View
247
Download
19
Category
Preview:
Citation preview
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 1
BAB III RONA LINGKUNGAN AWAL
Rona lingkungan awal yang dilingkup dalam studi AMDAL adalah komponen
fisik kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, ruang dan transportasi dan
komponen kesehatan lingkungan masyarakat. Uraian lingkup rona lingkungan awal
dijelaskan sebagai berikut:
3.1. KOMPONEN FISIK-KIMIA
a. Iklim
Kota Pagar Alam beriklim tropik basah dan sangat dipengaruhi oleh perubahan
arah angin. Curah hujan rata-rata setahun bervariasi antara 1.462 – 5.199 mm
yang tidak merata di seluruh wilayah. Temperatur bervariasi antara 20 0C
(minimum) hingga 28 0C (maksimum). Jika dilihat dari topografinya diperkirakan
terdapat gradasi tingkat curah hujan yang semakin tinggi ke arah barat dan ke
arah selatan.
Kota Pagar Alam yang terletak di bawah kaki Gunung Dempo pada umumnya
mempunyai hawa dingin. Temperatur Kota Pagar Alam bervariasi antara 140C
sampai 340C, dengan kelembaban udara berkisar antara 75 %-89 %.
Curah hujan Kota Pagar Alam berkisar 2.000-3.000 mm, musim hujan rata-rata
setiap tahun berkisar antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret,
sedangkan musim kemarau berkisar antara bulan April hingga September.
b. Kondisi Geografis
Kota Pagar Alam secara geografis terletak antara 040 Lintang Selatan (LS), dan
103,150 Bujur Timur (BT) serta berbatasan dengan:
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 2
Tengah : Kabupaten Lahat
Selatan : Provinsi Bengkulu
Barat : Kabupaten Lahat
Timur : Kabupaten Lahat.
c. Geologi
Geologi daerah Kota Pagar Alam tersusun atas formasi pasemah dan formasi
bintunan. Pada bagian bawah tersusun oleh formasi pasemah yang terdiri dari
tuf. Diatasnya terdapat endapan formasi bintunan yang tersusun atas batus,
pasir berbatu apung, tuf pasiran, konglomerat dan tuf. Formasi pasemah dan
formasi bintunan ini diendapakna pada kala pliosen akhir hingga pleistosen.
Pada bagian atas didominasi oleh batuan breksi gunung api yang tersebar
merata hingga ke bagian selatan Kota Pagar Alam, yang tersusun oleh lava dan
tuf hasil erupsi Gunung Dempo. Satuan breksi gunung api ini diperkirakan
berumur Holosen. Struktur geologi yang bekerja di Kota Pagar Alam tidak begitu
kompleks hanya berupa kelurusan-kelurusan yang diperkirakan merupakan
sesar-sesar yang mempunyai arah utama barat-laut tenggara.
d. Topografi
Pagar Alam merupakan daerah berbukit dan bergunung, terutama bagian barat
laut serta bagian Selatan dan Tenggara. Bagian tengah hingga Timur Laut
merupakan dataran landai. Daerah yang berbukit hingga bergunung dengan
ketinggian 1.250 m – 3.195 m dpl. Daerah landai dengan ketinggian antara 441 –
1.000 m di atas permukaan laut. Lokasi rencana kegiatan pembangunan Jaringan
Air Bersih (PAM) Sumber Air Lawu berdasarkan SID (survei investigasi dan
desain) diperoleh ketinggian tanah terendah pada lokasi rencana kegiatan
adalah 691,422 m dpl dan tertinggi adalah 706,360 m dpl. Kontur tapak rencana
lokasi pembangunan Jaringan Air Bersih (PAM) Sumber Air Lawu adalah berupa
sungai, dataran dan perbukitan. Bentuk permukaan tanah di daerah Kota Pagar
Alam bervariasi dari dataran sampai bergunung. Daerah yang mempunyai
dataran yang cukup luas adalah Kecamatan Dempo Tengah dan Pagar Alam
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 3
Tengah sementara daerah yang mempunyai permukaan bergunung adalah
Kecamatan Dempo Tengah, Dempo Selatan dan Dempo Tengah mempunyai
bentuk permukaan yang bergelombang.
e. Tanah
Luas Wilayah 633,66 Km2 atau 63.366 Ha. Penyebaran jenis tanah di seluruh
wilayah Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut:
1. Tanah Latosol
Tanah ini terjadi dari abu vulkanik dengan pelapukan yang sudah lanjut,
kandungan mineral prima dan unsur hara rendah, keasaman tinggi
kandungan bahan organik rendah, berada sampai ketinggian di atas
permukaan laut. Warna tanah bervariasi dari merah, coklat, coklat
kemerahan, coklat kekuningan atau kuning tergantung dari bahan induk, iklim
dan ketinggian. Produktivitas tanah bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Biasanya dipergunakan untuk pertanian, perkebunan dan pemukiman.
