UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN

Preview:

Citation preview

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN KAPSUL

KOMBINASI TEOFILIN, AMBROXOL DAN SALBUTAMOL DI RUMAH

SAKIT X DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN

KEMOMETRIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Sindy Oktaviana Putri

NIM : 188114016

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN KAPSUL

KOMBINASI TEOFILIN, AMBROXOL DAN SALBUTAMOL DI RUMAH

SAKIT X DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN

KEMOMETRIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Sindy Oktaviana Putri

NIM : 188114016

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

Persetujuan Pembimbing

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN KAPSUL

KOMBINASI TEOFILIN, AMBROXOL DAN SALBUTAMOL DI RUMAH

SAKIT X DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN

KEMOMETRIKA

Skripsi yang diajukan oleh:

Sindy Oktaviana Putri

NIM : 188114016

Telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

(apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc.)

Tanggal 24 Januari 2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN KAPSUL

SAKIT X DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KEMOMETRI

KOMBINASI TEOFILIN, AMBROXOL, DAN SALBUTAMOL DI RUMAH

Pengesahan Skripsi Berjudul

Oleh:

Sindy Oktaviana Putri

NIM : 188114016

Universitas Sanata DharmaPada tanggal : 18 Januari 2022

Fakultas FarmasiDipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Dr. apt. Sri Hartati Yuliani .........................

2. Dr. apt. Christine Patramurti .........................

3. apt. Dina Christin Ayuning Putri M.Sc. .........................

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa proposal skripsi yang saya susun orisinil, kecuali

beberapa penelitian yang saya jadikan sebagai landasan acuan seperti yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka. Apabila ditemukan adanya bukti

tindakan plagiarisme dalam naskah skripsi ini, maka saya akan menanggung segala

sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yaogyakarta, 21 Januari 2022

Penulis,

Sindy Oktaviana Putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Sindy Oktaviana Putri

Nomor Mahasiswa : 188114016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN SEDIAAN RACIKAN KAPSUL

KOMBINASI TEOFILIN, AMBROXOL, DAN SALBUTAMOL DI

RUMAH SAKIT X DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN

KEMOMETRIKA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda

tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh

mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2022

Yang menyatakan

(Sindy Oktaviana Putri)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRAK

Sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol

sulfat diindikasikan untuk pasien penderita rhinitis alergi. Uji keseragaman

kandungan sediaan racikan kapsul penting dilakukan untuk memastikan keamanan

dan mutu sediaan agar terapi yang diinginkan dapat tercapai. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kualitas keseragaman kandungan sediaan racikan

kapsul dengan zat aktif teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat yang diracik

di Rumah Sakit X.

Penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian

deskriptif. Uji keseragaman kandungan dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometri UV-Vis dengan metode analisis kemometri. Analisis dilakukan

menggunakan perangkat lunak Minitab versi 19 yang sudah dilengkapi pilihan

regresi partial least square (PLS).

Hasil uji yang diperoleh pada validasi model kalibrasi multivariate PLS

menunjukkan kemampuan model untuk memprediksi sudah baik, yang ditunjukkan

dari nilai R2 dari ketiga senyawa sudah diatas 0,91 yaitu 0,9901 untuk teofilin,

0,9784 untuk ambroxol HCl, 0,9573 untuk salbutamol sulfat, dan memiliki nilai

RMSECV yang cukup rendah. Selain itu validasi metode analisis dilakukan dengan

mengukur parameter LOD dan LOQ. Sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin,

ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat tidak memenuhi syarat kualitas sediaan yang

baik. Sediaan racikan kapsul tersebut tidak memenuhi syarat keseragaman

kandungan yang baik karena hasil pengujian terhadap 30 kapsul berdasarkan nilai

L1% dan L2% tidak memenuhi nilai keberterimaan menurut Farmakope edisi VI,

yaitu 259,3674 untuk teofilin, 243,1853 untuk ambroxol HCl dan 497,4244 untuk

salbutamol sulfat.

Kata Kunci: Kapsul, teofilin, ambroxol HCl, salbutamol sulfat, keseragaman

kandungan, spektrofotometri UV-Vis, dan kemometri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRACT

Combination capsules of theophylline, ambroxol HCl, and salbutamol

sulfate are indicated for patients with allergic rhinitis. It is important to test the

uniformity of the contents of the capsule formulation to ensure the safety and

quality of the preparation so that the desired therapy can be achieved. The aim of

this study was to determine the uniformity of the content of the capsule formulation

with the active substances theophylline, ambroxol HCl, and salbutamol sulfate

which were formulated at Hospital X.

This research is non-experimental with a descriptive research design. The

content uniformity test was carried out using UV-Vis spectrophotometry with

chemometric analysis method. The analysis was carried out using the Minitab

software version 19 which was equipped with partial least squares (PLS) regression

options.

The test results obtained in the validation of the PLS multivariate calibration

model showed that the model's ability to predict was good, as indicated by the R2

value of the three compounds already above 0.91, namely 0.9901 for theophylline,

0.9784 for ambroxol HCl, 0.9573 for salbutamol. sulfate, and has a fairly low

RMSECV value. In addition, validation of the analytical method was carried out by

measuring the LOD and LOQ parameters. The preparation of the theophylline,

ambroxol HCl, and salbutamol sulfate combination capsules did not meet the

requirements for good dosage quality. The capsule formulation did not meet the

requirements for good content uniformity because the test results on 30 capsules

based on the L1% and L2% values did not meet the acceptability values according

to the Pharmacopoeia edition VI, namely 259,3674 for theophylline, 243,1853 for

ambroxol HCl and 497,4244 for salbutamol sulfate.

Keywords: Capsules, theophylline, ambroxol HCl, salbutamol sulfate, content

uniformity, UV-Vis spectrophotometry, and chemometry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v

PRAKATA ..........................................................................................................viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

ABSTRAK .......................................................................................................... xv

ABSTRACT ..........................................................................................................xvi

PENDAHULUAN............................................................................................... 1

METODE ..............................................................................................................3

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................12

KESIMPULAN ...................................................................................................24

SARAN ...............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................25

LAMPIRAN ........................................................................................................28

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto organoleptis sampel (a) Foto sampel racikan kapsul Rumah

Sakit X Yogyakarta (b) ............................................................... 13

Gambar 2. Spektra serapan teofilin pada konsentrasi 30 𝜇g/mL .................... 13

Gambar 3. Spektra serapan ambroxol HCl pada konsentrasi 15 𝜇g/mL ........ 14

Gambar 4. Spektra serapan salbutamol sulfat pada konsentrasi 2 𝜇g/mL...... 14

Gambar 5. Spektra serapan teofilin 30 𝜇g/mL, ambroxol HCl 15 𝜇g/mL, dan

salbutamol sulfat 2 𝜇g/mL ........................................................... 15

Gambar 6. Overlay 22 spektra UV campuran baku senyawa teofilin,

ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat seri kalibrasi yang diukur

pada panjang gelombang 200-400 nm ........................................ 16

Gambar 7. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung teofilin pada panjang gelombang 200-400 nm ............ 17

Gambar 8. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung ambroxol HCl pada panjang gelombang 200-400 nm . 17

Gambar 9. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-400

nm ............................................................................................... 18

Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung teofilin hasil validasi silang leave one out pada

panjang gelombang 200-400 nm ................................................. 20

Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung ambroxol HCl hasil validasi silang leave one out pada

panjang gelombang 200-400 nm ................................................. 20

Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung salbutamol sulfat hasil validasi silang leave one out

pada panjang gelombang 200-400 nm ........................................ 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Konsentrasi larutan seri kalibrasi ............................................... 5

Tabel II. Konsentrasi larutan seri validasi ................................................. 6

Tabel III. Hasil persamaan kalibrasi R2, RMSEC, LOD dan LOQ yang

didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya dengan

nilai terhitung hasil kalibrasi ....................................................... 18

Tabel IV. Hasil persamaan kalibrasi R2, RMSEC, PRESS dan RMSEP

yang didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya

dengan nilai terhitung hasil validasi ........................................... 19

Tabel V. Hasil uji keseragaman kandungan 30 kapsul ............................... 22

Tabel VI. Data penimbangan baku teofilin .................................................. 31

Tabel VII. Data Penimbangan baku ambroxol HCl ...................................... 31

Tabel VIII. Data penimbangan baku salbutamol sulfat ................................. 31

Tabel IX. Konsentrasi larutan kalibrasi teofilin, ambroxol HCl, dan

salbutamol sulfat ......................................................................... 31

Tabel X. Konsentrasi larutan validasi teofilin, ambroxol HCl, dan

salbutamol sulfat ......................................................................... 32

Tabel XI. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi

terhitung seri kalibrasi pada panjang gelombang 200-400 nm ... 32

Tabel XII. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi

terhitung seri validasi pada panjang gelombang 200-400 nm .... 33

Tabel XIII. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi

multivariate teofilin pada panjang gelombang 200-400 nm ....... 33

Tabel XIV. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi

multivariate ambroxol HCl pada panjang gelombang 200-400

nm ............................................................................................... 33

Tabel XV. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi

multivariate salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-

400 nm ........................................................................................ 34

Tabel XVI. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan teofilin pada 10

kapsul .......................................................................................... 34

Tabel XVII. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan ambroxol HCl

pada 10 kapsul ............................................................................ 35

Tabel XVIII.Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan salbutamol

sulfat pada 10 kapsul ................................................................... 35

Tabel XIX. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan teofilin pada 30

kapsul .......................................................................................... 36

Tabel XX. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan ambroxol HCl

pada 30 kapsul ............................................................................ 37

Tabel XXI. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan salbutamol

sulfat pada 30 kapsul ................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis baku teofilin ..............................................28

Lampiran 2. Certificate of Analysis baku ambroxol HCl ...................................29

Lampiran 3. Certificate of Analysis baku salbutamol sulfat ..............................30

Lampiran 4. Data penimbangan baku ................................................................31

Lampiran 5. Volume pemipetan seri kalibrasi ...................................................31

Lampiran 6. Volume pemipetan seri validasi ....................................................32

Lampiran 7. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung

seri kalibrasi ...................................................................................

Lampiran 8. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung

seri validasi ....................................................................................

Lampiran 9. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi

multivariate ....................................................................................

