarapnya adalah petani yang telah mengusahakan komoditi ini secara terus menerus sebagai sumber mata pencaharian tetap dan telah menerapkan teknologi yang lebih baik termasuk dengan usaha pengendalian hama penyakitnya selain itu ditunjang pula dengan tata niaga pemasaran dan harga yang baik. Disamping itu terjadinya kemarau yang panjang menyebabkan hasil produksi petani tidak maksimal.

Tabel 3.40. Luas Tanam dan Jumlah Produksi Pertanian di Kabupaten Jayapura Tahun 2012

NO. KOMODITI LUAS TANAM

(Ha) JML PRODUKSI

(Ton) Tanaman Pangan 1. Padi Sawah 1.986 6.548 2. Padi Ladang 136 332 3. Jagung 325 816 4. Kedelai 586 509 5. Kacang Tanah 91 107 6. Kacang Hijau 11 9 7. Ubi Jalar 242 2.025 8. Ubi Kayu 298 2.583 Hortikulura 9. Jeruk 1.871 8.790 10. Mangga 2.027 4.290 11. Pisang 3.193 5.620 12. Rambutan 1.241 1.395 13. Duku 143 40 14. Durian 242 356 15. Pepaya 1.921 1.734 16. Cabe Merah 182 403 17. Sawi 152 734 18. Buncis 32 118 19. Tomat 98 351 20. K. Panjang 152 315 21. Kubis 27 46 22. Kangkung 177 790 23. Bayam 166 611 Tanaman Obat dan Spesifik Lokal 24. Jahe 31 64 25. Lengkuas 58 43 26. Kunyit 41 225 27. Anggrek 248 974 Sumber : Dinas TPH Kabupaten Jayapura, 2013

Page 63: Profil daerah kabupaten jayapura

- 79 -

Untuk jenis komoditi buah-buahan, jumlah produksi pisang lebih banyak yaitu 5.620 ton pada tahun 2012 dengan luas areal tanam 3.193 Ha. Sedangkan paling sedikit adalah produksi salak yaitu 40 ton pada tahun 2012 dengan luas areal 143 Ha.

Sedangkan untuk jenis komoditi sayuran, jumlah produksi

kangkung lebih banyak yaitu 790 ton pada tahun 2012 dengan luas areal 177 Ha, dan paling sedikit adalah Kubis yaitu 46 Ton pada tahun 2012 dengan luas areal 27 Ha.

Sementara untuk jenis komoditi tanaman obat dan spesifik

lokal, jumlah produksi anggrek lebih besar yaitu 974 ton pada tahun 2012 dengan luas areal tanam 248 Ha, dan yang paling sedikit adalah produksi jahe yaitu 64 ton pada tahun 2012 dengan luas areal 31 Ha.

Dalam peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pertanian

juga mengalami banyak persoalan terutama yang disebabkan oleh Organisme Penggangu Tanaman (OPT).

Tabel 3.41. Jenis OPT Yang Menyerang Tanaman Pangan di Kabupaten

Jayapura

NO. KOMODITI JENIS OPT UTAMA

1 Padi Hama Putih Palsu, Walang Sangit, Belalang, Tikus, Pengerek Batang, Hawar

2 Jagung Babi, Pengerek Tongkol, Belalang, Lalat Bibit.

3 Kcg. Tanah Karat, Bercak Daun, Penggulung Daun, Tikus, Babi

4 Kedelai Lalat Buah, Kutu Daun, Kepik, Pengerek Polong.

5 Kcg. Hijau Ulat Grayak, Bercak Daun, Walang Sangit

6 Cabe Busuk Buah, Lalat Bibit, Kutu Daun,

7 Kcg.Panjang Kutu Daun, Lalat Buah

8 Mangga Lalat Buah, Embun Jelaga

9 Jeruk Jamur Upas, Embun Jelaga, Kudis

10 Ubi-Ubian Babi, Tikus

11 Bunga-Bungaan Kutu Putih, Embun Jelaga

Sumber : Dinas TPH Kabupaten Jayapura, 2013

Page 64: Profil daerah kabupaten jayapura

- 80 -

Tingkat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih termasuk kategori ringan dan sedang hal ini disebabkan karena dalam mengendalikan OPT telah dilakukan pengamatan sejak dini sehingga jika tanaman terserang hama penyakit dapat langsung dikendalikan. Pengamatan dilakukan sendiri oleh petani/kelompok tani. Anggota kelompok tani yang bertugas mengamati / mengendalikan OPT disebut kelompok Regu Pengendali Hama (RPH) mereka dibimbing oleh PPL dan Pengamat Hama.

3.3.1.2. Kehutanan

Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola untuk peningkatan kesejahteraan penduduk, dalam arti keberadaan hutan produksi dapat difungsikan sebagai lahan produktif dengan tidak mengganggu tegakan dan yang diambil hanya hasil dari tanaman tersebut. Kawasan Budidaya Hutan Produksi terdiri dari kawasan Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi terbatas, dan Hutan Produksi Konversi (Hutan Tanaman Industri).

Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi Tetap Adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam. Pada hutan produksi tetap pada dasarnya hasil hutan dapat dikelola seoptimal mungkin, tetapi tetap memberlakukan prinsip dasarnya yakni “apa yang diambil dari alam harus diganti dengan hal yang serupa kepada alam“ sehingga pengambilan hasil hutan harus dilaksanakan secara bergilir dan dilakukan penanaman kembali sebagai bagian dari upaya pelestarian sekaligus mempertahankan kualitas alam.

Kriteria yang ditetapkan untuk kawasan hutan produksi tetap

adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 124, di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konservasi lainnya (SK Mentan No.683/KPTS/Um/8/1981 dan 837/KPTS/Um/11/1980).

Page 65: Profil daerah kabupaten jayapura

- 81 -

Berdasarkan hasil analisis tutupan lahan, tahun 2006, maka luas wilayah hutan di Kabupaten Jayapura sebesar 1.344.382 Ha dan hutan yang paling luas berada di Distrik Kaureh dan Unurum Guay. Saat ini, status beberapa pemegang hak pengelolaan hutan sudah tidak aktif. Oleh karena itu, dalam kurun waktu ini dapat dilakukan penataan kembali pemberian ijin pengelolaan hutan karena ada beberapa lokasi hutan produksi yang bersebelahan dengan kawasan hutan lindung, dan hal ini sangat rentan untuk terjadi pembukaan hutan yang tidak sinkron dan sinergi dengan fungsi lindung tersebut mengingat fungsi hutan dalam ekologi wilayah sangat berguna dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi penduduk.

Oleh karena itu, pembukaan hutan dapat lebih difokuskan

pada wilayah hutan yang masih luas. Diharapkan pada tahun mendatang, rencana alokasi penggunaan lahan untuk hutan produksi tetap seluas 86.171,58 ha/861,72 km², seperti di Distrik Kaureh dan Unurum Guay.

Page 66: Profil daerah kabupaten jayapura

- 82 -

Tabel 3.42. Rencana Peruntukan Lahan Untuk Kawasan Lindung

NO. KAWASAN LINDUNG RENCANA

1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Dibawahnya

Hutan Lindung Seyogyanya di dalam kawasan hutan lindung tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya penduduk. Namun

karena sudah lama kawasan tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal penduduk, maka kegiatan budidaya

yang hanya diperbolehkan adalah pemukiman masyarakat tradisional.

Wilayah hutan lindung yang masih berupa hutan harus dipertahankan, dan yang sudah tidak berupa hutan

harus ditanami kembali.

Penggunaan lahan yang telah ada (permukiman, sawah, tegalan, tanaman tahunan/perkebunan, dan lain-lain)

di dalam kawasan ini secara bertahap dialihkan ke arah usaha konservatif dan/atau dibatasi secara

ketat, sehingga fungsi lindung yang diemban dapat dilaksanakan.

Penggunaan lahan yang akan mengurangi fungsi konservasi secara bertahap dialihkan fungsinya sebagai

lindung sesuai kemampuan dana yang ada.

Penggunaan lahan baru tidak diperkenankan bila tidak menjamin fungsi lindung terhadap hidro-orologis,

kecuali jenis penggunaan yang sifatnya tidak bisa dialihkan (menara TVRI, jaringan listrik, telepon,

air minum dan lain-lain), hal tersebut tetap memperhatikan azas konservasi.

Kawasan Resapan

Air

Untuk menjaga fungsinya sebagai hutan lindung, maka sepanjang hutan lindung perlu dibentuk

adanya kawasan penyangga (buffer zone), sehingga tidak bersinggungan langsung dengan kawasan

budidaya intersif (misalnya kawasan permukiman, industri). Pola pemanfaatan ruang ini berupa

kawasan tanaman keras/perkebunan

Page 67: Profil daerah kabupaten jayapura

- 83 -

Vegetasi hutan dan jenis-jenis tanaman yang mampu menyerap air harus diperluas agar dapat

menjaga keseimbangan air

2. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Sempadan

Pantai

Pencegahan atas dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang saat ini masih dapat

dilindungi.

Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada agar tidak berkembang lebih jauh dan mengganggu fungsi

lindung pantai.

Pengembalian fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan, sepanjang masih dapat dikembalikan.

Kawasan Sempadan

Sungai

Kondisi eksisting kawasan sekitar danau yang sudah menjadi kawasan budidaya memerlukan pembatasan dalam

pengembangan permukiman

Untuk Kawasan Sempadan Sungai perlu diatur penggunaan lahannya, dengan cara melarang kegiatan-kegiatan

yang menghasilkan sisa produksi dalam jumlah tertentu, seperti kegiatan budidaya hutan, industri,

pertambangan, dll. Hanya kegiatan Wisata dan permukiman dalam jumlah perumahan yang terbatas dan hanya

untuk masyarakat adat yang diperkenankan menetap di sana.

Perlu adanya pembangunan kembali jalur hijau dengan menanami pepohonan dan melakukan normalisasi pada

alur sungai yang sudah rusak atau mengalami endapan. Pelibatan masyarakat sangat penting dalam program

ini. Misalnya dengan program penanaman satu pohon satu rumah.

Menjaga kuantitas dan kualitas air bawah tanah, dengan melakukan penghutanan kembali pada daerah-daerah

resapan dan tangkapan air (catchment area).Penghutanan kembali selain untuk meningkatkan tangkapan air

hujan dan meningkatkan cadangan air tanah, juga untuk mengurangi erosi tanah

Menjaga kuantitas dan kualitas air permukaan dengan menetapkan jalur sempadan sungai di kiri dan kanan

badan sungai dengan penanaman tanaman keras seperti buah-buahan dan tanaman perkebunan sebagai jalur

hijau. Penanaman dilakukan di tanah yang masih kosong atau terlantar. Jalur hijau ini dimaksudkan

juga untuk membatasi perluasan permukiman penduduk ke arah tepi sungai. Penetapan badan air sebagai

Page 68: Profil daerah kabupaten jayapura

- 84 -

kawasan lindung perlu diprioritaskan karena juga berfungsi untuk menjaga ketersediaan air baku guna

memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk

Menjaga kuantitas dan kualitas air tanah dalam dengan memberlakukan kebijakan pembangunan embung

(reservoir ponds) di kampung-kampung yang berada di dataran tinggi (perbukitan) guna menjamin

ketersediaan air pada musim kemarau. Dengan adanya cadangan air ini penduduk tidak akan menggali tanah

untuk mendapatkan air guna memenuhi kebutuhannya.

Kawasan Sempadan

Danau

Kondisi eksisting kawasan sekitar danau yang sudah menjadi kawasan budidaya memerlukan pembatasan dalam

perkembangannya

Untuk Kawasan Sempadan Danau yang belum ditempati oleh penduduk, maka perlu segera diatur peruntukan

lahannya untuk jalur hijau dalam bentuk peraturan daerah, sedangkan pada daerah yang sudah menjadi

kawasan permukiman, perlu diatur jenis penggunaan lahannya, dengan cara melarang kegiatan-kegiatan yang

menghasilkan sisa produksi dalam jumlah tertentu, seperti kegiatan budidaya hutan, industri,

pertambangan, dll. Hanya kegiatan Wisata dan permukiman masyarakat adat yang diperkenankan menetap di

sana, dan luasan lahan permukiman tersebut, harus ada batasan (quota) yang diambil dari proporsi lahan

terbangun terhadap luas kawasan sempadan danau dengan batas maksimum koefisien dasar bangunan 10-20%.

Perlu adanya pembangunan kembali jalur hijau dengan menanami pepohonan pada pinggiran danau yang sudah

rusak atau mengalami endapan, terutama jenis tanaman yang mempunyai akar kuat. Pelibatan masyarakat

sangat penting dalam program ini. Misalnya dengan program penanaman satu pohon satu rumah.

Untuk kawasan Danau Sentani yang sudah banyak ditempati oleh para penduduk, perlu dilakukan pembatasan

jumlah bangunan, jenis konstruksi, dan asal penghuni rumah. Pembatasan tersebut juga disertai dengan

model percontohan rumah yang bersahabat dengan alam, terutama perairan danau, tanpa harus menghilangkan

budaya setempat.

Kawasan Sempadan

Sekitar Mata air

Pencegahan dilkembangkannya kegiatan budidaya yang dapat menganggu atau merusak fungsi sistem mata air.

Pengendalian terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan sekitar mata air agar tidak

berkembang lebih jauh.

Page 69: Profil daerah kabupaten jayapura

- 85 -

3. Kawasan Cagar Alam / Cagar Budaya

Cagar Alam Pencegahan dilakukan kegiatan budidaya di Kawasan Cagar Alam yang saat ini masih dapat dilindungi.

Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada agar tidak berkembang lebih jauh dan mengganggu fungsi

lindung kawasan Cagar Alam.

Pengembalian fungsi lindung Cagar Alam yang telah mengalami kerusakan sepanjang masih dapat

dikembalikan.

Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam cagar alam hanya kegiatan untuk kepentingan penelitian dan

pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya (UU No. 5

Tahun 1990).

Suaka Margasatwa Keberadaan jenis vegetasi harus dipertahankan sehingga dapat mendukung keberlanjutan fauna langka di

dalamnya

4. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan

Gempa, Tanah

Longsor, Banjir

Dalam setiap daerah yang rawan bencana, apabila memang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan budidaya,

harus disediakan informasi mengenai lokasi, bentuk bangunan, dan ketinggian bangunan, dan sistem

konstruksi yang diperkenankan agar dapat meminimalisasi resiko yang akan terjadi apabila bencana

tersebut terjadi.

kawasan rawan bencana tidak diarahkan untuk pemanfaatan lahan permukiman penduduk, khususnya lahan

terbangun (built up area) dan kawasan pertambangan.