Persebaran tanah latosol di Kota Pagar Alam berada di 3 (tiga) wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan Dempo Tengah, Kecamatan Dempo Tengah dan
Kecamatan Dempo Selatan. Berdasarkan morfologi daerah dengan jenis
tanah latosol merupakan daerah berbukit dan berombak.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol berwarna kelabu tua, coklat tua sampai hitam dan lapisan
tanah di bawahnya berwarna coklat sampai coklat kekuningan. Tanah ini
berasal dari bahan vulkanik di dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di
atas permukaan laut dengan iklim dingin dan curah hujan tinggi. Tanah ini
bersifat remah, kandungan bahan organik tinggi, porositas tinggi, dan
keasaman sedang sampai tinggi. Biasanya dipergunakan untuk usaha
pertanian pangan, perkebunan, kehutanan dan permukiman. Sebaran
biasanya tanah jenis andosol berada 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Pagar Alam Tengah, Kecamatan Dempo Tengah dan Kecamatan
Dempo Tengah.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 4
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 5
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 6
Jenis tanah penyusun di lokasi kegiatan pembangunan Jaringan Air Bersih (PAM)
adalah latosol dan andosol dengan bahan induk bentuk tuf vulkanik
intermediate dan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit.
Kota Pagar Alam selain daerah pertanian juga merupakan tanah yang
mengandung potensi mineral dan bahan tambang. Bahan tambang golongan C
yang sudah diusahakan oleh rakyat seperti: tanah liat, pasir, batu kali/gunung
yang terdapat di Kecamatan Dempo Selatan. Penyebaran jenis tanah yang ada
di Kota Pagar Alam disajikan pada Gambar 3.3.
f. Hidrologi
Kota Pagar Alam mempunyai banyak sungai, diantaranya Sungai Basemah
Lemtang, Sungai Selangis Besar, Sungai Selangis Kecil, Sungai Air Kundur, Sungai
Betung, Sungai Air Perikan dan Sungai Endikat yang merupakan sungai yang
membatasi dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 7
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 8 III - 8
g. Kualitas Udara dan Kebisingan
Dari hasil analisa yang dilakukan oleh Laboratorium UPTB Badan Lingkungan Hidup,
Provinsi Sumatera Selatan (Januari 2012), kualitas total partikel TSP di dalam tapak
proyek (lokasi proyek) adalah sebesar 5,4 μg/Nm3 dan kualitas total CO sebesar 2.290
μg/Nm3. Dengan mengacu pada Baku Mutu Udara Ambien berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005, maka nilai kualitas udara debu, CO,
SO2, NO2 di sekitar lokasi proyek masih di bawah Nilai Ambang Batas Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005.
Sementara itu intensitas suara bising (kebisingan) di lokasi proyek sebesar 31,8 dBA.
Dengan mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, intensitas kebisingan tersebut masih di bawah
Nilai Ambang Batas 55 dBA, sehingga memenuhi Baku Mutu yang telah ditetapkan.
Hasil uji laboratorium debu dan kebisingan di lokasi proyek Pembangunan Jaringan Air
Bersih, disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dan Kebisingan.
Sumber : Hasil Pengujian UPTB. Laboratorium Lingkungan Daerah, BLH, Provinsi Sumsel, Januari, 2012 Keterangan : Pemukiman Intake PDAM Gunung Agung Lama
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 9 III - 9
h. Kualitas Air Permukaan
Berdasarkan hasil pengujian di wilayah studi, yaitu di hulu, hilir dan bagian tengah
Sungai Luwu dan hilir, pada umumnya masih memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan, kecuali nilai Sulfida di bagian hulu, hilir dan tengah, melebihi ambang batas
yang telah ditetapkan. Baku Mutu kualitas air permukaan mengacu pada Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan No. 16 tahun 2005. Hasil uji kualitas air permukaan
pada Sungai Luwu disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Hasil Uji Kualitas Air Permukaan.
Sumber : Hasil Pengujian UPTB. Laboratorium Lingkungan Daerah, BLH, Provinsi Sumsel, Januari, 2012. Keterangan : - 348-16-01-12 : Sungai Lawu Hulu
- 349-16-01-12 : Sungai Lawu Hilir - 350-16-01-12 : Sungai Lawu Tengah
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 10 III - 10
Tingginya kadar Sulfida tersebut masih layak dipergunakan untuk pengairan/irigasi yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian. Namun demikian, air sungai ini tidak layak
dipergunakan sebagai sumber air minum.
3.2. KOMPONEN BIOLOGI
a. Flora
Lahan merupakan bekas tanah milik masyarakat yang telah dibebaskan. Sebelum
dibebaskan merupakan lahan budidaya tanaman tahunan antara lain kopi (Coffea
robusta). Setelah dibebaskan lahan tersebut tidak digarap lagi dan tumbuh menjadi
semak belukar dengan vegetasi antara lain: kayu sirih (Celtis sp.), kaliandra (Caliandra
callotyrsus), gamal (Clyricidea maculata), bambu (Bambusa sp.), pisang (Musa
paradisiaca), kopi (Coffea robusta), aren (Arenga pinnata) dan berbagai tumbuhan
bawah seperti jarong, takokak, bakung, krinyuh, pakis, talas.
