View
13
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
1
KELAS X SEMESTER 1
Kompetesi dasar: 1. Dapat mengukur besaran-besaran fisika denag alat yang sesuai dan mengolah data
hasil dengan menggunakan aturan angka penting.
2. Dapat membedakan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.
3. dapat memprediksikan dimensi suatu besaran dan melakukan analisis dimensional
4. dapat melakukan penjumlahan dan perkalian dua buah vector.
Indikator:
1. Dapat melakukan pengukuran dengan benar terhadap besaran-besaran pokok
panjang, massa, dan waktu.
2. dapat membaca hasil pengukuran pada skala alat ukur secara tepat
3. Dapat mendefinisikan angka penting dan menggunakannya dalam pengukuran
suatu besaran fisika.
4. dapat mengolah data hasil pengukuran dan menyajikan dalam bentuk grafik dan
mampu menarik kesimpulan tentang besaran fisis yang diukur.
5. Dapat membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat
memberikan contoh dalah kehidupan sehari-hari
6. dapat menerapkan satuan besaran pokok dalam system intenasional.
7. dapat menentukan dimensi suatu besaran fisika.
8. Dapat menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah.
9. dapat menjumlahkan dua vector atau lebih dengan metode jajaran genjang dan
dengan metode polygon.
10. dapat menjumlahkan dua vector yang segaris atau membentuk sudut secara grafis
dan menggunakan rumus cosinus.
11. dapat menguraikan suatu vector menjadi komponen-komponennya pada sumbu x
dan sumbu y.
12. dapat menjumlahkan dua vector atau lebih dengan metode analisis.
13. dapat menghitung hasil perkalian titik (dot) dari dua vector
14. dapat menghitung hasil perkalian silang (cross) dari dua vector.
BAB 1
BESARAN DAN SATUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat kegiatan kegiatan yang
berhubungan dengan pengukuran. Sebagai contoh, Para pedagang sembako melakukan
penimbangan terhadap massa barang sembako untuk dijual secara eceran. Para penjahit
pakaian melakukan pengukuran terhadap panjang atau lebar kain untuk disesuaikan
dengan ukuran badan seseorang yang memesan. Para pekerja mebel juga melakukan
pengukuran terhadap panjang kayu sesuai dengan ukuran dari jenis mebel yang dibuat.
Demikian pula seseorang yang akan mendirikan bangunan, maka akan melakukan
pengukuran terhadap panjang dan lebar tanah sehingga dapat menentukan luas
bangunannya.
Kegiatan pengukuran seperti contoh di atas berkaitan dengan besaran yang diukur
dan satuan. Untuk memahami hal-hal tersebut, maka akan kita bahas sebagai berikut:
1.1. Pengukuran dan Satuan
2
Coba kalian letakkan pensil di atas meja seperti gambar 1.1. Benda mana yang lebih
panjang? Tentu saja lebih panjang meja. Apabila kita bandingkan panjang meja dengan
panjang pensil tersebut. Maka kita akan mendapatkan bahwa panjang meja adalah sekian
kali panjang pensil. Kegiatan yang kalian lakukan baru saja tidak lain membandingkan
besaran panjang meja dengan besaran panjang pensil. Kegiatan tersebut disebut mengukur
suatu besaran. Jadi mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis yang digunakan sebagai satuan.
Apabila kalian mengukur panjang meja tulis dengan penggaris. Maka kalian
membandingkan panjang meja dengan panjang penggaris. Hasil pengukuran tersebut kita
nyatakan dengan angka dan diberi satuan, yaitu misalnya panjang meja 120 cm. Panjang
adalah contoh dari besaran. Jadi besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Suatu besaran pada umumnya memiliki satuan.
Untuk melakukan pengukuran suatu besaran, maka digunakan alat ukur. Berikut
ini akan kita bahas beberapa alat ukur, yaitu;
1.1.1 Alat ukur panjang.
a. Penggaris.
Ada beberapa jenis penggaris sesuai dengan skalanya. Penggaris yang umum digunakan
adalah penggaris berskala mm, yaitu penggaris yang skala terkecilnya adalam 1 mm atau
0,1 cm.
Posisi mata saat melakukan pengukuran adalah tegak llurus denganpenggaris.
Jika posisi mata saat membaca skala tidak tegak lurus pada skala alat ukur, maka hasil
pengukuran tidak tepat. Ketidak tepatan hasil pengukuran akibat posisi mata yang tidak
tepat disebut kesalahan paralaks.
Gambar 1.2 posisi mata saat membaca
skala pada penggaris
1 cm 2 cm 3 cm 0 cm
Gambar 1.1 meja tulis
Pensil
meja
Hasil pengukuran panjang
batang dengan penggaris pada
gambar 1.3 adalah 1,7 cm
3
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka
sorong digunakan untuk mengukur deameter suatu tabung atau kawat. Atau tebal suatu
benda. Seperti terlihat pada gambar 1.4, jangka sorong terdiri dari rahang bawah dan
rahang atas. Rahang bawah untuk mengukur demeter luar suatu tabung. Deameter atas
digunakan untuk mengukur damater bagian dalam suatu tabung.
Rahang geser jangka sorong dapat digeser secara bebas disesuaikan dengan ukuran
benda. Pada rahang geser terdapat skala nonius yang terbagi 10 skala. Pada rahang tetap
terdapat skala utama dalam satuan cm. Panjang skala nonius adalah 9 cm yang terbagi
dalam 10 skala sehinggapanjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm Selisih skala utama dan
skala nonius adalah 0,1 mm. Hasil pengukuran dengan jangka sorong adalah;
X = hasil pada skala utama + hasil pada skala nonius. Misalkan jangka sorong digunakan untuk mengukur deameter suatu tabung.
Kedudukan skala nonis terhadap skala utama seperti gambar berikut:
Gambar 1.3 penyebab kesalahan
paralaks
Jika posisi mata pada titik A
atau C, maka hasil
pengukuran ≠1,7 cm. Hasil
pengukuran dari posisi A
adalah 1,6 cm dari posisi C
adalah 1,8 cm
1 cm 2 cm 3 cm 0 cm
A B
C
0 1 2 3
cm
Rahang tetap
Rahang geser
Skala utama
Skala nonius
Gambar 1.4 jangka sorong
Rahang atas
Rahang bawah
4
c. Mikrometer
Mikrometer atau sering disebut juga micrometer skrup adalah alat ukur panjang
yang memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer biasanya digunakan untuk
mengukur tebal benda-benda yang sangat tipis seperti kertas.
Bagian utama micrometer adalah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang
disebut bidal. Keliling silinder pemutar dibagi 50 bagian atau skala yang sama besar. Jika
bidal akan bergerak maju 0,5 mm jika diputar satu kali putaran. Dengan demikian jika
bidal diputar satu skala maka akan bergeser 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm. Hasil
pengukuran dengan micrometer adalah:
X = hasil pada skala utama + hasil pada skala bidal. Sebagai contoh hasil pengukuran tebal suatu benda dengan micrometer sebagai berikut:
2 3 4
0 10
Skala nonius berimpit dengan skala utama
Gambar 1.5 menentukan hasil pengukuran
dengan jangka sorong
Hasil pengukuran pada skala
utama adalah 2, 4 cm (lihat
angka nol skala nonius)
Hasil pengukuran pada skala
nonius (dihitung sampai skala
nonius yang berimpit dengan
skala utama) adalah 5 x 0,1 mm
= 0,5 mm atau 0,05 cm.
Jadi hasil pengukuran bdemater
tabung adalah:
d = 2,4 cm + 0,05 cm = 2,45 cm
Gambar 1.6 mikrometer
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
45
40
35
30
benda
Rahang putar
Skala utama
selubung
Skala bidal bidal
Silinder bergerigi
5
1.1.2 Mengukur besaran massa
Massa suatu benda menyatakan banyaknya materi yang dikandung suatu benda.
Massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh letak suatu benda tersebut. Untuk mengukur
massa suatu benda digunakan neraca atau timbangan. Prinsip kerja neraca atau timbangan
adalah sama dengan tuas Terdapat beberapa jenis neraca, seperti neraca pasar, neraca
lengan, neraca ohauss tiga lengan, neraca ohauss empat lengan, neraca digital.
Untuk neraca ohauss tiga lengan, masing-masing lengan memiliki skala yang dilengkapi
dengan beban geser sebagai berikut;
a. untuk lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram
Gambar 1.7 menentukan hasil
pengukuran dengan jangka sorong
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 mm
35
30
25
20
Skala utama = 10,0 mm
Skala bidal yang berimpit dengan
skala utama adalah 27x 0,01 mm =
0,27 mm.
