View
153
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya produksi pangan di negara-negara sedang berkembang
meningkat dari tahun ke tahun, sekalipun demikian tiap tahun jumlah penduduk yang
tidak cukup makan makin besar jumlahnya, lebih-lebih di negara miskin. Dengan
demikian masalah kurang gizi juga semakin bertambah (Agus, 2009).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia (SDM). Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Gangguan gizi pada awal
kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Pemenuhan gizi tidak
dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai dari saat dalam kandungan atau
selama kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama masa kehamilan (Karyadi, 2007).
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak
hamil, karena ada janin yang tumbuh di dalam rahimnya. Kebutuhan makanan dilihat
bukan hanya dalam memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta, namun
ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun untuk
janinnya. Maka bagi ibu hamil, jumlah makanan yang biasanya cukup untuk
kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin
berjalan dengan baik. Bila ibu hamil mengalami kekurangan gizi selama masa
1
kehamilan akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang
dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, dan lain sebagainya. Kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses
persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature,
perdarahan setelah persalinan. Kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat badan lahir
rendah (Zulhaida, 2005).
Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan
untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyeluruh. Menurut
WHO pada tahun 2005 jumlah ibu hamil yang mengalami gizi buruk di daerah Afrika
yaitu sebesar 57,1%, Asia Tenggara 48%, Amerika 24%, Eropa 25% dan di
Indonesia sebesar 44,33% (Riskesdas, 2010).
Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
Negara ASEAN lainnya. Menurut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007, jumlah AKI 228/100.000 kelahiran hidup, dan jumlah AKB
34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment
Goals / MDGs 2000) pada tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228/100.000
kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun dari
34/1000 kelahiran hidup menjadi 23/1000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2010).
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian
ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu
perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (8%),
2
partus macet (5%), abortus (5%) dan lain-lain (11%). Sedangkan penurunan AKB
harus difokuskan pada penyebab langsung kematian bayi baru lahir, yaitu karena
BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan
hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006).
Salah satu upaya pencegahan AKI dan AKB adalah melakukan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, sesuai dengan Standar
Pelayanan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Di Provinsi NTT menunjukkan AKI dan AKB yang lebih tinggi dari angka
nasional yakni AKI sebesar 306/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 57/1000
kelahiran hidup. Beberapa faktor menjadi aspek penyebab dari masih tingginya angka
kematian ibu saat melahirkan. Mulai dari kelahiran berisiko, yakni kelahiran di usia
yang masih relatif muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, hingga akses layanan
kesehatan terhadap ibu-ibu hamil. Jumlah kematian Ibu menurut provinsi di Indonesia
diperkirakan mencapai 11.534 pada tahun 2010.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara melalui Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan Kustinah, Selasa mengatakan sejak empat tahun terakhir angka kematian
pada ibu di Sumut cukup tinggi. Angka kematian ibu secara nasional mencapai 228 /
100.000 jumlah kelahiran hidup. Pada tahun 2007 angka kematian ini mencapai
231/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008, AKI ini meningkat
menjadi 258 /100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya pada tahun 2009 angka kematian
pada ibu menjadi 260 per seratus ribu kelahiran hidup. Sementara pada tahun 2010
per Agustus data tersebut mencapai 249 / 100.000 kelahiran hidup.
3
Angka Kematian Bayi (AKB) secara nasional mencapai 34 per 1000 kelahiran
hidup. Untuk Sumut sendiri AKB pada tahun 2007 mencapai 14 per seribu kelahiran
hidup, selanjutnya tahun 2008 18/1000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebanyak
19/1000 kelahiran hidup. Sedangkan di tahun 2010 mencapai 22 /1000 kelahiran
hidup. Nias Selatan dan Karo belum ada memberikan data angka kematian bayi untuk
tahun 2010.
