View
467
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN
ANALISA WIALAYAH
“KABUPATEN SOLOK”
Dibuat Oleh:
Pradipta Tiwi
Mujiatun Munawaroh
Anastasia
Lailatur Rahmi
Yurdiana
Rosi Rahmadhani
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya sadar dalam menciptakan manusia yang berkualitas
serta memiliki kemampuan intelektual yang lebih baik. Salah satu sarana untuk
menciptakan manusia berkualitas adalah menambah pengetahuan di pergutuan tinggi,
dimana perguruan tinggi menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang
serta membantu kesuksesan peserta didiknya. Setelah tamat dari perguruan tinggi peserta
didiknya diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
selama mengikuti perkuliahan.
Salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta cara untuk
mengembangkan potensi tersebut adalah melalui mata kulah yang diberikan oleh jurusab
geografi fakultas ilmu social universitas negeri padang, mata kuliah tersebut adalah
analisa wilayah dimana mahasiswa diharapkan mampu menganalisis potensi-potensi yang
dimiliki suatu wilayah, sehingga nantinya peserta didik mampu untuk mengmbangkan
potensi tersebut untuk dijadikan sebagai lahan mendapatkan pekerjaan.
Analisa wilayah merupakan bagian dari pembelajaran geografi dimana
didalamnya dibahas secara spesifik bagaimana keadaan suatu daerah ditnjau dari berbagai
aspek mulai dari analisis fisik (das, rawan bencana, kesesuaian lahan, lereng, kemampuan
lahan), analisis kependudukan, analisis ekonomi, dan analisis sarana dan prasarana.
Dalam hal ini peneliti mengambil daerah kabuoaten solok yang menjadi wilayah
yang akan dianalisis, dan lebih spesifiknya mengambil sampel pada wilayah tanaman
pangan (kecamatan gunung talang, kecamatan bukit sundi, dan kecataman lembang jaya).
Tugas dari kelompok tanaman pangan ini adalah bagaimana mereka mampu menganalisis
daerah tersebut sehingga nantinya dapat di etahui daerah tersebut cocok dijadikan sebagai
tempat apa, utnuk budidaya apa, seghingga nantiknya daerah tersebut dapat
dikembangkan berdasarkan kemampuan serta klasifikasi yang dimiliki daerah tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengetian konsep wilayah?
2. Bagaimana analisis kawasan rawan bencana pada daerah tersebut?
3. Bagaimana analisis kesesuaian lahan dan kemampuan lahan daerah tersebut?
4. Bagaimana analisis kekritisan das daerah tersebut?
5. Bagaimana analisis sistem pemukiman dan ketersediaan sarana dan prasarana
daerah tersebut?
6. Bagaimana analisis ekonomi wilayah dan sumber daya alam daerah tersebut?
7. Bagaimana analisis sumber daya penduduk dan kesejahteraan penduduk daerah
tersebut?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui deskripsi dari konsep wilayah.
2. Untuk mengetahui daerah kawasan rawan bencana yang ada di daerah tersebut.
3. Untuk mengetahui kesesuaian dan kemampuan lahan daerah tersebut.
4. Untuk mengetahui kekritisan das daerah tersebut
5. Untuk mengetahui sistem permukiman dan ketersediaan sarana dan prasarana
daerah tersebut
6. Untuk mengetahui ekonomi dan sumber daya alam yang berada di daerah tersebut
7. Untuk mengetahui kependudukan dan kesejahteraan penduduk wilayah tersebut.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk membantu mahasiswa geografi dalam mengolah data fisik maupun social
sehingga mampu menganalisis potensi suatu daerah dari data-data yang didapatkan
dari instansi-instansi terkait
2. Untuk memperoleh data atau informasi baik fisik maupun social yang dapat digunakan
untuk pemerintah kabupaten solok dalam pengambilan kebijakan dalam pemerintah
baik yang berhubungan dengan sektor perekonomian, penduduk, pendidikan dan lain-
lain.
4
BAB II
ANALISIS FISIK WILAYAH TANAMAN PANGAN
A. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Solok terdiri dari 14 kecamatan, yaitu Kec. Payung Sekaki, Tigo
Lurah, Lembah Gumanti, Danau Kempar, IX Koto Sungai Lasi, Kubung, Hiliran
Gumanti, Pantai Cermin, Bukit Sundi, Lembang Jaya, Gunung Talang, Junjung Sirih, X
Koto Datus, dan X Koto Singkarak. Kabupaten Solok memiliki luas wilayah 373800 ha
(3.738 km²), dengan ibu kota di Arosuka. Secara geografis letak Kabupaten Solok
berada antara 0° 32’ 14" - 01° 46’ 45" Lintang Selatan dan 100° 25' 00" - 101° 41’ 41"
Bujur Timur..
Kabupaten Solok berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kab. Tanah Datar
Sebelah Timur : Kab. Sawah Lunto/ Sijunjung
Sebelah Selatan : Kab. Solok Selatan
Sebelah Barat : Kota Padang dan Kab. Pesisir Selatan
Untuk Kec. Bukit Sundi, Lembang Jaya dan Gunung Talang dinamakan
Kelompok Tanaman Pangan dimana pada kecamatan tersebut pada umumnya ditemukan
persawahan yang diperuntukkan untuk tanaman pangan.
Kecamatan Bukit Sundi terdiri dari lima nagari, yaitu nagari Kinari, nagari
Parambahan, nagari Dilam, nagari Maura Panas, nagari Bukit Tandang. Secara geografis
Kecamatan Bukit Sundi terletak diantara 00o50’57” - 00o59’34” Lintang Selatan dan
100o40’20” - 100o46’36” Bujur Timur.
Kecamatan Lembang Jaya berpusat di nagari Bukit Sileh Salayo Tanang. Nagari-
nagari lain di kecamatan ini adalah Koto Laweh, Batu Bajanjang, Limau Lunggo, Batu
Banyak, dan Kampung Dalam. Sedangkan di Ke. Gunung Talang terdiri dari desa
5
Talang, Kt. Gadang Guguk, Kt. Gaek Guguk, Jawi-jawi, Cupak, Sukarami, Kayu Aro,
Sungai Janiah, Batang Barus, Aie Batumbuak.
Dari total luas wilayah yang ada di Kecamatan Gunung Talang sebagian besar
terdiri atas dataran tinggi yang di tanami dengan pepohonan (hutan). Adapun gambaran
luas wilayah per Nagari di Kecamatan Gunung Talang sebagai berikut
Tabel 1 Luas wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Gunung Talang
No NagariLuas Wilayah
(Km2)%
(1) (2) (3) (4)
1 Batang Barus 185.00 16.88
2 Aia Batumbuak 65.00 7.53
3 Koto Gaek Guguak 29.00 4.67
4 Koto Gadang Guguak 18.00 7.27
5 Jawi – Jawi 28.00 4.07
6 Talang 15.62 6.49
7 Sungai Janiah 25.00 5.04
8 Cupak 19.38 48.05
Jumlah 385.00 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
6
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dilihat bahwa di kecamatan Gunung
Talang terdiri atas 8 nagari, dan nagari yang mimiliki wilayah terluas di kecamatan
tersebut yaitu Batang Barus dengan luas wilayah 185 ha, dan nagari yang terkecil di
kecamatan tersebut yaitu Cupak dengan luas wilayah 19,38 ha.
Dari total luas wilayah yang ada di Kecamatan Bukit Sundi sebagian besar terdiri
atas dataran rendah yang di tanami dengan sawah. Adapun gambaran luas wilayah per
Nagari di Kecamatan Bukit Sundi sebagai berikut
Tabel 2 Luas Wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Bukit Sundi
No NagariLuas Wilayah
(Km2)%
(1) (2) (3) (4)
1 Kinari 28.86 26.48
2 Parambahan 4.00 3.67
3 Dilam 35.00 32.11
4 Muara Panas 33.14 30.40
5 Bukit Tandang 8.00 7.34
Jumlah 109.00 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
7
17%
8%
5%
7%
4%
6%5%
48%
Persentase Luas Wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Gunung Talang
Batang BarusAia BatumbuakKoto Gaek GuguakKoto Gadang GuguakJawi – JawiTalangSungai JaniahCupak
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dilihat bahwa di kecamatan Bukit Sundi
terdiri atas 5 nagari, dan nagari yang mimiliki wilayah terluas di kecamatan tersebut
yaitu Kinari dengan luas wilayah 28,86 ha, dan nagari yang terkecil di kecamatan
tersebut yaitu Bukit Talang dengan luas wilayah 8 ha.
8
26%
4%
32%
30%
7%
Persentase Luas Wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Bukit Sundi
Kinari ParambahanDilamMuara PanasBukit Tandang
Dari total luas wilayah yang ada di Kecamatan Lembang Jaya sebagian besar
terdiri atas dataran rendah dan tinggi yang di tanami dengan sawah dan hutan. Adapun
gambaran luas wilayah per Nagari di Kecamatan Lembang Jaya sebagai berikut
Tabel 3 Luas Wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Lembang Jaya
No NagariLuas Wilayah
(Km2)%
(1) (2) (3) (4)
1 Salayo Talang Bukit Sileh 14.90 14.91
2 Batu Bajanjang 10.72 10.73
3 Koto Laweh 11.00 11.01
4 Limau Lunggo 7.50 7.51
5 Batu Banyak 8.87 8.88
6 Koto Anau 47.00 47.05
Jumlah 99.90 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
15%
11%
11%
8%
9%
47%
Persentase Luas Wilayah Menurut Nagari di Kecamatan Lembang Jaya
Salayo Talng Bukit SilehBatu BajanjangKoto LawehLimau LunggoBatu Banyak Koto Anau
9
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dilihat bahwa di kecamatan Lembang
Jaya terdiri atas 6 nagari, dan nagari yang mimiliki wilayah terluas di kecamatan tersebut
yaitu Koto Anau dengan luas wilayah 47 ha, dan nagari yang terkecil di kecamatan
tersebut yaitu Limau Lunggo dengan luas wilayah 7,5 ha.
10
Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Solok
11
Gambar 2 Peta Sebaran Wilayah Nagari di Kabupaten Solok
12
1. Klas Lereng
Lereng adalah Kenampakan permukaan alam disebabkan adanya beda tinggi
apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar
sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (clope).
Bentuk Lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan.
Lereng merupakan parametertopografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan
lereng dan beda tinggi relative, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya
terhadap penilaian suatu lahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak
lahan secara fisik, kimia, dan biologi ,sehingga akan membahayakan hidrologi produksi
pertanian dan pemukiman.
Cara Mencari Kelas Lereng
∑n−1 ×Cipp × ps
×100 %
Hasil
1.5−1 ×251× 50000
×100 %=20 (agak Curam)
2.10−1 × 252.9× 50000
× 100 %=15.52(agak curam)
3.11−1×252.8× 50000
× 100 %=17.86(agak curam)
4.10−1× 254.5 ×50000
×100 %=10(landai)
5.10−1 ×253×50000
×100 %=15(landai)
6.10−1× 253.7 ×50000
× 100 %=12.6(landai)
7.12−1×253.2× 50000
×100 %=17.19 (agak curam)
8.9−1× 25
4.3 ×50000×100 %=9.30 (landai)
9.11−1×256.3 ×50000
× 100 %=7.94(datar)
10.9−1× 25
3.3× 50000× 100 %=12.12(landai)
13
11.10−1 ×253 ×50000
×100 %=15(landai)
12.6−1× 25
1.3× 50000× 100 %=19.23(agak curam)
13.9−1× 256 ×50000
× 100 %=6.67(datar)
14.9−1×25
11.2×50000× 100 %=3.57(datar)
15.9−1 × 252× 50000
×100 %=20 (agak curam)
16.10−1×251.5× 50000
× 100 %=30(curam)
17.11−1 ×250.8 ×50000
× 100 %=62.5(sangat curam)
Tabel 4 Skor Kelas Lereng
Kelas Kemiringan lereng Keterangan Skor
1 0 - 8 % Datar 20
2 8 - 15 % Landai 40
3 15 - 25 % Agak curam 60
4 25 - 45 % Curam 80
5 > 45 % Sangat curam 100
Sumber : Kepres No. 32 Tahun 1990
Pada wilayah tanaman pangan, pada umumnya di Kecamatan Bukit Sundi
memiliki kemiringan lereng 0 - 8% yaitu datar, pada Kecamatan Gunung Talang pada
umunya merupakan daerah landai dengan kemiringan lereng 8 - 15%. Namun terdapat
sekitar 15% daerah Kecamatan Gunung Talang memiliki kemiringan lereng15 - 25%
yaitu agak curam, dimana berada pada bagian selatan Kecamatan Gunung Talang, dan
sebelah Timur. Sedangkan pada bagian timur Kecamatan Gunung Talang terdapat 15 -
25% dan 25 - 45% kemiringan lereng yaitu agak curam dan curam dimana pada daerah
ini dekat dengan gunung Talang.
14
Sedangkan pada Kec. Lembang Jaya pada umumnya juga memiliki jenis lereng
yang landai, namun pada bagian selatannya terdapat jenis lereng agak curam dan curam.
15
Gambar 3 Peta Topografi Kabupaten Solok
2. Curah hujan
Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia,
menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit
listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur
hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh
satelit cuaca.
Cara mencari curah hujan
Rata−rata curahhujanJumlah hari per tahun
Hasil
1. Merah3000365
−4000365
=8.3−11(skor 10 atau sangat rendah)
2. Hijau2500365
−3000365
=6.8−8.3 (skor 10 atausangat rendah)
3. Ungu2000365
−2500365
=5.5−6.8 (skor 10 atau sangat rendah)
4. Biru2000365
=5.5(skor 10 atau sangat rendah)
Pada wilayah tanaman pangan di Kab. Solok terdapat beragam jumlah intensitas
hujan tahunan yang beragam yaitu :
< 2000 mm/tahun
2000 – 2500 mm/tahun
2500 – 3000 mm/tahun
3000 – 4000 mm/tahun
16
Namun, jika kita konversikan ke dalam waktu harian maka intensitas hujan harian
berada pada pada kelas 1 yaitu intensitas harian 0 s/d 13,50 mm/hari dengan klasifikasi
rendah dan skor 10. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kecamatan Gunung Talang,
Lembang Jaya, dan Bukit Sundi memiliki rata-rata curah hujan yang rendah.
Tabel 5 Skor Intensitas Hujan
kelasIntensitas
(mm/hari)keterangan skor
1 0 s/d 13,50 Sangat rendah 10
2 13,61-20,60 rendah 20
3 20,7-27,60 Sedang 30
4 27,7-34,80 Tinggi 40
5 >34,80 Sangat tinggi 50
Sumber : Kepres No.32 Tahun 1990
17
18
Gambar 4 Peta Curah Hujan Kabupaten Solok
3. Geologi
Berdasarkan hasil pengamatan peta geologi Tanaman Pangan skala 1 : 250.000
yang di dapat dari kantor Dinas Pertambangan, maka ditemukan sebagian besar jenis
batuan yang ada di wilayah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Batu andesit : Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan
komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada
lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan atau daerah-daerah
dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia.
b. Batu lahar : batu yang dalam bentuk yg dicairkan (seperti magma) dari
masalah volcanos; lahar adalah apa yang disebut magma ketika mencapai
permukaan
c. Batu granit: Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan
banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena
itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata
granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit
berasal dari bahasa Latin granum.
19
Gambar 5 Peta Geologi Kabupaten Solok
20
4. Jenis tanah
Pada wilayah tanaman pangan Kabupaten Solok ini, jenis tanah yang ditemukan
sebagai berikut:
Tanah Podsolik (Kambisol)
Tanah Podsolik (Kambisol) merupakan tanah yang memiliki tingkat
kesuburan sedang. Tanahnya berwarna merah atau kekuning-kuningan. Tanah
podsolik mempunyai karakteristik tekstur yang lempung atau berpasir dengan
PH rendah serta memiliki kandungan unsur aluminum dan besi yang tinggi.
Karakteristik lain yang dapat ditemui pada tanah podsolik adalah daya simpan
unsur hara sangat rendah karena bersifat lempung yang beraktivitas rendah,
kejenuhan unsur basa seperti K, Ca, dan Mg, rendah sehingga tidak memadai
untuk tanaman semusim, kadar bahan-bahan organik rendah dan hanya
terdapat di permukaan tanah saja, dan penyimpanan air sangat rendah
sehingga mudah mengalami kekeringan.
Tanah ini berada pada kelas 4 yaitu skor 80.
Tanah andosol
Tanah andosol dari batuan beku pada pegunungan vulkanis ditandai dengan
warna ungu garis mendatar. Berdasarkan kepekaan tanah terhadap erosi, jenis
tanah ini berada pada kriteria peka terhadap erosi dan memiliki skor 80.
Tanah andosol merupakan tanah yang relatif muda dibandingkan latosol, yang
sifat- sifatnya sangat ditentukan oleh mineral liat yang dikandungnya yaitu
alofan yang bersifat amorf. Tanah ini mempunyai horizon A1 tebal bewarna
21
hitam yang kaya bahan organik, tetapi tidak mempunyai horizon A2, dengan
horizon B berwarna kuning pucat, coklat kekuningan atau coklat keabu- abuan
volkan terlapuk sampai ke horizon C. Umumnya mempunyai kejenuhan basa
relatif rendah tetapi mempunyai AL dapat ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh
sifat mineral liat dominan yang dimilikinya maka andosol mempunyai sifat
tiksotrofik, mempunyai kemampuan mengikat air besar, porositas tinggi,
bobot isi rendah, gembur, tidak plastis dan tidak lengket serta kemampuan
fiksasi fosfat yang tinggi.
Tanah mediteran
Tanah meditera adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur.
Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati. Tanah ini
memiliki skor 60 terhadap kepekaan erosi artinya tanah ini agak peka terhadap
erosi .
