45
Media pembelajaran Prosedur Pengembangan Modul Disusun oleh : Cili Astuti (15010104034) Fitriani Sukirman (15010104007) Andi Novia Ardiya Garini (15010104008) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) 2016

Tugas modul cili

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas modul cili

Media pembelajaran

Prosedur Pengembangan Modul

Disusun oleh :

Cili Astuti (15010104034)

Fitriani Sukirman (15010104007)

Andi Novia Ardiya Garini (15010104008)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN)

2016

Page 2: Tugas modul cili

MENU UTAMA

A. SK/KD

1. Tujuan

2. Reverensi

B. INDIKATOR

1. Materi

2. Evaluasi

3. Profil group

Page 3: Tugas modul cili

SK/KD

A.Standar Kompetensi

Mahasiswa dapat memahami prosedur pengembangan modul

pembelajaran

B.Kompetensi Dasar

Mahasiswa memahami prosedur pengembangan modul pembelajaran

Page 4: Tugas modul cili

INDIKATOR

1. Mahasiswa dapat menyebutkan prosedur- prosedur pengembangan

modul pembelajaran

2. mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengembangan modul

pembelajaran

Page 5: Tugas modul cili

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

MENU UTAMA

A. Sk/kd ..................................................................................................... iii

B. Indikator ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2

D. Tujuan Pembelajaran Umum dan Pembelajaran Khusus........................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian modul....................................................................................... 3

B. Ciri-ciri modul........................................................................................... 3

C. Cara pengembangan modul....................................................................... 4

D. Lembar kerja siswa secara umum............................................................... 6

E. Perbedaan bahan ajar dan buku teks.......................................................... 14

F. Ciri-ciri bahan ajar...................................................................................... 20

G. Ciri-ciri buku teks...................................................................................... 24

H. Jenis-jenis bahan ajar................................................................................. 26

I. Teknik pengembangan modul..................................................................... 28

J. Komponen-komponen modul...................................................................... 28

K. Pemanfatan modul dalam pembelajaran di kelas........................................ 35

Page 6: Tugas modul cili

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 36

B. Saran............................................................................................................... 36

BAB VI EVALUASI

A. Latihan ...........................................................................................................

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Tugas modul cili

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya bukuPengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini.

Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indonesia, seiringdengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistempendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal termasuk lembaga Diklat kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memangmenuntut para peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secaramandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara pengajar denganpeserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh, serta adanya ciriketerbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan terbuka. Dalam perkembangannya,bahkan, sistem pembelajaran mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalanganlembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada sistempendidikan regular.

Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran mandiri, sangatdiperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari olehpeserta didik secara mandiri, karena itu diperlukan para tenaga profesional yangmampu mengembangkan bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumberreferensi tentang pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangatterbatas, apalagi sumber pustaka lokal.

Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya referensi tersebut.Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca yang berminat untukmengembangkan bahan belajar mandiri ( modul). Sistematika dan sajian dalam bukuini diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana,praktis dan dapat dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung

diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri. Meskipundemikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Berbagaiketerbatasan yang ada, menyebabkan kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya,kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis jugaingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah ikutberperan membantu terbitnya buku ini.

Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Tim penulis

Page 8: Tugas modul cili

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul dapat di artikan sebagai materi pelajaran yang disususn dan disajikan

secara tertulis sedemikian rupa sehungga pembacanya diharapkan dapat menyerap

sendiri materi tersebut. Dengan kata lain sebuah modul adalah bahan belajar dimana

pembacanya dapat belajar sendiri.

Pengembanagan bahan belajar mandiri atau biasa disebut modul , langkah-

langkah yang di tempuh adalah (1) perencanaan;(2) penulisan;(3)reviw dan

revisi;(4)finalisasi. Penulis yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman di dalam

tulis menulis, apakah menulis artikel,menulis diktat,menulis buku,dan menulis modul.

Namun secara khusus dalam penyajian ini kami ingin mengajak anda untuk lebih

memahami dan terampil dalam hal penulisan bahan ajar dalam bentuk modul. Oleh

sebab itu modul ini diharapkan akan dapat membantu anda dalam meningkatkan

pengetahuan tentang proses pengembangan bahan belajar mandiri (modul).

