Citation preview
Template Jurnal IJCCSJatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 149
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis
Pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
Fransiska Prihatini Sihotang
STMIK MDP Palembang
fransiskaps@mdp.ac.id
Abstrak
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada
pasien. Berkas rekam medis dibutuhkan pihak manajemen untuk
merencanakan,
mengendalikan, dan mengevaluasi mutu pelayanan. Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Pelayanan di puskesmas
cukup kompleks mulai dari kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat
inap, pemeriksaan
laboratorium, dan apotek. Tujuan dari penelitian ini adalah
merancang sebuah sistem
informasi rekam medis yang terintegrasi pada puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya
sehingga dapat memperbaiki sistem yang lama. Pengembangan sistem
menggunakan
metodologi FAST, pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi,
dan studi literatur.
Hasil penelitian ini adalah rancangan sistem informasi rekam medis
Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya yang terdiri dari pelayanan rawat inap,
pelayanan rawat jalan,
pengelolaan laboratorium, pengelolaan apotek, dan pembuatan laporan
rekam medis.
Rancangan yang dihasilkan berupa DFD, ERD, diagram dekomposisi,
rancangan antar muka
aplikasi, rancangan laporan, dan rancangan arsitektur
jaringan.
Kata kunci—Sistem Informasi, rekam medis, puskesmas, FAST,
prototyping
Abstract Medical record is a file containing records and documents
about the patient’s identity,
examination, treatment, medical action, and other services that
have been administered to
patients. Management need a medical record file for planning,
controlling, and evaluating the
quality of care. Puskesmas (local medical center) is a technical
unit of the District/City Health
Office held responsible for health development in one or some
districts. Puskesmas has a fairly
complex service such as outpatient services, inpatient, laboratory
tests, and pharmacy. The
purpose of this research is to design an integrated medical record
information systems at
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya to repair the old system.
This study used FAST as
system development, and to colect the data used interview,
observation, and literature study.
The results of this study is the design of medical record
information system on Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya consisting of inpatient services,
outpatient services, laboratory
management, pharmacy management, and medical reports. The design is
generated in the form
of DFD, ERD, decomposition diagrams, application design interface,
report design, and
network architecture design.
ISSN: 1978-1520
150 ISSN : 2407-4322
1. PENDAHULUAN
ekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada
pasien[1]. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem rekam medis
sangat dibutuhkan
untuk pengobatan pasien, peningkatan kualitas pelayanan,
pendidikan, dan penelitian. Selain itu
pemerintah juga mewajibkan setiap tenaga kesehatan membuat rekam
medis dan akan
dikenakan sanksi jika tidak membuatnya[2].
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya menggunakan komputer
dengan
memanfaatkan program Microsoft Office Word dan Microsoft Office
Excel terbatas pada
pembuatan laporan, sedangkan kegiatan pendaftaran pasien,
pencatatan pemeriksaan, pemberian
obat, sampai pasien pulang masih berupa lembaran-lembaran kertas.
Hal tersebut sering
menimbulkan masalah dalam penyajian data pasien, pembuatan laporan,
dan memberikan
pelayanan terhadap pasien.Contoh kasus yang sering terjadi dalam
pendataan pasien adalah
ketika pasien kehilangan atau lupa membawa kartu pasien. Petugas
harus mencari kembali data
pasien tersebut dan jika tidak ditemukan akan dilakukan pendataan
ulang sehingga terjadi
duplikasi data tanpa mengetahui riwayat medis pasien sebelumnya.
Hal tersebut merugikan
puskesmas karena membutuhkan waktu yang lama untuk penyajian data,
tidak akuratnya
laporan tentang rekam medis di puskesmas tersebut sehingga
menyulitkan pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen, dan mengurangi kualitas pelayanan
terhadap pasien.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digunakan komputer dan
sistem basis data
yang baik sebagai alat bantu dalam mengelola data rekam medis
menjadi suatu sistem informasi
yang berguna bagi perkembangan puskesmas di masa yang akan
datang.Dengan program
berbasis komputer pada rekam medis, diharapkan kinerja Puskesmas
Simpang Timbangan
Indralaya dapat ditingkatkan, sehingga kualitas dan mutu pelayanan
menjadi meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
masalah pencatatan
dan penyimpanan rekam medis, merancang proses bisnis baru dalam
sebuah sistem informasi
rekam medis yang terintegrasi pada puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya sehingga dapat
memperbaiki sistem yang lama.Penelitian ini diharapkan dapat
mempermudah penyajian
informasi rekam medis, meningkatkan konsistensi data rekam medis
sehingga laporan yang
dihasilkan lebih akurat dan mempermudah pengambilan keputusan oleh
pihak manajemen, dan
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya.
2. METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang metode dan dasar teori yang digunakan
pada tulisan ini.
2.1 Pengumpulan Data
memberikan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada beberapa
narasumber dari Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya. Wawancara dilakukan secara langsung
dan tidak langsung.
Secara langsung dilakukan dengan tatap muka, sedangkan secara tidak
langsung dilakukan
melalui media telekomunikasi seperti telepon dan percakapan
online.Teknik observasi
dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses bisnis yang
terjadi pada Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya.Penulis juga melakukan studi literatur
untuk memperkaya
pengetahuan terkait rekam medis.
2.2 Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada
pasien[1]. Isi rekam medis harus memuat beberapa hal sebagai
berikut[3]:
R
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 151
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan
pasien, diagnosis,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi
maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.
b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara
lain foto rontgen, hasil
laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi
keilmuannya.
Manfaat rekam medis berbagai aspek sebagai adalah berikut
[3]:
a. Pengobatan Pasien
menganalisis penyakit serta merencanakanpengobatan, perawatan dan
tindakan medis
yang harus diberikankepada pasien.
b. Peningkatan Kualitas Pelayanan
pencapaian kesehatan masyarakatyang optimal.
c. Pendidikan dan Penelitian
medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaatuntuk bahan
informasi bagi
perkembangan pengajaran dan penelitian dibidang profesi kedokteran
dan kedokteran
gigi.
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan
dalam pelayanan kesehatan pada saranakesehatan. Catatan tersebut
dapat dipakai sebagai
bukti pembiayaankepada pasien.
e. Statistik Kesehatan
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakatdan untuk menentukan
jumlah
penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaatdalam
penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
2.3 Puskesmas
Sedangkan menurut Delimayanti, puskesmas merupakan penyelenggara
pelayanan kesehatan
yang paling dekat dengan masyarakat dan memiliki berbagai macam
unit pelayanan kesehatan
antara lain pelayanan kesehatan poli umum, ibu hamil dan balita,
gizi, gigi dan laboratorium
dasar[5].
2.4 FAST
Dalam Penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan
adalah metodologi
FAST (Framework for the Aplication of System Thinking). Alasan
penulis menggunakan
metode FAST karena standarisasinya baik serta proses yang stabil
dan terencana[6]. Adapun
tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
Scope Definition merupakan batasan-batasan masalah pada sistem.
Pada tahap ini
dilakukan pendefinisian ruang lingkup sistem, masalah-masalah,
serta kesempatan- kesempatan
dan perintah-perintah yang akan diterima sistem dalam pengelolaan
rekam medis. Sebelum
melakukan analisa masalah hal yang pertama kali dilakukan adalah
pendefinisian lingkup
proyek, yang bertujuan untuk menentukan tujuan pengembangan dan
gambaran proyek sistem
ISSN: 1978-1520
152 ISSN : 2407-4322
informasi yang akan dikembangkan, menentukan masalah dan kesempatan
dari sistem yang ada,
menentukan batasan bisnis dan teknologi dari sistem yang akan
dikembangkan, serta
menentukan ruang lingkup awal proyek. Ruang lingkup sistem
informasi rekam medis ini
adalah proses pendaftaran pasien, pencatatan pemeriksaan,
penggunaan obat, petugas medis
yang melayani, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien.
Masalah yang sering dihadapi
adalah kehilangan kartu berobat pasien, pencatatan kurang lengkap,
penyajian data lama, dan
tidak akuratnya laporan rekam medis.