Tabel 6 Skor Kepekaan Erosi Pada Beberapa Jenis Tanah
Kelas Jenis tanah Kepekaannya thd erosi skor
1Alluvial, Glei, planosol,
hidromorf.Tidak peka 20
2 Latosol Tidak peka 40
3 Mediteran Agak peka 60
4Andosol, laterit, grumosol,
podsol, podsolicPeka 80
5Regosol, litosol, organosol,
renzinaSangat peka 100
Sumber : Kepres No. 32 Tahun 1990
5. Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil pengamatan peta Penggunaan lahan skala 1:50.000 dari
Bappeda, penggunaan lahan pada wilayah tanaman pangan ini diantaranya adalah :
22
Hutan :
Perkebunan
Pertanian lahan kering
Semak belukar
Permukiman
Sawah
Tabel 7. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Gunung Talang
No Penggunaan Lahan
Realisasi dalam satu tahun
Jumlah %
Ditanami PadiTidak
ditana
mi
Padi
Sement
ara tdk
di
usahaka
n
Tiga
Kali
≥Dua
Kali
Satu
kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1LAHAN
PERTANIAN-
1.1 Lahan sawah -
a Irigasi teknis -
b Irigasi ½ teknis 608 608 1,58
c Irigasi sederhana 1673 1673 4,34
d Irigasi desa/Non PU 759 334 1093 2,84
e Tadah Hujan -
f Pasang Surut -
g Lebak -
hPolder dan Sawah
lainnya-
23
Jumlah lahan
sawah3040 334 - - - 3374 8,76
No Penggunaan Lahan
(1) (2) (3)
1.2 Lahan Bukan Sawah
a Tegal/kebun 825 2,14
b Ladang 423 1,11
c Perkebunan 4072 10,58
d Ditanami pohon/hutan rakyat 4908 12,75
e Tambak -
f Kolam//tegal/empang 19 0,05
g Pengembalaan/Padang rumput 330 0,86
h Sementara tidak diusahakan 669 1,74
i Lainnya (perkarangan yang ditanami tanam pertanian, dll) 93 0,24
Jumlah lahan bukan sawah 11339 29,45
2 LAHAN BUKAN PERTANIAN
a Rumah, bangunan, dan halaman sekitarnya 479 1,24
b Hutan Negara 11908 30,93
c Rawa-rawa (tidak ditanami) -
d Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus) 11400 29,91
Jumlah lahan bukan pertanian 23787 61,78
Total (luas wilayah kecamatan) = jumlah lahan sawah+jumlah bukan
sawah+Lhn bkn pertanian38500 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
24
Tabel 8. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Lembang Jaya
No Penggunaan Lahan
Realisasi dalam satu tahun
Jumlah %
Ditanami PadiTidak
ditana
mi
Padi
Sement
ara tdk
di
usahaka
n
Tiga
Kali
≥Dua
Kali
Satu
kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1LAHAN
PERTANIAN-
1.1 Lahan sawah -
A Irigasi teknis 839 - 839 8,40
B Irigasi ½ teknis 729 164 - 893 8,94
C Irigasi sederhana 41 - 41 0,41
D Irigasi desa/Non PU 538 153 691 6,92
E Tadah Hujan - -
F Pasang Surut - -
G Lebak -
HPolder dan Sawah
lainnya-
Jumlah lahan 1568 743 153 - - 2464 24,66
25
sawah
No Penggunaan Lahan
(1) (2) (3)
1.2 Lahan Bukan Sawah
A Tegal/kebun 759 7,60
B Ladang 1801 18,03
C Perkebunan 35 0,35
D Ditanami pohon/hutan rakyat 1070 10,71
E Tambak - -
F Kolam//tegal/empang 32 0,32
G Pengembalaan/Padang rumput - -
H Sementara tidak diusahakan 528 5,28
I Lainnya (perkarangan yang ditanami tanam pertanian, dll) 239 2,39
Jumlah lahan bukan sawah 4464 44,68
2 LAHAN BUKAN PERTANIAN
A Rumah, bangunan, dan halaman sekitarnya 389 3,89
B Hutan Negara 2405 24,07
C Rawa-rawa (tidak ditanami) - -
D Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus) 268 2,68
Jumlah lahan bukan pertanian 3062 30,65
Total (luas wilayah kecamatan) = jumlah lahan sawah+jumlah bukan
sawah+Lhn bkn pertanian9990 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
26
Tabel 9. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Bukit Sundi
No Penggunaan Lahan
Realisasi dalam satu tahun
Jumlah %
Ditanami PadiTidak
ditana
mi
Padi
Sement
ara tdk
di
usahaka
n
Tiga
Kali
≥Dua
Kali
Satu
kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1LAHAN
PERTANIAN-
1.1 Lahan sawah -
A Irigasi teknis 1730 1730 15,87
B Irigasi ½ teknis 596 - 596 5,48
C Irigasi sederhana - - -
D Irigasi desa/Non PU 709 17 726 6,66
E Tadah Hujan - -
F Pasang Surut - -
G Lebak -
HPolder dan Sawah
lainnya-
Jumlah lahan 2326 709 17 - - 3052 28
27
sawah
No Penggunaan Lahan
(1) (2) (3)
1.2 Lahan Bukan Sawah
A Tegal/kebun 2919 26,78
B Ladang 144 1,32
C Perkebunan 429 3,93
D Ditanami pohon/hutan rakyat 2405 22,06
E Tambak - -
F Kolam//tegal/empang 42 0,380
G Pengembalaan/Padang rumput 46 0,43
h Sementara tidak diusahakan 195 1,79
i Lainnya (perkarangan yang ditanami tanam pertanian, dll) 110 1,01
Jumlah lahan bukan sawah 6290 57,71
2 LAHAN BUKAN PERTANIAN
a Rumah, bangunan, dan halaman sekitarnya 1353 12,41
b Hutan Negara -
c Rawa-rawa (tidak ditanami) -
d Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus) 205 1,88
Jumlah lahan bukan pertanian 1558 14,29
Total (luas wilayah kecamatan) = jumlah lahan sawah+jumlah bukan
sawah+Lhn bkn pertanian10900 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok Tahun 2011
Dari peta dan data di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan di tiga
Kecamatan yaitu Lembang jaya, Gunung Talang, dan Bukit Sundi bahwa di daerah ini di
manfaatkan sebagai lahan pertanian. Untuk kecamatan Lembang Jaya luas lahan yang
digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 69,35%, dan lahan yang buka pertanian
adalah seluas 30,65%. Untuk kecamatan Gunung Talang luas lahan yang digunakan
sebagai lahan pertanian adalah seluas
28
38,22 % dan lahan bukan pertanian adalah seluas 61,78%. Untuk kecamatan Bukit
Sundi luas lahan yang digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 85,91% dan yang
dimanfaatkan sebagai lahan bukan pertanian adalah seluas 14,29%.
Dapat disimpulkan bahwa dari tiga kecamatan di atas, pemanfaatan lahan yang
banyak digunakan adalah sebagai lahan pertanian.
29
Gambar 6 Peta Tutupan Lahan Kabupaten
B. Analisis Kesesuian Lahan dan Kemampuan Lahan
1) Analisis Kesesuain Lahan
Penentuan deliniasi kawasan lindung dan kawasan budidaya, mengacu pada
kepres No 32/1990 mengenai kawasan lindung dan Kepres No 57/1989 mengenai
kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan dengan total skor >175 dari kriteria
yang ditentukan, kawasan budidaya terbatas kawasan penyangga adalah kawasan dengan
total skor 126-174 dan kriteria yang telah ditentukan dan kawasan budidaya adalah
kawasan yang memiliki total skor dibawah 125 dengan kriteria yang telah ditentukakan .
1. Data yang dibutuhkan untuk analisis kesesuaian lahan
a. Peta topografi Kabupaten Solok skala 1:50000
b. Peta kemiringan lereng skala 1:50000
c. Peta jenis tanah skala 1:50000
d. Peta intensitas hujan skla1:50000
2. Langkah langkah pembuatan peta kesesuaian lahan
a. Overlay peta lereng dengan peta jenis tanah,adapun ketentuan skor pada
faktor lereng dan penentuan skor kepekaan erosi pada beberapa jenis tanah.
b. Kemudian hasil overlay yang pertama dioverlay dengan peta intensitas
hujan.
3. Hasil analisis
Adapun hasil analisis dari peta kesesuaian lahan wilayah Solok bagian selatan
terdapat:
a. Kawasan Penyangga (130) dengan persentase 57,03%.
b. Kawasan Budi Daya Tanaman Musiman dan permukiman(110) dengan
persentase 42,675.
30
Tabel 10 Hasil Analisis Peta Kesesuaian Lahan tanaman Pangan Kab. Solok
No KawasanLuas (ha)
Persentase
Indikator
Dg skorHasil Analisa Kesimpulan
1. Kawasan
Penyangga
57,03% Tanah (80) Podsolik (kambisol)
merah
Daerah kawasan ini
sangat subur namun
keadaan lereng tidak
memungkinkan untuk
dilakukan budidaya
(sumber daya lahan
terbatas), daerah ini
termasuk daerah rawan
bencana longsor dan
tingkat erosi yang
sedang.
Lereng
(40)
8 – 15 %,dan
15-25% dan 25-40 %
Landai, agak curam
dan curam
Curah
hujan (10)
Rendah
2. Kawasan
Budi daya
tanaman
42,97% Tanah (80) andosol Kawasan ini sangat
subur dengan keadaaan
lereng datar Lereng (20) 0 - 8 %
31
semusim datar menunjukkan sumber
daya lahan agak
terbatas perlu
pengolahan khusus,
lereng ini juga rawan
bencana namun tidak
sebesar kawasan
penyangga.
Curah
Hujan (10)
Rendah
Ketidaksesuaian lahan :
No Kawasan Penggunaan Lahan Kesimpulan
1. Kawasan
Penyangga
Semak / rumput
permukiman
sawah
hutan
perkebunan
campuran
Terdapat pemukiman dan sawah
sehingga tidak sesuai dengan fungsi
lahan
2. Kawasan Budi
daya tanaman
musiman
Sawah
Permukiman
Tegalan / lading
Kebun
campuran
Terdapat pemukiman yang tersebar
secara tidak merata dan tanaman
yang banyak macamnya sehingga
tidak teratur, tidak sesuai dengan
fungsi lahan.
2) Analisis Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan adalah istilah yang sudah lebih dahulu dan lebih lama
digunakan oleh US Soil Conservation Service (Hockensmith and Steel: 1943,
Klingebiled and Montgomery: 1973) di dalam sistem klasifikasi yang telah banyak
dipergunakan juga di pelbagai Negara baik dalam bentuk yang telah diubah. Satu-
32
satunya perbedaan, mungkin, dan yang pada dasarnya adalah teoretis, terletak pada
kenyataan bahwa kemempuan lahan berpijak pada anggapan untuk memelihara
integritas tanah, sedangkan kesesuaian lahan meskipun juga berpedoman kepada
kelestarian penggunaan lahan, mengandalkan pengendalian kerusakan tanah (erosi dan
sebagainya) kepada praktik/tindakan pengelolaan masing-masing tipe penggunaan lahan.
Perbedaan dalam kualitas tanah dan bentuk lahan (landform) seringkali
merupakan penyebab utama terjadinya perbedaan satuan peta lahan dalam suatu areal.
Inilah sebabnya mengapa survey tanah merupakan dasar utama dalam menentukan
satuan peta lahan. Pendekatan klasifikasi kemampuan lahan demikian ini disebut
pendekatan atribut tunggal (Zonneveld: 1972) atau disebut juga dengan pendekatan
disiplin tunggal. Pendekatan lain dalam survey klasifikasi kemampuan lahan adalah
pendekatan terpadu atau pendekatan holistik. Pada pendekatan disiplin tunggal
klasifikasi kemampuan lahan dimulai dari hasil survey tanah dan relief permukaan tanah
kemudian disusun dan dipetakan lebih dahulu satuan peta tanah. Selanjutnya dengan
mempertimbangkan komponen lahan lainnya seperti iklim, vegetasi/penggunaan lahan,
disusun dan dipetakan kelas kemampuan lahan. Pada pendekatan holistik semua
komponen lahan yang berpengaruh terhadap penggunaan lahan dinilai serentak untuk
mengidentifikasi dan menetapkan pelbagai hierarki satuan lahan (Kips, et. Al: 1981,
Mahi: 1987), dan kemudian disusun dan dipetakan kelas kemampuan lahan. Penggunaan
potret udara sangat membantu dalam mengidentifikasi satuan lahan pada suatu wilayah
(Mahi: 1987).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan yang dilakukan dengan
metode faktor penghambat. Dengan metode ini setiap kualitas lahan atau sifat-sifat lahan
diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan
atau ancamanya sampai yang terbesar. Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap
kelas; penghambat yang terkecil untukkelas yang terbaik dan berurutan semakin besar
hambatan semakin rendah kelasnya.
Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak dipakai di Indonesia
dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943). Menurut sistem ini lahan
dikelompokan dalam tiga kategori umum yaitu Kelas, Subkelas dan Satuan Kemampuan
(capability units) atau Satuan pengelompokan (management unit). Pengelompokan di
33
dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat. Jadi kelas kemampuan adalah
kelompok unit lahan yang memiliki tingkat pembatas atau penghambat (degree of
limitation) yang sama jika digunakan untuk pertanian yang umum (Sys et al., 1991).
Tanah dikelompokan dalam delapan kelas yang ditandai dengan huruf Romawi dari I
sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turut dari Kelas I
sampai kelas VIII.
Untuk menentukan perencanaan tata ryang atau wilayah digunakan metode
pengharkatan (scoring). Metode pengharkatan merupakan suatu cara menilai potensi
lahan dengan memberikan nilai pada pamsin-masing kareakteristik lahan, sehingga
dapat dihiung nilainya dan dapat ditentukan harkatnya.
1. Data yang dibutuhkan untuk analisis kemampuan lahan :
a. Peta lereng skala1:50000
b. Peta jenis tanah skala 1:50000
2. Langkah langkah membuat peta kemampuan lahan
a. Peta kemiringan lereng dioverlay dengan peta jenis tanah, adapun jenis tanah
yang terdapat di wilayah Solok bagian selatan:
Tanah Podsolik (Kambisol)
Tanah Andosol
Tanah Mediteran
3. Hasil analisis
Adapun kemampuan yang ada di kelompok tanaman pangan setelah
dilakukan overlay yaitu berada pada kelas I, II, dan III. Dengan
penjelasan sebagai berikut:
>>Kelas I
Lahan yang termasuk kelas satu ini sesuai untuk berbagai penggunaan
(pertanian, padang pengembalaan hutan, hutan cagar alam)lahan ini juga
memiliki sedikit kendala dalam penggunaanya. Cirri-cirinya bertopografi
datar / agak datar, bahaya erosi ringan,kedalaman efektif dalam, drainase
baik dan mudah diolah.
>>Kelas II
34
Lahan memiliki kendala yang mengurang I pilihannya penggunaanya atau
memerlukan tindakan konservasi sedang. Lahan kelas ini membutuhkan
pengolahan tanah secara hati-hati termasuk tindakan konservasi tanah
untuk mencegah kemerosostan tanah. Tanah kelas II dapat digunakan
untuk tanaman semusim, padang rumput, padang rumput, padang
pengembalaan, hutan roduksi, hutan lindung, dan cagar alam.
>>Kelas III
Lahan yang memiliki kendala yang berat sehingga mengurangi pilihan
penggunaan, atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau keduanya.
Tanah kelas III dapat digunakan untuk tanaman semusim, padang
pengembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan suaka marga satwa.
3) Analisis Rawan Bencana
Berdasarkan pengamatan peta yang telah dianalisis, untuka menganalisis peta
rawan bencana, peta yang di overlay diantaranya :
Peta curah hujan
Peta jenis tanah
Peta lereng
Peta geologi
Dari hasil overlay peta diatas, maka didapatkan analisis rawan bencana tanaman
pangan Kab. Solok adalah sebagai berikut :
a) Bahaya Gunung Merapi (Bahaya 1)
Bahaya gunung merapi ini terjadi pada daerah sekitar gunung merapi yang
dapat dilihat dari ketinggian lereng yang curam dan agak curam dan
geologinya lahar dan andesit. Sehingga dapat kita identifikasi adanya
bahaya longsor di daerah tersebut.
b) Waspada gunung Merapi (bahaya 2)
Waspada gunung merapi ini terjadi pada daerah yang tidak terlalu jauh
dari gunung merapi, dimana lerengnya agak landai dan jenis geologinya
berupa andesitl dan lahar yang masih rawan akan bencana gunung merapi.
35
c) Longsor
Rawan bencana jenis ini pada umumnya terjadi di bagian selatan Kec.
Gunung Talang dimana ketinggian lerengnya yang agak curam dan
memiliki jenis tanah podsolik dan andosol dimana jenis tanah ini peka
terhadap erosi yang dapat menimbulkan longsor serta didukung oleh curah
hujan yang relatif tinggi.
d) Daerah kerentanan gerakan tanah rendah
Daerah ini sebagian besar terdapat di kec. Bukit Sundi dan Lembang Jaya
dimana jenis tanahnya adalah andosol yangsifatnya subur dan peka
terhadap erosi dan memiliki kemiringan lereng yang datar sehingga
bencana erosi dan longsor relatif kecil.
e) Daerah kerentanan gerakan tanah sedang
Daerah ini sebagian besar terdapat di kec. Bukit Gunung Talang dimana
jenis tanahnya adalah podsolik(kambisol) yang sifatnya subur dan peka
terhadap erosi serta memiliki kemiringan lereng yang landai sehingga
bencana erosi dan longsor relatif sedang.
f) Gempa bumi
Bencana gempa bumi ini didapatkan dari adanya sesar yang melintang di
sepanjang bagian timir kec. Lembang Jaya dan Bukit Sundi. Sesar ini juga
terdapat di Kec Gunung Talang. Sehingga daerah sekitar sesar ini
berpotensi rawan gempa bumi.