Tingginya angka kematian ibu ini menurut Kustinah disebabkan banyak
faktor. Salah satunya karena pendarahan pada saat persalinan (blooding). Selain itu,
terlambatnya dalam pengenalan bahaya dan persoalan sarana dan prasarana menuju
tempat pelayanan juga menjadi factor tingginya angka kematian ibu. Sedangkan
faktor dari kematian bayi disebabkan berat badan bayi yang rendah sewaktu
dilahirkan yaitu dibawah 2500 gram. Jika berat badannya rendah, akan menyebabkan
bayi kedinginan dan tidak sanggup bertahan hidup. Untuk itu, sewaktu masa
kehamilan seorang ibu diajurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Di Kota Medan tahun 2005 jumlah ibu hamil yang kekurangan gizi sebesar
59%, hal ini menunjukkan bahwa frevalensi gizi buruk pada ibu hamil masih tinggi.
Pada tahun 2007 kasus gizi buruk pada ibu hamil di Indonesia mencapai 17%, karena
itu diusahakan pada tahun 2012 turun menjadi 15%. Kasus gizi buruk mencakup tiga
hal yaitu terlihat dari tinggi badan, berat badan, dan asupan makanan yang buruk
sehingga anak mengalami gizi buruk. Untuk daerah yang masih tinggi angka gizi
buruk ini adalah di Indonesia Timur, seperti Papua, NTT dan Maluku Utara. Untuk
faktor gizi buruk ini bukan karena makanannya yang kurang tetapi juga dipengaruhi
faktor geologis dan cara memasaknya yang masih kurang higienis (Slamet, 2007).
4
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum
Imelda Medan pada awal bulan Mei Tahun 2012, peneliti menemukan bahwa ada 3
dari 8 bayi baru lahir yang mengalami berat badan lahir rendah, dengan latar
belakang gizi pada ibu waktu hamil kurang. Hal ini disebabkan karena kedaan
ekonomi yang pas-pasan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Dengan Berat
Badan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan
Periode Mei-Juni 2012’’.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
“Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi
baru lahir di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
dengan berat badan bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan Periode Mei-Juni 2012.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Rumah Sakit Umum
Imelda Pekerja Indonesia Medan Periode Mei-Juni 2012.
5
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Periode
Mei-Juni 2012.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Ibu Hamil
Agar ibu hamil dapat mengetahui tentang gizi selama kehamilan,
sebagai sumber informasi dan masukan bagi ibu hamil dan untuk
menambah pengetahuan.
1.4.2. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah sebagai pengaplikasian ilmu kesehatan
yang diperoleh selama perkuliahan di AKBID IMELDA MEDAN dan
berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan peneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi baru lahir.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
pendidikan khususnya Akademi Kebidanan Imelda Medan sebagai
bahan perpustakaan untuk pembacaan. Dan sebagai perbandingan
untuk peneliti selanjutya dengan judul yang sejenis.
1.4.4. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi dan masukan kepada masyarakat khususnya
tentang gizi yang baik terutama pada ibu hamil.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ibu Hamil
2.1.1 Pengertian Hamil
Hamil adalah wanita yang sedang mengandung mulai dari trimester I s/d
trimester III. Lamanya kehamilan ini mulai dari konsepsi, kehamilan sampai partus
yaitu kurang lebih 280 hari atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari atau 43
minggu. Kehamilan 40 minggu disebut dengan kehamilan matur (cukup bulan), bila
kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur dan kehamilan antara
28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur (Putriazka, 2005).
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus,
agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun
janin ( Manuaba, 2006).
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Ibu hamil memiliki
kebutuhan makanan yang berbeda karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Ibu
hamil membutuhkan asupan makanan yang perlu diperhatikan, karena makanan yang
dikonsumsi harus memenuhi kebutuhan gizi bagi ibu dan juga bagi bayi, tetapi bukan
berarti menambah porsi makan.
7
2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan :
1. Tanda Pasti Kehamilan
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
b. Terasa gerak janin (minggu ke-18 – minggu ke-20)
c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, dan ada
gambaran embrio.
d. Pada pemeriksaan Rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
2. Tanda Dugaan Hamil
a. Amenorea / tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
b. Mual dan muntah di pagi hari
c. Pusing
d. Sering buang air kecil
e. Obstipasi
f. Hiperpigmentasi, cloasma dan linea nigra
g. Varices
h. Payudara menegang dan perubahan temperature basal
i. Berat badan bertambah
2.1.3 Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan
Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita, perubahan
tersebut terjadi karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana organ-organ tubuh
menyesuaikan kapasitas dengan bertambahnya tugas dan fungsi serta sebagai
8
pemberitahuan bahwa perubahan tersebut terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses.
