23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai ciptaan yang sangat mulia diberikan kemampuan berpikir dan bertindak mengakibatkan manusia mampu melakukan berbagai aktifitas, baik aktifitas yang melibatkan alam maupun aktifitas yang melibatkan sesama manusia. Aktifitas dalam memanfaatkan alam akan selalu meninggalkan sisa yang dianggap tidak berguna yaitu limbah. Secara sederhana limbah terdiri dari limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari bahan alami seperti daun-daunan, buah-buahan dll, sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang tidak berasal dari bahan alami. Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin banyak juga limbah yang dihasilkan. Pertumbuhan penduduk juga menyebabkan kemajuan teknologi dalam industri. Hasil buangan industri juga menambah jumlah limbah. Hal ini menimbulkan permasalahan yang cukup serius. Salah satu penanganan limbah yaitu mendaur ulang limbah organik dan limbah anorganik. Daur ulang dari limbah organik yaitu menjadikan suatu pupuk organik yang dapat bermanfaat dalam menangulangi efek dari limbah anorganik yaitu mengembalikan unsur hara tanah yang hilang karena limbah anorganik terutama dalam bidang pertanian.

Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai ciptaan yang sangat mulia diberikan kemampuan berpikir

dan bertindak mengakibatkan manusia mampu melakukan berbagai

aktifitas, baik aktifitas yang melibatkan alam maupun aktifitas yang

melibatkan sesama manusia. Aktifitas dalam memanfaatkan alam akan

selalu meninggalkan sisa yang dianggap tidak berguna yaitu limbah.

Secara sederhana limbah terdiri dari limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari bahan alami seperti

daun-daunan, buah-buahan dll, sedangkan limbah anorganik adalah limbah

yang tidak berasal dari bahan alami.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin banyak juga

limbah yang dihasilkan. Pertumbuhan penduduk juga menyebabkan

kemajuan teknologi dalam industri. Hasil buangan industri juga

menambah jumlah limbah. Hal ini menimbulkan permasalahan yang

cukup serius. Salah satu penanganan limbah yaitu mendaur ulang limbah

organik dan limbah anorganik. Daur ulang dari limbah organik yaitu

menjadikan suatu pupuk organik yang dapat bermanfaat dalam

menangulangi efek dari limbah anorganik yaitu mengembalikan unsur hara

tanah yang hilang karena limbah anorganik terutama dalam bidang

pertanian.

Page 2: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

2

Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian

sebagai petani maka kebutuhan pupuk organic sangat besar pada bidang

pertanian. Hal ini disebabkan oleh biaya untuk memperoleh maupun

membuat pupuk organic lebih rendah daripada pupuk sintetik atau kimia

sehingga petani lebih tertarik dengan pupuk organic. Pembuatan pupuk

dari limbah organik terdiri dari dua jenis yaitu pupuk organik padat dan

cair. Pupuk organic cair lebih diminati oleh masyarakat karena cara

pembuatannya lebih sederhana, mudah dalam memperoleh bahan untuk

membuatnya, dan cukup efektif dalam menyuburkan tanaman. Oleh sebab

itu, untuk dapat membuat pupuk cair dari limbah organic sehingga dapat

diuji terhadap tanaman, maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat

pupuk cair dari limbah organik serta menguji pupuk cair yang telah dibuat

terhadap tanaman.

Page 3: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses

biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik mudah membusuk, seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-potongan kayu, dan

sebagainya. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti

dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan industri. Limbah ini juga bisa

dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat

kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar

sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang

hidup didalamnya.

Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi

bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan

kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-

daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang

proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus

seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam,

sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.

Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara

umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

Limbah organik dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 4: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

4

Limbah organic basah

Limbah ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah

dan sisa sayuran.

Limbah organik kering

Limbah ini memiliki kandungan air yang relative sedikit. Contohnya kayu,

ranting pohon, dedaunan kering, dan lain lain(Anonim,2011).

2.2 Kandungan Limbah/Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang

berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah

tangga atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.

Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk

sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah,

dan daun.

