View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS STRATEGI GURU KELAS DALAM MENGHDAPI KESULITAN
MEMBACA DAN MENULIS SISWA PADA PEMEBLAJARAN
TEMATIK KELAS II DI MADRASAH IBTIDAIYYAH
AL MUNAWWARAH KOTA JAMBI
SKRIPSI
LIDYA UTARI
NIM. TPG. 161908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ANALISIS STRATEGI GURU KELAS DALAM MENGHDAPI KESULITAN
MEMBACA DAN MENULIS SISWA PADA PEMEBLAJARAN
TEMATIK KELAS II DI MADRASAH IBTIDAIYYAH
AL MUNAWWARAH KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
LIDYA UTARI
NIM. TPG. 161908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
ii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT . Taburan cinta dan kasih
sayang Mu telah memberikanku kekuatan, membekali ku dengan ilmu serta
memperkenalkan ku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan akhrinya skripsi yang sedrhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan kehariban
RasullAllah Muhammad S A W.
Kupersembahkan Karya sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi
Ibunda dan ayahanda tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa trimkasih yang tiada terhingga ku
persembahkan karya secil ini kepada ibu (Nurmala) dan Bapak (Sugeng hadi
prayetno)yang sudah memberi kasih sayang, dukungan dan ridho yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selebar kertas persembahan semoga ini
menjadi langkah awal untuk menjdaikan ku orang yanh bisa membanggakan
orang tuaku, untuk ibuk dan bapak selalu termotivasi dan selalu mendoakanku,
seallu menasehatiku serta selalu meridhoiku malalukan hal yang lebih baik
trimakasih ibuk dan bapak
Adik-adik dan orang terdekat
Sebagai tanda trimakasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk adik
kedua (Hikmawar dani) dan adik ketiga ku (Firda sari) serta orang terdekatku
nenek tersayang (Tarsinah) dan kakek tersayang (Zaini). Trimaksih telah
memberikanku motivasi besar dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini
semoga doa dan semua hal yang baik
Trimakasih
Teman-Teman
Buat teman-temanku yang selalu memberikanku motivasi, nasihat, dukungan
moral serta material yang selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini, untuk sahabat kost dan teman sekamar yang terbaik ( Istiqomah),
sahabat terbaik (Fitra sardista), sahabat dan penyemat ku (Ahmad Khodori),
team riset ku ( Cici wulandari), teman dekat ku (Suryani, Sirtum Puji
lestari,junita sari) serta teman teman kelas PGMI VIIIB
Trimaksih kepada teman-teman ku yang telah memberikan banyak hal yang tak
terlupakan
Dosen pembimbing tugas akhir
Bapak Dr . Shalahuddin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Ibuk Al Ihwanah
M.Pd.I selaku dosen pembimbing II ku hanya ucapan trimaksih dan kata
persembahan serta hasil yag baik , trimkasih yang tiada bosan membimbing dan
memberi saya motivasi sampai bisa menyelesaikan skripsi
MOTTO
﴿٨٤﴾
Artinya: Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al
Quran) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu, sekira
engkau pernah membaca dan menulis niscaya ragu orang-orang mengingkarinya. (Q.S.
Al- „Ankabut ayat 48).1
1 Al- Quran dan Terjemahan, 2007. minggu, 23 Februari 2020 WIB
ABSTRAK
Nama : Lidya Utari
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :Analisi Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi
Kesulitan Membaca dan Menulis Siswa Kelas II Pada
Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang Analisis Guru kelas dalam menghadapi
Kesulitan belajar membaca dan menulis siswa kelas II pada pembelajaran tematik
di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi. Penelitian ini berfokus pada
1). Kendala yang dihadapi guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
dan menulis 2). Strategi yang digunakan guru kelas dalam mengatasi kesulitan
membaca dan menulis pada kelas II.
Peenelitian ini mengunakan pendekatan Kualitatif dan mengunakan
metode studi kasus, subjek penelitian kepada kepala sekolah, wali kelas II, dan
juga siswa kelas II, Kemudian pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumuntasi. Teknik analisis data dilakukan
dengan tahap: 1) Mereduksi data dengan cara mencatat dan merekam data yang
didapat selama di lapangan 2). Menyajikan data dengan uraian bentuk teks naratif,
3).menyimpulkan data atau verifikasi dengan menarik kesimpulan secara garis
besar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi guru kelas
II dalam menghadapi kesulitan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran
tematik ada beberapa kendala seperti siswa sulit membedakan huruf, siswa tidak
hafal huruf abjad dan bahkan ada siswa yang masih salah memegang pensil,
dalam mengatasi kesulitan belajar memebaca dan menulis ada beberapa strategi
yang digunakan guru kelas salah satunya yaitu pengunaan metode phonic method,
Basal readers yang digunakan dalam mengatasi kesulitan membaca sedangkan
starategi yang digunakan dalam kesulitan menulis yaitu metode eja, sehingga
dalam strategi yang digunakan guru sangat membawa perubahan dalam mengatasi
kesulitan membaca dan menulis siswa kelas II di MI Al Munawwarah Kota
Jambi.
Kata Kunci: Strategi guru, Kesulitan Membaca, dan menulis, Pembelajaran
Tematik
ABSTRACT
Name : Lidya Utari
Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Title :Analysis of Class Teacher Strategies in Dealing with
Reading and Writing Difficulties of Class II Students in
Thematic Learning at Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Jambi City.
This thesis discusses the analysis of classroom teachers in dealing with the
difficulties of learning to read and write second grade students on thematic
learning in Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Jambi City. This research
focuses on 1). Obstacles faced by class teachers in overcoming difficulties in
learning to read and write 2). Strategies used by classroom teachers in overcoming
reading and writing difficulties in class II.
This research uses a qualitative approach and uses the case study method, the
subject of research to the principal, guardians of class II, and also class II students,
then the data collection is done by using the method of observation, interviews,
and domuntation. The data analysis technique is carried out in stages: 1) Reducing
the data by recording and recording the data obtained while in the field 2).
Presenting data with a narrative text form description, 3). Concluding the data or
verification by drawing conclusions in broad outline.
The results of this study indicate that the obstacles faced by class II teachers in
facing students' reading and writing difficulties in thematic learning are some
obstacles such as students having difficulty distinguishing letters, students not
memorizing the letters of the alphabet and even students who are still incorrectly
holding pencils, in overcoming learning difficulties reading and writing there are a
number of strategies used by classroom teachers, one of which is the use of the
phonic method, basal readers are used in overcoming reading difficulties while the
category used in writing difficulties is the spelling method, so that the strategies
used by the teacher bring changes in overcoming reading difficulties and writing
grade II students at MI Al Munawwarah Jambi City.
Keywords:Teacher strategy, overcoming reading, and writing difficulties.
KATA PENGANTAR
Asasalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan yang maha
penyayang yang kita tidak tahu tapai maha mengetahui kecuali apa yang dijaarkan
atas ridhonya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat beserta salam atas
Nabi Muhammad S A W pembawa pencerahan bagi manusia .
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna
mendapat gelar sarjana pendidikan pada fakultas ilmu Tarbiyah dan keguruan
UIN STS Jambi. Penulisa menyadari sepenuhya bahwa penyelesaian skripsi ini
tidak terlepas dari pihak yang memberikan motivasi baik moril maupun materil,
untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada:
dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Armida, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs .Mahluddin, M.pd.I selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr.Shalahuddin, M.Pd.I selaku Dosen pembimbing 1 dan Ibu AL
Ikhwanah,M .Pd.I selaku Dosen pembimbing II , yang telah membimbing
saya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Suryani S. Pd.I sebagai kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis untuk memperoleh data di lapangan.
6. Orang tua, keluarga dan sahabat sahabat yang telah memberikan motivasi
yang tiada henti –hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Segenap dosen serta karyawan fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN STS
Jambi
8. Teman-teman mahasiswa UIN STS Jambi khususnya Prodi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi patner diskusi dalam penyusun
skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, penulis
mengucapkan trimakasih.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan khususnya untuk
pembaca.
Wasaalamu’alaikum, Wr. Wb
Jambi, 10 Februari 2020
Penulis,
Lidya Utari
TPG.161908
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
NOTA DINAS............................................................................................. ii
PENGESAHAN.......................................................................................... iii
PERNYATAAN ORSONALITAS............................................................. iv
PERSEMBAHAN....................................................................................... v
MOTTO....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR................................................................................ vii
ABSTRAK.................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teoritik .............................................................................. 8
1. Pengertian Analisis .................................................................. 8
2. Konsep Pembelajaran .............................................................. 9
3. Pengertian Kesulitan Membaca dan Menulis .......................... 11
4. Strategi untuk mengatasi kesulitan membaca dan menulis ..... 19
5. Pengertian Guru ....................................................................... 22
6. Ciri-ciri Siswa yang Berkesulitan Membaca Dan Menulis ..... 23
7. Faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca ..................... 25
8. Peran Sekolah .......................................................................... 28
9. Pembelajaran Tematik ............................................................. 31
10. Tinjauan Kesulitan Membaca dan Menulis ........................... 32
B. Studi Relevan ............................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 37
B. Setting dan subjek Penelitian ....................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
D. Teknis Analisis Data ................................................................... 43
E. Teknik Pemeriksa Keabsahan Data ............................................. 45
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .......................................................................................... 47
B. Temuan Khusus ......................................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 75
B. Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tebel 3.1 Jadwal penelitian.................................................................................................. ..46
Tabel 4.1 Prpfil Madrash Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi........................................48
Tabel 4.2 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi...............50
Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwah Kota Jambi...................52
Tabel 4.5 Data siswa...............................................................................................................53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi..............................45
Gambar 4.2 Wawancara Penulis kepada Wali Kelas II..........................................................56
Gambar 4.3 Wawancara Penulis Kepada Kepala sekolah.......................................................58
Gambar 4.4 Wawancara penulis kepada salah satu siswa yang berkesulitan membaca..........59
Gambar 4.5 Guru menggunakan Strategi Phonic method.......................................................62
Gambar 4.6 Guru membimbing siswa melakukan strategi phonic method..............................63
Gambar 4.7 Contoh pengunaan strategi dalam mengatasi kesulitan membaca.......................64
Gambar 4.8 Starategi basal Readers yang digunakan guru ....................................................65
Gambar 4.9 Guru mengunakan strategi basal readers dalam kesulitan belajar tematik..........66
Gambar 4.10 Tulisan di buku siswa saat belajar tematik.........................................................67
Gambar 4.11 Hasil tulisan siswa yaang berkesulitan membedakan huruf...............................68
Gambar 4.12 Strategi metode eja yang digunakan guru..........................................................70
Gambar 4.13 Wawancara siswa yang berkesulutan menulis...................................................71
Gambar 4.14 Siswa dibimbing guru dengan menguarikan kata menjadi suku kata................72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Responden
Lampiran 2 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3 : Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 4 : Wawancara dengan Guru Kelas II
Lampiran 5 : Wawancara dengan Siswa Kelas II
Lampiran 6 : Lembar Observasi
Lampiran 7 : Lembar wawancara
Lampiran 8 : Dokumentasi
Lampiran 9 : Dokumentasi kegiatan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Bealakang
Salah satu penentu kualitas bangsa adalah pendidikan, selain karena
pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas
dan kreatif, juga karena pendidikan berperan penting dalam perkembangan
peradaban manusia didalamnya. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah
bangsa dengan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu
mengingatnya penting peranan pendidikan dalam kemajuan bangsa, pemerintah
mampu melakukan perbaikan dan pembaharuan secara bertahap dan terus
menerus, seperti yang terdapat dalam UU No.20 Tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan.
Pendidikan seharusnya mampu menjadikan kepribadian siswa yang lebih
baik, efesien dalam pemanfaatakn kurikulum serta mamapu menjadikan siswa
berkarakter dan mempunyai ilmu pendidikan dan mempunyai hubungan sosial
yang tinggi terhadap lingkungan sekitar dan, dapat diterapkan dala kehidupan
sehari–hari.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah, dalam pendidikan
ini banyak masalah yang terjadi seperti efektivitas,efesiensi dan standarisasi
pengajaran. Selain itu kurang kreatif para pendidik dan kurikulum yang hanya
didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan peserta
didik, hal ini juga menjadi masalah di dunia pendidikan saa ini (Made Pidarta,
2007, hal. 45).
Strategi mengajar adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana
pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2
Strategi dalam mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau
praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih
efektif dan lebih efisien. Dengan perkataan lain strategi mengajar adalah politik
mengajar di kelas mengandung pengertian bahwa setiap komponen belajar-
mengajar saling berkaitan satu sama lain.
Sistematik mengandung pengertian, bahwa langkah-langkah yang
dilakukan guru pada waktu mengajar berurutan secara rapi dan logis sehingga
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif yang akan dilakukan
oleh guru.
Strategi yang pernah dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar
membaca dan menulis siswa yaitu, dengan menggunakan media kartu kata, kartu
kalimat, dan kartu gambar. Penggunaan kartu tersebut sangat efektif dilakukan
karena ketika kartu kata diberikan siswa bisa mengejanya kemudian diberi lagi
kartu kedua yang berisi kartu kalimat, setelah siswa membaca perkalimat siswa
diberikan kartu gambar yang gambarnya tersebut berisi kalimat tersebut, jadi
ketiga kartu yang digunakan guru tersebut saling berkaitan dan cara tersebut dapat
mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pada umumnya istilah kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang
ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan,
sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi kesulitan
belajar, kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses
belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak
disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis
ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.
Menurut Mulyadi (2010) kesulitan belajar spesifik adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau bahasa tulisan, gangguan tersebut
mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna
dalam mendengarkan, berpikir, bicara, membaca, menulis, mengeja dan
berhitung.
3
Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti ganguan perseptual, luka
pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan ini tidak mencakup anak-
anak yang memiliki problem belajar (Learning Problems) yang penyebab
utamnya brasal dari hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
hambatan karena reterdasi mental, karena ganguan emosional, atau karena
kemiskinan lingkungan, budaya, ekonomi (Abdurrahman dkk, 2011, hal. 75).
Strategi yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
dan menulis yaitu pengunaan kartu kata, katu gambar dan kartu kalimat. Dalam
strtegi yang digunakan guru sangat membantu mengatasi kesulitan yang dialami
siswa, pengunaan media kartu bergambar dapat menjadikan siswa bersemangat
dengan bantuan guru.
Hasil data observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 23 mei 2019 di Madrasah Ibitidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
Tepatnya kepada wali kelas II dan beberapa siswa kelas 2 di MI Al Munawwarah
Kota Jambi, diperoleh adanya data kesulitan siswa dalam belajar membaca dan
menulis siswa yang sangat rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam satu kelas terdapat 25 orang siswa,
siswa yang mengalami kesulitan menulis berjumlah 3 orang dan siswa yang
mengalami kesulitan membaca berjumlah 3 orang. Salah satu bentuk kesulitan
membaca tersebut yaitu terlihat siswa yang belum hafal huruf abjad, serta siswa
belum bisa membedakan huruf.
Siswa yang mengalami kesulitan membaca dalam membedakan huruf
yang mirip seperti hurup (b) dengan (d), huruf (p) dengan huru (q), huruf (m)
dengan huruf (w). Mereka juga sulit membedakan huruf yang bunyinya sama
seperti huruf (f) dan (v). Dalam kesulitan membaca yang dialami siswa sangat
berkaitan erat denga n kesulitan menulis, karena siswa tidak bisa mengenali huruf
yang bentuknya mirip dan juga masih banyak siwa yang belum mengenali huruf
abjad dengan benar sehingga, dalam merangkai kalimat sangat sulit dilakukan
siswa.
Kesulitan yang dialami siswa tidak hanya susah dalam membedakan
bentuk huruf saja, tetapi ketika diminta untuk membaca siswa masih mengeja
4
perkata karena sulitnya dalam merangkai kalimat, selain itu siswa mrerasa
terbebani dengan apa yang ditugaskan oleh guru dikarenakan siswa yang
berksulitan dalam membaca ini tidak mampu mengikuti instruksi yang diberikan
oleh guru, misalnya semua siswa diharapkan untuk membaca buku, namun pada
siswa yang berksulitan belajar membaca ini merasa kebingungan dalam membaca
soal ataupun menjawab soal.
Siswa yang berkesulitan dalam menulis mereka tidak bisa menjawab soal
dan menuliskannya di dalam buku tulis mereka, ketertinggalan inilah yang
nantinya membuat siswa ini tidak mendapat nilai yang sesuai dan tidak dinaikkan
kelas. Oleh karena itu strategi guru kelas untuk mengatasi kesulitan belajar
membaca dan menulis pada siswa sangat mempengaruhi keberhasilan siswa
khususnya di kelas II Madrasah Ibtidaiyyah Al Munawwarah Kota Jambi.
Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan pembelajaran
terpadu. Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di sekolah dasar
mengarah pada penggabungan dari webbed model jaring laba laba dan integritas
model terpadu.Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakna pada siswa
(Depdiknas dalam Trianto, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
membaca dan menulis masih kurang efektif dan belum optimal, karena masih saja
ada anak yang berkesulitan dalam membaca dan menulis padahal guru sudah
menggunakan berbagai macam strategi namun strategi guru nyatanya belum
sepenuhnya bisa mengkondisikan siswa yang kesulitan dalam membaca dan
menulis sebaiknya guru lebih memperhatikan lagi perihal strategi yang harus
dipersiapkan untuk anak yang kesulitan dalam belajar khususnya membaca dan
menulis .