Perubahan tersebut meliputi :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Vulva dan Vagina
Pada vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan, tanda
ini biasa disebut tanda Chadwick (Manuaba, 2002).
b. Servik Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena peningkatan
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks uteri menjadi lebih lunak.
(Winkjosastro, 2005)
c. Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion
yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus
menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong seperti telur, ukuran
kira-kira sebesar ukuran kepala bayi atau tinju orang dewasa (Manuaba,
2002).
d. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpuss
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbantuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2002).
9
e. Payudara / Mammae
Payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron dan somatomammotropin (Manuaba, 2002).
2. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan, daerah
lambung terasa panas, terjadi mual muntah terutama di pagi hari, dan dapat
menyebabkan obstipasi (Winkjosastro, 2005).
3. Sistem Respirasi
Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan nafas pendek
yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas, hal ini disebabkan karena
usus-usus yang tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga
diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak. Kebutuhan akan oksigen pada
wanita hamil meningkat ± 20 % sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam
(Winkjosastro, 2005).
4. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
10
bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu
(Winkjosastro, 2005).
5. Sistem Traktus Urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh (Manuaba, 2002).
6. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI (Manuaba, 2005).
7. Kenaikan Berat Badan
Secara umum rata-rata kenaikan berat badan ibu saat hamil sebanyak 11-
13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin, jaringan plasenta, uterus,
payudara, volume darah, air ketuban, dan lain sebagainya. Menurut American
College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) kenaikan berat badan normal
pada ibu hamil adalah 12,5 – 17,5 kg. Apabila berat badan ibu kurang sebelum
kehamilan, diharapkan kenaikan lebih banyak mencapai 14-20 kg. Pada berat
badan berlebih atau obesitas tetap diharapkan adanya kenaikan namun tidak
terlalu banyak, yaitu sekitar 7,5-10 kg atau paling tidak 7,5 kg pada obesitas.
Pada ibu hamil dengan janin kembar bahkan diharapkan kenaikan 17,5-22,5 kg
( Dr. Prima, 2011).
11
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a. Oksigen
b. Nutrisi dalam kehamilan
c. Personal hygiene
d. Pakaian selama kehamilan
e. Eliminasi (Bab/Bak)
f. Seksual
g. Mobilisasi dan body mekanik
h. Istirahat / tidur
i. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
2. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan
emosional. Tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi
masalah dalam kehamilannya. Agar proses psikologis dalam kehamilan
berjalan normal dan baik maka ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dan
kenyamanan yaitu :
a. Support keluarga
b. Support dari tenaga kesehatan
c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
d. Persiapan menjadi orang tua
12
2.1.5 Perkembangan Janin
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan
pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
1. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya fetus.
a. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari
hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
b. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan
hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis
menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.
13
c. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan
saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
2. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu
ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera
penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat
membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan
panjang 30 cm.
3. Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok
serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada
bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan.
Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya
lihat Perkembangan bayi dalam kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).
14
2.2 Gizi Ibu Hamil
2.2.1 Pengertian Gizi Ibu Hamil
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda-beda karena ada janin
yang tumbuh di rahimnya. Bukan berarti, ibu hamil harus melipatgandakan jumlah
konsumsi makanannya, tapi yang penting adalah kualitas makanan yang masuk.
Didalam kandungan terjadi proses tumbuh kembang dalam waktu 40 minggu, yang
dimulai dari 2 sel yang kemudian menjadi bayi sempurna dengan Berat Badan 2500-
4000 gr (Iman, 2008).
Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara
(mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Yudomustofo, 2007).
Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi dari pada
wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan
janin yang dikandungnya. Bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap
persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut
ronrok dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu
hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
a. Pertumbuhan dan perkembangan janin
b. Sumber tenaga
c. Mengatur suhu tubuh
d. Cadangan makanan
15
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan
yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam hal ini jumlah
makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya ditambah
sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi, untuk menghindari
bertambahnya berat badan yang berlebihan (Hulian, 2010).