2. Problem Analysis
Pada tahap ini, dilakukan analisa lebih mendalam mengenai sistem
yang sudah ada.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari dan memahami
business process dari sistem
yang ada dan domain permasalahan yang ditemukan pada tahap
penganalisaan awal
(preliminary investigation). Dengan memahami business process dan
problem domain dari
sistem yang ada, maka dapat dihasilkan suatu system improvement
objective yang mencangkup
problems, opportunities, dan directives dari sistem yang ada, dan
juga constraint dalam
pengembangan sistem yang baru. Berdasarkan pendefinisian lingkup
proyek akan dilakukan
analisa masalah dengan melihat masalah berdasarkan domain
permasalahan dari sistem yang
ada berdasarkan analisa data, proses dan interface. Kemudian
dilanjutkan dengan cause and
effect analysis, yang akan menghasilkan solusi dari permasalahan
yang ada.
3. Requirements Analysis
proyek, mengkomunikasikan pernyataan persyaratan. Kebutuhan
fungsional pada sistem ini
adalah harus mampu menangani proses pendaftaran pasien, menangani
pencatatan kegiatan
rekam medis pasien, menangani pengelolaan data-data rekam medis,
dan menangani pembuatan
laporan. Kebutuhan nonfungsional di ukur berdasarkan kerangka kerja
PIECES. Dimana
performance, information, economy, control, efficiency, dan service
menjadi tolak ukur analisa
kebutuhan nonfungsional.
digambarkan menggunakan DFD (Data Flow Diagram).
5. Desicion Analysis
Tahapan ini menganalisis solusi terbaik untuk kebutuhan sistem yang
akan
dikembangkan. Analisa keputusan bertujuan mengidentifikasi berbagai
alternatif kandidat solusi
untuk pengembangan sistem. Kandidat solusi sistem akan dibandingkan
berdasarkan
karakteristik proses bisnis yang terkomputerisasi, keuntungan,
software dan hardware serta
perangkat lunak yang digunakan pendukung sistem guna memilih
kandidat terbaik yang akan
digunakan dalam pengembangan sistem.
Pada tahapan ini dilakukan transformasi persyaratan-persyaratan
bisnis (diwakilkan
sebagian oleh model sistem logis) ke dalam spesifikasi desain fisik
yang akan memandu
konstruksi sistem. Produk yang akan dihasilkan pada tahap ini
adalah prototype desain dan
proses bisnis yang didesain ulang.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 153
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
7. Contruction and Testing
Pada tahap ini akan dilakukan pengkodean sistem yang telah didesain
pada tahap
sebelumnya, dan kemudian menguji sistem tersebut. Produk jadi pada
tahap ini adalah sistem
fungsional yang siap untuk diimplementasikan.
8. Instalasi dan Pengiriman
2.5 Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan elemen atau komponen yang
terdiri dari
manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang
mengubah data menjadi
informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau
tujuan[7]. Sedangkan menurut
Jogiyanto, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang
diperlukan[8].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang profil Puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya dan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya terletak di Jalan Lintas
Timur Kecamatan
Timbangan Kabupaten Ogan Ilir dan berada di bawah naungan Dinas
Kesehatan Kabupaten
Ogan Ilir. Seperti puskesmas pada umumnya, pada Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya
terdapat berbagai poli untuk melayani pasien sesuai dengan keluhan.
Poli tersebut antara lain
adalah poli umum, poli gigi, poli KB/KIA/Lansia/MTBS, dan poli
TB/Jiwa.
Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya
memiliki visi, misi, dan motto. Adapun visi Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya adalah
“Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di
wilayah Puskesmas
Simpang Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir”. Misi Puskesmas Simpang
Timbangan Indralaya
adalah:
kesehatan yang diselenggarakan;
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima;
4. Meningkatkan seumber daya manusia yang profesional dan
berkualitas.
Sedangkan motto dari Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya yaitu
“Pelayanan yang
terbaik siap melayani Anda”.
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya melayani pasien rawat jalan,
pasien rawat
inap, dan pasien gawat darurat. Alur rekam medis di Puskesmas
Simpang Timbangan Indralaya
diperlihatkan pada Gambar 1.
