View
72
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 1
Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. UMUM
Transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai fungsi
sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan.Transportasi merupakan
suatu sistem yang terdiri dari sarana dan prasarana yang didukung oleh tata laksana
dan sumber daya manuasia membentuk jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.
Bentuk elemen yang terait dalam sistem transportasi baik sarana, prasarana maupun
pergerakan antara lain adalah kelayakan, sertifikasi, perambuan, kenavigasian,
sumber daya manusia, geografi, demografi dan lain-lain.
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh peran sector
transportasi.Karenanya sistem transportasi harus dibina agar mampu menghasilkan
jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara
terpadu, tertib, lancer, aman, nyaman dan efisien dalam menunjang dan sekaligus
menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia, barang serta
jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan
peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara.
Dalam pembangunan transportasi, pemerintah mempunyai peranan sebagai pembina,
sehingga berkewajiban untuk menyusun rencana dan merumuskan kebijakan,
mengendalikan dan mengawasi perwujudan transportasi.Salah satu kewajiban
dimaksud adalah menetapkan jaringan prasarana transportasi dan jaringan pelayanan.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 2
Disamping itu juga berkewajiban untuk melaksanakan tugas pembangunan sarana dan
prasarana transportasi yang tidak diusahakan, dengan prioritas daerah-daerah yang
kurang berkembang.
Hasil pembangunan transportasi yang mampu menunjang upaya pemerataan dan
penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas nasional dengan
jaringan transportasi yang semakin berkembang luas, perlu terus dimanfaatkan dan
dikembangkan sejalan dengan peningkatan tuntutan kualitas pelayanan akibat makin
meningkatnya kebutuhan mobilitas manusia dan barang serta tuntutan peningkatan
kualitas pelayanan di masa yang akan dating.
Dengan semakin terbatasnya anggaran pembangunan menuntut perubahan pola pikir
kearah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan sarana
prasarana perhubungan secara efektif, sesuai permintaan yang berdasar realitas pola
ativitas, pola bangkitan tarikan pergerakan, sebaran pergerakan serts keunggulan
komparatif antarzona dalam suatu wilayah, yang terbentuk dalam suatu tatanan
transportasi wilayah yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Berdasarkan kondisi diatas dengan memperhatikan perkiraan perubahan pola aktivitas,
pola pergerakan serta peruntukan lahan maka perlu disusun Tataran Transportasi Lokal
(Tatralok) dan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) sebagai masukan dalam
penyusunan Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) dalam kerangka Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANAS). Sejalan dengan kebijakan yang tertuang dalam
Undang-Undang No.22Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000, yang
mengakibatkan terjadinya suatu pergeseran baik pada kewenangan maupun secara
kelembagaan serta perubahan stuktur kewilayahan, sektor transportasi harus tetap
memandang suatu daerah sebagai wilayah fungsional sehingga mengharuskan
dilakukannya penerapan kebijakan transportasi secara khusus yang berada dalam suatu
kerangka nasional yang utuh.
2.2. NAWACITA
Berikut inti dari sembilan program Nawacita yang akan menjadi pijakan dalam
penyusunan studi ini antara lain:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 3
bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan
negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat
jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui
reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah
seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang
disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan
cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum
pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 4
Dari 9 program Nawacita Pemerintahan Jokowi diuraikan Agenda Perubahan Nawa Cita
No.6 yaitu “Kami akan meningkatkan produkstivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehinggabangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
lainnya”
Program solusi yang akan dijalankan oleh Pemerintahan Republik Indonesia Periode
2014 - 2019 dalam Nawa Cita adalah :
1. membangunan infrastruktur jalan baru sepanjang 2000 km
2. membangun 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama
3. membangun 10 bandara baru dan merenovasi yang lama
4. membangun 10 kawasan industri dan pengembangan hunian buruhnya
5. membangun 5000 pasar tradisional yang telah ada
6. menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efesiensi perijinan bisnis
menjadi 15 hari
7. membangun sejumlah science and techno park di kawasan politeknis dan setiap
smk dengan prasarana dan sarana dengan terknologi terkini.
Terkait dengan penyusunan Tratalok Kota Tarakan, maka poin 1, 2 dan 3 sangat kental
materinya dengan studi ini yaitu pengembangan sector perhubungan yang bukan hanya
pembangunan insfrastrukturnya tapi juga akan memperhatikan pembangunan sarana
serta kelembagaan pembangunannya.
2.3. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2015
(MP3EI) walaupun gaungnya sudah tidak terdengar lagi namun pada dasarnya
dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki berbagai potensi dan
keunggulan yang cukup beragam serta memiliki tantangan pebangunan yang luar biasa,
sehingga Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan
perluasan pembangungan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat
meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat
Indonesia.
Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 5
termasuk 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2015, yaitu melalui
pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.Unruk
mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata 7-9 persen per
tahun secara berkelanjutan.
Tujuan awal dilakukannya MP3EI adalah dalam rangka mencapai aspirasi Indonesia
2025, yatu menjadi negara maju dan sejahtera dengan PDB sekitar USD 4,3 Triliun dan
menjadi negara PDB terbesar ke-9 di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar
82% akan ditargetkan sebagai kontribusi PDB dari koridor ekonomi sebagai bagian dari
transformasi ekonomi. Untuk itu, maka pengembangan MP3EI dilakukan dengan
pendekatan breakthroughyang didasari oleh semangat “Not Business As Usual”,
melalui perubahan pola pikir bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya
tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Pihak Swasta akan
diberikan peran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam
peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan pihak pemerintah
akan berfungsi sebagai regulstor, fasiliator dan katalisator.
Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan kegiatan ekonomi
utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastuktur dan
rekomendasi perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu
dilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk
mendorong percepatan dan perluasan investasi.Selanjtnya MP3EI menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan
dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada
seperti Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2015 (UU No.17
Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi
dokumen yang terintegrasi dan komplementer yang penting serta khusus untuk
melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. MP3EI juga dirumuskan
dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena
merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global.
Jika dicermati dengan baik, langkah-langkah terobosan yang tertuang di dalam
strategi dan kebijakan MP3EI dirumuskan dengan memperhatikan sejumlah prasyarat
yang diperlukan.Secara umum ada tiga strategi utama yang dicanangkan, yaitu yang
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 6
dikembangkan berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Ketiga strategi ini
meliputi:
a. Strategi peningkatan potensi wilayah
b. Strategi memperkuat konektivitas nasional, serta
c. Strategi meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan IPTEK.
Strategi pertama, yaitu strategi peningkatan potensi wilayah dilakukan melalui
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor ekonomi, baik yang telah
ada maupun yang baru.Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari
pendekatan sektoral dan regional.Setiap wilayah mengembangkan produk yang
menjadi keunggulanna.Tujan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut
adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan
keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi
Indonesia.
Selanjutnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai strategi yang
kedua, yaitu strategi penguatan konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi dan
antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serts infrastuktur
pendukungnya. Dengan demikian, strategi pertama dan kedua pada dasarnya
menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu melalui pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan.
Tentu saja, kedua strategi di atas tidak akan mampu dikembangkan secara maksimal
jika kapasitas SDM maupun IPTEK dibiarkan apa adanya. Karenanya, untuk melengkapi
kedua strategi tersebut diatas, dikembangkan strategi yang ketiga, yaitu strategi
peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan IPTEK.
2.3.1. Dukungan Sistem Transportasi Untuk Mensukseskan MP3EI
Dengan pendekatan tiga strategi di atas, terlihat sekali bahwa keberhasilan
pembangunan Indonesia ingin dicapai dengan memaksimalkan dan mengoptimalkan
potensi sumber daya manusia. Pada strategi yang pertama, usaha pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor ekonomi tentunya akan menciptakan
bangkitan dan tarikan pergerakan baru yang cukup signifikan. Di lain pihak, akan
muncul keterkaitan spasial antara pusat pertumbuhan ekonomi yang satu dengan pusat
pertumbuhan yang lainnya, dimana hal ini akan menciptakan kebutuhan pergerakan
orang maupun barang yang cukup besar. Tentunya kebutuhan pergerakan yang muncul
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 7
ini, baik pergerakan barang maupun orang harus mampu difasilitasi dengan baik,
karena kalau tidak mustahil pusat-pusat pertumbuhan yang dikembangkan tersebut
akan tumbuh dan besar. Agar kebutuhan pergerakan ini dapat difasilitasi dengan baik,
maka menjadi penting untuk memiliki sistem transportasi dalam skala lokal, regional,
nasional maupun internasional.Karenanya, menjadi penting untuk dapat menciptakan
sistem transportasi yang baik, karena sistem transportasi yang baik merupakan salah
satu kunci utama dari keberhasilan MP3EI ini.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, menjadi jelas bahwa keberhasilan
MP3EI hanya mungkin jika didukung dengan konsep perencanaan sistem transportasi
yang operasional dan andal, yaitu dalam semua skala keruangan baik dalam skala lokal
(kabupaten/kota), skala provinsi maupun skala nasional.Secara legal formal konsep
perencanaan sistem transportasi ini tertuang dalam Sistranas, Tatranas, Tratawil dan
Tatralok.
