View
226
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mata pelajaran matematika di tingkat SMP pada beberapa pokok
bahasan terdapat materi pelajaran yang dianggap sulit, baik oleh guru dan lebih-lebih
oleh siswa. Hal seperti ini biasanya terungkap pada saat pembicaraan dipertemuan
guru-guru baik dalam MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) maupun
kegiataan lain seperti Diklat (Pendidikan dan Latihan) mata pelajaran .
Dalam tulisan ini penulis mengangkat salahsatu pokok bahasan yan menjadi
masalah seperti halnya pengalaman penulis dalam mengajarkan materi tersebut,
permasalahan tersebut yaitu pemfaktoran bentuk ax²+bx+c, syarat a=1 dan a ≠1.
Permasalahannya yaitu menentukan dua bilangan yaitu p dan q dengan syarat p x q
= a x c dan p + q = b, sehingga bentuk tersebut dapat difaktorkan. Yang sering terjadi
siswa melakukan tebakan dalam menentukan bilangan p dan q dengan mencocok-
cocokannya sesuai syarat yang diberikan tadi. Padahal cara ini sangat menyita banyak
waktu dan tak terarah.
B. Perumusan Masalah
Dari latarbelakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian
ini adalah : sulitnya siswa dalam menyelesaikan pemfaktoran bentuk kuadrat
ax²+bx+c, syarat a=1 dan a ≠1. yaitu menentukan dua bilangan yaitu p dan q dengan
syarat p x q = a x c dan p + q = b, sehingga bentuk tersebut dapat difaktorkan.
1
C. Ruang Lingkup
Dalam tulisan ini peneliti membahas salahsatu pokok bahasan yan menjadi
masalah tersebut di atas, yaitu pemfaktoraan bentuk ax²+bx+c ,syarat a =1 dan
bentuk ax²+bx+c ,syarat a ≠ 1 , a,b,c € B. Pokok bahasan ini merupakan materi
Kelas VIII SMP dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah
sulitnya siswa dalam memfaktorkan bentuk kuadrat dan mengetahui tingkat
keefektifan penggunaan tehnik ‘ kotak geser ‘ pada pemfaktoran ax²+ bx +c syarat
a=1 dan bentuk ax²+bx+c, syarat a ≠1.
E. Mamfaat Penelitian
Manfaat bagi guru adalah dapat menjembatani taraf berfikir siswa pada
umumnya sehingga dengan mudah dapat menyelesaikan pemfaktoran bentuk kuadrat.
Manfaat bagi siswa adalah digunakannya teknik “kotak geser” ini sebagai solusi
dari kesulitan memfaktorkan bentuk ax²+ bx +c .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektifitas Pembelajaran
Menjadi seorang guru yang mampu mengajar efektif tidaklah mudah , sebab
setiap kesempatan tampil di depan kelas memiliki situasi dan kondisi yang berbeda
dari waktu ke waktu. Disamping kondisi fisik siswa yang cenderung labil disebabkan
telah belajar mata pelajaran lain yang cukup menyerap energi misalnya, berolahraga
atau jam pelajaran yang berada diakhir, merupakan beberapa faktor yang turut
mempengaruhi daya serap siswa. Untuk keluar dari situasi seperti ini perlu seorang
guru memiliki kemampuan yang memadai dalam penguasaan kelas , dan lebih
penting dari itu adalah perlunya penguasaan strategi dan metode pembelajaran yang
efektif.
Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran yang efektif. Ciri-ciri
pembelajaran yang efektif menurut Gari A. Davis dan Margaret A.Thomas dalam
Suyanto ( 2001 ) , yaitu :
1) Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas.
2) Memilki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembe-
lajaran
3) Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik
( feedback ) dan penguatan ( reinforcement ).
4) Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri.
3
Dengan memilki kemampuan seperti yang dikemukakan di atas diharapkan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat lebih efektif dan selanjutnya hasil
belajar siswa pada umumnya dapat ditingkatkan .
B. Beberapa Cara Memfaktorkan Bentuk kuadrat
Saat ini cara memfaktorkan bentuk ax²+ bx + c yang sudah ada yang sering
digunakan adalah:
a) Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat: a= 1
Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:
x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q )
dengan syarat c = p x q dan b = p + q
mencari faktor bentuk ax²+bx +c, dengan mencari faktor dari c terlebih dahulu,
kemudian dicoba-coba untuk mendapatkan jumlah faktor-faktor dari c yang
berjumlah sama dengan b.