154 ISSN : 2407-4322
(Sumber: Bagian Kepegawaian Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya,
2011)
2.8 Identifikasi masalah
Dalam melakukan analisa terhadap berbagai masalah yang terdapat
pada rekam medis
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya, penulis melakukan
kategorisasi permasalahan-
permasalahan yang ada pada bagian berdasarkan rangkaian kerja
(framework) PIECES
(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency,
Service). Berdasarkan wawancara
yang dilakukan penulis terhadap karyawan di puskesmas tersebut,
didapat hasil sebagai berikut:
1. Proses pendaftaran pasien tidak teratasi dengan baik
Proses pendaftaran pasien saat ini masih menggunakan pencatatan di
sebuah buku yang
ditulis oleh petugas berdasarkan keterangan pasien. Data yang
dicatat oleh petugas
tersebut seringkali tidak lengkap. Setelah melakukan pendaftaran,
pasien seharusnya
menerima kartu anggota tetapi seringkali petugas tidak memberikan
kartu tersebut dengan
alasan kehabisan stok kartu kosong atau karena kecerobohan. Dalam
kasus kartu anggota
tertinggal atau hilang, petugas merasa kesulitan mencari kartu
rekam medis pasien karena
harus membongkar file-file yang tersimpan di rak penyimpanan untuk
mencari datanya.
Sedangkan dalam kasus pasien rawat jalan yang akhirnya harus
dirawat inap secara tiba-
tiba, harus dilakukan pencatatan data kembali karena sistem belum
terintegrasi. Hal
tersebut dapat menghambat pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
cepat dan
menyebabkan akan ada data yang dicatat berulang kali. Permasalahan
ini dapat
dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan Service.
2. Penyajian data lama
Data-data rekam medis masih disimpan dalam bentuk lembaran kertas
dan belum
terintegrasi. Dalam kasus pasien tidak membawa kartu anggota,
petugas biasanya mencari
data pasien di tumpukan berkas pasien karena selama ini puskesmas
tidak didukung
dengan sistem basis data. Begitu juga pada saat data rekam medis
dibutuhkan, petugas
harus mencari di rak penyimpanan data. Hal tersebut membutuhkan
waktu yang cukup
lama. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan
Information, Performace dan
Efficiency.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 155
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
3. Data rekam medis tidak lengkap
Tidak lengkapnya data rekam medis seringkali terjadi karena petugas
bagian pemeriksaan
dan pihak terkait lainnya kurang sadar akan pentingnya data rekam
medis pasien.
Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Information dan
Control.
4. Proses rekapitulasi dan pembuatan laporan lama
Data-data sumber pembuatan laporan berasal dari data yang berbentuk
hard copy yaitu
dari kartu rekam medis pasien. Data dari kartu rekam medis pasien
harus dicatat ulang
satu persatu ketika membuat laporan. Hal ini tentunya memerlukan
waktu yang lama.
Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan
Efficiency.
5. Laporan rekam medis tidak akurat
Laporan rekam medis bersumber dari kartu rekam medis pasien yang
tidak lengkap, dan
didukung pula dengan kemungkinan kesalahan petugas saat
merekapitulasinya (human
error). Dengan demikian laporan yang dihasilkan pun menjadi tidak
akurat.
Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan
Performance, Information,
Control, Efficiency, dan Service.
6. Banyaknya penggunaan kertas
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya selama ini mengandalkan media
kertas dalam
semua hal yang berhubungan dengan rekam medis, mulai dari
pencatatan data diri pasien
sampai pembuatan laporan rekam medis pasien yang akan diserahkan
kepada kepala
puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Permasalahan ini
dikategorikan
sebagai permasalahan Economics dan Efficiency.
Tabel 1. Pernyataan Masalah
1 Proses pendaftaran
pasien tidak teratasi
registrasi pasien sudah
informasi yang terintegrasi pada
peringatan ketika data rekam
dan memusatkan penyimpanan
terintegrasi dan terpadu.
4 Proses rekapitulasi
informasi yang terintegrasi.
5 Laporan rekam
medis tidak akurat
yang memusatkan penyimpanan
yang paperless.
ISSN: 1978-1520
156 ISSN : 2407-4322
Kesempatan yang menjadi faktor pendorong pengembangan sistem ini
adalah sebagai
berikut:
1. Peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap lembaga pelayanan
kesehatan membuat
rekam medis pasien secara lengkap (Pasal 79 UU Praktik Kedokteran
dan Peraturan
Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006).
2. Pertumbuhan organisasi dan kemajuan di bidang Teknologi
Informasi menyebabkan
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya mulai merasakan bahwa
Teknologi Informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga
dapat mendukung
pelayanan pasien dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh manajemen.