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, yakni terkait
dengan kesulitan membaca pada siswa kelas II maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul Analisis Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Kesulitan
5
Membaca Dan Menulis Siswa Kelas II Pada Pembelajaran Tematik di
Madrasah Ibtidaiyyh Al Munawwarah Kota Jambi.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukakan di atas
maka untuk memudahkan penelitian lebih lanjut penelitian akan memfokuskan
penelitianya sebagai berikut :
1. Penelitian ini di laksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah kota
Jambi.
2. Penelitian ini berfokus pada kelas 2 semester 1 tema hidup rukun subtema
hidup rukun di rumah.
3. Kendala yang dihadapi guru kelas untuk mengatasi kesulitan membaca
dan menulis siswa.
4. Strategi guru kelas untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca dan
menulis.
C.Rumusan Masalah
1. Apakah Kesulitan yang dihadapi Guru Kelas II dalam mengatasi kesulitan
membaca dan menulis?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan guru kelas dalam mengatasi kesulitan
membaca siswa pada pembelajaran tematik?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan guru kelas dalam mengatasi kesulitan
menulis siswa pada pembelajaran tematik?
D.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumus masalah diatas, maka peneliti ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi guru kelas dalam
mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan guru kelas dalam menghadapi
kesulitan membaca siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
6
3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan guru kelas dalam menghadapi
kesulitan menulis siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang hala –hal
berkaitan dengan peranan atau strategi guru dalam mendidik mengatasi
anak kesulitan dalam membaca, karena melihat realita yang ada secara
langsung akan memudahkan untuk mengkaji masalah tersebut sehingga
dapat mengambil manfaat dari penelitian ini .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah dan kepala sekolah
Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, pencapaian prestasi belajar
meningkat. Serta mendapatkan peningkatan terutama dalam keterampilan
membaca.
b.Bagi Guru
1. Hasil penelitian ini, dapat diterapkan langsung oleh guru Madrasah
Ibtidaiyah Kota Jambi untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
Menulis pada kelas II .
c. Bagi Siswa
1. Meningkatkan hasil belajar
a) Mendapatkan pengalaman belajar membaca dengan cara yang
lebih mudah pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
d. Bagi peneliti lain
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk penulisan
skripsi yang sedang dikerjakan dan sebagai referensi serta peneliti
lain bisa mendapatkan ide baru untuk menambah wawasan.
7
2) Bagi peneliti lain semoga skripsi ini bermanfaat untuk dijadikan
contoh dalam menyelesaikan skripsi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kajian Teoritik
1. Pengertian Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (Depdiknas, 2005, hal 54).
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti,
menguraikan, membedakan memilih suatu untuk dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitan lalu ditafsirkan
maknanya.
Menurut Spradley (Sugiono, 2015. Hal 335) mengatakan bahwa
analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola, selain itu
analisis merupakan cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian hubungan antar
bagian dan hubungan dengan keseluruhan.
Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau
fokus kajian bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan atau tatanan
bentuk suatu yang terurai itu tampak dengan jelas, dan karenanya bisa
secara lebih terang tetangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti
pakarnya (Satrio dan Komariah, 2014, hal.2001).
Nasution dalam sugiono (2015, hal. 334) melakukan analisis
adalah pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Tidak ada cara tertentu
yang dapat mengadakan analisis, sehingga setiap penelitian harus mencari
sendiri metode yang disarankan cocok dengan sifat penelitian dan bahan
yang sama bisa diklarifikasikan berbeda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa anaalisis merupakan penguraian
suatu pokok secaraa sitematis dalam menentukan bagiaan, hubungan antar
bagian, serta hubungnya secara menyeluruh untuk memperoleh pengertian
dan pemahaman yang tepat dengan menggunkan metode atau strategi
tertentu.
9
2. Konsep Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni (art)
melaksanakan strategem yaitu siasat atau rencana, sedangkan
menurut Reber mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan
yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan maslah
atau mencapai tujuan. (Djamarah, 2015-2016, hal, 26).
Strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan
secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
Menurut (Sanjaya Wina, 2014, hal.73) istilah strategi,
sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks
dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar
mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan yang dimaksud
tampak dipergunakan dan atau dipercayakan guru, peserta didik di
dalam bermaam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka
konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak
rentetan perbuatan guru peserta didik di dalam peristiwa belajar
mengajar.
Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang
membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara
fundamental.
Istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah
model-model mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru peserta
didik dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu,
dinamakan prosedur instruksiona (Hartnote, 2015).
Strategi layanan bimbingan terhadap anak yang mengalami
kesulitan belajar membaca sekurang-kurangnyadapat dibedakan
dengan dua cara pendekatan dalam menggariskan layanan strategi
bimbingan, yaitu :
10
1) Strategi layanan berdasarkan kategori kasus dan sifat
permasalahannya sesuai, dengan sifat permasalahannya layanan
bimbingan diberikan kepada siswa sebagai individual dan dapat pula
diberikan pula kepada individu dalam situasi kelompok.
Layanan bimbingan kelompok, diselenggarakan apabila terdapat
sejumlah individu yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
yang serupa atau terdapat masalah yang dialami oleh individu namun
menyangkut keperluan adanya hubungan orang lain (kerjasama,
toleransi, tenggang rasa, loyalitas, demokrastis, dan interaksi sosial
lainnya). Bimbingan dapat dilangsungkan secara formal seperti
diskusi, ceramah, remedial teaching, sosio drama, dan lain
sebagainya.
2) Layanan bimbingan individual
Layanan bimbingan individual akan lebih tepat digunakan kalau
permasalahan yang dihadapi individu itu lebih bersifat pribadi dan
memerlukan proses-proses melakukan pilihan, pengambilan
keputusan yang menuntun kesadaran, pemahaman penerimaan,
usaha dan aspek emosional, moralitas, kesulitan belajar (membaca,
menulis, dan sebagainya) yang memerlukan ketekunan dan usaha
atau pelatihan yang seksama dari individu yang bersangkutan
(Zainuddin ,1992, hal. 24).
3. Strategi bimbingan melalui kegiatan kelas
Setiap guru adalah petugas bimbingan, merupakan slogan dari
straegi ini, serta menjiwai seluruh pemikiran dan praktik layanan
sehingga bimbingan dapat dianggap terjadi dari menit ke menit, jam
ke jam, dan hari ke hari di setiap kelas dari tiap sekolah.
Bimbingan berlangsung secara bersinambung sebagai suatu
pengaruh yang memberikan pengarahan yang menyenangkan bagi
pembinaan perilaku sosial, keefektifan pribadi dalam hidup sehari-
hari, kemajuan dan kompetisi akademis, serta pembinaan sikap dan
nilai. Dalam praktinya strategi bimbingan ini sangat bergantung pada
11
minat dan kemampuan pribadi guru kelas yang bersangkutan ( Farida
Rahim, 2005. hal 2).
Strategi bimbingan melalui layanan khusus yang bersifat
suplementer. Bimbingan dilakukan oleh petugas khusus dan
ditujukan guna mengatasi masalah poko secara terpilih. Bimbingan
yang lebih bersifat bantuan diberikan kepada siswa sebagai individu
dalam mengambil keputusan, mengadakan pilihan, atau menemukan
pengarahan dalam situasi-situasi khusus tertentu seperti perencanaan
dan persiapan karier pendidikan.
Strategi bimbingan sebagai suatu proses yang komprehensif
melalui kegiatan keseluruhan kurikulum dan masyarakat (Sabarti
Akhadiah, dkk., 1992/1993, hal. 31).
3. Pengertian Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis
a) Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah kesulitan atau gangguan yang dialami
seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar tertentu sebagai
akibat dari terganggunya sistem saraf pusat yang terkait, atau pengaruh
tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan ini ditandai oleh
kesenjangan antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan
yang ditunjukannya dalam mempelajari bidang tertentu.
The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD),
mendefinisikan kesulitan belajar adalah istilah generik yang mengacu
kepada sekelompok gangguan yang heterogen, yang muncul dalam
bentuk berbagai kesulitan dalam mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, member penalaran, atau kemampuan matematika, baik dalam
perolehanmaupun penggunaannya. Gangguan ini bersifat intrinsik
artinya berada dalam diri individu bersangkutan, dan dianggap
disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem saraf pusat. Meskipun
kesulitan belajar mungkin muncul bersamaan dengan kondisi kecacatan
yang lain (seperti gangguan sensori, cacat mental, gangguan sosial dan
12
emosi) atau pengaruh lingkungan (seperti perbedaan budaya,
pengajaran yang tidak tepat, dll), kesulitan belajar bukan merupakan
akibat atau pengaruh langsung dari faktor-faktor tersebut. (Lewis, 1988,
hal. 258-359).
Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-
faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan
faktor yang lain dalam memunculkan kesulitan belajar. Osman (1979)
menyebutkan sedikitnya ada 9 faktor yang berperan baik langsung
maupun tidak langsung dalam memunculkan kesulitan belajar, yaitu:
intelegensi, ketidaksempurnaan sensori, tingkat keaktifan dan
kemampuan memusatkan perhatian, memar otak dan fungsi otak yang
minimal, faktor keturunan, ketidakmatangan atau kematangan yang
terlambat, faktor emosi, faktor lingkungan, dan faktor pendidikan.
Gejala-gejala kesulitan belajar dapat muncul dalam tiga bidang utama,
yaitu: bahasa dan pengembangan konsep, keterampilan perseptual, dan
manifestasi perilaku.
Identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk
menandai munculnya gejala kelainan atau kesulitan. Tujuan utama
identifikasi adalah menemukan adanya gejala kelainan atau kesulitan,
yang kemudian akan dijadikan dasar untuk mengambil langkah
selanjutnya, yang biasanya berupa assesment yang lebih akurat dan
sistematis. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai prosedur yang
mampu membuat guru tanggap terhadap kelainan atau kesulitan yang
muncul pada diri anak. (Mc Loughlin, J.A. & Lewis, R.B, 1981). Agar
dapat melakukan identifikasi gejala kesulitan dalam belajar membaca
menulis permulaan, guru harus menguasai kemampuan yang dituntut
dalam membaca menulis permulaan serta berbagai jenis kesulitan yang
mungkin dialami murid dalam usaha menguasai kemampuan tersebut.
Di samping itu, guru harus dapat mengenal gejala-gejala yang
merupakan indikator dari adanya kesulitan.
13
b) Pengertian Kesulitan Belajar Membaca
Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia
(dyslexia). Perkataan disleksia berasal dari bahasa yunani yang artinya
kesulitan membaca, ada nama–nama lain merajuk kesulitan belajar
membaca, yaitu corrective readers dan rmedial readers (Hallahan
dkk, 1985, hal. 202). Sedangkan kesulitan belajar membaca yang berat
sering disebut Alexia (Lerner, 1981, hal. 295).
Menurut (Martini,2013, hal. 23) kesulitan belajar membaca sering
didefinisikan sebagai suatu gejala kesulitan dalam mempelajari
komponen-komponen kata dan kalimat. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar membaca mengalami satu atau lebih kesulitan dalam
memproses infromasi. Anak berkesulitan belajar membaca sering
memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak wajar. Mereka sering
memperlihatkan adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan
seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau
menggigit bibir.
Menurut Mercer (2015) ada empat kelompok karakteristik
kesulitan belajar, yaitu berkenaan dengan 1) kebiasaan membaca, 2)
kekeliruan mengenal kata, 3) kekeliruan pemahaman, dan 4) gejala-
gejala serbaaneka Pada umumnya “kesulitan” merupakan suatu
kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih
giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar membaca dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar membaca
yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin
juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat
sosiologis, psikologis ataupun pisiologis dalam keseluruhan proses
belajarnya
Menurut Mulyadi (2010) kesulitan belajar membaca pada dasarnya
suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah
14
laku baik secara langsung atupun tidak langsung. Sesuai dengan
pengertian kesulitan belajar sebagaimana dikemukakan di atas, maka
tingkah laku yang dimanfestasikan ditandai dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu.
Menurut Turkeltaub (2005, hal. 103) kesulitan belajar spesifik
adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau
bahasa tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam
bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau menghitung.
Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti gangguan
perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
Batasan ini tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema
belajar (learning problems) yang penyebab utamanya berasal dari
hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan
karena retardasi mental, karena gangguan emosional, atau karena
kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.
Adapun kesulitan kesulitan yang dihadapi siswi dalam kesulitan
membaca tersebut antara lain:
1. Kurang mengenali huruf
Ketidak mampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis
seringkali dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar
/ kapital dan huruf kecil.
2. Membaca kata demi kata
Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca
sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini
disebabkan oleh :
(a) gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)
(b) gagal memahami makna kata
(c) kurang lancar membaca.
15
3. Pemparafase yang salah
Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti
membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda
baca, khususnya tanda koma.
4. Miskin pelafalan
Ketidak tepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi-
bunyi bahasa (fonem).
5. Penghilangan
Penghilangan yang dimaksud adalah menghilangkan (tidak dibaca)
kata atau frasa dari teks yang dibacanya. Biasanya disebabkan
ketidakmampuan anak mengucapkan huruf-huruf yang membentuk
kata.
6. Pengulangan
Kebiasaan anak mengulangi kata atau frasa dalam membaca
disebabakan oleh faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf,
bunyi, atau rendah keterampilannya.
7. Pembalikan
Beberapa anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan
orientasi dari kanan ke kiri. Kata nasi dibaca isan. Selain itu,
pembalikan juga dapat terjadi dalam membunyikan huruf-huruf, misal
huruf b dibaca d, huruf p dibaca g. Kesulitan ini biasanya dialami oleh
anak-anak kidal yang memiliki kecenderungan menggunakan orientasi
dari kanan ke kiri dalam membaca dan menulis.
8. Penyisipan
Kebiasaan anak untuk menambahkan kata atau frase dalam kalimat
yang dibaca juga dipandang sebagai hambatan dalam membaca,
misalnya, anak menambah kata seorang dalam kalimat “anak sedang
bermain”.
16
9. Penggantian
Kebiasaan mengganti suatu kata dengan kata lain disebabkan
ketidakmampuan anak membaca suatu kata, tetapi dia tahu dari makna
kata tersebut. Misalnya, karena anak tidak bisa membaca kata
mengunyah maka dia menggantinya dengan kata makan.
10. Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk dan menggerakkan kepala
Kebiasaan anak menggerakkan bibir, menggunakan telunjuk dan
menggerakan kepala sewaktu membaca dapat menghambat perkembangan
anak dalam membaca.
11. Kesulitan konsonan
Kesulitan dalam mengucapkan bunyi konsonan tertentu dan huruf yang
melambangkan konsonan tersebut.
12. Kesulitan vokal
Dalam bahasa Indonesia, beberapa vokal dilambangkan dalam satu
huruf, misalnya e selain melambangkan bunyi e juga melambangkan
bunyi é (dalam kata keras, kepala, kerang, telah dan sebagainya) huruf-
huruf yang melambangkan beberapa bunyi seringkali menjadi sumber
kesulitan anak dalam membaca.
13. Kesulitan kluster, diftong dan digraf
Dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai adanya kluster (gabungan dua
konsonan atau lebih), diftong (gabungan dua vokal), dan digraf (dua huruf
yang melambangkan satu bunyi). Ketiga hal tersebut merupakan sumber
kesulitan anak yang sedang belajar membaca.
14. Kesulitan menganalisis struktur kata
Anak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali suku kata yang
membangun suatu kata. Akibatnya anak tidak dapat mengucapkan kata
yang dibacanya.
15. Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara
mengucapkannya
17
Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata, kurangnya
penguasaan struktur kata dan penguasaan unsur konteks (kalimat dan
hubungan antar kalimat).
c) Pengertian kesulitan Menulis
Kesulitan menulis dikenal juga dengan disgrafia. Disgrafia merupakan
istilah yang merajuk pada ganguan spesifik dalam menulis, yang
diwujudkan dalam bentuk minimnya keterampilan menulis, yang meliputi
ekspresi, kejelasan akurasi, dan ejaan.
Menurut DSM IV (APA, 2000) seorang anak dikatakan memiliki
kesulitan belajar menulis adalah kemampuan menulis yang ditunjukkan
berada di bawah usia anak yang sebenarnya. Dalam DSM IV juga
digambarkan bahwa masalah utama yang terdapat pada anak berkesulitan
belajar termasuk kesulitan belajar menulis adalah anak sulit
mengorganisasikan ide, tata bahasa keliru, ejaan kacau, tulisan tangan
buruk, anak berkesulitan belajar kurang halus dibandingkan teman
sebayanya yang normal, tulisan anak berkesulitan belajar menulis kurang
halus dari segi tata bahasa, kurang koheren, kurang luas, dan kurang
efektif Graham & Harris (200, hal. 131).
Soemarmo Markam (1989:7) menulis adalah mengugkapkan
bahasa dalam bentuk symbol gambar. Menulis adalah suatu aktivitas
kompleks, yang mencakup gerakan lengan , tangan, jari,dan mata secara
terintegrasi. Menulis juga terkait dengan pemahaman bahasa dan
kemampuan bicara
Kesulitan menulis adalah keslulitan kesulitan mengekpresikan
pikiran prasaan dan ide dalam bentuk lambang lambang. Proses belajar
menulis melibatkan rentang waktu yang panjang dan tidak dapat
dilepaskan kaitannya dengan proses belajar berbicara dan membaca.
