8
1 MARINE AND COASTAL PROTECTED AREAS (MCPAs): (a chance to save Indonesian marine and coastal resources) Mujiyanto * ) ABSTRAK Perikaan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan dan terintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapat berakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, dan beberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya di dalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah menetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentuk dengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan dari masyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secara langsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dan kepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, dan yang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasi perlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melalui manajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungi ketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan, dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia. Kata Kunci : Marine Coastal Protected Areas, MCPAs, perikanan, mujiyanto, strategi konservasi PENDAHULUAN Paradigma-paradigma yang selama ini dilaksanakan dalam sistem manajemen dan pemanfaatan sumber daya pantai dan laut di Indonesia, kurang memperhatikan aturan-aturan, sehingga kurang memperhatikan peletarian sumberdaya alam untuk generasi di masa yang akan datang. Salah satu permasalahan yang berhubungan dengan konservasi sumberdaya pantai dan laut, telah menjadi perhatian internasional yaitu adanya penurunan ekosistem terumbu karang. Selain adanya penurunan ekosistem habitat tersebut, contoh lainnnya yaitu : adanya penurunan hutan mangrove, tergangunya ekosistem padang lamun, penurunan kondisi hidro-oseanografi, melemahnya nilai-nilai ekonomi dari sumber daya laut (Anonymus, 1998; Anonymus, 2003). Terumbu karang, mempunyai salah satu fungsi utama sebagai penahan ombak dan arus pasang, selain itu juga mempunyai peran utama sebagai feeding * ) Penyuntingan dalam Daftar Pustaka: Mujiyanto, 2015. Ulasan singkat tentang MPAs: hasil review IMFS 2003 International Seminar on Marine and Fisheries, Jakarta Convention Center ; 15 - 16 Desember 2003, Agency for Marine and Fisheries Research, Ministry of Marine affairs and Fishery. Diakses pada ….. tanggal ……

Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

1

MARINE AND COASTAL PROTECTED AREAS (MCPAs):

(a chance to save Indonesian marine and coastal resources)

Mujiyanto *)

ABSTRAK

Perikaan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan danterintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapatberakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, danbeberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya didalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalahmenetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentukdengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan darimasyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secaralangsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dankepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, danyang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasiperlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melaluimanajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungiketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan,dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia.

Kata Kunci : Marine Coastal Protected Areas, MCPAs, perikanan, mujiyanto,strategi konservasi

PENDAHULUAN

Paradigma-paradigma yang selama ini dilaksanakan dalam sistemmanajemen dan pemanfaatan sumber daya pantai dan laut di Indonesia, kurangmemperhatikan aturan-aturan, sehingga kurang memperhatikan peletariansumberdaya alam untuk generasi di masa yang akan datang. Salah satupermasalahan yang berhubungan dengan konservasi sumberdaya pantai dan laut,telah menjadi perhatian internasional yaitu adanya penurunan ekosistem terumbukarang. Selain adanya penurunan ekosistem habitat tersebut, contoh lainnnya yaitu: adanya penurunan hutan mangrove, tergangunya ekosistem padang lamun,penurunan kondisi hidro-oseanografi, melemahnya nilai-nilai ekonomi darisumber daya laut (Anonymus, 1998; Anonymus, 2003).

Terumbu karang, mempunyai salah satu fungsi utama sebagai penahanombak dan arus pasang, selain itu juga mempunyai peran utama sebagai feeding

*) Penyuntingan dalam Daftar Pustaka:Mujiyanto, 2015. Ulasan singkat tentang MPAs: hasil review IMFS 2003

International Seminar on Marine and Fisheries, Jakarta ConventionCenter ; 15 - 16 Desember 2003, Agency for Marine and FisheriesResearch, Ministry of Marine affairs and Fishery. Diakses pada …..tanggal ……

Page 2: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

2

ground, nursery ground, dan spawning ground bagi berbagai macam biota lautyang tinggal dan hidup di sekitar terumbu karang (Anonymus, 2003).

