27
1 PEMANFAATAN PANTAI KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1 Dra. Astrid Damayanti, M.Si 2 , Ranum Ayuningtyas, S.Si, Anindita Dyah K, S.Si e-mail : [email protected], [email protected], [email protected] Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia ABSTRAK Kepadatan penduduk Pulau Jawa yang tinggi menyebabkan tingginya kepekaan pantai terhadap pencemaran dan gangguan lingkungan. Kerusakan pantai tidak hanya diakibatkan pembangunan perkotaan, permukiman, perikanan dan pelabuhan namun juga dapat ditimbulkan oleh pemanasan global. Sebagai wilayah kajian, pantai Karst Kabupaten Gunungkidul ( Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Ngandong, dan Sundak) merupakan daerah menyimpan banyak potensi untuk berbagai kegiatan pembangunan ekonomi. Pantai-pantai tersebut memiliki persamaan dalam hal kondisi geologi, genesa, dan proses pembentukan morfologi pantai, namun untuk setiap pantainya memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda-beda. Dengan mengetahui dan memahami keadaan atau kondisi morfologi lingkungan dan proses yang terjadi pada pantai karst tersebut, selanjutnya akan dapat diketahui bagaimana pemanfaatannya secara berkelanjutan sehingga tidak melebihi daya dukungnya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki panjang pantai 95.181 km (Anonim, 2006) menempati posisi ke-4 setelah Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia. Pantai di Indonesia menawarkan beragam keindahan alamnya yang 1 Makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Geograf Indonesia dengan Tema “Peningkatan Peran Geografi dalam Minimisasi Pemanasan Global” di Padang (Gedung Pertemuan Bagindo Aziz Chan) tanggal 22 November 2008 2 Staff Pengajar di Departemen Geografi, FMIPA Universitas Indonesia Universitas Indonesia

Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

1

PEMANFAATAN PANTAI KARST KABUPATEN GUNUNGKIDUL1

Dra. Astrid Damayanti, M.Si 2, Ranum Ayuningtyas, S.Si, Anindita Dyah K, S.Si

e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Kepadatan penduduk Pulau Jawa yang tinggi menyebabkan tingginya kepekaan pantai terhadap pencemaran dan gangguan lingkungan. Kerusakan pantai tidak hanya diakibatkan pembangunan perkotaan, permukiman, perikanan dan pelabuhan namun juga dapat ditimbulkan oleh pemanasan global. Sebagai wilayah kajian, pantai Karst Kabupaten Gunungkidul (Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Ngandong, dan Sundak) merupakan daerah menyimpan banyak potensi untuk berbagai kegiatan pembangunan ekonomi. Pantai-pantai tersebut memiliki persamaan dalam hal kondisi geologi, genesa, dan proses pembentukan morfologi pantai, namun untuk setiap pantainya memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda-beda. Dengan mengetahui dan memahami keadaan atau kondisi morfologi lingkungan dan proses yang terjadi pada pantai karst tersebut, selanjutnya akan dapat diketahui bagaimana pemanfaatannya secara berkelanjutan sehingga tidak melebihi daya dukungnya.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki panjang pantai

95.181 km (Anonim, 2006) menempati posisi ke-4 setelah Kanada, Amerika Serikat, dan

Rusia. Pantai di Indonesia menawarkan beragam keindahan alamnya yang bernilai jual tinggi

untuk kegiatan pariwisata, olahraga kebaharian, dan sangat potensial bagi pengembangan

ekonomi nasional baik karena potensi ruang dan kekayaan alamnya maupun nilai estetikanya.

Walaupun memiliki potensi yang besar, kegiatan ekonomi penduduk Indonesia di wilayah

pantai masih berorientasi ke daratan (Damayanti, 2001).

Pulau Jawa yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi menyebabkan tingginya

kepekaan pantai terhadap pencemaran dan gangguan lingkungan lainnya akibat pembangunan

perkotaan, permukiman, perikanan dan pelabuhan serta pengrusakan lain yang mungkin

ditimbulkan oleh pemanasan global. Kondisi tersebut juga berpotensi terjadi pada Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di selatan Pulau Jawa yang pantainya menghadap

ke Samudera Hindia. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kondisi pantai yang

berbeda jika dibandingkan kondisi pantai di utara Jawa, baik dalam hal kondisi lokasi 1 Makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Geograf Indonesia dengan Tema “Peningkatan Peran Geografi dalam Minimisasi Pemanasan Global” di Padang (Gedung Pertemuan Bagindo Aziz Chan) tanggal 22 November 2008 2 Staff Pengajar di Departemen Geografi, FMIPA Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Page 2: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

2

(menghadap ke Samudera Hindia), geologi dan bathimetri pantai. Informasi akan

karakteristik lingkungan pantai sangat diperlukan agar pemanfaatan kekayaan alam

menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan sehingga perubahan tataguna ruang tidak

melebihi daya dukungnya.

Pantai di Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang memiliki karakteristik

yang sangat khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Wilayah karst yang terkenal tandus

memiliki pantai yang juga memiliki sifat karst menyimpan banyak potensi untuk berbagai

kegiatan ekonomi. Pantai karst di Kabupaten Gunungkidul tepatnya Pantai Objek Wisata

Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Ngandong, dan Sundak memiliki persamaan dalam

hal kondisi geologi, genesa, dan proses pembentukan morfologi pantai, namun demikian

untuk setiap pantainya memiliki karakteristik lingkungan pantai yang berbeda-beda.

Perbedaan karakteristik lingkungan terutama pada perbedaan bentuk pantai dan diameter

butir sedimen, perbedaan ini juga harus diketahui kaitannya dengan kondisi gelombang, arus

laut, suhu, salinitas, dan pH laut pada masing-masing pantainya.

Dengan mengetahui kaitan antara kondisi fisik dan kimia pantai, maka kelak juga

diketahui potensi masing-masing pantai. Dengan demikian diharapkan pemerintah dan

penduduk daerah tersebut dapat membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi

disesuaikan dengan kondisi lingkungannya, berkelanjutan dengan memperhatikan kondisi

dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

1.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Beberapa pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimanakah karakteristik lingkungan pantai karst di daerah penelitian ?