EI
Gambar 2.1. Kerangka Hubungan MP3EI dan Sistranas
Sistranas
“Mewujudkan Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”
Pengembangan Potensi
Ekonomi
Penguatan Konektivitas
Nasional
Penguatan SDM dan
IPTEK
MP3EI
RTRMN
RTRWP
RTRWK
Pengembangan
Wilayah
ICT
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
SISLOGNAS
(Sistem
Logistik
Nasional)
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 8
2.3.2. Pokok-Pokok Pikiran Strategi Memperkuat Konektivitas Nasional
Menyadari bahwa peran sistem transportasi sangat penting dalam menciptakan
keberhasilan MP3EI, dimana pada dasarnya pengembangan sistem transportasi yang
baik merupakan salah satu bagian dari strategi memperkuat konektivitas nasional,
maka menjadi penting untuk memahami lebih jauh pokok-pokok pikiran yang tertuang
dalam perumusan strategi ini.
Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk
memaksimalkan petumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan
keseragaman, melalui intermodal supply chains sistem.
2. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland).
3. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif
dan berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke
daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan
pembangunan.
Konektivitas Nasional menyangkut kapasitas dan kepabilitas suatu bangsa dalam
mengelola mobilitas yang mencakup 5 (lima) unsur sebagai berikut:
1. Personel/penumpang, yang menyangkut pengelolaan lalu lintas manusia di,
dari dan ke wilayah.
2. Material/barang abiotik (physical and chemical materials) yang menyangkut
mobilitas komoditi industri dan hasil industri.
3. Material/unsur biotik/species, yang mencakup lalu lintas unsur makhluk hidup
di luar manusia seperti ternak, Bio Toxins, Veral, Serum, Verum, Seeds, Bio-
Plasma, BioGen, Bioweapon1.
4. Jasa dan Keuangan, yang menyangkut mobilitas teknologi, sumber daya
manusia dan modal pembangunan bagi wilayah.
5. Informasi, yang menyangkut mobilitas informasi untuk kepentingan
pembangunan wilayah yang saat ini sangat terkait dengan penguasan teknologi
informasi dan komunikasi.
Peningkatan pengelolaan mobilitas terhadap lima unsur tersebut diatas akan
meningkatkan kemampuan nasional dalam mempercepat dan memperluas
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 9
pembangunan dan mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas sesuai amanat UU
No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 –
2025.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di integrasikan beberapa komponen
konektivitas yang saling berhubungan kedalam satu perencanaan terpadu. Beberapa
komponen dimaksud merupakan pembentuk postur konektivitas secara nasional, yang
meliputi:
(a) Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS);
(b) Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS);
(c) Pengembangan Wilayah (RPJMN dan RTRWN);
(d) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT).
Rencana dari masing-masing komponen tersebut telah selesai disusun, namun
dilakukan secaea terpisah.Oleh karena itu, Penguatan Konektivitas Nasional berupays
untuk mengintegrasikan keempat komponen tersebut.
Gambar 2.2. Karangka Kerja Strategi Penguatan Konektivitas Nasional
Konektivitas
Nasional ICT
Sislognas
Penataan Ruang
Sistranas
Locally
Integratided,
Globally
Connection
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 10
Secara lebih rinci masing-masing komponen pembentuk strategi memperkuat
konektivitas nasional dirumuskan dalam beberapa langkah yang diperlukan seperti
pada Tabel berikut:
Tabel 2.1. Fokus Penguatan Konektivitas Nasional
SISLOGNAS SISTRANAS PENGEMBANGAN
Peningkatan WILAYAH
(RPJMN dan RTRWN)
ICT
1. Penentuan Key
Commodities
2. Penguatan Jasa
Logistik
3. Jaringan
Infrastruktur
4. Peningkatan
Kapasitas SDM
5. Peningkatan ICT
6. Harmonisasi
Regulasi
7. Perlu Dewan
Logistik Nasional
1. Keselamatan
Transportasi
2. Pengusahaan
Transportasi
3. Jaringan
Transportasi
4. Peningkatan SDM
dan Iptek
5. Pemeliharaan
Kualitas Lingkungan
Hidup
6. Penyediaan Dana
Pembangunan
7. Peningkatan
Administrasi Negara
1. Peningkatan
Ekonomi Lokal
2. Peningkatan
Kapasitas SDM
3. Pengembangan
Infrastruktur
4. Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
5. Peningkatan Akses
Modal Kerja
6. Peningkatan
Fasilitas Sosial Dasar
1. Migrasi Menuju
Konvergensi
2. Pemerataan Akses
dan Layanan
3. Pengembangan
Jaringan Broadband
4. Peningkatan
Keamanan Jaringan
& Sistem Informasi
5. Integrasi
Infrastruktur,
Aplikasi, dan Data
Nasional
6. Peningkatan e-
Literasi,
Kemandirian Industri
ICT Domestik dan
SDM ICT Siap Pakai
7. Peningkatan
Kemandirian Industri
ICT Dalam Negeri
Sumber : Dokumen MP3EI
Dalam merumuskan kebijakan operasioanl dari strategi memperkuat konektivitas
nasional ini selalu dipegang terus prinsip bahwa peran Pemerintah sangatlah dominan,
sehingga merupakan aktor dan motor utama perciptaan konektivitas antar wilayah.
Bentuk-bentuk kebijakan yang diambil oleh Pemerintah dalam mewujudkan dan
memperkuat konektivitas nasional diwujudkan dalam bentuk:
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 11
Merealisasikan sistem yang terintegrasi antara logistik nasional, sistem
transportasi nasional, pengembangan wilayah, dan sistem komunikasi dan
informasi;
Identifikasi simpul-simpul transportasi (transportation hubs) dan distribution
centers untuk memfasilitasi kebutuhan logistik bagi komoditi utama dan
penunjang;
Penguatan konektivitas intra dan antarkoridor dan konektivitas internasional
(global connectivity);
Peningkatan jaringan komunikasi dan teknologi informasi untuk memfasilitasi
seluruh aktivitas ekonomi, aktivitas pemerintah, dan sektor pendidikan
nasional.
Hasil dari keempat komponen konektivitas nasional tersebut kemudian dirumuskan visi
konektivitas nasional yaitu ‘Terintregasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global
(Locally Intergrated, Globally Connected)’. Yang dimaksud Locally Intergrated
adalah pengintegrasian sistem konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas,
yaitu barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam wilayah NKRI. Oleh
karena itu, diperlukan intregasi simpul dan jaringan transportasi, pelayanan intermoda
transportasi, komunikasi dan informasi serta logistik.
Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo, pusat distribusi dan
kawasan perdagangan serta bandara) perlu diintegrasikan dengan jaringan transportasi
dan pelayanan sarana intermodal transportasi yang terhubung secara efisien dan
efektif.Jaringan komunikasi dan informasi juga perlu diintegrasikan untuk mendukung
kelancaran arus informasi terutama untuk kegiatan perdagangan, keuangan dan
kegiatan perekonomian lainnya berbasis elektronik.
Selain itu, sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus keuangan harus
dapat dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, serta dapat dipantau melalui
jaringan informasi dan komunikasi (virtual) mulai dari proses pengadaan,
penyimpanan/pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang sesuai
dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki produsen dan
konsumen, mulai dari titik asal (origin) sampai dengan titik (destination).
Visi ini mencerminkan bahwa penguatan konektivitas nasional dapat menyatukan
seluruh wilayah Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan
berkeadilan serta dapat mendorong pemerataan antar daerah. Sedangkan yang
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 12
dimaksud dengan globally connected adalah sistem konektivitas nasional yang efektif
dan efisien yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan sistem konektivitas
global melalui jaringan pintu internasional pada pelabuhan dan bandara (international
gateway/exchange) termasuk fasilitas custom dan trade/industry facilitation.
Efektivitas dan efesiensi sistem konektivitas nasional dan keterhubuhngannya dengan
konektivitas global akan menjadi tujuan utama untuk mencapai visi tersebut. Untuk
mewujudkan visi tersebut diperlukan penguatan konektivitas secara terintegrasi
antara pusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi dan juga antarkoridor ekonomi,
serta keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar perdagangan
internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara.