Contoh 1. Faktorkanlah bentuk x² + 6x+5
Penyelesaian1:
Untuk mendapatkan faktor x² + 6x+5 cobalah dengan mengalikan
x + =
x + = X
Isilah kotak- kotak dengan bilangan bulat yang hasil kalinya 5 dan jumlahnya 6
1 Materi Pelatihan Terintegrasi, Matematika: buku 1 Depdiknas tahun 2005
4
x + 5 =
x + 1 = X
x² + 5x
x+5 +
x² + 6x+5
Jadi diperoleh faktor dari x² + 6x+5 adalah ( x+5) dan (x+1)
b). Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat, a ≠ 1
Pemfaktoran bentuk a x² + bx + c dengan a ≠ 1 dapat dianggap mempunyai
faktor sebagai berikut :
ax²+ bx + c = ﴾(ax + p) ( ax + q)﴿ / a
kedua ruas dikalikan dengan a, diperoleh :
a²x²+ abx+ac= a²x²+a (p+q)x+pq
sehingga diperoleh hubungan :
p x q = a x c dan p + q = b.
Contoh 2: Faktorkanlah bentuk 3 x² -7x -6
Penyelesaian 2 :
Daftarkanlah faktor-faktor dari 3, yaitu 1 dan 3: -1 dan -3
2 buku pelajaran matematika kelas VIII:Depdiknas 2006
5
Daftarkanlah faktor-faktor dari -6, yaitu 1 dan -6: -1 dan 6: -2 dan 3: dan 2 dan -3
gunakan faktor-faktor tersebut untuk menuliskan binomial dengan cara menempatkan
faktor dari 3 dalam tanda dan faktor-faktor dari -6 dalam tanda
pada bentuk ( x + ) ( x + ).
carilah perkalian dua binomial yang suku tengahnya (jumlah dari hasil perkalian dalm
dan luar ) adalah -7x.
Carilah perkalian dua binomial yang suku tengahnya (jumlah dari hasil
perkalian dalam dan luar) adalah –7x.
( 1 x + 1 ) ( 3x + –6 ) –6x + 3x = 3x SALAH
( 1 x + –6 ) ( 3x + 1 ) 1x – 18x = –17x SALAH
( 1 x + –1 ) ( 3x + 6 ) 6x – 3x = 3x SALAH
( 1 x + 6 ) ( 3x + –1 ) –1x + 18x = 17x SALAH
( 1 x + 2 ) ( 3x + –3 ) –3x + 6x = 3x SALAH
( 1 x + –3 ) ( 3x + 2 ) 2x – 9x = –7x BENAR
2). Masalah Yang Ditemukan
Jadi 3x2 – 7x – 6 = (x – 3) (3x + 2)
6
Namun demikian, cara-cara memfaktorkan di atas masih terdapat kelemahan-
kelemahan, diantaranya adalah setiap cara yang ada masih mencoba-coba dalam
menetukan faktor-faktor bentuk kuadrat, hal ini banyak menyita waktu dan
kebanyakan siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan benar.3
Kesulitan terutama dialami siswa saat menyelesaikan Pemfaktoran bentuk a x²+ bx +
c , dengan syarat, a ≠ 1 seperti pada contoh 2 diatas.
C. Pemfaktoran Bentuk ax²+bx+c Dengan Menggunakan ‘Kotak Geser’
Pembahasan materi sub pokok bahasan pemfaktoran bentuk ax2+bx+c dengan
uraian sebagai berikut:
1. Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a=1,
2 . Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a≠1,axc>0
3. Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a≠1,axc<0
Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:
x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q ) dengan syarat c = p x q dan b = p + q
Pembaharuan metode pembelajaran yang diusulkan ini dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dikemukakan dengan cara atau melalui pemecahan
sebagai berikut:
3 Masalah ini juga biasa terungkap dalam MGMP atau Diklat Mata Pelajaran
7
Contoh 3: faktorkanlah bentuk 6x² + 13x + 6
Penyelesaian 4:
Dari bentuk 6 x² + 13x + 6 , diperoleh ; a = 6 , b = 13 , c = 6
Selanjutnya, pxq=36 dan p+q=13
faktor-faktor dari 36 disusun berpasangan, pasangan yang hasil kalinya sama dengan
36 dan jumlahnya 13 adalah nilai pdan q, kotak b digeser sampai mendapatkan nilai
p dan q, selanjutnya lebih jelas perhatikan gambar di bawah ini :
361 2 3 4 636 18 12 9 6
13
Dari tabel diperoleh p = 4 dan q = 9 , sehingga pemfaktoran menjadi
6 x² + 13x + 6 = (6 x+ 4) ( 6x + 9) / 6
= 2 ( 3x + 2 ) .3 ( 2x +3 ) / 6
= ( 3x + 2) ( 2x + 3)
jadi faktor dari 6 x² + 13x + 6 adalah ( 3x + 2) dan ( 2x + 3)
catatan dengan teknik dan alat ini siswa tidak lagi mencoba-coba tetapi langsung
menggeser kotak kecil yang menggantung sampai menemukan jumlah yang tepat
sehingga diperoleh nilai p dan q.