2. Bagaimana pemanfaatan pantai karst di daerah penelitian saat ini dan dimasa yang akan

datang ?

Adapun tujuan dan sasaran dari pembahasan masalah tersebut adalah agar dapat

diketahui dan dipahami keadaan atau kondisi morfologi lingkungan dan proses yang terjadi

pada pantai karst yang menjadi daerah penelitian. Selanjutnya dapat diketahui bagaimana

pemanfaatannya.

1.3 Metode Penelitian

Daerah penelitian meliputi pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Ngandong

dan Sundak di Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (lihat Peta 1).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan

menekankan pada pendekatan kualitatif sebagai penunjang dari hasil analisis spasial.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Universitas Indonesia

Page 3: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

3

1. lereng pantai, dengan parameter besar sudut lereng gisik/pantai dalam satuan

derajat (°) kemudian dikonversi ke dalam satuan persen (%);

2. energi gelombang, dengan parameter :

a. besar energi gelombang dalam satuan joule;

b. tipe gelombangnya;

3. butir sedimen, dengan parameter :

a. diameter butir sedimennya dalam satuan millimeter (mm);

b. warna butir sedimen untuk mengetahui asal sedimennya.

4. Salinitas air laut, dengan parameter banyaknya garam yang terlarut dalam 1 iter

air laut

5. Suhu air laut, dengan parameter jumlah energi (panas) yang terdapat pada luasan

area tertentu dalam satuan derajat celcius (°C)

6. Derajat keasaman air laut, dengan parameter kandungan elektrolit H+ yang

terdapat pada air laut pada luasan area tertentu.

Setelah mendapatkan data sebagai parameter dari variabel-variabel, data yang didapatkan

kemudian dikelaskan dan dapat dibuat matriksnya. Pengkelasan datanya dapat dilihat pada

tabel 1-5.

Tabel 1. Kelas Lereng Gisik/pantai

Lereng Gisik

Presentase Lereng (%) Kategori

0 - 2 Datar

2 - 15 Datar Bergelombang

15 - 25 Bergelombang

25 - 40 Terjal

> 40 CuramSumber : Pethick, 1984

Tabel 3. Kelas Diameter Butir SedimenDiameter Butir

SedimenPhi Kategori

-1 – 0Sangat Kasar

0 - +1 Kasar+1 - +

2Medium

+2 - +3 Halus

+3 - +4Sangat Halus

Sumber : Wenthworth dalam Pethick, 1984

Tabel 2. Kelas Energi Gelombang

Energi Gelombang

Joule Kategori

≥ 1871 Kuat

< 1871 LemahSumber : Pethick, 1984

Tabel 4. Kelas Salinitas Air Laut Salinitas

‰ Kategori

< 28 ‰ Rendah

28 - 34 ‰ Sedang

> 34 ‰ TinggiSumber: Direktorat Jendral Perikanan Budidaya

Dinas Perikanan dan Kelautan

Tabel 5. Kelas Suhu Air LautSuhu

°C Kategori

> 35 °C Tinggi

26 - 35 °C Sedang

< 26 °C RendahSumber: Direktorat Jendral Perikanan Budidaya

Dinas Perikanan dan Kelautan

Universitas Indonesia

Page 4: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

4

Penelitian mengkaji data-data yang sudah diolah secara spasial yang kemudian dianalis

dengan cara analisis deskriptif secara spasial untuk mengetahui karakteristik lingkungan

masing-masing pantai dengan mendeskripsikan bagaimana kondisi lereng gisik/pantai, butir

sedimen, energi gelombang, salinitas air laut, suhu air laut dan pH air laut pada masing

masing pantai dan kaitan dengan pemafaatannya.

II. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL DAN

PEMANFAATANNYA

Bird (1984) mendifinisikan pantai sebagai shore, beach dan coast. Tidak semua pantai

terdiri atas pasir. Terdapat pula pantai dengan gelombang dan arus pantainya sangat kuat

sehingga pasir yang hanyut lebih cepat daripada pasir yang terbawa ke pinggir pantai, yang

meninggalkan kerikil dan batuan hasil pengikisan oleh laut. Di beberapa tempat, pantai

merupakan campuran kerikil dan pasir ketika gelombang tidak cukup kuat untuk

menghanyutkan semua pasir yang ada di pantai (Sullivan, 2001).

Karakteristik lingkungan pantai karst Kabupaten Gunung Kidul dari barat ke timur

memiliki karakteristik lingkungan pantai yang berbeda-beda sehingga menyebabkan

perbedaan pemanfaatan pantai oleh warga yang tinggal di sekitar pantai. Berikut akan dibahas

secara rinci karakteristik lingkungan dan pemanfaatan masing-masing pantai :

II.1 Pantai Baron

Pantai Baron adalah pantai yang letaknya paling barat pada daerah penelitian. Pantai

Baron memiliki kemiringan lereng pantai atau gisik sebesar 4,86° atau 8,5% yang termasuk

jenis lereng datar bergelombang (lihat Peta 2). Pantai Baron memiliki jenis batuan gamping

dengan tingkat pelapukan fisik sedang hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa

gamping, tanah yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran. Lebar sedimen pada

pantai Baron adalah 61 m, lebar sedimen Pantai Baron adalah lebar sedimen yang paling

besar pada daerah penelitian. Hal ini didukung dengan kondisi Pantai Baron yang berlereng

landai sehingga membuat jangkauan pasang surut litoral pantai sangat jauh.

Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan, jangkauan pasang surut litoral pada

Pantai Baron sekitar 61 meter. Jangkauan pasang surut yang cukup panjang memberikan

banyak energi tambahan gelombang laut pada Pantai Baron untuk mengikis pantainya. Energi

gelombang pada Pantai Baron adalah 2193 joule (termasuk kedalam kelas energi gelombang

kuat, lihat Peta 3). Energi tersebut berasal dari hempasan gelombang laut yang pecah di

pantai pada breaker zone yang tidak terlalu jauh jaraknya terhadap garis pantai. Gelombang

Universitas Indonesia

Page 5: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

5

tersebut tidak lepas dari kontribusi angin yang berhembus pada Pantai Baron yang

kecepatannya sebesar 44,2 meter tiap detik.