2.2.2 Kebutuhan Gizi Selama Hamil
Saat usia kehamilan menginjak trimester II, perlu memperhatikan asupan zat
gizi pada ibu hamil. Berikut ini adalah zat-zat gizi yang diperlukan ibu hamil :
1. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil membutuhkan
tambahan energi sebesar 300 kalori per hari. Jumlah ini diperlukan untuk proses
pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru dan penghematan protein.
Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, sagu, jagung, ubi, tepung terigu,
kentang, dan gula murni.
2. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut WHO
tambahan protein ibu hamil adalah 0.75% gram per kg berat badan. Dari jumlah
tersebut sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein
dibutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah jaringan tubuh ibu (seperti
rahin dan payudara), menambah unsur-unsur cairan darah terutama hemoglobin
dan plasma darah. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan
16
nabati. Sumber protein hewani yaitu : ikan, udang, kerang, kepiting, daging,
hati, telur, susu, dan keju. Sumber protein nabati yaitu : kacang-kacangan, tahu
dan tempe.
3. Vitamin
Vitamin diperlukan tubuh untuk mempertahankan kesehatan. Selama hamil,
vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh dan
produksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang
diperlukan ibu hamil yaitu :
a. Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang.
b. Vitamin B12 digunakan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan
jaringan saraf.
c. Vitamin C digunakan untuk mendukung pembentukan jaringan ikat dan
pembuluh darah.
d. Vitamin D digunakan untuk proses penyerapan kalsium dan fosfor, serat
proses mineralisasi tulang dan gigi.
e. Vitamin K digunakan untuk mencegah terjadinya perdarahan agar proses
pembekuan darah berlangsung normal.
f. Asam Folat untuk mencegah terjadinya cacat bawaan pada janin.
4. Lemak
Lemak digunakan tubuh untuk membentuk energi dan juga untuk membangun
sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan
makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang
dikonsumsi sehari. Lemak dihubungkan dengan kecerdasan adalah asam lemak
17
esensial (lemak tak jenuh) diantaranya asam linoleat dan DHA yang dikenal
dengan omega-3. Omega-3 amat dibutuhkan karena asam lemak yang terdapat
dalam jaringan otak adalah DHA.
5. Mineral
Mineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan
kebutuhan mineral bergantung pada fungsi mineral dalam membantu proses
metabolisme tubuh. Berbagai jenis mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil
yaitu : zat kapur, fosfor, zat besi, yodium dan kalsium.
6. Serat
Bahan makanan yang kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi-
padian, kacang-kacangan dan biji-bijian, gandum dan beras. Ibu hamil
membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram. Penambahan serat
selama hamil dilakukan secara brtahap agar pencernaan mempunyai waktu
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Serat memberikan rasa kenyang
lebih lama, hal ini mencegah ibu hamil makan secara berlebihan. Serat juga
membantu memperlancar sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya
sembelit.
7. Air
Asupan air sangat penting untuk menjaga kesehatan secara umum. Selain untuk
meningkatkan fungsi ginjal dan mencegah sembelit dan penyerapan makanan
didalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara 8
gelas. Ibu hamil lebih mudah kencing atau berkeringat dan adanya peningkatan
18
aliran darah. dari minuman dapat diperoleh dari sayuran berkuah dan buah-
buahan yang dijus (Kasdus, 2010).
2.3 BBL (Bayi Baru Lahir)
2.3.1. Pengertian BBL
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah
bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42
minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak
ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
2.3.2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
19
10. Genitalia;
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
b. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
2.3.3 Reflek – Reflek Fisiologis
Macam – macam refleks pada bayi baru lahir menurut Manuaba, 2010
diantaranya :
1. Refleks Morro yaitu bila bayi tiba – tiba kaget begitu mendengar suara.
2. Refleks Blinking yaitu bila bayi menutupkan kedua matanya begitu terkena
kilatan cahaya atau hembusan udara.
3. Refleks Babinski yaitu bila tapak kaki bayi disentuh, jari-jari kakinya akan
mengembang.