Gambar 3.4. Kondisi vegetasi di lokasi rencana pembangunan Jaringan Air Bersih (PAM). Sumber Air Lawu.
b. Fauna
Jenis satwa darat yang ada di wilayah tapak Jaringan Air Bersih (PAM) Sumber Air Lawu
proyek dan sekitarnya tidak ada yang memiliki nilai konservasi penting seperti
endemik, dilindungi maupun langka. Fauna liar yang dijumpai adalah: kupu-kupu, ular,
kadal, bekicot, capung, dan beberapa jenis burung yang menyenangi habitat kebun
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 11 III - 11
pekarangan dan sudah teradaptasi dengan pemukiman. Kebanyakan jenis fauna yang
ditemukan merupakan jenis yang sangat umum dijumpai di habitat dekat pemukiman.
Data rona awal biologi dari sumber sekunder tidak tersedia, sehingga dalam studi
ANDAL akan dilakukan observasi.
c. Plankton
Bagi lingkungan perairan, plankton merupakan faktor biologi yang mempunyai
peranan sangat besar. Peran tersebut tidak saja berkaitan dengan fungsinya sebagai
strata dasar dari perilaku makan di perairan tetapi juga mempunyai peran terhadap
perubahan lingkungan. Oleh peran tersebut, maka organisme ini kerapkali dapat
dipergunakan sebagai bio indikator terhadap kualitas lingkungan.
Dalam hierarkhi rantai makanan, zooplankton merupakan kelompok hewan renik yang
menempati phrase II. Meskipun secara morfologis kelompok ini relatif berukuran kecil
>25m, namun cukup strategis perannya dalam lingkungan perairan. Termasuk di
dalam kelompok ini adalah larva-larva ikan serta biota lain yang mampu tumbuh besar,
meskipun beberapa diantaranya hingga dewasa tetap berukuran kecil.
Biota ini sudah mempunyai kemampuan untuk berenang. Karena kemampuan dan
hidupnya yang selalu melayang di dalam air, maka posisinya merupakan jembatan bagi
pensuplai utama sistem rantai makanan pelagial. Namun demikian, kehidupannya
masih bergantung kepada prey-nya (mangsanya) yaitu phytoplankton.
Hasil pengamatan & perhitungan Struktur komunitas Plankton di perairan sungai di
wilayah studi, disajikan pada Tabel 3.3.
Jenis plankton yang ada di wilayah tapak Jaringan Air Bersih (PAM) Sumber Air Lawu
proyek dan sekitarnya adalah sebagai berikut.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 12 III - 12
Tabel 3.3. Hasil Pengujian Jenis – jenis Plankton (Individu/Liter).
ORGANISME LOKASI PENGAMATAN
Intake Hulu Tengah Intake Air Lawu Hilir
CHLOROPHYCEAE
Microspora sp. 12,4 9,4 11,4 7,4
Ulothrix sp. 2,6 - - 2,6
Gonatozygon sp. 2,2 - 4,2 -
Gleocycstis sp. - 2,2 - 8,6
Scenedesmus sp. 11,8 10,4 12,2 9,4
Penium sp. 10,4 7,8 10,8 4,8
Cladophora sp. - 6,6 - 2,0
Angkistrodesmus sp. 2,4 - - 3,6
Cosmarium sp. 12,2 5,6 9,6 -
Chlorella sp. 8,2 2,6 5,6 6,6
CYANOPHYCEAE
Oscillatoria sp. 7,2 3,6 4,8 6,8
Chroococus sp. 1,6 - 6,0 -
Mycrocystis sp. 4,6 7,4 10,0 8,2
Merismopedia sp. - 2,2 - -
Spirulina sp. 4,0 - 1,2 4,4
Calothrix sp. - 2,0 - 2,2
DESMIDIACEA
Closterium sp. 2,0 7,4 2,4 2,4
Desmidium sp. - 3,8 1,6 3,2
BACILLARIOPHYCEAE
Surirella sp. 1,4 - 2,0 -
Navicula sp. 2,6 3,6 3,4 4,4
Nizschia sp. 4,0 2,4 2,6 2,6
Cyclotella sp. 3.5 2,6 7,6 5.4
Diatoma sp. 1,2 - 3,0 -
Pinnularia sp. 2,0 - 2,0 -
Eunotia sp. - 1,2 - -
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 13 III - 13
ORGANISME LOKASI PENGAMATAN
Intake Hulu Tengah Intake Air Lawu Hilir
Fragillaria sp. 2,0 - 2,2 7,2
ZOOPLANKTON
Euglena sp. 4,6 - 7,2 3,6
Phacus sp. 2,0 3,4 8,4 -
Diaptomus sp. - 12,0 - 2,0
Colpoda sp. - 1,4 - 4,4
Keratella sp. 2,4 - 3,0 2,0
Jumlah Jenis 23 20 22 22
Kelimpahan (Individu/Liter) 107,4 87,6 121,2 104,4
Indeks Keragaman (H’) 2,574 2,946 2,647 2,915
Kriteria Keragaman (H’) Sedang Sedang Sedang Sedang
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium UPTB Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, di lokasi perairan sungai di daerah studi
dijumpai 26 taksa phytoplankton dan 5 taksa zooplankton. Jenis phytoplankton
dengan kelimpahan tertinggi adalah Scenedesmus sp. yang dijumpai di lokasi
pengamatan. Sementara itu jenis zooplankton yang paling banyak dijumpai adalah
Euglena sp. yang dijumpai di lokasi pengamatan.
d. Benthos
Organisme ini meliputi semua biota yang hidup di dasar perairan. Masing-masing
ekosistem dihuni oleh benthos dengan struktur komunitas yang berbeda-beda,
tergantung material penyusun dasar perairan. Faktor kedalaman juga berpengaruh
terhadap stabilitas dan struktur komunitas.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 14 III - 14
Tabel 3.4. Hasil Pengujian Kepadatan Benthos (Individu/Liter).
