59
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang [ Seperti halnya di Amerika Serikat, saat ini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Seringkali penyakit ini mengakibatkan kematian mendadak, ketika karier korban mulai menanjak atau mencapai puncaknya. Jenis PJPD, antara lain: 1) Penyakit Jantung Koroner (PJK), 2) Penyakit Jantung Hipertensi, 3) Penyakit Jantung Reumatik, 4) Penyakit Jantung Bawaan, 5) Penyakit Jantung Paru, 6) Penyakit Pembuluh Darah Otak, 7) Penyakit Pembuluh Darah Perifer/Tepi. Meskipun beberapa jenis Penyakit Jantung, khususnya Penyakit Jantung Koroner yang menjadi penyebab utama kematian, sebenarnya dapat dicegah. Akan tetapi, angka kejadiannya di tanah air kita cenderung terus meningkat. Keberhasilan upaya pencegahan terlihat dengan berkurangnya angka kejadian Penyakit Jantung Koroner di beberapa negara maju, di mana sistem penanggulangan Penyakit Kardiovaskular sudah terstruktur rapi. Gagal jantung kongestif merupakan penyulit/ komplikasi Tekanan Darah Tinggi yang tak terkontrol dengan baik, atau PJK yang luas, cukup sering ditemukan. Bagi orang awam, umumnya mereka tidak dapat membedakan apakah terjadi iskemia atau infark miokard yang mereka kenal

Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang[

Seperti halnya di Amerika Serikat, saat ini Penyakit Jantung dan Pembuluh

Darah (PJPD) telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Seringkali

penyakit ini mengakibatkan kematian mendadak, ketika karier korban mulai menanjak

atau mencapai puncaknya. Jenis PJPD, antara lain: 1) Penyakit Jantung Koroner (PJK),

2) Penyakit Jantung Hipertensi, 3) Penyakit Jantung Reumatik, 4) Penyakit Jantung

Bawaan, 5) Penyakit Jantung Paru, 6) Penyakit Pembuluh Darah Otak, 7) Penyakit

Pembuluh Darah Perifer/Tepi.

Meskipun beberapa jenis Penyakit Jantung, khususnya Penyakit Jantung

Koroner yang menjadi penyebab utama kematian, sebenarnya dapat dicegah. Akan

tetapi, angka kejadiannya di tanah air kita cenderung terus meningkat. Keberhasilan

upaya pencegahan terlihat dengan berkurangnya angka kejadian Penyakit Jantung

Koroner di beberapa negara maju, di mana sistem penanggulangan Penyakit

Kardiovaskular sudah terstruktur rapi.

Gagal jantung kongestif merupakan penyulit/ komplikasi Tekanan Darah

Tinggi yang tak terkontrol dengan baik, atau PJK yang luas, cukup sering ditemukan.

Bagi orang awam, umumnya mereka tidak dapat membedakan apakah terjadi iskemia

atau infark miokard yang mereka kenal hanyalah serangan jantung. Keluhan awal

serangan jantung : rasa berat, tertekan, nyeri, diremas-remas didada tengah yang dalam

istilah medis disebut Angina Pektoris, sebagai tanda otot jantung kekurangan oksigen.

Bil keluhan ini berlangsung kurang dari 15 menit, belum terjadi kerusakan sel-sel otot

jantung dan disebut iskemia Miokard. Bila berlangsung 15 menit atau lebih, maka sudah

terjadi kerusakan sel miokard dan disebut infark miokard.

Pengobatan Penyakit Jantung yang dilakukan sesuai dengan standar

Internasional sangat besar biayanya, dan merupakan beban yang berat untuk negara.

Permasalahan ini sudah dikeluhkan oleh negara-negara maju, baik di benua Amerika,

Eropa, maupun Australia. Bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti

Indonesia, sulit rasanya pengobatan yang ideal dapat dilaksanakan pada semua pasien.

Oleh karenanya, upaya pencegahan sebaiknya lebih digalakkan dengan menyertakan

Page 2: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

2

partisipasi masyarakat, agar penyakit ini dapat dihindari. Upaya mengenali gejala awal

Penyakit Jantung Koroner sangat penting, agar penderita terhindar dari serangan jantung

yang fatal.

B. Ruang Lingkup Masalah

Adapun ruang lingkup masalah pada Asuhan keperawatanAcute Myocard

Infarct yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada Tn “S” dengan

Acute Myocard Infarct (AMI) di Ruang ICCU Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi sampai dengan penerapan

Asuhan Keperawatan pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct (AMI) di Ruang

ICCU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

3. Untuk mengetahui rencana dan tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct (AMI) di Ruang

ICCU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengalaman belajar bagaimana penerapan atau

pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dengan baik dan benar sesuai

konsep teori dan praktek secara tepat, aktual dan sistematis semaksimal

mungkin.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct

(AMI)

b. Dapat merumuskan diagnosa perawatan pada Tn “S” dengan Acute

Myocard Infarct (AMI)

c. Dapat membuat perencanaan pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct

(AMI)

Page 3: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

3

d. Dapat melaksanakan rencana tindakan pada Tn “S” dengan Acute Myocard

Infarct (AMI)

e. Dapat mengevaluasi semua hasil tindakan pada Tn “S” dengan Acute

Myocard Infarct (AMI)

D. Manfaat Penulisan

a. Untuk Mahasiswa

sebagai gambaran dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn “S” dengan

Acute Myocard Infarct (AMI).

b. Untuk Rumah Sakit

sebagai informasi dan sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan Asuhan

Keperawatan pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct (AMI)

c. Untuk Institusi Pendidikan

merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa

dan dapat berguna untuk perbaikan serta peningkatan mutu pendidikan.

E. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Asuhan Keperawatan dilakukan pada tanggal 20september2011 sampai dengan

23September2011.

2. Tempat

Tempat pengkajian dilakukan di ruang ICCU Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang tahun 2011

F. Strategi dan Teknik Penulisan

Dalam kegiatan studi kasus ini teknik dan strategi dalam pengumpulan datanya

menggunakan teknik.

a. Wawancara

Suatu metode tanya jawab yang dilakukan secara langsung pada istriTn “S”,

keluarga, perawat dalam perawatan pada Tn “S” dengan menggunakan format

pengkajian.

Page 4: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

4

b. Observasi

Dengan melakukan pengamatan, pencatatan secara langsung

c. Kepustakaan

Dengan mempelajari buku-buku penunjang, serta materi-materi yang berkaitan

dengan pembuatan laporan kasus ini yang kemudian di gabungkan secara

alamiah dan disimpulkan.

