81
Embriologi Saluran Pencernaan Atas dan Bawah Anna Andany Lestari 1010211056

Embriologi gastrointestinal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt embriologi gastrointestinal

Citation preview

Page 1: Embriologi gastrointestinal

Embriologi Saluran Pencernaan Atas dan Bawah

Anna Andany Lestari1010211056

Page 2: Embriologi gastrointestinal

Saluran Pencernaan Atas

Page 3: Embriologi gastrointestinal

• Pada embrio berusia ± 7 minggu saluran hidung terus menerobos ke dalam menjadi rongga mulut (primer). Lubang luar makin bergeser ke tengah dan membagi tonjolan dahi menjadi satu prominentia nasalis medialis (tunggal) dan prominential nasalis lateralis (berpasangan) prominensia nasalis medialis lalu bergeser ke depan bersama kedua perpanjangan struktur bentuk sayap kearah samping sedemikian jauh sehingga tumbuh dan berhubungan dengan tonjolan rahang atas.

Page 4: Embriologi gastrointestinal

• Terbentuk bakal bibir atas, philtrum rahang atas dan palatum. Rahang atas lalu berkembang kearah dalam menjadi processu palatinus yang bergeser ketengah, yang tumbuh dengan tonjolan dari sisi lain sehingga memisahkan rongga hidung dengan rongga mulut sebagai lempeng palatun. Di depan prominentia nasalis medialis bersatu dengan kedua tonjolan palatun sehingga membentuk bakal intermaxillary segment yang kelak membentuk daerah kedua gigi seri.

Page 5: Embriologi gastrointestinal

RONGGA MULUT DAN HIDUNG

Page 6: Embriologi gastrointestinal

RONGGA MULUT DAN HIDUNG

Page 7: Embriologi gastrointestinal

Lidah

• Pada dasar lekukan mulut primer, dua tonjolan sudah terbentuk pada minggu ke-6 (berasal dari lengkung mandibula) yang tumbuh ke depan dan cepat menyatu dengan tuberculum lateral.

• Kedua tuberculum tersebut bertemu dengan suatu bakal lidah yang terbentuk di tengah dan berpasangan (tuberculum impar), yang terpisah dari tonjolan yang terbentuk dari lengkung faring ke-2 dan ke tiga melalui suatu alur berbentuk huruf V.

Page 8: Embriologi gastrointestinal

• Dari sana terbentuk pangkal lidah dari titik tengah garis perbatasan ini tumbuh kelenjar tiroid. Setelah duktus ekskretoriusnya berdegenerasi tersisa satu lubang kecil ditempat ini yaitu foramen caecum.

• Di blastema lidah yang berasal dari mesenkim kristak neuralis, sel-sel otot tumbuh dari dorsal (keluar dari somit-somit oksipital) bersama dengan saraf terkait, yang tersusun tiga dimensi sehingga lidah dapat bergerak bebas dalam tiga dimensi dari dasar lidah.

Page 9: Embriologi gastrointestinal
Page 10: Embriologi gastrointestinal

Gigi Geligi

• Pada minggu ke-6, lapisan dasar epitel membentuk bangunan huruf C, yaitu lamina dentis, di sepanjang rahang atas dan bawah.

• Menghasilkan tunas gigi masing2 10 buang.• Tunas2 invaginasi menghasilkan tahap

tudung perkembangan gigi. Tudung ini terdiri atas lapisan luar, epitel gigi luar, lapisan dalam, epitel gigi dalam, inti tengah jar longgar, reticulum stellatum.

Page 11: Embriologi gastrointestinal
Page 12: Embriologi gastrointestinal

• Mesenkim berasal dari krista neuralis papila dentalis.

• Sel2 mesenkim papila berdiferensiasi menjadi odontoblas, yang menghasilkan dentin.

• Sel2 papila dentalis membentuk pulpa gigi.• Sel2 epitel pada epitel gigi luar berdiferensiasi

menjadi ameloblas (pembentuk email) prisma2 email yg diendapkan di dentin. Lapisan kontak antara lapisan email dan dentin perbatasan email dentin

Page 13: Embriologi gastrointestinal

• Pembentukan akar gigi dimulai ketika lapisan epitel gigi menembus ke dalam mesenkim di bawahnya dan membentuk epitel sarung akar.

• Sel2 mesenkim yg di bagian luar gigi sama dentin akar gigi, berdiferensiasi menjadi sementoblas menghasilkan ligamentum periodentale yg mengikat gigi pada kedudukannya dan berfungsi sebagai peredam kejut.

Page 14: Embriologi gastrointestinal
Page 15: Embriologi gastrointestinal

• Semakin panjang akar gigi, mahkota gigi terdorong ke lapisan2 jaringan di atasnya ke dalam rongga mulut. Keluarnya gigi desidua/gigi susu pada usia 6-24 bln setelah lahir.

