Analisa simpang bersinyal

Preview:

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman globalisasi seperti sekarang ini peran

transportasi sangatlah penting di berbagai aspek kehidupan

terutama untuk perekonomian bangsa. Transportasi merupakan

urat nadi perekonomian di sebuah negara tak terkecuali di

Indonesia. Oleh karena itu kebutuhan akan moda angkutan

sangat tinggi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang

sebanding dengan meningkatnya moda angkutan maka kebutuhan

lahan seperti jalan sebagai infrastruktur transportasi

akan meningkat pula. Dan bagaimana jika infrastruktur

tersebut sudah dapat menampung jumlah kendaraan yang ada.

Persimpangan adalah pertemuan atau percabangan dua

jalan atau lebih yang bersilangan, baik sebidang maupun

yang tidak sebidang (Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas jalan). Lajur adalah

bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan,

yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor

sedang berjalan, selain sepeda motor (Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas

jalan)

Dalam sebuah persimpangan baik itu bersinyal maupun

tidak bersinyal mempunyai beberapa permasalahan meliputi

1

volume kendaraan yang melintas, panjang antrian kendaraan,

konflik lalu lintas, kapasitas simpang, drajat kejenuhan,

efektifitas kerja simpang dan kondisi fisik dari

persimpangan tersebut.

Jalan Pantura merupakan jalan arteri primer dengan

volume lalu lintas yang padat karena pada jalan ini

merupakan jalan lintas utama perdagangan di kawasan pantai

utara jawa yang menghubungkan beberapa kota besar yang ada

di Pulau Jawa. Volume lalu lintas yang terjadi pada Jalan

Pantura padat maka secara otomatis persimpangan yang

berpotongan dengan Jalan Pantura volume lalu lintasnya juga

padat khususnya pada persimpangan Jalan Gajah Mada di

kawasan Mulya Dana kota Tegal. Simpang Panggung Baru

merupakan sebuah persimpangan yang mempertemukan Jalan

Pantura dari arah Jakarta menuju Semarang dan arah

sebaliknya (Jalan Gajah Mada) yang berpotongan dengan Jalan

Kolektor yaitu jalan Perintis Kemerdekaan menuju ke pusat

kota Tegal. Volume lalu intas pada persimpangan ini

termasuk padat terutama pada jam sibuk pagi dan siang

khususnya pada Jalan Martoloyo dari arah Jakarta menuju

Semarang dan sebaliknya, konflik lalu lintas pada

persimpangan ini rata-rata adalah serius.

Maka dari itu Perlu adanya sebuah survai untuk

mengamati suatu persimpangan apakah persimpangan masih

dapat memberikan tingkat pelayanan yang bagus atau tidak.

Apabila jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan di kaki

2

persimpangan tertentu pada satuan waktu tertentu melebihi

kapasitas pada jalan tersebut maka dapat dikatakan ruas

jalan pada kaki persimpangan sudah mencapai tingkat

pelayanan yang buruk. Selain mengamati tingkat pelayanan

pada jalan kita juga perlu mengamati kualitas jalan apakah

ada kerusakan pada jalan, apakah kerusakan jalan dapat

berakibat pada meningkatnya angka kecelakaan dan kemacetan

lalu lintas. Usaha untuk meningkatkan tingkat pelayanan

tersebut adalah dengan melakukan manajemen rekayasa lalu

lintas. Kami membuat laporan suvai lalu lintas ini dengan

sampel persimpangan Panggung Baru di Kota Tegal untuk

menghitung drajat kejenuhan guna mengamati kinerja fase

pada traffic light yang ada pada persimpangan, dan konflik

lalu lintas yang terjadi pada persimpangan. Agar kami dapat

menentukan salah satu alternatif untuk dijadikan

rekomendasi manajemen lalu lintas pada persimpangan

tersebut.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari dilakukannya penelitian desain kapasitas simpang

yaitu:

1. Mengetahui karakteristik lalu lintas di persimpangan

Panggung Baru, Kota Tegal khususnya yang terletak pada

Jalan Perintis Kemerdekaan yang bertemu dengan Jalan

Martoloyo Pantura .

3

2. Mengidentifikasi prasarana yang disediakan oleh pihak

berwenang dan kondisi existing dari prasarana tersebut.

Tujuan dari dilakukannya penelitian desain kapasitas

simpang yaitu:

1. Mengamati dan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

yang berkaitan dengan bidang rekayasa lalu lintas.

2. Mengevaluasi unjuk kerja desain kapasitas simpang di

Kota Tegal, dengan peninjauan dari segi derajat

kejenuhan, kapasitas, arus lalu lintas.

C. Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan mengenai desain kapasitas simpang, dan kondisi

eksisting simpang Mulya Dana di Kota Tegal dengan prasarana

yang disediakan pihak pengelola Kota Tegal.