Lampiran 10.Hasil uji keseragaman kandungan .................................................34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

PENDAHULUAN

Peracikan obat merupakan salah satu dari bentuk pelayanan kefarmasian yang

menjadi tanggung jawab seorang apoteker di apotek atau sarana pelayanan

kefarmasian lainnya. Proses peracikan yang baik akan menghasilkan sediaan yang

bermutu, aman dan efektif (Betha et al., 2019). Peracikan menjadi hal yang penting

seiring banyak munculnya kejadian yang tidak dikehendaki meliputi kesalahan

pengobatan, kualitas racikan, serta masalah kontaminasi bakteri (Widyaswari et al.,

2012). Peracikan obat umumnya menjadi solusi karena beberapa obat dengan

kekuatan utuh untuk dosis dewasa dengan komposisi dan dosis tertentu tidak

tersedia dalam bentuk sediaan jadi. Obat ini dapat dipersiapkan dalam bentuk

kapsul racikan untuk mempermudah penggunaan obat pada pasien (Andriani et al.,

2014).

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau

lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga

terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Kemenkes RI, 2020). Sediaan kapsul

memiliki kelebihan dapat menutupi rasa dan bau obat yang kurang enak. Sediaan

kapsul juga dapat memudahkan dalam penggunaannya karena dapat diberikan

campuran kombinasi bahan obat dan dosis yang lebih tepat sesuai dengan

kebutuhan individu (Andriani et al., 2014). Namun dalam peracikan sediaan kapsul

juga memiliki kelemahan yaitu kapsul mungkin sulit ditelan, tidak bisa digunakan

untuk pasien anak, dan kemungkinan dosis yang tidak seragam (Yuliani et al.,

2020).

Peresepan obat dalam bentuk racikan (serbuk, serbuk terbagi, kapsul racikan)

cukup banyak diterima di rumah sakit. Terutama sediaan puyer dan kapsul racikan.

Dalam proses peracikan sediaan kapsul racikan, pembagian serbuk masih dilakukan

dengan cara visual. Cara visual merupakan metode pembagian yang paling banyak

dilakukan di apotek karena cepat dan praktis. Namun cara ini memiliki banyak

kelemahan, antara lain kurang dapat menjamin keseragaman dalam tiap kapsul

(Andriani et al., 2014). Sehingga penting untuk mengetahui keseragaman

kandungan sediaan racikan kapsul dengan zat aktif teofilin, ambroxol HCl, dan

salbutamol sulfat yang diracik di Rumah Sakit X agar dapat memastikan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sediaan yang diberikan untuk pasien memenuhi syarat keseragaman kandungan

sediaan kapsul. Sediaan racikan kapsul dengan zat aktif teofilin, ambroxol HCl, dan

salbutamol sulfat yang diracik diindikasikan untuk penderita rhinitis alergi dengan

gejala sesak nafas dan batuk berdahak. Untuk mengetahui kualitas sediaan racikan

kapsul dengan zat aktif teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat dapat

dilakukan uji keseragaman kandungan.

Uji keseragaman kandungan dalam penelitian ini dilakukan karena pada resep

dalam penelitian ini memiliki perbandingan zat aktif kurang dari 25 % sehingga uji

yang dilakukan adalah uji keseragaman kandungan, hal ini sesuai yang disebutkan

dalam Farmakope Indonesia Edisi VI bahwa pengujian untuk sediaan kapsul keras

dengan dosis dan perbandingan zat aktif kurang dari 25 mg atau kurang dari 25 %

dilakukan uji keseragaman kandungan, sedangkan jika kapsul memiliki dosis dan

perbandingan zat aktif lebih dari sama dengan 25 mg dan lebih dari sama dengan

25% maka dilakukan uji keseragaman bobot. Selain itu dalam penelitian salah satu

zat aktif yang digunakan memiliki indeks terapi yang sempit yaitu teofilin. Hal ini

semakin menguatkan bahwa sangat pentingnya pengawasan kualitas sediaan

racikan yang merupakan tanggung jawab seorang apoteker (Betha et al., 2019).

Uji keseragaman kandungan sediaan dapat dilakukan dengan metode

kemometri. International Chemometric Society (ICS) mendefinisikan kemometrik

sebagai ilmu tentang pengukuran yang berkaitan dengan pengukuran yang

dilakukan pada sistem kimia atau proses keadaan sistem melalui penerapan metode

matematika atau statistika (Shafirany el al., 2018). Kemometrik dapat digunakan

untuk mengoptimalkan prosedur eksperimental, mendapatkan informasi yang

bermanfaat secara maksimal, dan menganalisis hasilnya. Spektrofotometri yang

dikombinasikan dengan metode kemometrik adalah teknik baru yang valid dan

cepat yang akan memberikan hasil yang akurat untuk melakukan penentuan kualitas

sediaan (Shafirany el al., 2018). Studi yang melibatkan aplikasi kemometrik yang

dikombinasikan dengan metode analisis spektrofotometri dapat digunakan untuk

analisis kualitas sediaan. Penentuan spektrofotometri di daerah UV dimungkinkan

untuk mendapatkan akurasi dan reproduktifitas yang tinggi dengan cepat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

sejumlah kecil sampel, harganya murah dan mengikuti prosedur sederhana

(Shafirany el al., 2018).

Besarnya pengaruh kualitas sediaan racikan kapsul terhadap keamanan pasien

merupakan salah satu alasan pentingnya dilakukan kontrol kualitas sediaan yaitu

uji keseragaman kandungan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang kualitas sediaan meliputi keseragaman kandungan sediaan kapsul dengan

zat aktif teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat di Rumah Sakit X serta

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap meningkatnya kualitas

peracikan di Rumah Sakit X.

METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan racikan kapsul

di RS “X” Yogyakarta dengan zat aktif teofilin (PT. Brataco), ambroxol HCl (PT.

Yarindo) dan salbutamol sulfat (PT. Novell); baku teofilin kualitas working

standard dengan kemurnian 100,0 % (PT. Dexa Medika); baku ambroxol HCl

kualitas working standard dengan kemurnian 100,16% (PT. IFARS Pharmaceutical

Department); baku salbutamol sulfat kualitas working standard dengan kemurnian

100,3% (PT. Dexa Medika); dan Metanol P dengan kemurnian 99,8% (PT. Smart

Lab Indo).

Alat yang diguankan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis

double beam (Shimadzu®) tipe UV 1800 dengan kuvet kwarsa 1 cm, seperangkat

komputer (HP®), perangkat lunak Minitab versi 19 (lisensi atas nama apt. Michael

Raharja Ghani, M.Farm.), neraca analitik gram balance dengan kepekaan 0,0001

(Ohaus®), kertas saring (Whatman®), mortir dan stamper, mikropipet 2-20 𝜇L,

mikropipet 20-200 𝜇L, mikropipet 100-1000 𝜇L (Socorex®), yellow tip, white tip,

blue tip, wadah tertutup rapat, silica gel, labu takar 5 mL dan 25 mL (Pyrex®), gelas

beker 100 mL dan 50 mL (Pyrex®), corong 15 mL (Pyrex®), pipet tetes, dan tabung

reaksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tata Cara Penelitian

Pemilihan dan Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam uji keseragaman kandungan ini adalah

sediaan racikan kapsul dengan zat aktif teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol

sulfat yang diracik di Rumah Sakit X dengan resep sebagai berikut:

R/ Teofilin pulvis 1,8 g

Ambroxol 30 mg tab 30 tab

Salbutamol 4 mg 30 tab

M f pulv caps no 60

S b d d 1 caps

Peracikan dilakukan oleh petugas instalasi farmasi Rumah Sakit X.

Pengambilan sampel dilakukan di Rumah Sakit X. Pengambilan sampel dilakukan

pada hari yang sama dengan hari peracikan kapsul. Pengambilan sampel sebanyak

30 kapsul secara acak dari 60 kapsul yang diracik.

Proses peracikan di Rumah Sakit X dilakukan dengan menyiapkan bahan obat

sesuai resep. Bahan obat yang sudah disiapkan dicampur dengan bantuan mesin

blender. Proses pecampuran berlangsung selama kurang lebih 30 detik. Sebelum

proses pembuatan kapsul, blender dibersihkan terlebih dahulu menggunakan

alkohol 70%. Kemudian bahan yang sudah halus dikeluarkan dari mesin blender

dan dibagi dengan cara visual pada perkamen, kemudian serbuk yang sudah terbagi

dimasukkan kedalam cangkang kapsul yang sesuai. Dari 30 kapsul tersebut diambil

10 kapsul secara acak untuk dilakukan uji keseragaman kandungan. Jika hasil yang

diperoleh tidak memenuhi nilai keberterimaan, maka dilakukan uji keseragaman

kandungan pada 20 kapsul sisanya.

Kalibrasi dan validasi metode analisis

Preparasi larutan baku teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat

Baku teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat ditimbang lebih kurang

dengan seksama sebanyak 25 mg, lalu dipindahkan ke dalam labu takar 25 mL,

dilarutkan dengan sedikit metanol P dan diencerkan hingga tanda batas (larutan

baku: 1000 𝜇g / mL teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Preparasi larutan baku untuk scanning panjang gelombang

Dipipet larutan baku teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat secara

berurutan 450; 225; dan 30 µL. Lalu dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL dan

dilarutkan dengan metanol P sampai tanda batas, sehingga diperoleh campuran

larutan baku dengan konsentrasi teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat

secara berurutan 90, 45, dan 6 𝜇g/mL. Larutan tersebut selanjutnya discan dengan

spektrofotometer UV pada rentan panjang gelombang 200-400 nm dengan metanol

P sebagai larutan blanko.

Pemilihan interval pengukuran dan panjang gelombang pengukuran untuk

set kalibrasi

Dilakukan pengamatan spektra dari hasil pengukuran campuran senyawa

baku teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat. Dipilih rentang panjang

gelombang saat campuran senyawa mulai memberikan serapan sampai campuran

memberikan serapan mendekati nol. Setelah rentang panjang gelombang dipilih,

dilakukan pemilihan interval pengukuran. Interval pengukuran yang dipilih adalah

2 nm agar diperoleh data pengamatan dalam jumlah yang cukup untuk dapat

menggambarkan hubungan variabel.

