View
12
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI SISWA DALAM MENUNJANG HASIL BELAJAR GEOGRAFI
DI SMA N 1 SOLOK.
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jenjang Strata Satu (S.1)
Oleh AMALIA NOVARITA
05390
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
2
3
4
5
ABSTRAK
Amalia nova rita (2013) : “Efektifitas Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Dalam Menunjang Hasil Belajar Geografi di SMA N 1 Solok.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang efektif nya
penggunaan metode pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa dalam menunjang hasil belajar geografi pada materi mendeskripsikan tata surya dan jagad raya siswa kelas X semester 1 tahun ajaran 2011/2012 di SMA N 1 Solok.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, penelitian ini pada intinya adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan kasual terhadap munculnya suatu akibat (variabel terikat dan sebab (variabel bebas) tertentu dengan melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah dan demonstrasi), sebanyak 3 kali pertemuan.
Dari hasil penelitian dalam komunikasi diperlukan penyampaian pesan, penerima pesan, tanggapan, dan menyimpulkan pesan yang telah diterima. Oleh karena itu semakin efektif berkomunikasi antarpribadi siswa maka semakin tinggi hasil belajar yang dicapai. Sebaliknya jika komunikasi antarpribadi siswa rendah cenderung akan kurang maksimal keterlibatannya dengan pembelajaran geografi, maka hasil belajar yang didapatkan rendah. Ternyata terlihat nilai thitung> ttabel maka thitung berada diluar daerah penerimaan H0, berarti H0 ditolak dan Hipotesis penelitian yang berbunyi “Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) melalui eksperimen lebih tinggi secara Signifikan daripada penggunaan metode pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) melalui konvensional, pada pokok bahasan mendeskripsikan Tata Surya dan Jagad Raya di SMAN 1 Solok”.
i
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkah RahmatNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, dengan
judul “EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI SISWA DALAM MENUNJANG HASIL BELAJAR
GEOGRAFI DI SMA N 1 SOLOK”.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi,
penganalisaaan, dan pembahasan. Semua ini karena keterbatasan kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Akan tetapi berkat bantuan dari pihak para
pembimbing tulisan ini dapat terwujud sebagaimana adanya. Dengan memberikan
rasa hormat kepada pihak yang telah memberikan bantuan, baik bantuan yang
berupa materi maupun non material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Suhatril, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Dedi
Hermon, MP selaku pembimbing II, yang penuh perhatian dan kesabaran
telah meluangkan waktunya membimbing penulis hingga selesainya skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Zawirman, Bapak Drs. Ridwan Ahmad, Bapak Nofrion, S.Pd,
M.Pd selaku tim penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
menulis skripsi ini.
ii
7
3. Ibu Dra. Yurni Suasti, M.Si selaku ketua Jurusan Geografi dan ibu Ahyuni,
ST, M.Si selaku sekretaris jurusan Geografi yang telah memberikan
kemudahan sampai selesainya skripsi ini.
4. Bapak / Ibu dosen yang selama ini telah mendidik penulis selama mengikuti
perkuliahan.
5. Kesbangpol Solok, Dinas Pendidikan Solok, SMA N 1 Solok yang telah
memberikan saya izin untuk penelitian.
6. Teristimewa Ibunda dan Ayahanda tercinta beserta seluruh keluarga besar
yang telah mendukung secara moril maupun material, terimakasih atas kasih
sayang dan iringan doanya kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
7. Rekan–rekan seperjuangan (NR.A 2008) yang telah memberi motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Selanjutnya kepada sahabat dan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas
semuanya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal Alamin.
Padang, Januari 2013
Peneliti
ii
8
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori......... ................................................................................ 6
1. Efektifitas ....................................................................................... 6
2. Komunikasi antarpribadi ................................................................ 11
3. Kooperatif Tipe Think Pair Share.................................................. 12
4. Hail Belajar .................................................................................... 16
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 19
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 21
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 22
C. Variabel dan Data ........................................................................... 23
D. Prosedur Penelitian......................................................................... 24
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 31
iii
9
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum ................................................................................. 35
B. Deskripi Data ....................................................................................... 42
C. Pembahasan .......................................................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 49
B. Saran ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51 LAMPIRAN
iii
10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rancangan Penelitian ............................................................................ 21
2. Jumlah Siswa Kelas X SMA N 1 Solok ................................................ 22
3. Kelas Sampel .......................................................................................... 23
4. Perkembangan Jurusan di SMA N 1 Solok ............................................ 38
5. Pembinaan Yang Sudah Dilakukan Oleh SMA N 1 Solok .................... 39
6. Pelatihan Kepala Sekolah ....................................................................... 41
7. Jumlah Guru Per Mata Pelajaran............................................................ 42
8. Nilai Post Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 44
9. Uji Normalitas Post Test ....................................................................... 45
10. Uji Homogenitas Post Test .................................................................... 45
11. Uji Hipotesis .......................................................................................... 46
iv
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran RPP kelas eksperimen .......................................................... 62
2. Lampiran RPP kelas kontrol ................................................................. 52
3. Lampiran uji soal sebelum validitas ....................................................... 59
4. Lampiran uji soal sesudah validitas ....................................................... 62
5. Lampiran tabulasi uji coba ..................................................................... 63
6. Lampiran data hasil soal valid eksperimen ............................................ 65
7. Lampiran data hasil soal valid kontrol ................................................... 66
8. Lampiran hasil uji normalitas ................................................................ 67
9. Lampiran Perhitungan Varians Post Test ............................................... 68
10. Lampiran Uji Hipotesi ............................................................................. 69
11. Lampiran Homogenitas ........................................................................... 70
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek utama untuk membangun sebuah
peradaban. Membentuk generasi yang bebas, cerdas dan berkarakter melalui
proses pembelajaran adalah tujuan dasar dari pendidikan. Salah satu dari
delapan poin MDGs (Millenium Development Goals) di bidang pendidikan
adalah pemerataan pendidikan dasar, baik untuk perempuan maupun laki-
laki, di manapun mereka berada (universal education). Ada tiga cara
mengukur keberhasilan tercapainya universal education, yakni: Jumlah anak
yang dapat bersekolah di Sekolah Dasar, Proporsi anak yang lulus Sekolah
Dasar, Angka kemampuan membaca dan menulis pada masyarakat usia 15-
24 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Jika ketiga poin tersebut dapat
menunjukan pencapaian yang optimal, maka universal education dapat
dinyatakan berhasil.
Pendidikan merupakan suatu wahana untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia melalui berbagai program yang dilaksanakan secara
sistematis dan terarah yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Geografi merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam
perkembangan jaman seiring dengan perkembangan teknologi dan langsung
berhubungan dengan alam. Mata pelajaran geografi dapat mengembangkan
kemampuan berpikir dengan menggunakan berbagai peristiwa dan
1
2
penyelesaian masalah baik kualitatif maupun secara kuantitatif. Melalui
pembelajaran geografi siswa dapat mengembangkan pengetahuan,
kecakapan, kreatifitas, kemandirian, bertanggung jawab dan memunculkan
sikap percaya diri. Mengingat begitu pentingnya peranan geografi, maka
banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
terutama yang dilakukan oleh guru.
Dalam menciptakan suasana belajar yang efektif guru harus bisa
memilih model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif yang menekankan siswa aktif secara fisik, mental, intelektual dan
emosional. Model pembelajaran kooperatif menekankan siswa untuk saling
bekerja sama dalam kelompoknya. Salah satu cara dalam meningkatkan
kualitas belajar dan memberikan motivasi pada siswa adalah menggunakan
metode pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS). Menurut (Ibrahim,
2000:20) tipe pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah pendekatan
struktural tipe Think Pair Share (TPS) adalah salah satu strategi dalam
metode pembelajaran kooperatif atau kelompok yang memberikan waktu
kepada siswa untuk lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain. Dengan strategi ini diharapkan dapat mengembangkan
semangat kebersamaan, menimbulkan motivasi serta menumbuhkan efektif,
dengan menggunakan strategi Think Pair Share siswa diberikan kesempatan
untuk berfikir sendiri, diskusi, saling membantu dalam kelompoknya serta
berbagi dengan siswa lainnya.
3
Dalam proses pembelajaran dengan melakukan metode Think Pair
Share ini diperlukan komunikasi antarpribadi siswa yang efektif, agar
proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Ditinjau dari prosesnya,
pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut
terlihat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai
komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Menurut Hovland, Janis,
Kalley (dalam arni Muhammad: 2001) komunikasi adalah proses individu
mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain. Dalam proses belajar mengajar terjadi proses
komunikasi, baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Komunikasi
ini terjadi apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat
atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. “jika siswa pasif
dalam proses pembelajaran maka hasil belajar yang didapatkan rendah,
sebaliknya jika siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan metode yang
telah diberikan maka hasil belajar yang didapatkan tinggi.
Peranan komunikasi antarpribadi siswa dalam menunjang hasil belajar
geografi sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Komunikasi antarpribadi siswa mempunyai peluang untuk memacu
keberhasilan seseorang dalam membicarakan masalah-masalah pelajaran
dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir yang terjadi pada
setiap orang yang belajar yang dapat terjadi kapanpun dan dimana saja, ada
yang mengajar atau tidak. Pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, kegemaran
dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan
4
belajar. Penguasaan siswa dalam menguasai materi pembelajaran haruslah
konsentrasi khususnya pada pelajaran geografi. Salah satu kurang nya
konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran adalah penyampaian materi
dan penerimaan materi yang disampaikan tidak relevan. Jika penyampaian
materi kurang dipahami oleh siswa maka hasil belajar siswa rendah,
sebaliknya jika penerimaan materi mudah dipahami siswa maka hasil belajar
geografi siswa tinggi. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul ”Apakah Efektifitas Penggunaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan
Komunikasi Antarsiswa Dalam Menunjang Pencapaian Hasil Belajar
Geografi di SMA N 1 Solok.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka batasan masalah yang diteliti adalah
Efektifitas Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair
Share) Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarsiswa Dalam Menunjang
Pencapaian Hasil Belajar Geografi di SMA N 1 Solok. Dengan metode
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Efektif Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan
5
Komunikasi Antarsiswa Dalam Menunjang Pencapaian Hasil Belajar
Geografi di SMA N 1 Solok?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang “Efektifitas
Penggunaan Metode Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) Untuk
Meningkatkan Komunikasi Antarsiswa Dalam Menunjang Pencapaian
Hasil Belajar Geografi di SMA N 1 Solok.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya hasil penelitian ini, di harapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Menjadi Karya Tulis Ilmiah dibidang pembelajaran geografi terutama
terkait dengan Efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi
siswa Dalam Menunjang Hasil Belajar Geografi Di SMA N 1 Solok,
sehingga dapat dijadikan sebagai masukan bagi semua pihak.
2. Menjadi masukan bagi guru geografi dalam mengembangkan kegiatan
dan proses pembelajaran, terutama terkait dengan judul penelitian ini.
6
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian teori
1. Efektifitas
Efektifitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula
dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya
atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non
fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif
maupun kualitatif (Said, 1981:83). Sedangkan menurut Purwadarminta
(1994:32) “di dalam pengajaran efektifitas berkenaan dengan pencapaian
tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama
dalam perencanaan pengajaran”.
Efektifitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang
tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas juga
berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil
yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat
daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan
pengguna/client.
Untuk mengetahui efektifitas suatu program, perlu dilakukan
penilaian terhadap manfaat atau daya guna program tersebut. Penilaian
6
7
terhadap manfaat atau daya guna disebut juga dengan evaluasi
(Stufflebeam, 1974, dalam Tayibnafis, 2000:3).
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran
setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas
dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai,
materi dan metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektifitas
pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa.
Efektifitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang
terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan. Efektifitas pembelajaran dapat dicapai apabila
rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan
sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Efektifitas pembelajaran dapat diukur dengan mengadaptasi
pengukuran efektifitas pelatihan yaitu melalui validasi dan evaluasi (Lesli
Rae, 2001:3). Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran harus
ditetapkan sejumlah fakta tertentu, antara lain dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Apakah pembelajaran mencapai tujuannya?
2. Apakah pembelajaran memenuhi kebutuhan siswa dan dunia usaha?
3. Apakah siswa memiliki keterampilan yang diperlukan di dunia kerja?
4. Apakah keterampilan tersebut diperoleh siswa sebagai hasil dari
pembelajaran?
8
5. Apakah pelajaran yang diperoleh diterapkan dalam situasi pekerjaan
yang sebenarnya?
6. Apakah pembelajaran menghasilkan lulusan yang mampu berkerja
dengan efektif dan efisien?
Efektifitas pembelajaran merupakan permasalahan yang kompleks
dan multidimensional.
Beberapa aspek yang menjadi orientasi ke arah pencapaian efektifitas
pembelajaran dalam perspektif guru dipaparkan oleh Djam’an Satori, et al.
(2003:44-52) sebagai berikut.
1. Apresiasi Guru Terhadap Pengembangan Kurikulum dan Implikasinya.
Guru dituntut mempunyai kemampuan dalam pengembangan
kurikulum secara dinamik sesuai dengan potensi sekolah dengan
berdasarkan pada prinsip-prinsip di bawah ini. (a) Keseimbangan etika,
logika, estetika, dan kinestika. (b) Kesamaan memperoleh kesempatan
bagi semua siswa.(c) Kesiapan menghadapi abad pengetahuan dan
tantangan teknologi informasi. (d) Pengembangan keterampilan hidup.
(e) Berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan. (f) Penilaian
berkelanjutan dan komprehensif.
2. Kreativitas Guru dalam Aplikasi Teknologi Pembelajaran. Guru
dituntut mempunyai pemahaman konsep teoretis dan praktis berkenaan
dengan desain, pengembangan, pemakaian, manajemen, dan evaluasi
pembelajaran serta pengelolaan sumber belajar. Pembelajaran yang
9
memiliki efektifitas tinggi ditunjukkan oleh sifatnya yang menekankan
pada pemberdayaan peserta didik. Pembelajaran bukan sekadar
transformasi dan mengingat, juga bukan sekadar penekanan pada
penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan, akan tetapi lebih
menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga
tertanam dalam jiwa anak dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
hayati serta dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta
didik. Bahkan pembelajaran lebih menekankan pada peserta didik agar
mau belajar bagaimana cara belajar yang produktif.
Selain faktor guru, keberhasilan proses pembelajaran banyak
bertumpu pada sikap dan cara belajar siswa, baik perorangan maupun
kelompok. Selain itu, tersedianya sumber belajar dengan memanfaatkan
media pembelajaran secara tepat merupakan faktor pendorong dan
pemelihara kegiatan belajar siswa yang produktif, efektif, dan efisien.
Memelihara suasana pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan
merupakan kondisi esensial dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini,
perlu ditanamkan persepsi positif pada setiap diri siswa, bahwa kegiatan
pembelajaran merupakan peluang bagi mereka untuk menggali potensi diri
sehingga mampu menguasai kompetensi yang diperlukan untuk
kehidupannya kelak.
Efektifitas pada lembaga pendidikan, dalam hal ini SMA, dapat
dinilai dengan melihat ketepatan kebijakan yang ditetapkan sekolah dan
kesesuaiannya dengan standar yang ditetapkan departemen/dinas terkait
10
serta kesesuaiannya dengan kondisi dan kebutuhan riil di lapangan.
Kebijakan tersebut menyangkut penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi
yang dikembangkan. Selain itu, faktor sosialisasi kebijakan, pemahaman
seluruh anggota organisasi, serta penciptaan iklim kerja yang kondusif
juga perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut merupakan elemen konteks
dalam penilaian efektifitas. Dalam konteks pembelajaran, tujuan
merupakan patokan dan arah yang harus dijadikan pedoman dalam
mengendalikan proses pembelajaran.
Selain konteks, efektifitas juga dinilai dengan melihat input
pembelajaran pada lembaga pendidikan yang mencakup siswa, guru,
kurikulum, metode, dan fasilitas. Selanjutnya, input tersebut dilihat daya
fungsinya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus
berlangsung dengan baik, sesuai pendekatan, pola, dan prosedur yang
relevan. Selain itu, kepuasan dari subjek yang terlibat merupakan hal
penting dalam menilai efektifitas, sebab subjek inilah (siswa dan guru)
yang merupakan pelaku utama dari proses pembelajaran.
Daya fungsi dari input dalam proses pembelajaran akan sangat
menentukan hasil dari pembelajaran. Hasil yang diharapkan dalam hal ini
adalah meningkatnya kompetensi siswa. Keberhasilan pembelajaran dalam
meningkatkan kompetensi siswa merupakan dimensi utama dalam menilai
efektifitas pembelajaran. Tingkat keberhasilan pembelajaran ini dilihat dari
berbagai sudut pandang baik dari sisi siswa sebagai subjek, persepsi guru,
dan kepuasan dunia usaha/industri sebagai pengguna hasil/lulusan.
11
Menurut Miarso (dalam Bambang Warsita, 2008: 287),
“Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan
bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat”. Pengertian ini
mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa
yang dilakukan guru. Menurut Dick dan Reiser (dalam Bambang Warsita,
2008: 288), “pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang”. Jadi
ketika siswa senang dalam belajar, mereka akan mudah menerima ilmu
yang diberikan oleh guru.
2. Komunikasi Antarpribadi Siswa
Komunikasi adalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa
ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui
lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam
dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjen dari East West Center
Hawai (dalam Hafied Cangara: 2003), komunikasi sudah merupakan
bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Profesor
Wilbur Scramm ( dalam Hafied Cangara: 2003) menyebutkan bahwa
komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya.
12
Menurut Harold D. Laswell salah seorang peletak dasar ilmu
komunikasi lewat ilmu politik menyebutkan pertama hasrat manusia untuk
mengontrol lingkungannya, upaya manusia untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungannya, upaya untuk melakukan tranformasi warisan
sosialisasi.
Komunikasi Antarpribadi proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap muka seperti dinyatakan R.Wayne
Pace 1979 (dalam Hafied Cangara). Menurut sifatnya komunikais
antarpribadi dapat dinyatakan atas dua macam, yaitu komunikasi Diadik
dan komunikasi kelompok kecil.
Menurut Everett M. Roggers, proses komunikasi yang
menggunakan telepon kurang kena bila digolongkan sebagai komunikasi
massa atau antarpribadi. Menurut sarjana komunikasi Amerika lainnya
Mc. Croskey memasukkan peralatan komunikasi yang menggunakan
gelombang udara dan cahaya seperti halnya dengan telepon dan telex
sebagai saluran komunikasi antarpribadi. Sebab itu timbul kelompok yang
lebih senang memakai istilah komunikasi antarpribadi yang beralat
(memakai media mekanik) dan komunikasi antarpribadi yang tidak beralat
(berlangsung secara tatap muka).
Menurut Hovland, Janis, Kalley (dalam arnni Muhammad: 2001)
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya
dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
13
Komponen komunikasi menurut Kottler (2000), komunikasi terdiri
dari komponen-komponen berikut : a. pengirim, yaitu pihak yang
mengirim pesan, b. pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan
pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu, c. penerima yaitu orang
yang menerima pesan, d. media yaitu sarana bagi komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju, e. tanggapan yaitu
reaksi penerima setelah menerima pesan.
3. Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) adalah salah satu model pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukan partisipasi
kepada orang lain.
Tipe Think Pair Share (TPS) memberi kesempatan sedikitnya
delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukan
partisipasi mereka kepada orang lain. ( Lie, 2004).
Kagan dalam (Atik Widarti, 2007) menyatakan manfaat Think Pair
Share sebagai berikut:
1. Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan
tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain, ketika mereka
terlibat dalam kegiatan Think Pair Share lebih banyak siswa yang
mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam
pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring
14
penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi
lebih baik.
2. Para guru juga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir
ketika menggunakan Think Pair Share. Mereka dapat berkonsentrasi
mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan
mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.
Fogarty dan Robin (1996) menyatakan bahwa teknik belajar
mengajar Think Pair Share mempunyai beberapa keuntungan sebagai
berikut : Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, Memberikan waktu
kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, Memberikan waktu
kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat sebelum berbagi
dengan kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan.
Dengan teknik belajar mengajar Think Pair Share yang disebutkan
Fogarty dan Robin siswa dilatih untuk banyak berfikir dan saling tukar
pendapat baik dengan teman sebangku ataupun dengan teman sekelas,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siawa karena
siswa dituntut untuk mengikuti proses pembelajaran agar dapat menjawab
setiap pertanyaan dan berdiskusi.
Menurut (Nur dkk, 2000), bahwa langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share secara sederhana
digambarkan sebagai berikut :
15
Tahap 1 : Think (berpikir).
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
konsep pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan
pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Berpikir dapat ditandai dengan siswa mampu bertanya tulisan,
bertanya lisan, menjawab pertanyaan dan berpendapat.
Tahap 2 : Pair (berpasangan dengan teman sebangku).
Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini
dapat menghasilkan jawaban bersama. Biasanya guru mengizinkan
tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Setiap pasangan
siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya
sehingga hasil akhir yang didapat menjadi lebih baik, karena siswa
mendapat tambahan informasi dan pemecahan masalah yang lain.
Tahap 3 : Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut
untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan lain atau
dengan seluruh kelas. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika
guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain,
sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-pasangan tersebut
memperoleh kesempatan untuk melapor. Langkah ini merupakan
penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa
16
langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi lebih
memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan
berdasarkan penjelasan kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa
benar-benar mengerti ketika guru memberikan koreksi maupun
penguatan di akhir pembelajaran.
Menurut (Howard, 2006) mengemukakan lima langkah utama dalam
pembelajaran dengan teknik TPS, sebagai berikut: Step 1: Guru
memberitahukan sebuah topik dan menyatakan berapa lama setiap siswa
akan berbagi informasi dengan pasangan mereka, Step 2: Guru akan
menetapkan waktu berpikir secara individual. Step 3: Dalam pasangan,
pasangan A akan berbagi; pasangan B akan mendengar. Step 4: Pasangan
B kemudian akan merespon pasangan A. Step 5: Pasangan berganti peran.
