View
49
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
aaaa
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Umum
a. Data Geografi
Secara geografi Puskesmas Padasuka terletak di Kecamatan Cimahi
Tengah Kota Cimahi, berada pada 720 m di atas permukaan laut,dan mendapat
curah hujan 280 mm per tahun. Adapun batas - batasnya sebagai berikut :
sebelah barat : Desa Ngamprah
sebelah utara : Desa Cipageran
sebelah timur : Desa Karang Mekar
sebelah selatan : Desa Cibeber
Wilayah kerja Puskesmas Padasuka meliputi dua kelurahan, yaitu
Kelurahan Padasuka dan Kelurahan Setiamanah. Luasnya kurang lebih 335,180 ha
yang terbagi atas :
Kelurahan Padasuka dengan luas 198.180 ha yang terdiri dari 21 RW.
Kelurahan Setiamanah dengan luas 130 ha terdiri dari 18 RW.
Kondisi kedua wilayah kelurahan, umumnya perkotaan, dengan banyak
pemukiman penduduk yang relatif padat, dengan jalan dan gang-gang sempit yang
penuh dengan kendaraan.
22
23
b. Data Demografi
Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padasuka dapat
dilihat pada table-tabel berikut ini .
Distribusi Penduduk menurut Kelompok Usia
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk menurut Kelompok UsiaKelurahan Usia
0-3 4- 6 7 - 12 13- 15 16- 18 19 - 26 27 - 56 >57 Jumlah
Padasuka 4277 2561 4850 2992 3096 7259 4362 1380 30777
Setiamanah 1397 1342 2236 1542 1365 4126 9481 731 22220
Jumlah 5674 3903 7086 4534 4461 11385 13843 2111 52997
(Sumber data : Data Demografi Kelurahan Tahun 2006)
Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
PendidikanKelurahan
JumlahPadasuka Setiamanah
Tamat SD/sederajat 4326 5100 9426
Tamat SLTP/sederajat 817 4066 4883
Tamat SLTA/sederajat 4968 6135 11103
Tamat 01/02/03 6498 756 7254
Tamat S1/S2/S3 741 1143 1884
(Sumber data : Data Demografi Kelurahan Tahun 2006)
24
4.1.2 Data Khusus
4.1.2.1 Karakteristik Penderita berdasarkan Jenis Kelamin
a. Karakteristik Penderita berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2006
Tabel 4.3 Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2006Jenis Kelamin Jumlah Penderita Persentase
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
44
42
86
51%
49%
100%
Gambar 4.1. Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2006
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin penderita tahun 2006, sebagian
besar penderita 51% berjenis kelamin laki-laki, dan 49% lainnya adalah
perempuan.
25
b. Karakteristik Penderita berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2007
Tabel 4.4 Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2007Jenis Kelamin Jumlah Penderita Persentase
Laki-laki 44 48%
Perempuan 47 52%
Jumlah 91 100%
Gambar 4.2. Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2007
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin penderita tahun 2007, sebagian
besar penderita 52% berjenis kelamin perempuan dan 48% lainnya adalah laki-
laki.
26
c. Karakteristik Penderita berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008
(Januari-Maret)
Tabel 4.5 Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2008 Jenis Kelamin Jumlah Penderita Persentase
Laki-Laki 12 55%
Perempuan 10 45%
Jumlah 22 100%
Gambar 4.3. Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin tahun 2008
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin penderita tahun 2008, sebagian
besar penderita 55% berjenis kelamin laki-laki, dan 45% lainnya adalah
perempuan.
