View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BACA PESERTA DIDIK KELAS XI DI
MAN PINRANG KABUPATEN PINRANG
Oleh
NURFADHILAH NIM. 14.1100.044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
ii
PENGARUH GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BACA PESERTA DIDIK KELAS XI DI
MAN PINRANG KABUPATEN PINRANG
Oleh
NURFADHILAH NIM. 14.1100.044
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
iii
PENGARUH GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BACA PESERTA DIDIK KELAS XI DI
MAN PINRANG KABUPATEN PINRANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Disusun dan diajukan oleh
NURFADHILAH NIM. 14.1100.044
Kepada
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama Mahasiswa : Nurfadhilah
Judul Skripsi : Pengaruh Guru Aqidah akhlak Terhadap Minat Baca
Peserta Didik Kelas XI Di MAN Pinrang Kabupaten
Pinrang
NIM : 14.1100.044
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dasar Penetapan Pembimbing : SK.Ketua Jurusan Tarbiyah
Sti.08/PP.00.9/2522/2017
Mengetahui
Fakultas Tarbiyah
v
SKRIPSI
PENGARUH GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP
MINAT BACA PESERTA DIDIK KELAS XI DI MAN PINRANG KABUPATEN PINRANG
disusun dan diajukan oleh
NURFADHILAH NIM. 14.1100.044
telah dipertahankan di depan panitia ujian munaqasyah Pada tanggal 11 Februari 2019 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat
Mengesahkan
Institut Agama Islam Negeri Parepare Fakultas Tarbiyah
vi
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Pengaruh Guru Aqidah akhlak Terhadap Minat
Baca Peserta Didik Kelas XI Di MAN Pinrang
Kabupaten Pinrang
Nama Mahasiswa : Nurfadhilah
NIM : 14.1100.044
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dasar Penetapan Pembimbing : SK.Ketua Jurusan Tarbiyah. Sti.08/PP.00.9/2522/2017
Tanggal Kelulusan : 11 Februari 2019
Disetujui Oleh Komisi Penguji
Mengetahui
Institut Agama Islam Negeri Parepare
vii
KATA PENGANTAR
حي ن الره ح الره بسم الله
ئ نا وسي ور أنفس تغفره ، ونعوذ بهلل من ش تعينه ونس مده ونس ، ن نه الحمد للهالنا، من يد اا ت أع
، ومن يضلل دا عبده ورسول هللا فل مضله ل له هللا وأشهد أنه محمهل ا
، أشهد أن ل ا فل هادي ل
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah mengajarkan kepada manusia apa yang
belum diketahuinya dan memberikan hidayah serta rahmatNya sehingga penulis dapat
merampungkan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
“Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah” Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Parepare. Dalam skripsi ini penulis merumuskan judul penelitian
“Pengaruh Guru Aqidah akhlak terhadap Minat Baca Peserta Didik Kelas XI Di MAN
Pinrang Kabupaten Pinrang”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ayahanda
penulis yaitu Basir Salam dan ibunda Hasmiati yang telah melahirkan, membesarkan,
mendidik dan atas berkat doa tulus kedua beliau sehingga penulis mendapat
kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.
Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Drs. Muh.
Djunaedi Saleh, M.Ag., selaku pembimbing utama serta Ibu Hj. Marhani, Lc, M.Ag.,
selaku pembimbing pendamping penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas segala bantuan dan bimbingan beliau berdua yang telah diberikan selama dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus dan menghaturkan
penghargaan kepada:
viii
1. Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare yang telah bekerja keras mengelola pendidikan di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Parepare.
2. Dr. H. Saepudin, S.Ag.,M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah atas pengabdiannya
telah menciptakan suasana positif bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Parepare.
3. Drs. Abdullah Thahir, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
atas segala pengabdian dan bimbingannya kepada mahasiswa baik dari segi
intelektual maupun spiritual.
4. Kepala Perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh staf yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN Parepare, terutama dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Parepare.
6. Para staf Akademik, staf Fakultas Tarbiyah dan staf Rektorat yang ada di IAIN
Parepare yang telah membantu dan melayani penulis dengan baik.
7. Kepala Sekolah, Guru-Guru, Staf Tata Usaha dan Peserta Didik di MAN Pinrang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
dan memperoleh data serta informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
8. Semua sahabat-sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
memberi warna tersendiri pada alur kehidupan penulis selama studi di IAIN
Parepare
9. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moral maupun materil hingga tulisan ini dapat diselesaikan.
Semoga Allah SWT., berkenan menilai segala kebajikan sebagai amal jariah dan
memberikan rahmat dan pahala di sisiNya.
Akhirnya, penulis menyampaikan bahwa kiranya pembaca berkenan
memberikan saran konstruksi demi kesempurnaan skripsi ini.
Parepare, 18 Januari 2019 Penulis
NURFADHILAH
NIM.14.1100.044
x
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini :
Nama :Nurfadhilah
NIM : 14.1100.044
Tempat/Tgl. Lahir : Bungi/11 Januari 1996
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah
Judul Skripsi :Pengaruh Guru Aqidah akhlak terhadap Minat Baca Peserta
Didik Kelas XI Di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa keseluruhan skripsi
ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau hasil karya orang lain, maka bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Parepare, 18 Januari 2019 Penulis,
NURFADHILAH
NIM.14.1100.044
xi
ABSTRAK Nurfadhilah. Pengaruh guru aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik
kelas XI di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang (dibimbing oleh Muh. Djunaedi Saleh dan Hj. Marhani).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tingkat pembelajaran Aqidah akhlak kelas XI di MAN Pinrang termasuk dalam persentasi yaitu 71% dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pembelajaran aqidah akhlak peserta didik kelas XI di MAN Pinrang termasuk kategori sedang, (2) Minat baca peserta didik termasuk dalam presentase adalah 67% dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang termasuk kategori rendah, (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara guru aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang berdasarkan perbandingan antara thitung dan ttabel, dengan menunjukkan hasil perhitungan secara manual diperoleh thitung = 6.107 > ttabel =1.675. Maka H1 diterima dan H0 ditolak. Selain itu dari output nilai R Square atau r2 diperoleh 0.358 Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh guru aqidah akhlak (X) terhadap minat baca peserta didik (Y) sebesar 35.8% sedangkan 64,2% minat baca peserta didik di kelas XI MAN Pinrang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Kata Kunci: buku paket, Minat baca
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING .................................... v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. x
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori ............................................................................... 7
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Relevan ................................................. 26
2.3 Kerangka Pikir .............................................................................. 30
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... .31
2.5 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 32
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 36
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 45
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ........................................... 52
4.3 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 55
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 57
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 64
5.2 Saran ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
3.1
Populasi Peserta Didik kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Pinrang
37
3.2 Data Sampel Penelitian 38
3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X dan Y 40
3.4 Hasil Analisis Item Instrument Guru Aqidah Akhlak 46
3.5 Hasil Analisis Item Instrument Minat Baca Peserta
Didik
46
3.6 Reliabilitas Variabel X 47
3.7 Reliabilitas Variabel Y 48
3.8 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel X 48
4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X 49
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Y 52
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y 52
4.4 Uji Normalitas Menggunakan Analisis Kolmogrov-
Smirnov Test
55
4.5 Tabel Uji Linearitas 56
4.6 Tabel Uji Signifikansi 57
4.7 Tabel X dan Y 57
xv
4.8 Tabel koefisien 59
4.9 Tabel Model Summary 60
4.10 Tabel pedoman untuk memberi interpretasi terhadap
koefisien
58
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Judul Gambar Halaman
4.1 Histogram Variabel X (Pengaruh Guru Aqidah
Akhlak)
50
4.2 Histogram Variabel Y (Minat Baca Peserta Didik
Kelas XI)
54
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran
1 Profil Sekolah
2 Angket Penelitian
3 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrument
4 Validasi Angket
5 Tabulasi Data Hasil Penelitian
6 Nilai t Tabel
7 Nilai r Tabel
8 Surat Izin Melaksanakan Penelitian
9 Surat Rekomendasi Penelitian
10 Surat keterangan telah meneliti
11 Dokumentasi
12 Biografi Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak sejarah manusia lahir mewarnai rutinitas kegiatan dunia ini, pendidikan
merupakan “barang penting” dalam komunitas sosial. Adam, sebagai manusia yang
memulai kehidupan baru di jagat raya ini, senantiasa dibekali akal untuk mempelajari
setiap yang ia temukan dan kemudian menjadikan sebagai konsep atau pegangan
hidupnya.
Di era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat
mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana yang menunjang
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Dalam
undang-undang Repubik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Bila melihat lebih jauh ke arah sub-sistem yang selalu menjadi kendala dan
sekaligus menjadi penentu berhasil tidaknya pendidikan, maka simbol “guru” selalu
muncul ke permukaan yang menjadi topik diskusi, seminar, dan pertemuan lainnya
yang selalu aktual dibahas lantaran permasalahan yang dihadapi tenaga edukatif itu
1Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Cet, IV (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h.5-6
2
tidak pernah selesai. Guru, diakui atau tidak akan selalu menjadi unsur penting yang
menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Oleh sebab itu, apa pun formulasi para
pemandu dan pakar pedidikan mengenai strategi proses pendidikan dan pembelajaran,
mau tidak mau, harus menempatkan guru dalam posisi strategis di dalamnya.
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab
tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi
juga bermoral baik dalam kehidupan ini. Profesi guru juga dianggap sebagai profesi
yang mulia karena profesi guru adalah sebagai perantara ilmu yang tidak hanya
mengajar tetapi sekaligus mendidik. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi
guru disebabkan tanggung jawab yang berat ini, inilah mengapa tidak semua orang bisa
menjadi seorang guru yang berhasil.
Sebaliknya, tidak sedikit guru yang gagal melaksanakan tugasnya sebagai
seorag guru yang baik. Ia hanya mengajar begitu saja tanpa mempertimbangkan dan
bertanya kembali apakah yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh murid-
muridnya atau tidak.
Menjadi guru yang mencintai profesi dan dicintai oleh peserta didik betapa
membahagiakan hati. Sebaliknya, menjadi guru yang sekedar sebagai profesi, biasanya
juga akan sekedar dikenal saja oleh murid-muridnya secara pribadi. Dalam hubungan
yang semacam ini, terasa sekali tiada kedekatan antar-pribadi. Bila hal ini yang terjadi,
proses belajar mengajar akan berjalan datar-datar saja, serasa hambar, bahkan tak
jarang menjemukan.
Sudah tentu, kita tidak ingin menjadi seorang guru yang biasa-biasa saja di
hadapan peserta didik, serasa hambar ketika menyampaikan materi, bahkan apa yang
3
kita lakukan adalah sesuatu yang menjemukan. Bukan semata betapa menyenangkan
dan bahagianya menjadi guru yang mengesankan dan dicintai oleh peserta didik,
melainkan betapa penting hal ini demi tercapainya tujuan proses belajar mengajar yang
kita lakukan.
Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipelajari di Madrasah
Aliyah Negeri Pinrang Kabupaten Pinrang meliputi: Al-Qur’an hadits, Fikhi, Sejarah
kebudayaan islam, Bahasa Arab dan Aqidah akhlak, dengan demikian, disini peneliti
akan menguraikan tentang Aqidah akhlak itu sendiri. Pembelajaran Aqidah akhlak
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dalam merealisasikannya pada
kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan bermasyarakat yang
majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan
Aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan
penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Aqidah akhlak adalah bagian dari rumpun pembelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam) yang memberikan pendidikan, memegang teguh Aqidah Islam,
memahami ajaran agama islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk
hidup dalam kehidupan sehari-hari dengan menekankan pada keimanan dan
penanaman akhlak terpuji serta menghindari akhlak tercela. Pembelajaran Aqidah
akhlak bertujuan untuk mencetak manusia yang paripurna (Insan Kamil), yaitu manusia
yang tidak hanya mementingkan kehidupan dunia melainkan juga kehidupan akhirat
yang diyakini sebagai tujuan terakhir dalam semua kehidupan.
4
Pembelajaran Aqidah akhlak merupakan dasar yang utama dalam pembentukan
kepribadian manusia yang seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya
kepribadian berakhlak merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, sebab akan
melandasi kestabilan kepribadian secara keseluruhan.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk
mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung
akan memberikan perhatian dan lebih mengutamakan objek tersebut. Minat adalah rasa
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.2Minat juga dapat menjadi indikator dari kekuatan
seseorang di area tertentu dimana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan
menunjukkan kinerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan diperoleh informasi ketersediaan akan
sumber belajar di MAN Pinrang terutama buku paket Aqidah akhlak untuk masing-
masing peserta didik sudah memadai. Hal ini bisa menyebabkan minat baca peserta
didik terhadap materi pelajaran lumayan tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana tingkat pembelajaran Aqidah akhlak peserta didik kelas XI di MAN
Pinrang?
1.2.2 Bagaimana minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang?
2Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Cet.IV, Jakarta; Rineka Cipta,
2003), h.182
5
1.2.3 Adakah pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik kelas XI
di MAN Pinrang?
1.3 Tujuan Penelitian
Segala sesuatu yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Tujuan adalah apa
yang diharapkan tercapai setelah melakukan suatu kegiatan, maka begitupun halnya
dengan penelitian ini, juga merupakan sebuah kegiatan yang tentunya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk:
1.3.1 Mengetahui tingkat pembelajaran Aqidah akhlak kelas XI di MAN Pinrang.
1.3.2 Mendeskripsikan tingkat Minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang.
1.3.3 Mengetahui guru Aqidah akhlak mempunyai pengaruh atau tidak terhadap minat
baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Sebagai suatu karya ilmiah, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan
peneliti dan pembaca serta karya ilmiah ini semoga dapat menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat untuk pembaca dan sebagai tambahan referensi ilmiah bagi peneliti
selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang
membutuhkan, di antaranya:
6
1.4.2.1 Bagi pribadi peneliti, dapat dijadikan sebagai bekal yang akan berguna
bagi karirnya sebagai pendidik yang professional.
