View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
40
BAB III
METODA PENELITIAN
Metoda penelitian merupakan teknik atau prosedur yang sangat penting
dalam keseluruhan rancangan dan pelaksanaan penelitian. Metoda penelitian
berfungsi dalam memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan
bagaimana penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian tersebut
menjadi lebih terarah. Metoda adalah cara yang dapat dilakukan dalam mencapai
tujuan tertentu. Keberhasilan suatu penelitan bergantung pada metoda penelitian
yang dipilih. Pada bagian ini penulis menguraikan tujuan penelitian, populasi dan
sampel, metoda pengumpulan data, variabel penelitian serta metoda analisis data.
3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi
kepemilikan, ukuran perusahaan, dewan direksi, profitabilitas, tingkat hutang
(leverage) dan pertumbuhan perusahaan terhadap praktik eksproriasi yang terjadi
di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metoda analisis deskriptif untuk
mendeskripsikan demografi dan karakteristik perusahaan sampel terhadap praktik
ekspropriasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksplanatori sebab akibat (causal research) yang berarti bahwa
penelitian ini mencoba untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan sebab
akibat antara analisi variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan
(Singarimbun & Effendi, 1995). Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
kuantitatif, yang merupakan pendekatan penelitian yang bersifat objektif,
41
mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metoda
pengujian statistik (Hermawan, 2005).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk
memperoleh kesimpulan (Cooper & Emory, 1996). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan industri manufaktur dan industri perdagangan (retail) yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggunaan perusahaan industri manufaktur dan
industri pedagangan (retail) sebagai sampel penelitian didasari oleh keinginan
peneliti untuk menghindari pengaruh perbedaan karakteristik perusahaan. Selain
itu juga perusahaan tersebut melakukan transaksi pihak berelasi.
Periode pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini selama tiga
tahun, yaitu tahun 2009 hingga 2011. Periode pengamatan tersebut dipilih karena
pada tahun 2008 Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang
menimpa Indonesia pada tahun 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi
Amerika Serikat dan hal ini berpengaruh terhadap penurunan ekspor Indonesia ke
Amerika Serikat. Penulis memilih periode krisis dengan pertimbangan Corporate
Government yang diterapkan di Indonesia masih tergolong lemah, sehingga
kelemahan tata kelola perusahaan tersebut memberikan peluang kepada beberapa
pihak untuk memanfaatkan kondisi ini dalam melakukan ekspropriasi melalui
transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi.
42
3.3 Metoda Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari database
laporan keuangan yang tersedia di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, database BEI yang tersedia
secara online pada situs http://www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak ketiga
atau pihak lain sebagai sampel dalam suatu penelitian, sehingga peneliti tidak
memperoleh data secara langsung (Indriantoro & Supomo, 2002). Data sekunder
pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data documenter).
Penentuan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Purposive sampling dilakukan dengan menggunakan kriteria tertentu (Hartono,
2004). Adapun kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel antara lain
sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan
laporan keuangan audit lengkap per 31 Desember 2009 - 2011.
2. Tidak termasuk perusahan dalam daftar de-listing dan dihentikan
perdagangannya oleh Bapepam-LK.
3. Perusahaan yang termasuk dalam Sektor Industri Manufaktur dan Sektor
Perdagangan, tidak termasuk perusahaan yang bergerak dalam sektor
Keuangan.
43
4. Perusahaan tersebut melakukan transaksi pihak berelasi berupa penjualan
dan pembelian selama periode pengamatan.
5. Laporan keuangan perusahaan dalam mata uang Rupiah.
6. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan.
Tabel 3.1
Hasil seleksi dari sampel penelitian
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel yang digunkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel terikat adalah variabel
yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan, sedangkan variabel
bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat
(Situmorang, 2010). Variabel bebas yang digunakan yaitu konsentrasi
kepemilikan, ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, profitabilitas,
tingkat hutang (leverage), pertumbuhan perusahaan dan afiliasi perusahaan.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah transaksi antar pihak
berelasi yang dikategorikan menjadi dua, yaitu transaksi penjualan antar pihak
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan Manufaktur dan Perdagangan yang terdaftar di
BEI tahun 2009-2011
123
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan
dan laporan tahunan secara berturut-turut
9
3 Laporan keuangan bukan Rupiah dan tidak tertanggal 31
Desember
8
4 Perusahaan tidak melakukan transaksi pihak berelasi selama
periode pengamatan
50
Total perusahaan yang memenuhi persyaratan sebanyak 56
Jumlah data observasi 168
44
berelasi dan transaksi pembelian antar pihak berelasi. Kedua variabel terikat
tersebut tidak memiliki hubungan atau pengaruh satu sama lain.