Komposisi dan karakteristik sampah merupakan hal yang terpenting dalam

memilih teknologi pengolahan sampah. Komposisi sampah rata – rata di

Indonesia mayoritas adalah organik dengan komposisi 73.98%, selanjutnya

diikuti oleh bahan anorganik 26.48%.

Tabel 1.1. Komposisi dan karakteristik sampah rata – rata

Page 5: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

5

No Komponen % Kadar Air (%) N. Kalor (kkal/kg)

1 Organik 73.98 47.08 674.57

2 Kertas 10.18 4.97 235.55

3 Kaca 1.75

4 Plastik 7.86 2.28 555.46

5 Logam 2.04

6 Kayu 0.98 0.32 38.28

7 Kain 1.57 0.63 42.64

8 Karet 0.55 0.02 7.46

9 Baterai 0.29

10 Lain – lain 0.86

Total 100 55.3 1553.96

Sumber : Studi Komposisi Dan Karakteristik BPPT, 1994

Dari penelitian yang pernah dilakukan, komposisi sampah bervariasi antara 70 –

80 %, nilai kalor sampah bervariasi antara 1000 – 2000 kkal/kg dan kadar air

bervariasi antara 50 – 70 %. Dari data tersebut maka komponen organik masih

merupakan komponen terbesar dan menyebabkan sampah kota mempunyai kadar

air yang cukup tinggi. Karakteristik sampah diatas, maka sehari saja sampah

dibiarkan menumpuk, maka akan terjadi kegiatan mikroorganisme anaerobik

yang menyebabkan sampah berbau tidak sedap. Disisi lain sampah yang tidak

terkelola dengan baik akan mengakibatkan berkembangnya berbagai macam

penyakit. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan

(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau

(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-

bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan

bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan

manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar

ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik

Page 6: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

6

sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya

sangat beragam. Sampah organik seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran

memiliki kandungan air yang tinggi sehingga baik digunakan sebagai bahan baku

pembuatan pupuk cair. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan

nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Dalam limbah organik juga terdapat Mikroorganisme pengurai sampah dimana

mikroorganisme pengurai sampah pada umumnya merupakan kelompok bakteri

heterotrof. Bakteri jenis ini memanfaatkan sampah-sampah organik atau sisa

makhluk hidup sebagai sumber energinya. Bakteri yang sering dijumpai dalam

sampah antara lain bakteri nitrit (Nitrosococcus), bakteri nitrat (Nitrobacter),

Clostridium, dan sebagainya.

Bakteri Clostridium merupakan mikroorganisme pembusuk utama, berperan

dalam menguraikan asam amino dalam protein makhluk hidup, baik dari sampah

tumbuhan maupun sampah hewan menjadi suatu senyawa amoniak. Senyawa

inilah yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap pada sampah.

2.3 Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair atau sering di sebut sebagai MOL (Mikro Organisme Lokal)

adalah pupuk berfasa cair yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses

pengomposan.

Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses

pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara

melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis

pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos

atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak

jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan.

Page 7: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

7

Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air

lalu airnya dijadikan pupuk.Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil

dan mudah mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka

waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya

dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar

tanaman, tidak disemprotkan ke daun.

Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang

difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan

bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang

terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi

larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat

dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk

padat yang dilarutkan ke dalam air(Anonim,2014).

Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan

sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.

Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa,

dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat

berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga.

Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari

limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan

daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air

kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk,

terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008).

2.4 Bahan Baku Pupuk Organik Cair

Bahan baku pupuk organik cair yang sangat bangus yaitu bahan

organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti s

Page 8: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

8

isa buah- buahan dan sisa-sisa sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dan

bahan organik,maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Bahan

organik yang paling bagus adalah sayuran wortel, sawi, selada, kulit jeruk,

pisang, durian, kol. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan

nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Anonim, 2003).

Dalam pembuatan pupuk organik cair diperlukan penambahan EM4 untuk

menguraikan sampah organik dengan cepat.

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM

Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi

menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM

dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.

Menakar Komposisi Kandungan EM4

Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang

pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski

sudah banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang

tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.

EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima

kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM

berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan

anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple efect yang secara

dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino,

sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.

Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,

actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat

bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif

yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari

Page 9: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

9

udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam

laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan

pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.

Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan

bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan

hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri

asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik

secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau

busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.

Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus

tanah lactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi

asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil,

fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah

busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan

senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan

tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi

pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas

daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur. EM4 terdiri

dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa

menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan

kekuatan enzim.

Mahalnya harga pupuk organik yang beredar dipasaran membuat para petani

enggan untuk menggunakan pupuk organik. Permasalah ini muncul karena

kebutuhan pupuk organik yang banyak untuk mencukupi kebutuhan lahan yang

luas. Untuk mengatasi masalah ini, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan melakukan proses kulturisasi mikroorganime (EM4) yang terkandung

didalam pupuk organik. Proses kulturisasi adalah proses perbanyakan jasad renik

Page 10: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

10

pada zat makanan, dengan mencukupi kebutuhan zat makanan bagi

mikroorganisme maka mikroorganisme akan tumbuh dan berkembangbiak secara

optimal hingga nantinya dapat menggantikan fungsi bakteri yang tidak

berkembang di tanah yang tandus. Mikroorganime yang dapat di aplikasikan ke

lahan pertanian untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan

peran mikroorganime berupa (EM4) didalam tanah yang optimal, maka

diharapkan proses piramida makanan dapat berjalan dengan baik. Yang perlu

diperhatikan dalam proses kulturisai bakteri adalah bagaimana kita bisa menjaga

kebersihan dan higienisitas alat dan bahan yang akan kita gunakan untuk proses

kulturisasi, untuk memastikan semua bahan steril maka bahan-bahan diatas

berupa air, dedak padi, gula merah dimasak terlebih dahulu hingga air

mendididh, dan penambahan starter bakteri yang kita ambil dari pupuk organik

dapat dilakukan setelah campuran bahan dingin setara dengan suhu ruang

(Anonim,2014).

Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara khusus untuk

menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang terkandung

dalam EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat (Lactobacillus

sp), Actinomycetes dan ragi(Anonim,2015).

2.5 Kandungan Pupuk Organik Cair

Di dalam pupuk cair organik selain mengandung nutrisi, juga mengandung

mikroba yang baik untuk tanaman. Mikroba tersebut antara lain : Bakteri

fotosintesis, bakteri asam laktat, Saccharomyces sp atau Ragi, Actinomycetes,

Jamur fermentasi( Aspergillus sp). Mikroorgenisme ini penting bagi tanaman,

selain sebagai nutrisi bagi tanah, juga mencegah penyakit pada tanaman

(Indriani,2005).

Page 11: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

11

2.6 Manfaat Pupuk Cair Organik

Adapun manfaat dari pupuk cair organik tersebut diantaranya adalah

menyediakan unsur hara bagi tanaman; memperbaiki struktur tanah; menekan

bakteri yang merugikan dalam tanah; penggunaan terus-menerus terhadap tanah

akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah; aman bagi lingkungan;

(Anonim,2009).

Page 12: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

12

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Persiapan Alat dan Bahan

Pada pembuatan pupuk cair dari limbah organik ini digunakan alat-alat, antara

lain yaitu 1 buah ember plastik dan tutup, 1 timbangan, 3 botol bekas minuman

mineral ukuran 1,5 L; 1 buah baskom ukuran sedang, 1 set lumpang dan alu, 1

buah pisau, 1 meter selang ukuran kecil, 2 kayu panjang ukuran 0,5 m dan 1

buah jilbab segiempat bekas

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan ini antara lain, yaitu

2 liter air cucian beras, 2 liter air kelapa, 5 kg sampah buahan dan sayuran sisa,

1 buah gula merah, 2 buah plastisin, 3 tutup botol EM4, 3 buah polibet serta 1

bungkus bibit rampai.