Pelajaran menulis mencakup :
1. Menulis dengan tangan!
2. Mengeja!
3. Menulis ekspresi!
18
Para ahli menyarankan agar anak diajar imenulis terlebih dahulu
dengan menuli shuruf sambung, berikut ketiga alasan kenapa anak
disarankan belajar huruf sambung terlebih dahulu (Mulyasa, 2012,
hal.105). Menulis dengan huruf sambung lebih cepat karena tidak ada
gerakan pensil yang terhenti untuk tiap huruf.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan anak untuk
menulis anatar lain:
1) Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami gangguan atau kesulitan dalam menulis (tulisannya tidak jelas,
terputus-putus atau tidak mengikuti garis).
2) Perilaku
Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan,
dapatmenyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis.
3) Persepsi
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan
dalam menulis. Jika persepsi visualnya yang tergangu, anak mungkin akan
sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti d
dengan b, p dengan q, dan lain-lain. Namun jika persepsi auditorisnya
yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan menulis kata-
kata yang diucapkan oleh guru.
4) Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya
kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang
akan ia tulis.
5) Kemampuan melaksanakan cross modal
Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut kemampuan
mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
6) Penggunaan tangan yang dominan
Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal, tulisannya juga
sering terbalik-balik dan kotor.
19
Jika anak tidak memiliki kemampuan untuk memahami instruksi dapat
menyebabkan anak sering keliru menulis kata-kata yang sesuai dengan
perintah guru kesulitan belajar menulis sering disebut juga dengan istilah
disgrafia disgraphia.
Jordon dikutip dalam Hallahan dkk, 1985 dalam Mulyono
(2003:227). Kesulitan belajar menulis yang berat disebut juga disgrafia.
Disgrafia menunjuk pada adanya ketidak mampuan mengingat cara
membuat huruf atau simbol-simbol matematika.
Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau
disleksia dyslexia karena jenis kesulitan tersebut sesungguhnya sangat
terkait. Mulyono (1003:228). Kesulitan belajar menulis sering dikaitkan
dengan cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk
bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu (1) sudut pensil terlalu
besar, (2) sudut pensil terlalu kecil, (3) menggenggam pensil, (4)
menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret. (Hornsby, 1984 dalam
Mulyono, 2003:228). Jenis memegang pensil yang terakhir menyeret
pensil adalah khas bagi anak kidal.
4. Strategi Pembelajaran Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
dan Menulis
a). Strategi Pembelajaran untuk mengatasi Kesulitan belajar
membaca
Meteode pengajaran bagi anak berkesulitan membaca yang dibicarakan
pada bagiaan ini, yaitu metode:
1) Metode Fernald
Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran
membaca multisensoris yang dikenal pula sebagai metode VAKT
(visual, auditory, kinesthetic, and tactile). Metode ini
menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang
diucapkan oleh anak, dan tiap kata yang diajarkan secara utuh
20
metode ini memiliki empat tahapan pertama, guru menulis kata
yang hendak dipelajari diatas kertas dengan krayon. Selanjutnya
anak menulusuri tulisan tersebut dengan jarinya (tactile and
konesthetic). Pada saat menelusuri tulisan tersebut, anak melihat
tulisan (visual), dan mengucapkanya dengan keras (auditory).
Proses semacam ini diulang-ulang sehingga anak dapat menulis
dan membaca dengan benar, bahan bacaan tersebut disimpan. Pada
tahapan kedua, anak tidak terlalu lama diminta menelususri tulisan-
tulisan dengan jari, tetapi mempelajarai tulisan tulisan guru dengan
melihat guru menulis, sambil mengucapkanya.
Anak-anak mempelajari kata-kata baru pada tahapan ketiga
dengan melihat tulisan yang ditulis di papan tulis atau tulisan
vetak, dan mengucapkan kata tersebut sebelum menulis. Pada
tahap ini anak mulai baca tulisan. Pada tahapan keempat, anak
mampu mengingat kata-kata yang dicetak atau bagisn – bagian
dari kata yang telah dipelajari.
2) Metode Gillingham
Metode Gillingham ini merupakan pendekatan terstruktur
taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran selama dua
tahun. Aktifitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi
huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. anak menggunakan
teknik menjiplak untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-
bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program
fonik diselesaikan.
3) Metode Analisis Glass Abdurrahman
Metode ini merupakan suatu metode pengajaran melalui
pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Metoe ini
bertolak dari asumsi yang mendasari membaca sebagai
pemecahan sandi atau kode tulisan. Ada dua asumsi yang
mendasari asumsi ini (1) Proses pemecahan sandi decoding dan
21
Membaca Reading merupakan kegiatan yang berbeda. (2)
pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi
didefenisiskan sebagai menetukan bunyi yang berhubungan
dengan suatu kata tertulis secara tepat. Membaca didefenisiskan
sebagai menurunkan makna dari kata-kata yang berbentuk
tulisan, jika anak tidak dapat melakukan pemecahan sandi
tulisan secara efesien, maka mereka tidak akan belajar
membaca.
Lerner (1988: 386), Glas mengemukakan adanya empat
langkah dalam mengajarkan kata, yaitu :
a) Mengidentifikasi keseluruhan kata, hurup, bunyi
kelompok – kelompok huruf .
b) Mengucapkan bunyi – bunyi kelompok huruf dan huruf
c) Menyajikan kepada anak, huruf atau kelompok huruf dan
meminta untuk mengucapkanya.
d) Guru mengambil beberpa hurup pada kata tertulis dan
anak diminta mengucapkan huruf yang masih tersisa.
b.Strategi pembelajaran untuk mengatasi kesulitan Menulis
Beberapa metode pengajaran menulis bagi anak berkesulitan
belajar yang dibicarakan pada bagian ini, yaitu metode:
1. Metode Kata Lambang
Metode kata lambang dimulai mengajar dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Mengenalkan kata.
b) Merangkai kata antar suku kata.
c) Menguraikan suku kata atas huruf –hurufnya .
d) Menggabungkan huruf menjadikan kata Djauzaki, 1996,
hal. 56).
2. Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis
dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bwah gambar.
22
Menguraikan kalimat dengan kat-kata, menguraikan kata-kata
menjadi suku kata (Djauzak, 1996, hal .6).
3. Metode Eja
Metode eja didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya
belajara membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang
dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran
dimulai dari pengenalan huruf–huruf. Demikian halnya dengan
pengajaran menulis dimulai dengan huruf lepas, dengan langkah –
langkah sebagai berikut
1. Menulis huruf lepas.
2. Merangkai huruf lepas menjadi kata.
3. Merangkai suku kata menjadi kata .
4. Menyususn kata menjadi kalimat (Djauzaki, 1996, hal. 4).
5. Pengertian Guru
Secara umum guru dapat diartikan sebagai orang yang memiliki
tanggung jawab mendidik. Secara khusus guru dapat diartikan sebagai
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif,
kognitif, dan fisikomotorik (Ahmad, 1992, hal. 74).
Guru adalah sosok yang dipercaya ucapanya dan ditiru
tindakanya. Oleh karen aitu menjadi guru berarti harus mempunyai
wibawa, citra, keteladanan, interitas dan kemampuannya. Guru tidak
hanya mengajar di kelas tetapi juga mendidik, membimbing, dan
menuntun serta membentuk karakter peserta didik menjadi baik.
Guru adalah pendidik propesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Orang yang disebut guru adalah orang
yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta
mamapu menata dan mengolah kelas agar agar peserta didik dapat belajar
23
dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan (Siti azizah, 2014, hal. 13).
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus sebagai seorang guru dalam mendidik anak didik, untuk
mengetahui siapa guru itu maka dala hal ini perlu mengaji tentang arti
guru yang dikemukakan oleh para pakar ahli pendidikan. Menurut
zakiah Darajat mengartikan bahwa guru adalah pendidik profesional,
karena secara implisit telah merelakan menerima dan memikul sebagai
tanggung jawab yang terpikul di pundak orang tua (Zakiah Derajat,
2002, hal. 39).
Menurut Dr.Syeh Hossein Nasr dalam Azyumardi Azra, guru
sebagai figur sentral dalam pendidikan, haruslah dapat diteladani
akhlaknya di samping kemampuan keilmuanya dan akademisnya.
Selain itu guru haruslah mempunyai tanggung jawab dan keagamaan
untuk mendidik anak didiknya menjadi orang berilmu dan berakhlak
(Suparlan, 2006, hal.7).
6. Ciri-Ciri Siswa Berkesulitan Belajar Membaca dan Menulis
a. Ciri-ciri Siswa Berkesulitan Belajar Membaca
Menurut Hargove dan Poteet Anak yang mengalami kesulitan
belajar membaca memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiliki kekurangan dalam diskriminasi penglihatan,
2) Tidak mampu menganalisis kata menjadi huruf-huruf,
3) Memiliki kekurangan dalam memori visual,
4)Memiliki kekurangan dalam melakukan diskriminasi auditoris,
5)Tidak mampu memahami sumber bunyi,
6)Kurang mampu mengintegrasikan penglihatan dan pendengaran,
7)Kesulitan dalam mempelajari asosiasi simbol-simbol irreguler
(khusus yang berbahasa inggris),
8)Kesulitan dalam mengurutkan kata-kata dan huruf-huruf,
9)Membaca kata demi kata-kata,
24
10) Kurang memiliki kemampuan dalam berpikir konseptual.
Anak yang memiliki kesulitan belajar membaca mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Membaca secara terbalik tulisan yang dibaca, seperti : duku dibaca
kudu, d dibaca b, atau p dibaca q,
2) Menunjuk setiap kata yang sedang dibaca,
3) Menelusuri setiap baris bacaan ke bawah dengan jari,
4) Menggerakkan kepala, bukan matanya yang bergerak.
5) Menempatkan buku dengan cara yang aneh.
6) Menempatkan buku terlalu dekat dengan mata.
7) Sering melihat pada gambar, jika ada
8) Mulutnya komat-kamt waktu membaca
9) Membaca kata demi kata
10)Membaca terlalu cepat
11)Membaca tanpa ekspresi
12)Melakukan analisis tetapi tidak mensistensiskan
13)Adanya nada suara yang aneh atau tegang yang menandakan
keputusan.
b. Ciri-Ciri Siswa Berkesulitan Belajar Menulis
1) Terdapat ketidak konsitenaan bentuk huruf dalam tulisannya,
2) Saat menulis, pengunaan huruf besar dan huruf kecil masih
tercampur
3) Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisanya tidak proposional
4) Anak tampak harus berusha keras saat mengkomunikasikan suatu
ide, pengetahuan atau pemahamannya lewat tulisan
5) Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mentap , caranya
memegang alat tulis seringkali terlalu dekat dengan kertas
6) Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah
terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis
7) Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat
dan proporsional
25
8) Tepat mengalami kesulitan meskipun hanya diminta contoh tulisan
yang sudah ada.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca dan Menulis
a) Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan
membaca
Menurut Deded Koswara (2013) banyak faktor yang memengaruhi
kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca
permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemhaman). Adapun
faktornya yaitu sebagai berikut :
1) Faktor fisiologis
Faktor ini mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntungkan bagi nak untuk belajar, khususnya
belajar membaca. Gangguan pada allat bicara, alat pendengaran,
dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar
membaca anak. Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat
penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar
membaca.
Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan
mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf,
angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa
membedakan b, p, dan d.
2. Faktor intelektual
Faktor Intelektual atau istilah intelegensi didefinisikan oleh
Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari
pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponnya secara tepat. Secara umum, intelegensi anak tidak
sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam
membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur,
26
dan kemampuan guru juga turut memengaruhi kemampuan
membaca permulaan anak.
3. Faktor lingkungan
Faktor liingkungan ini juga memengarui kemajuan kemampuan
memebaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup latar belakang
dan pengalaman siswa di rumah serta sosial ekonomi keluarga
siswa.
4. Faktor Psikologis
Faktor ini juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak
adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat,
kematangan sosial, emosi dan penyesuain diri.
5. Faktor penyelenggaraan pendidikan
Faktor ini yang kurang tepat, faktor ini berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut: (1) harapan guru yang terlalu tinggi tidak sesuai
dengan kemampuan anak, (2) pengelolaan kelas yang kurang
efektif, (3) guru yang terlalu banyak mengeritik anak, (4)
Kurikulum yang terlalu padat, sehingga hanya dapat dicapai oleh
anak yang berkemampuan tinggi.
Menurut Syafi‟i (Farida Rahim, 2005: 2) Ada beberapa faktor yang
dapat menghambat minat baca pada anak antara lain adalah28 :
1. Hambatan dari lingkungan keluarga, bisa dikarenakan orang tua
tidak suka membaca hal inilah yang menjadi masalah jika orang tua
sendiri tidak menyukai kegiatan membaca tentu saja hal ini akan
berdampak buruk pada proses pendidikan dan pembelajaran anak,
karena merekalah guru pertama anak. Pada dasarnya anak akan
mencontoh apa-apa yang biasa dilakukan dan diajarkan
orangtuanya dan tidak memberi contoh serta kurangnya waktu
orangtua bersama anak, biasanya hal ini disebabkan orangtua yang
sibuk dengan urusan pekerjaan saking sibuknya dengan pekerjaan
sampai anaknya diserahkan kepada pembantu atau baby sister Bob
Harjanto,(2013).
27
2. Hambatan dari lingkungan Sekolah, sekolah menganggap
pelajaran membaca tidak lagi dianggap penting, padahal anak-
anak sangat perlu untuk senantiasa memanaskan otak dan
menumputi sedikit demi sedikit remah-remah pengetahuan
kesempatan. Dan sungguh ironis, di lembaga pendidikan yang
paling diandalkan dalam hidup, yakni sekolah, justru aktivitas
membaca lagi ditampilkan sebagai sesuatu yang menyenangkan
dan menghibur mereka.
3. Hambatan dari lingkungan Masyarakat, masyarakat sendiri
memang banyak yang belum paham bahwa membaca itu penting
dan menjadi kunci kemajuan bersama, efeknya orang masih
memandang aneh pada siapapun yang memegang buku dan
membaca di tempat umum.
4. Hambatan dari keterbatasan akses atas buku, sebenarnya harga
buku di indonesia masih wajar jadi terasa mahal karena daya beli
masyarakat yang memang rendah dengan adanya harga buku yang
mahal tersebut orang tua malas membeli buku apalagi bagi
mereka yang ekonominya pas-pas, namun hal ini bisa disiasati
dengan membeli buku bekas yang murah, rajin berkunjung
keperpustakaan, atau bisa saja menyewa buku di tempat-tempat
persewaan yang baik.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan menulis
1.Lingkungan keluarga
Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang
memberikan makan lisan dari benda benda yang ada di
sekitarnya, keberhasilan anak sekolah pada dasarnya dapat
ditentukan pada apa yang dilakukan dirumah, dorong serta
rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu untuk
membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan anak
acara memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar
supaya anak memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah
28
2. Lingkungan sekolah
Adanya pengunaan metode pengajaran yang kurang tepat
sehingga timbul permasalahan dalam proses pembelajaran
menulis anak, materi-materi yang dijarakan belum tepat, belum
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa sekolah
dasar kelas 2 guru kurang memahami keinginana siswa siswa
yang benar benar malas belajar menulis.
8. Peran sekolah dalam pemberian bimbingan untuk siswa berkesulitan
belajar membaca dan Menulis
Ketika di sekolah teridentifikasi ada anak yang mengalami kesulitan
belajar, hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab guru sendiri, tetapi
harus menjadi tanggung jawab semua warga sekolah, karena anak akan
mengikuti proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas namun anak akan
mengikuti pembelajaran di lingkungn sekolah dengan semua teman yang
ada di sekolah.
Peran sekolah dalam menangani anak berkesulitan belajar meliputi :
a. Menetapkan kebijakan atau regulasi untuk anak berkesulitan belajar di
sekolahnya. Sekolah dapat menetapkan sampai batas mana anak
berkesulitan belajar dapat di tangani di sekolah, dengan memperhatikan
hasil identifikasi dan asesmen, ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung. Berdasarkan hal tersebut sekolah menetapkan standar pelayanan
untuk anak berkesulitan belajar yang ada di sekolah.
b. Menetapkan prosedur penanganan anak berkesulitan belajar, pada tahap
pertama sekolah membentuk standar pelayanan untuk anak sendiri. Namun
kalau permasalahannya lebih mendalam dan menyangkut aspek yang lebih
luas lagi, maka selayaknya tugas guru hanya membuat rekomendasi kepada
para ahli yang berkompeten pada bidang tersebut. berkesulitan belajar, pada
tahap pertama sekolah membentuk tim bersama guru pembimbing khusus
untuk menangani anak berkesulitan belajar atau untuk berkebutuhan khusus.