Pantai Baron yang yang bentuk pantainya menjorok ke darat dan memiliki muara

sungai membuat pantainya memiliki fluktuasi yang cukup tinggi terhadap perubahan bentuk

aliran sungainya. Muara sungai memberikan pengaruh yang cukup kuat pada karakteristik

sedimen pada pantai dan aliran sungai menuju samudera. Pengaruh ombak dan tidak

terdapatnya halangan pada pantai (barrier) membuat Pantai Baron sangat mudah tererosi

namun dengan tenaga yang jauh lebih kecil karena lereng gisik pantai yang landai.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks hempasan gelombang (K), maka diketahui

bahwa gelombang laut pada Pantai Baron memiliki nilai 0,009 termasuk tipe plunging (lihat

Peta 4).

Diameter butir sedimen pantai Baron sebesar 0,515 mm, ukuran butir sedimen yang

cukup halus untuk pantai karst. Butir sedimen Pantai Baron termasuk ke dalam jenis sedimen

pasir medium (lihat Peta 5) dengan Φ = 0.957 (skala Wenthworth) yang merupakan hasil

bentukan dari 2 (dua) hal, yaitu sedimentasi materi yang diendapkan sungai bawah tanah

yang bermuara ke pantai dan hasil pengikisan laut. Namun jika dibandingkan dengan kondisi

butir sedimen pada pantai lain, butir sedimen pada Pantai Baron memiliki ciri khas, yaitu

lebih halus dan berwarna lebih gelap (hitam). Warna butir sedimen Pantai Baron yang gelap

menunjukkan bahwa butir sedimen tersebut berasal dari sungai yang bermuara di pantainya.

Pantai Baron memiliki kisaran salinitas antara 28 – 31 ‰. Bagian selatan memiliki

nilai salinitas yang rendah (lihat Peta 6). Hal ini disebabkan karena di pantai Baron terdapat

muara sungai bawah tanah. Pada muara sungai ini terjadi pertemuan antara air tawar dari

sungai dengan air laut sehingga salinitas airnnya pun menjadi lebih kecil dibandingkan

dengan salinitas air di pantai-pantai lainnya di wilayah penelitian.

Suhu air laut di pantai Baron berkisar antara 26 - 30˚ C (lihat Peta 7). Suhu udara di

bagian utara dimana terdapat muara sungai bawah tanah lebih rendah dibanding bagian

selatan.

Derajat keasaman air laut di pantai Baron merupakan yang terendah diantara pantai-

pantai di Gunungkidul yaitu sebesar 7,5 (lihat Peta 8). Hal ini disebabkan oleh adanya muara

sungai bawah tanah di pantai Baron yang menyebabkan terjadinya percampuran antara air

tawar dengan air laut. Keasaman air laut di bagian selatan pantai Baron atau di dekat muara

sungai bawah tanah mendekati 7. Sedangkan di bagian utaranya yaitu wilayah yang jauh dari

muara sungai besarnya PH berkisar antara 7,5 dan 8.

Universitas Indonesia

Page 6: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

6

Pantai Baron yang memiliki jangkauan pasang surut yang cukup panjang serta kondisi

lereng pantai yang landai menjadikan pantai ini mudah untuk dilewati perahu nelayan

penduduk sekitar, oleh karena itu kegiatan perikanan laut tangkap menjadi salah satu

pemanfaatan pantai oleh warga sekitar yang mendatangkan kesejahteraan penduduk

sekitarnya. Selain itu pula, terdapatnya fenomena muara sungai di pantai yang memiliki debit

air yang deras dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai sumber air bersih dan

pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan pantai Baron lainnya adalah untuk pariwisata, karena

kondisi alam pantai Baron yang indah dengan butir sedimen yang halus. Dengan adanya

pemanfaatan pantai sebagai pariwisata, penduduk juga memiliki kesempatan lebih untuk

menambah pendapatan dengan menjadi penjual souvenir pariwisata pantai serta fasilitas

penunjang pariwisata lainnya seperti restoran atau rumah makan, penginapan atau resort dan

lainnya.

II.2 Pantai Kukup

Pantai Kukup memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan

kemiringan lereng pantai atau gisik sebesar 6,74° atau 11,8% yang termasuk ke dalam kelas

lereng datar bergelombang (lihat Peta 2). Pantai Kukup memiliki jenis batuan gamping

dengan tingkat pelapukan fisik sedang hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa

gamping, tanah yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran. Lebar sedimen pada

Pantai Kukup adalah 18,5 meter, dan jangkauan pasang surut litoral pada pantainya 18,4

meter. Jangkauan pasang surut litoral sangat pendek jika dibandingkan dengan Pantai Baron,

hal ini disebabkan oleh lereng Pantai Kukup yang curam.

Energi gelombang pada Pantai Kukup adalah 3560 joule termasuk ke dalam kelas

energi gelombang kuat (lihat Peta 3). Energi gelombang tersebut berasal dari hempasan

gelombang laut yang pecah di pantai pada breaker zone, akibat gelombang, arus laut dan

kecepatan anginnya sebesar 69 meter perdetik. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks

hempasan gelombang (K), maka diketahui bahwa gelombang laut pada Pantai Kukup

memiliki nilai 0,002 termasuk tipe surging, karena nilainya kurang dari 0,003 (lihat Peta 4).

Pantai Kukup memiliki diameter butir sedimen sebesar 1,225 mm dengan warna

sedimen yang cerah, butir sedimen Pantai Kukup termasuk kedalam jenis sedimen pasir

sangat kasar (lihat Peta 5) yaitu Φ = -0.293 (skala Wenthworth). Warna butir sedimen yang

cerah diakibatkan karena tidak adanya muara sungai pada pantai Kukup, hal ini menunjukkan

bahwa butir sedimen dari Pantai Kukup berasal dari kikisan dasar laut. Terdapat butir

sedimen yang berwarna hitam namun jumlahnya sangat sedikit (minoritas). Hal ini

disebabkan sampel sedimen tersebut diambil dekat dengan karang pantai. Hal ini juga

Universitas Indonesia

Page 7: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

7

menunjukkan bahwa butir sedimen yang dekat dengan cliff berasal dari hasil kikisan tebing

pantai tersebut.