Sumber : Hasil Pengujian UPTB. Laboratorium Lingkungan Daerah, BLH, Provinsi Sumsel, Januari, 2012 Keterangan :
- 351.B-16-01-12 : Intake Hulu Air Putih - 352.B-16-01-12 : Tengah Air Putih - 353.B-16-01-12 : Air Intake PDAM - 354.B-16-01-12 : Hilir Air Putih
Berdasarkan hasil analisa tersebut, secara umum cukup teridentifikasi adanya Benthos
diperairan sungai di lokasi rencana proyek 4. Benthos yang banyak ditemukan secara
beraneka ragam hanya Taksa Insecta. Secara lengkap hasil kelimpahan Benthos dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
3.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
a. Demografi
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2009 yaitu 124.799 jiwa. Terdiri dari 62.871 laki-laki
jiwa dan perempuan 61.928 jiwa dengan angka sex ratio sebesar 101,52 %. Tingkat
kepadatan penduduk 196,95 jiwa/km2. Penduduk terpadat adalah Kecamatan Pagar Alam
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 15 III - 15
Selatan yaitu 43.904 jiwa dan Penduduk paling rendah adalah Kecamatan Dempo Selatan
yaitu 12.674 jiwa.
Tabel 3.5. Jumlah penduduk Kota Pagar Alam menurut Kecamatan tahun 2009.
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2010.
Tabel 3.6. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di rinci per kelurahaan dalam Kecamatan Dempo Tengah Tahun 2010.
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tanjung Agung 1240 1351 2591
2 Ulu Rurah 938 184 1122
3 Tumbak Ulas 3996 3774 7770
4 Besemah Serasan 3597 3835 7432
5 Tebat Giri Indah 1552 3131 4683
6 Sidorejo 3365 3409 6774
7 Nendangug 4322 4315 8637
8 Gunung Dempo 1216 2465 3681
Jumlah Total 1240 22464 42690
Sumber : Kecamatan Dempo Tengah bulan Mei Tahun 2011
Kecamatan Ibukota Jumlah Penduduk
Pagar Alam Tengah Beringin Jaya 33.797
Pagar Alam Selatan Nendagung 43.904
Dempo Tengah Bumi Agung 21.089
Dempo Tengah Sukajadi 13.335
Dempo Selatan Lubuk Buntak 12.674
JUMLAH 124.799
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 16 III - 16
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2010, persebaran penduduk Kota
Pagar Alam dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Persebaran penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan dalam Kota Pagar Alam Tahun 2009.
No Kecamatan Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
Dempo Selatan
Dempo Tengah
Dempo Utara
Pagar Alam Selatan
Pagar Alam Tengah
6.549
6.879
10.815
21.556
17.072
12.674
6.456
10.274
22.348
16.725
12.674
13.335
21.089
43.904
33.797
JUMLAH 62.871 61.928 124.799
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2010
Dilihat dari lapangan usaha, penduduk Kota Pagar Alam cukup beraneka ragam. Kondisi
penduduk menurut lapangan usaha, dapat dilihat dari Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Jumlah penduduk menurut kategori lapangan usaha di Kota Pagar Alam
tahun 2009.
Jenis usaha Jumlah (jiwa) Persentase
Pertanian
Perikanan
Industri makanan
Industri kayu
Industri furniture
Kelistrikan
Konstruksi
30.698
135
44
1460
805
6779
443
60,51
0,27
0,09
2,88
1,59
13,36
0,87
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 17 III - 17
Jenis usaha Jumlah (jiwa) Persentase
Reparasi mobil/motor
Pedagang besar
Pedagang eceran
Angkutan jalan raya
Jasa penunjang angkutan
Jasa perusahaan
Jasa Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan
Jasa Hiburan
Jasa Perseorangan melayani
Rumah tangga
Lainnya
2.046
223
88
2006
1746
627
1857
1241
536
286
1.099
44
1.460
4,03
0,44
0,17
3,95
3,44
1,20
3,44
2,45
1,76
1,33
0,27
0,09
0,22
JUMLAH 51.107 100
Sumber : Pagar Alam dalam Angka tahun 2009
Tabel 3.9. Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan dan penduduk yang menganggur (tidak bekerja) dalam Kecamatan Dempo Tengah Bulan Mei 2011.
No Lapangan Pekerjaan Jumlah
A
1. Pertanian 7.773
2. Perdagangan 2.237
3. Industri (Industri Kecil Menegah) 12
4. Pertambangan / Pengalian -
5. Pemerintahan / PNS 1.252
6. TNI/POLRI 135
5. Pegawai Swasta 85
6. Lain (Keu/Perbankan, Listrik & Air bersih) 1.385
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 18 III - 18
No Lapangan Pekerjaan Jumlah
B.
1. Pengangguran Sekolah -
2. Sekolah -
3. Mengurus RT -
Sumber : Kecamatan Dempo Tengah bulan Mei tahun 2011.