Dengan batasan masalah yaitu :

1. Untuk menghitung volume lalu lintas.

2. Untuk menghitung drajat kejenuhan.

3. Untuk mengetahui kondisi sarana dan kelengkapan jalan

pada tiap kaki simpang dengan melakukan inventarisasi

jalan.

4. Untuk mengetahui kinerja fase pada traffic light.

4

BAB II

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum

Kota Tegal merupakan sebuah kota yang banyak dibangun

pertokoan dan pusat Pemerintah Kota Tegal sehingga daerah ini

menjadi cukup ramai. Selain itu kota Tegal merupakan daerah yang

di lalui oleh jalan Pantura sehingga banyak aktifitas pengiriman

barang baik yang berasal dari daerah lain masuk ke kota Tegal

maupun dari kota Tegal menuju ke kota - kota lain karena di Tegal

terdapat industri logam dalam skala kecil, menyebabkan banyak

5

kendaraan berat untuk mengirimkan barang yang masuk masuk ke

daerah ini.

Lokasi yang kami survai adalah simpang Panggung Baru ,

simpang ini merupakan sebuah simpang tiga yang mempertemukan

Jalan Perintis Kemerdekaan (Jalan Kolektor) dari dan menuju kota

Tegal dengan Jalan Martoloyo (Arteri / jalan Pantura) dari arah

Jakarta menuju Semarang dan sebaliknya. Secara umum persimpangan

Panggung Baru merupakan sebuah persimpangan bersinyal yang

terletak pada suatu kawasan perumahan dan pertokoan, sehingga

daerah persimpangan ini menjadi daerah yang cukup ramai dengan

volume lalu lintas dengan jumlah yang tinggi, baik yang berasal

dari arah Jalan Martoloyo Pantura maupun arus lau lintas dari

arah jalan Perintis Kemerdekaan kolektor menuju arah kota Tegal,

selain itu Simpang Panggung Baru Kota Tegal merupakan titik

simpul atau pertemuan antara arus yang berasal dari jalan

Perintis Kemerdekaan Kota Tegal dan kawasan jalan Pantura yaitu

Jalan Martoloyo. Pada Jalan Martoloyo Kendaraan yang paling

banyak melintas merupakan kendaraan niaga adalah kendaraan berat

dan sedang diantaranya, truk sedang 2 sumbu, truk berat 3 sumbu,

trailer, tangki, kontainer dan kendaraan angkutan umum. Dan

kendaraan dari dan menuju Jalan Perintis kemerdekaan kendaraan

yang paling banyak melintas adalah kendaraan ringan seperti

sepeda motor, sepeda, becak, mobil pribadi, truk sedang, pick up

dan mobil box kecil. Kondisi jalan pada simpang Panggung Baru ini

cukup baik tapi tidak memenuhi syarat lalu lintas karena

pengaturan fasenya yang salah menyebabkan panjangnya antrian di

6

sepanjang jalan patura tepatnya di jalan gajah mada sehingga

terjadi kemacetan lebih dari 60 meter.

Lokasi Persimpangan Mulya Dana kota Tegal

7

8

BAB III

METODE SURVAI

Dalam penyusunan laporan umum ini menggunakan data

primer. Metode pengumpulan data adalah dengan melaksanakan

survai di lapangan, survai-survai tersebut telah ditentukan

dalam studi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas. Survai-survai

yang dilakukan adalah :

a. Survai inventarisasi persimpangan;

b. Survai gerakan membelok terklasifikasi (CTMC);

c. Survai TC

d. Survei Spot Speed

A. Survai Inventarisasi Persimpangan

1. Maksud Dan Tujuan

Maksud Survai inventarisasi ini dilakukan untuk

mencatat dan mengetahui kondisi simpang, berupa panjang

dan lebar serta perlengkapan jalan yang terdapat dalam

wilayah studi.

Adapun Tujuan dari Survai inventarisasi ini dimaksudkan

untuk menunjang pelaksanaan survai-survai selanjutnya.

2. Persiapan Dan Peralatan Survai

Sebelum survai inventarisasi persimpangan

dilaksanakan, maka dilakukan persiapan berupa :

9

a. Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan,

antara lain:

1) Alat-alat tulis;

2) Formulir untuk survai;

3) Roda meteran (Walking Measure);

4) Meteran (Roll meter);

5) Papan Alas (Clip board).

6) stopwatch

b. Penentuan lokasi survai.

Survai inventarisasi simpang dilakukan pada

persimpangan Panggung Baru.

3. Metode Pelaksanaan Survai

Survai inventarisasi simpang ini dilaksanakan dengan

cara mengamati, mengukur dan mencatat data ke dalam

formulir survai, sesuai dengan target data yang akan

diambil.

Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan survai

ini adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara mengukur

semua titik survai yang ditetapkan, yaitu :Lebar simpang,

lebar jalan, lebar bahu, lebar Lebar trotoar, lebar

median, dan lebar drainase.