Berdasarkan pengambilan sampel air laut di sekitar pantai Kukup, maka didapatkan

salinitas air laut sekitar 33 ‰ (lihat Peta 6). Suhu air laut di perairan pantai Kukup berkisar

antara 32 – 35 ˚ C(lihat Peta 7). Suhu air perairan yang terlindung oleh pulau-pulau karang

lebih rendah dibanding dengan suhu air di perairan yang terbuka. Derajat keasaman air laut di

perairan pantai Kukup adalah sebesar 9 (lihat Peta 8).

Di Pantai Kukup terdapat pulau karang dan memiliki karang yang menempel tepat

pada pinggir pantainya. Pemanfaatan pantai sebagai kawasan tujuan pariwisata juga dapat

dimanfaatkan penduduk dengan menyediakan fasilitas penunjang pariwisata seperti

penginapan, restoran atau rumah makan, tempat belanja souvenir pantai, serta show room

ikan hias. Banyak nelayan di pantai Kukup yang sengaja menangkap biota laut yang terjebak

di karang-karang ketika pantai surut. Biasanya biota ini memiliki kondisi fisik yang cantik

dengan warna-warna yang bervariasi seperti ikan, bintang laut, dan bulu babi.

Selain pemanfaatan pantai sebagai tujuan pariwisata, dan ikan hias laut, pantai Kukup

juga dapat dimafaatkan sebagai sumber budidaya rumput laut. Pantai Kukup yang memiliki

karang yang menempel dengan pantai menjadi habitat yang baik bagi rumput laut didukung

pula dengan kondisi kimia air laut pada pantai ini yang cocok untuk budidaya rumput laut.

Namun pemanfaatan rumput laut saat ini tidak maksimal, dan pemanenannya masih

menggunakan alat yang dapat merusak substratnya yaitu karang. Oleh karena itu hendaknya

pemafaatan pantai sebagai budidaya rumput laut dapat diusahakan agar lebih maksimal lagi

dengan menerapkan metode pengembagan budidaya rumput laut dengan alat pemanen yang

tidak merusak karang sebagi substrat rumput lautnya.

II.3 Pantai Sepanjang

Sesuai dengan namanya, Pantai Sepanjang adalah pantai yang bentuknya memanjang

dari barat ke timur, dan tidak memiliki pulau karang yang menghalangi (tidak memiliki

barrier). Pantai Sepanjang memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan

kemiringan lereng pantai atau gisik sebesar 21,28° atau 11,8% termasuk ke dalam kelas

lereng curam (lihat Peta 2). Pantai Sepanjang memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat

pelapukan fisik sedang hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa gamping, tanah yang

terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran. Lebar sedimen pada Pantai Sepanjang

adalah 10,6 m, dengan jangkauan pasang surut litoral padanya hanya 9,82 meter. Jangkauan

pasang surut litoral sangat pendek jika dibandingkan dengan pantai yang lainnya, hal ini

disebabkan oleh lereng pantai Sepanjang yang curam.

Universitas Indonesia

Page 8: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

8

Dengan kondisi jangkauan pasang surut yang kecil, pantai Sepanjang tidak

mendapatkan kontribusi yang besar dalam menambah energi pada pantainya untuk proses

pengikisan. Energi gelombang pada Pantai Sepanjang adalah 4036 joule, termasuk ke dalam

kelas energi gelombang kuat (lihat Peta 3). Energi gelombang tersebut berasal dari hempasan

gelombang laut yang pecah di pantai pada breaker zone yang tidak terlalu jauh jaraknya

terhadap garis pantai yang dipengaruhi juga oleh kecepatan angin yang berhembus dengan

kecepatan 43.9 meter tiap detik.

Pantai Sepanjang memiliki diameter butir sedimen sebesar 1,225 mm, butir sedimen

pantai ini termasuk kedalam jenis sedimen pasir sangat kasar (lihat Peta 4) yaitu Φ = -0.293

(skala Wenthworth). Butir sedimennya berwarna cerah merata hampir pada semua bagian

pantainya yang merupakan hasil dari pengikisan dasar laut yang diendapkan pada pantai.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks hempasan gelombang (K), maka diketahui bahwa

gelombang laut pada Pantai Sepanjang memiliki nilai 0,0004 termasuk tipe surging, karena

nilainya kurang dari 0,003 (lihat Peta 5).

Besar salinitas air laut di perairan pantai Sepanjang berkisar antara 33 - 34 ‰ (lihat

Peta 6). Semakin menjauhi garis pantai, salinitas air laut semakin tinggi. Suhu air laut

perairan pantai Sepanjang berkisar antara 33 - 35 ˚ C (lihat Peta 7). Derajat keasaman air laut

perairan pantai Sepanjang berkisar antara 8 – 9 (lihat Peta 8).

Kondisi fisik pantai Sepanjang dengan lereng yang curam, jangkauan pasang surut

yang pendek, energi gelombang yang kuat membuat pantai ini tidak dapat dimanfaatkan

untuk bidang perikanan tangkap. Namun kondisi kimia air lautnya cocok untuk budidaya

rumput laut, tetapi pemanfaatan rumput laut juga kurang dapat dimaksimalkan karena para

petani rumput lautnya enggan datang ke pantai ini karena akses jalan menuju pantainya yang

sulit. Dimasa yang akan datang hendaknya diadakan pembangunan jalan sebagai akses untuk

menuju ke pantai sehingga dapat meningkatkan potensi pemanfaatan pantai sebagai kawasan

pariwisata, budidaya rumput dan cagar alam pantai karst.