3. Tenaga kerja pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya
rata-rata berpendidikan
sarjana lulusan tahun 2000 ke atas, sehingga akan cepat memahami
jika ada perubahan
pada sistem informasi rekam medis.
2.10 Hambatan Pengembangan Sistem
Berikut ini adalah business constraint yang ada:
1. Sistem ini akan dikembangkan dengan metode FAST dan perangkat
lunak akan
dikembangkan dengan metode prototyping;
2. Sistem ini tidak akan merubah file–file yang ada pada saat ini
tanpa adanya izin dari
pihak Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya.
3. Sistem yang akan dibangun harus memenuhi technology constraint
yang ada.
2.10.2 Technology Constraint
Solusi awal yang diberikan adalah dengan mengembangkan aplikasi
sistem informasi
rekam medis berbasis web. Berikut adalah standar teknologi
informasi yang harus dipenuhi oleh
sistem:
1. Sistem akan dibangun di atas sistem operasi Microsoft Windows
7;
2. Sebagai tempat penyimpanan data akan digunakan basis data dengan
MySQL;
3. Sistem akan dibangun sebagai aplikasi web.
2.11 Ruang Lingkup Awal Pengembangan Sistem
Fungsi-fungsi yang akan didukung dan terpengaruhi dalam
pengembangan sistem ini
adalah:
Pendaftaran pasien pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya saat
ini masih dicatat
ke sebuah buku dan sering terjadi kekurangan pencatatan data
pasien. Seringkali petugas
tidak memberikan kartu anggota kepada pasien baru. Dengan adanya
sistem baru ini,
pendaftaran pasien dilakukan dengan komputer dan mencegah
kekurangan pencatatan
data pasien. Setelah proses pendaftaran selesai, pasien akan
menerima kartu anggota yang
dicetak dari sistem.
2. Data Rekam Medis Pasien
Saat ini proses pencatatan rekam medis masih menggunakan kertas,
sehingga antara satu
data dengan data yang lain masih terpisah dan belum terintegrasi.
Hal ini mengakibatkan
suatu ketidakefisienan dan sering kali menimbulkan kesalahan serta
berulangnya data
(redudansi). Dengan adanya sistem baru ini, proses pencatatan rekam
medis dapat
dilakukan dengan menggunakan komputer, sehingga antara satu data
dengan data yang
lain dapat terintegrasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kesalahan dan redudansi
data.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 157
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
3. Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Ogan Ilir
Saat ini belum ada sistem yang menghubungkan atau mengintegrasikan
seluruh informasi
yang dihasilkan, sehingga petugas Puskesmas Simpang Timbangan
Indralaya harus
merekap data tersebut untuk membuat laporan bulanan untuk kepala
puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Dengan adanya sistem ini dapat
mempermudah
petugas untuk merekap data sehingga mempermudah pelaporan kepada
pihak Top Level
Management.
2.12 Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem ini adalah sebagai
berikut:
1. Sistem harus dapat menangani proses pendaftaran pasien.
2. Sistem harus dapat menangani pencatatan pemeriksaan pasien, obat
dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien, serta tenaga medis yang
memberikan pelayanan
kepada pasien.
3. Sistem harus dapat menangani pencarian data pasien, pencarian
data kunjungan,
pencarian data rekam medis, pencarian data resep, dan pencarian
data obat.
4. Sistem harus dapat menangani pencetakan kartu pasien, kartu
rekam medis, laporan
data pasien, laporan kunjungan pasien, laporan bulanan penyakit,
laporan obat
masuk, dan laporan obat keluar.
2.13 Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan tambahan yang tidak
memiliki input,
proses, dan output. Namun demikian, kebutuhan nonfungsional ini
sebaiknya dipenuhi, karena
akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau
tidak. Kebutuhan
nonfungsional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECES
framework.
- Performance: Dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap
pekerjaan, dalam hal ini mempercepat proses pendaftaran pasien,
pencatatan data-data
rekam medis pasien, dan pembuatan laporan(semakin sedikit waktu
yang dibutuhkan,
semakin besar troughput yang dapat dihasilkan).
