View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan acuan penelitian terdahulu guna memperluas
kajian dan mempertahankan keorisinilitasan penelitian. Peneliti melakukan
rujukan terhadap skripsi ataupun jurnal yang memiliki tema atau fenomena
yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang dijadikan dasar oleh
peneliti adalah hal yang tentunya sangat berkaitan erat dengan penerimaan
masyarakat terhadap suatu pesan atau teks.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode yang
sama dalam pembahasan analisis isi (content analysis), teori yang digunakan
pun sedikit masih relevan dan saling terkait, sedangkan perbedaannya terletak
pada topik atau konten yang dianalisis. Penelitian sebelumnya meniliti
tentang bagaimana kecenderungan isi pesan kampanye politik melalui akun
twitter. Namun, secara hasil yang dicari dalam penelitian sebelumnya oleh
Fajrianoor (2015) memiliki keterkaitan yakni melihat seberapa besar
kecenderungan isi pesan kampanye. Hasil dari penelitian ini tentunya mampu
menjawab dan menggambarkan bagaimana pesan kampanye yang
disampaikan oleh akun twtter humas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
melalui pandangan Teori S-O-R yang dikemukakan oleh Harould dengan
metode analisis isi.
Penelitian kedua yang menjadi acuan bagi penelitian ini adalah penelitian
yang sama tentang akun instagram Lambe Turah oleh Ilham Nur (2018),
dimana penelitian ini membahas tentang konten isu sosial yang ada pada akun
11
gosip tersebut dengan menggunakan metode yang sama dengan penelitian ini,
yakni metode analisis isi. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian
tersebut terletak pada bidang kajiannya dimana keduanya memiliki kesamaan
dalam pembahasan, yakni akun gosip Lambe Turah.
Adapun perbedaannya terletak pada fokus penelitian, pada penelitian
sebelumnya lebih menekankan pada bahasan konten isu sosial sedangkan
penelitian ini membahas tentang kecenderungan isi pesan melalui kolom
komentar. Kontribusi yang diberikan terhadap penelitian ini tentunya bisa
menjadi referensi utama untuk bisa lebih mendapatkan informasi terkait
fenomena akun gosip Lambe Turah itu sendiri.
Sedangkan penelitian terdahulu selanjutnya yang dijadikan acuan oleh
peneliti adalah penelitian tahun 2016 mengenai kasus pemberitaan AHOK
atas kasusnya penistaan agama yang menimbulkan kontroversi. Perbedaan
penelitian terdahulu dan sekarang terletak pada kasus yang diambil dan
dijadikan bahan penelitian oleh peneliti, sebagaimana penelitian terdahulu
melihat dari sudut pandang komentar dari portal berita online yakni republika
sedangkan pada penelitian ini peneliti menjadikan akun instagram
@Lambe_turah sebagai kajian dalam penelitian ini namun lebih difokuskan
terhadap respon warganet di kolom komentar pada pemberitaan non-artis. Hal
tersebut dilihat dari fenomenalnya akun goisp tersebut untuk menarik minat
warganet sehingga dalam setiap kali postingan bisa menghasilkan ratusan
bahkan ribuan komentar. Ketiga penelitian terdahulu tersebut yang nantinya
akan dijadikan acuan terhadap penelitian ini kedepannya terlepas tidak
12
melupakan semua rujukan artikel dan penelitian lainnya yang masih memiliki
keterkaitan nantinya.
2.2 Konsep dan Komponen Komunikasi Massa
Komunikasi selalu diidentikkan dengan dua orang atau lebih, seiring
perkembagan zaman maka komunikasi pun juga berkembang. Ragam
komunikasi pun juga semakin luas, terlebih adanya layanan komunikasi
berbasis internet. Sebut saja salah satu contoh ragam komunikasi yakni
komunikasi massa. Menurut Nuruddin komunikasi massa adalah komunikasi
yang memanfaatkan media massa sebagai salah satu penyebaran
informasinya. Media massa yang dimaksud bisa media cetak ataupun
elektronik.5
Komunikasi massa merupakan proses penciptaan makna bersama antara
media massa dan khalayaknya.6 Denis McQuail dalam bukunya menjelaskan
bahwa konsep komunikasi massa pertama kali dicetuskan pada tahun 1920
atau 1930-an untuk diterapkannya dalam komunikasi publik yang pada
awalnya muncul pada pers massa, siaran radio dan pemutaran film. Pada
masa itu penyebab konsep komunikasi massa ini muncul juga atas adanya
kekuasaan politik dan sosial, muncullah media massa pers, film dan radio
yang pada waktu itu bersamaan dengan masuknya musik rekaman yang
dijadikan sebagai varian baru dalam „budaya populer‟ dimana sebuah ideologi
politik dan sosial menempel.