4. Jadwal Pelaksaan Survai

Survai Inventarisasi ini dilaksanakan pada tanggal 7

Februari 2013, yang dilaksanakan pada jam sibuk. Survai

10

ini dilakukan pada jam sibuk, dimaksudkan agar mengetahui

hambatan samping yang terjadi pada jalan.

B. Survai Gerakan Membelok

1. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari survai gerakan membelok terklasifikasi

(survai pencacahan lalu lintas terklasifikasi di

persimpangan) adalah untuk mengetahui karakteristrik lalu

lintas di persimpangan, dengan melakukan pengamatan dan

pencacahan langsung pada tiap-tiap kaki persimpangan

dalam perioade waktu tertentu.

Survai ini perlu dilakukan karena sebagian besar

hambatan perjalanan terjadi pada persimpangan yang

disebabkan karena persimpangan merupakan suatu sistem

pembagian ruang.Adapun tujuan dari survai ini adalah :

a. Mengetahui volume lalu lintas pada suatu persimpangan;

b. Mengetahui jumlah penggunaan dari moda pada suatu

persimpangan.

2. Target Data

Target data yang diamati adalah data arus lalu lintas

atau volume lalu lintas dan jenis/klasifikasi jenis

kendaraan untuk setiap arah pergerakan kendaraan pada

tiap-tiap kaki persimpangan dalam satuan waktu tertentu.

3. Persiapan Dan Pelaksanaan Survai

11

Untuk melakukan survai gerakan membelok diperlukan

persiapan berupa penentuan titik-titik survai dan

persiapan peralatan.Peralatan yang diperlukan dalam

pelaksanaan survai ini adalah :

a. Alat tulis;

b. Alat penghitung (Counter);

c. Clip Board;

d. Formulir Survai.

4. Lokasi Survai

Survai gerakan membelok dilakuan pada titik

persimpangan Mulyadana Kota Tegal, pada tiap kaki

simpangnya.

5. Metode Pelaksanaan Survai

Survei gerakan membelok ini dilaksanakan pada tanggal

7 Februari 2013, yang dilaksanakan pada jam

sibuk.Pencacahan gerakan membelok dilakukan dua sesi jam

sibuk yaitu pagi hari pada pagi pukul 06.00 – 08.00 WIB

dengan kondisi cuaca cerah dan siang hari pada pukul

11.00-13.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah, dan dengan

interval 15 menit. Alasan dilakukan pada waktu jam sibuk

dengan tujuan guna mendapatkan data volume lalu lintas

terpadat dan data volume lalu lintas terendah selama

berlangsungnya kegiatan survai. Dimana untuk tiap kaki

persimpangan diamati oleh dua orang surveyor untuk

12

mengamati gerakan kendaraan dari kaki persimpangan

tersebut. Untukmenentukan volume kendaraan pada suatu

ruas jalan, digunakan satuan mobil penumpang (smp).

Dimana satuan tersebut berfungsi untuk mengkonversi

volume kendaraan, sehingga memiliki keseragaman satuan.

C . Survai Konflik Lalu Lintas

1. Maksud dan Tujuan

Maksud Survai konflik lalu lintas ini dilakukan

untukmengetahui kondisi tingkat keseriusan konflik yang

terjadi di persimpangan. Dengan mencatat data kecepatan

kendaraan yang akan mengalami konflik dan jarak antar

kendaraan.

2. Target Data

Target data yang akan didapatkan dari survai konflik

lalu lintas ini adalah kecepatan kendaraan dan jarak

antar kendaraan yang mengalami konflik di persimpangan.

3. Persiapan dan Peralatan Survai

Sebelum survai konflik lalu lintas ini dilaksanakan,

maka dilakukan persiapan berupa :

a. Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan,

antara lain:

i. Alat-alat tulis;

ii. Formulir untuk survai;

iii. Papan Alas (Clip board).

13

b. Penentuan lokasi survai

Survai inventarisasi simpang dilakukan pada

persimpangan Jalan Gajah Mada.

4. Metode Pelaksanaan Survai

Survai konflik lalu lintas ini dilaksanakan dengan

cara mengamati, menaksir dan mencatat data ke dalam

formulir survai, sesuai dengan target data yang akan

diambil.

Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan survai

ini adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara

mengamati kendaraan yang akan mengalami konflik dengan

kendaraan lain dengan menaksir kecepatan dan jarak

kendaraan tersebut. Dan diambil sampel sebanyak 20

kendaraan tiap peak hour.