G. SistematikaPenulisanLaporan

Sistematika penulisan dalam laporan ini sesuai dengan sistematika bentuk laporan

yang telah diberikan selama kami mendapat pembekalan pra praktek belajar

lapangan dalam bentuk :

BAB I : Pendahuluan.

BAB ini terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup

masalah,

tujuan penulisan

BAB II : Tinjauan Teori (Konsep dasar Acute Myocard Infarct

(AMI)dan

asuhankeperawatan)

BAB III : Tinjauan Kasus.

Bab ini terdiri dari pengkajian, analisa data , prioritas masalah,

diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, catatan

perkembangan dan evaluasi keperawatan

BAB IV : Pembahasan

Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan diagnosa

keperawatan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Acute Myocard Infarct

Infark adalah iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan

menyebabkan kerusakan sel irreversible serta nekrosis atau kematian otot.(Sylvia A.

price, 2005)

Infark miokard adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot

jantung. (Kapita selekta Kedokteran, 2000)

Infark Myokard Akut (IMA) adalah suatu keadaan nekrosis miokard yang akibat

aliran darah ke otot jantung terganggu. (Hudack & Galo 1996).

Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh

kerusakan aliran darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner

diakibatkan olehaterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan.

(Carpenito L.J. , 2000).

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai

darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner &

Suddarth, 2001)

B. Etiologi

1. Gangguan pada arteri koronaria – berkaitan dengan atherosclerosis, kekakuan, atau

penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau trombus.

Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:

a. Faktor pembuluh darah

Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah

mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh

darah diantaranya: atherosclerosis (arteroma mengandung kolesterol), spasme

(kontraksi otot secara mendadak/ penyempitan saluran), dan arteritis (peradangan

arteri).

Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi dan biasanya dihubungkan dengan

beberapa hal antara lain : (i) mengkonsumsi obat-obatan tertentu, (ii) stress

emosional atau nyeri, (iii) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (iv) merokok.

Page 6: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

6

b. Faktor Sirkulasi

Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke

seluruh tubuh sampai lagi ke jantung. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada

sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis (penyempitan aorta dekat katup)

maupun insufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, maupun

trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardiak out put (COP)

c. Faktor darah

Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Hal-hal

yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain : anemia,

hipoksemia, dan polisitemia.

2. Penurunan aliran darah system koronaria – menyebabkan ketidakseimbangan antara

myocardial O2 Supply dan kebutuhan jaringan terhadap O2.

Pada penderita penyakit jantung, meningkatnya kebutuhan oksigen tidak

mampu dikompensasi, diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung untuk

meningkatkan COP. Oleh karena itu, segala aktivitas yang menyebabkan

meningkatnya kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya :

aktivitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard

bisa memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus disuplai

oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari pemompaan yang tidak

efektive.

C. Anatomi dan Fisiologi

Jantung memiliki empat ruang terpisah atau ruang . Majelis tinggi pada setiap

sisi jantung, yang disebut atrium, menerima dan mengumpulkan darah yang datang ke

Page 7: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

7

jantung. atrium kemudian memberikan darah ke ruang bawah yang kuat, yang disebut

ventrikel , yang memompa darah jauh dari jantung melalui kuat, kontraksi berirama.

Jantungmanusia sebenarnya adalah dua pompa di satu. Sisi kanan menerima

darah oksigen-miskin dari berbagai daerah tubuh dan memberikan ke paru-paru. Dalam

paru-paru, oksigen diserap dalam darah. Sisi kiri dari heartreceives darah kaya oksigen

dari paru-paru dan menyampaikan ke seluruh tubuh.

Sinoatrial Node (sering disebut node node SA atau sinus) berfungsi sebagai

alat pacu jantung alami bagi jantung. Terletak di daerah atas atrium kanan, itu

mengirimkan impuls listrik yang memicu detak jantung masing-masing.

D. Patofisiologi

Penyebab sumbatan tidak diketahui. Diperkirakan adanya penyempitan arteri

koronaria yang disebabkan karena penebalan dari dinding pembuluh darah, vasospasme,

emboli atau trombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah pada arteri

koronaria menyebabkan suplay oksigen yang menuju ke jantung berkurang, jantung

yang kekurangan oksigen akan mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi

anaerob, perubahan ini menyebabkan penurunan pembentukan fosfat yang berenergi

tinggi dimana hasil akhir dari metabolisme anaerob ini berupa asam laktat, apabila

berlangsung lebih dari 20 menit akan terjadi ischemia jantung yang meningkat, sehingga

akan menyebabkan nyeri dada yang hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut

terjadi shock kardiogenik.

Hemodinamik mengalami perubahan yang menyebabkan berkurangnya curah

jantung. Meningkatkan tekanan ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga dapat

menimbulkan kelebihan cairan dalam tubuh. Perubahan hemodinamik ini bila

berlangsung lama akan menyebabkan jaringan rusak bahkan kematian pada otot

jantung.

E. Manifestasi Klinis

Adapun Manifestasi Klinis Acute Myocard Infarct (AMI) yakni

1. Nyeri dada menetap, nyeri dada bagian tengah dan epigastrium tidak hilang dengan

istirahat atau nitrat, nyeri menyebar secara luas ; dapat menyebabkan arrhythmias,

hypotension, shock, gagal jantung

Page 8: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

8

2. Banyak keringat, kulit lengas lembab

3. Tekanan darah menurun

4. Dyspnea, kelemahan, dan membuat pingsan

5. Nausea dan vomiting

6. Cemas dan gelisah

7. Tachycardia atau bradycardia

8. kelelahan berat

9. abdominal distres atau epigastric distres

10. nafas pendek.

Banyak pasien tidak memiliki tanda dan gejala di atas yang disebut dengan ”silent

myocardial infarctions”. Meskipun terjadi kerusakan myocardium.

F. Patoflow

Page 9: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

9

G. Komplikasi

1. Infark menyebar ke organ lain

Kontraktilitas berkurang sehingga menimbulkan tromboembolus,

tromboembolus ini akan menyebabkan sumbatan di bagian jantung lain yang tidak

terkena infark

2. Gagal jantung kongestif

Page 10: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

10

Jantung tidak mampu memompa keluar semua darh yang diterimanya. Dapat

timbul pada infark yang cukup luas timbul setelah pengaktifan reflex baroreseptor.

