View
542
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
ikm ikk
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis masalah merupakan salah satu tahap dalam menyelesaikan
masalah. Analisis masalah digunakan untuk menguji semua faktor dan elemen
yang menghambat suatu individu, organisasi atau kelompok untuk mecapai
tujuannya.
Analisis masalah menjamin tersedianya pendekatan yang terstruktur
untuk mengidentifiksai masalah dan penyebabnya untuk memastikan masalah-
masalah tersebut mendapat perhatian khusus. Akan tetapi sebelum melangkah
terlalu jauh, seseorang harus memisahkan, menajamkan dan mengklarifikasi
variabel yang terkait dan hubungan yang meningkatkan permasalahan tersebut.
Teknik analisis yang sering digunakan ada dua yaitu teknik analisis
Seven Tools yang meliputi fishbone diagrams, histogram, pareto analysis, flow
charts, scatter plots, run charts dan control charts serta New Seven Tools yang
meliputi affinity diagrams, relation diagrams, tree diagrams, matrix diagrams,
arrow diagrams, process decision dan matrix data analysis.
Dengan mengetahui teknik analisis diharapkan kita dapat
menggunakannya untuk merancang rencana tindakan, keterlibatan berbagai peran,
waktu, identifikasi indikator perubahan peningkatan serta dampak tindakan, cara
pemantauan kemajuan dan lain-lain.
Untuk itu dalam makalah ini dibahas teknik analisis Seven Tools dan
New Seven Tools dengan harapan dapat menjadi referensi dalam menganalisis
suatu masalah.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis Seven Tools
1. Diagram Sebab-Akibat (Cause Effect Diagram)/ Tulang Ikan (Fishbone
Diagram)/ Diagram Ishikawa
Diagram ini adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara
karakteristik kualitas/ akibat dengan faktor-faktor penyebabnya sehingga
didapatkan suatu hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok
permasalahan ditinjau dari berbagai faktor yang ada.1,3 Diagram ini digunakan
sebagai grafik alat bantu manajemen mutu yang memaparkan dan
menggambarkan sumber-sumber penyebab variasi suatu proses. Penyusunan
diagram ini bertujuan untuk mencari dan menemukan beberapa sumber
masalah yang menjadi kunci penyebab suatu masalah. Diagram ini
digambarkan sebagai berikut:
2
Gambar 1. Diagram Sebab-Akibat (Cause Effect Diagram)/ Tulang Ikan
(Fishbone Diagram)/ Diagram Ishikawa
Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk menggambarkan
hubungan antara outcome dan faktor-faktor yang mempengaruhi outcome.
Sasaran utama dari penggunaan diagram ini adalah: 1,3-5
- Menentukan akar masalah-masalah
- Memusatkan contoh masalah yang dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis sebab-akibat (cause effect diagram)/ tulang ikan (fishbone
diagram)/ diagram Ishikawa seperti yang tercantum pada Gambar 2.
3
Gambar 2. Contoh Analisis Masalah Menggunakan Diagram sebab-
akibat (cause effect diagram)/ tulang ikan (fishbone diagram)/ diagram
Ishikawa
2. Histogram
Histogram merupakan suatu tipe lain dari grafik batang/balok.6 Data
individual dikelompokkan dalam satu kelas sehingga akan didapatkan suatu informasi
mengenai seberapa sering nilai pada masing-masing kelas terjadi. Histogram paling
sering digunakan untuk menampilkan distribusi frekuensi atau variasi dari suatu data.
Histogram dapat digunakan untuk menganalis suatu penyebab, yaitu melalui
presentasi data yang dominan serta distribusi kejadian suatu masalah yang berbeda.7,8
Untuk membuat histogram, terlebih dahulu ditentukan penjumlahan data
(sum), rata-rata (mean), nilai maksimum (max), nilai minimum (min) , rentang nilai
(range atau max-min). Kemudian lebar kelas ditentukan dengan membagi range
dengan jumlah kelas.
4
Tabel 1. Rule of thumb untuk jumlah kelas
Jumlah Nilai Jumlah Kelas
9-16 4
17- 32 5
33- 64 6
65-128 7
129-256 8
Gambar 3. Contoh histogram 8
3. Analisis Pareto 9-11
Analisis pareto merupakan teknik statistik dalam pengambilan keputusan.
Analisis pareto biasanya digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang
menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Analisis pareto menggunakan prinsip
Pareto yang juga dikenal sebagai aturan 80-20, yakni gagasannya adalah bahwa
dengan melakukan 20% dari pekerjaan, Anda dapat menghasilkan 80% manfaat dari
melakukan seluruh pekerjaan.