5 Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. hal 4
6 Stanley Baran, op.cit. hal 7
13
Konteks perkembangan konsep komunikasi massa ini adalah sebagai
salah satu perubahan yang pesat di dunia industrialisasi baru dan negara baru
yang tersentralisasi. Awalnya pun demikian, pertumbuhan populasi yang
sangat besar dan cepat, pergerakan sosial yang besar, banyaknya keresahan di
dalam sebuah negara serta peperangan bencana antar negara menyebabkan
media massa dapat memainkan peranan mereka dalam peristiwa tersebut
sebagaimana pula dapat digunakan sebagai penyedia alat relaksasi dan
hiburan bagi massa.7
Dalam bukunya pun Nuruddin mengungkapkan bahwa ciri – ciri
komunikasi massa adalah sebagai berikut:8
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
3. Pesannya Bersifat Umum
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Dalam bukunya John Vivian telah menyebutkan lima komponen yang ada
di dalam komunikasi massa. Lima komponen tersebut antara lain:9
1. Komunikator massa
7 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa ed.6. Jakarta: Salemba Humanika. 2011. Hal 308
8 Nuruddin, op.cit hal 19
9 John Vivian, Teori Komunikasi Massa ed. 8. Jakarta: Kencana. 2008. Hal 451
14
Komunikator massa adalah orang–orang yang memproduksi pesan
yang disampaikan lewat media massa. Orang – orang ini mencakup
jurnalis, penulis naskah film, penulis lagu dan lain sebagainya.
2. Pesan massa
Pesan adalah bentuk paling nyata dari hubungan komunikan dengan
media massa. Komunikan memperhatikan media massa karena ingin
mendapat pesannya.
3. Media massa
Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama
adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film dan web.
4. Komunikasi massa
Komunikasi massa yang dimaksud dalam hal ini adalah proses dimana
pesan sampai ke audiens melalui media massa.
5. Audien massa
Audien massa adalah orang yang menerima pesan massa dari
komunikator massa, atau bisa disebut komunikan massa.
2.3 Efek Komunikasi Massa
Setiap apa yang diperbuat atau apapun yang masyarakat lakukan pastinya
akan menimbulkan dampak. Dampak yang ditimbulkan ibarat dua sisi koin,
dampak negatif ataupun dampak positif. Dalam bukunya, Winarni
mengatakan bahwa media massa bisa berpengaruh secara langsung terhadap
perilaku manusia, seperti halnya ketika ada dua orang pelajar yang berkelahi
yang disebabkan oleh tayangan televisi, perilaku konsumtif dikalangan
remaja karena mungkin hidupnya mereferensi para publik figur yang dinilai
15
bisa menjadi kiblat dalam hidupnya, itu membuktikan bahwa media massa
berpengaruh secara langsung terhadap perilaku masyarakat.10
Winarni juga menjelaskan beberapa efek komunikasi massa ditinjau dari
segi pesan yang disampaikan oleh media massa, diantaranya:11
1. Efek Kognitif
Efek yang ditimbulkan berupa akibat yang terjadi pada individu tersebut
yang secara langsung terkena terpaan media, dimana kondisi yang timbul
merupakan efek yang bersifat informatif bagi dirinya sendiri. Efek yang
seperti ini bisa disebutkan bahwa sang audiens bersifat pasif sehingga ia
hanya melihat dan membaca informasi tersebut demi memenuhi kebutuhan
akan dirinya sendiri.
2. Efek Afektif
Efek yang mengacu pada aspek emosional atau perasaan ini kadarnya lebih
tinggi dibandingkan efek kognitif. Efek ini beranggapan bahwa
komunikasi massa dapat memberikan rangsangan emosional pada
masyarakat. Tingkatannya pun lebih tinggi satu tingkat dibanding efek
kognitif, namun efek afektif ini juga bisa berupa komentar dari audien
yang menunjukan perasaan emosi, marah, sedih atau senang terhadap
suatu konten yang masyarakat hadapi.
3. Efek Behavioral
Efek yang terakhir ini bisa disebut juga efek perilaku, sebab pesan bisa
membuat masyarakat bertindak karena terpaan pesan dari media tersebut.
Efek ini bisa dikatakan efek yang paling terlihat jelas dampak dari terpaan
10
Winarni, Komunikasi Suatu Pengantar. Malang: UMM Press. 2003. hal 112 11
Ibid., hal 125
16
pesan media karena audiens bisa cenderung langsung berkomentar
langsung terhadap suatu pemberitaan bahkan komentarnya bisa berujung
pada tindakan cyber bullying.
2.4 Opini Publik Sebagai Efek Komunikasi Massa
Terlepas pesan yang disampaikan oleh media massa sebagai efek
komunikasi massa, opini publik yang tercipta juga merupakan salah satu
bentuk efek yang ditimbulkan ketika suatu isu yang tengah hangat
diperbincangkan menjadi hal yang menarik bagi masyarakat. Media massa
memiliki keterkaitan yang erat dengan budaya massa. Budaya massa kini
tercipta karena adanya pesan atau isu yang disampaikan melalui media massa.