Khusus untuk kawasan rawan banjir, terutama di kawasan permukiman Sentani, perlu adanya perencanaan

drainase perkotaan yang menyeluruh dari daerah catchment area di pegunungan cycloops sampai ke kawasan

Danau Sentani

Page 70: Profil daerah kabupaten jayapura

- 86 -

Sumber hasil analisis 2008 (RTRW KAbupaten Jayapura)

Khusus untuk kawasan rawan longsor, fenomena tanah longsor juga dapat terjadi dalam skala lokal,

terutama pada kawasan perbukitan yang dibelah oleh jaringan jalan tentunya akan mempengaruhis susunan

batuan yang ada, sehingga ketika hujan turun akan memicu longsoran. Oleh karena itu, perlu pembangunan

talud alam maupun buatan sebagai penahan longsoran tersebut.

Pada setiap kawasan rawan bencana perlu disiapkan jalur-jalur evakuasi, sistem peringatan dini, dan

prasarana/sarana penyelamatan yang semuanya diintegrasikan pada rencana mitigasi bencana.

Untuk kawasan rawan bencana alam, baik gempa dan longsor, perlu diatur pola pendirian bangunan

perumahan agar tidak memotong sesar yang ada, dan tidak menjadi wilayah tujuan permukiman. Kegiatan

yang diperkenankan dibangun hanyalah kegiatan produksi yang berbasiskan pengolahan sumberdaya alam.

5. Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan Pantai

Berhutan Bakau

Pada kawasan pantai yang masih memiliki hutan bakau perlu segera ditetapkan status hukumnya dalam suatu

bentuk peraturan daerah sebagai kawasan lindung, dan pada kawasan yang sudah tidak berhutan bakau,

perlu segera ditanami kembali pohon mangrove dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor utama,

karena sangat penting untuk pemeliharaan tanaman mangrove tersebut

Setiap ada pembukaan lahan mangrove, perlu segera dialokasi penggantiannya pada lahan sekitarnya untuk

tetap menjaga fungsi ekologi pesisir di Kabupaten Jayapura. Mekanisme pergantian tersebut dapat diatur

dalam kajian Analisis mengenai Dampak Lingkungan di kawasan tersebut.

Page 71: Profil daerah kabupaten jayapura

- 87 -

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam. Pengolahan hutan ini perlu mengindahkan prinsip-prinsip kelestariannya. Artinya kawasan hutan produksi terbatas tidak boleh dilakukan alih fungsi penggunaannya, ini disebabkan hutan produksi terbatas didasarkan atas kondisi fisik lahan yang masuk dalam kategori kawasan konservasi. Arahan penggunaannya memang hanya dapat dikembangkan ketika tidak ada alternatif lain pengelolaan potensi pada sektor lain selain kehutanan untuk penghidupan masyarakat. Namun jika sektor kegiatan lain masih memungkinkan, untuk itu dalam pengelolaan perlu diawasi secara ketat oleh pemerintah, sehingga dapat dikatakan bahwa areal ini hanya dapat dikembangkan semata-mata karena kebutuhan masyarakat dan diarahkan pada pengelolaan yang memperhaikan keberlanjutan lingkungan (sustainable development).

Kriteria yang ditetapkan untuk Kawasan Hutan Produksi Terbatas adalah hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 125-174, diluar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konservasi lainnya (SK Mentan No. 683/KPTS/Um/8/1981 dan 837/KPTS/Um/11/1980).

Dengan adanya pertimbangan produksi penebangan hutan dalam jumlah yang terbatas, maka pembukaan ijin pengelolaan hutan dapat diarahkan pada jenis pembukaan hutan produksi terbatas ini. Dan diharapkan pada tahun mendatang, rencana alokasi penggunaan lahan untuk hutan produksi terbatas bisa mencapai 386.784,5 Ha/3.867,85 km².

Hutan Produksi Konversi

Kawasan hutan produksi konversi adalah hutan yang diperuntukkan untuk budidaya yang lahannya dapat dialihkan fungsinya menjadi kawasan yang lebih produktif, dengan prioritas untuk hutan tanaman industri. Berdasarkan hasil GIS, 2006, luas hutan konversi adalah sebesar 89,589.54 hektar dengan cakupan yang berada pada Distrik Demta, Depapre, Ebungfau, Kaureh, Kemtuk, Kemtuk Gresi, Nimbokrang, Sentani Timur, Unurum Guay,Waibu, dan Yokari.

Rencana peruntukan kawasan budidaya di Kabupaten Jayapura

dapat dilihat pada tabel 3.41 sebagai berikut :

Page 72: Profil daerah kabupaten jayapura

- 88 -

Tabel 3.4. Rencana Peruntukan Kawasan Budidaya Kehutanan di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK RENCANA LUAS

HUTAN BUDIDAYA

EKSISTING

HP TETAP HP TERBATAS HP KONVERSI

1 Airu 32.560,63 6.456,3 24,585.33 1.519,0

2 Demta 42,50 42,5

3 Depapre 711,23 2,171.83 7.539,4

4 Ebungfau 5.000,00 10,549.35

5 Gresi Selatan 7.000,00 10,357.15 27,592,9

6 Kaureh 40.758,00 57.033,26 33,187.64 2.737,5

7 Kemtuk 5.725,19 3,428.99 2.296,2

8 Kemtuk Gresi 8.891,76 13,891.76

9 Namblong 3.886,16 3,047.56 4.838,6

10 Nimbokrang 5.758,51 3.360,4 3,104.29

11 Nimboran 2.000,00 2.214,3 8,544.21

12 Raveni rara 1.764,82 1,764.82

13 Sentani 948,39 948.39

14 Sentani Barat 2.725,61 864.11 8.861,5

15 Sentani Timur 10.600,13 1,737.73 33.862,4

16 Unurum Guay 210.474,93 17.107,4 195,459.13 108,4

17 Waibu 1.147,89 1,147.89

18 Yapsi 69.725,15 71,994.34 191,3

19 Yokari 500,00

Total 410.221,10 86.171,6 386,784.52 89.589,5

Luas Hutan dan Produksi

Luas hutan di Kabupaten Jayapura berdasarkan hasil analisis tahun 2007 kurang lebih 1.353.406,92 hektar. Hutan yang paling luas terdapat di wilayah pembangunan III dan IV yaitu Distrik Kaureh dan Distrik Unurum Guay.Untuk produksi hutan yang paling tertinggi adalah kayu Gergajian sebesar 35.057,007 m3.

Untuk kondisi luas hutan Kabupaten Jayapura

berdasarkan fungsi hutan, jenis hutan kawasan hutan kawasan perairan serta penggunaannya maka luas hutan lindung sebesar 498.469,2 Ha. Selain itu hutan produksi terbagi atas tiga jenis yakni, hutan produksi tetap seluas, 145.917,70 ha, hutan produksi terbatas 278.477,90 ha dan hutan produksi konservasi seluas 304.553, 40 ha. Sedangkan yang menjadi kawasan hutan lindung di Kabupaten Jayapura adalah:

Sumber: Hasil GIS dan Analisis, 2006 (RTRW Kabupaten Jayapura)

Page 73: Profil daerah kabupaten jayapura

- 89 -

1. Cagar Allam : 15.066,02 Ha 2. Suaka Margasatwa : 69.774,13 Ha 3. Hutan Lindung : 498.469,20 Ha 4. Hutan Produksi : 145.917,70 Ha 5. Hutan Produksi Konversi : 304.553,40 Ha 6. Hutan Produksi Terbatas : 278.477,90 Ha 7. Areal Penggunaan Lain : 31.209,95 Ha 8. Danau/Perairan : 8.938,62 Ha TOTAL : 1.353.406,92 Ha

Polisis Kehutanan (POLHUT) Tabel 3.44. Jumlah Petugas Polisi Kehutanan (POLHUT) di

Kabupaten Jayapura

NO LOKASI POS

JAGA WILAYAH KERJA NAMA POLHUT JABATAN

1. Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten

Jayapura (Rimba Raya)

Kabupaten Jayapura

1. Waluyo, SE. 2. Paulus Rumbiak 3. Yusuf Sesa 4. Musa Fonataba

Pembina Polhut. Koord. Ops. Polhut.

2. Cagar Alam Cycloops ( Matoa I)

Cagar Alam Peg. Cycloops Kabupaten Jayapura

1. Slamat Tambunan 2. Arifin Gultom 3. L.A. Dwemanser

Wadanpos

3. Boroway (Matoa II)

WP II : Distrik Sentani Barat Distrik Ravenirara Distrik Depapre Distrik Yokari Distrik Demta WP III : Distrik Kemtuk Distrik Kemtuk Gresi Distrik Gresi Selatan Distrik Nimboran Distrik Nimbokrang Distrik Namblong

1. Albert Felle 2. Yance Duwiri 3. Yosep Hermanus

Fouw 4. Yohanes Paulus

Komandan Pos Wadanpos

4. Nimbontong (Matoa III)

WP IV : Distrik Unurunguay Distrik Yapsi Distrik Kaureh Distrik Airu

1. Agustinus Rieupassa, SH

2. R. Siringo-Ringo, SH.

3. Lefinus Ragainaga, SH.

4. Yusuf Nasendi

Komandan Pos Wadanpos

5. Yokiwa (Matoa IV)

WP I : Distrik Sentani Distrik Sentani Timur Distrik Waibu Distrik Ebungfau

1. Hendrik Waicang 2. Yober

Salleppang 3. Yahya Yarusabra 4. Yunus Trapen

Komandan Pos Wadanpos

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, 2011

Page 74: Profil daerah kabupaten jayapura

- 90 -

3.3.1.3. Perkebunan

Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan/pertanian tanaman pangan dikembangkan di Kabupaten Jayapura dalam rangka penyediaan kebutuhan pokok pangan dan food security. Kegiatan perkebunan dan tanaman pangan serta perikanan merupakan basis ekonomi untuk wilayah pedesaan. Pengembangan kawasan perkebunan meliputi perkebunan besar dan perkebunan rakyat.

Perkebunan besar umumnya terkait dengan industri

hilirnya dan telah menerapkan manajemen agribisnis. Secara makro perkebunan besar selain ditujukan untuk meningkatkan perekonomian kawasan, juga untuk menyerap tenaga kerja sebesar-besarnya. Sedangkan perkebunan rakyat ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani serta terkait dengan industri pengolahan yang ada.

Kawasan perkebunan di Kabupaten Jayapura

pengembangannya diarahkan pada bentuk agroindustri, peningkatan kualitas, dan produksi, untuk memenuhi kebutuhan lokal dan wilayah hinterland-nya. Produksi sawit, kakao, kelapa yang merupakan komoditas utama dari sektor perkebunan. Peningkatan kualitas dilakukan sehubungan dengan keterbatasan lahan yang dianggap tidak dapat menghasilkan produk perkebunan berkualitas, untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas produk perkebunan dengan menggunakan teknologi pengolahan hasil perkebunan.

Luas rencana peruntukan lahan perkebunan di Kabupaten

Jayapura hingga tahun 2028 seluas 368.426,03 ha, dengan perincian sebagai sebagaimana tabel 3.43 tentang Luas Lahan Rencana Perkebunan dan Luas Lahan Perkebunan Tergarap di Kabupaten Jayapura, yang peruntukkannya disesuaikan dengan standar teknis pengembangan masing-masing komoditas yang akan dikembangkan yang menyangkut aspek kesesuaian lahan, iklim dan lain-lain termasuk batasan-batasan yang ditetapkan dalam pengaturan pengembangan perkebunan di Kabupaten Jayapura. Sementara lahan yang tergarap baru 27.002,26 ha. Diharapkan dalam masa yang akan datang akan terus meningkat luasannya sesuai dengan kesesuaian lahannya serta intensitas produksinya dapat berlanjut sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah produktif di Kabupaten Jayapura.

Page 75: Profil daerah kabupaten jayapura

- 91 -

Jenis tanah yang di miliki oleh Kabupaten Jayapura, yakni podsolik merah kuning yang terdapat di beberapa distrik terutama di wilayah pembangunan II (kawasan pesisir), III (kawasan Grime), dan IV (kawasan Nawa) menjadikan wilayah ini sebagai perkebunan salah satu sektor andalan Kabupaten Jayapura.

Kawasan perkebunan dapat dikembangkan dengan konsep

ecotourism. Wisatawan diajak mengelilingi kawasan perkebunan melalui jalur yang telah ditentukan. Jika mereka berminat, wisatawan juga dapat diajak memetik buah-buahan jika perkebunan tersebut merupakan perkebunan buah-buahan. Namun apabila perkebunan tersebut adalah komoditas perdagangan seperti kakao atau sawit, maka wisatawan dapat menyaksikan proses pengolahan hasil/pasca panennya sehingga ada nilai tambah yang didapatkan selain kunjungan yang bersifat rekreasi.