3.2 Diagram Alir

Adapun diagram alir dari percobaan ini adalah sebagai berikut

A. Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Organik

- dimasukkan sampah buah dan sayuran sisa untuk

ditimbang sebanyak 5kg

Timbangan

Page 13: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

13

- dimasukkan sampah buah dan sayuran sisa

- Dimasukkan air cucian beras dan air kelapa masing-

masing 2 L

- Dimasukkan gerusan 1 buah gula merah

- Ditambahkan 3 tutup botol EM4

- Dihancurkan bahan-bahan didalamnya dan diaduk

hingga merata dengan kayu 0,5 m

- Dilubangi dengan pisau yang telah dipanaskan

- Ditutupkan pada ember plastik berisi limbah organik

- diisi dengan larutan sabun sebanyak 1/3 botol

- Dilubangi dengan pisau yang telah dipanaskan

- Ditutupkan pada botol air mineral berisi larutan

sabun

- Dimasukan selang kecil dengan panjang 1 m yang

dihubungkan ke lubang tutup ember platik yang

dibagian luarnya diselimuti dengan plastisin

- diletakkan ditempat yang teduh dan tidak terkena

hujan

- Didiamkan selama 15 hari

Ember Plastik

Tutup Ember

Botol sir mineral 1,5 L

Tutup Botol air mineral 1,5 L

Ember plastik dan Botol mineral

Page 14: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

14

- Disaring bahan-bahan didalamnya dengan jilbab

segiempat bekas dimana residu dan filtrat

dipisahkan

B. Pengujian Pupuk Caiir dari Limbah Organik

1. Penanaman Rampai

- dimasukkan tanah dari tempat yang sama dan

jumlah yang sama 2/3 tinggi polibet

- Dimasukkan bibit rampai dalam jumlah yang sama

dan ditanam dengan cara yang sama

- Diletakkan di tempat yang memiliki intensutas

cahaya dan disiram dengan intensits yang sama

selama 15 hari

2. Pengujian pada Tiap Polibet

- Tidak diberi perlakuan tambahan hingga akhir

pengujian

- Diukur panjang batang dan lebar daunnya setiap hari

Hasil

3 Polibet

Hasil

Polibet A

Hasil

Polibet B

Page 15: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

15

- Diberi perlakuan tambahan dengan memasukkan

residu hasil pembuatan pupuk cair pada tanahnya

- Diukur panjang batang dan lebar daunnya setiap hari

- Diberi perlakuan tambahan dengan menyemprotkan

pupuk cair : air yang telah diencerkan 1 : 3 setiap

hari

- Diukur panjang batang dan lebar daunnya setiap hari

Hasil

Polibet C

Hasil

Page 16: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

16

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan

sebagai berikut.

1. Pembuatan Pupuk Cair

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Sebelum didiamkan selama 15

hari

Campuran seperti bubur dengan warna

coklat gelap dan berbau menyengat.

Page 17: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

17

2. Setelah didiamkan selama 15 hari

Diseluruh permukaan capuran ditutupi

sebuk putih tebal, campuran lebih encer,

berwarna jingga, bau menyengat tidak ada

lagi.

3. Setelah dilakukan penyaringan

sebanyak 3 kali

endapan berwarna kuning kecoklatan

Filtrat hasil penyaringan keruh.

Page 18: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

18

2. Pengujian Pupuk Cair terhadap Tanaman Rampai

Polibet Rata-rata tinggi tanaman pada minggu ke- (cm)

I II III IV

A 4 4.1 - -

B 4 4.3 4.6 4.9

C 4 4.7 5.7 6.9

4.2 Pembahasan

Telah dilakukan percobaan mengenai pembuatan pupuk cair dari limbah

organik. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk membuat pupuk

cair menggunakan limbah organic dimana limbah organik yang digunakan

yaitu berupa buah-buahan dan sayuran yang telah membusuk, diantaranya

jeruk, pisang, sawi, kol, tomat, mentimun, kacang panjang, dan kangkung.

Pertama, sebelum mulai membuat pupuk cair dari limbah organic ini, hal

yang perlu dilakukan adalah menyiapkan alat yang dibutuhkan yaitu 1

buah ember plastik dan tutup, 1 timbangan, 3 botol bekas minuman

mineral ukuran 1,5 L; 1 buah baskom ukuran sedang, 1 set lumpang dan

alu, 1 buah pisau, 1 meter selang ukuran kecil, 2 kayu panjang ukuran 0,5

m dan kain tipis bekas serta bahan berupa 5 kg sampah buahan dan

sayuran, 2 liter air cucian beras, 2 liter air kelapa, 1 buah gula merah, 2

buah plastisin, 3 tutup botol EM4, 3 buah polibet serta 1 bungkus bibit

rampai.