3.4.1 Variabel Terikat
Dalam mengukur praktik ekspropriasi sebagai variabel terikat dapat
menimbulkan kerumitan karena adanya beberapa definisi terkait dengan istilah
ekspropriasi itu sendiri. Sehingga dalam hal ini penulis menggunakan transaksi
antar pihak berelasi (RPTs) untuk merepresentasikan praktik ekspropriasi secara
tidak langsung yang terjadi di Indonesia. Secara spesifik, penulis mengacu pada
Cheung, Rau dan Stouraitis (2006) dalam mengidentifikasi transaksi pihak
berelasi yang mengindikasikan adanya praktik ekspropriasi terhadap pemegang
saham minoritas. Cheung et al. (2006) mengklasifikasikan transaksi pihak
berelasi ke dalam tiga kategori yaitu transaksi-transaksi yang sebelumnya
mengindikasikan adanya praktik ekspropriasi (antara lain : akuisisi aset, penjualan
aset, penjualan ekuitas, hubungan perdagangan dan pembayaran terhadap pihak-
pihak yang berhubungan), transaksi-tansaksi yang mengindikasikan memberikan
keuntungan kepada perusahaan publik (misalnya penerimaan kas dan hubungan
subsidiari) dan transaksi-transaksi yang didorong oleh rasionalisasi strategi
(misalnya penawaran pengambilalihan (takeover) dan usaha gabungan (joint
venture), akuisisi kepentingan penggabungan usaha (joint venture) dan
penjualan). Namun dalam penelitian ini, penulis hanya mengacu pada transaksi
penjualan dan pembelian baik barang dagang ataupun aset.
Bagaimanapun, dalam riset ini penulis hanya menggunakan Panel A
sebagai proksi transaksi untuk mengukur praktik ekspropriasi yang ada di
45
Indonesia daripada ketiga panel lain yang telah diperkenalkan oleh Cheung et al.
(2006). Transaksi-transaksi yang termasuk dalam Panel A tersebut antara lain:
a. Akuisisi aset oleh perusahaan publik dari pihak berelasi,
b. Penjualan aset oleh perusahaan publik kepada pihak berelasi,
c. Penjualan ekuitas perusahaan publik terhadap pihak berelasi,
d. Hubungan perdagangan (trading relationship) antara perusahaan
publik dan pihak berelasi,
e. Transasksi pembayaran kas langsung atau penjaminan hutang dari
perusahaan publik kepada pihak berelasi.
Informasi tersebut tersedia di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan perusahaan
publik. Riset ini menggunakan nilai uang dari setiap transaksi dan menghitung
total nilai transasksi tersebut. Kemudian total nilai tersebut dibagi dengan total
aset setiap perusahaan.
3.4.2 Variabel Bebas
Dalam riset ini penulis menggunakan tujuh variabel bebas dan salah
satunya bertindak sebagai variabel dummy sebagai faktor yang mempengaruhi
praktik ekspropriasi di Indonesia antara lain:
i. Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan adalah ukuran sejauh mana sebaran
kepemilikan dari saham-saham yang tercatat di bursa saham
46
perusahaan. Konsentrasi kepemilikan terbagi dalam dua bentuk
struktur kepemilikan yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan
kepemilikan menyebar. Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi
jika sebagian besar saham suatu perusahaan dimiliki oleh sebagian
kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut
memiliki jumlah saham yang relative dominan jika dibandingkan
dengan pemegang saham lainnya. Dalam penelitian ini
menggunakan kepemilikan institusional, dimana kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi
(Siregar dan Siddharta, 2005). Pengukuran kepemilikan institusional
ini diperoleh dengan cara menjumlahkan lembar saham yang
dimiliki oleh institusi, baik keuangan maupun perusahaan (investor
institusional) dibagi dengan total jumlah saham yang beredar.
ii. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala dimana suatu perusahaan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar,
menengah dan kecil (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005). Cara
yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan tersebut
dapat melalui total nilai aktiva, total penjualan, jumlah tenaga kerja,
nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam penelitian ini ukuran
47
perusahaan diproksikan melalui logaritma total aset yang dimiliki
oleh perusahaan publik.