Tabel 3.45. Rencana Luas Lahan Peruntukan Perkebunan dan Luas Lahan Perkebunan Tergarap di Kabupaten Jayapura

NO. DISTRIK LUAS RENCANA (Ha) LUAS TERGARAP (Ha)

1. Sentani 1.859,84 613,78

2. Sentani Timur 640,38 502,00

3. Ebungfauw 2.659,02 352,50

4. Waibu 4.958,83 940,78

5. Sentani Barat 438,45 792,25

6. Demta 3.681.06 469,23

7. Depapre 1.072,09 704,95

8. Yokari 2.128,62 130,00

9. Ravenirara 317,00 45,00

10. Nimboran 2.868,15 2.556,15

11. Nimbokrang 4.256,73 985,75

12. Namblong 1.709,56 577,00

13. Kemtuk 3.329,62 2.977,20

14. Kemtuk Gresi 2.269,99 1.603,62

15. Gresi Selatan 7.882,09 300,00

16. Unurum Guay 40.565,77 204,00

17. Yapsi 22.083,66 614,00

18. Kaureh 41.581,41 12.632,05

19. Airu 224.123,74 -

Jumlah 368.426,03 27.002,26

Sumber: Dinas Perkebunan Kab. Jayapura, 2008(RTRW Kab.Jayapura)

Page 76: Profil daerah kabupaten jayapura

- 92 -

Luas Lahan dan Jumlah Produksi

Luas lahan/areal yang ada di Kabuapaten Jayapura yang

telah diusahakan khususnya untuk tanaman perkebunan

(Kakao, Kelapa, Pinang, Pala, Cengkeh, Vanili, Jambu Mete,

Lada, Jarak, Kopi) seluas 18.523.74 Ha, selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.46. Luas Areal, Produksi, Dan Jumlah Petani Tanaman Perkebunan (Kakao, Kelapa, Pinang, Pala, Cengkeh, Vanili, Jambu Mete, Lada, Jarak, Kopi) di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK LUAS AREAL

(Ha) JUMLAH PETANI

PRODUKSI TON/TAHUN

1 Sentani 511.07 1,143 370.25

2 Sentani Timur 1,090.99 1,207 809.85

3 Waibu 522.33 835 512.19

4 Ebungfauw 1,208.99 529 123.25

5 Sentani Barat 1,123.26 2,160 646.87

6 Depapre 796.78 1,843 266.19

7 Yokari 280.96 269 56.86

8 Ravenirara 74.70 413 166.78

9 Demta 1,182.73 867 301.24

10 Kemtuk 1,438.85 1,977 771.99

11 Nimboran 1,430.09 2,629 1,300.71

12 Namblong 805.52 934 653.90

13 Nimbokrang 995.68 2,421 725.91

14 Kemtuk Gresi 2,027.83 2,862 855.79

15 Gresi Selatan 1,249.25 771 612.10

16 Unurum Guay 544.37 449 317.27

17 Yapsi 2,371.38 3,025 1,166.20

18 Kaureh 848.96 848 632.56

19 Airu 20.00 191 -

Total 18,523.74 25,373 10,289.91 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Jaypura, Tahun 2013

Sedangkan data luas areal, produksi dan jumlah petani

Pekebun untuk per komoditi dengan rincian tentang tanaman

baru, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan,

serta tanaman tua menghasilkan dan laporan pengamatan

organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan akan tampak

lebih detail pada lampiran terlampir.

Page 77: Profil daerah kabupaten jayapura

- 93 -

3.3.1.4. Perikanan

Kawasan Perikanan

Rencana pengembangan kawasan perikanan terutama diarahkan untuk peningkatan teknologi penangkapan hasil-hasil laut untuk jenis perikanan umum dan peningkatan serta pengelolaan produksi yang baik terhadap jenis budidaya perikanan. Pengembangan kawasan budidaya perikanan keramba potensial dikembangkan pada Distrik Nimbokrang, Sentani, Sentani Barat, dan Sentani Timur. Pengembangan kawasan perikanan kolam dapat dikembangkan di Distrik Nimboran, Unurum Guay, Namblong, Kaureh, Kemtuk Gresi dan Kemtuk. Sedangkan pengembangan kawasan perikanan perairan laut dan dalam berada di Distrik Demta, Depapre, Ravenirara dan Yokari.

Pengelolaan perikanan laut di Distrik Depapre sangat

erat kaitannya dengan pemeliharaan “nursery ground” (wilayah asuh) dan teknologi budidaya/penangkapan. Pengelolaan penangkapan ikan di laut pada prinsipnya adalah:

Melindungi wilayah/areal biota laut,

Membatasi penangkapan hingga pada jumlah potensi lestari,

Meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan,

Peningkatan kelembagaan yang mampu melayani aspek pembiayaan, pemasaran, dan penyediaan sarana produksi.

Hal yang terpenting dalam pengembangan kawasan

perikanan adalah pemanfaatan kawasan khusus perairan danau dan sungai yang tidak mengganggu alur pelayaran danau. Luas lahan potensial untuk pengembangan kawasan perikanan ini seluas 3.015,56 ha, sementara yang telah diusahakan baru seluas 2.926,36 ha karena kegiatan perikanan hanya boleh menempati lokasi tertentu. Perikanan di sungai maupun di danau harus dipelihara dengan memberikan makanan organik yang mudah terurai dan tidak memberikan dampak negatif pada perairan. Karena itu petani perlu mendapat penyuluhan secara terus menerus agar selalu memperhatikan jenis pakan yang diberikan guna menjaga kualitas air danau.

Sumber: Hasil GIS, 2006

Page 78: Profil daerah kabupaten jayapura

- 94 -

Tabel 3.47. Rencana Peruntukan Kawasan Perikanan di Kabupaten Jayapura

3.3.1.5. Peternakan

Kawasan Peternakan

Kabupaten Jayapura sangat potensial untuk pengembangan peternakan. Ternak yang telah dibudidayakan dan dikembangkan selama ini adalah sapi, babi, kambing dan unggas. Sistem peternakan yang dilakukan adalah semi intensifikasi karena kawasan/lahan tersedia sangat luas untuk pengembangannya. Dalam penataannya, kawasan peternakan sebaiknya direncanakan letaknya jauh dari lokasi permukiman/perkotaan. Di Kabupaten Jayapura lokasi potensial untuk peternakan terletak di Distrik Nimbokrang, Nimboran, Namblong, Kemtuk, Kemtuk Gresi, Yapsi, Unurum Guay, Sentani Barat dan Sentani Timur.

NO JENIS PERIKANAN DISTRIK LUAS

TERGARAP (Ha)

LUASAN RENCANA(Ha)

1. Perikanan Tangkap 1. Depapre 2. Raveni

Rara 3. Demta 4. Yokari

2.870,32 2.870,32

2. Budidaya Laut Depapre 2 3

3. Budidaya Air Payau

Demta 3 2

4. Budidaya Keramba/Danau

1. Sentani Timur

2. Sentani 3. Ebungfauw 4. Waibu

9,36 84,24

5. Budidaya Air Tawar

1. Sentani Barat

2. Namblong 3. Nimboran 4. Nimbokrang 5. Kemtuk 6. Unurum

Guay 7. Yapsi

15 15 4 5 2 1 0

15 15 4 10 3 4 5

TOTAL

2.926,36 3.015,56

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jayapura, 2008 (RTRW Kabupaten Jayapura)

Page 79: Profil daerah kabupaten jayapura

- 95 -

Pengelolaan peternakan di Kabupaten Jayapura masih

dilakukan dengan sistem semi intensifikasi. Ternak sapi sebagai komoditas unggulan dalam pengembangannya diarahkan pada pengembangan yang menyatu dengan kawasan pertanian (baik lahan basah ataupun kering), disertai pembuatan ranch dengan ”System Paddock” yang baik sehingga ternak sapi tidak mengganggu lahan-lahan pertanian/perkebunan serta lalu lintas. Untuk sektor peternakan di Kabupaten Jayapura luas rencana lahan yang akan digunakan hingga tahun 2028 adalah 66.558,13 ha.

Tabel 3.46. Rencana Luas Lahan Peruntukan Peternakan di Kabupaten Jayapura

No. Distrik Luas Rencana (Ha)

Komoditi Ternak

1. Sentani 2.032,99 Babi dan Unggas (Skala Kecil/ peternakan rakyat)

2. Sentani Timur 1.375,57

3. Ebungfauw 1.421,61

4. Waibu 990,89

5. Sentani Barat 138,05

6. Demta 958,94 Babi dan Unggas (Skala Kecil/ peternakan rakyat)

7. Depapre 619,75

8. Yokari 1.648,69

9. Ravenirara 62,39

10. Nimboran 536,27 Semua Jenis Ternak dengan Sapi sebagai Komoditas Unggulan

11. Nimbokrang 1.057,85

12. Namblong 226,04

13. Kemtuk 1.435,79

14. Kemtuk Gresi 1.120,65

15. Gresi Selatan 3.675,43

16. Unurum Guay 1.693,05 Semua Jenis Ternak dengan Sapi sebagai Komoditas Unggulan

17. Yapsi 1.718,42

18. Kaureh 2.594,06

19. Airu 39.560,23

Jumlah 66.558,13

Sumber: Dinas Peternakan Kab. Jayapura, 2008 (RTRW Kabupaten Jayapura)

Page 80: Profil daerah kabupaten jayapura

- 96 -

Menurut data dari Dinas peternakan, jumlah populasi ternak menurut jenisnya di Kabupaten Jayapura tahun 2012 nampak mengalami peningkatan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.49. Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenisnya di

Kabupaten Jayapura Tahun 2008-2012

NO JENIS TERNAK TAHUN (EKOR)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Sapi Potong 13,614 13,969 11,100 11,100 11,709

2 Sapi Perah - - - - -

3 Kerbau - - - 52 67

4 Kambing 3,594 3,679 4,255 396 4,126

5 Biri-biri - - - - -

6 Babi 7,632 9,592 87,816 10,998 11,347

7 Kelinci - - - 117 179

8 Ayam Ras Pedaging

30,514 29,995 4,097 3,385 38,334

9 Ayam Buras 34,855 51,321 60,509 52,185 57,154

10 Itik / Entok 35 56 166 1,653 1,945

11 Burung Puyuh - - - - -

Jumlah 90,244 108,612 167,943 79,886 124,861

Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura, Tahun 2012

3.3.2. PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Kabupaten Jayapura memiliki potensi sumber daya alam pada pertambangan yang cukup banyak dan merupakan satu kekuatan yang dapat digunakan sebagai sumber pendapatan asli daerah apabila dikelola secara baik. Salah satu sumber potensi pendapatan asli daerah adalah pertambangan bahan galian golongan C yang tersebar di beberapa Distrik. Sejak tahun 2005 – 2009 pertambangan bahan galian golongan C yang sudah dikelola sebanyak 27 ha dengan jangka waktu pengelolaan antara 1 sampai dengan 5 tahun. Sedangkan jumlah perusahaan yang mengelola sebanyak 7 perusahaan. Namun demikian masih ada yang dikelola langsung oleh masyarakat pemilik hak ulayat.

Potensi pertambangan di Kabupaten Jayapura sangat

besar, dimana penyebaran bahan tambang, mineral dan logam serta bahan galian industri sebanyak 24 yang berlokasi di beberapa areal atau wilayah sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

Page 81: Profil daerah kabupaten jayapura

- 97 -

Tabel 3.50. Potensi dan Penyebaran Bahan Tambang, Mineral dan Logam serta Bahan Galian Industri di Kabupaten Jayapura

NO JENIS BAHAN

GALIAN LOKASI

1 Aluminium Pegunungan Cycloop, Pantai Sarera

2 Kroom Ifar

3 Tembaga Pegunungan Cycloop

4 Emas Pegunungan Cycloop, Sungai Kemiri, Sungai Deyau, Sungai Sawe, Sungai Ayapo

5 Kobal Sentani

6 Tunsten Sentani

7 Nikel Sentani, Tanjung Tanah Merah, Ormu

8 Platina Pegunungan Cycloop

9 Perak Pegunungan Cycloop

10 Gamping Kemtuk, Nimbokrang, Lereh, Nimboran, Sentani Barat, Depapre

11 Pasir Sentani, Sentani Barat, Waibu dan Sentani Timar

12 Trash Doyo Lama, Doyo Baru

13 Andesit Pegunungan Cycloop

14 Granodiaorit Pegunungan Cycloop

15 Lempung (Kaolin) Geyem, Lereh

16 Asbes Danau Sentani dan sekitarnya

17 Talk Danau Sentani dan sekitarnya

18 Gipsum Geyem

19 Dolomit Sentani dan sekitarnya, Demta

20 Kalsit Delta, Ormu

21 Basalt Pegunungan Cycloop

22 Tarkhit Pegunungan Cycloop

23 Marmer Ormu, Depapre

24 Batubara Geyem Kecil, Umbrop dan Benyom Sumber data : Dinas Pertambangan Kabupaten Jayapura 2011

Page 82: Profil daerah kabupaten jayapura

- 98 -

Sedangkan jumlah perusahaan penambangan yang mengelola sebanyak 7 perusahaan. Namun demikian ada juga yang dikelola oleh masyarakat pemilik hak ulayat. Untuk mengetahui lokasi penambangan Bahan Galian golongan C yang dikelola oleh perusahaan di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.51. Lokasi penambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura Tahun 2010

NO LOKASI NAMA

PERUSAHAAN LUAS

DISTRIK KAMPUNG 1 SENTANI SEREH PT. SATYA

KELANA BHAKTI 2 HA

KEL. SENTANI KOTA

PT. BUMA KUMAWA

1 HA

2 WAIBU DOYO BARU PT. SATYA KELANA BHAKTI

2 HA

DOSAY PT. BUMI IRIANI PERKASA

2 HA

3 SENTANI BARAT

DOSAY PT. AGUNG MUTIARA IRIAN

2 HA

DOSAY PT. KARTASAMA ANEKA BANGUN

3 HA

4 SENTANI TIMUR

NOLOKLA PT. SKYLINE KURNI

15 HA

Sumber data: Dinas Pertambangan Kab. Jayapura,2011

Disamping itu terdapat pula potensi sumber daya energi yang lain seperti tenaga air dan matahari di beberapa tempat yang dapat diupayakan sebagai energi listrik. Sumber daya tersebut sudah dimanfaatkan dan tersebar di beberapa tempat, namun ada juga yang prosesnya masih diupayakan seperti di Distrik Depapre dan Distrik Ravenirara. Untuk mengetahui selengkapnya dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini:

Page 83: Profil daerah kabupaten jayapura

- 99 -

Tabel 3.52. Potensi Sumber Daya Energi Tenaga Air di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK / KAMPUNG SUNGAI DEBIT

(LITER/DETIK) ENERGI (Kwh)

BEDA TINGGI (m)

1 Ravenirara a. Yongsu Sapari b. Ormu Wari c. Yongsu Desoyo

Nagasawa Torare Nantuke Sitapre

543 265 805 226

53 26 79 24

10 10 10 15

2 Depapre a. Dormena b. Amai

Sako Nangkumon Klimpong

55 937 937

54 138 138

15 15 13

Sumber : Dinas Pertambangan Kab. Jayapura

Tabel 3.53. Pemanfaatan PLTS di Kabupaten Jayapura Tahun 2010

NO DISTRIK / KAMPUNG JUMLAH (UNIT)

KETERANGAN

1 Airu a. Aurina b. Hulu Atas c. Pagai d. Kamekaro e. Neira

26 49 14 40

PLTS KPDT 2010 PLTS KPDT 2009 PLTS KPDT 2010 PLTS KPDT 2009 Prog APBD 2011

2 Ebungfauw a. Putali

78

PLTS Distemben Prop/DESDM 2009

3 Gresi Selatan a. Bangai

40

PLTS KPDT 2010

4 Unurum Guay a. Guryat b. Sawesuma c. Nandaizi d. Santosa

80 45 31 20

PLTS KPDT 2007 PLTS KPDT 2007 PLTS KPDT 2009 PLTS KPDT 2010

5 Yapsi a. Kwarja

53

PLTS DESDM / PLN 2005

6 Yokari a. Meukisi b. Endokisi

124 26

PLTS Distemben Prop/DESDM 2009 PLTS Distemben Prop/DESDM 2009

Jumlah 626

Sumber data : Dinas Pertambangan Kab. Jayapura 2010

Fasilitas kelistrikan di Kabupaten Jayapura dilayani

oleh sistim kelistrikan PLN dan termasuk dalam PLN Wilayah X Cabang Jayapura, dimana mesin yang beroperasi sebanyak 22 unit yang terbagi pada 2 lokasi yaitu, Unit Sentani sebanyak 10 unit dan Unit Genyem sebanyak 12 unit, sedang daerah yang tidak dapat dijangkau listrik oleh PLN maupun dengan PLTD hanya menggunakan PLTS seperti yang terlihat dalam kegiatan pemasangan PLTS di Distrik Airu, Distrik Gresi Selatan dan Distrik Unurum Guay.

