View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KONTRIBUSI CURAHAN WAKTU KERJA PEREMPUAN TERHADAP TOTAL CURAHAN
WAKTU KERJA PADA USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI PERDESAAN
(Studi Kasus, Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai)
SKRIPSI
AYU MAHDALIAI 311 08 276
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
i
KONTRIBUSI CURAHAN WAKTU KERJA PEREMPUAN TERHADAP TOTAL CURAHAN
WAKTU KERJA PADA USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI PERDESAAN
(Studi Kasus, Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai)
OLEH :
AYU MAHDALIAI 311 08 276
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ayu Mahdalia
Nim : I 311 08 276
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
a. Karya skripsi saya adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab
hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia
dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan
seperlunya.
Makassar, Desember 2012
AYU MAHDALIA
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Perdesaan (Studi Kasus, Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai)
Nama : Ayu Mahdalia
Stambuk : I 311 08 276
Jurusan : Sosial Ekonomi Peternakan
Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Dr.Ir. Palmarudi, M.SUPembimbing Utama
Dr. Ir. Hj. St. Rohani, M.Si Pembimbing Anggota
Mengetahui :
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.ScDekan
Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.SiKetua Jurusan
Tanggal Lulus : 26 November 2012
iv
ABSTRAK
Ayu Mahdalia. I 311 08 276. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Perdesaan (Studi Kasus, Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai). Dibawah Bimbingan : Dr. Ir. Palmarudi, M.SU sebagai pembimbing Utama dan Dr. Ir. Hj. St. Rohani, M.Si, sebagai Pembimbing Anggota.
Perempuan-perempuan di kelompok tani ternak Lonrae juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti turut langsung untuk memberi pakan, membersihkan kandang selain itu mereka bahkan ikut terlibat pada penanaman rumput gajah sebagai pakan ternak dan usaha peternakan tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi keluarga peternak. Selain itu kegiatan pada usaha peternakan lebih banyak dikerjakan perempuan sedangkan laki-laki hanya bertugas mengambil hijauan, memasukkan sapi ke kandang dan mengeluarkannya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian mengenai “Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Perdesaan (Study Kasus Kelompk Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kab.Sinjai)”.
Penelitian ini lakukan untuk mengetahui kontribusi curahan waktu kerja perempuan terhadap total curahan waktu kerja pada usaha peternakan sapi potong di kelompok tani ternak Lonrae.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan menggunakan rumus kontribusi perempuan yaitu curahan kerja perempuan/ total curahan kerja x 100 % dan untuk mengetahui tingkat motivasi peternak digunakan skala likert
Hasil penelitian ini diketahui bahwa curahan waktu kerja perempuan pada usaha peternakan sapi potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae yaitu 3,675 jam/hari dan kontribusi curahan waktu kerja perempuan yaitu sebesar 59,34%, yang memotivasi perempuan beternak adalah jadwal kerja fleksibel, peran model, perlu kemerdekaan, kesempatan keuangan membaik dan potensi mengembangkan hobi.
Kata kunci: kontribusi curahan waktu, motivasi perempuan beternak
v
ABSTRAC
Ayu Mahdalia. I 311 08 276. Contribution Outpouring of Woman Working Time to The Total Outpouring of Working Time on The Rural Beef Cattle Breeding ( Case Study, Agricultural Livestock Group of Lonrae, Village of Samaenre, District of Center Sinjai, Regency of Sinjai). Under supervised by Dr. Ir. Palmarudi, M.SU and Dr. Ir. Hj. St. Rohani, M.Si
Women in the agricultural livestock group of Lonrae also performed the tasks such as got involved directly to the feeding, sanitising the cowshed, beside those even they took part on cultivation of grass (rumput gajah) as forage and that livestock became one of their earnings source. Moreover most of the activities on livestock were done by women while men just took responsibility for supplying the forage and took the cow into and out the shed. These matters were the background to implemented this research of “Contribution Outpouring of Woman Working Time to The Total Outpouring of Working Time on The Rural Beef Cattle Breeding ( Case Study, Agricultural Livestock Group of Lonrae, Village of Samaenre, District of Center Sinjai, Regency of Sinjai)”.
The research was done to comprehend the contribution outpouring of women working time to the total outpouring of working time on the rural beef cattle breeding of agricultural livestock group of Lonrae. The research was done on July up to August 2012 in Village of Samaenre, District of Central Sinjai, Regency of Sinjai. The research type was descriptive researching. Data analysiing was done by using analysis of descriptive statistic with the formula of Women Contribution, it was outpouring women working / total work outpouring x 100% and Likert Scale was used to determined the level of stockbreeder’s motivation
The research’s result was shown that outpouring of women working time on the beef cattle breeding in agricultural livestock group of Lonrae was 3.675 hour per day and contribution of women working time was as much as 59,34%, motivation factor to the women to took part on livestock were flexible schedule, role of model, independent need, better financial oppurtunity and potention to developed their hobby.
Key word: contribution of time effusing, motivate women breeding
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur atas diri-Nya yang memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim,
dengan kemulian-Nyalah atas kesehatan, ilmu pengetahuan, rejeki dan nikmatnya
sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini, setelah mengikuti proses belajar,
pengumpulan data, pengolahan data, bimbingan sampai pada pembahasan dan
pengujian skripsi dengan Judul ” KONTRIBUSI CURAHAN WAKTU KERJA
PEREMPUAN TERHADAP TOTAL CURAHAN WAKTU KERJA PADA
USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI PERDESAAN ”Skripsi ini
merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) pada
Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin
Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan
tantangan serta penulis menyadari betul bahwa hanya dengan Doa, keikhlasan
serta usaha InsyaAllah akan diberikan kemudahan oleh Allah dalam penyelesaian
skripsi ini. Demikian pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah, hal ini
disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat
membangun demi penyempurnaan tulisan ini.
vii
Penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dan sembah sujud
kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuasaan-Nya dan
kemurahan-Nya juga kepada kedua orang tua yang sangat ku sayangi Ayahanda
H. Mahmud Muin dan Ibunda Hj. Dallo yang telah melahirkan, membesarkan,
mendidik dan mengiringi setiap langkah penulis dengan doa restu yang tulus
serta tak henti-hentinya memberikan dukungan baik secara morill maupun materi.
Penulis juga menghaturkan banyak terimah kasih kepada kedua kakakku
Mudassir Mahmud dan Hamsir Mahmud yang telah menjadi inspirasi dalam
hidupku serta dukungan dan motivasinya dan kakak ipar ku yang baik hati
Sahri Podding serta kedua keponakanku yang lucu Muhammad Jaenal Masri
dan Muhammad Ikhsan Akbar yang selalu menghibur penulis disaat sedih,
susah dan selalu menghadirkan senyum ditengah kepenatan penulis. Kel.
Samsul Bahri, Kel. Kamaruddin dan Kel.Abd. Rasyid Muin yang selalu
memberi dukungan, motivasi baik moril maupun materi. Kalian adalah orang-
orang di balik kesuksesan penulis menyelesaikan pendidikan di jenjang strata satu
(S1). Terimah Kasih dan Love You All....
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
Bapak Dr.Ir. Palmarudi, M.SU selaku pembimbing utama yang telah
memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan sabar dan
penuh tanggungjawab meluangkan waktunya mulai dari penyusunan hingga
selesainya skripsi ini.
viii
Dr. Ir. Hj. St. Rohani, M.Si selaku pembimbing anggota sekaligus
penasehat akdemik yang tetap setia membimbing penulis mulai dari masuk
kuliah sampai sarjana serta pengalaman yang paling berharga yang telah
diberikan selama menjadi mahasiswa di Sosial Ekonomi Peternakan.
Ir. Sofyan Nurdin Kasim, M.Si yang sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini meluangkan waktunya untuk penulis, memberikan
arahan dan nasehat untuk penulis.
Prof.DR. Dr. Idrus A.Paturusi SpBO, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
Prof. Dr.Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin.
Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin terima kasih atas ilmu,
pengalaman dan nasehatnya semoga semua bermanfaat bagi penulis tidak
hanya pada saat ini tapi juga di masa depan Insya Allah.
Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah
banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.
Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama
menjalani kuliah hingga selesai. Terima Kasih atas bantuan dan informasi
yang sangat bermanfaat dan bernilai bagi penulis.
Kepada Bapak Andi Syamsu Arif, ketua kelompok Tani-Ternak Lonrae
Kelurahan Samaenre, terimah kasih atas informasinya dan segala bantuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
Teman-teman ”AMUNISI 08, Leni, Feny, Pato, Hiko, Isra, Misbah Anna,
Ira, Yani, Eliz, Pato, Kulzum, Nuning, Rini, Nila, Chodding, Meldy
“buncit”, Mamat, Farid, Eko, Accul, Abel, Cini, Apho, Imran, Syidha,
Ummu, Kuz, Izki, Rini, Evi, Icha, Fian, Ansar, Andi, Dandi, Sasa, Anti,
Ditha, Ifha, Irma, Anto, Ancha, Arif, Ayyub, Memet, Nena, Iccang, Dika,
Ali, Kifli, Iphul Hajir, Iphul Syam, Mustika, Sheila, Ulfah,. Kalian adalah
teman yang berharga dalam hidupku, kebersamaan selama ini adalah anugrah
dan kenangan terindah penulis semoga kebersamaan AMUNISI 08 akan tetap
terjaga selamanya. Helda, meskipun kebersamaan di kampus merah itu
singkat tapi kita mengawalinya disini bersama dan akan slamanya menjadi
teman.
Temana Smansa Sengkang (fatwa, yana, imran “buhe”, fatha “ondenk”,
ihwan “nyet”, ibenk, anto) thanks buat kebersamaannya dan selalu ada
setiap penulis membutuhkan pertolongan. Terima kasih telah menjadi teman
terbaik penulis
Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi kepada
kakanda Instinc 03, Evolusi 04, Eksistensi 05, Imajinasi 06, Danketsu 07
& Adinda kamikase 09, terima kasih atas kerjasamanya,,.
Rekan-rekan Seperjuangan di lokasi KKN Posko Batukaraeng Kecamatan
Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng (Kak Parno, Kak Eka, Kak Walid,
Cakra, Ornis) thanks atas kerjasamanya dan pengalaman saat KKN.
x
Semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua yang penulis telah
sebutkan diatas maupun yang belum sempat ditulis. Akhir kata, meskipun telah
berkerja dengan semaksimal mungkin, skripsi ini tentunya tidak luput dari
kekurangan. Harapan Penulis kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada pembacanya dan diri pribadi penulis. Amin....
Wassalumualaikum Wr.Wb.
Makassar, Desember 2012
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Usaha Ternak Sapi Potong.................................... 5
2.2 Tenaga Kerja Perempuan................................................................. 9
2.3 Peran Perempuan Pada Usaha Pertanian-Peternakan....................... 11
2.4 Motivasi Perempuan Bekerja........................................................... 14
2.5 Kerangka Pikir.................................................................................. 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................... 20
3.2 Jenis Penelitian................................................................................. 20
xii
3.3 Populasi ........................................................................................... 20
3.4 Jenis dan Sumber Data..................................................................... 20
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 21
3.6 Variabel Penelitian........................................................................... 22
3.7 Analisa Data..................................................................................... 22
3.8 Konsep Operasional......................................................................... 25
BAB IV KEADAAN UMUM RESPONDEN
4.1 Umur................................................................................................. 27
4.3 Tingkat Pendidikan.......................................................................... 28
4.4 Pengalaman Beternak....................................................................... 29
4.5 Jumlah Kepemilikan Ternak............................................................ 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Curahan Waktu Kerja....................................................................... 32
5.2 Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Pada Usaha
Peternakan Sapi Potong.................................................................... 35
5.3 Motivasi Perempuan Beternak......................................................... 38
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan....................................................................................... 50
6.2 Saran................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 52
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
No. Halaman Teks
1. Populasi Ternak Sapi Potong Tiap Desa/Kelurahan di Kecamatan Sinjai
Tengah, Kabupaten Sinjai...................................................................... 1
2. Indikator Pengukuran Variabel Penelitian ............................................ 22
3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Kelurahan Samaenre
Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai......................................... 27
4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai......................... 28
5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak di Kelurahan
Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ........................ 30
6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Ternak di Kelurahan
Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai......................... 31
7. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Perempuan Peternak di Kelompok Tani
Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.................................................................................... 32
8. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Laki-Laki Peternak di Kelompok Tani
Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.................................................................................... 34
9. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total
Curahan Waktu Kerja di Kelompok Tani-Ternak Lonrae Kelurahan
Samaenre ............................................................................................... 36
10. Tingkat Motivasi Perempuan karena Faktor Push di Kelompok Tani
xiv
Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.................................................................................... 39
11. Tingkat Motivasi Perempuan karena Faktor Pull di Kelompok Tani
Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.................................................................................... 45
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Skema Kerangka Pikir....................................................................... 19
2. Tingkat Motivasi Perempuan Beternak karena Faktor Push di
Kelompok Tani-Ternal Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai........................................................ 43
3. Tingkat Motivasi Perempuan Beternak karena Faktor Pull di
Kelompok Tani-Ternal Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai........................................................ 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman Teks
1. Identitas Reponden Penelitian di Kelompok Tani Ternak Lonrae
Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai...... 55
2. Curahan Waktu Perempuan Pada Usaha Peternakan Sapi Potong....... 56
3. Curahan Waktu Laki-Laki Pada Usaha Peternakan Sapi Potong......... 57
4. Motivasi Berdasarkan Indikator Pull.................................................... 58
5. Motivasi Berdasarkan Indikator Push................................................... 59
6. Kuisioner Penelitian.............................................................................. 60
xvii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan suatu kegiatan mengembangbiakkan ternak dan
membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan
tersebut, kegiatan peternakan tidak hanya terbatas pada pemeliharaan saja,
keduanya memiliki perbedaan tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan peternakan
adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada
faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Salah satu wilayah pengembangan ternak sapi potong di Sulawesi
Selatan adalah Kabupaten Sinjai tepatnya di Kecamatan Sinjai Tengah. Data
populasi sapi potong untuk Kecamatan Sinjai Tengah dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Populasi Ternak Sapi Potong Tiap Desa/ Keluruhan
No Desa/Kelurahan Sapi JumlahJantan Betina1 Kompang 45 97 1422 Saotanre 76 163 2393 Baru 146 311 4574 Saotengga 159 338 4975 Pattongko 209 446 6556 Bonto 163 348 5117 Saohiring 232 495 7278 Kanrung 307 656 9639 Samaenre 148 316 46410 Mattunreng Tellue 382 815 119711 Gantarang 44 95 139Jumlah 2009 1.911 4.080 5.991 2008 2.118 3.720 5.838 2007 1.738 2.999 4.737Sumber: Kecamatan Sinjai Tengah dalam Angka Tahun 2010
Berdasarkan data pada tabel 1, dapat diketahui bahwa populasi sapi
potong di Kecamatan Sinjai Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke
1
tahun. Pada tahun 2007 populasi sapi potong berjumlah 4.737 dan pada tahun
2009 meningkat dengan jumlah 5.991. Kelurahan Samaenre merupakan salah
satu daerah di Kecamatan Sinjai Tengah yang memiliki populasi sapi potong yang
berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu, di kelurahan tersebut terdapat satu
kelompok tani-ternak yang pada kegiatannya melibatkan perempuan secara aktif
khususnya pada kegiatan peternakan sehingga daerah tersebut dipilih sebagai
lokasi penelitian ini.