- Information: Terintegrasinya data rekam medissehingga pengelolaan
data akan lebih
mudah dan cepat, mencegah terjadinya pengulangandata, dan dapat
menjaga akurasi dan
konsistensi data.
disimpan, dan memiliki backup data.
- Efficiency: Sistem dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk
pengolahan data
rekam medis dan pembuatan laporan, sehingga pekerjaan pegawai
terkait lebih ringan.
- Service: Sistem memiliki tampilan yang user friendly, agar dapat
memudahkan user
dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan sistem. Tampilan data
pada sistem
juga diharapkan terstruktur dengan baik, sehingga mudah dibaca.
Sistem diharapkan
dapat memberikan data-data yang akurat dan lengkap, sehingga dapat
membantu pihak
eksekutif dalam mengambil keputusan. Data-data untuk pihak
eksekutif berupa laporan.
2.14 Rancangan Sistem
Dalam penelitian ini rancangan untuk menggambarkan aliran data
menggunakan Data
Flow Diagram (DFD) yang dapat dilihat pada Gambar 2. Perancangan
basis data digambarkan
dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) yang dapat dilihat
pada Gambar 3. Diagram
dekomposisi dari sistem yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4.
Sedangkan rancangan
antarmuka program dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar
7.
ISSN: 1978-1520
158 ISSN : 2407-4322
Gambar 2 merupakan rancangan diagram konteks yang diusulkan dari
Sistem Informasi
Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya. Dalam
perancangan ini terdapat 10
entitas yaitu pasien, pasien baru, petugas rekam medis, petugas
rawat jalan, petugas rawat inap,
petugas apotek, petugas laboratorium, petugas UGD, kepala
puskesmas, dan kepala dinas
kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Arus data yang mengalir ke dalam
sistem adalah username dan
password pengguna, biodata pasien, hasil periksa, surat rujukan,
resep, obat keluar, hasil lab,
dan tindakan. Sedangkan arus data yang mengalir dari sistem ke
entitas terdiri dari validasi
login, salinan resep, karcis berobat, salinan surat rujukanm dan
laporan.
Gambar 3 merupakan rancangan Entity Relational Diagram (ERD) yang
dirancang
pada penelitian ini. Terdapat sembilan belas entitas yang
dirancang, yaitu pasien, petugas rawat
inap, petugas rawat jalan, petugas UGD, petugas laboratorium,
kunjungan, register rawat inap,
pemeriksaan rawat inap, pemeriksaan rawat jalan, layanan
laboratorium, tindakan UGD, resep
obat, surat rujukan, obat keluar, obat, salinan resep, penyakit,
riwayat penyakit, dan petugas
apotek. Semua entitas saling berhubungan dan memiliki atribut,
contohnya entitas obat memiliki
atribut kode obat, nama obat, jenis obat, harga, satuan, dan stok.
Entitas obat berelasi dengan
entitas resep yang menjelaskan bahwa setiap ada resep yang keluar
dari sistem, maka sistem
dapat melakukan pengecekan keberadaan obat dari resep tersebut
dengan mengecek kode
obatnya.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 159
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
ISSN: 1978-1520
160 ISSN : 2407-4322
Gambar 4 merupakan rancangan diagram dekomposisi yang dirancang
pada penelitian
ini. Terdapat tujuh bagian utama dari sistem yaitu login,
pendaftaran pasien, pengelolaan pasien
rawat jalan, pengelolaan pasien rawat inap, pendataan, UGD, dan
cetak laporan, Ketujuh bagian
utama dari sistem tersebut masing-masing memiliki sub sistem,
misalnya pada UGD terdapat
sub sistem pencatatan tindakan UGD pembuatan surat rujukan, dan
pasien pulang.
Gambar 5. Rancangan Antar Muka Halaman Login
Gambar 5 merupakan rancangan antar muka dari halaman login. Halaman
tersebut
merupakan halaman awal ketika program dibuka. Pengguna diwajibkan
untuk memasukkan
username dan password serta memilih hak akses kemudian menekan
tombol Login. Sistem akan
melakukan autentikasi terhadap data yang dimasukkan dan menampilkan
halaman sesuai
dengan hak akses si pengguna.
Gambar 6. Rancangan Antar Muka Halaman Pendaftaran Rawat
Jalan
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 161
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
Gambar 6 merupakan rancangan antar muka dari halaman pendaftaran
rawat jalan.