1.4.2.2 Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dan
pengembangan sekaligus menjadi kunci inovasi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik.1 Sebagaimana diurai Hadari Nawawi (1989), guru
adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau yang memberikan pelajaran di sekolah
atau di dalam kelas.2 Guru dalam pengertian tersebut, bukan hanya sekedar orang yang
berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi
guru adalah anggota masyarakat yang harus ikut dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat
sebagai orang dewasa. Guru juga dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di musala, dan sebagainya. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak
meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak
didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
1Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005), h. 31
2Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 141
8
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka dipundak guru
diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, mengemban tugas memang berat. Tapi
lebih berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab guru tidak hanya
sebatas dindin sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikan
pun tidak hanya secara kelompok tetapi juga secara individu. Hal ini mau tidak mau
menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak
didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah sekalipun.
Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan oleh Drs. N.A. Ametembun, bahwa guru adalah
semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikaan murid-
murid, baik secara individual ataupun klasikal. Baik di sekolah maupun di luar
sekolah.3 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik baik
secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
Banyak ahli yang juga yang mengemukakan pengertian guru. Di antaranya Dr.
E. Mulyasa, M.Pd. mengatakan guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan,
dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.4Ahli lain seperti Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. menyatakan guru adalah unsur manusiawi dalam
pendidikan dan guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan
memegang peranan penting dalam pendidikan. Dan menurut Ahmad Barizi dan
Muhammad Idris mengatakan bahwa guru adalah pribadi yang mengagungkan akhlak
3Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005), h. 32
4Dr. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 37
9
siswanya dan pribadipenuh cinta terhadap anak-anaknya (siswanya).5 Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan guru merupakan manusia atau pendidik yang
menjadi tokoh ataupun panutan bagi peserta didik yang memegang peranan penting
dalam dunia pendidikan.
2.1.2 Fungsi dan Peranan Guru
Dalam Ditjen Dikti P2TK tahun 2004 disebutkan secara lengkap Tugas Pokok
dan Fungsi guru (TUPOKSI) di sekolah, antara lain:
2.1.2.1 Mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih
Dalam fungsi sebagai pendidik, seorang guru bertugas mengembangkan
kemampuan dasar dan kepribadian, memberikan keteladanan, serta menciptakan
suasana pendidikan yang kondusif terhadap peserta didik. Sedangkan yang berkaitan
dengan pengajar, seorang guru bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai
proses serta hasil pembelajaran peserta didik. Kemudian yang berhubungan dengan
pembimbing , seorang guru bertugas mendorong berkembangnya perilaku positif
dalam pembelajaran serta membimbing peserta didik memecahkan masalah dalam
pembelajaran. Sedangkan dalam fungsi sebagai pelatih, seorang guru bertugas melatih
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pelajaran dan membiasakan peserta
didik berperilaku positif dalam pembelajaran.
2.1.2.2 Mengembangkan keprofesional
Sebagai tenaga professional, seorang guru bertugas melakukan upaya-upaya
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
5Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 131
10
2.1.2.3 Membantu pengelolaan dan pengembangan program sekolah
Dalam membantu pengelolaan dan pengembangan program sekolah, seorang
guru berfungsi sebagai: pengembang program, tugasnya membantu mengembangkan
pendidikan sekolah dan hubungan kerjasama intrasekolah. Sebagai pengelola program,
tugasnya membantu mengembangkan pendidikan sekolah dan hubungan kerjasama
antarsekolah dan masyrarakat.6
2.1.3 Persyaratan Guru
Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan (1992 : 41)
tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:
2.1.3.1 Takwa kepada Allah SWT.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik
peserta didik agar bertakwa kepada Allah SWT., jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-
Nya. Sebab ia adalah teladan bagi peserta didiknya sebagaimana Rasulullah SAW.
Menjadi teladan bagi umatnya. Sejauhmana seorang guru mampu memberi teladan
yang baik kepada semua peserta didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan
berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.
2.1.3.2 Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya
telah mempunyai kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar. Kecuali
dalam keadaan darurat, misalnya jumlah peserta didik sangat meningkat, sedang
6Nini Subini, Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan! (Jogjakarta: PT Buku Kita, 2012), h. 12
11
jumlah guru jauh dari mencukupi, maka terpaksa menyimpang untuk sementara, yakni
menerima guru yang belum berijazah. Tetapi dalam keadaan normal ada patokan
bahwa makin tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin
tinggi pula derajat masyarakat.
2.1.3.3 Sehat jasmani
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang
melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular, umpamanya,
sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping itu, guru yang berpenyakit
tidak akan bergairah mengajar.
2.1.3.4 Berkelakuan baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak peserta didik. Guru harus
menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan
yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya
mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Yang dimaksud
dengan akhlak mulia dalam ilmu pendidikan Islam adalah akhlak yang sesuai dengan
ajaran Islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad saw.7
Di Indonesia untuk menjadi guru diatur dengan beberapa persyaratan, yakni
berijazah, professional, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan kepribadian yang luhur, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.
2.2 Aqidah Akhlak
7Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005), h. 32
12
2.2.1 Pengertian Aqidah Akhlak
Menurut bahasa, Aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu ‘aqada-ya’qidu
uqdatan-wa ‘aqidatan, artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya sesuatu yang menjadi
tempatnya di hati dan terikat kepadanya. Sedangkan menurut istilah Aqidah adalah satu
pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.8
Jadi Aqidah Islam yaitu pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap
muslim berdasarkan dalil aqli dan naqli. Adapun pendapat lain mengenai pengertian
Aqidah ialah sesuatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya.9 Dalam hal ini
perbuatan harus didasari dengan keyakinan. Aqidah yang lurus merupakan keyakinan
kepada Allah SWT dengan cara mengenali-Nya. Sehingga, dapat memperjelas
hubungan antara manusia dengan Allah.
Sementara kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak bentuk jamak dari kata
khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu
bahasa yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan
makna) antara lain, budi pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat.10Dimana yang kita
tahu disini bahwa akhlak bersangkutan tentang perilaku seseorang sehari-hari.
Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran
tentang perilaku dan moral. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak
diartikan sebagai budi pekerti atau kekuatan. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari
8A.Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 1 (Aqidah dan Ibadah), (Cet.I;Bandung: CV
Pustaka Setia, 1999), h.49
9Zainal Arifin Djamaris, Islam (Aqidah dan syari’ah) (Cet.I;Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996), h.19
10Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006),
h.346
13
kata khuluq artinya daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa di pikir dan direnungkan lagi.11 Menurut Muhammad bin Ali asy-Syariif-
al-Jurjani Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang
darinya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan
merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan yang indah menurut akal dan
syariat dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan sifat baik, akan tetapi jika dari
dirinya terlahir perbuatan buruk, maka akan disebut akhlak yang buruk.12 Tapi akhlak
seseorang masih bisa dirubah dengan memberikan atau mengarahkannya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang positif.
Aqidah akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing
peserta didik untuk mengetahui, memahami dan meyakini Aqidah akhlak Islam serta
dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran
Islam.
Bidang studi Aqidah akhlak adalah sub bidang studi pada jenjang pendidikan
dasar yang membahas ajaran Islam dari segi Aqidah akhlak. Bidang studi Aqidah
akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati dan
meyakini ajaran agama Islam serta mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi bidang studi Aqidah akhlak, diharapkan dapat menyajikan pendidikan
terhadap anak didik dalam menempuh dan menelusuri berbagai kehidupan yang
berbelit-belit dalam hal memantapkan keyakinan, serta bertujuan untuk memiliki dan
11Srijanti, Purwanto S.K, Wahyu Pramono.Etika Membangun Masyarakat Islam Modern (Edisi
2, Cet.II;Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h.10
12Ali Abdullah Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta:Gema Insane, 2004), h.32
14
memperbaiki akhlak atau budi pekerti yang bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-
hari.13 Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan
faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.
Menurut hasil penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda
menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai
kepada hal-hal yang bersifat kreatif dan bermain. Untuk itu ajaran akhlak dapat
disajikan dalam bentuk permainan.14 oleh karena itu, metode pemberian contoh atau
teladan yang baik, terhadap anak didik untuk penanaman pendidikan akhlak dan agama
serta sikap mental anak didik perlu ditanamkan sejak dini agar pertumbuhan dan
perkembangan anak selalu diarahkan kejalan yang benar.
Pembelajaran Aqidah akhlak di Madrasah merupakan bagian kurikulum inti,
dimana pembelajaran tersebut memiliki peranan yang sangat vital bagi kehidupan
tingkah laku peserta didik yang menyangkut adat kesopanan dan etika dalam
masyarakat agar senantiasa mencerminkan seseorang yang berakhlak mulia sesuai
dengan tuntutan Islam yang memuliakan pemeluknya dengan akhlak terpuji.15 Dengan
demikian, tujuan dari pembelajaran Aqidah akhlak ialah hendak menciptakan manusia
agar menjadi makhluk yang tinggi dan sempurna akhlaknya serta membedakan dari
makhluk-makhluk yang lain.
13Abd.Gafur, “Konstribusi pendidik bidang studi aqidah akhlak dalam menumbuhkan
kepribadian muslim pada peserta didik madrasah aliyah pon-pes DDI asshiratal mustaqim baru-baru
tanga kab.pangkep”, (Skripsi sarjana ; Jurusan Tarbiyah dan adab:Parepare, 2014), h.21
14Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Cet.XIII, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2014), h.142
15Hasnah, “Pengaruh Bidang Studi aqidah terhadap Pembentukan Akhlakul karimah Peserta
Didik Kelas VII MTS DDI Lero”, (Skripsi Sarjana;Jurusan Tarbiyah dan ADab:Parepare, 2014), h.13
15
Oleh sebab itu, pengaruh pendidikan Aqidah akhlak terhadap sikap dan
perilaku peserta didik dapat dikatakan berguna dan bermanfaat apabila di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, sekolah maupun di
lingkungan masyarakat luas. Maka sudah sepantasnya tugas seorang pendidik
menanamkan nilai-nilai molaritas kepada peserta didiknya.
2.2.2 Dasar Aqidah Akhlak
Dasar Aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-
sumber hukum dalam Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Al-Qur’an dan Al-Hadits
adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik
buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar Aqidah akhlak yang pertama dan utama
adalah Al-Qur’an.
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi
perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al-Qur’an.Karena
Al-Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap
muslim, dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan:
Terjemahnya:
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan,dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
16
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.16
Dasar Aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah Al-Hadits atau
Sunnah Rasul. Untuk memahami Al-Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan
untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasululah adalah contoh
nyata yang dapat dilihat dan di mengerti oleh setiap umat Islam (Orang muslim).
2.3 Minat Baca
2.3.1 Pengertian Minat Baca
2.3.1.1 Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”,
minat merupakan sifat yang relatif menetap pada seseorang. Minat besar pengaruhnya
terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Sedangkan pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukan oleh para
ahli, diantaranya yang dikemukan oleh Sudirman A. M. berpendapat bahwa “minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
kebutuhan sendiri”.17 Jadi maksudnya disini kondisi atau situasi yang dimiliki
seseorang pada saat itu sehingga bisa menimbulkan minat.
16Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : Yayasan Penyelenggaran
Penerjemah Al-Qur’an, 1971), h.161
17Sadirman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV Rajawali, 2000),
h.76
17
Adapun menurut Suprijanto minat merupakan keinginan yang datang dari hati
nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya, makin besar
semangat dan makin besar hasil kerjanya.18 Seseorang tidak akan mempunyai minat
apabila pada diri seseorang tidak memiliki semangat untuk melakukan sesuatu kegiatan
belajar.
Dalam buku M. Buchori mengatakan arti minat. Minat adalah kesadaran
seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
Rupa-rupanya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar; kalau tidak
demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali.19 maksudnya disini untuk
mempunyai minat terhadap sesuatu berarti, bahwa seseorang harus memandang minat
akan sesuatu hal itu sangatlah penting atau bisa dikatakan seseorang tidak akan
memiliki minat apabila orang tersebut tidak mempunyai dorongan untuk melakukan
kegiatan itu sendiri.
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga dating dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk
mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.20 Minat secara
sederhana dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian
dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat
tersebut dengan disertai perasaan senang.21 Minat sangat erat hubungannya dengan
perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi.
18Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Cet.III, Jakarta; PT Bumi Aksara, 2009), h.25
19M. Buchori, Psikologi Pendidikan, (Cet.VII, Jakarta; PT Rineka Cipta, 1999), h.135
20Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Cet.III, Jakarta; PT Rineka Cipta, 2005), h.56
21Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Cet.I; Jakarta:Kencana, 2011), h.63
18
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah hasrat
yang besar pada diri individu untuk memperlihatkan aktivitas yang dipilih secara bebas
oleh individu untuk memperlihatkan aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu
secara tekun dan seksama. Selain itu juga minat sangat erat hubungannya dengan
kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki yang sedang berkembang, yang
membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas
fisik, seperti sepak bola, basket, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat
mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula anak kecil yang sedang
membutuhkan hubungan dengan orang lain akan sangat menaruh minat terhadap alat
komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor pendorong bagi
anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi, dapat dilihat bahwa minat adalah sangat
penting dalam melaksanakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat
dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya menarik minatnya. Untuk itu
meningkatkan minat anak-anak, setiap guru harus mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan minat anak-anak. Suatu dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan
yang menunjukkan bahwa peserta didik menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.
Minat juga merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan pada
umumnya baik dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang
mengabaikan hal ini tidak akan berhasil mengajar.
2.3.1.1.1 Macam-macam Minat
19
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada
sudut pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat,
berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengugkapkan
minat itu sendiri.