Pada proses pemeliharaannya, sebagian besar peternak memelihara
ternaknya dengan cara yang tradisional, dimana tenaga kerja yang digunakan
adalah anggota keluarganya sendiri. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga
biasanya terdiri dari ayah dan ibu . Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa
wanita memiliki peran pada usaha peternakan tersebut. Menurut Mubyarto
(1994), menyatakan bahwa salah satu sektor pertanian yang banyak menyerap
tenaga kerja wanita adalah subsektor peternakan, peran tenaga kerja wanita
diperlukan karena dalam sektor peternakan diperlukan ketelatenan dan keuletan
sehingga tenaga kerja wanita lebih cocok bekerja di peternakan. Keterlibatan
wanita pada usaha peternakan memiliki kontribusi terhadap total curahan waktu
kerja pada usaha peternakan sapi potong tersebut.
Keberadaan perempuan sebagai tenaga kerja pada usaha peternakan
sapi potong tidak dapat diabaikan, selain harus bekerja untuk peternakan,
perempuan juga tidak dapat mengabaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga
yang harus melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya ibu rumah tangga seperti
memasak, mengurus anak dan suaminya. Oleh karena curahan waktu yang
diberikan perempuan untuk usaha peternakan dapat diperhitungkan. Pada
2
kelompok tani ternak Lonrae sistem pemeliharaan dilakukan secara bersama-
sama dimana anggota kelompok mengandangkan ternaknya di kandang
kelompok dengan sistem pemeliharaan dilakukan dengan cara masing-masing,
anggota kelompok bertanggungjawab atas ternaknya masing-masing tapi
dilakukan secara bersama-sama, selain itu anggota kelompok melibatkan
keluarganya yang tidak lain adalah perempuan untuk ikut serta menjadi peternak.
Pada penelitian yang dilakukan Yunilas (2005) curahan waktu tenaga kerja wanita
dalam memelihara ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 0,42
jam/hari (2,94 jam/minggu) meliputi kegiatan-kegiatan seperti membersihkan
kandang sebesar 14,2 menit/hari (0,23 jam/hari atau 1,61 jam/minggu),
memandikan ternak dilakukan wanita dengan curahan waktu sebesar 2,95
menit/hari (0,04 jam/hari atau 0,28 jam/minggu). Pemberian pakan ternak
dilakukan wanita dengan curahan waktu yang dibutuhkan sebesar 8,98 menit/hari
(0,15 jam/hari atau 1,05 jam/minggu). Perempuan-perempuan di kelompok tani
ternak Lonrae juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut turut langsung
untuk memberi pakan, membersihkan kandang selain itu mereka bahkan ikut
terlibat pada penanaman rumput gajah sebagai pakan ternak dan usaha peternakan
tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi keluarga peternak. Selain itu
kegiatan pada usaha peternakan lebih banyak dikerjakan perempuan sedangkan
laki-laki hanya bertugas mengambil hijauan, memasukkan sapi ke kandang dan
mengeluarkannya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian
mengenai “Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total
Curahan Waktu Kerja pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Perdesaan
3
(Study Kasus Kelompk Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kec.
Sinjai Tengah Kab.Sinjai)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana besar kontribusi curahan waktu kerja perempuan terhadap
total curahan waktu kerja pada usaha sapi potong?
2. Apa yang memotivasi perempuan tersebut untuk ikut serta pada usaha
peternakan sapi potong?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besarnya curahan waktu kerja perempuan terhadap
usaha peternakan sapi potong.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi curahan waktu kerja perempuan
terhadap total curahan waktu kerja pada usaha peternakan sapi potong.
3. Untuk mengetahui apa yang memotivasi perempuan untuk ikut serta pada
usaha peternakan sapi potong.
1.4 Kegunaan Penelitian
1 Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi
pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan pembangunan di daerah
pedesaan khususnya mengenai peningkatan kualitas perempuan pada
usaha peternakan yang dapat mendukung pembangunan usaha peternakan.
2. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang akan
mengembangkan penelitian ini.
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Usaha Ternak Sapi Potong
Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara sedang
berkembang seperti Indonesia ini, tidaklah dapat dihindarkan. Karena Indonesia
beranjak dari negara agraris menuju negara industri yang maju, maka peranan
sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan sektor industri, karena itulah
diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri
yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh (Soekartawi, 2003).
Peternakan sapi potong merupakan suatu industri di bidang agribisnis
dengan rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm , tetapi
juga meluas hingga kegiatan di hulu dan hilir sebagai unit bisnis pendukungnya.
Di hulu, produksi bibit, pakan, sapronak merupakan kegiatan besar yang sangat
mendukung tercapainya produktivitas sapi potong yang hebat, sementara di hilir,
penanganan pascapanen memegang peranan yang sangat kuat untuk
meningkatkan kualitas dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan-
kegiatan tersebut perlu dilakukan secara integritas agar terbentuk sistem industri
peternakan sapi potong yang kuat (Rianto dan Purbowati, 2009).
Potensi sapi potong lokal sebagai penghasil daging belum dimanfaatkan
secara optimal melalui perbaikan manajemen pemeliharaan. Sapi lokal memiliki
beberapa kelebihan, yaitu daya adaptasinya tinggi terhadap lingkungan setempat,
mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan mempunyai daya reproduksi
yang baik (Yusdja dan Ilham,2004).
5
Menurut Prawirokusumo (1990), perlu disadari bahwa manajemen
usaha peternakan berbeda dengan manajemen bisnis non farm, dimana usaha
peternakan sangat dinamis. Beberapa perbedaan antara lain :
a) Usaha peternakan sangat tergantung kepada sifat biologis yaitu adanya waktu
yang sudah tertentu secara biologis. Waktu tersebut menggambarkan proses
produksi yang kadang-kadang relatif lama, malahan dapat tergantung kepada
musim. Misalnya heat pada domba dipengaruhi musim, serta periode gestesi
atau kebuntingan yang lama bagi ternak ruminansia besar.
b) Faktor-faktor produksi kurang dapat dipisah-pisahkan sehingga mengurangi
efisiensi usaha.
c) Sukar dipisahkan kepentingan rumah tangga dan usaha taninya.
d) Fixed cost perunit out put relatif tinggi, karena adanya batasan-batasan
biologis misalnya pemerahan susu tidak bisa lebih dari 5 kali/hari, sedangkan
bukan barang hidup seperti mesin penggunaannya mungkin dapat lebih sering.
e) Kurang dapat mengurangi ongkos produksi pada keadaan harga rendah.
f) Organisasi usaha peternakan kurang spesifik, sehingga efisiensi tenaga kerja
kurang dapat dicapai (seorang manajer juga merangkap sebagai pemilik dan
pelaksana).
g) Risiko usaha relatif lebih tinggi, karena berusaha dengan barang hidup, yang
sangat dipengaruhi oleh iklim, cuaca dan penyakit.
Adapun keuntungan ekonomis yang diperoleh dari usaha ternak sapi
potong menurut Murtidjo (2000) menyatakan bahwa, keuntungan ekonomis dari
ternak sapi potong sebagai lapangan usaha antara lain:
6
a) Sapi potong dapat memanfaatkan bahan makanan yang rendah kualitasnya,
menjadi produksi daging.
b) Sapi potong sanggup menyesuaikan diri pada lokasi atau tanah yang kurang
produktif untuk pertanian tanaman pangan, dan perkebunan.
c) Ternak sapi potong membutuhkan tenaga kerja dan peralatan lebih murah
daripada usaha ternak lain, misalnya ternak sapi perah.
d) Usaha ternak sapi potong bisa dikembangkan secara bertahap sebagai usaha
komersial sesuai dengan tingkat keterampilan, kemampuan modal petani-
ternak.
e) Limbah ternak sapi potong bermanfaat untuk pupuk kandang tanaman
pertanian dan perkebunan selain sanggup memperbaiki struktur tanah yang
tandus.
f) Angka kematian ternak sapi potong relatif rendah, karena untuk usaha ternak
yang dikelola secara sederhana rata-rata angka kematian hanya 2 persen di
Indonesia.
g) Sapi potong dapat dimanfaatkan tenaganya untuk pengangkutan dan pertanian.
Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi dan penting
artinya dalam kehidupan masyarakat. Seekor atau sekelompok ternak dapat
menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama berbagai macam makanan
berupa daging disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, tulang
dan lain sebagainya (Wardoyo, 1993).
7
Menurut Rianto dan Purbowati (2009), tata laksana dan cara
pemeliharaan ternak yaitu cara pemeliharaan intensif, pemeliharaan ekstensif dan
pemeliharaan semiintensif :
1) Pemeliharaan secara ekstensif
Pemeliharaan sapi secara ekstensif biasanya terdapat di daerah-daerah
yang mempunyai padang rumput luas seperti di Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan
dan Aceh. Sepanjang hari sapi digembalakan di padang penggembalaan,
sedangkan pada malam hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu
yang diberi pagar, disebut kandang terbuka. Pada pemeliharaan secara ekstensif,
kandang hanya digunakan untuk berlindung pada saat-saat tertentu saja (berfungsi
secara parsial), yaitu pada malam hari dan saat-saat istirahat. Bahkan pada sistem
pemeliharaan ini, kadang-kadang kandang tidak ada sehingga ternak hanya dapat
berlindung di bawah pohon yang ada di padang penggembalaan tersebut.
2) Pemeliharaan secara intensif
Pemeliharaan secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus menerus
di dalam kandang sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada.
Seluruh kebutuhan sapi disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum.
Aktivitas lain seperti memandikan sapi juga dilakukan di dalam kandang.
3) Pemeliharaan secara semiintensif
Pemeliharaan sapi secara semiintensif merupakan perpaduan antara
kedua cara pemeliharaan diatas. Jadi, pada pemeliharaan sapi secara semiintensif
ini harus ada kandang dan tempat penggembalaan.
8
2.2 Tenaga Kerja Perempuan
Menurut Mubyarto ( 1994) menyatakan bahwa, rumah tangga atau
keluarga terdiri dari sejumlah anggota pemberi tenaga kerja dalam proses
produksi dan kegiatan lainnya yang terdiri dari pria dan wanita dewasa maupun
anak-anak. Oleh karena itu tenaga kerja yang terdapat dalam keluarga hendaknya
dikelola sebaik mungkin agar dapat meningkatkan pendapatan keluarga yang lebih
tinggi.
Partisipasi tenaga kerja perempuan, dapat dilihat pada tahun 1900
seperlima perempuan Amerika menjadi tenaga kerja dan perempuan kulit putih
kelas menengah dan kelas atas tidak puas dengan peran rumah tangga yang
mereka emban. Namun, ada sejumlah profesi yang terbuka bagi mereka seperti
guru, perawat dan profesi ini mereka digaji sedikit dan hanya khusus bagi
perempuan yang belum menikah saja. Pada masa industrialisasi ini banyak
perempuan kelas menengah yang tergabung dalam kegiatan sosial. Disisi lain,
perempuan kelas pekerja, seperti halnya pada perempuan kelas menengah, mereka
di upah rendah dalam ekonomi industri tersebut dan prospek mereka tidak cerah
(Staggenborg, 2003).