Pengaktifan tersebut mningkatkan aliran darah kebagian jantung yang rusak serta

kontriksi arteri dan arteriol disebelah hilir. Hal ini menyebabkan darah berkumpul

dijantung yang menimbulkan peregangan berlebihan terhadap sel-sel otot jantung.

Apabila peregangan cukup hebat maka kontraktilitas jantung dapat berkurang

karena sel-sel otot tertinggal pada  kurvapanjang tegangan.

3. Syok kardiogenik

Terjadi apabila curah jantung sangat berkurangdalam waktu lama. Syok

kardiogenik dapat fatal pada waktu infark atau menimbulkan kematian atau

kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal

karena iskemia.

4. Perikarditis

Terjadi beberapa hari setelah infark  dan timbul akibat reaksi peradangan

setelah cedera atau kematian sel. Sebagian jenis perikarditis dapat timbul beberapa

minggu setelah infark dan mencerminkan reaksi hipersensitifitas imun terhadap

reaksi jaringan.

5. Aneurisma ventrikel

Setelah infark kontraktillitas miokardium berkurang akibat timbulnya

jaringan parut sehingga terjadi kelemahan pada otot jantung.

6. Ruptur miokardium

Selama atau setelah infark berlangsung

H. Pemeriksaan Penunjang

1. EKG : menunjukkna peningkatan gelombang S – T, iskemia berarti ; penurunan

atau datarnya gelombang T, menunjukkan cedera, : dan atau adanya gelombang Q.

2. Enzim jantung dan iso enzim : CPK –MB (isoenzim yang ditemukan pada otot

jantung ) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12 – 24 jam, kembali

normal dalam 36-48 jam : LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-

48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal. AST ( aspartat

amonitransfarase )meningkat (kurang nyata / khusus) terjadi dalam 6-12 jam,

memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.

Page 11: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

11

3. Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat

mempengaruhi kontraktilitas.

4. Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah

IM sehubungan dengan proses inflamasi.

5. Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah IM, menjukan

iflamasi.

6. Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfusi organ akut /

kronis

7. GDA/oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut

atau kronis.

8. Kolesteron atau trigelisarida serum : meningkat, menunjukkan arteriosklerosis

sebagai penyebab IM.

9. Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK

atau aneurisma ventrikuler.

I. Penatalaksanaan Medis

1. Istirahat total

2. Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam bila ada gagal jantung

3. Pasang infuse dekstrose 5% untuk persiapan pemberian obat intravena

4. Atasi nyeri

Morfin 2,5 – 5 mg iv atau petidin 25-50 mg im bisa di ulang-ulang

Lain-lain nitrat, antagonis kalsium dan beta bloker

5. Oksigen 2-4 liter/menit

6. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg peroral. Pada insomnia dapat

ditambah flurazepam 15-30 mg

7. Antikoagulasi

Heparin 20.000 – 40.000 U/ jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan atas indikasi.

Diteruskan asetakumarol atau warfarin

8. Streptokinase/trombolisis

9. Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran

pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan

Page 12: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

12

sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis kematian dapat diturunkan

sebesar 40%.

J. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Aktifitas

Gejala :Kelemahan, Kelelahan, Tidak dapat tidur, Pola hidup menetap,

Jadwal olah raga tidak teratur

Tanda :TakikardiDispnea pada istirahat atau aaktifitas.

b) Sirkulasi

Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan

darah, diabetes mellitus.

Tanda : - Tekanan darah dapat normal / naik / turun, Perubahan postural

dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri, Nadi dapat normal ,

penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan

pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).

- Bunyi jantungBunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin

menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau

komplain ventrikel.

- MurmurBila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot

jantung

- Friksi ; dicurigai Perikarditis

- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur

- Edema

Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,

krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.

- WarnaPucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa

atau bibir

c) Integritas ego

Page 13: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

13

Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan

ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir

tentang keuangan , kerja , keluarga.

Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,

perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri.

d) Eliminasi

Tanda : normal, bunyi usus menurun.

e) Makanan atau cairan

Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar

Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan

berat

badan

f) Higiene

Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan

g) Neurosensori

Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )

Tanda : perubahan mental, kelemahan

h) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala :Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan

dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin

(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral).

Lokasi :Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke

tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium,

siku, rahang, abdomen, punggung, leher.

Kualitas :“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.

Intensitas :Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling

buruk yang pernah dialami.

i) Pernafasan:

Page 14: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

14

Gejala :dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat, dispnea nokturnal, batuk

dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit

pernafasan kronis.

j) Tanda :peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak / kuat, pucat, sianosis,

bunyi

nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum

k) Interaksi sosial

Gejala :Stress, Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit,

perawatan di RS

Tanda :Kesulitan istirahat dengan tenang, Respon terlalu emosi ( marah terus-

menerus, takut ), Menarik diri

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

Intervensi :

a) Ukurskala nyeri yang dirasakan klien

b) Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri seperti menarik nafas

dalam, mendengarkan musik atau guided imagery.

c) Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan seperti menjaga suhu ruangan 25º C, jaga agar ruangan

tetap tengang dan batasi pengunjung

d) Monitor tanda-tanda vital klien

e) Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi

b) Kaji tanda-tanda vital klien

c) Kaji kemampuan toleransi pasien dalam pelepasan alat oksigenasi saat makan

d) Monitor aliran O2dan kondisi alat

e) Monitor tingkatefektivitas terapi O2

Page 15: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

15

f) Berikan pasien lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan proses

penyembuhan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Kaji tanda-tanda vital klien

b) Bantu pasien mengkaji aktivitas ringan yang mampu dilakukan

c) Bantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti ambulansi,

pindah dan perawatan diri secara bertahap

d) Anjurkan klien untuk Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada saat nyeri

e) Batasi kunjungan kepada klien

f) Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abomen, contoh

mengejan saat defekasi

g) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat akivitas

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner.

Intervensi :

a) Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti bingung,

letargi, gelisah, syok.

b) Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi

perifer.

c) Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, kerja otot aksesori, bunyi

napas)

d) Pantau fungsi gastrointestinal (anorksia, penurunan bising usus, mual-muntah,

distensi abdomen dan konstipasi).

e) Pantau asupan caiaran dan haluaran urine, catat berat jenis.

f) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (gas darah, BUN, kretinin, elektrolit)

g) Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan:

- Hepari / Natrium Warfarin (Couma-din)

Page 16: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

16

- Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Antasida.