5. Jadwal Pelaksanaan Survai

Survai gerakan membelok ini dilaksanakan pada tanggal

7 Februari 2013, yang dilaksanakan pada jam sibuk yaitu

pagi hari pada pagi pukul 06.00 – 08.00 WIB dan siang

hari pada pukul 11.00 -13.00 WIB dengan kondisi cuaca

cerah

BAGAN ALUR PENELITIAN

14

15

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

INVENTARISASI SIMPANG gerakan membelok

terklasifikasi (CTMC) TC Spot Speed

PETA JARINGAN JALAN

Kondisi Simpang

Derajat Kejenuhan

IDENTIFIKASI MASALAH

PELAKSANAAN SURVEY

- INPUT DATA PRIMER- INPUT DATA SEKUNDER

BAB IV

ANALISA KAKI SIMPANG

A. Teori Analisa Simpang

Data analisis penelitian berguna untuk mengetahui teori

pelaksanaan pada kondisi eksisiting sebenarnya. Unjuk kerja

simpang dibedakan atas simpang tak bersinyal dan simpang

bersinyal. Indikator unjuk kerja simpang antara lain derajat

kejenuhan, tundaan dan peluang antrian serta rasio arus dan waktu

siklus alat pemberi isyarat lalu lintas. Untuk kerja simpang

bersinyal dicari dengan mengetahui arus jenuh dasar, nilai arus

jenuh, perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh, waktu

siklus penyesuaian dan waktu hijau, kapasitas dan derajat

kejenuhan.

B. Analisa Data

1. Inventarisasi Simpang

a. Lokasi Persimpangan Mulya Dana

16

Persimpangan Mulya Dana Kota Tegal

b. Klasifikasi Jalan

Prasarana jalan di Persimpangan Jalan Gajah Mada di

Mulya Dana termasuk dalam kategori jalan arteri yang

melayani semua jenis kendaraan dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi. Jalan ini banyak dilewati mobil

angkutan niaga dan angkutan umum yang menuju ke beberapa

daerah kota dan kabupaten lain dari Kota Tegal maupun kota

dan kabupaten lain yang melintasi wilayah Kota Tegal.

Prasarana jalan Hos Cokroaminoto termasuk dalam kategori

jalan kolektor yang melayani angkutan pengumpulan/pembagi

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-

rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan ini

banyak dilewati mobil pribadi yang menuju Pusat Pemerintah

Daerah Kota Tegal dan menuju ke pemukiman serta kendaraan

barang yang menuju ke Kawasan Industri.

Persimpangan Mulya Dana di Jalan Gajah Mada memiliki 3 kaki

simpang:

17

Kaki Utara : JL. Gajah Mada dari arah Semarang

Kaki Timur : Jl. Hos Cokroaminoto dari arah kota Tegal

Kaki Selatan : Jl. Gajah Mada dari arah Jakarta

Kaki Simpang KELAS JALAN FUNGSI JALANUtara II C Arteri Selatan III B KolektorTimur II C Arteri

c. Lebar jalan

Prasarana jalan persimpangan Mulyadana harus mendapat

perhatian yang lebih. Karena desain geometris jalan yang ada

sudah cukup baik. Lebar jalan tersebut dianggap sudah

efektif untuk menampung volume lalu lintas yang melewati

persimpangan Mulyadana. Namun, pada kaki simpang di Jalan

Hos Cokroaminoto lebarnya kurang efektif karena di sepanjang

jalan di gunakan untuk lahan parkir dengan bentuk sudut 90”.

d. Kondisi jalan

Kondisi jalan di persimpangan Mulyadana mengalami

kerusakan jalan yang cukup parah di kaki simpang sebelah

utara. Jalan berlubang dengan kedalaman yang cukup dalam dan

lebar. Jenis konstruksi jalan dengan perkerasan aspal dan

beton di dekat traffic light sebelah utara sepanjang 40

meter. Permukaan jalan rata dengan lapisan jalan aspal

hotmix.

18

e. Trotoar

Pada persimpangan Mulyadana terdapat trotoar selebar

2.5 meter di semua kaki simpang.

f. Drainase / Saluran Air

Di persimpangan Mulyadana ini, drainase terletak di

bawah trotoar.

g. Tikungan / Belokan

Tikungan atau belokan di simpang ini telah didesain

dengan baik yang memiliki radius putar yang cukup untuk

kendaraan besar. Gerakan belok kiri pada saat lampu merah

(left turn on red, LTOR) diijinkan karena ruas jalan pada kaki

simpang memiliki lebar approach yang cukup sehingga dapat

langsung melintasi antrian pada kendaraan yang lurus.

h. Marka Jalan

Marka jalan di persimpangan ini berupa stop line pada

mulut simpang dan marka panah pada belok kiri serta marka

lajur pada kaki simpang. Pada semua kaki simpang ditemukan

fasilitas penyeberang jalan atau zebra cross pada mulut

simpang.

i. Penerangan Jalan

Penerangan jalan di simpang sudah cukup baik.Pada

setiap pulau lalu lintas sudah dipasang lampu.Dan pada

setiap kaki simpang juga dipasang lampu dengan jarak antar

lampu 40 meter, dilengkapi dengan lampu yang dipasang pada

19

pohon, selain menambah penerangan lampu pada pohon ini juga

memperindah simpang.

j. Lampu Lalu Lintas

Jenis pengendalian simpang di Persimpangan Mulyadana

ini menggunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL).