Memahami opini seseorang, apalagi opini publik bukanlah sesuatu hal
yang sederhana. Dengan sendirinya pembentukan opini publik dibentuk oleh
publik yang selektif, karena itu untuk setiap masalah selalu ada publiknya
sendiri- sendiri. Karena opini sendiri mempunyai kaitan yang erat dengan
pendirian (attitude). Suatu sikap atau attitude menurut Cutlip dan Center,
adalah kecenderungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah
situasi tertentu.12
Sesuai dengan teori budaya massa menurut Mowlana (dalam Winarni,
2003) bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan penggunaan media,
maka tentu saja hal tersebut akan berdampak pada masyarakat yang
menerima pesan – pesannya, itulah yang bisa kita sebut sebagai opini publik.
12
Rana Fajar, Ira Dwi, dkk., CONTENT ANALYSIS OF COMMENTS IN THE NEWS OF RELIGION DEFAMATION CASE COMMITED BY BASUKI TJAHAJA PURNAMA OR AHOK ON THE REPUBLIKA ONLINE’S NEWS PORTAL. Universitas Telkom. 2017
17
Sebagaimana konten dalam media massa bisa dapat dengan mudah
menggiring opini publik.13
Media massa dalam Teori Triple M yang dikemukakan oleh Mowlana
(dalam Winarni, 2003) mengatakan bahwa pesan yang telah disampaikan
media massa mengandung nilai, norma, ide, simbol, gagasan yang pastinya
mewakili pola pikir, perasaan, pendapat atau tindakan masyarakat tertentu.14
2. 5 Media Sosial Sebagai Bentuk Komunikasi Massa
Internet merupakan salah satu contoh media massa yang berkembang
hingga saat ini. Berkembangnya internet didukung pula dengan kemajuan
teknologi informasi lainnya, contohnya media sosial. Media sosial kini sudah
dijadikan sebagai layanan untuk pemuas kebutuhan akan suatu informasi.
Informasi dapat diakses secara mudah hanya dengan menekan „klik‟ pada
gawai yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat.
Tentu saja media sosial kini bisa dikatakan sebagai media massa baru
yang berbasis internet dan mengalami perkembangan teknologi sehingga
dapat bergerak ke arah yang lebih maju, kehadiran media sosial merupakan
sebuah fenomena baru di zaman sekarang, bahkan posisinya perlahan bisa
mengkikis media massa atau media massa konvensional seperti koran,
majalah atau tabloid. Jika tidak berlomba – lomba dalam melakukan inovasi
tentu saja perlahan akan semakin jarang orang yang memanfaatkan media
massa konvensional.
13
Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Malang: UMM Press. 2003. Hal.139 14
Ibid,. Hal.140
18
Adapun yang membedakan media baru dengan media lainnya antara lain
bahwasannya media baru mengabaikan batasan percetakan karena
sesungguhnya ia tidak memerlukan lagi cara konvensional untuk
penyebarannya, terjadinya hubungan timbal balik. Seperti yang kita ketahui
bahwa media baru yang kita sebut internet kali ini merupakan penggabungan
antara radio, film, televisi dengan menyebarannya melalui teknologi tekan
“push”.15
Media sosial kini sudah dipercaya dan diperkuat oleh masyarakat luas
akan dapat menyampaikan atau sebagai media penyalur informasi.
Menyebarkan isu atau fakta yang terjadi disekitar kita, tentu dengan sangat
cepat dan mudah serta biaya yang ringan. Oleh karena itu, melalui adanya
media sosial sebagai media massa jenis baru telah melunturkan pendapat
terkait media massa dikontrol oleh penguasa media, sebab media sosial kini
dapat mengontrol dirinya sendiri sebagai pengontrol pemberitaan dan
pengontrol penyebaran berita.
2.6 Bentuk dari Perilaku Komunikasi dalam Dunia Maya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku ialah tang gapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.16
Perilaku seseorang
memiliki keterkaitan antara bagaimana cara bertindak atau bersikap. Memang
benar adanya setiap masyarakat yang berperilaku berdasar pada faktor
lingkungan. Lingkungan bisa saja menjadi faktor penentu masyarakat tersebut
berperilaku. Perilaku tidak hanya sikap, tetapi bagaimana setiap masyarakat
bertutur pun juga termasuk salah satu contoh berperilaku.
15
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa ed. 6. Jakarta: Salemba Humanika. 2011. hal 151 16
http://kbbi.web.id/perilaku
19
Bersikap dan berperilaku pasti berdasar pada sebuah etika. Seperti halnya
masyarakat beretika dalam berkomunikasi. Berkomunikasi tentu bagi
sebagian orang mungkinlah mudah tetapi bagaimana jika memiliki etika
ketika berkomunikasi tidaklah semua orang paham. Sebagai contoh kasus
dalam menanggapi sebuah isu media sosial, apakah masyarakat benar – benar
bijak dalam berkomentar?, jawabannya belum tentu. Hal ini diperkuat dengan
maraknya kasus pencemaran nama baik akibat banyaknya kasus cyber
bullying belakangan ini yang harus berujung pada tindak pidana. Adapula
dalam bertransaksi elektronik telah ditetapkan dalam sebuah Undang –
Undang yang mengaturnya, yakin Undang – Undang Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Ada tiga syarat terkait pertimbangan mengapa penerapan etika
komunikasi semakin mendesak, seperti halnya yang dikemukakan oleh Boris
Libois (dalam Haryatmoko) 17
bahwa yang pertama ialah media sendiri
mempunya kekuasaan dan efek yang dahsyat terhadap masyarakat jika
masyarakat tidak bijak dalam menerima terpaan pesan media massa. Kedua,
dengan adanya etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga serta
memberi batasan terkait kebebasan berekspresi dan bertanggung jawab.