1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitive dan minat kilturil. Minat primitive adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh. Misalnya minat belajar.
2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang lansung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.
3. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: Expressed interest, manifest interest, invertiried interest (Super dan Crites), sebagai berikut; a.Expressed interest: Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling disenangi. b.Manifest interest: Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara lansung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh subyek atau dengan mengetahui hobinya. c.Tested interest: Adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. d.Invertoried interest:22 Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah di standardisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan.
2.3.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat
terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
22Abdul Rahman Shaleh, Dkk, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam (Jakarta:
Prenada Media, 2004), h.265-268
20
yang bersumber dari dalam individu yang bersangkutan (misal: umur, jenis kelamin,
pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan yang berasal dari luar yang mencakup
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor
lingkungan justru mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan
berkembangnya minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang
lebih berpengaruh. Ini sangat sulit untuk menentukannya karena ada minat seseorang
timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor keluarga, tetapi ada juga yang
oleh lingkungan sekolah atau masyarakat, atau sebaliknya.23 Di samping itu juga
karena objek dari minat itu sendiri sangat banyak sekali macamnya.
2.3.1.2 Pengertian Membaca
Membaca adalah “proses pengelolahan bacaan secara kritis, kreatif yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang
bacaan itu”.24 Selain itu, membaca adalah suatu proses yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata
lisan.Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan
kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.
Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari
proses membaca, yaitu recording, decording, dan meaning. Recording merujuk pada
23Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.233
24Herlina, Pengaruh Prestasi Belajar bahasa arab terhadap kefasihan membaca Al-Qur’an,
(Skripsi, 2008), h.26
21
kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai
dengan system tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding merujuk pada
proses penerjemahan rakaian grafis ke dalam kata-kata. Disamping keterampilan
decoding, pembaca juga harus memiliki keterampilan memahami makna (meaning).
Pemahaman makna berlansung melalui berbagai tingkat, mulai dari tingkat
pemahaman literal sampai kepada pemahaman interpretative, kreatif, dan evaluative.
Membaca juga merupakan suatu strategis. Pembaca yang afektif menggunakan
berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks
dan tujuan membaca. Membaca adalah interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks
tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat,
akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang
harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks, dalam artian
bahwa dalam memahami pesan teks sebagaimana yang diinginkan oleh pembuat teks,
tidak sedikit orang dalam menafsirkan teks susah memahami kandungan teks. Dalam
kondisi demikian, Islam tetap memberikan harapan besar dalam memahami teks secara
objektif, hal ini dapat dari pentingnya membaca pada perintah Allah SWT dalam al-
Qur’an surah Al-Alaq ayat 1, yang mengandung filososfi tentang latar belakang
perintah untuk memperoleh pengetahuan dengan cara membaca, serta sebagai isyarat
tentang pentingnya membaca bagi umat manusia untuk menunaikan peranannya
sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Membaca telah diperintahkan sejak Rasulullah SAW menerima wahyu
pertama. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS.Al-Alaq : 1-5, sebagai
berikut:
22
Terjemahnya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.25
2.3.1.3 Pengertian Minat Baca
Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi yang
terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal
yang dituangkan dalam bacaan itu. Selanjutnya, Tampubolon (1990) menjelaskan
bahwa minat baca adalah kemauan atau keinginan seseorang mengenali huruf untuk
menangkap makna dari tulisan tersebut. Senada dengan pendapat di atas, Tarigan
(1982) menyatakan bahwa minat baca merupakan kemampuan seseorang
berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam
tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang
mendalam terhadap makna bacaaan.
Pengertian minat baca menurut Rahim adalah keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca.26 Orang yang mempunyai minat membaca
yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Oleh sebab itu, minat membaca
25Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.1079
26Dr.H.Dalman, M.Pd., Keterampilan Membaca (Jakarta:Rajawali pers, 2014), h.141
23
seorang anak perlu sekali dikembangkan. Menumbuhkan minat baca seorang anak
lebih baik dilakukan pada saat dini.
Penulis sangat sependapat dengan pernyataan di atas dengan menumbuhkan
minat baca anak sedini mungkin, hal itu berdampak kepada meningkatnya minat baca
anak.Dalam hal ini, minat baca anak akan meningkat apabila anak sering dihadapkan
dengan bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh sebab itu, orangtua perlu
memotivasi anak sekaligus menemaninyamembaca untuk berbagai keperluan.Apabila
anak sudah terbiasa membaca, ia akan gemar membaca dan bahkan membaca adalah
kebutuhan hidupnya yang akhirnya nanti tiada hari tanpa membaca.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan
aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola
komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan
informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya. Minat baca juga dapat
didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca
sebagai tingkat kesenangan yang kuat. Disini minat baca dapat diartikan sebagai
keinginan yang kuat dari seseorang untuk membaca. Oleh sebab itu, semakin tinggi
minat baca seseorang, maka semakin kuat keinginannya untuk membaca.
2.3.1.4 Upaya Meningkatkan Minat Baca
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan minat baca menurut
Hasyimadalah agar tiap keluarga memiliki perpustakaan keluarga, sehingga
perpustakaan bisa dijadikan tempat yang menyenangkan ketika berkumpul bersama,
sedangkan di tingkat sekolah, rendah nya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan
24
perbaikan perpustakaan di sekolah, guru, dosen maupun para pustakawan sekolah
sebagai tenaga kependidikan, harus mengubah mekanisme proses pembelajaran
menuju membaca sebagai suatu system belajar sepanjang hayat.27Karena dengan buku
lah salah satu alat untuk mendapatkan ilmu yang baru.
Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajian harus dapat memainkan perannya
sebagai motivator agar peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku-buku
penunjang kurikulum pada bahan kajian masing-masing. Misalnya, dengan memberi
tugas-tugas rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan
sistem reading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta
didik dalam belajar.
Di tingkat daerah dan pusat bisa juga menggalangkan program perpustakaan
keliling atau perpustakaan tetap di daerah-daerah, sedangkan masalah penempatannya
pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau pusat-pusat kegiatan
masyarakat desa, hal ini semakin memperbesar peluang masyarakat untuk membaca.
2.3.1.4 Cara Menumbuhkan Minat Baca
Ada beberapa cara menumbuhkan minat baca menurut Hasyim, yaitu berikut
ini:
2.3.1.4.1 Bacakan buku sejak anak lahir, maksudnya disini pada masa 0-2 tahun
perkembangan otak manusia sangat pesat dan gampang menyerap apa saja dengan
memori yang kuat, bila anak dikenalkan dengan membaca sejak dini, maka kelak
mereka akan memiliki minat baca yang tinggi.
27Dr.H.Dalman, M.Pd., Keterampilan Membaca (Jakarta:Rajawali pers, 2014), h.144
25
2.3.1.4.2 Dorong anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibacanya,
maksudnya disini bahan bacaan akan menjadi suatu kebutuhan oleh sang anak untuk
menginterprestasikan suatu bacaan yang menuntut anak untuk memahami suatu bacaan
dan membaca buku secara berulang-ulang.
2.3.1.4.3 Ajak anak ke toko buku/perpustakaan, maksudnya disini dimana
perpustakaan akan memperkenalkan anak kepada keanekaragaman bahan-bahan
bacaan sehingga menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar terhadap apa yang
mereka baca.
2.3.1.4.4 Beli buku yang menarik minat anak, maksudnya disini dimana apabila buku
tersebut menarik dimatanya tentunya akan memberikan respon kepada anak untuk
membaca buku tersebut.
2.3.1.4.5 Nonton filmnya dan belikan bukunya, hal ini dilakukan agar anak tidak
menciptakan kebiasaan melihat film tetapi membaca juga perlu dibiasakan.
2.3.1.4.6 Hilangkan penghambat seperti televisi atau playstation, disini peranan
orangtua dan guru sangatlah penting untuk mendorong anak senang membaca dengan
berbagai tugas yang berkaitan dengan membaca agar mereka terbiasa dan mencintai
bahan bacaan.
2.3.1.4.7 Beri hadiah (reward) yang memperbesar semangat membaca, maksudnya
dimana hadiah merupakan salah satu cara yang menimbulkan respon pada anak untuk
lebih giat membaca.
26
2.3.1.4.8 Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.28 Dimana
seseorang yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk membaca, tentunya akan
mendorong seseorang atau menimbulkan minat seseorang untuk membaca.
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penulusuran terhadap
peneliti-peneliti terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh
beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
berkaitan dengan hal tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nurjanna,
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah: STAIN Parepare yang
berjudul: “Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Buku Paket dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri 2
Parepare”.29 Penelitian ini menjelaskan tentang efektifitas pembelajaran bahasa Arab
melalui buku paket dalam meningkatkan hasil belajar bahasa arab peserta didik.
Dalam skripsi tersebut memaparkan tentang peningkatan hasil belajar bahasa
Arab peserta didik MAN 2 Parepare setelah mengikuti pembelajaran bahasa Arab
melalui buku paket dan mengetahui penggunaan buku paket dalam pembelajaran
bahasa Arab di MAN 2 Parepare.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh besarnya rxy yaitu
0,878 yang besarnya berkisar antara 0,878 yang besarnya berkisar antara 0,80 - 1,0
28Dr.H.Dalman, M.Pd., Keterampilan Membaca (Jakarta:Rajawali pers, 2014), h.146-148
29Nurjannah, “Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Buku Paket dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri 2 Parepare”(Skripsi Sarjana; Jurusan
Tarbiyah: Parepare 2014).
27
berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu termasuk korelasi sangat
tinggi.Sedangkan “r” table pada taraf signifikan 5% sebesar 0,482, sedangkan pada
taraf signifikan 10% sebesar 0,606, ternyata r yaitu 0,878 lebih besar dari pada “r”
table, baik pada taraf signifikan 5% (0,482) maupun pada taraf signifikan 10% (0,606),
karena rxy pada taraf signifikan 5% lebih besar dari pada “r” table (0,878 > 0,482),
maka pada taraf signifikansi 5% hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa efektivitas
penggunaan buku paket sangat berpengauh terhadap peningkatan hasil belajar bahasa
Arab peserta didik di MAN 2 Parepare, karena terbukti hubungan itu berada pada
hubungan yang sangat tinggi.30
Perbedaan mendasar penelitian ini terdapat pada objek dan lokasi penelitian
karena peneliti yang peneliti lakukan yaitu pada Pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap
minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang, sedangkan yang dilakukan peneliti
sebelumnya dilakukan yaitu pada buku paket bahasa Arab terhadap hasil belajar bahasa
Arab peserta didik di MAN 2 Parepare.
Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Oleh
karena itu, penelitian yang berjudul “Pengaruh Guru Aqidah akhlak terhadap minat
baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang” dapat dilakukan karena masalah yang
akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.
30Nurjannah, “Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Buku Paket dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri 2 Parepare”(Skripsi Sarjana; Jurusan
Tarbiyah: Parepare 2014).
28
Dalam skripsi peneliti selanjutnya memaparkan tentang bagaimana gambaran
minat baca Al-qur’an siswa MTS DDI Kanang dan mengetahui strategi yang digunakan
guru dalam meningkatkan minat baca Al-qur’an.Dalam menjawab permasalahan
peneliti terdahulu, peneliti mengadakan pengumpulan data melalui penelitian
lapangan, dengan teknik dan instrument penelitian berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Dengan data yang terkumpul, maka peneliti mengelolahnya dengan
menggunakan metode induktif, deduktif, dan komparatif. Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan penelitian yang dilakukan. Maka hasilnya adalah pertama;
Minat baca Al-qur’an siswa MTS DDI Kanang berada pada kategori baik karena
dengan adanya strategi guru pendidikan agama Islam maka minat peserta didik makin
meningkat, kedua; strategi yang digunakan oleh pendidik MTS DDI Kanang adalah
mengembangkan strategi yang ada ke dalam beberapa metode dan teknik serta taktik
yang digunakan dalam upaya membangkitkan minat baca Al-qur’an.31
Perbedaan mendasar penelitian ini terdapat pada objek, lokasi, seta jenis
penelitiannya karena yang akan dilakukan peneliti yaitu pada Guru Aqidah akhlak dan
peranannya terhadap minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang, sedangkan
yang dilakukan peneliti sebelumnya yaitu Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Meningkatkan Minat Baca Al-qur’an Siswa MTS DDI Kanang Kab.Polman.
Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Oleh
karena itu, penelitian yang berjudul “Pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat
31Suriani, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Al-
qur’an Siswa MTS DDI Kanang Kab.Polman”(Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare 2014).
29
baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang” dapat dilakukan karena masalah yang
akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.
Dalam skripsi peneliti berikutnya memaparkan tentang Peran Pendidik
Pendidikan Agama Islam pada MTS DDI baru-baru Tanga di Pangkep dan data tentang
upaya-upaya yang ditempuh oleh pendidik dalam meningkatkan Minat baca tulis Al-
qur’an pada peserta didik MTS DDI Baru-Baru Tanga Kabupaten Pangkep. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) peran Pendidik pendidikan Agama Islam dalam
peningatan Minat baca tulis Al-qur’an pada peserta didik MTS DDI Baru-Baru Tanga
kelas VIII Kabupaten Pangkep.Sangat dibutuhkan karena Pendidik Pendidikan Agama
Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan Minat Peserta Didik
baik itu dalam proses belajar. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan pendidik
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan Minat baca tulis Al-qur’an pada peserta
didik MTS DDI Baru-Baru Tanga kelas VIII Kabupaten Pangkep adalah dengan
mengarahkan, melatih, mendorong, memotivasi, dan membimbing. (2) presentase
tingkat Minat baca tulis Al-qur’an siswa dalam proses pembelajaran disekolah dapat
diketahui bahwa tingkat Minat peserta didik berada pada taraf yang tinggi, karena nilai
yang diperoleh dari hasil tersebut adalah 8,5 melewati bobot kategori jawaban kedua
yaitu 8 (kadang-kadang) = tinggi maka dari itu dapat diketahui bahwa peserta didik
sangat berminat dalam mengikuti proses pembelajaran baca tulis Al-qur’an di MTS
DDI Baru-Baru Tanga. (3) Faktor pendukung peserta didik sehingga tetap berminat
dalam mengikuti proses pembelajaran baca tulis Al-qur’an di sekolah adalah
pemberian arahan dan kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran. Sedangkan faktor
30
penghambat adalah sarana sekolah yang masih kurang memadai dan faktor lingkungan
siswa.32
Perbedaan mendasar penelitian ini terdapat pada objek dan lokasi karena yang
akan dilakukan peneliti yaitu pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta
didik kelas XI di MAN Pinrang, sedangkan yang dilakukan peneliti sebelumnya yaitu
Peran Pendidik Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-
qur’an pada Peserta Didik MTS DDI Baru-Baru Tanga Kelas VIII Kabupaten Pangkep.
Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan.Oleh
karena itu, penelitian yang berjudul “Pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat
baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang” dapat dilakukan karena masalah yang
akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini bertujuan sebagai landasan sistematika dan menguraikan
masalah-masalah yang dibahas dalam skripsi ini, gambaran ini mengenai buku paket
Aqidah akhlak dan peranannya terhadap minat baca peserta didik kelas XI Man
Pinrang. Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membuat kerangka pikir sebagai
berikut:
32Samsul, “Peran Pendidik Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis
Al-qur’an pada Peserta didik MTS DDI Baru-Baru Tanga Kelas VIII Kabupaten Pangkep”(Skripsi
Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare 2015).
Guru Aqidah
Akhlak
Peserta
Didik Kepala
sekola
MAN PINRANG
31
2.4 Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”
(sementara) dan “thesis”(pernyataan atau teori).33 Karena hipotesis merupakan
pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya.
Hypothesis is a formal affirmative statement predicting a single research
outcome, a tentative explanation of the relationship between two or more
variables.(Hipotesis adalah pernyataan alternative formal yang memprediksi hasil
penelitian tunggal, sebuah penjelasan sementara mengenai hubungan antara dua atau
lebih variabel).34 Hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara. Pengertian ini
kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang masih bersifat
sementara, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis
melalui penelitian. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis
dengan data yang ada dilapangan.35 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang memprediksi hasil penelitian tunggal
33Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2010), h.151
34John W.Best, Rasearch in Education (New Jarvey: United States of America, 1981), h.7
35Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif(Cet.I;Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h.75
Minat Baca
Peserta Didik
32
yang bersifat sementara. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji hipotesis dengan data yang
ada dilapangan.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang diuraikan sebelumnya,
maka untuk memperoleh jawaban atas pernyataan atau permasalahan yang ada,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta
didik kelas XI Man Pinrang.
H1 : Terdapat pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik
kelas XI Man Pinrang.
2.5 Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kekeliruan penafsiran pembaca sekaligus untuk
memudahkan pemahaman terhadap makna yang terkandung dalam topik penelitian ini,
maka dijelaskan variabel dalam penelitian.
2.5.1 Guru Aqidah akhlak
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal, di
sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat,
maka dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, mengemban tugas
memang berat. Tapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung
jawab guru tidak hanya sebatas dindin sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Guru
memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang
menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru.
33
Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi
orang yang berkepribadian mulia.
Bidang studi Aqidah akhlak adalah sub bidang studi pada jenjang pendidikan
dasar yang membahas ajaran Islam dari segi Aqidah akhlak. Bidang studi Aqidah
akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati dan
meyakini ajaran agama Islam serta mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi
kesimpulannya, guru Aqidah akhlak adalah manusia yang berwenang dan bertanggung
jawab dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan bimbingan
kepada peserta didik agar memahami, menghayati dan meyakini ajaran agama Islam
serta mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia untuk menjadi guru
diatur dengan beberapa persyaratan, yakni berijazah, professional, sehat jasmani dan
rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepribadian yang luhur, bertanggung
jawab, dan berjiwa nasional.
2.5.2 Minat Baca Peserta didik
Minat adalah hasrat yang besar pada diri individu untuk memperlihatkan
aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu untuk memperlihatkan aktivitas yang
dipilih secara bebas oleh individu secara tekun dan seksama. Minat sangat erat
hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi. Selain itu juga
minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki
yang sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat
terhadap aktivitas-aktivitas fisik, seperti sepak bola, basket, dan aktivitas-aktivitas
lainnya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula anak kecil yang
34
sedang membutuhkan hubungan dengan orang lain akan sangat menaruh minat
terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor pendorong bagi
anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat
penting dalam melaksanakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat
dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya menarik minatnya. Untuk itu
meningkatkan minat anak-anak setiap guru mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang paling penting
dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada
khususnya.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti ini termasuk
dalam jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan
penelitian yang bertujuan untuk melakukan studi yang mendalam tentang suatu gejala,
keadaan atau status sebuah fenomena yang sedang berlangsung atas dasar data yang di
peroleh di lapangan terkait dengan topik penelitian.
3.1.1 Variabel bebas (Independen Variabel), variabel tunggal yang tidak dipengaruhi
variabel lain. Dalam penulisan ini, peneliti menjadikan peranan Buku paket
sebagai variabel bebas yang diberi simbol X.
3.1.2 Variabel terkait (dependen variabel), adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
variabel terkait adalah Minat baca Peserta didik yang diberi symbol Y.
Adapun desain penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
X = Peranan Buku Paket Aqidah
Y = Minat Baca Peserta didik
X Y
36
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri Pinrang karena sekolah
ini merupakan salah satu sekolah yang menggunakan buku paket Aqidah akhlak dalam
aktivitas pembelajaran sehingga memudahkan bagi peneliti memperoleh data-data
yang diinginkan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal di seminarkan dan
mendapatkan surat izin meneliti. Penelitian ini berlansung selama kurang lebih dua
bulan lamanya untuk memperoleh informasi dan pengumpulan data.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah himpunan seluruh individu atau objek yang dikaji atau yang
dijadikan bahan pembicaraan oleh peneliti.1Populasi adalah keseluruhan nilai yang
mungkin, hasil pengukuran ataupun, perhitungan, kualitatif ataupun kuantitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, contoh: Keseluruhan Mahasiswa sebuah perguruan
tinggi, jika mahasiswa perguruan tinggi tersebut dijadikan sebagai objek
penelitian.2The population is the group of interest to the researcher, the group to which
she or he would like the result of the study to be generalizable.3
1Drs. Turmudi & Sri Harini, Metode Statistika (Cet.I;UIN-Malang Press, 2018), h.8
2 Ir. M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1(Cet.I:Bumi Aksara, 1999), h.12
3I. R. Gary, Educational Research (Hewell Company, 1982), h. 86
37
Berdasarkan survey yang telah dilakukan maka peneliti mengambil populasi
dari keseluruhan peserta didik kelas XI di MAN Pinrang dengan jumlah populasi
sebagai berikut:
No. Kelas Jumlah Peserta Didik
1. Kelas XI MIPA.1 37
2. Kelas XI MIPA.2 38
3. Kelas XI MIPA.3 39
4. Kelas XI MIPA.4 35
5. Kelas XI MIPA.5 36
6. Kelas XI MIPA.6 38
7. Kelas XI MIPA.7 40
8. Kelas XI IPS.1 33
9. Kelas XI IPS.2 29
8. Kelas XI IPS.3 33
JUMLAH 358
Tabel 3.1 Data populasi peserta didik MAN Pinrang Kelas XI
Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah populasi peserta didik kelas XI
pada MAN Pinrang sebanyak 358.
3.3.2 Sampel
38
Sampel adalah suatu faktor penting yang perlu di perhatikan dalam penelitian
yang kita lakukan. Sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh
sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian.4
Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengambil sampel ada
dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus
mewakili. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik Simple Random Sampling. Teknik Simple Random Sampling adalah salah teknik
menentukan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi.Langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan jumlah sampel yaitu
dengan menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Solvin yaitu:
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = perkiraan tingkat kesalahan. (error level atau tingkat kesalahan umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05 dan 10% atau 0.15
Selanjutnya menggunakan teknik random sampling untuk menentukan kelas
mana saja yang akan menjadi sampel dengan cara undian.
Adapun jumlah sampel pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:
No. Kelas Jumlah Peserta Didik
2. Kelas XI MIPA.7 40
4. Kelas XI IPS.2 29
4Punaji Setyosari. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan.(Jakarta : Prenada Media
group, 2010), h. 169
5Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Cet III; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2015) h.61.
39
JUMLAH 69
Tabel 3.2 Data sampel peserta didik MAN Pinrang Kelas XI
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya menggunakan beberapa teknik dan
instrumen penelitian dimana teknik dan instrumen yang satu dengan yang lainnya
saling menguatkan agar data yang diperoleh dari lapangan benar-benar valid dan
otentik.
Adapun teknik dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.1.1 Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya observasi serta
pencacatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti lain.6Dalam observasi yang telah dilakukan oleh penulis,
penulis mengambil data dengan mengadakan pengamatan secara lansung serta
mencatat hal-hal yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dalam
rangka menyempurnakan penelitian.
3.4.1.2 Angket
Angket atau kuesioner adalah seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis
dalam lembaran kertas atau sejenisnya dan disampaikan kepada responden penelitian
diisi oleh tanpa intervensi peneliti atau pihak lain.7
6S Nasution, Metode Research (PenelitianIlmiah) (Cet. IX ; Jakarta: BumiAksara, 2007), h.
107
7Sudarwan Danim.Menjadi peneliti Kualitatif (Bandung : CV Pustaka Setia. 2002), h . 235
40
3.4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkip, buku, prestasi, notulen, rapat, legger, dan agenda.8Teknik ini
digunakan dalam memperoleh sejumlah data melalui pencacatan dari sejumlah
dokumen atau bukti tertulis seperti keadaan populasi, struktur organisasi, data dan
sebagainya.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1 Kisi-kisi instrumen pengaruh guru Aqidah akhlak dan minat baca peserta didik
No. Indikator Kisi-kisi No. Item
1. Perasaan senang
mengikuti pembelajaran
Aqidah akhlak
Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
Aqidah akhlak
1, 2, 3, 4, 5
2. Kebutuhan terhadap
materi Aqidah akhlak
Kesadaran
sebagai peserta
didik
6, 7, 8, 9, 10,
11, 12
Kesadaran akan
pentingnya
belajar Aqidah
akhlak
13, 14, 15, 16
3. Minat terhadap
pembelaran Aqidah
akhlak
Ketertarikan
untuk membaca
Aqidah akhlak
17, 18 , 19
4. Keinginan membaca buku Memanfaatkan
waktu untuk
20, 21, 22
8Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek (cet. XI ; Jakarta : Rineka
Cipta,1998), h . 236
41
membaca materi
Aqidah akhlak
5. Keinginan mencari bahan
bacaan buku
Memilih buku
bacaan
23, 24, 25, 26
Keinginan untuk
mencari sumber
bacaan buku
27, 28, 29, 30
Jumlah
30
3.4.3 Uji Validitas dan Realibilitas Instumen Penelitian
Uji coba instrumen pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan alat
ukur yang tepat dan dapat terpercaya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam menjawab permasalahan yang diteliti.
3.4.3.1 Uji Validitas
Butir-butir pernyataan sebelum diuji cobakan, terlebih dahulu dinilai
validitasnya. Konsep validitas instrumen atau tes dapat dibedakan atas tiga macam,
yaitu; Pertama, validitas isi, Kedua, validitas konstruk dan Ketiga, validitas empiris.
Instrumen yang berbentuk test, untuk pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membadingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Sedangkan untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat dari
ahli (judgement expert). Dalam hali ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang
42
telah disusun itu. Selanjutnya Validitas Empiris, pada Validitas Empiris instrumen diuji
dengan cara membandingkan antara kriteia yang ada pada instrumen dengan fakta-
fakta empiris yang terjadi di lapangan.9Karena skor butir yang digunakan adalah
politomi, maka untuk menghitung koefisien menggunakan rumus korelasi pearson
product moment, yaitu:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛(xy) − (x)(y)
√[𝑛(x2) − (x)2][𝑛(y2) − (y)2]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi pearson product moment
n : Jumlah responden
x : Skor variabel x
y : Skor variabel y10
Penarikan kesimpulan dari rumus tersebut yaitu jika rxy≥ r tabel, atau jika
menggunakan spss jika nilai sig 2 tailed ≤ 0,05 maka instrumen valid.
3.4.3.2 Uji Realibilitas
Uji realibilitas yang dilakukan dalam penelitian iniuntuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengukuran data ataupun
konsisten dalam memberikan hasil pengukuran rumus koefisien alfa-cronbach, yaitu:
𝑟𝑖 =𝑘
𝑘 − 1[1 −
∑ 𝑠𝑖2
𝑠𝑡2 ]
Keterangan:
k : Jumlah item yang valid dalam instrumen
𝑠𝑖2 :Varians item
9Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2006). h.368.
10Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Cet III; Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2015) h.77.
43
𝑠𝑡2 :Varians total11
Adapun kriteria pengujiannya menurut Syofian siregar dalam bukunya Statistik
Deskriptif untuk Penelitian, Instrumen dikatakan realiabel apabila (r11)> 0,612
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.13sebagai berikut:
P = F
N X 100 %
Keterangan:
P : presentase
F : frekuensi
N : jumlah sampel
11Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Cet III; Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2015) h.91.
12Syofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, h.57-58.
13Suharsisni Arikanto, Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktik, (Cet. VI; Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 147.