Page 84: Profil daerah kabupaten jayapura

- 100 -

Tabel 3.54. DATA SAMBUNGAN LISTRIK PLN dan PANGKALAN MINYAK TANAH KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2012

NO DISTRIK

JUMLAH SAMBUNGAN LISTRIK KK BLM

TERLISTRIKI (4-5-6-7)

JUMLAH PANGKALAN

MT

KAMPUNG TDK ADA PANGKALAN MT

KET KAMPUNG/ KELURAHAN

PDDK KK PLN NON PLN PLTS

I Wil Pem I 1 Sentani 10 60,531 11,201 10,601 - - 600 120

2 Sentani Timur 7 7,269 1,812 876 - - 936 7 3

3 Sentani Barat 5 4,173 908 745 - - 163 9 data masih bergabung dengan Waibu (sebelum pemekaran

distrik)

4 Waibu 7 9,398 1,585 1,289 - - 296 6 5 Ebungfau 5 2,625 662 200 - 78 384 1 4

II Wil Pem II 1 Kemtuk 12 3,577 817 407 - - 410 10

2 Kemtuk Gresi 12 4,116 987 278 - - 709 10

3 Nimboran 14 5,447 1,065 773 18 - 274 10

4 Nimbokrang 9 8,105 1,701 1,645 - - 56 20 2

5 Namblong 9 3,857 742 648 - - 94 10

6 Gresi Selatan 4 1,375 298 43 - - 255 - 4

III Wil Pemb III 1 Ravenirara 4 1,142 324 81 - - 243 - 4

2 Yokari 5 2,486 398 71 86 150 91 - 5

3 Depapre 8 4,385 792 552 46 - 194 6 7

4 Demta 7 3,323 711 486 - - 225 2 5

IV Wil Pemb IV 1 Airu 6 608 281 - - 89 192 - 6

2 Kaureh 5 13,342 3,794 165 1,011 - 2,618 5 4

3 Unurum Guay 6 2,730 508 303 - 156 49 - 6

4 Yapsi 9 6,975 1,362 1,043 - 53 266 2 7

Jumlah 144 145,464 29,948 20,206 1,161 526 8,055 218 57 - Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Jayapura,2013

Page 85: Profil daerah kabupaten jayapura

- 101 -

3.3.3. LINGKUNGAN HIDUP

Secara umum lingkungan hidup dapat diartikan sebagai keseluruhan dari benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau mahluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya. Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan millieu atau dalam bahasa Perancis disebut dengan l’environment. Dalam kamus lingkungan hidup yang disusun oleh Michael Allaby (1979), lingkungan hidup itu diartikan sebagai: the physical, chemical and biotik condition surrounding and organism.

Terkait dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi: Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian,Pemeliharaan, Pengawasan, Penegakan Hukum bertujuan untuk: - Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dari pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup. - Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia. - Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan

kelestarian ekosistem. - Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidu. - Mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan

lingkungan hidup. - Menjamin ppemenuhan dan perlindungan ha katas lingkungan

hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia. - Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam. - Mewujudkan pembangunan berkelanjutan. - Mengantisipasi isu lingkungan global.

Hal terpenting yang berdampak langsung terhadap

lingkungann adalah sistem pengeolaan sumber daya alam.

Pengeloalaan sumber daya alam merupakan upaya terpadu

untuk melestarikan fungsi yang meliputi kebijakan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,

pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup

(Salim,1998). Senada dengan gagasan tersebut, Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009, menyebutkan bahwa pengelolaan

dan perlindungan lingkungan hidup merupakan upaya

sstematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

Page 86: Profil daerah kabupaten jayapura

- 102 -

perencanaan,pemanfaatan,pengendalian,pemeliharaan,pengawas

an dan penegakan hukum.

Lingkungan hidup juga dipengaruhi oleh beberapa factor yang sangat berdampak terhadap lingkungan seitar, adapun faktor dimaksud adalah sebagai berikut:

Kependudukan

Kependudukan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah. Penduduk menjadi penggerak aktifitas dan kelangsungan pembangunan dan sekaligus merupakan subyek pembangunan yang sangat menentukan kemajuan wilayah.

Tetapi disisi lain peningkatan jumlah penduduk

memberikan tekanan (pressure) kepada kelestarian fungsi lingkungan hidup atau terhadap kelangsungan daya tamping dan daya dukung lingkungan hidup.

Permukiman

Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau rumah tempat manusia yang digunakan oleh manusia untuk melindungi diri dari cuaca, iklim dan gangguan lainnya.

Pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah pemukiman memberikan tekanan (pressure) terhadap kuantitas dan kualitas media lingkungan hidup yang terdiri dari tanah, air dan udara. Tekanan tersebut seperti : timbunan sampah, limbah domestic/tinja dan emisi konsumsi energy. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sampah yaitu:

- Masalah estetika (keindahan) dan kenyamanan yang merupakan gangguan bagi pandangan mata.

- Adanya sampah yang berserakan dan kotor, atau adanya tumpukan sampah yang terbengkelai adalah pemandangan yang tidak disukai oleh sebagian besar masyarakat.

- Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organic dan anorganik apabila telah terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar, merupakan sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat menjadi vector penyakit, seperti lalat, tikus, kecoa, kucing, anjing liar dan sebagainya. Juga merupakan sumber dari berbagai organisme pathogen, sehingga akumulasi sampah merupakan

Page 87: Profil daerah kabupaten jayapura

- 103 -

sumber penyakit yang akan membahayakan kesehatan masyarakat, terutama yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi pembuangan sampah.

- Sampah yang berbentuk debu atau bahan membusuk dapat mencemari udara. Bau yang timbul akibat adanya dekomposisi materi organic dan debu yang beterbangan akan menganggu saluran pernapasan, serta penyakit lainnya.

- Timbulan lindi (leachate), sebagai efek dekomposisi biologis dari sampah memiliki potensi yang besar dalam mencemari badan air sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya. Pencemaran air tanah oleh lindi merupakan masalah terberat yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan sampah.

- Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar. Misalnya tumpukan sampah kertas kering akan mudah terbakarhanya karena putung rokok yang masih membara. Kondis seperti ini akan menimbulkan bahaya kebakaran.

- Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran air buangan dan drainase. Kondisi seperti ini dapat mennimbulkan bahaya banjir akibat terhambatnya pengaliran air buangan dan air hujan.

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2

kelompok besar yaitu:

Sampah dari pemukiman, atau sampah rumah tangga. Sampah non permukiman yang sejenis sampah rumah tangga,

seperti dari pasar.

Pertanian

Gas Rumah Kaca (GRK) seperti karbondiksida, uap air, kloroflurokarbon (CFCs), metan dan nitrogen oksida merupakan gas-gas yang dapat memicu meningkatnya panas di ermukaan bumi (global warming). Meningkatnya GRK ini dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri diartkan sebagai proses masuknya radiasi matahari dan terjebaknya radiasi tersebut di atmosfer akibat GRK sehingga menaikkan suhu permukaan bumi. Sekitar 80 -90 % radiasi yang terjebak memberikan kehangatan bagi mahluk hidup di bumi. Dengan demikian sebenarnya efek rumah kaca tidaklah buruk, karena tanpa efek tersebut rata-rata suhu permukaan di bumi -18°C.

Page 88: Profil daerah kabupaten jayapura

- 104 -

Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengo;ah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Pertambangan

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan

kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umu, ekplorasi, study kelayakan, konstruksi,

penambangan dan pemurnian dan penjualan serta kegiatan

pascatambang.

Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena sifat dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan /atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.

3.4. INFRASTRUKTUR

3.4.1. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Penataan serta peningkatan mutu pemukiman dan rumah

tinggal (perumahan) menjadi salah satu titik perhatian dalam program pembangunan daerah di Kabupaten Jayapura. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah penduduk.

Kondisi dan estetika rumah yang baik akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggota keluarga, bahkan bagi penduduk sekitarnya. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah yang ditempati, menunjukkan semakin baik keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Rumah yang baik seharusnya memenuhi syarat yang ideal, yaitu: memiliki lantai, dinding, dan atap yang memenuhi syarat tempat berteduh;

Page 89: Profil daerah kabupaten jayapura

- 105 -

proporsional antara luas rumah dengan penghuninya; terjaga sanitasinya; memenuhi syarat kesehatan yang akhirnya dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan penghuninya; serta berada di lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, rumah layak huni juga ditentukan oleh fasilitas penerangan, air minum, dan tempat pembuangan akhir kotoran/tinja.

Kualitas Rumah Tinggal

Kualitas suatu bangunan dapat dinilai dari jenis bahan yang digunakan untuk membuat bangunan tersebut, seperti bahan untuk atap, lantai, dan dinding. Pemilihan bahan untuk lantai dan dinding rumah, misalnya, sangat dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan rumah tangga dan faktor budaya. Orang yang berkemampuan cukup cenderung menggunakan dinding tembok dan lantai rumah bukan tanah.

Luas lantai rumah tangga di Kabupaten Jayapura yang

dimaksud dalam Susenas adalah luas lantai yang biasa ditempati, digunakan untuk keperluan sehari-hari, bagian-bagian yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari misalnya, lumbung padi, kandang ternak dan jemuran tidak dimaksudkan dalam perhitungan. Untuk bangunan bertingkat luas lantainya merupakan jumlah luas dari setiap tingkat yang ditempati. Luas lantai hunian suatu rumah tangga berhubungan erat dengan faktor kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan anggota rumah tangga. Apabila luas lantai sempit, maka kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan anggota rumah tangga cenderung berada pada kualitas yang rendah. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu kriteria rumah sehat adalah rumah yang memiliki luas lantai minimal 10 m2 perkapita.

Keadaan perumahan penduduk di Kabupaten Jayapura

ditunjukkan dalam hasil Susenas 2013 dimana sebanyak 63.51 % luas lantai perkapita rumah-rumah di Kabupaten Jayapura telah memenuhi syarat rumah sehat. Sementara itu sebanyak 36.49 % luas lantai perkapita rumah-rumah di Kabupaten Jayapura belum memenuhi syarat rumah sehat yaitu luas lantai per kapitanya masih kurang dari 10 m2. Sempitnya rumah yang didiami oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Jayapura dapat menimbulkan ketidaknyamanan maupun menurunkan derajat kesehatan penghuninya yang kemudian pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk.

Page 90: Profil daerah kabupaten jayapura

- 106 -

Gambar 3.19. Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Perkapita di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten jayapura, 2014

Kualitas rumah juga bisa dilihat dari jenis lantai, atap, dan dinding terluas yang digunakan. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, 95.42 % rumah penduduk mempunyai lantai dari bahan bukan tanah. Pemilihan bahan untuk dinding dan atap umumnya dapat menunjukkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan anggota rumah tangga. Rumah tangga yang berkemampuan cukup cenderung menggunakan tembok/kayu dan atap permanen. Jika dilihat dari jenis dinding terluas, sekitar 94.76 % rumah penduduk sudah memiliki dinding permanen, yang sebagian besar rumah penduduk di Kabupaten Jayapura dindingnya berupa tembok yaitu sebesar 63.49 %. Sedangkan atap terluasnya mayoritas sudah permanen, dimana atap seng menjadi yang terbesar, yaitu sebesar 98.89 %.

Gambar 3.20. Indikator Kualitas Perumahan di Kabupaten JayapuraTahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Jayapura, 2014

36.49%

63.51%

< 10 m² ≥ 10 m²

95.42 94.76

98.89

Jenis lantai bukan tanah Dinding permanen Atap permanen

Page 91: Profil daerah kabupaten jayapura

- 107 -

Fasilitas Rumah

Fasilitas tempat tinggal merupakan sarana kelengkapan untuk tempat tinggal ideal, sehingga penghuninya menjadi nyaman. Fasilitas tempat tinggal yang sangat mendukung terhadap kesehatan, pendidikan, dan produktifitas penghuninya, antara lain sumber penerangan utama (listrik/bukan listrik), sumber air minum, dan tempat pembuangan tinja.

Suatu daerah dikatakan mencapai kemajuan pembangunan

sosial ekonomi, apabila akses rumah tangga terhadap kebutuhan listrik sudah terjangkau. Berdasarkan Susenas tahun 2013, sebesar 93.81 persen rumah tangga di Kabupaten Jayapura telah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan rumah. Hal ini berarti pelayanan listrik sudah cukup hampir menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Jayapura.

Sumber air minum dapat digunakan sebagai indikator

apakah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah memenuhi kualitas air yang higienis. Penggunaan air bersih sebagai sumber air minum dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya fasilitas air bersih seperti air leding, tingkat pengetahuan penduduk tentang kesehatan yang secara tidak langsung berkaitan juga dengan tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi penduduk. Oleh karena itu, persentase rumah tangga yang sudah menggunakan sumber air minum higienis di suatu daerah dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2013 rumah tangga di Kabupaten Jayapura

yang telah menggunakan fasilitas air bersih untuk minum sebanyak 77.90 %, yaitu 30.39 % dari mata air terlindung, 26.07 % dari air isi ulang , dan 14.19 % dari sumur bor/pompa.