Gambar 2.3. Konsep Strategi Penguatan Konektivitas Nasional
Dalam pelaksanaanya, perlu diperhatikan beberapa prinsip utama sebagai berikut:
(1) meningkatkan kelancaran arus barang, jasa, dan informasi,
(2) menurunkan biaya logistik,
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 13
(3) mengurangi ekonomi biaya tinggi,
(4) mewujudkan akses yang merata di seluruh wilayah, dan
(5) mewujudkan sinergi antarpusat pertumbuhan ekonomi.
Fokus Penguatan Konektivitas Nasional untuk mendukung percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut:
Pada tataran regional dan global terdapat perkembangan kerjasama lintas batas yang
perlu diperhatikan terutama adalah komitmen kerjasama pembangunan di tingkat
ASEAN dan APEC. Indonesia perlu mempersiapkan diri mencapai target integrasi bidang
logistik ASEAN pada tahun 2013 dan integrasi pasar tunggal ASEAN tahun 2015,
sedangkan dalam konteks global WTO perlu mempersiapkan diri menghadapi integrasi
pasar bebas global tahun 2020. Mencermati ketertinggalan Indonesia saat ini,
perkuatan konektivitas nasional akan memastikan terintegrasinya Sistem Logistik
Nasional secara domestic, terhubungnya dengan pusat-pusat perekonomian regional,
ASEAN dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini
sangat penting dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan
regional dan global (regionally and globally connected).
Tabel 2.2. Langkah dan Kebijakan Operasional Strategi Penguatan Konektivitas
Nasional
KONEKTIVITAS INTRA
KORIDOR EKOMONI
Meningkatkan dan membangun jalan/pelayaran lintas di dalam
koridor.
Meningkatkan dan membangun sarana dan prasarana perkeretaapian
penumpang dan barang.
Meningkatkan jalan akses lokal antarpusat pertumbuhan dengan
fasilitas pendukung (pelabuhan, energi) dan dengan wilayah
belakangnya, termasuk wilayah-wilayah non koridor ekonomi.
Merevatilasi angkutan penyebrangan, pelabuhan lokal serta
optimalisasi pelayaran perintis dan mekanisme PSO.
Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis.
Pembangunan jaringan ekstension backbone hingga ke pusat
pertumbuhan dan pusat kegiatan utama.
Pemerataan akses infrastruktur hingga ke pusat pertumbuhan dan
pusat kegiatan utama beserta penguatian jaringan backhaul.
Pengembangan jaingan broadband terutama fixed broadband.
Pengalokasian spektrum frekuensi radio yan g memadai.
Implementasi infrastruktur sharing termasuk infrastruktur untuk
pasif (menara, pipa, tiang, right of way) dengan operator non-
telekomunikasi.
Penggunaan green technology equipment untuk mendukung
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 14
penyediaan listrik di wilayah non komersial.
Pembangunan Nasional/Nusantara Internet Exchage di pusat-pusat
pertumbuhan.
KONEKTIVITAS
ANTARKORIDOR
EKONOMI
Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara efisien dan
efektif antar koridor ekomoni untuk daya saing regional dan global
Menurunkan biaya logistik dan ekonomi tinggi pengiriman barang
dan jasa antar koridor ekonomi
Penetapan dan pengangkatan kapasitas beberapa pelabuhan dan
bandara utama sebagai pusat koleksi dan distribusi dengan
menerapkan manajemen logistik yang terintegersi (integrated
logistik port management).
Penembangan interkoneksi anata pelabuhan utama (pusat koleksi
dan distribusi) dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan „hub‟
internasional
Pengintegerasian multi moda bockbone ( serat optik, satelit,
microwave)
Penguatan infrastruktur bockbone serat optik: pembanguna di
Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi Dan Koridor
Ekonomi Papua – Kepualauan Maluku, dan pengintegrasian dengan
pelayana di koridor ekonomi wilayah barat.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memfasilitasi
perdagangan dan pengemangan sistem inaportnet pada pelabuhan
internasional
KONEKTIVITAS
INTERNASIONAL
Menyiapkan dan menetapkan pelabuhan dan bandara sebagaia „hub‟
internasional di kawasan barat dan timur indonesia
Optimalisasi pengoprasian sistem National Single Window (NSW)
dipelabuhan dan bandara yang berfungsi sebagai „hub‟ internasional
melalui peningkatan pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam rangka penerapan Customs Advance Trade Sistem(CATS) dan
NSW serta terkoneksinya sistem jaringan logistik nasional (national
supply chain) dengan sistem jaringan global (global supply chain)
pada pelabuhan dan bandara internasional.
Peningkatan efisiensi dan produktivitas operasional pelabuhan dan
bandara internasional dengan menerapkan sistem manajemen
logistik yang integrasi
Membuka link/international gateway baru keluar negeri sebagai
alternatif link yang ada
Pembangunan intrnationa exchange di pusat-pusat pertumbuhan
Memepersipkan diri dalam peningkatan pelayanan sarana dan
prasarana konektivitas regional dan global.
Sumber: Dokumen MP3EI
Salah satu upaya tersebut, perkuatan konektivitas nasional perlu diintegrasikan
dengan perkembangan kerjasama pembangunan ditingkat ASEAN yang memiliki tujuan:
Memfasilitasi terbentuknya aglomerasi ekonomi dan integrasi jaringan produksi;
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 15
Penguatan perdagangan regional antarnegara ASEAN;
Penguatan daya tarik investasi dan pengurangan kesenjangan pembangunan
antaranggota ASEAN dengan negara-negara di dunia.
Upaya diatas dilakukan melalui penguatan jaringan infrastuktur, komunikasi, dan
pergerakan komoditas (barang, jasa, dan informasi) secara efektif dan efisien.Hal ini
merupakan bagian dari konektivitas internasional.
2.4. STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)
2.4.1. Hirarki Dan Keterkaitan Sistranas Pada Tatranas, Tatrawil Dan Tatralok
Kegiatan studi sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) pada dasarnya
adalah kegiatan penyusunan dan perumusan agenda pengembangan sistem transportasi
untuk wilayah kabupaten/kota yang dikaji, yang pada hakekatnya merupakan suatu
proses perencanaan transportasi. Dikatakan sebagai suatu proses perencanaan
transportasi, karena output yang ingin dihasilkan adalah suatu agenda kegiatan
maupun tahapan kegiatan dimasa depan (time horizon, periode perencanaan) di sektor
transportasi untuk mengantisipasi dan memfasilitasi potensi pergerakan orang dan
barang. Dalam konteks ini, maka kaidah-kaidah perencanaan akan diterapkan secara
cermat dan ketat. Untuk itu, maka beberapa hal dasar perlu didefinisikan terlebih
dahulu, yaitu a) “time horizon” yang akan diacu dan b) tujuan dan sasaran
(“objectivies and goals”) yang ingin dicapai.
Secara hinarki Sistranas diwujudkan dalam tiga tataran yang terdiri dari: Tataran
Transportasi Nasional (Sistranas pada Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah
(Sistranas pada Tatrawil) serta Tataran Transportasi Lokal (Sistranas pada Tatralok),
yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sistranas pada Tatranas
Adalah tatanan transportasi yang teroganisasi secara kesisteman terdiri dari
transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau,
transportasi penyebrangan, transportasi laut, dan transportasi udara yang
masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,
terpadu dan harmonis, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 16
barang antar simpul atau kota nasional, dan dari simpul atau kota nasional ke
luar negeri atau sebaliknya.
2. Sistranas pada Tatrawil
Adalah tatanan transportasi yang teroganisasi secara kesisteman terdiri dari
transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau,
transportasi penyebrangan, transportasi laut, dan transportasi udara yang
masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,
terpadu dan harmonis, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau
barang antar simpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke
simpul atau kota nasional atau sebaliknya.
Kota wilayah adalah kota-kota yang memiliki keterkaitan dengan beberapa
kabupaten dalam satu provinsi (ibukota provinsi), kota gerbang wilayah
(ibukota kabupaten), kota-kota pusat kegiatan ekonomi wilayah (PKW) dan
kota-kota yang memiliki dampak strategis terhadap perkembangan wilayah
provinsi.
Simpul wilayah adalah pusat distribusi barang dan orang atau sebagai pintu
masuk atau keluar barang dan orang yang bersifat wilayah seperti pelabuhan
pengumpan penyebrangan yang melayani antar kabupaten/kota dalam provinsi,
pelabuhan laut pengumpan regional dan bandar udara pengumpul.
3. Sistranas pada Tatralok
Adalah tatanan transportasi yang teroganisasi secara kesisteman dan antar
moda terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai
dan danau, transportasi penyebrangan, transportasi laut, transportasi udara,
dan transportasi pipa yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana
yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir
membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,
berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antar simpul atau lokal,
dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah, dan simpul atau
kota nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalam kawasan perkotaan dan
pedesaan.