Penyiapan larutan set kalibrasi dan larutan set validasi

Dibuat 22 larutan seri kalibrasi dan 10 larutan seri validasi. Set kalibrasi

dibuat dengan rentang konsentrasi teofilin 30-150 𝜇g/mL, ambroxol HCl 15-75

𝜇g/mL, salbutamol sulfat 2-10 𝜇g/mL. Larutan set kalibrasi dibuat dengan memipet

sejumlah larutan intermediet baku teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat ke

dalam labu takar 5 mL kemudian dilarutkan dengan metanol P sampai tanda batas

sehingga diperoleh seri larutan kalibrasi dan validasi dengan konsentrasi sebagai

berikut:

Tabel I. Konsentrasi Larutan Seri Kalibrasi

No Konsentrasi Larutan Kalibrasi (𝜇g/mL)

Teofilin Ambroxol HCl Salbutamol Sulfat

1 69 70 7

2 72 75 7

3 107 25 5

4 131 42 6

5 145 62 7

6 92 51 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

7 124 61 7

8 125 69 8

9 123 15 5

10 47 20 4

11 81 36 6

12 86 22 5

13 65 40 6

14 32 68 6

15 115 74 8

16 82 70 7

17 95 75 8

18 58 35 5

19 114 37 6

20 132 51 6

21 131 73 8

22 70 25 5

Keterangan: teofilin (rentang konsentrasi: 30-150 𝜇g/mL), ambroxol HCl (rentang

konsentrasi: 15-75 𝜇g/mL), salbutamol sulfat (rentang konsentrasi: 2-10 𝜇g/mL)

Tabel II. Konsentrasi Larutan Seri Validasi

No Konsentrasi Larutan Validasi (𝜇g/mL)

Teofilin Ambroxol HCl Salbutamol Sulfat

1 137 52 6

2 121 49 6

3 83 34 5

4 130 56 7

5 128 41 6

6 112 51 8

7 106 55 7

8 65 44 5

9 56 42 4

10 131 56 8

Keterangan: teofilin (rentang konsentrasi: 30-150 𝜇g/mL), ambroxol HCl (rentang

konsentrasi: 15-75 𝜇g/mL), salbutamol sulfat (rentang konsentrasi: 2-10 𝜇g/mL)

Analisis statistik dan pengolahan data

Analisis kalibrasi multivariat dilakukan menggunakan perangkat lunak

Minitab versi 19 yang sudah dilengkapi pilihan regresi PLS. Akurasi dan presisi

model kalibrasi multivariat teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat

dinyatakan secara statistik dengan nilai R2, RMSEC, RMSECV, RMSEP, dan

PRESS. Validasi eksternal dilakukan dengan menghitung rata-rata dari % RSD dari

hasil analisis dengan menggunakan set validasi. Kertas kerja software Excel 2019

digunakan untuk menentukan konsentrasi secara acak masing-masing zat aktif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

untuk menghubungkan antara konsentrasi sebenarnya dan konsentrasi yang

terprediksi.

Uji Keseragaman Kandungan

Preparasi sampel

Sepuluh racikan kapsul ditimbang seksama satu per satu dan diberi identitas

masing-masing kapsul. Isi setiap kapsul dikeluarkan dengan cara yang sesuai. Tiap

cangkang kapsul kosong ditimbang seksama, dan hitung bobot serbuk. Selanjutnya

masing-masing serbuk yang telah ditimbang dihaluskan dengan mortar dan

stamper. Dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, ditambahkan pelarut metanol

sampai tanda batas. Menggunakan mikropipet, diambil sebanyak 125 𝜇L larutan

dari labu takar 25 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL ditambahkan

pelarut metanol sampai tanda batas. Kemdian dilakukan pengukuran panjang

gelombang dengan rentang 200-400 nm dengan interval pengukuran yang dipilih 2

nm.

Penetapan kadar

Konsentrasi sampel selanjutnya dihitung dengan koefisien masing-masing

model untuk bahan aktif teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat. Kadar

teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfas salam sampel diperoleh dari

memasukkan nilai kadar terprediksi (y) pada persamaan kurva kalibrasi yang dibuat

untuk masing-masing bahan aktif, sehingga diperoleh nilai sebenarnya (x). Nilai x

yang diperoleh kemudian dikonversi dalam bentuk persen kadar yang disesuaikan

pada etiket. Kemudian dihitung nilai penerimaan keseragaman kandungan sampel

dengan rumus nilai penerimaan (NP). Jika tidak memenuhi nilai yang disyaratkan

maka prosedur sebelumnya diulangi untuk 20 kapsul sisanya.

Analisis Hasil

Perhitungan data baku multivariat

Akurasi dan presisi model kalibrasi multivariat teofilin, ambroxol HCl dan

salbutamol sulfat dinyatakan secara statistik dengan parameter berikut.

Koefisien determinasi (R2)

Akurasi dinyatakan dalam koefisien determinasi (R2). Semakin dekat R2 dengan 1

menunjukkan hubungan antara nilai aktual dan nilai prediksi yang semakin baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

atau semakin baik presisinya. Koefisien determinasi (R2) didapat dari hubungan

korelasi atau kedekatan nilai antara nilai sebenarnya (sumbu X yaitu konsentrasi

yang dibuat berdasarkan bilangan acak pada tahap pembuatan set kalibrasi) dengan

nilai terhitung (sumbu Y yaitu konsentrasi yang diprediksi oleh model kalibrasi

PLS) (Danzer et al., 2004).

LOD dan LOQ

LOD (Limit of Detection) adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang

masih dapat terdeteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOQ (Limit of

Quantitation) adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yangd apat

ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional

model yang digunakan (Riyanto, 2019).

LOD = yB + 3SB (1)

LOQ = yB + 10SB (2)

RMSEC = √∑(𝑦𝑖 − �̃�𝑖)2

𝑛−2 (3)

Keterangan :

yB = intercept

SB = simpangan baku

�̃�𝑖 = konsentrasi seri sampel i terprediksi

𝑦𝑖 = konsentrasi terukur

n = banyak seri kalibrasi

(Miller dan MIiller, 2010)

Root mean square error in calibration (RMSEC)

Root mean square error of calibration (RMSEC) digunakan untuk mengevaluasi

adanya error dalam model kalibrasi. Nilai RMSEC dapat dihitung menggunakan

rumus :

RMSEC = √∑(𝑥−𝑦)2

𝑛−1 (4)

Keterangan :

x = nilai sebenarnya (actual)

y = nilai terhitung (calculated)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

n = banyaknya data konsentrasi yang dirandomisasi

(Gontijo et al., 2014).

Root mean square error in cross validation (RMSECV)

Nilai root mean square error of cross validation (RMSECV) diperoleh dari

persamaan linier y = bx + a hubungan antara nilai sebenarnya (sumbu X yaitu

konsentrasi yang dibuat berdasarkan bilangan acak pada tahap pembuatan set

kalibrasi) dan nilai terhitung (sumbu Y yaitu konsentrasi yang diprediksi oleh

model kalibrasi PLS) (Danzer et al., 2004).

RMSECV = √1

lc−1∑ (𝑦𝑖 − �̃�𝑖)2𝑙𝑝

𝑖 = 1 (5)

Keterangan :

�̃�𝑖 = konsentrasi seri sampel i terprediksi

𝑦𝑖 = konsentrasi terukur

Lc = jumlah total seri validasi

lp = jumlah total seri terprediksi

(Gontijo et al., 2014).

Root mean square error of prediction (RMSEP)

RMSEP dapat memberikan ukuran yang baik tentang seberapa baik, rata-rata, dan

kinerja model kalibrasi. Semakin kecil nilai RMSEP maka model tersebut semakin

baik. Jika ingin membandingkan nilai PRESS dengan benar untuk kumpulan data

yang berisi jumlah sampel yang berbeda, maka harus mengubahnya menjadi

RMSEP melalui persamaan berikut.

RMSEP = √∑ (𝑦𝑖 − �̃�𝑖)2𝑙𝑝

𝑖 = 1

𝑙𝑝 (6)

Keterangan :

ỹi = konsentrasi seri sampel i terprediksi

yi = konsentrasi sampel terukur

lp = jumlah total seri terprediksi

(Kulzumia et al., 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Predictive residual error sum of square (PRESS)

Nilai predictive residual error sum of squares (PRESS) merupakan salah satu

parameter untuk mengukur presisi kalibrasi multivariat. Nilai PRESS dapat

dihitung menggunakan rumus :

PRESS = ∑(x-y)2 (7)

Keterangan :

x = nilai sebenarnya (actual)

y = nilai terhitung (calculated)

(Sinaga et al., 2019).

Setelah menghitung nilai RMSEC, RSMEP dan R2 selanjutnya model PLS

diujisilangkan menggunakan teknik leave one out. Dalam teknik ini salah satu

sampel kalibrasi dikeluarkan dari model PLS dan sisa sampel yang ada digunakan

untuk pemodelan dengan PLS. Prosedur tersebut dilakukan berulang kali,

menghasilkan satu demi satu sampel kalibrasi sehingga didapatkan nilai R2

mendekati 1.

Perhitungan konsentrasi sampel

Konsentrasi sampel dihitung dengan koefisien dari masing – masing model untuk

senyawa teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat sesuai dengan rumus :

X = t1p1 + t2p2 + … + tsps + ɛ (8)

Keterangan :

X = Konsentrasi terhitung sampel (𝜇g/ml)

ts = Koefisien dari model kalibrasi

ps = Absorbansi dari masing – masing pengukuran sampel

ɛ = Koreksi kesalahan yang mungkin terjadi pada model kalibrasi PLS

Hasil konsentrasi terhitung masing-masing zat aktif dikonversi menjadi %kadar

yang sesuai dengan etiket melalui persamaan berikut :

(9)

Keterangan :

Kadar terhitung = kadar zat aktif di setiap kapsulnya (mg/kapsul)

X = konsentrasi terhitungsampel (𝜇g/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Volume awal sampel = 25 mL

fp (factor pengenceran) = 40 kali

1000 = konstanta untuk mengubah satuan menjadi mg

Kemudian, untuk mengetahui %kadar zat aktif pada setiap kapsulnya yang

sesuai dengan etiket, maka dihitung dengan persamaan di bawah ini :

%kadar = 𝑋 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑓𝑝

𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧𝑎𝑡 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡 × 100% (10)

Dimana %kadar = kadar zat aktif yang disesuaikan dengan etiket (%); X =

konsentrasi terhitung sampel (mg/mL); volume akhir sampel = 25 mL; fp (faktor

pengenceran) = 40 kali; serta kandungan zat aktif yang tertera pada etiket di setiap

kapsul = untuk teofilin 30 mg, ambroxol HCl 15 mg, dan salbutamol sulfat 2 mg.