Tujuan modul ini secara umum untuk memandu anda untuk merencanakan dan

mengembangkan modul sebagai bahan belajar mandiri. Dengan demikian isi modul

ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak memberikan rambu-rambu yang perlu

diperhatikan dalam menulis modul.

Modul ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mengenai tahap

perencanaan menulis modul, tahap ke dua tentang tahap penulisan, bagian ketiga

tentang tahap refiw, uji coba dan refisi, dan bagian empat tentang tahap finalisasi dan

penggandaan/percetakan.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian modul

2. Berbagai cara pengembangan modul

3. Tahap perencanaan

4. Tahap penulisan

5. Tahap reviw,uji coba dan revisi

6. Finalisasi dan percetakan

Page 9: Tugas modul cili

2

C. Tujuan

1. Menjelaskan langkah-langkah mempersiapkan outline penulisan modul

2. Menjelaskan langkah-langkah menulis sebuah modul

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam menulis modul

D. Tujuan pembelajaran umum dan pembelajaran khusus

1. Tujuan pembelajaran umum

Tujuan pembelajaran umum sering di singkat dengan TPU(goal general

instructional objective) merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat

dikuasai oleh peserta didik setelah selesai pembelajaran /setelah selesai

menyelesaikan suatu modul bahan ajar. Tujuan pembelajaran umum tersebut dapat

pula menggambarkan tentang apa yang ingin disampaikan oleh pengajar/modul.

2. Tujuan pembelajaran khusus,atau sering disingkat dengan TPK (behafioral

objektive/specific instructional objective) merupakan pernyataan-pernyataan yang

menginformasikan apa yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah

menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, mengandung tentang kemampuan-

kemampuan (kompetensi) khusus (pengetahuan,keterampilan,sikap) yang dapat

terukur. Kemampuan-kemampuan yang dicerminkan dalam TPK dinyatakan

dengan kata kerja yang dapat diukur.

Page 10: Tugas modul cili

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modul

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup

isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi

kebahasaannya, modul disusun secara sederhana sesuai dengan level berpikir anak

SMK atau input SMK (dapat juga untuk level SMP, MTs, MA, SMA).

Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing

indivisu secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik “stand alone”

yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain. Penyusunan modul

dirancang bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna untuk

diakses atau direspon.

B. Ciri-ciri Modul

modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning).

tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur.

materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan

ilustrasi yang jelas.

tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.

materi “up to date” dan kontekstual.

bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif.

terdapat rangkuman materi pembelajaran.

tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan “self

assessment”.

mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri.

terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback) adanya informasi

tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi.

Page 11: Tugas modul cili

4

modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata

C. Berbagai Cara Pengembangan Modul1

Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui

adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka

dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan

kompilasi. Namun demikian pada modulmodul berikutnya akan lebih banyak dibahas

tentang cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”.

1. Adaptasi Modul

adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran.

Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi

buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan

materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah

satu buku

tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku

tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan

dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku

tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya.

Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi:

a) Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik;

b) Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari

peserta didik;

c) Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4.

Daftar Pustaka yang relevan

d) Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana

yang tidak perlu dipelajari

e) Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik

yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik.

2. Kompilasi

1 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.

Page 12: Tugas modul cili

5

Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang

ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sud2ah ada sebelumnya.

Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-

garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun

sebelumnya.

Prosedur Kompilasi

Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang

digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP.

2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber

acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP.

3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai

dengan GBPP.

4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP .

5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan.

6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok

Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta

didik).

Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara

dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk

buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta maka penggunaan atau

pengkopiannya wajib memperoleh ijin dari pemegang hak cipta.

3. Menulis

Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru, dosen

atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran

adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen,

terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai

kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau

widiswara dari kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan

2 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.

Page 13: Tugas modul cili

6

mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat

kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi

dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.3

Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul.

Asumsi-asumsi tersebut adalah:

1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai

dengan baik dalam bidangnya.

2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis.

3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata

pelajaran tersebut.

Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul.

Modul ditulis berdasarkan:

1) Kurikulum ,

2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan

3) garis-garis besar isi modul (GBIM).

Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;

1) perencanaan,

2) penulisan,

3) review, ujicoba dan revisi,

4) finalisasi dan pencetakan

D. Tahap Perencanaan

Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula

halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan

mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan

para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai

3 Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson

Page 14: Tugas modul cili

7

suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang

memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga

kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik,

keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam4 hal ini terutama media cetak dan

orang yang ahli menulis yaitu penulis.

Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul,

agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan

yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan

tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.

Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-

benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan.

Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun GarisGaris Besar Isi

Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan

dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru

(blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format

matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan

materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan

GBIM modul:

Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut?

Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus

yang ingin dicapai?

Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?

Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut?

Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?

4 Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI

Page 15: Tugas modul cili

8

Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media

cetak tersebut?

Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat?

Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat?

Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?5

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang

dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan

tersaji secara baik dan sistematis.

Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya

terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau

siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk

peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah

banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang

baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin sebaiknya Anda

menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang

perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul?

Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik

Anda, yaitu:

a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status

perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan

sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain,

b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini?

Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka?

Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini?

Dan lain-lainnya,

5 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),Council for Educational Technology, London.

Page 16: Tugas modul cili

9

c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? Apakah mereka

memiliki pengalaman sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki

waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain,

d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah

mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka

memiliki ‘‘personal interest’’ 6dan pengalaman yang relevan? (informasiinformasi ini

sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh

dan analogi).

Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus

(Indikator)

Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula

diartikan sebagai kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan pembelajaran umum

(Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah

dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan

sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa

demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran

umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak

asing bagi Anda:

Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa

yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia menyelesaikan suatu

bahan belajar. Tujuan pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan

belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat.

Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional

objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective,

untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal

objective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional

Akhir. Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai

behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan

kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu

kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan

6 Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.

Page 17: Tugas modul cili

10

pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul?

a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan

tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang

akan mengkaji tulisan Anda dan 7terlebih penting bagi peserta diklat.

b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan

membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan

materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi

tersebut.

c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang

akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran

dan aktivitas belajar apa yang paling tepat.

d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan

metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar

penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar.

bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran?

Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan

A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti

Behavior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audience adalah peserta diklat

yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta diklat

yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat yang mana? Misalnya peserta

diklatpim IV, peserta diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang

akan belajar tersebut diusahakan spesifik mungkin, agar sejak permulaan orang-orang

yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan diklat tersebut belum

tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai

dengan kebutuhan mereka.

7 Mager, R.F. 1962. Preparing Instructional Objectives. Belmont, Cal:Fearon Publisher.

Page 18: Tugas modul cili

11

Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran

tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita

harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata

yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (measurable) dan

mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang

kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan

prinsip kedua yaitu tujuan pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau

behavior yang dapat diamati8 atau observable.

Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara

lain;

menyebutkan

menjelaskan

Mengidentfikasikan

menyusun,

menuliskan,

membandingkan

Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang

bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini Anda

dapat menggunakan kata-kata misalnya;

diberikan catatan tentang

diberikan kasus

diberikan seperangkat peralatan

tanpa alat dan referensi

8 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-ImprovementProgram for Manager)

Page 19: Tugas modul cili

12

Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda

pelajari pada bagian berikut:

Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran

Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan

tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya dalam tahap

perencanaan adalah menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu

diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsipprinsip dan teori-teori yang akan

dimuat dala9m bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan

menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan:

a. Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran?

b. Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan?

c. Jika tidak mana yang harus dihilangkan?

d. Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk

mencapai tujuan?

e. Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat

dan up to date?

f. Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? –

g. Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan

pembelajaran?

h. Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang

lebih kecil?

i. Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi

sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang?

j. Apakah uraian materi sudah tepat?

k. Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak

materi tersebut merupakan satu kesatuan?

Pemilihan Media

Walaupun yang dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun

mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu

9 PAU PPAI UT, 1996 Mengajar di Perguruan Tinggi, AA. Jakarta: PAU PPAI

Page 20: Tugas modul cili

13

dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain. Bila kita

merencanakan media cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang

dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk

diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan

program audio sebagai pelengkap.

Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat

dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau

menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek

secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator.10

Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula

adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar peserta diklat.

Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem

belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk

mengekspresikan dirinya.

Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media:

Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak?

Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media

pendamping?

Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk

menggunakan suatu media terutama media elektronik?

Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media.

Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun

demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi

tertentu dibandingkan dengan media lainnya).