Kota Nasional adalah kota-kota pusat pemerintahan, kota-kota pintu gerbang
internasional dan nasional, kota-kota pusat kegiatan ekonomi nasional, dan
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 17
kota-kota yang memiliki dampak strategis terhadap kegiatan nasional, yang
memenuhi kriteria PKN.
Simpul transportasi nasional adalah simpul yang melayani pergerakan yang
bersifat nasional, atau antar provinsi dan atau antar negara.
Kota wilayah adalah kota-kota yang memiliki keterkaitan dengan beberapa
kabupaten dalam satu propinsi, kota gerbang wilayah, kota-kota pusat kegiatan
ekonomi wilayah dan kota-kota yang memiliki dampak strategis terhadap
pengembangan wilayah provinsi, yang memenuhi kriteria PKW.
Simpul transportasi wilayah adalah simpul yang melayani pergerakan yang
bersifat wilayah atau antar kabupaten/kota dan regional.
Kota lokal adalah kota-kota yang memiliki keterkaitan dengan beberapa
kecamatan dalam suatu kabupaten, kota gerbang lokal, kota-kota pusat
kegiatan ekonomi lokal dan kota-kota yang memiliki dampak strategis terhadap
pengembangan kabupaten/kota, yang memenuhi kriteria PKL.
Simpul transportasi lokal adalah simpul yang melayani pergerakan yang bersifat
lokal atau dalam kabupaten/kota serta kecamatan/pedesaan.
Sedangkan hubungan dan keterkaitan Sistranas pada Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok
adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Kesisteman
Sistranas pada dasarnya adalah suatu tatanan transportasi yang teroganisasi
secara kesisteman membentuk sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif
da efisien, terpadu dan harmonis dan diwujudkan dalam Sistranas pada
Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok.Sistranas pada Tatranas, Tatrawil, dan
Tatralok mempunyai hubungan kesisteman, fungsional sertastruktural dalam
membentuk sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,
terpadu dan harmonis.
2. Keterpaduan
Sistranas pada Tatranas, Tatrawil dan Tatralok terintegrasi, harmonis dan
bersinergi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif,
efisien, dan terpadu dalam melayani perpindahan orang dan atau barang.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 18
2.4.2. Prinsip Dasar Penyusunan Sistranas Pada Tatralok
Dalam penyusunan Sistranas pada Tatralok, beberapa prinsip dasar perlu diperhatikan
agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembangunan transportasi
kabupaten/kota antara lain:
1. Keadilan
Penyusunan harus dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat baik
pengguna maupun penylenggara transportasi secara adil dengan pengutamaan
kepada kepentingan masyarakat secara luas.
2. Transparansi
Disusun secara transparan dengan melibatkan stakeholder yang terkait dengan
transportasi dala satu wilayah kabupaten/kota dan wilayah terkait lainnya
dengan memperhatikan Sistranas pada Tatrawil dan mengkomunikasikan hasil
analisis serta alternatif kebijakan yang akan diambil kepada masyarakat serta
meminta saran masukan masyarakat atas proses serta hasil yang diperoleh.
3. Akuntabel
Memuat arah pengembangan jaringan yang dilengkapi dengan ukuran-ukuran
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pengembangan.
4. Realistis
Disusun secara realistis dengan memperhatikan kebutuhan transportasi baik
kualitas maupun kuantitas, kemampuan sumber daya yang ada termasuk
lingkungan serta kesinambungan pembangunan serta dengan memperhatikan
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
5. Kesisteman
Sistranas pada Tatralok merupakan sub sistem dari Sistranas secara keseluruhan
, sehingga ada keterkaitan fungsional serta keterkaitan structural antara
Sistranas pada Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok.
6. Keunggulan Moda
Disusun dengan mempehatikan keunggulan komparatif masing-masing moda
transportasi yang ada (transportasi jalan, keretaapi, sungai danau
penyebrangan, laut dan udara) dalam pengertian mengutamakan moda yang
paling efisien namun tetap memperhatikan moda lain agar dapat tercipta
intermoda yang harmonis.
7. Keterpaduan Intra dan Antar Moda
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 19
Disusun berlandaskan asas keterpaduan intra dan antar moda transportasi serta
keterpaduan dengan berbagai bentuk perencanaan yang terkait dengan
transportasi antara lain perencanaan tataruang.
8. Koordinasi dan Sinkronisasi
Disusun melalui koordinasi antar instansi baik koordinasi vertikal maupun
horizontal dalam upaya sinkronisasi tujuan, sasaran dan program masing-
masing sector dalam mendukung pengembangan wilayah kabupaten/kota.
9. Tinjau Ulang Secara Berkala
Ditinjau ulang secara berkala guna mengakomodasi berbagai peubahan yang
ada, sekurang-kurangnya 5 tahun sekali.
2.4.3. Pola Pikir Sistranas Pada Tatralok
Penyusunan Sistranas pada Tatralok menggunakan pendekatan kesisteman yang
menjelaskan keterkaitan dar seluruh komponen dari input serta proses yang akan
dilakukan untuk menghasilkan output/outcome yang diharapkan sebagaimana
tergambar pada pola pikir pada bab metodologi.
2.4.4. Pendekatan Teoritis
Dalam kaidah-kaidah dasar yang sering digunakan dalam ranah keilmuan perencanaan,
dikenal tahapan ataupun proses yang umum/generik yang bias digunakan dalam
menyusun suatu rencana
Suatu proses perencanaan biasanya dimulai dengan menetapkan terlebih dahulu
tujuan (objectivies) yang hendak dicapai, berikut dengan ukuran (indicators) dari
pencapaian tujuan tersebut. Biasanya tujuan yang ingin dicapai diturunkan visi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Katakanlah berdasarkan visi suatu wilayah dapat
ditetapkan tujuan penyelenggaraan sistem transportasinya berikut dengan indikator
pencapaiannya, misalnya tujuan dari penyelenggaraan sistem transportasi adalah
efesiensi pergerakan barang dan orang, maka selanjutnya kinerja ukuran (performance
indicator) yang akan mengungkapkan tujuan tersebut, misalnya: biaya transportasi
yang terjangkau, tingkat aksesibilitas yang tinggi, dan kecepatan tempuh rata-rata
tinggi. Dengan didasarkan pada tujuan tersebut selanjutnya dilakukan analisis dan
prediksiperformance indicatorjika pada wilayah yang ditinjau tidak dilakukan apa-apa,
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 20
atau “do minimum case”. Selanjutnya hasil prediksi performance indicatorini
dibandingkan dengn tujuan yang ingin dicapai, yang pada dasarnya dapat digunakan
untuk menidentifikasi masalah (acsess ploblems) yang ada saat ini dimasa datang
sesuai dengan kemungkinan scenario yang mungkin terjadi (scenarios), misalnya
skenario pertumbuhan ekonomi, skenario tataruang, dlsb.
Identifikasi masalah bisa dilakukan dengan membandingkan performance
indicatorhasil prediksi pada kondisi “do minimum case” dengan tujuan yang ingin
dicapai, baik pada kondisi saat ini maupun kondisi dimasa yang akan datang dalam
rentan periode perencanaan. Kesenjangan (gap) yang terjadi antara apa yang ingin
dicapai dengan apa yang diperoleh hasil prediksi merupakan dasar dalam
mengidentifikasi masalah. Dikatakan masalahnya signifikan jika kesenjangan (gap atau
defisiensi) yang terjadi makin besar.Dalam hal ini dilakukan pula analisis
permasalahan, yaitu untuk memahami kenapa kesenjangan ini terjadi.
Dengan telah teridentifikasinya masalah tersebut dan juga memahami akar
permasalahannya, maka tahapan selanjutnya adalah berusaha mengidentifikasi
instrument apa saja yang mungkin digunakan untuk mengantisipasi permasalahan yang
akan timbul ataupun untuk memperoleh tujuan yng ingin dicapai. Sejalan dengan itu,
diidentifikasikan pula kendala ataupun hambatan (barrier)apa saja yang akan
dihadapi, baik saat ini maupun di masa depan. Dalam hal ini instrumen-instrumen yang
dapat diidentifikasi sangat tegantung pada sistem kewilayahan ataupun sistem
transportasi yang dikaji.Instrumen perencanaan transportasi yang sering ditemui untuk
sistem transportasi wilayah biasanya dapat berupa instrumen regulasi, instrument
investasi infrastruktur (penambahan kapasitas prasarana) ataupun sarana
(penambahan kapasitas ataupun performance sarana) atapun instrumen yang bersifat
kebijakan operasi.Kendala ataupun hambatan (barrier), dilain pihak, biasanya
diidentifikasi berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang ada, misalnya masalah
kapasitas dan kompentesi SDM, keterbatasan aspek finansial ataupun hambatan social
budaya masyarakat.Setiap jenis masalah yang teridentifikasi dan alternatif
instrumenuntuk menyelesaikannya, masing-masing memiliki sejumlah hambatan
(barriers) dalam implementasinya, baik yang sifatnya teknis, ekomoni/finansial,
kelembagaan, maupun hambatan yang terkait dengan perilaku.