II.4 Pantai Drini

Pantai Drini adalah pantai yang memiliki topografi berombak (undulating) dengan

kemiringan lereng gisik sebesar 10° atau 17,63% termasuk ke dalam kelas lereng

bergelombang (lihat Peta 2). Jenis batuannya adalah batuan gamping dengan tingkat

pelapukan fisik sedang hingga kuat yang membentuk jenis tanah Mediteran.

Energi gelombang pada Pantai Drini adalah 908 joule, termasuk ke dalam kelas energi

gelombang lemah (lihat Peta 3), hal ini juga didukung dengan kecepatan angin yang

berhembus yaitu 55 meter tiap detik. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks hempasan

Universitas Indonesia

Page 9: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

9

gelombang (K), maka diketahui bahwa gelombang laut pada Pantai Drini memiliki nilai

0,003 termasuk tipe plunging karena nilai indeksnya di antara 0,003 – 0,007 (lihat Peta 4).

Pantai Drini memiliki diameter butir sedimen sebesar 0,725 mm. Butir sedimen pantai

ini termasuk ke dalam jenis sedimen pasir kasar (lihat Peta 5) yaitu Φ = 0.464 (skala

Wenthworth). Butir sedimennya berwarna cerah merata hampir pada semua bagian pantainya,

hal ini menunjukan bahwa butir sedimen pada Pantai Drini berasal dari hasil kikisan cliff dan

dasar laut. Kecuali pada bagian tengah pantai terdapat pasir yang diameternya sangat halus

dan berwarna hitam, sama seperti pasir yang terdapat pada Pantai Baron. Pasir tersebut

terdapat pada bagian pantai Drini yang diperkirakan sebelumnya adalah sebuah muara sungai

bawah tanah, yang saat ini muara sungainya sudah tidak lagi mengendapkan materi yang

dikandungnya, karena debit airnya sangat kecil.

Sama seperti sebagian besar pantai di Gunungkidul, besar salinitas air laut di pantai

Drini berkisar antara 33 - 34 ‰ (lihat Peta 6). Suhu air laut di pantai ini berkisar antara 33 –

36 ˚ C (lihat Peta 7). Suhu air laut di bagian timur perairan pantai Drini lebih besar jika

dibandingkan dengan suhu air laut pada bagian baratnya. Pada bagian barat perairan pantai

Drini suhu air berkisar antara 33 – 34 ˚ C sedangkan pada bagian timur perairan suhu air laut

berkisar antara 36 – 38 ˚ C. Derajat keasaman air laut di pantai Drini berkisar antara 8,5 – 9

(lihat Peta 8).

Pantai Drini dimanfaatkan sebagai pantai perikanan tangkap. Walaupun kondisi fisik

pantai Drini berlereng curam, namun bagian barat pantainya tidak memiliki karang yang

menempel pada pantai, sehingga memudahkan nelayan untuk menangkap ikan menggunakan

perahu. Oleh karena pantai Drini dapat menghasilkan komoditas perikanan, di pantai Drini

terdapat pasar lelang ikan juga rumah makan. Bagian timur pantai yang terdapat karang yang

menempel di pinggir pantai, sehingga pada bagian tersebut tidak dijadikan tempat

menambatkan perahu tetapi menjadi kawasan yang terlindung dari ombak yang didukung

dengan kondisi kimia air laut yang cukup kondusif sehingga banyak ditumbuhi oleh rumput

laut. Pemanfaatan budidaya rumput laut dapat dikembangkan dengan penanaman yang

terawat serta metode pemanenan yang tetap menjaga kelestarian karang. Pemanfaatan pantai

Drini juga dapat dikembangkan lagi ke bidang pertanian untuk budidaya tanaman drini yang

merupakan tanaman khas dari pantai ini yang memiliki khasiat obat terhadap racun ular.

II.5 Pantai Krakal

Pantai Krakal adalah pantai bentuk teluk yang membentuk sudut yang besar, sehingga

memiliki pemandangan yang indah jika dilihat dari salah satu bagian ujung pantainya. Pantai

Krakal memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan kemiringan lereng

Universitas Indonesia

Page 10: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

10

pantai atau gisik sebesar 10,25° atau 18,08% termasuk ke dalam kondisi lereng pantai yang

bergelombang (lihat Peta 2). Pantai Krakal memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat

pelapukan fisik sedang hingga kuat, dengan jenis batuan dasar berupa gamping, maka tanah

yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran. Lebar sedimen pada pantai Krakal

adalah 13.9 m, jangkauan pasang surut litoral pada pantai Krakal sekitar 13,4 meter.

Jangkauan pasang surut litoral sangat pendek jika dibandingkan dengan Pantai Baron, hal ini

disebabkan oleh lereng pantai Krakal yang curam.

Energi gelombang pada pantai Krakal adalah 166 joule, termasuk ke dalam kelas

energi gelombang lemah (lihat Peta 3). Energi gelombang tersebut berasal dari hempasan

gelombang laut yang pecah di pantai pada breaker zone yang tidak terlalu jauh jaraknya dari

garis pantai. Kecepatan angin di pantai Krakal adalah 73.4 meter per detik. Berdasarkan hasil

perhitungan nilai indeks hempasan gelombang (K), maka diketahui bahwa gelombang laut

pada Pantai Krakal memiliki nilai 0,0004 termasuk tipe surging, karena nilainya < 0,003

(lihat Peta 4).

Pantai Krakal memiliki diameter butir sedimen sebesar 1,225 mm, butir sedimen

pantai ini termasuk kedalam jenis sedimen pasir sangat kasar (lihat Peta 5) yaitu Φ = -0.293

(skala Wenthworth). Butir sedimennya berwarna cerah merata hampir pada semua bagian

pantainya. Hal ini menunjukkan bahwa butir sedimen pada pantai Krakal berasal dari hasil

kikisan dasar laut yang diendapkan di pantai.