4.1.2.2 Karakteristik Penderita berdasarkan Usia
27
a. Karakteristik Penderita berdasarkan Usia Tahun 2006
Tabel 4.6 Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2006
UsiaJumlah
PenderitaPersentase
0 -14 tahun 31 36%
> 14 tahun 55 64%
Jumlah 86 100%
Berdasarkan karakteristik usia penderita tahun 2006, 55 penderita (64%)
yang berusia > 14 tahun, 31 penderita (36%) berusia 0-14 tahun.
b. Karakteristik Penderita berdasarkan Usia Tahun 2007
Gambar 4.4 Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2006
28
Tabel 4.7 Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2007Usia Jumlah Penderita Persentase
0-14 tahun 29 32%
>14 tahun 61 68%
Jumlah 90 100%
Gambar 4.5. Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2007
Berdasarkan karakteristik usia penderita tahun 2007, 61 penderita (68%)
yang berusia > 14 tahun, 29 penderita (32%) berusia 0-14 tahun.
c. Karakteristik Penderita berdasarkan Usia Tahun 2008 (Januari-Maret)
29
Tabel 4.8 Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2008 (Januari-
Maret)
Usia Jumlah Penderita Persentase
0 - 14 tahun 7 37%
> 14 tahun 12 63%
Jumlah 19 100%
Gambar 4.6 Karakteristik penderita berdasarkan usia tahun 2008
Berdasarkan karakteristik usia penderita tahun 2008 (Januari-Maret), 7
penderita (37%) yang berusia 0 – 14 tahun, 12 penderita (63%) berusia > 14 tahun
tahun.
4.1.2.3 Karakteristik Penderita berdasarkan Klasifikasi Jenis Tuberkulosis
30
a. Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis
tahun 2006
Tabel 4.9 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2006
Klasifikasi PenyakitJumlah
PenderitaPersentase
Paru 73 85%
Ektra Paru 13 15%
Jumlah 86 100%
Gambar 4.7 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2006
Berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2006, sebagian besar
penderita 85% terkene tuberkulosis paru, dan 15% lainnya adalah tuberkulosis
ektra paru.
31
b. Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis
tahun 2007
Tabel 4.10 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2007
Klasifikasi
Penyakit
Jumlah
PenderitaPersentase
Paru 75 82%
Ektra Paru 16 18%
Jumlah 91 100%
Gambar 4.8 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2007Berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2007, sebagian besar
penderita 82% terkena tuberkulosis paru, dan 18% lainnya adalah tuberkulosis
ektra paru.
32
c. Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis
tahun 2008 (Januari-Maret)
Tabel 4.11 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2008
Klasifikasi Penyakit Jumlah Penderita Persentase
Paru 19 86%
Ektra Paru 3 14%
Jumlah 22 100%
Gambar 4.9 Karakteristik penderita berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis
tahun 2008
Berdasarkan klasifikasi jenis tuberkulosis tahun 2008, sebagian besar
penderita 86% terkene tuberkulosis paru, dan 14% lainnya adalah tuberkulosis
ektra paru.
33
4.1.2.4 Karakteristik Pemeriksaan Penderita per Bulan
a. Karakteristik pemeriksaan penderita per bulan tahun 2006
Tabel 4.12 Karakteristik pemeriksaan penderita per bulan tahun 2006
No BulanBTA (+)
RO (-)
BTA (-)
RO (+)Ektra Paru Anak Jumlah Ket
Januari 2 1 - 3 6
Februari 2 1 - 2 5
Maret 1 - 1 5 7
April 1 - 1 4 6
Mei 1 2 2 1 6
Juni 1 1 1 2 5
Juli 3 4 2 6 15
Agustus 3 1 2 3 9
September 2 1 - - 3
Oktober 3 1 2 2 8
November 2 2 1 1 6
Desember 3 3 2 2 10
Jumlah 24 17 14 31 86
34
Gambar 4.10 Angka kesakitan tuberkulosis tahun 2006
Angka kesakitan terbesar untuk tuberkulosis paru BTA Positif terjadi pada
bulan Juli atau triwulan III. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat
keberhasilan penyuluhan petugas Puskesmas Padasuka yang tinggi sehingga
menimbulkan kesadaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padasuka untuk
melakukan pemeriksaan. Selain itu, peningkatan penderita tuberkulosis paru BTA
Positif pada triwulan III juga mungkin disebabkan oleh meningkatnya penularan
oleh suspek tuberkulosis paru BTA Positif.