Analisis pareto diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli ekonomi dari Itali,
Vilvredo Pareto pada tahun 1897. Vilvredo Pareto melakukan penelitian di Eropa
5
pada awal 1900 mengenai kekayaan dan kemiskinan. Beliau menemukan bahwa
kekayaan yang terkonsentrasi di tangan segelintir orang dan lebih banyak yang
mengalami kemiskinan. Prinisp ini didasarkan pada distribusi yang tidak merata pada
berbagai hal di alam semesta, sehingga terciptalah prinsip Pareto.
Dari sudut pandang kualitas, analisis ini diperkenalkan oleh Prof. JM. Muran,
sebagai instrument untuk klasifikasi masalah kualitas:
- Masalah utama adalah sedikit masalah kualitas, namun hasilnya yang cukup
penting
- Masalah kedua adalah banyak masalah kecil, namun hasilnya terbatas.
Analisis pareto membantu tim untuk fokus pada sejumlah masalah kecil yang
benar-benar penting atau yang menjadi penyebab masalah. Alat ini berguna dalam
menetapkan prioritas masalah yang benar-benar harus atau paling penting untuk
ditangani. Tidak ada perusahaan memiliki cukup sumber untuk mengatasi setiap
masalah, jadi setiap perusahaan harus memprioritaskan masalah yang harus ditangani
terlebih dahulu.
Analisis pareto memiliki beberapa keuntungan, yakni:
- Memecahkan masalah secara efisien berdasarkan hierarki dan identifikasi
masalah, menurut kepentingannya.
- Mengatur prioritas untuk aplikasi praktis.
- Memungkinkan lebih baik menggunakan sumber daya yang terbatas.
- Menunjukkan di mana untuk memfokuskan upaya.
Sistem Pareto/ABC, tidak hanya digunakan untuk pengawasan persediaan,
tetapi dapat juga digunakan untuk menentukan tingkat prioritas pelayanan pada
langganan dan menentukan tingkat persediaan pengaman, khususnya untuk produk
akhir.
Grafik pada analisis pareto ini mirip dengan grafik histogram atau bar, kecuali
bahwa bar tersebut diatur ke dalam urutan menurun dari kiri ke kanan sepanjang
absis. Tiap batang hanya mewakili kategori masalah, diatur dengan cara penurunan,
dari kiri ke kanan, sesuai dengan kepentingan mereka.
6
Langkah – langkah dalam pembuatan diagram pareto, yakni:
1. Langkah Pertama
a. Tentukan permasalahan apa yang akan diteliti dan bagaimana cara
mengumpulkan data.
b. Tentukan masalah yang akan diteliti, misalnya : item rusak, kerugian
dalam arti moneter dan kejadian kecelakaan.
c. Tetapkan data apa yang diperlukan dan bagaimana mengklasifikasikannya,
misalnya rusak berdasarkan tipe, lokasi, proses, mesin, pekerja dan metode.
Sebagai catatan item yang jarang muncul diringkas dalam kategori “lain-
lain”.
d. Tetapkan metode pengumpulan data dan periode selama data dikumpulkan.
Dianjurkan untuk menggunakan formulir penelitian yang dianjurkan.
2. Langkah Kedua
Rencanakan lembaran catatan data yang mendaftar semua item, dengan
menyediakan ruang untuk jumlah total. Seperti tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Rencana Lembaran Catatan Data
7
3. Langkah ketiga
Isi lembaran catatan dan hitung jumlah total
4. Langkah keempat
Buat lembaran data Diagram Pareto yang mendaftar semua item masing-
masing jumlah total, total kumulatif, prosentase terhadap total seluruhnya
dan prosentase kumulatif seperti pada tabel 2 diatas.
5. Langkah Kelima
Aturan item dalam urutan jumlah dan istilah lembaran data. Item “lain-lain”
harus diletakkan pada garis terakhir tanpa mempermasalahkan besarnya. Hal ini
disebabkan karena merupakan kumpulan grup item yang masing-masing lebih kecil
yang dicatat sebagai individu.
8
6. Langkah Keenam
- Gambar dua sumbu vertikal dan sebuah sumbu horizontal.
- Sumbu vertikal kiri. Tanda sumbu ini dengan skala dari 0 sampai pada
total seluruhnya.
- Sumbu vertikal kanan. Tandai sumbu ini dengan skala dari 0% sampai
100%.
- Sumbu horizontal. Bagilah sumbu ini dengan jumlah intercal sampai
jumlah item yang diklasifikasikan.
7. Langkah Ketujuh
Buatlah diagram balok.
Gambar 4. Diagram Balok
8. Langkah Kedelapan
9
Gambar kurva kumulatif (Kurva Pareto). Tandai nilai komulatif (total kumulatif
atau prosentase kumulatif) di atas interval kanan dari setiap item dan hubungkanlah
titik tersebut dengan garis.
9. Langkah 9
Tulis item-item yang diperlukan pada diagram, yaitu:
- Item yang berhubungan dengan diagram : judul, kuantitas sebenarnya, unit
dan nama penggambar.