Penetapan nilai keberterimaan (NP)

Keseragaman kandungan memenuhi syarat jika nilai keberterimaan (NP) 10 unit

sediaan ≤ L1%. Jika NP lebih besar dari L1% maka dilakukan 20 unit pengujian

tambahan. Kemudian dihitung nilai penerimaan keseragaman kandungan sampel

dengan rumus :

NP = |M - �̅�| + k s (11)

Keterangan :

NP = Nilai penerimaan

M = Nilai rujukan (mengacu pada FI VI)

�̅� = Rerata perkiraan kandungan sediaan (%)

k = Konstanta penerimaan (mengacu pada FI VI)

s = Simpangan baku sampel

(Kemenkes RI, 2020).

Sediaan memenuhi syarat jika NP 10 unit sediaan pertamanya ≤ L1%. Jika NP-

nya > L1%, maka dilakukan pengujian pada 20 unit sediaan tambahan, dan dihitung

NP-nya. Kemudian dianggap memenuhi syarat jika NP akhir dari 30 unit sediaan ≤

L1% dan tidak ada satu unitpun kurang dari [1 – (0,01)(L2)]M atau tidak satu

unitpun lebih dari [1 + (0,01)(L2)]M. Kecuali dinyatakan lain, L1 adalah 15 dan L2

adalah 25 (Kemenkes RI, 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, dilakukan uji keseragaman kandungan

terhadap sampel racikan kapsul kombinasi teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol

sulfat yang diperoleh dari Rumah Sakit X di Yogyakarta. Pengujian yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas sediaan terutama keseragaman

kandungan sediaan yang diracik memenuhi persyaratan keseragaman kandungan

yang baik sesuai standar yang berlaku.

Pengambilan Sampel

Sampel yang diperoleh dari Rumah Sakit X adalah sebanyak 60 kapsul.

Sebanyak 10 kapsul diambil secara acak digunakan untuk uji keseragaman

kandungan. Pengujian dilakukan terhadap 10 kapsul terlebih dahulu dan dihitung

niali keberterimaan (NP), apabila syarat NP untuk 10 kapsul tidak terpenuhi maka

dilakukan pengujian terhadap 20 kapsul sisanya. Cara pembuatan kapsul pada

Rumah Sakit X yaitu pertama disiapkan teofilin pulvis, tablet ambroxol HCl, dan

tablet salbutamol sulfat, dihitung kebutuhan bahan obat sesuai resep kemudian

dicampur dengan bantuan mesin blender. Proses pecampuran berlangsung selama

kurang lebih 30 detik hingga ketiga obat tercampur dengan homogen. Sebelum

proses pembuatan kapsul, blender dibersihkan terlebih dahulu menggunakan

alkohol 70%. Kemudian serbuk yang sudah halus setelah proses pecampuran,

serbuk diletakkan di perkamen dan dibagi kedalam setiap cangkang kapsul sesuai

jumlah yang diminta dalam resep. Pembagian dilakukan dengan membagi serbuk

menjadi 6 bagian, kemudian setiap bagian dibagi menjadi 10 bagian sama banyak.

Kapsul kemudian dimasukkan kedalam plastik klip dan diberi silica gel. Setelah

mendapatkan sampel, sampel disimpan pada suhu ruangan di Laboratorium Kimia

Analisis Intrumen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berikut merupakan foto

dari sampel yang didapatkan dari Rumah Sakit X Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

(a) (b)

Gambar 1. Foto organoleptis sampel (a). Foto sampel racikan kapsul Rumah Sakit

X Yogyakarta (b).

A. Penetapan Kadar

Pembacaan spektra baku teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat

dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis double beam.

Pembacaan spektra baku senyawa perlu dilakukan untuk melihat apakah

spketra masing-masing senyawa baku sesuai dengan teori atau tidak. Berikut

merupakan spektra serapan teofilin.

Gambar 2. Spektra serapan teofilin pada konsentrasi 30 𝜇g/mL

Berdasarkan spektra tersebut, terlihat puncak serapan maksimum teofilin

adalah pada panjang gelombang 270. Menurut Moffat (2011), serapan maksimum

λ max

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

teofilin berada pada panjang gelombang 270 nm. Hal ini menunjukkan bahwa

panjang gelombang yang diperoleh sudah sesuai dengan teori. Berikut merupakan

spektra serapan ambroxol HCl.

Gambar 3. Spektra serapan ambroxol HCl pada konsentrasi 15 𝜇g/mL

Berdasarkan spektra tersebut, terlihat puncak serapan maksimum ambroxol

HCl adalah pada panjang gelombang 242 nm. Menurut Prabu et al (2010), serapan

maksimum ambroxol HCl berada pada panjang gelombang 242 nm. Hal ini

menunjukkan bahwa panjang gelombang sudah sesuai dengan teori. Berikut

merupakan spektra serapan salbutamol sulfat.

Gambar 4. Spektra serapan salbutamol sulfat pada konsentrasi 2 𝜇g/mL

λ max

λ max

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Berdasarkan spektra tersebut, terlihat puncak serapan maksimum

salbutamol sulfat adalah pada panjang gelombang 276 Menurut Moffat (2011),

serapan maksimum salbutamol sulfat berada pada panjang gelombang 276 nm. Hal

ini menunjukkan bahwa panjang gelombang yang diperoleh dengan teori. Berikut

merupakan gabungan spektra antara teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat.

Gambar 5. Spektra serapan teofilin 30 𝜇g/mL, ambroxol HCl 15 𝜇g/mL, dan

salbutamol sulfat 2 𝜇g/mL

Dari gambar diatas terlihat pada konsentrasi sesuai dengan resep senyawa

teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat mempunyai spektra yang tumpang

tindih atau overlapping. Hal ini dapat diatasi dengan mengkombinasikan metode

spektrofotometri UV dengan kemometrika, serta digunakan kalibrasi multivariat

dengan model PLS. Model tersebut mampu memprediksi secara baik ketika ada

baseline linear yang acak atau spektra komponen utama yang tumpang tindih

(Sohrabi et al., 2009).

Dalam pembacaan spektra baku yang dilakukan seharusnya menggunakan

konsentrasi yang sesuai dengan resep yang diteliti untuk melihat apakah spketra

masing-masing senyawa baku pada konsentrasi tersebut tumpang tindih atau tidak,

sehingga dapat menentukan senyawa yang perlu dianalisis menggunakan analisis

PLS.

−Teofilin

−Ambroxol HCl

−Salbutamol Sulfat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Kalibrasi multivariat menggunakan partial least square (PLS)

Kalibrasi multivariat dengan metode PLS digunakan karena variabelnya

memiliki kolerasi tinggi dengan variable respons dibeikan berat berlebih karena

lebih efektif untuk prediksi (Rohman et al., 2017). Kalibrasi multivariat PLS

digunakan untuk mengolah data hasil absorbansi pada panjang gelombang tertentu.

Kualitas model kalibrasi dievaluasi dengan nilai R2, nilai koefisien determinasi

semakin baik apabila semakin mendekati 1 (Siagian dan Sugiarto, 2006). Berikut

merupakan hasil pengukuran absorbansi seri kalibrasi campuran baku ketiga

senyawa yang diukur dengan metode spektrofotometri UV pada panjang

gelombang 200-400 nm.

Gambar 6. Overlay 22 spektra UV campuran baku senyawa teofilin,

ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat seri kalibrasi yang diukur pada

panjang gelombang 200-400 nm

Berdasarkan gambar diatas diketahui pada hasil scanning 22 konsentrasi

seri kalibrasi pada panjang gelombang 200-400 nm terjadi overlapping, dengan

metode kemometrika permasalahan ini dapat diatasi. Dengan mengkombinasikan

metode spektrofotometri UV dan kemometrik maka dapat memprediksi hasil

analisis dengan baik jika terdapat spektra yang overlapping (Sohrabi et al., 2009).

Model kalibrasi menggunakan sebanyak 22 konsentrasi yang berbeda dari

campuran senyawa yang kemudian dilakukan pengukuran dengan rentang panjang

gelombang 200-400 nm dan interval pengukuran sebesar 2 nm. Selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

campuran tersebut dimasukkan ke dalam instrument spektrofotometer UV-Vis

double beam untuk mendapatkan konsentrasi terhitung kemudian dibandingkan

dengan konsentrasi actual yang telah ditetapkan. Konsentrasi actual adalah

konsentrasi yang dibuat berdasarkan bilangan acak pada tahap pembuatan seri

kalibrasi, sedangkan konsentrasi terhitung merupakan konsentrasi yang

diprediksikan oleh model kalibrasi PLS.

Konsentrasi actual adalah konsentrasi yang dibuat berdasarkan bilangan

acak pada tahap pembuatan seri kalibrasi, sedangkan konsentrasi terhitung

merupakan kosnentrasi yang diprediksikan oleh model kalibrasi PLS. Berikut

merupakan masing-masing kurva hubungan kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung dari teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat.

Gambar 7. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung teofilin pada panjang gelombang 200-400 nm

Gambar 8. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung ambroxol HCl pada panjang gelombang 200-400 nm

y = 1x - 0,0515R² = 0,9999

0

50

100

150

200

0 50 100 150 200Kad

ar t

erhit

ung (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA KALIBRASI TEOFILIN

y = 0,9973x + 0,1269R² = 0,9973

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 20 40 60 80

Kad

ar t

erhit

ung (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA KALIBRASI AMBROXOL HCL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Gambar 9. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-400 nm

Dari konsentrasi actual data absorbansi seri kalibrasi yang diperoleh setelah

diolah menggunakan perangkat lunak Minitab versi 19, kemudian data diolah

menggunakan perangkat lunak microsoft exel 2019. Setelah diolah dengan

perangkat lunak microsoft exel 2019 maka diperoleh nilai RMSEC, dan nilai R2.

Berikut kurva hubungan antara nilai kadar terhitung dengan nilai actual teofilin,

ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat dalam set kalibrasi.