4) Analisis Daerah Aliran Sungai (DAS)
Dalam menganalisis DAS di tiga kecamatan Tanaman Pangan yang perlu di
perhatikan adalah persentase dari tutupan lahan yang dipergunakan sesuai dengan
fungsinya. Dalam analisis ini yang dibutuhkan beberapa peta untuk di overlay,
diantaranya:
Peta Topografi
Peta Penggunaan Lahan Eksisting
36
Dari hasil overlay kecamatan Tanaman Pangan yang dilakukan dapat dilihat
bahwa luas DAS sebesar 12. 375 ha, hutan Negara seluas 11.908 ha dengan persentase
10,4 %, sawah 3.374 ha dengan persentase 35,7 %.
5) Potensi dan Kendala Fisik Wilayah
Dari luas kecamatan Tanaman pangan yang seluas 593,9 km2 atau 593.900 ha.
Bukit Sundi dengan luas 109,00 ha, Gunung Talang 385,00 ha, dan Lembang Jaya 99,90
ha. Dari ketiga kecamatan tersebut Bukit Sundi satu kecamatan nya bertopografi landai
dan dan sangat cocok untuk kawasan budidaya dengan persentase 18,35 %. kecamatan
Lembang Jaya seluas 16,82%, pada kecamatan Lembang Jaya memiliki topografi yang
sangat beragam datar, landai, agak curam dan curam sehingga pada daerah ini 8,41%
cocok dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, dan 8,41% lainnya cocok dimanfaatkan
sebagai kawasan penyangga. Kecamatan Gunung Talang persentase luas daerahnya
seluas 64,83%, daerah ini juga memiliki topografi yang sangat beragam datar, landai,
agak curam, dan curam. Hanya 16,21 % dari daerah ini yang bisa di manfaatkan sebagai
kawasan budidaya 48,62% nya cocok di manfaatkan sebagai kawasan penyangga.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa topografi suatu daerah sangat
berperan penting dalam pengembangan peruntukan suatu daearah yang akan
dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya atau kawasan penyangga. Di samping itu hal
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan potensi suatu daerah adalah curah hujan
dan jenis tanah.
37
BAB III
ANALISIS KONDISI KEPENDUDUKAN
A. ANALISIS KEPENDUDUKAN
Tabel 11 : Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Jaya Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2007-2010
Tahun
Jenis
Kelamin
2007 2008 2009 2010 Jumlah
Laki - laki 22.358 22.479 18.844 12.764 76.445
Perempuan 22.694 23.110 23.914 12.988 82.706
Jumlah 45.052 45.589 42.758 25.752 159.151
Laju Pertumbuhan 537 -2831 -17.006 - -
Sumber : BPS Kabupaten Solok
38
2007 2008 2009 20100.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Jaya Menurut Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
Tahun
JUm
lah
Pen
dudu
k
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah laki-laki pada
tahun 2007 sebanyak 22.358 jiwa, dan jumlah perempuan 22. 694 jiwa. Pada
tahun 2008 jumlah penduduk laki-laki 22.479 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan 23.110 jiwa.
Tahun 2009 jumah penduduk perempuan di Kecamatan Lembang Jaya
lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 23.914 dan penduduk laki-laki sebanyak 18.844 orang dan
pada tahun 2010 jumlah penduduk kecamatan lembang jaya mengalami
penurunan dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 12.764 dan penduduk
perempuan sebanyak 12.988 orang.
Jadi dapat diketahui bahwa dari tahun 2007-2009 Kecamatan Lembang
Jaya mengalami peningkatan tetapi tidak dalam jumlah yang begitu signifikan.
Pada tahun 2010 Kecamatan Lembang Jaya mengalami penurunan dari tahun
2009, pada tahun 2009 jumlah penduduk seuruhnya 42.758 sedangkan pada tahun
2010 jumlah penduduk seluruhnya adalah 25.752 orang.
39
2007 2008 2009 20100.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Jaya Menurut Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
TahunJU
mla
h P
endu
duk
Tabel 12: Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Talang Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2007-2010
Tahun
Jenis
Kelamin
2007 2008 2009 2010 Jumlah
Laki - laki 22.358 22.479 18.844 23.159 86.840
Perempuan 22.694 23.110 23.914 23.579 93.297
Jumlah 45.052 45.589 42.758 46.738 180.137
Laju Pertumbuhan 537 -2831 3.980 - -
Sumber : BPS Kabupaten Solok
2007 2008 2009 20100.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Talang Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
Tahun
Jum
lah
Pen
dudu
k
Pada Kecamatan Gunung Talang jumlah penduduk pada tahun 2007
adalah sebanyak 45.052 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 22.358
orang dan penduduk perempuan sebanyak 22.694 orang. Tahun 2008 jumlah
penduduk perempuan sebanyak 23.110 orang dan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 22.479 orang.
40
Pada tahun 2009 jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Gunung Talang
mengalami penurunan dari pada tahun sebelumnya dengan jumlah penduduk laki-
laki 18.844 orang dan penduduk perempuan sebanyak 23.914 orang sedangkan
tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki mengalami peningkatan menjadi 23.159
sedangkan penduduk perempuan mengalami penurunan dengan jumlah penduduk
23.579 orang.
Jadi dapat dipahami bahwa di Kecamatan Gunung Talang tiap tahunnya
penduduknya mengalami peningkatan. meskipun tidak dalam jumlah yang besar
dan jumlah penduduknya dari tahun-ketahun rata-rata seimbang dengan jumlah
penduduk berkisar antara 40.000 - 45.000 orang tiap tahunnya.
Tabel 13. Jumlah Penduduk Kecamatan Bukit Sundi Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2007-2010
Tahun
Jenis
Kelamin
2007 2008 2009 2010 Jumlah
Laki - laki11188 11169 12018 10998
45373
Perempuan11847 12141 12017 11829
47834
Jumlah 2303523310 24035 22827 93207
Laju Pertumbuhan 275 725 -1208 - -
Sumber : BPS Kabupaten Solok
41
2007 2008 2009 201010.40010.60010.80011.00011.20011.40011.60011.80012.00012.200
Jumlah Penduduk Kecamatan Bukit Sundi Menurut Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
Tahun
Jum
lah
Pen
dudu
k
Berdasarkan tabel dan grafik batang di atas jumlah penduduk Kecamatan
Bukit Sundi pada tahun 2007 jumlah penduduk laki-laki 11.188 dan tahun 2008
berjumlah 11.169 berarti penduduk laki laki mengalami penurunan. Kemudian
pada tahun 2009 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 12.018 dan pada tahun 2010
kembali menurun menjadi 10.998. Dapat di ketahui bahwa penduduk laki-laki
dari tahun 2007 hingga 2010 mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya.
Sedangkan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2007 adalah
11.847,tahun 2008 jumlah penduduk perempuan mengalami peningkatan dengan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 12.141, pada tahun 2009 jumlah penduduk
perempuan adalah sebanyak 12.017 sedangkan pada tahun 2010 penduduk
perempuam di kecamatan bukit sundi mengalami pernurunan dengan jumlah
penduduk peremuan sebanyak 11.829 orang.
Table 14 : Jumlah Penduduk Kelompok Tanaman Pangan
KecamatanJumlah penduduk
Jumlah2007 2008 2009 2010
42
Lembang Jaya 45052 45589 42758 25752 159151
Gunung Talang 45052 45589 42758 46738 180137
Bukit Sundi 23035 23310 24035 22827 93207
Jumlah 73139 114488 109551 95317392495
Laju
Pertumbuhan41349 -4937 -14234 - -
Sumber : BPS Kabupaten Solok
2007 2008 2009 201005
101520253035404550
Jumlah Penduduk Kelompok Tanaman Pangan
Lembang Jaya
Gunung Talang
Bukit Sundi
Tahun
Jum
lah
Pen
du
du
k
Dari ketiga kecamatan Jumlah penduduk dari data diatas dapat dilihat bahwa
setiap kecamatan selalu mengalami peningkatan maupun penurunan, seperti kecamatan
Lembang Jaya pada tahun 2007 jumlah penduduknya sebanyak 45.052 jiwa, pada tahun
2008 mengalami peningkatan sebesar 537 jiwa sehingga jumlah penduduk pada tahun
2008 sebanyak 45589 jiwa, pada tahun 2009 kecamatan ini mengalami penurunan jumlah
penduduk sebesar 2831 jiwa sehingga jumlah penduduk pada tahun 2009 pada kematan
43
ini sebesar 42758 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di kecamatan lembang jaya
kemballi mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 17006 jiwa sehingga pada
tahun 2010 jumlah penduduk di kecamatan lembang jaya sebesar 25752 jiwa.
Jumlah penduduk kecamatan Gunung Talang pada tahun 2007 sebesar 45052
jiwa, jumlah penduduk di Kecamatan Gunung Talang mengalami peningkatan pada tahun
2008 sebesar 537 jiwa sehingga jumlah penduduk pada tahun 2008 di kecamatan ini
sebesar 45589 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk di kecamatan Gunung taalang mengalami
penurunan sebesar 2831 jiwa sehingga pada tahun 2009 jumlah penduduk di kecematan
ini sebesar 42758 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Kecamatan Gunung Talang
mengalami peningkatan sebesar 3980 jiwa sehingga jumlah penduduk di kecamatan
gunung talang pada atahun 2010 sebesar 46738 jiwa.
Jumlah penduduk Kecamatan Bukit Sundi pada tahun 2007 sebesar 23035 jiwa
dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebesar 275 jiwa sehingga jumlah
penduduk di kecamatan Bukit Sundi menjadi 23310 jiwa pada tahun 2008. Pada tahun
2009 mengalami peningkatan sebesar 725 jiwa sehingga jumlah penduduk kecamatan
bukit sundi pada tahun 2009 sebesar 24035 jiwa. Namun pada tahun 2010 jumlah
penduduk Bukit Sundi mengalami penurunan sebesar 1208 sehingga jumlah penduduk di
Kecamatan Bukit Sundi pada tahun 2010 sebesar 22827 jiwa.
Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada Kecamatan Lembang
Jaya dan Kecamatan Gunung Talang mengalami peningkatan dan penurunan jumlah
penduduk pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2008 jumlah penduduk di dua
kecamatan ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, tahun 2009 pada dua
kecamatan ini mengalami penurunan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya, dan
padatahun 2010 kedua kecamatan ini mengalami peningkatan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Untuk Kecamatan Bukit Sundi dari tahun 2007 hingga tahun 2009
selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk dan pada tahun 2010 kecamatan Bukit
Sundi mengalami penurunan jumlah penduduk.
44
Table 15 : Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Jaya Menurut
Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
No Kelompok
umur
Jenis kelamin
Jumlah %Laki-laki perempuan
1 0-4 1338 1233 2572 9.83
2 5-9 1456 1331 2788 10.65
3 10-14 1474 1549 3024 11.56
4 15-19 1354 1511 2865 10.95
5 20-24 1080 1041 2122 8.11
6 25-29 856 995 1851 7.07
7 30-34 843 897 1740 6.65
8 35-39 836 854 1690 6.46
9 40-44 798 941 1739 6.65
10 45-49 822 796 1618 6.18
11 50-54 649 565 1214 4.64
12 55-59 342 367 710 2.71
45
13 60-64 372 431 803 3.07
14 65 + 650 782 1433 5.47
Jumlah 12872 13295 26167 100
Sumber : BPS Kabupaten Solok 2010
0-45 - 9
10-1415- 1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64
65 +
-2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 1500 2000
Jumlah Penduduk Kecamatan Lembang Jaya Menurut Kelompok Umur dan Jenis Jelamin
perempuanlaki-laki
Jumlah Penduduk
Kelo
mpo
k Um
ur
Pada Kecamatan Lembang Jaya penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin dari umur tahun 0-4 s/d 65> (keseluruhan) jumlahnya lebih tinggi pada
penduduk dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 13295 sedangkan penduduk
laki-laki berjumlah 12872. Namu jika dilihat dari setiap umur (tahun) antara laki-laki dan
perempuan jumlahnya saling berselisih misalnya pada umur antara tahun 0-4 jumlah
penduduk laki-laki sebesar 1338 dan perempuan lebih rendah yaitu 1233.
Kemudian pada umur (tahun) 10-14 jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit yaitu
1474 dari jumlah perempuan yaitu 1549. Jadi tidak selalu penduduk laki-laki yang lebih
46
tinggi atau perempuan yang lebih tinggi dan sebaliknya. Namun seperti yang telah
dijelaskan di atas apabila dijumlahkan keseluruhan jumlah penduduk perempuan yang
lebih tinggi dibanding laki-laki.
Kemudian jika dilihat dari jumlah laki-laki dan perempuan penduduk yang
jumlahnya tertinggi yaitu pada umur antara 10-14 tahun yaitu sebesar 3024 dan terendah
penduduk diantara umur 55-59 tahun yaitu hanya sebesar 710.
Table 16: Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Talang Menurut Kelompok Umur Dan
Jenis Kelamin
No Kelompok
umur
Jenis kelamin Jumlah%
Laki-laki Perempuan
1 0-4 1958 2220 417 0.98
2 5-9 2131 2393 4525 10.58
3 10-14 2159 2786 4945 11.57
4 15-19 1983 2718 4700 10.10
5 20-24 1581 1873 3454 8.08
6 25-29 1252 1791 3043 7.12
7 30-34 1234 1614 2848 6.67
8 35-39 1224 1536 2760 6.45
9 40-44 1167 1694 2861 6.69
10 45-49 1204 1429 2633 6.16
11 50-54 951 1014 1966 4.60
12 55-59 502 661 1163 2.72
13 60-64 546 775 1321 3.09
47
14 65 + 951 1410 2361 5.52
Jumlah 18844 23914 42758 100
Sumber : BPS Kabupaten Solok 2010
Selanjutnya jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
di Kecamatan Gunung Talang sama seperti kecamatan sebelumnya yaitu
Lembang Jaya. Apabila dilihat dari jumlah keseluruhan antara jumlah penduduk
laki-laki dan jumlah penduduk yang perempuan, lebih tinggi penduduk yang
perempuan yaitu sebesar 23914 sedangkan laki-laki sebesar 18844.
Kemudian jika dilihat dari jumlah laki-laki dan perempuan jumlah
penduduk tertinggi yaitu pada umur 10-14 tahun yaitu 4945 sedangkan yang
paling rendah pada umur 0-4 yaitu sebesar 417.
48
0-45-9
10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64
65+
-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000
Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Ta-lang Menurut Kelompok Umur
perempuanlaki-laki
Jumlah Penduduk
Kelo
mpo
k Um
ur
Table 17 : Jumlah Penduduk Kecamatan Bukit Sundi Menurut Umur Dan
Jenis Kelamin
No Kelompok
umur
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 1161 1126 2288
2 5-9 1264 1215 2479
3 10-14 1280 1414 2694
4 15-19 1175 1380 2555
5 20-24 938 951 1889
6 25-29 743 911 1653
7 30-34 732 819 1551
8 35-39 726 779 1505
9 40-44 691 859 1550
10 45-49 713 726 1439
11 50-54 563 516 1078
12 55-59 296 336 632
13 60-64 323 394 718
14 65 + 564 716 1280
Jumlah 11169 12141 23310
49
Sumber : BPS Kab. Solok 2010
Pada kecamatan Bukit Sundi jumlah penduduk berdasarkan kelompok
umur dan jenis kelamin masih sama seperti dua kecamatan di atas yaitu jumlah
laki-laki lebih rendah dibanding perempuan. Yaitu laki-laki sebesar 11169 dan
jumlah perempuan sebesar 12141.
Dan dilihat dari jumlah antara laki-laki dan perempuan yang tertinggi
yaitu pada umur 10-14 tahun sebesar 2694. Sedangkan yang paling rendah pada
umur 55-59 yaitu sebesar 632.
50
0-45-9
10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64
65+
-1500 -1000 -500 0 500 1000 1500 2000
Jumlah Penduduk Kecamatan Bukit Sundi Berdasarkan Kelompok Umur
PEREMPUANLAKI-LAKI
Jumlah Penduduk
Kel
omp
ok U
mu
r
Table 18 : Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Kabupaten Solok 2010
No Kelompok
umur
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 19082 17960 37042
2 5-9 20531 19230 39581
3 10-14 19915 19024 38939
4 15-19 19454 15346 30800
5 20-24 11884 12348 24232
6 25-29 13777 13934 27711
7 30-34 12738 12827 25565
8 35-39 11427 11686 23113
9 40-44 9766 10569 20335
10 45-49 9279 10290 19569
11 50-54 8836 9508 18344
12 55-59 7173 7087 14260
13 60-64 3920 4210 8130
14 65 + 8243 8823 17066
Jumlah 171845 176721 348566
Sumber: BPS Kabupaten Solok 2010
51
B. SUMBER DAYA MANUSIA
1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat
yang berperan meningkatkan kualitas hidup yang dapat bearti peningkatan
kesejahteraan.Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945 dimana dinyatakan
bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga Negara yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Meningkatkan pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, maka pembangunan dibidang pendidikan meliputi pembangunan
pendidikan secara formal maupun non formal.Titik berat pendidikan formal adalah
peningkatan mutu dan perluasan pendidikan dasar.Selain itu kesempatan belajar pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga turut ditingkatkan.
Keberhasilan program pendidikan perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana
yang memadai sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Peningkatan dan
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan diharapkan dapat memperluas
jangkauan pelayanan dan kesempatan memperoleh pendidikan dalam rangka menunjang
program wajib belajar.
a. Jumlah Kelas, Murid Dan Guru Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 19 : Jumlah Kelas, Murid Dan Guru Menurut Tingkat Pendidikan
Kecamatan Tahun Sekolah Kelas Guru Murid
Lembang
jaya
2010 TK 14 28 211
SD 146 316 4405
SLTP 43 102 1079
SLTA 16 48 422
Gunung
talang
2010 TK 23 22 738
SD 302 387 6595
52
SLTP 76 194 2052
SLTA 45 99 1394
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwasanya pada Kecamatan Lembang
Jaya pada tahun 2010 memiliki 11 TK, dengan jumlah kelas 14, guru 114 orang dan
jumlah siswa 211 murid. Untuk SD sebanyak 146 kelas, guru 316 orang dan jumlah
murid 4405, pada tingkat SLTP didapatkan sebanyak 43 kelas, 102 guru dan 1079 murid.
Sedangkan pada tingkat SLTA didapatkan sebanyak 16 kelas, 48 guru dan 422 murid.