• Tunas2 untuk gigi tetap terletak pada permukaan lingual gigi susu dan dibentuk selama perkembangan bulan ke-3.

Page 16: Embriologi gastrointestinal
Page 17: Embriologi gastrointestinal

Pharyngeal gut

celah faring

4 bh,yg tetap 1 berkembang meatus akustikus eksternus

Kantong faring Lengkung faring

ektoderm( luar)

Mesoderm (dalam)

Endoder (inti)

Page 18: Embriologi gastrointestinal

Bagian ektoderm

terbentuk lidah

lengkung faring 1,

korpus lingua

Lengkung faring 2,3,sebagian 4 radiks lingua

Lengkung faring 4 epiglotis

Terjadi degenerasi sel

trsisa hanya frenulum

Page 19: Embriologi gastrointestinal

Saluran Pencernaan Bawah

Page 20: Embriologi gastrointestinal

• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.

• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing :– Usus sederhana depan (fore gut)– Usus sederhana belakang (hind gut)– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang

untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.

Page 21: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan usus sederhana depan• Oesopagus– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul

diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas :• Bagian ventral : primordium pernafasan• Bagian dorsal : oesopagus

Page 22: Embriologi gastrointestinal

• Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.

• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X.

• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus

Page 23: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

• Kelainan ini akibat :1. Penyimpangan septum

eosophagotracheale ke posterior2. Faktor-faktor mekanik yang mendorong

dinding dorsal usus depan sederhana ke arah anterior

• Bentuk yang paling sering ditemukan:

1. Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu

2. Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.

Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis

Page 24: Embriologi gastrointestinal

Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru

• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.

• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.

Page 25: Embriologi gastrointestinal

Lambung• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu

ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.

• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.

Page 26: Embriologi gastrointestinal

• Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.

• Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam.

• Akibatnya :– Sisi kiri menghadap ke depan– Sisi kanan menghadap ke belakang– N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan– N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju

belakang

Page 27: Embriologi gastrointestinal

• Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan :– curvatura mayor– curvatura minor

• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.

• Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah

Page 28: Embriologi gastrointestinal
Page 29: Embriologi gastrointestinal

• Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.

• Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung

Page 30: Embriologi gastrointestinal

Kelainan kongenital

• Stenosis Pylorus– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di

daerah pylorus menebal sehingga terjadi penyempitan rongga pylorus

– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan proyektil

Page 31: Embriologi gastrointestinal

Duodenum

• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.

• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.

• Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf “C” dan akhirnya terletak retroperitonial

Page 32: Embriologi gastrointestinal
Page 33: Embriologi gastrointestinal

Hati dan Kandung Empedu

• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada ujung distal fore gut.

• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati)

• Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.

• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.

• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.

Page 34: Embriologi gastrointestinal
Page 35: Embriologi gastrointestinal

Hati dan Kandung Empedu

• Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.

• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris

• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.

Page 36: Embriologi gastrointestinal

Hubungan hati dan peritonium

• Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.

• Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis

• Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale)

• Pada tepi bebas omentum minus terdapat :– Saluran empedu– Vena prota– Arteri hepatica

Page 37: Embriologi gastrointestinal
Page 38: Embriologi gastrointestinal

• Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritonium viscerale, kecuali pada permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum transversum.

• Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan membentuk pars tendinosa diafragma.

• Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma dan tidak pernah diliputi peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area of the liver

Page 39: Embriologi gastrointestinal

Fungsi Hati dalam Janin• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat

badan seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:– Sejumlah besar Sinusoid– Fungsi hemopoetik

• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah dan putih.

• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam rahim.

• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati ± 5% dari berat badan seluruhnya

• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.

Page 40: Embriologi gastrointestinal

• Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.

• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap.

• Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari depan ke belakang.

• Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.

Page 41: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

1. Atresia kandung empedu• Pada mulanya kandung empedu

merupakan alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap

Page 42: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

2. Atresia saluran empedu.• Saluran didalam dan luar hati juga

mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar.

• Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

Page 43: Embriologi gastrointestinal
Page 44: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

3. Bentuk ganda vesica felea.

Page 45: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

4. Pembelahan sebagian vesica felea5. Diverticula pada kandung empedu.

Page 46: Embriologi gastrointestinal

Pancreas• Dibentuk oleh:– Tunas pancreas dorsal– Tunas pancreas ventralYang berasal dari epitel entoderm duodenum

• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.

• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.

• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

Page 47: Embriologi gastrointestinal
Page 48: Embriologi gastrointestinal

• Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu.

• Tunas ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput pancreas.

• Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.

• Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.

• Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil:– Ductus pancreaticus accesorius (santorini)

Page 49: Embriologi gastrointestinal
Page 50: Embriologi gastrointestinal

• Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor.

• Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.

• 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.

Page 51: Embriologi gastrointestinal

• Pulau-pulau langerhans.• Berkembang dari jaringan parenchim

pancreas pada ketiga kehidupan janin.

• Tersebar diseluruh kelenjar.• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.• Kadar insulin janin tidak tergantung

pada kadar insulin ibunya.

Page 52: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital1. Pancreas yang berbentuk cincin– Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian

yang dalam keadaan normal bersatu dan berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.

– Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin.

– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

Page 53: Embriologi gastrointestinal
Page 54: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

2. Pancreas heterotopik – Keadaan dimana jaringan pancreas

dapat ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.

– Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum Meckel.

Page 55: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)

• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.

• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus vitellinus yang sempit.

• Bagian cranial jerat usus akan membentuk:– Bagian distal duodenum – Yeyenum – Ileum (sebahagian)

Page 56: Embriologi gastrointestinal
Page 57: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)

• Bagian caudal jerat usus akan membentuk:– Bagian bawah illeum– Caecum– Appendix– Colon ascenden– 2/3 proximal colon transfersum

Page 58: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)

• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai:– Diferticulum meckel dan diverticulum illeal

• Hernia phisiologyPertumbuhan jerat usus primer sangat pesat

terutama bagian cranialnya.Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan

perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.

Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.

Page 59: Embriologi gastrointestinal
Page 60: Embriologi gastrointestinal

Perputaran usus tengah

• Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.

• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:– 90% selama herniasi – 180o selama jerat usus kembali ke rongga

perut.– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

• Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

Page 61: Embriologi gastrointestinal
Page 62: Embriologi gastrointestinal
Page 63: Embriologi gastrointestinal

Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi

• Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga perut.

• Hal ini mungkin disebabkan:– Menghilangnya mesonephros. – Berkurangnya pertumbuhan hati.– Bertambah luasnya rongga perut.

• Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.

• Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.

• Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.

• Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.

Page 64: Embriologi gastrointestinal
Page 65: Embriologi gastrointestinal

Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi

• Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:– Colon ascenden – Flexura hepatica

• Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit : - Appendix sederhana

• Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat:– Dibelakang caecum – Dibelakang colon

Page 66: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital1. Fixasi jerat-jerat usus.

terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.

2. Sisa-sisa ductus vitellinus.a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada

membentuk sebuah kantong pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan mesenterium.

Page 67: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

b. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina. Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.

c. Kista vitellina atau enterocystoma.Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.

Page 68: Embriologi gastrointestinal
Page 69: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital

3. OmphaloceleJerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.

4. Hernia umbilicalis congenitalisPada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.

Page 70: Embriologi gastrointestinal
Page 71: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital5. Kelainan putaran jerat usus.

Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terletak makin kekanan. Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon transversum menyilang A.mesenterica superior. Bahaya utama dari kelainan ini:a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri, sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.

6. Bentuk ganda saluran pencernaan.Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :- Diverticulum kecil- Kista

Page 72: Embriologi gastrointestinal
Page 73: Embriologi gastrointestinal

Kelainan Kongenital7. Atresia dan stenosis usus.

Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus sederhana. Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya terbentuk

sekat pemisah yang tipis melintasi rongga usus. Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan

rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat stenosis : Peregangan bagian proximal Penyempitan bagian distal.

Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala: Duedonum proximal stenosis sangat melebar Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.

Page 74: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan usus sederhana belakang• Usus sederhana belakang membentuk:

– 1/3 distal colon transversum– Colon ascendens – Sigmoid – Rectum– Bagian atas canalis analis

• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).

• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.

• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang.

• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi :– Sinus urogenitalis sederhana (depan) – Canalis anorectalis (belakang)

Page 75: Embriologi gastrointestinal
Page 76: Embriologi gastrointestinal

Perkembangan usus sederhana belakang

• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :– Membran analis (dibelakang)– Membran urogentalis (didepan)

• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktodium.

• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.

• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica inferior

• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda interna.

• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

Page 77: Embriologi gastrointestinal

Kelainan kongenital1. Anus imperforatus dan atresia ani.– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir

buntu pada membran analis yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.

– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa disebabkan:• Kegagalan perkembangan lobang anus• Atresia recti

Page 78: Embriologi gastrointestinal
Page 79: Embriologi gastrointestinal

Kelainan kongenital

2. Fistula recti– Sering berhubungan dengan anus imperforatus.

Dapat ditemukan :• Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)• Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra (fistula

urorectalis)• Didaerah perineum (fistula recto perinealis)

Page 80: Embriologi gastrointestinal
Page 81: Embriologi gastrointestinal

Terima Kasih!!