Sanitasi rumah sangat bergantung pada sistem

pembuangan air besar, ini juga berkaitan erat dengan resiko kesehatan. Tempat/cara pembuangan yang kurang baik akan menyebabkan lingkungan tempat tinggal tercemar, baik pencemaran udara maupun pencemaran sistem sanitasi rumah. Sarana pembuangan air besar yang baik seharusnya memiliki penampungan akhir yang terlindung, yaitu tersedianya tangki-tangki penampungan kotoran. Sekitar 73.39 % rumah tangga di Kabupaten Jayapura memiliki tempat buang air

Page 92: Profil daerah kabupaten jayapura

- 108 -

besar sendiri. Persentase rumah tangga yang menggunakan tempat buang air besar dengan penampungan akhir tangki septik adalah 36.82 %. Sedangkan sisanya menggunakan kolam/sawah, sungai, lubang tanah, dan lainnya sebagai tempat buang air besar. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran penduduk tentang kesehatan dan kebersihan tempat pembuangan akhir masih rendah.

Gambar 3.21. Indikator Fasilitas Perumahan di Kabupaten

Jayapura Tahun 2013

Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2014

Jarak ideal antara sumber air minum dengan tempat pembuangan akhir tinja seharusnya minimal 10 meter, batasan tersebut untuk menghindari terkontaminasinya sumber air minum dari limbah rumah tangga. Berdasarkan data Susenas 2013, 65.70 persen rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja yang berjarak aman dengan sumber air minum. Jadi dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 sekitar 34.30 persen rumah tangga di Kabupaten Jayapura beresiko terkena pencemaran sumber air minum.

36.82

65.70 77.99 93.81

Ketersediaan tempat pembuangan akhir tinja Jarak ketempat penampungan tinja ≥10 m

Fasilitas air bersih Penerangan listrik

Page 93: Profil daerah kabupaten jayapura

- 109 -

Tabel 3.55. Jumlah Rumah Menurut Kondisi layak Huni Di KabupatenJayapura Tahun 2013

NO

DISTRIK

KONDISI RUMAH

LAYAK HUNI TIDAK LAYAK HUNI

BAIK RUSAK BAIK RUSAK

1 Kaureh

567

189

1,999

1,076

2 Airu

147

49

158

85

3 Yapsi

473

158

532

286

4 Kemtuk

80

27

458

246

5 Kemtuk Gresi

290

97

384

207

6 Gresi Selatan

17 6

184

99

7 Nimboran

308

103

364

196

8 Namblong

180

60

317

171

9 Nimbokrang

457

152

702

378

10 Unurum Guay

42

14

294

158

11 Demta

119

40

376

203

12 Yokari

76

25

323

174

13 Depapre

113

38

337

181

14 Raveni Rara

11 4

205

110

15 Sentani Barat

392

131

302

163

16 Waibu

168

56

686

369

17 Sentani

6,647

2,216

889

479

18 Ebungfau

86

29

404

218

19 Sentani Timur

1,050

350

508

274

Jumlah

11,222

3,741

9,422

5,073 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Jayapura,2014

Page 94: Profil daerah kabupaten jayapura

- 110 -

3.4.2. PEKERJAAN UMUM

Kabupaten Jayapura merupakan kabupaten agraris dimana

sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Jayapura, sehingga perlu adanya sarana irigasi untuk menunjang sektor pertanian tersebut, sampai dengan sekarang Kabupaten Jayapura memiliki luas daerah irigasi seluas 1630 Ha dengan luas areal tanam 924 Ha. Kondisi dan panjang saluran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.56. Luas Daerah Irigasi dan Panjang Saluran Irigasi di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO

LUAS DAERAH IRIGASI ( Ha )

LUAS AREAL TANAM ( Ha )

KONDISI ( % ) SALURAN ( 1000 m ) NAMA DAERAH IRIGASI

BAIK

RUSAK RINGAN

RUSAK BERAT

PRIMER

SEKUNDER

TERSIER

1 Besum 500 470 70.70 15.30 14.00 9.50 15.30 4.70

2 Nimbokrang 900 454 71.50 12.50 16.00 5.50 10.50 5.40

3 Lereh 1 200

5.00 20.00 75.00

4 Doyo 30

15.00 85.00

Jumlah/Total 1630 924 147.20 62.80 190.00 15.00 25.80 10.10

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Jayapura,2014

Sedangkan panjang jalan menurut permukaan dan kondisi

jalan di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel 3. ,

dimana panjang ruas jalan di Kabupaten Jayapura 429.03 Km

dengan kondisi permukaan jalan beraspal yang dalam

kondisi baik 117.72 Km dan kondisi jalan permukaan

kerikil sepanjang 347.73 Km sehingga masih butuh perbaikan

dan perhatian untuk memperbaiki/pemeliharaan kondis jalan

yang ada di Kabupaten Jayapura sehingga diharapkan dengan

kondisi jalan yang semakim baikdapat memperlancar

transportasi dalam daerah maupun antar daerah, serta dapat

mendorong untuk perkembangan perekonomian di Kabupaten

Jayapura.

Page 95: Profil daerah kabupaten jayapura

- 111 -

Tabel 3.57. Panjang Jalan Menurut Permukaan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO.

DISTRIK

PANJANG RUAS (Km)

KONDISI PERMUKAAN JALAN

ASPAL ( Km ) KERIKIL ( Km )

BAIK RUSAK JUMLAH BAIK RUSAK JUMLAH

1 Kaureh 9.00 0.00 0.00 0.00 64.96 13.00 9.00

2 Airu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3 Yapsi 16.00 0.00 0.00 0.00 16.00 0.00 16.00

4 Kemtuk 16.00 0.00 0.00 0.00 60.66 4.69 16.00

5 Kemtuk Gresi 57.30 8.02 0.00 8.02 39.00 10.28 49.28

6 Gresi Selatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

7 Nimboran 59.66 9.78 0.60 10.38 9.10 7.00 49.28

8 Namblong 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

9 Nimbokrang 20.70 15.30 5.40 20.70 0.00 0.00 0.00

10 Unurum Guay 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 29.00 0.00

11 Demta 51.12 0.00 0.00 0.00 51.12 0.00 51.12

12 Yokari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

13 Depapre 63.90 11.93 0.85 12.78 1.40 4.22 51.12

14 Raveni Rara 11.00 0.00 0.00 0.00 8.00 3.00 11.00

15 Sentani Barat 32.28 22.38 6.80 29.18 3.10 0.00 3.10

16 Waibu 15.20 1.03 0.07 1.10 0.00 8.00 14.10

17 Sentani 57.86 47.27 5.59 52.86 3.90 1.10 5.00

18 Ebungfau 6.00 0.00 0.00 0.00 6.00 0.00 6.00

19 Sentani Timur 13.01 2.01 0.00 2.01 4.20 0.00 11.00

Jumlah 429.03 117.72 19.31 137.03 267.44 80.29 347.73 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Jayapura,2014

Page 96: Profil daerah kabupaten jayapura

- 112 -

3.4.3. PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI

Pariwisata

Sektor pariwisata termasuk di dalamnya adalah wisata alam di Kabupaten Jayapura saat ini termasuk ke dalam urusan wajib sehingga potensi-potensi wisata alam yang ada menjadi perhatian utama dalam proses perencanaan dan pengelolaannya. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan instrument /alat yang tepat untuk menyusun arahan perencanaan pengembangan pariwisata alam yang dapat menjamin keberlanjutannya baik dari sisi ekonomi, ekologi maupun sosial budayanya (wisata alam berkelanjutan).

Ada beberapa objek wisata alam di Kabupaten Jayapura

yang dipandang penting untuk dikaji dan dikembangkan keberadaannya, diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.58. Obyek Wisata Alam di Kabupaten Jayapura

NO DISTRIK KAMPUNG JENIS OBYEK WISATA

1. Sentani Timur Kemiri 1. Danau Sentani 2. Air Terjun Kemiri 3. Kali Swimbath sebagai

tempat rekreasi permandian alam

4. Bukit Dumang Karay

2. Sentani Sereh 5. Telaga Busaring 6. Air Terjun Sereh

3. Waibu Doyo Lama 7. Telaga Ombe 8. Telaga Merah

4. Sentani Barat Dosai 9. Gua Burung Wallet 10. Telaga Bukakung 11. Kali Damsari

Maribu 12.Batu Gantung

5. Depapre Waiya 13. Pantai Waiya

Tablasupa 14. Pantai Amay 15. Batu hidup/Batu Berpindah 16. Pantai Harlend / Pantai

Essue

Tablanusu 17. Pantai Tablanusu 18. Kolam Air Tawar Tablanusu

Dormena 20. Pantai Sauwa

Kendate 21. Hutan Lindung

Yepase 22. Tanjung tanah Merah

Page 97: Profil daerah kabupaten jayapura

- 113 -

Lanjutan tabel 3.

NO DISTRIK KAMPUNG JENIS OBYEK WISATA

6. Yokari Bukisi 23. Pantai Bukisi 24. Gua Marway/Gua Kelelawar

Snamai 25. Pantai Snamai

Meukisi 26. Pantai Meukisi

Buseryo 27. Pantai Buseryo

Endokisi 28.Pantai Endokisi

7. Kemtuk Mamda 28. Gua Mamda

8. Nimbokrang Berap 29. Kali Biru

9. Demta Muris 30. Pantai Wesapan

Tarfia 31. Pantai Tarfia

Yaugafsa 32. Pantai yaugafsa

10. Kaureh Lapua 33. Gua Osen 34. Mata Air Garam

Soskotek 35. Gunung Kandega, salah

satu tempat bermain burung

11. Airu Naira 36. Air Terjun Penta

Aurina 37. Hutan Sagu

Hulu Atas 38. Kali Andreas

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura

Potensi pariwisata di Kabupaten Jayapura beranekaragam, seperti keindahan alam, peninggalan sejarah, budaya daerah yang spesifik dengan kearifan budaya yang ada di Kabupaten Jayapura.

Potensi pariwisata menjadi salah satu pemicu

pertumbuhan ekonomi, dimana sebagian objek wisata masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat tetapi juga dibeberapa tempat telah dimodofikasi dan ditata oleh Pemerintah daerah dalam rangka mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat yang secara langsung berdomisili dan memiliki hak ulayat pada lokasi tersebut. Dan beberapa ojek pariwisata dan budaya yang ada di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 98: Profil daerah kabupaten jayapura

- 114 -

Tabel 3.59. Objek Pariwisata dan Budaya di Kabupaten Jayapura

NO NAMA TEMPAT LOKASI

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Danau Sentani Lukisan Tradisional di atas kulit kayu Air Terjun Napay Kolam Pemancingan Garuda Mas Tugu Mac Arturt Kali Suemba Telaga Busaring Air Terjun Pos 7 Situs Megalitik Tutari Telaga Ombe, Telaga Merah, Telaga Bakukang Rumah Adat Suku Kaway Peti Batu Pemandian Kali Damsari Landasan Meriam Tentara Sekutu Dmo Sre (Batu Bajalan), Dmo Gantung (Batu Gantung), Dmo Kiray (Batu Kiray), Dmo Dzert ( Batu tempat penyimpanan harta budaya) Tanki minyak tentara sekutu PD II Pantai Amay, Pantai Harlend Pantai Tablanusu (berkerikil hitam), Telaga air tawar, Pantai Batiyayo, Tugu Masuknya Injil Batu Sukun Pantai Sauwa

Sentani, Sentani Timur, Ebungfauw, Waibu Sentani Timur (Asei Besar) Sentani Timur (Nolokla) Sentani (Dobonsolo) Sentani (Sentani Kota) Sentani (Hinekombe) Sentani (Hinekombe) Sentani (Sereh) Waibu (Doyo Lama) Waibu (Doyo Lama) Waibu (Doyo Baru) Waibu (Kwadeware) Sentani Barat (Dosay) Sentani Barat (Dosay) Sentani Barat (Maribu) Depapre (Waiya) Depapre (Tablasupa) Depapre (Entiyebo) Depapre ( Yepase) Depapre (Dormena)

Page 99: Profil daerah kabupaten jayapura

- 115 -

NO NAMA TEMPAT LOKASI

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

Tembikar dan Tanah Liat bahan kapak batu Pantai Bukisi Pantai Meukisi Goa Marway (Goa Kelelawar) Goa Mamda Pusat Penyebaran Harta Budaya Tapak Kaki Wairam Fosil Sagu Tugu Peringatan Masuknya Injil Tugu Peringatan Pertanian Tugu Monumen Jepang Museum Perubahan Peradaban Pertanian Kawasan Ekowisata Minat Khusus (Burung Endemic Papua) Pemandian Kali Biru Pantai Wesapan Pantai Tarfia, Pantai Air Kecil Fosil Manusia Raksasa Air Terjun Goa Osen Air Terjun Penta Kali Andreas

Raveni Rara (Ormu wari) Yokari (Maruway) Yokari (Meukisi) Yokari (Maruway) Kemtuk (Mamda) Kemtuk Gresi (Pupehabu) Kemtuk Gresi (Pupehabu) Kemtuk Gresi (Bring) Nimboran (Tabri) Nimboran (Tabri) Nimboran (Sarmai Krang) Nimboran (Sarmai Krang) Nimbokrang (Sarmai Krang) Nimbokrang (Berap) Demta (Muris Besar) Demta (Kamdera) Demta (Ambora) Demta (Demta Kota) Kaureh (Lapua) Airu (Naira) Airu (Hulu Atas)

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura

Page 100: Profil daerah kabupaten jayapura

- 116 -

Pos

Kantor Pos merupakan salah satu sarana yang dapat menjadi pehubung antar keluarga dan kerabat yang terpisah satu dengan yang lain karena faktor wilayah namun dengan hadirnya Kantor Pos di Distrik dapat membantu jaringan komunikasi dengan baik. Mengingat tidak semua wilayah di Kabupaten Jayapura dapat dijangkau oleh sarana komunikasi yang lain seperti Telepon dan telepon seluler maka Kantor Pos merupakan alternatif yang tepat karena Kantor Pos mempunyai Cabang – Cabang Pos di Distrik – Distrik.