Kecamatan Gunung Talang pada tahun 2010, pada tingkat TK jumlah kelasnya
sebanyak 23, guru 22 orang dan jumlah murid 738 orang. Pada tingkat SD jumlah
kelasnya sebanyak 302, jumlah guru sebanyak 387, dan jumlah murid sebanyak 6595.
Pada tingkat SLTP didapatkan sebanyak 76 kelas, 194 guru dan 2052 murid. Sedangkan
pada tingkat SLTA didapatkan sebanyak 45 kelas, 99 guru dan 1394 murid.
Sedangkan pada Kecamatan Bukit Sundi pada tahun 2010, pada pada tingkat TK
jumlah kelasnya sebanyak 22, guru 46 orang dan jumlah murid 346 orang. Pada tingkat
SD jumlah kelasnya sebanyak 135, jumlah guru sebanyak 270, dan jumlah murid
sebanyak 3238. Pada tingkat SLTP didapatkan sebanyak 34 kelas, 91 guru dan 744
murid. Sedangkan pada tingkat SLTA didapatkan sebanyak 19 kelas, 63 guru dan 243
murid.
Table 20 : Jumlah Kelas,Murid Dan Guru ,Menurut Tingkat Pendidikan Di
Kabupaten Solok
53
Kecamaata
n
Tahun Sekolah Kelas Guru Murid
Bukit sundi 2010 TK 22 46 346
SD 135 270 3238
SLTP 34 91 744
SLTA 19 63 243
Kabupaten Tahun Sekolah Kelas Guru Murid
Solok 2009 SD 2296 51253 3806
SLTP 506 1715 16261
SLTA 356 897 9844
PERGURUAN
TINGGI
* 21 80
Sumber : BPS Kabupaten Solok Tahun 2009
Kebutuhan jumlah sekolah, jumlah kelas dan tenaga pengajar yang cukup dapat
kita lihat dari table diatas. Dimana upaya untuk menigkatkan mutu pendidikan dapat
dilihat dari upaya pemerintah Kabupaten Solok dalam pengadaan sarana pendidikan.Hal
ini dapat kita lihat dengan bertambahnya jumlah sekolah dasar dari unit 343 pada tahun
2008 menjadi 340 unit pada tahun 2009.Dan peningkatan lainnya dapat kita lihat pada
rasio murid terhadap sekolah, rasio murid terhadap kelas dan rasio murid terhadap guru.
Pada tahun 2009 rasio murid terhadap sekolah adalah 151 yang artinya setiap
sekolah rata-rata menampung sebanyak 151 orang.Sedangkan rasio murid terhadap kelas
adalah sebanyak 22 yang artinya setiap kelas rata-rata menampung siswa sebanyak 22
orang dan hal ini mengalami kenaikan dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah sekolah pada jenjang SLTP pada tahun 2009 di Kabupaten Solok adalah
sebanyak 95 sekolah dengan jumlah kelas 506,1715 orang guru dan 16.261 orang
murid.Rasio murid terhadap sekolah pada tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dari 289 murid menjadi 171 murid untuk setiap sekolah.Rasio murid dan
kelas juga mengalami penurunan dari 35 menjadi 32 murid untuk setiap
kelasnya.Sedangkan rasio antara murid dan guru pada tahun 2009 termasuk kedalam
kategori yang sangat rendah yaitu 9 yang artinya secara rata-rata setiap guru harus
mengawasi 9 orang siswa.
Pada jenjang SLTA jumlah sekolah di Kabupaten Solok pada tahun 2009
seebanyak 39 sekolah.Jumlah tersebut termasuk didalamnya Sekolah Menengah Umum
(SMU) negeri dan swasta,Madrasah Aliyah (MA) negeri dan swasta, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Teknologi negeri dan swasta serta SMK sosial.Dari ke 39 sekolah
54
terdapat 356 kelas, dengan jumlah guru sebanyak 897 orang dan murid sebanyak 9.844
orang.
Jumlah Perguruan Tinggi di kabupaten solok pada tahun 2009 sebanyk 1 buah
yaitu Perguruan Tinggi ELHAKIM Sulit Air yang berlokasi di kecamatan X koto Di
Atas dengan jumlah dossen mengajar sebnayk 21 orang dan jumlah mahasiswa sebanyak
90 orang.Jumlah mahasiswa di Kabupaten Solok terlihat masih cukup rendah disebabkan
karena banyak lulusan SLTA di Kabupaten Solok lebih banyak kuliah di ibukota Propinsi
Sumatra Barat.
b. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan
Keberhasilan program pemerintah dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari
indikator pendidikan yaitu tertinggi yang ditamatkan oleh penduduknya.Indikator ini
mencerminkan kualitas sumber daya manusia yang dimilki oleh suatu daerah.Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar pula aksesnya pada lapangan
pekerjaan sehingga kesejahteraannya dapat ditingkatkan.
Tabel 21 : Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kecamatan Gunung Talang
Menurut Jenis Kelamin
No Tingkat pendidikan
yang ditamatkan
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Tidak / belum Sekolah 1222 1439 2661
2 TIdak Tamat SD 5725 5694 11.419
3 Tamat SD 6211 5802 12.013
4 SLTP Sederajat 3396 3403 6.799
5 SLTA sederajat 2832 3166 5.998
6 Diploma I /II 569 486 1.055
7 D III/ diploma 91 319 410
8 D IV /S1 109 215 324
9 S2 456 606 1062
55
10 S3 57 20 77
Jumlah 20.668 21.150 41.818
Sumber : BPS Kabupaten Solok Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan yang ditamatkan menurut jenis
kelamin adalah penduduk yang tidak atau belum sekolah sebanyak laki-laki 1222 orang
dan perempuan 1439, dengan jumlah 2661 orang. Penduduk yang tidak tamat SD
sebanyak laki-laki 5725 orang dan perempuan 5694 orang, dengan jumlah 11419 orang.
Pada penduduk yang tamat SD sebanyak laki-laki 6211 orang dan perempuan 5802
orang, dengan jumlah 12013 orang.
Penduduk yang tamat SLTP sederajat sebanyak laki-laki 3396 orang dan
perempuan 3403 orang, dengan jumlah 6799 orang. Penduduk yang tamat SLTA
sederajat banyaknya, laki-laki 2832 orang dan perempuan 3166 orang, dengan jumlah
5998 orang. Penduduk yang tamat diplomaI/II laki-laki sebanyak 569 orang dan
perempuan 486 orang, dengan jumlah 1055 orang. Penduduk yang tamat D III/ Akademi
laki-laki sebanyak 91 orang dan perempuan 319 orang, dengan jumlah 410 orang.
Penduduk yang tamat DIV/S1 laki-laki sebanyak 109 orang dan perempuan 215
orang dengan jumlah 324 orang. Penduduk yang tamat S2 laki-laki sebanyak 456 orang
dan perempuan 606 orang dengan jumlah 1062 orang. Sedangkan penduduk yang
pendidikan tertingginya S3 laki-laki sebanyak 57 orang dan perempuan 20 orang dengan
jumlah 77 orang.
56
Table 22 : Tingkat Pendidikan Kecamatan bukit sundi Menurut Jenis Kelamin
No Tingkat pendidikan
yang ditamatkan
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Tidak / belum Sekolah 520 573 1093
2 TIdak Tamat SD 2899 2918 5817
3 Tamat SD 2957 3035 5992
4 SLTP Sederajat 1569 1818 3387
5 SLTA sederajat 1419 1593 3012
6 Sekolah menengah
kejuruan
111 90 201
7 D I/ diploma 54 164 218
8 D III / akademi 62 115 177
9 D IV / S1 227 336 563
10 S2 / S3 13 8 21
Jumlah 9831 10.650 20841
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan yang ditamatkan menurut jenis
kelamin adalah penduduk yang tidak atau belum sekolah sebanyak laki-laki 520 orang
dan perempuan 573, dengan jumlah 1093 orang. Penduduk yang tidak tamat SD sebanyak
laki-laki 2899 orang dan perempuan 2918 orang, dengan jumlah 5817 orang. Pada
penduduk yang tamat SD sebanyak laki-laki 2957 orang dan perempuan 3035 orang,
dengan jumlah 5992 orang.
Penduduk yang tamat SLTP sederajat sebanyak laki-laki 1569 orang dan
perempuan 1818 orang, dengan jumlah 3387 orang. Penduduk yang tamat SLTA
sederajat banyaknya, laki-laki 1419 orang dan perempuan 1593 orang, dengan jumlah
5998 orang. Penduduk yang tamat Sekolah Menengah Kejuruan laki-laki sebanyak 111
orang dan perempuan 90 orang dengan jumlah 201 orang. Penduduk yang tamat
diplomaI/II laki-laki sebanyak 54 orang dan perempuan 164 orang, dengan jumlah 218
orang.
57
Penduduk yang tamat D III/ Akademi laki-laki sebanyak 62 orang dan perempuan
115 orang, dengan jumlah 410 orang. Penduduk yang tamat DIV/S1 laki-laki sebanyak
227 orang dan perempuan 336 orang dengan jumlah 563 orang. Sedangkan penduduk
yang pendidikan tertingginya tamat S2 laki-laki sebanyak 13 orang dan perempuan 8
orang dengan jumlah 21 orang.
Table 23 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2009
58
Pendidikan yang
ditamatkan
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
SD 18.74 19.97 38.53
SLTP 13.75 13.19 26.95
SLTA 13.40 13.05 26.46
UNIVERSITAS 2.46 5.61 8.07
Grafik : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Tahun 2009
SD SLTP SLTA UNIVERSITAS0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20 18.74
13.75 13.4
2.46
19.97
13.19 13.05
5.61laki-lakiperempuan
Pendidikan yang ditamatkan
Jum
lah
Dari grafik di atas dapat terlihat gambaran bahwa persentase pendidikan tertinggi
yang ditamatkan penduduk berumur 10 tahun ke atas cenderung menurun pada jenjang
yang lebih tinggi.Faktor ekonomi, menikah dan masuk dunia kerja merupakan penyebab
kecenderungan tersebut.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya penduduk umur 10
tahun keatas yang menamatkan SLTA dan Diploma /Universitas mengalami peningkatan
namun dari 38.83 % dan 26.86% menjadi 38.53% dan 26.95% pada tahun 2009.
Hal ini berarti banyak penduduk berumur 10 tahun keatas yang tamat SD tidak
melanjutkan ke jenjang SLTP dan yang tamat SLTP tidak melanjutkan ke SLTA.Hal iini
59
mengindikasikan bahwa program pendidikan wajib belajr 9 tahun belum tuntas
dilaksanakan.
c. Tingkat melek huruf
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di kabupeten solok adalah masih
adanya angka buta huruf, artinya masih ada yang tidak bias membaca dan menulis
kalimat sedikitpun, namun jika dilihat dari angka melek huruf sudah semakin tinggi.
Angka melek huruf adalah kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis
kalimat sederhana sehingga mampu berinteraksi dan dapat memperoleh
informasi.Tingkat melek huruf atau tingkat kemampuan membaca tulis dan tingkat buta
huruf merupakan indokator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan di bidang
pendidikan.
Table 24: Persentase Melek Huuruf Dan Buta Huruf Penduduk Yang Berumur 10
Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009
Melek huruf &
Buta huruf
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Melek huruf 97.40 96.05
Buta huruf 2.60 3.95
Jumlah 100.00 100.00
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2009
60
Grafik : melek huruf dan buta huruf penduduk yang berumur 10 tahun ke atas
menurut jenis kelamin tahun 2009
melek huruf buta huruf0.00
10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.0097.4
2.6
96.05
4.4
laki-lakiperempuan
Jum
lah
Dari garfik di atas terlihat bahwa keadaan penduduk Kabupaten Solok yang melek
huruf mengalami perkembangan kearah yang lebih baik.Hal ini ditandai dengan
meningkatnya persentase penduduk yang melek huruf yang bearti jumlah penduduk
kabupaten solok yang buta huruf semakin berkurang.
Pada tahun 2009 persentase penduduk yang melek huruf yang berusia di atas 10
tahun sebesar 98.69% mengalami sedikit peningkatan dibandingkan pada tahun
sebelumnya .Berdasarkan jenis kelamin tingkat melek huruf perempuan lebih rendah
61
dibandingkan laki-laki yakni perempuan yang melek huruf sebesar 96.05 % sedangkan
laki-laki 97.40 %.
Sebaliknya persentase tingkat buta huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas
mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan thaun sebelumnya, artinya penduduk
yang berumur 10 tahun keatas yang tidak bias membaca dan menulis berkurang yaitu
4.87 % pada tahun 2008 menjadi 3.31 % pada tahun 2009.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin tingkat buat huruf penduduk perempuan
lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki yaitu 3.95% penduduk perempuan dan
2.60% penduduk laki-laki yang mengalami buta huruf.Hal ini berkaitan dengan tingkat
partisipasi sekolah penduduk laki-laki kebih besar dari pada perempuan sehingga
persentase penduduk laki-laki yang buta huruf cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan perempuan.
C. KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia seseorang.Orang yang sehat akan mampu melakukan
segala kegiatan sehingga akan memperoleh hasil yang optimal.Oleh karenanya
pemerintah setiap tahunnya senantiasa meningkatkan Anggaran dan Belanja Negara
(APBN) untuk sektor kesehatan.
Upaya pemerintah mengutamakan pembangunan di bidang kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas yang mana nantinya akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan yang lebih utama yakni untuk
menurunkan angka kematian bayi atau balita.
Target pembangunan kesehatan lebih diutamakan untuk kelompok masyarakat
tertinggal, serta dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas penyeediaan sarana
kesehatan. Tenaga kesehatan dan penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh
masyarakat.
62
a) Sarana Kesehatan
Salah satu upaya pemerintah Kota Solok dalam pembangunan bidang kesehatan
adalah melalui peningkatan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat yang memadai
sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan.
Rumah Sakit
Tabel 25: Jumlah Rumah Sakit
Kecamatan Rumah Sakit Jumlah
1. Lembang Jaya - -
2. Gunung Talang 1 1
3. Bukit Sundi - -
Sumber : BPS Kab. Solok Tahun 2010
Dari table di atas dapat kita ketahui bahwa pada kelompok tanaman pangan hanya
terdapat 1 rumah sakit yaitunya pada Kecamatan Gunung Talang dan untuk Kecamatan
Lembang Jaya dan Bukit Sundi tidak terdapat rumah sakit.
Puskesmas
Tabel 26: Jumlah Puskesmas
Sumber : BPS Kab.Solok tahun 2010
Untuk sarana puskesmas pada Kecamatan Lembang Jaya terdapat 1 puskesmas
pusat yang terdapat di daerah Bukik Sileh dan terdapat 8 puskesmas pembantu, untuk
Kecamatan Gunung Talang terdapat 3 puskesmas pusat yaitu pada daerah Talang, Jua
Gaek dan Kayu Jao sedangkan puskemas pembantunya ada 9 buah dan untuk Kecamtan
63
Kecamatan Puskesmas Puskesmas
Pembantu
1. Lembang jaya Bukik Sileh 8
2. Gunung talang Talang, Jua Gaek, kayu jao 9
3. Bukit sundi Bukit sundi 6
Bukit Sundi terdapat 1 puskesmas utama yaitu terdapat di daerah Bukit Sundi dan dibantu
oleh 6 puskemas pembantu.
b) apotik
Tabel 27: Jumlah Apotik
No Kecamatan Apotik Rumah obat Pedagang Besar
(Farmasi)
1 Lembang jaya - - -
2 Gunung talang - 6 -
3 Bukit sundi 1 - -
Sumber : BPS Kab.Solok tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Lembang Jaya tidak ada
apotik, rumah obat dan farmasi, di Kecamatan Gunung Talang hanya terdapak 6 buah
rumah obat, sedangkan untuk di Kecamatan Bukit sundi hanya terdapat 1 buah apotik.
c) Rumah Bersalin, klinik dan Posyandu
Tabel 28: Jumlah Rumah Bersalin, Klinik Dan Posyandu
No Kecamatan Rumah Bersalin Klinik Posyandu
1 Lembang jaya - - 47
2 Gunung talang - - 69
3 Bukit sundi - - 36
Sumber : BPS Kab. Solok Tahun 2010
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di 3 kecamatan tersebut
hanya terdapat posyandu bersalin dan klinik tidak ada, untuk posyandu dengan
jumlah 47 buah terdapat di Kecamatan Lembang Jaya, 69 buah di Kecamatan
Gunung Talang dan 36 buah di Kecamatan Bukit Sundi
64
Tabel 29: Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupeten Solok Tahun 2011
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umun 1
2 Puskesmas 18
3 Puskesmas Keliling -
4 Puskesmas Pembantu 84
5 Balai Pengobatan Swasta -
6 Rumah Bersalin -
7 Rumah obat 6
8 Apotik 4
9 Klinik gigi -
10 Posyandu 578
Jumlah 701
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
Dari tabel diatas diketahui bahwa Kabupaten Solok telah memiliki rumah sakit
umum sebanyak 1 buah yang berlokasi di ibu kota kabupaten yaitu di Arosuka.Sarana-
sarana lain tersebar di seluruh kecamatan seperti puskesmas yang berjumlah 18 buah,
puskesmas pembantu berjumlah 84 buah, rumah saki obat sebanyak 6 buah, apotik
sebanyak 4 buah dan posyandu sebanyak 578 buah.
d) Tenaga Kesehatan
Tebel 29: Tenaga Kesehatan Di Kelompok Tanaman Pangan
No Tempat Dokter Paramedis
Spesial Gigi Umum Bidan Perawat Non
Perawat
1. Bukit Sileh - - 2 11 12 6
2. Kayu jao - 1 1 9 4 6
65
3. Talang - 1 2 14 13 7
4. Jua Gaek - 1 5 18 9 4
5. Muaro
Panas
- 1 2 17 10 4
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
Selain fasilitas kesehatan,tenaga kesehatan pun merupakan prioritas utama di
dalam kelompok tanaman pangan,karena berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui
bahwa di Kecamatan Lembang Jaya terdapat 2 dokter umum, 11 orang bidan, 12 orang
perawat dan 6 non perawat, akan tetapi tenaga kesehatan yang terletak di Bukit Sileh
tidak terdapat dokter spesialis dan dokter gigi.
e) Banyak kunjungan, lahir hidup, lahir mati, dan kematian ibu menurut
puskesmas
Tabel 30: Jumlah Kunjungan
No Puskesmas Kunjungan Lahir hidup Lahir mati Kematian ibu
1 Bukit sileh 548 531 5 -
2 Kayu jao 250 194 2 2
3 Muara panas 472 369 5 1
4 Jua gaek 337 313 1 -
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
Dari table di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan di puskesmas Bukit sileh
sebesar 548, puskesmas kayu tanam sebesar 250, puskesmas muara panas sebesar 472,
puskesmas jua gaek hidup gaek sebesar 337. Jumlah lahir hidup yang tertinggi dari empat
puskesmas tersebut adalah pada puskesmas Bukit Sileh dengan jumlah kelahiran hidup
531, dan jumlah lahir hidup terendah terdapat pada puskesmas kayu jao dengan jumlah
lahir hidup 194. Jumlah lahir mati terbanyak terbanyak terdapat di puskesmas Bukit Sileh
dengan jumlah lahir mati sebanyak 5. Jumlah kematian ibu terbanyak terdapat di
puskesmas muara panas.