Kondisi lampu lalu lintas dalam keadaan baik dan berfungsi

kurang efektif. Lampu lalu lintas dipasang pada tiap pulau

lalu lintas. Tiap kaki simpang memiliki waktu fase yang

berbeda-beda yaitu :

1. Simpang utara dan selatan

Merah : 54 detik

Kuning : 5 detik

Hijau : 32 detik

2. Simpang timur

Merah : 61 detik

Kuning : 5 detik

Hijau : 29 detik

Waktu fase antara simpang utara dan selatan dibuat sama

Karen arus pada jalan pantura ini cukup ramai, sedangkan di

simpang timur relative sedikit di persimpangan Mulyadana

ini. Pada simpang ini pengaturan lalu lintas dengan 2 fase.

2. Survai Gerakan Membelok Terklasifikasi

Berikut ini merupakan proporsi arus lalu lintas pada jam

tersibuk disetiap kaki simpang Mulyadana

a) Kaki simpang utara

20

jeniskendaraan Kiri LurusKendaraanRingan 34 211Kendaraanberat 3 301Sepedamotor 157 136Tidakbermotor 31 17

Belok Kiri

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

20

40

60

80

06.00-07.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

10

20

30

40

50

60

07.00-08.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

21

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

10

20

30

40

11.00-12.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0510152025303540

12.00-13.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

b) Kaki simpang Selatan

jeniskendaraan Kanan LurusKendaraanRingan 25 211Kendaraanberat 0 341Sepedamotor 107 136Tidakbermotor 22 15

Belok Kanan

22

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

5

10

15

20

25

30

06.00-07.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

05101520253035

07.00-08.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0510152025303540

11.00-12.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

23

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0510152025303540

12.00-13.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

c) Kaki simpang timur

jeniskendaraan Kanan KiriKendaraanRingan 42 29Kendaraanberat 0 2Sepedamotor 138 166Tidakbermotor 58 25

Belok Kiri

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

01020304050607080

06.00-07.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

24

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

10

20

30

40

07.00-08.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

0

10

20

30

40

50

60

11.00-12.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

00-15 15-30 30-45 45-60Jumlah kendaraan

05101520253035

12.00-13.00

1 Sepeda motor 2 Kendaraan Ringan3 Kendaraan berat 4 Kendraan tidak bermotor

Tabel Arus Lalu Lintas

25

NoKaki

Simpang

Arah

Lalu

Lintas

Volume

(smp/jam)

Nilai

(Q)

PagiSian

g1 Timur Kiri 138 153

134Kanan 139 102

2 Selatan Kanan 99 101777

Lurus 554 7993 Utara Kiri 110 392

757Lurus 490 523

Arus lalu lintas tertinggi terjadi pada kaki simpang selatan

dengan nilai Q sebesar 777 smp/jam.Hal ini dikarenakan pada arah

selatan simpang Mulyadana merupakan jalan utama pantura menuju

arah Jakarta. Sedangkan untuk arus lalu lintas terendah terjadi

pada kaki simpang sebelah timur dengan nilai Q sebesar 134

smp/jam.Hal ini dikarenakan pada arah timur simpang Mulyadana

tidak terdapat tarikan perjalanan hanya terdapat sedikit

pemukiman dan pertokoan yang tidak terlalu ramai.

3. Survai Antrian dan Tundaan

N0KAKISIMPAN

GTUNDAAN

1 Utara 29

2 Timur 27

3Selatan 28

26

N0KAKI

SIMPANG

PANJANGANTRIAN

1 Utara 72

2 Timur 18

3Selatan 78

Antrian paling panjang terjadi pada simpang selatan yaitu 78

meter. Pada simpang ini sering terjadi antrian panjang karena

arus lalu lintasnya yang relatif tinggi dibandingkan dengan arus

lalu lintas pada kaki simpang yang lain.

Tundaan tertinggi terjadi pada kaki sebelah utara dengan waktu

tundaan 29 detik.

27

4.Arus Jenuh

Arus jenuh adalah besarnya keberangkatan antrian didalam suatu

pen dekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau).

S=So×Fcs×Fsf×Fg×Fp×Frt×Flt(smp/jamhijau)

Dengan : So = arus jenuh dasar

Fcs = faktor koreksi ukuran kota

Fsf = faktor koreksi gangguan samping

Fg = faktor koreksi kelandaian

Fp = faktor koreksi parkir

Frt = faktor koreksi belok kanan

Flt = faktor koreksi belok kiri

a. Menghitung arus jenuh dasar masing – masing kaki simpang dengan

menggunakan persamaan:

So=600×We

Lebih lengkapnya bisa dilihat dalam tabel penghitungan arus jenuh

dasar dibawah ini :

Penghitungan arus jenuh

Kaki SimpangLEBAR

ARUS JENUH

DASARWe ( m

)So ( smp/ jam )