Tabel 3.60. Jasa Pelayanan Kantor POS di Kabupaten

Jayapura

NO DISTRIK JUMLAH

1 Kaureh 1

2 Airu -

3 Yapsi -

4 Kemtuk -

5 Kemtuk Gresi -

6 Gresi Selatan -

7 Nimboran 1

8 Namblong -

9 Nimbokrang -

10 Unurum Guay -

11 Demta 1

12 Yokari -

13 Depapre 1

14 Raveni Rara -

15 Sentani Barat -

16 Waibu -

17 Sentani 1

18 Ebungfau -

19 Sentani Timur -

Jumlah 5

Sumber data : Kantor Pos Jayapura Tahun 2014

Page 101: Profil daerah kabupaten jayapura

- 117 -

Sesuai dengan data dari Kantor Pos Kabupaten Jayapura sampai pada tahun 2013 baru ada 5 Kantor Pos yang terdapat di lima Distrik yakni, Distrik Sentani, Distrik Nimboran, Distrik Demta, Distrik Depapre dan Distrik Sentani. Namun demikian pemerintah selalu mengusahakan agar dapat dilayani sesuai dengan kebutuhan.

Telekomunikasi

Pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Jayapura dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup pesat. Fasilitas telekomunikasi pada awalnya merupakan fasilitas mewah, namun seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan globalisasi yang terjadi serta kebutuhan masyarakat untuk mengikuti teknologi membuat telekomunikasi bukan lagi barang mewah namun merupakan kebutuhan yang harus di miliki setiap orang, akibat dari memasyarakatnya telepon seluler, maka terjadi penurunan pemanfaatan telepon kabel sejak tahun 2004.

Jaringan telepon di Kabupaten Jayapura secara umum sudah terpasang dan dapat dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat di Kabupaten Jayapura dan sekitarnya.

3.4.4. PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI

Sarana perhubungan dan transportasi sangat mendukung kemajuan suatu daerah. Karena sarana transsportasi keduanya menjadi perhatian dalam pembangunan Kabupaten Jayapura.

Transportasi Darat.

Terminal yang dimiliki oleh Kabupaten Jayapura terdapat di Distrik Sentani yaitu terminal Pasar Prahara yang melayani jalur kota dan luar kota serta jalur utama Kabupaten Jayapura – Kota Jayapura. Untuk mengetahui trayek angkutan yang terdaftar dan beroperasi di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 102: Profil daerah kabupaten jayapura

- 118 -

Tabel 3.61. Trayek Angkutan Terdaftar dan Beroperasi di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO TRAYEK / RUTE

ANGKUTAN

TERDAFTAR BERROPERASI TIDAK BEROPERASI/

RUSAK

7 SEAT

12 SEAT

24 SEAT

7 SEAT

12 SEAT

24 SEAT

7 SEAT

12 SEAT

24 SEAT

1 Sentani - Waena 1 240 2 1 150

5 90 2

2 Sentani - Genyem 2 104

2 75

5 29 0

3 Sentani - Demta

2

2

0

4 Sentani - Dosai 12 2

5 2

7 0 0

5 Sentani - Yakonde 3 1

2 1

1 0 0

6 Sentani - Yahim 20

5

15 0 0

7 Sentani - Toware 2 2

2

2 0 0

8 Sentani - Ifar Gunung

2 8

8

2 0 0

9 Sentani - Habakei

8

8

0 0 0

10 Sentani - Hawai 210

175

35 0 0

11 Sentani - RSUD 147

126

21 0 0

12 Sentani - Toladan 7

5

2 0 0

13 Sentani - Sawoi/Braso

6 6

2 5

4 1 0

14 Sentani - Aimbe

3

0 3 0

15 Sentani - Depapre 3 70 1 2 42 1 1 28 0

16 Sentani - Lereh

10

10 0 0 0

17 Sentani - Taja

2 5

2 3 0 0 2

18 Sentani - Bonggo

101 2

93 4 0 8 -2

19 Sentani - Sawesuma

2

0 -2 0

20 Sentani - Depapre 2 72 1 2 42 1 0 30 0

21 Sentani - Dormena

0 0 0

22 Khusus Angkt Bandara 59

59

0 0 0 0

Jumlah 476 619 23 386 432 21 100 187 2

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, 2013

Page 103: Profil daerah kabupaten jayapura

- 119 -

Transportasi Udara

Bandar udara atau lapangan terbang sebagai sarana perhubungan udara dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan, sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Lapangan Terbang (Lapter) di Kabupaten Jayapura terdapat di beberapa Distrik yakni :Distrik Sentani, Distrik Airu dan Distrik Waibu.

Tabel. 3.62. Nama Bandar Udara Yang Masih Aktif di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO BANDARA DISTRIK LANDASAN UKURAN KONDISI

1 Sentani Sentani Aspal 2500 M x 45 M Baik

2 Adventis Doyo

Waibu Rumput 600 M x 25 M Baik

3 Aurina Airu Rumput 450 M x 20 M Kurang Baik

4 Pagai Airu Rumput 600 M x 23 M Kurang Baik

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Jayapura Tahun 2013

Bandar udara kelas 1 khusus sentani (SK Kementrian Perhubungan Nomor : 7 tahun 2008) secara Adminstrasif berada di Kabupaten Jayapura dan merupakan salah satu sarana pintu gerbang ke Provinsi Papua di mana bandar udara kelas 1 khusus Sentani sebagai bandara penyebaran melayani ke beberapa kabupaten di Provinsi Papua, dengan kepastian pendaratan pesawat Boing 737-200, Boing 737-300, Boing 737-400, dan pesawat terbesar yang beroperasi adalah Boing 737-800 NG dan Boing 737-900 ER serta Airbus A-320. Bandar udara kelas 1 khusus sentani mulai tahun 2010 jam operasi selama 14 jam (06.00 WIT - 20.00 WIT). Bandar udara kelas 1 khusus sentani sudah bisa melayani pendaratan malam hari karena instalasi approach lighting sistem yang di targetkan 900 M (166 titik lampu) sudah terealisasi (88 titik lampu) sepanjang ada permintaan dari operator penerbangan 2 (dua) jam sebelum jam operasi ditutup dengan, luas bandara udara kelas 1 khusus sentani 276,9836 Ha.

Page 104: Profil daerah kabupaten jayapura

- 120 -

Trasportasi Laut, Sungai Dan Danau

Potensi Danau Sentani dengan luas 9.630 ha dengan panjang 26, 6 KM serta lebar yang bervariasi antara 2 – 24 km. Sungai – sungai kecil yang bermuara di Danau Sentani sebanyak 35 buah sungai yang 26 diantaranya mengalir sepanjang tahun.

Tabel 3.63. Lintasan dan Jarak Trayek di Danau Sentani

NO LINTASAN JARAK (Mil)

1 Yahim - Ajau

2 Yahim - Putali 6,50

3 Yahim - A b a r 6,250

4 Yahim - Kamiaka 5,75

5 Yahim - Simporo 6,250

6 Yahim - Dondai 15,50

7 Yahim - Atamali 4,250

8 Yahim - Kadeware 15,25

9 Yahim - Y o b o i 1

10 Yahim - Yoka 15

11 Dondai - Doyo Lama 8

12 Koadeware - Doyo Lama 8,25

13 Netar - Atamali 10

14 Ayapo - Kalkotte 3

15 Ayapo - Telaga Maya 4,50

Sumber : Dinas PU dan Perumahan Kab. Jayapura, 2013

Tabel 3.64. Lintasan Trayek dan Jarak Alur Sungai Angkutan dari Distrik Kaureh ke Distrik Airu

NO LINTASAN JARAK ( Mil )

1 Urtia - Aurina 90

2 Urtia - Marindra 180

3 Urtia - Muara Nawa 150

Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, 2013

Keterangan : 1 Mil = 1.6 Km

Page 105: Profil daerah kabupaten jayapura

- 121 -

Tabel 3.65. Jumlah Armada ASDP di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO ARMADA JUMLAH FREKUENSI 1 Perahu Motor di Danau Sentani 60 65

2 Perahu Motor di Sungai Mamberamo ( AIRU )

15 2

3 Kapal Motor - - 4 Kapal Penyeberangan - -

Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, 2013

Tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2013 perahu motor di Danau Sentani sebanyak 60 buah dan sungai mamberamo 15 buah dengan frekuensi pelayanan sebanyak 67 dimana frekuensi pelayanan di Danau Sentani sangat tinggi bila dibandingkan dengan penyeberanan di sungai Mamberamo.

3.5 INDUSTRI, PERDAGANGAN, DAN KOPERASI, USAHA DAN SERTA PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN

3.5.1. INDUSTRI

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, pengertian industry adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Terkait dengan definisi tersebut diatas, di Kabupaten

Jayapura secara umum penyelenggaraan urusan yang berhubungan dengan industri dan perindustrian dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Ini terlihat pada tabel 3.industri binaan Perindagkop.

3.5.2. PERDAGANGAN

Tempat perdagangan yang tersedia di Kabupaten Jayapura terdiri dari pasar sentral, pasar modern, pasar swadaya, pasar desa dan pasar daerah terpencil. Jumlah sarana perdagangan tidak banyak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pembangunan pasar baru dirasakan belum perlu, namum perbaikan dan pemeliharaan sarana-sarana yang sudah ada tetap perlu dilakukan. Berikut banyaknya sarana perdagangan dapat dilihat pada tabel 3.62 di Kabupaten Jayapura.

Page 106: Profil daerah kabupaten jayapura

- 122 -

Tabel 3.66. Sektor Industri Binaan di Kabupaten Jayapura Tahun 2013

DISTRIK

JENIS USAHA

JUMLAH USAHA INVESTASI (Rp 000) PASAR

SENTANI

1. INDUSTRI PANGAN

- Industri pati/tepung sagu 7 74,000 Lokal

- Industri tempe dan tahu 8 92,000 Lokal

- Industri kue sagu 2 15,000 Lokal

- Air minum dalam kemasan 6 550,000 Lokal

- Air isi ulang 11 260,000 Lokal

- Minyak goreng / minyak kelapa 1 30,000 Lokal

2. INDUSTRI SANDANG

- Pakaian jadi dari tekstil/penjahitan 31 19,735 Lokal

- Industri Batik 2 45,000 Lokal

3. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Foto dan foto copi 4 205,000 Lokal

- Kayu olahan (balok dan papan) 4 455,000 Lokal

- Batu ciping dan batu tela 11` 1,040,000 Lokal

- Meubel kayu 14 712,080 Lokal

- Meubel rotan 4 105,000 Lokal

4. INDUSTRI LOGAM DAN ELEKTRONIKA

- Perbengkelan 14 283,600 Lokal

5. INDUSTRI KERAJINAN

- Industri ukiran kayu dan souvenir tempurung kelapa 2 10,080 Lokal

- Souvenir dari batu alam 4 110,000 Lokal

- Keset kaki dari sabuk kelapa 2 1,250,000 Lokal

- Souvenir dari manik-manik 4 3,700 Lokal

Page 107: Profil daerah kabupaten jayapura

- 123 -

Lanjutan Tabel 3.66

DISTRIK

JENIS USAHA

JUMLAH USAHA INVESTASI (Rp 000)

PASAR

SENTANI TIMUR

1. INDUSTRI PANGAN

- Industri Pati/tepung sagu 4 81.000 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Batu ciping dan batu tela 2 150,000 Lokal

3.INDUSTRI KERAJINAN

- Industri kerajinan kulit kayu 3 25,000 Lokal

- Souvenir dari batu alam 1 45,000 Lokal

EBUNGFAU

1. INDUSTRI SANDANG

- Industri batik tulis khas papua 1 25,000 Lokal

2. INDUSTRI KERAJINAN

- Ukiran kayu 1 10,000 Lokal

WAIBU

1. INDUSTRI PANGAN

- Minyak goreng/minyak kelapa 2 54,000 Lokal

2. INDUSTRI SANDANG

- Industri Batik 1 10,000 Lokal

NIMBOKRANG

1. INDUSTRI PANGAN

- Gula merah 1 2,400 Lokal

2. INDUSTRI SANDANG

- Pakaian jadi dari tekstil/penjahitan 2 20,000 Lokal

3. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Kayu balok dan papan 1 30,000 Lokal

- Batu tela 3 150,000 Lokal

- Meubel Kayu 7 86,780 Lokal

Page 108: Profil daerah kabupaten jayapura

- 124 -

Lanjutan Tabel 3.66

DISTRIK

JENIS USAHA

JUMLAH USAHA INVESTASI (Rp 000) PASAR

4. INDUSTRI LOGAM DAN ELEKTRONIKA

- Tambal ban 1 6,500 Lokal

YAPSI 1. INDUSTRI PANGAN

- Tempe dan Tahu 4 38,860 Lokal

- Depot air isi ulang 1 68,300 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Meubel Kayu 2 14,000 Lokal

- Batu tela 1 30,000 Lokal

3. INDUSTRI LOGAM DAN ELEKTRONIKA

- Bengkel dan tambal ban 7 67,800 Lokal

DEMTA 1.INDUSTRI PANGAN

- Depot air isi ulang 1 12,000 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Balok kayu dan papan 2 250,000 Lokal

- Meubel kayu 1 36,800 Lokal

3. INDUSTRI LOGAM DAN ELEKTRONIKA

- Bengkel motor 1 9,000 Lokal

SENTANI BARAT 1. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Batu ciping 1 150,000 Lokal

- Meubel rotan 1 15,000 Lokal

- Meubel kayu 2 17,200 Lokal

2. INDUSTRI KERAJINAN

- Hiasan kerang-kerangan 2 10,000 Lokal

Page 109: Profil daerah kabupaten jayapura

- 125 -

Lanjutan Tabel 3.66

DISTRIK

JENIS USAHA JUMLAH USAHA INVESTASI (Rp 000) PASAR

KEMTUK 1. INDUSTRI PANGAN

- Industri pati sagu 3 7,000 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Meubel kayu 1 5,000 Lokal

3. INDUSTRI KERAJINAN

- Ukiran kayu dan kulit kayu 2 15,000 Lokal

NIMBORAN 1. INDUSTRI KERAJINAN

- Masohi 1 19,000 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Batu tela 2 79,000 Lokal

DEPAPRE 1. INDUSTRI PANGAN

- Minyak kelapa 3 16,000 Lokal

NAMBLONG 1. INDUSTRI PANGAN

- Tepung sagu 1 5,000 Lokal

2. INDUSTRI KIMIA DAN BAHAN BANGUNAN

- Batu tela 1 20,000 Lokal

- Meubel kayu 2 6,350 Lokal

JUMLAH 192 6,766,266

Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Jayapura, 2013

Page 110: Profil daerah kabupaten jayapura

- 126 -

Tabel 3.67. Data Pasar di Kabupaten Jayapura

NO. DISTRIK

JENIS

JUMLAH KETERANGAN PASAR SENTRAL

PASAR MODERN

PASAR SWADAYA

PASAR DESA

PASAR DAERAH

TERPENCIL

1 Sentani 1 1 - - - 2 - Pasar Sentral Pharaa Sentani dibangun Pemda Kabupaten Jayapura sejak 2001.

- Pada 27 Agustus 2011 pasar terbakar. - Pasar Modern Sentani City Square dibangun oleh

Investor/Swasta Tahun 2007.