Selanjutnya dengan memperhatikan kendala ataupun hambatan yang mungkin
dihadapi, maka dapat diidentifikasi instrumen mana saja yang mungkin digunakan
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 21
(possible instrument). Dan, berdasarkan instrumen-instrumen inilah dapat dirumuskan
beberapa alternatif strategi yang paling mungkin untuk mencapai tujuan. Selanjutnya
beberapa alternatif kebijakan taupun alternatif strategi ini dikaji lebih lanjut untuk
memilih strategi atau kebijakan transportasi yang mana yang paling baik, yaitu yang
paling mampu untuk menghasilkan tujuan yang ingin di capai. Untuk itu, maka
dilakukan prediksi dampak (predict impacts) dari masing-masing alternatif kebijakan
ataupun alternatif strategi. Dalam hal ini dampak yang diprediksi biasanya dalam
bentuk sekumpulan performance indicatorlainnya, baik performance indicatoryang
sama dengan ukuran kinerja ataupun performance indicatorlainnya. Selanjutnya
dengan didasarkan hasil prediksi performance indicator inilah maka dilakukan
evaluasi, yaitu dengan membandingkan hasil prediksi performance indicatordari
masing-masing alternatif kebijakan atau alternatif strategi.Alternatif strategi yang
dipilih adalah yang menghasilkan performance indicator yang terbaik.
Sebagai suatu produk perencanaan, penyusunan Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok)
sudah seharusnya dilakukan dengan berpedoman pada tujuan dan sasaran Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas). Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi
yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika
pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membntu
terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung
pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan
nusantara dan peningkatan hubungan internasional.
Tujuan dan sasaran Sistranas tersebut, bersama dengan elemen kebijakan lain dalam
Tatanan Makro Strategis Perhubungan dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
merupakan masukan utama dalam menyusun Tatanan Transportasi Wilayah.
Berpedoman pada tujuan sistranas tersebut, perwujudan Sistranas tentunya perlu
diwujudkan dalam beberapa wujud perencanaan yang lebih rinci dalam skalanya,
yaitu perwujudan Tananan Transportasi Wilayah (Tatrawil) yang tatarannya adalah
wilayah Provinsi dan perwujudan Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok) yang
tatarannya adalah kabupaten/kota.
Sistranas dinilai sebagai langkah tepat untuk menciptakan sistem transportasi yang
kompetetif.Hal itu dimungkinkan karena dalam sistranas yang kedepannya adalah
sinergi dan interkoneksi antarmoda transportasi, mulai dari tingkat nasional, provinsi,
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 22
hingga kabupaten/kota dengan mengakomodasi tata ruang setempat. Adanya suatu
pergeseran, baik pada kewenangan maupun secara kelembagaan serta perubahan
struktur kewilayahan, sektor transportasi harus tetap memandang suatu daerah
sebagai wilayah fungsional sehingga mengharuskan dilakukannya penerapan kebijakan
transportasi secara khusus yang berada dalam suatu kerangka nasional yang utuh.
Secara hirarki keterkaitan Sistranas pada Tatralok adalah tatanan transportasi yang
teroganisasi secara kesisteman, yang terdiri atas transportasi jalan, transportasi
kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyebrangan, transportasi
laut, dan transportasi udara, yang masing-masing terdiri atas sarana dan prasarana
yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang
efektif dan efisien, terpadu dan harmonis dan berfungsi melayani perpindahan orang
dan atau barang antarsimpul atau antarwilayah kecamatan ke simpul atau kota
provinsi atau sebaliknya.
Hubungan tersebut menunjukan bahwa keterkaitan antara Tataran Transportasi Lokal
(Tatralok) terhadap Sistranas tidak dapat dipisahkan karena pelayanan perpindahan
orang dan/atau barang dari suatu wilayah ke kota provinsi tidak dapat dilakukan
dengan salah satu tataran transportasi saja, melainkan harus terpadu dengan tataran
transportasi lainnya. Demikian sebaliknya, orang dan/atau barang dari kota provinsi
menuju kota kecamatan harus dilayani dengan tataran transportasi tersebut. Adapun
kedudukan Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) dalam Sistem Teansportasi
Nasional (Sistranas) dapat dilihat pada uraian berikut.
Keterpaduan Tatralok terhadap perwujudan Sistranas merupakan tatanan transportasi
yang teroganisasi secara kesisteman dan masing-masing tatanan mempunyai
karakteristik fungsional yang saling terkait antarmoda dan antarwilayah, berinteraksi
secara sistematik pada setiap tahapan perumusan dan perwujudan tiap tataran
transportasi, dalam menyediakan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien.
Beberapa pokok kebijakan Tatralok yang diuraikan dalam Sistranas adalah:
a. Peningakatan Pelayanan Transportasi Lokal;
b. Pembinaan Keselamatan dan Keamanan Transportasi;
c. Pembinaan Penguasaan Transportasi;
d. Peningkatan Kualitas SDM dan Iptek;
e. Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Serta Penghematan
Penggunaan Energi;
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 23
f. Peningkatan Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi; dan
g. Peningkatan Kualitas Administrasi Negara di Sektor Transportasi.
Gambar 2.4. Kedudukan Tataran Transportasi Lokal Pada Sistranas
Tatralok yang diuraikan dalam Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi
secara kesisteman, yang terdiri atas transportasi jalan, transportasi kereta api,
transportasi sungai dan danau, transportasi penyebrangan, transportasi laut,
trasnportasi udara, dan transportasi pipa, yang masing-masing terdiri atas sarana dan
prasarana, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat
pikir, membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien,
berfungsi melayani perpindahan orang dan/atau barang antarsimpul atau kota
wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau
sebaliknya.
2.4.4.1. Proses Generik Perencanaan Transportasi
Dalam ilmu perencanaan transportasi, terdapat proses yang umum/generic digunakan
dalam menyusun suatu rencana. Pada gambar berikut disampaikan logical structure
dari proses perencanaan tersebut.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 24
Perencanaan dimulai dengan menetapkan tujuan (objectivies) yang hendak dicapai,
berikut dengan ukuran (indicators) dari pencapaian tujuan tersebut. Misalnya: dari visi
suatu wilayah dapat ditetapkan tujuan penyelenggara transportasinya berikut dengan
indikator pencapaiannya, misalnya: biaya transportasi yang terjangkau, jaringan
angkutan yang merata, transportasinya yang ramah lingkungan, dsb.
Tujuan/indikator tersebut diatas digunakan untuk mengidentifikasi masalah (assess
problems) yang ada saat ini dan dimasa datang sesuai dengan kemungkinan skenario
yang mungkin terjadi (scenarios), misalnya skenario pertumbuhan ekonomi, skenario
tata ruang, dsb.
Teridentifikasinya masalah tersebut, akan memunculkan sejumlah alternatif instrumen
perencanaan yang mungkin dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut (possible
instruments), misalnya melalui instrument tarif (intensif atau sebaliknya), manajemen
(lalu lintas, operasional, pengusahaan), investasi (ekpansi kapasitas dan teknologi),
dsb.
Setiap jenis masalah yang teridentifikasi dan alternatif instrumen perencanaan yang
mungkin dilakukan untuk menyelesaikan, masing-masing memiliki sejumlah hambatan
(barries) dalam implementasi, baik yang sifatnya teknis, ekonomi/ finansial,
kelembagaan, maupun hambatan yang terkait dengan perilaku. Elaborasi antara
alternatif instrumen dengan hambatannya, akan menghasilkan alternatif strategi
(possoble strategis) agar instrumen perencanaan dapat dijalankan dengan mengikis/
mengantisipasi dampak dari hambatan yang mungkin timbul. Strategi tersebut dapat
berupa rangkaian kebijakan untuk mendukung terlaksananya rencana.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 25
Gambar 2.5. Logical Structur dari proses perencanaan transportasi
Untuk mendapatkan gambaran kinerja dari strategi dan kebijakan/instrumen
perencanaan yang diusulkan perlu model transportasi untuk memprediksi dampak
yang dihasilkan (predict impact) dari setiap alternatif terhadap kinerja jaringan
transportasi (misal: kecepatan), ekonomi (misal: biaya transportasi), lingkungan
(misal: tingkat emisi), dsb.