44
Untuk mengolah data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik menganalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan
rumus regresi linier sederhana untuk mengetahui seberapa banyak pengaruh antara
variabel X dan Y sebagai berikut:
Y'= a + bX
Keterangan:
Y': Subyek dalam variabel dependen yang dipredisikan
a : Harga Y bila X= 0 (harga konstan)
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan
X: Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.14
Setelah itu peneliti mengumpulkan data dan mengolah data dengan
pendekatan product moment yaitu salah satu alat yang dapat di gunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variable yang berbeda agar dapat menentukan
tingkat pengaruh antara dua variable lain, kemudian rumus yang digunakan untuk
mendapatkan data yang berpengaruh yaitu:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1 )(∑ 𝑦𝑖
𝑛𝑖=1 )
√[𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1 )
2𝑛𝑖=1 ][𝑛 ∑ 𝑦𝑖
2−(∑ 𝑦𝑖𝑛𝑖=1 )
2𝑛𝑖=1 ]
Keterangan:
14Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Cet. IV; Bandung: CV Alfabeta, 2002), h. 244
45
rxy : Koefisien korelasi variabel X dengan Y
Σx : Jumlah skor distribusi X
Σy : Jumlah skor dstribusi Y
Σx2 : Jumlah kuadrat skor distribusi X2
Σy2 : Jumlah kuadrat skor distribusi Y2
Σxy : Jumlah perkalian skor X dan Y47
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variabel Guru
Aqidah akhlak (X) dan Minat baca peserta didik (Y). Nilai-nilai yang akan disajikan
setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif melalui
program SPSS Versi 16. yaitu nilai mean, median, modus, standar deviasi dan varians.
Untuk memperoleh gambaran tentang hasil penelitian ini, dikemukakan pula distribusi
frekuensi dan grafik histogram. Namun, sebelum peneliti mendeskripsikan variabel
penelitian, terlebih dahulu instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi
syarat valid dan reliabel. Suatu instrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi
kriteria validitas dan reliabilitas, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur dan setiap item pernyataan dapat dipercaya.
Pengujian validitas tiap butir pernyataan menggunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor setiap butir pernyataan dengan skor total yang merupakan
jumlah skor butir pernyataan. Peneliti menggunakan rumus Product Moment dengan
bantuan program SPSS versi 16 untuk menguji item pernyataan tentang guru Aqidah
akhlak (X) dan Minat baca peserta didik (Y) dengan jumlah responden sebanyak 39
peserta didik. Dengan ketentuan jika 𝑟𝑥𝑦 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka item pernyataan
yang dinyatakan valid pada tingkat signifikan α = 5%. Hasil analisis data dari kedua
variabel sebagai berikut.
46
Tabel 4.1 Hasil Analisis Item Instrumen Guru Aqidah akhlak
No. Item Pernyataan
rxy rtabel Keterangan
Item No. 1 0,692 0,316 Valid
Item No. 2 0,611 0,316 Valid
Item No. 3 0,490 0,316 Valid
Item No. 4 0,143 0,316 Tidak Valid
Item No. 5 0,688 0,316 Valid
Item No. 6 0,688 0,316 Valid
Item No. 7 0,687 0,316 Valid
Item No. 8 0,664 0,316 Valid
Item No. 9 0,123 0,316 Tidak Valid
Item No. 10 0,605 0,316 Valid
Item No. 11 0,709 0,316 Valid
Item No. 12 0,701 0,316 Valid
Item No. 13 0,749 0,316 Valid
Item No. 14 0,533 0,316 Valid
Item No. 15 0,440 0,316 Valid
Setelah melakukan uji validitas variabel X (Guru Aqidah Akhlak) yang terdiri
dari 15 item pernyataan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0.316 diketahui bahwa 15 item pernyataan
tersebut memiliki 13 item pernyataan valid dan 2 item pernyataan yang tidak valid.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Item Minat baca peserta didik
No. Item Pernyataan
rxy rtabel Keterangan
Item No. 1 0,546 0,316 Valid
47
Item No. 2 0,459 0,316 Valid
Item No. 3 0,764 0,316 Valid
Item No. 4 0,563 0,316 Valid
Item No. 5 0,345 0,316 Valid
Item No. 6 0,577 0,316 Valid
Item No. 7 0,518 0,316 Valid
Item No. 8 0,502 0,316 Valid
Item No. 9 0,690 0,316 Valid
Item No. 10 0,433 0,316 Valid
Item No. 11 0,470 0,316 Valid
Item No. 12 0,490 0,316 Valid
Item No. 13 0,510 0,316 Valid
Item No. 14 0,675 0,316 Valid
Item No. 15 0,223 0,316 Tidak Valid
Setelah melakukan uji validitas variabel Y (Minat baca peserta didik) yang
terdiri dari 15 item pernyataan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0.316, diketahui bahwa 15 item
pernyataan tersebut memiliki 14 item pernyataan valid dan 1 item pernyataan yang
tidak valid.
Setelah mengetahui hasil validitas data dari kedua variabel, maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas data dari 13 instrumen pernyataan valid untuk variabel X dan 14
instrumen pernyataan valid dari variabel Y, yang dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16. Pengujian reliabilitas merupakan pengujian yang dilakukan sebelum
membagikan instrumen penelitian untuk mengetahui item setiap pernyataan dapat
dipercaya. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabel suatu instrumen
yaitu menggunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan kriteria suatu instrumen
48
penelitian dikatakan reliabel menurut Syofian Siregar dalam bukunya Statistik
Deskriptif untuk Penelitian, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Tabel 4.3 Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.877
13
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Berdasarkan tabel di atas, reliabilitas intrumen variabel X (guru Aqidah
akhlak) diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.877 ≥ 0.60 pada tingkat signifikan
α = 5%, maka instrumen pernyataan dinyatakan reliable. Jadi, uji instrumen data pada
variabel X sudah valid dan reliable untuk 13 butir instrumennya, maka dapat digunakan
untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data.
Tabel 4.4 Relibilitas Variabel Y Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.802 14
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Berdasarkan tabel di atas, reliabilitas instrumen variabel Y (Minat baca peserta
didik) diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.802 ≥ 0.60 pada tingkat signifikan
α = 5%, maka instrumen pernyataan dinyatakan reliable. Jadi, uji instrumen data pada
variabel Y sudah valid dan reliable untuk sepuluh butir instrumennya, maka dapat
digunakan untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data. Selanjutnya,
berikut merupakan uraian analisis deskriptif terhadap variabel penelitian.
4.1.1 Guru aqidah akhlak
49
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel X) Statistics
GURU AQIDAH_AKHLAK
N Valid 69
Missing 0
Mean 46.30
Std. Error of Mean .724
Median 44.00
Mode 44
Std. Deviation 6.011
Variance 36.127
Range 22
Minimum 37
Maximum 59
Sum 3195
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel minat membaca peserta
didik berada antara 37 sampai dengan 59, nilai rata-rata sebesar 46.30, median 47,00.
modus 44, varians 36.127, dan standar deviasi 6.011.
Distribusi frekuensi skor variabel guru Aqidah akhlak dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel (X)
50
GURU AQIDAH AKHLAK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 37 3 4.3 4.3 4.3
38 2 2.9 2.9 7.2
39 4 5.8 5.8 13.0
40 3 4.3 4.3 17.4
41 6 8.7 8.7 26.1
42 1 1.4 1.4 27.5
43 1 1.4 1.4 29.0
44 15 21.7 21.7 50.7
45 3 4.3 4.3 55.1
46 2 2.9 2.9 58.0
47 5 7.2 7.2 65.2
48 3 4.3 4.3 69.6
49 1 1.4 1.4 71.0
50 2 2.9 2.9 73.9
51 2 2.9 2.9 76.8
52 3 4.3 4.3 81.2
53 1 1.4 1.4 82.6
54 2 2.9 2.9 85.5
55 2 2.9 2.9 88.4
56 1 1.4 1.4 89.9
57 6 8.7 8.7 98.6
59 1 1.4 1.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
Diagram variabel ini dapat pula ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini
51
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Variabel X (Guru Aqidah akhlak)
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden
dengan nilai terendah 42, 43, 49, 53, 56 dan 59 masing-masing memiliki 1 frekuensi
(7.0%), dan modus terbanyak nilai 44 memiliki 15 frekuensi (21.7%),. Hal ini
tergambar jelas pada histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.2 Histogram Guru Aqidah akhlak
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor guru Aqidah akhlak
GURU_AQIDAH_AKHLAK
GURU_AQIDAH AKHLAK
52
berada pada skor kelompok rata-rata sebanyak 2 responden (2.9%), yang berada pada
dibawah skor rata-rata adalah sebanyak 29 orang (41.8%), dan yang berada pada
kelompok diatas nilai rata-rata sebanyak 38 responden (54.8%). Penentuan kategori
dari skor guru Aqidah akhlak dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk
persentase sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi
80% - 89% kategori tinggi
70% - 79% kategori sedang
60% - 69% kategori rendah
0% - 59% kategori sangat rendah.1
Skor total variabel Guru Aqidah akhlak yang diperoleh dari hasil penelitian
adalah 3195, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 13 x 5 = 65,
karena jumlah responden 69 orang, maka skor kriterium adalah 65 x 69 = 4485.
Sehingga, tingkat pembelajaran Aqidah akhlak adalah 3195 : 4485 = 0.71 atau 71%
dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pembelajaran
Aqidah akhlak termasuk kategori sedang. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan
di lapangan bahwa pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik
kelas XI di MAN Pinrang dapat dikatakan baik terkhusus pada pengaruh guru Aqidah
akhlak.
4.1.2 Minat Membaca Peserta Didik
1Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 54.
53
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel minat membaca peserta
didik berada antara 36 sampai dengan 62, nilai rata-rata sebesar 47,13, median 44.00.
modus 47, varians 39.233, dan standar deviasi 6.264.
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel Y) Statistics
MINAT_BACA
N Valid 69
Missing 0
Mean 47.13
Std. Error of Mean .754
Median 47.00
Mode 47
Std. Deviation 6.264
Variance 39.233
Range 26
Minimum 36
Maximum 62
Sum 3252
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Distribusi frekuensi skor variabel minat baca peserta didik dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel (Y)
54
MINAT_BACA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36 1 1.4 1.4 1.4
37 3 4.3 4.3 5.8
38 1 1.4 1.4 7.2
39 1 1.4 1.4 8.7
40 5 7.2 7.2 15.9
41 4 5.8 5.8 21.7
42 1 1.4 1.4 23.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
43 5 7.2 7.2 30.4
44 4 5.8 5.8 36.2
45 3 4.3 4.3 40.6
46 2 2.9 2.9 43.5
47 9 13.0 13.0 56.5
48 8 11.6 11.6 68.1
49 2 2.9 2.9 71.0
50 3 4.3 4.3 75.4
52 2 2.9 2.9 78.3
53 3 4.3 4.3 82.6
54 4 5.8 5.8 88.4
55 2 2.9 2.9 91.3
57 1 1.4 1.4 92.8
59 2 2.9 2.9 95.7
61 1 1.4 1.4 97.1
62 2 2.9 2.9 100.0
Total 69 100.0 100.0
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Diagram variabel ini dapat pula ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini
55
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Variabel Y (minat membaca peserta didik)
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden
dengan nilai terendah 36, 38, 39, 42, 57 dan 61 masing-masing memiliki 1 frekuensi
(7.0%), dan modus terbanyak nilai 47 memiliki 9 frekuensi (13.0%),. Hal ini tergambar
jelas pada histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.4 Histogram Minat baca peserta didik
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor Minat baca berada pada
56
skor kelompok rata-rata sebanyak 9 responden (13.0%), yang berada pada dibawah
skor rata-rata adalah sebanyak 30 orang (43.3%), dan yang berada pada kelompok
diatas nilai rata-rata sebanyak 30 responden (43.1%). Penentuan kategori dari skor
Minat baca dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk persentase sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi, 80% - 89% kategori tinggi, 70% - 79%
kategori sedang, 60% - 69% kategori rendah0% - 59% kategori sangat rendah.
Skor total variabel Minat baca yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 3252,
skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 14 x 5 = 70, karena jumlah
responden 69 orang, maka skor kriterium adalah 70 x 69 = 4830. Sehingga, minat baca
peserta didik adalah 3252 : 4830 = 0.67 atau 67% dari kriterium yang ditetapkan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang termasuk
kategori rendah.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah
menggunkan teknik analisis korelasi product moment. Sebelum menganalisis data
berdasakan data yang diperoleh, maka data harus memenuhi persyaratan uji analisis
yang digunakan. Analisis korelasi harus mensyaratkan data harus berdistribusi normal,
sehingga data perlu diuji normalitas. Penulis menggunakan software SPSS versi 16
dengan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai berikut.
Tabel 4.9 Uji Normalitas Menggunakan Analisis Kolmogrov-Smirnov Test
57
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 69
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 5.01960255
Most Extreme Differences
Absolute .110
Positive .088
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .913
Asymp. Sig. (2-tailed) .375
a. Test distribution is Normal.
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi
IMB Statistisk SPSS 16. Jika probabilitas (sig) > 0.05, maka data berdistribusi normal.
Sebaliknya jika probabiltas (sig) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. Nilai
probabiltas (sig) menunjukkan 0.375 ≥ 0.05 maka hal ini berarti bahwa distribusi
frekuensi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.2.1 Uji Linearitas
Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah antara variabel
dependen (Y) dan variabel independen (X) mempunyai hubungan linear dengan
menggunakan analisis regresi linier. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam
penerapan metode regresi linear sederhana yakni analisis data selanjutnya.2 Uji
linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F menggunakan aplikasi IMB Statistik
SPSS 16. Adapun hasil oleh data peneliti sebagai berikut:
4.10 Tabel Output SPSS Uji Linearitas
2Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 153.
58
ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
MINAT_BACA * BUKU_PAKET_AQIDAH_AKHLAK
Between Groups
(Combined)
1508.459 21 71.831 2.912 .001
Linearity 954.470 1 954.470 38.694 .000
Deviation from Linearity
553.989 20 27.699 1.123 .360
Within Groups 1159.367 47 24.667
Total 2667.826 68
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi
IMB Statistisk SPSS 16. Jika probabilitas sig deviation linearity > 0.05, maka data
berpola linier. Sebaliknya jika probabiltas (sig)< 0.05, maka data tidak berpola linier.