4. Refleks Grasping yaitu bila telapak tangannya disentuh, dia akan langsung
menggenggam.
5. Refleks Rooting yaitu bila pipi atau mulutnya disentuh, mulutnya akan
langsung membuka seperti orang yang menghisap.
6. Refleks Stepping yaitu bila tubuhnya diangkat dan diposisikan berdiri
diatas permukaan lantai, kakinya akan menjejak-jejak diatas permukaan
lantai.
20
7. Refleks Sucking yaitu bila ada objek yang dimasukkan kemulutnya, ia akan
langsung menghisap.
8. Refleks Swimming yaitu bila ditelungkupkan dalam air secara otomatis
tubuhnya akan membuat gerakan-gerakan seolah-olah hendak berenang.
9. Refleks Tonik Neck yaitu bila bayi ditelentangkan, kedua tangan akan
menggenggam dan kepalanya menegok kekanan dalam posisi seperti
pemain sanggar.
2.3.4 Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih
untuk bayi baru lahir adalah :
1. Klem dan potong tali pusat.
2. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat. Usahakan adanya kontak antara
kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin. Anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya
3. Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit, jika bayi tidak
segera bernafas maka keringkan bayi dengan handuk yang hangat dan
gosoklah punggung bayi dengan lembut. Apabila bayi sianosis maka
berikan oksigen kepada bayi dengan kateter nasal. Jika bayi tidak bernapas
atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir
4. Pemeriksaan fisik bayi
21
5. Pencegahan infeksi yaitu :
a. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K
per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
b. Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan
salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
2.3.5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bayi Baru Lahir Dengan Berat
Badan Rendah
1. Faktor Ibu
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan
status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan
kenaikkan berat badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra
partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg.
22
Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko
bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar. Ibu berisiko untuk
melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Hidayati, 2009).
2. Faktor Kehamilan
Pre-eklampsia/ Eklampsia, Ketuban pecah dini, hidramnion, dan gameli dapat
mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan dan kelahiran
mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan
menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan
dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai
makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
3. Faktor Janin
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan
kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan
kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu
pertama kehidupannya.
23
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Dengan Berat Badan
Bayi Baru Lahir
2.4.1 Status Ekonomi
Di Indonesia, terdapat perbedaan status ekonomi antara penduduk yang
tinggal di pedesaan dengan yang tinggal diperkotaan. Pada umumnya,
penduduk yang tinggal di kota lebih makmur dibandingkan penduduk yang
tinggal di desa, karena di kota banyak lapangan pekerjaan tersedia, sedangkan
jenis lapangan pekerjaan di desa terbatas hanya pada pertanian dan
peternakan.
Peningkatan pendapatan rumah tangga terutama bagi kelompok rumah
tangga miskin dapat meningkatkan status gizi, karena peningkatan pendapatan
tersebut memungkinkan mereka mampu membeli pangan berkualitas dan
berkuantitas yang lebih baik. Pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi
sikap keluarga dalam memilih barang – barang konsumsi. Pendapatan
menentukan daya terhadap pangan dan fasilitas lain. Semakin tinggi
pendapatan maka cenderung pengeluaran total dan pengeluaran pangan
semakin tinggi.
Rendahnya pendapatan (keadaan miskin) merupakan salah satu sebab
rendahnya konsumsi pangan dan gizi serta buruknya status gizi. Kurang gizi
akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit, menurunkan
produktivitas kerja dan pendapatan.
24
2.4.2 Umur
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu.
Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
2.4.3 Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (Manuaba, 2009). Paritas di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak,
yang cukup besar untuk dapat hidup di dunia luar (Varney, 2006).
b. Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak
lebih dari dua kali yang dapat hidup di dunia luar (Manuaba, 2009).
c. Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan anak lebih
dari lima kali atau lebih dan dapat hidup di dunia luar (Manuaba, 2009).
2.4.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan seorang ibu hamil, maka perilaku ibu hamil akan
lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang
jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa
yang dia ketahui (Friedman, 2005).
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep penelitian yang berjudul “ Faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir ” Pada Periode Mei
- Juni 2012.