Tabel III. Hasil persamaan kalibrasi R2, RMSEC, LOD dan LOQ yang

didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya dengan nilai

terhitung hasil kalibrasi

Teofilin Ambroxol HCI Salbutamol Sulfat

Perhitungan y = 1x – 0,0515 y = 0,9973x + 0,1269 y = 0,9496x + 0,3155

R2 0,9999 0,9973 0,9497

RMSEC 0,244781965 1,042991095 0,25466958

LOD 0,6671 𝜇g/mL 3,2813 𝜇g/mL 0,7845 𝜇g/mL

LOQ 2,5672 𝜇g/mL 10,9386 𝜇g/mL 2,6542 𝜇g/mL

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil persamaan kurva baku yang diperoleh

pada teofilin y = 1x – 0,0515, ambroxol HCI y = 0,9973x + 0,1269, dan pada

salbutamol sulfat y = 0,9496x + 0,3155. Nilai koefisien determinasi (R2) yang

dihasilkan adalah 0,999 pada teofilin, 0,9973 pada ambroxol HCI, dan 0,9497 pada

salbutamol sulfat, dimana nilai R2 semakin mendekati 1 semakin baik (Siagian dan

Sugiarto, 2006). Diperoleh nilai RMSEC rendah atau mendekati nol yaitu

0,244781965 untuk teofilin, 1,042991095 untuk ambroxol HCI, dan 0,25466958

y = 0,9496x + 0,3155R² = 0,9497

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 2 4 6 8 10

Kad

ar t

erhit

ung (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA KALIBRASI SALBUTAMOL SULFAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

untuk salbutamol sulfat, sehingga kemampuan model yang diperoleh untuk

memprediksi sudah baik (Suhandy and Yulia, 2017).

LOD (Limit of Detection) adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang

masih dapat terdeteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOQ (Limit of

Quantitation) adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yangd apat

ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional

model yang digunakan (Riyanto, 2019). Pada hasil perhitungan LOD pada teofilin

diperoleh 0,6671 𝜇g/mL, ambroxol HCI 3,2813 𝜇g/mL, dan salbutamol sulfat

0,7845 𝜇g/mL. Pada perhitungan LOQ pada teofilin diperoleh 2,5672 𝜇g/mL,

ambroxol HCI 10,9386 𝜇g/mL, dan salbutamol sulfat 2,6542 𝜇g/mL. Konsentrasi

sampel yang digunakan pada seri kalibrasi dan seri validasi masuk dalam rentang

LOD dan LOQ yang diperbolehkan.

Validasi model kalibrasi multivariat PLS

Model kalibrasi senyawa teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat yang

mampu memberikan prediksi yang baik selanjutnya dilakukan validasi silang

dengan teknik leave one out. Hubungan antara nilai sebenarnya dengan nilai

terhitung yang sudah divalidasi menggunakan metode PLS dengan teknik leave one

out pada panjang gelombang 200-400 nm dapat dilihat pada tabel berikut. Teknik

ini digunakan untuk mengatasi kelemahan permodelan menggunakan kalibrasi

multivariat PLS yaitu terjadinya over-fitting. Teknik leave one out dilakukan

dengan mengeluarkan salah satu sampel kalibrasi dari model PLS kemudian

mempresiksi hasil dari persamaan sampel yang tersisa. Sampel yang dihilangkan

selanjutnya dihitung dengan model PLS baru.

Tabel IV. Hasil persamaan kalibrasi, R2, RMSECV, PRESS, dan RMSEP

yang didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya dengan nilai

terhitung hasil validasi

Teofilin Ambroxol HCI Salbutamol Sulfat

Persamaan y = 1,0075x – 0,2805 y = 0,9131x + 5,5751 y = 0,4028x + 4,1017

R2 0,9901 0,9784 0,9573

RMSECV 3,980787192 3,573380419 0,353264369

PRESS 332,78 268,15 2,62071

RMSEP 23,30728692 10,35473089 2,298581049

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Berdasarkan hasil data yang telah diolah didapatkan nilai R2, nilai koefisien

determinasi semakin baik apabila semakin mendekati 1 (Siagian dan Sugiarto,

2006). Pada teofilin diperoleh nilai R2 0,9901, pada ambroxol HCI 0,9784, dan pada

salbutamol sulfat 0,9573, namun nilai RMSECV serta nilai PRESS pada teofilin

dan ambroxol HCL cukup tinggi. Nilai PRESS dan RMSECV yang cukup tinggi

membuat model yang diperoleh belum optimal untuk menggambarkan kadar yang

diperoleh. RMSECV yang semakin rendah, kemampuan model untuk memprediksi

akan semakin baik (Zou dan Qu, 2016). Berikut kurva hubungan antara nilai kadar

terhitung dengan nilai actual teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat dengan

validasi silang leave one out.

Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung teofilin hasil validasi silang leave one out pada panjang gelombang

200-400 nm

Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung ambroxol HCl hasil validasi silang leave one out pada panjang

gelombang 200-400 nm

y = 1,0075x - 0,2805R² = 0,9901

40

90

140

190

40 60 80 100 120 140 160

Kad

ar ter

hit

un

g (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA VALIDASI TEOFILIN

y = 0,9131x + 5,5751R² = 0,9784

30

35

40

45

50

55

60

30 35 40 45 50 55 60

Kad

ar ter

hit

un

g (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA VALIDASI AMBROXOL HCl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar sebenarnya dengan kadar

terhitung salbutamol sulfat hasil validasi silang leave one out pada panjang

gelombang 200-400 nm

Uji keseragaman kandungan

Uji keseragaman penting untuk menjamin kesesuaian tiap unit sediaan

berdasarkan literatur tentang penerimaan keseragaman kandungan. Uji

Keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing

kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan apakah kandungan

masing-masing terletak dalam batasan yang ditentukan sehingga dapat memastikan

bahwa sediaan yang diracikkan memiliki dosis yang tepat untuk pasien (Huynh-Ba,

2009).

Uji keseragaman kandungan yang memenuhi syarat menurut Farmakope

edisi VI memiliki nilai penerimaan dari 10 unit sediaan kurang atau sama dengan

nilai L1%. Nilai L1% adalah 15,0. Apabila nilai penerimaan lebih dari L1%, maka

dilakukan pengujian menggunakan 20 unit sediaan kembali, dan dilakukan

perhitungan nilai L2%. Nilai L2% adalah 25,0.

Kadar teofilin, ambroxol HCl dan salbutamol sulfat dihitung dengan

memasukkan nilai konsentrasi terhitung (y) yang diperoleh melalui perkalian data

absorbansi yang diperoleh tiap interval 2 nm dari instrument spektrofotometer UV-

Vis dengan koefisien kalibrasi dari Minitab ke persamaan kurva baku validasi

masing-masing senyawa. Diperoleh persamaan kurva baku teofilin y = 1,0075x –

0,2805, persamaan kurva baku ambroxol HCl y = 0,9131x + 5,5751, dan persamaan

kurva baku salbutamol sulfat y = 0,4028x + 4,1017. Perhitungan kadar digunakan

y = 0,4028x + 4,1017R² = 0,9573

2

3

4

5

6

7

8

2 3 4 5 6 7 8 9Kad

ar ter

hit

un

g (

pp

m)

Kadar actual (ppm)

KURVA VALIDASI SALBUTAMOL SULFAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

untuk menghitung nilai keberterimaan (NP). Setelah didapatkan % kadar kemudian

dihitung nilai keberterimaan dengan rumus M pada kasus 1 yang digunakan yaitu

jika T ≤ 101,5 yang disesuaikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh berdasarkan

persyaratan pada Farmakope Indonesia edisi VI.

Uji keseragaman kandungan teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat

dilakukan dengan mengambil tiga puluh kapsul secara acak dari enam puluh kapsul

yang diracikkan sesuai dengan resep. Sebelum diuji serbuk racikan dikeluarkan dari

cangkang kapsul kemudian dilakukan penggerusan terlebih dahulu dengan mortir

dan stamper dengan tujuan mereduksi ukuran partikel serbuk racikan agar mudah

dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai. Setelah dilarutkan kemudian

dilakukan penyaringan agar larutan benar-benar jernih pada saat dilakukan

pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis. Setiap kapsul ditetapkan

kadarnya kemudian dilakukan uji keseragaman kandungan dengan menghitung

apakah % kadar sampel memenuhi nilai keberterimaan sesuai persyaratan pada

Farmakope Indonesia Edisi VI. Berikut merupakan tabel hasil uji keseragaman

kandungan sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, ambroxol HCl, dan

salbutamol sulfat yang diperoleh dari rumah sakit:

Tabel V. Hasil uji keseragaman kandungan 30 kapsul

% Kadar Teofilin % Kadar Ambroxol

HCl

% Kadar

Salbutamol Sulfat

Rata-rata 260,7863 - 75,2415 - 238,957

SD 50,04053 30,22187 79,98357

NP 259,3674 234,1853 497,4244

Bersarkan tabel diatas hasil uji keseragaman kandungan sediaan racikan

kapsul yang dieproleh dari rumah sakit yang bersangkutan tidak memenuhi syarat

keseragaman kandungan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji keseragaman kandungan

10 kapsul dan dihitung nilai keberterimaan (NP) yang diperoleh adalah sebesar

108,7552% untuk teofilin, 195,1991% untuk ambroxol HCl, dan 451,9028% untuk

salbutamol sulfat, dimana nilai tersebut lebih dari nilai L1% (15%), sedangkan

dalam Farmakope Indonesia edisi VI menyebutkan bahwa nilai keberterimaan tidak

lebih dari 15%. Kemudian dilakukan pengujian 30 kapsul dan dihitung nilai

keberterimaan (NP) yang diperoleh adalah sebesar 259,367% untuk teofilin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

234,1853% untuk ambroxol HCl, dan 497,4244% untuk salbutamol sulfat, dimana

nilai tersebut lebih dari nilai L2% (25%) dan tidak ada satu unitpun kurang dari [1-

(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari [1+(0,01)(L2)]M.

Pada kasus penelitian ini pada teofilin rentang kadar yang syaratkan adalah

76,125%-126,875%, pada ambroxol HCI dan salbutamol sulfat adalah 73,875%-

123,125%. Ketidaksesuaian kadar dengan yang disyaratkan dapat disebabkan

karena adanya variasi bobot kapsul dan kapsul yang diuji diambil secara acak

sehingga kemungkinan kadar setiap kapsul yang diuji juga tidak seragam.