10 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.

Page 21: Tugas modul cili

14

Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi,

memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta

diklat jelas menguntungkan.

Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan

tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbedabeda tergantung pada

kapasitas belajar mereka dari media tertentu.

Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan

dan biaya yang tersedia.

Penilaian

Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap

perencanaan. Namun de11mikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan

strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.

Siapa yang akan menilai?

Kapan penilaian dilakukan?

Mengapa mereka perlu dinilai?

Bagaimana cara penilaiannya?

Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu

dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan

yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut.

E. Tahap Penulisan

Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan

diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis

Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan

umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi

penilaian.

Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian

melakukan langkah berikutnya yaitu:

1. persiapan outline

2. penulisan.

11 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.

Page 22: Tugas modul cili

15

Persiapan Outline/Rancangan

a. Menentukan topik yang akan dimuat

Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda berikutnya adalah membuat catatan

tentang topiktopik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam hal ini anda

harus memilih dan menilai topik-topik tersebut sehingga sesuai dengan keadaan

peserta diklat.

Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat:

Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran khusus dan kebutuhan

peserta diklat. Yakinkan ba12hwa topik-topik yang akan anda masukkan

terkait erat dengan tujuan khusus dan kebutuhan peserta diklat,

Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat mengembangkan belajar aktif

dalam modul Anda, sebaiknya Anda membangun materi pelajaran

bersamaan dengan pengembangan bahan belajar aktif daripada

memikirkan aktivitas belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat

melakukan ini Anda perlu mengetahui materimateri/topik-topik apa yang

akan anda masukkan.

b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran

Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam urutan yang logis. Maksudnya,

urutan diatur sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat dalam menyerap

materi pelajaran. Gunakan apa yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat

sebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatu harus berdasarkan pada

kebutuhan peserta diklat bukan pada ide Anda.

Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi

selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat

sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan

mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri

kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap

berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu

dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan

materi yang akan dibahas.

12 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.

Page 23: Tugas modul cili

16

Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media

lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat

mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam

kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda.

Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal

sebagai berikut;

Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat?

Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-

hati? 13

Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas?

Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat?

Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah.

Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia

melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik

baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka

mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda

juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan

apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas.

Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain.

Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat

mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset

audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda.

Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal

sebagai berikut;

Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat?

13 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.

Page 24: Tugas modul cili

17

Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-hati?

Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas?

Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat?

c. Mempersiapkan outline Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah

modul.

Dari hal-hal di atas tampak bahwa modul terdiri atas:

Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian singkat mengenai materi

yang akan dijelaskan dalam modul, hubungan dengan materi sebelumnya,

tujuan, peralatan dan waktu yang diperlukan dalam mempelajari modul,

dorongan belajar dan lain-lain.

Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau

diagram, latihan, umpan balik.

Bagian penutup: berisi rangkuman atau kesimpulan, penjelasan tentang

hubungan dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada peserta diklat

karena telah berhasil menyelesaikan modul dan diminta untuk mengikuti

tes14.

Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda

dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi. Dari contoh

tersebut tampak bahwa modul tersebut diawali dengan pendahuluan. Kemudian

dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga dan diakhiri dengan penutup atau tes.

Setiap penggalan umumnya berisi uraian, contoh, aktivitas/latihan dan umpan balik.

Anda dapat membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi dengan memperhatikan

pertanyaan sebagaiberikut.

Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam rancangan modul Anda)

Contohnya apa? Ilustrasinya apa?

Umpan baliknya bagaimana?

14 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager)

Page 25: Tugas modul cili

18

Penulisan

a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah berikutnya adalah

mencoba menulis draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan

dalam menulis draft .

Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan

menggunakan bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan

sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?

Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya

pada awal uraian diberikan 15pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya

dalam uraian berikutnya?

Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering,

sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain?

Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa

yang abstrak dan tidak jelas?

Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat

pasif? • Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek

dan sederhana?

Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat?

Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf?

Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam

setiap paragraf?

Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan feedback secara tepat?

Apakah Anda telah memberikan contoh secara tepat?

Apakah Anda telah menampilkan gambar dan diagram secara tepat?

Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri

berdasarkan pertanyaanpertanyaan di atas.

b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba

mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas berikutnya adalah melengkapidraft 1

15 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),Council for Educational Technology, London.