Keinginan manusia untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknyadengan melakukan eksploitasi ekosistem-ekosistem laut, dimana hal tersebutmenjadi permasalahan yang cukup serius. Aktivitas yang bersifat merusak antaralain kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan zat beracunseperti sianida yang dapat menyebabkan kematian ikan dan beberapa binatanglaut yang lain. Aktivitas lain seperti pekerjaan tambang pasir laut dan terumbukarang untuk bahan bangunan (konstruksi), adanya sedimentasi dari aliran sungai,penanaman jangkar dari kapal dan perahu, aktifitas wisata (wisata bahari), sertabeberapa aktivitas lain yang telah dapat pengaruh terhadap kehancuran sumberalam di seluruh laut Indonesia (Dahuri et al. 1996).

Oleh karena itu, harus ada suatu cara untuk mengubah paradigma yangselama ini dilakukan oleh masyarakat kita dalam melindungi laut dan sumber dayapantai. Salah satu usaha yang telah dilakukan adalah dengan penetapan suatuMCPAs di salah satu kawasan tertentu. Adapaun kelemahan yang terjadi di negarakita (Indonesia) adalah lemahnya pelaksanaan hukum. Karenanya, untukmenetapkan suatu MCPAs, harus ada suatu dukungan peraturan (hukum), baikoleh Peraturan Daerah/PERDA maupun skala nasional (Peraturan Pemerintah/PP,Keputusan Menteri/Kepmen) (Dahuri 2000, Tulangen 2000).

Marine dan Coastal Protection Areas (MCPAs) merupakan "perlindungan areal laut yang sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi,adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alamhayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindunganketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan, yang tercantum dalamperundang-undangan yang lebih efektif yang memiliki penekanan terhadap upayaperlindungan keanekaragaman sumberdaya hayati pantai dan laut (Anonymous2003).

PEMBAHASAN

MENGAPA MCPASs?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus memahami pertama-tama tentang laut dan ekosistem-ekosistem yang ada di wilayah pantai. Laut danbeberapa ekosistem di pantai mempunyai beranekaragam biota maupun habitat,serta aktifitas eksplorasi oleh mayarakat karena hal ini dapat memberikanberbagai dampak yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan(Anonymous 2003).

Di wilayah pantai dan Laut dewasa ini telah terjadi : over exploitasisebagai dampak dari kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring,pukat tarik (trawl), penambangan dan pengerukan pasir, sedimentasi, pencemaranair, global warming, datangnya spesies asing, kegiatan pengembangan daerahpantai, dan penghancuran habitat fital. Sumberdaya di wilayah pantai dan Lautdapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, seperti halnya:makanan, obat-obatan, energi, transportasi, jasa, dan lain-lain.

Page 3: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

3

MCPASs SEBAGAI ALAT KONSERVASI

Untuk mengatur dan melindungi sumberdaya pantai dan laut perluditerapkan suatu strategi konservasi. Salah satu bentuk konservasi yang dapatditerapkan untuk mengurangi penurunan sumberdaya adalah dengan penetapanMCPAs (Marine dan Coastal Protection Areas).

MCPAs dapat juga digunakan sebagai suatu alat untuk melindungi danmemelihara keanekaragaman hayati di wilayah pantai dan laut. PenerapanMCPAs telah dilakansanakan oleh 20 negara, dengan beraneka ragam upayapengaturan luasan dari yang hanya berkisar satu hektar sampai ratusan hektar-hektar ( Bergen &Carr 2003). Di wilayah Pantai Pacific terdapat 104 lokasi untukMCPA, termasuk Taman Laut Kecil, Ekosistem Cadangan dan Hutan Ekologis(Anonimus, 2003). Lebih dari itu, sudah dicatat bahwa ada 1,300 MCPASs diseluruh dunia pada beberapa ekosistem di wilayah pantai dan laut yang berbedaseperti terumbu karang, tempat hidup padang lamun, mangrove (hutan bakau),dan lain-lain (Anonymus, 1998).