Pada teofilin rata-rata kadar yang diperoleh menjadi dua kali lipat kadar

sebenarnya yaitu 260,7863 %, hal ini dapat disebabkan karena perbandingan

konsentrasi teofilin dengan ambroxol HCI dan salbutamol sulfat terlalu besar

sehingga model kalibrasi yang diperoleh tidak membaca konsentrasi sampel dengan

baik. Menurut Anief (2000), serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan untuk

menjamin pembagian yang sama maka pembagian dilakukan paling banyak 20

bungkus, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pembagian serbuk menjadi 60

bagian. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa bagian

dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak sebanyak 20

bungkus. Pembagian serbuk pada saat proses peracikan tidak seragam, hal ini

dibuktikan dari adanya variasi bobot disetiap kapsul yang diteliti. Pembagian secara

visual yang tidak sama rata akan mengakibatkan variasi bobot kapsul dan dapat

berpengaruh pada keseragaman kandungannya.

Pada salbutamol sulfat rata-rata kadar yang diperoleh adalah -75,2415 %,

pada ambroxol HCl rata-rata kadar yang diperoleh adalah -238,957 %.

Ketidaksesuaian hasil dapat disebabkan karena nilai PRESS dan RMSEP

menunjukkan nilai yang besar sehingga model yang diperoleh kurang dapat

memprediksi kadar dengan baik. Dari hasil rata-rata persen kadar yang tidak sesuai

tersebut menyebabkan perolehan nilai keberterimaan juga tidak sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat di

Rumah Sakit X Yogyakarta tidak memenuhi persyaratan keseragaman kandungan

yang baik menurut Farmakope edisi VI dengan metode spektrofotometri UV dan

kemometrika.

SARAN

Saran yang dapat dilakukan adalah perlunya penelitian lebih lanjut

mengenai uji keseragaman kandungan sediaan kapsul untuk mengetahui

ketidaksesuaian hasil yang diperoleh. Perlu dilakukan kajian terhadap proses

peracikan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya

keseragaman kandungan yang baik. Perlu dilakukan uji lain yang dapat

menggambarkan kualitas sediaan yang diuji seperti uji stabilitas fisik maupun

kimia. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek farmakologi

yang ditimbulkan dari kandungan yang tidak seragam pada sediaan yang diuji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D., Wijaya, I.N., Utami, W., 2014. Profil Peresepan Sediaan Kapsul

Racikan di Apotek “X” di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 1(2), 41-

44.

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, Gajah Maada University

Press, Yogyakarta, pp. 32-40.

Aquino, G.D.A., Stopilha, R.T., Pedrosa, M.F.F., Santos, K.S.C.R., Egito, E.S.T.,

Oliveira, A.G., and Silva-Junior, A.A., 2011. Validation of quantitative

analysis method for triamcinolone in ternary complexes by UV-Vis

spectrophotometry. Journal of Basic and Applied Pharmaceutical

Sciences, 32 (1), 35 – 40.

Arlitasari, O. F., Pribadi, P., Hidayat, I. W., 2018. Perbandingan Mutu Fisik Tablet

Ambroxol Merek Dagang X dan Tablet Ambroxol Generik. Jurnal

Farmasi Sains dan Praktis, 4(1), 24-25.

Beeh, K.M., Beier, J., Esperester, A., Paul, L.D., 2008. Antiinflamatory properties

of Ambroxol. European Journal of Medical Research, 13(1), 557-560.

Betha, O. F., Yardi, Alvionita, Y., Zilhadia Siregar, B. J., 2019. Mutu Sediaan

Racikan Puyer di Kecamatan Ciputat Timur. Pharmaceutical and

Biomedical Sciences Journal, 1(1), 21-24.

Danzer, K., Otto, M., and Currie, L.A., 2004. Guideline for Calibration in

Analytical Chemistry part 2. Multispecies Calibration (IUPAC Technical

Report). Pure Appl. Chem., 76 (6), 1215 – 1225.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2020. Farmakope Indonesia,

jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Gontijo, L.C., Guimaraes, E., Mitsutake, H., Santana, F.B., Santos, D.Q., Neto,

B.W., 2014. Development and Validation of PLS Models for

Quantification of Biodiesels Content from Waste Frying Oil in Diesel by

HATR–MIR. Revista Virtual de Quimica, 6 (5), 1517 – 1528.

Hasanah, U., 2003. Pemeriksaan Mutu Fisik dan Keseragaman Kandungan Kapsul

Isoniazid 200 mg Hasil Racikan Apotek. Universitas Airlangga, Surabaya.

Huynh-Ba, K., 2009. Handbook of Stability Testing in Pharmaceutical

Development:Regulation, Methodologies, and Practice. Springer Science

and Business Media, New York, pp. 326-327.

Jasmiadi, 2013. Uji Keseragaman Bobot Obat Racikan dalam Bentuk Sediaan

Kapsul Gelatin Keras dari Beberapa Apotek di Makasar. Stikes Nani

Hassanudin Makassar, 3(3), 1-6.

Jelic, D., Papovic, S., Vranes, M., Gadzuric, S., Berto, S., Alladio, E., Gajic, D.,

Jankovic, B., 2021. Thermo Analytical and Compatibility Study with

Mechanistic Explanation of Degradation Kinetics of Ambroxol

Hydrochloride Tablets under Non Isothermal Conditions. Pharmaceutics,

13, 1-29.

Joshi, P.R., Parmar, S.J., and Patel, B.A., 2013. Spectrophotometric Simultaneous

Determination of Salbutamol Sulfate and Ketotifen Fumarate in Combined

Tablet Dosage Form by First-Order Derivative Spectroscopy Method.

International Journal of Spectroscopy, 2013. 1 – 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Kalyani, L., Chava, Rao, V.N., 2018. Simultaneous Spectrophotometric Estimation

of Salbutamol, Theophylline and Ambroxol Three Component Tablet

Formulation Using Simultaneous Equation Methods. Karbala

International Journal, 171-179.

Kulzumia, C.J., Qoyima, D., Wasito, H., dan Susilowati, S.S., 2017.

Spektrofotometri dengan Pendekatan Kemometrika untuk Analisis Asam

Benzoat dan Asam Salisilat Secara Simultan dalam Sediaan Larutan.

Media Pharmaceutica Indonesiana, 1 (3), 164 – 173.

Kurniawati, 2003. Perbandingan Penetapan Kadar Kloramfenikol dalam Kapsul

Secara Metode Spektrofotometri Ultraviolet dan Kolorimetri dengan

Pereaksi N-(1-NAFTIL)-ETILENDIAMINE. Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Larsen, A.H., 2014. Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase

Terbalik untuk Penetapan Kadar Salbutamol Sulfat dan Guanifenesin

dalam Sediaan Sirup Merek “X”. Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Miller, J.N. and Miller, J.C., 2010. Statistics and Chemometrics for Analytical

Chemistry. Ashford Colour Press, Great Britain, 221 – 247.

Moffat, A.C., Osselton, M.D., Widdop, B., 2011. Clarke’s Analysis of Drug and

Poisons, Pharmaceutical Press.

Noviyanto, F., 2020. Spektrofotometri UV-Vis. Media Sains Indonesia, Bandung,

pp. 5-8.

PubChem, 2021, Ambroxol HCL,

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ambroxol-hydrochloride,

diakses pada 10 Mei 2021.

Putra, M.E., Ardana, M., Fadraersada, J., 2017. Deteksi Dispensing Error

Peresepan Sediaan Kapsul Racikan di Apotek Wilayah Kecamatan

Samarinda Ulu. Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 141-145.

Prabu, S.L., Thiagarajan, S., Srinivasan, M., Marina, Q., 2010. Simultaneous

Estimation of Gatifloxacin and Ambroxol Hydrochloride by

UVSpectrophotometry. International Journal of Pharmaceutical Sciences

Review and Research, 3(2), 123-126.

Rahayu, W.S., Utami, P.I., dan Fajar, S.I., 2009. Penetapan Kadar Tablet Ranitidin

Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis Dengan Pelarut Metanol.

Pharmacy, 6 (3), 106.

Rahayu, P., Yusrizal, 2019. Keseragaman Bobot Resep Racikan Serbuk Bagi

(Pulveres) Di Apotek Kota Bandar Lampung Tahun 2017. Jurnal Analis

Kesehatan, 8(1), 13.

Rahman, H., Patmasari, D.A.M., 2019. Kajian Penggunaan Obat dan Evaluasi

Kapsul Racikan Paracetamol-Diazepam. Politeknik Harapan Bersama

Tegal, 8(2), 10-13.

Rohman, A., Cheman, Y.B., 2011. Analysis of Lard in Cream Cosmetic

Formulation Using FT-IR Spectroscopy and Chemometrics, Middle-East

J.Sci., 7(5), 726-732.

Rohman, A., Dzulfianto, A., dan Riswanto, F.D.O, 2017. The employment of UV-

spectroscopy combined with multivariate calibration for analysis of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

paracetamol, Propyphenazone and caffeine. Indonesian Journal

Pharmacy, 28 (4), 191 – 197.

Riccardolo, F. L. M., Blasi, F., Centanni, S., Rogliani, P., 2015. Therapeutic

Novelties of Inhaled Corticosteroids and Bronchodilators in Asthma.

Pulmonary Pharmacology and Therapeutics, 33(1), 1-10.

Saptaning, A., Listiowati, E., Imamulatifah, Elianawati, S., Hidayati, R., 2013. Ilmu

Resep.Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 121-128.

Shafirany, M. Z., Susilawati, Y., Musfiroh, I., 2018. Aplikasi Kemometrik dalam

Penentuan Mutu Tumbuhan Obat. Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan,

4 (2), 6-10.

Sinaga, V.T.R.A., Safitri, D., dan Rahmawati, R., 2019. Perbandingan Regresi

Komponen Utama Dengan Regresi Kuadrat Terkecil Parsial Pada Indeks

Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur. Jurnal Gaussian, 8 (4), 496

– 505.

Sohrabi, M.R., Fathabadi, M., and Nouri, A.H., 2009. Simultaneous

Spectrophotometric Determination of Sulfamethoxazole and

Trimethoprim in Pharmaceutical Preparation by Using Multivariate

Calibrasi Methods. J. App. Chem. Res., 3(12), 47-52.

Suhandy, D., dan Yulia, M., 2017. The Use of Partial Least Square Regression and

Spectral Data in UV-Visible Region for Quantification of Adulteration in

Indonesian Palm Civet Coffee. International Journal of Food Science,

2017, 1–7.

Suhartati, T., 2017. Dasar-dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrofotometri

Massa untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Aura, Lampung.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan. Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, pp. 58-61.