Jadi hasil pengukuran mikrometer
adalah;hasil pada skala utama +
hasil pada skala bidal =
10,0 mm + 0,27 mm = 10,27 mm
Gambar 1.8 neraca pasar
(digunakan oleh pedagang di
pasar)
Gambar 1.9 neraca digital
(biasanya digunakan di
toko/swalayan)
Gambar 1.10 neraca ohauss tiga lengan
6
b. untuk lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram
c. untuk lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Hasil pengukuran massa dengan neraca ohauss tiga lengan adalah jumlah dari hasil
pembacaan pada skala ketiga lengan.
Contoh soal:
1. Dari pengukuran massa suatu benda dengan menggunakan neraca ohauss tiga
lengan diperoleh hasil seperti pada gambar di bawah. Tentukan hasil pengukuran
massa tersebut?
Jawab:
Posisi anting depan 5,4 gram
Posisi anting tengah 70,0 gram
Posisi anting belakang 300,0 gram +
Massa benda adalah 375,4 gram
1.1.3 Mengukur besaran waktu
Berapa lama waktu perjalanan kalian dari rumah sampai sekolah? Dengan apa
kalian mengukur lama waktu perjalanan tersebut? Ya untuk mengukur waktu biasanya kita
menggunakan arloji atau jam. Alat ukur waktu yang lain adalah stopwatch. Contoh
0 100 200 300 400 500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lengan
belakang
Lengan
tengah
Lengan
depan
Gambar 1.11 Arloji model
pendulum (sumber Encarta)
7
penggunaan stopwatch antara lain untuk mengukur lama waktu tempuh lomba lari jarak
pendek, mengukur lama waktu tempuh pada perlombaan balap mobil, motor, sepeda
pacuan kuda, dan lain-lain. Stopwotch memiliki ketelitian sampai dengan 0,1 s. Ada dua
jenis stopwotc yang biasa digunakan yaitu stopwotcg pegas dan stopwatch digital.
KEGIATAN PERCOBAAN 1:
1. Judul Percobaan : Pengukuran suatu besaran fisika
2. Tujuan percobaan : Menentukan massa jenis suatu benda
3. Alat dan bahan : jangka sorong, micrometer, kubus, neraca
4. Langkah percobaan:
a. Timbanglah massa kubus benda dengan neraca ohaus
b. Ukurlah panjang sisi kubus dengan menggunakan jangka sorong.
c. Ulangi langkah a dan b untuk 5 jenis benda.
d. Ulangi langkah a, b, c tersebut dengan pengukuran menggunakan
micrometer.
e. Buat table pengamatan
NO Jenis
benda
Panjang lebar tinggi massa Massa
jenis
5. Analisis dan pembahasan:
Berdasarkan data percobaan, hitunglah volume kubus kemudian tentukan massa
jenis kubus. Lakukan pembahasan dengan mendiskusikan besama anggota
kelompok.
6. Buatlah kesimpulan dan buat laporan pada kertas folio. Kumpulkan laporan pada
guru pembimbing.
TUGAS INDIVIDU
Gambar 1. 12b
stopwotch
Gambar 1.12a Gambar
Arloji atau jam tangan
8
Pinjamlah stopwatch pada petugas laboratorium. Diskusikan dengan teman-temanmu,
bagaimana cara menggunakan stopwatch. Buat laporan hasil diskusi pada kertas folio dan
kumpulkan pada guru pembimbing.
1.1.4 Mengukur besaran kuat arus
Kuat arus adalah besaran yang menyatakan besarnya arus listrik yang melalui suatu
rangkaian listrik. Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan amperemeter.
BESARAN FISIKA
Ketika kalian berangkat ke sekolah, coba kalian ukur waktu perjalanan kalian dari
rumah sampai sekolah menggunakan arloji atau jam tangan. Hasil pengukuran kalian
tersebut tentunya dapat dinyatakan dengan angka bukan? Misalnya lama waktu perjalanan
tersebut 15 menit. Coba sekarang kalian gunakan penggaris untuk mengukur panjang
ruangan kelas kalian. Seperti halnya dengan pengukuran waktu yang sudah kalian lakukan,
maka hasil pengukuran panjang ruang kelas juga dapat kalian nyatakan dengan angka.
Waktu dan panjang adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan kita nyatakan dengan angka.
Waktu dan panjang tersebut tersemasuk besaran. Jadi besaran adalah sesuatu yang dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka dan pada umumnya memiliki satuan Apabila kalian mendapat hadiah dari orang tua, apakah kalian bahagia?. Seberapa
besar kebahagiaan tersebut? dapatkah kebahagiaan yang kalian rasakan itu diukur?
Dapatkah kebahagiaan tersebut dinyatakan dengan angka? Kebahagiaan adalah sesuatu
0
20 40 60
80
100
-
+
AMMETER 0 – 5A
AC DC
Amperemeter di samping memiliki batas ukur
0 – 5 A (batas ukur 5A). Dalam rangkaian
ampermeter disusun secara seri dengan
komponen listrik yang akan diukur. Hasil
pengukuran adalah:
ukurbatasxmaksimumskala
jarumditunjukyangskalaI =
sesuai dengan gambar di samping, maka besar
I adalah:
AAxI 35100
60==
Gambar 1.13
Amperemeter
9
yang tidak dapat diukur juga tidak dapat dinyatakan dengan angka. Jadi kebahagiaan
bukanlah besaran. Coba kalian sebutkan contoh lain suatu besaran fisika.
Besaran dalam fisika dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
1.2.1 Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada tujuh
besaran pokok dalah fisika, yaitu:
Tabel 1.1 besaran pokok
No. Besaran Pokok Symbol besaran
pokok
Satuan
besaran pokok
Dalam SI
Sombol
satuan pokok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat arus
Intensitas cahaya
Jumlah molekul zat
l
m
t
T
i
I
N
Meter
Kilogram
Sekon
Kelvin
Ampere
Candela
mole
m
kg
s
K
A
cd
mol
Selain tujuh besaran pokok di atas , terdapat dua besaran pokok tambahan
yaitu sebagai berikut;
Tabel 1.2 besaran pokok tambahan
No. Besaran Pokok Symbol besaran
pokok
Satuan
besaran pokok
Dalam SI
Sombol
satuan pokok
1.
2.
Sudut budang datar
Sudut ruang Ө Ө
radian
steradian
rad
sr
1.2.2 Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok
Berikut ini contoh besaran turunan.
Tabel 1.3 besaran turunan
No. Besaran
Turunan
Simbol
besaran
turunan
Satuan besaran turunan
Dalam SI
Sombol
satuan
turunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Luas
Volume
Massa jenis
Kecepatan
Percepatan
Gaya
berat
Tekanan
A
V
ρ
v
a
F
w
p
Meter persegi
Meter kubik
Kilogram per meter kubik
Meter per sekon
Meter per sekon kuadrat
Kilogram meter per sekon
kuadrat (Newton)
Kilogram meter per sekon
kuadrat (newton)
Newton per meter persegi
m2
m3
kg/m3
m/s
m/s2
kgm/s2 (N)
kgm/s2 (N)
N/m2
10
9.
10.
Usaha
Daya
W
P
Newton meter (Joule)
Joule per sekon (watt)
Nm (J)
J/s (w)
1.2.3 Awalan-awalan dalam satuan SI menyatakan pangkat dari 10
Awalan-awalan digunakan untuk menunjukkan factor perkalian dari satuan SI yang
diketahui. Tabel berikut ini adalah contoh awalan-awalan yang sering digunakan.
Tabel 1.4 awalan-awalan satuan suatu besaran
Nama awalan simbul Factor pengali Contoh
piko p 10-12
pikogram (pg)
nano n 10-9
nanometer (nm)
mikro µ 10-6
micrometer (m µ)
mili m 10-3
miliampere (mA)
senti c 10-2
sentimeter (cm)
desi d 10-1
desigram (dg)
tera T 1012
teragram (Tg)
giga G 109 gigameter (Gm)
mega M 106 megameter (Mm)
kilo k 103 kilogram (kg)
hekto h 102 hectometer (hm)
deka da 101 dekameter (dm)
1.2.4 Dimensi
Dimensi suatu besaran menyatakan cara suatu besaran tersebut disusun oleh besaran-
besaran pokok. Dimensi suatu besaran dinyatakan dengan lambing huruf tertentu. Tabel
berikut menyatakan dimensi besaran pokok, yaitu;
Tabel 1.5 Tabel Dimensi besaran pokok
No Besaran pokok Dimensi besaran
1 Massa [M]
2 Panjang [L]
3 Waktu [T]
4 Kuat arus listrik [I]
5 Suhu [θ] 6 Jumlah molekul zat [N]
7 Intensitas cahaya [J]
Disamping dimensi besaran pokok seperti di atas, maka pada besaran turunan juga
memiliki dimensi besaran. Berikut ini contoh dimensi besaran turunan, yaitu:
No. Besaran Turunan Rumus Dimensi besaran Simbol satuan
turunan
1.