Sesuai dengan inovasi pembelajaran ini disediakan suatu teknik dan alat/
media kotak geser, secara umum prinsip kerjanyan sebagai berikut:
4 Dinamakan teknik ‘ Kotak Geser ‘ disertai dengan alat kotak geser
8
Dengan tehnik kotak geser siswa dapat menentukan nilai p dan q dengan langkah
yang singkat dan terarah . ( tidak mencoba-coba lagi )
axcP1 P2 P3 ……… PM
q1 Q2 q3 ……… qn
b
Syarat : pm x qn = a x c dan pm + qn = b
Keterangan : m +n = banyaknya faktor dari a x c , m,n є A dan p,q є B
Kotak b digeser dari kiri ke kanan sampai kita menemukan jumlah yang tepat ,
yaitu p + q = b. Metode ini dapat juga diperagakan dengan chart (lembar peraga )
atau alat peraga “ Kotak Geser “( papan putih dengan kotak kecil yang dapat digeser-
geser ).5
Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan kelebihan teknik ini dibanding
teknik yang sudah ada.
a). Bentuk a x²+bx+c dengan syarat : a = 1 , c > 0
Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:
x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q ),
dengan syarat c = p x q dan b = p + q
5 lihat foto pada lampiran 2
9
Contoh 1. Faktorkanlah bentuk x² + 5x + 6
penyelesaian :
x² + 5x + 6 = ( x + 2 ) ( x + 3 )
dengan metode kotak geser dapat dijelaskan cara memperoleh p = 2 dan q= 3
Dari x² +5x + 6 , diperoleh a= 1, b = 5, dan c = 6
p x q=6 dan p + q=5
mencari faktor dari 6 yang berjumlah 5 , dengan ‘kotak geser’ diperoleh:
faktor 6 adalah 1 , 2 , 3 , dan 6 ditulis dalam bentuk sebagai berikut :
61 2
6 3
5
dari kotak geser di atas dipeoleh p = 2 dan q = 3
sehingga hasil pemfaktoran dapat ditulis , x² + 5x + 6 = ( x + 2 ) ( x + 3)
b). Bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat: a= 1 , c < 0
Contoh 2 : Faktorkanlah bentuk x² + 2x - 24
Penyelesaian:
Dari bentuk x²+ 2x - 24 , diperoleh : a =1, b = 2 , dan c =-24 , maka,
p x q =-24 dan p + q=2
10
dengan kotak geser di cari nilai p dan q sebagai berikut :
-24±1 ±2 ±3 -4
±24 ±12 ±8 6
2
Ternyata diperoleh p = 6 dan q = -4 , sehingga:
x² + 2x -24 = ( x - 4 ) ( x + 6 )
Catatan : Nilai ”±“akan ditentukan berdasarkan nilai b yang memenuhi nilai axc
dengan memilih tanda yang cocok.
c). Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat, a ≠ 1
Pemfaktoran bentuk a x² + bx + c dengan a ≠ 1 dapat dianggap mempunyai
faktor sebagai berikut :
ax²+ bx + c = ﴾(ax + p) ( ax + q) ﴿ / a
untuk menunjukkan hubungan tersebut ditempuh langkah berikut
kedua ruas dikalikan dengan a, diperoleh :
a²x²+ abx+ac= a²x²+a (p+q)x+pq
sehingga diperoleh hubungan :
p x q = a x c dan p + q = b.