Lebih lanjut Staggenborg (2003) menyatakan bahwa, hambatan-
hambatan besar dalam relasi-relasi keluarga dan gender yang baru masih tetap
ada. Banyak dari hambatan ini berkaitan dengan struktur pekerjaan dan ekonomi,
serta ideologi-ideologi gender yang semakin meluas. Disini perempuan juga
masih menemui perbedaan-perbedaan signifikan dalam kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan dan karir karena adanya stratifikasi kelas dan perbedaan
ras. Laki-laki yang ingin merawat anak-anak mereka dan bertindak selaku partner
9
yang setara di rumah sering dihadapkan dengan hambatan-hambatan besar seperti
keharusan untuk bekerja dengan jam kerja yang panjang di tempat kerja.
Perempuan yang bekerja di luar rumah masih harus memikul pekerjaan-pekerjaan
di rumah pula. Baik laki-laki dan perempuan menghadapi dunia kerja yang tidak
mendukung kehidupan keluarga, dan orang tua hanya mendapat dukungan sosial
yang kecil dalam membesarkan anak.
Potensi yang dimiliki wanita untuk menopang ekonomi keluarga
memang cukup besar. Namun demikian wanita tidak menonjolkan diri atau
mengklaim bahwa mereka menjadi penyangga utama ekonomi keluarga. Wanita
Indonesia terutama di perdesaan sebagai sumber daya manusia cukup nyata
partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga dan rumah tangga
bersama pria. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peran serta wanita dalam
berbagai industri di beberapa daerah cukup besar dan menentukan, dengan
pengelolaan usaha yang bersifat mandiri ( Lestari,dkk :1997).
Keterlibatan perempuan sebagai tenaga kerja dapat dilihat pada
penelitian mengenai peran wanita pada prospek agribisnis yang dilakukan oleh
Hayati dan Sugiarti (2009), dalam kegiatan budiday pertanian (pra panen), yang
memerlukan tenaga fisik yang kuat mulai dari pembibitan, pengolahan tanah,
menanam, memupuk dan pengendalian hama, hampir sebagian besar dilakukan
oleh para lelaki. Dalam kegiatan ini wanita hanya membantu pekerjaan yang
ringan seperti menyiangi gulma disekitar tanaman. Khusus untuk kegiatan
penanganan pasca panen mulai dari memetik, mengangkut, memasarkan, dan
menyimpan hampir sebagian besar dilakukan oleh para wanita. Aktivitas
memanen dilakukan pada pagi hari mulai dari jam 5 pagi, kemudian setelah
10
terkumpul, dibawa ke pasar yang ada di dusun Buanalas- Desa Tunjung. Aktivitas
pasar sudah mulai sejak jam 7 pagi. Mengamati aktivitas yang ada di pasar pula
demikian, sebagian besar yang bertransaksi adalah kaum wanita.
Perhitungan jumlah curahan waktu wanita pada usaha peternakan sapi
potong sama halnya dengan perhitungan jumlah curahan waktu pada usaha
peternakan lain seperti pada perhitungan curahan jam kerja pada pemeliharaan
ternak kelinci. Menurut Hartono, dkk, (2005) dalam Fatmawaty, (2011)
menyatakan bahwa, perhitungan curahan jam kerja pada pemeliharaan ternak
kelinci didasarkan pada satuan kerja setara pria. Sama halnya dengan pekerjaan
pengelolaan ternak kambing yang diukur dengan satu Jam Kerja Setara Pria
(JKSP). Untuk laki-laki dewasa dalam satu hari terdapat 5 JKSP, perempuan 0,8 x
5 JKSP dan anak-anak : 0,5 x 5 JKSP.
Menurut Saleh dan Yunilas (2004) menyatakan bahwa, alokasi waktu
tenaga kerja pria adalah besarnya waktu yang dialokasikan (dicurahkan) pria yang
terdiri dari bapak beserta anak laki-laki dalam usaha penggemukan. Selanjutnya
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh dan Yunilas (2004)
diperoleh rataan alokasi (curahan) waktu tenaga kerja pria dalam penggemukan
sapi di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 2.29 jam/hari. Dalam pemeliharaan
ternak sapi kegiatan pemeliharaan juga dilakukan oleh pria yaitu bapak dan
dibantu anak laki-laki.
2.3 Peran Perempuan Pada Usaha Pertanian-Peternakan
Masyarakat di Asia dan Afrika yang hidup dalam pertanian sub sistem
menunjukkan peranan wanita banyak dala kegiatan mencari nafkah atau produksi
bahan makanan. Walaupun selama ini kita mengetahui adanya peranan penting
11
wanita dalam pemeliharaan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil ternak tetapi
arti dan jangkauannya secara langsung dalam pembangunan selama ini kurang
diperhatikan karena selama ini aktivitas wanita dalam peternakan belum begitu
nyata sehingga dianggap kurang memberikan nilai ekonomi. Dengan demikian
salah satu jalan untuk meningkatkan peranannya adalah dengan memberikan
dorongan ekonomi dan berusaha memperkenalkan guru baru yang lebih baik
(Sajogyo, 1984).
Menurut Ilo (1993) dalam Mastuti dan Hidayat (2008) menyatakan
bahwa Indonesia memberikan prioritas yang lebih besar kepada wanita dalam
pembangunan pertanian. Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap jumlah
wanita yang memimpin keluarga. Peran ibu rumah tangga dalam pengelolaan sapi
perah terlihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga. Kontribusi
wanita terhadap pendapatan keluarga menunjukkan hasil yang sangat krusial.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawaty (2011:33) terhadap
curahan jam kerja wanita dan pria pada usaha peternakan kelinci menunjukkan
bahwa rata-rata curahan jam kerja wanita dalam pemeliharaan kelinci adalah 2,83
jam perhari atau 35,39% dari total waktu kerja yang dimiliki oleh wanita.
Sehingga wanita responden masih memiliki waktu luang sebesar 5,17 jam perhari
(64,61%). Jumlah curahan waktu tersebut lebih besar dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan pada usaha ternak sapi perah oleh Mastuti dan Hidayat
(2008), besar kontribusi curahan kerja perempuan sebesar 25,24 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan tenaga kerja perempuan dalam mengelola usaha
peternakan sapi perah cukup berarti guna menunjang keberhasilan usaha tersebut.
12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yunilas (2005) diperoleh
curahan jam kerja wanita pada usaha peternakan sapi potong menunjukkan bahwa
curahan waktu tenaga kerja wanita adalah besarnya waktu yang dicurahkan wanita
atau istri beserta anak wanita dalam pemeliharaan ternak sapi. Dari hasil
pengamatan, pemeliharaan ternak sapi umumnya masih dilakukan secara
tradisonal dengan cara-cara yang masih sederhana. Pemberian hijauan masih
berupa rumput lapangan belum ada penanaman khusus rumput unggul yang dapat
diberikan pada ternak, demikian juga belum ada penambahan konsentrat dalam
pakan ternak sapi tersebut. Adapun curahan waktu tenaga kerja wanita dalam
memelihara ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 0,42 jam/hari
(2,94 jam/minggu) meliputi kegiatan-kegiatan seperti membersihkan kandang
sebesar 14,2 menit/hari (0,23 jam/hari atau 1,61 jam/minggu), memandikan ternak
dilakukan wanita dengan curahan waktu sebesar 2,95 menit/hari (0,04 jam/hari
atau 0,28 jam/minggu). Pemberian pakan ternak dilakukan wanita dengan curahan
waktu yang dibutuhkan sebesar 8,98 menit/hari (0,15 jam/hari atau 1,05
jam/minggu).
Perbedaan posisi dan peran gender wanita dalam kegiatan sub-sektor
peternakan merupakan hasil konstruksi sosial yang merupakan bagian dari proses
evolusi sosial masyarakat. Terdapat kecenderungan eksklusifitas gender untuk
membahas gender yang sama. Salah satu alasannya adalah kekhawatiran akan
timbulnya bias gender dan sikap chauvinist gender pria (Suradisastra dan Lubis,
2000).
13
2.4 Motivasi Perempuan Bekerja
Menurut Muhammad Kamil (2001), motivasi merupakan elemen yang
penting dalam menghasilkan pembelajaran yang sempurna. Hal ini karena
motivasi merupakan suatu kaedah pengajaran yang dapat merangsang minat
pelajar dalam mata pelajaran yang diikuti. Weiner dalam Kamil (2001),
menyatakan motivasi adalah keadaan jiwa sesorang yang mampu membangkitkan,
mengarah dan bersikap. Motivasi merupakan kontiniu satu set proses yang
memberi tenaga kepada tingkah laku seseorang itu dan matlamat menjuruskan
tingkah laku itu kepada satu-satu matlamat. Seseorang yang bermotivasi akan
membuat pilihan positif untuk melaksanakan sesuatu itu kerana beliau akan
mengetahui tindakan ini bermakna kepadanya dan boleh memuaskan
keperluannya.
Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau
menyalurkan prilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan
atau mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut timbul dari
akibat antar manusia yang dalam hal ini lebih ditekankan pada hubungan yang
terjadi pada proses produksi (Bernart Barelson dan Gary A Stainer dalam
Thamrin ,2009).
Menurut Heriadja (2002) menyatakan bahwa jenis-jenis motivasi dapat
dikategorikan :
1) Motivasi sebagai dorongan internal
Motiv atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi dapat muncul
sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan
14
dimana kebutuhan ini muncul sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah
(naluri) seperti makan, minum, tidur, berprestasi, berinteraksi dengan orang lain,
mencari kesenangan berkuasa dan lain-lain yang cenderung bersifat internal yang
berarti kebutuhan ini muncul dengan menggerakkan prilaku semata-mata karena
tuntunan fisik dan psikologis yag muncul melalui mekanisme sistem biologis
manusia.
2) Motivasi sebagai dorongan eksternal
Kebutuhan juga dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi individu
dengan lingkungannya, misal kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi sebagai
dorongan biologis dapat berubah ketika ia berinteraksi dengan lingkungan kerja
dimana disana terdapat suatu norma kelompok yang tidak menghendaki prestasi
individu. Ini akan mengakibatkan motif berprestasi menurun, sebaiknya seorang
yang tidak memiliki motif berprestasi yang tinggi dapat berubah ketika orang
tersebut berada pada lingkungan kelompok kerja dimana prestasi individu sangat
dihargai. Ini akan mengakibatkan munculnya motif berprestasi yang tinggi.
Menurut Mulyati dan Setiawan (2006) seiring dengan sifat dasar
manusia yang tidak pernah puas, peran perempuan dalam keluarga pun bisa
berubah atau dalam hal ini bertambah, ia pun bisa ikut ber”usaha” layaknya
seorang suami atau bapak di dalam keluarga. Mereka bisa mempunyai usaha
mereka sendiri dengan tetap tidak melupakan status mereka sebagai ibu rumah
tangga. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mendukung
sang ibu yang mendorongnya untuk memulai usaha tersebut, yang juga perlu
dilihat nantinya adalah ada tidaknya keseimbangan yang terjadi pada mereka
dengan kenyataan bahwa status mereka tetap sebagai ibu rumah tangga dan
15
sebagai wanita pengusaha. Karena bisa terjadi ada perempuan yang kemudian
berhasil dalam usahanya namun gagal dalam perannya sebagai ibu rumah tangga,
atau sebaliknya ia gagal dalam usahanya tetapi perannya sebagai ibu rumah
tangga dapat dijalaninya dengan baik. Dengan kata lain peran domestik (ibu
rumah tangga murni) dan peran publik (ibu rumah tangga pengusaha), keduanya
harus berjalan dengan baik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ibu rumah tangga
mulai melakoni usaha karena adanya dorongan untuk dapat meningkatkan
pendapatan keluarga mereka, sehingga keuangan keluarga tidak hanya menjadi
tanggungan kepala keluarga dalam hal ini suami.
Berkaitan dengan pengerahan sumber daya ekonomi yang dimiliki
rumah tangga miskin, maka telah menuntut wanita sebagai istri untuk dapat
menopang ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi demikian merupakan dorongan
yang kuat bagi wanita untuk bekerja di luar rumah. Dalam beberapa tahun terakhir
ini keterlibatan wanita pada sektor publik menunjukkan angka yang terus
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi wanita untuk bekerja di sektor
publik semakin tinggi. Wanita pada rumah tangga miskin, rata-rata mempunyai
tingkat pendidikan yang relatif rendah karena kondisi ekonomi yang
melatarbelakanginya. Wanita ini masuk ke pasar kerja dengan tingkat pendidikan
rendah dan ketrampilan rendah. Wanita dengan tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang rendah inilah yang justru banyak masuk ke lapangan kerja,
terutama pada sektor informal dengan motivasi menambah pendapatan keluarga
(Haryanto, 2008).
Motivasi merupakan salah satu hal yang menarik untuk dilihat dari
karakteristik seorang perempuan yang bekerja di usaha kerupuk desa Tuntang ini.