- Item yang berhubungan dengan data; periode, pokok dan tempat
penelitian dan jumlah total data.
4. Flowchart
Flowchart adalah diagram yang mendeskripsikan sebuah proses dengan rinci
mengenai tahapan dan urutannya dari awal hingga akhir secara grafis. Flow chart
merupakan alat bantu yang memberikan gambaran visual urutan operasi yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas.12
Flowchart merupakan langkah pertama kita dalam memahami suatu proses,
baik administrasi atau manufaktur. Dalam diagram alir ini digunakan simbol-simbol
yang umum, diantaranya adalah persegi panjang untuk menggambarkan proses, belah
ketupat untuk menggambarkan alternatif dan pilihan, jajaran genjang untuk
menggambarkan pemrosesan data, oval menggambarkan mulai atau selesainya
proses.11
10
Berikut ini merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan
flowchart: 13
Pedoman-Pedoman dalam Membuat Flowchart 13
Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk
yang harus diperhatikan, seperti :
1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
11
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi
ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi
kata kerja.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri
dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang
sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama.
Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada
halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak
berkaitan dengan sistem.
7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.
Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu :13
1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
2. Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
4. Flowchart Program (Program Flowchart)
5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
12
Contoh Flow chart
Gambar 5. Contoh Flowchart
5. Scattered Plott 14-15
Diagram yang menggambarkan korelasi dari suatu penyebab yang
berkesinambungan terhadap penyebab yang lain, digunakan untuk melihat ada
tidaknya korelasi dari suatu penyebab dengan penyebab lain.
13
Langkah membuat diagram scattered :
- Scatter diagrams merupakan pendekatan non-mathematical atau grafis untuk
mengidentifikasi hubungan antara ukuran kinerja dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Karakteristik kinerja (Y) digambarkan pada sumbu vertikal,
sedangkan faktor yang diduga berkorelasi (X) diplot pada sumbu horizontal. Titik
potong antara kedua sumbu adalah rata-rata masing-masing set data. Data yang
dikumpulkan bukan untuk hanya mengamati karakteristik kualitas yang diteliti
tetapi juga memperhatikan faktor-faktor atau penyebab lain yang mungkin
berdampak pada karakteristik kualitas.
- Melalui penggambaran data dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa
lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal
ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang menunjukkan tingkat
keeratan hubungan antar faktor tersebut. Dikatakan kedua faktor itu berhubungan
sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Di samping itu, juga akan dapat
disimpulkan kecenderungan arah korelasi tersebut (positif atau negatif).
14
Gambar 6. Diagram Scatter Hubungan positif
Hubungan positif, dimana item pada sumbu X meningkat, item pada sumbu Y
juga meningkat, dan sebaliknya.
Hubungan negatif, dimana item pada sumbu X meningkat, item pada sumbu
Y berkurang
15
Gambar 7. Diagram Scatter Hubungan Negatif
Gambar 8. Tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan; Mengubah nilai-nilai dari item X tidak memiliki efek
pada nilai barang Y.
6. Run Chart 16
Run chart adalah grafik yang menunjukkan perubahan pada proses pengukuran
dari waktu ke waktu. Hal ini dapat digunakan untuk:
Mengenali pola kinerja dalam suatu proses
Dokumen perubahan dari waktu ke waktu
Run chart menggunakan dua buah variable yang menunjukkan dinamika proses
yang berlangsung, dalam diagram ini titik-titik data dihubungkan dengan garis, dan
bilamana perlu dilengkapi dengan garis nilai rata-rata dari data tersebut.
Adapun kegunaan dari Run chart adalah untuk mengumpulkan dan menganalisa
data, memberikan gambaran situasi yang sedang terjadi dalam aktivitas, dan untuk
membandingkan data berdasarkan periode tertentu guna melakukan pemeriksaan dan
pengendalian.
Cara menggunakannya:
a. Buatlah grafik. Label sumbu vertikal dengan ukuran kunci dari proses yang
diukur.
b. Kumpulkan data. Mengumpulkan data untuk jumlah yang sesuai dari periode
waktu tertentu, sesuai dengan strategi pengumpulan data.
c. Plot data. Plot setiap titik data pada tabel.
d. Hitung dan plot-lah rata-ratanya. Ini menyediakan referensi untuk menggambar
kesimpulan tentang poin-poin data individu.
e. Interpretasikan grafik.
16
Gambar 9. Contoh Run Chart
7. Control Chart 17
Control Chart merupakan grafik dengan mencantumkan batas maksimum dan
batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian (Grant, Eugene,
Leavenworth, R.S.,Pengendalian Kualitas Statis) dan dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah sebuah proses tersebut dalam kondisi terkontrol secara statistik
(statistically stable) atau tidak. Proses yang tidak dalam kondisi terkontrol secara
statistik akan menunjukan suatu variasi yang berlebih sebanding dengan perubahan
waktu.
Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas
kendali masing-masing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah
(Lower Control Limit) dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan didalam
batas kendali tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang sebagai keadaan
terkendali. Sedangkan bila mereka jatuh di luar batas kendali atau menunjukkan
bentuk lain, maka proses ditetapkan berada di luar kendali.
17
PENEMUAN PENDERITA BARU KUSTA per100.000
Pddk (New Case Detection Rate)
KABUPATEN BANYUASIN Th 2002 s/d 2010
Gambar 10. Control Chart 1
Gambar 11. Contoh Control Chart 2
Tujuan Control Chart
1. Untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal atau tidak normal
18
2. Dapat mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan,
sehingga setiap titik pada grafik harus mengindikasikan dengan cepat dari
proses mana data diambil.
Manfaat Control Chart
1. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode produksi.
2. Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia, metode,
dan lain-lain terhadap proses produksi.
3. Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni dengan
memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga dapat dihindari Over
Control yaitu pengontrolan terlalu ketat sehingga dapat menurunkan efisiensi
maupun Under Control yaitu pengontrolan terlalu longgar sehingga dapat
menurunkan mutu.
2.2. The New Seven Tools
The new seven tools merupakan alat bantu yang digunakan untuk memetakan
permasalahan, mengorganisasikan data agar lebih mudah dipahami, serta menelusuri
berbagai kemungkinan penyebab permasalahan. New seven tools ini dikembangkan
untuk dapat mengorganisasikan data-data verbal secara terstruktur. Berbeda dengan
basic seven tools yang digunakan untuk mengorganisasikan data numerik. New seven
tools terdiri dari:
1. Diagram Afinitas (Affinity Diagram/KJ Method)
2. Diagram Keterkaitan (Interrelationship Diagram)
3. Diagram Pohon (Tree Diagram/Systems Flow Chart)
4. Diagram Matriks (Matrix Diagram)
5. Analisa Data Matriks (Matrix Data Analysis)
6. Process Decision Program Chart (PDPC)
7. Diagram Panah (Arrow Diagram or PERT/CPM)
19
1. Diagram Afinitas (Affinity Diagram/ KJ Method)18-20
Diagram afinitas atau umumnya disebut metode KJ (Kawakita Jiro) adalah
perangkat yang sangat membantu dalam mengidentifikasi pola di dalam data,
menyediakan bantuan untuk investigasi atau tindakan yang lebih lanjut. Pada
dasarnya perangkat ini serupa dengan brainstorming. Misalnya dalam
berorganisasi, sewaktu kita memilih banyak data mentah seperti ide, pendapat,
masalah maupun solusi kita perlu mengurutkannya berdasarkan kategori yang
logis di antara data tersebut atau pengelompokan yang umum untuk memudahkan
pengumpulan ide, sistematika konsep atau hubungan persepsi.
Alat ini berguna untuk mengelompokkan permasalahan sehingga mudah
untuk dilihat gambaran keseluruhan permalsahan dan detailnya seperti pada
Gambar 1. Diagram afinitas dapat digunakan jika permasalahan yang timbul
sangat banyak, kompleks dan susah dimengerti, tidak menentu sehingga tidak bisa
mengingat apa saja yang dibicarakan, tidak teratur, ataupun berlimpah dan
membutuhkan keterlibatan dan dukungan dari tim.
Gambar 12. Diagram Afinitas
20
Metode ini membuka kreativitas dan intuisi tim. Metode ini diciptakan pada
tahun 1960-an oleh antropolog Jepang Jiro Kawakita.
Langkah-langkah dalam membuat diagram afinitas:
a. Pilih topik yang akan dibahas, yaitu :
- Hal-hal yang dianggap masalah utama/terbesar
- Hal-hal yang secara konsep perlu disimpulkan
- Hal-hal yang membutuhkan kreativitas untuk diselesaikan atau dikerjakan
b. Gunakan “Post-it”/kartu untuk menuliskan ide, pendapat, pengalaman atau
apapun :
- Satu kartu satu pendapat
- Singkat dan padat
- Bisa dibaca orang lain
c. Kumpulkan bersama kartu-kartu yang memiliki kesamaan atau keterkaitan erat.
d. Biarkan kartu “sendiri” yang tidak ikut ke kelompok manapun berada di luar
kelompok.