Dari hasil output di atas, diperoleh nilai Signifikansi = 0.360 > 0.05, yang artinya
terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel guru Aqidah akhlak (X) dengan
variabel minat baca peserta didik (Y).
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berisi tentang kebenaran hipotesis berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Teknik statistik digunakan untuk mengetahui
pengaruh guru Aqidah akhlak (X) terhadap minat baca peserta didik (Y). Untuk
mempermudah melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 16.
4.3.1.1 Menentukan taraf signifikansi = 0.05, 0.05/2 (dua sisi) dan db= n-23 ttabel = 𝑡(𝛼/2))(𝑛−2) = 𝑡(0.005/2))(69−2) = 𝑡(0.025))(67)= 1.675
Tabel 4.11 Variabel X dan Y
3 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 404.
59
∑X ∑Y ∑X.Y ∑X2 ∑Y2
3195 3252 152113 150399 155936
Sumber Data: Output Microsoft Office Excel 2007
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus sebagai berikut:
rxy= n∑XY−(∑X)(∑Y)
√[n∑X2−(∑X)2][n∑Y2−(∑Y)2]
𝑟𝑥𝑦 =(69)152113 − (3195)(3252)
√[(69)150399 − (3195)2][(69)(155936) − (3252)2]
𝑟𝑥𝑦 =10495797 − 10390140
√[10377531 − 10208025][10759584 − 10575504]
𝑟𝑥𝑦 =105657
√[169506][184080]
𝑟𝑥𝑦 =105657
√31202664840
𝑟𝑥𝑦 =105657
1766427595 = 𝟎. 𝟓𝟗𝟖𝟏𝟑𝟗𝟒𝟑𝟑 ≈ 𝟎. 𝟓𝟗𝟖
Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, (rh≥rt) maka 𝐻1diterima, 𝐻0 ditolak. Tetapi
sebaliknya, apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 diterima, 𝐻1 ditolak.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 0.598 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.316 pada
taraf signifikan 5%, sehingga disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak, dan 𝐻1 diterima. Berarti,
terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Kemudian
menentukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variable
X dengan variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟 √𝑛 − 2
√1 − (𝑟)2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0.598 √69 − 2
√1 − (0.598)2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0.598 √67
√1 − 0.357604
60
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0.598 . 8.18
√0.642396
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =4.894840958
0.8014961011
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 6.107130092 ≈ 6.107
Kriteria pengujian diambil berdasarkan perbandingan antara thitung dan ttabel, jika
thitung lebih besar dari ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Begitupun sebaliknya.
Hasil perhitungan secara manual diperoleh thitung = 6.107 > ttabel =1.675. Karena thitung
lebih besar dari ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa “Terdapat Pengaruh Guru Aqidah akhlak Terhadap Minat Baca Peserta Didik
Kelas XI di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang”.
Selanjutnya membuat persamaan regresi linear sederhana untuk mengetahui
apakah variabel X berpengaruh positif atau negatif terhadap variabel Y.
Mencari nilai konstanta b
b = 𝑛.Σxy−ΣX .Σy
𝑛.∑𝑥2−(∑𝑥)2
b = 69 . 152113 −3195 . 3252
69 . 150399 −(3195)2 = 105657
169506 = 0.623
Mencari nilai Konstanta a
a =Σy −𝑏 .∑𝑥
𝑛
a =3252 –0.623 . 3195
69 =
1261.515
69 = 18.28
Membuat persamaan regresi
𝑌 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋
𝑌 = 18.28 + 0.623 x
61
Hasil perhitungan persamaan linear sederhana (18.28 + 0.623x) menunjukkan
angka koefisien regresi, nilainya sebesar 0. 623 angka ini mengandung arti bahwa nilai
koefisien regresi bernilai positif (+), hal menjelaskan bahwa guru aqidah akhlak (X)
berpengaruh positif terhadap minat baca peserta didik (Y). Setelah melakukan analisis
data secara manual, peneliti juga menggunakan analisis dengan program SPSS 16.
Adapun hasil analisis data untuk menguji hipotesis yang dirumuskan peneliti sebagai
berikut:
Tabel 4.12 Coefficients Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.268 4.763 3.835 .000
GURU_AQIDAH_AKHLAK
.623 .102 .598 6.109 .000
a. Dependent Variable: MINAT_BACA
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi
program SPSS 16. Dari tabel Coefficients(𝛼)diperoleh Sig = 0.000. Karena nilai sig
(0.000) < α (0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%.
Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh guru Aqidah akhlak (X) terhadap Minat baca
peserta didik (Y).
Tabel 4.13 Model Summary Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .598a .358 .348 5.057
a. Predictors: (Constant), GURU_AQIDAH_AKHLAK
b. Dependent Variable: MINAT_BACA
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
62
Besarnya pengaruh X terhadap Y dapat diketahui dengan berpedoman pada
nilai R Square atau r2 yang terdapat pada output SPSS bagian model Summary. Dari
output di atas diketahui nilai R Square sebesar 0.358. Sehingga persamaan koefisien
determinasinya adalah sebagai berikut.
Kd = r2 x 100%
Kd = 0.358 x 100% = 35.8%
Nilai koefisien determinasinya sebesar 35.8% maka dapat disimpulkan
pengaruh guru Aqidah akhlak (X) terhadap minat baca peserta didik (Y) sebesar 35.8%,
sedangkan 64,2% minat baca pesrta didik di kelas XI MAN Pinrang dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Tabel 4.14 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi4 Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0, 00 – 0, 199 Sangat Rendah
0, 20 – 0, 399 Rendah
0, 40 – 0, 599 Sedang
0, 60 – 0, 799 Kuat
0, 80 – 1, 000 Sangat Kuat
Sumber Data: Output program SPSS 16 2018
Berdasarkan tabel pedoman interpretasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
guru Aqidah akhlak memiliki pengaruh yang rendah terhadap minat baca peserta didik
di kelas XI MAN Pinrang.
4Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D (Cet. X;
Bandung: Alfabeta, 2010), h. 257.
63
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan dijelaskan secara rinci setelah mendeskripsikan garis
umum mengenai variabel penelitian yakni Guru Aqidah akhlak (X) dan Minat baca
peserta didik (Y). Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal,
di sekolah maupun di luar sekolah. guru Aqidah akhlak adalah manusia yang
berwenang dan bertanggung jawab dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati dan
meyakini ajaran agama Islam serta mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Di
Indonesia untuk menjadi guru diatur dengan beberapa persyaratan, yakni berijazah,
professional, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
kepribadian yang luhur, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.
Minat baca adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam
rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna
tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang
dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam
dirinya.
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2018 di kelas XI
Madrasah Aliyah Negeri Pinrang dengan jumlah populasi sebanyak 358 peserta didik
dan yang menjadi sampel penelitian 69 peserta didik dengan teknik pengambilan
sampel yaitu dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk
mengumpulkan data variabel X begitu pula variabel Y. Sebelum peneliti
64
mengumpulkan data maka terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan
reliabilitas kepada 39 responden yang dianggap setara dengan sampel penelitian dan
didapatkan 2 pernyataan tidak valid dari 15 pernyataan instrumen variabel X dengan
tingkat reliabilitas 0.877 serta pada variabel Y dari 15 item pernyataan terdapat 1 item
pernyataan yang tidak valid dengan tingkat reabilitas 0.802.
Deskripsi variabel X (Guru Aqidah akhlak) menunjukkan bahwa skor variabel
berada pada nilai rata-rata sebesar 46.30, median 44.00, modus 44, dan standar deviasi
6.011. Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh setiap responden
dengan nilai terendah 42, 43, 49, 53, 56 dan 59 masing-masing memiliki 1 frekuensi
(7.0%), nilai terbanyak 44 memiliki 15 frekuensi (21.7 %). Adapun deskripsi variabel
Y (Minat membaca peserta didik) berada antara 36 sampai dengan 62, nilai rata-rata
sebesar 47,13, median 44.00. modus 47, varians 39.233, dan standar deviasi 6.264.
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden dengan nilai
terendah 36, 38, 39, 42, 57 dan 61 masing-masing memiliki 1 frekuensi (7.0%), dan
modus terbanyak nilai 47 memiliki 9 frekuensi (13.0%).
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor Minat baca berada pada
skor kelompok rata-rata sebanyak 9 responden (13.0%), yang berada pada dibawah
skor rata-rata adalah sebanyak 30 orang (43.3%), dan yang berada pada kelompok
diatas nilai rata-rata sebanyak 30 responden (43.1%). Penentuan kategori dari skor
Minat baca dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk persentase sebagai berikut:
90% - 100% kategori sangat tinggi
80% - 89% kategori tinggi
65
70% - 79% kategori sedang
60% - 69% kategori rendah
0% - 59% kategori sangat rendah.5
Skor total variabel Minat baca yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 3252,
skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 14 x 5 = 70, karena jumlah
responden 69 orang, maka skor kriterium adalah 70 x 69 = 4830. Sehingga, peran buku
paket terhadap minat baca peserta didik adalah 3252 : 4830 = 0.67 atau 67% dari
kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan Minat baca peserta didik kelas XI
di MAN Pinrang termasuk dalam kategori rendah.
5Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 54.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan dalam penelitian ini yang membahas
mengenai peranan buku paket aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik
kelas XI di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Tingkat pembelajaran Aqidah akhlak termasuk dalam persentasi yaitu 71%
dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat
pembelajaran Aqidah akhlak peserta didik kelas XI di MAN Pinrang termasuk
kategori sedang, dari kriterium yang ditetapkan dengan menganalisis angket
yang dibagikan kepada 69 responden.
5.1.2 Minat baca peserta didik termasuk dalam presentase adalah 67% dari kriterium
yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik
termasuk kategori rendah, dari kriterium yang ditetapkan dengan menganalisis
angket yang dibagikan kepada 69 responden.
5.1.3 Terdapat pengaruh yang signifikan antara guru Aqidah akhlak terhadap minat
baca peserta didik kelas XI di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang berdasarkan
perbandingan antara thitung dan ttabel, menunjukkan hasil perhitungan secara
manual diperoleh thitung = 6.107 > ttabel =1.675. Maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Dalam persamaan linear sederhana (18.28 + 0.623x) menunjukkan angka
koefisien regresi, nilainya sebesar 0.623 angka ini mengandung arti bahwa nilai
koefisien regresi bernilai positif (+), hal ini menjelaskan bahwa guru Aqidah
65
akhlak (X) memiliki pengaruh positif terhadap minat baca peserta didik (Y).
Selain itu dari output nilai R Square atau r2 diperoleh 0.358 Nilai ini
mengandung arti bahwa pengaruh guru Aqidah akhlak (X) terhadap minat baca
peserta didik (Y) sebesar 35.8% sedangkan 64,2% minat baca pesrta didik di
kelas XI MAN Pinrang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh
peneliti.
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh guru Aqidah akhlak terhadap minat baca peserta didik kelas XI di MAN
Pinrang Kabupaten Pinrang, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
5.2.1 Hasil dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh guru Aqidah akhlak berada
dalam kategori rendah. Jadi, sebagai saran kepada pendidik di MAN Pinrang
agar dapat meningkatkan kualitas dalam belajar mengajar serta meningkatkan
kegiatan-kegiatan yang berbau keagamaan untuk meningkatkan kualitas
Agama peserta didik.
5.2.2 Berkaitan dengan minat baca peserta didik menunjukkan hasil pada kategori
rendah, agar kiranya dapat meningkatkan kesadaran diri untuk baca buku,
karena dengan baca buku dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan tentang segala hal, karena buku adalah jendela dunia.
66
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggaraan Penerjemah Al-Qur’an, 1971.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2007.Cet. IV, Jakarta: Sinar Grafika.
Slameto, 2003.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Cet.IV, Jakarta; Rineka Cipta.
Sobri Sutikno M., 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil, Bandung: Prospect.
Bambang Trim, 2006. Menjadi Powerful Da’I dengan Menulis Buku, Bandung: Kolbu.
Greene and Petty, Developing Language Skills in The Elementary Schools, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Jamhari, Muhammad dan A.Zainuddin, 1999.Al-Islam 1 (Aqidah dan Ibadah), Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia.
Zainal Arifin Djamaris, 1996.Islam (Aqidah dan syari’ah), Cet.I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad Daud Ali, 2006. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Srijanti, Purwanto S.K, Wahyu Pramono, 2009. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern Edisi 2, Cet.II; Jakarta: Graha Ilmu.
Ali Abdullah Halim Mahmud, 2004.Akhlak Mulia, Jakarta:Gema Insane.
Abd.Gafur, 2014. Konstribusi pendidik bidang studi aqidah akhlak dalam menumbuhkan kepribadian muslim pada peserta didik madrasah aliyah pon-pes DDI asshiratal mustaqim baru-baru tanga kab.pangkep, Skripsi sarjana ; Jurusan Tarbiyah dan adab:Parepare.
Abudin Nata, 2014. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Cet.XIII, Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Hasnah, 2014. Pengaruh Bidang Studi aqidah terhadap Pembentukan Akhlakul karimah Peserta Didik Kelas VII MTS DDI Lero, Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah dan Adab: Parepare.
http://aqidahakhlak4mts.wordpress.com/tag/pengertian-aqidah-akhlak/ Diakses pada Tanggal 09 April 2018
67
Sadirman A.M., 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV Rajawali.
Suprijanto, 2009. Pendidikan Orang Dewasa, Cet.III, Jakarta; PT Bumi Aksara.
Yudrik Jahja, 2011. Psikologi Perkembangan, Cet.I; Jakarta: Kencana.
Abdul Rahman Shaleh, Dkk, 2004.Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media.