Tabel 3.10. Jumlah tenaga kerja menurut jenis perusahaan di Kecamatan Dempo Tengah.
No Lapangan Pekerjaan Jumlah
Perusahaan
Laki – laki Perempuan Jumlah
1. Tukang Jahit 9 26 3 29
2. Batu Bata / Genteng - - - -
3. Roti / Biskuit 2 - - -
4. Pengali Batu Koral / Pasir - - - -
5. Anyam – anyaman 8 12 - 12
6. Penggilingan Padi / Kopi 5 15 - 15
7. Pembuatan Es Mambo - - - -
8. Pembuatan Tempe Tahu 11 20 - 21
9. Penggilingan Bubuk Kopi 2 6 - 6
10. Penggerajin Kayu - - - -
11. Pembuatan Kusen Bangunan 1 5 - 5
12. Pembuatan Perabotan RT
(Meja, Lemari , dll)
3 20 - 20
13. Bengkel Motor / Mobil 25 30 - 30
14. Bengkel Bubut 8 44 - 44
15. Tampal ban 25 30 - 30
16. Bengkel las karbit 4 8 - 8
17. elektronik 2 2 - 2
Jumlah / Total. 76 200 3 203
Sumber : Kecamatan Dempo Tengah tahun 2010
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 19 III - 19
b. Sosial
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah salah satu ukuran untuk mengetahui
keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Meningkatnya nilai
IPM merupakan refleksi dari upaya pembangunan SDM yang selama ini dilakukan.
Tabel 3.11. Nilai IPM dan komponen di Kota Pagar Alam tahun 2005-2009.
Tahun Harapan
Hidup Melek Hurup
Lama Sekolah
Pengeluaran Riil perkapita/bln
(000 Rp) IPM
2005
2006
2007
2008
2009
69,2
69,3
69,4
69,7
69,95
97,2
97,4
97,7
97,8
98,24
7,0
8,4
8,8
8,4
8,54
591,5
597,7
601,3
609,9
611,18
69,9
71,1
71,5
72,2
72,48
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kota Pagar Alam 2009.
Meningkatnya angka harapan hidup merupakan cerminan kondisi kesehatan
masyarakat yang membaik, disebabkan oleh akses masyarakat yang lebih mudah ke
fasilitas kesehatan, membaiknya fasilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Pengeluaran
perkapita yang meningkat juga menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga yang
membaik dan meningkatnya daya beli masyarakat.
Indeks Kemiskinan Manusia
Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) merupakan kebalikan dari IPM, digunakan untuk
menganalisis pembangunan sumber daya manusia yaitu untuk mengukur
ketertinggalan pembangunan manusia di suatu daerah. Berdasarkan Tabel dibawah,
angka Indeks Kemiskinan Manusia di Kota Pagar Alam tahun 2008 adalah 16,11
tergolong cukup moderat, yaitu terendah sesudah Kota Palembang.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 20 III - 20
Tabel 3.12. Angka IKM kabupaten/kota Di Provinsi Sumsel (Tahun 2009).
Kabupaten/Kota IKM
Pagar Alam
OKU
OKI
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Palembang
16,32
27,5
31,2
28,8
30,6
32,9
30,8
16,0
Sumber: Indeks Kemiskinan Manusia Kota Pagar Alam Tahun 2009
Indeks Kemahalan Konstruksi
Indeks kemahalan konstruksi (IKK) merupakan variabel pendekatan yang menunjukan
variasi tinggi rendahnya biaya pembangunan suatu wilayah. Angka IKK Kota Pagar Alam
adalah 160,98 sedangkan angka nasional (Standar) adalah 100, ini berarti tingkat
kemahalan harga bangunan di Kota Pagar Alam, lebih tinggi 60,98% dibandingkan
harga bangunan rata-rata nasional.
Tabel 3.13. Angka IKK kabupaten/kota di Provinsi Sumatra Selatan tahun 2009.
No Kabupaten/Kota IKK
1 Kota Pagar Alam 160,98
2 Kab.OKU 151,96
3 Kab.OKI 152,25
4 Kab.Muara Enim 155,42
5 Kab.Lahat 157,95
6 Kab.Musi Rawas 158,12
7 Kab.Musi Banyuasin 159,11
8 Kab.Banyuasin 158,16
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 21 III - 21
No Kabupaten/Kota IKK
9 Kab.OKU Selatan 152,20
10 Kab.OKU Ilir 154,79
11 Kota Palembang 154,48
12 Kota Prabumulih 157,41
13 Kota Lubuk Linggau 156,98
14 Kab. Empat Lawang 155,60
Sumber : Indeks Kemahalan Konstruksi Tahun 2009.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana mutlak dalam meningkatkan sumber daya manusia yang
bermutu. Kota Pagar Alam sebagai daerah yang relatif baru berkembang sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang bermutu guna membangun daerahnya.
Untuk itu sudah sewajarnya kalau Pemerintah Daerah memberikan perhatian yang
serius terhadap pendidikan.
Tabel 3.14. Jumlah Sekolah SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta)
di Kota Pagar Alam.