Air laut di perairan pantai Krakal memiliki salinitas sebesar 33 ‰ (lihat Peta 6). Suhu

air laut di perairan pantai Krakal berkisar antara 33 – 36 ˚ C (lihat Peta 7). Semakin menjauhi

garis pantai, suhu air laut semakin kecil. Besar derajat keasaman perairan pantai Krakal

berkisar antara 8 – 8,5. nilai derajat keasaman di sepanjang pantai Krakal tidak memiliki

variasi yang besar (lihat Peta 8).

Pantai Krakal merupakan pantai yang memiliki bentuk menjorok ke darat seperti teluk

yang besar, dengan karang yang menempel pada pinggir pantainya. Kondisi ini membuat

pantai Krakal memiliki energi gelombang yang kecil sehingga energi yang sampai pada garis

pantainya juga kecil. Hal tersebut membuat pantai krakal mudah untuk dijadikan habitat

hidup rumput laut. Hal ini juga didukung dengan terdapatnya karang yang menjadi substrat

hidupnya rumput laut. Pemanfaatan rumput laut pada pantai Krakal dibilang sudah lebih maju

dibandingkan dengan pantai yang lain, karena sudah dikelola dengan baik oleh Universitas

Gadjah Mada untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein. Selanjutnya yang menjadi kendala

pemanfaatannya untuk pariwisata adalah pantai Krakal belum memiliki akses listrik.

Universitas Indonesia

Page 11: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

11

Pemanfaatan lain pantai Krakal adalah bidang pertanian ikan tangkap tanpa kapal dan

tambang pasir serta cangkang kerang untuk dijual ke pengrajin souvenir.

II.6 Pantai Ngandong

Pantai Ngandong adalah pantai kecil yang terletak di antara pantai Krakal dan

Sundak. Pantai Ngandong memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan

kemiringan lereng pantai atau gisik sebesar 13° atau 23,08% termasuk ke dalam kelas lereng

pantai bergelombang (lihat Peta 2). Pantai Ngandong memiliki jenis batuan gamping dengan

tingkat pelapukan fisik sedang hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa gamping, tanah

yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran.

Lebar sedimen pada Pantai Ngandong adalah 12,33 meter, dengan jangkauan pasang

surut litoral pada Pantai Ngandong sekitar 12 meter. Hal ini disebabkan oleh lereng Pantai

Ngandong yang curam. Jangkauan pasang surut yang pendek tidak memberikan kontibusi

banyak untuk tambahan energi gelombang pada pantainya.

Energi gelombang pada Pantai Ngandong adalah 2193 joule termasuk ke dalam kelas

energi gelombang kuat (lihat Peta 3). Energi gelombang tersebut berasal dari hempasan

gelombang laut yang pecah di pantai pada breaker zone yang tidak terlalu jauh jaraknya

terhadap garis pantai. Akibat dari kekerasan batuan yang tidak homogen, membuat Pantai

Ngandong memiliki bentuk pantai yang tidak teratur. Hal ini juga diperkuat dengan tidak

terdapatnya penghalang (barrier) di muka pantai yang membuat daratan pada pantai mudah

tererosi oleh ombak. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks hempasan gelombang (K),

maka diketahui bahwa gelombang laut pada Pantai Ngandong memiliki nilai 0,004 termasuk

tipe plunging, karena nilai indeksnya di antara 0,003 – 0,007 (lihat Peta 4).

Pantai Ngandong memiliki diameter butir sedimen sebesar 0,725 mm, butir sedimen

pantai ini termasuk ke dalam jenis sedimen pasir kasar (lihat Peta 5) yaitu Φ = 0.464 (skala

Wenthworth). Butir sedimennya berwarna cerah merata hampir pada semua bagian pantainya.

Hal ini menunjukkan bahwa butir sedimen pada Pantai Ngandong berasal dari hasil kikisan

dasar laut yang kemudian diendapkan di pantai.

Pantai Ngandong memiliki salinitas air laut sebesar 33 ‰ (lihat Peta 6). Suhu air laut

di perairan pantai Ngandong rata-rata sebesar 33 ˚ C (lihat Peta 7). Nilai derajat keasaman

perairan pantai Ngandong sebagian besar bernilai 8 (lihat Peta 8).

Pemanfaatan pantai Ngandong sangat terbatas, yaitu hanya dibidang perikanan

tangkap saja, karena hampir setengah daerah pantai Ngandong merupakan pantai pribadi

(private beach) yang kurang dapat diakses oleh masyarakat umum. Pantai Ngandong tidak

memiliki banyak karang yang menempel pada garis pantainya sehingga memudahkan

Universitas Indonesia

Page 12: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

12

aktivitas nelayan. Kondisi inilah yang membuat pantai Ngandong cukup produktif dalam

memanfaatkan potensi pantai dibidang perikanan sampai memiliki Tempat Pelelangan Ikan

(TPI).

II.7 Pantai Sundak

Pantai Sundak adalah pantai yang terletak paling timur pada daerah penelitian. Pantai

Sundak memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan kemiringan lereng

pantai atau gisik sebesar 19.87° atau 36,02% termasuk ke dalam kelas lereng terjal (lihat Peta

2). Pantai Sundak memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat pelapukan fisik sedang

hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa gamping, tanah yang terbentuk di pantai ini

termasuk jenis Mediteran.

Lebar sedimen pada Pantai Sundak adalah 12,7 meter, dan jangkauan pasang surut

litoral pada Pantai Sundak sekitar 12,685 meter. Jangkauan pasang surut litoral sangat pendek

jika dibandingkan dengan Pantai Baron padahal lereng Pantai Sundak cukup landai.

Jangkauan pasang surut yang pendek khusus untuk Pantai Sundak dikarenakan oleh Pantai

Sundak memiliki karang yang menempel tepat di pinggir pantainya, sehingga bagian sedimen

yang terdapat di pantai lebih sedikit dibandingkan dengan panjang sedimen yang terdapat di

karangnya.