Sumadi Suryabrata, 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Herlina, 2008. Pengaruh Prestasi Belajar bahasa arab terhadap kefasihan membaca Al-Qur’an Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Nurjannah, 2014. Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Buku Paket dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah Negeri 2 Parepare Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Suriani, 2014. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Al-qur’an Siswa MTS DDI Kanang Kab.Polman Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Samsul, 2015. Peran Pendidik Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-qur’an pada Peserta didik MTS DDI Baru-Baru Tanga Kelas VIII Kabupaten Pangkep Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Syofian Siregar, 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
John W.Best, 1981. Rasearch in Education, New Jarvey: United States of America.
Burhan Bungin, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitati,Cet.I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian & Pengembangan research and development, Cet.I; Bandung: Alfabeta.
I. R. Gary, 1982. Educational Research, Hewell Company.
Punaji Setyosari, 2010. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan, Jakarta : Prenada Media group.
S Nasution, 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet. IX ; Jakarta: BumiAksara.
Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek.Cet. XI ; Jakarta : Rineka Cipta.
Sudarwan Danim, 2002. Menjadi peneliti Kualitatif, Bandung : CV Pustaka Setia.
68
Suharsisni Arikanto, 2006. Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktik, Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. Cet. IV; Bandun: CV Alfabeta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet. I; Bandung: Alfabeta.
Yusuf, 2011. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar siswa SDN 026 Kurrak kabupaten Polewali Mandar Skiripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare,
Lampiran 1
PROFIL MADRASAH
A. IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : MAN Pinrang
2. NSM : 131173150020
3. NPSN : 40320545
Jalan : Bulu Pakoro
Desa/Kel :
Kecamatan : Paleteang
Kabupaten : Pinrang
Provinsi : Sulawesi Selatan
4. Nama Yayasan : -
5. No. Telpon : 921670
6. Kode Pos : 91218
7. NPWP : -
8. Akreditasi : A
Nilai : 91.00
Tahun : 2018
9. Tahun Berdiri : 1981
10. Lembaga : -
No. SK : 079/SK/BANP-SM/X/2018
Tanggal SK : 07/10/2018
11. Tanah / Bangunan
Luas Tanah :
Status Tanah :
Status Bangunan :
12. Kepala Madrasah
Nama : Drs. Ramli aliyas, M.A.
NIP : 19681125 199403 1 003
Pangkat/Gol : Pembina tingkat I/Gol. IVa
Alamat :
No. Telp/HP : -
Masa Kerja Kepala: 5 Tahun
13. Ketua Yayasan
Nama : H. Alimuddin budung
Alamat : Kaluppang
No. Telp/HP : -
14. Alamat E-mail : -
Lampiran 2
ANGKET UNTUK PENELITIAN
PENGARUH GURU AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BACA PESERTA DIDIK KELAS XI DI
MAN PINRANG KABUPATEN PINRANG I. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan berikut dengan teliti. 2. Tulislah nama dan kelas pada lembar yang disediakan. 3. Pilihlah salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan dengan memberikan
tanda ceklis (√), dengan keterangan berikut ini: SS = Sangat Setuju, S =Setuju, N = Netral, TS = Tidak Setuju dan STS = Sangat Tidak Setuju
4. Jawaban yang Anda berikan tidak boleh ngasal (bukan sebenarnya) sebab akan mempengaruhi penelitian.
5. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai Anda. 6. Selamat mengerjakan dan saya ucapkan terima kasih atas partisipasinya.
II. Identitas
1. Nama : 2. Kelas : 3. Waktu : 4. Jenis kelamin :
III. DaftarPernyataan
No Pernyataan Alternatif
SS S N TS STS
Guru Aqidah akhlak
1 Saya malas mengikuti pelajaran Aqidah akhlak
2 Saya cepat bosan jika mengikuti pelajaran Aqidah akhlak
3 Saya selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran Aqidah akhlak
4 Saya selalu paham setiap materi Aqidah akhlak karena saya anak sekolah
5 Saya selalu mempelajari materi Aqidah akhlak sebelum proses pembelajaran dimulai
6 Saya harus belajar Aqidah akhlak karena membuat saya pinttar
7 Saya kelas XI, tidak perlu belajar Aqidah akhlak
8 Lebih asyik nonton Tv dari pada belajar Aqidah akhlak
9 Lebih baik tidur dari pada belajar Aqidah akhlak
10 Komik lebih menarik dari pada belajar Aqidah akhlak
11 Saya selalu ingin belajar Aqidah akhlak di perpustakaan
12 Saya belajar Aqidah akhlak meskipun sudah merasa capek dan lelah dengan rutinitas sekolah
13 Saya selalu memperoleh materi yang sesuai dengan materi pembelajaran Aqidah akhlak
MINAT BACA PESERTA DIDIK
1 Saya senang membaca buku dimanapun saya berada
2 Membaca buku hanya untuk peserta didik yang pintar saja
3 Saya tertarik dengan buku-buku pengetahuan
4 Saya mencatat hal-hal penting dari apa yang saya baca
5 Saya ingin mendatangi perpustakaan yang lebih lengkap dari perpustakaan yang ada di sekolah
6 Saya merasa ada yang kurang ketika tidak membaca buku dalam sehari
7 Saya membiasakan untuk membaca buku minimal 1 jam setiap hari
8 Saya lebih mudah mengerjakan soal ulangan karena sudah membaca materi tersebut berulang-ulang setiap harinya
9 Saya tidak pernah bosan ketika membaca
10. Membaca buku membuat saya merasa mengantuk
11. Saya lebih suka membaca dibandingkan mencuci pakaian
12. Banyak pengalaman baru saya peroleh ketika membaca
13. Saya membaca buku untuk bisa menjadi penulis profesional
14. Saya bertukar buku dengan teman jika teman memiliki buku yang baru
Lampiran 3
Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen
1. Uji Coba Guru Aqidah Akhlak (X)
Respoden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Total
1 3 3 3 3 3 5 3 5 3 4 3 4 3 2 3 50
2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 2 2 3 2 2 1 38
3 4 3 3 4 4 5 4 5 2 3 3 3 4 3 4 54
4 5 2 3 4 5 5 5 5 1 3 3 4 3 3 5 56
5 2 3 3 2 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 41
6 4 3 3 5 5 4 4 4 2 3 4 4 4 3 5 57
7 4 4 4 5 5 5 4 4 1 2 4 3 4 3 5 57
8 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 43
9 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 43
10 3 3 4 4 5 2 5 2 1 3 3 2 3 4 4 48
11 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 45
12 4 2 3 4 3 4 4 5 3 2 3 2 3 3 3 48
13 4 3 4 4 4 5 4 4 2 3 3 3 3 2 5 53
14 5 3 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 2 2 3 50
15 5 4 3 5 4 5 3 5 2 5 5 4 3 2 1 56
16 3 3 3 4 3 4 3 4 1 3 4 4 3 3 3 48
17 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 1 1 1 38
18 4 3 3 4 5 4 4 4 1 4 3 5 3 4 4 55
19 5 5 5 5 3 4 5 4 2 2 3 3 4 4 4 58
20 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 52
21 4 2 3 4 5 5 5 5 1 3 3 4 3 3 5 55
22 5 5 4 4 5 5 5 5 2 3 4 5 4 3 5 64
23 3 3 3 4 5 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 55
24 3 3 2 4 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 46
25 4 3 4 4 4 5 4 4 2 3 3 3 2 3 3 51
26 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 5 4 3 3 50
27 3 4 3 4 4 5 5 5 1 5 4 4 3 3 3 56
28 4 4 3 3 4 5 5 5 2 3 3 4 3 3 4 55
29 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 4 39
30 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 49
31 4 5 4 3 5 5 4 5 3 5 5 5 4 3 3 63
32 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 3 3 63
33 5 4 3 2 5 5 5 5 2 5 4 5 4 3 4 61
34 4 4 3 4 5 5 5 5 1 5 5 5 3 3 3 60
35 5 4 3 2 5 5 4 5 2 5 5 5 4 3 4 61
36 4 5 3 4 5 5 4 5 3 5 5 5 4 3 3 63
37 4 5 4 3 5 5 4 5 3 5 5 5 4 3 3 63
38 4 5 3 4 2 3 3 5 4 3 3 3 3 2 2 49
39 2 4 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 3 3 2 55
2. Uji Coba Instrumen Minat Baca Peserta Didik (Y)
Responden Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Total
1 3 5 3 4 4 4 1 3 4 4 3 3 3 4 2 50
2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 25
3 3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 50
4 3 5 5 4 5 3 3 4 3 2 3 5 4 4 2 55
5 3 4 3 2 2 2 3 5 3 2 3 3 2 2 3 42
6 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 50
7 3 5 4 3 5 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 54
8 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35
9 3 2 3 2 2 2 2 3 3 4 5 5 4 4 5 49
10 3 2 4 5 3 4 5 5 4 3 1 4 5 4 1 53
11 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 45
12 3 3 4 2 5 3 3 4 3 2 2 4 3 3 1 45
13 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 46
14 4 5 4 3 1 4 2 3 3 3 2 5 1 2 3 45
15 4 5 3 3 2 3 1 3 3 5 4 3 3 3 3 48
16 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 47
17 2 4 5 3 5 4 3 4 3 2 3 4 5 4 2 53
18 3 5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 4 4 3 3 58
19 5 5 4 4 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 4 60
20 2 4 3 3 3 5 3 4 5 3 4 4 3 3 4 53
21 3 5 5 4 5 3 3 4 3 2 3 5 4 4 2 55
22 3 5 3 3 3 3 3 2 4 4 3 5 1 1 3 46
23 2 5 3 3 2 3 2 4 3 4 3 3 1 2 3 43
24 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 47
25 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 49
26 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 51
27 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 1 5 5 3 3 52
28 3 5 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 48
29 3 3 3 2 3 3 3 5 4 2 3 5 1 3 3 46
30 4 5 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 56
31 4 5 5 3 2 2 3 4 4 3 5 4 5 3 4 56
32 4 5 5 5 3 5 3 5 4 5 4 4 3 3 3 61
33 3 5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 50
34 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 50
35 3 5 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
36 4 5 5 3 2 2 3 4 4 4 5 4 5 3 4 57
37 4 5 5 3 2 2 3 4 4 4 5 4 5 3 4 57
38 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 3 3 5 3 61
39 3 5 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 50
Lampiran 4
Validasi Angket
Validasi angket variable Guru Aqidah Akhlak (X)
Correlations
Skor
A
Skor
B
Skor
C
Skor
D
Skor
E
Skor
F
Skor
G
Skor
H Skor I
Skor
J
Skor
K
Skor
L
Skor
M
Skor
N
Skor
O Skor Total
Skor A Pearson
Correlation 1 .334* .292 .287 .334* .389* .609** .375* -.206 .311 .349* .364* .494** .271 .480** .692**
Sig. (2-tailed) .037 .071 .077 .037 .014 .000 .019 .209 .054 .030 .023 .001 .095 .002 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor B Pearson
Correlation .334* 1 .548** .049 .195 .263 .228 .336* .200 .453** .532** .427** .494** .138 -.049 .611**
Sig. (2-tailed) .037 .000 .765 .233 .106 .163 .036 .221 .004 .000 .007 .001 .402 .766 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor C Pearson
Correlation .292 .548** 1 .251 .290 .135 .403* .109 -.026 .026 .223 .133 .379* .311 .281 .490**
Sig. (2-tailed) .071 .000 .123 .073 .412 .011 .509 .873 .875 .172 .419 .017 .054 .083 .002
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor D Pearson
Correlation .287 .049 .251 1 .044 .014 .201 -.116 -.120 -.167 -.042 -.150 -.027 .069 .086 .143
Sig. (2-tailed) .077 .765 .123 .789 .931 .219 .480 .467 .309 .800 .363 .872 .678 .604 .384
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor E Pearson
Correlation .334* .195 .290 .044 1 .482** .601** .389* -.320* .380* .465** .460** .370* .475** .445** .688**
Sig. (2-tailed) .037 .233 .073 .789 .002 .000 .014 .047 .017 .003 .003 .020 .002 .005 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor F Pearson
Correlation .389* .263 .135 .014 .482** 1 .365* .736** -.103 .417** .398* .456** .502** .283 .294 .688**
Sig. (2-tailed) .014 .106 .412 .931 .002 .022 .000 .533 .008 .012 .004 .001 .081 .069 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor G Pearson
Correlation .609** .228 .403* .201 .601** .365* 1 .317*
-
.426** .256 .255 .262 .402* .580** .648** .687**
Sig. (2-tailed) .000 .163 .011 .219 .000 .022 .049 .007 .116 .117 .108 .011 .000 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor H Pearson
Correlation .375* .336* .109
-
.116 .389* .736** .317* 1 .115 .431** .451** .514** .461** .205 .122 .664**
Sig. (2-tailed) .019 .036 .509 .480 .014 .000 .049 .485 .006 .004 .001 .003 .211 .460 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor I Pearson
Correlation -.206 .200 -.026
-
.120 -.320* -.103
-
.426** .115 1 .019 -.048 -.048 -.093 -.326*
-
.562** -.123
Sig. (2-tailed) .209 .221 .873 .467 .047 .533 .007 .485 .910 .769 .771 .572 .043 .000 .455
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor J Pearson
Correlation .311 .453** .026
-
.167 .380* .417** .256 .431** .019 1 .669** .680** .283 .176 -.144 .605**
Sig. (2-tailed) .054 .004 .875 .309 .017 .008 .116 .006 .910 .000 .000 .081 .284 .382 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor K Pearson
Correlation .349* .532** .223
-
.042 .465** .398* .255 .451** -.048 .669** 1 .715** .560** .255 .017 .709**
Sig. (2-tailed) .030 .000 .172 .800 .003 .012 .117 .004 .769 .000 .000 .000 .117 .917 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor L Pearson
Correlation .364* .427** .133
-
.150 .460** .456** .262 .514** -.048 .680** .715** 1 .475** .252 .078 .701**
Sig. (2-tailed) .023 .007 .419 .363 .003 .004 .108 .001 .771 .000 .000 .002 .121 .639 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor
M
Pearson
Correlation .494** .494** .379*
-
.027 .370* .502** .402* .461** -.093 .283 .560** .475** 1 .466** .517** .749**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .017 .872 .020 .001 .011 .003 .572 .081 .000 .002 .003 .001 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor N Pearson
Correlation .271 .138 .311 .069 .475** .283 .580** .205 -.326* .176 .255 .252 .466** 1 .420** .533**
Sig. (2-tailed) .095 .402 .054 .678 .002 .081 .000 .211 .043 .284 .117 .121 .003 .008 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor O Pearson
Correlation .480** -.049 .281 .086 .445** .294 .648** .122
-
.562** -.144 .017 .078 .517** .420** 1 .440**
Sig. (2-tailed) .002 .766 .083 .604 .005 .069 .000 .460 .000 .382 .917 .639 .001 .008 .005
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor
Total
Pearson