Kecamatan Sekolah
TK SD SMP SMU PT
Dempo Selatan
Dempo Tengah
Dempo Tengah
Pagar Alam Selatan
Pagar Alam Tengah
-
-
-
5
9
11
11
14
27
19
1
2
1
4
6
1
1
1
3
4
-
2
-
1
2
JUMLAH 14 82 14 10 5
Sumber: Pagar Alam dalam Angka 2009
Sarana Pendidikan yang ada di Kecamatan Dempo Tengah terdiri dari 30 buah SD, 4
Buah SLTP, 3 Buah SMA, 1 Buah Perguruan Tinggi dengan Tenaga Pengajar sebanyak 369
tingkat SD, 76 ditingkat SLTP, dan 93 Orang untuk tingkat SLTA.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 22 III - 22
Tabel 3.15. Jumlah SD, SLTP, dan SMU dirinci Per Kelurahan dalam Kecamatan Dempo Tengah Tahun 2010.
No. Kelurahan SD SLTP SMU
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1. Tanjung Agung 1 - - - - -
2. Ulu Rurah 2 - 2 - 1 -
3. Tumbak Ulas 3 - - - - -
4. Besemah Serasan 6 4 - 2 - 2
5. Tebat Giri Indah 3 - - - - -
6. Sidorejo - 2 - - - -
7. Nendagung 5 - - - - -
8. Gunung Dempo 6 - 1 - - -
Jumlah /Total 26 6 3 2 1 2
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam, 2010.
Tabel 3.16. Jumlah sekolah, gedung lokal, murid, dan guru, menurut jenis sekolah dalam Kecamatan Demo Tengah Tahun 2011.
No Jenis Sekolah Sekolah Gedung Lokal Murid Guru
A STATUS NEGERI
1. SD 23 - 165 4539 296
2. SMP 3 - 35 841 76
3. SMA 2 - 18 841 46
4. SMEA 1 1 - - -
5. MAN 1 - 18 522 40
6. Perguruan Tinggi 1 1 - - -
B. STATUS SWASTA
1. SD 8
2. SMP 7 - 38 1506 75
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 23 III - 23
No Jenis Sekolah Sekolah Gedung Lokal Murid Guru
3. SMA 3 - 51 1070 -
4. SMEA 1 - - 643 -
5. MAN - - - - -
Perguruan Tinggi 1 - - - -
Sumber : KCD Depediknas Kecamatan Dempo Tengah
Tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui mutu
sumber daya manusia (SDM). Angka Partisipasi Sekolah merupakan refleksi dari
kesadaran masyarakat tentang pendidikan yang membaik.
Tabel 3.17. Angka partisipasi sekolah masyarakat Kota Pagar Alam tahun 2006-2009
Angka Partisipasi Sekolah T A H U N
2007 2008 2009
10 Tahun Keatas
≤ SD
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SMU/Sederajat
Akademi/Universitas
Buta Hurup
20,28
11,99
31,52
21,01
30,76
4,71
2,18
20,01
17,94
29,17
20,04
28,18
4,67
1,79
20,01
17,94
29,30
20,06
28,22
4,68
1,82
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kota Pagar Alam Tahun 2009
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 24 III - 24
d. Ekonomi
Potensi ekonomi Kota Pagar Alam bersumber dari sektor pertanian, pariwisata,
perdagangan, peternakan, perikanan dan industri dengan sektor andalan pertanian dan
pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam menurut lapangan usaha pada tahun 2008
adalah 3,70% dan tahun 2009 adalah 3,58%, dengan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas harga berlaku menurut lapangan usaha yaitu Rp. 1.123.712.000 dan
pendapatan regional perkapita Rp. 7.775.231. Jumlah Penduduk berumur 15 tahun
yang termasuk angkatan kerja di Kota Pagar Alam pada tahun 2009 berjumlah 60.560
jiwa, hal ini menunjukan bahwa 67,32% penduduk Kota Pagar Alam sebagai angkatan
kerja.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang
menggambarkan kondisi perekonomian pada periode waktu tertentu. Pertumbuhan
ekonomi Kota Pagar Alam dari tahun ketahun sejak tahun 2000 terus mengalami
peningkatan walaupun terjadi fluktuasi.
Tabel 3.18. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam tahun 2007-2009.
Sumber: PDRB Kota Pagar Alam Tahun 2009
Tahun 2009 PDRB Kota Pagar Alam atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp.1.123.712.000.000,- dibandingkan tahun sebelumnya hanya mengalami peningkatan
12,21 persen dari Rp 1.023.951.000.000. pada tahun 2008.
No Tahun Pertumbuhan ekonomi (%)
1
2
3
2007
2008
2009
4,06
3,64
3,58
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 25 III - 25
Tabel 3.19. PDRB Kota Pagar Alam 2007-2009 berdasarkan harga berlaku menurut lapangan usaha
Sumber: PDRB Kota Pagar Alam Tahun 2009.
Tabel 3.20. PDRB Kota Pagar Alam 2007-2009 berdasarkan harga konstan menurut lapangan usaha
Sumber: PDRB Kota Pagar Alam Tahun 2009.
Tabel 3.21. Laju pertumbuhan PDRB Kota Pagar Alam 2007-2009 berdasarkan harga berlaku menurut lapangan usaha (%)
Tahun Pertumbuhan (%)
2007
2008
2009
12,21
16,23
17,59*
Sumber: PDRB Kota Pagar Alam Tahun 2009.