66
f) Jumlah kematian ibu hamil saat bersalin dan jumlah bayi
Tabel 31: Jumlah kematian ibu hamil saat bersalin dan jumlah bayi
No Kecamatan Kematian ibu hamil saat
melahirkan
Jumlah bayi
1 Lembang jaya - 531
2 Gunung talang 2 908
3 Bukit sundi 1 369
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kelompok tanaman pangan memiliki
jumlah kematian ibu hamil saat melahirkan rendah, hal ini dapat terlihat pada data diatas
bahwa jumlah bayi yang dilahirkan di kelompok tanaman pangan berjumlah 1808 orang
hanya terdapat 3 kematian ibu melahirkan, itu berarti kesehatan di kelompok tanaman
pangan bagus.
g) Jumlah ibu melahirkan, anak yang dilahirkan, kelahiran yang ditolong
Tabel 32: Jumlah ibu melahirkan, anak yang dilahirkan, kelahiran yang ditolong
No KecamatanIbu melahirkan Anak yang dilahirkan
Kelahiran yang
ditolong
hidup mati Hidup mati hidup mati
1 Lembang
jaya537 - 531 6 531 6
2 Gunung
talang917 2 908 9 908 9
3 Bukit sundi 395 1 369 26 369 26
67
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
1. ANGKA KELAHIRAN BAYI
Perlu kita ketahui bahwa angka kelahiran kasar dinegara berkembang
tidak sama dengan angka kelahiran kasar di negara maju, angka kelahiran kasar
dinegara berkembang lebih besar dibandingkan dengan angka kelahiran kasar
dinegara maju untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 33 Interval angka Kelahiran bayi
Angka Kelahiran
Kasar ( CBR )
Negara
Berkembang
Negara Maju
Rendah < 30 per 1000
penduduk
< 20 per 1000
penduduk
Sedang 30 – 40 per 1000
penduduk
20 – 30 per 1000
penduduk
Tinggi > 40 per 1000
penduduk
> 30 per 1000
penduduk
Tabel 34 kelahiran Bayi di Kelompok Tanaman Pangan
No Kecamatan Anak yang
dilahirkan
hidup Mati
1 Lembang
jaya
531 6
68
2 Gunung
talang
908 9
3 Bukit sundi 369 26
Jumlah 1808 41
Sumber : BPS Kabupaten Solok 2010
Untuk menggolongkan setiap kelahiran dalam setahun dengan
menggunakan rumus angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) sebagai
berikut (Tri Haryanto(2004: 49)]
Keterangan:
CBR : Angka Kelahiran Kasar
B : Jumlah Kelahiran Selama Setahun
P : Jumlah Penduduk pertengah tahun
P = (P0+P1)/2
P0 : penduduk awal tahun
P1 : penduduk akhir tahun
CBR = 1849/68510 x 1000
= 26,98
= 27 orang
Jadi CBR kelompok tanaman pangan pada tahun 2010 adalah 27 orang,jadi
setiap 1000 orang terjadi kelahiran 27 orang. Apabila di lihat dari tabel
69
CBR = B/P x 1000
perbandingan nilai CBR di Negara berkembang dan maju maka niali CBR
kelompok tanaman pangan pada tahun 2010 adalah rendah.
2. ANGKA KEMATIAN BAYI
Dari data diatas kita dapat menggolongkan setiap kematian dalam setahun dengan
menggunakan rumus angka kematian kasar Crude Death Rate (CDR ) yang menunjukan
jumlah orang yang mati dalam setiap seribu penduduk disuatu wilayah.
Crude Death Rate (CDR) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
CDR=DP
×1000
Keterangan:
CDR : Angka Kematian Kasar
D : Jumlah Kematian bayi Selama Setahun
P : Jumlah Penduduk/bayi lahir.
Seperti kelahiran, angka kematian di negara maju lebih sedikit jika dibandingkan
dengan negara berkembang, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 35: Interval Angka Kematian
Angka Kematian
Kasar ( CDR )
Negara Berkembang Negara Maju
Tinggi > 20 jiwa per 1000
penduduk
> 18 jiwa per 1000
penduduk
Sedang 10 -20 jiwa per 1000 14 – 18 jiwa per 1000
penduduk
70
penduduk
Rendah < 10 jiwa per 1000
penduduk
< 14 jiwa per 1000
penduduk
CDR = 41/1808 x 1000
= 22,67
= 23 orang
Jadi CDR kelompok tanaman pangan pada tahun 2010, setiap 1000 kelahiran
terdapat 23 kematian .Apabila dilihat dari tabel perbandingan Negara berkembang dan
Negara maju bahwa nilai CDR kelompok tanaman pangan tinggi.
3. GIZI BURUK
Tabel 36: Jumlah Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Dan Gizi Buruk
Berdasarkan Kecamatan
No Kecamtan BBLR Gizi buruk
1 Lembang jaya 9 -
2 Gunung talang 18 6
3 Bukit sundi 6 1
Sumber : BPS Kab.Solok Tahun 2010
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa di Kecamatan Lembang Jaya
jumlah bayi berat badan lahir rendah yaitu 9 orang dan dari seluruh bayi yang lahir
tersebut tidak ada yang mengalami gizi buruk.Di Kecamatan Gunung Talang jumlah bayi
berat badan lahir rendah sebanyak 18 orang dan yang mengalami gizi buruk sebanyak 6
orang.Sedangkan untuk Kecamatan Bukit Sundi jumlah bayi berat badan lahir rendah
sebanyak 6 orang dan hanya 1 orang yang mengalami gizi buruk.
71
BAB IV
ANALISIS EKONOMI WILAYAH
1. PDRB KABUPATEN
Tabel 37: PDRB Kab. Solok atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha
(jutaan rupiah).
72
73
n
o.
lapangan usaha 2006 2007 2008 2009* 2010**
1. pertanian
a. t. pangan dan
hortikultuta
b. tanaman
perkebunan
c. peternakan
d. kehutanan
e. perikanan
726116.64
566082.43
102145.75
35578.67
11404.04
10904.75
768356.70
599707.72
107968.06
37898.40
11293.27
11498.25
813299.87
635510.27
114100.65
40278.42
11252.61
12157.93
861002.25
673513.79
120604.38
42900.54
11142.33
12841.20
915271.88
715608.40
129010.51
45568.96
11277.16
13806.86
2. pertambangan &
penggalian
a.migas dan gas bumi
b. non migas
c. penggalian
58871.80
0.00
0.00
58871.80
65029.79
0.00
0.00
65029.79
69907.03
0.00
0.00
69907.03
75045.20
0.00
0.00
75045.20
80636.06
0.00
0.00
80636.06
3. listrik dan air
a. listrik
b. gas
c. air
6665.39
5706.02
0.00
959.37
7210.31
6186.46
0.00
1023.84
7708.43
6612.71
0.00
1095.72
8108.43
6944.67
0.00
1163.76
8538.71
7300.24
0.00
1238.47
4. industri pengolahan
a.industri migas
b. industri tanpa
migas
125642.37
0.00
125642.37
133846.81
0.00
133846.81
142894.86
0.00
142894.86
152383.08
0.00
152383.08
162714.65
0.00
162714.65
5. bangunan 95082.94 101767.27 108870.63 113556.10 120395.51
6. perdagangan, hotel
restoran
a.perdagangan besar
& eceran
b. hotel
c. restoran
240071.32
229949.24
38.61
10083.37
25868.34
246091.67
39.79
10736.88
276911.33
265434.48
41.01
11435.85
296276.58
284041.43
42.25
12192.90
317230.41
304236.78
43.55
12950.08
7. angkutan dan
komunikasi
a.angkutan darat
b. ankutan laut,
sungai, danau dan
penyeberangan
c. jasa penunjang
angkutan
167917.31
160477.48
212.49
1064.75
6162.59
179883.22
171357.85
216.92
1105. 00
7203.46
192285.82
182410.43
221.39
1162.25
8491.43
207905.31
196674.93
225.46
1222.79
9782.13
224207.55
211681.22
229.43
1286.13
11010.77
*Angka Diperbaiki
**Angka Sementara
Tabel 38: persentase PDRB Kab. Solok atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha tahun 2010
Lapangan Usaha Tahun 2010 Persentase (%)
Pertanian 915271.88 42.08
Pertambangan dan Penggalian 80636.06 3.71
Industri Pengolahan 162714.65 7.48
Listrik dan Air 8538.71 0.40
Bangunan 120395.51 5.53
Perdagangan, hotel dan restoran 317230.41 14.58
Angkutan dan Komunikasi 224207.55 10.31
Keu,Persewaan & Jasa Angkutan 45136.21 2.07
Jasa-jasa 300994.57 13.83
TOTAL 2175125.55 100
74
42.08
3.717.48
0.4
5.53
14.58
10.31
2.07
13.83
Diagram Lingkaran PDRB Kab.Solok Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha tahun 2010
pertanianpertambangan dan penggalianIndustri Pengolahanlistrk dan airbangunanperdagangan, hotel dan restoranangkutan dan komunikaskeuangan, persewaan, dan jasa angkutanjasa-jasa
PDRB 1705496.50 1811861.01 1926826.54 2047056.55 2175125.
55
Berdasarkan Tabel PDRB Kab. Solok atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha (jutaan rupiah) di atas dapat kita liat bahwasanya sektor dominan dalam
PDRB Kab. Solok adalah berada pada sektor pertanian dimana pertanian pada tahun
2010 memliki angka PDRB 915271.88 juta rupiah dengan persentase hampir sebagian
dari PDRB Kabupaten Solok yaitu 42.08 %.. Pada sektor pertanian yang terbagi atas 5
bagian ini dapat kita lihat bahwasanya tanaman pangan dan hortikultura memiliki
jumlah PDRB yang lebih besar daripada perkebunan, peternakan, kehutanan, dan
perikanan dimana tanaman pangan dan hortikultura ini memiliki PDRB 715608.40 juta
rupiah pada tahun 2010.
Sektor yang dominan setelah pertanian adalah perdagangan, hotel dan restoran
yang menyumbang angka PDRB pada tahun 2010 317230.41 juta rupiah dan 14,58%
dari seluruh jumlah PDRB kab. Solok. Pada urutan ketiga ditempati oleh jasa-jasa yang
meliputijasa pemerintahan, sosial &kemasyarakatan, hiburan &rekreasi, dan perorangan
75
42.08
3.717.48
0.4
5.53
14.58
10.31
2.07
13.83
Diagram Lingkaran PDRB Kab.Solok Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha tahun 2010
pertanianpertambangan dan penggalianIndustri Pengolahanlistrk dan airbangunanperdagangan, hotel dan restoranangkutan dan komunikaskeuangan, persewaan, dan jasa angkutanjasa-jasa
& R.tangga dimana sektor ini memiliki PDRB sebesar 300994.57 dan persentasenya
seesar 13.83.
Pada urutan keempat ditempati oleh angkutan dan komunikasi dengan besar
PDRB 224207.55 dan persentase 10.31%, selanjutnya pada urutan kelima ditempati oleh
industri pengolahan berupa migas dan non migas dengan besar PDRB 162714.65 juta
rupiah dan persentase 7.48 %. Pada urutan keenam ditempati oleh lapangan usaha
banguna dengan besar PDRB 120395.51 dengan persentase 5.53%. Selanjutnya pada
urutan ke tujuh ditempati oleh pertambangan dan penggalian berupa migas, gas bumi,
non migas dan penggalian yang memiliki PDRB sebesar 80636.06 juta rupiah.
Sedangkan pada urutan ke delapan ditempati oleh keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan yang memiliki PDRB 45136.21 juta rupiah dan persentasenya 2.07% dari
seluruh PDRB di Kabupaten Solok. Dan yang menempati posisi terakhir adalah listrik
dan air yang memiliki PDRB adalah 8538.71 juta rupiah dengan hanya
menyumbangakan 0.4 % PDRB di Kabupaten Solok.
Tabel 39: laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Kontan 2000 Menurut
Lapangan Usaha (%) Kab. Solok
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009* 2010**
Pertanian 5.70 5.82 5.85 5.87 6.30
Pertambangan 7.46 10.46 7.50 7.35 7.45
Industri Pengolahan 6.78 6.53 6.76 6.64 6.78
Listrik dan Air 8.40 8.18 6.91 5.19 5.31
76
Bangunan 7.62 7.03 6.98 4.12 6.21
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
6.80 7.00 7.80 6.99 7.07
Angkutan & Komunikasi 6.80 7.13 6.89 8.12 7.84
Keu,Persewaan & Jasa
Perusahaan
5.94 8.07 8.17 6.24 6.74
Jasa-jasa 4.33 4.39 4.98 5.65 3.54
PDRB 6.02 6.24 6.35 6.24 6.26
*Angka Diperbaiki **Angka Sementara
Sumber : BPS Kab. Solok
diagram batang laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha
77
PDRB5.8
5.9
6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.02
6.24
6.35
6.246.26
20062007200820092010
Dari diagram batang diatas dapat kita liat bahwasanya laju pertumbuhan PDRB Kab.
Solok tidak begitu signifikan. Laju pertumbuhan Kab. Solok ini 5 tahun terakhir dari
tahun 2006 sampai 2010 hanya berkisar pada angka >6 sampai <6,5 %. Pada tahun 2006
laju pertumbuhan PDRB Kab. Solok hanya 6.02 %, pada tahun 2007 laju
pertumbuhannya naik menjadi 6,24 %, tahun 2008 naik kembali menjadi 6,35%, dan
tahun 2009 laju pertumbuhan PDRB nya turun menjadi 6.24% selanjutnya yang terakhir
pada tahun 2010 laju pertumbuhan PDRB kabupaten Solok kembali naik lagi 0,2% dari
tahun sebelumnya menjadi 6.26%.
2. PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN
a. Produktivitas Tanaman Pertanian
78
Padi Sawah
Tabel 40: produksi luas tanam, luas panen dan produksi padi sawah pada
kelompok tanaman pangan Kab. Solok tahun 2009 :
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 6221 6501 29317.7
Gunung Talang 8282 8381 58498.1
Bukit Sundi 7752 7622 47334.8
Total 22255 22504 135150.6
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=13515060022255
= 6072,82 kg/Ha
Tabel 42 produksi luas tanam, luas panen dan produksi padi sawah Kab. Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 3700 3772 17049.6
Lembah Gumanti 1444 981 3040.1
Hiliran gumanti 2777 2594 13100.9
Payung Sekaki 3187 3423 16431.6
Tigo Lurah 2447 2597 10336.6
Lembang Jaya 6221 6501 29317.7
Danau Kembar 50 50 173.3
Gunung Talang 8282 8381 58498.1
79
Bukit Sundi 7752 7622 47334.8
IX Koto Sungai Lasi 2317 2318 11821.4
Kubung 7702 7695 47707.9
X Koto Singkarak 5147 5311 29742.7
Junjung Sirih 1714 1753 10235.7
X Koto Diatas 2429 2012 9334.0
TOTAL 55169 55010 304124.40
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=30412440055169
= 5512,59 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas padi sawah kelompok tanaman
pangan di dapatkan hasil 6072,82 kg/Ha sedangkan produktivitas padi sawah di
kabupaten Solok didapatkan hasil 5512,59 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas
padi sawah di kelompok tanaman pangan lebih besar dari produktivitas padi sawah
kabupaten solok. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman
pangan menyumbang PDRB lebih besar dalam hal produksi padi sawah di kabupaten
Solok.
Jagung
80
Tabel 43: luas tanah, luas panen dan produksi jagung pada kelompok tanaman
pangan 2009
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 50 41 182.00
Gunung Talang 66 25 140.80
Bukit Sundi 26 24 124.80
Total 142 90 447.6
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=447600142
= 3152,11 kg/Ha
Tabel 44: produksi luas tanam, luas panen dan produksi Jagung Kab. Solok tahun
2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 64 54 315.90
Lembah Gumanti 27 - -
Hiliran gumanti 19 18 79.20
Payung Sekaki 25 - -
Tigo Lurah 34 22 70.40
Lembang Jaya 50 41 182.00
Danau Kembar 48 51 173.40
Gunung Talang 66 25 140.89
Bukit Sundi 26 24 124.80
IX Koto Sungai Lasi 32 24 101.80
81
Kubung 25 31 164.30
X Koto Singkarak 64 62 399.30
Junjung Sirih 86 65 425.10
X Koto Diatas 40 54 265.70
TOTAL 606 471 2442.70
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=2442700606
= 4030,86 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas jagung kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 3152,11 kg/Ha sedangkan produktivitas jagung di kabupaten Solok
didapatkan hasil 4030,86 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas jagung di
kelompok tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas jagung kabupaten solok.
Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan
menyumbang PDRB lebih kecil dalam hal produksi jagung di kabupaten Solok.