29
Tim yang telah dibentuk di sekolah selanjutnya menetapkan prosedur
penangan sebagai berikut: (1)Tim menetapkan instrumen standar
identifikasi dan asesmen anak berkesulitan belajar yang akan digunakan, (2)
Tim menugaskan guru-guru yang telah terlatih untuk menjadi asesor dalam
pelaksanaan identifikasi dan asesmen, (3)Tim melakukan analisis dan
tafsiran hasil identifikasi dan asesmen dikaji ulang bersama pimpinan
sekolah, guru kelas, dan orang tua siswa. setelah dipahami oleh semua pihak
dan mengetahui pembagian tugas dan perang masing, rekomendasi tersebut
disyahkan oleh kepala sekolah, (5)Guru kelas bersama-sama dengan tim dan
gurupembimbing khusus penyusus program pembelajaran dan evaluasi, (6)
Menetapkan standar kurikulum dan penilaian. Kurikulum adaah seperangkat
rencana atau pengaturan pelaksanaan atau pembelajaran, yang didalamnya
mencakup tujuan, konten atau materi, proses dan evaluasi. Tujuan adalah
seperangkat kemampuan atau kompetisi yang harus dicapai atau dikuasai
oleh anak atau siswa setelah menyelesaikan program pendidikan atau
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan yang harus dicapai meliputi pengetahuan (kognitif), sikap atau
kemampuan sosial emosional (afektif) dan keterampilan motorik
(psikomotorik). Tujuan secara umum setelah dirumuskan dalam standar isi
berupa, standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi (SK) dan
yang dirumuskan dalam rencana pembelajaran berupa indikator. Konten
atau materi adalah isi atau materi yang harus dipelajari oleh Konten atau
materi adalah isi atau materi yang harus dipelajari oleh siswa supaya bisa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Materi bisa berupa informasi, konsep teori, atau bahan-bahan yang
diperoleh dari media cetak dan lektronik. Proses merupakan kegiatan atau
aktivitas yang harus dijalani oleh anak atau siswa bersama-sama guru agar
siswa menguasai materi yang akan diajarkan dan dapat mewujudkan tujuan-
tujuan dan indikator yang telah ditetapkan.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh ketepatan guru
dalam menetapkan strategi pembelajaran, metode ketepatan memilih dan
30
menggunakan media pembelajaran, pengalokasian waktu, penggunaan
sumber-sumber belajar yang ada dilingkungan sumbersumber belajar yang
ada dilingkungan sekitar dan kemampuan guru dalam mengelola atau
mengatur kelas.
Evaluasi merupakan proses yang dilakukan guru untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dan mengetahui apakah anak atau siswa menguasai
kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.
c. Modifikasi kurikulum
Standar kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah atau pemerinah
dapat dilakukan modifikasi sehingga memiliki kesesuaian dan mampu
mengakomodasi kebutuhan dan kesulitan belajar yang dihadapi anak atau
siswa. modifikasi sendiri mengandung makna merubah supaya sesuai atau
cocok dengan kebutuhan dan kesulitan belajar anak. Modifikasi dapat
dilakukan dengan cara mengurangi, menambah, mengganti, atau bahkan
mengjilangkan. d. Menetapkan aspek-aspek yang dibolehkan untuk
dimodifikasi
Misalnya standar (SKL) walaupun pada prinsipnya boleh
dimodifikasi, tetapi karena tim dan pimpinan sekolah memandang SKL ini
bersifat umum, maka khusus untuk SKL tidak dilakukan modifikasi,
demikian juga dengan SK dan KD. Komponen yang sangat
memungkinkan dilakukan modifikasi adalah indikator, misalnya indikator
dimodifikasi karena bobotnya sangat berat sedikit diturunkan tetapi
dengan alikasi waktu yang dilebihkan sehingga memungkinkan untuk
dikuasai anak
9. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu
dengan yang lainya sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna
pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan dan gagasan yang mudah
31
memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi pembelajaran
tematik ini , sisswa akan lebih mendalam (Rusman, 2011, hal. 250).
Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan
pemeblajaran terpadu, pembelajaran tematik yang diharpkan berkembang di
sekolah dasar mengarah padapenggabungan dari webbed dan integreted
model. Istilah pembelajarn tematik pada daarnya adalah, model
pemeblajaran terpadu yang mengunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada
siswa (Depdiknas dalam Trianto, 2011).
Sukandi dkk (2001, hal. 3) pembelajaran tematik pada dasarnya
dimasudkan sebagai kegiatan pemeblajaran dengan memadukan materi dan
beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Dengan demikian pelaksanaan
dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan mengajarkan dalam
satu pertemuan. Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan
sebagai pendekakatan pemeblajaran yang melibatkan bebrapa mata
pelajaran untuk memberi pengalaman bermakna kepada siswa.
Trianto (2011) menyatakan bahwa pemeblajaran tematik menawarkan
model model pemeblajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu
relevan dan penuh makna bagi siswa, dengan memberdayakan pengetahuan
dan pengalaman siswa untuk membantu memahami dunia nyatanya.
Tabel 1.1 Tema dan sub tema yang digunakan dalam penelitian
NO Kelas / Semester Tema Sub tema Pebelajaran
1
II semester 1
Hidup Rukun
Hidup rukun di
rumah
Tematik
32
10. Tinjauan Kesulitan belajar membaca dan menulis kelas 2 Madrasah
Ibtidaiyyah Kota Jambi
Siswa sekolah dasar merupakan siswa yang sedang menempuh
pendidikan di sekolah dasar. Usia siswa sekolah dasar berkisar antara 6-
12 tahun. Pada usia ini sering disebut juga dengan masa kanak-kanak
akhir. Ritta Eka Izzaty, dkk. (2013: 102-103) menyatakan tugas
perkembangan pada masa usia ini, adalah:
1) belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain,
2) sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang
sehatmengenai diri sendiri,
3) belajar bergaul dengan teman sebaya,
4) mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita,
5) mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung,
6) mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari,
7) mengembangkan kata batin, moral, dan skala nilai,
8) mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga, dan
9) mencapai kebebasan pribadi.
Kesulitan yang ditemukan di kelas 2 MI Al Munawaroh Kota
Jambi khususnya, dalam belajar membaca dan menulis siswa yang sangat
rendah dan tertinggal dengan siswa yang lainnya, selain itu siswa merasa
terbebani dengan apa yang ditugaskan oleh guru dikarenakan siswa yang
berkesulitan dalam membaca ini tidak mampu mengikuti instruksi yang
diberikan oleh guru, misalnya semua siswa diharapkan untuk membaca
buku, namun pada siswa yang berkesulitan belajar membaca ini dia merasa
kebingungan dalam membaca soal ataupun menjawab soal.
Begitu juga dengan siswa yang kesulitan dalam menulis mereka
tidak bisa menjawab soal dan menuliskan nya di dalam buku tulis mereka,
ketertinggalan inilah yang nantinya membuat siswa ini tidak mendapat
nilai yang sesuai dan tidak dinaikkan kelas. Strategi yang harus dilakukan
33
oleh guru dalam mengatasi anak yang kesulitan belajar membaca dan
membaca yakni dengan cara mengubah cara belajar anak, mengubah
jumlah materi baru yang yang akan di ajarkan, mengadakan pertemuan
dengan siswa, membimbing siswa agar lebih dekat kepada proses
pengajaran, memberikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang,
mengutamakan ketekunan perhatian dari pada kecepatan menyelesaikan
tugas dan mengajarkan materi pengajaran dengan waktu atau jam alarm
dengan memperhatikan siswa.
Idealnya dilapangan seperti ini ternyata guru tidak bisa
melaksanakan strategi dalam mengatasi anak yang berkesulitan belajar
membaca dan menulis , faktanya tetap saja anak-anak mengalami kesulitan
dalam belajar membaca dan menulis, selama ini ada beberapa data dari
sekolah yang menunjukkan bahwa masih saja banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis, dari situ saya menarik
kesimpulan bahwa ternyata strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar
membaca dan menulis belum sepenuhnya efektif atau belum optimal.
B.Studi Relevan
1. Skripsi yang ditulis oleh HB.Sumardi pada tahun 2012 Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang dengan judul “Mengidntifikasikan permasalahan
dalam menggunakan metode membaca permulaan dikelas I desa Teluk
semarang”.
Pada hasik penelitian kesulitan-kesulitan guru menggunakan metode SAS,
diantarnya: (a) kesulitan mengenalkan huruf, (b) Kesulitan mengenalkan suku
kata, (c) Kesulitan mengenalkan kata, (d) Kesulitan mengenal kalimat,
Kesulitan-kesulitan guru menggunkan panduan SAS dan metode bunyi antara
lain:Kesulitan mengenal huruf, kesulitan mengenal suku kata, kesulitan
mengenal kata, kesulitan mengenalkan kalimat.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dibuat
adalah, penelitian ini dengan pokok bahasan penggunaan metode SAS padaa
peajaran Bahasa Indonesia sedangkan penelitian yang akan dibuat adalah
34
penggunaan strategi yang dilakukan oleh guru kelas dan juga memfokuskan
pada kesulitan membaca dan menulis siswa pada pelajaran tematik,
sedangkan persamaanya adalah sama-sama membahas metode atau strategi
yang digunakan guru dalam kesulitan membaca siswa.
2. Skripsi yang ditulis oleh Badriana pada tahun 2016 Universitas Islam Negeri
Alauddin makasar dengan judul ”Strategi pendidik menghadapipeserata didik
yang mengalami kesulitan belajar membaca dan meulis dikelas III Madrasah
Ibtidaiyah Nasrul Haq Makasar”.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan untuk siswa
bekesulitan belajar membaca masih belum optimal. Dari enam tahapan
bimbingan tiga tahapan belum terlaksana, yakni diagnosos atau analisis
masalah, Prognosis atau tindakan mencari alternative pemecahan masalah
evaluasi atau follow up.
Strategi bimbingan belajar yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun
guru yaitu dengan melibatkan siswa berkesulitan belajar dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dan tidak memisahkannya dengan teman –teman
sekelasnya.Sementara peran sekolah dalaam pemberian bimbingn untuk siswa
berkesulitan belajar membaca dan menulis juga belum maksimal. Selain itu
kemampuan siswa berkesulitan belajar membaca masih kurang dan dalam
mengatasi kesulitan belajarnya masih kurang.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah penelitian ini hanya menjelaskan strategi yang
digunakan pendidikan untuk anak berkesulitan membaca dan menulis,
sedangkan pesamaan penelitian ini terletak pada strategi yang digunakan
dalam penelitian ini.
3. Skripsi yang di tulis oleh Fransisika Anggraini pada tahun 2017 Universsitas
Sannatta Drama dengan judul “Pengembangan buku latihan membaca dan
menulis berbasis metode metensori pada siswa kelas InYogyakarta”.
Pada hasil penelitian ini penelitian mengembangkan media pembelajaran
penelitian menggunakan media buku bergambar untuk mempermudahkan
siswa dalam membaca, buku yang digunakan mengalami uji kelayakan,
35
dalam buku tersebut terdapat kartu kalimat, kartu kata, dan kartu bergambar.
Dalam pengunaan metode metessori guru menggunakan pendekatan yang
dilakukan secara langsung atau di praktekkan secara langsung.
Adapun persamaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah penelitian
menggunakan metode dalam mengatasi kesulitan belajar membaca dan
menulis, sedangkan perbedaanya adalah penelitian ini menggunakan metode
metessori sedangkan penelitian yang akan dilakukan hanya menganalisis
kesulitan guru kelas dalam menghadapi kesulitan membaca dan menulis.
4. Skripsi yang ditulis oleh Muhmud Syahban pada tahun 2007 Universitas
Jambi dengan Judul ”Faktor-Faktor penghambat dalam kesulitan membaca
dan menulis siswa kelas 2 pada pelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah
Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
studi kasus dimana penelitian ini terdapat faktor-faktor yang menghambat
kesulitan dalam membaca dan menulis sehingga dalam proses belajar menjadi
terhambat.
Adapun persamaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah peneliti
meneliti tentang kesulitan dalam membaca dan menulis yang terdapat dikelas
2 Madrasah Ibtidaiyah Al Munwwarah Kota Jambi, dan perbedaanya hanya
terletak pada strategi ataupun faktor yang menghambat dalam kesulitan
menulis.
5. Jurnal Pendidikan bahasa dan sastra yang ditulis oleh indra Nugraha Taufik
pada tahun 2011 universitas bale bandung dengan judul „Kajian kesulitan
belajar menulis pada siswa kelas III sekolah Dasar Negeri 2 cihalimun Kec.
Kertasari Kab.Bandung.
Pada hasil penelitian ini peneliti mengunkaan penelitian deskriftif dengan
menggunakan metode penelitian studi kasus, dimana penelitian ini membahas
tentang kesulitan menulis siswa karena siswa tidak bisa menulis dengan
benar, tidak hanya itu siswa masih belum mengetahui lambing huruf.
Berdasarkan penelitian diatas terdapat persamaan yaitu terdapat
permasalahan siswa yang kesulitan dalam menulis, dan juga siswa masih
36
belum bisa menuliskan lambing huruf dengan benar. Sedangkan perbedaanya
yaitu dalam penelitian membahas siswa yang kesulitan menuliskan lambang
abjad, dan penelitian yang akan dilakukan membahas tentang strategi yang
dilakukan guru dalam kesulitan belajar
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang
dialami oleh subjek penelitian, penelitian ini mengunakan pendidikan
kulatitatif kerena dalam melakukan tindakan kepada subjek penelitian yang
sangat diutamakan adalah mengungkapkan makna, yakni makna dan proses
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan upaya motivasi kegairahan dan
prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.
Dasar penelitian kualitatif adala kontruktivisme yang berasumsi bahwa
kenyataan itu berdimensi jamak,interaktif dan suatu pertukaran pengalaman
sosial yang ditemukan oleh setiap individu (Sukmadinata, 2005).
Pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagi lawanya dalalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci ,teknik pengumpulan data dilakukan secara tri angulasi (gabungan)
analisis data bersifat induktif /kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi (Sugiono, 2009, hal. 15).
Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode studi
kasus, metode studi adalah meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang
ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam, untuk mempelajari
latar belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada satu
kesatuan sistem yang berupa program.
B. Settimg dan Subjek Penelitian
1.Setting
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidahiyah Kota Jambi,
alasanya penelitian memilih disini dikarenakan terdapat problematika
pada proses cara membaca dan menulis siswa di sekolah tersebut .
38
2. Subjek Penelitian
Menurut Sugiono (2009) subjek penelitian adalah seorang atau
lapangan yang akan dijadikan penelitian atau sumber data yang dapat di
teliti dengan metode dialog sekaligus menjadikan data dalam penelitian,
subjek penelitian ini yang dominan adalah guru kelas dan sisiwa. Namun
untuk memperoleh data yang akurat maka diperlukan juga adanya
pendiskusian dengan subjek yang lain seperti kepala sekolah, dan waka
kurikulum .
Dalam pengambilan subjek, penelitian ini mengunakan cara
purposive sampling, purposive sampling adalah pengambilan sampling
subjek penelitian berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut paut dengan karakteristik tertentu misal meneliti
tentang pendidikan, maka penelitian harus mencari sampel para ahli
dalam pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam penelitian
kualitatif (Sugiono, 2009, hal. 9).
Untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, peneliti akan
turun lapangan langsung dan membaur dengan subjek penelitian. Peranan
peneliti sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data,
peneliti realisasikan dengan mengamati dan berdialog secara langsung
dengan beberapa pihan dan elemen yang berkaitan .
Namun kehadiran peneliti tidak hanya mengamati saja, akan tetapi
peneliti memiliki catatan lapangan yang menceritakan hal-hal yang
diamati oleh peneliti secara beruntun dan sesuai dengan keadaan yang
diteliti. Selain sebagai pelaku tindakan (berarti juga sumber data)
peneliti juga bertugas mengamati aktivitas siswa (studi kasus) dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan pada pandangan di atas ,maka pada dasarnya
kehadiran peneliti di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi
faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.
39
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, sesui
dengan tujuan peneelitian yang peneliti lakukan dalam
mengumpulkan data yang berkaitan dengan kelengkapan data yang
ingin diteliti, maka diperlukan dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder data tersebut yang meliputi:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
koesioner, kelompok fokus, dan fanel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari
data primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpulan data.
Menurut Yamin (2009) data primer adalah data yang
diperoleh dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya penelitian berhubungan langsung dengan penelitian yang
bersangkutan, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah :
a) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang strategi yang
digunakan guru kelas dalam menghadapi siswa kelas II yang
kesulitan belajaran membaca dan menulis di Madrasah
Ibtidaiyah Kota Jambi.
b) Hasil wawancara dengan Waka Kurikulum tentang strategi yang
dilakukan guru kelas dalam menghadapi kesulitan belajar
membaca dan menulis siswa.
c) Hasil wawancara dengan guru kelas II khususnya di Madrasah
Ibtidaiyah Kota Jambi.
d) Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas II yang
mengalami kesulitan membaca dan menulis di Madrasah
Ibtidaiyah Kota Jambi.
40
2. Data Sekunder
Menurut Yamin (2009) data sekunder adalah data yang
bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh panitia tetapi data
yang sudah jadi dituangkan dalam lapangan penelitian, misalnya
data dari bio statistik, majalah, koran, keterang keteranagn atau
publikasi lainya. .
a) Sejarah dan Geografis Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi
b) Sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar
c) Keadaan sekolah, kepala sekolah, guru dan siswa-siswi
Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
b. Sumber Data
Menurut Suharsimi arikunto (2010) Yang dimaksud dengan
sumber data dalam penelitian ini adalah subjek penelitian dimana
data diperoleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun
tindakan yang didapat memalui wawancara sumber data peristiwa
(situasi) yang didapat melalui observasi dan sumber data dari
dokumen di dapat dari instansi terkait.
Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian ini
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan misalnya menggunakan
koesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain (Jama‟an Satori dkk.2009).
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang diperoleh
yaitu:
a) Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, Waka
kesiswaan, Guru, siswa
b) Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses pembelajaran
41
Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberedaan sekolah, baik
jumlah siswa dan sistem pembelajaran disekolah
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data
yaitu :
1) Observasi (Observation)
Berdasarkan hasil data observasi ini, penulis terlibat dengan
kegiatan sehari hari orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data peneliti.