Keterangan :
SIZEit = Ukuran perusahaan i pada periode t
Log TAit= Log Total Aset perusahaan I pada periode t
iii. Dewan Komisaris
Komisaris independen merupakan anggota independen yang
bertugas melakukan pengawasan terhadap manajemen. Peraturan
BEI tanggal 1 Juli 2000 menyatakan bahwa perusahaan yang tercatat
di bursa saham harus memiliki komisaris independen yang secara
proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham minoritas. Dalam peraturan tersebut, proporsi
komisaris independen minimal 30% dari seluruh dewan komisaris.
Proporsi dari anggota dewan komisaris independen dalam penelitian
ini dihitung melalui jumlah dewan komisaris independen dibagi
dengan total dewan komisaris. Informasi ini dapat diperoleh melalui
laporan tahunan perusahaan.
48
iv. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap,
1998). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan melalui
rasio laba operasi (EBIT) dibagi dengan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan publik (Return on Assets).
v. Tingkat Leverage
Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban dengan ekuitas. Rasio ini digunakan untuk melihat
proporsi ekuitas dan utang yang digunakan dalam membiayai aset
perusahaan. Tingkat leverage dalam penelitian ini diproksikan
melalui rasio total liabilitas terhadap total ekuitas perusahaan publik
pada akhir periode (Carslaw & Kaplan, 1991).
Keterangan:
= Debt to Equity Ratio perusahaan i pada periode t
= Total Liabilities perusahaan i pada periode t
= Total Equity perusahaan i pada periode t
49
vi. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini,
pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan menilai harga pasar
saham biasa terhadap nilai buku saham (Price to Book Value). Nilai
harga saham biasa merupakan harga penutupan dari periode
sebelumnya.
Tabel 3.2
Ringkasan variabel, indikator dan pengukuran
Variabel Indikator Pengukuran
Terikat
Akuisisi aset dengan pihak
berelasi
RPS dan RPP
Penjualan aset dengan pihak
berelasi
Penjualan ekuitas dengan
pihak berelasi
Perdagangan dan
pembayaran kas dengan
pihak berelasi
Bebas
Kepemilikan Institusional
Perusahaan
% kepemilikan saham
oleh institusional
Ukuran perusahaan
Logaritma total aset
perusahaan
Proporsi Dewan Komisaris
Independen
Total dewan direksi
independen/total dewan
komisaris
Profitabilitas ROA
Leverage DER
Tingkat pertumbuhan
perusahaan PBV harga saham
3.4.3 Variabel Dummy
50
Dalam penelitian ini, penulis mengelompokkan sampel ke dalam
perusahaan yang berafiliasi dalam grup bisnis dan perusahaan tunggal (bukan
grup bisnis). Afiliasi grup bisnis sebagai variabel dummy, yang merupakan suatu
bilangan yang dibangkintan dari level atribut tertentu. Perusahaan grup diartikan
sebagai induk perusahaan (holding company) dan perusahaan tunggal diartikan
sebagai bukan induk perusahaan. Subsampel yang berafiliasi dalam kelompok
bisnis akan diberi nilai 1 dan subsample yang tidak berafiliasi dalam kelompok
bisnis atau bisnis tunggal akan diberi nilai 0. Tujuan yang diharapkan penulis
dalam mengikutsertakan afiliasi perusahaan adalah untuk mengetahui apakah
dengan adanya afiliasi perusahaan berpengaruh terhadap meningkatnya atau
berkurangnya transaksi pihak berelasi yang mengindikasikan terjadi ekspropriasi.
Informasi ini dapat diperoleh dari Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan
Tahunan Perusahaan.
3.5 Metoda Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis statistik deksriptif dan
analisis regresi linear (OLS). Analisis deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan demografi dan karakteristik keuangan dari perusahaan sampel.
Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social
Science) 18. Regresi linear (Ordinary Least Square) merupakan salah satu metoda
dalam regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi linear dapat menghasilkan
estimator terbaik dibandingkan dengan metoda lain jika semua asumsi klasik
terpenuhi. Penelitian ini meninjau pengaruh konsentrasi kepemilikan, ukuran
51
perusahaan, bebassi dewan direksi, profitabilitas, tingkat hutang dan pertumbuhan
perusahaan terhadap praktik ekspropriasi. Analisis regresi linear tersebut
menggunakan software SPSS 18. Persamaan regresi yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Dimana:
RPS/P : transaksi penjualan/pembelian pihak berelasi pada perusahaan i
INS : persentase kepemilikan institusional pada perusahaan i
SIZE : ukuran perusahaan i
INDEP_COM : persentase dewan komisaris independen pada perusahaan i
PROF : rasio keuntungan perusahaan i
LVRG : tingkat hutang perusahaan i
GRW : pertumbuhan perusahaan i
AFL : afiliasi perusahaan
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi maksimum dan minimum.