Unggul, P.W., 2019. Uji Kualitas Sediaan Racikan Kapsul Kombiansi Tramadol

dan Paracetamol pada Resep di Sebuah Rumah Sakit Swastas di Semarang.

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Widyaswari, R., dan Wiedyaningsih, C., 2012. Evaluasi Profil Peresepan Obat

Racikan dan Ketersediaan Formula Obat untuk Anak di Puskesmas

Provinsi DIY. Majalah Farmasuetik, 8(3), 227-228.

Wiedyaningsih, C., dan Oetari, 2004. Tinjauan Terhadap Bentuk Sediaan Obat:

Kajian Resep-Resep di Apotek Kotamadya Yogyakarta. Majalah Farmasi

Indonesia, 14(4), 201-202.

Yanti, B., Rasmi, M., 2016. Peran Xantin pada Penyakit Obstruksi Paru. J Respir

Indo, 36(4), 267-271.

Yosmar, R., Andani, M., Arifin, H., 2015. Kajian Regimen Dosis Penggunaan Obat

Asma pada Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak RSUP. Dr. M.

Djamil Padang. Jurnal Sains Farmasi, 2(1), 22-29.

Yuliani, S.H., Putri, D.C.A., Virginia, D.M., 2020. Kajian Risiko Peracikan Obat.

Sanata Dharma University Press, Yogyakarta, pp. 104-105.

Zou, A., Qu, Y., 2016. Identification of Singular Samples in Near Infrared Spectrum

Correction Set by Using Monte Carlo Cross Validation. Advances in

Computer Science Research, 71, 328-333.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis baku teofilin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Lampiran 2. Certificate of Analysis baku ambroxol HCl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Lampiran 3. Certificate of Analysis baku salbutamol Sulfat

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Lampiran 4. Data penimbangan baku

Tabel VI. Data penimbangan baku teofilin

Gram balance Miligram balance

Wadah 0,2466 240

Wadah + baku 0,2718 265

Wadah + sisa 0,2467 240

Tabel VII. Data penimbangan baku ambroxol HCl

Gram balance Miligram balance

Wadah 0,2445 244

Wadah + baku 0,2696 269

Wadah + sisa 0,2446 244

Tabel VIII. Data penimbangan baku salbutamol sulfat

Gram balance Miligram balance

Wadah 0,2451 245

Wadah + baku 0,2702 270

Wadah + sisa 0,2452 245

Lampiran 5. Volume pemipetan seri kalibrasi

Tabel IX. Konsentrasi larutan kalibrasi teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol

sulfat

No Konsentrasi larutan kalibrasi

(𝜇g/mL)

No Konsentrasi larutan kalibrasi

(𝜇g/mL)

Teofilin Ambroxol

HCl

Salbutamol

Sulfat

Teofilin Ambroxol

HCl

Salbutamol

Sulfat

1 345 350 35 12 430 110 25

2 360 375 35 13 325 200 30

3 535 125 25 14 160 340 30

4 655 210 30 15 575 370 40

5 725 310 35 16 410 350 35

6 460 255 30 17 475 375 40

7 620 305 35 18 290 175 25

8 625 345 40 19 570 185 30

9 615 75 25 20 660 255 30

10 235 100 20 21 655 365 40

11 405 180 30 22 350 125 25

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Lampiran 6. Volume pemipetan seri validasi

Tabel X. Konsentrasi larutan validasi teofilin, ambroxol HCl, dan salbutamol sulfat

No Konsentrasi larutan validasi

(𝜇g/mL)

No Konsentrasi larutan validasi

(𝜇g/mL)

Teofilin Ambroxol

HCl

Salbutamol

Sulfat

Teofilin Ambroxol

HCl

Salbutamol

Sulfat

1 685 260 30 6 560 255 40

2 605 245 30 7 530 275 35

3 415 170 25 8 325 220 25

4 650 280 35 9 280 210 20

5 640 205 30 10 655 280 40

Lampiran 7. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung seri

kalibrasi Tabel XI. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung seri

kalibrasi pada panjang gelombang 200-400 nm No Teofilin

(𝜇g/mL)

Ambroxol HCl

(𝜇g/mL)

Salbutamol Sulfat

(𝜇g/mL) Sebenarnya Terhitung Sebenarnya Terhitung Sebenarnya Terhitung

1 69 68,8445 70 69,5990 7 6,9751

2 72 71,5806 75 73,5600 7 7,1300

3 107 106,9663 25 23,8889 5 4,9245

4 131 130,9666 42 41,3506 6 6,1682

5 145 144,9935 62 60,3157 7 7,3857

6 92 92,2720 51 51,7857 6 6,0956

7 124 124,0664 61 61,9986 7 6,9528

8 125 124,9595 69 70,2534 8 7,7931

9 123 122,8974 15 16,3720 5 5,3763

1 47 47,2460 20 18,9310 4 4,3396

11 81 81,5167 36 36,8862 6 5,6132

12 86 85,4831 22 21,7599 5 4,9386

13 65 64,9217 40 40,5383 6 5,7507

14 32 31,7770 68 68,1229 6 6,3973

15 115 115,1885 74 75,4842 8 7,6979

16 82 81,9134 70 68,0717 7 7,2793

17 95 95,2718 75 75,8233 8 7,6852

18 58 57,9355 35 36,3836 5 4,7267

19 114 113,8928 37 36,6521 6 5,8067

20 132 131,7066 51 49,9115 6 6,2899

21 131 130,6810 73 73,0077 8 7,9341

22 70 69,7668 25 25,1643 5 4,7295

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Lampiran 8. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung seri

validasi Tabel XII. Nilai konsentrasi sebenarnya dibandingkan konsentrasi terhitung seri

validasi pada panjang gelombang 200-400 nm No Konsentrasi

Teofilin

(𝜇g/mL)

Ambroxol HCl

(𝜇g/mL)

Salbutamol Sulfat

(𝜇g/mL) Sebenarnya Terhitung Sebenarnya Terhitung Sebenarnya Terhitung

1 137 133,2393 52 52,1457 6 6,7589

2 121 126,8094 49 50,7140 6 6,6151

3 83 84,0176 34 36,7348 5 5,9594

4 130 129,6676 56 55,1173 7 6,8672

5 128 130,4716 41 41,4080 6 6,4259

6 112 114,4581 51 52,6978 8 7,2454

7 106 104,4091 55 56,3441 7 6,9794

8 65 61,5572 44 46,0574 5 6,0981

9 56 58,0338 42 45,0329 4 5,7196

10 131 131,5651 56 57,7997 8 7,3203

Lampiran 9. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi multivariate Tabel XIII. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi multivariate

teofilin pada panjang gelombang 200-400 nm

No X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (Pred)

1 0,527768 7381,24 0,6437 9700 0,531771

2 0,738403 2128,21 0,897269 3742,94 0,819324

3 0,816709 750,14 0,96379 1791,34 0,91353

4 0,875469 148,94 0,99281 698,3 0,966293

5 0,89404 63,64 0,996928 507,02 0,975526

6 0,910279 35,69 0,998277 425,27 0,979472

7 0,924216 16,58 0,9992 378,95 0,981708

8 0,93465 5,83 0,999719 363,34 0,982461

9 0,946274 2,33 0,999888 349,74 0,983118

10 0,957589 1,26 0,999939 332,78 0,983936

Tabel XIV. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi multivariate

ambroxol HCl pada panjang gelombang 200-400 nm

No X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (Pred)

1 0,560611 1489,76 0,834825 2341,06 0,740438

2 0,725307 244,24 0,97292 557,27 0,938213

3 0,843975 111,22 0,987668 308,24 0,965824

4 0,870892 40,64 0,995495 272,86 0,969747

5 0,886479 23,93 0,997346 268,15 0,970269

6 11,61 0,998712 365,19 0,95951

7 4,98 0,999447 407,7 0,954797

8 2,08 0,999769 427 0,952657

9 1,01 0,999888 411,36 0,954391

10 0,52 0,999942 382,68 0,957571

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel XV. Data hasil validasi silang leave one out model kalibrasi multivariate

salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-400 nm

No X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (Pred)

1 0,569175 2,1022 0,925884 2,9237 0,896921

2 0,731242 1,42707 0,949687 2,62071 0,907603

3 0,95424 0,966357 2,77824 0,902049

4 0,71119 0,974926 3,71351 0,869075

5 0,35644 0,987433 6,15569 0,782973

6 0,18002 0,993653 6,8518 0,75843

7 0,11347 0,995999 7,33647 0,741343

8 0,0409 0,998558 7,44868 0,737386

9 0,01567 0,999447 7,3545 0,740707

10 0,00849 0,999701 7,17839 0,746916

Lampiran 10. Hasil uji keseragaman kandungan

Tabel XVI. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan teofilin pada 10 kapsul Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul (mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 58,30742 58,15178 2326,071 30 58,15178 193,839

2 57,28261 57,13460 2285,384 30 57,13460 190,448

3 58,64800 58,48982 2339,593 30 58,48982 194,966

4 58,42736 58,27082 2330,833 30 58,27082 194,236

5 57,00823 56,86226 2274,491 30 56,86226 189,540

6 52,84505 52,73007 2109,203 30 52,73007 175,766

7 58,31214 58,15646 2326,259 30 58,15646 193,854

8 59,08712 58,92567 2357,027 30 58,92567 196,418

9 60,91363 60,73859 2429,544 30 60,73859 202,462

10 60,67762 60,50433 2420,173 30 60,50433 201,681

Rata-rata % kadar 193,3215

SD 7,0557

CV 3,649724

NP 108,7552

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel XVII. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan ambroxol HCl pada

10 kapsul Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandun

gan

zat aktif

sesuai

resep

(mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul (mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 -3,39473 -9,82350 -392,940 15 -9,82350 -65,490

2 -2,79312 -9,16463 -366,585 15 -9,16462 -61,097

3 -0,39610 -6,53948 -261,579 15 -6,53948 -43,596

4 1,60997 -4,34249 -173,699 15 -4,34248 -28,949

5 2,61365 -3,24329 -129,732 15 -3,24328 -21,621

6 3,26414 -2,53089 -101,236 15 -2,53089 -16,872

7 -2,36258 -8,69311 -347,724 15 -8,69311 -57,954

8 -2,21130 -8,52744 -341,098 15 -8,52744 -56,849

9 -4,62025 -11,16570 -446,626 15 -11,16565 -74,437

10 -3,96578 -10,44890 -417,956 15 -10,44889 -69,659

Rata-rata % kadar -49,6529

SD 19,60258

CV -39,4792

NP 195,1991

Tabel XVIII. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan salbutamol sulfat

pada 10 kapsul Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 2,41004 -4,19974 -167,990 2 -4,19974 -209,987