Ketiga, sebagaimana mungkin dapat menghindari dampak negatif dari logika
dan instrumental, dimana logika yang dimaksud adalah logika yang
cenderung mengabaikan nilai dan makna.
17
Haryatmoko, Etika Komunikasi: Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius. 2007. Hal 38
20
Perilaku komunikasi adalah suatu bentuk tindakan yang sengaja ataupun
tidak sengaja dilakukan oleh seseorang agar dapat ditafsirkan oleh orang lain.
Dunia maya atau yang dikenal dengan istilah cyberspace adalah sebuah
realita yang tersambung secara global yang didukung oleh seperangkat
virtual.18
Dunia maya untuk sekarang ini bisa digunakan oleh sebagian masyarakat
untuk bersosialisasi dengan cara yang baru. Dunia maya meliputi seluruh
perangkat yang bisa dibilang berbasis jaringan internet seperti world wide
web,e-mail, chatting (ruang obrol), games multi-player dan sebagainya.
Sedangkan bentuk perilaku komunikasinya dalam dunia maya disebut
komunikasi maya.
Komuniksi maya sendiri dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang
dilakukan tidak secara tatap muka langsung akan tetapi melalui perantara
yakni internet. Sebagai contoh adalah media sosial, kita bisa berkomunikasi
jarak jauh melalu media baru satu ini, kemudian adanya portal berita online
dimana masyarakat dimungkinkan dengan mengakses secara mudah melalui
genggaman gadget untuk mendapatkan informasi secara cepat dan kemudian
kita bisa memberikan respon berupa like or share.
Perilaku masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi
tentunya sangat besar. Dengan adanya media baru memungkinkan bagi para
penggunanya untuk menjelajah dunia yang lebih luas lagi. Masyarakat
memiliki berbagai macam opsi untuk menikmati layanan berbasis internet
18
Ekky Puspikasari, Perilaku Komunikasi para Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Mahasiswa UNIKOM Bandung. Bandung: Universitas Komputer.2013
21
hanya dengan melalui smartphone mereka. Perbedaan perilaku juga bisa
terlihat dari bagaimana masyarakat berkomunikasi di era internet, jika dahulu
mereka hanya bisa berkomunikasi dengan cara bertatapan langsung secara
lisan, gerakan atau simbol yang biasa disebut komunikasi non-verbal kini
masyarakat bisa berkomunikasi secara tekstual „tulisan‟.
Untuk penggunaan komunikasi non-verbalnya masyarakat bisa
menggunakan emoticon sebagai salah satu bentuk ekspresi lain dalam hal
pengungkapan diri. Oleh karena itu, dalam menilai perilaku masyarakat
dalam berkomunikasi di dunia siber perlu pemaknaan yang kuat sebab
pemaknaan tidak dapat dirasa dan diinterpretasi langsung melalui
penginderaan.19
Bentuk perilaku komunikasi yang santer tengah
diperbincangkan akhir – akhir ini tak luput dari bahasan komentar netizen
yang terlontar tidak sesuai dengan kaidah etika yang benar dalam menanggapi
suatu isu atau pemberitaan.
2.7 Masyarakat dalam Dunia Maya
Masyarakat massa kini memiliki julukan atau sebutan dengan nama
netizen. Tentunya ini adalah masyarakat modern yang telah bergelut dengan
media baru berbasis internet. Netizen ini lah yang sering disangkut pautkan
dengan setiap komentar pada postingan pemberitaan di media sosial. Dilansir
dari kompasiana.com,20
netizen ialah penggabungan dari dua kata yakni
internet dan citizen yakni pengguna internet atau bisa juga disebut warga
19
Faizah Hartini, Kesantunan Berbahasa dalam Komentar Caption Instagram. Riau: Universitas Riau. 2017 20 Ihya R. Azzam, 2018. Netizen Itu Apa? Apa Peran Mereka? dalam
https://kompasiana.com/irrazam/netizen-itu-apa-sih-apa-peran-mereka_56b009b8149773bc1063655e. Diakses pada tanggal 19 April 2018 pukul 17:00
22
internet. Dengan makna lain yakni orang – orang yang aktif dan beraktifitas
di dunia internet. Aktifitas yang dikerjakan pun bermacam macam mulai dari
sekedar ngobrol atau sampai dengan melakukan kegiatan yang menuntut
untuk perubahan dunia nyata ataupun maya. Ketika internet sedang mulai
naik daun di pertengahan 1990-an, penulis dan salah satu pelopor Internet
Michael F. Hauben mengungkapkan idenya tentang para pengguna Internet
di tulisannya, "The Net and Netiens: The Impact the Net Has on People's
Lives". Di paragraf pertamanya:21
“Selamat datang di abad ke-21. Anda adalah seorang Netizen (seorang
penduduk Net) dan anda hadir sebagai warga di dunia ini, semua
karena konektifitas global yang bisa diwujudkan oleh Net. Anda
memandang semua orang sebagai warga senegara anda. Secara fisik
mungkin anda sedang hidup di satu negara, tapi anda sedang
berhubungan dengan sebagian besar dunia melalui jaringan
komputer global. Secara virtual, anda hidup bersebelahan dengan
setiap Netizen di seluruh dunia. Perpisahan secara geografis sekarang
diganti dengan keberadaan di dunia virtual yang sama." Karena
tulisannyalah ia diberi julukan sebagai pelopor istilah netizen, yang
pada akhirnya populer digunakan sampai saat ini.