PERAN DARI MCPASS

Pentingnya MCPAs yaitu untuk melindungi keanekaragaman hayati ;fungsi dari struktur komunitas dan integritas ekosistem di wilayah pantai dan laut,juga untuk meningkatkan persentase hasil dari kegiatan perikanan. Dewasa iniMCPAs sangat penting untuk dilakukan, terutama berhubungan dengan masalahkemiskinan penduduk (nelayan tradisional). Dengan adanya manajemen yang baikdi dalam zonasi diharapkan ekosistem di wilayah pantai dan laut dapat digunakanpada berbagai aspek kehidupan luas seperti wisata bahari, pendidikan, dan usahapenangkapan ikan. Sejalan dengan itu kegiatan yang dapat dilakukan yangberhubungan dengan usaha pelestarian sumberdaya pantai dan laut adalah denganmelaksanakan pelatihan yang pesertanya bukan hanya para siswa, tetapi jugauntuk para wisatawan. Sehingga, ekosistem-ekosistem yang berada di wilayahpantai sumberdaya pantai dan laut dapat dilindungi dan dibebaskan dari ancamankerusakan. Hasil yang diharapan adalah meningkatnya perekonomian massyarakatlokal (Jegalian dan Karin 1999).

Konsep konservasi penerapan dalam MCPAs berfungsi sebagai berikut(Anonymous 2003) :

a) Perlindugan terhadap organisme-organisme langka seperti ikan Napoleon,kura-kura laut, terumbu karang, hutan bakau, padang lamun.

b) Cagar alam dan memelihara sumber daya perikanan.c) Melindungi garis pantai dan lokasi-lokasi historis.d) Pembangunan yang berkelanjutan dalam berbagai sektor-sektor perikanan

laut.

Page 4: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

4

PEMILIHAN LOKASI DAN LANGKAH-LANGKAH

Untuk memilih dalam penetapan lokasi MCPAs, perlu diperhatikanstrategi-strategi manajemen tata ruang pantai dan laut. Dengan menerapkan tiga(3) macam strategi sebagai berikut :

a. Suatu pendekatan hubungan antara pemerintah daerah dengan pemerintahpusat,

b. Pengambilan keputusan bersama dengan publik atau stakeholders, danc. Membangun suatu sistem yang menyeluruh, seprti halnya rencana

pembangunan jangka panjang.

Oleh karena itu, akan membutuhkan waktu yang cukup lama untukmendiskusikan, mempelajari, dan memutuskan suatu lokasi tertentu yang dapatdipilih sebagai sebagai MCPAs. Sesuatu yang perlu diperhatikan dalammemutuskan adalah persetujuan dari stakeholders, terutama masyarakat lokal,yang secara langsung dan secara tidak langsung memanfaatkan daerah tersebut.Pertimbangan lain yang yang harus dipertimbangkan di dalam memilih lokasiadalah kondisi-kondisi yang kritis untuk beberapa biota dan kepekaan beberapabiota terhadap perubahan lingkungan sebagai bahan monitoring, evaluasi, dan dankegiatan lain yang dilaksanakan secara terus menerus. Singkatnya, ada tiga (3)ukuran-ukuran di dalam menentukan lokasi MCPAs, yaitu ( Salm &Clark 1989,Zabel et al 2003) : (1) Parameter sosial, (2) Parameter ekologis, dan (3)Parameter ekonomis.

Aspek sosial budaya merupakan parameter penting di wilayah pantai yangdapat dievaluasi melalui :

1. Dukungan masyarakat lokal. Dukungan dari masyarakat terhadap rencanatersebut sangat penting, karena masyarakat lokal merupakan ujung tombakdalam membuat suatu keputusan akhir.

2. Kesehatan dari masyarakat lokal. Penetapan suatu MCPAs akan membantu kearah pengurangan polusi dan penyakit pada masyarakat lokal.

3. Berkenaan dengan rekreasi dan fasilitas-fasilitas hiburan. Fasilitas-fasilitas iniharus didasarkan pada tingkat kepentingan masyarakat lokal.