2.
3.
Luas
Volume
Massa jenis
A= panjang x lebar
V=luas alas x tinggi
volume
massa=ρ
[L]2
[L]3
[M] [L]-3
m2
m3
kgm-3
11
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kecepatan
Percepatan
Momentum
Gaya
Tekanan
Usaha
Daya
waktu
nperpindahav =
waktu
kecepaperubahana
tan=
p=massa x kecepatan
F= massa x percepatan
luas
gayap =
W=gaya x percpatan
waktu
UsahaP =
[L] [T]-1
[L] [T]-2
[M] [L] [T]-1
[M] [L] [T]-2
[M] [L]-1
[T]-2
[M] [L]2 [T]
-2
[M] [L]2 [T]
-3
ms-1
ms-2
kgms-1
kgms-2
(N)
kgm-1
s-2
(Pa)
kgm2s-2 (J)
kgm2s
-3
(J/s) atau (w)
Penggunaan dimensi suatu besaran:
1. Untuk menunjukkan adanya kesetaraan atau kesamaan dua bsaran yang
sepintas kelihatan berbeda.
Contoh soal: Buktikan apakah Besaran momentum dan impuls adalah setara?
Perhatikan!!
Kedua besaran di atas sepintas terlihat berbeda bukan?
Kita akan membuktikan kesetaraan kedua besaran tersebut, yatu;
Besaran momentum memiliki persamaan matematis p=mv, dengan m menyatakan
massa suatu benda dan v menyatakan kecepatan benda. Dengan demikian besaran
momentum memiliki satuan kgms-1
. Maka dimensi besaran momentum adalah:
[M] [L] [T]-1
Besaran impuls memiliki persamaan matematis I=F.∆t, denga F menyatakan gaya
dan .∆t menyatakan waktu.
Dengan demikian satuan besaran impuls adalah kgms-2
.s = kgms-1
. Maka dimensi
besaran momentum adalah: [M] [L] [T]-1
Karena dimensi besaran momentum sama dengan dimensi besaran impuls, maka
kedua besaran tersebut adalah setara atau sama.
2. Menentukan satuan suatu tetapan
Contoh soal: Persamaan lintasan suatu partikel dinyatakan x = At
2 + Bt + C. Jika x menyatakan
perpindahan dan t menyatakan waktu, maka tentukan dimensi dan satuan dari A,B
dan C.
Untuk menentukan satuan A,B dan C tersebut, maka perlu diperhatikan prinsip
penjumlahan suatu besaran, yaitu: dua besaran atau lebih dapat dijumlahkan atau
dikurangkan apabila memiliki dimensi yang sama. Disamping itu juga perlu
diperhatikan bahwa dalam suatu persamaan, maka dimensi besaran pada setiap
ruas dalam persamaan itu adalah sama.
x = At2 + Bt + C
12
Karena x menyatakan besaran panjang maka dimensi x adalah [L] sehingga
dimensi At2, dimensi Bt dan dimensi C adalah [L]. Dengan demikian,
At2 = [L]
A[T]2 = [L]
[ ][ ]
[ ][ ] 2
2
−== TL
T
LA , dengan demikian satuan A adalah ms
-2
Bt = [L]
[ ][ ]
[ ][ ] 1−== TL
T
LB , dengan demikian satuan B adalah ms
-1
C = [L], maka satuan C adalah m
3. Untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan yang menyatakan
hubungan-hubungan besaran-besaran fisika.
Contoh soal: Jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan percepatan a ms
-2 selama t
sekon dinyatakan dalam persamaan x = ½ at2.
Penyelesaian:
Perhatikan ruas kiri, x adalah besaran panjang sehingga dimensinya adalah [L].
Pada ruas kanan ½ at2, memiliki dimensi [L] [T]
-2. [T]
2= [L]
Terlihat bahwa dimensi besran pada kedua ruas persamaan adalah sama.
Jadi persamaan jarak tersebut adalah benar.
4. Analisis dimensional digunakan untuk menurunkan suatu persamaan yang
menyatakan hubungan besaran-besaran fisika.
Contoh soal: Suatu benda yang massanya m bergerak dengan kecepatan v. Energi kinetic (Ek)
benda tergantung pada massa dan kecepatan tersebut. Turunkan persamaan energi
kinetic tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan persamaan energi kinetic benda tersebut adalah:
Ek = k mav
b, dengan k adalah tetapan yang tidak memiliki dimensi, a dan b adalah
suatu bilangan.
Kedua ruas memiliki dimensi yang sama, yaitu [M] [L]2 [T]
-2, sehingga
k mav
b = [M] [L]
2 [T]
-2
[M]a ([L] [T]
-1)b = [M] [L]
2 [T]
-2
[M]a [L]
b [T]
-b = [M] [L]
2 [T]
-2
maka
[M]a = [M], sehingga a = 1
[L]b = [L]
2, sehingga b = 2
Dengan demikian kita dapat menyusun kembali persamaan energi kinetic, yautu
Ek = k m1v
2
Ek = k m v
2
Notasi Ilmiah
Kegitan pengukuran suatu besaran dalam fisika mengasilkan bilangan mulai yang
sangat kecil sampai bilangan yang sangat besar.
Sebagai contoh:
1. Jarak rata-rata bumi ke matahari adalah: 150 000 000 000 m
13
2. Volume bumi sekitar: 1 083 230 000 000 000 000 000 m3
3. massa sebuah electron: 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg
Penulisan bilangan seperti hasil pengukuran di atas tentunya tidak praktis sebab
memerlukan tempat yang lebar. Disamping itu dengan penulisan bilangan yang panjang
tersebut dapat menimbulkan kesalahan yang cukup besar. Agar penulisan bilangan yang
sangat besar atau yang sangat kecil dapat6 lebih praktis dan mudah, maka digunakan
notasi ilmiah atau notasi baku.
Penulisan bilangan dengn notasi ilmiah dinyatakan:
a x 10n
a adalah bilangan penting antara 1 dan 10
10n adalah orde besar, dengan n adalah eksponen berupa bilangan bulat
Contoh:
1. Jarak rata-rata bumi ke matahari adalah: 150 000 000 000 m
Dalam bentuk baku di tulis: 1,5 x 1011
m
2. massa sebuah electron: 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg
Dalam bentuk baku ditulis 9,11 x 10-31
kg
LATIHAN 1: Tulislah bilangan berikut dengan menggunakan notasi ilmiah.
1. Massa balok dari bahan kayu adalah 241000 kg
2. Tebal kertas 0,0016 m
3. muatan electron adalah 0,000 000 000 000 000 000 16 C
4. Luas permukaan suatu pesawat terbang 342000 m2
5. Panjang jalan kereta api 843200 m
Angka penting
Gambar berikut ini adalah penggaris yang memiliki skala terkecil dalam mm. Penggaris
tersebut kita gunakan untuk mengukur panjang suatu batang.
Berdasarkan gambar tersebut, maka hasil pengukuran panjang batang tersebut adalah 7,15
cm. Angka 7 dan 1 dari bilangan tersebut adalah angka pasti atau eksak sebab dapat
dibaca langsung pada skala. Untuk angka 5 adalah angka taksiran sebab angka ini tidak
dapat dibaca langsung pada skala tetapi perkirakan. Angka-angka dari hasil pengukuran
tersebut adalah angka penting.
Jadi angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran
termasuk, yaitu terdiri dari angka pasti atau aksak dan satu angka terakhir yang
ditaksir.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 cm
Gambar 1.14 mengukur panjang
batang dengan penggaris
14
Untuk memahami angka penting, perlu kita perhatikan beberapa aturan tentang penulisan
angka penting, yaitu sebagai berikut:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: Hasil pengukuran panjang benda 87,45 cm memiliki 4 angka penting
Hasil pengukuran massa benda 85,3 g memiliki 3 angka penting
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: Hasil pengukuran kuat arus 405 mA memiliki 3 angka penting
Hasil pengukuran tebal benda 70,08cm memiliki 4 angka penting
3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik sebelum atau sesudah
tanda koma adalah bukan angka penting.