e. Berikan judul kelompok untuk setiap grup.Bentuklah diagram afinitas
(perhatikan tata letaknya)
Keuntungan dari diagram afinitas di antaranya adalah:
- Menstimulasi ide-ide baru
- Membangun kerja sama
- Memungkinkan masalah dapat ditentukan dengan akurat
- Menemukan hubungan antara berbagai elemen informasi yang ada
- Memastikan setiap orang menyadari akan adanya permasalahan
- Menggabungkan semua ide dari berbagai tingkatan anggota organisasi
(perusahaan)
- Meningkatkan kesadaran anggota organisasi (perusahaan) akan adanya
masalah
- Membangun kemempuan berpikir kritis di dalam tim
21
- Membangun kemampuan berkomunikasi di dalam tim
2. Diagram Keterkaitan (Interrelationship Diagram)
Relation diagram juga disebut interrelationship diagram, teknik ini
digunakan untuk mengklarifikasi persoalan/masalah yang kompleks dengan
mempertimbangkan sejumlah penyebab yang mungkin serta menentukan strategi
yang tepat untuk setiap penyebab masalah yang berbeda. Relation diagram
memungkinkan identifikasi akar penyebab masalah. Langkah-langkah pembuatan
relation diagram, yaitu:21-22
1. Tempatkan masalah pada bagian tengah/pusat
2. Tulis penyebab primer dari masalah tersebut di sekelilingnya
3. Tentukan penyebab sekunder dan seterusnya
4. Tinjau ulang diagram secara keseluruhan , kemudian tinjau hubungan
antar penyebab
Gambar 13. Diagram Ketertaitan
3. Diagram Pohon (Tree Diagram/Systems Flow Chart)23-24
Diagram pohon adalah teknik untuk memetakan lengkap jalur dan tugas-
tugas yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama dan tujuan
22
sub terkait. Diagram ini mengungkapkan secara sederhana besarnya masalah dan
membantu untuk sampai pada metode-metode yang harus dikejar untuk mencapai
hasil. Diagram pohon dimulai dengan satu item yang cabang menjadi dua atau
lebih, yang masing-masing cabang menjadi dua atau lebih, dan seterusnya.
Kelihatannya seperti pohon, dengan banyak batang dan cabang. Hal ini digunakan
untuk memecah kategori luas ke tingkat yang lebih halus lebih halus dan detail.
Mengembangkan diagram pohon bergerak membantu Anda berpikir Anda
langkah demi langkah dari generalisasi ke spesifik.
Gambar 14. Contoh Diagram Pohon
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM POHON
1. Tentukan tujuan dasar
o Bagaimana caranya ?
o Mengapa sesuatu ada/terjadi ?
2. Tentukan cara/rencana pencapaian di level 1 (Level-1 : Cabang pertama
dari pohon no.1)
3. Tentukan cara/rencana pencapaian di level 2 (Level-2 : Cabang kedua dari
cabang-cabang no.2)
23
4. Kembangkan terus hingga ke 4 level atau lebih selama masih mungkin
dan layak
5. Telusuri ulang untuk memastikan kesesuaian antar tingkat
Gambar 15 . Contoh Lain Diagram Pohon
4. Diagram Matriks (Matrix Diagram)
Diagram matrix biasa dikenal juga tabel matrik. Diagram
matrik menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat kelompok informasi.
Diagram matrik juga memberikan informasi mengenai hubungan, seperti
kekuatan diagram tersebut, aturan yang digunakan untuk beragam individu dan
pengukuran. Ada enam bentuk matrik yang mungkin : L, T, Y, X, C dan bentuk
atap, tergantung dari jumlah kelompok yang dibandingkan.25
Penggunaan tiap bentuk:
24
1. Matrik L menghubungkan dua kelompok satu sama lain (atau suatu kelompok
dengan kelompok itu sendiri.
2. Matrik T menhubungkan tiga kelompok: kelompok B dan C masing-masing
berhubungan dengan A. Kelompok B dan C tidak memiliki hubungan.
3. Matrik Y menhubungkan tiga kelompok. Tiap kelompok berhubungan dengan
dua kelompok lainnya dalam suatu siklus.
4. Matrik C menhubungkan tiga kelompok. Semuanya secara simultan dalam
kerangka 3 dimensi.
5. Matrik X menhubungkan empat kelompok. Tiap kelompok berhubungan
dengan dua kelompok lainnya dalam suatu siklus.
6. Matrik atap menghubungkan satu kelompok dengan kelompok itu
sendiri.Biasanya digunakan bersama matrik L dan T.
25
Gambar 16. Contoh Diagram Matriks
5. Analisa Data Matriks (Matrix Data Analysis)26
Analisis Data Matrix adalah teknik analisis multivariant yang disebut
‘Principal Component Analysis’. Teknik ini quantifies dan menyusun data yang
disajikan dalam Diagram Matrix, untuk menemukan lebih banyak indikator
umum yang akan membedakan dan memberi kejelasan jumlah besar kompleks
informasi saling terkait. Ini akan membantu kita untuk memvisualisasikan dengan
baik dan mendapatkan wawasan tentang situasi.