4. Penetapan MCPAs juga untuk memelihara nilai-nilai budaya, nilai historis,religius, dan seni-seni di area MCPAs.

5. Nilai keindahan. Nilai ini adalah berhubungan erat kepada faktor yang ketigatersebut di atas, di mana kecantikan yang alami dapat digunakan sebagailokasi-lokasi untuk hiburan memusat.

6. Konflik kepentingan. Konflik seperti itu disebabkan adanya tingkatpemanfaatan MCPAs bagi aktivitas masyarakat sekitar. Beberapa hal tersebutdiatas harus dipahami pada konsep MCPAs sehingga tidak akan membatasiakses dari masyarakat lokal dalam melakukan aktivitas sehari-hari mereka.

7. Keamanan terhadap adanya permasalahan. Permasalahan keamanandihubungkan dengan tingkat dari ancaman-ancaman yang terjadi padakehidupan manusia, ombak dan sebagai contoh arus yang kuat, pabrik-pabrikyang berbahaya, dan kondisi lain yang dapat membahayakan.

Page 5: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

5

8. Layanan khusus untuk ke lokasi. Layanan khusus berarti cara yang palingmudah untuk menjangkau lokasi-lokasi, bagaimana kondisi lahan, air, atauudara.

9. Keikutsertaan masyarakat, dimana keikutsertaan dan kesadaran masyarakatlokal bersifat sangat penting terhadap kegiatan pemantauan, riset, pendidikan,dan pelatihan. Usaha ini berperan untuk menigkatakan dan mengembangkanpengetahuan, rasa penghargaan, dan kesadaran masyarakat terhadap sasarankonservasi

10. Kecocokan dan konflik. Hal tersebut harus didasarkan tingkat pendidikandimana pemilihan lokasi akan mengakhiri pertentangan antara keentingansumberdaya dengan kegiatan manusia.

Zabel et al. (2003) menambahkan bahwa faktor-faktor ekologis yangdapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi MCPAsadalah sebagai berikut:

1. Keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati di sini berarti sebagaiberenakragam ekosistem, tempat hidup masyarakat, dan jenis dari biota yangditemukan di lokasi. Dengan keanekaragaman yang lebih tinggi berarti akansemakin besar nilainya.

2. Penurunan alami. Pemilihan lokasi perlu didasarkan pada tingkat penurunanlingkungan secara alami dimana dengan adanya kondisi lingkungan yangmenurun sumberdayanya maka akan mempunyai nilai yang lebih rendah.Dengan kata lain, lokasi alami memiliki prioritas yang lebih tinggi untukterpilih.

3. Jenis ketergantungan. Tingkat dari ketergantungan didasarkan padaketergantungan biota terhadap lokasi di mana ekosistem tersebut bergantungpada proses-proses ekologis.

4. Wakil. Wakil menggambarkan pada suatu lokasi yang dapat mewakilimenunjukkan suatu tempat hidup biota terhadap proses ekologisnya, sertakarakteristik yang berhubungan dengan geologi.

5. Keunikan. Keunikan dari lokasi didasarkan pada suatu komunitas biotaendemik. Karenanya, lokasi biota endemik harus diprioritaskan untukkonservasi.

6. Integritas. Integritas perlu diperhatikan karena tingkatan lingkunganmempunyai unit fungsional dari beberapa tingkatan ekologis.

7. Tingkat produktivitas. Tingkatan ini didasarkan pada tingkatan di manaproses-proses yang produktif dalam lokasi membawa lebih banyak manfaat-manfaat kepada manusia dan biota lain. Perlu diperhatikan bahwa dalampemilihan lokasi MCPAs akan menambahkan aspek penting, tidak hanyauntuk organisma-organisma (biota), akan tetai juga bagi kehidupanmasyarakat lokal.

8. Tingkat kepekaan. Kepekaan itu didasarkan pada kemampuan reaksi darilokasi itu terhadap penurunan lingkungan yang disebabkan secara alamiataupun oleh aktifitas manusia.