Contoh: Hasil pengukuran tebal kertas 0,018 cm memiliki 2 angka penting
Hasil pengukuran deameter kawat 0,25 cm memiliki 2 angka penting
Hasil pengukuran massa suatu benda 0,5 g memiliki 1 angka penting
4. Untuk bilangan yang besar yang memiliki deretan angka nol disebelah kanan
angka bukan nol, di tulis dalam bentuk notasi ilmiah. Hal ini agar dapat ditentukan
apakah angka-angka nol tersebut merupakan angka penting atau bukan.
Contoh: 2,5 x 105 m, memiliki 2 angka penting
2,50 x 105 m, memiliki 3 angka penting
2,500 x 105 m, memiliki 4 angka penting
LATIHAN 2:
Tentukan banyaknya angka penting dari hasil kegiatan pterhadap besaran besaran fisika
berikut:
1 Panjang benda 34,7 cm
2 Massa benda 8,06 g
3 Kuat arus 0,050 A
4 Massa benda 80,05 kg
5 Panjang benda 0,805 m
6 Massa benda 3,4 x 106 kg
7 Selang waktu 2,1 x 10-3
s
8 Kuat arus 80,0 mA
9 Massa suatu benda 100,50 kg
10 Panjang benda 530,0 m
1.4.1 Bilangan eksak.
Sudah kita bahas bahwa bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Bilangan penting tersebut terdiri dari angka-angka yang sudah pasti
kebenarannya karena dpat dibaca langsung pada skala dan satu angka terakhir yang
diperkiraan atau di taksir.
Apabila kalian menghitung jumlah siswa dalam kelasmu maka kalian akan
mendapatkan hasil yang pasti, misalnya 40 siswa. Bilangan 40 yang kalian peroleh
tersebut adalah bilangan eksak. Jadi bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti
kebenarannya dan diperoleh dari kegiatan membilang.
LATIHAN:
Pada bilangan bilangan berikut tentukan apakah bilangan penting atau bilangan eksak
15
1. Jumlah kelereng dalam satu kotak adalah 100 butir
2. Massa kelereng dalam satu kotak adalah 245 gram
3. Jumlah kertas dalam satu buku adalah 120 lembar
4. Massa I eksemplar buku fisika kelas x adalah 258,0 g
1.4.2 Operasi hitung dengan angka penting
Untuk menentukan ukuran suatu benda seperti keliling dan luas permukaan benda,
maka dilakukan secara tidak langsung. Misalkan untuk menentukan luas permukaan benda
berbentuk persegi, maka dilakukan dengan mengalikan panjang sisinya. Untuk
menentukan banyaknya angka penting dari bilangan hasil perkalian tersebut maka perlu
diperhatikan aturan-aturan operasi hitung pada angka penting. Disamping itu juga perlu
memperhatikan aturan pembulatan suatu bilangan. Aturan pembulatan angka adalah
sebagai berikut;
1. Apabila angka yang akan dibulatkan lebih besar dari 5, maka dibulatkan ke atas.
Contoh 8,437 dibulatkan sampai 3 angka, menjadi 8,44 (karena angka terkhir 7>5)
2. Apabila angka yang akan dibulatkan lebih kecil dari 5, maka dibulatkan ke bawah.
Contoh 8,437 dibulatkan sampai 2 angka, menjadi 8,4 (mula-mula 8,437 menjadi
8,44, angka terakhir 4 adalah <5)
3. Apabila angka yang akan dibulatkan sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka
sebelumnya adalah ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh:
76,635 dibulatkan sampai 4 angka menjadi 76,64
24,25 dibulatkan sampai 3 angka menjadi 24,2.
Aturan-aturan operasi hitung yang melibatkan angka penting.
a. Operasi hitung: Penjumlahan dan pengurangan
Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan penting hanya memiliki satu angka
yang diragukan.
Contoh
1. Tentukan jumlah dari hasil pengukuran massa benda 75,32 g dan 4,523 g
Jawab:
75,32 g
4,523 g
----------- +
79,843 g = 79,84 g (karena dua angka terakhir 43 diragukan sehingga harus
dibulatkan menjadi satu angka yang diragukan)
2. Hitunglah: 45,265 m - 2,54 m
Jawab:
45,265 m
2,54 m
----------- -
42,725 m = 42,72 m
b. Operasi hitung perkalian dan pembagian
Hasil perkalian atau pembagian bilangan penting memiliki bilangan penting yang sama
banyaknya dengan jumlah angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang terlibat
dalam operasi hitung tersebut.
Contoh:
1. Hasil pengukuran terhadap panjang dan lebar persegi panjang adalah 12,73 cm dan
6,5 cm. Tentukan luas persegi tersebut?
16
Jawab:
12,73 cm, memiliki 4 angka penting
6,5 cm, memiliki 2 angka penting.
Luas = panjang x lebar
12,73 cm x 6,5 cm = 82,745 cm
= 83 cm2 (memiliki 2 angka penting)
2. Tentukan massa jenis suatu benda jika massa benda tersebut 6.245 g dan
volumenya 75,4 cm3.
Jawab:
6.247 g, memiliki 4 angka penting
75,4 cm3, memiliki 3 angka penting
volume
massajenismassa =
3
38249,82
4,75
245.6 −== cmgcm
gjenismassa
= 82, 8 g cm-3
(memiliki 3 angka penting)
c. Operasi hitung memangkatkan dan menarik akar
Hasil dari operasi hitung memangkatkan atau menarik akar dari bilangan penting adalah
memiliki angka penting yang sama banyaknya dengan angka penting bilangan yang
dipangkatkan atau ditarik akarnya.
Contoh:
1. Panjang sisi suatu persegi adalah 4,5 cm. Tentukan luas persegi tersebut?
Jawab:
Panjang sisi 4,5 cm, memiliki 2 angka penting.
Luas persegi = s2
= (4,5)2
= 20,25 cm2
= 20 cm2 ( memiliki 2 angka penting)
2. Luas suatu persegi adalah adalah 6,25 m2. Tentukan panjang sisi persegi tersebut?
Jawab:
Luas persegi 26,5 m2, memiliki 3 angka penting.
Panjang sisi persegi adalah: 5,26 = 5,1478 m
= 5,15 m (memiliki 3 angka penting)
d. Operasi hitung perkalian bilangan penting dengan bilangan eksak.
Hasil perkalian antara bilangan penting dan bilangan eksak memiliki angka penting
sebanyak angka penting pada bilangan penting tersebut.
Contoh:
1. Dalam satu kota terdapat 15 kelereng. Jika massa satu kelereng adalah 25,5 g,
maka tentukan massa seluruh kelereng tersebut.
Jawab:
Massa satu kelereng (m) = 25,5 g (memiliki 3 angka penting)
Jumlah kelereng (n) = 15
Massa total kelereng dalam kotak = 15 x 25,5 g = 382,5 g
= 382 g ( 3 angka penting)
17
LATIHAN 3: 1. Dengan menggunakan aturan operasi hitung angka penting, tentukan:
a. 123,65 g + 75,8g
b. 8485,560 g – 934,74g
c. 54,58 cm x 25,2 cm
d. 673,00 cm : 2,5 cm
e. (12,5cm)2
f. g56,523
g. Panjang 5 tongkat kayu adalah 250,54 cm, maka panjang satu tongkat
adalah
Vektor
Gambart 1. 15 Kuda memberikan gaya tarik pada kereta
Gambar di atas adalah dua ekor kuda berlomba kecepatan lari mengitari lapangan dengan
masing-masing menarik kereta yang berpenumpang satu orang. Kuda-kuda tersebut
memberikan gaya tarik dengan besar tertentu pada kereta sehingga kereta bergerak searah
gaya tarik kuda. Dengan demikian gaya tarik kuda tersebut di samping memiliki besar,
juga memiliki arah. Gaya tarik tersebut termasuk besaran vektor.
Misalkan waktu yang diperlukan kuda untuk menempuh satu putaran lapangan adalah 120
detik. Untuk mengukur waktu yang dibutuhkan kuda mengitari lapangan tersebut tidak
perlu memperhatikan arah. Besaran waktu tersebut adalah merupakan contoh besaran
scalar.