Informasi mengenai dampak alternatif strategi dan instrumen kebijakan tersebut
dapat digunakan untuk melakukan optimasi (optimisation) dengan merubah kombinasi
atau tahapan, serta dijadikan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi kinerja secara
komprehensif (appraisal) dari setiap alternatif untuk memenuhi sejumlah indikator
sebagai representasi dari tujuan yang ditetapkan. Dalam proses evaluasi ini maka
dapat diperbandingkan kinerja dari sejumlah alternatif solusi (compare solutions)
sedemikian sehingga dapat diperoleh preferensi prioritas dan tahapan implementasi
dari strategi, kebijakan/instrumen, dan program yang diusulkan. Dari proses ini
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 26
akandiperoleh suatu rencana induk/masterplan pengembangan sistem transportasi
yang diharapkan terwujud untuk jangka waktu perencanaan yang ditetapkan.
Tahapan logis selanjutnya adalah melaksanakan (implement) hasil perencanaan
tersebut, mengevaluasi kinerjanya (evaluate perfomance) dan memonitor (monitor)
perkembangan secara berkala, untuk memastikan bahwa rencana yang disusun
berjalan sesuai desain dan menghasilkan kinerja dan manfaat sesuai yang diharapkan.
2.4.4.2. Hubungan Transportasi dan Tata Ruang Wilayah
Sistem transportasi di suatu kota berkaitan erat dengan sistem sosial ekonominya,
sehingga kinerja sistem transportasi akan mempengaruhi bagaimana perkembangan
dan perubahan perikehidupan sosial ekonomi populasinya, demikian pula sebaliknya.
Hubungan tersebut disampaikan pada Gambar berikut.
Sistem pada Gambar berikut dapat didefinisikan dalam 3 (tiga) elemen dasar, yakni: T
(sistem transportasi), A (sistem kegiatan, yakni pola kegiatan ekomoni dan sosial), dan
F (lalu lintas didalam sistem transportasi, misalnya: asal-tujuan, rute dan volume lalu
lintas). Hubungan diantara ketiga elemen tersebut didefinisikan dalam angka 1, 2, dan
3 yang menyatakan bahwa:
1. Pola arus lalu lintas di dalam sistem transportasi ditentukan baik oleh sistem
transportasi maupun sistem kegiatan;
2. Pila lalu lintas eksisting akan mendorong adanya perubahan dalam sistem
aktivitas dari waktu ke waktu: melalui pola penyediaan pelayanan transportasi
dan melalui sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan pelayanan
tersebut;
3. Pola lalu lintas eksiting juga akan mendorong adanya peruabahan dalam sistem
transportasi dari waktu ke waktu: sebagai respon terhadap arus lalu lintas
eksisting atau yang diprediksi maka pemerintah dan/atau operator angkutan
akan mengembangkan pelayanan transportasi baru dan/atau memodifikasi
pelayanan eksisting.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 27
Gambar 2.6. Hubungan Dasar Antara Transportasi dan Sistem Kegiatan
Hubungan interaktif antara ketiga sistem (T, A, F) akan berlangsung sepanjang waktu.
Permasalahan umumnya desebabkan oleh gangguan kelancaran interaksi di antara
elemen, misalnya: keterlambatan atau ketidaktepatan antisipasi sistem transportasi
untuk mengikuti perkembangan sistem aktivitas, dan sebaliknya. Oleh karena itu
dalam perencanaan transportasi kota pemahaman interaksi pada sistem tersebut
sangat diperlukan agar diperoleh identifikasi masalah dan solusi yang tepat.
2.4.4.3. Tahapan Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi mempunyai tahapan-tahapan yang berjenjang dan masing-
masing mempunyai tujuan atau capaian tersendiri dan spesifik hasilnya dibandingkan
dengan jenjang yang lain. Dalam merencanakan suatu sistem transportasi, tahapan-
tahapan yang berjenjang tersebut harus dilewati atau dilalui satu per satu karena
masing-masing tahapan memiliki karakteristik atau spesifikasi serta kedalaman
studi/materi yang tertentu.
Tabel 2.3 memperlihatkan tahapan-tahapan tersebut dari mulai tingkatan
perencanaan sampai dengan operasi. Masing-masing tahapan tersebut berjenjang dan
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 28
saling berurutan pengerjaannya.Pencampuran tahap dapat dilaksanakan, namun
pelompatan tahap diharapkan tidak terjadi.
Studi Penyusunan Tatralok ini terletak pada studi perencanaan makro. Studi ini
bertujuan mengidentifikasi permasalahan di Kabupaten/Kota yang kemudian
memberikan arahan pengembangan. Selanjutnya studi secara lebih rinci diharapkan
dapat dilakukan ditingkat manajemen atau tingkat teknis seperti yang diutarakan pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Tahapan Proses Perencanaan
Tahapan Perencanaan Tujuan Studi
Planning Level
(Perencanaan Makro)
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan suatu sistem transportasi
dalam cakupam wilayah yang luas (minimal provinsi) atau suatu moda
tertentu.
Menghasilkan strategi dan rekomendasi program aksi atau penanganan
yang bersifat koprehensif dan dilanjutkan pada studi selanjutnya pada
tingkat manajemen.
Mangement Level
(manajemen)
Meneliti suatu aspek turunan dari penanganan yang bersifat makro,
misalnya FS suatu pelabuhan atau manajemen lalu lintas dari suatu
wilayah pusat provinsi dan sebagainya.
Menghasilkan rekomendasi untuk dilaksanakan pada level dibawahnya
yaitu level operasional, seperti penanganan lampu merah atau simpang
pada manajemen lalu lintas, pelebaran jalan atau pembanguna
prasarana jalan lainnya pada perencanaan sistem jaringan jalan dan
sebagainya.
Operation Level (operasi) Berupa tahapan pelaksanaan yang membutuhkan besaran-besaran
material, waktu dan sumber daya atau teknologi yang digunakan.
2.4.4.4. Konteks Perencanaan Yang Dilakukan
Sesuai KAK, kegiatan ini diharapkan dapat memuat rencana pengembangan sistem
jaringan transportasi pada masa 20 tahun y.a.d. Studi tersebut berisi strategi,
kebijakan, dan program yang merupakan rangkaian usaha untuk mewujudkan kondisi
yang diharapkan, yakni untuk mendukung visi, Sistranas pada Tatranas dan MP3EI.
Konteks perencanaan yang disusun dalam kegiatan ini pada dasarnya adalah menyusun
serangkaian usaha/rencana pengembangan yang diskenariokan (strategi, kebijakan,
program) sebagai usaha untuk membawa kondisi sistem transportasi lokal saat ini
(existing condition) menuju kondisi yang diharapkan (desired condition) dalam
kerangka waktu yang ditetapkan.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 29
Kondisi yang diharapkan merupakan cerminan dari tujuan dari penyelenggara jaringan
transportasi yang diturunkan dari visi dan misi, ketetapan daerah yang dituangkan
dalam RTRWA, RPJP/RPJM, Sitradu idealisasi sesuai teori dan perundangan, serta
elaborasi dari keinginan publik/stakeholders dipadukan dengan Sistranas pada
Tatranas serta MP3EI.
Skenario pengembangan jaringan transportasi yang disusun, tentu saja harus
mempertimbangkan serangkaian hambatan (barries) baik yang berupa hambatan
teknis, kelembagaan, finansial, maupun sosial, sehingga pilihan rencana yang diambil
cukup realistis, membumi, dan implementable.
Gambar 2.7. Konteks Perencanaan Dalam Penyusunan Rencana Strategi
Penyelenggaraan Transportasi
Pada Gambar 2.8 disampaikan konteks perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan
ini. Konteks inilah yang dijadikan sebagai dasar dalam menyusun metodologi kerja dan
proses pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.
Beberapa hal yang ingin dihasilkan dalam kegiatan studi ini antara lain sebagai
berikut;
1. Arah dan kebijakan peranan transportasi masing-masing kabupaten/ kota dalam
kerangka sistem transportasi terpadu, terutama dalam mengantisipasi program-
program yang telah dicanangkan dalam MP3EI.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 30
2. Rencana lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan oleh ruang lalu lintas
agar terjadi konektivitas, baik konektivitas yang bersifat internal dalam
masing-masing kabupaten/ kota yang dikaji konektivitas dalam skala koridor
Kalimantan, ataupun konektivitas dalam skala Nasional.
3. Perkiraan pergerakan dan distribusi perjalanan menurut asal tujuannya pada
masa 10-15 tahun y.a.d, baik sebagai hasil dari semua kegiatan ekonomi yang
timbul di masing-masing wilayah kabupaten/ kota yang ditinjau, baik di daerah
pusat-pusat pengembangan ekonomi seperti yang dicanangkan dalam MP3EI
ataupun sebagai hasil dari RTRW Provinsi Kaltara yang telah dicanangkan
sebelumnya.