Beberapa faktor ekonomi yang dapat diterapkan untuk memilih lokasiMCPAs antara lain sebagai berikut :

Page 6: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

6

1. Jenis (biota) di dalam lokasi. Pentingnya suatu jenis perlu diperhatikan karenamempunyai nilai komersial.

2. Arti penting perikanan. Ukuran ini didasarkan pada banyaknya nelayantergantung pada lokasi perikanan yang menghasilkan.

3. Beberapa ancaman dikarenakan usaha pemanfaatan. Ancaman terhadapperubahan-perubahan lingkungan oleh karena usaha pemanfaatan, hal inidapat mengancam keseluruhan nilai dari lokasi.

4. Ekonomi. Nilai ekonomi diperoleh berdasar pada aktivitas usaha perlindunganlokasi, karena keinginan masyarakat lokal dapat mengurangi pendapatan(potensi wisata bahari). Dimana potensi tersebut berada pada lokasi-lokasiyang harus dievaluasi dalam usaha pengembangan sebagai tempat wisatabahari

Menurut Bergen dan Carr (2003) ada empat (4) langkah-langkah dalamurutan dalam memilih lokasi MCPAs :1. Identifikasi tempat hidup atau lingkungan kritis seperti distribusi ekologis

sumber daya ikan. Pemetaan informasi menggunakan GeographicalInformation System,

2. Mencari tingkat pemanfaatan sumber daya dan mengidentifikasi penurunansumber di lokasi ; konflik kepentingan alami dari sumber daya.

3. Penentuan lokasi konservasi memprioritaskan untuk perlindungan daerah, dan4. Meninjau ulang kelayakan lokasi yang diprioritaskan dan didasarkan pada

proses dari rencana lokasi.

BATAS DAN ZONASI LOKASI

Batas ekologis adalah penerapan yang sesuai pada pemilihan kawasanpelestarian dan menyamakannya dengan batas administratif. Karena berhubunganerat dengan fungsi-fungsi ekologis yang bersifat saling tergantung dengan sistemekologis pantai dimana manajemen ekosistem ini memberikan dampak terhadapberbagai macam akifitas atau kegiatan masyarakat. Pada umumya ada dua (2)kategori faktor-faktor untuk kawasan pelestarian, yaitu : kawasan pelestarianukuran kecil dan kawasan pelestarian ukuran besar. Setiap kategori mempunyaikekuatan masing-masing. Dimana kawasan pelestarian kecil, dapat mendukungyang lebih besar pada jenis-jenis dengan relung yang berbeda dan keseluruhanbidang tidak akan berubah menjadi rusak ketika terjadi gangguan secara alami.Dan sebaliknya kawasan pelestarian besar diperlukan sebagai zona pendukungmanajemen yang efektif untuk pemanfaatan yang sustainably. Zonasi kawasanpelestarian akan membantu ke arah pengaturan pemanfaatan sumberdaya alamsecara efektif sehingga tercapai sasaran pelestarian kawasan tersebut.

Strategi pada zonasi dasarnya dikelompokkan menjadi tiga (3) zone (Salm&Clark 1989, Bergen dan Carr 2003):

1. Zona inti atau Protection zone : zona ini mempunyai nilai konservasi yangtinggi, sangat peka terhadap gangguan-gangguan atau perubahan lingkungan,sangat dibatasi adanya aktivitas manusia. Zona yang harus diatur dengantingkat perlindungan yang sangat tinggi.

Page 7: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

7

2. Zona penyangga : zona itu lebih terbuka, tetapi harus di bawah kendali ataupengawasan dari beberapa aktivitas pemanfaatan. Zona ini biasanya diciptakandi sekitar zona perlindungan, yang merupakan alat untuk melindungi zona-zona konservasi dari aktivitas dan beberapa ancaman dari dampak eksternal,

3. Zone pemanfaatan : zona ini mempunyai tingkat tertentu dalam konservasi,tetapi dapat ditolerir adanya pemanfaatan manusia.