- Trombolitik (t-PA, Streptokinase)Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai

5. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman

kematian.

Intervensi:

1. Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukkan kecemasan klien.

2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah, cemas/takut terhadap

situasi krisis yang dialaminya.

3. Orientasikan klien dan orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas

yang diharapkan.

4. Kolaborasi pemberian agen terapeutik anti cemas/sedativa sesuai indikasi

(Diazepam/Valium, Flurazepam/Dal-mane, Lorazepam/Ativan).

Klien mungkin tidak menunjukkan keluhan secara langsung tetapi kecemasan

dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukkan

adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “S”

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

ACUTE MYOCARD INFARCT (AMI)

DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2011

A. Pengkajian

I. IdentitasKlien

Nama : Tn. “S”

Umur : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Menikah

No MR : 033436

Page 17: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

17

Alamat : Jl. Ki.A Marogan Lr. RT 10/03 Kel. SU II

Tgl Masuk Rumah Sakit : 20 September 2011 pukul:04.30WIB.

Tgl Pengkajian : 20 September 2011 Pukul 09.00WIB

Penanggung jawab

Nama : Ny.”S”

Umur : 48Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Istri

Alamat : Jl. Ki.A Marogan Lr. RT 10/03 Kel. SU II

II. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama saat masuk RS

Klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri seperti tertekan yang muncul secara tiba-

tiba pada saat beraktivitas, klien mengatakan sesak nafas dan pusing.

Keluhan yang dirasakan pada saat pengkajian

Klien mengatakan merasa pusing dan terlihat sesak serta merasakan nyeri dada

sebelah kiri seperti tertekan pada saat beraktivitas.

Riwayat Perjalanan Penyakit

klien datang ke Rumah Sakit langsung ke IGD RS.Muhammadiyah Palembang

dengan keluhan Nyeri dada sebelah kiri seperti tertekan yang muncul tiba-tiba pada

saat beraktivitas, Keluarga mengatakan klien mengeluh BAB Cair selama 3 hari

dan dalam 1 hari bisa lebih dari 5 kali hingga dibawa ke IGD, setelah kondisi

pasien mulai stabil pasien lalu dipindahkan ke ruang ICCU.

III. Riwayat Penyakit Dahulu

Sekitar 1 tahun yang lalu klien menderita Diabetes Melitus serta alergi pada

makanan tertentu

IV. Pemeriksaa Fisik

Page 18: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

18

1. Status Kesehatan Umum

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital : TD : 90/70 mmHg RR : 28 x/menit

S : 36 0C N : 108 x/menit

2. Kepala

Inspeksi : Muka simetris,rambut warna hitam, kulit kepala bersih, tak ada

lesi, wajah menyeringai menahan nyeri

Palpasi   : Tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala

3. Kulit, Rambut, Kuku

            Inspeksi : Warna putih, pucat dan tidak ada lesi.

            Palpasi   : Kulit  teraba dingin dan lembab

                            Textur                    : baik

                            Turgor kulit             : elastis

4. Mata

Inspeksi  : Mata simetris ka/ki, konjungtiva anemis, Pupil: isokor, sclera putih,

Palpasi   : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata(TIO)

5. Telinga

Inspeksi : Telinga simetris ka/ki, ada serumen, tidak ada lesi

6. Hidung

Inspeksi : Hidung tampak simetris, tidak ada massa atau benjolan, tidak ada

lesi dan  secret, tidak ada epitaksis.

Palpasi   : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip

7. Mulut

Inspeksi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi tlengkap,

tidak ada pembesaran kelenjar tonsil.

8. Leher

Inspeksi : Simetris ka/ki, warna kulit merata, tidak ada jejas.

Palpasi    : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

9. Sistem Kardiovaskuler

Irama Jantung : Ireguler

Page 19: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

19

Nyeri dada : Ada, sebelah kiri seperti tertekan.

Bunyi Jantung: Bunyi jantung III gallop

10. Sistem Pernafasan

Perkusi : Sonor inspeksi : dada simetris, RR: 28 x/menit

Auskultasi : Vesikuler sesak (+).

11. Sistem Persyarafan

GCS : 15, M: 6. V: 5. E: 4.

Reflek fisiologis reflek patologi : Tidak ada masalah

12. Sistem Pencernaan

Mulut : Bersih

Tenggorokan : Tidak ada massa

BAB : -Konstipasi: Cair, frekuensi: >5x sehari.

13. Sistem Endokrin

Tiroid : tidak ada pembesaran pada kelenjer tyroid

XI. Pemeriksaan Penunjang

LaboratoriumTanggal : 20 September 2011

Pemeriksaan Hasil NormalHemoglobin 14,1 L: 13,2 - 17,3 s/dl,

P: 11,7 – 15,5 s/dlLeukosit 11.600LED 58 L: <10 mm/jam

P: <15 mm/jamTrombosit 272.000 150.000 - 400.000/LHematokrit 41 L: 40 - 54%

P: 35 – 47%Na serum 137 135 – 150 mE q/LKalium Serum 3,9 3,5 – 5,0 mEq/LUrea 35 10 -50 mg/dLCreatinin 0,7 L: 0,6 – 1,1 mg/L

P: 55 – 59 mg/LBSS 394 60 – 120 mg/dLCPK 30 L : 60 – 400

P : 40 – 150

Page 20: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

20

P : 40 – 150CKMB 19 >25

Hasil EKG: ST elevasi di lead III, aVF.

ST depresi di lead V3-V6, I AVL

V. Therapy

1. O2tambahan dengan kanula nasal 3 ltr

2. IVFD RL gtt 20 x/m micro

3. Aspilet tablet 1 x 1

4. Laxadin syrup 3 x mg/ sendok makan

5. Clobazam 2 x 10 mg

6. Injeksi Insulin (Noporavid) 3 x 8 unit melalui IntraMuskuler(IM) deltoid.

7. Isobrit Dinitrat (ISDN) 3 x 1

VI. Diet: Diet DJ III.

NAMA : Tn “S”

UMUR : 52 Tahun

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myocard Infacrt

TANGGAL : 20 Juli 2011

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1. Ds: Klien mengatakan Nyeri seperti tertekan sebelah kiri.

Do:- Pasien tampak

Iskemia miokardium

Kemampuan sel menghasilkan ATP aerobis lenyap

Sel melepaskan kalium & enzim intra sel

Nyeri Akut

Page 21: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

21

pucat dan wajah menyeringai menahan nyeri.