2.8 Adanya Fitur Kolom Komentar Sebagai Salah Satu Bentuk
Interaktivitas di Dunia Maya
Tentu saja sudah tidak asing lagi bagi penikmat media baru di era
modern ini, ada hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinteraksi
secara langsung dengan fitur yang diberikan oleh situs online. Kita berbicara
mengenai fitur kolom komentar pada portal berita online, tetapi disini
dikhususkan pada fitur kolom komentar pada aplikasi media sosial instagram.
21
Ihya R. Azzam, 2018. Netizen Itu Apa? Apa Peran Mereka? dalam https://kompasiana.com/irrazam/netizen-itu-apa-sih-apa-peran-mereka_56b009b8149773bc1063655e. Diakses pada tanggal 19 April 2018 pukul 17:00
23
Pada fitur komentar, khalayak bebas untuk menuliskan komentar atas
berita yang dipublikasikan pada unggahan yang disajikan oleh pihak
pengelola informasi, tentunya fitur komentar ini tidak terdapat pada media
konvensional seperti koran atau majalah. Seperti yang disinggung pada
bahasan sebelumnya yang menjadi pembeda pada media online (new media)
terdapat interaksi antara komunikator (pembuat berita) dengan komunikan
(khalayak pembaca) secara langsung. Interaksi tersebut salah satunya lewat
fitur komentar yang ada pada portal berita online.
Jadi, pada dasar inti pembahasan diatas bahwa kolom komentar menjadi
pusat perhatian oleh masyarakat dalam merespon informasi. Seperti yang
peneliti ungkapkan pula pada bahasan sebelumnya bahwa respon informasi
yang diberikan tentunya dapat memberikan dampak berupa opini publik yang
menjadi tergiring arahnya. Tak lepas dari itu, semua orang berhak merespon
informasi yang telah disajikan.
2.9 Fenomena Idealisme Jurnalistik dengan Komersialisme
Infotainment
Istilah news atau “berita” dengan konotasi kepada kata “new” merupakan
sebuah istilah untuk hal – hal yang baru.22
Dengan kata lain, ialah semua hal
baru yang merupakan informasi dan dapat disampaikan kepada orang lain
dalam bentuk berita. Oleh karena itu, Hornby dalam Tamburaka23
menjelaskan bahwa news merupakan bentuk laporan tentang apa yang benar –
benar (baru) terjadi, baik tentang peristiwanya maupun faktanya.
Dengan ini perlu diketahui bahwasannya dalam penulisan sebuah artikel
22
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa. 2012. Hal 134 23
Ibid., hal 135
24
pemberitaan terkait suatu isu ialah terkait framing, yakni bagaimana sebuah
isu tersebut akan ditonjolkan, dari segi apa atau dari segi yang bagaimana.
Maka dari itu, sebuah pemberitaan harus dikonstruksi sedemikian rupa
dibentuk agar konstruksi pesan itu bisa dimaknai oleh audiens.
Dalam penyajiannya, berita memiliki unsur yang harus dipenuhi. Sebab
apabila unsur tersebut tidak ada dalam suatu berita, tentu akan mengurangi
informasi yang akan disajikan oleh suatu berita. Berikut unsur – unsur yang
harus ada di dalam berita. Unsur tersebut kita kenal dengan istilah 5W +1H.
What, yakni di setiap berita harus memuat apa yang sedang terjdi. When,
setiap berita juga harus menjelaskan kapan peristiwa tersebut telah terjadi.
Who, berita juga harus menjelaskan secara rinci siapa saja yang terlibat
dalam peristiwa tersebut. Where, berita juga harus menjelaskan dimana
peristiwa tersebut terjadi, kemudian Why yakni berita harus memuat tentang
alasan atau latar belakang peristiwa tersebut bisa benar – benar terjadi.