16
Menurut O’ Connor et. al., (2003:605) dalam Mahastanti dan Nugrahanti (2010)
motivasi utama seorang perempuan bekerja adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Sedangkan alasan bekerjasama dengan suaminya adalah
untuk mendapatkan tambahan ilmu dan pengetahuan dari pasangan mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahastanti dan Nugrahanti (2010)
mengenai motivasi perempuan bekerja sebagai pengusaha kerupuk desa Tuntang
sebagian besar adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Menurut Ismail Hasni (2012) menyatakan bahwa, literatur mengenai
faktor-faktor motivasi pemberdayaan perempuan sangat jarang, selanjutnya
keputusan untuk bekerja mungkin berasal dari efek push (dorongan) and pull
(ketertarikan). Ini mencanangkan bahwa niat melakukan prilaku tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor kebutuhan, nilai, keinginan, kebiasaan dan
keyakinan.
Faktor push (pendorong) adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan seperti 1) pengangguran, 2) pendapatan keluarga yang tidak
memadai, 3) ketidakpuasan dengan pekerjaan saat ini, 4) Kebutuhan jadwal kerja
yang fleksibel, 5) Peran Model. Keputusan untuk bekerja yang berasal dari efek
ketertarikan (pull) yang disebabkan oleh ekonomi yang berkembang menciptakan
peluang untuk berusaha berhubungan dengan faktor-faktor seperti 1). Perlu untuk
kemerdekaan, 2) kesempatan untuk keungan membaik, dan 3) potensi untuk
mengembangkan hobi (Ismail Hasni, 2012).
17
2.5 Kerangka Pikir
Usaha peternakan sapi potong merupakan suatu industri di bidang
agribisnis dengan rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm,
tetapi juga meluas hingga kegiatan hulu dan hilir sebagai bisnis pendukungnya.
Kontrubusi tenaga kerja sumbangan tenaga kerja dalam hal ini curahan waktu
yang diberikan untuk mengerjakan segala pekerjaan pada usaha peternakan sapi
potong, dalam penelitian ini terdapat tenaga kerja laki-laki yang merupakan
alokasi waktu tenaga kerja pria adalah besarnya waktu yang dialokasikan
(dicurahkan) pria yang terdiri dari bapak beserta anak laki-laki dan tenaga kerja
perempuan yaitu alokasi waktu tenaga kerja perempuan adalah besarnya waktu
yang dialokasikan (dicurahkan) wanita pada usaha peternakan.. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Yunilas (2005) diperoleh. Adapun curahan waktu
tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak
sebesar 0,42 jam/hari (2,94 jam/minggu) meliputi kegiatan-kegiatan seperti
membersihkan kandang sebesar 14,2 menit/hari (0,23 jam/hari atau 1,61
jam/minggu), memandikan ternak dilakukan wanita dengan curahan waktu
sebesar 2,95 menit/hari (0,04 jam/hari atau 0,28 jam/minggu). Pemberian pakan
ternak dilakukan wanita dengan curahan waktu yang dibutuhkan sebesar 8,98
menit/hari (0,15 jam/hari atau 1,05 jam/minggu). Perempuan berkontribusi pada
usaha peternakan karena adanya suatu motivasi, apakah motivasi tersebut
sifatnya dorongan (pull) atau karena adanya keteratikan (pull), sebuah motivasi
yang berdasar pada teori push and pull,berdasarkan teori tersebut maka kita dapat
mengetahui perempuan tersebut ikut beternak karena adanya dorongan atau
adanya ketertarikan dimana faktor push dan faktor pull memiliki indikatornya
18
masing-masing. Secara ringkas kerangka pikir ini dapat dilihat pada bagan
berikut:
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1. Skema Bagan Kerangka Pikir
19
Usaha Peternakan Sapi PotongKontribusi Tenaga Kerja
Laki-laki Perempuan
MotivasiPush
Pull
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli - Agustus 2012 di Kelompok Tani
Ternak Lonrae, Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai
dengan alasan banyaknya perempuan yang terlibat langsung pada kegiatan
peternakan tersebut.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang menggambarkan suatu variable
penelitian yang meliputi kontribusi curahan waktu kerja perempuan terhadap total
curahan waktu kerja pada usaha sapi potong dan yang mendorong perempuan
untuk ikut serta pada usaha peternak sapi potong di Kelurahan Samaenre Kec.
Sinjai Tengah Kab.Sinjai
3.3 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perempuan yang
terlibat aktif pada usaha peternakan sapi potong di Kelompok Tani Ternak
Lonrae, Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, yaitu
sebanyak 40 orang perempuan. Dimana perempuan yang dijadikan responden
terlibat langsung dalam pemeliharan sapi potong tersebut seperti membersihkan
kandang dan peralatan, memberi pakan dan minum pada ternak.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka, seperti alokasi
waktu kerja responden.
20
b. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk pernyataan seperti motivasi atau
alasan mengapa perempuan ikut menjadi peternak sapi potong.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan
responden, meliputi identitas responden yang terdiri atas : nama, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, curahan waktu serta tanggapan responden mengenai usaha
peternakan sapi potong
b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari instansi, kepustakaan dan data
pendukung lainnya.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap usaha peternakan
sapi potong dan melihat langsung seberapa besar curahan waktu yang
diberikan perempuan terhadap usaha peternakan sapi potong di Kelompok
Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan interview pada
perempuan yang bekerja pada usaha peternakan tersebut. Untuk memudahkan
proses pengambilan data dengan cara wawancara maka digunakan instrumen
penelitian yang berupa Kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah disusun
sesuai kebutuhan peneliti.
21
3.6 Variable Penelitian
Variable dalam penelitian ini digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 2. Indikator Pengukuran Variable PenelitianVariable Sub Variable Indikator PengukuranCurahan Waktu Perempuan
Usaha peternakan- Memberi pakan dan minum- Memandikan Ternak- Membersihkan kandang- Memindahkan ternak pada tempat
berteduh
Curahan Waktu Pria
- Mengambil hijauan- Mengeluarkan sapi dari kandang- Memasukkan sapi ke kandang
Motivasi Push (dorongan)
Pull ( ketertarikan)
- Pengangguran- Pendapatan keluarga tidak memadai- Ketidakpusan dengan pekerjaan saat ini- Jadwal kerja yang fleksibel- Peran Model
- Perlu kemerdekaan- Kesempatan keuangan membaik- Mengembangkan hobi
3.7 Analisa Data
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui Kontribusi Curahan
Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha
Peternakan Sapi Potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre
Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai adalah statistik deskriptif. Selain itu digunakan
pula rumus sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui curahan waktu maka digunakan rumus seperti berikut:
- Curahan Kerja Perempuan = Jumlah jam kerja perempuan x HKSP
- Curahan Kerja Laki-laki = Jumlah jam kerja laki-laki x HKP
22
Dimana :
b. Untuk mengetahui kontribusi kerja perempuan menurut Mastuti dan Hidayat
(2008) digunakan rumus berikut:
c. Untuk mengetahui jenis faktor motivasi yang mendorong perempuan untuk
ikut terlibat menjadi peternak di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan
Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai menggunakan Skala Likert
(Ismail Hasni,2012) menggunakan pengukuran yang setiap indikatornya
diberi skor. Untuk membantu analisa data digunakan skor sebagai berikut:
- Sangat setuju = skor 4
- Setuju = skor 3
- Tidak setuju = skor 2
- Sangat tidak setuju = skor 1
Untuk mengetahui tingkat motivasi peternak berdasarkan faktor push
(dorongan) dengan asumsi dasar dan interval kelas adalah sebagai berikut :
Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan(4) (40) (5)
= 800
Nilai terendah = skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan (1) (40) (5)
= 200
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah Jumlah kelas
23
Curahan Kerja Wanita Kontribusi kerja perempuan = x 100% Total Curahan Kerja
HKSP = Hari kerja setara pria (untuk wanita = 0,8)
= 800 – 200 4
= 150
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Setuju = 800 – 650Setuju = 649 – 500Tidak setuju = 499 – 350Sangat tidak setuju = 349 – 200
Untuk mengetahui tingkat motivasi peternak berdasarkan faktor pull
(ketertarikan) dengan asumsi dasar dan interval kelas adalah sebagai
berikut :
Nilai tertinggi = skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan(4) (40) (3)
= 480
Nilai terendah = skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan (1) (40) (3)
= 120
Interval kelas = angka tertinggi – angka terendah Jumlah kelas
= 480 – 120 4
= 90
Dari nilai tersebut dapat dibuat kategori sebagai berikut :
Sangat Setuju = 480 – 390Setuju = 389 – 300Tidak setuju = 299 – 210Sangat tidak setuju = 209 – 120
24
3.8 Konsep Oprasional
1) Tenaga kerja perempuan adalah perempuan yang mencurahkan waktu dan
tenaganya untuk bekerja pada usaha peternakan sapi potong
2) Kontribusi perempuan adalah sumbangan tenaga kerja perempuan dalam hal
ini curahan waktu yang diberikan perempuan terhadap usaha peternakan sapi
potong (%)
3) Curahan waktu perempuan dalah jumlah waktu yang digunakan perempuan
dalam jam/hari untuk beraktifitas mengurus ternak sapi potong seperti
memberi pakan dan minum , membersihkan kandang dan peralatan,
memandikan ternak. (HKSP/Tahun)
4) Curahan waktu laki-laki dalah jumlah waktu yang digunakan laki-laki dalam
jam/hari untuk beraktifitas mengurus ternak sapi potong seperti mengambil
hijauan, mengeluarkan sapi dari kandang, dan memasukkan sapi ke kandang
(HKSP/Tahun)
5) Motivasi perempuan adalah sesuatu yang mendorong perempuan untuk
terlibat pada usaha peternakan yaitu adanya faktor push yang terdiri dari a)
pengangguran, b) pendapatan keluarga tidak memadai, c) ketidakpuasan
dengan pekerjaan saat ini, d) kebutuhan jadwal kerja yang fleksibel, e) Peran
Model . Motivasi perempuan untuk beternak selain karena adanya dorongan
tetapi juga dapat disebabkan karena adanya ketertarikan yaitu faktor pull yang
terdiri dari a)perlu untuk kemerdekaan, b) kesempatan untuk keungan
membaik, c). Potensi mengembangkan hobi, d) peran model.
6) Pengangguran adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain
selain mengurus rumah tangga (persepsi)
25
7) Pendapatan keluarga tidak memadai adalah suatu keadaan dimana pendapatan
yang diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari
(persepsi)
8) Kebutuhan jadwal kerja yang fleksibel adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
ibu rumah tangga di waktu luangnya dan dia bebas memutuskan kapan dia
ingin mengerjakannya (persepsi)
9) Peran model adalah ibu rumah tangga menjadikan ibu rumah tangga lain yang
sukses membantu suaminya beternak menjadi referensi ibu rumah tangga
tersebut untuk terlibat menjadi peternak (persepsi)
10) Ketidakpuasan dengan pekerjaan saat ini adalah suatu keadaan dimana ibu
rumah tangga tidak puas jika hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
bertani (persepsi)
11) Perlu kemerdekaan adalah suatu keadaan dimana ibu rumah tangga tersebut
tidak ingin bekerja karena adanya suatu perintah atau bekerja karena kemauan
orang lain (persepsi)
12) Kesempatan keuangan membaik adalah keadaan dimana ibu rumah tangga
tersebut merasa jika dia terlibat membantu suaminya menjadi peternak dapat
memperbaiki keuangannya (persepsi)
13) Potensi mengembangkan hobi adalah ibu rumah tangga yang suka memelihara
ternak sehingga ibu rumh tangga tersebut terlibat membantu suaminya
menjadi beternak (persepsi)
26
BAB IVKEADAAN UMUM RESPONDEN
4.1 Umur Responden
Kemampuan yang dimiliki seseorang sangat dipengaruhi oleh umur yang
dimiliki orang tersebut. Sama halnya dalam bekerja, kemampuan beraktivitas
dipengaruhi oleh tingkat umur yang dimiliki. Kegiatan bekerja sangat dipengaruhi
oleh umur bagi masyarakat perdesaan hal ini dikarenakan pekerjaan mereka
menuntut tenaga yang kuat, seperti jika bekerja pada bidang pertanian dan
peternakan. Adapun kisaran umur yang dimiliki oleh responden pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 24 – 30 13 32,5
2 31 – 37 9 22,5
3 38 – 44 9 22,5
4 45 – 51 8 20
5 52 – 58 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber. Data Primer setelah diolah, 2012
Berdasarkan data pada tabel 3 diatas maka dapat dilihat bahwa rentan
umur yang memiliki jumlah terbesar dalam terlibat pada usaha peternakan sapi
potong yaitu 24 – 30 tahun yaitu sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar
32,5% dan jumlah terkecil yang terlibat pada usaha tersebut yaitu 52- 58 tahun
yaitu sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 2,5%. Berdasarkan nilai yang
diperoleh maka dapat dilihat bahwa pada umumnya perempuan yang terlibat pada
usaha peternakan sapi potong memiliki umur yang relatif lebih muda, hal ini
27
disebabkan karena tenaga yang dimiliki masih lebih besar dan tingkat umur yang
masih produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasim dan Sirajuddin (2008),
usia non produktif berada pada rentan umur 0 - 14 tahun, usia produktif 15 – 56
tahun dan usia lanjut 57 tahun keatas. Semakin tinggi umur seseorang maka ia
lebih cenderung untuk berpikir lebih matang dan bertindak lebih bijaksana. Secara
fisik akan mempengaruhi produktifitas usaha ternak, dimana semakin tinggi umur
peternak maka kemampuan kerjanya relatif menurun.