26
Gambar 17. Contoh Analisa Data Matriks
6. Process Decision Program Chart (PDPC)27-28
The Process Decision Program Chart (PDPC) biasanya digunakan
untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi muncul dan
mengidentifikasi tindakan pencegahan dalam suatu rencana.
Berdasarkan Mizuno (1988), metode PDPC membantu menetukan
proses mana yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan
dengan mengevaluasi perkembangan dari kejadian-kejadian dan berbagai hasil
yang mungkin didapatkan. Rencana pelaksanaan tidak selalu berjalan sesuai
dengan keinginan. Ketika masalah muncul, baik secara teknis atau nonteknis,
terkadang solusi sering tidak ditemukan. Metode PDPC, dalam respon
terhadap masalah seperti ini, mampu mengantisipasi hasil yang mungkin dan
mempersiapkan tindakan pencegahan yang menuntun pada jalan keluar
terbaik yang paling mungkin.
27
identifikasi penetapan masalah penyebab pelaksanaan review Foolw-up
Memeriksa solusi untuk risiko/ perbaikan
solusi
Memeriksa rsiko dalam rencana
PPDC digunakan saat: Ketika memuat rencana, untuk mebantu mengidentifikasi potensi risiko.
Jika risiko teridentifikasi, PDPC digunakan untuk membantu
mengidentifikasi dan memilih tindakan pencegahan yang mungkin
dilakukan.
PDPC jug digunakan untuk membatu merencanakan cara menghindari dan
mengeliminasi risiko yang teridentifikasi.
PDPC merupakan penilaian terbaik jika risiko tidak jelas, seperti pada
situasi yang tidak dikenal dengan baik atau rencana-rencana yang
komleks, dan jika risiko kegagalan besar.
Gambar 18. Contoh PDPC
Langkah-langkah PDPC:1. Tentukan tujuan penggunaan PDPC.
2. Untuk setiap bagian rencana harus dipertimbangkan, identifikasi potensial
masalah yang mungkin akan terjadi.
3. Untuk setiap risiko yang teridentifikasi, putuskan mana yang harus
menggunakan PDPC. Masukan risiko yang teridentifikasi ke dalam
rencana, pilih beberapa risiko per bagian rencana (bisanya tiga atau
kurang)
28
4. Masukan risiko yang teridentifikasi ke dalam rencana, gunakan bentuk
kotak atau metode lain untuk memperlihatkan perbedaan risiko-risiko ini
dari bagian-bagian rencana yang lain.
5. Pada setiap risiko yang sekarang terdapat di dalam PDPC, identifikasi
tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan. Sekarang perlu ditanyakan
“bagaimana risiko ini dapat dikurangi?”. Carilah metode menghilangkan,
mengurangi atau menangani risiko tersebut.
6. Dengan cara yang hampir sama dengan tahap 3, prioritaskan tindakan
pencegahan ini dan pilihlah beberapa untuk dimasukkan ke PDPC
7. Dengan cara yang sama pada tahap 4, tambahkan tindakan pencegahan
yang telah dipilih ke dalam rencana di bawah item risiko yang tepat.
8. Persiapkan tindakan pencegahan yang telah dipilih, pastikan bahwa setiap
perubahan dalam rencana dianggap sebagai bagian normal dari rencana.
Contoh:
29
Mengurangi angka kejadian diare
Meningkatkan kebersihan lingkungan
Konsumsi makanan dan air yang bersih dan sehat
Diagnosis dan terapi yang tepat
Sumber air banyak yang tercemar
BAB di sembarang tempat
Tidak tahu caranyaMeningkatkan kebersihan diri
Pengolahan makanan yang salah
Kurangnya pengetahuan petugas medis
Tidak membuang sampah ke sungai
Membuat sumur jauh dari toilet
Membangun toilet umum yang memadai
Edukasi mengenai cara mencuci tangan
Edukasi mengenai pentingnya mencuci bahan makanan dan memasak air minum hingga matang
Penyuluhan tetang diare
Gambar 19. Contoh PDPC 27. Diagram Panah (Arrow Diagram or PERT/CPM)29
Diagram panah menunjukkan urutan tugas-tugas yang diperlukan dalam
suatu proyek atau proses, jadwal terbaik untuk seluruh proyek, dan potensi dan
sumber daya penjadwalan masalah dan solusi mereka.
30
Gambar 20 . Arrow Diagram
Arrow Diagram digunakan saat:
- Merencanakan suatu proyek atau kegiatan yang terdiri dari serangkaian
tindakan yang saling berkaitan.
- Gunakan untuk menghitung tanggal tercepat ketika proyek dapat
diselesaikan dan untuk menemukan cara untuk mengubahnya.
- Gunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko untuk
menyelesaikan proyek tepat waktu
- Dapat juga digunakan untuk menggambarkan dan memahami kegiatan
dalam proses kerja.