Utara 6.7 4000Timur 4.7 2800Selatan 6.7 4000

28

b. Jumlah penduduk yang berada di Tegal< 1 juta penduduk, maka dapat

diketahui bahwa nilai faktor penyesuaian ukuran Tegal adalah Fcs

= 0,94. Dapat dilihat pada table berikut.

c. Dengan memadukan antara jumlah kendaraan tidak bermotor,

lingkungan sekitar simpang, maupun kondisi tata guna lahannya

dapat diketahui nilai faktor hambatan :

Penentuan factor penyesuaian hambatan samping dapat dilihat pada

tabel berikut,

Kaki Lingkung Hambata Rasio Fsf

29

simpan

gan jalan

n

samping

kendaraan

tidak

bermotor

Utara Komersil Sedang 0,060,8

9

Timur Komersil Sedang 0,620,8

2Selata

nKomersil Sedang 0,05

0,8

9

d. Friksi kelandaian persimpangan untuk masing – masing kaki simpang

adalah datar ( 0% ), oleh karena itu faktor gradien ( Fg ) adalah

1,00

e. Disekitar simpang utara dan selatan tidak terdapat parkir, maka

faktor penyesuaian parkir adalah 1,00. Sedangkan disekitar

simpang timur terdapat parkir dengan jarak antara garis henti dan

kendaraan parkir pertama adalah 30 meter sehingga factor

penyesuaian parkir 0,82

f. Prosentase Belok kanan dan kiri

1)Faktor penyesuaian belok kanan( Frt )

Sebelum mendapatkan Frt, terlebih dahulu harus diketahui

besarnya Prt :

Prt=rt(smpjam

)/Q(smpjam

)

30

Prt adalah jumlah kendaraan belok kanan dibagi dengan jumlah

total arus kendaraan pada kaki simpang tersebut ( smp/jam ).

Setelah Prt diketahui dapat dihitung Frt dengan rumus :

Frt=1.00−Prt×0.26

2)Faktor penyesuaian belok kiri ( Flt )

Sebelum mendapatkan Flt, terlebih dahulu harus diketahui Plt

pada simpang tersebut:

Plt=¿(smpjam

)/Q(smpjam

)

Plt adalah jumlah kendaraan belok kiri dibagi dengan jumlah

total arus kendaraan pada kaki simpang tersebut ( smp/jam ).

Untuk mencari Flt dapat dicari dengan rumus :

Flt=1.00−Plt×0.16

Sehingga arus kendaraan masing – masing kaki dapat dilihat melalui tabel berikut :

Faktor penyesuaian belok kanan dan kirikaki

simpang

jumlah

arus

(

smp/jam

belok

kanan

(

smp/jam

belok

kiri

(

smp/jam

Prt Plt Frt Flt

31

) ) )

Utara 757 101

0,1

3

0,97

9

Timur 134 65 70

0.4

8

0.5

2

1,12

5

0,91

7

Selatan 777 68

0.0

9

1.02

3

g.Setelah faktor – faktor penyesuaian diketahui, maka arus jenuh

masing – masing kaki simpang dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

S=So×Fcs×Fsf×Fg×Fp×Frt×Flt

kakisimpang

LebarWe So Faktor Penyesuaian Arus

Jenuh S

( m ) ( smp/jam) Fcs Fsf Fg Fp Frt Flt

(smp/jam

)

Utara 6.7 4000 0.940,89 1 1  

0,979 3276.8

Timur 4.7 2800 0.940,82 1

0.76

1,125

0,917 1691.5

Selatan 6.7 4000 0.94

0,89 1 1

1.023   3242.7

Arus jenuh tertinggi terjadi pada kaki simpang sebelah utara

dengan nilai 3276.8 smp/jam karena pada kaki simpang ini

merupakan jalan Pantura menuju arah

Semarang yang banyak dilewati oleh kendaraan yang berdimensi

besar sehingga arus lalu lintas cenderung padat dibandingkan

dengan kaki simpang yang lain

32

Waktu Siklus

Dengan melakukan survey dilapangan, maka kondisi eksisting waktu

siklus dapat diketahui dengan memakai alat stop watch, hasil yang

diperoleh dari survey semua kaki simpang memiliki fase yang sama

yaitu:

No. KakiSimpang

  Cycle Time (detik) KeteranganHijau Kunin

g Merah AllRed

Total

1 Utara 36 5 54 6 101 Semuasama2 Timur 29 5 61 6 101

3 Selatan 36 5 54 6 101

Menurut MKJI 1997 untuk waktu siklus yang disarankan untuk simpang

berfase 2 adalah antara 40-80 detik. Simpang ini memiliki waktu

siklus 101 detik, jadi simpang ini belum memenuhi aturan waktu

siklus menurut MKJI 1997. Besarnya waktu siklus ini, menyebabkan

kemacetan lalu lintas karena, tingginya arus lalu lintas yang

melewati simpang ini sehingga waktu siklus yang tidak sesuai

dengan aturan waktu siklus untuk simpang 2 fase ini menimbulkan

masalah yang berarti, apalagi pada jam sibuk siang.