Variabel Independent Variabel Dependent
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1. Sosial Ekonomi
2. Umur
3. Paritas
4. Pengetahuan
3.2 . Variabel Penelitian
3.2.1. Variabel Independent
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah sosial
ekonomi, usia, paritas dan pengetahuan.
3.2.2. Variabel Dependent
Dalam penelitian ini variabel dependent adalah Gizi Ibu Hamil.
26
Gizi Ibu Hamil
3.3. Defenisi Operasional
3.3.1 Status Ekonomi
Status ekonomi adalah jumlah penghasilan yang dimiliki oleh keluarga
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup khususnya kebutuhan
asupan gizi pada ibu hamil. Status ekonomi dapat dikategorikan dengan :
a. < Rp 1.000.000,-
b. Rp 1.000.000,- 2.000.000,-
c. > Rp 2.000.000,-
3.3.2. Umur
Umur adalah umur responden pada saat dilakukan penelitian. Usia
dikategorikan menjadi :
a. 21 – 25 Tahun
b. 26 – 30 Tahun
c. 30 – 35 Tahun
d. > 35 Tahun
3.3.3. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Primipara ( Wanita yang memiliki 1 orang anak )
b. Multipara ( Wanita yang memiliki 3 orang anak )
c. Grandemultipara ( Wanita yang memiliki > 5 orang anak )
27
3.3.4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil untuk menjawab pertanyaan
mengenai gizi ibu hamil. Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner.
Pertanyaan yang diajukan adalah 20 soal. Setiap jawaban yang benar diberi
skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 20
dan total skor minimal adalah 0. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3
kelompok yaitu :
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
3.4. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan data primer yang bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir dalam bentuk gambaran yang diteliti dari Rumah Sakit Imelda
Pekerja Indonesia Medan.
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
berkunjung di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.
28
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek peneliti yang dianggap mewakili seluruh
populasi, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
aksidental sampling yaitu sebanyak 30 Responden.
3.6. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.6.1 Lokasi Penelitian
Dilakukan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian mulai Mei – Juni
2012.
3.7. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan
menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh
responden.
3.8. Pengumpulan Data
Agar dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan maka terlebih dahulu
penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Wadir II yang akan ditujukan
kepada Direktur RSU IPI Medan dengan surat yang berisikan permohonan izin untuk
penelitian, judul penelitian, dan waktu penelitian. Setelah izin diberikan oleh Direktur
29
RSU IPI Medan, barulah peneliti terjun melakukan penelitian melalui pembagian
kuesioner terbuka kepada responden untuk dijawab, dan untuk selanjutnya dilakukan
pengolahan data.
3.9. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menempuh langkah-langkah yang
dimulai dari :
3.9.1 Editing
Memeriksa kelengkapan data dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah
secara benar sehingga pengolahan data dapat member hasil yang
menggambarkan masalah yang diteliti (Arikunto, 2010).
3.9.2 Coding
Data yang terkumpul dengan cara member kode dalam bentuk angka
(Arikunto, 2010).
3.9.3 Tabulating
Data yang dikumpulkan dengan lengkap dihitung sesuai variable yang
dibutuhkan, lalu dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2010).
30
3.10. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan pada
jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang diberikan dengan
jumlah 20 soal, sebelum melakukan kategori baik, cukup, kurang terlebih dahulu
menentukan kriteria atau tolak ukur yang disajikan pemantauan pengukuran
(Arikunto, 2010).
1. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1.
2. Skor untuk jawaban yang salah adalah 0.
Maka aspek pengukurannya adalah :
a. Baik apabila mendapat skor 14-20 (75% - 100%)
b. Cukup apabila mendapat skor 7-13 (35% - 65% )
c. Kurang apabila mendapat skor 0-6 (0% - 30%)
Menjumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase dengan menggunakan rumus:
S = xr
x 100%
Keterangan :
S = Skor
x = Jumlah jawaban yang benar
r = Jumlah pertanyaan.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 responden di RSU. IPI MEDAN
Periode Mei-Juni Tahun 2012 mengenai “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gizi
Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir ” maka di dapat hasil sebagai
berikut:
4.1.1. Berdasarkan Pengetahuan
Table 4.1.1.
Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012
Berdasarkan Pengetahuan
No. Pengetahuan Jumlah (F) Persentase (%)
1. Baik 8 27
2. Cukup 10 33
3. Kurang 12 40
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor
yang mempengaruhi gizi ibu hamil secara umum berpengetahuan baik sebanyak 8
32
responden (27%), berpengetahuan cukup sebanyak 10 responden (33%) dan
berpengetahuan kurang sebanyak 12 responden (40%).
4.1.2. Berdasarkan Umur
Table 4.1.2.
Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012
Berdasarkan Umur
No. Umur
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. 21 – 25 Tahun 3 10 3 10 1 3,33 7 23
2. 26 – 30 Tahun 2 6,67 3 10 6 20 11 37
3. 31 – 35 Tahun 2 6,67 3 10 4 13,33 9 30
4. > 35 Tahun 1 3,33 1 3 1 3,33 3 10
Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan umur responden adalah mayoritas
responden yang mempunyai umur 26-30 tahun berpengetahuan kurang yaitu
sebanyak 6 orang (20%), dan minoritas adalah responden yang mempunyai umur
>35 tahun berpengetahuan baik yaitu sebanyak 1 orang (3,33%).
4.1.3. Berdasarkan Paritas
33
Tabel 4.1.3.
Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012
Berdasarkan Paritas
No. Paritas
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. Primipara 6 20 5 17 6 20 17 57
2. Multipara 2 7 4 13 4 13 10 33
3. Grandemultipara - - 1 3 2 7 3 10
Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan paritas responden adalah mayoritas
responden berpengetahuan baik pada paritas primipara sebanyak 17 orang (57%) dan
minoritas responden berpengetahuan kurang pada paritas grandemultipara sebanyak 3
orang (10%).
4.1.4. Berdasarkan Sosial Ekonomi
34
Tabel 4.1.4.
Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012
Berdasarkan Sosial Ekonomi
No. Sosial EkonomiPengetahuan
TotalBaik Cukup Kurang
F % F % F % F %1. < Rp 1.000.000,- 1 3,33 2 6,67 6 20 9 302. Rp 1.000.000 – 2.000.000 6 20 7 23 6 20 19 633. > Rp 2.000.000,- 1 3,33 1 3,33 - - 2 7
Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan sosial ekonomi responden adalah
mayoritas responden yang mempunyai pendapatan Rp 1.000.000, - Rp 2.000.000,-
dengan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (23%), dan minoritas adalah
responden yang mempunyai pendapatan > Rp 2.000.000,- dengan berpengetahuan
kurang yaitu tidak ada sama sekali.
4.2. Pembahasan
35
Setelah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gizi
ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di RSU IPI MEDAN Periode
Mei-Juni 2012, maka pembahasannya adalah sebagai berikut.
4.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi baru lahir berdasarkan pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui dari 30 responden mayoritas
berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (40%), minoritas berpengetahuan baik
sebanyak 8 orang (27%). Hal ini dikarenakan ibu belum mengetahui faktor-faktor
yang mempengarui gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir.
Menurut Notoatmodjo 2007, bahwa pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indera. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pengalaman
ibu, umur dan ekonomi keluarga.
4.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi baru lahir berdasarkan umur
Berdasarkan tabel 4.1.2. diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-
faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan umur responden adalah
mayoritas responden yang mempunyai umur 26-30 tahun berpengetahuan kurang
yaitu sebanyak 6 orang (20%), dan minoritas adalah responden yang mempunyai
umur >35 tahun berpengetahuan baik yaitu sebanyak 1 orang (3,33%).
36
Menurut Notoatmodjo 2007, umur berpengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur seseorang akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik.
Menurut asumsi penulis bahwa umur yang semakin matang belum tentu
menjamin pengetauan mereka tentang sesuatu hal.
4.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi baru lahir berdasarkan paritas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan paritas responden adalah mayoritas
responden berpengetahuan baik pada paritas primipara sebanyak 17 orang (57%) dan
minoritas responden berpengetahuan kurang pada paritas grandemultipara sebanyak 3
orang (10%).
Menurut
4.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi baru lahir berdasarkan sosial ekonomi
37
Recommended