Tahun PDRB
2007
2008
2009
887.805.000.000
1.023.951.000.000
1.124.000.000.000*
Tahun PDRB
2007
2008
2009
538.737.000.000
557.816.000.000
577.911.000.000*
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 26 III - 26
Tabel 3.22. Pendapatan regional perkapita Kota Pagar Alam berdasarkan harga berlaku tahun 2007-2009
Tahun Pendapatan regional perkapita
2007
2008
2009
6.161.712
7.136.042
8.213.043*
Sumber: PDRB Kota Pagar Alam Tahun 2009.
Tabel 3.23. Jumlah fasilitas perbelanjaan (pasar, 6.1 kalangan, toko, dll) dalam Kecamatan Dempo Tengah Tahun 2010.
NO Kelurahan Pasar Kalangan Toko / Warung
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tanjung Agung - - 5
2 Ulu Rurah - - 30
3 Tumbak Ulas 7 - 15
4 Besemah Serasan 8 - 50
5 Tebat Giri Indah - - 62
6 Sidorejo - - 40
7 Nendagung 1 - 35
8 Gunung Dempo - 1 5
Jumlah / Total 16 1 242
Sumber : Kantor Kecamatan Dempo Tengah Tahun 2010
3.4. Komponen Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat
Sektor kesehatan juga penting untuk diperhatikan, tingkat kesehatan penduduk akan
menjadi salah satu barometer dalam melihat keberhasilan pembangunan secara
keseluruhan.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 27 III - 27
Tabel 3.24. Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan Kota Pagar Alam.
Kecamatan
Sarana Prasana Kesehatan
Rumah sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
Balai pengobatan
Dempo Selatan
Dempo Tengah
Dempo Utara
Pagar Alam Selatan
Pagar Alam Tengah
-
-
-
-
1
1
1
1
2
-
6
3
4
4
1
-
-
-
-
1
JUMLAH 1 5 18 1
Sumber: Pagar Alam dalam Angka 2009.
3.5. Komponen Ruang dan Transportasi
a. Ruang
Penggunaan lahan di Kota Pagar Alam didominasi oleh penggunaan lahan untuk
penggunaan hutan yaitu sebesar 28.740 ha dan yang terendah adalah untuk tambak
sebesar 350 Ha. Penggunaan lahan menurut jenis peruntukkannya disajikan pada
Tabel 3.25.
Tabel 3.25. Penggunaan lahan menurut jenis dan luasnya di Kota Pagar Alam.
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Perkampungan 2.021
2 Persawahan 3.224
3 Tegalan/Ladang 2.674
4 Kebun Campuran 1.137
5 Perkebunan Rakyat 20.739
6 Perkebunan Besar 2.175
7 Tambak/Tebat 350
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 28 III - 28
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha)
8 Alang-alang/Semak 1.862
9 Hutan 28.740
10 Danau/Rawa 461
11 Lain-lain/Jalan/Sungai
TOTAL 63.366
Sumber: Pagar Alam Dalam Angka, BPS, 2009
b. Transportasi
Untuk menunjang kelancaran sektor transportasi darat di Kota Pagar Alam dilakukan
upaya perbaikan terus menerus terhadap jalan-jalan umum. Panjang jalan keseluruhan
di daerah ini 504.35 km, terdiri dari 265.85 km jalan aspal, 238.5 km jalan kerikil dan
tanah.
Tabel 3.26. Panjang jalan aspal, kerikil dan tanah per kecamatan dalam Kota Pagar Alam.
Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah
Aspal Kerikil Tanah
Dempo Selatan
Dempo Tengah
Dempo Utara
Pagar Alam Selatan
Pagar Alam Tengah
29.19
47.98
29.93
102.33
56.42
11.24
5.50
15.00
17.10
5.00
88.76
45.77
29.50
6.75
13.88
129.19
99.25
74.43
126.18
75.30
JUMLAH 265.85 53.84 184.66 504,35
Sumber: Pagar Alam dalam Angka, 2009.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 29 III - 29
Tabel 3.27. Jumlah jembatan menurut jenisnya dirinci per kecamatan di Kota Pagar Alam
Kecamatan Jumlah jembatan (unit)
Kayu Beton Besi
Dempo Selatan
Dempo Tengah
Dempo Utara
Pagar Alam Selatan
Pagar Alam Tengah
3
1
2
-
-
14
20
12
21
13
-
-
-
-
3
JUMLAH 6 80 3
Sumber: Pagar Alam dalam Angka 2009.
Kondisi lalu lintas di jalan Agung Lawangan, Kelurahan Padang Temu umumnya
masih relatif lengang dan belum terjadi kemacetan. Kondisi jalan relatif baik berupa aspal
hot mix.
Gambar 3.5. Kondisi jalan dan lalu lintas yang akan dilalui ke lokasi pembangunan jaringan air
bersih (PAM)
3.6. Analisa Data Kuesioner
Mata Pencaharian Responden
Secara umum dari hasil wawancara dengan responden di sekitar lokasi proyek, mata
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 30 III - 30
pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani buah kopi yaitu sebanyak 83,33%.