5.Kapasitas

Kapasitas sesungguhnya C ( smp/jam ) dihitung dengan menggunakan

rumus :

C=S×(gc

)

33

Penghitungan nilai kapasitas

Kaki simpang

Arusjenuh (S )

Waktusiklus( c )

Waktuhijau( g )

Rasiohijau (GR )

Kapasitas ( C )

(smp/jam

) ( detik )( detik

) ( g/c )

(smp/jam

)Utara 3276.8 101 36 0.36 1167.97Timur 1691.5 101 29 0.29 485.67Selatan 3242.7 101 26 0.36 1220.69

Dari perhitungan diatas didapatkan kapasitas terbesar adalah pada

kaki simpang sebelah selatan dengan nilai 1220.69 smp/jam.Kapasitas

pada kaki simpang ini dibuat besar karena kaki simpang ini

merupakan akses jalan utama pantura sehingga banyak dipenuhi

kendaraan – kendaraan besar.

6.Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

DS=QC

DS adalah jumlah volume pada kaki simpang dibagi kapasitas pada

kaki simpang yang sama.

Penghitungan derajat kejenuhanKaki

simpangArus( Q )

Kapasitas( C )

DerajatKejenuhan

34

(smp/jam

)( smp/jam

)( DS )

 Utara 757 1167.97 0.65 Timur 134 485.67 0.28 Selatan 777 1220.69 0.64

Kaki simpang yang memiliki derajat kejenuhan tertinggi adalah simpang utara jalan Gajah Mada dari arah Semarang ke Jakarta yaitu sebesar 0.65.

7.Kinerja Tiap Kaki Simpang

NoKaki

Simpang

DerajatCycle

Time

Tundaa

n

Panjan

g

Kapasit

asKejenuha

n (detik)

(detik

)

Antria

n (m)

(smp/

jam)1 Utara 0.65 101 29 72 1167.972 Timur 0.28 101 27 18 485.673 Selatan 0.64 101 28 78 1220.69

Dari hasil analisis yang telah kami lakukan dapat terlihat kinerja

tiap-tiap kaki simpang sebagai berikut:

a) Kaki simpang sebelah utara dengan lebar pendekat 6,7 meter,

memiliki derajat kejenuhan 0.65, waktu siklus 101, tundaan 29

detik, panjang antrian 72 meter, kapasitas 1167.97 smp/jam.

35

b) Kaki simpang sebelah timur dengan lebar pendekat 4,7 meter,

memiliki derajat kejenuhan 0.28, waktu siklus 101, tundaan 27

detik, panjang antrian 18 meter, kapasitas 485.67 smp/jam. c) Kaki simpang sebelah selatan dengan lebar pendekat 6,7 meter,

memiliki derajat kejenuhan 0.64, waktu siklus 101, tundaan 28

detik, panjang antrian 78 meter, kapasitas 1220.69 smp/jam.

8. Survai Konflik Lalu Lintas

Metode penilaian studi konflik adalah dengan menggunakan lampu

rem dan juga pergerakan kendaraan dalam menghindar sebagai tanda

terjadinya konflik. Untuk menentukan keseriusan pada konflik lalu

lintas maka perlu mencari data dengan cara menaksir kecepatan

kendaraan dan jarak ketika terjadi konflik. Kedua faktor tersebut

diperlukan untuk menentukan (TA) pada tabel Time to Accident Value

Distance. Kemudian TA dan jarak digunakan untuk menentukan tingkat

keseriusan pada grafik keseriusan konflik yang diambil dari negara

Swedia sebagai acuan. Dan untuk mengetahui persentase tingkat

keseriusan tiap kaki simpang dengan cara : misalnya pada sepeda motor,

jumlah sepeda motor yang mengalami konflik dibagi jumlah sampel

konflik dilihat per kaki simpang maka dari hasil survai mendapatkan

data sebagai berikut :

a. Dari kaki simpang Jl. Hos Cokroaminoto

Pada jam sibuk pagi terdapat :

- 13/20 x 100% = 65% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius yaitu sebanyak 9 sepeda motor

dan non serius 4 motor.

36

- 3/20 x 100% = 15% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius sebanyak 2 dan non serius 1 mobil.

- 3/20 x 100% = 15% adalah 3 sepeda dengan tingkat keseriusan

non serius.

- 1/20 x 100% = 5% adalah 1 becak dengan tingkat keseriusan

non serius.

Pada jam sibuk siang terdapat :

- 12/20 x 100% = 60% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius yaitu sebanyak 10 sepeda

motor dan non serius 2 motor.

- 5/20 x 100% = 25% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius sebanyak 2 dan yang non serius sebanyak

3 mobil.

- 2/20 x 100% = 10% adalah sepeda dengan tingkat keseriusan

konflik yang non serius sebanyak 1 kendaraan.