Halaman ini dapat diakses oleh petugas setelah melakukan login.
Pada halaman ini petugas
memasukkan data pelayanan yang akan dilakukan oleh pasien rawat
jalan. Halaman ini juga
menampilkan biodata pasien secara otomatis yang merupakan hasil
dari tindakan petugas pada
halaman sebelumnya.
Gambar 7. Rancangan Antar Muka Halaman Pendaftaran Rawat
Jalan
Gambar 7 merupakan rancangan antar muka dari halaman pendaftaran
rawat inap.
Halaman ini dapat diakses oleh petugas setelah melakukan login.
Pada halaman ini petugas
memasukkan data pelayanan yang akan dilakukan oleh pasien rawat
inap. Halaman ini juga
menampilkan biodata pasien secara otomatis yang merupakan hasil
dari tindakan petugas pada
halaman sebelumnya. Yang membedakan halaman ini dengan rawat jalan
yaitu pada halaman
ini terdapat informasi tentang kamar yang digunakan oleh pasien
untuk menginap. Petugas juga
dapat melakukan perubahan data kamar jika diperlukan.
Gambar 8. Rancangan Laporan Pemeriksaan Pasien
ISSN: 1978-1520
162 ISSN : 2407-4322
Gambar 8 merupakan rancangan laporan pemeriksaan pasien rawat
jalan. Laporan
tersebut dapat diakses oleh petugas rekam medis. Petugas rekam
medis mencetak laporan
tersebut dan memberikannya kepada kepala puskesmas untuk diperiksa
dan ditandatangani,
kemudian dilaporkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan
Ilir untuk disahkan.
SISI CLIENT
SISI SERVER
Gambar 9 memperlihatkan rancangan arsitektur jaringan sistem yang
akan
dikembangkan. Arsitektur jaringan menggambarkan bagaimana hubungan
antara perangkat
yang digunakan oleh user dengan server. Perangkat lunak aplikasi
dan basisdata rekam medis
Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya tersimpan dalam satu server
dan di tiap unit layanan
terdapat perangkat komputer yang terhubung dengan server
menggunakan jaringan intranet.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Rancangan aplikasi yang dibuat terdiri atas pelayanan rawat
inap, pelayanan rawat jalan,
pengelolaan laboratorium, pengelolaan apotek, dan pembuatan laporan
rekam medis.
2. Rancangan yang dihasilkan berupa DFD, ERD, diagram dekomposisi,
dan antar muka
aplikasi.
Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015 163
Title of manuscript is short and clear, implies research results
(First Author)
5. SARAN
Penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan, berikut ini saran
yang dapat diberikan
sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya:
1. Untuk pengembangan aplikasi dari perancangan ini, diharapkan ada
penelitian lebih
lanjut untuk mengidentifikasi masalah maupun kebutuhan secara lebih
mendalam;
2. Diharapkan dapat ditambahkan modul lain sebagai pemeriksaan
penunjang pasien seperti
fisiotherapi dan rekam jantung;
3. Apabila rancangan sistem informasi rekam medis ini akan
diaplikasikan, maka perlu
dipastikan tersedianya fasilitas/sarana yang mendukung di Puskesmas
Simpang
Timbangan Indralaya.
DAFTAR PUSTAKA
[Online]. Tersedia:
http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf.
[14
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pp/PP%20No.%2032%20Th%201996%20ttg%2
0Tenaga%20Kesehatan.pdf. [14Maret 2014]
[3] Sjamsuhidajat, dkk. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta Selatan:
Konsil Kedokteran
Republik Indonesia
[4] Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004. [Online].
Tersedia:
http://bksikmikpikkfki.net/file/download/KMK%20No.%20128%20Th%202004%20ttg%
20Kebijakan%20Dasar%20Puskesmas.pdf. [14 Oktober 2014]
[5] Delimayanti. 2007. “Perancangan dan Analisis Perangkat Lunak
Berbasis Web Sebagai
Alat Rekam Medis Pasien di Puskesmas”. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi
Informasi 2007 (SNATI 2007). 37-40
[6] Whitten, L Jeffery. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem.
Yogyakarta: ANDI
[7] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta:
ANDI
[8] Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta:
ANDI