2 Sentani Timur - - 1 - - 1 - Swadaya masyarakat.

3 Ebungfauw - - - - - -

4 Waibu - - - - - -

5 Sentani Barat

- - 1 1 - 2 - Swadaya masyarakat 1979. - Pasar Desa dibangun Pemerintah 2003.

6 Depapre - - - 1 - 1 - Dibangun Pemerintah 1982.

7 Demta - - - 1 2 3 - Pasar Desa dibangun Pemerintah 1985. - Pasar Daerah Terpencil dibangun Pemda Kabupaten

Jayapura 2007. - Pasar Daerah Terpencil/Tradisional "Jauwaa" di

Bangun oleh Kementerian Perdagangan RI Tahun 2011.

8 Raveni Rara - - - - - -

Page 111: Profil daerah kabupaten jayapura

- 127 -

Lanjutan Tabel 3.67. Data Pasar di Kabupaten Jayapura

NO. DISTRIK

JENIS

JUMLAH KETERANGAN PASAR SENTRAL

PASAR MODERN

PASAR SWADAYA

PASAR DESA

PASAR DAERAH

TERPENCIL 9 Yokari - - - - - -

10 Kemtuk - - 1 1 - 2 - Swadaya masyarakat.

- Pasar Desa dibangun Pemerintah 2000.

11 Kemtuk Gresi - - - 2 - 2 - Dibangun Pemda Kabupaten Jayapura 2004.

12 Gresi Selatan - - - - - -

13 Namblong - - - 1 - 1 - Dibangun Pemda Kabupaten Jayapura 1987.

14 Nimboran - - - 2 - 2 - Dibangun Pemerintah 1980.

15 Nimbokrang - - 2 1 - 3 - Swadaya masyarakat. - Pasar Desa dibangun Pemda Kabupaten Jayapura

Tahun 2005.

16 Unurum Guay - - - 1 - 1 - Dibangun Pemerintah 1984.

17 Yapsi - - - 1 1 2 - Pasar Desa dibangun Pemerintah 2002. - Pasar Daerah Terpencil dibangun Pemda Kabupaten

Jayapura 2007, dan Kemendag RI Tahun 2008.

18 Kaureh - - - 1 1 2 - Pasar Daerah Terpencil dibangun Pemda Kabupaten Jayapura 2007, dan DAK Kemendag RI Tahun 2010

19 Airu - - - - - -

Total 1 1 5 13 4 24

Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Jayapura

Page 112: Profil daerah kabupaten jayapura

- 128 -

Potensi dan sarana perdagangan yang ada di Kabupaten Jayapura yang menjadi cakupan kerja Dinas Perindustrian, Pergangangan dan Koperasi adalah sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.68. Jenis Aneka Usaha di Kabupaten Jayapura

No JENIS ANEKA USAHA JUMLAH

1 Supermarket 1 2 Mini Markert 32 3 Toko 91 4 Kios 1447 5 Restoran 7 6 Rumah Makan 60 7 Kafe 3 8 Air Minum Isi Ulang 13 9 Wartel 5 10 Bengkel 54 11 Photo Studio Grafika 10 12 Rental Mobil 4 13 Rental Komputer/ Internet 3 14 Penjual Gorengan 56 15 Penjual Sofenir 20 16 Penjual M.Tanah 101 17 Penjual Bensin Enceran 109 18 Penjahit 23 19 Perhotelan 11 20 Losmen/peginapan 3 21 Karauke 11 22 Pantai Pijat 4 23 Bilyart 4 24 Penjual Sayur Mayur 838 25 Penjual Sagu 61 26 Penjual Pinang 199 27 Penjual Es Sirop 19 28 Peternak Ayam bras 22 29 Peternak Sapi 139 30 Peternak Babi 51 31 Peternak kambing 50 32 Kerambat Ikan 119 33 Pangkas Rambut 12 34 Mebel 23 35 Pom. Bensin/SPBU 3 36 Apotik 6 37 Industri Tahu/Tempe 15 38 Industri Batu Telah 12 39 Industri Ikat Pingan 1 40 Penj. HP/Pulsa 108 41 Peternak Ayam Potong 24 42 Peternak Itik/Etok 17 43 Peternak Kerbau 12 44 Batik Kas Papua 4 45 Industri Minyak Kelapa 5 46 Pengusaha kue sagu 3 47 Pengusaha sagu 8

Jumlah 3811

Page 113: Profil daerah kabupaten jayapura

- 129 -

Tabel 3.69. Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten Jayapura

NO JENIS USAHA

PEMILIK

JUMLAH PUTRA DAERAH

NON PUTRA DAERAH

1 PT (Perseroan Terbatas) 21 105 126

2 Koperasi 5 3 8

3 CV (Persekutuan Komanditer) 140 281 421

4 Firma - - -

5 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum )

- -

6 APMS (Agen Premium, Minyak dan Solar)

2 2

7 AMT (Agen Minyak Tanah/Bersubsidi) - -

8 Hypermarket - -

9 Supermarket - -

10 Minimarket 1 1 2

11 Gudang - 1 1

12 Hotel 1 5 6

13 Penginapan/ Resort 3 3

14 Karaoke - 11 11

15 Panti Pijat Tradisional 1 1 2

16 Klinik Pengobatan Tradisional - -

17 Restoran - 3 3

18 Rumah Makan 2 15 17

19 Warung Makan 11 11

20 Kafe 5 5

21 Air Isi Ulang - 2 2

22 Bengkel - 21 21

23 Industri Meubel - 20 20

24 Industri Aluminium - - -

25 Industri Kerajinan Kulit - - -

26 Penjahit/ Konveksi - 1 1

27 Foto studio - 6 6

28 Rental Komputer dan Warnet - 4 4

29 Counter - 5 5

30 Klinik Kecantikan dan Salon - 5 5

31 Pangkas Rambut - 1 1

32 Optikal - -

33 Apotik 1 6 7

34 Toko Obat Berizin - - -

Page 114: Profil daerah kabupaten jayapura

- 130 -

Lanjutan Tabel 3.69

NO JENIS USAHA

PEMILIK

JUMLAH PUTRA DAERAH

NON PUTRA DAERAH

35 Indstri Pandai Besi - - -

36 Industri Batu tela 1 - 1

37 Industri Tahu dan Tempe - 1 1

38 Industri Pembuatan Roti - - -

39 Industri Batik Papua - 1 1

40 Budidaya Ternak Sapi - -

41 Budidaya Ternak Babi - - -

42 Budidaya Ternak Ayam 1 - 1

43 Budidaya Ikan Air Tawar - 1 1

44 UD (Usaha Dagang) 3 39 42

45 Toko 1 82 83

46 Kios 47 108 155

47 Yayasan/ Lembaga 4 1 5

Jumlah 231 749 980

Sumber: Dinas Perindagkop Kabupaten Jayapura

3.5.3. KOPERASI

Data dari Dinas Perindagkop menunjukkan bahwa jumlah koperasi aktif yang ada di Kabupaten Jayapura berjumlah 79 koperasi dari jumlah keseluruhan 150 koperasi dengan jumlah anggota yang aktif 6874 orang. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.70. Bidang dan Jumlah Koperasi di Kabupaten

Jayapura

NO BIDANG KOPERASI JUMLAH

KOPERASI JUMLAH ANGGOTA

1. Koperasi Sekunder 5 125

2. Koperasi Aktif 79 6874

3. Koperasi Tidak Aktif 71 3120

Sumber: DInas Perindagkop Kabupaten Jayapura

Page 115: Profil daerah kabupaten jayapura

- 131 -

3.5.4. PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN

Keberadaan lembaga keuangan (perbankan) yang memberikan jasa keuangan berasal dari bank-bank pemerintah (termasuk Bank Papua) dan bank swasta nasional.

Tabel 3.71. Jumlah Perbankan di Kabupaten Jayapura

NO NAMA PERUSAHAAN STATUS

KANTOR ALAMAT

BANK PEMERINTAH

1. Bank Papua Cabang Jl. Raya Kemiri Kel. Hinekombe Distrik Sentani

2. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Jl. Raya Sentani Kemiri No. 43 Kel. Sentani Kota Distrik Sentani

3. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero) Tbk

Cabang Jln. Raya Sentani Kemiri Distrik Sentani

4. Bank Nasional Indonesia (BNI)

Jl. Raya Kemiri Sentani Kel. Sentani Kota

5. Bank BRI Unit Sentani

Unit Komplek Ruko Multi Kel. Hinekombe

6. Bank BRI Unit Nimboran

Unit Genyem Kota Kel. Tabri Distrik Nimboran

BANK SWASTA

1. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

Cabang Jl. Raya Kemiri No. 283 Kelurahan Hinekombe Distrik Sentani

2. PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sentani

Cabang JL. Raya Kemiri No. 174 Kelurahan Hinekombe Distrik Sentani

3. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk

Cabang Jl. Raya Kemiri Kelurahan Hinekombe Distrik Sentani

4. PT. BPR Phidectama Sentani

Tunggal Ruko Pasar Baru No. 8 Kelurahan Hinekombe Distrik Sentani

5. PT. BPR Nusa Intim

Tunggal Jl. Raya Kemiri No. 627-A Kel. Sentani Kota Distrik Sentani

6. PT. BPR Irian Sentosa

Cabang Jl. Raya Sentani No. 10 Kelurahan Sentani Kota Distrik Sentani

Sumber : Dinas Perindagkop Kab. Jayapura

Page 116: Profil daerah kabupaten jayapura

- 132 -

3.6. EKONOMI DAN KEUANGAN

3.6.1. KONDISI EKONOMI MAKRO KABUPATEN JAYAPURA

Berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Jayapura pada tahun 2014, Produk Domestk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Jayapura tahun 2013 mencapai 2.952.238,82 juta rupiah, sedang PDRB harga kosntan mencapai 1.201.467,61 juta rupiah. Dari tabel berikut dapat dilihat pertumbuhan PDRB :

Tabel 3.72. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jayapura Tahun 2009 - 2013

TAHUN

ADH BERLAKU ADH KONSTAN

NILAI NOMINAL (Jutaaan Rupiah)

PERTUMBUHAN (%)

NILAI NOMINAL (Jutaan Rupiah)

PERTUMBUHAN (%)

2009 1.609.360,93 20,41 793.496,68 13,67

2010 1.918.948,30 19,24 896.586,34 12,99

2011 2.214.193,02 15,39 985.864,06 9,96

2012* 2.552.377,93 15,28 1.091.322,81 10,73

2013** 2.952.238,82 15,67 1.201.467,61 10,09

Sumber : PDRB Kabupaten Jayapura 2014 *) Data diperbaiki **) Angka sementara

Dilihat kontribusi dari masing-masing lapangan usaha, maka pembentukan PDRB Kabupaten Jayapura baik PDRB menurut harga berlaku maupun harga konstan masih didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha, yaitu, sektor pertanian dalam arti luas, sektor angkutan dan komunikasi serta sektor bangunan. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.22. Peranan Sektoral Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Jayapura Tahun 2009 – 2013

Sumber : PDRB Kabupaten Jayapura 2014 *) Data diperbaiki **) Angka sementara

Page 117: Profil daerah kabupaten jayapura

- 133 -

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian, indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang.

Gambar 3.23. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jayapura Tahun 2009 - 2013

Sumber : PDRB Kabupaten Jayapura 2014 *) Data diperbaiki **) Angka sementara

Dalam kurun waktu 2009-2013, kondisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jayapura berfluktuasi pada kisaran 9.93 % dan 13.67 %. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009, sedang yang terendah terjadi pada tahun 2011. Dari tahun 2009-2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jayapura terus mengalami penurunan dari 13.67 % menjadi 9.93 %. Namun, pada tahun 2012 mengalami peningkatan kembali dengan tumbuh sebesar 10.73 % , dan kemudian pada tahun 2013 kembali melambat menjadi 10.69 %. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jayapura pada periode 2008-2012 sebesar 11.48 %.

Page 118: Profil daerah kabupaten jayapura

- 134 -

3.6.2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jayapura Tahun Anggaran 2013 ditetapkan menjadi Perda Nomor 1 Tahun 2013. Perubahan APBD Kabupaten Jayapura Tahun Anggaran 2013 ditetapkan menjadi Perda Nomor …..Tahun 2013. Berikut ini adalah rinciannya berdasarkan APBD perubahan:

3.6.2.1. Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 mencapai Rp. atau % dari total pendapatan Kabupaten Jayapura sebesar Rp.

Tabel 3.73. Pendapatan Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO SUMBER PENDAPATAN JUMLAH (Rp) KONTRIBUSI (%)

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 47.003.680.309 5.4

2. Dana Perimbangan 636.419.891.977 73.3

3. Lain-lain Pendapatan Sah 185.013.439.536 21.3

JUMLAH 868.437.011.822 100

Sumber:LKPJ Kabupaten Jayapura Catatan: Laporan disusun per tanggal 10 Maret 2014 (sebelum audit BPK)

Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Pendapatan Daerah (PAD) Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 mencapai Rp.47.003.680.309,- Pendapatan Asli Daerah tersebut diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Adapun besaran dari masing-masing sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) disajikan pada tabel berikut :

Page 119: Profil daerah kabupaten jayapura

- 135 -

Tabel 3.74. Realisasi Pendapatan Daerah (PAD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO SUMBER PENDAPATAN JUMLAH KONTRIBUSI

(%)

1. Pajak Daerah 11.371.630.738

26.0

2. Retribusi Daerah 8.466.385.867

19.4

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan

3.648.392.77 0.8

4. Lain-lain PAD yang Sah 23.517.270.927

53.8

JUMLAH 4.,720.126.809

100

Sumber:LKPJ Kabupaten Jayapura Catatan: Laporan disusun per tanggal 10 Maret 2014 (sebelum audit BPK)

Dana Perimbangan

Penerimaan daerah dari dana perimbangn terdiri dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) yang perincian besarnya sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dana alokasi umum memberikan sumbangan terbesar untuk dana perimbangan sebesar Rp. 533.111.084.000,- atau 83.77 % dari seluruh anggaran dana perimbangan.