- Nyeri dada (+) sebelah kiri

- klien terlihat lemas-Pemeriksaan EKG : ST elevasi di lead III,

aVF ST depresi di lead

V3-V6, I AVL

           - Vital signsuhu : 360 CNadi : 108 x/menit TD   :90/70 mmHgRR    : 28 x/menit

Menciderai sel lebih lanjut

reaksi peradangan

menstimulasi reseptor nyeri (bradikinin & prostaglandin)

Afferent

Medulla spinalis

Thalamus

Korteks Serebri

Efferent

Nyeri

2. Ds: Klien mengatakan sulit untuk bernafas

Do:- klien terlihat lemas- sesak (+)- klien teraba dingin

& pucat-Pemeriksaan EKG : ST elevasi di lead III,

aVF ST depresi di lead

V3-V6, I AVL

           - Vital signsuhu : 360 CNadi : 108 x/menit TD   :90/70 mmHgRR    : 28 x/menit

Iskemia miokardium

kontraktilitas pemompaan menurun

respons baroreseptor

peningkatan vol plasma

peningkatan aliran balik vena

peningkatan preload

penumpukan darah d jantung& paru

peningkatan frekuensi pernapasan

pola nafas inefektif

pola nafas inefektif

3. Ds: - klien mengatakan masih sesak ketika bernapasKlien mengatakan Nyeri seperti tertekan pada dada

Kontraktilitas pemompaan menurun

Penurunan vol. Sekuncup

Penurunan Tek.Darah sistemik

Intoleransi aktivitas

Page 22: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

22

sebelah kiri

Do:- Pasien tampak

pucat dan wajah menyeringai menahan nyeri.

- Sesak (+)- Rentang gerak

terbatas

- klien terlihat lemas-Pemeriksaan EKG : ST elevasi di lead III,

aVF ST depresi di lead

V3-V6, I AVL

           - Vital signsuhu : 360 CNadi : 108 x/menit TD   :90/70 mmHg

RR    : 28 x/menit

Penurunan darah ke otot rangka

Kelemahan persendian

Intoleransi aktivitas

4 Ds: - klien mengatakan masih sesak ketika bernapas

Klien mengatakan Nyeri seperti tertekan pada dada sebelah kiri

Do:- Pasien tampak

pucat dan wajah menyeringai menahan nyeri.

- Sesak (+)- Kulit teraba dingin - Ektrimitas lemah

- klien terlihat lemas

- Vital signS: 360 CN : 108 x/menitTD   :90/70 mmHgRR    : 28 x/menit

Penurunan Darah sistemik

HipoksiaJaringan

Sianosis

Penurunan Perfusi jaringan

(Risiko tinggi)

Perubahan perfusi

jaringan.

Page 23: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

23

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner.

NAMA : Tn “S”

UMUR : 52 Tahun

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myocard Infacrt

TANGGAL : 20 September 2011

D. RENCANA KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan atau Kriteria Hasil

Intervensi

1

.

Nyeri (akut)

berhubungan

dengan

iskemia

jaringan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x24 jam diharapkan pasien mampu mengontrol nyeri dengan kriteria

1. Ukur skala nyeri yang dirasakan klien

2. Ajarkan teknik relaksasi untuk

mengurangi nyeri seperti menarik nafas

dalam, mendengarkan musik atau guided

Page 24: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

24

sekunder

terhadap

sumbatan

arteri koroner

hasil :- Nyeri klien berkurang

dengan skala 2 - Ekspresi wajah dan

oral tidak tampak menahan nyeri berat

- Vital sign dalam rentang normal:

S: 36,5ºC-37,5ºCTD: 110/70 mmHg-

139/89 mmHgN: 60-100 x/ menitRR: 16-24 x/ menit

imagery.

3. Kontrol faktor lingkungan yang

mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan seperti menjaga suhu

ruangan 25º C, jaga agar ruangan tetap

tengang dan batasi pengunjung

4. Monitor tanda-tanda vital klien

Kolaborasi 

1. berikan obat sesuai indikasi

2 Pola nafas in

efektif

berhubungan

dengan

hiperventilasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien mampu meningkatkan ventilasi yang adekuat dengan kriteria hasil:

§  - RR dalam rentang normal (16-24 x/mnt)

§  - Penggunaan otot-otot bantu pernafasan tidak tampak (3 point position)

- Tidak ada retraksi dada

1. Berikan oksigen tambahan dengan kanula

nasal atau masker sesuai indikasi

2. Kaji tanda-tanda vital klien

3. Kaji kemampuan toleransi pasien dalam

pelepasan alat oksigenasi saat makan

4. Monitor aliran O2dan kondisi alat

5. Monitor tingkatefektivitas terapi O2

6. Berikan pasien lingkungan yang kondusif

untuk istirahat dan proses penyembuhan

Page 25: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

25

3 Intoleransi

aktivitas b.d

ketidakseim

bangan

antara

suplai

oksigen

miokard

dan

kebutuhan

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien mampu meningkatkan aktivitas kriteria hasil sebagai berikut:

     - Suara jantung abnormal (BJ III gallop) tak tampak ketika beraktivitas

     - Vital sign dalam rentang normal ketika beraktivitas

RR:16-24x/menit N:60-100x/menitS: 36,50C – 37,50CTD: 110/70 -

139/89mmHg    - Kelemahan berat tak

tampak

1. Kaji tanda-tanda vital klien

2. Bantu pasien mengkaji aktivitas ringan

yang mampu dilakukan

3. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas

fisik sehari-hari seperti ambulansi, pindah

dan perawatan diri secara bertahap

4. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada

dasar nyeri

5. Batasi kunjungan kepada klien

6. Anjurkan klien untuk menghindari

peningkatan tekanan abomen, contoh

mengejan saat defekasi

7. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari

tingkat akivitas

4 4.(Risiko

tinggi)

Perubahan

perfusi

jaringan b/d

penurunan/su

mbatan aliran

darah

koroner.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat mendemonstrasikan perfusi jarinngan kembali adekuat dengan kriteria hasil:

- Vital sign dalam rentang normalS: 36,5ºC-37,5ºCTD: 110/70 mmHg-

139/89 mmHgN : 60-100 x/ menitRR: 16-24 x/ mnt

- Tidak tampak kulit dingin dan pucat.

- Tidak terdapat nyeri dada

1. Catat frekuensi pernafasan

2. Lakukan tindakan untuk memperbaiki /

mempertahankan jalan nafas misalnya ,

batuk, penghisapan lendir dll.

3. Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai

kebutuhan / toleransi pasien

4. Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan

kelemahan/ kelelahan selama kerja atau

tanda vital berubah.

5. Pantau tanda-tanda sianosis, kulit

dingin/lembab dan catat kekuatan nadi

perifer.

Page 26: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

26

NAMA : Tn“S”

UMUR : 52 Tahun

DIAGNOSA MEDIS : Acute Myocard Infacrt

TANGGAL : 21 September 2011

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tangg

al

Diagnosa Wakt

uImplementasi Catatan Perkembangan

21Sep

t 2011

Dx 1 : Nyeri

(akut)

berhubungan

dengan

iskemia

jaringan

sekunder

terhadap

sumbatan

arteri koroner

07.30 1. Mengukur skala nyeri yang dirasakan klien, yakni skala 5(sedang).

2. mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri seperti menarik nafas dalam.

3. Mengontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan seperti menjaga suhu ruangan 25º C, jaga agar ruangan tetap tengang dan membatasi pengunjung

4. mengukur tanda-tanda vital klien

Kolaborasi 1. memberikan obat sesuai

indikasi

S: Klien mengatakan nyeri berkurang

O: - KU :Lemah- Nyeri dada (+)- klien terlihat lemas-Pemeriksaan EKG :  Sinus rytme-skala nyeri yakni:

5(sedang).            - Vital sign

suhu : 36,3 CNadi : 104 x/menit TD   :120/80 mmHgRR    : 23 x/menit

A : Masalah belum teratasiP :Intervensi dilanjutkan

- Kaji skala nyeri yang dirasakan klien

- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri seperti menarik nafas dalam, mendengarkan musik atau guided imagery.

- Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

Page 27: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

27

seperti menjaga suhu ruangan 25º C, jaga agar ruangan tetap tengang dan batasi pengunjung

- Monitor tanda-tanda vital klien

Kolaborasi - berikan obat sesuai

indikasi21Sep

t 2011

Dx 2: Pola

nafas in

efektif

berhubungan

dengan

hiperventilasi

09.00 1. Memberikan oksigen

tambahan dengan kanula

nasal sebanyak 3 ltr yang

memang telah terpasang

sejak tanggal 20 sept 2011

2. Mengukur tanda-tanda

vital klien

3. Mengkaji kemampuan

toleransi pasien dalam

pelepasan alat oksigenasi

saat makan

4. Memonitor aliran O2 dan

kondisi alat

5. Memonitor tingkat

efektivitas terapi O2

6. Memberikan pasien

lingkungan yang kondusif

untuk istirahat dan proses

penyembuhan

S: Klien mengatakan sesak berkurang

O:- klien terlihat lemas- sesak (+)- Respirasi masih

dibantu O2tambahan- klien teraba hangat-Pemeriksaan EKG : Sinus Rytme

           - Vital signsuhu : 36,50 CNadi : 92 x/menit TD   :110/70 mmHgRR    : 21 x/menit

A: Masalah teratasi sebagianP: Intervensi dilanjutkan

- Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi

- Kaji tanda-tanda vital klien

- Kaji kemampuan toleransi pasien dalam pelepasan alat oksigenasi saat makan

- Monitor aliran O2 dan kondisi alat

- Monitor tingkat efektivitas terapi O2

- Berikan pasien lingkungan yang

Page 28: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

28

kondusif untuk istirahat dan proses penyembuhan

21

sept

2011

Dx3:

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimb

angan antara

suplai

oksigen

miokard dan

kebutuhan

10.30 1. Mengukur tanda-tanda

vital klien

2. Membantu pasien

mengkaji aktivitas ringan

yang mampu dilakukan

3. Membantu pasien untuk

melakukan aktivitas fisik

sehari-hari seperti

ambulansi, pindah dan

perawatan diri secara

bertahap

4. Meningkatkan istirahat,

batasi aktivitas pada dasar

nyeri

5. Membatasi kunjungan

kepada klien

6. Menganjurkan klien untuk

menghindari peningkatan

tekanan abomen, contoh

mengejan saat defekasi

7. Menjelaskan pola

peningkatan bertahap dari

tingkat akivitas yakni

bangun dari tempat tidur

bila tidak ada nyeri

S: - Klien mengatakan Nyeri berkurang

- Sesak yang dirasakan klien berkurang

O:

- Respiraasi masih dibantu O2tambahan

- Rentang gerak terbatas- klien terlihat lemas-Pemeriksaan EKG : Sinus Rytme

- Vital signsuhu : 36,7 CNadi : 88 x/menitTD :110/70 mmHgRR : 21 x/menit

A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan

- Kaji tanda-tanda vital klien

- Bantu pasien mengkaji aktivitas ringan yang mampu dilakukan

- Bantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti ambulansi, pindah dan perawatan diri secara bertahap

- Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada dasar nyeri

- Batasi pengunjung yang mengunjungi klien

21

Sept

Dx 4: (Risiko

tinggi)

11.00 1. Mencatat frekuensi

pernafasan yakni 21 x/m

Ds: - klien mengatakan sesaknya berkurang

Do:

Page 29: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

29

2011 Perubahan

perfusi

jaringan b/d

penurunan/su

mbatan aliran

darah

koroner.

2. Melakukan tindakan

untuk memperbaiki /

mempertahankan jalan

nafas dengan pemberian

O2tambahan

3. Meninggikan tempat tidur

sesuai kebutuhan /

toleransi pasien

4. Mengkaji toleransi

aktifitas misalnya keluhan

kelemahan/ kelelahan

selama kerja

5. Memantau tanda-tanda

sianosis, kulit

dingin/lembab

dan Mencatat kekuatan

nadi perifer.

- Pasien tidak lagi tampak pucat

- Kulit teraba hangat- Ektrimitas lemah- klien terlihat lemas- Vital sign

Nadi : 88 x/menitTD :110/70 mmHgRR : 21 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Catat frekuensi pernafasan

- Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas

- Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien

- Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah.

- Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer.