Menurut Yamin,(2009) menyatakan bahwa dalam observasi
parsifatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi aktif dalam aktifitas
mereka. Penelitian partisifatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi
partisipasi pasif (Passive participion)artinya penelitian datang ke
tempat kegiatan orang yang diamati,tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat
lanngsung terdapat objek penelitian yaitu dengan meminta pandangan
mengamati kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran, pada siswa siswi yang berkesulitan dalam membaca dan
menulis di Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
Strategi yang dilakukan guru kelas dalam menghadapi kesulitan
membaca dan menulis siswa khususnya kelas II Madrsah Ibtidaiyah
Kota Jambi.yang dilakukan penulis dalam proposalnya ini terdapat
subjek mengunkan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
a.Mencatat kesan umum subjek: Penampilan, pakaian, tingkah laku,
cara berpikir
b.Sosial dan tempat lingkungan
c.Ekspresi saat wawancara
42
d.Bahasa tubuh saat wawancara
2) Wawancara
Menurut Umar (2011) menyatakan wawancara adalah pertemuan dua
oarang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara seni terstruktur
(semistructure interview) dimana plaksanaanya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu bila penelitian atau pengumpulan data
telah mengetahaui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh
(Umar, 2011. Hal. 51.)
Dalam Proposal ini penulis menggunkan metode wawancara yang
dialakukan kepada subjek dengan mengunkan dokumentasi catatan
lapangan adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut :
a. Latar Belakang, lingkungan dan aktivitas pembelajaran pada siswa siswi
kelas II khusunya di Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi.
b. Berlangsungnya proses plaksanaan pembelajaran Tematik pada siswa
kelas II dalam membaca da menulis di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
c. Strategi yang digunakan guru kelas dalam mengtasi kesulitan membaca
dan menulis siswa kelas II MI Al Munawwarah Kota Jambi.
3) Dokumentasi
Dokementasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal seluk
beluk penelitian baik berupa catatan maupun temuan. Transkip, buku,
surat kabar, prasasti, majalah, agenda dan sebagainya (Sugiono, 2012,
hal. 138).
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berda di sekolah MI Al
Munawwarah Kota Jambi, yang ada hubungnya dengan peneliti
tersebut..
43
Berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran khususnya
kesulitan dalam membaca siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Kota
Jambi dan strategi yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan
belajar membaca dan menulis siswa. Dokumentasi (Documentation )
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di Madrasah
Ibtidaiyah Kota Jambi, yang ada hubungnya dengan penelitian tersebut.
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir
atau mengambil dengan data data dari catatan dokumentasi administrasi
yang sesuai dengan masalah yang di teliti dalam hal ini dokumentasi
diperoleh melalui dkemen atau arsip arsip dari lembaga yang teliti.
Adapun didalam Skripsi ini penulis mengumpulkan data visi dan
misi, tujuan, keadaan guru dan karyawan keadaan siswa, keadaan
sarana dan prasaran ,prestasi akademik dan non akademik struktur
organisasi, foto atau gambar, penggunaan foto dalam penelitian ini
dalah untuk memperileh data yang tidak dapat ditentukan secara tertulis
sekaligus menjadi pelengkap serta bukti penelitian foto yang digunakan
adalah foto yang dihasilkan oleh penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Kota
Jambi.
D. Teknik Analisis Data
Menurut Iskandar (2012) menganalisis data adalah suatu proses
mengolah dan menginterprestasikan data dengan tujuan, untuk
mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki
makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian, dalam hal analisis
data penelitian menggunkan teknik.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transfortasi data kasar yang muncul
dari catatan–catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak
pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode
44
,menelususr tema membuat gugus–gugus ,menulis memo dan sebagainya
dengan maksud menyisihkandata atau informasi yang tidak relevan,
adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempengaruhi penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini data
diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara kemudian data tersebut
dirangkum dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas
kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah dat direduksi adalah data displayatau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif, penyajian juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel, dan bagan,
yang paling sering digunkan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif, dalam penulisan kualitaif,
penyajian data bisa dilakukan dngan bentuk urain singkat, bagan, hubungn
antar kategori dan sejenisnya,tetapi yang paling sering digunkan adalah
teks yang bersifat naratif dan didalam proposal ini penelitian menggunkan
teks yang bersifata naratif.
Penyajian data dilakukan dengan mengklompokkan data sesuai
dengan sub bab-nya masing –masing data yang telah didapatkan dari
hasil wawancara dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka .
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis dan kualitatif
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi .kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementar ,dan akan berubah apabila tidak
ditentukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data (Sugiono, 2009, hal. 252).
Kesimpulan dalam penulisan kualitataif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupadeskripsi atau
45
gambaran suatu subjek objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas di teliti.
E. Teknik Pemeriksa Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari
konsep validitas dan keandalan (reabilitas) menurut persi Passitivisme
dan disesuikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma
sendiri .
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu
,kriteria ini terdiri atas derajat kepercayaan. Keteralihan
,kebergantungan dan kepastian .masing masing kriteria tersebut
mengutamakan teknik pemeriksaan sendiri sendiri kriteria derajat
kepercayaan (Yamin, 2009) pemeriksaan datanya dilakukan dengan :
1. Perpanjangan Pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih
dianggap orang asing dicurigai sehingga informasi yang diberikan
belum lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang
dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek
kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data
yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah
dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata
tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang luas dan
mendalam sehingga diperoleh yang data asli kebenaranya (Sugiono, hal.
369).
2. Meningkatkan Ketekunan
Teknik ini dimaksud untuk melakukan pengamatan secara lebih
cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunanan ini
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti
dengan cermat (Sugiyono, 2016, hal. 371). Sebagaimana bekal peneliti
untuk meningkatkan ketekunanan dengan membaca berbagai referensi
46
buku maupun hasil peneliti atau dokumentasi yang terkait dengan proses
pembelajaran kelas II di MI Al Munawwrah Kota Jambi.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengeckkan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.
Teknik triangulasi yang banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainya kepada orang lain mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel
(Sugiono. 2010)
Triangulasi dalam penguji krehabilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagaai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
pengumpulan data, dan waktu (Sugiono, 2015, hal. 372).
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji krehabilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber. Misalnya penelitian akan mencari strategi yang
digunakan guru kelas II, maka peneliti mengumpulkan data dan
informasi dari, kepala sekolah, guru kelas, siswa kelas II serta
mengamati secara langsung proses pembelajaran Tematik tersebut
b) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji krehabilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dengan cara
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi (Sugiono,
2015, hal 373).
c) Triangulasi Waktu
Waktu juga mempengaruhi kreabilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat).
47
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan geografis
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah kota Jambi ini
berlokasi di Perumnas Aur Duri Indah. Jalan Aur Duri Raya,
Desa/Kelurahan Penyengat Rendah, Kecamatan Telanai Pura,
Kabupaten/Kota Jambi dengan luas tanah keseluruhan 2000 M². Letak
sekolah ini tepat di tepi jalan sehingga sangat strategis dan dekat dengan
perumahan warga. Hal ini memudahkan akses siswa ketika berangkat
sekolah dan pulang sekolah. Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah di
pimpin oleh seorang kepala sekolah yaitu Ibuk Suryani, S.Pd.I yang telah
menjabat menjadi kepala sekolah tahun 2019.
Gambar 4.1 Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
Kondisi Madrasah cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
Di Madrasah ini terdapat halaman yang cukup luas ±264 M² yang
difungsikan sebagai sarana bermain bagi siswa dan siswi, yang berfungsi
48
sebagai lapangn upacara bendera, olahraga dan kegiatan pramuka. Dilihat
dari segi fisik bagunan Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah sudah
cukup bagus dan memiliki luas bagunan ±369 M² begitu juga dengan
fasilitasnya pun sangat memadai hal ini dapat dilihat penataan dan
pemeliharaan ruang termasuk halaman sekolah.
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi berdiri pada tahun
2009. Di Madrasah ini memiliki tempat ruang belajar yang sangat dikit
dibandingkan dengan siswa yang bersekolah di madrasah ini, sehingga
disekolah ini terdapat dua sip pertama sip pagi dari jam 06:45-12:30
dimulai kelas 1.2. dan 6
Kegiatan pembelajaran dari pukul 06:45 setiap harinya sebelum
memulai pembelajaran siswa di kumpulkan sesuai kelasnya dan di awasi
oleh guru kelas masing-masing, kemudian ada sestiap harinya siswa di
minta perwakilan kelas untuk maju memimpin membaca doa dan
sholawat dengan di bimbing guru piket, setelah itu siswa juga diperiksa
kerapian pakainya dan setelah semua terlaksana siswa masuk kedalam
kelas masing-masing, tidak hanya di luar kelas saja setelah memasuki
kelas sebelum berdoa siswa diminta untuk membaca hapal surat pendek
dengan bantuan guru kelas masing-masing.
Selanjutnya sampai dengan pukul 12:30 dan kelas 3, 4 dan 5 masuk di
siang hari pada pukul 12:50 sampai dengan 05:00 WIB, sama hal nya
dengan siip pagi siswa yang masuk jam 10:50 akan dikumpulkan untuk
membacakan surat pendek didepan lapangan sesuai dengan kelas masing-
masing.
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah memiliki mesjid tersendiri
sehingga pada saat jadwal sholat dzhur dan asar semua siswa diminta
untuk melakukan sholat berjamaah dengan di kontrol oleh guru piket.
( Sumber: Bagian TU MI Al Munawwarah Kota Jambi, tentang Seejarah
MI Al Munawwarah).
49
Tabel 4.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
IDENTITAS SEKOLAH TAHUN 2019/2020
Nama Madrasah :Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
NSM : 11 1 215 710 031
Tahun Berdiri : 2009
Status Akreditas : Akreditas B
NPWP : 03.216.245.5-331.000
Nama Bank : BRI Unit Angso Dua Jambi
No Rekening : 5628-01-007748-53-3
Nama Rekening : MI Al Munawwarah
Alamat Bank : Jl. Riyadi Broni Kota Jambi
Penandatangan Rekening
Nama Kepala : Suryani, S.Pd.I
Nama Bendahara : Desy Ary Santy, S.Pd.I
Alamat Madrasah : Perumahan Aur Duri Indah
50
Jalan : Aur Duri Raya
Desa/Kel : Penyengat Rendah
Kecamatan : Telanai Pura
Nomor Televon : 0741-58933/082311356115
Alamat Email : mi.almunawwarah10@gmail.com
Kode pos : 36123
Sumber : Tata usaha Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
2. Sarana dan Prasarana
Infrastruktur yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
sudah cukup baik dan lengkap, di madrasah ini Terdapat ruang kepala sekolah ,
ruang tamu dan ruang kelas. Ruang tamu di madrasah ini menyatu dengan
ruangan kepala sekolah. Sekolah ini juga memiliki perpustakaan yang dapat
digunakan oleh siswa untuk belajar dan menambah wawasan. Buku buku yang
tersedia di perpustakaan cukup lengkap baik buku pelajaran maupun buku cerita,
selain itu sekolah ini memiliki musholah untuk beribadah bagi siswa, guru dan
masyarakat sekitar. Musholah bisa digunakan untuk menjalankan sholt duha,
dzuhur dan sholat asar oleh para guru dan siswa siswi.
Guru mengatur jadwal sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah di
musholah, madrasah, selain itu di Madrasah ini juga memiliki usaha kesehatan
sekolah (UKS), WC guru laki-laki, WC guru perempuan ,WC siswa laki laki dan
WC siswi perempuan.
51
Tabel 4.2
Jumlah ruang di madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
NO Bangunan/ Ruangan Luas
(M2)
Keadaan
Baik Buruk
1 Ruang kepala Sekolah
2 Ruang wakil kepala sekolah
3 Ruang Majelis Guru
4 Ruang Tata Usaha 42 M²
5 Ruang BK/Bp
6 Ruang Uks
7 Ruang PMR
8 Ruang Osis
9 Ruang kelas Belajar 252 M²
10 Ruang Perpustakaan 42 M²
11 WC Guru Laki-laki 24 M²
12 WC Guru Perempuan 24 M²
13 WC Siswa Laki-laki 24 M²
14 WC Siswa Perempuan 24 M²
15 Musholah
16 Lapangan Olahraga
17 Rumah Penjaga Madrasah
Sumber:Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
3. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi
“Unggul dalam prestasi, berkualitas dan berakhlak mulia”
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran profesional dan bermakna dengan
pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
52
Menyenangkan) yang dapat menumbuh kembangkan potensi siswa
secara maksimal.
2) Melaksanaan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3) Menanamkan dan membiasakan sekaf dan prilaku islam
4) Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan religius disiplin, dan
pedduli lingkungn madrasah
5) mlaksanakan pengolahan Madrasah dengan manajemen partisipatik
dengan melibatkan seluruh Madrasah dan kelompok kepentingan.
6) Melaksanakan pembelajaran ekstrakuler secara efektif sesuai bakat dan
minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai
lomba dan non akademik.
7) Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan keperdulian
sosial warga madrasah.
4. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiya Al Munawwarah Kota Jambi
Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam
suatu organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan
bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat
membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-
masing personil. Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan
memudahkan pimpinan mengadakan pengawasan, koordinasi, sedangkan
organisasi tanpa struktur maka akan sulit untuk melaksanakan aktifitas
dalam melakukan kegiatan program kerja dan tujuan organisasi.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan
misi, oleh karena itu dibutuhkan suatu struktur dimana setiap bagian pada
struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja, sehingga sekolah
terorganisasi dengan baik dan pada struktur organisasi mempunyai funsi
dan sosialisasi kerja sama sehingga sekolah terorganisasi dengan baik
adapum struktur organisasi yayasan Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwrah
Kota Jambi adalah sebagi berikut.
53
4.2 Struktur Oraganisasi MI Al Munawwarah Kota Jambi.
KEPALA MADRASAH
SURYANI, S. Pd.I
BENDAHARA BOS
Desy Ari Santy, S. Pd.I
KEPALA TATA USAHA
Syaumaiyanas, S. Sos
KEPUSTAKAAN
Syumaiyana, S. Sos
KOMITE MADRASAH
WAKA BID KESISWAAN
Sutriani, S. Ag
\
WAKA BID KURIKULUM
Sri Mulyati, S. Pd.I
WAKA BID. SARPRAS
Jamaludin, S. Pd.I
GURU
SISWA
a) Keadaan Guru
Pada dasarnya guru sebagai tenaga pengajar di madrasah
Ibtidaiyyah Al Munawwarah ini cukup bagus dan berpengalaman karena
guru merupakan unsur esensial dari pendidikan yang harus ada dalam
proses.belajar mengajar. Tanpa adanya guru tentunya tujuan pembelajaran
tidak akan terlaksana. Di Madrasah Al Munawwarah Kota Jambi memiliki
tenaga pendidikan yang berjumlah 29 0rang.
Tabel 4.3 Data nama guru dan pegawai Madrasah Ibtidaiyyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
No Nama Jenis
Kelamin
Jabatan Pendidikan
Terakhir
1 Suryani, S.Pd.I P Kepala
Mdrasah
SI
2 Sri Mulyati S.Pd.I P Waka
Kesiswaan
SI
54
3 Sutriani, S.Ag L Sekretaris SI
4 Siti Aminah P Bendahara SI
5 Rts Ema Ratnasari, S. Pd.I P Guru kelas SI
6 Etika Fitrah, S.Pd P Guru kelas SI
7 Miezer Marsevs. S.Pd L Guru PAI SI
8 Samirah, S.H.I P Guru kelas SI
9 Reni Damaiyanti. S.Sos P Guru kelas SI
10 Kms Beni, S.Sy L Guru kelas SI
11 Lailatul Husnaini, S. Pd.I P Guru kelas SI
12 Desy Ari Santy. S.Pd.I P Guru kelas SI
13 Asfuriyatul Jannah, S. Pd P Guru kelas SI
14 Samirah, S.Pd.I P Guru kelas SI
15 Makawiyah, S.Pd.I P Guru kelas SI
16 Fathurrahman,S.Pd.I L Guru kelas SI
17 Roma Diana Astuti,S.Pd.I P Guru kelas SI
18 Mona Etika, S.Pd.I P Guru kelas SI
19 Azizah,S.Pd.I P Guru kelas SI
20 Rahmat, S.Pd.I L Guru
olahraga
SI
21 Jamaluddin,S.Pd.I L Guru
B.Arab
SI
22 Nyimas Emi Lestari, S.Pd.I P Guru kelas SI
23 Salim Habibi, S.Pd.I L Guru kelas SI
24 Irfan, S.Pd L Guru kelas SI
24 Desmaryani, S.Pd.I P Guru kelas SI
26 Rts Siti Patimah, S.Pd P Guru kelas SI
27 Komaruzzaman,S.Pd.I L Guru kelas SI
29 Muhajirin L Guru kelas SI
55
b) Keadaan siswa
Siswa dan siswi Madrasah Ibtidaiyyah Al Munawwarah berjumlah 572 anak
yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Tabel 4.4 Data siswa Madrasah Ibtidaiyyah Al Munawwarah Kota Jambi
NO Kelas
Jumlah Siswa Jumlah
Keseluruhan L P
1 I 53 46 99
2 II 68 49 117
3 III 43 44 87
4 IV 51 61 112
5 V 48 39 87
6 VI 35 35 70
298 274 572
Sumber :Tata usaha Madrasah Ibtidaiyyah Al Munawwarah Kota Jambi
B. Temuan Khusus
1) Kesulitan yang dihadapi Guru kelas II dalam menghadapi kesulitan
membaca siswa pada pembelajaran Tematik
Kesulitan belajar membaca didefinisikan sebagai suatu gejala
kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat.
Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-faktor tersebut
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan faktor yang lain
dalam memunculkan kesulitan belajar.