4. Kebutuhan pengembangan jaringan transportasi masing-masing kabupaten/
kota yang ditinjau berdasarkan perkiraan beban yang harus dilayani,
keterpaduan antarmoda, dan integrasi dengan rencana tata ruang dan sektor
pembangunan lainnya.
5. Identifikasi isu/permasalahan penyelenggaraan sistem transportasi masing-
masing kabupaten/kota yang ditinjau dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
6. Alternatif pengembangan sistem transportasi (kebijakan, strategi, program
strategi, dan kegiatan) dari masing-masing wilayah kabupaten/kota yang
ditinjau (Tataran Transportasi Lokal) pada masa 10-20 tahun yang akan datang.
Secara umum muatan kebijakan yang terkait di Kota Tarakan Kota Tarakan dalam
Konteks TATRANAS antara lain:
1. Kota Tarakan Masuk kedalam Sabuk Utara
Mengembangkan penyelenggaraan angkutan penyeberangan sebagai penghubung
jalur jalan yang terputus oleh perairan.Menghubungkan pulau-pulau terpencil yang
mempunyai nilai stategis.
2. Pelabuhan di Kota Tarakan diarahkan sebagai Pelabuhan Pengumpul
Terwujudnya peningkatan jumlah kapal dan frekuensi pelayanan kapal antar pulau
di Indonesia serta menngkatkan jumlah kapal dan trayek tetap dan teratur (linier)
yang melayani antar pulau.Penambahan kapasitas dan produktivitas pelabuhan
unata dan pengumpul.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 31
3. Bandar Udara di Kota Tarakan diarahkansebagai Bandar Udara Tersier
Untuk jangka panjang sampai tahun 2030, arah pengembangan kebandarudaraan
adalah pemantapan fungsi banar udara pengumpul primer 9 bandara, Bandar udara
pengumpul sekunder 15 bandara, dan Bandar udara pengumpul tersier 21 bandara.
Terkait dengan pengembangan Bandar udara kargo, pemerintah menerapkan
kebijakan janga panjang sapai dengan tahun 2030 dengan menetapkan 14 bandar
udara sebagai hub kargo.
Gambar 2.8. Arah pengembangan jaringan transportasi SDP
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 32
Gambar 2.9. Arah pengembangan jaringan prasarana transportasi laut
Gambar 2.10. Arah pengembangan jaringan prasarana transportasi udara
Gambar 2.11.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 33
2.5. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA TARAKAN
2.5.1. RTRW Provinsi Kalimantan Utara
Dalam RTRW Provinsi Kalimantan Utara terbentuk sistem perkotan yang menenpatkan
Kota Tarakan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Kota Tarakan berada di atas
Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) di Tanjung Selor.Hal ini menujkkan bahwa
Kota Tarakan hirarkinya lebih tinggi dari Kota Tanjung Selor sebagi Ibukota Provinsi
Kalimantan Utara.
Strategi penguatan sistem perkotaan dan sinergi hubungan fungsional untuk
mendukung percepatan perkembangan PKSN agar dapat setara dengan perkembangan
wilayah negara tetangga; yang juga memantapkan peran pusat-pusat kegiatan yang
sudah berkembang dan mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru yang melayani
kawasan perbatasan; menempatkan Kota Tarakan sebagai kawasan yang didorong
perkembangnnya dengan meningkatkan keterkaitan kawasan perkotaan, antara PKN,
PKSN, PKW, dan PKL; dan mendorong pengembangan kawasan koridor perkotaan
baruTarakan - Tanjung Selor
Rencana kawasan budidaya di Provinsi Kalimantan Utara yang terkait dengan wilayah
Kota Tarakan , terdiri atas:
a. Kawasanperuntukanpertanian, ditetapkandengankriteria:
- memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;
- ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;
- mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau
- dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.
b. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi;
- Kawasan hortikultura terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
- Kawasan perternakan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. Kawasanperuntukanperikanan, terdiriatas:
- Kawasan budidaya perikanan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
- Kawasan perikanan tangkap terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 34
- Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten
Nunukan.
d. Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas:
- Kawasanperuntukanpertambangan mineral danbatubaraterdapat di
KabupatenBulungan, Kota Tarakan, KabupatenNunukan, KabupatenMalinau,
danKabupatenTanaTidung.
- Kawasanperuntukanpertambanganminyakdan gas bumiterdapat di
KabupatenBulungan, Kota Tarakan, KabupatenNunukan,
danKabupatenTanaTidung.
e. Kawasanperuntukanindustri, ditetapkandengankriteria:
- Kawasanperuntukanindustri terdapat di KabupatenBulungan, Kota Tarakan,
KabupatenNunukan, KabupatenMalinau, danKabupatenTanaTidung.
f. Kawasan Peruntukan Pariwisata
- Kawasan pariwisata alam, terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
- Kawasan pariwisata budaya, meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
- Kawasan pariwisata buatan, meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan
Kabupaten Tana Tidung.
2.5.2. RTRW Kota Tarakan
Dalam RTRW Kota Tarakan, Rencana struktur ruang wilayah Kota Tarakan meliputi:
a. Pusat-pusat pelayanan kegiatan;
b. Sistem jaringan prasarana utama; dan
c. Sistem jaringan prasarana lainnya.
Pusat-pusat pelayanan kegiatan yang ada di Kota Tarakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. PPK;
Kelurahan Karang Anyar sebagai PPK Kota Lama yang wilayah pelayanannya
meliputi Kecamatan Tarakan Barat, Kecamatan Tarakan Tengah dan
Kecamatan Tarakan Timur, dengan arahan pengembangan fungsi primer
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pertahanan keamanan, pariwisata,
serta pendidikan; dan fungsi sekunder permukiman;
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 35
Kelurahan Juata Permai sebagai PPK Kota Baru yang wilayah pelayanannya
meliputi Kecamatan Tarakan Utara, dengan arahan pengembangan fungsi
primer pemerintahan, pariwisata, perdagangan dan jasa; serta fungsi
sekunder permukiman.
b. Sub PPK; dan
Sub PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu Karang Anyar
Pantai di Kelurahan Karang Anyar Pantai, Mamburungan di Kelurahan
Mamburungan, Pantai Amal Baru di Kelurahan Pantai Amal, Juata Laut dan
Tanjung simaya di Kelurahan Juata Laut, dan Juata Kerikil di Kelurahan Juata
Kerikil.
c. Pusat Lingkungan
Pusat Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diarahkan
Kelurahan Karang Anyar, Kelurahan Lingkas Ujung, Kampung amal lama di
Kelurahan Pantai Amal, Tanjung selayung di Kelurahan Juata Laut, Tanjung
binalatung di Kelurahan Pantai Amal, dan Tanjung juata di Kelurahan Juata
Laut.
Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kota Tarakan terdiri atas:
a. Sistem jaringan transportasi darat meliputi:
Jaringan lalu lintas angkutan jalan meliputi :
- sistem jaringan jalan primer yaitu arteri primer meliputi ruas, Jalan P.Aji
Iskandar; Jalan Aki Balak, Jalan Bhayangkara, Jalan Mulawarman, Jalan
Yos Sudarso, Jalan Ringroad Juata Laut – Pantai Amal, Jalan Aki Pingka –
Swaran – Pulau Sadau
- sistem jaringan jalan arteri sekunder meliputi ruas, Jalan Gajah Mada,
Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan RE Martadinata,
Jalan Banda, Jalan Kalimantan, Jalan Patimura, Jalan Pulau Sumatera,
Jalan Pulau Sadau, Jalan Sungai Sesayap, Jalan Sungai Kapuas, Jalan
Gunung Amal, Jalan Sungai Mahakam, dan Jalan Sungai Sembakung.
- sistem jaringan jalan kolektor sekunder meliputi ruas Jalan Aki Babu,
Jalan Gunung Selatan, Jalan P. Diponegoro, Jalan Pantai Amal Lama.
Jaringan angkutan sungai dan penyeberangan
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 36
b. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas :
persimpangan sebidang terdapat di Jalan Mulawarman, Jalan Yos Sudarso,
Jalan Gajah Mada, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan
Diponegoro, Jalan Panglima Batur, Jalan Halmahera, Jalan Sumatera, Jalan
Teuku Umar, Jalan Martadinata, Jalan Sungai Sesayap, Jalan Pulau Sadau.