- Diagram yang dihasilkan berguna untuk mengkomunikasikan rencana
dan risiko untuk orang lain.
Berikut langkah-langkah pembuatan Arrow Diagram
1. Ilustrasikan urutan operasi mulai dari paling kiri, pertimbangan apa
mendahului, berikutnya apa dan mana yang paralel (bersama-sama)
2. Tuliskan/gambar persimpangan yang terjadi
3. Gambarkan garis panah dengan garis lurus berarti harus berurutan sedangkan
putus-putus berhubungan tapi masih bisa ditunggu (tidakada waktu)
4. Tuliskan nomor persimpangan
31
5. Tuliskan nama operasinya
6. Tuliskanjumlah hari/waktu yang dibutuhkan
7. Jalur kritis (tidak bisa ditunda) digambarkan dengan garis panah lebih tebal.
8. Tujuan pemecahan akhir
9. Tuliskan kondisi masalahnya
10. Siapkan rencana kerja
11. Susun instruksi kerja untuk mengantisipasi aktivitas
12. Lakukan update jika situasi berubah. Jika memang tdak ada/tidak bisa
disolusikan: berhenti
13. Gambarkan hasil akhir yang dicapai dan gunakan anak panah lebih tebal dari
atas hingga ke bawah (jalur yang digunakan)
BAB III
SIMPULAN
32
Analisis masalah merupakan hal terpenting dalam merencanakan suatu
program, sehingga dapat mengetahui intervensi apa yang dapat diterapkan. Analisis
masalah digunakan untuk merancang rencana tindakan, baik dalam menentukan
spesifikasi/jenis tindakan, keterlibatan aktor yang berkolaborasi (berperan), waktu
dalam satu siklus, identifikasi indikator perubahan peningkatan dan dampak tindakan,
cara pemantauan kemajuan, dan lain-lain.
Ada beberapa pendekatan atau alat yang dapat digunakan dalam melakukan
analisis masalah. Sehingga, nantinya perencana dapat menentukan masalah utama
dari semua permasalahan yang ada. Kegiatan yang paling penting dalam proses
analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus,
menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan
tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Kasus harus
dijelaskan sehingga perencana dapat mengetahui permasalahan yang sedang terjadi.
Setelah itu metode yang sesuai dan dapat menjawab semua permasalahan secara tepat
dan efektif dipergunakan.
Langkah-langkah melakukan analisis masalah dimulai dengan
mengidentifikasi masalah utama, kemudian pilih salah satu masalah utama untuk
dianalisis setelah mengidentifikasi seluruh masalah yang ada, tentukan masalah yang
merupakan inti dari masalah. Identifikasi sebab langsung dari masalah utama,
kemudian dilakukan penyusunan pohon masalah. Setelah itu, identifikasi akibat
langsung dari inti masalah dan buat dalam pohon masalah sehinggaakan terlihat
akibat dari masalah. Langkah terakhir adalah meninjau kembali pohon masalah untuk
memastikan sudah valid dan lengkap. Pohon tersebut harus terlihat dan memberikan
logika dari hubungan sebab dan akibat.
Dalam analisis dan pemecahan masalah, dikenal adanya tujuh alat manajemen
yang banyak digunakan. Tujuh alat itu terkenal dengan sebutan seven tools. Alat-alat
bantu ini berkembang penggunaannya di dalam proses kegiatan peningkatan mutu
33
atau pemecahan masalah yang biasa dilakukan dalam konteks QC Circle atau Quality
Improvement Team, dan lain sebagainya. Jenis-jenis alat bantu yang tergabung dalam
”The 7 QC Tools” antara lain: Diagram sebab akibat/ tulang ikan/ cause effect
diagram/ fishbone diagram/diagram Ishikawa, Diagram Pareto, Diagram Scatter,
Check Sheet, Histogram, Run Chart, dan Control Chart.
Dalam perkembangannnya, penggunaan seven tools ini menjadi sangat umum
digunakan. Kemudian beberapa praktisi merasakan kadang analisis masalah dengan
seven tools ini menjadi kurang tajam. Sehingga kemudian dikembangkan The New
Seven Tools untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada Seven Tools versi
sebelumnya. The New Seven Tools ini terdiri dari Affinity Diagram, Relation
Diagram, Matrix Diagram, Tree Diagram, Arrow Diagram, Process Decision
Program Chart, dan Matrix Data Analysis. The new seven tools merupakan alat bantu
yang digunakan untuk memetakan permasalahan, mengorganisasikan data agar lebih
mudah dipahami, serta menelusuri berbagai kemungkinan penyebab permasalahan.