Kedelai
Tabel 45: luas tanah, luas panen dan produksi kedelai pada kelompok tanaman pangan
2009
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 8 8 13.20
Gunung Talang 3 2 3.30
Bukit Sundi 8 6 9.48
Total 19 16 25,98
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
82
produktivitas kelompok tanaman pangan=259801419
= 1367,37 kg/Ha
Tabel 46: produksi luas tanam, luas panen dan produksi kedelai kab. Solok tahun 2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 1 1 1.48
Lembah Gumanti - - -
Hiliran gumanti 5 - -
Payung Sekaki 22 8 12.8
Tigo Lurah - - -
Lembang Jaya 8 8 13.20
Danau Kembar 1 - -
Gunung Talang 3 2 3.30
Bukit Sundi 8 6 9.48
IX Koto Sungai Lasi 3 3 5.28
Kubung 18 18 30.60
X Koto Singkarak - - -
Junjung Sirih 3 3 4.60
X Koto Diatas 19 17 27.54
TOTAL 91 66 108.28
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=10828091
= 1189,89 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kedelai kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 1367,37 kg/Ha sedangkan produktivitas kedelai di kabupaten Solok
83
didapatkan hasil 1189,89 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas kedelai di kelompok
tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas kedelai kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
besar dalam hal produksi kedelai di kabupaten Solok.
Kacang Tanah
Tabel 47: luas tanah, luas panen dan produksi kacang tanah pada kelompok tanaman
pangan 2009
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 10 12 26.40
Gunung Talang 14 5 11.00
Bukit Sundi 13 8 17.6
Total 37 25 55
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=5500037
= 1486,49 kg/Ha
Tabel 48: produksi luas tanam, luas panen dan produksi kacang tanah Kab. Solok
tahun 2009
84
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 67 61 130.54
Lembah Gumanti - - -
Hiliran gumanti 2 - -
Payung Sekaki 4 4 8.76
Tigo Lurah 11 7 15.75
Lembang Jaya 10 12 26.40
Danau Kembar - - -
Gunung Talang 14 5 11.00
Bukit Sundi 13 8 17.6
IX Koto Sungai Lasi 14 14 30.94
Kubung 10 10 21.50
X Koto Singkarak 2 3 6.69
Junjung Sirih 8 8 15.52
X Koto Diatas 21 16 33.76
TOTAL 176 148 317.76
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=317760176
= 1805,45 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kacang tanah kelompok tanaman
pangan di dapatkan hasil 1486,49 kg/Ha sedangkan produktivitas kacang tanah di
kabupaten Solok didapatkan hasil 1805,45 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas
kacang tanah di kelompok tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas kacang tanah
kabupaten solok. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman
pangan menyumbang PDRB lebih kecil dalam hal produksi kacang tanah di kabupaten
Solok.
Kacang Hijau
85
Tabel 49: luas tanah, luas panen dan produksi kacang hijau pada kelompok tanaman
pangan 2009
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 13 12 15.2
Gunung Talang - - -
Bukit Sundi 1 1 1.3
Total 14 13 16.5
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=1650014
= 1178,57 kg/Ha
Tabel 50: produksi luas tanam, luas panen dan produksi kacang hijau Kab. Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
86
pantai Cermin - - -
Lembah Gumanti - - -
Hiliran gumanti - - -
Payung Sekaki - 1 1
Tigo Lurah 12 11 12.7
Lembang Jaya 13 12 15.2
Danau Kembar - - -
Gunung Talang - - -
Bukit Sundi 1 1 1.3
IX Koto Sungai Lasi 4 4 5.1
Kubung 4 4 5.5
X Koto Singkarak 2 3 4.1
Junjung Sirih 2 2 2.6
X Koto Diatas 4 6 7.6
TOTAL 42 44 55
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=5500042
= 1309,52 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kacang hijau kelompok tanaman
pangan di dapatkan hasil 1178,57 kg/Ha sedangkan produktivitas kacang hijau di
kabupaten Solok didapatkan hasil 1309,52 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas
kacang hijau di kelompok tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas kacang hijau
kabupaten solok. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman
87
pangan menyumbang PDRB lebih kecil dalam hal produksi kacang hijau di kabupaten
Solok.
Ubi Kayu
Tabel 51: luas tanah, luas panen dan produksi ubi kayu pada kelompok tanaman
pangan 2009
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 41 45 1946.3
Gunung Talang 40 31 1259.2
Bukit Sundi 41 24 1076.4
Total 122 100 2335.6
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=2335600122
= 19144,26 kg/Ha
Tabel 52: produksi luas tanam, luas panen dan produksi ubi kayu Kab. Solok tahun
2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 21 16 616.2
Lembah Gumanti 14 13 539.6
Hiliran gumanti 28 22 742.5
88
Payung Sekaki 20 21 793.8
Tigo Lurah 36 15 603.0
Lembang Jaya 41 45 1946.3
Danau Kembar 11 6 230.7
Gunung Talang 40 31 1259.2
Bukit Sundi 41 24 1076.4
IX Koto Sungai Lasi 25 15 588.2
Kubung 44 31 1050.9
X Koto Singkarak 32 33 1557.6
Junjung Sirih 14 8 382.8
X Koto Diatas 50 62 2706.3
TOTAL 417 342 14093.5
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=14093500417
= 33797,3 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas ubi kayu kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 19144,26 kg/Ha sedangkan produktivitas ubi kayu di kabupaten Solok
didapatkan hasil 33797,3 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas ubi kayu di
kelompok tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas ubi kayu kabupaten solok.
Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan
menyumbang PDRB lebih kecil dalam hal produksi ubi kayu di kabupaten Solok.
Ubi Jalar
Tabel 53: luas tanah, luas panen dan produksi ubi jalar pada kelompok tanaman
pangan 2009
89
Kecamatan Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 390 331 13389.0
Gunung Talang 90 50 2263.3
Bukit Sundi 19 10 386.8
Total 499 396 18022.3
produktivitas=hasil produksi(kg)
luas lahan( Ha)
produktivitas kelompok tanaman pangan=18022300499
= 36116,83 kg/Ha
Tabel 54 produksi luas tanam, luas panen dan produksi ubi jalar Kab. Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
pantai Cermin 21 18 661.0
Lembah Gumanti 255 245 10130.8
Hiliran gumanti 23 17 624.8
Payung Sekaki 30 24 908.4
Tigo Lurah 22 20 757.2
Lembang Jaya 390 331 13389.0
Danau Kembar 59 60 2370.0
Gunung Talang 90 55 2263.3
Bukit Sundi 19 10 386.8
IX Koto Sungai Lasi 25 9 338.4
Kubung 19 19 727.7
X Koto Singkarak 10 8 296.0
Junjung Sirih 9 - -
90
X Koto Diatas 23 18 681.3
TOTAL 995 834 33534.7
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kabupaten Solok=33534700995
=33703,22 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas ubi jalar kelompok tanaman pangan
di dapatkan hasil 36116,83 kg/Ha sedangkan produktivitas ubi jalar di kabupaten Solok
didapatkan hasil 33703,22 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas ubi jalar di
kelompok tanaman pangan lebih besar dari produktivitas ubi jalar kabupaten solok.
Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang
PDRB lebih besar dalam hal produksi ubi jalar di kabupaten Solok.
b. Hortikultura
Tabel 55: luas tanam, luas panen dan produksi tanaman sayuran menurut jenis
tanaman tahun 2009.
Jenis Tanaman Luas Tanam Luas Panen Produksi
Bawang merah 2134 2069 19792.8
Bawang putih 181 175 1164.1
Bawang daun 358 357 3156.9
Kentang 1246 1335 25075.8
Kubis 2089 2152 72547.8
Petsal dan sawi 48 49 377.0
Kacang panjang 106 118 797.1
Cabe 925 879 6896.9
91
Tomat 812 836 24427.8
Terong 78 79 646.0
Buncis 299 309 3526.8
Ketimun 41 47 357.3
Kangkung 38 40 300.7
Bayam 64 67 337.8
wortel 321 310 6088.5
Cabe rawit 89 82 661.2
TOTAL 8829 8904 166154.5
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas tanaman sayuran kab . Solok=1661545008829
=18819 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas tanaman sayuran di Kabupaten Solok
didapatkan angka 18819 dimana hasil ini didapatkan dari jumlah produksi dibagi
dengan luas lahan/tanam tanaman sayuran tersebut.
Tabel 56: banyaknya pohon dan produksi buah-buahan menurut jenis komuditi
tahun 2009
Jenis Komoditi Jumlah Tanam Produksi (Ton)
Alpokat 223783 28757.1
Duku 4002 66.5
Durian 139910 2189.1
Jambu biji 8160 242.8
Jeruk 309604 2634.2
92
Mangga 14253 436.4
Manggis 32877 814.3
Nangka 11663 581.4
Nenas 3880 10.9
Papaya 19000 425.1
Pisang 245217 11211.3
Rambutan 102568 886.8
Sawo 12767 779.3
Markisa 1474292 100826.4
Sirsak 3457 39.5
Sukun 3554 15.9
TOTAL 2608987 149917
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwasanya jenis komoditi yang paling
banyak ditanam di Kabupaten Solok adalah markisa dengan jumlah tanam 1474292
dengan produksi 100826.4 ton. Sedangkan jenis komoditi yang paling kecil adalah
sukun dengan jumlah tanam 3554 dengan hasil produksi 15,9 ton.
c. Perkebunan
Karet
Tabel 57: luas produksi tanaman karet perkebunan rakyat pada kelompok
tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya - -
93
Gunung Talang 12.40 30.99
Bukit Sundi 236.5 647.16
TOTAL 248.9 678.15
produktivitas karet kelompok tanaman pangan=678150248.9
=2724.59 kg/Ha
Tabel 58: luas produksi tanaman karet perkebunan rakyat kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
pantai Cermin 34.00 51.96
Lembah Gumanti - -
Hiliran gumanti 385.00 152.52
Payung Sekaki 281.50 360.50
Tigo Lurah 465.00 552.50
Lembang Jaya - -
Danau Kembar - -
Gunung Talang 12.40 30.99
Bukit Sundi 236.50 647.16
IX Koto Sungai Lasi 135.00 60.93
kubung 416.00 192.43
X Koto Singkarak 167.00 161.50
Junjung Sirih - -
X Koto Diatas 201.50 400.69
94
TOTAL 2333.90 2611.18
produktivitas karet kab . Solok=26111802333.90
=1118.80 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas karet kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 2724.59 kg/Ha sedangkan produktivitas karet di kabupaten Solok
didapatkan hasil 1118.80 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas karet di kelompok
tanaman pangan lebih besar dari produktivitas karet di kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
besar dalam hal produksi karet di kabupaten Solok.
kelapa
Tabel 59: luas produksi tanaman kelapa perkebunan rakyat pada kelompok
tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 77.00 26.15
Gunung Talang 361.60 623.51
95
Bukit Sundi 185 430.17
TOTAL 623.6 1079.83
produktivitas kelapa kelompok tanaman pangan=1079830623.6
=1731.61kg/Ha
Tabel 60 luas produksi tanaman kelapa perkebunan rakyat kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
pantai Cermin 32.50 65.34
Lembah Gumanti - -
Hiliran gumanti 28.50 6.01
Payung Sekaki 16.00 77.28
Tigo Lurah 10.00 11.75
Lembang Jaya 77.00 26.15
Danau Kembar - -
Gunung Talang 361.60 623.51
Bukit Sundi 185 430.17
IX Koto Sungai Lasi 141.50 85.96
kubung 495.20 301.13
X Koto Singkarak 369.00 1133.84
Junjung Sirih 150.05 313.48
X Koto Diatas 488.75 567.72
TOTAL 2355.10 3641.84
Sumber : Dinas pertanian dan Perikanan Kab. Solok
96
produktivitas kelapakab .Solok=36418402355.10
=1546.36 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kelapa kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 1731.61 kg/Ha sedangkan produktivitas kelapa di kabupaten Solok
didapatkan hasil 1546.36 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas kelapa di kelompok
tanaman pangan lebih besar dari produktivitas karet di kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
besar dalam hal produksi kelapa di kabupaten Solok.
Kayu manis
Tabel 61: luas produksi tanaman kayu manis perkebunan rakyat pada
kelompok tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 132.25 52.95
Gunung Talang 1433.10 2896.77
Bukit Sundi 47.15 107.06
TOTAL 1612.5 3056.78
produktivitas kayumanis kelompok tanaman pangan=30567801612.5
=1895.68 kg/Ha
97
Tabel 62 luas produksi tanaman kelapa perkebunan rakyat kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
Pantai Cermin 1691.00 853.56
Lembah Gumanti 1103.00 334.56
Hiliran gumanti 752.00 211.98
Payung Sekaki 369.25 1261.00
Tigo Lurah 1741.00 192.10
Lembang Jaya 132.25 52.95
Danau Kembar 93.00 179.83
Gunung Talang 1433.10 2896.77
Bukit Sundi 47.15 107.06
IX Koto Sungai Lasi 184.25 126.96
kubung 488.00 603.84
X Koto Singkarak 622.00 1864.00
Junjung Sirih 59.50 164.00
X Koto Diatas 1911.50 4398.16
TOTAL 10627.00 14656.72
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kayumanis kab . Solok= 146572010627.00
=1379.2kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kayu manis kelompok tanaman
pangan di dapatkan hasil 1895.68 kg/Ha sedangkan produktivitas kayu manis di
98
kabupaten Solok didapatkan hasil 14656.72 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas
kayu manis di kelompok tanaman pangan lebih besar dari produktivitas kayu manis di
kabupaten solok. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman
pangan menyumbang PDRB lebih besar dalam hal produksi kayu manis di kabupaten
Solok.
Cengkeh
Tabel 63: luas produksi tanaman cengkeh perkebunan rakyat pada kelompok
tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 136.00 32.13
Gunung Talang 285.70 7.80
Bukit Sundi 119.00 243.26
TOTAL 540.00 283.19
produktivitas kayumanis kelompok tanaman pangan=283190540
=524.42 kg/Ha
Tabel 64: luas produksi tanaman cengkeh perkebunan rakyat kabupaten
Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
pantai Cermin 60.00 59.52
Lembah Gumanti - -
Hiliran gumanti 39.50 -
Payung Sekaki 75.25 225.35
99
Tigo Lurah 25.00 4.50
Lembang Jaya 136.00 32.13
Danau Kembar 10.00 7.80
Gunung Talang 285.70 243.26
Bukit Sundi 119.00 24.31
IX Koto Sungai Lasi 55.00 10.88
kubung 100.64 26.48
X Koto Singkarak 368.00 147.90
Junjung Sirih 156.00 88.10
X Koto Diatas 286.00 227.23
TOTAL 1716.09 1097.54
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas cengkehkab . Solok=10975401716.09
= 639.56 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas cengkeh kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 524.42 kg/Ha sedangkan produktivitas cengkeh di kabupaten Solok
didapatkan hasil 639.56 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas cengkeh di kelompok
tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas cengkeh di kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
kecil dalam hal produksi cengkeh di kabupaten Solok.
Kopi
Tabel 65: luas produksi tanaman kopi perkebunan rakyat pada kelompok
tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 46.00 19.43
Gunung Talang 837.00 1086.21
100
Bukit Sundi 185.00 273.03
TOTAL 1068 1378.67
produktivitas kopi kelompok tanaman pangan=13786701068
=1290.89 kg/Ha
Tabel 66: luas produksi tanaman kopi perkebunan rakyat kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
pantai Cermin 2045.00 1396.4
Lembah Gumanti 205.00 110.03
Hiliran gumanti 367.20 212.80
Payung Sekaki 440.00 719.71
Tigo Lurah 3626.75 3508.90
Lembang Jaya 46.00 19.43
Danau Kembar 145.00 111.22
Gunung Talang 837.00 1086.21
Bukit Sundi 185.00 273.03
IX Koto Sungai Lasi 135.00 9.00
kubung 331.00 167.45
X Koto Singkarak 894.00 2337.75
Junjung Sirih 127.50 410.55
X Koto Diatas 490.40 467.49
TOTAL 9874.85 10830.04
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kopi kab .Solok=108300409874.85
=1096.73 kg/Ha
101
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas kopi kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 1290.89 kg/Ha sedangkan produktivitas kopi di kabupaten Solok
didapatkan hasil 1096.73 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas kopi di kelompok
tanaman pangan lebih besar dari produktivitas kopi di kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
besar dalam hal produksi kopi di kabupaten Solok.
Coklat
Tabel 67: luas produksi tanaman coklat perkebunan rakyat pada kelompok
tanaman pangan kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton)
Lembang Jaya 28.50 7.20
Gunung Talang 123.00 162.40
Bukit Sundi 137.50 36.01
TOTAL 289.00 205.61
produktivitas coklat kelompok tanaman pangan=205610289
=711.43 kg/Ha
Tabel 68: luas produksi tanaman coklat perkebunan rakyat kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ha)
pantai Cermin 18.50 25.50
Lembah Gumanti - -
Hiliran gumanti 40.00 6.50
102
Payung Sekaki 490.00 640.75
Tigo Lurah 260.00 155.00
Lembang Jaya 28.50 7.20
Danau Kembar - -
Gunung Talang 123.00 162.40
Bukit Sundi 137.50 36.01
IX Koto Sungai Lasi 197.75 38.99
kubung 358.00 147.46
X Koto Singkarak 184.00 90.00
Junjung Sirih 65.50 134.00
X Koto Diatas 198.00 309.92
TOTAL 2100.75 1753.73
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
produktivitas kopi kab .Solok=17537302100.75
= 834.81 kg/Ha
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas coklat kelompok tanaman pangan di
dapatkan hasil 711.43 kg/Ha sedangkan produktivitas coklat di kabupaten Solok
didapatkan hasil 834.81 kg/Ha. Hal ini berarti jumlah produktivitas coklat di kelompok
tanaman pangan lebih kecil dari produktivitas coklat di kabupaten solok. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kelompok tanaman pangan menyumbang PDRB lebih
kecil dalam hal produksi coklatdi kabupaten Solok.
d. Peternakan
Tabel 69: Jumlah pemotongan ternak yang dipotong di dalam & di luar RPH
pada kelompok tanaman pangan tahun 2009
103
Kecamatan Sapi Kerbau
Lembang Jaya 336 53
Gunung Talang 639 106
Bukit Sundi 425 60
TOTAL 1400 219
Tabel 70: Jumlah pemotongan ternak yang dipotong di dalam & di luar RPH
Kab. Solok tahun 2009
Kecamatan Sapi Kerbau
pantai Cermin 263 8
Lembah Gumanti 425 132
Hiliran gumanti 152 72
Payung Sekaki 126 27
Tigo Lurah 74 12
Lembang Jaya 336 53
Danau Kembar 129 19
Gunung Talang 639 106
Bukit Sundi 425 60
IX Koto Sungai Lasi 111 23
kubung 507 56
X Koto Singkarak 644 72
Junjung Sirih 201 20
X Koto Diatas 339 65
TOTAL 4371 725
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Solok
Berdasarkan tabel di atas, pada kelompok tanaman pangan didapatkan
pemotongan ternak sapi rata-rata 466,67 sedangkan pemotongan sapi di Kab. Solok rata-
104
rata 312.2. Dengan demikian, jumlah pemotongan ternak sapi kelompok tanaman pangan
lebih besar daripada pemotongan sapi di Kab. Solok.