- 1/20 x 100% = 5% adalah truk dengan tingkat keseriusan

konflik yang non serius yaitu sebanyak 1 truk.

b. Dari kaki simpang JL.Gajah Mada dari arah Semarang-Jakarta

Pada jam sibuk pagi terdapat :

- 10/20 x 100% = 50% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius yaitu sebanyak 10 sepeda

motor.

- 6/20 x 100% = 20% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius yaitu sebanyak 4 mobil.

- 4/20 x 100% = 20% adalah truck dengan tingkat keseriusan

konflik yang non serius yaitu sebanyak 4 kendaraan.

Pada jam sibuk siang terdapat :

37

- 7/20 x 100% = 35% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang 5 serius dan non serius yaitu

sebanyak 2 kendaraan.

- 8/20 x 100% = 40% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius dan non serius sebanyak 1 mobil.

- 2/20 x 100% = 10% adalah becak dengan tingkat keseriusan

konflik yang non serius yaitu sebanyak 2 becak.

- 3/20 x 100% = 15% adalah truck dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius dan non serius sebanyak 2 kendaraan.

c. Dari kaki simpang Jl Gajah Mada dari arah Jakarta-Semarang

Pada jam sibuk pagi terdapat :

- 10/20 x 100% = 5% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius dan non serius sebanyak 1

kendaraan.

- 9/20 x 100% = 45% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius sebanyak 9 mobil.

- 1/20 x 100% = 5% adalah truk dengan dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius sebanyak 1 truk.

Pada jam sibuk siang terdapat :

- 11/20 x 100% = 55% adalah sepeda motor dengan tingkat

keseriusan konflik yang serius yaitu sebanyak 11 sepeda

motor.

- 8/20 x 100% = 40% adalah mobil dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius sebanyak 8 kendaraan.

- 1/20 x 100% = 5% adalah pick up dengan tingkat keseriusan

konflik yang serius sebanyak 1 kendaraan.

38

B. SIMPANG TIMUR

non serius serius0

5

10

15

20

25

GRAFIK KESERIUSAN KONFLIK

Series1

KETERANGAN

JUMLAH

C. SIMPANG SELATAN

non serius serius01020304050

GRAFIK TINGKAT KESERIUSAN KONFLIK

Series1

KETERANGAN

JUMLAH

D. SIMPANG UTARA

39

SERIUS NON SERIUS010203040

GRAFIK TINGKAT KESERIUSAN KONFLIK

Series1

KETERANGAN

JUMLAH

BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan

bahwa :

Arus lalu lintas di Simpang utara dan selatan

persimpangan mulyadana cukup padat dengan derajat

kejenuhan 0.65 di simpang utara dan 0.64 di simpang

selatan dan mengalami kemacetan terutama pada siang hari,

40

sedangkan simpang timur arus lalu lintasnya cukup kecil

yaitu 0.28.

Perlu adanya pengaturan ulang (control) pada traffic

light di simpang mulyadana.

Kondisi jalan pada simpang utara cukup parah dengan

lubang yang besar dan dalam.

Konflik yang banyak terjadi adalah tipe crossing dengan

tingkat keseriusan cukup serius.

II. Saran

Untuk dinas perhubungan:

1. Seharusnya Fase pada Simpang Mulyadana harus

diperbaiki atau di atur kembali waktu siklusnya.

Karena Menurut MKJI waktu siklus yang layak untuk 2

fase adalah antara 40-80 detik. Sedangkan di

persimpangan mulyadana waktu siklusnya 101 detik.

Saran menurut kelompok kami adalah dengan pengaturan

lampu sebagai berikut :

Fase 1 (simpang utara selatan)

Merah : 37 detik

Kuning : 3 detik

Hijau : 30 detik

Fase 2 (simpang timur)

Merah : 52 detik

Kuning : 3 detik

Hijau : 15 detik

41

Dari pengaturan fase tersebut maka derajat kejenuhan

tiap simpang juga akan berubah menjadi lebih kecil.

2. Perbaikan atau pengecatan ulang marka jalan agar

terlihat lebih jelas.

Untuk dinas pekerjaan umum:

1. perlu adanya perbaikan jalan untuk menutup lubang-

lubang yang ada di persimpangan mulyadana terutama

simpang sebelah utara.

42

9. Lampiran Foto

Gb. 9.1 Kondisi jalan di simpang utara yang mengalami kerusakan.

Gb. 9.2 perbaikan jalan yang telah dilakukan di simpang utara

43

Gb. 9.3 konflik yang terjadi di persimpangan mulyadana di peak pagi

Gb. 9.4 fasilitas penyeberang jalan (zebra cross) yang mulai

menghilang

44

Gb. 9.5 pelanggaran terhadap rambu lalu lintas dilarang parkir

Gb. 9.6 sebagian jalan di simpang timur yang digunakan untuk lahan

parkir

45

Gb. 9.7 kemacetan yang terjadi di jalan pantura

Gb. 9.8 kemacetan di jalan pantura simpang selatan

46