35
b. Karakteristik pemeriksaan penderita per bulan tahun 2007
Tabel 4.13 Karakteristik pemeriksaan penderita per bulan tahun 2007
No BulanBTA (+)
RO (-)
BTA (-)
RO (+)Ektra Paru Anak Jumlah Ket
Januari 2 1 3 3 9
Februari 4 1 - 1 6
Maret 2 1 - 4 7
April 2 2 5 3 12
Mei 7 1 - 7 15
Juni 4 - 2 3 9
Juli 3 1 - 1 5
Agustus 3 - 2 1 6
September 2 - - 3 5
Oktober - - 3 1 4
November 4 2 1 1 8
Desember 2 1 - 1 4
Jumlah 35 10 16 29 90
36
Gambar 4.11 Angka kesakitan tuberkulosis 2007
Angka kesakitan terbesar untuk tuberkulosis paru BTA Positif terjadi pada
bulan Mei atau triwulan II. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat
keberhasilan penyuluhan petugas Puskesmas Padasuka yang tinggi sehingga
menimbulkan kesadaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padasuka untuk
berobat. Selain itu, peningkatan penderita tuberkulosis paru BTA Positif pada
triwulan II juga bisa disebabkan oleh meningkatnya penularan oleh suspek
tuberkulosis paru BTA Positif.
Angka kesakitan terbesar untuk tuberkulosis anak terjadi pada bulan Mei
atau triwulan II. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penderita tuberkulosis
paru BTA Positif di wilayah kerja Puskesmas Padasuka sehingga menimbulkan
angka penularan yang tinggi.
37
c. Karakteristik pemeriksaan penderita per bulan tahun 2008 (Januari-
Maret)
Tabel 4.14 Data Tahun 2007 (Januari-Desember)
No BulanBTA (+)
RO (-)
BTA (-)
RO (+)Ektra Paru Anak Jumlah Ket
Januari 3 1 - 3 7
Februari 3 1 1 3 8
Maret 3 1 2 1 7
Jumlah 9 3 3 7 22
38
Gambar 4.12 Angka kesakitan tuberkulosis 2008 (Januari-Maret)
Angka kesakitan tuberkulosis paru BTA Positif pada triwulan I di tahun
2008 telah memperlihatkan jumlah yang cukup besar. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Padasuka dari tahun
ke tahun telah berhasil sehingga meningkatkan kesadaran penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Padasuka untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan .
4.2 Pembahasan
Data tentang angka kesakitan tuberkulosis di Puskesmas Padasuka yang
diobservasi seharusnya data pada jangka waktu tiga tahun (2005-2007), tetapi
dikarenakan adanya pergantian pengurus dan perpindahan lokasi puskesmas, data
pada tahun 2005 tidak dapat diperoleh. Berikut ini adalah data mengenai angka
kesakitan tuberkulosis di Puskesmas Padasuka pada tahun 2006 sampai dengan
Maret 2008:
39
a. Tahun 2006 jumlah penderita yang paling banyak adalah laki-laki
dengan persentase 51%, sebagian berusia >14 tahun sebanyak 64%,
dan hampir 85% diantaranya menderita tuberkulosis paru.
b. Tahun 2007 jumlah penderita yang paling banyak adalah perempuan
dengan persentase sebesar 52%, sebagian berusia >14 tahun sebanyak
68%, dan hampir 82% diantaranya menderita tuberkulosis paru.
c. Tahun 2008 (Januari-Maret) jumlah penderita yang paling banyak
adalah laki-laki dengan persentase 55%, sebagian berusia >14 tahun
sebanyak 64%, dan hampir 86% menderita tuberkulosis paru.
Angka kesakitan untuk tuberkulosis paru BTA positif mengalami
peningkatan dalam jangka waktu tiga tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya:
Penularan yang besar dari penderita tuberkulosis paru BTA positif.
Meningkatnya kesadaran penduduk akan penyakit tuberkulosis paru.
Meningkatnya kegiatan penyuluhan dan/atau “jemput bola” oleh
petugas penanganan tuberkulosis paru di Puseksmas Padasuka.
Recommended