Sedangkan Pada kelompok tanaman pangan didapatkan pemotongan ternak
kerbau rata-rata 73 sedangkan pemotongan kerbau di Kab. Solok rata-rata 51,78.
Dengan demikian, jumlah pemotongan ternak kerbau kelompok tanaman pangan lebih
besar daripada pemotongan kerbau di Kab. Solok.
e. Perikanan
Tabel 71: Jumlah produksi ikan dari budidaya ikan di kolam dan sawah
pada kelompok tanaman pangan Kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Di kolam (ton) Di sawah (ton)
Lembang Jaya 3.25 0.75
Gunung Talang 57.75 6.57
Bukit Sundi 37.50 6.32
TOTAL 98.50 13.64
kolam sawah0
102030405060708090
100
98.5
13.64
Jumlah Produksi Ikan dari budidaya ikan di kolam dan di sawah pada kelompok tanaman pangan tahun 2009
105
Dari grafik batang diatas dapat kita lihat bahwasanya jumlah produksi ikan dari
budi daya ikan di kolam sebesar 98.50 ton dan jumlah produksi ikan dari budidaya di
sawah sebesar 13.64 ton sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasanya budidaya ikan
lebih banyak terdapat di kolam.
Tabel 72: Jumlah Produksi Ikan Dari Budidaya Ikan Di Kolam Dan Di Sawah
Kabupaten Solok Tahun 2009
Kecamatan Di kolam (Ton) Di sawah (Ton)
pantai Cermin 15.25 1.25
Lembah Gumanti 8.80 -
Hiliran gumanti 12.50 1.55
Payung Sekaki 15.75 1.04
Tigo Lurah 8.80 0.55
Lembang Jaya 3.25 0.75
Danau Kembar 2.25 -
Gunung Talang 57.75 6.57
Bukit Sundi 37.50 6.32
IX Koto Sungai Lasi 13.75 0.45
kubung 72.70 9.07
X Koto Singkarak 105.50 14.50
Junjung Sirih 16.20 1.07
X Koto Diatas 13.50 0.43
TOTAL 383.50 43.55
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
106
kolam sawah0
50
100
150
200
250
300
350
400
383.5
43.55
Grafik batang : Jumlah Produksi Ikan dari Budidaya Ikan di Ko-lam dan di Sawah Kab. Solok tahun 2009
Dari grafik batang diatas dapat kita lihat bahwasanya jumlah produksi ikan dari
budi daya ikan di kolam sebesar 383.5 ton dan jumlah produksi ikan dari budidaya di
sawah sebesar 43.55 ton sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasanya budidaya ikan
lebih banyak terdapat di kolam.
Tabel 73: Jumlah produksi ikan darat di perairan umum pada kelompok
tanaman pangan Kabupaten Solok tahun 2009
Kecamatan Danau(ton) Telaga (ton) Sungai (ton) Rawa-rawa (ton)
Lembang Jaya - - 1.45 -
Gunung Talang - - 2.85 -
Bukit Sundi - - 3.45 -
TOTAL - - 7.75 -
107
Tabel 74: jumlah produksi ikan darat di perairan umum Kabupaten Solok
tahun 2009
Kecamatan Danau (Ton) Sungai (Ton) Telaga (Ton) Rawa-rawa (Ton)
Pantai Cermin - 3.80 - -
Lembah Gumanti 16.65 1.50 - -
Hiliran gumanti - 3.60 - -
Payung Sekaki - 1.90 - -
Tigo Lurah - 3.70 - -
Lembang Jaya - 1.45 - -
Danau Kembar 19.75 - - -
Gunung Talang - 2.85 - -
Bukit Sundi - 3.45 - -
IX Koto Sungai
Lasi
- 1.75 - -
kubung - 2.90 - -
X Koto Singkarak 23.95 3.70 - -
Junjung Sirih 20.55 1.75 - -
X Koto Diatas - 1.90 - -
TOTAL 80.90 34.25 - -
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok
Berdasarkan tabel jumlah produksi ikan darat di perairan umum pada kelompok
tanaman pangan, dapat kita rata-ratakan menjadi 2.58 ton pada sungai sedangkan rata-
rata jumlah produksi ikan darat di perairan umu kab. Solok pada wilayah sungai menjadi
2.45 dan di danau menjadi 5.78. jadi dapat kita menarik kesimpulan bahwasanya jumlah
produksi ikan darat di perairan umum pada kelompok tanaman pangan yang di dapatkan
di sungai lebih besar dari pada jumlah produksi ikan darat di perairan umum Kab. Solok.
Sedangkan ikan yang di dapatkan di danau, jumlah produksi ikan darat di perairan
108
umum pada kelompok tanaman pangan yang di dapatkan di sungai lebih kecil bahkan
tidak ditemukan dari pada jumlah produksi ikan darat di perairan umum Kab. Solok.
f. Kehutanan
Tabel 75: produksi hasil hutan menurut kecamatan dan jenis komoditi Kab.
Solok tahun 2010
Kecamatan Getah (Kg) Kayu (kg) Manau (kg) Sarang (kg)
Pantai Cermin - - - -
Lembah Gumanti - - - -
Hiliran gumanti - 413816 - 148.30
Payung Sekaki - - - -
Tigo Lurah - 1252924 4600 -
Lembang Jaya - - - -
Danau Kembar - - - -
Gunung Talang - 1122432 - -
Bukit Sundi - - - -
IX Koto Sungai
Lasi
4293 - - -
Kubung - - - -
X Koto Singkarak 232187 60192 - -
Junjung Sirih 114386 - - -
X Koto Diatas - 376 - -
TOTAL 350866 2849740 4600 148.30
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Solok
Berdasarkan tabel diatas dapat kta lihat bahwasanya produksi hasil hutan terbesar
ditempati jenis komoditi kayu yaitu 2849740 kg, getah sebanyak 350866 kg, manau
4600 kg dan terakhir oleh komoditi sarang sebesar 148.30 kg. pada kelompok tanaman
109
pangan hanya ditemukan jenis komoditi kayu sebesar 1122432 yang berada pada
kecamatan Gunung Talang.
3. KOMODITI UTAMA
Kelompok tanaman pangan memiliki komoditi di sektor pertanian, adapun jenis
komoditi yang unggul adalah padi sawah, kedelai, dan ubi jalar. Untuk lebih jelasnya
kita lihat tabel di bawah ini.
Tabel 76: jumlah komoditi utama pertanian
Jenis Komoditi Kelompok Tanaman Pangan Kabupaten
Padi Sawah 135150,6 304124,40
Kedelai 25,98 108,28
Ubi Jalar 18022,3 33534,7
Jumlah 153198,88 337767,38
Sumber: Dinas pertanian dan perikanan Kab.Solok 2009
Padi Sawah
LQ=
SiS¿N
LQ=
135150,9153198,88304124,40337767,38
= 0,98
110
Kedelai
LQ=
25,98153198,88
108,28337767,38
= 0,053
Ubi Jalar
LQ=
18022,3153198,8833534,7
337767,38
= 1,18
Jadi dari nilai LQ yang di dapat, sektor basis terdapat pada komoditi ubi
jalar dengan nilai LQ 1,18.
4. HASIL TAMBANG
Tabel 77: Hasil tambang kelompok tanaman pangan Kab. Solok
Kecamatan Jenis Bahan Galian Golongan
Lembang Jaya Belerang, Clay, dan Lava Andesit B
Gunung Talang Besi, emas, emas aluvial, andesit, batu
kapur, kristal kuarsa, kaolin, oasir kuarsa,
B dan C
111
pasir, sirfukil, tanah liat, dan tanah urug
Bukit Sundi Filit dan lava andesit C
Golongan A (Stategis)
Golongan A adalah golongan yang memiliki bahan galian Strategis yang berarti
strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara. Contohnya adalah
sebagai berikut ;
minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
bitumen padat, aspal;
antrasit, batubara, batubara muda;
uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
nikel, kobalt;
timah.
Golongan B (vital)
Golongan B adalah bahan galian vital yang dapat menjamin hidup orang banyak,
contohnya adalah sebagai berikut :
besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
bauksit, tembaga, timbal, seng;
emas, platina, perak, air raksa, intan;
arsin, antimon, bismut;
yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
kriolit, fluorpar, barit;
yodium, brom, khlor, belerang;
Golongan C
Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena
sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Contohnya
adalah sebagai berikut :
nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);
asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
112
batu permata, batu setengah permata;
pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers
earth);
marmer, batu tulis;
batu kapur, dolomit, kalsit;
granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita liat bahwasanya pada Kecamatan Lembang
Jaya dan Bukit Sundi terdapat bahan galian golongan C sedangkan di kecamatan
Gunung Talang terdapat bahan galian golongan B (Vital) yang dapat menjamin hidup
orang banyak sehingga hasil tambang di wilayah tersebut dapat digunakan masyarakat
untuk mata pencahariannya.
5. HASIL INDUSTRI
Tabel 78: Banyaknya Perusahaan Kerajinan Industri Kecil/Kerajinan yang
Terdaftar Pada Kelompok Tanaman Pangan tahun 2009
Kecamatan Banyaknya Tenaga Kerja
Lembang Jaya 1 5
Gunung Talang 2 4
Bukit Sundi - -
TOTAL 3 9
Tabel 79 : Banyaknya Perusahaan Kerajinan Industri Kecil/Kerajinan yang
Terdaftar Pada Kelompok Tanaman Pangan tahun 2009
Kecamatan Banyaknya Tenaga Kerja
113
pantai Cermin - -
Lembah Gumanti - -
Hiliran gumanti 4 20
Payung Sekaki - -
Tigo Lurah 1 5
Lembang Jaya 1 5
Danau Kembar - -
Gunung Talang 2 4
Bukit Sundi - -
IX Koto Sungai Lasi - -
kubung 8 32
X Koto Singkarak 2 10
Junjung Sirih - -
X Koto Diatas 3 17
TOTAL 21 93
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Solok
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwasanya industri yang berada di
kelompok tanaman pangan dan Kab. Solok adalah industri kecil yang memiliki tenaga
kerja kurang dari 10 orang. Jika kita lihat di kelompok tanaman pangan, rata-rata jumlah
industrinya di tiga kecamatan tersebut adalah 1 buah industri kecil dengan rata-rata
tenaga kerja 3 orang setiap industri. Sedangkan pada kab. Solok rata-rata banyak industri
adalah 1,5 dengan tenaga kerja 6,65 orang. Dengan demikian, dapat kita simpulkan
bahwasanya, banyaknya industri dan tenaga kerja di Kab. Solok lebih besar daripada
banyak industri dn jumlah tenaga kerja di kelompok tanaman pangan Kab. Solok.
6. KESIMPULAN
a. Komoditi yang utama
114
Komoditi utama kelompok tanaman pangan adalah dari sektor pertanian,
dimana komoditi yang paling utama adalah padi sawah dengan jumlah produksi
135150,6 ton. Adapun nilai produktivitas tanaman padi sawah adalah 6072,82
kg/Ha. Namun nilai LQ yang tertinggi berada pada jenis komoditi ubi jalar
dengan nilai LQ 1,18.
b. Berapa Kontribusi terhadap kabupaten
Dilihat dari PDRB Kab. Solok atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha (jutaan rupiah) bahwasanya sektor dominan dalam PDRB Kab.
Solok adalah berada pada sektor pertanian dimana pertanian pada tahun 2010
memliki angka PDRB 915271.88 juta rupiah dengan persentase hampir sebagian
dari PDRB Kabupaten Solok yaitu 42.08 %.
c. Hasil tambang yang utama
Jenis bahan galian yang terdapat pada kelompok tanaman pangan berada pada
golongan B dan C. Pada kecamatan Gunung Ta;lang terdapat bahan galian
golongan B dan C dengan jenis bahan gelian ( besi, emas, emas alluvial, andesit,
batu kapur, Kristal kuarsa, kaolin, pasir kuarsa, pasir,sirfukil, tanah liat dan tanah
urug), sedangkan pada kecamatan Bukit Sundi berada pada golongan C dengan
jenis bahan galian ( filit dan lava andesit), dan kecamatan Lembang Jaya berada
pada golongan B dengan jenis bahan galian ( belerang, clay, dan lava andesit).
d. Hasil Industri
Hasil industri kabupaten Solok menyumbang PDRB sebesar 7,48%. Pada
kelompok tanaman pangan hanya terdapat jenis industri kecil yang memiliki
tenaga kerja kurang dari 10 orang.
115
BAB V
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
Aksesbilitas
Kondisi Jalan Kelompok Tanaman Pangan Tahun 2010
116
Tabel 80: Perkembangan Ruas Jalan Tahun Kabupaten Solok Tahun 2010
Kecamatan Jumlah
Ruas Jalan
Panjang
Jalan (km)
Jenis Permukaan Jalan
Aspal (km) Kerikil
(km)
Tanah (km)
Lembang
Jaya
18 68,20 48,25 4,81 15,14
Gunung
Talang
29 119,73 75,34 17,99 26,40
Bukit Sundi 12 45,95 43,13 2,82 -
JUMLAH 59 233,88 166,72 25,62 41,54
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Tabel 82: Persentase Panjang Jalan Perkecamatan Di Kabupaten Solok Tahun 2010
kecamatan Panjang Jalan (km) Persentase
Lembang Jaya 68,20 29,16
Gunung Talang 119,73 51,19
Bukit Sundi 45,95 19,65
117
JUMLAH 233,88 100
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Persentase Panjang Jalan Perkecamatan Di Kabupaten Solok Tahun 2010
Lembang JayaGunung TalangBukit Sundi
Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran di atas maka panjang jalan kelompok
Tanaman Pangan di Kabupaten Solok Tahun 2010 adalah Kecamatan Lembang Jaya
dengan panjang jalan 68,20 KM dan luas wilayahnya 99,90 KM2dengan persentase 29,16,
kecamatan Gunung Talang dengan panjang jalan 119,73 KM dan luas wilayahnya 385,00
KM2 dengan persentase 51,19, dan Kecamatan Bukit Sundi dengan panjang jalan 45,95
KM dengan luas wilayahnya 109,00 KM2 dengan persentase 19,65.
Diagram Batang Jenis Permukaan Jalan Kelompok Tanaman Pangan
118
lembang jaya gunung talang bukit sundi0
10
20
30
40
50
60
70
80
aspalkerikiltanah
Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas maka jenis permukaan jalan
kelompok Tanaman Pangan di Kabupaten Solok Tahun 2010 adalah Kecamatan
Lembang Jaya dengan jenis permukaan jalan aspal yaitu 48,25 Km, jenis permukaan
jalan kerikil 4,81 Km, dan jenis permukaan jalan tanah 15,14 Km. Kecamatan
Gunung Talang dengan jenis permukaan jalan aspal yaitu 75,34 Km, jenis permukaan
jalan kerikil 17,99 Km, dan jenis permukaan jalan tanah 26,40 Km. Dan Kecamatan
Bukit Sundi dengan jenis permukaan jalan aspal yaitu 43,13 Km, jenis permukaan
jalan kerikil 2,82 Km, dan di kecamatan Bukit Sundi ini jenis permukaan jalan tanah
tidak ada.
Table 83 : Luas Wilayah dan Panjang Jalan(baik) Kelompok Tanaman
Pangan Tahun 2010
Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Panjang Jalan (baik )
(Km)
Lembang Jaya 99,90 48,25
119
Gunung Talang 385,00 75,34
Bukit Sundi 109,00 43,13
Jumlah 593,9 166,72
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Aksesibilitas Kelompok Tanaman Pangan = panjang jalan(baik)
luas wilayah
=166,72 Km593,9 Km2
= 0,280
Aksesibilitas Kabupaten Solok = panjang jalan(baik)
luas wilayah
= 654,15 Km
3738,00 Km2
= 0,175
Jadi dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa aksesbilitas kelompok tanaman
pangan lebih baik yaitu 0,280 dibandingkan dengan aksesibilitas kabupaten solok yang
hanya 0,175. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok Kelompok Tanaman Pangan
daerahnya lebih maju di banding kabupaten Solok.