Terakhir yakni How, bahwa setiap berita harus memuat mengenai bagaimana
kejadian tersebut bisa terjadi.24
Hal yang paling penting selain bagaimana penyaji berita menyajikan
berita ialah bagaimana isi berita itu sendiri, kandungan nilai apa yang ada
pada berita tersebut. Sebuah kejadian atau fakta menurut Tamburaka apabila
diberi “bumbu-bumbu” diberi warna kalau tidak memiliki nilai yang penting
maka tetap saja kejadian atau fakta tersebut menjadi hambar. Jadi, pada
24 Andi Nur, 2015. Unsur Unsur Berita 5W 1H dalam https://www.kompasiana.com/andi-
iccank.com/54fffb23813311971ffa6efb/unsur-berita-5w-1h. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018 pukul 23:00
25
kesimpulannya, perpaduan antara fakta dan kejadian serta nilai berita itu
sendiri akan menjadikan sebuah berita menarik.25
Menurut Fraser Bond dalam Tamburaka bahwa untuk menyajikan berita
yang bernilai tinggi dan dapat merangsang bangkitnya perhatian orang
banyak terdapat empat faktor, yakni :26
1. Ketepatan waktu
2. Kedekatan tempat kejadian
3. Besarnya
4. Kepentingan
Infotainment di Indonesia kini sudah seperti menjadi makanan sehari –
hari bagi masyarakat mengingat kebutuhan informasi dalam dunia hiburan
semakin dibutuhkan. Konsep infotainment mulanya dipopulerkan oleh para
penggiat di Jhon Hopkins University (JHU), Baltimore, AS. Pada mulanya
mereka bukanlah orang yang bergerak pada industrialisasi media, melainkan
sekumpulan orang yang bekerja dalam misi kemanusiaan guna meningkatkan
kesejahteraan melalui aspek kesehatan. Sehingga pada saat itu dirumuskanlah
formula jitu mengenai konsep penyampaian pesan guna mengubah perilaku
kesehatan masyarakat dan lahirlah konsep infotainment itu sendiri.27
Konsep infotainment merupakan neologisme dari penggabungan antara
informasi dan entertainment. Memang pada dasarnya adalah sebuah informasi
sebagai poin utamanya, sedangkan hiburan disisipkan guna pancingan untuk
25
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa. 2012. Hal 138 26
Ibid., hal 139 27
Nuruddin, Media Media Pembunuh Masyarakat. Yogyakarta: Litera Buku. 2010. Hal. 51
26
memalingkan perhatian khalayak. Tentu saja harus dengan porsi informasinya
lebih besar ketimbang hiburannya.28
Di Indonesia, tidak dipungkiri lagi
bahwa kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi telah menjadi kebutuhan
yang wajib untuk dipenuhi. Namun, masyarakat masih belum mengetahui
apakah yang sebenarnya terjadi, kini infotainment cenderung menyajikan
sebuah pemberitaan atau sajian yang menyudutkan salah satu pihak tanpa
adanya sebuah proses investigasi.
Melihat dari konsep awal lahirnya infotainment dibandingkan dengan apa
yang terjadi pada prakteknya sekarang ini, sungguh perkembangan dunia
infotainment tidak semestinya sebab kini konsep infotainment bisa dibilang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak hanya pada industrialisasi
media elektronik saja, infotainment telah lahir dan melebarkan sayapnya ke
ranah media baru sebut saja contohnya dengan adanya internet konsep ini
terus berkembang. Infotainment telah memasuki ranah sosial media, dimana
tidak sedikit dari sosial media memberikan informasi seputar itu. Konsep
idealisme dalam praktik jurnalistik pun kian kemari semakin tergeser dengan
adanya kebebasan tiap orang untuk dapat mengakses dan memperoleh sebuah
informasi.
Kembali pada pembahasan konsep jurnalistik, seiring dengan
berkembangnya konsep infotainment itu sendiri masyarakat seakan menjadi
tidak cerdas dalam artian masyarakat dengan mudahnya menelan berita atau
sajian yang diberikan dengan menelan mentah – mentah. Jika dilihat dari teori
komunikasi massa, masyarakat Indonesia kini seperti menganut teori jarum
28
Ibid., hal. 52
27
suntik.