Page 26: Tugas modul cili

19

menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari

tulisan Anda.

Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2

Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa

yang mereka harapkan dari tulisan Anda? Sudahkan Anda menghindari bahasa

yang membingungkan?

Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat?

Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik?

Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio,

menonton program video, atau melakukan praktek?

Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self assessment” dengan frekuensi

yang cukup dan relevan terhadap tujuan belajar?

Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta

diklat dalam mencocokkan jawaban mereka?

Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam

melakukan suatu aktivitas?

c. Menulis tes/p16enilaian hasil belajar peserta diklat Pengembangan bahan tes atau

penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri.

Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat,

sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat.

Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri,

yaitu:

Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka.

Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari.

16 Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials,London: IEC

Page 27: Tugas modul cili

20

Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena

dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes

sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar.

F. Tahap reviw,uji coba dan referensi

1. Reviw

Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda

secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan

komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi

reviewer?

Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :

Ahli materi/ahli bidang studi.

Ahli media/ahli instruksional.

Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat.

Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media

membaca tulisan Anda secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman

sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau

pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.

Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media

membaca tulisan Anda s17ecara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman

sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau

pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.

Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap penulis mendapat masukan dari

ahli materi dan ahli media, serta dapat memberikan masukan sesama penulis dalam

hubungan yang simpatik dan saling mendukung.

Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu:

17 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.

Page 28: Tugas modul cili

21

isi/bidang studi, dan

penyajian atau efektivitas pengajaran

Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang studi antara lain :

1) Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah tergambar secara jelas ?

2) Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan kebutuhan nyata peserta diklat?

3) Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan penjabaran dan mendukung tujuan umum?

4) Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan khusus yang perlu dimasukkan?

5) Apakah materi sudah memadai untuk mencapai tujuan?

6) Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar dan tepat?

7) Apakah materinya up to-date?

8) Apakah antar materi saling terkait secara logis?

9) Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh, analogi, ilustrasi dan cara18studi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi tanggung jawab ahli materi.

Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau memberikan masukan tentang

hal-hal yang menyangkut penyajia/efektivitas antara lain:

1) Apakah peserta diklat akan memahami apa yang harus mereka kerjakan?

(Apakah sudah ada petunjuk belajar yang memadai)?

2) Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami kesulitan mencapai

tujuan-tujuan yang telah tertulis?

3) Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan kemampuan

peserta diklat?

4) Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case study) yang diberikan

tampaknya sesuai dengan minat dan keadaan peserta diklat?

5) Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?

6) Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat dipraktekkan?

7) Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?

18 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.

Page 29: Tugas modul cili

22

8) Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh, analogi, ilustrasi, case study,

aktivitas, tugas-tugas dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan tanggung jawab

pengkaji media.

2. Uji coba

a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda

membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya

dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat

tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah

diperbaiki berdasarkan hasil review ahli materi, ahli media dan teman sejawat.

Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah b19ersama peserta diklat anda

dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga anda dapat mengamatinya

selama satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki

kemampuan untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta

diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk mempelajari modul

Anda. (Cara ini dapat ditempuh dengan meminta peserta diklat membaca

modul sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul yang akan

dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji

coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah mereka untuk

mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja.

Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amati bagaimana

mereka mempelajari modul Anda. Dari manakah peserta diklat memulai/apa

yang dijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas

dalam modul ? apakah ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda

19 Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, International Extension College, Cambridge.

Page 30: Tugas modul cili

23

bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai,

berikan test untuk mengetahui apakah peserta diklat anda telah belajar?

Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknya dijadikan dasar

untuk perbaikan modul Anda.

Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan

semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang

lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field trials’’.

b. Uji coba lapangn

Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih

banyak, katakan 20 – 30 orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai

berikut. Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam

pelajaran tersebut, baik sebelum atau sesudah membaca modul Anda.

Koreksilah hasil mereka.

Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/ daftar pertanyaan yang

meminta komentar mereka tentang:

- Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar

tersebut?

- Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan

belajar tersebut?20

- Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai?

Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan

umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka

untuk perbaikan bahan belajar tersebut.

3. Revisi

Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan

belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli

media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya

kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba

kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul,

maka kita telah mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul

20 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.

Page 31: Tugas modul cili

24

tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap “finalisasi”

atau penyelesaian.