Contoh 3: Faktorkanlah bentuk 3 x² + 7x + 2
Penyelesaian :
dari bentuk 3 x² + 7x + 2, diperoleh a = 3 , b =7 , dan c =2
11
Maka, p x q = 6 dan p+ q = 7
66 2
1 3
7
dari tabel diperoleh p = 6 dan q = 1 , sehinnga diperoleh penyelesain :
3 x² + 7 x + 2 =﴾(3 x + 6) (3x + 1 ﴿﴿ / 3
= 3 ( x + 2 ) (3 x + 1) /3
= ( x + 2 ) ( 3x +1 )
jadi 3 x²+ 7x + 2 = ( x + 2 ) ( 3x +1 )
Contoh 4 : faktorkanlah bentuk 6 x² + 13x + 6
Penyelesaian :
Dari bentuk 6 x² + 13x + 6 , diperoleh ; a = 6 , b = 13 , c = 6
Selanjutnya, pxq=36 dan p+q=13
361 2 3 4 636 18 12 9 6
13
Dari tabel diperoleh p = 4 dan q = 9 , sehingga pemfaktoran menjadi
6 x² + 13x + 6 = (6 x+ 4) ( 6x + 9) / 6
12
= 2 ( 3x + 2 ) .3 ( 2x +3 ) / 6
= ( 3x + 2) ( 2x + 3)
jadi faktor dari 6 x² + 13x + 6 adalah ( 3x + 2) dan ( 2x + 3)
Contoh 5 : Faktorkanlah bentuk 8x² + 2x -3
Penyelesaian :
Dari bentuk 8 x²+ 2x – 3 , di peroleh : a = 8 , b = 2 , c = -3
Selanjutnya , pxq=-24 dan p+q=2
-24±1 ±2 ±3 -4
±24 ±12 ±8 6
2
Dari tabel diperoleh : p= -4 dan q = 6
8 x² + 2x – 3 = (8 x + 6) ( 8x -4) / 8
= 2( 4x + 3 ) .4( 2x - 1 ) / 8
= ( 4x + 3 )( 2x – 1 )
jadi faktor dari 8 x² + 2x – 3 adalah ( 4x + 3 ) dan ( 2x – 1 )
Catatan : tanda ‘±‘ dipilih tanda positif atau negatif yang sesuai nilai b=2 dan
memenuhi nilai a x c = -24.
Keunggulan lain:
a. Dengan teknik ini, guru dapat membuat soal sebanyak setengah dari
faktor a dikali c dengan b yang beragam.
13
b. Pada prakteknya lebih lanjut siswa tidak perlukan lagi alat kotak geser,
tetapi cukup menggambarkannya sebagai catatan luar/tinggal
menggunakan tekniknya.
c. Untuk lebih lanjut dapat digunakan untuk menyelesaikan/ memfaktorkan
persamaan kuadrat atau Fungsi kuadrat dengan memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
Kekurangan :
Untuk bilangan yang terlalu besar dengan faktor yang cukup banyak akan
sangat menyulitkan siswa, tentunya ini juga berlaku untuk cara konvensional, namun
untuk siswa SMP tentu dibatasi oleh bilangan-bilangan yang kecil.
D. Kerangka Pikir
Berbagai cara memfkatorkan yang dikemukakan di depan tentu akan menjadi
masalah terutama bagi siswa yang tingkat kemampuan berpikirnya di bawah rata-rata.
Pada prinsipnya setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini sasarannya bisa mendapatkan cara memfaktorkan yang dapat
dipahami siswa pada umumnya atau dengan kata lain efektivitasnya paling tinggi.
Dalam penelitian ini sasaran atau obyek peneltian adalah dua kelompok kelas,
yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk mengetahui kemampuan
awal kedua kelompok tersebut, maka diberikan tes awal (pretes). Setelah diberikan
pretes terhadap kedua kelompok tersebut, maka dilaksanakanlah proses belajar
mengajar dengan perlakuan yang berbeda, pada kelas eksperimen dipergunakan kotak
14
geser dalam menfaktorkan bentuk kuadrat, sedangkan pada kelas control diberkan
cara konvensional ( biasa).
Untuk mengetahui tingkat kemampuan atau hasil belajar yang dicapai oleh
kedua kelompok tersebut diberikan postes. Hasil dari postes inilah yang
diperbandingkan, kelompok mana yang lebih efektif. untu lebih jelasnya dapat
dibagangkan pada gambar berikut:
15
Objek penelitian
Kelompok Kontrol
Pretes
Kelompok eksperimen
Proses Belajar Mengajar
Penggunaan Kotak Geser Perlakuan Biasa
Postes
Temuan
Gambar-1. Bagan kerangka piker
E. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Ada perbedaan
hasil belajar antar siswa yang diajar memfaktorkan bentuk kuadrat denga
16
menggunakan kotak geser dan siswa yang tidak diajar memfaktorkan bentuk
kuadrat dengan menggunakan kotak geser (cara konvensional ).”
17
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu penelti
memanipulasi variabel penelitian dengan maksud mengetahui apakah terdapat hasil
yang berbeda dari pengaturan atau perubahan variabel independen tersebut. Atau
dengan kata lain, penelitian ini akan mengujicobakan media kotak geser sebagai
variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.
Penelitian ini mengambil lokasi di siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binamu, Jl.