Salah satu contoh penetapan MCPAs yang telah dilaksanakan di Indonesiayaitu : pada strategi batas dan zonasi di Bunaken, Sulawesi dan Pulau SeribuUtara (Kepulauan seribu), Jakarta. Penetapan dari MCPAs pada Bunaken danPulau Seribu didasarkan pada daerah wisata bahari. Sasaran yang nyata, yaitupenetapan wilayah, pemetaan, dan batas strategis. Kemudian evaluasi terhadapparameter aktivitas harus disiapkan, termasuk penilaian tiap aktivitas yang terjadidi pada MCPAs ( Salm &Clark 1989).

KEGAGALAN DARI MCPASS

Meskipun MCPAs sudah menjadi suatu praktek yang umum, akan tetapimasih banyak kelemahan dari strategi pengelolaannya. Sebagai contoh (Tulungen2000, Anonymous 2003) :

1. Sumber daya teknis dan keuangan yang tidak cukup,2. Ketiadaan staf yang terlatih di lokasi,3. Ketiadaan data dan informasi yang ilmiah bagi pengambil keputusan

manajemen4. Ketiadaan dukungan dari publik untuk mengikuti aturan-aturan,5. Komitmen yang tidak cukup dalam penggunaan sumber daya alam yang

ada,6. Dampak dari aktivitas dalam penentuan lahan,7. Tidak ada tanggung-jawab organisasi yang jelas dan bersih,8. Tidak adanya koordinasi,9. Ketiadaan jaringan nasional atau regional dari MCPAs,10. Ketiadaan pemahaman dan pengintegrasian isu-isu yang sosial dan

ekonomi ke dalam penetapan dan manajemen MCPAs

Untuk mempunyai suatu sukses di dalam menetapkan MCPAs kegagalan-kegagalan tersebut di atas dapat digunakan sebagai suatu pelajaran. Oleh karenaitu, kita harus mempersiapkan secara hati-hati di dalam merencanakan satuMCPAs.

KESIMPULAN

1. Laut dan Coastal Protected Areas (MCPAs) merupakan suatu alat yangsangat penting untuk memelihara sumber daya pantai dan laut

2. Fungsi utama MCPAs yaitu untuk melindungi keanekaragaman hayati,struktur komunitas, integritas ekosistem laut, peningkatan persentase hasilperikanan

Page 8: Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources)

8

3. Kunci sukses tentang penetapan MCPAs adalah masyarakat lokal dan parapemanfaat lain (stakeholders)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1989. Marine Protected Areas: A I strategy for Canada'sPacific Coast. Discussion Paper. A Joint Initiative of theGovernment of Canada and British Columbia.

Anonymous. 2003. Marine and Coastal Biodiversity: Review, Further elaborationand refinement of the programme of work. Report of the Ad HocTechnical Expert Group on

Marine and Coastal Protected Areas. Convention on Biological Diversity, UNEP.

Bergen, LK. and M.H. Carr. 2003. Establishing marine reserve. Journal ofEnvironment. 8-19.

Dahuri, R. J. Rais, S.P. Ginting, M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan sumberdayawi/ayah pantai dan laut secara terpadu. Penerbit PradnyaParamita, Jakarta. 298 halaman.

Dahuri, R. 2000. Otonomi daerah, peluang dan tantangannya dalam sectorkelautan dan perikanan Indonesia. Dalam: Prosiding MarineTechno and Fisheries 2000. 7 Agustus-1 September 2000, Jakarta.

Jegalian and Karin. 1999. Plan would protect New England. Journal Science 284:237-240.

Tulungen, J.J. 2000. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdya wilayahpantai berbasis masyarakat di Sulawesi Utara. Dalam: ProsidingMarine Techno and Fisheries 2000. 7 Agustus - 1 September 2000,Jakarta.

Zabel, R.W., C.J. Harvey, S.L. Katz. 2003. Ecologically sustainable yield. Journalof American Scientist 91 : 150-157.

oooOooo