G. Finalisasi dan percetakan

Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya adalah

finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan

kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi.

Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)?

Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap?

Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap?

Apakah penomeran halaman sudah benar?

Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah:

typografi/tata huruf

heading

penomeran halaman dan catatan kaki

layout 21

ilustrasi

penggunaan warna

Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat dibaca

dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian

dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat

kemampuan pembaca.

Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara :

1. pencetakan diserahkan ke percetakan,

21 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.

Page 32: Tugas modul cili

25

2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan Desktop Publishing.

Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan

komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi

gambar yang tampak dilayar. Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh

dan IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan untuk itu.

Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan pencetakan konvensional

adalah :

pengontrolan lebih baik pada pasca produksi

lebih cepat

lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit

revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru

relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar

Kelemahannya adalah :

• butuh pelatihan khusus

• butuh dukungan teknik yang memadai

TUGAS

1 Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang?

2 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul?

3 Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka

perencanaan modul?

4 Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran

khusus?

5 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan

materi?22

6 Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media?

7 Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?

22 Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials,London: IEC

Page 33: Tugas modul cili

26

H. Lembar Kerja Siswa Secara Umum

judul, mata pelajaran, semester, tempat

petunjuk belajar

kompetensi yang akan dicapai

indikator

informasi pendukung

tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

penilaian

Perbedaan Bahan Ajar dan Buku teks

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara

sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar

(KBM), sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan

atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu.

a. Ciri-ciri bahan ajar

Menimbulkan minat baca

Ditulis dan dirancang untuk siswa

Menjelaskan tujuan instruksional

Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel

23Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan

dicapai.

Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih

Mengakomodasi kesulitan siswa

Memberikan rangkuman

Gaya penulisan komunikatif dan semi formal

Kepadatan berdasar kebutuhan siswa

Dikemas untuk proses instruksional

Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa

Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

Page 34: Tugas modul cili

27

b. Ciri-ciri buku tekst

Mengasumsikan minat dari pembaca

Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)

Dirancang untuk dipasarkan secara luas

Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional

Disusun secara linear

Stuktur berdasar logika bidang ilmu

Belum tentu memberikan latihan

Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa

Belum tentu memberikan rangkuman

Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif24

Sangat padat

Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.

1. Teknik Pengembangan Modul

Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui

tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan

modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah,

bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa

buku teks yang bersifat sangat formal.

25 Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut

menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi,

dan penataan informasi:

a. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)

24 Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan

UT.

25 Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6),Council for Educational Technology, London.

Page 35: Tugas modul cili

28

Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang

berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan

mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul

sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis

modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan

kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan,

latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis

pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok

bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.

2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)

RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu

juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes

formatif, dan umpan balik.

3. Penataan Informasi (Compilation)

Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada

perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah,

artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan,

digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah

dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak

digunakan.

I. Komponen-komponen modul

Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu tinjauan mata

pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban latihan,

rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif Kedelapan komponen

tersebut akan dijelaskan satu persatu dalam bagian selanjutnya.26

26 Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager)

Page 36: Tugas modul cili

29

a. Tinjauan Mata Pelajaran

Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan pokok-

pokok isi mata pelajaran yang mencakup:

Deskripsi mata pelajaran

Kegunaaan mata pelajaran

Kompetensi dasar

Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)

Petunjuk Belajar

Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus

dilakukan Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul

sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja

satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran

terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata

pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena

sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul

disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan

mata pelajaran.

b. Pendahuluan

Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul.

Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:

Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat

Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul

Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan

keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki

sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.

Page 37: Tugas modul cili

30

Relevansi, yang terdiri atas:

1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu dengan mateni dan

kegiatan dalam mod27ul lain dalarn satu mata pelajaran atau dalam mata pelajaran

(cross reference)

2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan dan pelaksanaan

tugas guru secara profesional

Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis

Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai

dengan baik.

Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu

2) Urutan sajian yang logis

3) Mudah dicerna dan enak dibaca

c. Kegiatan Belajar

Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi pelajaran.

Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut Kegiatan Belajar.

Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut

disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebu, tujuan

yang telah dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima

siswa, maka perlu disusun secara sisternatis.

Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara

rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non

contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan

penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan

27 Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London.

Page 38: Tugas modul cili

31

contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau

kasus-ka28sus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.

Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang

untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan

kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.

