3
1 Menilai Posisi Pemikiran Quraish shihab Oleh: Fadh ahmad Arifan (Alumni S2 Studi Islam, UIN Malang) Biarlah orang mengenali kita dari akhlak dan karya kita(Quraish shihab) Usianya sudah menginjak 71 tahun. Baru-baru ini telah meluncurkan buku biografi hidupnya yang diterbitkan oleh Lentera hati. Pria yang pernah menduduki kursi Menteri Agama ini amat produktif berkarya. Sejak tahun 2011, telah menerbitkan 3 buah karya terbaru mengenai Sirah Nabi Muhammad saw, Tafsir al-Lubab (ringkasan dari Tafsir al-Mishbah) dan buku tentang Kaidah tafsir Quran. Salah satu karya monumentalnya adalah Tafsir al-Misbah (15 volume). Sedikit saya ulas mengenai Tafsir al-Mishbah. Dalam tafsir al-Misbah disajikan berbagai penafsiran ulama dan cendekiawan kontemporer, sehingga kesannya tidak ada monopoli mazhab tertentu (Metro TV 28 Februari 2014). Beliau tidak segan mengutip penafsiran Sayyid Qutb, Allamah Thabataba’I, Thahir Ibn Asyur dan Al -Biqa’i. Akan tetapi metode tafsir yang beliau pakai ialah pendekatan bahasa ( lughawi), dilengkapi muhasabah antar ayat, asbabun nuzul dan fakta sains modern. Dari sini bisa kita ketahui bahwa Tafsir al-Mishbah tidak bercorak “konstekstual” seperti Tafsir al-Azhar milik Buya Hamka. Sosok yang saya maksud adalah Prof Dr. M. Quraish shihab, MA. Tahun lalu, saat dimanahi mengajar mata Kuliah Pemikiran modern dalam Islam, saya ulas intisari pemikiran keagamaan Quraish shihab kepada mahasiswa. Diharapkan isu-isu yang selama ini simpang siur, menjadi jelas dan melegakan hati mereka. Sepanjang hidup, cuma 2 kali saya bertatap muka langsung dengan Quraish shihab. Pertama, saat beliau diundang menjadi pembicara dalam kuliah tamu di Pascasarjana UIN Malang tahun 2011. Kedua, saat beliau menjadi pembicara di acara Halal bi Halal Keluarga besar Perharsia di Graha cakrawala, Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 2013. Semasa kuliah di UIN Malang, ibu membelikan saya buku-buku karya Quraish shihab. Buku-buku Quraish cocok dijadikan referensi untuk mata kuliah Ulumul Quran. Salah seorang dosen saya, Dr. Saad Ibrahim beberapa kali mengutip pemikiran-pemikiran beliau terutama terkait Hermenutika. Dimana Quraish shihab tidak setuju dengan penggunaaan Hermeneutika untuk menafsirkan ayat-ayat al-Quran.

Fadh Ahmad - Menimbang Pemikiran M. Quraish Shihab

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fadh Ahmad - Menimbang Pemikiran M. Quraish Shihab

1

Menilai Posisi Pemikiran Quraish shihab

Oleh: Fadh ahmad Arifan (Alumni S2 Studi Islam, UIN Malang)

“Biarlah orang mengenali kita dari akhlak dan karya kita” (Quraish shihab)

Usianya sudah menginjak 71 tahun. Baru-baru ini telah meluncurkan buku biografi

hidupnya yang diterbitkan oleh Lentera hati. Pria yang pernah menduduki kursi

Menteri Agama ini amat produktif berkarya. Sejak tahun 2011, telah menerbitkan 3

buah karya terbaru mengenai Sirah Nabi Muhammad saw, Tafsir al-Lubab (ringkasan

dari Tafsir al-Mishbah) dan buku tentang Kaidah tafsir Quran.