Correlation .692** .611** .490** .143 .688** .688** .687** .664** -.123 .605** .709** .701** .749** .533** .440** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .384 .000 .000 .000 .000 .455 .000 .000 .000 .000 .000 .005
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
*. Correlation is significant at the
0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
Validasi angket variabel Minat baca Peserta Didik Kelas XI (Y)
Correlations
Skor A Skor B Skor C Skor D Skor E Skor F Skor G Skor H Skor I Skor J Skor K Skor L Skor M Skor N Skor O
Skor
Total
Skor A Pearson Correlation 1 .383* .387* .245 -.081 .165 .089 .300 .245 .373* .349* .278 .195 .222 .335* .546**
Sig. (2-tailed) .016 .015 .133 .623 .317 .589 .064 .132 .019 .030 .087 .235 .175 .037 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor B Pearson Correlation .383* 1 .361* .341* .087 .180 -.048 .067 .203 .329* .255 .145 .018 .095 .201 .459**
Sig. (2-tailed) .016 .024 .034 .598 .273 .772 .686 .215 .041 .117 .377 .915 .565 .220 .003
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor C Pearson Correlation .387* .361* 1 .421** .326* .325* .490** .324* .396* .186 .265 .347* .561** .456** .053 .764**
Sig. (2-tailed) .015 .024 .008 .043 .044 .002 .044 .013 .257 .103 .031 .000 .004 .750 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor D Pearson Correlation .245 .341* .421** 1 .359* .561** .298 .114 .281 .243 .038 .060 .207 .343* -.154 .563**
Sig. (2-tailed) .133 .034 .008 .025 .000 .066 .491 .083 .135 .816 .715 .206 .032 .350 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor E Pearson Correlation -.081 .087 .326* .359* 1 .445** .270 .107 .043 -.315 -.209 .093 .209 .458** -.421** .345*
Sig. (2-tailed) .623 .598 .043 .025 .005 .096 .515 .794 .051 .202 .571 .203 .003 .008 .032
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor F Pearson Correlation .165 .180 .325* .561** .445** 1 .329* .224 .538** .228 -.041 .175 -.013 .434** -.103 .577**
Sig. (2-tailed) .317 .273 .044 .000 .005 .041 .171 .000 .162 .803 .287 .939 .006 .532 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor G Pearson Correlation .089 -.048 .490** .298 .270 .329* 1 .524** .476** .019 -.031 .283 .266 .288 -.172 .518**
Sig. (2-tailed) .589 .772 .002 .066 .096 .041 .001 .002 .910 .851 .081 .102 .075 .295 .001
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor H Pearson Correlation .300 .067 .324* .114 .107 .224 .524** 1 .324* .063 .123 .361* .187 .348* -.086 .502**
Sig. (2-tailed) .064 .686 .044 .491 .515 .171 .001 .044 .702 .457 .024 .255 .030 .603 .001
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor I Pearson Correlation .245 .203 .396* .281 .043 .538** .476** .324* 1 .473** .345* .367* .207 .358* .201 .690**
Sig. (2-tailed) .132 .215 .013 .083 .794 .000 .002 .044 .002 .031 .021 .205 .025 .221 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor J Pearson Correlation .373* .329* .186 .243 -.315 .228 .019 .063 .473** 1 .488** .028 -.011 .119 .285 .433**
Sig. (2-tailed) .019 .041 .257 .135 .051 .162 .910 .702 .002 .002 .868 .946 .470 .078 .006
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor K Pearson Correlation .349* .255 .265 .038 -.209 -.041 -.031 .123 .345* .488** 1 .140 .166 .200 .617** .470**
Sig. (2-tailed) .030 .117 .103 .816 .202 .803 .851 .457 .031 .002 .395 .313 .222 .000 .003
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor L Pearson Correlation .278 .145 .347* .060 .093 .175 .283 .361* .367* .028 .140 1 .172 .260 .133 .490**
Sig. (2-tailed) .087 .377 .031 .715 .571 .287 .081 .024 .021 .868 .395 .295 .110 .418 .002
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor M Pearson Correlation .195 .018 .561** .207 .209 -.013 .266 .187 .207 -.011 .166 .172 1 .547** .058 .510**
Sig. (2-tailed) .235 .915 .000 .206 .203 .939 .102 .255 .205 .946 .313 .295 .000 .724 .001
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor N Pearson Correlation .222 .095 .456** .343* .458** .434** .288 .348* .358* .119 .200 .260 .547** 1 -.054 .675**
Sig. (2-tailed) .175 .565 .004 .032 .003 .006 .075 .030 .025 .470 .222 .110 .000 .745 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor O Pearson Correlation .335* .201 .053 -.154 -.421** -.103 -.172 -.086 .201 .285 .617** .133 .058 -.054 1 .223
Sig. (2-tailed) .037 .220 .750 .350 .008 .532 .295 .603 .221 .078 .000 .418 .724 .745 .173
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor
Total
Pearson Correlation .546** .459** .764** .563** .345* .577** .518** .502** .690** .433** .470** .490** .510** .675** .223 1
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .032 .000 .001 .001 .000 .006 .003 .002 .001 .000 .173
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Lampiran 5
Tabulasi Data Hasil Penelitian
1. Data Hasil Penelitian Pengaruh Guru Aqidah akhlak
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 Total
1 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 3 3 3 52
2 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 52
3 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 3 3 4 54
4 4 3 3 4 4 3 5 3 3 3 3 3 3 44
5 5 4 3 3 5 3 5 3 3 3 2 3 3 45
6 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 39
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
8 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 5 51
9 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 3 2 4 50
10 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 57
11 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 57
12 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 55
13 2 3 3 5 4 4 5 2 4 3 3 3 3 44
14 4 2 2 4 1 5 2 4 4 3 2 2 2 37
15 2 4 4 4 5 4 5 1 1 2 3 2 1 38
16 4 3 5 5 3 2 4 4 3 2 3 3 4 45
17 4 3 3 3 5 4 5 2 4 4 3 2 2 44
18 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 2 54
19 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 40
20 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 47
21 4 4 2 4 5 3 4 2 2 3 2 2 4 41
22 2 4 4 3 5 3 5 4 4 4 3 3 3 47
23 4 2 2 2 5 5 5 3 3 4 1 2 3 41
24 3 3 4 2 4 2 4 4 3 2 2 2 3 38
25 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 3 2 2 49
26 4 2 2 4 5 3 5 3 3 3 2 2 3 41
27 4 2 2 4 5 3 5 3 3 3 2 2 4 42
28 4 4 3 5 4 5 4 3 3 5 3 3 5 51
29 4 4 3 5 4 5 5 3 3 5 3 3 5 52
30 4 4 3 5 5 3 5 3 3 5 3 2 3 48
31 4 2 3 5 4 4 5 2 4 3 3 4 3 46
32 2 4 2 5 5 4 5 1 3 3 2 2 3 41
33 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 56
34 2 3 2 5 4 3 4 2 2 2 3 2 3 37
35 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 3 53
36 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 44
37 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 40
38 3 3 3 4 5 4 5 3 3 3 3 2 3 44
39 4 3 3 3 5 3 5 3 3 3 3 2 4 44
40 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 2 4 44
41 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 2 4 44
42 4 5 3 5 3 5 5 5 1 3 3 1 4 47
43 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 44
44 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 44
45 3 3 4 4 5 3 5 3 3 3 3 3 2 44
46 3 3 4 4 5 3 5 3 3 3 3 3 2 44
47 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 40
48 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 44
49 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 3 4 57
50 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 3 4 57
51 2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 5 5 4 41
52 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 39
53 2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 5 5 4 41
54 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 39
55 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 59
56 4 4 5 4 2 4 4 5 5 5 4 4 5 55
57 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 3 2 50
58 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 46
59 3 3 3 2 5 3 5 5 5 4 3 3 3 47
60 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 44
61 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 2 1 4 45
62 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 57
63 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 43
64 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3 3 57
65 5 3 3 3 3 4 5 3 4 3 5 3 3 47
66 5 3 3 3 4 4 5 3 4 3 5 3 3 48
67 5 3 3 3 4 4 5 3 4 3 5 3 3 48
68 2 3 2 5 4 3 4 2 2 2 3 2 3 37
69 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 5 44
2. Data Hasil Minat Baca Peserta Didik di MAN Pinrang
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 Total
1 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 48
2 5 4 3 4 5 3 3 4 3 4 4 5 3 4 54
3 3 4 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 2 4 45
4 3 5 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 41
5 3 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 55
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 40
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 3 47
8 3 5 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 1 4 43
9 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 52
10 3 5 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 1 4 43
11 3 5 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 4 44
12 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 48
13 3 4 3 4 1 2 2 3 4 3 3 4 3 2 41
14 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 2 2 4 37
15 3 4 3 5 5 3 4 3 2 2 1 3 3 4 45
16 5 3 5 5 3 5 5 5 5 3 3 5 2 3 57
17 3 5 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 43
18 4 5 5 5 2 4 2 5 5 5 5 5 5 5 62
19 2 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 40
20 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 49
21 3 4 3 2 4 3 2 4 3 1 5 5 4 4 47
22 3 5 3 3 5 3 3 4 5 4 4 4 3 5 54
23 3 5 4 4 3 2 4 3 4 1 3 2 5 5 48
24 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 36
25 3 5 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 47
26 3 5 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 47
27 3 5 3 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 3 40
28 3 5 4 3 3 3 3 5 5 5 3 4 3 5 54
29 3 5 5 3 3 3 3 5 5 5 3 4 3 5 55
30 3 5 4 3 5 3 2 3 5 3 3 4 3 2 48
31 3 4 3 5 1 2 2 3 4 3 5 5 4 4 48
32 3 5 3 4 2 2 2 3 2 3 1 4 2 2 38
33 4 2 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 61
34 3 5 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 4 4 44
35 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 54
36 3 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 42
37 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 37
38 3 5 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 45
39 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 46
40 3 5 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 3 47
41 3 5 5 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 49
42 3 5 5 2 1 2 3 5 5 5 5 5 1 3 50
43 3 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 47
44 3 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 47
45 2 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 43
46 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 44
47 3 5 3 5 5 2 2 4 3 3 4 3 3 2 47
48 3 4 4 2 5 5 3 3 4 4 3 2 1 4 47
49 3 5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 50
50 3 5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 50
51 3 2 3 4 4 5 3 5 3 2 3 3 4 4 48
52 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 37
53 3 2 3 4 4 5 3 5 3 2 3 3 4 4 48
54 3 2 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 46
55 3 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3 59
56 3 4 3 3 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 59
57 4 3 4 4 3 2 1 2 3 5 2 3 1 2 39
58 3 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 41
59 3 5 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 43
60 3 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 41
61 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 48
62 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 5 4 5 62
63 3 2 4 1 2 4 2 4 4 3 4 3 1 3 40
64 4 5 5 3 2 3 3 3 4 5 5 4 2 4 52
65 3 5 4 5 2 4 3 5 3 4 3 5 4 3 53
66 3 5 4 5 2 4 3 5 3 4 3 5 4 3 53
67 3 5 4 5 2 4 3 5 3 4 3 5 4 3 53
68 3 5 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 4 4 44
69 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 40
Lampiran 12
Biografi Penulis
Judul Skripsi:Pengaruh Guru Aqidah Terhadap Minat Baca
Peserta Didik Kelas XI Di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang.
Nama lengkap Nurfadhilah, lahir di Bungi Provensi Sulawesi
Selatan pada tanggal 10 Januari 1996, merupakan anak kedua
dari 8 bersaudara. Peneliti lahir dari pasangan suami istri
Bapak Basir Salam dan Hasmiati. Penulis sekarang bertempat
tinggal di Bungi Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
Kemudian mulai pendidikan di TK pada tahun 2000 di Taman
Kanak- Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar
pada tahun 2002 di SD Negeri 136 Duampanua kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di MTS Negeri Tuppu
kecamatan Lembang kabupaten Pinrang pada tahun 2008, selanjutnya melanjutkan
pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Pinrang Kecamatan Duampanua
kabupaten Pinrang pada tahun 2011. Dan peneliti menyelesaikan studinya di SMA
Negeri 2 Pinrang pada tahun 2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan S1 di
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare. Dengan mengambil jurusan
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam pada tahun 2014. Kemudian pada
tahun 2018 beralih menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. penulis
pernah mengikuti organisasi Remaja Masjid (REMAS). Penulis melaksanakan kuliah
pengabdian masyarakat di Desa Perangian, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang
Sulawesi Selatan dan melaksanakan praktik pengalaman lapangan di SMP Negeri 5
Parepare. Penulis mengajukan judul skripsi sebagai tugas akhir, yaitu “Pengaruh Guru Aqidah akhlak Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Kelas XI Di MAN Pinrang Kabupaten Pinrang”.
Recommended