Rasio Usia Sekolah Terhadap Jumlah Sarana
Table 84 : jumlah sarana dan prasarana wilayah kelompok tanaman pangan
2010
120
Sarana Prasarana Lembang Jaya Gunung Talang Bukit Sundi
SD SMP SMA SD SMP SMA SD SMP SMA
Ruang Pustaka 10 4 1 15 5 2 10 3 1
Ruang labor - 5 1 - 10 10 - 4 3
Lapangan Olahraga 2 7 1 21 10 14 6 2 2
Ruang BP - 4 1 - - - - - -
Ruang UKS 23 2 - 5 3 2 3 1 1
Ruang Serba Guna - 4 - 7 12 6 3 2 -
Ruang
Keterampilan
- 4 - - - - - - -
Jumlah 35 30 4 48 40 34 22 12 7
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Table 85: Jumlah Sekolah Wilayah Kelompok Tanaman Pangan 2010
Kecamatan TK SD SMP SMA
Lembang Jaya 14 23 5 2
Gunung Talang 27 43 8 5
Bukit Sundi 11 21 4 2
Jumlah 52 87 17 9
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Table 86 : Jumlah Penduduk Usia Sekolah Wilayah Kelompok Tanaman
Pangan 2010
Kecamatan SD (7-12 tahun) SMP (13-15 tahun) SMA (16-18 tahun)
Lembang Jaya 3814 1718 1319
Gunung Talang 5922 2886 2445
121
Bukit Sundi 2939 1369 1258
Jumlah 12675 5973 5022
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
SD = UsiaSekolah SD
Jumlah SD =
1267587
= 145,68
SMP = UsiaSekolah SMP
Jumlah SMP=
597317
= 351,352
SMA = UsiaSekolah SMA
JumlahSMA =
50229
= 558
Dari data di atas dapat dilihat bahwa ketersediaan sekolah di kelompok tanaman
pangan cukup bagus dapat di lihat dari Jumlah penduduk dalam usia sekolah berbanding
lurus dengan jumlah sekolah untuk setiap tingkatnya baik SD, SMP, maupun SMA. Hal
ini dapat di artikan bahwa kelompok tanaman pangan memiliki tingkat pendidikan yang
bagus,tercukupinya antara jumlah usia sekolah dengan jumlah sekolah yang ada.
Kesehatan
Tabek 87: Jumlah Tenaga Kesehatan 2010
Tenaga Kesehatan Kelompok Tanaman
Pangan
Kabupaten Solok
Dokter Umum 12 30
122
Dokter Spesialis - 8
Dokter Gigi 4 18
Jumlah 16 56
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Table 88: Jumlah Penduduk Kelompok Tanaman Pangan Tahun 2010
Kecamatan Jumlah Penduduk
Lembang Jaya 25.752
Gunung Talang 46.738
Bukit Sundi 22.827
Jumlah 95.317
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Kelompok Tanaman Pangan = Jumlah penduduk
JumlahDokter =
9531719
= 5957
Kabupaten Solok = Jumlah Penduduk
Jumlah Dokter =
34856656
= 6224
Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa kelompok tanaman pangan untuk setiap
satu dokter harus menangani sebanyak 5.957 penduduk. Sedangkan untuk tingkat
kabupatennya untuk setiap satu dokter harus menangani sebanyak 6.224 penduduk. Dari
hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa rendahnya tingkata pelayanan masyarakat
yang ada di kabupaten solok, baik untuk tingkat kabupaten maupun tiap kecamatannya.
123
Hal ini dapat di bukitkan dengan besarnya jumlah pasien atau penduduk yang harus di
layani oleh setiap satu dokter.
Pelayanan Air Bersih
Table 89: Banyaknya Pelanggan Pdam Menurut Jenis Langganan Tahun
2010
Jenis Langganan Lembang Jaya Gunung Talang Bukit Sundi
Rumah Tangga - 1933 2991
Niaga - 7 4
Sosial - 29 40
Kran - 8 13
Kantor - 63 40
Jumlah - 2040 3088
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Dari tabel diatas pelanggan PDAM pada kelompok tanaman pangan adalah rumah
tangga, niaga, sosial, kran, kantor yang keseluruhannya berjumlah 5128, adapun
pelanggan PDAM terbesar terdapat pada jenis pelanggan rumah tangga dengan jumlah
4924 pelanggan, tetapi hanya terdapat pada 2 kecamatan saja yaitu kecamatan Gunung
Talang dan Kecamatan Bukit Sundi.
Pelayanan Listrik
Tabel 90: banyaknya pelanggan listrik menurut jenis langganan tahun 2010
124
Jenis Langganan Lembang Jaya Gunung Talang Bukit Sundi
Sosial - 255 170
Rumah Tangga - 7506 3742
Usaha - 344 16
Industri - 2 -
Lainnya - 83 15
Jumlah - 8190 3943
Sumber : BPS Kabupaten Solok tahun 2010
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa pelanggan listrik di kelompok tanaman
pangan adalah sosial, rumah tangga, usaha, industry, dan lain-lain. Dimana pelanggan
listrik paling besar terdapat pada jenis pelanggan rumah tangga dengan jumlah 11258
pelanggan, tetapi hanya terdapat pada 2 kecamatan saja yaitu kecamatan Gunung Talang
dan Bukit Sundi.
BAB VI
125
KATEGORI DAN GENERALISASI WILAYAH
A. Kategori Aspek Fisik Dasar
Indikator Hasil Analisis Kesimpulan
Klas Lereng
Pada klas lereng kelompok
tanaman pangan umumnya
memiliki klas lereng 0-8% dan
8 – 15% yaitu memiliki daerah
yang bertopografi datar dan
landai.
Gambaran fisik pada wilayah
tanaman pangan ini memang
cocok sekali untuk pertanian,
di lihat dari kelas lerengnya
yang datar dan landai,
memiliki curah hujan yang
rendah, geologi di pengaruhi
oleh proses vulkanik yang
menjadikan kondisi tanahnya
yang subur yang sangat cocok
untuk melakukan kegiatan
pertanian seperti
persawahan,sehingga kondisi
fisik ini sangat sesuai dengan
pemanfaatan penggunaan
lahan yang ada. Tetapi
wilayah tanaman pangan ini
juga rentan akan bahaya
bencana dari gunung talang,
kemudian gempa bumi karena
adanya sesar gempa, dan
longsor pada daerah di dekat
pegunungan.
Adapun untuk DASnya dapat
Curah Hujan
Untuk curah hujan kelompok
tanaman pangan memiliki
tingkat curah hujan yang rendah
dengan intensitas rata-rata curah
hujan antara 13,61 – 20,60%.
Geologi
Batuan yang pada umumnya
ditemukan pada kelompok
tanaman pangan yaitu asal
proses vulkanik yang
mendominasi diantaranya yaitu
batu lahar, natu andesit, batu
granit.
Jenis Tanah Pada umumnya jenis tanah yang
dominan di kelompok tanaman
pangan yaitu jenis tanah yang
memiliki tingkat kesuburan
yang sedang yaitu podsolik
(kambisol), dan andosol dan
jenis tanah tersebut memiliki
126
tingkat kepekaan yang peka
terhadap longsor.
dikatakan kritis Karena
vegetasi permanen disana
sangat sedikit, banyak
tanaman pertaniannya.
Penggunaan
Lahan
Pada umunya penggunaan lahan
pada kelompok tanaman pangan
yaitu di gunakan sebagai lahan
pertanian dan sebagian lagi
digunakan sebagai lahan bukan
pertanian. Lahan yang
digunakan sebagai lahan
pertanian untuk kecamatan
lembang jaya yaitu 69,35%,
kecamatan Gunung Talang
38,22, dan kecamatan Bukit
Sundi seluas 85,91%, dan
selebihnya dimanfaatkan
sebagai bukan lahan pertanian.
Kesesuaian
Lahan
Kesesuaian lahan pada
kelompok tanaman pangan yaitu
57,03% nya dimanfaatkan
sebagai kawasan penyangga,
dan 42,97% nya di jadikan
sebagai kawasan budidaya dan
tanaman semusim.
Kemampuan
lahan
Kemampuan lahan pada
kelompok tanaman pangan
berada pada klas I, II, dan Klas
III.
Rawan
Bencana
Kelompok tanaman pangan
memiliki beberapa bahaya
rawan bencana diantaranya:
bahaya gunung merapi (bahaya
127
1) pada daerah yang dekat
dengan gunung merapi,
waspada gunung merapi
(bahaya 2) pada daerah yang
tidak terlalu jauh dari gunung
merapi, longsor pada daerah
yang memiliki lereng yang
curam, daerah kerentanan
gerakan tanah yang rendah,
daerah kerentanan gerakan
tanah yang sedang, dan gempa
bumi.
DAS Pada salah satu daerah aliran
sungai kelompok tanaman
pangan memiliki luas das
12. 375 ha dengan persentase
hutan 10,4% dan persentase
sawah 35,7%. Untuk itu das
tersebut dapat dikatakan kritis
karena vegetasi permanennya
sangat sedikit.
B. Kategori Aspek Penduduk dan SDM
Indikator Hasil Analisis Kesimpulan
Jumlah,
Pertumbuhan
dan Struktur
Penduduk
Untuk jumlah penduduk tanaman
pangan mengalami kenaikan dan
penurunan di setiap tahunnya,seperti
pada tahun 2007 dengan jumlah
penduduk 73.139, tahun 2008
dengan jumlah penduduk 114.488,
Kependudukan pada
kelompok tanaman
mengalami pertumbuhan
setiap tahunnya, terdapat
banyak penduduk yang
berusia muda yang
128
tahun 2009 dengan jumlah penduduk
109.551 dan tahun 2010 dengan
jumlah penduduk 95.317
Untuk struktur penduduk kelompok
tanaman pangan membentuk
piramida ekspansif (piramida
penduduk usia muda) dengan cirri-
ciri penduduk perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan
penduduk laki-laki dan kelompok
umur muda lebih banyak jumlahnya,
sehingga fertilitas di kelompok
tanaman pangan juga tinggi dan
angka kematian yang rendah
sehingga daerah ini mengalami
pertumbuhan penduduk yang cepat.
memiliki tingkat
pendidikan yang baik
sehingga berpengaruh
pada kondisi sumber daya
manusia yang berkualitas.
Selain itu tercukupinya
sarana pendidikan dan
tingginya angka melek
huruf juga menjadi
pendorong terhadap
kualitas sumber daya
manusia di daerah
tertentu tetapi dalam
bidang kesehatan masih
terkendala dengan
kurangnya sarana dan
tenaga kesehatan
sehingga pelayanan
kesehatannya pada
kelompok tanaman
pangan rendah, hal ini
dapat di lihat dari
tingginya angka kematian
bayi.
Kondisi SDM Untuk bidang pendidikan, dilihat
dari sarana pendidikan pada
kelompok tanaman pangan sudah
mencukupi antara jumlah usia
sekolah dengan sarana sekolah.
Di lihat dari tingkat pendidikan yang
ditamatkan pada kelompok tanaman
pangan jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan adalah S3 dengan
jumlah 98 orang, jadi dengan
semakin tingginya pendidikan
masyarakat maka sumber daya
manusianya juga semakin
berkualitas
Di lihat dari angka melek
129
huruf,penduduk kelompok tanaman
pangan sekitar 90% sudah mengerti
baca tulis
Tingkat
Kesehatan
Di lihat dari sarana kesehatan,
jumlah rumah sakit pada kelompok
tanaman pangan hanya terdapat 1
rumah sakit yang terdapat di
kecamatan Gunung Talang, terdapat
23 puskesmas pembantu,1 apaotik, 6
rumah obat, 152 posyandu. Sarana
kesehatan ini masih kurang untuk
memenuhi pelayanan kesehatan pada
kelompok tanaman pangan
Dilihat dari tenaga kesehatan,
terdapat 4 dokter gigi,12 dokter
umum, 69 bidan, 48 perawat dan 27
non perawat, dari tenaga kesehatan
yang tersedia belum mencukupi
pelayanan kesehatan pada kelompok
tanaman pangan
Dilihat angka kelahiran bayi,pada
tahun 2010 setiap 1000 penduduk
terdapat kelahiran sebanyak 27
orang, yang berrati nilai CBRnya
rendah
Dilihat dari angka kematian bayi,
pada tahun 2010 setiap 1000
penduduk terdapat 23 kematian,
yang berarti nilai CDRnya tinggi
C. Kategori Ekonomi
130
Indikator Hasil Analisis Kesimpulan
PDRB Sektor dominan berada pada sektor
pertanian dengan persentase 42,08 %,
memliki angka PDRB 915.271,88
juta rupiah
Perekonomian pada
kelompok tanaman
pangan yang menunjang
PDRB kabupaten solok
adalah pada sektor
pertanian. Sektor
pertanian yang
menyumbang berupa
pertanian tanaman sawah
yaitu padi sawah, kedelai
dan ubi jalar. Adapun
sektor pertanian yang
lain seperti hortikultura,
perkebunan,
peternakan ,perikanan
dan kehutanan
memberikan nilai
tambah dalam
menyumbang PDRB.
Padi sawah menjadi
produksi terbesar dan ubi
jalar menjadi
produktivitas terbesar
pada kelompok tanaman
pangan. Untuk bahan
galian yang terdapat
pada kelompok tanaman
Produksi dan
Produktivitas
hasil
pertanian
Untuk sektor tanaman pangan, sektor
yang memiliki produksi terbanyak
adalah padi sawah dengan jumlah
produksi 135.150,6 ton dan
produktivitas hasil pertanian
terbanyak adalah tanaman ubi jalar
dengan nilai produktivitas 36.116,83
kg/Ha.
Untuk sektor hortikultura hanya
terdapat sayur-sayuran dan buah-
buahan, dimana produksi sayuran
terbanyak pada sayuran kubis dengan
jumlah produksi 72.547,8 ton dan
produksi buah-buahan terbanyak
dengan buah markisa jumlah
produksi 100.826,4 ton.
Untuk sektor perkebunan jenis
tanaman yang memiliki produksi
terbanyak ada pada tanaman kayu
manis dengan jumlah produksi
3.056,78 ton dengan nilai
produktivitasnya 1.895,68 kg/Ha
Untuk sektor peternakan, jenis ternak
yang terbanyak yaitu sapi dengan
131
jumlah 1400 ekor
Untuk sektor perikanan, produksi
ikan lebih banyak ikan budidaya
kolam di bandingkan ikan budidaya
sawah. Ikan budidaya kolam dengan
jumlah produksi 98,50 ton dan ikan
budidaya kolam dengan produksi
13,64 ton.
Untuk sektor kehutanan, hasil
produksinya berasal dari kayu dengan
jumlah 1.122.432 kg
pangan hanya terdapat
bahan galian B dan C
adapun jenis industry
yang berada pada
kelompok tanaman
pangan adalah industry
kecil dengan jumlah
tenaga kerja kurang dari
10 orang.
Komoditi
Utama
Komoditi utama yaitu berasal dari
sektor pertanian tanaman pangan
dengan jenis komoditi padi sawah,
kedelai dan ubi jalar
Jenis tanaman ubi jalar merupakan
sektor basis dengan nilai LQ nya 1,18
Hasil
Tambang
Untuk hasil tambang di kelompok
tanaman pangan berada pada
golongan bahan galian B dan C
dengan jenis bahan galian yaitu
belerang, clay, lava andesit, besi,
emas, emas alluvial, andesit, kapur,
kaolin, pasir, tanah liat, filit, tanah
urug, sirfukil,dll.
Hasil Industri Untuk industry di kelompok tanaman
pangan hanya terdapat jenis industry
kecil yang memiliki tenaga kerja
kurang dari 10 orang
132
D. Kategori Sarana dan Prasarana
Indikator Hasil Analisis Kesimpulan
Aksesbilitas Untuk aksesbilitas di kelompok
tanaman pangan memiliki kondisi
yang bagus dengan nilai aksesbilitas
sebesar 0,280 dan dengan panjang
jalan aspal 166,72 km
Aksesbilitas yang
terdapat pada kelompok
tanaman pangan dinilai
sudah cukup bagus
ditandai dengan
banyaknya jalan yang
beraspal yang membuat
transportasi pada
kelompok tanaman
pangan menjadi lancar.
Adapun ketersediaan
antara sarana sekolah
dengan jumlah usia
sekolah juga sudah
mencukupi tetapi dalam
pelayanan kesehatan
masih perlu mendapatkan
perhatian hal ini dapat di
lihat dari pelayanan
kesehatannya, dimana 1
dokter harus menangani
5957 penduduk, hal ini
sangat disayangkan
karena kelompok
tanaman pangan memiliki
tingkat aksesbilitas yang
bagus dan pendidikan
yang bagus, jadi
Rasio Usia
Sekolah
Terhadap
Jumlah
Sarana
Untuk SD adapun nilai rasionya
berjumlah 145,68
Untuk SMP nilai rasionya 351,352
Untuk SMA nilai rasionya 558
Jadi pada kelompok tanaman pangan
tingkat pendidikannya cukup bagus
hal ini dapat dilihat dari
tercukupinya antara jumlah usia
sekolah dengan jumlah sekolah yang
tersedia
Kesehatan Untuk pelayanan kesehatan di
kelompok tanaman pangan ini
rendah karena setiap 1 dokter harus
menangani 5.957 penduduk,
sehingga pelayanan kesehatan
kurang maksimal karena kurangnya
tenaga medis (dokter)
Pelayanan Air
bersih
Untuk pelayanan air bersih
pelanggan yang terbanyak berada
pada pelanggan rumah tangga
dengan jumlah pelanggan 4924
Pelayanan
Listrik
Untuk pelayanan lstrik pelanggan
terbanyak berada pada pelanggan
133
rumah tangga dengan jumlah
pelanggan 11.258
pelayanan kesehatan yang
terdapat pada kelompok
tanaman pangan perlu di
carikan solusinya dengan
penambahan tenaga dan
sarana kesehatan. Untuk
pelayanan air bersih dan
listrik sudah mencukupi
bagi rumah tangga yang
berada pada kelompok
tanaman pangan.
E. Generalisasi Wilayah
Wilayah tanaman pangan termasuk kedalam wilayah yang maju dimana dapat
dilihat dari gambaran fisik wilayah tanaman pangan, sektor perekonomian,
pendidikan ,aksesbilitas yang terdapat di daerah tanaman pangan sudah cukup
bagus dan sudah mencukupi kebutuhan yang ada. Tetapi untuk masalah
kesehatan, pada wilayah tanaman pangan masih kurang hal ini ditandai dengan
kurangnya tenaga kesehatan yang berada di daerah tersebut yang menyebabkan
angka kematian bayi tinggi. Adapun tema yang dapat diambil dari masalah ini
adalah kurangnya tingkat pelayanan kesehatan di wilayah tanaman pangan.
134
Recommended