4.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat menentukan seseorang dalam bersikap dan
mengambil keputusan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka dapat
mempengaruhi cara seseorang dalam menentukan suatu sikap yang rasional.
Dalam bidang peternakan tingkat pendidikan peternak dapat membantu dalam
penerapan prinsip-prinsip teknologi dalam bidang peternakan. Adapun tingkat
pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 . Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kel. Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 8 20
2 SD/Sederajat 11 27,5
3 SMP/Sederajat 14 35
4 SMA/Sederajat 6 15
5 Sarjana 1 2,5
Total 40 100
Sumber: Data Primer yang telah diolah. 2012
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar peternak
memiliki tingkat pendidikan formal setingkat SMP yaitu sebanyak 14 orang
28
dengan persentase tertinggi sebesar 35%, dan tingkat pendidikan sarjana sebanyak
1 orang dengan persentase terendah yaitu sebesar 2,5%. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden cukup tinggi,
tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden berpengaruh terhadap
tingkat kemampuan dan cara berfikir yang mereka miliki hal ini sesuai dengan
pendapat Lestraningsih dan Basuki (2006) yang menyatakan bahwa, tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan peternak dalam penerapan
teknologi, disamping itu tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur
terhadap kemapuan berfikir seorang wanita dalam menghadapi masalah dalam
keluarga dapat segera diatasi. Apabila pendidikan rendah maka daya pikirnya
sempit maka kemampuan menalarkan suatu inovasi baru akan terbatas, sehingga
wawasan untuk maju lebih rendah dibanding dengan peternak yang berpendidikan
tinggi. Peternak yang mempunyai daya pikir lebih tinggi dan fleksibel dalam
menanggapi suatu masalah, mereka akan selalu berusaha untuk memperbaiki
tingkat kehidupan yang lebih baik.
4.3 Pengalaman Beternak
Seseorang yang memiliki banyak pengalaman akan memiliki tingkat
kemapuan dan keterampilan yang lebih baik. Dalam beternak seseorang yang
memiliki banyak pengalaman dalam bidang ini akan memeliki performen dan
keterampilan yang baik. Banyaknya pelajaran yang diperoleh dari pengalaman
tersebut dapat dijadikan pondasi dalam berusaha. Berikut adalah klasifikasi
responden berdasarkan pengalaman beternak dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak di Kel.Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
No Lama Beternak (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
29
1 1 – 5 8 20
2 6 – 10 15 37,5
3 11 – 15 11 27,5
4 16 – 20 6 15
Total 40 100
Sumber: Data Primer yang telah diolah. 2012
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa masyarakat di Kelurahan
Samaenre telah lama menjadi peternak hal ini ditunjukkan oleh persentase
tertinggi ada pada pengalaman beternak antara 6 – 10 tahun yaitu sebesar 37,5%,
sebanyak 15 orang. Hal ini menujukkan bahwa para perempuan yang terlibat pada
usaha peternakan tersebut telah memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan
yang ditunjukkan dengan lamanya mereka menjadi peternak, menurut Mastuti dan
Hidayat (2008) menyatakan bahwa, semakin lama beternak diharapkan
pengetahuan yang didapat semakin banyak sehingga ketrampilan dalam
menjalankan usaha peternakan semakin meningkat.
4.4 Jumlah Kepemilikan Ternak
Besar kecilnya jumlah ternak yang dimiliki mempengaruhi besar
kecilnya waktu yang dicurahkan untuk usaha tersebut. Berikut adalah klasifikasi
responden berdasarkan jumlah ternak yang mereka miliki dapat dilihat pada tabel.
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak di Kel.Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
No Jumlah Kepemilikan Ternak Jumlah Persentase
30
1 2 – 4 30 75
2 5 – 7 8 20
3 8 – 10 1 2,5
4 11 – 13 1 2,5
Total 40 100
Sumber . Data Primer yang telah diolah. 2012
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepemilikan
ternak responden masih tegolong kecil, hal ini dapat dilihat bahwa 30 responden
memiliki jumlah ternak antara 2 -4, menurut Prawirokusumo (1990), usaha yang
bersifat tradisional diwakili oleh para petani dengan lahan sempit yang
mempunyai 1-2 ekor. Berdasarkan hal tersebut, berdasarkan tingkat kepemilikan
ternak sebagian besar peternak di kelompok tani ternak Lonrae masih tergolong
tradisional. Selanjutnya ditambahkan oleh Siregar (2009) yang menyatakan
bahwa, ternak sapi yang dipelihara ini masih merupakan bagian kecil dari seluruh
usaha pertanian dan pendapatan total. Tentu saja usaha berskala kecil ini terdapat
banyak kelemahan. Diantaranya adalah sebagai produsen perorangan pasti tidak
dapat memanfaatkan sumber daya produktivitas yang tinggi seperti pada sektor
usaha besar dan modern. Sebab pada usaha kecil ini baik dalam pengadaan pakan,
bibit, transportasi, pemeliharaan, dan lain sebagainya akan menjadi jauh lebih
mahal bila dibandingkan dengan usaha skala besar.
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN
31
5.1 Curahan Waktu Kerja
Seseorang menggunakan waktu sehari untuk melakukan berbagai
kegiatan. Curahan waktu kerja adalah besaran waktu yang digunakan dalam
melakukan suatu kegiatan dalam hal ini pemeliharaan sapi potong.
Pada usaha peternakan sapi potong perempuan mencurahkan waktunya
untuk melakukan berbagai kegiatan seperti membersihkan kandang dan peralatan,
memberi pakan dan air minum, memandikan ternak, dan memindahkan ternak
tersebut ke tempat berteduh. Beberapa kegiatan tersebut dilakukan dengan lama
kerja yang berbeda-beda. Rata-rata curahan waktu kerja perempuan pada usaha
peternakan sapi potong dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Perempuan Peternak di Klp Tani Ternak Lonrae, Kel. Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai
No KegiatanCurahan Kerja
(Jam)Persentase (%)
1Membersihkan Kandang dan Peralatan
0,98112,26
2 Memberi Pakan dan Minum 1,194 14,9253 Memandikan Ternak 0,875 10,94
4Memindahkan Ternak ke Tempat Berteduh
0,6257,812
Total 3,675 45,94Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2012
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa, memberi pakan dan minum
kepada sapi potong merupakan pekerjaan yang paling banyak menggunakan
waktu yaitu rata-rata 1,194 jam dengan dua kali pemberian pakan dan minum
setiap harinya. Hal ini disebabkan karena pada proses pemberian hijauan tersebut
harus di potong-potong terlebih dahulu kemudian dalam pemeberian konsetrat
harus diperhitungan perbandingan setiap campurannya. Sedangkan kegiatan yang
paling sedikit menggunakan waktu adalah memindahkan ternak ke tempat
32
berteduh dengan menggunakan waktu rata-rata 0,625 jam per hari hal ini
disebabkan karena sistem pemeliharaan yang semiintensif dimana pada pagi hari
ternak dikeluarkan dan pada siang hari ternak harus dipindahkan ke tempat
berteduh untuk menghindari cekaman panas pada ternak dan pada malam hari
ternak tersebut dikembalikan ke kandang.
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata curahan jam kerja perempuan
pada usaha peternakan sapi potong adalah 3,675 jam perhari atau 45,94% dari
total jam kerja produktif, ini berarti perempuan tersebut masih memiliki waktu
untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan kodratnya sebagai ibu rumah
tangga dan meluangkan waktunya untuk beristirahat. Rata-rata curahan waktu
perempuan peternak sapi potong di kelompok Tani ternak Lonrae yang sebesar
3,675 jam perhari, yang berarti perempuan tersebut mencurahkan waktunya
sebesar 3,675 jam perhari untuk bekerja sebagai peternak sapi potong, hasil ini
lebih besar jika dibandingkan dengan hasil penelitian Yunilas (2005) yaitu,
adapun curahan waktu tenaga kerja wanita dalam memelihara ternak sapi di
Kecamatan Hamparan Perak sbesar 0,42 jam/hari (2,94 jam/minggu).
Persentase curahan jam kerja perempuan pada peternakan sapi potong di
Kelompok Tani ternak Lonrae yaitu sebesar 45,94%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa wanita mempunyai peran yang cukup besar dalam
mendukung usaha sapi perah, karena sudah mendekati separuh dari total kerja
dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah. Tetapi jika ditinjau dari alokasi
waktu standar kerja per hari (8 jam kerja),maka baik wanita maupun pria masih
tergolong rendah yaitu kisaran 25% - 50%
33
Besarnya curahan waktu perempuan pada usaha peternakan sapi potong,
tidak membuat tanggapan buruk dari suaminya, dalam hal ini suami mereka
merasa terbantu dengan adanya pembagian aktivitas dalam usaha peternakan
tersebut jadi suami mereka tetap mendukung pekerjaan mereka sebagai peternak
sapi potong selain itu pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga tetap bisa
dikerjakan sebagaimana mestinya, hal ini sesuai dengan pendapat Haryanto
(2008) yang menyatakan bahwa, Tanggapan suami terhadap istri yang bekerja di
luar rumah ini dianggap sebagai suatu yang wajar bagi mereka. Hal ini mengingat
pekerjaan di luar rumah tersebut lokasi tidak jauh dari rumah, bahkan ada yang
hanya terletak dihalaman rumahnya. Sehingga sang suami juga tidak takut jika
sang istri meninggalkan pekerjaan-pekerjaan domestiknya.
Adapun curahan waktu kerja laki-laki pada usaha peternakan sapi
potong ini meliputi beberapa kegiatan yaitu mengambil hijauan, mengeluarkan
ternak dari kandang dan memasukkan sapi ke kandang, besarnya waktu yang
digunakan untuk kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Laki-laki di Klp Tani Ternak Lonrae, Kel. Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai
No KegiatanCurahan Kerja
(Jam)Persentase (%)
1 Mengambil hijauan 1,056 13,2
2 Mengeluarkan ternak dari kandang 0,479 5,99
3 Memasukkan ternak ke kandang 0,479 5,99
Total 2,014 25,18
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2012
Berdasarkan data pada tabel 8, dapat diketahui bahwa kegiatan yang
membutuhkan waktu lebih lama adalah mengambil hijauan yaitu sebesar 1,056
jam per hari, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah hijauan yang harus
34
diambil untuk kebutuhan makan sapi pagi dan sore serta lahan tempat hijauan
jauh dari kandang sehingga membutuhkan waktu lebih lama, sedangkan waktu
yang diperlukan untuk mengeluarkan ternak dari kandang dan memasukkannya
kembali relatif sama, hal ini disebabkan karena jarak tempuh saat dikeluarkan
dan kembali dimasukkan sama sehingga waktunya pun sama yaitu sebasar 0,479
jam per hari.
Total curahan jam kerja laki-laki pada usaha peternakan sapi potong
yaitu sebesar 2,014 jam per hari, curahan jam kerja tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan curahan jam kerja laki-laki pada penelitian yang dilakukan
oleh Saleh dan Yunilas (2004) yaitu diperoleh rataan alokasi (curahan) waktu
tenaga kerja pria dalam penggemukan sapi di Kecamatan Hamparan Perak sebesar
2,29 jam/hari. Hal ini disebabkan karena kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki
pada usaha peternakan sapi potong lebih sedikit dan sebagian besar waktu mereka
gunakan untuk usaha pertanian. Sebagian besar kegiatan pada usaha peternakan
sapi potong dilimpahkan kepada istrinya, sehingga usaha sapi potong hanya
sebagai usaha sambilan sedangkan usaha pokoknya adalah bertani.
5.2 Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan pada Usaha Sapi Potong
Kontribusi curahan waktu kerja perempuan adalah sumbangan tenaga
kerja perempuan dalam hal ini curahan waktu yang diberikan perempuan pada
usaha peternakan sapi potong. Tenaga kerja yang digunakan pada usaha tersebut
berasal dari keluarga mereka sendiri yaitu suami dan istrinya yang masing-masing
mencurahkan waktu pada usaha peternakan sapi potong tersebut. Pekerjaan yang
dilakukan keduanya berbeda dan lama waktu yang digunakan untuk setiap
kegiatan tersebut juga berbeda, berdasarkan hal tersebut masing-masing memiliki
35
kontribusi terhadap usaha tersebut, adapun besarnya kontribusi curahan waktu
perempuan dan laki-laki pada usaha peternakan sapi potong dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 9 .Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan terhadap Total Curahan Waktu Kerja di Klp Tani Ternak Lonrae Kel. Samaenre.
No Uraian Curahan Waktu Kerja (HKSP/HKP)
Persentase (%)
1 Perempuan 1073,1 59,34
2 Laki-Laki 735,311 40,66
Total 1808,411 100
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2012
Berdasarkan data pada tabel 9, dapat diketahui bahwa kontribusi curahan
waktu kerja perempuan pada usaha peternakan sapi potong yaitu sebesar 59,34%,
jumlah ini lebih besar daripada kontribusi curahan waktu kerja laki-laki yaitu
sebesar 40,66%. Kontribusi perempuan sebesar 59,34% berarti dari keseluruhan
jam kerja yang dicurahkan untuk usaha peternakan sapi potong 59,34% itu adalah
sumbangan curahan waktu dari perempuan. Hal ini disebabkan karena kegiatan
yang dilakukan perempuan pada usaha peternakan sapi potong lebih banyak
daripada laki-laki sehingga jumlah jam kerja perempuan lebih besar, besarnya
curahan jam kerja perempuan pada usaha peternakan sapi potong didukung oleh
tingkat keuletan yang mereka miliki sebagaimana pendapat Mubyarto (1994),
menyatakan bahwa salah satu sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga
kerja wanita adalah subsektor peternakan, peran tenaga kerja wanita diperlukan
karena dalam sektor peternakan diperlukan ketelatenan dan keuletan sehingga
tenaga kerja wanita lebih cocok bekerja di peternakan.
36
Selain itu kontribusi curahan waktu kerja laki-laki lebih kecil
dibandingkan perempuan yaitu sebesar 40,66% disebabkan oleh kegiatan yang
lebih sedikit dan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut relatif lebih
singkat. Hal ini disebabkan karena peternakan sapi potong dianggap sebagai usaha
sambilan sehingga mereka lebih fokus pada pekerjaan pokok mereka sebagai
petani, hal ini didukung oleh pendapat Sodiq dan Abidin (2002), menyatakan
bahwa berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan ternak, usaha peternakan
diklasifikasikan sebagai usaha sambilan. Tingkat pendapatan dari usaha ternaknya
tidak lebih tinggi dari 30% total pendapatannya. Usaha ternak dilakukan sambilan,
disamping usaha pokok pertanian lahan pangan. Tujuan pemeliharaan adalah
untuk mencukupi kebutuhan sendiri (subsistence). Usaha sambilan inilah yang
menjadi tulang punggung penyedia ternak di tanah air yang persentasenya
mencapai 90%. Berdasarkan hal tersebut sebagian besar kegiatan usaha
peternakan sapi potong dipercayakan kepada istrinya.
Pada penelitian ini hanya melihat besarnya kontribusi curahan waktu
kerja perempuan pada usaha peternakan sapi potong, tetapi tidak melihat faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah curahan waktu tersebut. Oleh
karena itu disarankan agar ada penelitian selanjutnya yang dapat melengkapi
penelitian ini.
5.3 Motivasi Perempuan Beternak
37
Keterlibatan perempuan pada usaha peternakan disebabkan karena
adanya suatu motivasi, motivasi tersebut dapat dibedakan atas dua yaitu motivasi
yang bersifat dorongan (push) yaitu motivasi yang muncul karena adanya
rangsangan negatif dari lingkungannya yang membuat perempuan tersebut harus
bekerja. Motivasi yang kedua yaitu motivasi yang bersifat ketrtarikan (pull) yaitu
motivasi yang muncul karena adanya rangsangan positif dari dalam diri
perempuan tersebut sehingga dia tertarik untuk beternak. Untuk melihat tingkat
motivasi perempuan peternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae
Kecematan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel berikut:
5.3.1 Motivasi Perempuan Beternak karena Adanya Faktor Push (Dorongan)
Motivasi karena adanya faktor push disebabkan karena keadaan yang
membuat perempuan tersebut harus ikut beternak, untuk mengetahui bahwa
perempuan tersebut beternak karena adanya dorongan (push) terdapat beberapa
indikator yaitu, pengangguran, pendapatan keluarga tidak memadai,
ketidakpuasan dengan pekerjaan saat ini, jadwal kerja yang flkesibel dan peran
model. Adapun motivasi perempuan beternak berdasarkan faktor push di
Kelompok Tani Ternak Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dapat
dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 10. Tingkat Motivasi Perempuan karena Faktor Push di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah kabupaten Sinjai
No Indikator Skor Frekuensi Persentase Bobot
38
(Orang) (%)1 Pengangguran 4
321
716152
17,540
37,55
2848302
Jumlah 40 100 1082 Pendapatan keluarga tidak
memadai4321
1121512
2,530
37,530
4363012
Jumlah 40 100 823 Ketidakpuasan dengan
pekerjaan saat ini4321
115186
2,537,54515
445366
Jumlah 40 100 914 Jadwal Kerja yang
Fleksibel4321
111793
27,542,522,57,5
4451183
Jumlah 40 100 1165 Peran Model 4
321
1016113
2540
27,57,5
4048223
Jumlah 40 100 113Total Keseluruhan 510Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012
Berdasarkan data pada tabel 10, dapat diketahui bahwa untuk indikator
pengangguran yang dimana ibu rumah tangga tersebut tidak memiliki pekerjaan
lain selain mengurus rumah tangga, sebagian besar respoden menyatakan setuju
hal ini dapat dilihat dengan jumlah frekuensi sebesar 16 orang dan persentase
sebesar 48% pada indikator setuju. Hal tersebut mereka pilih disebabkan karena
tidak adanya aktivitas yang mereka lakukan setelah tugas mereka sebagai ibu
rumah tangga selesai. Menurut Harfina (2009) , perempuan yang telah menikah
dan memiliki kewajiban sebagai ibu rumah tangga memiliki peluang terpapar
mejadi pengangguran terselubung yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
perempuan yang belum menikah. Namun pendapat tersebut tidak sesuai bagi
39
perempuan peternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan
Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, bagi perempuan tersebut
peluang untuk menjadi pengangguran menjadi lebih kecil karena mereka bisa
membantu suami mereka beternak daripada mereka tidak melakukan kegiatan
apapun setelah pekerjaan domestik mereka sebagai ibu rumah tangga selesai.
Untuk indikator pendapatan keluarga tidak memadai yang berarti suatu
keadaan dimana pendapatan yang diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan
keluarga sehari-hari, perempuan peternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak
Lonrae menyatakan tidak setuju, hal ini dapat dilihat dari jumlah frekuensi
sebanyak 15 orang dan persentase sebesar 37,5% pada kategori tidak setuju. Hal
ini disebabkan karena perempuan peternak tersebut merasa jika mereka beternak
sapi potong karena pendapatan keluarga tidak memadai lebih baik mereka
mencari pekerjaan yang membuat mereka bisa langsung mendapatkan hasil dari
pekerjaan tersebut, karena jika mereka beternak sapi potong butuh waktu yang
cukup lama untuk mendapatkan keuntungan yang besar sementara kebutuhan
sehari-sehari harus segera terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan
tersebut pada dasarnya memiliki keinginan untuk bekerja dan mendapatkan
penghasilan yang dapat membantu ekonomi keluarganya baik bekerja dibidang
peternakan atau pertanian maupun non pertanian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hastuti (2004), yang menyatakan bahwa laki-laki maupun perempuan dapat
berperan sebagai pencari nafkah baik dibidang pertanian maupun non pertanian,
pelaku kegiatan rumah tangga maupun pelaku kegiatan masyarakat. Peran-peran
tersebut dipengaruhi oleh beberapa nilai/norma masyarakat, lingkungan fisik dan
40
sosial, program-progam pembangunan dan kondisi sosial ekonomi keluarga atau
rumah tangga.
Untuk indikator ketidakpuasan dengan pekerjaan saat ini yang berarti
ibu rumah tangga tersebut tidak puas jika hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga
dan bertani, perempuan peternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae
menyatakan tidak setuju, hal ini dapat dilihat dari frekuensinya sebesar 18 orang
dan persentase sebesar 45% pada kategori tidak setuju. Hal ini disebabkan karena
bekerja sebagai ibu rumah tangga adalah suatu keharusan dan tidak membuat
mereka terbebani serta membantu suaminya bertani sudah cukup menguras tenaga
mereka dan pekerjaan tersebut sudah cukup membuat mereka puas. Hal ini
didukung oleh pendapat Prabu Anwar (2005), yang menyatakan bahwa kepuasan
kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada
dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada diri masing-masing
individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan
sebaliknya
Pada indikator jadwal kerja yang fleksibel yang berarti pekerjaan yang
dilakukan oleh ibu rumah tangga di waktu luangnya dan dia bebas memutuskan
kapan dia ingin mengerjakannya, perempuan peternak sapi potong di Kelompok
Tani Ternak Lonrae menyatakan setuju, hal ini terlihat dari jumlah frekuesi untuk
“setuju” sebanyak 17 orang dan persentase sebesar 42,5%. Hal ini disebabkan
karena aktivitas pada usaha peternakan sapi potong tidak menganggu pekerjaan
mereka sebagai ibu rumah tangga, segala pekerjaan dapat disesuaikan sehingga
41
dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Harfina
(2009),yang menyatakan bahwa adanya peran perempuan yang lebih besar dalam
rumah tangga mengakibatkan perempuan yang telah menikah harus memegang
peran ganda, yaitu sebagai perempuan bekerja dan orang yang melaksanakan
tugas dalam rumah tangga. Dengan pertimbangan tanggung jawab ganda tersebut
ibu rumah tangga yang bekerja memiliki karakteristik tingkah laku yang berbeda
dengan pekerjaan laki-laki sehingga dalam pemilihan jenis pekerjaan yang
fleksibel disesuaikan dengan aktivitas dalam rumah tangga.
Untuk indikator peran model yang berarti ibu rumah tangga tersebt
menjadikan ibu rumah tangga lain yang sukses beternak menjadi referensi ibu
rumah tangga tersebut untuk terlibat menjadi peternak, perempuan peternak sapi
potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae, Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai
Tengah Kabupaten Sinjai menyatakan “setuju” hal ini dapat dilihat dari jumlah
frekuensi sebesar 16 orang dengan persentase sebesar 40% pada kategori setuju.
Berdasarkan hal tersebut, perempuan peternak sapi potong di daerah tersebut ikut
beternak jika melihat perempuan lain yang sukses dalam beternak dengan harapan
agar mereka dapat mengulang kesuksesan yang sama. Tujuan dari kesuksesan
adalah perbaikan ekonomi keluarganya oleh karena itu dengan terlibatnya
perempuan menjadi peternak karena tertarik dengan kesuksesan yang diraih oleh
perempuan lain membuat mereka berpontensi untuk berkontribusi terhadap
perekonomian keluarganya. Hal ini didukung oleh pendapat Lestari dkk (1997)
yang menyatakan bahwa, potensi yang dimiliki wanita untuk menopang ekonomi
keluarga memang cukup besar. Namun demikian wanita tidak menonjolkan diri
atau mengklaim bahwa mereka menjadi penyangga utama ekonomi keluarga.
42
Wanita Indonesia terutama di perdesaan sebagai sumber daya manusia cukup
nyata partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga dan rumah
tangga bersama pria. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peran serta wanita
dalam berbagai industri di beberapa daerah cukup besar dan menentukan, dengan
pengelolaan usaha yang bersifat mandiri.
Dengan melihat beberapa indikator untuk mengukur tingkat motivasi
perempuan beternak sapi potong berdasarakan faktor push (dorongan) dapat
disimpulkan bahwa perempuan beternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak
Lonrae, berada dalam kategori setuju beternak sapi potong karena adanya faktor
push (dorongan). Hal ini dapat dilihat pada total bobot sebesar 510. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skala interval berikut.
Sangat tidak tidak setuju setuju sangat setuju setuju
200 350 500 510 650
Gambar 2. Tingkat Motivasi Perempuan Beternak karena Faktor Push di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kel. Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa keikutsertaan perempuan menjadi
peternak karena adanya faktor push (dorongan) ternyata mendapat tanggapan yang
setuju dari para perempuan peternak di Kelompok Tani Ternak Lonrae
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Hal ini disebabkan karena
perempuan tersebut menjadi peternak karena adanya rangsangan negatif dari
lingkungannya atau adanya faktor push yang mendorong mereka untuk beternak,
dengan adanya motivasi yang bersifat dorongan tersebut sehingga perempuan
43
pada kelompok tani ternak Lonrae beternak dan dapat membantu usaha dari
keluarganya selain itu beberapa diantara mereka tidak puas jika hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga sehingga mereka ikut beternak sapi potong.
Sebagaimana Mulyati dan Setiawan (2006) yang menyatakan bahwa, seiring
dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, peran perempuan dalam
keluarga pun bisa berubah atau dalam hal ini bertambah, ia pun bisa ikut
ber”usaha” layaknya seorang suami atau bapak di dalam keluarga. Mereka bisa
mempunyai usaha mereka sendiri dengan tetap tidak melupakan status mereka
sebagai ibu rumah tangga.
5.3.2 Motivasi Perempuan Beternak karena Adanya Faktor Pull (Ketertarikan)
Motivasi perempuan beternak karena adanya faktor pull (ketertarikan)
disebabkan karena adanya keinginan dalam diri perempuan tersebut untuk
beternak, keinginan tersebut karena adanya rangsangan positif dari dalam dirinya.
Terdapat beberapa idikator mengenai motivasi pull (ketertarikan) yaitu, perlu
kemerdekaan, kesempatan keuangan membaik, dan potensi mengembangkan hobi.
Motivasi perempuan beternak karena adanya faktor pull di Kelompok Tani Ternak
Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11. Tingkat Motivasi Perempuan karena Faktor Pull di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah kabupaten Sinjai
No Indikator Skor Frekuensi Persentase Bobot
44
(Orang) (%)1 Perlu kemerdekaan 4
321
217156
542,537,515
851306
Jumlah 40 100 952 Kesempatan
keuangan membaik4321
251500
62,537,5
00
1004500
Jumlah 40 100 1453 Mengembangkan
hobi4321
131296
32,530
22,515
5236186
Jumlah 40 100 112Total Keseluruhan 352
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012
Berdasarkan data pada tabel 11 dapat diketahui bahwa motivasi
perempuan beternak berdasarkan faktor pull dengan indikator perlu kemerdekaan
yang berarti ibu rumah tangga tersebut tidak ingin bekerja karena adanya suatu
perintah atau bekerja karena kemauan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa
tanggapan responden terhadap indikator tersebut yaitu “setuju” dengan frekuensi
sebesar 17 orang dan persentase sebesar 42,5 %, hal ini disebabkan karena dalam
bekerja perempuan tersebut tidak ingin berada dalam tekanan, mereka ingin
bekerja bukan karena kemauan orang lain tetapi karena kemauan mereka sendiri
sehingga mereka memiliki kepuasan terhadap pekerjaan mereka, hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tunjungsari (2011) yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang mengenai
pekerjaan yang dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya.
Untuk indikator kesempatan keuangan membaik yang berarti keadaan
dimana ibu rumah tangga tersebut merasa jika dia terlibat membantu suaminya
menjadi peternak dapat memperbaiki keuangannya, perempuan peternak sapi
45
potong di Kelompok Tani ternak Lonrae menyatakan “sangat setuju” hal ini
dilihat dari jumlah frekuensinya sebesar 25 dan persentase sebesar 62,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa jika dengan mereka beternak mereka dapat semakin
memperbaiki kondisi keuangan mereka atau dengan mereka beternak kondisi
keuangan mereka dapat semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
perempuan tersebut dapat berpartisipasi dalam meningkatkan ekonomi keluarga,
hal ini sesuai dengan Haryanto (2008) yang menyatakan bahwa Peningkatan
partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi karena: pertama, adanya perubahan
pandangan dan sikap masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum
wanita dan pria, serta makin disadarinya perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi
dalam pembangunan, kedua, adanya kemauan wanita untuk bermandiri dalam
bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin
juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan
penghasilan sendiri.
Pada indikator potensi mengembangkan hobi yang berarti ibu rumah
tangga yang suka memelihara ternak sehingga ibu rumah tangga tersebut terlibat
membantu suaminya menjadi peternak, perempuan peternak sapi potong di
Kelompok Tani Ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai menyatakan “sangat setuju”, hal ini dapat dilihat dari jumlah
frekuensinya sebesar 13 orang dan persentase sebesar 32,5%, berdasarkan hal
tersebut dapat diketahui bahwa bagi perempuan peternak yang memiliki hobi
beternak maka mereka dengan senang hati akan terjun menjadi peternak karena
dan akan mengerjakan pekerjaan mereka dengan senang hati. Dengan adanya hobi
beternak dapat menguatkan motivasi dari perempuan tersebut untuk beternak hal
46
ini sesuai dengan pendapat Prabu (2005) yang menyatakan bahwa motivasi adalah
hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya
mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Untuk indikator peran model, perempuan peternak sapi potong di
Kelompok Tani Ternak Lonrae, Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai menyatakan “setuju” hal ini dapat dilihat dari jumlah frekuensi
sebesar 16 orang dengan persentase sebesar 40%. Berdasarkan hal tersebut,
perempuan peternak sapi potong di daerah tersebut ikut beternak jika melihat
perempuan lain yang sukses dalam beternak dengan harapan agar mereka dapat
mengulang kesuksesan yang sama. Tujuan dari kesuksesan adalah perbaikan
ekonomi keluarganya oleh karena itu dengan terlibatnya perempuan menjadi
peternak karena tertarik dengan kesuksesan yang diraih oleh perempuan lain
membuat mereka berpontensi untuk berkontribusi terhadap perekonomian
keluarganya. Hal ini didukung oleh pendapat Lestari dkk (1997) yang menyatakan
bahwa, potensi yang dimiliki wanita untuk menopang ekonomi keluarga memang
cukup besar. Namun demikian wanita tidak menonjolkan diri atau mengklaim
bahwa mereka menjadi penyangga utama ekonomi keluarga. Wanita Indonesia
terutama di perdesaan sebagai sumber daya manusia cukup nyata partisipasinya
khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga dan rumah tangga bersama pria.
Bebeerapa hasil penelitian menunjukkan peran serta wanita dalam berbagai
industri di beberapa daerah cukup besar dan menentukan, dengan pengelolaan
usaha yang bersifat mandiri.
Dengan melihat beberapa indikator untuk mengukur tingkat motivasi
perempuan beternak sapi potong berdasarakan faktor pull (ketertarikan) dapat
47
disimpulkan bahwa perempuan beternak sapi potong di Kelompok Tani Ternak
Lonrae, berada dalam kategori setuju beternak sapi potong karena adanya faktor
pull (ketertarikan). Hal ini dapat dilihat pada total bobot sebesar 352. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skala interval berikut.
Sangat tidak tidak setuju setuju sangat setuju setuju
120 210 300 352 390
Gambar 3. Tingkat Motivasi Perempuan Beternak karena Faktor Pull di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kel. Samaenre Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa keikutsertaan perempuan menjadi
peternak karena adanya faktor pull (ketertarikan) ternyata mendapat taggapan
yang setuju dari perempuan peternak di Kelompok Tani Ternak Lonrae
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Hal ini disebabkan karena adanya
rangsangan positif dari dalam diri perempuan tersebut atau faktor pull yang
membuat mereka teratarik untuk beternak, ketertarikan inilah yang mendorong
perempuan beternak dan ada kepuasan tersendiri yang mereka dapatkan ketika
mereka bekerja. Adanya faktor pull yang menyebabkan perempuan tersebut
bekerja memperlihatkan adaya motivasi dari dalam diri perempuan tersebut. Hal
ini sesuai dengan pendapat Weiner dalam Kamil (2001), menyatakan motivasi
adalah keadaan jiwa sesorang yang mampu membangkitkan, mengarah dan
bersikap. Motivasi merupakan kontiniu satu set proses yang memberi tenaga
kepada tingkah laku seseorang itu dan matlamat menjuruskan tingkah laku itu
kepada satu-satu matlamat. Seseorang yang bermotivasi akan membuat pilihan
48
positif untuk melaksanakan sesuatu itu kerana beliau akan mengetahui tindakan
ini bermakna kepadanya dan boleh memuaskan keperluannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulira dkk (2011)
mengenai perempuan yang berusaha di Uganda diperoleh bahwa mayoritas
wanita-wanita Uganda tinggal di area pedesaan yang memotivasi mereka bekerja
adalah untuk meningkatkan kondisi keuangan mereka. Selain itu wanita Uganda
dan Guatemala bekerja karena adanya keperluan bukan karena adanya
kesempatan. Selanjutnya Mulira dkk ( 2011) menjelaskan bahwa sifat alami yang
mendorong perempuan berusaha akan bergantung pada faktor lain selain persepsi
peluang atau keterampilan yang diperlukan. Ketersediaan modal dan beberapa
faktor lain seperti kultur menjadi salah satu peran kunci.
Faktor yang disebutkan itu tidak terdapat pada penelitian ini, oleh karena
itu disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk melehat beberapa faktor lain
yang memotivasi perempuan bekerja agar dapat melengkapi penelitian ini.
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan
49
1. Curahan waktu kerja perempuan pada usaha peternakan sapi potong di
Kelompok Tani Ternak Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten
Sinjai yaitu sebesar 3,675 jam/hari.
2. Besarnya kontribusi curahan waktu kerja perempuan terhadap total
curahan waktu kerja pada usaha sapi potong di Kelompok Tani Ternak
Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai yaitu sebesar 59,34%.
3. Motivasi perempuan ikut serta pada usaha peternakan sapi potong adalah
jadwa kerja fleksibel, peran model, perlu kemerdekaan, kesempatan
keuangan membaik dan potensi mengembangkan hobi. Motivasi tersebut
merupakan kombinasi dari teori motivasi push dan pull
6.2 Saran
1. Melihat besarnya kontribusi perempuan pada usaha peternakan sapi
potong di Kelompok Tani Ternak Lonrae Kecamatan Sinjai Tengah
kabupaten Sinjai, maka sebaiknya curahan waktu kerja perempuan
tersebut lebih di optimalkan untuk meningkatkan produktivitas
perempuan pada usaha peternakan sapi potong.
2. Instansi terkait diharapkan sebaiknya melakukan pembinaan dan
penyuluhan agar perempuan tersebut bekerja bukan hanya untuk
pemenuhan kebutuhan tetapi agar mereka beternak juga berorientasi pada
pengembangan usaha sapi potong.
3. Pada penelitian ini hanya melihat besarnya kontribusi curahan waktu kerja
perempuan pada usaha peternakan sapi potong, tetapi tidak melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah curahan waktu
50
tersebut. Oleh karena itu disarankan agar ada penelitian selanjutnya yang
dapat melengkapi penelitian ini.
4. Motivasi perempuan bekerja hanya dilihat berdasarkan indikator pada
teori motivasi push dan pull, sedangkan masih banyak faktor lain seperti
modal, kultur dam lainnya yang memotivasi perempuan dalam berusaha,
olehnya itu disarankan pada penelitian selanjutnyaagar dapat melengkapi
penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawaty. 2011. Kontribusi Curahan Kerja Wanita Pada Usaha Peternakan Kelinci Di Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar
51
Harfina, D. 2009. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terselubung di Jawa Tengah Analisis Data SAKERNAS 200. Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. IV No.1
Haryanto, S. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.9 No.2, Desember 2008. Program D3 Keuangan dan Perbankan Universitas Merdeka Malang
Hastuti, E. 2004. Hambatan Sosial Budaya dalam Pengarustamaan Gender di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor
Hayati, M dan Sugiarti,T. 2009. Prospek Agribisnis Tanaman Melati dan Peran Wanita Madura. Jurnal Embryo Vol 6. No 1 Juni 2009. Jurusan Agribisnis Fak. Unijoyo
Hariadja. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT Grasindo. Anggota Ikapi. Jakarta.
Ismail, Hasni. 2012. An Exploratory Study of Motivational Factors on Women Enterpreneurship Venturing in Malaysia. Jurnal Business and Economic Research 2162-4860 Vol.2 No 1. 2012
Kasim, K dan Sirajuddin, N. 2008. Peranan Usaha Wanita Peternak Itik Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Kelurahan Manisa Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap). Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Lestari,R. Santoso,I. Sulastri, D. 1997. Kontribusi Wanita dalam Agribisnis Gula Semut di Kabupaten Blitar Propinsi Jawa Timur. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 9 No. 1 Februari.
Lestraningsih, M dan Basuki, E. 2008. Peran Serta Wanita Peternak Sapi Perah Dalam Meningkatkan Taraf Hidup Keluarga. Jurnal Ekuitas Vol.12 No.1, Maret 2008. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Mahastanti.L dan Nugrahanti Y. (2010). Peranan Wanita Pendamping Suami Menjalankan Bisnis Kelurga Dalam Pengembangan Bisnis Studi Industri Kecil Kerupuk Di Tuntang Kabupaten Semarang. Jurnal Siasat Bisnis Vol.14 No.1, April 2010 (43-58)
Mastuti dan Hidayat. 2008. Peranan Tenaga Kerja Perempuan dalam Usaha Ternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas (Role of Women Workers at Dairy Farms in Banyumas District) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
52
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Cetakan keempat. LP3ES, Jakarta
Mulyati, D dan Setiawan,D. 2006. Identifikasi Faktor Pendorong Bagi Ibu Rumah Tangga Dalam Merealisasikan Minat Usaha Menjadi Suatu Kegiatan Usaha (Studi Kasus : 12 Ibu Rumah Tangga di Wilayah Bumi Serpong Damai Tangerang). Master Theses from JBPTSBMITB. Institut Teknologi Bandung.
Murtidjo, B. 2000. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.
Prabu, A. 2005. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No. 6 Desember.
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta
Rianto, E dan Purbowati, F. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadya. Jakarta
Sajogyo, P. 1984. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. CV. Rajawali, Jakarta.
Saleh E dan Yunilas. 2004. Perbandingan Alokasi Waktu Tenaga Kerja Wanita Dan Pria Dalam Usaha Penggemukan Sapi di Kec.Hamparan Perak Kab. Deli serdang. Jurnal Komunikasi Penelitian Vol 16(6). Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Siregar, S. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Skripsi. Universitas Sumatra Utara
Sodiq, A dan Abidin, Z. 2002. Penggemukan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori & Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Staggenborg, S. 2003. Gender, Keluarga, & Gerakan-Gerakan Sosial. Mediator. Jakarta
Suradisastra,K dan Lubis, A. 2000. Aspek Gender Dalam Kegiatan Usaha Peternakan. Jurnal Wartazoa Vol.10 No.1 Th 2000. Pusat penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor
Tunjungsari, P. 2011. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Jurnal Vol. 1 No.1 Maret 2011
53
Wardoyo. 1993. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yunilas. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak (Factors That Influence Time Reality Women Labours In Cattles Career in Subdistrict of Hamparan Perak). Jurnal Agribisnis Peternakan Vol 1. No. 3, Desember 2005. Prog Studi Peternakan, FP UDU
Yusdja, Y. dan N. Ilham. 2007. Suatu Gagasan Tentang Peternakan Masa Depan dan Strategi Mewujudkannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 25 No 1: 19−28.
Zin,Muh.Kamil. M. (2001). Minat Dan Motivasi Pelajar Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Islam KBSM: Satu Tinjauan Ke Atas Pelajar-Pelajar Tingkatan 4 Di Sekolah Menengah Kebangsaan Tanjung Adang, Gelang Patah, Johor Bahru, Johor. Diterbitkan. Tesis Sarjana Muda. Universiti Teknologi Malaysia, Skudai.
54
Lampiran 1. Identitas Responden Penelitian di Kelompok Tani ternak Lonrae Kelurahan Samaenre Kecamatan Sinjai Tengah Kab. Sinjai
No Nama Responden Umur
Jenis Kelamin
Alamat Pendidikan Pekerjaan Jumlah
Ternak
Pengalaman Beternak
1 Sulastri 24 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 13 4
2 St Hidayah 30 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 3 5
3 Sri 25 P Lonrae 1 S1 Petani/Peternak 4 8
4 Ela 25 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 4 7
5 Nurhayati 24 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 3 10
6 Tamriah 32 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 3
7 Mami 40 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 5
8 Jusni 28 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 5 4
9 Wahida 32 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 5
10 Murni 35 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 3 2
11 Salmi 27 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 3 6
12 Hafe 55 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 3 13
13 Sitti Aya 40 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 8
14 Mulyati 38 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 6 15
15 Sitti 50 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 2 20
16 Rahmatia 32 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 4 15
17 Mira 28 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 3 1218 Bariah 42 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 5 1719 Bunne 49 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 4 20
20 Muna 50 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 6 20
21 Uma 35 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 6 12
22 Rahmania 24 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 8 7
23 Hj Migu 42 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 5 14
24 Hasni 27 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 5 9
25 Baya 37 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 5 9
26 Gisra 28 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 6
27 A. Besse 45 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 2 19
28 Nakira 42 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 3 4
29 Harta 32 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 3 10
30 Hatima 46 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 3 20
31 Hidayah 38 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 4 12
32 Salma 30 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 3 9
33 Hayati 37 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 3 10
34 Nahria 47 P Lonrae 1 - Petani/Peternak 2 15
35 Dawiah 30 30 Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 4 12
36 Hasni 39 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 3 10
37 Mulyati 28 P Lonrae 1 SMA Petani/Peternak 2 8
38 Litte 36 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 4 9
39 Luru 43 P Lonrae 1 SD Petani/Peternak 3 13
40 Lina 37 P Lonrae 1 SMP Petani/Peternak 3 11
55
56
57
Lampiran 2. Curahan Waktu Perempuan Pada Usaha Peternakan Sapi Potong
RespondenMembersihkan kandang
& peralatanMemberi Pakan
& MinumMemandikan
TernakMemindahkan
Ternak Total Jam
Total HKSP
Jam HKSP Jam HKSP Jam HKSP Jam HKSP
1 1 292 2 584 1 292 1 292 5 1460
2 0,75 219 1 292 0,75 219 0,5 146 3 876
3 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 1095
4 1,5 438 1 292 0,75 219 0,75 219 4 1168
5 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 10956 1 292 1 292 0,75 219 0,5 146 3,25 9497 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 1095
8 1 292 1,5 438 1 292 0,75 219 4,25 12419 1 292 1,5 438 0,5 146 0,5 146 3,5 1022
10 1 292 1,5 438 0,75 219 0,5 146 3,75 1095
11 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 1168
12 1,5 438 1 292 0,5 146 0,5 146 3,5 1022
13 1 292 1 292 1 292 0,5 146 3,5 1022
14 1 292 1,5 438 1 292 0,75 219 4,25 1241
15 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 1095
16 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 1168
17 1 292 1 292 0,75 219 0,5 146 3,25 949
18 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 1168
19 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 109520 1 292 1,5 438 1 292 0,75 219 4,25 1241
21 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 116822 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 1168
23 1 292 1 292 1 292 0,75 219 3,75 109524 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 1168
25 1,5 438 1 292 0,75 219 0,75 219 4 1168
26 0,75 219 1,5 438 1 292 0,75 219 4 116827 0,75 219 0,75 219 0,75 219 0,5 146 2,75 80328 1 292 1 292 0,75 219 0,75 219 3,5 1022
29 1 292 0,75 219 1 292 0,5 146 3,25 949
30 0,75 219 1 292 1 292 0,75 219 3,5 102231 1 292 1,5 438 1 292 0,5 146 4 116832 0,75 219 1 292 0,75 219 0,75 219 3,25 94933 1 292 1 292 0,75 219 0,5 146 3,25 949
34 0,75 219 0,75 219 0,75 219 0,5 146 2,75 803
35 1 292 1 292 0,75 219 0,75 219 3,5 1022
36 0,75 219 1,5 438 0,75 219 0,5 146 3,5 1022
37 0,75 219 1 292 0,75 219 0,5 146 3 876
38 1 292 1,5 438 0,75 219 0,75 219 4 1168
39 1 292 1 292 0,75 219 0,5 146 3,25 949
40 0,75 219 1 292 1 292 0,75 219 3,5 1022
Total 39,25 47,75 35 25 147 42924
Rata-rata 0,981 1,194 0,875 0,625 3,675 1073,1
58
Responden Mengambil HijauanMengeluarkan
TernakMemasukkan
ternak Total Jam Total HKP
Jam HKP Jam HKP Jam HKP1 2 730 1 365 1 365 4 14602 1 365 0,75 273,75 0,75 273,75 2,5 912,53 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 7304 1 365 0,75 273,75 0,75 273,75 2,5 912,55 0,75 273,75 0,5 182,5 0,5 182,5 1,75 638,756 1 365 0,75 273,75 0,75 273,75 2,5 912,57 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,58 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,59 1 365 0,75 273,75 0,75 273,75 2,5 912,5
10 0,75 273,75 0,5 182,5 0,5 182,5 1,75 638,7511 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,512 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,513 1 365 0,333 121,545 0,333 121,545 1,666 608,0914 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,515 0,75 273,75 0,5 182,5 0,5 182,5 1,75 638,7516 1 365 0,333 121,545 0,333 121,545 1,666 608,0917 0,75 273,75 0,75 273,75 0,75 273,75 2,25 821,2518 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,519 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,520 1,5 547,5 0,75 273,75 0,75 273,75 3 109521 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73022 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,523 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73024 1 365 0,75 273,75 0,75 273,75 2,5 912,525 1,5 547,5 0,5 182,5 0,5 182,5 2,5 912,526 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73027 0,75 273,75 0,25 91,25 0,25 91,25 1,25 456,2528 0,75 273,75 0,25 91,25 0,25 91,25 1,25 456,2529 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73030 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,531 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73032 0,75 273,75 0,25 91,25 0,25 91,25 1,25 456,2533 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,534 0,75 273,75 0,25 91,25 0,25 91,25 1,25 456,2535 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73036 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73037 0,75 273,75 0,25 91,25 0,25 91,25 1,25 456,2538 1 365 0,25 91,25 0,25 91,25 1,5 547,539 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 73040 1 365 0,5 182,5 0,5 182,5 2 730
Total 42,25 19,166 19,166 80,582 29412,43Rata-Rata 1,056 0,479 0,479 2,015 735,311
Lampiran 4. Motivasi Berdasarkan Indikator Pull
59
Lampiran 3. Curahan Waktu Laki-Laki
RespondenJenis Pertanyaan
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3
1 3 3 3
2 3 3 3
3 3 4 2
4 1 4 4
5 3 4 4
6 1 4 1
7 3 3 3
8 3 4 4
9 3 3 3
10 2 4 1
11 2 4 2
12 3 3 3
13 2 4 4
14 3 3 2
15 2 3 3
16 2 3 3
17 3 4 2
18 2 4 4
19 2 4 4
20 4 4 2
21 2 4 4
22 2 3 3
23 2 4 1
24 3 4 4
25 2 4 2
26 1 4 4
27 3 4 1
28 3 4 4
29 2 4 3
30 2 4 4
31 1 4 2
32 3 3 3
33 4 3 3
34 2 3 3
35 1 3 4
36 3 4 1
37 2 3 1
38 3 3 2
39 1 4 4
40 3 4 2
Total 95 145 112
Responden Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 51 4 2 2 3 32 4 2 2 3 33 3 3 2 2 24 4 2 2 3 35 2 3 2 2 16 2 2 3 2 37 3 3 2 1 28 2 1 2 2 39 3 2 3 2 3
10 2 2 2 2 211 3 2 3 3 212 3 1 2 3 313 2 1 3 3 414 3 2 1 4 315 3 4 3 4 316 3 3 2 2 217 1 2 2 4 418 3 1 3 4 319 3 3 1 3 420 2 1 3 3 221 2 1 1 1 222 2 2 3 3 323 3 3 3 2 424 2 1 1 3 425 2 3 3 2 226 2 2 2 4 427 3 3 3 3 428 3 3 2 4 229 2 3 1 3 430 2 2 3 3 431 4 1 3 4 232 1 1 2 3 333 3 1 4 4 334 2 2 2 3 135 4 3 3 3 336 2 1 2 4 337 4 1 1 4 238 4 2 2 1 339 3 3 3 4 140 3 2 2 3 4
Total 108 82 91 116 113
59
Lampiran. 5 Indikator Motivasi Berdasarkan Faktor Pull
Lampiran 6. Kuisioner Penelitian
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN”KONTRIBUSI CURAHAN WAKTU KERJA PEREMPUAN
TERHADAP TOTAL CURAHAN WAKTU KERJA PADA USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI PERDESAAN” (Study Kasus. Kelompok Tani Ternak Lonrae, Kel. Samaenre
Kec. Sinjai Tengah Kab. Sinjai)
Peneliti : Ayu Mahdalia
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………………….Jenis Kelamin : …………………………….Umur : …………………………….Alamat : …………………………….Pendidikan : …………………………….Pekerjaan : …………………………….Jumlah Ternak : ……………………….........Pengalaman Beternak : …………………………….
II. Curahan Kerja Wanita
1. Berapa jam/hari anda melakukan kegiatan pemeliharaan ternak sapi potong berikut ini :
a. Membersihkan kandang dan peralatan : jam/harib. Memberi pakan dan air minum : jam/haric. Memandikan ternak : jam/harid. Mengambil hijauan : jam/harie. Memindahkan ternak ke tempat berteduh : jam/hari
III. Curahan Waktu Laki-LakiBerapa jam/hari melakukan kegiatan pemeliharaan ternak sapi potong
berikut ini:a. Mengambil hijauan jam/harib. Mengeluarkan ternak dari kandang :jam/haric. Memasukkan sapi ke kandang :jam/hari
IV. Motivasi Perempuan Bekerja1. Faktor pendorong (push) perempuan terlibat menjadi peternak: Jika saya sebagai seorang ibu rumah tangga tidak memiliki
pekerjaan selain ibu rumah tangga, maka saya akan memilih terlibat membantu suami beternak.
60
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
Alasan:
Jika penghasilan yang diperoleh oleh suami tidak mencukupi, maka istrinya akan membantu suaminya dan terlibat menjadi peternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setujuAlasan:
saya sebagai ibu rumah tangga merasa tidak puas jika hanya mengurus rumah tangga dan bertani, maka saya juga akan terlibat membantu suami beternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setujuAlasan:
Saya sebagai ibu rumah tangga ingin bekerja pada waktu luang dan pada waktu yang bisa saya sesuaikan sendiri denga kegiatan saya, maka saya akan memilih terlibat membantu suami beternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju
Alasan:
Jika saya seorang ibu rumah tangga melihat ibu rumah tangga lain sukses membantu suaminya beternak maka saya juga akan ikut terlibat membantu sumi beternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju
Alasan:
2. Faktor penarik (pull) perempuan terlibat menjadi peternak: saya sebagai ibu rumah tangga ingin bekerja dengan bebas, tidak
ingin bekerja karena kemauan orang lain, maka saya akan terlibat membantu suami beternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju
Alasan:
Saya sebagai ibu rumah tangga jika dengan membantu suami beternak akan semakin memperbaiki keuangan keleuarga maka saya akan ikut beternak.
61
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
Alasan:
Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi beternak akan terlibat membantu suami beternak.a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setujuAlasan:
***TERIMA KASIH***
62
RIWAYAT HIDUP
AYU MAHDALIA (I311 08
276) lahir di Kampiri Kecamatan
Pammana, Kabupaten Wajo pada
tanggal 02 Juni 1990, sebagai
anak bungsu dari tiga bersaudara
dari pasangan bapak H.Mahmud
Muin dan ibu Hj Dallo. Jenjang pendidikan formal yang
pernah ditempuh adalah SDN 92 Pallawarukka lulus tahun
2002.
Kemudian setelah lulus di SD penulis melanjutkan pendidikan lanjutan
pertama pada SMP N 1 Pammana dan lulus pada tahun 2005, kemudian
melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas pada SMA Negeri 1 Sengkang
Kabupaten Wajo dan lulus pada tahun 2008.
Setelah menyelesaikan SMA, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,
Makasssar dan lulus pada tahun 2012.
63
Recommended