Menurut (Pramawati, 2005), bahwa Think Pair Share adalah sebuah alur
diskusi dimana siswa selalu memiliki waktu lebih banyak untuk
berpikir dalam merespon suatu pertanyaan. Melalui kegiatan diskusi ini, siswa
diharapkan mampu saling membantu satu sama lainnya, sehingga menghasilkan efek
positif terhadap peningkatan respon siswa.
Arends (dalam Trianto, 2007) menyatakan bahwa Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think
Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan
saling membantu.
17
Lyman (Jones, Raymond, 2002:1) yang mengemukakan bahwa
Think Pair Share membantu para siswa untuk mengembangkan pemahaman
konsep dan materi pelajaran, mengembangkan kemampuan untuk berbagi
informasi dan menarik kesimpulan, serta mengembangkan kemampuan
untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu materi pelajaran.
3. Hasil belajar
Penilaian hasil belajar berhubungan langsung dengan proses belajar,
proses penilaian dilakukan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran
yang ditetapkan dapat dikuasai siswa dengan baik. Penilaian juga
diperlukan untuk dijadikan sebagai umpan balik untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan guru dalam mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh (Arikunto, 2008:7) bahwa: Tujuan dari penilaian hasil belajar adalah
untuk dapat mengetahui siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan
pelajarannya karena sudah berhasil mengetahui materi atau mengetahui
siswa mana yang belum berhasil menguasai materi dan apakah metode
mengajar yang dipakai sudah tepat dalam proses pembelajaran.
Dengan hasil belajar seorang guru dapat mengetahui apakah proses
pembelajaran yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang diharapkan
dengan menggunakan metode-metode yang tepat.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingstey (dalam
Sudjana, 2005: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)
keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan
18
cita-cita. Sedangkan menurut Gagne (dalam Sudjana 2005: 22) membagi
hasil belajar dalam lima kategori, yakni (a) informasi verbal, (b)
ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e)
keterampilan motoris.
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sitesis
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yaitu : penerimaan,
jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah
psikomotor berkaitan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor yakni (a) gerakan refleks, (b)
keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan konseptual, (d) keharmonisan
atau ketepatan, (e) gerakan komplek, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif Sudjana (2005: 22-23). Dengan adanya hasil belajar maka
proses pembelajaran dapat diukur, yaitu berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran.
Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Hasil belajar
menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Dari dua pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami
aktivitas belajar.
19
Menurut Hamalik (2002: 15) hasil belajar adalah tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Davis (dalam
Abdullah, 2007 : 4) mengatakan Dalam setiap proses belajar akan
selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur. Hasil nyata yang dapat dikur
dinyatakan sebagai prestasi seseorang.
Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar
mengajar pada akhirnya akan menghas i l kan kemampuan
s iswa yang mencakup penge tahuan, s i kap dan
ke terampi l an . Da lam ar t i bahwa perubahan kemampuan
merupakan i nd ika to r un tuk menge tahu i has i l prestasi belajar
siswa. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia
menerima suatu pengetahuan yangberupa angka (nilai). Jadi
aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka
proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya
hasil belajar yang dicapai siswa rendah.
20
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini dimaksud guna menjelaskan, mengungkapkan
dan menunjukkan konsepsi berkaitan antara variabel yang akan diteliti dengan
teori-teori “Efektifitas Penggunaan Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Dalam Menunjang
Hasil Belajar Siswa Geografi di SMA N 1 Solok.”
Keharmonisan antarpribadi siswa merupakan kondisi yang kondusif bagi
tumbuhnya pribadi yang baik bagi anak. Keterbukaan antarpribadi siswa itu
merupakan suatu syarat yang penting untuk terjadinya komunikasi
antarpribadi siswa. Dalam komunikasi diperlukan penyampaian pesan,
penerimaan pesan, tanggapan, dan menyimpulkan pesan yang telah diterima.
Oleh karena itu semakin efektif berkomunikasi antarpribadi siswa maka
semakin tinggi hasil belajar yang sangat memuaskan.
Sebaliknya jika komunikasi antarpribadi siswa rendah cenderung akan
kurang maksimal keterlibatannya dengan pembelajaran geografi, maka hasil
belajar yang didapatkan rendah. Berdasarkan kerangka berfikir diatas, diduga
“Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Dalam Menunjang
Pencapaian Hasil Belajar Geografi di SMA N 1 Solok.”
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Komunikasi
Antarpribadi
Siswa
TPS (Think
Pair Share)
Hasil Belajar
Siswa
21
C. Hipotesis Penelitian
Jika komunikasi antarpribadi siswa sangat baik dalam menggunakan
metode pembelajaran tipe Think Pair Share maka pencapaian hasil belajar
siswa tinggi, sebaliknya jika komunikasi antarpribadi siswa dalam
menggunakan metode Think Pair Share tidak rendah cenderung akan kurang
maksimal keterlibatannya dengan pembelajaran geografi, maka pencapaian
hasil belajar siswa rendah.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian yang
digunakan adalah penelitan eksperimen. Penelitian eksperimen pada intinya
adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan kausal terhadap
munculnya suatu akibat (variabel terikat) dan sebab (variabel bebas) tertentu
dengan melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian
ini menggunakan dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
dimana kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas
eksperimen pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
TPS, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional
(ceramah dan demonstrasi), sebanyak 3 kali pertemuan.
Kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah seperti tabel berikut :
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen - X ��
Kontrol - - ��
Sumber: (Nazir, 2005:233)
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan
metode pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share).
22
23
��: Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester
I SMAN.1 Solok yang terdaftar Tahun 2011/2012.
Tabel 2 : Jumlah Siswa Kelas X SMA N 1 Solok.
No Kelas Jumlah Siswa �� 1 �� 29 Siswa 85,91 2 �� 30 Siswa 80,89 3 �� 29 Siswa 81,90 4 �� 30 Siswa 75,00 5 �� 35 Siswa 70,91 6 � 29 Siswa 65,56 7 � 30 Siswa 60,89
Jumlah 263 siswa
Sumber : Tata Usaha SMA N 1 Solok.
2. Sampel
Penelitian ini dibutuhkan dua kelompok sampel yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen
dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think Pair Share) dan
kelas kontrol dengan metode konvensional. Berdasarkan informasi guru
pelajaran geografi bahwa kemampuan rata-rata siswa kelas yang
dijadikan sampel relatif sama bila dilihat dari hasil belajar semester I.
Maka yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah � dan kelas
kontrol �.
24
Tabel 3 : Kelas Sampel
No Kelas Jumlah Siswa
��
1 � 29 Siswa 65,56 2 � 30 Siswa 60,89
C. Variabel
1. Variabel
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Variabel bebas adalah pengajaran dengan pemberian metode
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).
b. Variabel terikat adalah kemampuan komunikasi antarsiswa mata
pelajaran geografi pada materi Mendeskripsikan Tata Surya dan Jagad
Raya kelas X semester 1 SMA N 1 Solok tahun ajaran 2011/2012.
2. Data
Menurut (Arikunto, 2005:96) menyatakan bahwa “ Data adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka”. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data primer diambil melalui Efektifitas Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Komunikasi Antarsiswa Dalam Menunjang Pencapaian
Hasil Belajar Geografi di SMA N 1 Solok.
b. Data sekunder diambil dari Tata Usaha dan Guru Geografi Kelas X
SMA Negeri 1 Solok.
25
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan tiga tahap yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Tahap persiapan
Sebelum mengadakan penelitian di kelas, diadakan persiapan yaitu:
a. Mengurus izin penelitian
b. Menentukan jadwal penelitian
c. Mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran geografi SMA N 1 Solok.
d. Menentukan Populasi dan Sampel
e. Menyusun kisi-kisi soal
f. Mempersiapkan soal tes
g. Menetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran pada kedua kelas sampel berbeda.
Perlakuan yang diberikan berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode Think Pair Share (TPS) sedangkan kelas kontrol
pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional.
3. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan
tes hasil belajar dengan soal yang sama, sehingga dari hasilnya dapat
dibandingkan hasil belajar kedua kelas sampel.
26
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu berupa tes tertulis. Sebelum instrumen
digunakan, terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa yang bukan sampel
dengan tujuan mendapatkan soal yang valid dan reliabel, tingkat kesukaran,
tahap pelaksanaan uji hitung sebagai berikut:
1. Validitas tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan/kesahihan suatu instrumental. Suatu instrumen dianggap valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur ( Arikunto,2009 : 79).
Menghitung validitas soal dengan rumus sbagai berikut :
� ��������
�� � �
Dimana :
� ������������ ���� !�� ������!
"# = rerata skor dari subjek yang menjawab benar lagi soal yang dicari
validitasnya.
"�= rerata skor total
$� = simpangan deviasi total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
% & �!�'!� ���(! '!�) ���!�*+, !- ���(! .
q = 1- p
27
Kriteria : jika / ���0 ��1234 maka butir soal valid.
Berdasarkan hasil uji coba soal terlihat bahwa dari 50 butir soal uji
coba soal penelitian terdapat 30 soal yang tidak valid.
2. Reliabilitas
Instrumen di pandang reliabel apabila instrumen mengukur secara
akurat dan konsisten dari waktu ke waktu, pada prinsipnya menunjukan
sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda
bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Untuk
menentukan koefisien reliabilitas digunakan rumus Kuder dan Richardson
(KR-21) yaitu :
/55� 67689:
;� < ∑ �7�>:
Dimana :
/55 = reliabilitas tes secara keseluruhan
& ? proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
@ ? proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
&@ ? jumlah hasil perkalian antara p dan q
A ? banyaknya item
$ ? standar deviasi adalah akar varians
7B/CDEAFG $EHI/$CJC, 2003 O 101:
28
Dengan kriteria :
0.80 < /55 ≤ 1.00 = korelasi sangat tinggi
0.60 < /55 ≤ 0.79 = korelasi tinggi
0.40 < /55 ≤ 0.59 = korelasi rendah
0.00 < /55 ≤ 0.19 = korelasi sangat rendah
Hasil uji reliabilitas diperoleh r11= 0, 837, berarti soal tes reliabel
karena nilai nilai kritisnya 0,84 dan tingkat reliabilitas soal tinggi.
3. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuai soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Arikunto suharsimi, 2003 :
211). Untuk menentukan daya pembeda soal, terlebih dahulu ditentukan
kelompok atas dan kelompok bawah dari peserta tes :
Rumus yang digunakan untuk daya pembeda adalah :
Q ? RSTS
< RUTU
? VS < VU
Dimana :
J = jumlah peserta tes
TS = banyaknya peserta kelompok atas
TU = banyaknya peserta kelompok bawah
RS� banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
29
benar
RU� banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
VS� WX YX = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
(P sebagai indeks kesukaran)
VU ? UWZW = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi daya pembeda adalah :
D : 0.00 – 0.19 = jelek
D : 0.20 – 0.39 = cukup
D : 0.40 – 0.69 = baik
D : 0.70 – 1.00 = baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik
(Arikunto suharsimi, 2003 : 213)
Hasil analisis daya beda soal diperoleh 20 soal sedang, dan 30 soal mudah.
4. Indeks kesukaran
Indeks kesukaran menunjukan tingkat kesukaran soal. Tingkat
kesukaran soal adalah bentuk analisis item yang akan berguna untuk
mengetahui apakah soal terlalu mudah dan terlalu sukar.