Lanto Dg Pasewang No.32 Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan media kotak geser
dan pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai
variabel terikat.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yang didesain dengan
menggunakan metode ekperimental. Sasaran atau objek penelitian ini dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum
dilakuakn perlakuan kepada kelompok eksperimen, maka kedua kelompok itu
diberikan tes awal (pretes). Kemudian, setelah perlakuan itu diberikan kelompok
18
E O1 X O2
K O1 - O2
eksperimen, maka kedua kelompok tersebut tes kembali (postes) untuk mengetahui
perbedaan hasil dari kedua kelompok itu. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Desain Penelitian
Keterangan Gambar:
E = kelompok Eksperimen
K = kelompok kontrol
O1 = pretes ( tes awal )
O2 = postes ( tes akhir )
X = pemberian perlakuan media kotak geser
- = tidak diberikan perlakuan media kotak geser
C. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghilangkan presepsi yang berbeda tentang variabel yang menjadi
titik perhatian dalam penelitian ini. Secara singkat definisi operasional diuraikan
sebagai berikut :
1. Penggunaan kotak geser dimaksudkan disini adalah cara memfaktorkan bentuk
kuadrat dengan menggunakan kotak geser.
19
2. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti prose belajar
mengajar berupa kemampuan memfaktorkan bentuk kuadrat.
D. Populasi dan Sampel
Pupulasi Penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMPN 1 Binamu Kabupaten
Jeneponto yang berjumlah 348 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
70 orang siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling, yaitu dipilih
secara acak 70 orang dari 280 orang kemudian dari 70 orang itu diurutkan
berdasarkan peringkatnya dan urutan peringkat dijadikan dasar untuk membagi ke
dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen untuk nomor urut ganjil dan
kelompok control untuk nomor urut genap.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini
adalah tes. Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang
berdasarkan standar isi KTSP.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang hasil relajar siswa.
Adapun yang dilakukan dalam hal ini adalah melakukan uji statistik-t satu pihak
kanan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu
apakah pembelajaran memfaktorkan bentuk kuadrat dengan menggunakan kotak
20
geser lebih baik dibanding dengan pembelajaran memfaktorkan dengan cara biasa
(cara konvensional).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesa adalah
sebagai berikut:
1. Mengelompokkan data, yaitu nilai siswa pada kelompok eksperimen (A) dan
nilai siswa pada kelompok kontrol (B).
2. Menetukan rata-rata hitung masing-masing kelompo, dengan humus :
X=
∑i=1
n
X i
n
3. Menentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok, dengan rumus :
4. Menghitung simpangan baku gabungan, dengan rumus :
5. Pengujian hipotesis, dengan rumus :
Keterangan :
= rata-rata hitung
)1(
)(1 1
2
nn
XXnS
n
i
n
iii
2)1()1(
21
222
211
nn
SnSnSp
21
21
11nn
Sp
XXt
X
21
Xi = nilai pada kelopok i
n = banyaknya data
S = simpangan baku
Sp = Simpangan baku gabungan
Dengan db= n1 + n2 – 2, pada taraf signikasi 5 % uji pihak kanan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah,2006. Memfaktorkan dengan menggunakan teknik kotak geser pada siswa kelas 3 SMP.TransformasiISSN:0854-7874 Vol. edisi khusus februari Makassar: UNM
Amirullah,2007. Mempermudah Memfaktorkan dengan menggunakan teknik kotak geser pada siswa kelas VIII.6 SMPN 1 Biinamu (Pemenang kedua LKGDP Tk.Nasional 2006).Kreatitas Guru Dalam Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional 2006:Jakarta:Direktorat Profesi Ditjen PMPTK- DEPDIKNAS
Arikunto,Suharsimin.2005. Manajemen Penelitian.Edisi revisi Jakarta: Rineka Cipta
Buchori, Dkk .2004.Jenius MatematikaUntuk SMP Kelas VIII,Semarang:Aneka Ilmu
Depdikbud. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Teknis Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2002. Materi Pembahasan Matematika SLTP di Daerah. PPPG Jogjakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004, Penilaian Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII.Edisi kedua. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2004 Laporan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah pertama. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematikabuku 1,2,dan3 Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2006. Buku Mata PelajaranMatematika ( Buku Siswa) Matematika Kelas VIII. Edisi CD. Jakarta: Depdiknas
Junaedi, Dedi,dkk. 1999. Matematika Untuk SMP Kelas 3. Jakarta: Mizan
Sugiyono.2007.Statistika Untuk Penelitian. Edisi ke-10. Bandung. Alpabetha
Suyanto. 2001. Guru Profesional . Pusat Pembukuan. Vol.5 tahun 2001:Jakarta: Depdiknas
23
Lampiran 1
GAMBAR MEDIA PEMBELAJARAN ”KOTAK GESER”
24
Recommended