Masyarakat yang bekerja sebagai tukang merupakan jumlah yang minoritas
dibandingkan jenis pekerjaan lainnya.
Gambar 3.6. Mata Pencaharian Responden.
Pendapatan Kotor Responden
Pendapatan responden sebagian besar telah mempunyai pendapatan yang cukup
terbatas yaitu berkisar Rp. 500.000 – < Rp. 1.000.000. Hal ini dikarenakan di antaranya
karena sektor pertanian di daerah ini belum dilakukan secara optimal, sedangkan yang
mempunyai pendapatan kotor lebih dari Rp. 2.000.000 tidak dijumpai pada responden
yang diwawancarai. Secara terinci disajikan pada gambar berikut:
Gambar 3.7. Pendapatan Kotor Responden.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 31 III - 31
Kondisi Transportasi
Untuk kegiatan transportasi antar desa di daerah proyek jaringan sumber air bersih,
alat transportasi yang utama adalah Tukang Ojek mencapai di atas 60%. Sedangkan
angkutan umum dan kendaraan pribadi hanya masing – masing sekitar 16%. Untuk alat
transportasi becak/delman tidak data responden yang melakukannya. Jalan kaki juga
tidak dilakukan responden, karena jarak antar desa yang cukup jauh.
Gambar 3.8. Kondisi Transportasi Menurut Responden.
Kondisi Jalan
Untuk kondisi jalan di sekitar proyek menurut persepsi Responden adalah sekitar
63,33% responden menyatakan jalan dalam kondisi baik, sedangkan 36,67% kondisi
jalan adalah sedikit rusak tetapi masih dalam kondisi nyaman untuk dilewati.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 32 III - 32
Gambar 3.9. Kondisi Jalan di Lokasi Proyek.
Tersedianya Sumber Air Bersih
Kondisi di daerah proyek berdasarkan informasi responden, ternyata diketahui bahwa
sekitar 60% responden menyatakan bahwa didaerahnya tidak tersedia sumber air
bersih, sedangkan hanya 40% responden yang terdapat sumber air bersih. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan jaringan sumber air bersih sangat
diperlukan di daerah ini.
Gambar 3.10. Tersedianya Sumber Air Bersih.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 33 III - 33
Sumber Air Bersih Yang Digunakan
Kondisi di daerah proyek berdasarkan informasi responden, ternyata diketahui bahwa
sekitar 73,33% responden mengambil sumber air bersih melalui sumur sendiri. Tetapi
masih ada responden yang memanfaatkan sumber air bersih dari sungai sekitar 10%
responden.
Gambar 3.11. Sumber Air Bersih yang digunakan.
Informasi Kegiatan Pembangunan Jaringan Air Bersih
Berdasarkan masukan dari para responden, menunjukkan bahwa para responden
mendapatkan informasi kegiatan proyek pembangunan jaringan air bersih melalui
aparat desa sekitar 80% responden. Sekitar 6,67% responden belum mengetahui
adanya kegiatan proye, Sedangkan lainnya 13,3% responden mengetahui kegiatan
pembangunan jaringan air bersih melalui sosialisasi dari teman / tetangga.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 34 III - 34
Gambar 3.12. Informasi tentang Pembangunan Jaringan Sumber Air Bersih.
Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Jaringan Air Bersih
Berdasarkan masukan dari para responden, menunjukkan bahwa mayoritas para
responden sekitar 96,67% setuju dan menyambut baik, sisanya sekitar 3,33%
responden menjawab terserah pada program pemerintah. Sedangkan tidak ada
responden yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju.
Gambar 3.13. Tanggapan Responden tentang Pembangunan Jaringan Air Bersih
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 35 III - 35
Harapan Responden Terhadap Pembangunan Jaringan Air Bersih
Berdasarkan masukan dari para responden, menunjukkan bahwa mayoritas para
responden (40% responden) mempunyai harapan terhadap proyek pembangunan
jaringan sumber air bersih yaitu dapat menampung tenaga kerja bagi warga sekitar,
3,33% mempunyai harapan dengan adanya proyek dapat memajukan desa, dan sisanya
26,67% responden yang menjawab berharap dapat meningkatkan perekonomian
daerah.
Gambar 3.14. Harapan Responden terhadap Pembangunan Jaringan Air Bersih.
Penyelesaian Konflik Sosial di Masyarakat
Berdasarkan masukan dari para responden, bila terjadi perselisihan diantara
masyarakat menunjukkan bahwa mayoritas para responden (60% responden)
Musyawarah dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan sisanya musyawarah dipimpin oleh
RT / RW. Sedangkan musyawarah yang dipimpin oleh tokoh masyarakat maupun tokoh
agama tidak dilakukan para responden. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di
sekitar lokasi proyek pembangunan jaringan air bersih Sumber Lawu lebih percaya
kepada pimpinan formal seperti Kepala Desa dan Ketua RT/RW.
STUDI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH (PAM) SUMBER AIR LAWU Dusun Pengaringan, Kelurahan Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam
Bab 3. Rona Lingkungan Awal III - 36 III - 36
Gambar 3.15. Cara Penyelesaian Konflik di Masyarakat Sekitar Proyek Pembangunan Jaringan Air Bersih
Recommended