Salah satu karya monumentalnya adalah Tafsir al-Misbah (15 volume). Sedikit saya

ulas mengenai Tafsir al-Mishbah. Dalam tafsir al-Misbah disajikan berbagai penafsiran

ulama dan cendekiawan kontemporer, sehingga kesannya tidak ada monopoli mazhab

tertentu (Metro TV 28 Februari 2014). Beliau tidak segan mengutip penafsiran Sayyid

Qutb, Allamah Thabataba’I, Thahir Ibn Asyur dan Al-Biqa’i. Akan tetapi metode tafsir

yang beliau pakai ialah pendekatan bahasa (lughawi), dilengkapi muhasabah antar

ayat, asbabun nuzul dan fakta sains modern. Dari sini bisa kita ketahui bahwa Tafsir

al-Mishbah tidak bercorak “konstekstual” seperti Tafsir al-Azhar milik Buya Hamka.

Sosok yang saya maksud adalah Prof Dr. M. Quraish shihab, MA. Tahun lalu, saat

dimanahi mengajar mata Kuliah Pemikiran modern dalam Islam, saya ulas intisari

pemikiran keagamaan Quraish shihab kepada mahasiswa. Diharapkan isu-isu yang

selama ini simpang siur, menjadi jelas dan melegakan hati mereka.

Sepanjang hidup, cuma 2 kali saya bertatap muka langsung dengan Quraish shihab.

Pertama, saat beliau diundang menjadi pembicara dalam kuliah tamu di Pascasarjana

UIN Malang tahun 2011. Kedua, saat beliau menjadi pembicara di acara Halal bi Halal

Keluarga besar Perharsia di Graha cakrawala, Universitas Negeri Malang (UM) pada

tahun 2013.

Semasa kuliah di UIN Malang, ibu membelikan saya buku-buku karya Quraish shihab.

Buku-buku Quraish cocok dijadikan referensi untuk mata kuliah Ulumul Quran. Salah

seorang dosen saya, Dr. Saad Ibrahim beberapa kali mengutip pemikiran-pemikiran

beliau terutama terkait Hermenutika. Dimana Quraish shihab tidak setuju dengan

penggunaaan Hermeneutika untuk menafsirkan ayat-ayat al-Quran.

Page 2: Fadh Ahmad - Menimbang Pemikiran M. Quraish Shihab

2

Namanya pakar Tafsir Quran tetaplah manusia biasa yang terkadang bisa melakukan

kesalahan. Apabila kita mengetahui kesalahan beliau, adalah kewajiban bagi yang

tahu untuk mengingatkannya baik secara langsung atau lewat tulisan. Sejauh yang

saya ketahui, tercatat sudah 5 kali Quraish shihab melakukan kesalahan ketika

menuangkan buah pikirannya baik dari tulisan-tulisan maupun memberi tausyiah di

televisi, diantaranya:

1. Persoalan hijab tidak wajib bagi Muslimah (lihat buku Jilbab, terbitan tahun

2004). Perlu diketahui, Buku Quraish ini mendapat tanggapan dari Dr Ahmad

Zain an-Najah. Ahmad zain menulis begini, “Ternyata beliau menghidangkan

pendapat orang-orang yang notabenenya hanya pemikir yang kurang otoritatif

dan sama sekali bukan ulama yang mu’tabar, sehingga menyeleweng jauh dari

kebenaran dan cenderung berpendapat nyeleneh.” (Cakrawala publishing, 2010,

hal 40-41). Kita harus paham bahwa pandangan Quraish ini berkaitan dengan

Najwa shihab yang tak lain adalah putri kandungnya. Najwa sekarang bekerja di

sebuah stasiun televisi, namun tidak memakai Jilbab. Perlu diketahui pembaca,

dari semua putrinya, yang memakai jilbab hanya Najla. Bagi Quraish yang

penting, pakaian itu harus terhormat (Quraish shihab si Pengubah Dunia,

tempo.co 26 Agustus 2012).

2. Penggunaan katub jantung babi untuk pengganti katub jantung manusia yang

sakit (Lihat Tafsir al-Mishbah Vol 3, hal 16).