NAMA : Tn“S”UMUR : 52 TahunDIAGNOSA MEDIS : Acute Myocard InfacrtTANGGAL : 23 September 2011

F. EVALUASI

Tanggal Dx Waktu Evaluasi

23 Sept

2011

Dx 1 11.45 S: Klien mengatakan nyeri dada menghilang

O: - KU :Membaik

Page 30: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

30

- Nyeri dada (-)- klien terlihat membaik-Pemeriksaan EKG :  Sinus rytme

           - Vital signsuhu : 36,3 CNadi :  80 x/menit TD   :110/70 mmHgRR    : 20 x/menit

A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan di ruang penyakit dalam

- Ajarkan teknik relaksasi saat nyeri dada timbul

- Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi

respon pasien terhadap ketidaknyamanan seperti

membatasi pengunjung

- Monitor tanda-tanda vital klien

- Berikan obat sesuai indikasi

23 Sept

2011

Dx 2 12.15 S: Klien mengatakan tidak lagi merasa sesak

O: - KU :membaik- Nyeri dada (-)- Sudah tidak menggunakan O2tambahan - klien terlihat membaik-Pemeriksaan EKG :  Sinus rytme

           - Vital signsuhu : 36,1 CNadi : 73 x/menit TD   :110/70 mmHgRR    : 20x/menit

A : Masalah Teratasi sebagianP: Intervensi dilanjutkan di Ruang Penyakit Dalam

- Kaji tanda-tanda vital klien

- Berikan pasien lingkungan yang kondusif untuk

istirahat dan proses pemulihan

23Sept

2011

Dx 3 12.30 S: - Klien mengatakan sesak hilang- Klien mengatakan tidak lagi merasakan nyeri dada

Page 31: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

31

O: - klien terlihat membaik- sesak (-)- Nyeri dada (-)- akral teraba hangat- sudah mampu ke kamar mandi sendiri walaupun

masih di bantu keluarga-Pemeriksaan EKG :  Sinus Rytme

           - Vital signsuhu : 36,1 CNadi : 73 x/menit TD   :110/70 mmHgRR    : 20x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi Dilanjutkandi ruang penyakit dalam

- Kaji tanda-tanda vital klien

- Bantu pasien mengkaji aktivitas ringan yang

mampu dilakukan

- Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas saat timbul

nyeri

- batasi pengunjung dan atau kunjungan oleh klien

23 sept

2011

Dx4 12.30 S:

- klien mengatakan tidak lagi sesak

O:

- Klien tidak lagi tampak pucat - Klien tidak lagi menggunakan O2 tambahan- Kulit teraba hangat- Ektrimitas membaik- Vital sign:

S : 36,1 CN : 73 x/menitTD   :110/70 mmHgRR    : 20x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan di Ruang Penyakit dalam

- Catat frekuensi pernafasan

Page 32: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

32

- Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah.

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengadakan pengamatan langsung pada Asuhan Keperawatan pada Tn

“S” dengan Acute Myocard Infacrt (AMI) di ruang ICCU RS. Muhammadiyah

Palembang, maka dalam Bab pembahasan ini penulis akan membahas kesenjangan

antara teori yang didapat dengan praktek yang dilakukan di lapangan serta faktor-faktor

penghambat dan cara-cara menanggulanginya, sesuai hambatan atau masalah yang

dihadapi.

Sehubungan dengan hal yang diatas dalam bab ini akan dibahas mengenai

jalannya proses keperawatan yang meliputi kesulitan – kesulitan yang dapat

menghambat dan cara-cara menanggulanginya.

A. Pengkajian

Page 33: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

33

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan oleh karena itu

pengkajian harus dilakukan secara cermat dan teliti melalui wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam melakukan pengkajian ini penulis menemukan faktor penunjang.

Adapun faktor penunjang atau pendukung yang penulis temukan:

1. Sikap keluarga yang memberikan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan yang

diajukan

2. Data yang diperlukan dapat diperoleh dari sumber yang ada (perawat dan data

status pasien)

3. Telah tersedia format pengkajian mulai hal ini dapat mempermudah dalam

pengumpulan data sebagai pertanyaan yang diajukan pada klien terarah dan

sistematis.

Pengkajian merupakan langkah awal untuk mengumpulan data danmencari

masalah yang ada berdasarkan teori, pengkajian dari data-data objektif dan subjektif.

1. Data Objektif

- Pasien tampak pucat dan wajah menyeringai menahan nyeri pada dada sebelah kiri dan ulu hati.

- Sesak (+)- Rentang gerak terbatas-  klien terlihat lemas- Pemeriksaan EKG : 

ST elevasi di lead III, aVF ST depresi di lead V3-V6, I AVL

- Vital signsuhu : 360 CNadi : 108 x/menit TD   :90/70 mmHgRR    : 28 x/menit

2. Data Subjektif

- Klien mengatakan sesak ketika bernapas

- Klien mengatakan Nyeri seperti tertekan pada dada sebelah kiri.

B. Diagnosa Keperawatan

Page 34: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

34

Diagnosa keperawatan adalah pertanyaan yang menjelaskan status kesehatan

atau masalah aktual atau potensial perawat mamakai proses keperawatan dalam

mengidentifikasi dan mensintesis data klinis dan menentukan intervensi keperawatan

untuk mengurangi, menghilangkan, mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada

tanggung jawabnya

Menurut Doenges kemungkinan diagnosa yang muncul yaitu:

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner.

5. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman

kematian.

Dari lima diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. “S” penulis dapat

mengangkat4 diagnosa keperawatan yaitu:

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner.

C. Intervensi Keperawatan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah selanjutnya adalah

menyusun rencana keperawatan langkah didalam perencanaan ini sangat pentingnya

karena merupakan langkah yang menentukan dalam mencapai keberhasilan asuhan

keperawatan yang dilakukan perencanaan disusun sesuai dengan diagnosa keperawatan

yang ditemukan. Adapun rencana yang dibuat oleh penulis berdasarkan perawatan klien

adalah sebagai berikut :

Page 35: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

35

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Ukurskala nyeri yang dirasakan klien

b) Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri seperti menarik nafas dalam,

mendengarkan musik atau guided imagery.

c) Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan seperti menjaga suhu ruangan 25º C, jaga agar ruangan tetap

tengang dan batasi pengunjung

d) Monitor tanda-tanda vital klien

e) Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi

Faktor pendukung :

Adanya kerjasama yang baik dengan perawat ruangan dan keluarga sehingga

pelaksanaan intervensi berjalan dengan baik.