1. 5. 1. Pengertian vector
Telah dijelakan bahwa gaya adalah termasuk besaran vector karena ditentukan oleh nilai
atau besar dan arah. Jadi dapat dijelaskan bahwa besaran vector adalah besaran yang
18
memiliki nilai atau besar dan arah. Sedangkan besaran yang hanya memiliki nilai atau
besar adalah besaran scalar. Contoh lain dari besaran vector adalah: perpindahan, kecepatan, percepatan., momentum,
dan laian-lain. Sedangkan contoh lain dari besaran scalar adalah panjang, suhu, massa,
volume, dan lain-lain.
Menggambar vector dan menuliskan simbol vektor
Perhatikan gambar di atas !!.
Seseorang melesatkan anak panah dari busurnya dan tombak pada saat berburu binatang.
Anak panah dan mata tombak tersebut memiliki bentuk yang runcing pada ujungnya.
Bentuk anak panah tersebut digunakan sebagai simbol dari vektor. Untuk menyatak suatu
vector, maka digunakanan lambang huruf. Pada tulisan cetak, maka penulisan lambing
vector digunakan huruf bold dan pada penulisan dengan tangan maka di atas huruf diberi
tanda strip
Vektor di gambarkan seperti gambar berikut:
Gambar 1. 16 orang menggunakan panah dan tombak untuk
berburu
19
Contoh menggambarkan suatu vector menggunakan skala tertentu.
1. P adalah vektor gaya 10 N ke kanan. Misalkan gaya P digambarkan dengan anak panah
yang panjangnya 4 cm.
Perhatikan gambar di atas!!
Jadi untuk menggambar vektor P, panjang 1 cm mewakili gaya 2,5 N.
2. Vektor R=10 N membentuk sudut 450 terhadap P.
LATIHAN 4:
1. Vektor gaya F1= 40 N ke utara. Gambarkan vektor gaya F2 = 40 N yang arahnya
ke tenggara dan vektor gaya F3 = 60 N yang arahnya ke barat.
A B
R
450
A
B
P Titik A adalah pangkal vector dan titik B
adalah ujung vector. Panjang dari A sampai
B adalah besar vector.
P adalah vector dengan arah ke kanan.
R adalah suatu vector yang membentuk
sudut 450 terhadap sumbu x (+).
Panjang anak panah menyatakan besar
vektor (panjang AB), arah anak panah
menyatakan arah vektor.
Gambar 1. 17 vektor
A B P
10 N
Gambar 1. 18 menggambar vector menggunakan
skala pebandingan
P
R
10 N
450
10 N
Gambar 1.19 Vektor membentuk sudut
tertentu terhadap bidang datar
20
2. Gambarkan vektor kecepatan 30 m/s ke selatan dan vektor kecepatan 20 m/s ke
tenggara?
Pemahaman dua vektor adalah sama
Gambar 1.20 Dua vector sama
Perhatikan gambar di atas !!
Vektor P dan vektor R memiliki besar dan arah yang sama Dua vektor dikatakan sama jika
besar dan arah kedua vektor sama meskipun pangkal vektornya berbeda.
11..55..44 DDuuaa vveekkttoorr bbeerrllaawwaannaann
1. 5.5 Melukis penjumlahan dua vektor yang segaris dan searah
Apabila diketahui diketahui dua vektor vector A= 5 N dan vector B= 3 N seperti gambar
di bawah. Maka terlihat kedua vector tersebut searah. Kedua vector tersebut dapat kita
jumlahkan cara menggambar.
Cara melukis penjumlahan kedua vector tersebut adalah: pangkal vector B diletakkan
pada ujung vector A, selanjutnya ditarik garis lurus dari pangkal vector A sampai ujung
vector B. Hasil penjumlahan vector tersebut adalah vector C
Besar vektor C = besar vector A + besar vector B
P 4 m
R 4 m
A
B
3 m
3 m
�� PPeerrhhaattiikkaann ggaammbbaarr ddii aattaass!!!!
�� VVeekkttoorr AA ddaann vveekkttoorr BB mmeemmiilliikkii bbeessaarr yyaanngg ssaammaa tteettaappii bbeerrllaawwaannaann aarraahh
�� DDuuaa vveekkttoorr ddiikkaattaakkaann bbeerrllaawwaannaann jjiikkaa bbeessaarr kkeedduuaa vveekkttoorr ssaammaa tteettaappii aarraahhnnyyaa bbeerrllaawwaannaann..
Gambar 1.22 Dua vector
berlawanan
4 m M
4 m N
� Perhatikan gambar di samping.
� Vektor M memiliki besar dan arah
yang sama dengan vektor N.
� Vektor M sama dengan vektor N .
Gambar 1.21 Dua vector sama
21
= 5 N + 3 N = 8 N
Arah vector C adalah searah engan vector A dan vector B
1.5. 6 Melukis penjumlahan dua vektor yang segaris dan berlawanan arah Caranya adalah sama dengan cara melukis jumlah dua vector, yaitu pangkal vector kedua
diletakkan pada ujung vector pertama. Besar vektor hasil penjumlahan adalah panjang
garis dari pangkal vector pertama sampai ujung vector kedua.
Contoh:
Dua vector sebagai berikut: Vektor A = 5 N dan vektor B = -3 N
Hasil penjumlahan vector A dan B adalah vector C. Dengan demikian vektor C = A + B
1.5. 7 Melukis resultan vektor dengan metode poligon
Misalkan diketahui tiga vector gaya sebagai berikut:
Vektor A = 5 N, B = 4 N, dan C = 3 N
A
B
5 N
3 N
A B
C
Gambar 1. 23 Jumlah vector searah
A 5 N
B
3 N
C = A - B
A
B C = A + B, yaitu
Gambar 1.24 Jumlah dua vector berlawanan
450
A
C
B
Gambar 1.25 Tiga vector yang berbeda
22
Contoh:
1. Menentukan Resultan (jumlah) dua vector A dan B
2. Menentukan resultan tiga vector A, vector B dan vector C
LATIHAN 5:
1.5.8 Melukis resultan vektor dengan metode jajaran genjang
� Perhatikan gambar tiga Vektor A = 5 N, B = 4 N, dan C = 3 N di atas
C
A
450
B
Gambar 1. 27 Resultan tiga vector
dengan poligon
Langkah-langkah melukis resultan
vektor R = A + B + C
� Letakkan pangkal vektor B tepat
pada ujung vektor A
� Letakkan pangkal vektor C tepat
berimpit dengan ujung vektor B
� Lukis garis hubung dari pangkah
vektor A sampai ujung vektor C
(resultan vektor R).
R
450
A
C R
Gambar 1.26 Jumlah dua vector
yang beebeda
Cara melukis resultan dua vector A dan B
dengan metode polygon adalah:
• Letakkan pangkal vektor B tepat pada
ujung vektor A
• Lukis garis hubung dari pangkah
vektor A sampai ujung vektor B (
panjang garis tersebut adalah besar
resultan vektor R).
A = 20 m
600
B = 15 m
1. Vektor perpindahan A = 20 m
sejajar dengan sumbu x dan vektor
perpindahan B = 15 m membentuk
sudut 600 terhadap sumbu x.
tentukan resultan kedua vektor
(A+B) dengan metode jajaran
genjang?
23
Contoh:
1. Menentukan resultan dua vector A dan vector B dengan metode jajaran genjang.
Gambar 1.28 Resultan gaya dengan jajaran genjang.
Diagonal jajaran genjang yang titik pangkalnya O sama dengan pangkal kedua vektor
adalah resultan vektor. Panjang diagonal OC adalah besarnya resultan R.
2. Menetukan resultan tiga vector A, vector B, dan vector C dengan aturan jajaran
genjang.
Langkah-langkah melukis resultan vektor R = A + B + C
� Lukis jajaran genjang 1 dengan vektor A dan B sebagai sisi-sisinya.
� Diagonal jajaran genjang yang titik pangkalnya sama dengan pangkal vektor A
dan B adalah resultan vektor R1.
� Lukis jajaran genjang 2 dengan vektor C dan R1 sebagai sisi-sisinya.
A
B
R
450
Langkah-langkah melukis resultan vektor
R = A + B
� Lukis vektor A dan Vektor B dengan
kedua pangkal vektor berimpit.
� Lukis jajaran genjang dengan vektor A
dan B sebagai sisi-sisinya.
A
B
R1 = A + B
R
C
450
O
D
Gambar 1.29 Resultan tiga vector dengan jajaran genjang
24
Diagonal jajaran genjang yang titik pangkalnya sama dengan pangkal vektor R1 dan C
adalah resultan vektor R. Panjang diagonal OD adalah besarnya vector R
1.5 9 Komponen-komponen suatu vektor
CONTOH SOAL
LATIHAN 6:
Y
X O
F
Fx
Fy
Ө
Perhatikan gambar di samping!!