Sulitnya pengajaran membaca dan menulis pada anak yang kurang
mampu dalam hal membaca terdapat pada anak kelas II, dapat dibuktikan
pada salah satu sekolah dasar yang ada di Kota Jambi, siswa dan siswi
belum bisa membedakan huruf dan bahkan ada yang belum hafal huruf
abjad sehingga memiliki kemampuan rendah dalam membaca dan terdapat
56
salah satu anak yang belum mampu membaca dengan baik dan benar di
kelas II.
Umumnya anak kelas II, sesungguhnya sudah mulai mampu
membaca dan menulis dengan baik,tetapi di kelas tersebut ada 3orang
yang belum bisa membaca dan menulis dengan baik. Apabila hal ini
dibiarkan, maka dampaknya siswa yang memiliki keterampilan kurang
dalam membaca akan kesulitan mengikuti pembelajaran di kelas
selanjutnya, dalam konteks permasalahan yang dihadapi siswa yang tidak
bisa membaca dan menulis peran guru sangat menjadi faktor utama dalam
mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses mengatasi
kesulitan membaca salah satunya yaitu guru melakukan sebuah
strategi,dimana strtegi tersebut bisa mengatasi kesulitan membaca siswa.
Oleh karena itu kendala yang dihadapi guru sangat mempengaruhi
keberhasilan siswa khususnya di kelas MI Al Munawwrah Kota Jambi .
Wawancara dengan Ibuk Makawiyah S.Pd. I selaku guru kelas II
MI Al Munawwarah Kota Jambi,yang mengatakan:
“Di kelas II terdapat 3 orang siswa yang tidak bisa membaca,
dalam menghadapi kesulitan membaca banyak saya temukan
kendala saat saya mengajarkan membaca dan menulis itu
terlihat ketika saya memerintahkan kepada siswa untuk maju
kedepan dan membacakan sebuah kalimat siswa tersebut tidak
bisa membaca,tidak hanya itu kesulitan yang dialami siswa
mereka banyak yang tidak mengenali hurup sehingga sangat
menghambat proses pembelajaran yang sedang berlangsung
tidak hanya itu siswa” (Sabtu 25 Oktober 2019 pukul 10:15).
57
Gambar 4.2 Wawancara yang dilakukan penulis kepada wali kelas II
Berdasarkan apa yang disampaiakan oleh Ibu makawiyah selaku
guru kelas II diatas maka penulis melakukan pengamatan secara langsung
untuk mengetahui sejauh mana sinkronisasi antara apa yang disampaikan
oleh ibuk dengan apa yang terjadi dilapangan. Hasil observasi yang
penulis dapat adalah, ternyata memang tidak jauh berbeda dengan apa
yang disapaikan oleh ibuk makawiyah yang terjadi di lapangan.
Kendala yang dihadapi guru dalam kesulitan membaca dan menulis
sangat terlihat jelas saat proses pembelajaran berlasung siswa lebih banyak
tidak bisa membaca dan mengenali huruf, dikelas tersebut terdapat 3 orang
siswa yang tidak bisa membaca itu terlihat ketika guru memberi tugas,
sisiwa diminta majau kedepan dan membacakan apa yang diperintahkan
namun tidak sesuai apa yang diharapkan guru dan siswa ketika diminta
untuk melaksanakan tugas tidak bisa dikerjakan keadaan tersebut sangat
mengganggu proses belajar mengajar kerena siswa tersebut akan tertinggal
dalam belajar dan akan mempengaruhi hasil belajar.
Setelah penulis mengetahui secara lebih jelas tentang kendala yang
dihadapi Guru dalam membaca dan menulis khusunya siswa kelas II MI
Al Munawwarah Kota Jambi. Maka dibawah ini penulis akan memcoba
mempaparkan secara lebih kongkret tentang apa saja faktor penyebab
kesulitan membaca dan menulis siswa.
a. Faktor Psikologis
Faktor ini mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan
jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi nak untuk belajar, khususnya belajar membaca.
Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa
memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Walaupun tidak
mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak
mengalami kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena
belum berkembangnya kemampuan mereka dalam membedakan
58
simbol-simbol cetakan, seperti huruf, angka-angka, dan kata-kata,
misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d.
Wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah MI Al
Munawwarah Kota Jambi tentang faktor psikologis, maka Ibuk Suryani
mengatakan:
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam
kesulitan membaca dan menulis yaitu salah satunya faktor
fisiologis, ini sangat terlihat jelas perkembangan fisik anak
yang memiliki IQ yang rendah, anak yang emosional tinggi
yang belum bisa menggendalikan diri rata-rata usia anak
tersebut sudah termasuk dalam katetegori usia sekolah dasar
namun masih kami temukan siswa yang belum bisa membaca
dan menulis”(Senin 27 Oktober 2019 Pukul 13:30).
Gambar 4.3 Wawancara yang dilakukan penulis dengan kepala sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi.
Kemudian masih dilanjutkan wawancara kepada wali kelas II sebagai
berikut:
“Keadan ketika saya mengajar dalam konteks membaca dan
menulis terlihat jelas, siswa yang belum bisa membaca dan
menulis dengan baik ada yang belum hafal huruf abjad
sehingga setiap pembelajaran anak yang belum bisa menulis
hanya diam saja dan banyak pelajaran yang tertinggal jauh
59
dengan temanya saya sangat khawtir dengan keadaan ini
sehingga ketika rapat selalu saya sampaikan kendala yang saya
hadapi dikelas terutama dalam membaca dan menulis
siswa”(06 November 2019 Pukul 10:15)
Dilanjutkan dengan wawancara dengan salah satu siswa yang
berkesulitaan membaca dan menulis
“Saya memang belum bisa membaca dan menulis dengan baik
dan benar, ketika saya disuruh membaca saya selalu diam dan
menunduk saya masih susah dalam mengenali huruf seperti
hurup p dan huruf b , hurup n dan m masing sering terbalik
ketika menyebutkannya, apalagi ketika saya disuruh
menuliskan masih banyak kesalahan huruf”(06 November
2019 Pukul 10:30).
Gambar 4.4 Wawancara yang dilakukan penulis kepada salah
satu siswa yang berkesulitan membaca.
b. Faktor lingkungan sekolah
Sekolah dalam lembaga pendidikan formal setelah keluarga
dapat menjadi masalah pada umumnya, dan khususnya masalah
kesulitan belajar membaca, dalam hal ini sekola adalah tempat
belajar dan bersosialisasi dengan sebayanya.
Perkembangan kongnitif anak yang tidak bersekolah
dengan anak yang bersekolah tentu saja jauh beda, interaksi
pendidikan di sekolah tidak hanya berkenaan dengan
perkembangan tetapi juga dengan aspek-aspek lainya.
60
Sekolah dalam konteks ini tidak hanya menjadi tempat
mencari ilmu tetapi juga sekolah menyediakan sarana dan
prasarana yang menjadi faktor mendukung keberhasilan sebuah
lembaga pendidikan.
Berikut wawancara dengan kepala sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
“Kesulitan membaca yang dihadapi siswa kelas dua menjadi
pusat perhatian dan memang harus mendapatkan perhatian
khusus, selain itu juga untuk mengatasi permasalahn tersebut
sekolah mengadakan les bagi siswa yang tidak bisa membaca,
les tersebut dilakukan 3 hari dalam satu minggu yaitu: hari
senin sampai rabu waktunya setelah semua kegiatan
pembelajaran berlangsung, tidak hanya kelas 2 saja tetapi ada
juga kelas lain yang mengikuti les tersebut”.(04 Desember
2019 Pukul 10:12).
Masih dalam konteks sama berukut hasil wawancara dengan ibu
Makawiyah S.Pd.I:
“Iya benar sekali sekolah mendukung dan menyediakan
fasilitas untuk mengatasi siswa yang berkesulitan membaca
salah satunya yaitu sekolah menyediakan les untuk siswa
yang berkesulitan membaca, sehingga siswa memng
difokuskan untuk bisa membaca agar pembelajaran tidak
tertinggal dengan teman-temanya” ”(04 Desember 2019
Pukul 10:12).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka jelas dapat deketahui yang
menjadi salah satu kendala dan faktor penghambat kesulitan membaca
siswa adalah siswa masih banyak yang belum hapal huruf abjad dan
juga siswa belum bisa membedakan huruf sehingga dalam kegiatan
belajar masih banyak siswa yang berkesulitan dalam membaca.
Kesulitan membaca yang dialami siswa akan berdampak tida baik
dalam kemajuan pendidikan, siswa akan tertinggal jauh dengan
temanya, selain itu terdapat beberpa faktor yang dapat menghambat
kesulitan membaca yaitu faktor psikologi dan faktor lingkungan
sekolah.
Setiap anak mempunyai kemampuan dan perkembangan yang
berbeda-beda begitu juga usia sagat mempengaruhi dalam hal ini, tidak
61
hanya itu faktor lingkungn sekolah juga menjadi penghambat apabila
sekolah tidak perduli terhadap masalh yang dihadapi anak makan
permasalahn tersebut tidak bisa diselesaikan tetapi jika sekolah
mendukung kendala ynag diadapi sekolah makan permasalhan yang ada
di dunia pendidikan akan terselesaikan dengan cara sekolah membuka
les untuk anak yang berkesulitan belajar membaca sehingga tidak hanya
di jam waktu belajar saja tetapi di jam setelah pembelajaran selesai juga
guru mengadakan les tambahan untuk anak yang bekesulitan membaca.
2) Strategi guru kelas II dalam menghadapi kesulitan membaca
Strategi adalah rencana atau cara untuk melakukan sesuatu, atau
teknik dalam membaca untuk menyerap informasi yang disampaikan
melalui media tulisan, strategi dalam membaca sangat mempengaruhi
ketercapaian dalam mengatasi kesulitan membaca siswa terutama siswa
kelas rendah.
Strategi yang harus dilakukan oleh guru dalam mengatasi anak
yang kesulitan belajar membaca yakni dengan cara mengubah cara belajar
anak, mengubah jumlah materi baru yang yang akan di ajarkan,
mengadakan pertemuan dengan siswa, membimbing siswa agar lebih dekat
kepada proses pengajaran, memberikan dorongan secara langsung dan
berulang-ulang, anak usia sekolah dasar memang harus diperhatikan lebih
karena perhatian menjadikan siswa lebih dekat dengan guru,
mengutamakan ketekunan perhatian dari pada kecepatan menyelesaikan
tugas dan mengajarkan materi pengajaran dengan waktu atau jam dengan
memperhatikan siswa serta membimbing siswa dalam membaca
mengunakan strategi yang cocok sesuai dengan perkembangan kognitif
anak.
Adapun strategi yang digunakan wali kelas II dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca yaitu:
a. Phonic method
62
Phonic method adalah metode menyebutkan suara huruf
dalam konteks dapat disebut metode mengeja. Metode ini
merupakan metode yang telah diterapkan oleh guru kelas selama 2
tahun lalau terhitung sejak kegiatan pembelajaran membaca
dilakukan terdapat perubahan pada siswa yang tidak bisa membaca
dan mengenali huruf.
Phonic method merupakan salah satu metode membaca yaitu,
para guru mengajarkan anak-anak bagaaimana bunyi-bunyi huruf
itu mampu mencampur bunyi-bunyi secara bersama sama untuk
membentu kata. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar temaatik
membaca yang dimulai dari memperkenalkan huruf-huruf pada
anak secara terpisah atau satu persatu menyebutka huruf huruf
abjad, berikutpernyataan dari Wali kelas II Ibuk Makawiyah S.Pd.I
beliau mengatakan:
“Strategi Phonic Method ini memang bagus diterapkan
dikelas II terutama untuk mengatasi kesulitan belajar
membaca pada anak, karena mampu memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca
dalam strategi ini siswa diminta untuk menyebutkan
huruf huruf misalnya K, E, M, O, C, E, N, G, kemudian
siswa jug saya suruh menempelkan kata-kata tersebut
sesuai dengan benda yang ada dalam gambar dalam
strategi yang saya gunakan sudah terbukti dalam
mengatasi kesulitan membaca walupun harus dilaukan
berulang kali ini berdampak baik bagi daya ingat anak
karena anak disini tidak hanya membaca tetapi memang
saya perlihatkan langsung benda atau gambar sesuai
yang dibacakan siswa”(07 November 2019 Pukul 10:00).
63
Gambar 4.5 Guru mengunakan strategi Phonic method dalam mengatasi
kesulitan membaca
Kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai salah satu siswa yang
berkesulitan belajar membaca, berikut kutipanya:
“Saya senang saat belajar membaca dikelas saya
dibimbing oleh guru, saya menyebutkan huruf dengan
suara yang keras lalu saya juga menempel gambar sesuai
dengan huruf-huruf yang saya sebutkan dengan bantuan
guru ”(07 November 2019 Pukul 08:30).
Gambar 4.6 Siswa dibimbing guru membaca dengan
mengunakan strategi Phonic method
Ditambah dari wawancara dengan kepala sekolah berikut kutipanya:
“Strategi yang digunakan guru kelas dalam menghadapi
kesulitan membaca itu sudah cocok, karena strategi
tersebut bisa diterima siswa dan juga saya lihat ada
perubahanya terbukti pada saat strategi ini belum
diterapkan masih bnyak siswaa yang berkesulitan dalam
membaca, terbukti siswa mampu membaca suku kata
berpola vokal kosonan dan kosonan vokal, serta mampu
membaca kata dengan lebih lancar ”07 November 2019
Pukul 01:30).
64
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka jelas dapat deketahui bahwa
strategi yang digunakan guru kelas II dalam mengatasi kesulitan belajar
membaca sudah bisa teratasi itu dapat di buktikan dari cara membaca
siswa saat di perintahkan untuk membaca, karena siswa yang dituntut
untuk melafalkan huruf-huruf dan di bantu dengan gambar sesuai
dengan kalimat tersebut. karena mampu memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan membaca
Penggunaan strategi basal Phonic Method sangat bagus diterapkan
karena dalam pengunaan strategi ini guru membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan siswa diberi kalimat dan juga gambar,
kemudian guru meminta siswa untuk membacakan kalimat tersebut
tidak hanya itu guru juga meminta siswa untuk menempelkan kalimat
sesuai gambar, dalam konteks tersebut tidak hanya melatih
keterampilan anak tetapi juga melatih daya ingat anak. Dan juga dalam
peran guru sangat penting untuk membimbing siswa, dalam
menyelesaaikan tugas yang diberikan guru mereka sangat bersemangat
dan motivasi yang tinggi karena selain mereka paham, mereka juga
sangat senang karena cara membaca yang sulit bisa teratasi oleh guru.
65
Gambar 4.7 contoh pengunaan strategi yang digunakan guru dalam
mengatasi kessulitan membaca
b. Basal Readers
Strategi Basal Readers atau membaca awal merupakan
serangkaian aktivitas membaca yang dilakukan anak setelah ia
mengenal dan memahami berbagai bentuk huruf dan berbagai
rangkaaian variasi gabungan huruf menjadi kata. Dengan adanya
strategi ini dapat mengatasi kesulitan belajar membaca.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibuk Makawiyah selaku wali
kelas II berikut hasil wawancaranya:
“Dengan adanya strategi ini siswa bisa mengubah cara
belajar membancanya,dimana siswa lebih aktif melihat
benda secara Konkret seperti, buah, buku, meja dan lain-
lainya dan juga siswa saya tuntut untuk bisa
mengabungkan huruf menjadi rangkain kata “menjadi
buku diatas meja” pada pengenal huruf disini siswa
leibih aktif karena pengenalan benda yang kongkrit dan
mudah dipahami peserta didik “(07 November 2019
Pukul 01:30).
66
Kemudian wawancara dengan siswa kelas II berikut kutipan
yang diperoleh
“saat belajar membaca dikelas saya merasa sangat
senang, karena belajar membacanya disertakan
gambar langsung”(07 November 2019 Pukul 01:30).
Gambar 4.8 Strategi Basal Readers yang digunakan guru
dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka jelas dapat deketahui
bahwa strategi yang digunakan guru kelas II dalam mengatasi kesulitan
belajar membaca sangat efektif karena siswatidak hanya menyebutkan
kalimatnya saja tetapi siswa juga di perlihatkan benda secara nyata.
Strategi Basal Readers yang digunakan guru yaitu guru
memperlihatkan kalimat tetapi guru juga meminta siswa untuk
membaca dan dengan dibimbing guru siswa membacakan dengan suara
keras, tidak hanya itu guru juga langsung memperlihatkan benda yang
ada dalam kalimat tersebut.
67
Gambar 4.9 Guru mengunakan stategi Basal Reades dalam mengatasi kesulitan
membaca siswa dalam pemeblajaran tematik
1) Kesulitan yang dihadapi Guru kelas II dalam menghadapi kesulitan
menulis.
Menulis adalah alat yang digunakan dalam melakukan komunikasi
dan mengekspresikan diri secara nonverbal, kesulitan menulis dapat dilihat
dari kesulitan memegang pensil, tidak bisa membedakan huruf, dan
menulis huruf yang tidak jelas. Apabila inidibiarkan saja maka siswa yang
mengalami kesulita belajar menulis tersebut dapat tertinggal pelajaran.