Melalui teori sederhana tersebut sebagai efek komunikasi massa, jelas
terlihat bahwa media massa sebagai penyedia informasi sangatlah
mendominasi pemikiran masyarakat sebab masyarakat bukanlah atom – atom
yang mengalami alienasi melainkan agen yang dapat menunjukkan
kemampuan dalam menanggapi sebuah sajian pesan. Masyarakat juga mampu
bertindak aktif dalam memainkan sajian pesan yang ada, mereka tidak pasif
bisa juga mereka akan melakukan sebuah tindakan oposisi atau perlawanan
terhadap pesan – pesan media itu sendiri.29
2.10 Teori Komunikasi Dunia Maya atau Teori Cybercommunity
Perkembangan dunia teknologi telematika yang semakin pesat telah
memunculkan berbagai macam persoalan dunia maya, kemudian juga
menyebabkan persoalan mengenai realitas maya. Teori ini bisa dibilang baru
sebab teori ini lahir dari kajian masyarakat maya yang memang telah lahir
akhir – akhir ini.30
Kajian tentang perkembangan teknologi ini menjadi pembahasan yang
utama dengan perkembangan media baru (new media). Perlu diketahui sendiri
bahwasannya media baru sendiri telah dikenal dengan banyak menekankan
bagaimana kontruksi sosial media memberikan dampak besar terhadap
kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Hal ini dibuktikan bahwa kini
29
Nuruddin. Media – Media Pembunuh Masyarakat. Yogyakarta: Litera Buku. 2010. Hal. 56 30
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006. Hal. 297
28
kehidupan masyarakat cyber menggambarkan manusia telah memiliki
kehidupan yang baru diatas kehidupan masyarakat pada dunia yang nyata.31
Teori ini menekankan pada kelompok sosial yang telah berkembang di
dunia maya. Meliputi bagaimana sebuah kelompok itu dapat tercipta,
bagaimana komunikasi dalam suatu kelompok bisa terjadi dan bagaimana
pesan atau simbol itu dapat digunakan untuk dapat merekontruksi pesan
penggunanya di dunia maya. Severin dan Tankard (dalam Bungin, 2005)
menjelaskan tentang aspek – aspek penting pada teori komunikasi dunia
maya, yakni :
1. Konsep dasar komunikasi digital, cyber space, virtual reality, komunitas
maya, chat room, multi user domain, interaktifitas, hypertext dan
multimedia.
2. Gagasan Mc Luhan tentang perkembangan media baru yang melibatkan
kesenjangan pengetahuan kredibilitas media dalam penentuan agenda
manfaat dan gratifikasi, pembaruan inovasi dan lain – lain.
3. Riset baru pada komunikasi masyarakat cyber yaitu medimorfosis, riset
tentang hypertext, riset multimedia, riset desain antar muka atau
komunikasi face to face.32
Teori Cybercommunity ini telah merumuskan sejauh mana teknologi
informasi dapat membentuk suatu kelompok pada dunia maya yang saling
berpengaruh dan berkaitan serta perlu diketahui bahwasannya pada dunia
31
Rohayati. Budaya Komunikasi Masyarakat Maya (Cyber): Suatu Proses Interaksi Simbolik. Pekanbaru: UIN SUSKA. 2017. Vol. 2 32
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006. Hal. 297
29
maya seorang individu akan berusaha untuk menemukan sebuah kelompok
sehingga dapat menciptakan suatu kelompok maya yang sesuai dengan
keinginannya.33
2.11 Model Teori S-O-R
Singkatan teori ini adalah Stimulus – Organisme – Respon, prinsip teori
ini merupakan prinsip teori yang sederhana, yaitu respon merupakan suatu
reaksi atau feedback yang diberikan oleh invidividu ketika diberi stimulus
atau rangsangan dari media. Menurut Burhan Bungin, prinsip teori ini tidak
berbeda jauh dari prinsip teori jarum hipodermik, dimana memiliki prinsip
ibarat media massa sebagai obat yang dimasukkan kedalam pembuluh darah
audience, dan kemudian akan memberikan reaksi sesuai yang diharapkan.34
Prinsip teori stimulus – organisme – respon ini berasumsi bahwa pesan
informasi diberikan oleh media massa secara sistematis dalam skala yang luas
sehingga akan diterima oleh individu secara serempak dengan skala yang
besar pula bukan pula ditujukan kepada per individu saja. Model ini
menyatakan bahwa media massa memiliki dampak yang sangat kuat dan
besar dalam lingkungan masyarakat, hal tersebut dapat diperkuat pula atas
adanya asumsi bahwa masyarakat memiliki animo yang besar terhadap media
terlebih lagi dengan tingginya kebutuhan setiap individu akan suatu
informasi, sehingga ketika ini diterpa secara berkala atau dalam jangka waktu
33
Rohayati. Budaya Komunikasi Masyarakat Maya (Cyber): Suatu Proses Interaksi Simbolik. Pekanbaru: UIN SUSKA. 2017. Vol. 2 34
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi:Teori, Paradigma dan Teknologi Komunikasi di Mayarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2007. Hal 277
30
yang lama tentunya akan menimbulkan feedback.35
2.12 Definisi Konsep dan Operasional
a. Definisi Konsep
Adalah penarikan batasan yang berfungsi untuk menjelaskan terkait
variabel yang digunakan secara singkat , jelas dan tegas.
- Pesan
Menurut KBBI, pesan memiliki arti tentang sebuah perintah, nasihat,
permintaan, atau amanah yang disampaikan lewat atau melalui orang lain.
Sedangkan dalam studi ilmu komunikasi pesan memiliki arti seperangkat
simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasana
atau suatu maksud dan tujuan tertentu.
- Komunikasi
Menurut KBBI, komunikasi ialah sutau bentuk pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami dan mungkin mendapat respon sesuai yang
diinginkan, komunikasi bisa juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk
hubungan.