� Komponen vektor F pada sumbu X adalah Fx
� Komponen vektor F pada sumbu Y adalah Fy.
F
FySin =θ maka θsinFFy =
F
FxCos =θ maka θcosFFx =
Gambar 1.30
Komponen komponen
vektor
x
y
1430
A= 10 m
1. Dari gambar vektor di samping tentukan
komponen-komponen vektornya.
PENYELESAIAN
Ax = A cos ө
Ax = 10 cos 1430
= 10 –cos 370
= 10.- 0,8
= 8 m.
Ay = A sin ө
Ay = 10 sin 1430
= 10 sin 37
= 10. 0,6
= 6 m
y
x
1430
A= 10 m
Ax
Ay
25
Menentukan besar dan arah vektor dari komponen-komponen vektornya
Misalkan diketahui komponen-komponen vector Fx dan Fy adalah sebagai berikut:
1.5.9 Menentukan besar resultan Vektor (R) secara grafik Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
� Tetapkan sumbu X positif sebagai acuan untuk menentukan vektor.
� Tentukan skala ukuran besar vector Lukis setiap vektor sesuai dengan ukuran skala
yang ditetapkan.
Contoh:
Dua vector A dan vector B masing-masing 12 m dan 8 cm. Tentukan besar resultan dua
vector tersebut menggunakan metode grafik.
Jawab:
Misalkan kita gunakan skala 1:400, maka vector A dan vector B dapat digambar sebagai
berikut: :
� Lukis vektor resultan dengan metode poligon.
� Ukur panjang resultan vektor kemudian tentukan panjang sebenarnya.
Y
X O Fx
Fy
Y
X O
F
Fx
Fy
Ө
Gambar 1.31 menentukan vector dari
komponen-komponennya
Dengan menggunakan aturan metode
jajaran genjang, maka dapat dilukiskan
vector F dari komponen-komponennya .
Besar (F) dan arah (Ө) vektor F ditentukan
sebagai berikut
22FyFxF += maka
=
Fx
Fyarc tanθ
x
y
2170
A=10 m
Dari gambar vektor di samping, tentukan
komponen-komponen vektornya?
26
Dari hasil pengkuran panjang R dalam gambar di atas adalah 4 cm, maka besar resultan
vektor adalah 4 x 400 cm = 1600 cm atau 16 m
1.5. 10 Menentukan Jumlah (resultan) Vektor (R) 1. Resultan dua vektor A dan B yang searah: R = A + B
2. Resultan dual vektor A dan B yang berlawanan:
3. Resultan dua vektor A dan B yang saing tegak lurus
1.5. 12 Menentukan Resultan dari Dua vektor secara Analitis Misalkan diketahui dua vector A dan vector B sebagai berikut:
300
x
12 m = 3 cm
x
8 m = 2 cm
A
B
300 x
x
B
A
R
Gambar 1.32 Resultan dua vektormsecara grafik
X O
R
A
B
Ө
y
Gambar 1.33 Dua vector saling tegak lurus
22 BA +=R
Arah vektor resultan
A
B=θtan
A
Ө
B
Gambar 1.34 dua vektor
BAR −=
27
Untuk menentukan resultan dua vector tersebut secara analitis, maka langkah-langkahnya
adalah:
• Jumlahkan komponen vektor pada sumbu x = Rx, Rx = Ax + Bx
• Jumlahkan komponen vektor pada sumbu y = Ry, Ry = Ay + By
• Hitung besar resultan vektor A dan B
• Menentukan arah resultan vektor R
1.5. 13 Batas Besar Vektor Resultan dari Dua buah Vektor � Besar resultan dua vektor yang searah adalah jumlah dari besar kedua vektor
secara aljabar( R jumlah = Rmaks)
� Besar resultan dua vektor yang berlawanan adalah selisih dari besar kedua vektor
(R selisih = Rmin.)
� Batas besar vektor resultan dari dua vektor antara Rmin s.d Rmaks.
1.5. 14 Menentukan resultan (R) lebih dari dua vektor secara analitis Misalkan terdapat tiga vector masing-masing vector A dengan arah α terhadap sumbu
x(+), vektpr B dengan arah β terhadap sumbu x (+), dan vector C membentuk sudut γ terhadap sumbu x (+).
Langkah-langlakh menentukan resultan ketiga vector tersebut adalah:
� Tentukan komponen-komponen setiap vektor pada sumbu x dan sumbu y.
� Tentukan resultan vektor pada sumbu x = Rx.
� Tentukan resultan vektor pada sumbu y = Ry.
� Hitung besar (R) dan arah (Ө) dari vektor resultan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
x
y
Ө
A
B
Bx
By
Ax
� Tetapkan salah satu vektor sebagai
sumbu x positif, misal vektor A.
� Tentukan komponen-komponen
masing-masing vektor.
� Komponen-komponen kedua vektor
A dan B adalah:
Gambar 1. 35 resultan vector secara analitis
22RyRxR +=
==
Rx
Ryarc
Rx
Rytanmaka,tan θθ
maksRRR ≤≤min
28
1.5.15 Menentukan besar resultan dua vektor menggunakan rumus
cosinus
CONTOH:
1. Dua vektor kecepatan v1 dan v2 masing-masing besarnya 50 m/s dan 4 m/s. Jika
titik pangkal kedua vektor tersebut sama dan saling membentuk sudut 600,
maka tentukan besar dan arah resultan kedua vektor (v2 + v2).
1.5. 16 Perkalian Vektor
A. Perkalian titik (dot product).
A
Ө Ө α
B R Gambar di sampimg menunjukkan dua vector A dan
B saling membentuk sudut Ө
R adalah resultan dua vector A dan B. Arah resultan
vector R adalah α terhadap vector A. Dengan rumus
cosinus, maka besar resultan R dapat ditentukan
sebagai berikut:
θcos222ABBAR ++=
Arah resultan R adalah
αθ sinsin
BR= Gambar 1.36 resultan
vektor
22RyRxR +=
==
Rx
Ryarc
Rx
Rytanmaka,tan θθ
600
v1
R
α
v2 PENYELESAIAN
smR
R
R
vvvvR
/6100
200016002500
60cos.40.50.24050
cos2
022
21
2
2
2
1
=
++=
++=
++= θ
29
Perkalian titik (.) disebut juga perkalian skalar. Untuk dua vektor sembarang, misal A dan
B maka AB cos ө = BA cos ө. Jadi A.B = B.A
Contoh perkalian dot:
1. Usaha yang dilakukan gaya (F) yang bekerja pada benda sehingga benda
mengalami pergeseran (s).
W = F. s (hasilnya skalar)
B. Perkalian silang (cross product).
Perkalian silang dua vektor A dan B yang saling membentuk sudut θ ditulis sebagai AxB.
Perkalian cross dirumuskan sebagai:
AxB = AB sin ө A = besar vektor A
B = besar vektor B
Arah perkalian cross antara dua vector A dan B dapat di gambarkan sebagai berikut:
1.5.17 Vektor Satuan
ө
A
B
Dua vekto A dan B saling membentuk
sudut θ. Perkalian titik dua vektor A dan B
tersebut ditulis sebagai A.B
A.B = AB cos ө
A = besar vektor A
B = besar vektor B
θ = sudut antara vector A dan vector B
Gambar 1.37 perkalian titik (dot)
A
B
AxB
ө A
B
BxA
ө
Gambar 1.38 perkallian cross
30
Vektor satuan adalah vektor yang memiliki nilai/besar satu.
A. Menentukan resultan dua vector satuan: Jika A = Ax i + Ay j dan B = Bx i + By j, maka Jumlah (R) vektor A dan B adalah:
R = (Ax + Bx) i + (Ay + By) j
R = Rx i + Ry j
Besar resultan vector R = √ (Rx2 + Ry
2)
Untuk vector A yang terletak didalam suatu ruang, makavektor satuan A ditulis:
A = Ax i + Ay j + Az k
CONTOH SOAL:
1. Vektor satuan A = (3 i + 4 j) m, Tentukan besar dan arah vektor A?
Penyelesaian: A = √(Ax2 + Ay2)
A = √(32 + 42)
A = √(9 + 16)
A = √25
A = 5 m
Arah vector A adalah θ
LATIHAN 7:
1. Dua vektor perpindahan A dan B besarnya sama, yaitu 10 m. Jika kedua vektor
tersebut saling mengapit sudut 1200, tentukan resultan(A+B) kedua vektor?