Gambar 2.12. RencanaStruktur Ruang Wilayah KOTA Tarakan
(sumber RTRW Kota Tarakan)
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 37
Gambar 2.13. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Tarakan (sumber RTRW Kota Tarakan)
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 38
ketersediaan median yang terdapat di Jalan Mulawarwan, Jalan Yos
Sudarso, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Gajah Mada, Jalan Aji Iskandar, Jalan
Jenderal Sudirman, Jalan Ringroad Pantai Amal – Juata Laut.
jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan mencakup rencana
pengembangan terminal tipe C, pengembangan sub terminal,
pengembangan jaringan angkutan sungai dan penyeberangan:
c. Sistem jaringan transportasi laut semeliputi:
tatanan kepelabuhanan; pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Malundung di
Kelurahan Lingkas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur; terminal khusus yaitu
pelabuhan pengangkut minyak di Kelurahan Lingkas Ujung, Kecamatan
Tarakan Timur; pelabuhan perikanan Pelabuhan Tengkayu II di Kelurahan
Karang Rejo, Kecamatan Tarakan Barat; alur pelayaran.
d. Alur pelayaran meliputi alur pelayaran nasional yang terdiri atas:
Penyeberangan antar provinsi meliputi :
- Pulau Tarakan – Pulau Kalimantan;
- Pulau Tarakan – Pulau Sulawesi;
- Pulau Tarakan – Kepulauan NTT;
- Pulau Tarakan – Kepulauan NTB;
- Pulau Tarakan – Pulau Bali;
- Pulau Tarakan – Pulau Jawa;
- Pulau Tarakan – Pulau Sumatera;
Penyeberangan dalam provinsi meliputi :
- Pulau Tarakan – Ancam, Kabupaten Bulungan;
- Pulau Tarakan – Kota Malinau; dan
- Pulau Tarakan – Kota Nunukan;
- Pulau Tarakan – Kabupaten Tana tidung
- Pulau Tarakan – Derawan, Kabupaten Berau
- Pulau Tarakan – Pulau Bunyu;
- Pulau Tarakan – Kota Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
- Pulau Tarakan – Kota Sungai Nyamuk, Kabupaten Nunukan.
Penyeberangan Internasional.
Rencana pengembangan pelabuhan rakyat, terdiri atas:
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 39
- Pelabuhan Mamburungan di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan
Tarakan Timur,
- Pelabuhan Sebengkok di Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan
Tengah,
- Pelabuhan Beringin di Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan
Tengah,
- Pelabuhan Pantai Amal di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan
Timur,
- Pelabuhan Tanjung binalatung di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan
Tarakan Timur,
- Pelabuhan Tanjung pasir di Kelurahan Mamburungan, Kecamatan
Tarakan Timur,
- Pelabuhan Juata laut di Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan
- Pelabuhan Juata permai di Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan
Utara,
Tatanan kepelabuhan harus menjaga fungsi pertahanan dan keamanan
negara, dengan tidak menutup akses pelabuhan dan fasilitas pemeliharaan
dan perbaikan TNI AL.
e. Sistem Jaringan Transportasi Udara
Tatanan kebandarudaraan di Kota Tarakan yaitu Bandar Udara Juwata di
Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat;
Ruang udara untuk penerbangan; dan
Tatanan kebandarudaraan harus mendukung keberadaan dan operasional
pesawat-pesawat TNI AU beserta peralatan dan perlengkapan yang
mendukung.
2.5.3. Rencana Strategis Perhubungan Kota Tarakan
Dalam Rencana Strategis Perhubungan Kota TarakanProgram Pembangunan
Perhubungan 2015 – 2017 antara lain mengarahkan pembangunan perhubungan sebagai
berikut:
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 40
Tabel 2.4. Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Rencana Strategis Perhubungan
Kota Tarakan
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
1 Meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan bidang perhubungan
Tersedianya aparatur Perhubungan yang bersertifikat sesuai bidang tugasnya
Jumlah aparatur yang berserifikat sesuai dengan bidang tugasnya
Meningkatnya pejabat teknis yang sesuai dengan kompetensi bidang tugasnya
Persentase pejabat teknis yang memenuhi memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya
2 Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum.
Meningkatnya masyarakat yang menggunakan angkutan umum
Persentase load factor
Mempertahankan keselamatan anngkutan laut
Jumlah korban kecelakaan speedboat
3 Meningkatkan keselamatan dalam
berlalu-lintas
Menurunnya tingkat kejadian kecelakaan
jumlah titik daerah potensi dan rawan laka (titik laka)
4 Meningkatkan Sarana dan Prasarana angkutan publik
Menurunya titik potensi kemacetan jalan Kota Tarakan
Titik potensi kemacetan jalan Kota Tarakan
Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan, langkah-langkah
rencana strategis yang lebih operasional untuk kurun waktu lima tahun (2013-2018) Dinas
Perhubungan Kota Tarakan:
a. Pengembangan angkutan umum
Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia
jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota
Tersedianya angkutan umum melayani jaringan trayek yang menghubungkan
daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota
Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan
umum dalam trayek.
Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang
telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 41
Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang
memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan
wajib uji.
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia:
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada
Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan
bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang MRLL, Evaluasi Andalalin,
Pengelolaan Parkir pada Kabupaten/Kota.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sebagai
pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan angkutan umum
Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek
di dalam Kabupaten/Kota.
c. Pengembangan angkutan sungai, danau dan penyebarangan:
Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam
Kabupaten/Kota pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang
dapat dilayari.
Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam
Kabupaten/Kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang tersedia alur
sungai dan danau yang dapat dilayari.
Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan
danau yang beroperasi pada trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah
yang telah dilayari angkutan sungai dan danau.
Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang
beroperasi pada lintas antar pelabuhan dalam satu Kabupaten/Kota
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi
sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah
melayani angkutan sungai dan danau.
Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam
Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyeberangan
dalam Kabupaten/Kota.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 42
Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam
Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah ditetapkan
lintas penyeberangan dalam kabupaten/Kota.
Tersedianya pelabuhan penyeberangan pada Kabupaten/Kota yang memiliki
pelayanan angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas
penyeberangan dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur
pelayaran.
Terpenuhinya standar keselamatan kapal penyeberangan dengan ukuran di
bawah 7 GT dan kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas
penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi
sebagai awak kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang
beroperasi di lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.
Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota
pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif
angkutan jalan.
Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam
Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur
pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.
Tersedianya dermaga pada setiap ibukota Kecamatan dalam
Kabupaten/Kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada trayek
dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan
tidak ada alternatif angkutan jalan.
Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT
yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi
sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT.
Tersedianya dermaga pada setiap ibukota Kecamatan dalam
Kabupaten/Kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada trayek
dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan
tidak ada alternatif angkutan jalan.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 43
Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT
yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota.
2.5.4. TratalokPerhubungan Kota Tarakan 2008
Kajian perencanaan pembangunan transportasi di Kota Tarakan sudah disusun pada
tahun 2008 yaitu Tratalok Kota Tarakan yang belum sempat ditetapkan secara formal
baik dalam bentuk peraturan daerah atau peraturan wali kota. Beberapa materi
penting yang tertuang dalam dokumen tersebut antara lain:
1. Arahan pengembangan transportasin darat secara berjangka (pendek 5 tahun,
menengah 10 tahun dan panjang 15 tahun).
2. Arahan system pengembangan transportasi laut.
3. Arahan pengembangan moda unggulan.
4. Penetapan gerbang utama wilayah.
5. Pembiayaan pengembangan transportasi.
6. Prioritas dan pentahapan pembangunan.
Beberapa program yang pengembangan transpotasi sudah dilaksanakan antara lain
penataan persimpangan di beberapa lokasi, penataan parkir di beberapa ruas jalan,
penentuan klasifikasi jalan, pengembangan jalan lingkar, penataan pelabuhan dan
Bandara.
Berdasarkan perkembangan Kota Tarakan yang pesat, beberapa hasil rencanayang
tertuang dalam dokumen tersebut sudah tidak lagi dapat mengimbangi perkembangan
kota sehingga keberadaan dokumen tersebut harus sudah direvisi agar dapat
diimplementasikan sesuai dengan kondisi perkembangan kota saat ini. Beberapa
materi yang tertuang dalam dokumen Tratalok tahun 2008 tersebut akan dijadikan
sebagai pijakan awal penyusunan Tratalok saat ini.
Beberapa arahan pengembangan transportasi yang tertuang dalam dokumen tersebut
antara lain:
Pengembangan system transportasi adalah:
1. Mendukung pengembangan wilayah dan ekonomi.
2. Menstimulir kawasan terbelakang dengan membuka kantong-kantong produksi
baru dan aksesnya ke gerbang wilayah.
STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK) DI KOTA
TARAKAN
LAPORAN AKHIR
II - 44
3. Integrasi Kota Tarakang dengan kawasan nasional dan internasional.
4. Konsep integrated dan sustainabele transportation.
5. Transit oriented development.
Dengan pokok-pokok pengembangan antara lain:
Peningkatan tingkat pelayanan jaringan jalan.
Pengembangan jaringan jalan kota dengan jalan lingkar.
Pengembagan system jaringan laut.
Koneksi intermodal, jalan, penyebrangan, laut dan udara.
Recommended