Setelah alat dan bahan dipersiapkan, kemudian memasukkan 5 kg sampah

buah-buahan dan sayuran ke dalam ember plastic. Sampah yang digunakan

ini sebelumnya sudah dihaluskan telebih dahulu. Setelah itu menambahkan

2 liter air cucian beras, 2 liter air kelapa, 1 buah gula merah, serta 3 tutup

botol EM4. Penambahan EM4 sebagai penambah proses kulturasi pada

mikroorganisme yang ada pada sampah organik. Proses kulturisasi adalah

proses perbanyakan jasad renik pada zat makanan, dengan mencukupi

Page 19: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

19

kebutuhan zat makanan bagi mikroorganisme. Maka mikroorganisme akan

tumbuh dan berkembangbiak secara optimal hingga nantinya dapat

menggantikan fungsi bakteri yang tidak berkembang di tanah yang tandus.

Setelah bahan ditambahkan, diaduk perlahan hingga merata. Setelah itu,

menutup ember plastic dengan penutupnya yang sudah dilubangi dan

dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang berisi larutan basa

misalnya larutan sabun meggunakan selang kecil. Agar tidak ada kontak

dengan udara, ujung selang pada tutup ember maupun botol dilapisi

dengan menggunakan plastisin. Proses ini disebut proses inkubasi. Setelah

itu, menyimpan atau meletakkan ember tersebut di tempat yang teduh dan

terhindar dari hujan. Selanjutnya mendiamkan campuran tersebut selama

15 hari. Indikator keberhasilan fermentasi ditandai dengan adanya bercak-

bercak putih pada permukaan cairan, warna cairan kuning kecoklatan serta

aroma khas. Pengamatan awal sebelum didiamkan, campuran seperti

bubur serta bau yang sangat menyengat. Setelah itu dilakukan penanaman

rampai yang akan digunakan sebagai tanaman uji. Rampai ditanam ke

dalam tiga polibet yang sama dengan menggunakan jenis tanah yang sama

dan disimpan dalam tempat yang sama yaitu terkena cahaya matahari.

Setelah didiamkan selama 15 hari, diperoleh hasil bahwa pada permukaan

campuran terbentuk seperti serbuk-serbuk putih yang menutupi seluruh

permukaan. Selain itu, campuran menjadi semakin encer atau semakin

banyak kandungan airnya, bau menyengat yang dihasilkan sebelum

didiamkan sudah tidak ada tetapi baunya seperti jeruk busuk karena pada

dasarnya sampah organic yang digunakan sebagian besar dari buah jeruk

busuk. Adapun setelah disaring sebanyak tiga kali, diperoleh filtrat yang

keruh, filtrat inilah yang dinamakan pupuk cair.

Setelah diperoleh filtrat yaitu pupuk cair, kemudian pupuk cair diuji

terhadap tanaman rampai yang sebelumnya sudah ditanam secara

bersamaan. Pemilihan tanaman rampai ini karena penanaman rampai

relatif mudah dikontrol dan pertumbuhannya cepat sehingga lebih cocok

Page 20: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

20

digunakan sebagai tanaman penguji. Adapun bibit rampai yang digunakan

diperoleh dengan membeli bibit yang sudah dikemas sehingga kualitas

setiap butir bibit rampai adalah sama. Kemudian dilakukan pengujian

terhadap tanaman rampai. Setelah rampai ditanam selama 15 hari,

diperoleh data tinggi tanaman awal adalah 4 cm pada ketiga polibet.

Polibet A sebagai control artinya tidak diberi perlakuan apapun. Polibet B

diberi pupuk padat hasil penyaringan atau ampas. Polibet C diberi pupuk

cair dengan cara disemprotkan pada tanamannya. Sebelum disemprotkan,

terlebih dahulu pupuk cair diencerkan dengan perbandingan pupuk cair

dan air adalah 1:50. Penyemprotan dilakukan selama empat minggu yaitu

dua kali sehari saat pagi dan sore.