Jangkauan pasang surut Pantai Sundak tidak memberikan kontribusi yang besar pada

penambahan energi gelombang di Pantai Sundak. Energi gelombang pada Pantai Sundak

adalah 293,22 joule termasuk ke dalam kelas energi gelombang lemah (lihat Peta 3). Energi

tersebut berasal dari hempasan gelombang laut yang pecah di pantai yang menghncurkan

daratan (abrasi pantai atau erosi laut) yang diperkuat dengan tidak adanya halangan (barrier)

pada pantainya. Pantai Sundak memiliki kekerasan batuan yang cukup homogen. Hal ini

terbukti dari bentuk Pantai Sundak yang memanjang teratur. Berdasarkan hasil perhitungan

nilai indeks hempasan gelombang (K), maka diketahui bahwa gelombang laut pada Pantai

Sundak memiliki nilai 0,005 termasuk tipe plunging, karena nilai indeksnya di antara 0,003 –

0,007 (lihat Peta 4).

Pantai Sundak memiliki diameter butir sedimen sebesar 1,225 mm. Butir sedimen

pantai ini termasuk kedalam jenis sedimen pasir sangat kasar (lihat Peta 5) yaitu Φ = -0.293

(skala Wenthworth). Butir sedimennya berwarna cerah merata hampir pada semua bagian

pantainya. Butir sedimen Pantai Sundak berasal dari hasil kikisan dasar laut yang kemudian

diendapkan di pantai.

Pantai Sundak memiliki salinitas air laut antara 32 – 33 ‰ (lihat Peta 6). Suhu

perairan berkisar antara 33 – 36 ˚ C (lihat Peta 7). Di perairan yang terlindungi suhu air laut

Universitas Indonesia

Page 13: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

13

lebih rendah dibanding dengan di perairan yang tidak terlindungi. Derajat keasaman perairan

pantai Sundak berkisar antara 7,5 – 8,5 (lihat Peta 8). Pada bagian barat pantai Sundak

dimana terdapat arch, dengan nilai derajat keasaman lebih rendah dibandingkan dengan

bagian lainnya.

Pantai Sundak terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian barat yang dimanfatkan pemerintah

Daerah Kabupaten Gunungkidul sebagai kawasan pariwisata, dan bagian timur yang

merupakan pantai milik pribadi (private beach) dan sudah dimanfaatkan sebagai resort.

Pantai Sundak memiliki karang yang menempel pada pinggir pantainya sehingga

pemanfaatan pantai untuk perikanan tidak dapat dilakukan. Pemanfaatan budidaya rumput

laut yang cukup besar dan tambang pasir serta cangkang kerang yang memang banyak

terdapat pada pantai Sundak (bagian barat) menjadikan pantai Sundak sebagai salah satu

pemasok bahan mentah souvenir pariwisata pantai.

III. KESIMPULAN

Karakteristik lingkungan pantai karst pada daerah penelitian dari barat ke timur

memiliki pola jenis butir sedimen dengan nilai Φ makin makin besar, ini berarti kondisi butir

sedimen yang makin kasar. Daerah penelitian juga memiliki pola lereng gisik/pantai yang

makin terjal, dan salinitas air laut yang makin tinggi, sedangkan energi gelombang, tipe

gelombang, suhu air laut, dan pH air laut yang berbeda-beda

Terdapat perbedaan pemanfaatan pantai oleh warga yang tinggal pada daerah

penelitian tergantung karakteristik lingkungan pantainya. Pantai Karst di Kabupaten

Gunungkidul bagian paling barat hanya dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut, sedangkan

makin kebarat, pantai dimanfaatakan untuk bidang perikanan tangkap, budidaya rumput laut,

dan dijadikan cagar.

Universitas Indonesia

Page 14: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

14

DAFTAR PUSTAKA

Bird, E. C. F. 1984. “An Introduction to Coastal Geomorphology” . Third edition.

Damayanti, Astrid. 2001. “Karakteristik beberapa Pantai Potensial di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Geografi, 02(7), hal 8-17, Departemen Geografi UI, Depok.

Longuet-higgins, M. 1970. “Longshore Currents Generated by Obluquely Incident Sea Waves” . J. Geopys Res

Pethick, John. 1984. “An Introduction to Coastal Geomorphology”, Edward Arnold, Mariland.

Sandy, I. M. 1996. “Pantai dan Wilayah Pesisir. Dalam seminar sehari penerapan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan pesisir ”, Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta.

Sullivan, Dr. Donald. 2001. Coastal Geological Materials . National Park Service, Additional image courtesy of, University of Denver. http://www.teachersdomain.org/resources/ess05/sci/ess/earthsys/coastenv/index.html (25 Okt. 2007

Universitas Indonesia

Page 15: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

15

Peta – peta :

Universitas Indonesia

Keterangan : Sumber : - Peta RBI, Bakosurtanal sheet 1407-631 Skala 1 : 25.000, Tahun 1999- Pengolahan Data, 2008

Nama Pantai :

Ngandong

SepanjangSundak

BaronDriniKrakalKukup

SamuderaDaratan

Jalan :Lain

Lokal

Setapak

Daerah Penelitian

Peta 1Peta 1Peta 1

Peta 2

Daerah PenelitianKabupaten Gunungkidul

Samudera Hindia

Inset

8°10' 8°10'

8°00' 8°00'

110°20'

110°20'

110°30'

110°30'

110°40'

110°40'

Samudera Hindia

UProv. D I Yogyakarta

Kabupaten Gunungkidul

U

TB

S

300 0 300

Meter

8°10'00"

8°10'00"

8°9'00" 8°9'00"

8°8'00" 8°8'00"

110°33'00"

110°33'00"

110°34'00"

110°34'00"

110°35'00"

110°35'00"

110°36'00"

110°36'00"

110°37'00"

110°37'00"

Keterangan : Sumber : - Peta RBI, Bakosurtanal sheet 1407-631 Skala 1 : 25.000, Tahun 1999- Pengolahan Data, 2008

Lereng :

SamuderaDaratan

Jalan :Lain

Lokal

Setapak

Daerah Penelitian

8°10'00"

8°10'00"

8°9'00" 8°9'00"

8°8'00" 8°8'00"

110°33'00"

110°33'00"

110°34'00"

110°34'00"

110°35'00"

110°35'00"

110°36'00"