Berikut wawancara kepada walikelas II Ibuk Makawiyah S.Pd.I
sebagai berikut:
“Ada 3 orang siswa kelas II yang mengalami kesulitan
menulis itu terlihat saat pembelajaran tematik
berlangsung,saya memfokuskn kepada 3 sisiwa saya tersebut
untuk menuliskan apa yang saya ucapkan, misal saya
menyuruh untuk menuliskn nama hewan tapi siswa tersebut
tidak bisa, ada huruf yang menuliskan terbalik dan juga ada
yang tidak tau huruf bahkan sampai memegang pensil masih
salah tidak hanya itu bahkan ada siswa yang malas sekali jika
menulis dan tulisan sangat susah untuk dibaca”(07 November
2019 Pukul 01:30)
`
68
Gambar 4.10 Tulisan di buku siswa saat pembelajaran Tematik
Kemudian masih dilanjutkan wawancara kepada salah satu siswa MI Al
Munawwarah Kota Jambi yang mengalami kesulitan menulis berikut hasil
wawancaranya:
“Dalam menulis saya merasakan kesulitan saat menuliskan
hurup yang bentuknya hampir samasehingga sering sekali
terbalik,dan saya hanya bisa menuliskan beberapa kata
saja,dan juga guru sering menegur saya karena memegang
pensil yang salah”(07 November 2019 Pukul 01:30)
Gambar 4.11 Hasil tulisan siswa yang bekesulitan membedakan huruf
69
Berdasarkan apa yang disampaiakan oleh Ibu makawiyah selaku
guru kelas II diatas maka penulis melakukan pengamatan secara langsung
untuk mengetahui sejauh mana sinkronisasi antara apa yang disampaikan
oleh ibuk dengan apa yang terjadi dilapangan. Hasil observasi yang
penulis dapat adalah, ternyata memang tidak jauh berbeda dengan apa
yang disapaikan oleh ibuk makawiyah yang terjadi di lapangan.
Kendala yang dihadapi Guru dalam kesulitan menulis sangat
terlihat jelas saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih banyak
tidak bisa menulis kendalanya terlihat saat siswa tidak bisa memegang
pensil dengan benar dan juga siswa masih belum bisa membedakan hurub
abjad.
Setelah penulis mengetahui secara lebih jelas tentang kendala yang
dihadapi Guru dalam menulis khusunya siswa kelas II MI Al
Munawwarah Kota Jambi.maka dibawah ini penulis akan memcoba
mempaparkan secara lebih kongkret tentang apa saja faktor penyebab
kesulitan menulis siswa.
a. Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami ganguan kesulitan dalam menulis misalnya tulisanya
tidak jelas, terputus-putus.
Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah MI Al
Munawwarah Kota Jambi ibu Suryani S.Pd.I berikut hasil
wawancara:
“Dalam perkembangan motorik siswa sangat
mempengaruhi kesulitan menulis siswa,itu sangat
terlihat jelas dalam menulis sisiwa masih banyak
saya temukan tulisan yang bentuknya terputus
bahkan tidak bisa dibaca, huruf yang tidak begitu
jelas dan saat menulis tidak ada spasi”(07 November
2019 Pukul 01:30)
b. Perilaku
70
Anak yang hiperaktif atau perhatiannya mudah teralih,
dapat menyebabkan pekerjaan terhambat termasuk menulis.
Dalam kegiatan pembelajaran menulis siswa lebih aktif dalam
berbagai kegiatan
Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kelas II
Ibuk Makawiyah S.Pd.I mengatakan:
“Pada saat saya mengajar masih banyak siswa yang
tidak bisa diam di tempat duduknya,sisiwa berlarian
siswa lebih aktif sehingga kegiatan belajar menulis
menjadi terhambat”(07 November 2019 Pukul
01:30).
.
3) Strategi guru kelas II dalam menghadapi kesulitan menulis
a. Metode Eja
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja
huruf demi huruf. Strategi ini sangat cocok digunakan di kelas
rendah karena stategi ini terdiri dari pengenalan huruf abdjad A
sampai Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem.
Pengunaan metode eja dalam mengatasi kesulitan menulis
dilakukan dengan cara memperkenalkan huruf-huruf secara
alpabetis. Huru-huruf tersebut dihapalkan dan dilapalkan muris
sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A a, B b, C
c, D d, E e, F f, dan seterusnya dilafalkan sebagai A be ce de e ef
dan seterusnya.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan Wali kelas II
Ibuk Makawiyah S.Pd.I tentang strategi yang digunakan guru
dalam mengatasi kesulitan menulis mengatakan:
“Pengunna metode eja ini sangat bagus diterapkan
di kelas II karena saat belajar menulis siswa saya
perkenalakan terlebih dahulu huruf abjad dari huruf
abjad kapital sampai huruf kecil, dengan langkah-
langkah saya perintahkan siswa untuk menulis hurup
abjad kemudian siswa saya perkenalkan dengan
suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf
71
seperti n, a, n, a, s lalu dilanjutkan untuk menyusun
menjadi kalimat”(07 November 2019 Pukul 01:30).
Gambar 2.2 strategi metode eja yang digunakan guru dalam
mengtasi kesulitan menulis
Dilanjutkan wawancara dengan salah satu siswa yang
mengalami kesulitan menulis
“saya sangat senang belajar menulis karena saya
diajarkan menulis dari huruf abjad A sampai Z
kemudian saya dibantu untuk menulis huruf
menjadi kalimat.sampai saya bisa karena saya
belum hafal abjad saya diajak guru bernyanyi huruf
abjad ”(07 November 2019 Pukul 01:30) .
72
Gambar 2.3 Wawancara dengan salah satu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis.
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa stategi yang digunakan guru kelas dalam
mengatasi kesulitan menulis sangat baik diterapkan kerena sisiwa
dibimbing mulai dari pengenalan huruf abjad sampai merangkai
kata perkata sehingga siswa diperkenalkan mulai dari huruf awal
abjad sampai akhir abjad tidak hanya itu guru juga mebimbing
siswa untuk menyusun kalimat sesui gambar dilihatnya.
b. Metode Global
Metode global adalah belajar membaca dan menulis kalimat
secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode
global ini adalah pendekatan kalimat.
Menurut Purwanto (1997, hal 32) metode global adalah
metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan.
Penemu metode ini adalah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli
pendidikan bangsa belgia yang bernama Decroly. Sedangkan
menurut Depdiknas (2000, hal. 6)mendefenisikan bahwa metode
global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh, metode
global ini didasarkan pada pendekatan kalimat caranya yaitu
guru mengajarkan menulis dengan menampilkan kalimat
dibawah gambar atau dengan kalimat tanpa bantuan gambar.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan Wali
kelas II Ibuk Makawiyah S.Pd.I tentang strategi yang
digunakan guru dalam mengatasi kesulitan menulis.
“Langakah-langkah dalam pengunaan metode ini
siswa saya tuntut menguraikan kalimat dengan kata-
kata misalnya: ini-nani kemudian menguraikan kata-
kata menjadi suku kata i-ni na-ni dan dilanjutkan
siswa saya suruh menguraikan suku kata menjadi
huruf-huruf misalnya i-n-i-n-a-n-i , pada tahap ini
saya menampilkan kalimat dibawah gambar saat
pembelajaran tematik berlngsung dalam menulis
73
siswa sangat saya tumtut untuk bisa menulis
terkadang ada sampai menangis karena tidak bisa
menuliskan.(07 November 2019 Pukul 01:30).
Gambar 2.4 Siswa menulis di bimbing guru dengan
menguraikan kata menjadi suku kata
Dilanjutkan wawancara dengan salah satu siswa yang mengalami
kesulitan menulis
“Saat guru mengajar menulis di kelas guru
menuliskan di depan papan tulis menguaraikan
kata menjadi kalimat, lalu kami menyalinnya di
buku tulis ada juga guru mengunakan gambar
beserta kalimat, dan setelah itu kami menuliskan
di buku tematik kami ”(07 November 2019 Pukul
01:30).
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka jelas dalam pengunaan
strategi yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan menulis
belajar tematik sudah bisa diterapkan karena dengan bimbingan guru
siswa bisa mengerjakan setiap perintah guru .
Metode global yang digunakan guru dapat diterapkan dikelas
rendah karena dalam pengunaan strategi ini siswa di tuntut untuk bisa
menguraikan kata menjadi suku kata, walaupun dalam pengunaan
strategi ini siswa masih harus dibimbing guru dengan pengenalan
kalimat utuh tapi siswa bisa menguaraikannya, dengan di bantu guru
menuliskan di depan papan tulis.
74
Strategi ini dapat merangsang peserta didik untuk bisa menulis
karena ketika siswaa yang mengalami kesulitan menulis ia tidak hafal
abjad tetapi dengan adanya metod Global ini siswa diperkenalkan
suku kata sampai siswa di minta untuk menjadikan kalimat.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa startagi yang digunakan
guru kelas dalam mengatasi kesulitan menulis sudah berhasil tetartasi
sudah efektif diterapakan, karena pengunaannya yang mudah
dipahami siswa selain dapat mengatasi kesulitan belajar strategi ini
juga meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis.
Strategi yang digunakan guru kelas II dalam mengatasi kesulitan
menulis, pengunaan metode ini siswa di tuntut menguraikan kalimat
dengan kata-kata misalnya: ini-nani kemudian menguraikan kata-kata
menjadi suku kata, dan juga dalam pengunaan metode global ini
didasarkan pada kalimat sehingga siswa mudah menulis dengan
bimbingan dan dukungan guru, walaupun sisa masih berkesulitan
menulis tetapi apabila dibantu dengan berbagai macam strategi siswaa
mampu menulis dengana baik.
C. PEMBAHASAN
Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka
selanjutnya adalah peneliti mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian.
Masing-masing dari temuan tersebut akan dibahas mengacu pada teori dan
pendapat ahli yang sesuai.
1. Kesulitan yang dihadapi Guru kelas II dalam menghadapi kesulitan
membaca dan menulis siswa
Kesulitan belajar membaca didefinisikan sebagai suatu gejala
kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat.
Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, faktor-faktor tersebut
75
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi dengan faktor yang lain
dalam memunculkan kesulitan belajar. Berdasarkan hasil observasi di
lapangan proses pembelajaran tematik pada siswa kelas II terdapat
kesulitan membaca dan menulis yang harus diatasi oleh guru.
Beradasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, guru
mengalami kesulitan saat mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa
khusunya di kelas II. Kendala yang dihadapi guru dalam kesulitan membaca
dan menulis sangat terlihat jelas saat proses pembelajaran berlasung siswa
lebih banyak tidak bisa membaca dan mengenali huruf, terlihat jelas saat
siswa diminta untuk menyebutkan huruf abjad A-Z masih bnyak siswa yag
tidak bisa menyebutkan ditambah lagi jika disuruh menuliskan masih bnayak
huruf yang tertukar saat menuliskan misalnya b ditulis menjadi d dan
seterusnya.
Menurut Mercer (2015) ada empat kelompok karakteristik kesulitan
belajar, yaitu berkenaan dengan 1) kebiasaan membaca, 2) kekeliruan
mengenal kata, 3) kekeliruan pemahaman, dan 4) gejala-gejala serbaaneka
Pada umumnya “kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan,
sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi kesulitan
belajar.
2. Strategi yang digunakan guru kelas II dalam menghadapi kesulitan
membaca dan menulis
Strategi adalah rencana atau cara untuk melakukan sesuatu, atau teknik
dalam membaca untuk menyerap informasi yang disampaikan melalui media
tulisan, strategi dalam membaca sangat mempengaruhi ketercapaian dalam
mengatasi kesulitan membaca siswa terutama siswa kelas rendah.
Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi peneliti dapat diperoleh
bahwa upaya dalam mengatasi kesulitan membaca guru menggunakan strategi
pembelajaran adapun strategi yang digunakan guru dalam mengatasi kesulitan
76
membaca dan menulis yaitu phonic method dan basal readers . Sedangkan
strategi yang digunakan dalam mengatasi kesulitan memnulis yaitu metode ejad
dan metode global
Strategi phonic method adalah stategi yang digunakan guru untuk mengatasi
kesulitan membaca siswa dengan cara guru diminta untuk menyebutkan huruf
huruf kemudian siswa diminta untuk menempelkan kata tersebut sesuai dengan
gambar sehingga dalam pengunaan strategi ini siswa lebih aktif, sedangkan
startegi basal readers merupakan serangkain aktivittas yang digunakan untuk
mengatasi kesulitan membaca siswa dengan mengabungkan variasihuruf
menjadi kata.
Berdasarkan hasil wawancara, obsrvasi dan dokumentasi guru mengunakan
strategi untuk mengatasi kesulitan menulis, metode eja adalah metode membaca
yang dimulai dari mengeja pada tahap ini guru mengenalkan huruf abjad, huruf
capital dan huruf kecil dengan cara siswa merangkai huruf yang diberikan guru
di papan tulis, sedangkan metode global yaitu guru dituntut untuk menguraikan
kata kata menjadi kalimat dan menguraikan kata menjadi suku kata.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara penelitian Analisis strategi guru
kelas dalam menghadapi kesulitan membaca dan menulis siswa dalam
pemeblajaran tematik kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota
Jambi dapat ditarik berbagai kesimpulan sebagai berikut:
a. Kesulitan belajar membaca adalah suatu gejala kesulitan dalam
mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat.kesulitan belajar
membaca terlihat saat proses pembelajaran berlasung siswa lebih
bnayak tidak bisa membaca dan mengenali huruf ketika guru memberi
tugas terdapat faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, salah satunya
Faktor Psikologis faktor ini mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin.
Strategi guru kelas dalam menghadapi kesulitan membaca pada
pembelajaran tematik di kelas II MI Al Munawwarah Kota Jambi
adalah pertama Phonic method adalah metode menyebutkan suara huruf
dalam konteks dapat disebut metode mengeja karena dalam strtegi ini
siswa diminta untuk menyebutkan huruf huruf abjad dan juga
menempelkan kata-kata sesuai dengan gambar yang disediakan guru,
Strategi yang digunakan guru mampu memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan membaca kedua Basal Readers atau membaca
awal merupakan serangkaian aktivitas membaca yang dilakukan anak
setelah ia mengenal dan memahami berbagai bentuk huruf dan berbagai
rangkaaian variasi gabungan huruf menjadi kata, dalam pengunaan
strategi ini siswa diminta untuk lebih aktif peran guru dalam strategi ini
yaitu guru mmeperlihatkan benda secar nyata kepad siswa kemudian
siswa diminta untuk mengabungkan huruf tersebut menjadi kalimat
dengan strategi tersebut siswa dibawa pada kenyataan yg terlihat
78
dengan langsung di perlihatkan benda yang terdekat dengan siswa
tersebut.
c. Kesulitan yang dihadapi Guru kelas II dalam menghadapi kesulitan
menulis, dapat dilihat dari kesulitan memegang pensil, tidak bisa
membedakan huruf, dan menulis huruf yang tidak jelas ini sangat jelas
sekali terlihat pada saat pemeblajaran tematik berlangsung dan ketika
guru memberi tugas lalu guru memeriksa tugas siswa guru merasa
sangat sulit untuk membaca tulisan siswa tersebut . Apabila ini
dibiarkan saja maka siswa yang mengalami kesulita belajar menulis
tersebut dapat tertinggal pelajaran. Faktor penyebab kesulitan menulis
siswa salah satunya adalah pertama Motorik anak yang perkembangan
motoriknya belum matang akan mengalami ganguan kesulitan dalam
menulis misalnya tulisanya tidak jelas, terputus-putus,tulisan terbalik,
kedua Perilaku Anak yang hiperaktif atau perhatiannya mudah teralih,
dapat menyebabkan pekerjaan terhambat termasuk menulis ini
menjadikan permasalhan yang harus di tangani oleh guru kelas dalam
mengatasi kesulitan menulis.
d. Strategi guru kelas dalam menghadapi kesulitan menulis pada
pembelajaran tematik di kelas II MI Al Munawwarah Kota Jambi
adalah pertama Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari
mengeja huruf demi huruf, siswa diperkenalkan dengan awalan huruf
abjad dan sampai akhir. Strategi ini sangat cocok digunakan di kelas
rendah karena stategi ini terdiri dari pengenalan huruf abdjad,
sampaicara melapalkan yang benar kedua Metode global adalah belajar
membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam
metode global ini adalah pendekatan kalimat siswa diminta untuk
menguraikan kalimat menjadi kata dan dari kata tersebut siswa diminta
untuk menguraikan suku kata .
79
B. SARAN
Selama penelitian yang dilakukan peneliti memperoleh beberapa
temuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Strategi Guru Kelas Dalam menghadapi Kesulitan
Membaca dan Menulis Siswa Kelas II Pada Pembelajaran Tematik di
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi. Berdasarkan
kesimpulan yang diperoleh peneliti dapat memberikan sarana-sarana
sebagai berikut.
1. Bagi sekolah dan kepala sekolah Seharusnya pihak sekolah dan kepala
sekolah lebih memperhatikan siswa yang mengalamikesulitan belajar
membaca dan menulis serta mendukung berbagai macam usaha yang
telah dilakukan oleh guru kelas. Pihak sekolah seharusnya tidak hanya
memberikan masukan terhadap guru kelas namun juga bisa bertindak
dalam menangani masalah yang serius ini.
2. Bagi guru Berbagai macam telah dilakukan oleh guru, tapi alangkah
baiknya guru lebih menyiapkan lagi strategi yang menarik agar siswa
berminat untuk belajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
Seharusnya guru lebih memperhatikan strategi yang digunakan guru
3. Bagi siswa Hasil belajar siswa kurang memuaskan bagi guru
maupun orang tua oleh karenanya seharusnya siswa lebih
mengoptimalkan lagi dalam pembelajaran dan memperhatikan
guru dalam proses pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain Peneliti lain agar bisa mencontoh hasil dari penulis ini
dan peneliti lain bisa memberikan pendapat atau masukan yang baik
kepada penulis. Serta peneliti lain agar lebih baik dari pada penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Abidin. (2014). Dsain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum,
Bandung: PT Refika Aditama.
Ahmadi, Abu. (1991). Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu & Joko Prasetyo. (2005). Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pustaka Setia. Februari 2020 WIB
Al-Quran dan Terjemahan. 2007, Minggu 23
Arikunt, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta.
Ary. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.
Azizah Siti. (2007). Guru dan Pengembangan Kurikulum Berkarakter Cet.
I; Jakarta: Allauddin University Press.
Basuki, & miftahul ulum. (2007). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,
Ponorogo: STAIN Po Press
Bond, Guy L. (1979). Reading Difficulties Their Diagnosis and corection, New
Jersey: Prentice Hall.
Broto A S. (1975). Membaca , Jakarta : Bina Bahasa
Derajat, Zakiah. (2002). Strategi dan pengajaran Guru Dalam Belajar,
Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Bahri Saiful. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta;
Rineka Cipta.
Djamarah, Bahari Saful. (2015). Strategi Dalam Pembelajaran Yang Efektif,
Jakarta; Bumi Aksara.
Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Delfi. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
ti Zuchdi dan Budiasih. (1996). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Proyek Pengembangan PGSD.
Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
Jakarta: Balai Pustaka.
Djauzat. (1996). Metode Global Pada Anak Berkesulitan Belajar,Jakarta:
Universitas Terbuka
Djamarah Bahri Syaiful. (2010). Evauasi Dalam Pendidiakan, Jakarta: Erlangga.
Djamarah Bahari Syaiful. (2016). Strategi Model dalam pembelajaran
pada anak sekolah dasar, Jakarta: Granmedia.
Depdiknas. (2005), Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Farida Rahmi. (2005). Fisikologi perkembangan Pada Anak, Jakarta: Bumi
Aksara
Hamalik Oemar (2006). Psikologi Belajar Pada anak Sekolah Dasar, Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamalik Oemar. (2007). Proses Belajar MengajarCet. X, Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Haryati. (2004). Bimbingan Pada Anak Berkesulitan Dalam Belajar,
Jakarta: Erlangga.
Harjanto. (2013). Perencana Pengajaran, Yogyakarta: BPFE..
Iskandar. (2012). Teknik Penelitian Kualitatif. PTK, Kualitatif dan R&D, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Idris. (2008). Metode dan Strategi dalam pengajaran, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Koswaran, Dedew. (2003). Faktor Kesulitan Membaca dan Menulis, Bogor:
Pustaka Thariqui Izaam.
Lerner. (1981). Kesiltan Belajar Membaca Pada anak Sekolah Dasar,
Jakarta: Press.
Martini. (2008). Kesulitan belajar dan Perspektif Asesmen dan
penanggulanganya, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Martini. (2010). Kesulitan belajar membaca dan menulis siswa pada tahap
permulaan, Bandung: Pres.
Martini. (2013). Psikologi Belajar, Ghalia: Indonesia.
Mulyasa E. (2008). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif
dan menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa E. ( 2011). Menjadi Guru Profesional Menciptkan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Makmum, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat
Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakya.
Mulyadi, Diagnosis. (2011). Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap
Kesulitan Belajar Khusus, Yogyakarta : Nuha Litera .
Mulyadi. (2010).Kesulitan pada anak, Jakarta: Salemba..
Mulyono, & ahmad. (2007). Pendidikan Luar Biasa Umum, Jakarta : Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik
Muhibbin. (2000). Fisikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rodakya.
Muhibbin Syah. (2008). Pisikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Bandung: Rosda Karya.
Mercer C D. (1979). Childeren and Adolescents with Learning Disabling ,
London : Charles
Mercer. (2015). Karakteristi Kesulitan Belajar Anak, Jakarta: Pres.
Nana Sudjana. (2011). Dasar-dasar belajar mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Pidarta. (2007). Masalah Dalam Dunia Pendidikan, Pidarta: Rineka Cipta.
Poerwandi. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ), Jakarta : press.
Ritta. (2013). Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan membaca dan menulis,
Jakarta: Bastami.
Sanjaya Wina. (2006). Strategi Dalam Pembelajaran Beriorentasi Standar
proses pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sanjaya Wina. (2014). Strategi Dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenanda.
Sugiono. (2006). Metodologi Prnelitian, Bandung : IKAPI
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitati
Kualitatif, R&D. Cet. XXI, Bandung: Alfabeta
Sobry. (2011). Manajemen Pendidikan Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.
Syah Muhibbin. (2002). Pisikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada hal.145.
Syah Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Bandung:
Rosda Karya
Sudjana. (2002). Anak Berkesulitan Menulis, Bnadung: Remaja Rosdakya.
Soedarso. (1983). Sistem membaca cepat dan efektif, Jakarta: Granmedia.
Tafsir, Ahmad. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2012). Pembelajaran Tematik, Jakarta: Pres.
Tohrin M S .( 2002). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta Raja Grafindo Persada.
Umar. (2011). Prosedur Penelitian Kualitatif, Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang No 2 tahun 2003 Tentang Pendidikan.
Wood, Derek (2009) . Kiat Mengatasi Gangguan Belajar, Yogyakarta: Arr
Ruz `Media,.
Wood, Derek. (2011). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar, Yogyakarta : Arr-
Ruz Media,
Zairi, Aswan, Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar
Cet. II; Jakarta : Rineka Cipta.
Zainuddin Ahmad. (1992). Layanan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Pres.
Zainuddin Ahmad. (2002). Fisikologi Pada anak , Jakarta: Sinar Grafik.
INSTRUMEN PENGUMUPLAN DATA (IPD)
Judul Penelitian :”AnalisisStrategi Guru Kelas Dalam Menghadapi
Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis Siswa Kelas II Pada Pembelajaran
Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi”.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :
a. Mengamati situasi dan kondisi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwaarah Kota Jambi.
b. Mengamati proses belajar membaca dan menulis siswa pada
pembelajaran tematik kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi.
c. Mengamati Kendala yang dihadapi siswa dalam kesulitan membaca
dan menulis siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota
Jambi.
d. Mengamati Strategi guru dalam mengatasi kesulitan mambaca dan
menulis siswa pada pembelajaran tematik kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Al Munawwarah Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
Penerapan Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Muthmainnah Kota Jambi
a. Kepala Sekolah
1) Bisakah Ibuk menceritakan secara singkat berdirinya Madrasah
Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi?
2) Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi?
3) Bagaimana menurut ibuk dalam penerapan strategi yang
dilakukan guru kelas dalam menghadapi kesulitan membaca
dan menulis siswa kelas Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi?
4) Apakah ada kendala yang dihadapi guru kelas dalam
menghadapi kesulitan membaca dan menulis Siswa kelas II MI
Al Munawwrah Kota Jambi?
5) Apakah ada faktor penyebab kesulitan membaca dan menulis
siswa?
b. Guru
1) Sudah berapa lama ibu mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi?
2) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan membaca dan
menulis siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi?
3) Apakah kendala yang ibu hadapi dalam mengatasi kesulitan
membaca dan menulis siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi
4) Apa saja strategi yang ibu gunkaan dalam mengatasi kesulitan
membaca dan menulis siswa kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi?
c. Siswa
1) Apa Kendala yang dihadapi siswa dalam membaca dan
menulis?
3. Dokumentasi
Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperoleh
sesuatu yang berhubungan dengan :
a) Historis dan Geografis sekolah adrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi.
b) Struktur organisasi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi.
c) Struktur organisasi kelas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi .
d) Keadaan guru dan siswa Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
e) Keadaan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota
Jambi.
f) Proses belajar mengajar kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
g) Visi dan Misi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota
Jambi.
Lembar Wawancara
Respon Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Suryani S.Pd.I
Tempat Mengajar :MI Al Munawwarah Kota Jambi
Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama ibuk menjabat
sebagai kepala sekolah di Madrasah
Ibtidaiyyah Al Munawwarah Kota
Jambi?
2. Apa saja yang menjadi Visi dan misi
di Madrasah Ibtidaiyyah Al
Munawwarah Kota jambi?
3. Bagaimana keadaan sarana dan
prasarana yang ada di Madrasah
Ibtidaiyyah Al Munawwarah Kota
Jambi?
4. Apakah benar buk kelas 2 ada yang
masih mengalami kesulitan membaca
dan menulis?
5. Bagaimana menurut ibuk apakah ada
solusi yang dilakukan sekolah dalam
mengatasi kesulitan membaca dan
menulis?
Lembar Wawancara
Respon Guru Kelas II
Nama : Malawiyah, S. Pd.I
Guru Kelas : Kelas II
Tempat Mengajar : MI Al Munawwarah Kota Jambi
Hari/Tgl : Senin, 12 November 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di
MI Al Munawwarah Kota Jambi?
2. Apakah ada kesulitan yang ibu alami
ketika mengajar di kelas II?
3. Bagaimana upaya ibu dalam
mengatasi kesulitan membaca dan
menulis siswa kelas II?
4. Apa faktor penyebab kesulitan
membaca dan menulis?
5. Startegi apa saja yang ibu gunakan
dalam menghadapi kesulitan
membaca dan menulis?
Lembar Wawancara
Respon Siswa
Nama : M. Yandra
Siswa Kelas : kelas II A
Tempat belajar : Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muthmainnah Kota
Jambi
Hari/Tgl : Senin, 22 April 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah ada kesulitan dalam
membaca dan menulis?
4. Apakah ada guru mengunakan
strategi dalam mengtasi kesulitan
membaca dan menulis?
5. Apakah starategi yang digunakan
guru bisa diberjalan baik?
Lembar Observasi
Hari/ Tanggal :06 Januari 2020
Lokasi :Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil
1. Mengamati situasi dan kondisi
di Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi
2. Mengamati Kesulitan Membaca
dan menulis pada pembelajaran
Tematik siswa kelas II A
Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi ini
3. Mengamati Pengunaan strategi
guru kelas dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca dan
menulis siswa kela II di
Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
4. Mengamati faktor Penyebab
kesulitan membaca dan menulis
siswa kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota
Jambi.
5. Mengamati Guru mengunakan
Staregi
6. Mengamati Keadaan siswa saat
mengikuti proses pembelajaran
7. Mengamati guru mengajar
mengunakan Strategi
Lembar Dokumentasi
Hari/ Tanggal :06 Januari 2020
Lokasi :Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
ini
No Dokumentasi Ceklist
1. Keadaan Madrasah Ibtidaiyah Al
Munawwarah Kota Jambi.
2. Keadaan siswa saat belajar
3. Foto wawancara dengan kepala
sekolah
4. Foto wawancara dengan Guru
Kelas IIA
5. Foto wawancara dengan Siswa
Kelas IIA
6. Foto bersama siswa-siswi kelas
IIA
92
Lampiran I
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Hari /Tanggal :Selasa, 11 November 2019
Tempat :Ruang Kepala Sekolah
Waktu :10:00-11:50 WIB
Narasumber :Ibu Suryani S.Pd.I (Kepala Sekolah)
Peneliti : Sudah berapa lama ibuk menjabat menjadi kepala
sekolh di Madrasah Ibtidaiyah Al Munawwarah
Kota Jambi ini?
Narasumber :ibuk mulai menjadi kepala sekolah sejak tahun
2019
Peneliti :Bisakah Ibu menceritakan sejarah singkah
berdirinya sekolah MI Al Munawwarah Kota
Jambi?
Narasumber :Sekolah MI Al Munawwarah berdiri tahun 2006
sekolah ini termasuk sekolah Swasta awalnya
jumlah siswa hanya beberpa yang mau masuk MI
tetapi dengan ber iring waktu sekolah ini mulai
dikenal oleh warga sekitar perumahan auduri, begitu
juga tenaga pendidiknya hanya beberpa orang,
berkembangnya sekolah ini berawal banyak nya
siswa yang dikutkan lomba tahfiz dan banyak yang
juara akhirnya orang tua tertarik memasukkan
anaknya sekolah di MI ini, ditambah lagi ilmu
agamanya yang bisa dikatakn bagus.
Peneliti :Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di
sekolah ini buk?
Narasumber :Alhamdulilah kalau soal saran dan prasaran disini
sudah bisa di katakan baik, ditambah lagi sekolh ini
ada masjidnya, kemudian yang agak menjadi
kendala disini lapangan nya dn juga gedung masih
kurang sehingga sekolah ini kami buat menjadi 2
sip.
Peneliti :Bagaimana menurut ibu tentang penerapan strategi
yang digunakan guru kelas II dalam menghadapi
kesulitan menulis dan membaca?
Narasumber :Kalau soal strategi yang digunakan guru menurut
ibu sudah sangat bagus diterapkan, kenapa memang
sudah ada bukti bahwa siswa tersebut bisa
membaca dan menulis.
Peneliti :Menurut ibuk apakah ada kendala yang dihadapi
guru kelas II dalam mengatasi kessulitan membaca
dan menulis?
Narasumber :Kalau kendala yo ada lah tapi masih biso diatasi
guru kelasnyo tt cuman kalau menurut pandangan
inb dikelas tt memang siswanya bermacam tingkah
lakunya, yang agak menjadi kendala tt ya siswa
yang susuh membedakan huruf itu.
Peneliti :Apakah ada faktor penyebab kesulitan membaca
dan menulis siswa?
Narasumber :faktornya salah satunyo itu faktor fisikologisnyo
mental dari peserta didik itu yang menjadi
penghambat, selain itu faktor lingkungan jugo
Lampiran II
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Hari /Tanggal :Selasa, 11 November 2019
Tempat :Ruang Kepala Sekolah
Waktu :10:00-11:50 WIB
Narasumber :Makawiyah (Wali kelas II)
Peneliti :Sudah berapa lama ibuk mengajar di MI Al
Munawwarah Kota Jambi?
Narasumber :Ibuk mengajar sudah hampir 4 tahun
Peneliti :Apa ada kesulitan yang ibuk alami ketika ibu
mengajar di kelas II
Narasumber :Kalau kesulitan dalaam mengajar ya adalah tapi
kalau untuk saat ini yang menjadi pusat perhatian
yaitu kesulitan dalam membaca dan menulis karena
sangat menggangu proses belajar mengajar
Peneliti :Apakah ada strategi atau solusi yang ibuk gunakan
dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis
tersebut?
Narasumber :Dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis
ada beberapa staregi yang saya gunakan dalam
mengatasi kesulitan membaca yaitu phonic method
dalam pengunaan strategi ini saya memberikan
gambar, kartu kalimat dan karu kata., Basal readers
ini siswa saya perlihatkan gambar nyata alalu
mereka menyebutkan hurup tersebut, sedangkan
dalam kesulitan menulis yaitu metode eja ini saya
perkenalkan huruf abjad terlebih dahulu lalu
dilapalkan dan metode global yaitu siswa ibuk
perintahkan untuk menguraikan kalimat menjadi
suku kata .
Penelitian :Apa ada faktor kendala yang ibuk hadapi dalam
mengatasi kesulitan membaca dan menulis tersebut
tersebut.
Narasumber :sedaangkan faktor dalam kesulitan menulis dan
membaca yaitu Psikologi dan lingkungan sekolah,
dimana pada tahap ini peserta didik mulai
mengalami perkembangn pada motorik,
perkembangan fisik anak sanagat mempenagaruhi
keberhasilan dalam membaca dan menulis
Lampiran III
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS II
Hari /Tanggal :Selasa, 11 November 2019
Tempat :Ruang Kepala Sekolah
Waktu :10:00-11:50 WIB
Narasumber :M. Yandra (Siswa kelas II)
Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam membca dan menulis?
Narasumber :Iya kak, ada saya tidak bisa membedakan huruf dan
juga Sering terbalik jika di suruh membaca dan
menulis .
Peneliti :Apakah ada guru mengunakan strategi dalam
mengatasi kesulitan membaca dan menulis?
Narasumber : Ada kaka, kayak media kartu sama gambar gitu
Peneliti :Apakah adek merasa senang dalam strategi yang
guru gunakan?
Narasumber : Iya ka sangat senang sekali, saya jadi bisa
membaca dan menulis sekarang.
DOKUMENTASI
M
a
d
rasah Ibtidaiyah Al Munawwarah Kota Jambi
Foto bersama Kepala sekolah MI Al Munawwarah Kota Jambi.
Foto wawaancara Bersaama Kepala Sekolah MI Al Munawwarah Kota
Jmabi
Foto Wawancara bersama guru kelas II MI Al Munawwarah Kota
Jambi
Foto Wawancara bersama siswa Mi Al munawwarah Kota Jambi
Foto Wawancara bersama siswa Mi Al munawwarah Kota Jambi
Foto bersama Siswa dan Siswi kela II MI Al Munawwarah Kota Jambi.
Foto kegiatan proses belajar mengajar
Foto siswa belajar membaca di depan kelas
Foto Kegiatan guru mengajar menggunakan strategi pemebelajaran.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama :Lidya Utari
Jenis Kelamin :Perempuan
Tempat,tanggal lahir :Keramas, 24 Oktober 1998
Alamat :Jln.Pasar Rano,RT 03 RW 02
Rambahan,Kel.Rano,Kec.Muara
Sabak Barat,Kab.Tanjung
Jabung Timur,Provinsi Jambi
Pekerjaan :Mahasiswa
Alamat Emali :lidyautari81@gmail.com
Nomor Kontak :083121387239
Riwayat Pendidikan
1. SDN 217/x Keramas :Tahun 2010
2. SMPN 17 Tanjung Jabung Timur :Tahun 2013
3. SMAN 8 Tanjung Jabung Timur :Tahun 2016
4. UIN STS Jambi :Tahun 2020
Motto Hidup
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan “(Ali bin Abi Thalib)”
Recommended