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi

b) Kaji tanda-tanda vital klien

c) Kaji kemampuan toleransi pasien dalam pelepasan alat oksigenasi saat makan

d) Monitor aliran O2dan kondisi alat

e) Monitor tingkatefektivitas terapi O2

f) Berikan pasien lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan proses

penyembuhan

Faktor Pendukung :

Adanya kerja sama yang baik dengan perawat ruangan dan keluarga sehingga

pelaksanaan keperawatan intervensi berjalan dengan baik.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Kaji tanda-tanda vital klien

b) Bantu pasien mengkaji aktivitas ringan yang mampu dilakukan

Page 36: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

36

c) Bantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti ambulansi,

pindah dan perawatan diri secara bertahap

d) Anjurkan klien untuk Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada saat nyeri

e) Batasi kunjungan kepada klien

f) Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abomen, contoh

mengejan saat defekasi

g) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat akivitas

Faktor Pendukung :

Adanya kerja sama yang baik dengan perawat ruangan dan keluarga sehingga

pelaksanaan keperawatan intervensi berjalan dengan baik.

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner.

Rencana tindakan yang diberikan adalah :

a) Catat frekuensi pernafasan

b) Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya ,

batuk, penghisapan lendir dll.

c) Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien

d) Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja

atau tanda vital berubah.

e) Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi

perifer.

Faktor Pendukung :

Adanya kerja sama yang baik dengan perawat ruangan dan keluarga sehingga

pelaksanaan keperawatan intervensi berjalan dengan baik.

D. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan adalah kegiatan keperawatan yang penulis lakukan berdasarkan

rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya. Dalam melaksanakan tindakan

Page 37: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

37

keperawatan dari setiap dari setiap Diagnosa Keperawatan penulis tidak mengalami

kesuliatan dan hambatan-hambatan.

Dalam pelaksanaan perencanaan keperawatan pada Tn “S” disini penulis

mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan tujuan dan kriteria

hasil yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sarana yang tersedia

diruang kebidanan.

Adapun Implementasi pada Tn “S” dengan Acute Myocard Infarct (AMI) adalah

sebagai berikut:

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner

Implementasi yang diberikan adalah :

a) Mengkaji skala nyeri yang dirasakan klien yakni skala 5

b) Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri seperti menarik nafas

dalam.

c) Mengontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan yakni menjaga suhu ruangan 25º C, menjaga agar ruangan

tetap tenang dan membatasi pengunjung

d) Memonitor tanda-tanda vital klien

e) Kolaborasi : Memberikan obat sesuai indikasi

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi

Implementasi yang diberikan adalah :

a) memberikan oksigen tambahan dengan kanula nasal sebanyak 3 liter

h) Mengkaji tanda-tanda vital klien

i) Mengkaji kemampuan toleransi pasien dalam pelepasan alat oksigenasi saat

makan

j) Memonitor aliran O2 dan kondisi alat

k) Memonitor tingkatefektivitas terapi O2

l) Memberikan pasien lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan proses

penyembuhan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan

Page 38: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

38

Implementasi yang diberikan adalah :

a) Mengkaji tanda-tanda vital klien

b) Membantu pasien mengkaji aktivitas ringan yang mampu dilakukan

c) Membantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari yakni ambulansi,

pindah dan perawatan diri secara bertahap

d) Menganjurkan Klien untuk meningkatkan istirahat dan membatasi aktivitas

pada saat nyeri

e) Membatasi pengunjung dan atau kunjungan oleh klien

f) Menganjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abomen, yakni

jangan mengejan saat defekasi

g) Menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat akivitas

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner.a) Mencatat frekuensi pernafasan yakni 21 x/m

b) Melakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas dengan

pemberian O2 tambahan

c) Meninggikan tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien

d) Mengkaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama

kerja

e) Memantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembabdan mencatat kekuatan

nadi perifer.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Adapun evaluasi yang

dibuat oleh penulis berdasarkan intervensi dan implementasi adalah sebagai berikut:

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner, setelah dilakukan intervensi dan implementasi hasil evaluasi yang

dilakukan bahwa Kondisi kesehatan Tn. “S” membaik dengan tidak merasakan

nyeri dada lagi di sebelah kiri dan masih merasakan nyeri pada abdomen serta TTV

dalam batas normal

Page 39: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

39

2. Pola nafas in efektif berhubungan dengan hiperventilasi, setelah dilakukan

intervensi dan implementasi hasil evaluasi yang dilakukan kondisi Tn “S”

membaik, Tn “S” tidak perlu menggunakan O2 tambahan untuk

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan, setelah dilakukan intervensi dan implementasi hasil

evaluasi yang dilakukan, kondisi Tn “S”membaik, serta mampu ke kamar mandi

sendiri tanpa di sertai nyeri dada dan sesak nafas.

4. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah

koroner, setelah dilakukan intervensi dan implementasi hasil evaluasi yang

dilakukan, kondisi Tn “S” membaik, akral kulit hangat dan tidak tampak sianosis.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. “S” dengan Acute

Myocard Infacrt (AMI) di ruang ICCU di rumah sakit Muhammadiyah Palembang,

serta membahas kesenjangan-kesenjangan antara teori dan praktek setiap tahapan

proses perawatan yang dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Infark Myokard Akut (IMA) adalah suatu keadaan nekrosis miokard yang akibat

aliran darah ke otot jantung terganggu. (Hudack & Galo 1996).

2. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan dengan Acute Myocard

Infacrt (AMI) menggunakan metode pendekatan yaitu proses keperawatan. Dengan

adanya proses keperawatan ini membantu penulis menganalisa faktor-faktor situasi

Page 40: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

40

dan kondisi Tn “S”, sehingga penulis mampu mengambil keputusan dalam

mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kerjasama dan partisipasi

antara perawat/tim kesehatan dengan klien dan keluarga yang bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan secara optimal

B. Saran

1. Untuk rumah sakit

Sebaiknya pihak rumah sakit lebih meningkatkan kegiatan pemberian

layanan informasi dan lebih giat dalam melakukan penyebaran informasi tentang

bahaya atau dampak yang akan terjadi bila penyakit DM,Hipertensi,penyakit

jantung atau lainnya tidak ditanggulangi dengan baik

2. Untuk Institusi Pendidikan

Hendaknya instasi pendidikan dapat melengkapi buku-buku di perpustakaan

sehingga menambah referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8. EGC :

Jakarta.

Doenges E. 2000. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.

Gallo &Hudak. 1997. Keperawatan Kritis, edisi VI, , EGC: Jakarta

Nursalam. M.Nurs. 2002.Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek

Keperawatan Profesional. Salemba Medika : Jakarta

http://keperawatanmedikalbedah.blogspo P t.com diakses pada tanggal 20 September

2011

http://teguhsubianto.blogspot.com diakses pada tanggal 20 September 2011

Page 41: Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)

41