3. Bolehnya mengucapkan selamat Natal. Disini Quraish mencampur adukkan

Selamat Natal yang diperingati tiap tanggal 25 Desember dengan ucapan

selamat atas kelahiran Nabi Isa pada Surah Maryam ayat 30 dan 33 (Baca:

Quraish shihab Menjawab 1001 Soal keislaman, hal 590-591).

4. Perbedaan Sunni-Syiah sifatnya tidak prinsipil atau menyalahi aqidah (lentera

hati, tahun 2010). Buku Quraish mendapat bantahan dari PP Sidogiri, Pasuruan.

Quraish enggan menulis bantahan atas buku santri Sidogiri, “Jika saya bereaksi

membantahnya lagi, saya merasa terlambat lahir. Bantahan yang dikemukakan

itu masih merujuk kepada pendapat-pendapat lama yang sudah tidak relevan

lagi. Topik-topiknya tidak lagi kontekstual dengan kebutuhan umat saat ini”

tulis Quraish. (Pengantar Quraish shihab dalam Buku putih Mazhab Syiah, hal

xiii).

5. Dalam acara Tafsir al-Mishbah 20 Juli 2014, Quraish berkata, “Tidak benar Nabi

Muhammad saw sudah dapat jaminan masuk surga, surga itu hak prerogatif

allah. Ya toh…” Bagi saya, sosok semulia Nabi Muhammad saw jelas dijamin

masuk surga. Masak 10 sahabat beliau dijamin masuk surga sedangkan beliau

sendiri dibilang belum tentu masuk surga?

Page 3: Fadh Ahmad - Menimbang Pemikiran M. Quraish Shihab

3

Sebelum menutup artikel ini, saya menilai posisi pemikiran Quraish Shihab ini masih

“abu-abu”. Maksudnya di satu sisi beliau menampakkan betapa luasnya cakrawala

berfikirnya bila melihat karya-karya yang ia hasilkan, tapi di sisi lain menampakkan

sisi liberalnya dan keberpihakan kepada beberapa aspek dari Syiah.

Apakah beliau penganut Syiah? Di harian Republika 16 Februari, Quraish

menegaskan bahwa dirinya bukan seorang penganut Syiah, dan meminta kepada siapa

pun yang menuduhnya untuk mendatangkan bukti (Lihat artikel Muchlish Hanafi,

Benarkah Quraish shihab Syiah?, 2015). Menurut saya begini, buah pemikiran Quraish

shihab yang mengandung kebenaran selama itu tidak bertentangan dengan Syariat,

kita ambil dan amalkan. Sedangkan yang menyimpang, kita kritisi dan luruskan.

Wallahu’allam bishowwab.

Daftar Pustaka

Ahmad Zain an-Najah, Jilbab Menurut Syariat Islam: Meluruskan Pandangan Prof

Dr Quraish shihab, (Cakrawala publishing, 2010)

Heru Triyono, “Quraish Shihab, Si Pengubah Dunia” dalam tempo.co

Metro TV, Peringatan 70 tahun Quraish shihab “Rahmat untuk Bangsa”, 28 Februari

2014

Metro TV, Tafsir al-Mishbah edisi 20 Juli 2014

Muchlis M. Hanafi, Benarkah Quraish shihab Syi’ah, dalam situs http://waag-

azhar.or.id

Quraish Shihab, Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?: Kajian Atas

Konsep Ajaran dan Pemikiran, (Lentera hati 2010)

_____________, Tafsir al-Misbah, Vol 3, (Lentera Hati, 2005)

_____________, Quraish Shihab Menjawab 1001 soal keislaman Yang Patut Anda

Ketahui, (Lentera Hati, 2008)

_____________, “Kesefahaman, Urat Nadi Persaudaraan Islam”, dalam buku Putih

Mazhab Syiah, (Jakarta: DPP Ahlul Bait Indonesia, 2012)