2. Vektor gaya dinyatakan sebagai:
F = 8 i + 6 j
tentukan besar dan arah vektor F
B. Perkalian titik (dot) vector vektor satuan Vektor satuan i, j, dan k saling tegak lurus sehingga perkalian dot vector-vektor tersebut
adalah:
x
Ax i
Ay j A
y Dalam koordinat x-y, vektor satuan i searah dengan
sumbu-x dan vektor satuan j searah dengan sumbu-y.
Vektor A yang terletak pada bidang XY dinyatakan:
A = Ax i + Ay j
Gambar 1.38 vektor satuan
053
3
4tan
tan
=
=
=
θ
θ
θx
y
A
A
31
Diketahui vektor A = Ax i + Ay j + Az k, dan B = Bx i + By j + Bz k
Maka A.B = (Ax i+Ay j+Az k).(Bx i+By j+Bz k)
=AxBx i.i + AxBy i.j + AxBz i.k + AyBx j.i + AyBy j.j + AyBz j.k + AzBx k.i +
AzBy k.j + AzBz k.k
Karena perkalian dot dua vector satuan yang searah = 1 dan perkalian dot dua vector
satuan yang saling tegak lurus adalah 0, maka
� A.B = AxBx + AyBy + AzBz
CONTOH: 1. Dua vektor A dan B masing-masing dinyatakan sebagai berikut;
A = (2 i + 4 j)m dan B = (5 i + 3 j)m
tentukan A.B?
Penyelesaian: A.B = AxBx + AyBy
A.B = 2.5 + 4.3
A.B = 22 m
C. Perkalian silang (cross) vektor satuan Vektor satuan i, j, dan k saling tegak lurus sehingga saling membentuk sudut 90
0. Vektor
satuan memiliki besar 1, sehingga i i = j j = k k = 1.1 =1 dan I j = j k = k i = 1.1 =1.
Dengan menggunakan aturan perkalias silang dua vector, maka diperoleh:
� ixi = jxj = kxk = 1.1 sin 00 = 0
Coba kita perhatikan gambar berikut, arah panah menunjukkan arah putaran.
i
j
k x
y
z
i i = j j = k k = 1.1 =1 dan i.j = j.k = k.i = 1.1 =1
dengan demikian diperoleh:
� i.i = i i cos 00 = 1, sebab cos 0
0 = 1
� j.j = j j cos 00 = 1
� k.k = k k cos 00 = 1
� i.j = j.k = k.i = 1 cos 900 = 0
�� iixxjj == kk JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann ii ddiippuuttaarr kkeeaa rraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann jj,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh zz ((vveeccttoorr kk))
z i
j
k x
y
x
y
i
j -k
z
�� jjxxii == --kk JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann jj ddiippuuttaarr kkeeaarraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann ii,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh --zz ((vveeccttoorr --kk))
32
Jadi pada perkalian silang (cross product) untuk dua vektor satuan yang berbeda berlaku:
�� jjxxkk == ii JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann jj ddiippuuttaarr kkeeaarraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann kk,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh xx ((vveeccttoorr ii))
x
y
z i
j
k
x
y
z
-i
j
k
�� kkxxjj == --ii JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann kk ddiippuuttaarr kkeeaarraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann jj,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh --xx ((vveeccttoorr --ii))
�� kkxxii == jj JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann kk ddiippuuttaarr kkeeaarraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann ii,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh yy ((vveeccttoorr jj))
i
j
k x
y
z
�� iixxkk == --jj
JJiikkaa vveeccttoorr ssaattuuaann ii ddiippuuttaarr kkeeaarraahh
vveeccttoorr ssaattuuaann kk,, mmaakkaa mmeenniimmbbuullkkaann
aarraahh ggeerraakk kkeedduuaa vveeccttoorr tteerrsseebbuutt
kkeeaarraahh --yy ((vveeccttoorr --jj))
y
i
-j
k x
z
33
Apabilka diketahui dua vektor A = Ax i + Ay j + Az k, dan B = Bx i + By j + Bz k
Maka perkalian cross A x B adalah:
� AxB = (Ax i+Ay j+Az k) x (Bx i+By j+Bz k)
= AxBx ixi + AxBy ixj + AxBz ixk + AyBx jxi + AyBy jxj + AyBz jxk +
AzBx kxi + AzBy kxj + AzBz kxk
� AxB = (AyBz – AzBy) i + (AzBx – AxBz) j + (AxBy – AyBx)k.
CONTOH SOAL: 1. Dua vektor A dan B masing-masing dinyatakan sebagai berikut;
A = (2i + 4j + k)m dan B = (5i + 3j + 2k)m
Tentukan AxB?
Penyelesaian:
AxB = (AyBz- AzBy)i + (AzBx – AxBy)j + (AxBy - AyBx)k
AxB = (4.2 - 1.3)i + (1.5-2.2)j + (2.3 - 4.5)k
AxB = 5i +j -14k
LATIHAN 8: 1. Dua perpindahan sebagai berikut:
A = 2i + 4j + 3k dan B = i + 2j + 4k
Tentukan A.B?
2. Dua vektor A dan B masing-masing dinyatakan sebagai berikut;
A = (i + 4j + 2k)m dan B = (3i + j + 2k)m
Tentukan AxB?
KEGIATAN PERCOBAAN 2 1. Judul Percobaan : Penjumlahan Vektor gaya
2. Tujuan Percobaan : Mempelajari cara menentukan jumlah (Resultan) dua
vector gaya.
3. Alat dan Bahan yang digunakan:
a. Satu set alat statif
b. Beban
c. Neraca pegas
d. Penjepit
e. BenangBusur derajat
f. Kertas HVS
i
j
k x
y
z
� ixj = k dan jxi = -k
� jxk = i dan kxj = -i
� kxi = j dan ixk = -j
34
4. Langkah Percobaan:
5. Hasill pengamatan:
NO Sudut 1(α) Sudut 2
(β)
Gaya 1
(F1)
Gaya 1
(F2)
Berat
beban (w)
Resultan
gaya (R)
6. Pembahasan:
Gambar vector gaya pada masing masing neraca pegas dengan panjang garis
sebanding dengan besar gaya. Lukis jajaran genjang dari masing-masing gaya
tersebut. Lukis diagonal jajaran genjang dan ukur panjangnya sehungga diketahui
reultan vector. Bandingkan besar resultan vector tersebut dengan berat beban.
7. Buat kesimpulan dan tulis laporan pada kertas folio kemudian kumpulkan pada
guru pembimbing.
a. Susunlah alat-alat seperti pada
gambar di samping.
b. Gantung beban 50 g menggunakan
tali pada neraca pegas
c. Aturlah posisi neraca pegas
sehungga masing-masing tali pada
neraca pegas membentuk sudut 300
terhadap garis vertika.
d. Bacalah gaya yang terukur pada
masing-masing neraca pegas.
e. Ulangi langkah c dan d untuk
sudut-sudut yang berbeda.
f. Buatlah table pengamatan
a a
b b
c
Keterangan gambar:
a. statif
b. neraca pegas
c. beban
35
UJI KOMPETENSI: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Berikut ini adalah pasangan besaran pokok dan satuannya dalam SI adalah …
a. panjang – kilometer
b. massa – kilogram
c. waktu – jam
d. suhu – derajad celcius
e. gaya - Newton
2. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah … (Ebtanas
1995/1996)
a. panjang, kuat arus, dan kecepatan
b. intensitas cahaya, berat, dan waktu
c. jumlah zat, suhu, dan massa
d. percepatan, kuat arus, dan gaya
e. panjang, berat, dan intensitas cahaya
3. Kelompok besaran berikut ii adalah besaran turunan adalah …
a. panjang, luas, dan volume
b. kecepatan, percepatan, dan suhu
c. gaya, kecepatan, dan waktu
d. kecepatan, massa jenis, gaya
e. kecepatan, panjang, dan massa
4. Kecepatan suatu benda meyatakan besarnya perpindahan benda tiap satuan waktu.
Satuan kecepatan dalam SI adalah …
a. m s
b. ms-1
c. sm-1
d. cms-1
e. meter/jam
5. Percepatan suatu benda menyatakan besarnya perubahan kecepatan tiap detik.
Dengan demikian percepatan diturunkan dari besaran besaran …
a. massa dan waktu
b. panjang dan massa
c. panjang dan waktu
d. panjang dan suhu
e. massa dan suhu
6. Alat ukur panjang berikut memiliki ketelitian sampai dengan 0,1 mm adalah …
a. penggaris
b. rol meter
c. jangka sorong
d. micrometer
e. neraca ohaus
7. Hasil pengukuran deameter suatu tabung dengan jangka sorong seperti pada
gambar berikut adalah
36
.