2 2,25089 -4,59484 -183,794 2 -4,59484 -229,742

3 2,37725 -4,28114 -171,246 2 -4,28114 -214,057

4 3,72179 -0,94316 -37,7265 2 -0,94316 -47,158

5 3,78586 -0,78410 -31,3641 2 -0,78410 -39,205

6 3,70978 -0,97298 -38,9192 2 -0,97297 -48,649

7 2,60588 -3,71354 -148,541 2 -3,71353 -185,677

8 2,61791 -3,68367 -147,347 2 -3,68366 -184,183

9 2,07106 -5,04130 -201,652 2 -5,04130 -252,065

10 2,34486 -4,36157 -174,463 2 -4,36156 -218,078

Rata-rata % kadar -162,88

SD 79,38442

CV -48,7379

NP 451,9028

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel XIX. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan teofilin pada 30 kapsul

Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul (mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 58,30742 58,15178 2326,071 30 58,15178 193,839

2 57,28261 57,13460 2285,384 30 57,13460 190,448

3 58,64800 58,48982 2339,593 30 58,48982 194,966

4 58,42736 58,27082 2330,833 30 58,27082 194,236

5 57,00823 56,86226 2274,491 30 56,86226 189,540

6 52,84505 52,73007 2109,203 30 52,73007 175,766

7 58,31214 58,15646 2326,259 30 58,15646 193,854

8 59,08712 58,92567 2357,027 30 58,92567 196,418

9 60,91363 60,73859 2429,544 30 60,73859 202,462

10 60,67762 60,50433 2420,173 30 60,50433 201,681

11 90,4279 90,03315 3601,326 30 90,03315 300,110

12 96,43736 95,99787 3839,915 30 95,99787 319,992

13 94,13505 93,71270 3748,508 30 93,71270 312,375

14 99,06243 98,60340 3944,136 30 98,60340 328,678

15 92,10146 91,69425 3667,77 30 91,69425 305,647

16 88,84282 88,45987 3538,395 30 88,45987 294,866

17 87,87276 87,49703 3499,881 30 87,49703 291,656

18 86,00733 85,64548 3425,82 30 85,64548 285,485

19 92,87769 92,46470 3698,588 30 92,46470 308,215

20 86,02440 85,66243 3426,497 30 85,66243 285,541

21 92,19939 91,79145 3671,658 30 91,79145 305,971

22 89,10497 88,72006 3548,803 30 88,72006 295,733

23 78,68793 78,38057 3135,223 30 78,38057 261,268

24 87,05855 86,68888 3467,555 30 86,68888 288,962

25 83,47829 83,13527 3325,411 30 83,13527 277,117

26 80,57582 80,25441 3210,176 30 80,25441 267,514

27 79,12747 78,81684 3152,674 30 78,81684 262,722

28 87,85594 87,48033 3499,213 30 87,48033 291,601

29 94,63066 94,20462 3768,185 30 94,20462 314,015

30 88,24759 87,86907 3514,763 30 87,86907 292,896

Rata-rata % kadar 260,7863

SD 50,04053

CV 19,18833

NP 259,3674

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel XX. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan ambroxol HCl pada 30

kapsul

Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 -3,39473 -9,82350 -392,940 15 -9,82350 -65,490

2 -2,79312 -9,16463 -366,585 15 -9,16462 -61,097

3 -0,39610 -6,53948 -261,579 15 -6,53948 -43,596

4 1,60997 -4,34249 -173,699 15 -4,34248 -28,949

5 2,61365 -3,24329 -129,732 15 -3,24328 -21,621

6 3,26414 -2,53089 -101,236 15 -2,53089 -16,872

7 -2,36258 -8,69311 -347,724 15 -8,69311 -57,954

8 -2,21130 -8,52744 -341,098 15 -8,52744 -56,849

9 -4,62025 -11,16570 -446,626 15 -11,16565 -74,437

10 -3,96578 -10,4489 -417,956 15 -10,44889 -69,659

11 -7,92366 -14,78340 -591,338 15 -14,78344 -98,556

12 -7,01523 -13,78860 -551,542 15 -13,78855 -91,923

13 -2,17832 -8,49132 -339,653 15 -8,49131 -56,608

14 -5,06596 -11,65380 -466,151 15 -11,65378 -77,691

15 -13,33465 -20,70940 -828,376 15 -20,70939 -138,063

16 -4,15179 -10,65260 -426,104 15 -10,65260 -71,017

17 -6,55892 -13,28880 -531,553 15 -13,28882 -88,592

18 -2,30478 -8,62982 -345,193 15 -8,62981 -57,532

19 -6,94402 -13,71060 -548,423 15 -13,71056 -91,403

20 -2,84360 -9,21992 -368,797 15 -9,21991 -61,466

21 -9,00681 -15,96970 -638,787 15 -15,96967 -106,465

22 -10,19638 -17,27250 -690,898 15 -17,27245 -115,150

23 -1,43233 -7,67434 -306,973 15 -7,67433 -51,162

24 -11,82497 -19,05600 -762,242 15 -19,05604 -127,040

25 -9,31673 -16,30910 -652,364 15 -16,30909 -108,727

26 -7,47202 -14,28880 -571,553 15 -14,28882 -95,258

27 -1,48660 -7,73377 -309,351 15 -7,73377 -51,558

28 -3,68438 -10,14070 -405,628 15 -10,140707 -67,604

29 -12,17772 -19,44240 -777,694 15 -19,44236 -129,616

30 -4,73561 -11,29200 -451,679 15 -11,29198 -75,279

Rata-rata % kadar -75,2415

SD 30,22187

CV -40,1665

NP 234,1853

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel XXI. Perhitungan kadar dan keseragaman kandungan salbutamol sulfat pada

30 kapsul Sampel Konsentrasi

terhitung

(𝜇g/mL)

Konsentrasi

sebenarnya

(𝜇g/mL)

Faktor

pengencer

40 x

(𝜇g/mL)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Kandungan

zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Persen

zat aktif

dalam 1

kapsul

(%)

1 2,41004 -4,19974 -167,990 2 -4,19974 -209,987

2 2,25089 -4,59484 -183,794 2 -4,59484 -229,742

3 2,37725 -4,28114 -171,246 2 -4,28114 -214,05

4 3,72179 -0,94316 -37,726 2 -0,94316 -47,158

5 3,78586 -0,7841 -31,364 2 -0,78410 -39,205

6 3,70978 -0,97298 -38,919 2 -0,97297 -48,649

7 2,60588 -3,71354 -148,541 2 -3,71353 -185,677

8 2,61791 -3,68367 -147,347 2 -3,68366 -184,183

9 2,07106 -5,0413 -201,652 2 -5,04130 -252,065

10 2,34486 -4,36157 -174,463 2 -4,36156 -218,078

11 2,21251 -4,69013 -187,605 2 -4,69013 -234,507

12 2,11665 -4,92812 -197,125 2 -4,92811 -246,406

13 2,46837 -4,05492 -162,197 2 -4,05491 -202,746

14 2,21918 -4,67357 -186,943 2 -4,67356 -233,678

15 1,67803 -6,01703 -240,681 2 -6,01703 -300,852

16 2,22127 -4,66839 -186,735 2 -4,66838 -233,419

17 1,92601 -5,40139 -216,056 2 -5,40139 -270,070

18 2,28680 -4,5057 -180,228 2 -4,50569 -225,285

19 1,78185 -5,75929 -230,372 2 -5,75929 -287,965

20 1,84882 -5,59302 -223,721 2 -5,59302 -279,651

21 1,67519 -6,02409 -240,964 2 -6,02409 -301,205

22 1,44511 -6,59529 -263,811 2 -6,59528 -329,764

23 2,41976 -4,17562 -167,025 2 -4,17561 -208,781

24 1,24757 -7,08571 -283,428 2 -7,08570 -354,285

25 1,56001 -6,31005 -252,402 2 -6,31005 -315,503

26 1,52514 -6,39662 -255,865 2 -6,39661 -319,831

27 1,99581 -5,22811 -209,124 2 -5,22811 -261,406

28 1,93186 -5,38687 -215,475 2 -5,38686 -269,343

29 1,11882 -7,40534 -296,214 2 -7,40534 -370,267

30 1,72557 -5,89903 -235,961 2 -5,89903 -294,952

Rata-rata % kadar -238,957

SD 79,98357

CV -33,4719

NP 497,4244

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Uji Keseragaman

Kandungan Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi

Teofilin, Ambroxol dan Salbutamol Di Rumah Sakit

X dengan Metode Kemometri-Spektrofotometri Uv”

ini bernama lengkap Sindy Oktaviana Putri. Penulis

lahir di Sleman tanggal 12 Oktober 1999 sebagai anak

pertama dari pasangan Sukaca dan Purwanti.

Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu TK

PKK N Pundong (2003-2005), SD N Pundong (2005-

2011), SMP N 1 Mlati (2011-2014), SMF Indonesia

Yogyakarta (2014-1017). Setelah lulus sekolah

menengah atas penulis bekerja sebagai asisten

apoteker di Rumah Sakit Gramedika 10 Yogyakarta

(2017-2018). Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2018. Selama menempuh

Pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam

berbagai kegiatan dan organisasi, antara lain Wakil Ketua Forum Silaturahim

Muda-Mudi Tricatur (2021-2022), Wakil Ketua Forum Silaturahim Muda-Mudi

Tricatur (2019-2020), Stering Commite Panitia Titrasi (2021), panitia Program

Kampus Merdeka Fakultas Farmasi (2021), anggota Divisi Kesma Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (2019-2020), ketua Bidang Acara

Pharmacy Performance (2020), ketua Divisi PDD Panitia Titrasi (2020), panitia

Webinar Series fakultas Farmasi (2020), panitia Kegiatan Ilmiah Tahunan Ikatan

Apoteker Indonesia (2019), peserta Apoteker Cilik IAI DIY (2019), anggota

Divisi PDD Panitia Titrasi (2019), ketua Divisi Tabdek Pharmacy Performance

(2019), anggota Divisi Tabdek Pharmacy performance (2018), dan kader Anti

Narkoba Kabupaten Sleman (2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI