View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
1/22
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu
serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan
diensefalon.
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
korteks serebri. asing!masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis
yang merupakan area motorik primer yang bertanggung "a#ab untuk
gerakan!gerakan $oluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi
tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan
primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi #arna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh
duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior serebrum. %ungsi utamanya adalah
sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot,
serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.
4
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
2/22
Bagian!bagian batang otak dari ba#ak ke atas adalah medula
oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). edula oblongata
merupakan pusat refleks yang penting untuk "antung, $asokonstriktor,
pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. &ons
merupakan mata rantai penghubung yang penting pada "aras
kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum.
esensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi
a'uedikus syl$ius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan
pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
iensefalon di bagi empat #ilayah yaitu talamus, subtalamus,
epitalamus dan hipotalamus. alamus merupakan stasiun penerima dan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat
dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan
hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang
terhempas kuat pada satu sisi tubuh. *pitalamus berperanan pada beberapa
dorongan emosi dasar seseorang. +ipotalamus berkaitan dengan pengaturan
rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai
ekspresi tingkah dan emosi (Oman., clain, Scheet, -00).
b. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 1/ curah "antung dan menggunakan -0
konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak
diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri
$ertebralis. a dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus illisi.
2rteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotiskomunis kira!kira setinggi ra#an tiroidea. 2rteri karotis interna masuk ke
dalam tengkorak dan bercabang kira!kira setinggi kiasma optikum, men"adi
arteri serebri anterior dan media. 2rteri serebri anterior memberi suplai
darah pada struktur!struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal
ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian!bagian (terutama
medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik
3
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
3/22
dan korteks motorik. 2rteri serebri media mensuplai darah untuk lobus
temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.
2rteria $ertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subkla$ia sisi
yang sama. 2rteri $ertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. edua arteri ini
bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus ber"alan sampai
setinggi otak tengah, dan di sini bercabang men"adi dua membentuk
sepasang arteri serebri posterior. 5abang!cabang sistem $ertebrobasilaris
ini memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan
sebagian diensefalon. 2rteri serebri posterior dan cabang!cabangnya
memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan
temporalis, aparatus koklearis dan organ!organ $estibular.
arah $ena dialirkan dari otak melalui dua sistem 6 kelompok $ena
interna, yang mengumpulkan darah ke 7ena galen dan sinus rektus, dan
kelompok $ena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan
mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus!sinus basalis
lateralis, dan seterusnya ke $ena!$ena "ugularis, dicurahkan menu"u ke
"antung (Oman., clain, Scheet, -00).
2.2 Pengertian CVA
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun
global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. 8angguan peredaran darah
otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di
otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan at makanan men"adi
terganggu. ekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian selsaraf (neuron). 8angguan fungsi otak ini akan memunculkan ge"ala stroke
(Oman., clain, Scheet, -00).
Stroke atau 572 (5erebro 7ascular isease) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke adalah
cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat
ter"adi karena pembentukan thrombus disuatu arteri serebrum, akibat emboli yang
9
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
4/22
mengalir ke otak dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Oman.,
clain, Scheet, -00).
Stroke dapat dibagi men"adi - kategori utama yaitu, stroke iskemik dan
stroke hemoragic. edua kategori ini merupakan suatu kondisi yang berbeda,
pada stroke hemoragic terdapat timbunan darah di subarachnoid atau intraserebral,
sedangkan stroke iskemik ter"adi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga
kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi.
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang ter"adi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitalis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh
arteri, $ena, kapiler ("oenaidi #id"a"a et,al, 1::4) yang dikutip oleh utta'in,
-00.
Stoke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh
karena gangguan peredaran darah otak dimana secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau secara cepat (dalam beberapa "am) timbul ge"ala dan tanda yang sesuai
dengan fokal di otak yang terganggu (&erti#i, -010)
Stroke hemoragik adalah stroke yang ter"adi akibat perdarahan intrakranial
atau intraserebri meliputi perdarahan didalam ruang subarachnoidatau didalam
"aringan otak itu sendiri. &erdarahan ini dapat ter"adi karena aterosklerosis dan
hipertensi. &ecahnya pembuluh darah otak menyebabkan pembesaran darah
kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran,
pemisahan "aringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
"aringan otak tertekan sehingga ter"adi infark otak, edema, dan mungkin herniasi
otak (&erti#i, -010)Beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bah#a stroke hemoragik
adalah salah satu "enis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah
otak yang menyebabkan gangguan peredaran darah otak sehingga menimbulkan
gangguan fungsi saraf akut dimana secara mendadak dan cepat timbul ge"ala dan
tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu
/
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
5/22
2.3 Etiologi Dan Fator !esio
&enyebab perdarahan otak yang paling umum ter"adi adalah 6
1. 2neurisma berry, biasanya defek kongenital
-. 2neurisma fusiformis dan aterosklerosis
;. 2neurisma mikotik dari $askulitis nekrose dan emboli sepsis
4. alformasi arterio$ena (27), ter"adi hubungan persambungan
pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk $ena
3.
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
6/22
&eningkatan tekanan darah yang terus!menerus akan mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah sehingga dapat ter"adi perdarahan dalam parenkim otak
yang bisa mendorong struktur otak dan merembes kesekitarnya bahkan dapat
masuk kedalam $entrikel atau ke ruang intracranial. *kstra$asi darah ter"adi di
derah otak dan subaraknoid, sehingga "aringan yang ada disekitarnya akan
tergeser dan tertekan. arah ini sangat mengiritasi "aringan otak, sehingga dapat
mengakibatkan penekanan pada arteri disekitar perdarahan. Bekuan darah yang
semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil karena ter"adi penekanan maka
daerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis
karena ker"a enim!enim maka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk
suatu rongga (Oman., clain, Scheet, -00).
8angguan neurologis tergantung letak dan beratnya perdarahan. &embuluh
darah yang mengalami gangguan biasanya arteri yang berhubungan langsung
dengan otak. imbulnya penyakit ini mendadak dan e$olusinya dapat secara cepat
dan konstan, berlangsung beberapa menit bahkan beberapa hari. gambaran klinis
yang sering muncul antara lain6 pasien mengeluh sakit kepala berat, leher bagian
belakang kaku, muntah penurunan kesadaran dan ke"ang. eluasnya perdarahan
sampai ke sistem $entrikel, herniasi lobus temporal dan penekanan mesensefalon
atau mungkin disebabkan karena perembesan darah ke pusat!pusat yang $ital.
&enimbunan darah yang cukup banyak dibagian hemisfer serebri masih dapat
ditolerir tanpa memperlihatkan ge"ala!ge"ala klinis yang nyata sedangkan adanya
bekuan darah dalam batang otak sebanyak 3 ml sa"a sudah dapat mengakibatkan
kematian (&rice = ilson,-009).
2.$ %ani#estasi Klinisanifestasi akibat stroke, yaitu6
1. aerah arteri serebri media
a. +emiplegi kontralateral, sering disebut hemianestesi
b. +emianopsi homonim kontralateral
c. 2fasia bila mengenai hemisfer
d. 2praksia bila mengenai hemisfer nondominan
:
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
7/22
-. aerah arteri serebri anterior
a. +emiplegi dan hemianestesi kontralateral terutama di tungkai
b. ?nkontinensia urin
c. 2fasia dan apraksia tergantung hemisfer mana yang terkena
;. aerah arteri posterior
a. +emianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai daerah
makula karena daerah ini "uga diperdarahi oleh arteri serebri media
b. @yeri talamik spontan
c. +emibalisme
d. 2leksi bila mengenai hemisfer dominan
4. aerah $ertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai "uga pusat!pusat $ital dibatang otak
b. +emiplegi altemans atau tetraplegi
c. elumpuhan pseudobulbar (disatri, disfagi, emosi labil)
2.& Kom'liasi
omplikasi stroke meliputi6
1. e"ang pada pasien pasca stroke
-. rombosis 7ena alam (7) dan emboli pulmonum
;. &erdarahan saluran cerna
4. ikubitus
3. &neumonia
9. Stress
/. Bekuan darah
. @yeri pundak dan subluAation
2.( Pemerisaan Pen)n*ang
a. 5 Scan 6 didapatkan hiperdens fokal, kadang!kadangmasuk $entrikel,
menyebar ke permukaan otak
b.
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
8/22
d. pemeriksaan foto thoraks 6 dapat memperlihatkan keadaan "antung,
apakah terdapat pembesaran $entrikel kiri yang merupakan salah satu
tanda hipertensi kronis pada penderita stroke
e. sinar tengkorak 6 menggambarkan perubahan kelen"ar lempeng pineal
f. electro encephalografi C **8 6 mengidentifikasi masalah didasarkan
pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
2.+ Penatalasanaan
Stadium hiperakut
indakan pada stadium ini dilakukan di ?nstalasi Cmenit dan cairan kristoloid atau koloid D hindari pemberian
cairan deAtrose atau salin dalam +-O. dilakukan pemeriksaan 5 Scan
otak, *8, %oto horaA, arah &erifer lengkap, dan "umlah trombosit,
protrombin time C ?@
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
9/22
Gambar 2.1. Jenis Stroke Iskemik (Terjadi Penyumbatan Pembuluh
Darah)
erapi umum 6 letakkan kepala pasien pada posisi ;0F, kepala dan
dada pada satu bidan D ubah posisi tidur setiap - "amD mobilisasi dimulai
bertahap bila hemodinamik sudah stabil. Selan"utnya, bebaskan "alan
napas, beri oksigen 1!- liter per menit sampai didapatkan hasil analisis
gas darah. Eika perlu, dilakukan intubasi. emam diatasi dengan
kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya D "ika kandung
kemih penuh, dikosongkan. &emberian nutrisi dengan cairan isotonic,
kristaloid atau koloid 1300!-000 m> dan elektrolid sesuai kebutuhan,
hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonic. &emberian
nutrisi peroral hanya "ika fungsi menelannya baikD "ika didapatkan
gangguan menelan atau kesadaran menurun dian"urkan melalui selang
nasogastric.
erapi khusus6 ditu"ukan untuk reperfusi denagn pemberian
antiplatelet seperti aspirin dan antikoagulan, atau yang dian"urkan
dengan trombolitik rt!&2 (recombinant tissue &lasminogen 2cti$ator).
apat "uga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam.
1-
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
10/22
2.11 CA!A PEN,UKU!AN TIN,KAT KESADA!AN
a. ,lasgo- Coma Sale /,CS0
a) Reson !embuka !ata
Spontan 4
erhadap bicara ;
erhadap nyeri -
idak ada respon 1
b) Reson "erbal
erorientasi 3
&ercakapan yang membingungkan 4
&enggunaan kata!kata yang tidak sesuai ;
Suara mengguman -
idak ada respon 1
#) Reson !otorik
engikuti perintah 9
enun"uk tempat rangsangan 3
enghindar dari stimulasi 4
%leksi abnormal (dekortikasi) ;
*kstensi abnormal (deserebrasi) -
idak ada respon 1
Penilaian$
@ilai ; 6 kesadaran terburuk
@ilai ;!3 6 koma yang dalam
@ilai 9!10 6 gangguan kesadaran intermediate
@ilai 11!14 6 kesadaran lebih baik @ilai 13 6 terbaik
. Penggamaran stim)l)s an res'on lien
a) &anggil pasien dengan namanya
b) &anggil namanya dengan keras
c) ombinasikan memanggil nama dengan sentuhan ringan
1;
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
11/22
d) ombinasikan memanggil nama dengan sentuhan kasar (guncangan
dan ke"utan)
e) imbulkan nyeri
. Sala Tingat /!easi Stim)li0
1 er"agaD tidak menunda respon
- engantuk tetapi berespon terhadap stimulus lembut. Bingung
tentang nama, tempat dan #aktu
; Sangat mengantuk, berespon terhadap rangsangan yang kuat dengan
orientasi gerakan mata, memenuhi perintah atau menun"uk dan
secara aktif berupaya untuk menyingkirkan stimulus
4 idak sadar. apat menun"uk tetapi tidak berhasil menyingkirkan
stimulus
3 idak sadar. 8erakan menghindar pada setiap stimulus
9 idak sadar. 8erakan fleksi yang umum terhadap nyeri
/ idak sadar. 8erakan ekstensi yang umum terhadap nyeri
idak sadar. idak berespon pada stimulasi nyeri
2.12 ASU4AN KEPE!A5ATAN K6IEN DEN,AN ST!7KE 8 CVA
B6EEDIN,
14
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
12/22
2.12.1 Penga*ian
&engka"ian merupakan tahap a#al dan landasan proses
kepera#atan untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah
kepada tindakan kepera#atan. ahap pengka"ian terdiri dari tiga kegiatan,
yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan perumusan diagnosis
kepera#atan (arilynn *. oenges et al, -000).
&engumpulan data
&engumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status
kesehatan klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial
budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi,
kemampuan fungsi dan gaya hidup klien. (arilynn *. oenges et al,
-000)
(a) ata demografi
eliputi nama, umur (kebanyakan ter"adi pada usia tua), "enis
kelamin, pendidikan, alamat, peker"aan, agama, suku bangsa, tanggal
dan "am
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
13/22
(e)
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
14/22
Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena
ke"ang ototCnyeri otot
&ola hubungan dan peran
2danya perubahan hubungan dan peran karena klien
mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan
bicara.
&ola persepsi dan konsep diri
lien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah,
tidak kooperatif.
&ola sensori dan kognitif
&ada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatanC
kekaburan pandangan, perabaanCsentuhan menurun pada muka dan
ekstremitas yang sakit. &ada pola kognitif biasanya ter"adi
penurunan memori dan proses berpikir.
&ola reproduksi seksual
Biasanya ter"adi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa
pengobatan stroke, seperti obat anti ke"ang, anti hipertensi,
antagonis histamin.
&ola penanggulangan stress
lien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan
masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan
berkomunikasi.
?ntegritas ego
erdapat ge"ala perasaan tak berdaya, perasaan putus asa
dengan tanda emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah,
sedih dan gembira, kesulian mengekspresikan diri (arilynn *.
oenges et al, -000).
&ola tata nilai dan kepercayaan
lien biasanya "arang melakukan ibadah karena tingkah laku
yang tidak stabil, kelemahanCkelumpuhan pada salah satu sisi
tubuh. (arilynn *. oenges et al, -000).
(h) &emeriksaan fisik
1/
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
15/22
eadaan umum
• esadaran6 umumnya mengelami penurunan kesadaran
• Suara bicara6 kadang mengalami gangguan yaitu sukar
dimengerti, kadang tidak bisa bicara
• anda!tanda $ital6 tekanan darah meningkat, denyut nadi
ber$ariasi
&emeriksaan integumen
• ulit6 "ika klien kekurangan O- kulit akan tampak pucat dan
"ika kekurangan cairan maka turgor kulit kan "elek. i samping
itu perlu "uga dika"i tanda!tanda dekubitus terutama pada
daerah yang menon"ol karena klien stroke hemoragik harus
bed rest -!; minggu
• uku 6 perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
• eher 6 kaku kuduk "arang ter"adi (Satyanegara, 1::)
&emeriksaan dada
&ada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar
ronchi, #heeing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak
teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan, adanya
hambatan "alan nafas. erokok merupakan faktor resiko.
&emeriksaan abdomen
idapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang
lama, dan kadang terdapat kembung.
&emeriksaan inguinal, genetalia, anus
adang terdapat incontinensia atau retensio urine
&emeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
1
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
16/22
&emeriksaan neurologi
• &emeriksaan ner$us cranialis6 Gmumnya terdapat gangguan
ner$us cranialis 7?? dan ?? central. &englihatan menurun,
diplopia, gangguan rasa pengecapan dan penciuman, paralisis
atau parese #a"ah.
• &emeriksaan motorik6 +ampir selalu ter"adi kelumpuhanC
kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kelemahan, kesemutan,
kebas, genggaman tidak sama, refleks tendon melemah secara
kontralateral, apraksia
• &emeriksaan sensorik6 apat ter"adi hemihipestesi, hilangnya
rangsang sensorik kontralteral.
• &emeriksaan refleks
• &ada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan
muncul kembali didahuli dengan refleks patologis.
• SinkopCpusing, sakitkepala, gangguan status mentalCtingkat
kesadaran, gangguan fungsi kognitif seperti penurunan memori,
pemecahan masalah, afasia, kekakuan nukhal, ke"ang, dll
(arilynn *. oenges et al, -000).
-) &emeriksaan penun"ang
a) &emeriksaan radiologi
(1) 5 scan6 didapatkan hiperdens fokal, kadang!kadang
masuk $entrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
(>inardi id"a"a, 1::;), edema, hematoma, iskemia dan
infark (arilynn *. oenges et al, -000).
(-)
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
17/22
adanya titik oklusi atau ruptur (arilynn *. oenges et al,
-000).
(4) &emeriksaan foto thoraA6 dapat memperlihatkan keadaan
"antung, apakah terdapat pembesaran $entrikel kiri yang
merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
penderita
stroke. (Eusuf isbach, 1:::), menggambarkan perubahan
kelen"ar lempeng pineal daerah berla#anan dari massa
yang meluas (arilynn *. oenges et al, -000).
b) &emeriksaan laboratorium
(1) &ungsi lumbal6 pemeriksaan likuor yang merah biasanya
di"umpai pada perdarahan yang masif, sedangkan
perdarahan yang kecil biasanya #arna likuor masih normal
(Aantokhrom) se#aktu hari!hari pertama. (Satyanegara,
1::). ekanan normal biasanya ada trombosis, emboli dan
?2. Sedangkan tekanan yang meningkat dan cairan yang
mengandungdarah menun"ukkan adanya perdarahan
subarachnoid atau intrakranial. adar protein total
meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan proses
inflamasi (arilynn *. oenges et al, -000).
(-) &emeriksaan darah rutin
(;) &emeriksaan kimia darah6 pada stroke akut dapat ter"adi
hiperglikemia. 8ula darah dapat mencapai -30 mg dalam
serum dan kemudian berangsur!angsur turun kembali.
(Eusuf isbach, 1:::)(4) &emeriksaan darah lengkap6 unutk mencari kelainan pada
darah itu sendiri.
2.12.2 Diagnosa e'era-atan
1. &erubahan perfusi "aringan otak (serebral) berhubungan dengan
perdarahan intracerebral, edema serebral, gangguan oklusi (arilynn
*. oenges et al, -000).
-0
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
18/22
-. erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, parastesia,
hemipareseChemiplagia (arilynn *. oenges et al, -000).
;. 8angguan persepsi sensori 6 perabaan yang berhubungan dengan
penekanan pada saraf sensori, penurunan penglihatan (arilynn *.
oenges et al, -000).
4. 8angguanCkerusakan komunikasi $erbal berhubungan dengan
penurunan sirkulasi darah otak, kerusakan neuromuskuler, kehilangan
tonus otot fasial, kelemahan umum (arilynn *. oenges et al, -000).
3. 8angguan eliminasi al$i (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi,
intake cairan yang tidak adekuat (arilynn *. oenges et al, -000)
9.
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
19/22
perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon
motorikCsensori, gelisah, defisit sensori, bahasa, intelektual dan emosi,
perubahan 7S.
Tujuan 6 &erfusi "aringan otak dapat tercapai secara optimal
%riteria hasil 6
• lien tidak gelisah, mempertahankan tingkat kesadaran
biasanyaCmembaik, fungsi kognitif dan motorikCsensori
• idak ada tanda ? meningkat
• enun"ukkan tidak ada kelan"utan deteriorasiCkekambuhan defisit
• anda!tanda $ital stabil (nadi 6 90!100 kali permenit, suhu6 ;9!;9,/ 5,
pernafasan 19!-0 kali permenit)
Ren#ana tindakan 6
a) Berikan pen"elasan kepada keluarga klien tentang sebab!
sebab gangguan perfusi "aringan otak dan akibatnya
b) 2n"urkan kepada klien untuk bed rest total
c) Obser$asi dan catat tanda!tanda $ital dan kelainan tekanan
intrakranial tiap dua "am
d) Berikan posisi kepala lebih tinggi 13!;0 dengan letak
"antung (beri bantal tipis)
e) 2n"urkan klien untuk menghindari batuk dan menge"an
berlebihan
f) 5iptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengun"ung
g) olaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat
neuroprotektor
Rasional
a) eluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
b) Gntuk mencegah perdarahan ulang
c) engetahui setiap perubahan yang ter"adi pada klien
secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat
d) engurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage
$ena dan memperbaiki sirkulasi serebral
--
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
20/22
e) Batuk dan menge"an dapat meningkatkan tekanan intra
kranial dan potensial ter"adi perdarahan ulang
f) akukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
d) Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi
fungsionalnya
e) inggikan kepala dan tangan
f) olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional
a) enurunkan resiko ter"adinnya iskemia "aringan akibat
sirkulasi darah yang "elek pada daerah yang tertekan
b) 8erakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot
serta memperbaiki fungsi "antung dan pernapasan
-;
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
21/22
c) Otot $olunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila
tidak dilatih untuk digerakkan
;. 8angguan persepsi sensori6 perabaan yang berhubungan dengan
penekanan pada saraf sensori
Tujuan 6 eningkatnya persepsi sensorik6 perabaan secara optimal.
%riteria hasil 6
• lien dapat mempertahankan tingakat kesadaran dan fungsi persepsi
• lien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan merasa
• lien dapat menun"ukkan perilaku untuk mengkompensasi terhadap
perubahan sensori
Ren#ana tindakan
a) entukan kondisi patologis klien
b) a"i kesadaran sensori, seperti membedakan panasCdingin,
ta"amCtumpul, posisi bagian tubuhCotot, rasa persendian
c) Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan, seperti memberikan klien
suatu benda untuk menyentuh, meraba. Biarkan klien menyentuh
dinding atau batas!batas lainnya.
d) >indungi klien dari suhu yang berlebihan, ka"i adanya lindungan yang
berbahaya. 2n"urkan pada klien dan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan terhadap suhu air dengan tangan yang normal
e) 2n"urkan klien untuk mengamati kaki dan tangannya bila perlu dan
menyadari posisi bagian tubuh yang sakit. Buatlah klien sadar akan
semua bagian tubuh yang terabaikan seperti stimulasi sensorik pada
daerah yang sakit, latihan yang memba#a area yang sakit mele#ati garis
tengah, ingatkan indi$idu untuk mera#ata sisi yang sakit.
f) +ilangkan kebisinganCstimulasi eksternal yang berlebihan.
g) >akukan $alidasi terhadap persepsi klien
Rasional
a) Gntuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai
penetapan rencana tindakan
-4
8/20/2019 BAB 2 CVA fs
22/22
b) &enurunan kesadaran terhadap sensorik dan perasaan kinetik
berpengaruh terhadap keseimbanganCposisi dan kesesuaian dari gerakan
yang mengganggu ambulasi, meningkatkan resiko ter"adinya trauma.
c) elatih kembali "aras sensorik untuk mengintegrasikan persepsi dan
intepretasi diri. embantu klien untuk mengorientasikan bagian dirinya
dan kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
d) eningkatkan keamanan klien dan menurunkan resiko ter"adinya
trauma.
e) &enggunaan stimulasi penglihatan dan sentuhan membantu dalan
mengintegrasikan sisi yang sakit.
f) enurunkan ansietas dan respon emosi yang
berlebihanCkebingungan yang berhubungan dengan sensori berlebih.
g) embantu klien untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan dari
persepsi dan integrasi stimulus.
-3
Recommended