Indeks kesukaran berkisar antara 0.00 sampai 1.00 indeks kesukaran
menunjukan taraf kesukaran soal. Untuk mengetahui indeks kesukaran
soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :
30
V ? RT�
Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal dengan betul
T� = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran yaitu :
a. Soal dengan P 0.00 sampai 0.29 adalah soal sukar
b. Soal dengan P 0.30 sampai 0.69 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0.70 sampai 1.00 adalah soal mudah (Arikunto
suharsimi, 2003 : 210)
Hasil analisis kesukaran soal 30 soal memiliki tingkat kesukaran sedang.
F. Teknik pengumpulan data
1. Metode observasi
Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti (Usman, 1995 : 59). Metode observasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran bagaimana metode pengajaran geografi oleh guru
mata pelajaran dan sejauh mana pemanfaatan sebagai penunjang dalam
proses belajar mengajar.
31
2. Wawancara terstuktur
Wawancara terstruktur bertujuan memperoleh keterangan khusus yang
berkaitan dengan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk pedoman
wawancara. Dalam wawancara terstuktur sudah disediakan alternatif
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah di susun dalam pedoman
wawancara.
3. Metode dokumentasi
Pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen
(Usman, 1995 :73). Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis (Arikunto, 1998 :149). Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data awal dari populasi penelitian, berupa data nilai ulangan
harian yang digunakan untuk uji variabel dan homogenitas populasi.
G. Teknik analisa data
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal atau tidak, memakai uji Liliefors
(Sudjana, 2005: 246-247) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Data X1,X2,X3,...Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga
ke data yang terbesar.
b. Data X1, X2, X3, ....Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ....Zn
dengan rumus sebagai berikut: S
XXZ i
i
−=
Keterangan:X i
X = skor rataS = simpangan baku
c. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang
d. Dengan menggunakan proporsi Z
atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi),
maka:
S
e. Menghitung selisih F(Z
mutlaknya.
f. Diambil harga yang
tersebut dan disebut selisih L
g. Membandingkan nilai
hipotesis itu normal jika
hipotesis ditolak.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas
populasi homogen/tidak dilakukan dengan menggunakan uji levene.
a. Jika sig atau signifikasi atau nilai probabilitas (P) < 0,05 (Taraf
kepercayaan 95%), data yang digunakan adalah tidak homogeny.
Keterangan: i = Skor siswa yang diperoleh siswa yang ke-
X = skor rata-rata S = simpangan baku
Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Zi) = p(Z ≤ Zi).
Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3,...Zn yang lebih kecil
atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi),
maka:
=
Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih
tersebut dan disebut selisih LO.
Membandingkan nilai L o dengan L label. Kriterianya diterima yaitu
hipotesis itu normal jika L o lebih kecil dari L
hipotesis ditolak.
Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah variasi kelompok
populasi homogen/tidak dilakukan dengan menggunakan uji levene.
Jika sig atau signifikasi atau nilai probabilitas (P) < 0,05 (Taraf
kepercayaan 95%), data yang digunakan adalah tidak homogeny.
32
-i
Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
yang lebih kecil
atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi),
) kemudian tentukan harga
paling besar diantara harga mutlak selisih
. Kriterianya diterima yaitu
L label, selain itu
k menguji apakah variasi kelompok
populasi homogen/tidak dilakukan dengan menggunakan uji levene.
Jika sig atau signifikasi atau nilai probabilitas (P) < 0,05 (Taraf
kepercayaan 95%), data yang digunakan adalah tidak homogeny.
33
b. Jika nilai sig atau signifikasi atau nilai probabilitas (P) > 0,05 (taraf
kepercayaan 95%), data yang digunakan adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh
efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) terhadap komunikasi antarsiswa. Menurut Sudjana (2006: 242)
statistik yang digunakan adalah dengan uji t, dengan rumus:
t = [₁ � [₂
�7^₁�_:`_²ab^c� _d`₂² e _^_a _
^₂f
Keterangan :
�₁ = skor rata-rata kelas eksperimen
�₂ = skor rata-rata kelas kontrol
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2 = standar deviasi kelas kontrol
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
Untuk menerima dan menolak hipotesis nol pada level signifikan g =
0,05 digunakan tabel t dengan ketentuan sebagai berikut
1. Jika t hitung sama dengan atau lebih besar dari nilai t pada tabel
maka hipotesis nol (Ho ditolak).
34
2. Jika t hitung lebih kecil dari nilai t pada tabel maka hipotesis nol (Ho
diterima).
Hipotesis statistik
thit < ttab atau – thit > t tab, maka Ho diterima atau Ha ditolak
thit > ttab atau – thit < t tab, maka Ho ditolak atau Ha diterima
Sedangkan kriteria pengujian hipotesis diuji kebenarannya dengan
mengolah data melalui perhitungan statistik dengan tingkat kepercayaan
(g = 0,05).
(Subana, dkk. 2000 : 171-173)
4. Uji Keefektifan Pembelajaran
Menurut mulyasa (2003 : 99), pembelajaran dikatakan efektif jika
mememnuhi syarat ketuntasan belajar, yaitu jika rata-rata hasil belajar
min. 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. (Rahmawati, 2006 : 50)
Rumus Hipotesis : Ho :h i 6.5 Ha : h m 6.5
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian
SMA Negeri 1 Kota Solok didirikan tahun 1953. Nama asal SMA Solok,
merupakan satu-satunya SMA Negeri yang terdapat di Kota Madya dan
Kabupaten Solok pada masa itu. SMA Negeri 1 Kota Solok terletak di Jalan
Kihajar Dewantoro No. 30 Kelurahan Tanah Garam Kota Solok, memiliki luas
tanah 1,6 hektar.
Lokasi SMA Negeri 1 Kota Solok pada tahun 1953 s/d 1954 di Komplek
Rumah Bupati. Pada tahun 1955 s/d 1957 di Asrama Kodim/belakang Kantor
Pembantu Gubernur. Pada tahun 1959 s/d 1962 terjadi pemisahan kelas. Kelas
I (satu) menumpang di SMP 1 Solok, Kelas II (dua) di SMP 2 Solok,
sedangkan kelas II (tiga) di SKP (SMP 3 lama). Semenjak tahun 1962 sampai
sekarang SMA Negeri 1 Kota Solok berada di Jalan Kihajar Dewantoro No. 30
Kelurahan Tanah Garam Kota Solok.
Di SMA Negeri 1 Kota Solok telah terjadi pergantian pimpinan atau
Kepala Sekolah dari waktu ke waktu sebagai berikut :
1. Tahun 1953 s/d 1955 dipimpin oleh Syafar Luthan
2. Tahun 1955 s/d 1955 dipimpin oleh Li Sudrajat
3. Tahun 1955 s/d 1957 dipimpin oleh Supomo
4. Tahun 1957 s/d 1958 dipimpin oleh Herkusumo
35
36
5. Tahun 1959 s/d 1961 dipimpin oleh A. Saskar Syarif
6. Tahun 1961 s/d 1964 dipimpin oleh Syafruddin Syarif
7. Tahun 1964 s/d 1976 dipimpin oleh Burhan Yusuf
8. Tahun 1976 s/d 1983 dipimpin oleh Rusdi
9. Tahun 1983 s/d 1988 dipimpin oleh Drs. Nazir Bustami
10. Tahun 1988 s/d 1993 dipimpin oleh Ibnoe Abbas HS.
11. Tahun 1993 s/d 1994 dipimpin oleh Zainal Lain
12. Tahun 1994 s/d 2000 dipimpin oleh Drs. Yulinas Khatib
13. Tahun 2000 s/d 2003 dipimpin oleh Drs. H. Syahrul Efendi
14. Tahun 2003 s/d 2006 dipimpin oleh Drs. Aswan Nur
15. Tahun 2006 s/d 2009 dipimpin oleh Drs. Novid Azda, MM
16. Tahun 2009 sampai sekarang oleh Drs. Delfion, M.Si
SMA Negeri 1 Kota Solok juga mengalami pergantian nama, dari tahun
1953 sampai tahun 1988 dinamakan SMA Solok. Dari tahun 1988 s/d 1997
berganti nama menjadi SMA 1 Solok. Terhitung mulai tanggal 2 Mei 1997
mengalami perubahan nama yakni SMUN 1 Solok dengan sekolah bertipe B.
Jumlah lokal 18 dengan rincian masing kelas (1, 2, dan 3) terdiri dari 6 lokal.
Kemudian terhitung Juli 2004 mengalami peningkatan jumlah lokal menjadi 21
lokal, masing-masing kelas (1, 2, dan 3) berjumlah 7 lokal. Peningkatan terus
terjadi sehingga Juli 2005 jumlah local menjadi 23 buah local, dengan rincian
kelas X (kelas 1) berjumlah 8 lokal, kelas XI (kelas 2) berjumlah 7 lokal yakni
Ilmu Alam 4 lokal dan ilmu sosial 3 lokal. Kelas XII (kelas 3) berjumlah 8
37
lokal terdiri dari jurusan IA 4 lokal, jurusan IS 3 lokal, dan 1 lokal untuk
jurusan Bahasa. Dan untuk tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 27 lokal
dengan rincian kelas X sebanyak 10 lokal, kelas XI sebanyak 9 lokal dan kelas
XII sebanyak 8 lokal.
Tabel 4 : Perkembangan Jurusan di SMA N 1 Kota Solok
No. Tahun Nama Jurusan
1. 1953 s/d 1965 A – B
2. 1965 s/d 1974
PAS (Ilmu Pasti) PAL (Pengetahuan Alam) SOS (Sosial) BUD (Budaya)
3. 1975 s/d 1978
PAS (Ilmu Pasti) PAL (Pengetahuan Alam) Sosial Budaya
4. 1978 s/d 1986 IPA IPS Bahasa
5. 1986 s/d 1995
A 1 (Ilmu Fisika) A 2 (Ilmu Biologi) A 3 (Ilmu Sosial) A 4 (Ilmu Bahasa)
6. 1995 s/d 2006 Bahasa IPA IPS
7. 2006 s/d sekarang IA-IS
1. Pengembangan Diri SMA N 1 Kota Solok
SMA Negeri 1 Kota Solok melakukan pengembangan diri dengan
membuka program kelas jauh dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat di bidang pendidikan, seperti :
a) Kelas jauh pertama di Muara Labuh tahun 1975 s/d 1978.
Berdiri sendiri tahun 1978 sebagai SMA Muara Labuh.
38
TMT (Terhitung Mulai Tanggal) 2 Mei 1997 Menjadi SMU
Negeri 1 Sungai Pagau.
b) Kelas jauh kedua di Singkarak tahun 1981 sampai tahun
1983. Berdiri sendiri tahun 1983 menjadi SMA Negeri
Singkarak, kepala sekolah Mardani. TMT 2 Mei 1997
menjadi SMU Negeri 1 X Koto Dibawah.
c) Kelas jauh ketiga di Cupak Solok tahun 1982 sampai tahun
1983. Berdiri sendiri tahun 1983 sebagai SMA Negeri
Gunung Talang, kepala sekolah Anizar Jambak. TMT 2
Mei 1997 Menjadi SMU Negeri 1 Gunung Talang.
d) Kelas jauh keempat di Biruhun Solok tahun 1985 sampai
tahun 1986. Berdiri sendiri tahun 1986 menjadi SMA
Negeri 2 Solok sebagai kepala sekolah Zainal Lain. TMT 2
Mei 1997 menjadi SMU Negeri 2 Solok.
2. Pembinaan SMA N 1 Kota Solok Terhadap Sekolah Swasta
Tabel 5 : Pembinaan yang sudah dilakukan oleh SMA Negeri 1 Kota Solok
3. Visi, Misi, Dan Tujuan SMA NEGERI 1 Kota Solok
Visi Sekolah : “Unggul dalam Intelektual, Spiritual, dan Emosional”
Misi Sekolah :
1) Mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang dapat memotivasi
siswa untuk berinisiatif, inovatif, serta mengembangkan minat pada
kegiatan ekstrakurikuler.
No. Tahun Nama Sekolah Kepala Sekolah
1. 1962 – 1972 SMA Swasta Gajah Tongga Agusman Rasyidin
2. 1972 – 1976 SMA Swasta Muara Labuh
3. 1978 – 1979 SMA Swasta Adityawarman Dermawan Sairin
4. 1980 – 1981 SMA Swasta Muhammadiyah Dermawan Sairin
5. 1981 – 1982 SMA Swasta PGRI Solok Anizar Jambak
39
2) Mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas siswa agar tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3) Meningkatkan pembinaan akhlak dan budipekerti yang luhur.
4) Menuju SMA yang bernuansa Islami.
5) Menuju SMA Mandiri dan Berstandar Internasional.
Dari Visi dan Misi sekolah kemudian dirumuskan Tujuan Sekolah
sebagai berikut :
1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang
olahraga dan seni.
2) Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara
mandiri.
3) Meningkatkan rata-rata nilai Ujian Nasional sedemikian sehingga tetap
berada pada peringkat 5 besar Sumatera Barat.
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas siswa diterima di Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta yang terkemuka di dalam negeri maupun
melalui PMDK, Ujian Mandiri, dan SPMB menjadi 75%
5) Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia.
6) Menanamkan kepada peserta didik sikap ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradabtasi dengan lingkungan dan mengembangkan
sikap sportifitas.
7) Meningkatkan mutu layanan pendidikan yang prima.
4. Proses Belajar Mengajar
SMA Negeri 1 Solok dalam proses belajar mengajar
mempergunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
setiap tingkatan. Dalam pelaksanaan KTSP ini SMA Negeri 1 Solok telah
40
merujuk kepada Dokumen KTSP SMA Negeri 1 Solok yang telah
disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, yang dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pengelolaan
sekolah.
5. Kepala Sekolah
Pada saat ini Kepala SMA Negeri 1 Solok telah berpendidikan S2
Program Studi Manajemen, serta telah menguasai beberapa program-
program komputer dan internet sekolah.
Tabel 6 : Pelatihan Kepala Sekolah yang pernah diikuti :
No. Tahun Nama Pelatihan Lama
Pelatihan (Hari)
Tempat
1. 2005 Manajemen Kepala Sekolah 10 Padang
2. 2003 Diklat Calon Kepala SMU 20 Padang
3. 2002 Supervisi Pendidikan 5 Padang
4. 1999 Latihan Tutorial
Penyetaraan untuk Guru
7 Padang
6. Guru
Jumlah guru yang ada saat ini berjumlah 72 orang, 67 orang guru
berstatus PNS dan 5 orang Non PNS dengan kualifikasi pendidikan S2
sebanyak 9 orang, S1 sebanyak 60 orang, dan D3 sebanyak 3 orang. Pada
umumnya telah mengajar lebih dari 5 tahun dan sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing, dan mengajarkan bidang studi sesuai dengan
sertifikasi pendidikan yang dimiliki. Pada tahun ini guru SMA Negeri 1
Solok yang lulus sertifikasi sudah lebih dari 50 %.
41
Tabel 7 : Jumlah guru per mata pelajaran :
No. Mata pelajaran
Jumlah Guru
PNS Non PNS Jml
L P L P
1. PAI 2 2 - 2 6
2. PKN 1 2 - - 3
3. Bahasa Indonesia
2 4 - - 6
4. Bahasa Inggris 2 5 - - 7
5. Sejarah - 2 - - 2
6. Penjaskes 2 - 1 - 3
7. Matematika 2 2 - 1 5
8. Fisika 1 5 - - 6
9. Biologi 1 6 - - 7
10. Kimia - 6 - - 6
11. Ekonomi 3 4 - - 7
12. Sosiologi - 3 - - 3
13. Geografi - 2 - - 2
14. Pendidikan Seni 1 2 - - 3
15. Bahasa Jerman - 1 - 1 2
16. Bahasa Jepang 1 - - 1 2
17. T I K - 2 - - 2
42
B. Deskripsi Data
Komunikasi antarpribadi siswa proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap muka seperti dinyatakan R.Wayne
Pace 1979 (dalam Hafied Cangara). Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi
dapat dinyatakan atas dua macam, yaitu komunikasi Diadik dan komunikasi
kelompok kecil. Komponen komunikasi menurut Kottler (2000), komunikasi
terdiri dari komponen-komponen berikut : a. pengirim, yaitu pihak yang
mengirim pesan, b. pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan
pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu, c. penerima yaitu orang yang
menerima pesan, d. media yaitu sarana bagi komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju, e. tanggapan yaitu reaksi
penerima setelah menerima pesan.
Penelitian ini dimulai dengan menyusun rencana pembelajaran untuk
kedua kelas sampel dengan dua model pembelajaran yang berbeda. Adapun
rencana pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 1.
Selanjutnya penelitian merancang soal yang dijadikan instrumen penelitian
dengan memperhatikan kisi-kisi soal seperti yang terdapat pada lampiran 2.
Soal diujikan pada kelas �� dengan jumlah sebanyak 50 item soal. Setelah
diuji cobakan terdapat 20 item soal yang harus dibuang karena soal tidak
valid. Setelah mendapatkan populasi kelas X SMA Negeri 1 Solok. Dimana
pilihan pertama sebagai kelas eksperimen yaitu kelas � dan pilihan kedua
sebagai kelas kontrol yaitu kelas � .
43
Setelah proses penelitian dilaksanakan diperoleh nilai hasil belajar siswa
berupa nilai post-test. Nilai post-test diberikan setelah perlakukan, berikut ini
nilai tes siswa pada kedua kelas sampel.
a. Nilai post-test sampel
proses pembelajaran dimulai dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS) pada kelas eksperimen dan metode konvensional
pada kelas kontrol. Adapun nilai post test kedua kelas sampel tersebut
dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini
Tabel 8. Nilai Post-Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Jumlah (orang) Nilai Jumlah (orang)
1 60 1 45 2 2 65 1 55 3 3 70 1 60 6 4 75 5 65 5 5 80 9 70 1 6 85 4 75 6 7 90 6 80 6 8 95 2 90 1
Jumlah 620 29 540 30 Rata-rata 81.38 67.67 Median 80 65 Modus 76,5 66.5
Sumber: Data Olahan, 2012
Dari Tabel 8 di atas dapat dikemukakan bahwa nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol, nilai rata-rata pada kelas eksperimen 81.38
berbeda dengan kelas kontrol yaitu 67.67. Ini bisa terjadi karena belum
ada perlakuan terhadap kedua kelas sampel. Nilai yang sering muncul
atau modus pada kelas eksperimen yaitu 72 dan kelas kontrol yaitu 68.
Nilai tengah atau median pada kelas eksperimen 80, artinya bahwa 50%
44
siswa kelas eksperimen memperoleh nilai dibawah 80 dan lainnya dari 29
siswa memperoleh nilai di atas 80 dan kelas kontrol yaitu 65, artinya
bahwa 50% siswa kelas kontrol nilainya dibawah 65 dan 50% lainnya
dari 30 siswa memperoleh nilai di atas 65.
b. Uji Normalitas Nilai Post-Test
Dari uji normalitas yang dilakukan untuk nilai post-test, maka
diperoleh nilai Lo dan Ltabel pada taraf nyataα = 0,05.
Tabel 9. Uji Normalitas Data Post-Test
No Kelas N Lo L tabel 1 Eksperimen 29 0,1411 0,1610 2 Kontrol 30 0,1213 0,1610
Sumber Olahan Data Tahun 2012
Dari perbandingan antara Lo dan Ltabel terlihat Lo < Ltabel ini berarti
data tes awal berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Nilai Post-test
Dari uji homogenitas varians yang dilakukan terhadap sampel
diperoleh harga Fhitung = 2,56 dengan α = 0,05 dengan Ftabel sebesar 3,33.
Dengan demikian Fhitung< Ftabel yang berarti kelompok data nilai
variansnya homogen. Jadi dapat disimpulkan data nilai post-test pada
taraf kepercayaan 95% kedua sampel mempunyai varians yang homogen.
Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Post Test
No Kelas S2 Fhitung Ftabel Keterangan 1 Eksperimen 69,45 2.56 3.3 Homogen 2 Kontrol 120,2
Sumber, Olahan Data Primer, tahun 2012
45
d. Hasil Uji Hipotesis Post Test
Berdasarkan analisis uji t, pada post-test didapat harga thitung = 6,00
sedangkan harga t tabel = 2,00, akibat Ho diterima (Ha diterima) yang
berarti tidak terdapat pengaruh efektifitas penggunaan pembelajaran
metode Think Pair Share (TPS) pada peningkatan hasil belajar siswa
SMA N 1 Solok.
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis Post Test
Kelas Rata-rata N S2 thitung ttabel Eksperimen 81.38 29 69,45 6,00 2,00 Kontrol 62,3 30 120,2
Sumber, Olahan Data Primer, tahun 2012
Berdasarkan Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa dalam
menunjang pencapaian hasil belajar geografi di SMA N 1 Solok. Hal ini
disebabkan pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) sehingga memotivasi siswa untuk belajar lebih meningkat.
Sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan
ceramah, dimana siswa kurang aktif mengikuti pelajaran dengan baik.
46
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang didapatkan, maka terlihat bahwa terdapat
pengaruh efektifitas penggunaan pembelajaran metode tipe Think Pair Share
untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa dalam pencapaian hasil
belajar geografi siswa SMA N 1 Solok digunakan pada kelas eksperimen.
Dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional
(metode demonstrasi dan ceramah).
Menurut Hovland, Janis, Kalley (dalam arnni Muhammad: 2001)
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Komponen komunikasi menurut Kottler (2000), komunikasi terdiri dari
komponen-komponen berikut : a. pengirim, yaitu pihak yang mengirim
pesan, b. pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim
kepada penerima untuk tujuan tertentu, c. penerima yaitu orang yang
menerima pesan, d. media yaitu sarana bagi komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju, e. tanggapan yaitu reaksi
penerima setelah menerima pesan.
Keharmonisan antarpribadi siswa merupakan kondisi yang kondusif
bagi tumbuhnya pribadi yang baik bagi anak. Keterbukaan antarpribadi siswa
itu merupakan suatu syarat yang penting untuk terjadinya komunikasi
antarpribadi siswa. Dalam komunikasi diperlukan penyampaian pesan,
penerimaan pesan, tanggapan, dan menyimpulkan pesan yang telah diterima.
47
Oleh karena itu semakin efektif berkomunikasi antarpribadi siswa maka
semakin tinggi hasil belajar yang sangat memuaskan.
Sebaliknya jika komunikasi antarpribadi siswa rendah cenderung akan
kurang maksimal keterlibatannya dengan pembelajaran geografi, maka hasil
belajar yang didapatkan rendah.
Setelah dilakukan perhitungan dengan uji t terdapat t hitung = 6,00 dan t
tabel = 2,00. ternyata t hitung lebih besar dari ttabel. Ini berarti bahwa Ho diterima,
artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan melalui
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Ternyata
terlihat nilai thitung> ttabel maka thitung berada diluar daerah penerimaan H0,
berarti H0 ditolak dan Hipotesis penelitian yang berbunyi “efektifitas
penggunaan metode pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) melalui
eksperimen lebih tinggi secara signifikan daripada peningkatan hasil belajar
siswa tanpa penggunaan metode pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS),
pada pokok bahasan Mendeskripsikan Tata Surya dan Jagad Raya di SMAN
1 Solok”.
Efektivitas pembelajaran dapat diukur dengan mengadaptasi
pengukuran efektivitas pelatihan yaitu melalui validasi dan evaluasi (Lesli
Rae, 2001:3). Keberhasilan pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi
siswa merupakan dimensi utama dalam menilai efektivitas pembelajaran.
Untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam proses
pembelajaran maka diperlukan metode yang sangat menyenangkan dilakukan
pada proses pembelajaran, salah satunya metode kooperatif tipe Think Pair
48
Share (TPS). Agar terciptanya proses pembelajaran yang efektif, maka
diperlukan komunikasi yang sangat baik dan lancar agar proses pembelajaran
menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi pada siswa untuk belajar,
salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share
(TPS).
Keunggulan dari metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah
Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, Memberikan waktu kepada
siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, Memberikan waktu kepada
siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat sebelum berbagi dengan
kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan dengan kelas eksperimen yaitu,
keterlibatan siswa secara maksimal dalam pembelajaran dan siswa
menemukan konsep dan pengetahuan serta antarsiswa dapat mengungkapkan
pendapat dan berbaagi memecahkan permasalahan secara bersama. Siswa
tidak semata-mata menghafal tetapi mencari sendiri konsep berdasarkan
percobaan/eksperimen yang dilakukan. Sehingga siswa memperoleh
pengalaman langsung dalam belajar yang akan meningkatkan pemahamannya
akan konsep yang dipelajari.(Gulo, 2002:85).
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan
kesimpulan dari penelitian ini yaitu
a. Komunikasi terdiri dari komponen-komponen berikut : a. pengirim, yaitu
pihak yang mengirim pesan, b. pesan merupakan gagasan atau ide yang
disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu, c. penerima
yaitu orang yang menerima pesan, d. media yaitu sarana bagi komunikator
untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju, e. tanggapan yaitu
reaksi penerima setelah menerima pesan.
b. Dalam komunikasi diperlukan penyampaian pesan, penerimaan pesan,
tanggapan, dan menyimpulkan pesan yang telah diterima. Oleh karena itu
semakin efektif berkomunikasi antarpribadi siswa maka semakin tinggi
hasil belajar yang sangat memuaskan. Sebaliknya jika komunikasi
antarpribadi siswa rendah cenderung akan kurang maksimal
keterlibatannya dengan pembelajaran geografi, maka hasil belajar yang
didapatkan rendah. Setelah dilakukan perhitungan dengan uji t terdapat t
hitung = 6,00 dan t tabel = 2,00. ternyata t hitung lebih besar dari ttabel. Ini berarti
bahwa Ho diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
diajarkan melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS).
49
50
B. Saran
Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatife tipe Think
Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen sebagai alternatif untuk
meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa dalam menunjang hasil
belajar geografi.
2. Kepada pihak sekolah agar dapat meningkatkan sarana pendukung
pembelajaran geografi sehingga guru dalam memberikan penjelasan lebih
bervariasi dan siswa pun tidak merasa jenuh untuk belajar.
51
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Davis. 2007. Konsep Hasil Belajar. Bandung.
Ali, Muhammad. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.
Albone, A. Nawi, M, Khairani. (2009). Panduan Penyusunan Proposal Penelitian Dengan Mudah. Padang : Yayasan Jihadul Khair Center
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arifin Anwar, 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Fitriani, leli. 2007. Pengaruh pembelajaran think pair share terhadap hasil belajar sejarah SMP N 1 Matur.
Fogarty dan Robin. (1996). Think/Pair/Share. [online]. Tersedia: www.Browardkl2.fl.us/Ci/Whatsnew/strategiesandsuch/ strategies/thinkpairshare. html [2 November 2012]
Howard. 2006. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Think Pair Share.
Surabaya
Ibrahim, muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Press.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Nur, Dkk. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Noor A. Dharma. (2000). Konsep Efektifitas Dalam Pembelajaran. Universitas Gajah Mada.
51
52
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Trianto. 2007. Efektifitas Thik Pair Share. Jakarta: Bumi Aksara
Widarti, A. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share. Bandung
52
2
2
3
4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas eksperimen
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: Mengidentifikasi proses terjadinya, bentuk, dan sifat anggota Jagat Raya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan proses terjadinya anggota Jagat Raya
- Membedakan bentuk-bentuk anggota Jagat Raya
- Menjelaskan sifat-sifat anggota Jagat Raya
- Menjelaskan teori-teori jagad raya
-
B. Materi Pembelajaran
- Anggota Jagat Raya
1. Galaksi
� Bentuk Galaksi
� Macam-macam Galaksi
C. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : kooperatife tipe think pair share(TPS) 2. Diskusi berpasangan atau kelompok, Tanya jawab, life skill
D. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA - ESIS
5
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
- Buku-buku penunjang yang relevan
- OHP / Slide Proyektor mengenai Jagat Raya (Galaksi)
- Internet
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
• Memahami sejarah pembentukan bumi
• Menonton VCD mengenai proses terjadinya Jagat Raya
• Siswa dapat Mengidentifikasi proses terjadinya , bentuk, dan sifat anggota Jagat Raya
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Menonton video mengenai anggota Jagat Raya (Galaksi) dengan seksama.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Buatlah kesimpulan/ringkasannya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan sekilas mengenai isi film yang telah ditonton.
• Siswa membuat karangan secara individu mengenai materi/isi film dengan mencantumkan judul film dan pembuatnya.
6
F. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mengenai ringkasan film tentang anggota Jagat Raya (Galaksi). Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
Rubrik Penilaian Karangan
Sikap/Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Deskripsi (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik
Isi menunjukkan penjelasan dari isi film
Isi disajikan dengan bahasa yang baik
Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap isi film
Penutup disajikan dengan bahasa yang baik
Nilai rata-rata
Komentar
Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
Solok, Maret 2012
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas eksperimen
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: - Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya Tata Surya
- Mendeskripsikan teori-teori tentang terjadinya Tata Surya
- Menjelaskan Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Mendeskripsikan bagian-bagian matahari
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan pengertian Tata Surya
- Mendeskripsikan proses terjadinya Tata Surya
- Mendeskripsikan teori-teori mengenai terjadinya Tata Surya
- Menjelaskan Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Mendeskripsikan bagian-bagian matahari
B. Materi Pembelajaran
- Pengertian Tata Surya
- Proses Terjadinya Tata Surya
- Teori-teori tentang Tata Surya
- Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Bagian-bagian matahari
8
C. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : kooperatife tipe think pair share(TPS) 2. Diskusi berpasangan atau kelompok, life skill
B. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
- OHP / Slide Proyektor
- Internet
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
• Memahami sejarah pembentukan bumi
• Membaca dan menyusun secara kronologis tentang proses terjadinya Tata Surya
• Menguraikan teori-teori tentang terjadinya Tata Surya
• Matahari sebagai pusat tata surya dan bagian-bagian tata surya
• Siswa dapat Menjelaskan proses terjadinya Tata Surya
• Siswa dapat Mendeskripsikan teori-teori tentang terjadinya Tata Surya.
• Siswa dapat menjelaskan tentang matahari sebagai pusat tata surya dan mendeskripsikan bagian-bagian dari tata surya
C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
• Guru menanyakan perbedaan antara Jagat Raya dan Tata Surya.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
9
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Guru menjelaskan pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya, matahari sebagai pusat tata surya dan menjelaskan bagian-bagian dari tata surya secara garis besar menggunakan peta konsep.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Penugasan secara kelompok, siswa mencari pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya dari situs internet seperti www.yahoo.com, www.wikipedia.com, dan www.google.com.
• Siswa membuat karangan mengenai hasil temuannya dari situs internet dengan mencantumkan sumbernya.
• Tanya-jawab berdasarkan hasil temuan siswa dari internet dan mencermati pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui
3. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
D. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mencari pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya, matahari sebagai tata surya dari situs internet.
Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
Rubrik Penilaian Karangan
Sikap/Aspek yang dinilai Nilai kualitatif
Nilai kuantitatif
Deskripsi (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik
Isi menunjukkan penjelasan dari kutipan/pendapat tokoh
10
Isi disajikan dengan bahasa yang baik
Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap kutipan/pendapat tokoh
Penutup disajikan dengan bahasa yang baik
Nilai rata-rata
Komentar
Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
Solok, Oktober 2012
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas eksperimen
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: - Menjelaskan Planet sebagai anggota Tata Surya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan planet sebagai anggota Tata Surya
- Mengidentifikasikan bulan sebagai satelit bumi
- Menjelaskan perubahan pergerakan bulan terhadap bumi
- Menjelaskan komet, meteor, dan meteorite sebagai anggota Tata Surya
B. Materi Pembelajaran
- Planet-planet
1. Pengertian planet
2. Hukum tentang planet
3. Klasifikasi planet
- Bulan Satelit Bumi
- Komet, Meteor dan Meteorit, serta Planetoid dan Asteroid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran : kooperatife tipe think pair share(TPS) 2. Diskusi berpasangan atau kelompok, tanya jawab, life skill
12
D. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
- Buku-buku penunjang yang relevan
- OHP / Slide Proyektor mengenai planet dalam tata surya
- Internet
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
• Memahami sejarah pembentukan bumi
• Menonton film pendek mengenai planet
• Siswa dapat Menjelaskan planet sebagai anggota Tata Surya
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
• Guru menanyakan pengertian planet dan nama-nama planet.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Menonton film mengenai Planet dengan seksama.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Mendiskusikan mengenai isi film yang telah ditonton.
• Secara individu, siswa membuat karangan (ringkasan) mengenai materi/isi film dengan mencantumkan judul film dan pembuatnya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui .
13
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. Penugasan: mengerjakan soal-soal evaluasi pada akhir bab mengenai Tata Surya.
F. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mengenai ringkasan film tentang Planet. Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
Rubrik Penilaian Karangan
Sikap/Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan)
Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik
Isi menunjukkan penjelasan dari isi film
Isi disajikan dengan bahasa yang baik
Penutup memberi kesimpulan akhir terhadap isi film
Penutup disajikan dengan bahasa yang baik
Nilai rata-rata
Komentar
Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas kontrol
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: - Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya Tata Surya
- Mendeskripsikan teori-teori tentang terjadinya Tata Surya
- Menjelaskan Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Mendeskripsikan bagian-bagian matahari
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan pengertian Tata Surya
- Mendeskripsikan proses terjadinya Tata Surya
- Mendeskripsikan teori-teori mengenai terjadinya Tata Surya
- Menjelaskan Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Mendeskripsikan bagian-bagian matahari
E. Materi Pembelajaran
- Pengertian Tata Surya
- Proses Terjadinya Tata Surya
- Teori-teori tentang Tata Surya
- Matahari sebagai pusat Tata Surya
- Bagian-bagian matahari
15
F. Metode Pembelajaran
ceramah, Tanya jawab, penugasan
E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
- Internet
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua
4. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
• Guru menanyakan perbedaan antara Jagat Raya dan Tata Surya.
5. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Guru menjelaskan pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya, matahari sebagai pusat tata surya dan menjelaskan bagian-bagian dari tata surya secara garis besar menggunakan peta konsep.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Penugasan secara kelompok, siswa mencari pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya dari situs internet seperti www.yahoo.com, www.wikipedia.com, dan www.google.com.
• Siswa membuat karangan mengenai hasil temuannya dari situs internet dengan mencantumkan sumbernya.
• Tanya-jawab berdasarkan hasil temuan siswa dari internet dan mencermati pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui
16
6. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
G. Penilaian
- Penilaian untuk tugas karangan mencari pengertian, proses terjadinya, dan teori-teori tentang Tata Surya, matahari sebagai tata surya dari situs internet.
Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
Solok, Oktober 2012
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas kontrol
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: - Menjelaskan Planet sebagai anggota Tata Surya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
G. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan planet sebagai anggota Tata Surya
- Mengidentifikasikan bulan sebagai satelit bumi
- Menjelaskan perubahan pergerakan bulan terhadap bumi
- Menjelaskan komet, meteor, dan meteorite sebagai anggota Tata Surya
H. Materi Pembelajaran
- Planet-planet
1. Pengertian planet
2. Hukum tentang planet
3. Klasifikasi planet
- Bulan Satelit Bumi
- Komet, Meteor dan Meteorit, serta Planetoid dan Asteroid
18
I. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, penugasan
J. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
- Buku-buku penunjang yang relevan
K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
4. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
• Guru menanyakan pengertian planet dan nama-nama planet.
5. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Mendeskripsikan mengenai Planet dengan seksama.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Mendiskusikan mengenai isi film yang telah ditonton.
• Secara individu, siswa membuat karangan (ringkasan) mengenai materi/isi film dengan mencantumkan judul film dan pembuatnya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui .
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
6. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. Penugasan: mengerjakan soal-soal evaluasi pada akhir bab mengenai Tata Surya.
L. Penilaian
19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas kontrol
SMA : SMA N 1 Solok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X (sepuluh)/1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : 2.2. Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya
Indikator Pencapaian Kompetensi: Mengidentifikasi proses terjadinya, bentuk, dan sifat anggota Jagat Raya
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pert)
G. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
- Menjelaskan proses terjadinya anggota Jagat Raya
- Membedakan bentuk-bentuk anggota Jagat Raya
- Menjelaskan sifat-sifat anggota Jagat Raya
- Menjelaskan teori-teori jagad raya
-
H. Materi Pembelajaran
- Anggota Jagat Raya
2. Galaksi
� Bentuk Galaksi
� Macam-macam Galaksi
I. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
- Kurikulum KTSP dan perangkatnya
- Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA
- Buku sumber Geografi SMA – GRAFINDO
20
- Buku-buku penunjang yang relevan
- Internet
K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
4. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi: guru menyapa siswa dan mengabsen.
5. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
• Menceritakan mengenai anggota Jagat Raya (Galaksi) dengan seksama.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
• Buatlah kesimpulan/ringkasannya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
• Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
• Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
6. Kegiatan Penutup
• Siswa membuat karangan secara individu mengenai materi jagad raya.
L. Penilaian
Solok, Maret 2012
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
21
Soal uji coba sebelum validitas
1. Ruangan yang meluas ke segala arah,tidak terhingga, tetapi ada batas-batasnya yang belum diketahui sampai sekarang merupakan pengertian dari….
a. Tata surya b. Jagat raya c. Bumi d. Planet e. Galaksi
2. Teori creation continua dikemukakan oleh a. Einstein b. Ruther ford c. Fred hoyle d. Baker e. Ptolomeus
3. Berikut ini merupakan anggota planet dalam yaitu : a. Merkurius dan venus b. Bumi dan mars c. Jupiter dan saturnus d. Uranus dan neptunus e. Pluto dan xena
4. Berikut ini merupakan fenomena yang terdapat di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena….
a. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi b. Pembentukan tanggul dasar samudera disepanjang tempat
perenggangan lempeng c. Lempeng dasar samudera menujam ke bawah lempeng benua d. Penghancuran lempeng akibat pergeserakan lempeng e. Terbentuknya palung laut ditempat tumbukan
5. Gempa bumi terjadi di… a. Pada retakan-retakan besar dikerak bumi b. Kawasan tabrakan antar lempeng dan saat proses pembentukan
pegunungan terus berlangsung c. Pelebaran dasar samudera akibat lelehan bbatuan d. Pada dataran rendah dan perbukitan e. Pada dataran tinggi
22
6. Galaksi adalah …. a. Galaksi kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-
benda langit lainnya yang membentuk “pulau-pulau” di dalam ruang hampa jagat raya.
b. Memiliki bentuk melengkung dan dalam keadaan memuai terdiri dari galaksi-galaksi atau system bintang-bintang yang jumlahnya ribuan.
c. Suatu susunan yang terdiri dari matahari dan semua benda angkasa(planet) yang beredar mengelilinginya.
d. Bumi dan segala sesuatu yang ada diatasnya seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya
e. Benda yang ada diruang angkasa 7. Pembentukan jagad raya berdasarkan teori ledakan besar dikemukakan
oleh… a. Fred hoyle b. Baker c. Ptolomeus d. Nicolas nopernicus e. Imanual kant
8. Anggapan yang menyatakan bahwa bumi itu adalah pusat alam semesta merupakan anggapan….
a. Antroposentri b. Geosentris c. Heliosentris d. Astrosentris e. Hidrosentris
9. Berikut ini merupakan anggota planet luar, kecuali…. a. Bumi b. Mars c. Jupiter d. Saturnus e. Uranus
10. sinklinal merupakan… a. lapisan kerak bumi yang bergelombang yang merupakan bagian
lembah yang turun b. lapisan kerak bumi yang bergelombang yang merupakan puncak
terangkat c. lapisan kerak bumi yang bergelombang yang merupakan bagian
statis
23
d. lapisan kulit bumi yang bergelombang yang kemudian membentuk lipatan
e. lapisan kulit bumi mengalami perenggangan. 11. Di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.
Bagian tengah kabut itu lama- kelamaan menjadi gumpalan gas yang keudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya, merupakan bunyi hipotesis…
a. Kabut b. Planetesimal c. Pasang surut gas d. Peledakan bintang e. Kuiper
12. Susunan bahan penyusun bumi secara berurutan mulai dari lapisan bumi yang paling atas sampai dengan lapisan bumi terdalam yaitu…
a. Silisium magnesium-silisium aluminium-logam sulfida-inti bumi(besi dan nikel)
b. Silisium magnesium-silisium aluminium-inti bumi(besi dan nikel)-logam sulfida
c. Silisium aluminium-silisium magnesium-logam sulfida-inti bumi(besi dan nikel)
d. inti bumi(besi dan nikel)-Silisium aluminium-silisium magnesium-logam sulfida
e. logam sulfida-Silisium aluminium-silisium magnesium-inti bumi(besi dan nikel)
13. menurut Wegener benua-benua yang sekarang ada, dahulunya adalah satu benua yang disebut..
a. gondwana b. pangea c. bumi d. amerika e. daratan
14. lapisan kulit bumi yang paling atas disebut… a. inti bumi b. kerak bumi c. kerak dasar samudera d. lapisan substratum e. lapisan inti bumi
15. dua lempeng yang saling menjauh diantaranya menimbulkan fenomena sebagai berikut…
a. perenggangan lempeng disertai pertumbukan kedua tepi lempeng
24
b. terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi c. merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam d. aktivitas vulkanisme terjadi lemah disertai gempa yang tidak kuat e. tanggul dasar samudera tidak berkesinambungan dan terputus-
putus 16. Pluto tidak lagi digolongkan sebagai planet karena….
a. Tidak memancarkan sinar b. Tidak mempunyai berat yang cukup untuk gravitasinya sendiri c. Jaraknya paling jauh dengan matahari d. Tidak mempunyai satelit alami e. Mempunyai satelit alami
17. Berikut ini yang merupakan teori lempeng,kecuali… a. Kerak bumi terbagi menjadi lempengan-lempengan b. Ukuran lempengan tersebut berbeda-beda c. Diantara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar
dikerak bumi. d. Lempengan tersebut bersifat statis(tidak bergerak) e. Dibeberapa tempat, lempengan-lempengan itu bergerak saling
mendekat, bertabrakan, dan saling menjauh 18. Gempa bumi terjadi di kawasan….
a. Lempeng yang saling berpapasan b. Pertemuan dua lempeng c. Lempeng yang statis(diam) d. Lempeng yang saling menjauhu e. Lempeng yang bergelombang
19. Pusat gempa disebut…. a. Hipometer b. Hiposentrum c. Hipograf d. Seismograf e. Termograf
20. Indonesia terletak diantara 2 lempeng yaitu lempeng indo-australia dan lempeng pasifik yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia mengakibatkan Indonesia…
a. Hanya terdapat gempa tektonik b. Hanya terdapat gempa vulkanik c. Sering terjadi gempa bumi dan terdapat derretan pegunungan d. Sering terjadi banjir dan kekeringan e. Letaknya kondisi geografisnya menjadi lebih strategis
25
21. Planet yang memiliki kehidupan adalah… a. Venus b. Bumi c. Mars d. Jupiter e. Saturnus
22. Bumi merupakan salah satu planet anggota tata surya, bagian inti bumi adalah….
a. Lapisan atmosfer b. Lapisan moho c. Barisfer d. Ionesfer e. Kerak bumi
23. Planet terbentuk karena adanya bagian kabut yang terlepas dan berputar terus serta dipengaruhi oleh adanya proses pendinginan, pendapat tersebut menurut teori…
a. Kant b. Planetesimal c. Nebular hypothesisis d. Tide e. Proto planet
24. Istilah pangea dalam bahasa yunani diartikan,… a. Bentuk bumi b. Proses terjadinya bumi c. Keseluruhan bumi d. Lempengan bumi e. Benua
25. Teori terjadinya tentang tata surya yang dikemukakan oleh kuiper ddan van weizsacker adalah…
a. Protoplanet b. Planetesimal c. Kabut d. Nebular e. Kontraksi
26. Diantara rasi-rasi bintang dibawah ini yang tidak termasuk anggota zodiac adalah…
a. Orion b. Leo c. Taurus d. Sagitarius
26
e. Scorpio 27. Planet-plamet beredar mengelilingi matahari melalui garis edar yang
berbentuk elips. Pernyataan tersebut merupakan bunyi… a. Teori termodinamika b. Teori newton c. Hukum kepler I d. Hukum kepler II e. Hukum kepler III
28. Deimos dan phobos merupakan jenis satelit planet… a. Merkurius b. Venus c. Mars d. Pluto e. Uranus
29. Daerah di Indonesia yang relative aman dari bencana gempa adalah… a. Sumatra b. Jawa c. Sulawesi d. Papua e. Kalimantan
30. Teori terjadinya tentang tata surya yang dikemukakan oleh kuiper ddan van weizsacker adalah…
f. Protoplanet g. Planetesimal h. Kabut i. Nebular a. Kontraksi
31. Benda-benda di angkasa dapat disebut sbagai planet apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut, kecuali..
a. Mengorbit pada matahari b. Berukuran besar c. Memancarkan cahaya d. Memiliki orbit yang jelas e. Mempertahankan bentuk bulat
32. Teori yang mengemukakan bahwa jagad raya terbentuk karena adanya siklus materi adalah…
a. Big bang theory b. Oscillating theory c. Nebulae theory d. Planetesimal theory
27
e. Tectonic plate theory 33. Galaksi Andromeda dan galaksi bima sakti termasuk ke dalam jenis
galaksi… a. Lingkaran b. Elips c. Tidak beraturan d. Milky way e. Spiral
34. Kabut, debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sanbgat luas disebut….
a. Nebula b. Galaksi c. Prominen d. Korona e. Kromosfer
35. Gerakan matahri berputar pada sumbunya yang berlangsung sekitar 25.5 hari pada bagian ekuator dan skitar 27 hari pada bagian kutub disebut… matahari.
a. Rotasi b. Revolusi c. Gerak semu d. Gerakan positif e. Gerakan negatife
36. Orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di bulan adalah… a. Aldrin Jr b. Edmund halley c. Neil amstrong d. De laplace e. Von weizsaeker
37. Pluto tidak lagi digolongkan sebagai planet karena…. f. Tidak memancarkan sinar g. Tidak mempunyai berat yang cukup untuk gravitasinya sendiri h. Jaraknya paling jauh dengan matahari i. Tidak mempunyai satelit alami j. Mempunyai satelit alami
38. Yang membatasi planet luar dan planet dalam adalah.. a. Mars b. Bumi c. Asteroid d. Yupiter
28
e. Saturnus 39. Planet yang memiliki cincin disebut sbagai…
a. Mars b. Jupiter c. Uranus d. Saturnus e. Merkkurius
40. Fenomena bintang jatuh terbentuk dari… a. Meteor yang saling bergesekan b. Asteroid yang jatuh ke bumi c. Ekor meteor d. Cahaya matahari e. Angin yang bertiup dengan kecepatan tinggi
41. Komet adalah… a. Bintang beralih b. Bintang berekor c. Satelit d. Bintang tetap e. Bintang timur
42. Yang mendapat julukan “bintang timur’ adalah… a. Merkurius b. Uranus c. Saturnus d. Venus e. Jupiter
43. Rotasi bumi dalam sehari semalam membutuhkan waktu… a. 24 jam b. 23 jam 58 menit c. 23 jam 57 menit d. 23 jam 50 menit e. 23 jam 59 menit
44. Planet bumi di dalam tata surya kita dari matahri menempati urutan… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
45. Matahari sebagai pusat tata surya kita merupakan bintang…. a. Sejati b. Beredar
29
c. Berekor d. Beralih e. kejora
46. l Alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, mencakup berjuta benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula disebut…
a. Alam raya b. Galaksi c. Jagad raya d. Alam semesta e. Rasi perbintangan
47. Bulan bukanlah sebuah bintang karena bulan… a. Merupakan satelit bumi b. Terletak antara bumi-matahari c. Tidak mempunyai atmosfer d. Tidak memancarkan matahari e. Tidak mempunyai gravitasi
48. Planet-planet kecil yang sangat banyak dan beredar pada orbitnya diantara orbit mars dan orbit yupiter adalah…
a. Asteroid b. Meteor c. Meteorit d. Komet e. Satelit
49. Benda langit yang bergerak mengikuti planet adalah….. a. Komet b. Satelit c. Asteroid d. Meteor e. Meteorit
50. Bintang yang berbentuk lonjong dan memiliki ekor disebut… a. Komet b. Satelit c. Asteroid d. Meteor e. Meteorit
30
31
32
33
2
LAMPIRAN
DATA HASIL PENELITIAN
No Soal Uji Validitas Indeks Kesukaran Soal (P) Daya Pembeda (D)
Kriteria Validitas Keterangan P Keterangan D Keterangan
1 0.404 Valid 0.56 Sedang 1 Baik Sekali Pakai
2 0.252 Valid 0.50 Sedang 0.86 Baik Sekali Pakai
3 0 Valid 0.58 Sedang 1 Baik Sekali Pakai
4 0.141 Valid 0.36 Sedang 0.62 Baik Pakai
5 0.252 Valid 0.50 Sedang 0.86 Baik Sekali Pakai
6 0.044 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
7 0.199 Valid 0.34 Sedang 0.59 Baik Pakai
8 0.029 Valid 0.46 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
9 -0.084 Valid 0.56 Sedang 1 Baik Pakai
10 -0.084 Tidak Valid 0.56 sedang 1 baik Buang
11 0.111 Valid 0.48 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
12 0.029 Valid 0.46 Sedang 0.7 Baik Sekali Pakai
13 -0.092 Valid 0.50 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
14 -0.054 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
15 0.292 Tidak Valid 0.20 sukar 0.3 Cukup Buang
16 0.223 Valid 0.42 Sedang 0.7 Baik Sekali Pakai
17 -0.018 Valid 0.24 sukar 0.4 Baik Pakai
18 -0.103 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
19 -0.054 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
20 -0.049 tidak Valid 0.50 Sedang 0.9 Baik Sekali Buang
21 -0.228 Valid 0.46 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
22 0.006 Valid 0.08 sukar 0.1 Jelek Buang
23 0.182 Valid 0.14 sukar 0.2 Cukup Buang
24 0.163 Valid 0.26 sukar 0.4 Baik Pakai
25 -0.057 Valid 0.16 Sedang 0.2 Cukup Buang
26 0.044 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
27 0.008 Valid 0.14 sukar 0.2 Cukup Buang
28 0.222 Valid 0.26 sukar 0.4 Baik Pakai
29 0.008 Valid 0.5 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
30 0.111 Tidak Valid 0.48 sukar 0.8 Baik Sekali Buang
31 0.223 Valid 0.3 Sedang 0.5 baik Pakai
32 0.133 Valid 0.28 sukar 0.4 Baik Pakai
33 0.154 Valid 0.12 sukar 0.2 Cukup Buang
34 -0.084 Valid 0.56 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
35 0.229 Valid 0.48 Sedang 0.8 Baik Sekali Pakai
36 0.176 Valid 0.46 Sedang 0.7 Baik Sekali Pakai
37 0.417 Valid 0.2 sukar 0.3 Cukup Buang
2
38 0.339 Valid 0.5 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
39 0.531 Valid 0.52 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
40 0.348 Valid 0.54 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
41 0.348 Valid 0.54 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
42 0.106 Tidak Valid 0.18 sukar 0.3 Cukup Buang
43 0.203 Valid 0.36 Sedang 0.6 baik Pakai
44 0.16 Tidak Valid 0.56 Sedang 1 Baik Sekali Buang
45 -0.022 Tidak Valid 0.18 sukar 0.3 Cukup Buang
46 -0.084 Tidak Valid 0.56 Sedang 1 Baik Sekali Buang
47 0.252 Valid 0.5 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
48 0.239 Valid 0.38 Sedang 0.7 Baik Sekali Pakai
49 0 Tidak Valid 0.58 Sedang 1 Baik Sekali Buang
50 0.406 Valid 0.54 Sedang 0.9 Baik Sekali Pakai
Reliabilitas Uji Coba Soal Tes
Nama Nilai X Y XY X² Y²
ABDUL AZIZ 60 12 8 96 144 64
ADRILA PUTRI AWALINA 95 19 1 19 361 1
AISYA MARTHA LEONARDO 90 18 2 36 324 4
ANNISA ISTIQAMAH 65 13 7 91 169 49
ANNISA DEWI FAJAR 70 14 6 84 196 36
FADHILAH ULFAH 75 15 5 75 225 25
FAJRI ROMADHAN SOPALI 75 15 5 75 225 25
FITRATUL RAHMAH 75 15 5 75 225 25
GIAN ALDO 85 17 3 51 289 9
HAIFA RAHMI ILAHI 80 16 4 64 256 16
KEVIN YASSA GIOVANNI 80 16 4 64 256 16
LINDO AMELIA ISKANDAR 85 17 3 51 289 9
MIA AULINA 75 15 5 75 225 25
MIFTAHUL HELINA 85 17 3 51 289 9
MUHAMMAD FAJAR ATHTHARIQ 90 18 2 36 324 4
MUSTIKA HARETA 90 18 2 36 324 4
MUTIARA HAPKA 95 19 1 19 361 1
NANDA CHYNTIA 90 18 2 36 324 4
NICKEN LOCITA 90 18 2 36 324 4
NURUL FITRIA RIZANI 90 18 2 36 324 4
NURUL HUDA ARIZKA 75 15 5 75 225 25
OKTA RAHMALIA NURZA 80 16 4 64 256 16
PRATIWI TANJUNG 80 16 4 64 256 16
RARA BADRIYA AGUSTIN 80 16 4 64 256 16
RAUDHATUL JANNAH 80 16 4 64 256 16
RENA OKTAVIANI 80 16 4 64 256 16
RISKI PERDANA 85 17 3 51 289 9
SELPA OKTA PRIMA TYSMAYER 85 17 3 51 289 9
JUMLAH 457 103 1603 7537 457
2
Lampiran
UJI HOMOGENITAS (UJI F)
1. Uji Homogenitas Post Test
a. Ho = tidak terdapat perbedaan antara varian 1 dengan varian 2
Ho = terdapat perbedaan antara varian 1 dengan varian 2
b. Ho = 12σ = 2
2σ
H1= ≠12σ 2
2σ
c. F (max)hitung = 730,145.69
2.120 ==kecilVarianster
besarVarianster
d. Taraf signifikan = 0,05 dan =0,01
e. F (max) tabel α = F = 0,05 = (n-1=30-1=29, k2) = 3,33
f. Kriteria pengujian hipotesis yaitu F (max)hitung < (max)tabel, maka
Ho diterima (homogen)
g. Kesimpulan, Ho diterima (tidak terdapat perbedaan antara varian 1
dengan varian 2)
3
Lampiran
UJI HIPOTESIS
1. PENGUJIAN HIPOTESIS post test
38,81=X n1 = 29 21S = 69,45
38,62=X n2 = 30 22S = 120,2
( ) ( )
+
−+−+−
Χ−Χ=
2121
222
211
21
11
2
11
nnnn
SnSnt
( ) ( )
+−+
−+−−=
30
1
30
1
23030
2,12013045,69130
38,6267,82t
( )067.058
8,348505,2014
29,20
+=t
( )
( )
08.851,2
29,20
35,6
29,20
067,0825.94
29,20
067.058
85,5499
29,20
==
==
=
t
t
t
Thitung = 6,00
Jadi thitung > t tabel berarti Ho ditolak (Ha diterima). Jadi terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4
5
6
Recommended