Analisis statistic deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini berguna untuk
mengetahui gambaran mengenai praktik ekspropriasi melalui transaksi pihak
berelasi (RPT) pada perusahaan yang berafiliasi dalam grup bisnis di Indonesia.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi dapat digunakan untuk menguji hipotesis haruslah
memenuhi persyaratan uji asumsi klasik. Hal ini dikarenakan jika uji asumsi
klasik tidak terpenuhi, maka model regresi menghasilkan estimator yang kurang
memadai. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi:
52
53
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi data yang berdistribusi
normal (Santoso, 2010). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel dependen dan variabel independen, keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas
dapat dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
Teknik analisis grafik untuk melihat normalitas adalah dengan melihat alur
peluang normal (normal probability plot). Dengan teknik tersebut, jika data
mengikuti alur garis normal pada grafik normal probability plot maka data
diasumsikan berdistribusi normal. Teknik pengujian normalitas lainnya dapat
menggunakan teknik analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengujian
dengan menggunakan teknik ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov
memiliki probabilitas > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi
normal. Dengan melakukan uji K-S dengan membuat hipotesis:
H0 : Sebaran data residual terdistribusi normal
H1 : Sebaran data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka H0
ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal (H0 < 0.05; H0 ditolak)
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka H0
diterima, yang berarti data terdistribusi normal (H0 > 0.05; H0 diterima).
54
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas yaitu adanya hubungan yang pasti antara variabel bebas
(Nawari, 2010). Sehingga uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas
(independen). Pada model regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi antar
variabel bebas. Jika terjadi saling korelasi antar variabel bebas, maka variabel ini
tidak ortogonal. Variabel yang ortogonal adalah varibel independen yang nilai
korelasi antar sesame variabel sama dengan nol.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah multikolinearitas dapat
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factory), ergon value dan condition
index. Dalam penelitian ini untuk menguji gejala multikolinearitas menggunakan
nilai VIF. Nilai yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Apabila terdapat
variabel bebas yang nilai toleransinya lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas
dalam model regresi.
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara
kesalahan pengganggu ke-i dengan kesalahan pengganggu sebelumnya. Jika
terjadi korelasi, maka disebut sebagai problem autokorelasi. Adanya korelasi
tersebut menyebabkan nilai covarian antar keduanya tidak sama dengan nol.
Model regresi yang baik seharusnya bebas dari autokorelasi. Penyebab timbulnya
autokorelasi salah satunya dari data yang sifatnya berkala (time series). Pengujian
55
autokorelasi biasanya dengan menghitung nilai statistik Durbin-Watson (DW)
yang kemudian dibandingkan dengan nilai kritis DW untuk menentukan
signifikansinya (Nawari, 2010).
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas, atau biasa disebut
dengan homoskedastisitas. Untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas dapat
dengan menggunakan metoda grafik. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
scatter plot antara nilai residu kuadrat dengan variabel terikat. Jika terdapat pola
grafis yang sistematis, dapat disimpulkan terjadi masalah heteroskedastis (Asnawi
& Wijaya, 2005). Pola yang terbentuk sebagai berikut:
a. Pola titik-titik membentuk suatu pola tertentu, misalnya bergelombang atau
melebar dan kemudian menyempit, maka mengindikasikan terjadi masalah
heteroskedastis.
b. Jika titik-titik tidak membentuk suatu pola yang jelas dan menyebar ke atas
dan dibawah angka 0 sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi
masalah heteroskedastis.
56
3.4.3 Uji Ketepatan Model
Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
Ordinary Least Square (OLS). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahu
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan tingkat
signifikansi 0.05.
3.4.3.1 Koefisien Determinasi ( )
Koefisien Determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil
mengindikasikan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi-variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhdap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
variabel independen akan meningkatkan nilai , meskipun variabel yang
ditambahkan tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :
57
: ρ = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
: ρ ≠ 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai probabilitas
statistic F (nilai ρ) dengan tingkat signifikan yang ditetapkan sebesar 5%. Jika
nilai probabilitas statistic F lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% maka
ditolak dan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel inependen
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu parameter merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen digunakan hipotesis nol ( )
dan hipotesis alternative ( .
: ρ = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
: ρ ≠ 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar
5% atau 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan pada
nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas statistic t lebih kecil dari
tingkat signifikansi 5%, maka diterima dan ditolak. Hal ini menunjukkan
58
bahwa suatu variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Recommended