Tanaman rampai sebelum diuji

Setelah dilakukan pengujian, diperoleh data bahwa pada minggu pertama

rata-rata tinggi tanaman polibet A, B, dan C adalah sama yaitu 4 cm. Pada

minggu kedua, rata-rata tinggi tanaman pada polibet A adalah 4.1 cm,

polibet B adalah 4.3 cm dan polibet C adalah 4.7 cm. Pada minggu ketiga

tanaman di polibet A mati, kemudian rata-rata tinggi tanaman di polibet B

adalah 4.6 cm dan polibet C adalah 5.7 cm. Pada minggu keempat,

tanaman di polibet A mati, rata-rata tinggi tanaman di polibet B adalah 4.9

cm, dan polibet C adalah 6.9 cm.

Page 21: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

21

Tanaman rampai setelah diuji selama 4 minggu

Berdasarkan percobaan tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan

yang cukup signifikan pada tinggi tanaman rampai di polibet C dimana

tanaman pada polibet C disemprot dengan pupuk cair yang telah dibuat.

Hal ini menunjukkan bahwa pupuk cair yang telah dibuat dari limbah

organic terbukti dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.

Page 22: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

22

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembuatan pupuk cair dari limbah organic berhasil dilakukan yaitu

ditandai dengan adanya bercak-bercaj atau serbuk putih pada permukaan

cairan, warna cairan kuning kecoklatan serta memiliki aroma yang khas.

2. Pengujian pupuk cair yang telah dibuat terbukti memberikan perubahan

tinggi tanaman yang cukup signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa

pupuk cair yang telah dibuat layak untuk digunakan dalam menyuburkan

tanaman.

3. Manfaat dari pupuk cair organik tersebut diantaranya adalah menyediakan

unsur hara bagi tanaman; memperbaiki struktur tanah; menekan bakteri

yang merugikan dalam tanah,untuk menyuburkan tanaman,untuk menjaga

stabilitas unsur hara dalam tanah,untuk mengurangi dampak sampah

organik di lingkungan sekitar, untuk membantu revitalisasi produktivitas

tanah, untuk meningkatkan kualitas produk.

4. Keunggulan dari pupuk organik cair ini adalah pengurangan/pemanfaatan

limbah organik, sebagai alternative penyubur tanaman yang lebih

sederhana dan alami, menghemat biaya karena bahan yang digunakan ada

di lingkungan sekitar, mudah untuk membuatnya,murah harganya, tidak

ada efek samping bagi lingkungan maupun tanaman, bisa juga

dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada daun (bio-control), seperti

ulat pada tanaman sayuran, aman karena tidak meninggalkan residu,

pestisida organik juga tidak mencemari lingkungan.

Page 23: Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Pupuk Sayur Organic Nutrisi. Diakses di (02/pupuk-sayur-

organik-nutrisi.html)pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 19.30 WIB.

Anonim. 2009. Pupuk Sayur Organik Nutrisi. Diakses di

(http://Purwendro,SdanNurhidayat.blogspot.com/2003/02/pupuk-sayur-

organik-nutrisi.html) pada tanggal tanggal 18 Mei 2015 pukul 19.33 WIB.

Anonim.2011. Limbah Organik Anorganik. Diakses di

(https://nurullathifah.wordpress.com/2011/07/07/limbah-organik-

anorganik-dan-b3/) pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 20.05 WIB.

Anonim.2014. Pembuatan Pupuk Cair Organik . Diakses di

(http://gintingchemicalengeneeringa2.blogspot.com/2014/04/pembuatan-

pupuk-cair-organik.html) pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 20.15 WIB.

Anonim. 2014. Efisiensi Pemakaian Pupuk Cair Organic. Diakses di

(http://abyspacetion.blogspot.com/2014/10/effesiensi-pemakaian-pupuk-

cair-organik.html) pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 21.15 WIB.

Anonim. 2015. Cara Membuat Pupuk Bokashi. Diakses di

(http://alamtani.com/cara-membuat-pupuk-bokashi.html) pada tanggal 18

Mei 2015 pukul 19.43 WIB.

Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Jakarta : Rajawali press.

Indriani, Y.H. 2005. Kandungan Pupuk Cair Organik . Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.