Tabel 3.75. Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO SUMBER PENDAPATAN REALISASI (Rp) KONTRIBUSI (%)

1. Bagi Hasil Pajak 36.832.999.067 5.79

2. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

36.832.999.067 2.15

3. Dana Alokasi Umum (DAU) 533.111.084.000 83.77

4. Dana Alokasi Khusus (DAK) 53.194.590.000 8.36

JUMLAH 636.419.891.977 100

Sumber:LKPJ Kabupaten Jayapura Catatan: Laporan disusun per tanggal 10 Maret 2014 (sebelum audit BPK)

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

Penerimaan dari pos lain-lain pendapatan daerah yang

sah sebesar Rp. 185.013.439.536,-. Jumlah sebesar tersebut berasal dari :

Page 120: Profil daerah kabupaten jayapura

- 136 -

Tabel 3.76. Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO SUMBER PENDAPATAN REALISASI (Rp) KONTRIBUSI (%)

1. Pendapatan Hibah - -

2. Dana Darurat 2.000.000.000 1.08

3. Bagi Hasil Pajak Provinsi 9.477.279.536 5.12

4. Dana Penyesuaian 31.577.205.000 17.07

5. Dana Otonomi Khusus 7.6499.875.000 41.35

6. Bantuan Keuangan dari Provinsi 65.459.080.000 35.38

JUMLAH 185.013.439.536 100

Sumber:LKPJ Kabupaten Jayapura Catatan: Laporan disusun per tanggal 10 Maret 2014 (sebelum audit BPK)

3.6.2.2. Belanja Daerah

Belanja daerah Kabupaten Jayapura tahun 2013 sebesar Rp.822.618.677.766,-. Nilai tersebut terbagi menjadi belanja langsung sebesar Rp.377.239.689.171,- dan belanja tidak langsung sebesar Rp.445.378.988.595,- Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.77. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2013

NO BELANJA DAERAH REALISASI (Rp)

1. BELANJA LANGSUNG 377.239.689.171

a.Belanja Pegawai 65.815.133.601

b.Belanja Barang dan Jasa 169.995.767.285

c.Belanja Modal 141.428.788.285

2. BELANJA TIDAK LANGSUNG 445.378.988.595

a.Belanja Tidak Langsung Pegawai 298.936.162.779

b.Belanja Bunga -

c.Belanja Subsidi -

d.Belanja Hibah 16.313.980.000

e.Belanja Bantuan Sosial 17.620.000.000

d.Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kampung

97.796.200.000

e.Belanja tidak Terduga 14.712.645.816

JUMLAH 822.618.677.766

Page 121: Profil daerah kabupaten jayapura

- 137 -

3.7. POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

3.7.1. DPRD DAN PARTAI POLITIK

Jumlah anggota DPRD Kabupaten Jayapura hasil Pemilu tahun 2009 sebanyak 50 orang, hal ini dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.78. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Jayapura

Menurut Partai Politik Periode 2009-2014 (Hasil Pemilu Tahun 2009)

NO PARTAI POLITIK DAPIL.1 PEROLEHAN KURSI

DAPIL.2 PEROLEHAN KUPSI

DAPIL.3 PEROLEHAN KURSI

JUMLAH

1 PARTAI GOLKAR 2 2 4 8

2 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

1 2 3 6

3 PARTAI DEMOKRAT 1 1 2 4

4 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

1 1 2 4

5 PARTAI DAMAI SEJAHTERA

1 1 2 4

6

PARTAI NASIONAL BENTENG KERAKYATAN INDONESIA

1 - 1 2

7 PARTAI PATRIOT - 1 1 2

8 PARTAI BURUH - 1 1 2

9 PARTAI HANURAH - 1 1

10 PARTAI INDONESI SEJAHTERA

1 - 1 2

11 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

1 1 1 3

12 PARTAI MAHANISME 1 1 2

13 PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA

- 1 1 2

14 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

- - 1 1

15 PARTAI PERSATUAN DAERAH

1 1 1 3

16 PARTAI KEDAULATAN 1 1 1 3

17 PRATAI PEDULI RAKYAT INDONESIA

- - 1 1

JUMLAH TOTAL 11 14 25 50

Sumber : Kesbang, Pol. dan Linmas Kabupaten Jayapura

Page 122: Profil daerah kabupaten jayapura

- 138 -

3.7.2. HUKUM

Penegakan hukum telah dilakukan dalam rangka mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban baik di lingkungan aparatur maupun masyarakat umum. Kriminalitas yang terjadi dalam tahun 2013 berjumlah 531 kasus. Perbandingan jumlah pelanggaran kamtibmas tahun 2013 berjumlah 513 kasus, dengan pelanggaran kamtibmas tahun 2012 berjumlah 4.669 kasus, terjadi penurunan jumlah pelanggaran kamtibmas dibanding tahun 2012. Penurunan kasus yang paling banyak adalah kasus aniaya biasa berjumlah 117, dan kasus pencurian biasa berjumlah 53. Kasus yang menonjol selain kecelakaan lalu lintas 82 adalah penganiayaan ringan sebanyak 129 dan pencurian biasa 50.

Berkaitan dengan penegakan Peraturan Daerah telah

dilaksanakan penertiban perijinan tentang Izin Mendirikan Bangunan, Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Surat Izin Usaha Perdagangan dan izin penjualan Minuman beralkohol, penertiban makanan, minuman dan obat kadaluwarsa, patroli untuk penertiban pedagang kaki lima serta sosialisasi peraturan perundang-undangan. Kecenderungan terjadinya kecelakaan lalu lintas selain semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Jayapura terutama di Kota Sentani ruas jalan tidak bertambah dan dipengaruhi pula oleh rendahnya disiplin pengemudi kendaraan. Untuk menurunkan kasus kecelakaan lalu lintas ini perlu menata rambu-rambu lalu lintas, meningkatkan frekuensi sweeping, membatasi penambahan ijin angkutan kota, membina pengemudi ojek. Dalam upaya penegakan Peraturan Daerah perlu meningkatkan kualitas dari pada Polisi Pamong Praja.

3.7.3. KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

Dari 31 jenis kejahatan di Kabupaten Jayapura berdasarkan data dari Kepolisian Kabupaten Jayapura pada tahun 2012 dimana kasus tertinggi tindak kriminal yang mencapai 577 kasus, lakalantas menempati urutan kedua mencapai 140 kasus, sedangkan di urutan ketiga adalah kasus penganiayaan. Untuk kasus-kasus yang lainnya masih relatif rendah.

Page 123: Profil daerah kabupaten jayapura

- 139 -

Tabel 3.79. Jumlah Kasus/Kriminal Di Kabupaten Jayapura Tahun 2012

NO JENIS TINDAK PIDANA JUMLAH KASUS

1. Pencurian Berat -

2. Pencurian Biasa 59

3. Aniaya Biasa 109

4. Aniaya Berat 2

5. Perjudian 1

6. Penipuan 38

7. Perkosaan 7

8. Penggelapan 6

9. Pengancaman/Peras 35

10. Pembunuhan 1

11. Perzinahan 12

12. Bawa Lari Anak Perempuan 4

13. Pengrusakan 66

14. Penghinaan -

15. Keroyok 22

16. Pemalsuan Surat 2

17. Buat Tidak Senang 35

18. Sajam -

19. Curas 10

20. Curanmor 6

21. Cabul 4

22. Cemar Nama Baik 4

23. Temu Mayat 3

24. Pembakaran -

25. Masuk Pekarangan Tanpa Ijin 24

26. Serobot Tanah -

27. Narkobah -

28. Penculikan -

29. UU.Kehutanan 80

30. Lakalantas 39

31. Lain-Lain 569 Sumber : Polres Jayapura Tahun 2012

Sedangkan pada tahun 2013 gangguan Kamtibmas yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 124: Profil daerah kabupaten jayapura

- 140 -

Tabel 3.80. Gangguan Ketentraman, Ketertiban dan Penanganannya

NO GANGGUAN YANG TERJADI REALISASI PENYELESAIAN PERMASALAHAN SOLUSI

1 Pemalangan Tanah - tanah Fasilitas Pemerintah.

Telah dikoordinasikan dengan SKPD terkait dan ada juga dalam Proses Penyelesaian.

Keterlambatan dalam soal Pembayaran tidak tepat waktu Sistem Pemerintahan.

Telah dikoordinasikan dengan SKPD terkait dengan Tokoh Adat Masyarakat

Kurang memahami, sistim Proses Pembayaran ganti rugi yang di lakukan Pemerintah.

2 Demo tentang Miras. dan Telah berkoordinasi dengan SKPD menyangkut ijin penjual miras.

Belum ada Perda tentang penjualan miras dari Pemerintah.

Perlu ada Koordinasi dengan penjualan Miras untuk Waktu Penjualan.

3 Demo Beasiswa Sudah melakukan Koordinasi dengan SKPD yang bersangkutan.

Pembayaran beasiswa tidak tepat waktu yang di Janjikan Pemerintah.

Perlu di perhatikan waktu yang di tentukan Pemerintah.

4 Pemalak Peminum Minuman Keras.

Pada saat- saat tertentu telah dilakukan Raziah.Oleh Satpol PP Kerja sama Polres.

Penjualan miras dilakukan secara bebas Tidak ada nya kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Komsumsi Miras

Perlu dilakukan Penyuluhan tentang miras. Perlu adanya Perda Miras

Sumber : Badan Kesbang dan LKPJ Kabupaten Jayapura , 2013

Page 125: Profil daerah kabupaten jayapura

- 141 -

3.8. INSIDENTAL

Berdasarkan data yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura, maka jumlah daerah rawan bencana di Kabupaten Jayapura adalah sebagai berikut :

Tabel 3.81. Jumlah Kampung Rawan Bencana Menurut Jenis Bencana

NO DISTRIK JUMLAH KAMPUNG RAWAN

BANJIR LONGSOR ABRASI PANTAI

GEMPA BUMI

GELOMBANG PASANG

ANGIN KENCANG

TSUNAMAI

1 Kaureh 4 2 - - - - -

2 Airu - - - - - - -

3 Yapsi - - - - - - -

4 Kemtuk - - - - - - -

5 Kemtuk Gresi - - - - - - -

6 Gresi Selatan - - - - - - -

7 Nimboran 5** 1** - - - - -

8 Namblong - - - - - - -

9 Nimbookrang 5 - - - - - -

10 Unurum Guay 1 - - - - - -

11 Demta 1 7 - 7 7 -

12 Yokari 5 2 5 - 5 5 -

13 Depapre 2* 2* 2* - 7 7 -

14 Raveni Rara 4* 3* 1* - 3 3 -

15 Sentani Barat 5* - - - - - -

16 Waibu 3* 2* - - - - -

17 Sentani 6* 3* - - - - -

18 Ebungfau 1 4 - - - 5 -

19 Sentani Timur 2 6* - - - 3* -

JUMLAH 43 26 15 - 21 29

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura (Laporan Tahun),2013 * Dinas Pertambangan Kabupaten Jayapura ** Distrik Nimboran

Page 126: Profil daerah kabupaten jayapura

- 142 -

Peristiwa atau kejadian yang bersifat insidental di Kabupaten Jayapura selama tahun 2013 antara lain :

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura adalah sebagai berikut bencana yang terjadi adalah bencana banjir, tanah longsor, dan air pasang di Danau Sentani pada tahun 2013 di Danau Sentani dan berdampak terhadap 9.485 KK, 35.405 jiwa yang mendiami beberapa distrik di Kabupaten Jayapura antara lain : Distrik Sentani, Sentani Timur, Sentani Barat, Waibu, Ebungfauw, Nimbokrang, Unurum Guay, Yapsi, Kaureh, dan Airu. Akibat bencana yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat, sehingga Bupati Jayapura mengeluarkan Pernyataan Tanggap Darurat selama empat belas hari terhitung sejak tanggal 2 s/d 15 Maret 2013. Pemerintah Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 berupaya memberikan bantuan yang di tetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor: 9 (semblan) Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peratuan Bupati Nomor: 5 (lima) Tahun 2013 tentang Pengeluaran Belanja Tidak Terduga Mendahului Penetapan APBD dan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2013 Untuk Belanja Tanggap Darurat Atas Bencana Alam Air Pasang Danau Sentani, Tanah Longsor di 10 (Sepuluh) Distrik Dalam Wilayah Kabupaten Jayapura. kapada 9.485 kepala keluarga yang mengalami musibah bencana banjir, tanah longsor, dan air pasang di Danau Sentani yang berdampak terhadap 9.485 KK, 35.405 jiwa yang mendiami beberapa distrik di Kabupaten Jayapura antara lain : Distrik Sentani, Sentani Timur, Sentani Barat, Waibu, Ebungfauw, Nimbokrang, Unurum Guay, Yapsi, Kaureh, dan Airu.

Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang terkena musibah, yaitu: 1) Persediaan logistik untuk 2725 KK berupa bahan makanan

yaitu beras, supermi, sarden kaleng besar 250 gr, minyak goreng, biskuit kaleng, gula pasir, air vit 250 ml, the celup sari wangin, handuk, sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, kain sarung, tikar, selimut, baju kaos, dan pengadaan karung @25ka.

2) Bantuan logistik korban bencana bagi masyarakat yang terkena dampak bencana di 4 (empat) Distrik, yaitu Distrik Kaureh, Yapsi, Unurum Guay dan Airu sebanyak 6.401 KK berupa bahan makanan yakni supermi, sarden kaleng besar 250 gr, minyak goreng, biskuit Kongguan, gula pasir, dan the celup sari wangin.

3) Bantuan bahan bangunan rumah 25 unit; 4) Bantuan masyarakat; yaitu pengadaan dan kayu dan paku

untuk 1.450 rumah;

Page 127: Profil daerah kabupaten jayapura

- 143 -

5) Pembersihan kali Jaifuri; 6) Bantuan perbaikan infrastruktur, yaitu : a) Rehabilitasi jararingan air bersih di Kemiri; b) Penanganan longsoran pada ruas jalan Depapre -

Tablanusu; c) Penanganan longsoran pada ruas jalan Singgri-Ombrop-

Yenggu; d) Penanganan jembatan darurat kali Komba; e) Penanganan jembatan darurat kali Wawung Doyo Baru; f) Pembuatan gorong-gorong 2 mata di jalan Ibub-Braso. 7) Belanja jembatan darurat berupa papan kuyu besi

sepanjang 4 (empat) meter 8) Belanja biaya pembongkaran dan pemeliharaan jembatan; 9) Belanja Baelly darurat Bambar, dan 10) Belanja operasional :