110°36'00"

110°37'00"

110°37'00"

Lereng Daerah Penelitian Kabupaten Gunungkidul

Inset

8°10' 8°10'

8°00' 8°00'

110°20'

110°20'

110°30'

110°30'

110°40'

110°40'

Samudera Hindia

UProv. D I Yogyakarta

Kabupaten Gunungkidul

U

TB

S

300 0 300

Meter

Ngandong

Sundak

Samudera Hindia

Baron

Kukup

SepanjangDrini

Krakal

Peta 4

15 - 25 % Bergelombang

2 - 15 % Datar Bergelombang

25 - 40 % Terjal

Peta 1

Peta 2

Page 16: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

16

Universitas Indonesia

Keterangan : Sumber : - Peta RBI, Bakosurtanal sheet 1407-631 Skala 1 : 25.000, Tahun 1999- Pengolahan Data, 2008

Samudera

Daratan

Batas Pantai

Lain

Lokal

Setapak

Daerah Penelitian

450000

450000

452000

452000

454000

454000

456000

456000

9098000 9098000

9100000 9100000

Sa

mu de ra H in dia

Inset

Energi Gelombang :Jalan :

-8

-8

Kabupaten Gunungkidul

Prov. DI Yogyakarta

ENERGI GELOMBANGDAERAH PENELITIAN

U

TB

S

300 0 300

Meter

Kabupaten Gunungkidul

Samudera Hindia

Kuat

Lemah

Daerah Penelitian

Setapak

Lokal

LainJalan :

SamuderaDaratan

Tipe Gelombang Laut :Sumber : - Peta RBI, Bakosurtanal sheet 1407-631 Skala 1 : 25.000, Tahun 1999- Pengolahan Data, 2008

Keterangan :

Peta 5

8°10'00"

8°10'00"

8°9'00" 8°9'00"

8°8'00" 8°8'00"

110°33'00"

110°33'00"

110°34'00"

110°34'00"

110°35'00"

110°35'00"

110°36'00"

110°36'00"

110°37'00"

110°37'00"

Tipe Gelombang LautDaerah Penelitian Kabupaten Gunungkidul

Krakal

DriniSepanjang

Kukup

Baron

Sundak

Ngandong

Samudera Hindia

U

TB

S

300 0 300

Meter

Inset

8°10' 8°10'

8°00' 8°00'

110°20'

110°20'

110°30'

110°30'

110°40'

110°40'

Samudera Hindia

UProv. D I Yogyakarta

Kabupaten Gunungkidul

Plunging

Surging

8°10'00"

8°10'00"

8°9'00" 8°9'00"

8°8'00" 8°8'00"

110°33'00"

110°33'00"

110°34'00"

110°34'00"

110°35'00"

110°35'00"

110°36'00"

110°36'00"

110°37'00"

110°37'00"

Peta 3

Peta 4

Page 17: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

17

Universitas Indonesia

Daerah Penelitian

Setapak

Lokal

LainJalan :

SamuderaDaratan

Jenis Butir Sedimen :

Sumber : - Peta RBI, Bakosurtanal sheet 1407-631 Skala 1 : 25.000, Tahun 1999- Pengolahan Data, 2008

Keterangan :

8°10'00"

8°10'00"

8°9'00" 8°9'00"

8°8'00" 8°8'00"

110°33'00"

110°33'00"

110°34'00"

110°34'00"

110°35'00"

110°35'00"

110°36'00"

110°36'00"

110°37'00"

110°37'00"

Jenis Butir Sedimen Daerah Penelitian Kabupaten Gunungkidul

U

TB

S

300 0 300

Meter

Inset

8°10' 8°10'

8°00' 8°00'

110°20'

110°20'

110°30'

110°30'

110°40'

110°40'

Samudera Hindia

UProv. D I Yogyakarta

Kabupaten Gunungkidul Samudera Hindia

Peta 3

KasarMedium

Sangat Kasar

Sundak

NgandongKrakal

DriniSepanjang

Kukup

Baron

SALINITAS

300 0 300 600 MetersU

KA B U P AT E N G U N U N G K ID U L

450000

450000

9100000 9100000Sumber: Pengolahan data

Samudera Hindia

Legenda

Drini

KukupBaron

Krakal

Sepanjang

Sundak

Desa Ngestirejo

Desa Kemadang

Desa Sidoharho

Desa Banjarejo

450000

450000

451000

451000

452000

452000

453000

453000

454000

454000

455000

455000

456000

456000

9099000 9099000

9100000 9100000

9101000 9101000

9102000 9102000

Batas Desa

Salinitas28 - 3132 - 34

Peta 5

Peta 6

Page 18: Potensi pemanfaatan pantai_karst_kab.gunungkidul

18

Universitas Indonesia

SUHU AIR LAUT

300 0 300 600 MetersU

KA B U P AT E N G U N U N G K ID U L

450000

4500009100000 9100000Sumber: Pengolahan data

Samudera Hindia

Legenda

26 - 30' C31 - 35' C> 35' C

Batas Desa

Desa Ngestirejo

Desa Kemadang

Desa Sidoharho

Desa Banjarejo

Drini

KukupBaron

Krakal

Sepanjang

Sundak

450000

450000

451000

451000

452000

452000

453000

453000

454000

454000

455000

455000

456000

456000

457000

457000

9099000 9099000

9100000 9100000

9101000 9101000

9102000 9102000

KA B U P AT E N G U N U N G K ID U L

PH AIR LAUT

U450000

450000

9100000 9100000Sumber: Pengolahan data

450000

450000

451000

451000

452000

452000

453000

453000

454000

454000

455000

455000

456000

456000

457000

457000

9099000 9099000

9100000 9100000

9101000 9101000

9102000 9102000

Samudera Hindia

Desa Ngestirejo

Desa Kemadang

Desa Sidoharho

Desa Banjarejo

Desa Tepus

Drini

KukupBaron

Krakal

Sepanjang

Sundak

300 0 300 600 Meters

Batas Desa

Legenda

7,5 - 8,58,5 - 9

Peta 8

Peta 7