Namun, harus diingat, yang harus menjadi pedoman kita sebelum
menggunakan 7 QC tools adalah EFISIEN, yakni ketepatan dalam memilih alat bantu
yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas dan EFEKTIF yaitu
penggunaan yang dilakukan dengan “benar”, sehingga persoalan menjadi lebih jelas,
mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Society for Quality, Fishbone diagram http://www.asq.org/learn
about-quality/cause-analysis-tools/overview/fishbone.html
34
2. Balanced Scorecard Institute, Basic tools for process improvement, Module 5
– Cause and Effect diagram http://www.balancedscorecard.org/files/c-
ediag.pdf
3. Ishikawa, Kaoru (1986). Guide to Quality Control. Tokyo, Japan: Asian
Productivity Organization.
4. Walton, Mary (1992) The Deming Management Method, Mercury Business
5. Public Health Infrastructure, Fishbone (Ishikawa) Diagram (Example)
http://www.phf.org/infrastructure/PublicHealthFishbone.pdf (accessed on
2/9/2012)
6. Tague, Nancy. 2004. The Quality Toolbox Second Edition. ASQ Quality
Press
7. 2005. Histograms (http://personnel.ky.gov/NR/rdonlyres/6E00B0CF-57D8-
4AD3-9265-6CAACC40570F/0/Histograms.pdf)
8. Foster, Thomas. 2010. The Tools of Quality. Pearson Education, Inc
(
http://www.csus.edu/indiv/b/blakeh/mgmt/documents/foster_ch10_4th_editio
n.ppt)
9. Admin. 2009. ABC Analisis dan Prinsip Pareto. Available online at
http://goongbusiness.com/in/article-bebas/163-abc-analisis-dan-prinsip-
pareto.html
10. Rimantho, Dino. 2010. Analisis Pareto
11. Hitoshi Kume, 1989, Metode Statistik Untuk Peningkatan Mutu, Penerbit
Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
12. Surya, P. 7 Tools of Quality and New 7 Tools of Quality. Tersedia di:
http://www.docstoc.com/docs/20608592/7-Tools-dan-New-7-Tools#
13. Ernie. Diagram Alir (Flowcharts). 2009. Tersedia di:
http://ndoware.com/diagram-alir-flowchart.html
14. Tague 's Nancy The Quality Toolbox. 2004. Second Edition. ASQ Quality
Press
35
15. Surya Putu. 2011. 7 tools and New 7 tools quality. Diunggah
http://www.docstoc.com/docs/20608592/7-Tools-dan-New-7-Tools
16. Run Charts/Time Plot/ Trend Chart. Tersedia di:
http://www.deming.edu.clemson.edu/pub/tutorials/qctools/runm.htm.
Diunduh pada tanggal 1 September 2012.
17. Poerwanto, Hendra. Control Chart. Diunduh 2 September 2012 dari
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Konsep-dan-Pengertian--Seven-
Quality-Tools-Tujuh-Alat-Manajemen-Kualitas/Control-Chart-Pengertian-
manfaat-membuat-dan-contoh-Control-Chart-Peta-kendali
18. Swarsono. 1994. Manajemen Strategi Konsep, Alat analisa dan konteks, UUP
AMP YKAN.
19. Harjito, Dydiet. 1995. Teori Organisasi Dan Tehnik Pengorganisasian. Raja
Grofandi Persada: Jakarta.
20. Ishak, Aulia. 2002. Rekayasa Kualitas. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Industri, Universitas Sumatera Utara: Medan.
21. Shahin, Arash, et.al. 2011. Proposing an Integrated Framework of Seven
Basic and New Quality Management Tools and Techniques. Iran: Department
of Management University of Isfahan.
22. Amjad, Muhammad. 2002. Aplication of Seven New Tools. Pakistan: ICQI
23. Diaz, Christopher. The New 7 Q.C. Tools (A Training Presentation on the
N7). http://sixsigmaindonesia.com/blog-ina/?p=41
24. Nancy R. Tague’s The Quality Toolbox, Second Edition, ASQ Quality Press,
2004
25. Kamajaya, Y. 7 Tools dan 7 New Tools.
Tersedia di: http://ml.scribd.com/doc/45972955/7-Tools
26. Dianmardi. 2011. New 7 Tools of Quality
blog.trisakti.ac.id/dianmardi/2011/04/19/new-7-tools-of-quality/
27. Dean, Edwin. B. 2008. Process Decision Program Chart (PDPC).
Tersedia di: http://www.oocities.org/ohcop/pdpc.html.
36
28. Straker, David. Process Decision Program Chart (PPDC): When to Use It.
Tersedia di: http://syque.com/quality_tools/toolbook/PDPC/when.htm .
Diunduh pada tanggal 1September 2012.
29. Mardi D. New 7 tools quality. 2011.
Tersedia di: http://blog.trisakti.ac.id/dianmardi/2011/04/19/new-7-tools-of-
quality/
37
Recommended