Uraian

Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran berupa:

fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,

keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut disajikan secara naratif atau

piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya

pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan

menampilkan variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman

konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis

pengalaman pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran,

misalnya untuk mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang

bersifat pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:

1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi.

2) Materi berada dalam cakupan topik inti

3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif, dan tidak kaku

4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa

5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan menantang

Contoh

Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/

mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan

pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum,

teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan masalah.

Prinsip dalam pe29nyajian contoh hendaknya:

28 Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill.

Page 39: Tugas modul cili

32

a. Relevan dengan isi uraian

b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran

c. Jumlah dan jenisnya memadai

d. Logis (masuk akal)

e. Sesuai dengan realitas

f. Bermakna

Latihan

Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa

setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,

keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,

teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara

aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar

tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata

pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latihan:

a. Relevan dengan materi yang disajikan

b. Sesuai dengan kemampuan siswa

c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb

d. Bermakna (bermanfaat)

e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis

f. Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

29 AECT Task Force. 1977. The Definition of Educational Technology, Washington DC: AECT

Page 40: Tugas modul cili

33

Rambu-rambu jawaban latihan

Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa

dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah

untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari

pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi

pembelajaran.30

Rangkuman

Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari

suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar

(isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru

dalam pikiran siswa.

Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:

a) Berisi ide pokok yang telah disajikan

b) Disajikan secara berurutan

c) Disajikan secara ringkas

d) Bersifat menyimpulkan

e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)

f) Memantapkan pemahaman pembaca

g) Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar

h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata yang

sulit dipahami.

Tes formatif

30 Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.

Page 41: Tugas modul cili

34

Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya

berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan

telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan

siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar

berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa

terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif

digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes

formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:

a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumusk

b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang dikemukakan maupun

dart pilihan jawaban yang ditawarkan

c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting

d) Butir tes harus memenuh31i syarat-syarat penulisan butir soal

Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut

Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu

modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif

terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya

agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban

terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan.

Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan

dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini.

Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi kegiatan

belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk tentang cara siswa

memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.

Tindak lanjut

Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang berisi

kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya. Siswa diberi petunjuk

untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus mempelajari kegiatan belajar

berikutnya bila ia berhasil dengan baik yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 %

31 Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn.

Page 42: Tugas modul cili

35

dalam tes formatif yang lalu, atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar

tersebut bila hasilnya masih di bawah 80% dari skor maksimum.

J. Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran di Kelas

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan

sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem

pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar

dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan32belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang

lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya

sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata

pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya

menjadi lebih rumit.

Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk pembelajaran secara

klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan untuk melanjutkan ke

modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih

cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan memperoleh modul.

32 Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and Wilson

Page 43: Tugas modul cili

36

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama

modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Dalam prosedur pengembangan

modul langkahlangkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta

finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal dalam tulis menulis

modul. Namun demikian mungkin Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan

memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul diklat.

Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul ini, adalah

mampu menerapkan prosedur pengembangan modul. Materi pokok yang ada dalam

modul ini adalah;

1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat.

2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis,

3. Langkah-langkah penulisan modul.

B. Saran

Sudah sepantasnya kita sebagai calon guru untuk mempelajari sekaligus memahami

cara-cara atau metode-metode pembuatan modul karena selain memudahkan siswa

untuk belajar juga memudahkan kita untuk mengajar dan membuat peserta didik

memahami tentang pembelajaran yang sedang berlangsung ataupun pembelajaran

selanjutnya. Agar modul yang kita susun sesuai dengan kebutuhan peserta

didik/diklat,tersaji dengan baik, serta m33emiliki kebenaran dan

kebermaknaanmateri,maka hendaklah kita ketahui informasi penting tentang peserta

didik dalam melaksanakan tahap perencanaan menulis modul

Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda mau

mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih teknis. Setelah itu mempraktekkan

materi yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai

dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Semoga sukses sebagai

penulis modul.

33 Haryono, A. 1988. Model Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta: PAU PPAI

Page 44: Tugas modul cili

37

Soal latihan

1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang?

2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul?

3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka

perencanaan modul?

4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran

khusus?

5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan

materi?

6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media?

7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan?

Page 45: Tugas modul cili

38