- Respon
Menurut KBBI, respon merupakan suatu bentuk reaksi dan tanggapan atas
sesuatu. Sedangkan Djalaludin Rakhmat dalam bukunya mengatakan
bahwa respon merupakan suatu kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu
perangsang, dapat berupa hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan
35
Ibid.,
31
seorang subjek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan pesan.
- Pemberitaan
Menurut KBBI, pemberitaan dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara
melaporkan kejadian atau laporan interpretatif dengan pengkajian fakta –
fakta lengkap dengan latar belakang dan kejadian tersebut disampaikan
oleh para jurnalis. Pemberitaan disini disiarkan oleh media sosial
instagram.
- Netizen
Menurut KBBI, netizen didefinisikan sebagai warganet. Sekumpulan
masyarakat yang menggunakan atau terlibat dalam kegiatan dunia maya
atau internet, serta menjadikan internet sebagai wadah bersosial atau
berintelektual untuk berkepentingan dan berkegiatan.
Pesan komunikasi didefinisikan sebagai suatu bentuk penyampain pesan
dengan harapan mendapat hasil yang diinginkan oleh si pemberi pesan. Menurut
Siahaan dalam bukunya, pesan dapat dipaparkan dalam tiga unsur yakni :
1. Kode pesan, sekumpulan atau sederatan simbol yang disusun sehingga
memiliki atau menghasilkan makna bagi orang lain. Sebagai contoh ketika
beberapa unsur yang saling menyatu seperti bunyi, suara, huruf, kata yang
disusun sedemikian rupa dan memberikan arti yang kita kenal dengan
bahasa indonesia.
2. Isi pesan, sekumpulan bahan atau materi yang dirangkai oleh pemberi
pesan kepada komunikan untuk menjelaskan atau menyampaikan
tujuannya.
32
3. Wujud pesan, merupakan bagaimana pesan itu dibungkus oleh
komunikator agar komunikan tertarik akan isi pesan yang telah
disampaikan.
Dalam setiap melakukan proses komunikasi tentu unsur yang paling
penting adalah pesan, apakah pesan disampaikan melalu media yang tepat,
kalimat atau bahasa yang mudah dimengerti dan sesuai dengan maksud tujuan,
dari segi bentuknya pesan dapat dibagi menjadi tiga yakni informatif, persuasif,
dan koersif. Sedangkan, dalam menerima pesan informasi juga dibagi menjadi dua
yakni respon yang positif dan respon yang negatif.
b. Definisi Operasional
Adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang
lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai
suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di
definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau
operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau
variabel yang ditelitinya.
Tabel 2.1 Tabel Defini Operasional Berdasar Kategori Respon
Kategori Definisi Sub Kategori Definisi
Positive
Response
Jenis yang pertama adalah
respon positif, dimana
artinya bahwa penerima
pesan memberikan respon
atau tanggapan baik
terhadap pesan yang
disampaikan. Hal ini
tentunya akan berpengaruh
juga bagi komunikator
yang menerima tanggapan
Menerima/
menyetujui
Proses penerimaan dari
masyarakat terkait
informasi yang disajikan
oleh media dan
mendapat tanggapan
yang baik.
Memberikan saran
pribadi
Proses penerimaan dari
masyarakat yang
mempunyai maksud dan
tujuan untuk
33
baik tersebut, seperti dapat
mendorong komunikator
untuk lebih maju dan lebih
baik lagi.
menyampaikan
aspirasinya atas
informasi yang disajikan
oleh media.
Tidak
memihak/netral
Proses penerimaan dari
masyarakat yang tidak
berada pada posisi
tertentu, namun
terkadang juga bisa
memberikan asumsi
sebagai penengah atau
suatu informasi yang
diunggah oleh media.
Negative
Response
feedback negatif justru
dapat menyebabkan
menurunnya semangat
maupun mematahkan
kreativitas
komunikator.Hal ini
disebabkan karena
feedback negatif berarti
bahwa penerima pesan
memberikan tanggapan
atau respon yang tidak
baik atau bahkan tidak
suka terhadap pesan yang
disampaikan.
Penghinaan Proses penerimaan dari
masyarakat yang
meyinggung salah satu
pihak yang diberitakan
atau orang lain yang ikut
terlibat dalam informasi
yang disajikan.
Memprovokasi
orang lain
Proses penerimaan dari
masyarakat yang
bermaksud untuk
mengajak orang lain
untuk mengikuti apa
yang ia kehendaki dan
mempengaruhi orang
lain dengan cara
menghasut sesuai
asumsi yang ia
kehendaki pula
Menolak/Memberi
kan tanggapan
tidak
menyenangkan
Proses penerimaan dari
masyarakat yang
berujung pada
perlawanan dari
informasi yang
disajikan, serta tidak
menerima atas informasi
yang disajikan.
Tidak Jelas Proses penerimaan dari
masyarakat yang tidak
mengomentari isi
pemberitaan terkait
Recommended