8. Hasil pengukuran tebal suatu plat tipis berikut adalah …
9. Besaran berikut yang memiliki dimensi sama dengan dimensi energi adalah …
Gaya
Usaha
Daya
Tekanan
momentum
10. Hubungan suatu besaran dan dimensinya berikut ini yang benar adalah…
a. kecepatan - MT-1
b. percepatan – LT-1
c. gaya – MLT2
d. massa jenis – ML-3
e. momentum – MLT-2
11. Besaran besaran berikut ini yang setara adalah …
a. kecepatan dan percepatan
b. massa dan massa jenis
c. berat dan gaya
d. energi dan daya
e. tekanan dan gaya
12. Besaran yang mempunyai dimensi ML2T
-2 adalah …
a. daya
b. gaya
c. usaha
d. tekanan
e. momentum
13. Impuls adalah hasil kali gaya dan selang waktu. Dimensi besaran impuls adalah …
a. MLT
b. ML2T
-1
c. ML-1
T-2
5 6 7
0 10
Skala nonius berimpit dengan skala utama
a. 5,70 cm
b. 5,75 cm
c. 5,76 cm
d. 5,86 cm
e. 6, 30 cm
mm 0 1 2 3 4 5 6 7
45
40
35
30
a. 7,37 mm
b. 7,50 mm
c. 7,52 mm
d. 7,87 mm
e. 7,93 mm
37
d. MLT-1
e. M-1
LT-1
14. Energi potensial memiliki dimensi ML2T
-2. Dengan demikian satuan energi
potensial tersebut adalah …
a. kg ms-1
b. kg2ms
-2
c. kgm2s
-2
d. kg2m
2s
-2
e. kgm-2
s2
15. Untuk mengukur deameter bagian dalam suatu tabung digunakan alat …
a. mistar
b. meteran kelos
c. jangka sorong
d. micrometer
e. neraca ohaus
16. Untuk mengukur tebal suatu plat tipis digunakan alat …
a. penggaris
b. dynamometer
c. jangka sorong
d. micrometer
e. meteran kelos
17. Hasil pengukuran panjang buku fisika dengan penggaris adalah 29,06 cm. Jumlah
angka penting hasil pengukuran tersebut adalah …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
18. Kesalahan hasil pengukuran karena posisi mata saat membaca skala alat ukur tidak
tegak lurus disebut …
a. kesalahan pengamatan
b. kesalahan pembacaan
c. keslahan kalibrasi
d. kesalaha paralaks
e. kesalahan skala ukur
19. Angka 37,7247 jika dibulatkan samapai empat angka penting adalah …
a. 37,70
b. 37,72
c. 37,73
d. 37,74
e. 37,75
20. Bilangan berikut ini yang memiliki empat angka penting adalah …
a. 0,0015 kg
38
b. 0,0105 kg
c. 0,0150 kg
d. 0,0510 kg
e. 0,1005 kg
21. alat ukur berikut ini yang memiliki ketelitian sampai dengan 0,01 cm adalah …
a. penggaris
b. meteran kelos
c. jangka sorong
d. micrometer
e. mistar berskala cm
22. Panjang suatu lantai 4,55 m dan lebarnya 3,0 m. Luas permukaan lantai tersebut
memiliki angka penting sebanyak …
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
23. Jika satu butur kelereng memiliki massa 47,2 g, maka massa 16 kelereng adalah …
a. 755 g
b. 755,0 g
c. 755,2 g
d. 755,20 g
e. 755,200 g
24. Luas permukaan lantai berbentuk persegi adalah 225 m2, maka panjang sisi lantai
tersebut adalah …
a. 1,5 m
b. 15 m
c. 15,0 m
d. 15,00 m
e. 5,000 m
25. Kelompok besaran berikut ini merupakan besaran vector adalah …
a. kecpatan, jarak, dan waktu
b. kecepatan, jarak, dan massa
c. kecepatan, percepatan, dan jarak
d. gaya, kecepatan, dan perpindahan
e. gaya, kecepatan, dan massa
26. Berikut ini yang menghasilkan perpindahan nol adalah …
a. Lia berjalan 300 m ke timur kemudian 400 m ke utara
b. Lia berjalan 400 m ke utara keudian 500 m ke selatan
c. Lia berjalan300 m ke utara kemudian 400 ke selatan
d. Lia berlari mengelilingi lapangan satu kali putaran
e. Lia berjalan lurus sejauh 300 m ke utara.
27. Dua vector gaya seperti gambar berikut
39
28. Dari gambar vector berikut ini yang menghasilkan resultan nol adalah …
29. Hubungan vector vector pada gambar di samping adalah …
30. Dua vector gaya sama besar yaitu F newton. Jika resultan kedua vector gaya
tersebut adalag F Newton, maka sudut antara kedua vector tersebut adalah …
a. 300
b. 450
c. 600
d. 900
e. 1200
31. Dua vector gaya masing masing besarnya 6 N dan 8 N saling tegak lurus. Resultan
kedua vector tersebut adalah …
a. 2 N
b. 6 N
c. 8 N
d. 10 N
e. 14 N
F1
F2 Jika satu kotak mewakili gaya 1 N, maka besarnya
resultan kedua gaya tersebut adalah …
a. 6 N
b. 8 N
c. 10 N
d. 16 N
e. 18 N
A B
D
C
A
B C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B C
D a
b
c
d
e
A
B
C
D
a. A = B + C + D
b. B = A + C + D
c. C = A + C + D
d. D = A + B + C
e. D = B + A + C
40
32. Vektor gaya F = 10 N berarah α terhadap sumbu x positif. Jika sin α adalah 3/5,
komponen-komponen vector pada sumbu x dan sumbu y adalah …
a. 6 N dan 8 N
b. 8 N dan 6 N
c. 6 N dan 10 N
d. 8 N dan 10 N
e. 10 N dan 14 N
33. Dua buah vector masing-masing adalah F1=10 satuan dan F2 16 satuan. Tentukan
resultan kedua vector pada sumbu x dan sumbu y (Ebtanas 1995/1996)
34. Komponen komponen vector gaya pada sumbu x dan sumbu y adalah 5 N dan 5√3
N. Besar dan arah vector gaya tersebut adalah …
a. 5 N; 300
b. 5√3 N; 300
c. 10 N; 300
d. 10 N; 600
e. 10√3 N; 600
35. Perhatikan gambar gaya gaya berikut ini ! Resultan ketiga gaya tersebut adalah …
(EBtanas 1999/2000)
36. Resultan dari vector vector berikut adalah …
x
y
F1
F2
600
a. 2 satuam dan 8 satuan
b. 2 satuan dan 8√3 satuan
c. 2 √3 satuan dan 8 satuan
d. 18 satuan dan 8 satuan
e. 18 satuan dan 8 √3 satuan
x
y
600
600
6N
3N
3 N
a. 0 N
b. 2 N
c. 2√3 N
d. 3 N
e. 3√3 N
41
37. Suatu vector gaya F membentuk sudut 37
0 terhadap sumbu x positif. Jika
komponen vector gaya tersebut pada sumbu x adalah 3 N, maka besar vector gaya
tersebut dan komponennya pada sumbu y adalah …
a. 3 N dan 4 N
b. 3 N dan 5 N
c. 4 N dan 3 N
d. 4 N dan 5 N
e. 5 N dan 4 N
38. Dua vector gaya seperti pada gambar berikut;
39. Berikut ini adalah vector vector gaya:
Berdasarkan gambar di atas, maka dua vector yang sama adalah …
a. A dan B
b. A dan C
c. A dan D
d. A dan E
e. B dan E
40. Dua vector gaya besarnya sama yaitu 16 N. Jika kedua vector tersebut saling
membentuk sudut 1200, maka resultan kedua vector tersebut adalah …
a. 8 N
b. 10 N
c. 12 N
F1=4N
F2=3N
F3=8N
F4=8N
600
600 x
y a. o N
b. 3 N
c. 4 N
d. 5 N
e. 8 N
A B
C D
E
F Panjang AB= 7 cm, AD= 4 cm, BE=1 cm,
dan FC= 2 cm.
Besar resultan vector AE dan AF adalah…
a. 8 cm
b. 10 cm
c. 12 cm
d. 13 cm
e. 16 cm
A=5 N
B=5 N
C=5 N
D=5 N
E=5 N
42
d. 16 N
e. 18 N
Recommended